Vol. 18, No. 3 Juli 2012
ISSN 0854-4263
INDONESIAN JOURNAL OF
CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Majalah Patologi Klinik Indonesia dan Laboratorium Medik DAFTAR ISI PENELITIAN Pemeriksaan Prothrombin Time dan Activated Partial Thromboplastin Time dengan Humaclot VA Serta Sysmex CA 500 (Prothrombin Time and Activated Partial Thromboplastin Time Test’s Result using Humaclot VA and Sysmex CA 500) Misnah, Agus Alim Abdullah, Mansyur Arif, Burhanuddin Bahar ......................................................................
147–150
Asosiasi HLA-DRB1* dan HLA-DQB1* dengan IgM-RF Serum pada Artritis Reumatoid (Association HLA-DRB1* and HLA-DQB1* with Serum IgM-RF on Rheumatoid Arthritis) Joewono Soeroso, FM Judajana, H Kalim .................................................................................................................
151–156
Platelet Demam Berdarah Dengue (Platelets of Dengue Haemorrhagic Fever) PR Ayu, U Bahrun, M Arif ...............................................................................................................................................
157–160
Nilai Diagnostik Antigen TB dengan Rapid Test Device (TB Ag) untuk Tuberkulosis Paru (The Diagnostic Value of TB Antigen Using Rapid Test Device (TB Ag) for Pulmonary Tuberculosis) Sri Kartika Sari, Aryati ....................................................................................................................................................
161–167
Bakteri Aerob Patogen dan Uji Kepekaan Antimikroba di Ruangan Perawatan Penyakit Dalam (Antimicrobial Susceptibility Test of Pathogenic Aerobic Bacteria at the Internal Medicine Ward) Fedelia Raya, Nurhayana Sennang, Suci Aprianti ...................................................................................................
168–171
Korelasi Fungsi Hati terhadap Derajat Penyakit Demam Berdarah Dengue Anak (Correlation of Liver Functions Test, and the Grade of Dengue Hemorrhagic Fever in Children) Ani Kartini, Mutmainnah, Ibrahim Abdul Samad ...................................................................................................
172–175
Cryptosporidiosis Paru di Penderita TBC (Pulmonary Cryptosporidiosis in TBC Patients) R. Heru Prasetyo ...............................................................................................................................................................
176–178
Mycobacterium Tuberculosis dan PCR (Mycobacterium Tuberculosis and PCR) Yuyun Widaningsih, Ismawati Amin, Nurhayana Sennang, Uleng Bahrun, Mansyur Arif ..........................
179–183
Imunisasi Protein Adhesin 38-kDa Mycobacterium Tuberculosis Lewat Rongga Mulut Terkait Sel T
CD8+ di Paru (Oral Immunization with 38-kDa Adhesin Protein of Mycobacterium tuberculosis on CD8+ T Cells in Lung) Maimun Z Arthamin, Agus A Gani, Nurani Issiyah, Sanarto Santoso................................................................
184–190
Hitung Trombosit di Sindrom Koroner Akut Terkait Low Molecular Weight Heparin (LMWH) (Thrombocytes Count in Acute Coronary Syndrome Related to Low Molecular Weight Heparin (LMWH)) Cyntia Kornelius, Darwati Muhadi, Mansyur Arif ...................................................................................................
191–194
TELAAH PUSTAKA Perlemakan Hati Akut di Kehamilan (Acute Fatty Liver of Pregnancy) Meiti Muljanti, Leonita Anniwati, Juli Soemarsono ...............................................................................................
195–202
Dicetak oleh (printed by) Airlangga University Press. (075/07.12/AUP-A65E). Kampus C Unair, Jln. Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia. Telp. (031) 5992246, 5992247, Telp./Fax. (031) 5992248. E-mail:
[email protected];
[email protected] Kesalahan penulisan (isi) di luar tanggung jawab AUP
LAPORAN KASUS Cold Agglutinin pada Penderita Community Acquired Pneumonia (Cold Agglutinins in A Community Acquired Pneumonia Patient) Johanis, Juli Soemarsono ..............................................................................................................................................
203–208
INFORMASI LABORATORIUM MEDIK TERBARU ...........................................................................................................
209–210
PENELITIAN PEMERIKSAAN PROTHROMBIN TIME DAN ACTIVATED PARTIAL THROMBOPLASTIN TIME DENGAN HUMACLOT VA SERTA SYSMEX CA 500 (Prothrombin Time and Activated Partial Thromboplastin Time Test’s Result using Humaclot VA and Sysmex CA 500) Misnah1, Agus Alim Abdullah1, Mansyur Arif1, Burhanuddin Bahar2
ABSTRACT Prothrombin Time (PT) and an activated Partial Thromboplastin Time (aPTT) are routine coagulation tests used for pre-operative screening. The analytical step as one of the laboratory test’s stage that plays the role in the determination of the test is influenced by several factors, one of them is choosing its proper devices. The aim of this study was to know the correlation of the PT and aPTT test’s result using Humaclot VA and Sysmex CA 500 devices. A cross sectional study has been done at the Clinical Pathology Laboratory of Wahidin Sudirohusodo Hospital Makassar started from May 2009 until June 2009. The data were analyzed with T and Pearson’s Correlation test. From the 50 samples were obtained the percentage of the corresponding frequency of the PT results between Humaclot VA and Sysmex CA 500 about 84%, whereas the frequency of the corresponding results aPPT between Humaclot VA and Sysmex CA 500 is 76%, the Pearson correlation test for PT=0.58, and aPTT=0.38. There were found the suitability of PT, aPTT of Humaclot VA with CA 500 and both tools have a positive correlation. Key words: Prothrombin time, activated partial thromboplastin time, humaclot VA, sysmex CA 500 ABSTRAK Prothrombin Time (PT) dan activated Partial Thromboplastin Time (aPTT) merupakan pemeriksaan pembekuan darah (koagulasi) rutin pada penapisan prabedah. Tahap analitik merupakan salah satu yang berperan dalam menentukan hasil akhir pemeriksaan yang dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah yaitu pemilihan jenis alat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara hasil periksaan PT, aPTT dengan menggunakan Humaclot VA dan sysmex CA 500. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang di laboratorium Patologi Klinik RS Wahidin Sudirohusodo mulai Mei sampai Juni 2009. Data dianalisis dengan uji T dan kenasaban Pearson. Dari 50 sampel, didapatkan persentase kekerapan hasil PT yang sesuai antara Humaclot VA dan Sysmex CA 500 adalah 84%, sedangkan kekerapan hasil aPPT yang sesuai antara Humaclot VA dan Sysmex CA 500 adalah 76%, uji kenasaban Pearson untuk PT=0,58, aPTT=0,38. Terdapat kesesuaian hasil PT, aPTT dari Humaclot VA dengan CA 500 dan kedua alat ini bernasab positif. Kata kunci: Prothrombin time, activated partial tromboplstin time, humaclot VA, sysmex CA 500
PENDAHULUAN Prothrombin time (PT) adalah uji lama waktu pembekuan darah di alur keluaran (extrinsic pathway) dan alur bersama (common pathway). Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan perdarahan dan untuk menilai pengobatan yang dilakukan untuk mencegah perdarahan. Activated prothrombin thromboplastin time (aPTT) adalah uji lama waktu pembekuan darah di alur dasar (intrinsic
1 2
pathway). Uji aPTT biasanya dipanel dengan uji PT untuk mengetahui adanya kelainan perdarahan dan kemungkinan perdarahan yang banyak saat tindakan pembedahan.1–4 Pemeriksaan PT dan aPTT merupakan pemeriksaan penghentian perdarahan/hemostasis yang rutin terutama bagi pasien prabedah. Hal ini telah disarankan dalam beberapa telitian seperti kajian oleh Boger dkk5 yang menemukan bahwa 21% pasien yang menjalani tonsilektomi memiliki nilai aPTT (activated Partial Thromboplastin Time), PT (Prothrombin Time)
Departemen Patologi Klinik FK UNHAS. Jl. Perintis Kemerdekaan Tamalanrea Makassar Telp 0411-581226. E-mail:
[email protected] Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS
147
atau waktu perdarahan abnormal dan menyarankan agar pemeriksaan tersebut dilakukan di semua pasien untuk mencari kemungkinan kelainan koagulasi. Burk dkk5 meneliti secara prospektif untuk menilai kegunaan penapisan kelainan perdarahan prabedah anak dan melaporkan bahwa sebanyak 23 dari 31 pasien memiliki nilai aPTT yang memanjang.5 Pemeriksaan sampel di laboratorium, termasuk pemeriksaan PT dan aPTT melewati tiga tahapan yang sangat penting dan berperan dalam menentukan mutu pemeriksaan, yaitu pra-analitik, analitik dan pasca-analitik. Meskipun pemeriksaan telah dijalankan dengan sebaik-baiknya, tetapi seringkali masih terdapat masalah terkait mutu hasil laboratorik. Permasalahan yang timbul dalam tahap analitik untuk pemeriksaan PT dan aPTT dapat disebabkan oleh teknik pengerjaan yang tidak tepat serta beberapa faktor seperti suhu, reagen dan pemilihan alat.6 Saat ini di unit pelayanan laboratorium RS Wahidin Sudirohusodo (RSWS), terdapat pengukur pembekuan darah (koagulometer) yang baru untuk pemeriksaan PT dan aPTT yakni sysmex CA 500. Sebelumnya, terdapat koagulometer yang juga digunakan untuk pemeriksaan PT dan aPTT yakni Humaclot VA. Sysmex CA 500 dan Humaclot VA. Peralatan tersebut merupakan koagulometer automatik yang berasaskan sistem optika. Kedua alat ini dijalankan secara otomatik dan dilengkapi dengan cetakan (print out), cepat dan dapat memeriksa >50 sampel per jam. Keuntungan sysmex CA 500 antara lain dijalankan secara otomatik, mudah, menggunakan tatalangkah yang sederhana, sehingga didapatkan hasil yang teliti, tepat dan cepat. Alat ini dapat menemukan uji PT 50/jam atau tiga (3) tolok ukur (sebanyak 33 uji/jam. Alat ini tidak perlu memindahkan sampel ke dalam alat seperti Humaclot VA, sehingga lebih mudah dan efisien.7,8 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian hasil PT dan aPTT yang diukur dengan menggunakan Humaclot VA dan CA 500, dan manfaat kajian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan ilmiah mengenai kesesuaian hasil PT dan aPTT yang diukur dengan alat Humaclot VA dan CA 500 dan dapat dijadikan acuan untuk menggunakan peralatan tersebut untuk pemeriksaan PT dan aPTT. Berdasarkan uraian di atas, hasil periksaan PT dan aPTT dengan alat sysmex CA 500 diharapkan diketahui kesesuaian hasil jika menggunakan Humaclot VA dan dapat digunakan bersama-sama untuk mendapatkan hasil yang tepat guna dan efisien. Sehubungan penelitian tentang hal ini masih kurang dilakukan terutama di Makassar, maka peneliti tertarik untuk mengkaji untuk mengetahui kenasaban hasil periksaan PT dan aPTT menggunakan humaclot VA dan sysmex CA 500.
148
METODE Bahan penelitian adalah 5 mL darah lengkap (whole blood) dengan menggunakan sitrat 3,2% sebagai anti pembekuan darah (antikoagulan) yang diambil dengan menggunakan tabung hampa udara (vacutainer). Darah sitrat dipusingkan untuk mendapatkan platelet poor plasma (PPP) dengan memusingkan memakai kecepatan 3000 rpm selama 15 menit pada suhu kamar. Pemeriksaan PT dan aPTT dilakukan secara bersamaan menggunakan alat Humaclot VA dan CA 500. Asas pemeriksaan alat ini adalah memakai sistem optika. Humaclot VA menggunakan reagen hemostat Tromboplastin-SI untuk uji PT dan reagen hemostat aPTT-EL untuk uji aPTT, dari Human, Jerman, dengan nilai normal untuk pemeriksaan PT: 10–16 detik dan aPTT: 26,1–36,3 detik. Di CA 500 reagen yang digunakan untuk uji PT adalah Thromborel, untuk uji aPTT digunakan reagen actin FS, keduanya buatan PT Sysmex Indonesia. Nilai rujukan untuk CA 500, untuk PT: 9,8–12,6 detik dan aPTT: 24,8 –34,4 detik. Penelitian dilakukan di Laboratorium RS Wahidin Sudirohusodo Makassar mulai bulan Mei sampai Juni 2009. Rancangan penelitian adalah kajian potong lintang dengan jumlah sampel 50. Data dianalisis dengan menggunakan uji t dengan kenasaban Pearson.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian telah dilakukan terhadap 50 sampel selama kurun waktu Mei–Juni 2009 dengan hasil seperti yang tercantum di Gambar 1 berikut.
Gambar 1.
Kekerapan hasil periksaan PT, aPTT berdasarkan alat Humaclot VA dan CA 500.
Kekerapan hasil periksaan PT menggunakan Humaclot VA yang normal 48 (96%), memanjang 2 (4%) sedangkan CA 500 yang normal 42 (84%), memanjang 8 (16%). Pada pemeriksaan aPTT dengan Humaclot VA diperoleh hasil yang memendek 0 (0%), normal 48 (96%), memanjang 2 (4%) dan CA 500 didapatkan
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 18, No. 3, Juli 2012: 147–150
Tabel 1. Kesesuaian hasil periksaan PT, antara Humaclot VA dan Sysmex CA 500 PT-Humaclot PT-CA
Normal Memanjang
Jumlah keseluruhan
Jumlah % dari jumlah keseluruhan Jumlah % dari jumlah keseluruhan Jumlah % dari jumlah keseluruhan
Normal
Memanjang
Jumlah keseluruhan
41 82,0% 7 14,0% 48 96,0%
1 2,0% 1 2,0% 2 4,0%
42 84,0% 8 16,0% 50 100,0%
Tabel 2. Kesesuaian hasil periksaan aPPT antara Humaclot VA dan Sysmex CA 500
aPTT-Huma
normal
Hitung % jumlah keseluruhan Hitung % jumlah keseluruhan Hitung % jumlah keseluruhan
memanjang Jumlah keseluruhan
hasil yang memendek 12 (24%), normal 37 (74%), memanjang 1 (2%) (Gambar 1). Hal ini menunjukkan ada perbedaan hasil antara Humaclot VA dan CA 500 terutama pada pemeriksaan aPTT yang terdapat hasil memendek di sampel yang diperiksa dengan sysmex CA 500 dan tidak didapatkan di Humaclot VA. Hasil ini dapat diakibatkan oleh pembagian kelompok (memendek, normal, memanjang) didasarkan dengan nilai rujukan setiap alat, sehingga untuk melihat kesesuaian hasil kedua alat ini dapat dilihat persentase kesesuaian hasil PT, aPTT antara Humaclot dan aPTT (Tabel 1, 2). Pemeriksaan PT humaclot VA dan sysmex CA didapatkan hasil bahwa terdapat 42 (84%) yang memperlihatkan kesesuaian dan 8 (16%) yang memperlihatkan ketidaksesuaian antara kedua alat tersebut (Tabel 1). Pemeriksaan aPTT antara Humaclot VA dan Sysmex CA 500 memperlihatkan hasil bahwa terdapat 38 (76%) yang sesuai dan 12 (24%) yang tidak sesuai antara kedua alat tersebut (Tabel 2). Tabel 3. Kenasaban hasil PT, aPTT dengan Humaclot VA dan CA 500 Variabel yang dinasab PT aPTT
r 0,58 0,38
P 0,000 0,006
Tabel 3 menunjukkan bahwa uji kenasaban Pearson untuk hasil PT, menggunakan Humaclot VA dan CA 500 menunjukkan koefisien kenasaban sebesar 0,58 dengan p sebesar <0,0001 dan hasil aPTT menunjukkan kenasaban sebesar 0,38 dengan p sebesar 0,006. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kesesuaian hasil antara PT, aPTT yang dilakukan dengan dua alat
memendek 11 22,0% 1 2,0% 12 24,0%
aPTT-CA normal 37 74,0% 0 0% 37 74,0%
Jumlah memanjang keseluruhan 0 48 0% 96,0% 1 2 2,0% 4,0% 1 50 2,0% 100,0%
(Humaclot VA dan sysmex CA 500). Pada penelitian ini para peneliti mengelompokkan hasil periksaan menjadi normal, memendek dan memanjang baik di kelompok PT maupun aPTT dengan menggunakan kedua alat berdasarkan setiap rujukan. Kekerapan PT di Humaclot VA didapatkan hasil sebanyak 96% normal dan 4% yang memanjang, sedangkan CA 500 hanya 84% normal, tetapi yang memanjang didapatkan sebanyak 16%. Pada pemeriksaan aPTT dengan Humaclot VA diperoleh hasil 0% memendek, 96% normal, 4% memanjang, sedangkan dengan CA 500 didapatkan hasil 24% memendek, 74% normal, 2% memanjang (Gambar 1). Sehingga didapatkan kekerapan hasil PT dan aPTT yang berbeda antara kedua alat berdasarkan pengelompokan hasil normal, memendek atau memanjang dengan berdasarkan masing-masing rujukan. Dari hasil tersebut di atas, maka selanjutnya dilihat lebih jauh persentase kekerapan hasil PT yang sesuai antara Humaclot VA dan Sysmex CA 500 dan didapatkan hasil 84% yang sesuai, berarti di antara 10 sampel yang diperiksa didapatkan 8 yang sesuai antara kedua alat tersebut (Tabel 1). Ketidaksesuaian ini menurut sebaran kekerapan (Gauss) berada di satu simpang baku (16%), sehingga hal ini masih dapat diterima. Kekerapan hasil aPPT yang sesuai antara Humaclot VA dan Sysmex CA 500 didapatkan hasil 76%, yang berarti bahwa di antara 10 sampel yang diperiksa didapatkan 7 buah yang sesuai antara kedua alat tersebut (Tabel 2). Perbedaan ini berada di kisaran satu sampai dua simpang baku (sebaran Gauss), sehingga ketidaksesuaian ini juga masih dalam batas penyimpangan yang diperbolehkan. Didasari hasil kesesuaian yang didapatkan, ternyata di aPT didapatkan persentase kesesuaian yang lebih
Pemeriksaan Prothrombin Time dan Activated Partial Thromboplastin Time - Misnah, dkk
149
tinggi dibandingkan dengan aPTT di antara kedua alat tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil uji kenasaban Pearson yang di PT didapatkan kenasaban positif, sedangkan antara Humaclot dan Sysmex CA 500 dengan nilai p=0,000. Dan di aPTT didapatkan kenasaban positif lemah antara kedua alat ini.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil yang ditemukan para peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian hasil antara PT Humaclot VA dan Sysmex CA 500 dengan kenasaban positif, begitu pula dengan hasil aPTT. Sehubungan hal tersebut, maka para peneliti menyarankan bahwa penggunaan kedua alat secara bersamaan dapat dilakukan dengan mencantumkan nama alat yang digunakan dan pemilihan untuk penggunaan salah satu dari kedua alat ini bergantung dari setiap laboratorium.
150
4.
5. 6.
7.
8.
Rand JH, Senzel L. Laboratory evaluation of hemostatic disorders. In Hematology Basic Principles and Practice. 4th ed., Philadelphia, Elsevier Churchill Livingstone, 2005; 2001–9. Spectra laboratories. Prothrombin Time testing. 2007. Available from: http://www.spectralaboratories.com/resources/pdf_ scientific/ProThrom.pdf. Rodak BF, Fritsma GA, Doig K. Laboratory evaluation of hemostasis. In: Hematology Clinical Principle and Aplication. 3rd ed., St. Louis, Saunnder Elsevier, 2007; 670–96. John PG, Goerge MR, John F, Frixos P, John NL, Bertil G. Diagnostic approach to the bleeding disorders. In: Wintrobe’s Clinical Hematology. Chapter 51. 11th ed., Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins, 2004; 1515–26. Rahardjo E, Sunatrio, suzanna I, dkk. Persiapan rutin prabedah elektif. 2003; 1–30. Santosa E. Ketidaksesuaian dalam tahap analitik pemeriksaan laboratorium. In: Kumpulan Makalah Pendidikan Kedokteran Berkesinambungan Patologi Klinik. Jakarta, UI, 2005; 13–6. Riadi W. Nilai rujukan parameter koagulasi dengan menggunakan koagulometer otomatik Sysmex CA-560. Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2008; 1–36. Human. User Manual Humaclot. 2005. Available from: http// www.human.de.
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 18, No. 3, Juli 2012: 147–150