EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TIPE DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KETERAMPILAN BERBICARA SISWA (Sebuah Penelitian Tindakan Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Padaherang Ciamis Tahun Pelajaran 2010-2011)
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Nunung Nurjanah Widya NIM: 106013000308
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TIPE DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA PENINGKATKAN KUALITAS KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
(Sebuah Penelitian Tindakan Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Padaherang Ciamis Tahun Pelajaran 2010-2011)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Nunung Nurjanah Widya Nim: 106013000308
Di bawah bimbingan
Pembimbing I
Drs. E Kusnadi. NIP: 1946001 19650 1 001 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H
ABTRAKSI Skripsi ini berjudul efektivitas penggunaan model reciprocal teaching tipe diskusi kelompok dalam upaya peningkatkan kualitas keterampilan berbicara siswa. Penelitian ini berangkat dari rumusan masalas sebagai berikut : (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran berbicara dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching (2) Bagaimana proses pembelajaran berbicara dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching (3) Bagaimana hasil pembelajaran bebicara dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Oleh karena itu, melalui penelitian ini secara husus ingin dicapai tujuan penelitian antara lain : (1) Untuk menggambarkan perencanaan pembelajaran berbicara dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching (2) Untuk menggambarkan prosees pembelajaran berbicara dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching (3) Untuk menggambarkan hasil pembelajaran berbicara dengan model dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul didalam kelas. Metode yang dilakukan peneliti terdiri atas tiga tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Ketiga tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah yang sama yang difokuskan pada pembelajaran diskusi sebagai aplikasi dari keterampilan berbicara melalui model Reciprocal Teaching. Berdasarkan hasil penelitian, data menunjukan bahwa keterampilan berbicara siswa melalui pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada pertemuan I persentase siswa yang mendapat skor paling tinggi yaitu 35,71 %. Pada pertemuan II persentase siswa mengalani peningkatan sebesar 23,81 % menjadi 59,52 %. Pada pertemuan III persentase siswa mengalami peningkatan sebesar 88,09 % disini terjadi peningkatan sebesar 28,57 % peningkatan kemampuan berbicara juga di ikuti dengan peningkatan rata-rata aktifitas siswa selama pembelajaran. Rata-rata aktifitas siswa dalam aspek siswa serius mengerjakan tugas yang di berikan guru, pada pertemuan II mengalami peningkatan sebesar 38,09 % diperoleh 52,38 % pada pertemuan I dan 90,47 % pada pertemuan ke II hal tersebut siswa serius mengerjakan tugas yang diberikan guru pada pertemuan I berada pada kategori “cukup” dan pada siklus II menjadi tergolong kedalam kategori “baik”. Seluruh siswa respon dengan mengemukakan gagasan dam pendapat pada saat diskusi berlangsung, yaitu persentase 100 % yang tergolong kategori “sangat baik”
BAB II ACUAN TEORITIS A. Keterampilan Berbahasa Nida
dan
Karris
mengemukakan
bahwa
keterampilan
berbahasa
mempunyai empat komponen yaitu: 1. keterampilan menyimak (listening skills) 2. keterampilan berbicara (speaking skill) 3. keterampilan membaca (reading skills) 4. keterampilan menulis (writing skills.)1 Setiap keteramplan itu, berhubungan erat sekali dengan tigaketerampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita belajar menyimak dan berbicara. Membaca dan menulis kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, dan merupakan catur tunggal.2
1. Berbicara Sebagai Sebuah Keterampilan Berbahasa Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan dan persaan.3 Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan 1
, Henry Guntur Taringan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 1957&1977), hlm. 19&9 2 Taringan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 1 3 Taringan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 16
7
8
yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak. Pada saat dia mengkomunikasikan gagasangagasannya; dan apakah dia antusias atau tidak. Menurut Mulgrave (dalam Taringan).4 Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda.5 2. Pengertian Berbicara Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tertulis bahwa berbicara adalah berkata;
bercakap; berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan,
tulisan, dsb.) atau berunding.6 Selain batasan di atas, tarigan degan titik berat kemampuan pembicara memberikan batasan bahwa Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyibunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta 4
Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 1954), hlm. 3—4 5
...Pengertian Keterampilan Berbicara [online]. Tersedia: http://google.com. [Juli 2010]. 6
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 144.
9
menyampikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sedangkan sebagai wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Sejalan dengan pendapat Tarigan, pendapat Mulgrave dalam Tarigan yang mengacu pada kamus dan berbunyi: Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau katakata untuk mengekspresikan pikiran. Keterangan lebih lanjut dari batasan ini adalah, berbicara merupakan sistem tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan otot-otot dan jaringan otot manusia untuk mengkomunikasikan ide-ide. Selanjutnya, berbicara merupakan bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor fisik, psikisneorologis, semantik, dan linguistik secara ekstensif sehingga dapat dianggap sebagai alat yang sangat penting untuk melakukan kontrol sosial .7 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya, berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaiakan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, berbicara ini dapat dibantu dengan mimik dan pantomimik pembicara. Beberapa prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara, antara lain: a. Membutuhkan paling sedikit dua orang; b. Mempergunakan suatau sandi linguistik yang dipahami bersama; c. Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum; d. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan; e. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada lingkungannya dengan segera; f. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini; 7
Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 16.
10
g. Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara atau bunyi bahasa dan pendengaran; h. Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memerlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil. Brooks (dalam Tarigan)8 3. Jenis-jenis Berbicara Ada beberapa kegiatan berbicara ke dalam dua jenis, yaitu: a. Berbicara di muka umum (public speaking) Jenis-jenis pembicaraannya meliputi hal-hal berikut: 1. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau melaporkan, yang bersifat informative (informative speaking) 2. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan, persahabatan (fellowship speaking) 3. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (persuasive speaking) 4. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati (deliberative speaking) b. Berbicara pada konferensi (converence speaking) Pembicaraan meliputi hal-hal berikut: 1. Diskusi kelompok (group discussion), yang terdiri atas: a. Tidak resmi (informal), yang meliputi: 1) Kelompok studi (study group) 2) Klompok pembuat kebijaksanaan (police making groups) 3) Komik b. Resmi (formal), yang dibagi atas: 1) Komperensi 2) Diskusi panel 3) Simposium 2. Prosedur parlementer (parliamentary procedure)
8
, Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), hlm.17—18
11
Secara singkat, albert dalam tarigan mengungkapkan prosedur parlementer mempunyai dua maksud utama yaitu: a. Meninjau serta mengarahkan urusan atau usaha secara efisien, secara tepat guna. b. Melindungi hak-hak semua anggota 3. Debat Berdasarkan
bentuk,
maksud,
dan
metodenya,
tarigan
mengklasifikasikan debat atas tipe-tipe atau kategori sebagai berikut: a. Debat parlementer atau majelis (assembly or parlementary debating) Debat parlementer atau majelis
bertujuan untuk member dan
menambahi dukungan bagi suatu undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan atau pendapatnya pun berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis. b. Debat pemeriksaan ulang untuk mmengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu (cross-examinaton debating) Debat ini bertujuan untuk mengajukan serangkaian pertanyaan yang saling berhubungan erat antara satu dengan yang lain, yang akan menyebabkan para individu yang ditanya menunjanng posisi yang hendak ditegakkan dan diperkokoh oleh sang penanya. c. Debat
formal,
konvensional,
atau
debat
pendidikan
(formal,
conventional or educational debating) Debat ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengemukakan kepada sejumlah endengar argument yang menunjang atau membantah suatu usul. Setiap pihak diberi jangka waktu yang sama bagi pembicara konstruktif dan bantahan.9
9
, Henry Guntur Tarigan. Berbicara sebagai suatu keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), Hlm. 60.
12
4. Tujuan Berbicara Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seyoginyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya dan harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Menurut tarigan tujuan umum berbicara dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan, yaitu: a. Menginformasikan Kegiatan berbicara ini dilaksanakan bila seseorang ingin: a. menjelaskan suatu proses, b. menguraikan, menafsirkan, atau menginterrestasikan suatu hal, c. member, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, d. menjelaskan kaitan. b. Menghibur Kegiatan berbicara ini bertujuan untuk menimbulkan suasana gembira pada pendengarnya yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti humor, spontanitas, menggairahkan, kisah-kisah jenaka, petualangan, dan sebagainya. c. Menggerakkan Dalam kegiatan berbicara ini diperlukan pembicara yyang berwibawa, panutan atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya dalam berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan pendengarnya. d. Menstimulasi Kegiatan berbicara ini pembicara harus pintar merayu, mempengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya. e. Meyakinkan
13
Kegiatan berbicara ini bertujuan untuk meyakinkan pendengar akan sesuatu melalui pembicaraan yang meyakinkan, disertai dengan pendapat, fakta atau bukti sehingga diharapkan sikap pendengar bisa diubah.10
5. Rambu-Rambu dalam Berbicara Hal-hal yang perlu diperhatikan agar sebuah pembicaraan suksess disampaikan kepada pendengar adalah dengan menaati rambu-rambu bberbicara berikut ini: a. Menguasai
masalah
yang
disampaikan.
Penguasaan
masalah
akan
menumbuhkan keyakinan kepada pembicara. Sehingga akan tumbuh keberanian karena keberanian adalah modal pokok bagi pembicara. b. Mulai berbicara kalau situasi sudah mengizinkan. Sebelum memulai pembicaraan, hendaknya pembicara memperhatikan situasi seluruhnya, terutama pendengar. Sikap pembicara yang tenang, wajar, serta berpenampilan yang rapi akan banyak membantu. c. Pengarahan yang tepat akan dapat memancing perhatian pendengar. Penginformasian tujuan setelah mengucapkan salam, dan menjelaskan pentingnya pokok pembicaraanitu akan menarik perhatian pendengar. d. Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat. Bunyi-bunyi bahasa harus diucapkan secara tepat dan jelas. Kalimat harus efektif dan pilihan kata harus tepat. e. Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu. Hendaknya terjadi kontak batin antara pembicara dan pendengar. Pandangan mata yang menyeluruh akan menyebabkan pendengar merasa diperhatikan. f. Pembicara sopan, hormat, dan memperlihatkan rasa persaudaraan. g. Dalam komunikasi dua arah mulailah berbicara kalau sudah dipersilahkan. Berbicara langsung pada sasarannya. h. Kenyaringan suara. Volume suara jangan terlalu lemah dan jangan terlalu keras(berteriak) 10
Henry Guntur Tarigan. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 1990), hlm. 147
14
i. Pendengar akan lebih terkesan kalau ia dapat menyaksikan pembicara sepenuhnya. Usahakan berdiri atau duduk pada posisi yang dapat dilihat oleh seluruh pendengar. 6. Hambatan-hambatan Berbicara Berbicara itu mudah karena berbicara itu semudah membuka mulut. Berbicara merupakan aktifitas kkita sehari-hari dari bangun tidur hingga saatnya menutup mata. Berbicara jjuga digunakan untuk mencapai kesuksesan. Namun, bicara yang demikian itu tidak mudah dilakukaan karena ada bebera hal yang merupakan hambatan dalam kegiatan berbicara. Hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut. a. Hambatan Internal Hambatan internal adalah hambatan yang muncul dari dalam diri pembicara. Hambatan ini berupa: 1. Ketidaksempurnaan alat ucap Kesalahan
yang
diakibatkan
kurang
sempurna
alat
ucap
akan
mempengaruhi keefektifan dalam berbicara, pendengar pun akan salah menafsirkan maksud pembicara. 2. Penguasaan komponen kebahasaan Komponen kebahasaan melliputi: a. lafal dan intonasi. b. pilihan kata (diksi) c. struktur bahasa d. gaya bahasa 3. Penguasaan komponen isi Komponen isi meliputi: a. hubungan isi dengan topic. b. struktur isi c. kualitas isi d. kuantitas isi 4. Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental
15
Seseorang yang tidak menguasai komponen bahasa dan komponen isitersebut di atas akan menghambat keefektifan berbicara. b. Hambatan Eksternal Hambatan Eksternal adalah hambatan yang datang dari luar pembicara. Hambatan ini berupa: 1. Suara atau bunyi 2. Kondisi ruangan 3. Media 4. Pengetahuan pendengar
7. Penilaian Keterampilan Berbicara Ada beberapa prinsip umum dalam mengevaluasiketerampilan berbicara seseorang, prinsif umum tersebut, yaitu: a. Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal, konsonan) diucapkan dengan tepat? b. Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara serta tekanan suku kata, memuaskan? c. Apakah ketetepan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang dipergunakan? d. Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang tepat? e. Sejauh manakah”kewajaran” atau”kelancaran” ataupun”ke-native-speaker-an” yang tercemin bila seseorang berbicara? Brooks (dalam tarigan).11 8. kaitan berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya Selain penggunaan aspek-aspek kebahasaan dalam berbicara dapat menunjukan relevansi keterampilan berbahasa lainnya dapat juga dikaitkan dengan kemampuan menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan berbicara bukan keterampilan yang berdiri sendiri melainkan suatu keterampilan yang berkaitan dengan komponen bahasa lainnya.12
11
Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 1990)., hlm. 28. 12 Suparno dkk, berbicara (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), cet I, hlm.1.15.
16
B. Model Reciprocal Teaching 1. Pengertian Model Reciprocal Teaching Reciprocal Teaching yang pertama dikembangkan oleh Anne Marrie Polincar dan Anne Brown merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mengingatkan pemahaman terhadap suatu topic, dalam pembelajaran ini guru serta murid memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik (teks), model pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas (summarizing), membuat pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing) Menurut Polincar.13 “Reciprocal teaching refers to anintructional activity that takes place in the form of a dialogue between teachers and student regarding segment of text. The dialogue is structured by use of four stretegies: summarizing , question generating, clarifying and predicting…” “Bila diterjemahkan berarti reciprocal teaching digambarkan sebagai aktifitas pembelajaran yang berlangsungdalam bentuk dialog antara guru dengan siswa-siswanya mengenai bagian dari suatu teks. Aktivitas dialg tersebut disusun dengan empat strategi yaitu meranngkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memrediksi…” Senada dengan pendapat Polinscar, Arend (dalam Ain Zaelan) Reciprocal Teaching adalah prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi kognitif, serta membantu siswa memahami bacaan dengan baik. Arends pun berbicara tentang keefektifan Reciprocal Teaching dalam membentuk siswa yang belajar mandiri. Siswa yang belajar mandiri adalah siswa yang tahu kapan saat yang tepat untuk meringkas atau mengajukan pertanyaan sambil membaca suatu pokok bahasan dalam sebuah buku atau mendengarkan penyampaian guru, dan siswa memiliki motivasi untuk memantau keberhasilan belajarnya sendiri.
13
Ain Zaena, Pengembangan Model Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Siswa. (Bandung: skripsi Jur. Pend. Fisika. 2005), hlm. 16.
17
Karakteristik dari pembelajaran Reciprocal Teaching menurut Polinscar dan Brown (dalam Hadiana Rosida, 2007:16) adalah (1) suatu dialog antara siswa dengan guru dimana masing-masing mendapat giliran untuk meminpin diskusi, (2) reciprocal merupakan suat interaksi tindakan seseorang untuk merespon orang lain, (3) dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu: merangkum,
membuat
memprediksi jawaban.
pertanyaan,
mengklarifikasi
(menjelaskan)
dan
14
Hal yang membedakan model pembelajaran reciprocal teaching dengan model pembelajaran lain menurut Slavin: “pembelajaran rreciprocal teaching menurut siswa untuk mampu menjelaskan hasil wacana yang dibaca secara mandiri kepada teman-temanya baik dalam bentk pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan maupun prediksi-prediksi dari wacana tersebut”.15 Menurut Palinscar dan Brown setidaknya terdapat empat strategi dasar yang terlibat dalam proses pembelajaran reciprocal yaitu, melakukan klarifikasi, membuat prediksi, bertanya dan membuat kesimpulan. Adapun penjelasan untuk masing-masing strategi sebagai berikut: a. Klasifikasi Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan kata yang bena adalah hal yang terpenting walaupun mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan teersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang familier, apakah mereka dapat memaknai maksud dari suatu paragraph. Secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan perytanyaanpertanyaan seperti; “Kata apa yang dapat menggantikan kata tersebut” “Kata atau konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraph ini?” b. Membuat prediksi Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang sudah diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan 14 15
Polinscar dan Brown (dalam Hadiana Rosida, 2007), 16
Zaenal, Ain. Pengembangan Model Reciprocal Teaching untuk meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Siswa. (Bandung: Skripsi Jur. Pend. Fisika. 2005), hlm. 13.
18
informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat membuat dugaan tentang topic dari paragraph selanjutnya. Pertanyaanpertanyaan yang dapat diajukan secara teknis adalah sebagai berikut: “Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada dapatkan kau menerka apa topic tulisan ini?” “Coba pkirkan dari apa yang sudah kit abaca dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi nanti?” c. Bertanya Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif. Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dapat beragam, berikut beberapa contohnya: “Apa yang kau pikirkan ketika kau membaca teks tersebut?” “Pertanyaan apa saja yang dapat kau ajaukan setelah membaca teks tersebut?” “Topik apa yang membuatmu tertarik untuk membaca teks ini?” d. Membuat rangkuman Dalam membuat tangkman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan tersebut. Beberapa pertanyaanpertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain: “apa yang penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?” “Apa informasi paling penting dari bacaan ini?” “Dapatkah saya menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari tulisan ini?” Pada dasarnya pembelajaran resiprokal menekankan pada siswa untuk bekerja dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar atau lainnya. Salah satu dasar dari pembelajarannya resiprokal ini adalah reori Vygotsky yaitu dialog dalam suattu interaksi social sebagai dasar pokok dalam proses pembentukan pengetahuan. Menurut beliau berfikir keras dan revisi dalam
19
berfikir pada saat belajar. Dari beberapa sumber yang saya dapatkan, dalam p[elaksanaan awalnnya guru menjadi leader atau contoh dalam mempraktekan keempat strategi yang diuraikan di atas. Kemudian siswa diminta ntuk melakukannya bersama teman-temannya edalam suatu kelompok yang tidak kurang dari 4 orang dan tidak lebih dari 6 siswa. Sehingga jelas dalam pelaksanaanya model ini tidak lepas dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Selain itu, yang perlu ditekannkan adalah pendekatan dialogis dalam pembelajaran baik antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan dialog yang baik serta teliti dan peka dalam mengamati. Pada prosesnya, mungkin saja siswa-siswa yang memiliki kecenderungan diam. Guru harus melakukan teknik scaffolding untuk membangkitkan keaktifan siswa.
2. Keuntungan Model Reciprocal Teaching Model pembelajaran Reciprocal Teaching terdiri dari tiga fase, pertama guru sebagai model dimana guru mencontohkan kepada siswa bagaimana merangkum,
membuat
pertanyaan,
mengklarifikasi
(menjelasakan)
serta
memprediksi. Kedua siswa yang akan melaksanakan keempat strategi pemahaman tersebut dalam dalam kelompok kecil dan fase yang ketiga adalah diskusi antar kelompok. Masing-masing dari strategi tersebut dapat memotivasi siswa untuk aktif dan proses pembelajaran, berinteraksi dengan siswa lain dan membantu siswa dalam membangyn pemahamannya secara mandiri terhadap suatu konsep yang sedang dipelajarinya. Dengan kegiatan fisik merangkum, menyusun pertanyaan, mengklarifikasikan dan mengerjakaN LKS dalam suatu proses pembelajaran, dapat diperhatikan peran aktif dan inisiatif siswa dalam kelas yang selanjutnya dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran berbicara di sekolah.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Reciprocal Teaching Nur dan Wikandari menjelaskan tahap pengajaran Terbalik melalui prosedur harian sebagai berikut:
20
a. Disediakan teks bacaan sesuai materi yang hendak diselesaikan dalam satu kali pertemuan. b. Dijelaskan bahwa pada segmen pertama guru bertindak sebagai guru (model) c. Siswa diminta membaca dalam hati sebagian teks yang diterapkan. Untuk memudahkan mula-mula bekerja paragraf demi paragraph. d. Jika siswa telah menyelesaikan bagian p[ertama, lakukan pemodelan ini: 1. Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru adalah: ………………………………………………………………… 2. Guru memberikan kesempatan siswa menjawab pertanyaan tersebut. Bila perlu mereka boleh mengacu pada teks dengan kalimatnya sendiri: ………………………………………………………………… 3. Merangkum pokok pikiran yang terdapat dalam paragraph/sub bab. Bila perlu dapat menunjuk salah seorang siswa untuk membacakan rangkumannya. ………………………………………………………………… 4. Memberikan kesempatan siswa untuk memprediksikan hal yang akan dibahas pada paragraph selanjutnya. ………………………………………………………………… 5. Memberikan
kesempatan
saiswa
mengajukan
komentar
atau
menemukan hal yang tidak jelas pada bacaan. ………………………………………………………………… e. Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang pengajaran yang baru berlangsung dan mengenai bacaan. f. Segmen berikutnya dilanjutkan dengan bacaan/paragraph berikutnya, dan dipilih satu siswa yang akan berperan sebagai “guru-siswa” g. Siswa dilatih/diarahkan berperan sebagai “guru-siswa” untuk peran sertanya. h. Pada hari-hari berikutnya, semakin lama guru mengurangi peran dalam dialog, sehingga “guru-siswa” dan siswa lain itu berinisiatif sendiri mengenai kegiatan itu. Peran guru selanjutnya sebagai moderator, menjaga agar siswa tetap berada dalam jalur dan membantu mengatasi kesulitan.
21
Adapun langkah-langkah Reciprocal Teacing menurut Palinscar dan Brown seperti Bagan 2.1
Basic strages of Reciprocal Teaching
Strage 1: Teacher demonstration
Teacher model and explains the use of the four reading strategies predicting, clarifying, questionsing, and summarizing
Strage 2: Student learning and practicing
The teacher instructs students on the four strategies and the use students are lead into a guided practice and receive feedback from the instructor
Strage 3: Teacher-student group
The teacher leads discussions about the text in small groups. Repeatedly modeling the strategies. Student take turns leading discussions and getting feedback from the teacher
Strage 4: Student group
Student take turns leading the discussion using the four strategies is small groups with other students. Students take responsibility for giving feedback on the strategy use. The teacher moves from group to group observing the progress and giving assistance as needed
Strage 5: Student selfRegulation
Students use the four reading strategies on their own and provide their own feedback
Gambar 2.1 Langkah-langkah pembelajaran Reciprocal Teaching menurut Palinscar dan Brown
22
Berdasarkan bagan 2.1, secara umum dapat dijelaskan bahwa langkahlangkah model Reciprocal Teaching, adalah sebagai berikut: 1. Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggungjawab untuk memimpin tenya jawab dan melaksanakan strategi pcmbelajaran Reciprocal teaching, yaitu merangkum, membuat pertanyaaan, menjelaskan, dan membuat prediksi jawaban. 2. Guru memeragakan cara merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi setelah selesai membaca. 3. Selama membimbing siswa melakukan tatihan menggunakan model ini, guru membantu siswa dalam menyelesaikan permintaan dari tugas yang diberikan pada siswa berdasarkan tingkat kepandaian siswa. 4. Selanjutnya, siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan guru alau tidak ada guru. 5. Guru bertindak sebagai fasilitator, dengan memberikan penilaian yang berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.
C. Pembelajaran Kelompok Kelompok secara umum dapat diartikan sebagai beberapa individu yang berkumpul dengan satu tujuan. Jadi, pembelajaran kelompok atau diskusi kelompok dapat didefinisikan sebagai bentuk tukar pikiran dalam musyawarah yang direncanakan atau dipersiapkan antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin.
1. Pengertian Diskusi Kelompok John Stuart Mill pernah mengatakan bahwa "satu-satunya cara, wadah tempat manusia dapat mengemukakan beberapa pendekatan untuk mengetahui keselumhan sesuatu pokok pembicaraan adalah aengan jalan mengetahui segala
23
sesuatu yang dapat dikatakan mengenai hal itu oleh orang-orang yang mempunyai aneka ragam pendapat" Powers. 16 Kelompok diskusi berlangsung apabila orang-orang yang berminat dalam suatu masalah khusus berkumpul mendiskusikan hal itu dengan sengaja dengan harapan agar sampai pada suatu penyelesaian atau penjelasan. Suatu kelompok adalah suatu keselumhan yang dinamis dengan sifat-sifat yang berbeda dari sifatsifat para anggotanya. Dengan perkataan lain, suatu kelompok menampiikan suatu kejamakan pribadi-pribadi, tetapi tujuan akhir yang hendak dicapai adalah tunggal bukan jamak. Untuk menghindari agar kelompok tidak sempat kehilangan arah, maka salah seorang anggotanya ditunjuk dan diangkat sebagai ketua atau pemimpin diskusi. Berikut ini beberapa contoh pengaturan tempat yang dapat digunakan untuk diskusi kelompok.
2. Manfaat Diskusi Salah satu manfaat yang paling besar dari diskusi kelompok ialah kemampuannya memberikan sumber-sumber yang lebih banyak bagi pemecahan masalah (problem-solving) daripada yang tersedia atau memungkinkan diperoleh apabila seorang pribadi membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi atau merusak suatu kelompok. Diskusi kelompok ini juga berguna apabila dua pandangan yang bertentangan harus diajukan dan suatu hasil yang bersifat memilih. "salah satu dari dua" yang segera akan dilaksanakan. Pengenalan terhadap pandangan baru mungkin dapat menobros jalan baru itu. Melalui pikiran dan rencana kelompok, maka ide-ide atau gagasan dapat diuji secara lebih memadai dan tidak memihak, ketimbang kalau kelompok itu berada di bawah pesona seorang pembicara yang meyakinkan walaupun kadangkadang yang bersifat berpandangan picik mengutamakan kepentingannya sendiri.
16
Henry Guntu Taringan, Berbicara sebagai suatu keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), hlm.40
24
P
X X
X
X
X X
X
P
P
X X
X X X X
X X
X X
X X
X
X
X
X
X
X X X X
Gambar 2.2 Gambar Posisi Diskusi Kelompok 3. Keunggulan Diskusi Kelompok Diskusi
kelompok
dapat
menciptakan
iklim
yang
memudahkan
penerimaan bahan pelajaran serta dapat meningkatkan taraf berpikir siswa. Diskusi kelompok juga lebih m.emungkinkan siswa memiliki pengalaman yang lebih luas dan beraneka ragam, karena pengetahuan yang diperoleh dari berdiskusi belum tentu didapat dari membaca atau mendengarkan guru. Sebagai latihan dalam berbicara, diskusi memiliki beberapa keunggulan seperti yang diungkapkan oleh Maidar dalam buku Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, antara lain: a. Diskusi lebih banyak melatih siswa berpikir secara logis karena dalam berdiskusi ada proses adu argumentasi. b. Argumentasi yang dikemukakan mendapat penilaian dari anggota yang lain, sehingga hal ini dapat meningkatkan kemarnpuan berpikir dalam memecahkan suatu masalah. c. Umpan balik dapat diterima secara langsung, sehingga hal ini dapat memperbaiki cara berbicara si pembicara, baik yang menyangkut faktor kebahasaan ataupun nonkebahasaan. d. Peserta yang pasif dapat dirangsang supaya aktif berbicara oleh moderator atau peserta yang lain. e. Para peserta dikusi turut memberikan saham, turut mempertimbangkan
25
gagasan yang berbeda-beda dan turut merumuskan persetujuan bersama tanpa emosi untuk raenang sendiri.17 f. Dalam mempersiapkan diskusi ada tiga bidang yang perlu diperhatikan yaitu, persiapan bahan, persiapan pribadi (personal) dan persiapan ruangan18
D. Pembelajaran Keterampilan Berdiskusi dengan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Model pembelajaran ini tepat untuk meningkatkan keterampilan berbicara khususnya dalam berdiskusi, karena dengan model pembelajaran Ini siswa dituntut untuk mengeluarkan pendapat, gagasan maupun pikirannya untuk membatu rekannya dalam berdiskusi, sehingga semua anggota kelompok merata mengeluarkan pendapatnya. Pembelajaran keterampilan berbicara khususnya dalam berdiskusi dapat dilakukan dengan cara: 1. Menjelaskan pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching. 2. Menjelaskan manfaat menggunakan model Reciprocal Teaching, 3. Tahap pertama: Dibuat kelompok siswa, setiap kelompok terdiri dari lima - enam orang secara heterogen dan kepada setiap anggota kelompok diberikan nomor sebagai pembagian tugas (peran). Masing-masing anggota, siapa yang bagian merangkum, yang memprediksi pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menjelaskan pertanyaan. Tahap kedua: a. Guru
membagi
LKS
yang
memuat
tugas-tugas
menyimpulkan
(merangkum), menyusun pertanyaan dan menjawab atau menjelaskannya serta memprediksi jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sebagai bahan bacaan guru membagikan teks bacaan yang memuat rangkuman mated yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. b. Siswa ditugaskan untuk membaca teks bacaan yang telah disediakan, 17
Maedar, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia ( 1993 ), hlm. 40. Dori wawur Hendrikus, Retorika, (Yogyakarta: Penerbit Kanisus, 1995), cet. I, hlm. 99— 100 18
26
menggaris bawahi hal-hal yang penting dari bacaan menurut siswa untuk memudahkan siswa dahm kegiatan merangkum. c. Pada tahap awal model pembelajaran, guru memperagakan bagaimana merangkum, membuat pertanyan, memprediksi jawaban dan menjelaskan kembali hasil pekerjaan kelompok di depan kelas. Pada tahap ini guru yang bersangkutan sebagai model. d. Setelah selesai membaca, siswa ditugaskan untuk merangkum bagianbagian penting dari bacaan, menyusun pertanyaan dan memprediksi jawaban dengan cara menyelesaikan pertanyaan (masalah) yang telah dibuatnya atau pertanyaan (masalah) yang telah ada dalam LKS yang telah diberikan menurut hipotesisnya sendiri dari hasil membaca. e. Setelah selesai membaca, siswa ditugaskan untuk merangkum bagianbagian penting dari bacaan, menyusun pertanyaan dan memprediksi jawaban dengan cara menyelesaikan pertanyaan yang telah dibuatnya atau pertanyaan yang telah ada dalam LKS yang telah diberikan. f. Siswa dilatih berperan sebagai seorang guru melalui kegiatan-kegiatan menjelaskan hasil pekerjaan yang sudah tertuang dalam LKS hasil kerja kelompok, siswa lain diminta untuk berpartisipasi dalam dialog dan selalu diingatkan, bahwa pada segmen ini siswa berperan sebagai guru. Guru berperan menuntun dialog untuk meyakinkan siswa dengan banyak memberi umpan balik dan pujian untuk partisipasinya. g. Pada hari-hari berikutnya dicoba lebih banyak dialog, sehingga pada saat siswa berperan sebagai guru, siswa sudah mulai berinisiatif kegiatan mereka sendiri.
E. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat didefinisikan sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantife, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses
27
perbaikan dan perubahan.19 Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan studi sistematis terhadap praktek pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan di kelas. Arikunto menjelaskan PTK melalui paparan gabungan defmisi dari tiga kata, Penelitian, Tindakan dan Kelas sebagai berikut: 1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi
tertentu
untuk
memperoleh
data
atau
informasi
yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas adalah sckelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dengan menggabungkan batasan pengertian dari tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari gum yang dilakukan oleh siswa.20 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai beberapa tujuan, yakni: (1) memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesionalitas pendidikan yang diemban guru, (2) menumbuhkan budaya meneliti dikalangan pendidik dengan memberikan kesempatan kepada guru/dosen untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya, (3) meningkatkan kolaborasi antara guru dan guru, guru dan dosen dalam memecahkan masalah pembelajaran. 19 20
Rochiati, Hopkins (2008), hlm. 11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 58.
28
Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajarannya harus mengikuti sistem dengan proses pengkajian berdaur (cyclical), yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) observasi (observation), dan refleksi (reflection). Sebagaimana tergambar secara jelas pada bagan berikut.
Proses Penelitian Tindakan Kelas RENCANA REFLEKSI
TINDAKAN/ OBSERVASI
PERBAIKAN RENCANA
REFLEKSI TINDAKAN/ OBSERVASI PERBAIKAN RENCANA REFLEKSI TINDAKAN/ OBSERVASI DAN SETERUSNYA
Gambar 2.3 Model visual Bagan PTK (adaptasi dari Hopkins, 1993 dalam Arikunto, 2008: 105)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian mengenai pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan proses dan produk pengajaran di kelas. Proses pembelajaran ini tidak terlepas dari adanya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa, materi, dan sumber belajar yang digunakan sehingga dalam penelitian ini yang diteliti adalah proses dan hasil belajar siswa.
1. Komposisi dan Karakteristik Subjek Penelitian a. Komposisi Siswa Pertemuan pertama dalam penelitian ini dilakukan sebelum UAS, sehingga diperkirakan semua siswa dapat mengikuti penelitian ini. Jika dalam kelas tersebut ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan pertemuan 1 atau tindakan 1, ia tidak menjadi tolak ukur keberhasilan metode ini. Siswa yang mengikuti ketiga pertemuan atau tiga tindakan inilah yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan model Reciprocal Teaching. Namun, perlu diingat bahwa penerapan metode ini tidak diajukan untuk mengukur keefektifan sebuah metode, namun metode ini diterapkan untuk meningkatkan kualitas siswa setelah menerima tindakan. Dalam penelitian ini, sekolah yang dipilih untuk pelaksanaan PTK adalah
30
31
SMP Negeri 1 Padaherang Ciamis dengan subjek penelitian adalah siswa-siswa kelas VIII-C semester 1 tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah sebanyak 42 dengan jumlah siswa perempuan 26 orang dan siswa laki-laki 16 orang, yang dibentuk menjadi 6 kelompok. Di bawah ini tercantum daftar subjek penelitian. Tabel 1 DAFTAR SUBJEK PENELITIAN
No
Nama
No
Nama
1
Adam Maulana
22
Moch. Birama Agustian
2
Aditria Nuimita Dewi
23
Mohamad Bayu Nugraha
3
Anastasha Azizah M
24
Miih Giffary MH
4
Anggia Fitri M
25
Muhamad Yaser A
5
Ardeliana Rizkita P
26
Nadya Arystia
6
Atari Rizki Naulia
27
Nanda Fadhil Azman
7
Dheya Shafira A.
28
Pranesha Wahyu S A
8
Dinda Sukmadewi
29
R. Nadila Andiani K
9
Fahmi Bagus Pratama
30
Rahmadewi Budiningtyas
10
Fannisa Salma Shafira
31
Rayka Wildan AiidhiK
11
Fathya Nabila Gifani
32
Rd. Alvin Kurnia Putra
12
Fatma Saviera
33
Regina Emanuella Gusti P
13
China Bani Azifah
34
Roufisma Abdi Pratama
14
Gina Ariela
35
Shah Dehan L
15
Giyana Priliya
36
Shita Rai Putri
16
Hinda
37
Sitti Nabillah Putri
17
Ilham Dwi Putranto
38
Tiara Fariza
18
Karma Agnia
39
Trifitri Muhammadita
19
Ki Agus Hafizh Kidayat
40
Utin Alvina Nunuliawati
20
M Rifan Fauzan
41
Yoan Martha Azlia
21
Mahfidarwan Akbar M
42
Yuvi Aniasa Yushalovi
32
Adapun alasan dipilihnya kelas VIII-C sebagai sasaran penelitian ini adalah karena siswa kelas VIII-C tergolong dalam kategori siswa yang kurang aktif. Walaupun ada beberapa siswa yang menonjol, namun daya kritis mereka terhadap suatu masalah kurang terlihat, sehingga ini menjadi daya tarik untuk mengadakan penelitian di kelas tersebut.
b. Karakteristik Siswa Karakteristik siswa kelas VIII C sangat beraneka ragam. Siswa-siswa kelas VIII C umumnya berusia sekitar 13-15 tahun. Jika dilihat dan segi usia, siswa VIII C termasuk ke dalam periode penemuan diri, pembentukan watak, dan pendidikan agama. Selain itu pada fase ini pun biasanya seseorang memiliki sifat "ingin menjadi yang ter" dan cenderung ekstravers. Maksudnya, sikap, tingkah laku dan perbuatan anak puber ditujukan untuk berkuasa; apa yang diinginkan, yang dijadikannya idam-idaman adalah si kuat, si menang, sikap, tingkah laku perbuatan anak-anak puber berorientasi ke luar, hal ini mendorong dirinya untuk menyaksikan keadaan-keadaan dunia di luar dirinya dan mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jiwanya. Oleh karena itu, anak-anak pada masa ini cenderung membentuk kelompok-kelompok sebaya untuk dapat menang dan kuat. Pembentukan kelompok-kelompok dalara berteman begitu terlihat pada kelas VIII C. Siswasiswanya memiliki kelompok bermain berbeda. Kelompok-kelompok tersebut terbentuk dari rasa kebutuhan jiwa antar pribadinya, sehingga setiap kelompok memiliki karakteristik yang beranekaragam. Karakteristik siswa yang teramati oleh peneliti terbagi dalam tiga bagian, yakni kelompok intelektual, kelompok tenang, dan kelompok yang ribut tak terkendalikan, tak konsekuen, tak sadar. Pada setiap pertemuan proses pembelajaran ini ternyata dapat peneliti simpulkan bahwa tipe kelompok yang peribut begitu mendominasi PBM yang memakai metode (diskusi atau belajar kelompok).
Saat
PBM
berlangsung
siswa
merasa
lebih
bebas
untuk
mengekspresikan dirinya. Karakter siswa mulai terlihat dan mendominasi PBM.
33
2. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang telah dicapai. Jumlah pertemuan dalam penelitian dilakukan dalam tiga pertemuan. Dalam penelitian ini prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut. a. Penelitian Pendahuluan Penelitian
pendahuluan
dilakukan
untuk
mengetahui
gambaran
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia. b. Perencanaan Tindakan Penelitian Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil identiflkasi temuan awal terhadap pengajaran diskusi di kelas VIII di SMP Negeri 1 Padaherang Ciamis. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap-tahap ini adalah sebagai berikut. 1) Menetapkan prioritas permasalahan dari sejumlah masalah pengajaran berbicara pada proses diskusi yang ditemukan pada tahap identifikasi temuan awal, yaitu pada bidang pemilihan bahan tema wacana untuk diskusi. 2) Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas yang telah disusun penulis sebagai peneliti dalam upaya meningkatkan efektifitas pengajaran berbicara dalam proses diskusi. 3) Memperkenalkan pemilihan bahan diskusi dengan objek kajian wacana serta penggunaan model mengajar Reciprocal Teaching untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. 4) Membicarakan rencana tindakan penelitian tindakan kelas, yang terbagi dalam tiga pertemuan tindakan penlitian, (1) pertemuan 1, pengajaran diskusi model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan tema dan judul yang sama yaitu "Kesehatan", (2) pertemuan 2, pengajaran diskusi model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan tema dan judul yang sama yaitu "Kenakalan Remaja", (3) pengajaran diskusi model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan tema yang sama yaitu "kenakalan remaja" dan judul yang berbeda yang diberikan pada tiap kelompoknya.
34
c. Pelaksanaan Tindakan Penelitian Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan perencanaan penelitian tindakan kelas yang telah ditetapkan, yaitu dengan pemilihan bahan berupa wacana dan penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Pada pertemuan 1, pengajaran diskusi model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan tema dan judul yang sama yaitu "Kesehatan"; (2) pertemuan 2, pengajaran diskusi model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan tema dan judul yang sama yaitu "Kenakalan Remaja"; (3) pengajaran diskusi model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan tema yang sama yaitu "kenakalan remaja" dan judul yang berbeda yang diberikan pada tiap kelompoknya. Penetapan ini dimaksudkan sebagai alternatif solusi terhadap pemilihan bahan wacana untuk pengajaran diskusi di SMP serta untuk melihat kesesuaian bahan secara empiris dengan tingkatan siswa SMP kelas delapan. Selanjutnya, pada setiap tindakan pembelajaran pada masing-masing pertemuan penelitian, melalui empat tahapan kegiatan, yaitu (a) perencanaan pembelajaran, (b) pelaksanaan pembelajaran, (c) observasi dan pencatatan pelaksanaan pembelajaran, dan (4) analisis serta refleksi pembelajaran pada setiap tindakan pembelajaran, dijadikan rekomendasi untuk perencanaan tindakan pembelajaran berikutnya sampai akhirnya menetapkan rekomendasi hasil kesimpulan tindakan penelitian untuk semua pertemuan penelitian. 1)
Perencanaan Pembelajaran Kegiatan dalam perencanaan pembelajaran meliputi (1) menentukan kelas
penelitian dan waktu penelitian, (2) menyusun silabus dan rencana pembelajaran yang berpedoman pada KTSP dan sesuai model pembelajaran Reciprocal teaching, (3) mentntukan metode dan pendekatan dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter siswa dan materi, (4) menentukan topik wacana yang akan digunakan sebagai bahan pembelajaran diskusi, (5) membuat pedoman observasi yang akan digunakan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung serta menyusun angket, sikap siswa dan jurnal siswa yang akan diberikan kepada. siswa pada setiap akhir pembelajaran, (6) menentukan alat evaluasi untuk melihat kemampuan berbicara siswa dalam
35
berdiskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal teaching, (7) merencanakar. dan melaksanakan diskusi dengan guru dan peneliti serta para observer untuk melihat perkembangan aktivitas siswa dan guru selama KBM berlangsung. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan
pembelajaran
berbicara
pada
proses
diskusi
untuk
meningkatkan keterampilan berbicara siswa menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Dalam pelaksanaannya, model ini menekankan peran aktif siswa untuk memahami sebuah wacana dengan cara merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) serta memprediksi jawaban dan siswa juga dilatih untuk berperan sebagai seorang guru melalui kegiatan-kegiatan menjelaskan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, tanya jawab dan diskusi. Sementara, peran guru hanya sebagai fasilitator atau motivator. Tabel 2 KEGIATAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES PENGAJARAN BERBICARA (DISKUSI) DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING KEGIATAN GURU 1 1. Guru mengawali pengajaran dengan menyampaikan rencana kegiatan pengajaran diskusi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching. 2. Guru membagi siswa dalam kelompok untuk melakukan diskusi memahami sebuah wacana. 3. Guru membagikan sebuah wacana pada tiap kelompok 4. Guru memeragakan bagaimana merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah selesai membaca serta bagaimana berperan seperti seorang guru dalam menjelaskan hasil diskusi kelompoknya.
KEGIATAN SISWA 2 1. Siswa memerhatikan dengan seksama penjelasan guru dan mengajukan pertanyaan bila kurang jelas terhadap prosedur pengajaran yang akan dilalui dan dijeiaskan guru. 2. Siswa berkelompok berdasarkan kelompok diskusinya dan berusaha memahami wacana yang dibacanya. 3. Siswa membaca wacana yang telah dibagikan. 4. Siswa memerhatikan penjelasan guru
36
KEGIATAN GURU 1 5. Guru berkeliling membimbing siswa dalam melakukan diskusi kelompok. 6. Setelah diskusi kelompok selesai, guru membimbing siswa melakukan diskusi kelas untuk membahas hasil diskusi.
7. Guru menutup pelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari di rumah tentang teknikteknik diskusi hal ini dimasudkan agar siswa mampu berdiskusi dengan baik dan komunikatif.
KEGIATAN SISWA 2 5. Siswa dengan bimbingan melakukan diskusi kelompok. 6. Wakil dari masing-masing kelompok siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya, selanjutnya mereka terlibat dalam diskusi kelao untuk membahas dan meyimpulkan hasil membaca wacana serta menjelaskannya dengan berperan sebagaj seorang guru. 7. Siswa mendengarkan penjelasan guru.
Selain melakukan kegiatan dalam proses pengajaran sebagaimana di atas, guru juga melakukan pengamatan dan pencataan terhadap segala temuan dalam proses pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan masing-masing fokus penelitian. d. Observasi Observasi dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan mulai bulan Oktober-November 2010 yang diharapkan tercapai. Pemantauan yang dilakukan dalam satu pertemuan memberikan pengaruh pada penyusunan tindakan yang dilakukan pada pertemuan berikutnya. Hasil pemantauan ini didiskusikan bersama guru sehingga menghasilkan refleksi yang berpengaruh pada pelaksanaan selanjutnya. Pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan ini menggunakan instrumen pengumpulan data yang teiah ditetapkan. e. Refleksi Pada bagian refleksi dilakukan kegiatan menganalisis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan.
37
Secara keseluruhan, keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu pertemuan (daur) PTK. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu pertemuan. Pertemuan-pertemuan tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Pertemuan dua dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam pertemuan satu. Pertemuan tiga dilaksanakan karena pertemuan dua belum mengatasi masalah. 3. Instrumen Penelitian Untuk
mengumpulkan
data-data
dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan beberapa instrumen, yaitu lembar observasi, jurnal siswa, angket, dan catatan lapangan. a. Observasi Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai aktifitas siswa dan aktifitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap observer mengamati setiap perilaku siswa dan guru dikelas dalam memanfaatkan wacana sebagai media pembelajaran berdiskusi. Lembar observasi secara jelas dapat dilihat dalam lampiran. b. Jurnal Siswa Jurnal siswa diberikan kepada siswa setelah mendapatkan pembelajaran. Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui respon serta gambaran siswa setelah mendapatkan proses pembeiajaran, kemudian data tersebut digunakan dalam upaya perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran beriutnya. Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. c. Angket Angket diberikan pada pertemuan ketiga untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Angket yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. d. Catatan Lapangan Catalan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran. Catatan ini dibuat guru segera setalah
38
proses pembelajaran berakhir. Dengan catatan lapangan ini, guru bisa mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas selama pembelajaran berlangsung. e. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru kelas berdasarkan pedoman wawancara. Wawancara dengan guru dilakukan sebelum dan sesudah penelitian. Sementara dengan siswa dilakukan setelah kegiatan penelitian. Siswa yang diwawancarai sebanyak 6 orang, yang masing-masing terdiri atas 2 orang dari kelompok tinggi, sedang, dan rendah, yang diperoleh berdasarkan informasi dari guru kelas. 4. Prosedur Pengolahan Data a. Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan pembelajaran mengemukakan pendapat dalam diskusi. yaitu settap aktivitas yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Adapun jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif meliputi data kemampuan berbicara pada saat siswa mengemukakan pendapatnya setelah membaca wacana yang diperoleh dari penilaian selama pembelajaran berlangsung, sedangkan data kualitatif meliputi aktivitas siswa dan guru selama pemebelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan perhitungan persentase. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dijelaskan dalam tabel berikut. Tabel 3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA No
1.
2.
Sumber Data
Jenis Data
Siswa
Gambaran kemampuan berdiskusi siswa
Guru
Aktivitas guru
Teknik Pengumpulan Instrumen Data Bagan Tes penilaian kemampuan kemampuan berdiskusi berdiskusi Pedoman Observasi observasi kegiatan guru
Waktu Selama proses pembelajaran Selama proses pembelajaran
39
b. Analisis Data Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data deskriptif kualitatif. Data kuantitatif meliputi data kemampuan berbicara pada saat siswa mengemukakan pendapatnya setelah membaca wacana yang diperoleh dari penilaian selama pembelajaran berlangsung, sedangkan data deskriptif kualitatif meliputi aktivitas siswa dan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung. Analisis data dilakukan setiap akhir pertemuan sesuai dengan prosedur analisis berikut ini. c. Aktivitas Guru Pengolahan
untuk
mengukui
tingkat
keefektifan
siswa
selama
pembelajaran diolah secara kualitatif langsung melalui penskoran dalam skala ordinal. Tingkat keberhasilan akan dibagi menjadi empat kategori, yaitu kurang, cukup, baik, dan baik sekali seperti pada tabel berikut ini. Tabel 4 KLASIFIKASI AKTIVITAS GURU Skor
Kategori
4
Sangat baik
3
Baik
2
Cukup
1
kurang
d. Aktivitas Siswa Pengolahan data untuk mengukur keefektifan siswa diolah secara kualitatif dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif. Penskoran Icuantitatif dibagi menajadi lima kategori skala ordinal, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Data untuk mengukur aktivitas siswa selarna pembelajaran diolah setelah pengumpulan data yang dilakukan melalui pedoman observasi aktivitas siswa. Keaktifan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dihitung berdasarkan persentase siswa yang aktif dalam pembelajaran, sedangkan keaktifan siswa ketika melakukan praktik berbicara
40
(diskusi) dihitung berdasarkan kualitas penampilan (ekspresi), ketepatan serta kreatifltas siswa dalam mer.uangkan ide-idenya. Klasifikasi aktivitas siswa dapat diklasifikasikan pada tabel 5.
Tabel 5 KUASIFIKASI AKTIVITAS SISWA Persentase Rata-rata (%)
Kategori
80 atau lebih
Sangat baik
60 - 79,99
Baik
40 - 59,99
Cuknp
20 -39,99
Kurang
0 - 19,99
Sangat kurang
c. Hasil Belajar Pengolahan data untuk aspek kognitif siswa diolah secara kuantitatif langsung melalui penskoran dalam skala ordinal. Tingkat keberhasilan akan dibag' menjadi lima kategori ordinal. Tingkat keberhasilan akan dibagi menjadi lima kategori skala ordinal, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah, sedangkan pengolahan data untuk adpek afektif siswa diolah secara kualitatif, kemudian dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif. Penskoran kuantitatif untuk aspek afektif siswa dibagi menjadi lima kategori skala ordinal, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.
5. Kategorisasi Data dan Interpretasi Data Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan, ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, yaitu: a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan. b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap pertemuan. c. Menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap tindakan untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan.
41
d. Menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan cara menghitung persentase tiap kategori uniuk setiap tindakan yang dilakukan oleh observer dan menghitung persentase dari pengamat. Perolehan Skor x 100 Seluruh Aktivitas
Persentase Aktivitas Guru
Persentase Aktivitas Siswa
Rata rata x 100 Jumlah Siswa
e. Menganalisis jurnal kesan dengan mengelompokkan kesan pendapat siswa ke dalam kelompok komentar pcsitif,
nsure i, biasa dan tidak
berkomentar. Kemudian dihitung jumlah frekuensinya dan langkah selanjutnya dipersentasekan. Persentase
Jumlah Komentar x 100 Jumlah Siswa
6. Kriteria Penilaian Diskusi Bagus tidaknya penampilan seseorang tentu dinilai berdasarkan
nsure i
tertentu. Begitu pula untuk mengukur kemampuan berbicara siswa diperlukan penilaian tersendiri. Alat penilaian yang akan dipergunakan untuk mengukur kemampuan berbicara siswa harus disiapkan sebelum pembelajaran berbicara dimulai. Sebelumnya telah diungkapkan dua aspek yang rnenjadi penunjang keefektifan berbicara menurut Arsjad dan Mukti, yaitu aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Hal senada diungkapkan Nurgiyantoro (2001: 291) bahwa model penilaian yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan berbicara seseorang harus sesuai dengan pendekatan dan
nsure ic, mempertimbangkan
nsure bahasa
nsure di luar bahasa. Pada dasarnya penilaian keterampilan berbicara memiliki kesamaan nada
setiap komponennya. Akan tetapi, jika dianggap ada aspek-aspek tertentu yang dianggap penting belum terungkap, kita dapat saja menyusun model sendiri, misalnya meliputi aspek-aspek: a. Kejelasan mengemukakan pendapat b. Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas
42
c. Menguasai masalah yang didiskusikan d. Ketepatan menyimpulkan hasil diskusi e. Keberanian mengemukakan pendapat Selanjutnya, penulis menggabungkan pendapat di atas sebagai acuan untuk dijadikan kriteria penilaian berbicara dengan menggunakan model Reciprocal Teaching, dengan beberapa aspek tambahan. Kriteria ini merupakan acuan peneliti dalam menganalisis kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dalam proses diskusi sehingga siswa tersebut terukur atau terlihat kemajuannya. Adapun penilaian yang dilakukan berbentuk lisan. Kriteria yang dijadikan pedomannya adalah (1) Kejelasan mengemukakan pendapat (jelas, tidak jelas, tidak jelas), (2) Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas (berkaitan, agak berkaitan, tidak berkaitan), (3) Menguasai masalah yang didiskusikan (menguasai, agak menguasai, tidak menguasai), (4) Ketepatan menyimpulkan hasil diskusi (tepat, agak tepat, tidak tepat), (5) Keberanian mengemukakan pendapat (berani, agak berani, tidak tepat). Adapun kriteria penilaian yang diberikan adalah sebagai berikut. Tabel 6 TABEL PEMBOBOTAN PENILAIAN DISKUSI No 1.
Aspek Kejelasan mengemukakan Pendapat
2.
Kaiatan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas Menguasai masalah yang didiskusikan
3.
4.
Ketepatan menyimpulkan hasil diskusi
5.
Keberanian mengungkapkan pendapat
Deskripsi kriteria a. Jelas b. Agak jelas c. Tidak jelas a. Berkaitan b. Agak berkaitan c. Tidak berkaitan a. Menguasai b. Agak menguasai c. Tidak menguasai a. Tepat b. Agak tepat c. Tidak tepat a. Berani b. Agak berani c. Tidak berani
Bobot 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian dilakukan mulai 1 Oktober 2010 yang meliputi observasi langsung terhadap pembelajaran di dalam kelas serta melakukan wawancara kepada guru bidang studi bahasa Indonesia dan mewawancarai beberapa orang siswa untuk dimintai komentarnya mengenai pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan berbicara. Wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi pembelajaran di kelas, khususnya yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam berbicara. Adapun wawancara dengan beberapa orang siswa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana guru merancang pembelajaran di dalam kelas khususnya yang berkaitan dengan keterampilan berbicara. Selain itu, penulis melakukan proses pengamatan terhadap pembelajaran yang berfokus pada kemampuan berbicara siswa masih rendah serta kurannya rancangan pembelajaran yang menunjukan keterampilan siswa secara aktif. Data pembelajaran keterampilan berbicara melalui model Reciprocal Teaching yang mencakup data proses dan data hasil keterampilam berbicara diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan pembelajaran berbicara di kelas. Data tersebut mencakup tiga tahap, yaitu perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap refleksi sebagai bentuk pelaksanaan tindakan yang diperoleh melalui hasil observasi.
43
44
Tiga tahap di atas difokuskan pada pembelajaran diskusi sebagai aplikasi dari keterampilan berbicara melalui model Reciprocal Teaching. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu berbicara dengan jelas saat mengemukakan pendapat, mengaitkan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas, menguasai masalah yang sedang didiskusikan, menyimpulkan hasil diskusi secara tepat, dan berani mengemukakan pendapat. Untuk melaksanakan tindakan di atas, peneliti menyusun suatu rencana pembelajaran sesuai dengan jumlah Pertemuan tindakan berdasarkan kriteria penelitian tindakan kelas. Tabel 4.1 RENCANA TINDAKAN TIAP PERTEMUAN Pertemuan Tindakan I
Manfaat
Materi Pokok
Memberikan pengetahuan awal Membantu siswa dalam Model diskusi, mengenai
materi
diskusi mengungkapkan
kelompok dan memotivasi siswa pengetahuan untuk mengemukakan pendapat secara saat diskusi.
aktif
mekanisme
awalnya diskusi, dan etika
meningkatkan keaktifan menyampaikan siswa
dalam
diskusi persetujuan,
kelompok Siswa tentang
dan
menyimak cara
membuat menjelaskan memprediksi
peragaan Merangsang
siswa sanggahan.
merangkum, untuk dapat berbicara pertanyaan, dalam diskusi kembali
jawaban
dan setelah
selesai membaca serta bagaimana berperan seperti seorang guru dalam menjelaskan hasil diskusi kelompoknya.
penolakan, dan
45
Memberi
kesempatan
kepada Siswa dapat membuat
siswa secara berkelompok untuk rangkuman, untuk
melakukan
membuat
diskusi pertanyaan,
memahami sebuah wacana.
menjelaskan dan
kembali
memprediksi
jawaban dari sebuah wacana yang kira-kira akan ditanyakan dalam diskusi kelas. Meminta
siswa
secara Meningkatkan aktivitas
berkelompok
untuk siswa dalam berbicara
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas II
Memberikan pengetahuan awal Membantu siswa dalam Model diskusi, mengenai
materi
diskusi mengungkapkan
kelompok dan memotivasi siswa pengetahuan untuk
mengemukakan pendapat secara
saat diskusi.
aktif
mekanisme
awalnya diskusi, dan etika
meningkatkan keaktifan menyampaikan siswa
dalam
diskusi persetujuan,
kelompok. Siswa tentang
dan
menyimak cara
membuat menjelaskan memprediksi
peragaan Merangsang
siswa sanggahan.
merangkum, untuk dapat berbicara pertanyaan, dalam kembali
jawaban
dan diskusi setelah
selesai membaca serta bagaimana berperan seperti seorang guru dalam menjelaskan hasil diskusi kelompoknya.
penolakan, dan
46
Memberi
kesempatan
kepada Siswa dapat membuat
siswa secara berkelompok untuk rangkuman,
membuat
melakukan diskusi memahami pertanyaan, sebuah wacana.
menjelaskan dan
kembali
memprediksi
jawaban dari sebuah wacana yang kira-kira akan ditanyakan dalam diskusi kelas. Meminta
siswa
secara Meningkatkan aktivitas
berkelompokuntuk
siswa dalam berbicara
mempresentasikanhasil
diskusi
kelompoknya di depan kelas Memberikan pengetahuan awal Membantu siswa dalam mengenai
materi
diskusi mengungkapkan
kelompok dan memotivasi siswa pengetahuan untuk mengemukakan pendapat secara saat diskusi.
awalnya
aktif
dan
meningkatkan keakatifan siswa dalam diskusi kelompok.
III
Siswa tentang
menyimak cara
membuat menjelaskan memprediksi
peragaan Merangsang
siswa Model diskusi,
merangkum, untuk dapat berbicara mekanisme pertanyaan, dalam diskusi. kembali
jawaban
dan setelah
diskusi,
dan
etika menyampaikan
selesai membaca serta bagaimana
persetujuan,
berperan seperti seorang guru
penolakan, dan
dalam menjelaskan hasil diskusi
sanggahan.
kelompoknya.
47
Memberi
kesempatan
kepada Siswa dapat membuat
siswa secara berkelompok untuk rangkuman,
membuat
melakukan diskusi raemahami pertanyaan, sebuah wacana.
menjelaskan dan
kembali
memprediksi
jawaban dari sebuah wacana yang kira-kira akan ditanyakan dalam diskusi kelas. Meminta
siswa
secara Meningkatkan aktivitas
berkelompok
untuk siswa dalam berbicara
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas
B. Pelaksanaan Pertemuan I Sebelum melaksanakan tindakan pada Pertemuan I, penulis terlebih dahulu membuat suatu perencanaan pelaksanaan Pertemuan I yang lebih jelasnya akan dpaparkan di bawah ini. 1. Perencanaan Pelaksanaan Pertemuan I
Tabel 4.2 RENCANA TINDAKAN PERTEMUAN I Pertemuan I
Tindakan
Manfaat
Memberikan pengetahuan Membantu awal
menganai
disakusi
siswa
materi mengungkapkan
kelompok
dan pengetahuan
memotivasi siswa untuk secara
siswa
aktif
dalam
kelompok.
dalam Model diskusi, mekanisme awalnya diskusi, dan
mengemukakan pendapat meningkatkan saat diskusi.
Materi Pokok
dan etika kekatifan menyampaikan diskusi persetujuan, penolakan, dan
48
Siswa menyimak peragaan Merangsang bagaimana
merangkum, untuk
membuat
siswa sanggahan.
dapat
berbicara
pertanyaan, dalam diskusi
menjelaskan kembali dan memprediksi
jawaban
setelah selesai membaca serta bagaimana berperan seperti
seorang
guru dalam
menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Memberi kepada
kesempatan Siswa siswa
dapat
membuat
secara rangkuman,
membuat
berkelompok untuk untuk pertanyaan,
menjelaskan
melakukan
diskusi kembali dan memprediksi
memahami
sebuah jawaban
wacana.
dari
sebuah
wacana yang kira-kira akan ditanyakan dalam diskusi kelas.
Meminta
siswa
berkelompok mempresentasikan
secara Meningkatkan
aktivitas
untuk siswa dalam berbicara hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas
2. Pelaksanaan Pertemuan Pertama Tindakan yang dilakukan yaitu berupa pembelajaran diskusi dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Proses pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Oktober 2010 pukul 07.00 WIB sampai dengan 08.30, yaitu dua jam pelajaran.
49
Untuk lebih jelasnya, peneliti akan mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching yang berlangsung pada tindakan pertama. Materi pokok yang dikembangkan dalam pertemuan I, yaitu mengenai model diskusi, mekanisme diskusi, dan etika menyampaikan persetujuan, penolakan, dan sanggahan. Guru memeragakan tentang cara merangkum, membuat pertanyaan, memprediksi jawaban, dan menjelaskan hasil diskusi kelompok dari sebuah wacana. Kemudian masing-masing kelompok siswa diberikan sebuah teks wacana dengan tema yang sama yaitu "Kesehatan" serta judul yang sama juga yaitu "Dampak kurang gizi pada anak-anak". Setelah selesai membaca, siswa membuat rangkuman, pertanyaan, prediksi jawaban lalu menjelaskan dengan berperan sebagai seorang guru dalam diskusi kelas. Rencana pembelajaran pada pertemuan I ini secara umum dapat diimplementasikan dengan baik walaupun masih ada yang harus diperbaiki pada kegiatan inti. Kurang menariknya tema wacana yang diberikan kepada siswa membuat proses diskusi kurang berjalan aktif. Kegiatan pembelajaran dalam pertemuan I terdiri atas tiga tahap, yaitu kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup). Untuk mengetahui bagaimana realita di lapangan mengenai pembelajaran "diskusi" dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching, akan penulis deskripsikan secara detail.
a. Kegiatan awal Kegiatan awal pada Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Oktober 2010. Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam dan mengkondiskan siswa dengan cara mengabsen siswa. Guru bertanya "Siapa yang tidak hadir?" Kemudian hampir seluruh siswa menjawab "Siti fatimah” dengan Muhammad Yulianto bu" Lalu guru bertnnya lagi mengapa mereka berdua tidak bisa hadir?" tiba-tiba ada seorang siswa yang menjawab "Kalo Yulianto dispen basket bu, Siti mah sakit karena diet bu.. lalu semua siswa serentak tertawa. Setelah selesai mempresensi siswa, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu "Naik
50
delman" yang sudah dimodifikasi dengan lirik yang lucu. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa lebih merasa akrab dengan guru sehingga akan timbul, semangat serta memunculkan motivasi siswa untuk menerima pelajaran dan tentunya kegiatan tersebut akan memperlancar proses belajar mengajar. Setelah siswa dapat dikondisikan, guru memerintahkan siswa untuk membuka buku tulis dan buku paket bahasa Indonesia. Guru pun menginformasikan tentang pelajaran hari itu, yakni "Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan", kemudian guru melakukan apersepsi kepada siswa tentang diskusi yaitu menggali pengetahuan awal siswa tentang diskusi, dan bagaimana tentang etika berdiskusi. Setelah melakukan apersepsi, guru memberitahu tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah guru menyampaikan materi ini, yaitu: (a) siswa mampu menentukan mekanisme diskusi (b) siswa mampu menentukan etika menyampaikan persetujuan, sanggaham, dan penolakan pendapat dalam diskusi (c) siswa mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai dengan alasan atau bukti.
b. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru memberikan materi berupa "Model diskusi, mekanisme diskusi serta etika menyampaikan persetujuan, penolakkan, dan sanggahan dalam diskusi". Guru juga meryampaikan tentang bagaimana berdiskusi dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Setelah guru menjelaskan materi, siswa dibagi ke dalam 6 kelompok secara heterogen dengan cara memerintahkan setiap siswa untuk mengambil satu gulungan kertas di dalam gelas yang di dalamnya berisi nama-nama planet, nama bunga, tokoh kartun, nama pahlawan, cabang olah raga dan warna. Setelah semua siswa masing-masing mendapatkan satu buah gulungan kertas kemudian mereka diperintahkan untuk membaca isi kertas tersebut. Mereka pun diperintahkan untuk bergabung dengan teman lainnya yang memiliki jenis kata umum yang sama misalnya nama-nama bunga bergabung dengan kelompok bunga yang lain. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa bisa berbaur dengan siswa lainnya; karena
51
biasanya dalam menentukan kelompok, mereka hanya bergabung dengan kelompok bermainnya sehingga anggota kelompok adalah orang-orang yang sama. Pada saat pembagian kelompok berlangsung sempat terjadi kegaduhan yang disebabkan dari teriakan-teriakan memanggil anggota lainnya tetapi setelah memakan waktu yang lumayan lama suasana dapat dikondisikan dan siswa pun sudah berkumpul dengan anggota kelompok yang lain. Setelah semua siswa duduk perkelompok, setiap anggota kelompok diberikan nomor sebagai pembagian tugas (peran). Masing-masing anggota mendapatkan tugas yang berlainan yakni bagian merangkum, memprediksi pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menjelaskan, menjadi notulen dan yang berperan seperti guru untuk menjelaskan hasil bacaannya. Kegiatan selanjutaya yaitu guru membagikan sebuah wacana kepada masing-masing kelompok dengan tema dan judul yang sama yaitu "kesehatan". Pada kegiatan ini, siswa ditugaskan untuk berdiskusi dalam kelompoknya masingmasing sesuai dengan peran yang telah dibagikan yaitu bagian merangkum, yang memprediksi, pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menjelaskan, menjadi notulen dan yang berperan seperti guru untuk menjelaskan hasil bacaannya. Siswa ditugaskan untuk membaca teks bacaan yang telah disediakan, menggarisbawahi hal-hal penting dari bacaan menurut siswa untuk memudahkan siswa dalam kegiatan merangkum. Tiap kelompok melakukan diskusi dengan tugasnya masing-masing. Saat proses diskusi berlangsung, guru meminta waktu sebentar untuk memeragakan tata cara merangkum, membuat pertanyaan, memprediksi jawaban dan menjelaskan kembali hasil pekerjaan kelompok di depan kelas. Pada tahap ini guru yang oersangkutan sebagai model. Saat guru menerangkan, siswabegitu antusias hal tersebut terlihat dengan adanya beberapa siswa yang bertanya tentang tugas masing-masing. Langkah selanjutnya yaitu siswa secara berkelompok mempresentasikan pembahasan yang telah dibuatnya sesuai dengan yang diperagkan oleh guru di depan kelas. Pada mulanya, sempat terjadi saling tunjuk antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya mereka tidak mau tampil pertama di depan kelas. Akan tetapi dengan ditakut-takuti bahwa kelompok yang tidak maju tidak akan
52
mendapat nilai akhirnya mereka saling berebut untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Adapun kelompok yang berkesempatan tampil pertama di depan kelas untuk mempresentasikan pembahasan kelompoknya yaitu kelompok planet. Diskusi pun berjalan lancar saat itu terjadi adu pendapat, melempar pertanyaan serta sanggahan. Kejadian yang paling berkesan yaitu ketika salah satu anggota kelompok meneragakan hasil pembahasannya dengan memerankan tokoh seorang guru, tiruan gaya yang diperankannya sangat mirip dengan guru aslinya sehingga siswa yang lain sempat terkagum-kagum. Dengan kehandalan siswa itu memerankan peranya seperti seorang guru idolanya, membuat kelompok lainnya merasa tertantang untuk menampilkan peran yang lebih bagus lagi ketika kelompoknya yang berkesempatan tampil di depan kelas. Akan tetapi, ada sedikit kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung, kendala tersebut yaitu siswa yang berani mengungkapkan ide, gagasan, sanggahan dan pendapatnya masih belum maksimal karena hanya sekitar 30% siswa yang berani berbicara. Setelah guru bertanya kepada siswatentang ketidakefektifan diskusi yang telah berlangsung akhirnya mereka menjawab tema wacana yang diberikan untuk bahan diskusi kurang menarik. Siswa menginginkan tema yang sesuai dengan mereka yaitu tema remaja. c.
Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran, siswa dan guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung. Kegiatan refleksi tersebut dilakukan dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pembelajaran yang telah disampaikan. Guru menyimpulkan bagaimana memahami sebuah wacana dengan teknik Reciprocal Teaching dan bagaimana etika berdiskusi yang baik. Lalu guru menginformasikan tentang pelajaran berikutnya dan menugaskan kepada siswa untuk berlatih tentang tata cara berdiskusi yang sesuai dengan etika berdiskusi agar mereka dapat tampil maksimal pada pertemuan berikutnya. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam sebagai tanda proses belajar mengajar pada hari itu telah selesai.
53
3. Analisis Data Observasi Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan I diperoleh hasil sebagai berikut. a. Aktivitas Guru Selama Pembelajaran Data aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan I, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES PEMBELAJARAN PERTEMUAN I Sekolah
: SMP Negeri I Padaherang
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/1
Hari/Tanggal
: Senin, 11 Oktober 2010
No. 1.
Aspek yang dinilai
Nilai 1
2
3
4
Ket.
Kemampuan membuka pelajaran 1. Menarik perhatian siswa
√
Cukup
2. Menimbulkan motivasi
√
Cukup
3. Memberikan acuan materi yang akan disajikan
√
Baik
4. Memberi kaitan materi dengan kemampuan
√
Baik
√
Baik
yang telah dimiliki siswa (lingkungan luar) 2.
Sikap peneliti dalam proses pembelajaran 1. Kejelasan suara 2. Gerakan badan tidak menggangu perhatian
√
Cukup
√
Cukup
siswa 3. Antusiasme penampilan/mimik 4. Mobilitas posisi tempat
√
Baik
54
No. 3.
Nilai
Aspek yang dinilai
1
2
3
4
Ket.
Penguasaan materi √
Baik
2. Kejelasan dalam menerangkan materi
√
Baik
3. Kejelasan dalam memberikan contoh
√
Baik
4. Mencerminkan keluasan wawasan
√
Baik
1. Materi disajikan sesuai dengan langkahlangkah yang direncanakan
4.
Proses pembelajaran 1. Kesesuaian penggunaan strategi / Metode
√
Cukup
√
Cukup
dengan pokok bahasan 2. Penyajian materi relevan dengan indikator hasil belajar √
Baik
√
Baik
√
Baik
2. Ketepatan saat penggunaan
√
Baik
3. Keeterampilan saat mengoperasionalkan
√
Baik
3. Antusiasme
dalam
menanggapi
dan
menggunakan respon 4. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu 5.
Penggunaan media 1. Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan jenis Media
4. Membantu
meningkatkan
proses
√
Cukup
pembelelajaran 6.
Evaluasi relevan
√
Baik
2. Menggunakan jenis ragam penilaian relevan
√
Baik
1. Menggunakan
penilaian
tulisan
dengan indikator hasil belajar
dengan indikator hasil belajar 3. Menggunakan penilaian sesuai dengan yang tertulis pada rencana pembelajaran
√
Cukup
55
No. 7.
Aspek yang dinilai
Nilai 1
2
3
4
Ket.
Kemampuan menutup pelajaran 1. Meninjau kembali pokok bahasan
√
Cukup
2. Memberikan kesempatan bertanya
√
Baik
3. Mengucapkan salam
√
Baik
Ket: Kategori Penilaian 4
= Sangat baik
3
= Baik
2
= Cukup
1
= Kurang
Persentase Aktivitas Guru
= Perolehan Skor = 69 % = B (Baik)
Kategori Penilaian: >80%
= Sangat baik (A)
60% - 79,99%
= Baik (B)
40% - 59,99%
= Cukup (C)
20% - 39,99%
= Kurang (D)
00% -19,99%
= Sangat kurang (E)
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan guru dalam pembelajaran pada pertemuan I berada dalam kategori "Baik".
b. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Hasil Pengolahan Data aktivitas siswa pada pertemuan I, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
56
Tabel 4.4 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN PERTEMUAN I No.
Aspek yang diamati
1.
Aktivitas siswa selama mengikuti
Jumlah
Rata-rata
Ketera ngan
PBM a. Siswa memperhatikan penjelasan 30
71,42%
Cukup
dari guru b. Siswa serius mengerjakan tugas 22
52,38%
Cukup
yang diberikan guru c. Siswa mampu mengungkapkan ide- 19
45,23%
Cukup
47.61%
Kurang
7,14%
Sangat
idenya dengan berani d. Siswa
mampu
melaporkan 20
informasi dengan baik 2.
Perlaku siswa yang tidak sesuai 3
baik
dengan PBM: a. Malamun
10
23,80%
Baik
b. Mengobrol dengan temannya
12
28,57%
Baik
c. Melakukan pekerjaan lain
2
4,76%
Sangat baik
d. Membuat corat-coret di kertas
3
7,14%
Sangat baik
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Sesuai dengan PBM >80%%
= Sangat baik
60%- 79,99%
= Baik
40% - 59,99%
= Cukup
20% - 39,99%
= Kurang
00% - 19,99%
= Sangat kurang
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Tidak Sesuai dengan PBM
57
>80%
= Sangat kurang
60% - 79,99%
= Kurang
40% - 59,99%
= Cukup
20% - 39,99%
= Baik
00% - 19,99%
= Sangat Baik
Pada pertemuan I, analisis nilai aktivitas siswa yang sesuai dengan pelajaran adalah 54,16% dengan kategori "Cukup" Sedangkan analisis aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran adalah 16,06% termasuk kategori "Baik".
c. Hasil Belajar Siswa Pada Tindakan Pembelajaran Pertemuan I Berdasarkan tindakan dan observasi yang telah dilakukan pada pertemuan1 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.5 SKOR KEMAMPUAN BERBICARA (DISKUSI DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING) No.
Nama Siswa
Skor Aspek yang Dinilai 1
2
3
4
5
Jumlah
1.
Adam Maulana
3
3
3
3
3
15
2.
Aditria Nuimita Dewi
3
3
3
3
3
15
3.
Anastasha Azizah M
1
3
1
2
2
9
4.
Anggia Fitri M
3
1
1
3
2
10
5.
Ardeliana Rizkita P
2
2
2
1
1
8
6.
Atari Rizki Naulia
2
2
2
1
2
9
7.
Dheya Shafira A.
2
1
1
2
2
8
8.
Dinda Sukmadewi
2
2
2
2
2
10
9.
Fahmi Bagus Pratama
2
1
2-
2
9
10.
Fannisa Salma Shafira
3
3
3
3
3
15
11.
Fathya Nabila Gifani
3
3
3
3
3
15
12.
Fatma Saviera
2
3
1
2
2
10
2
58
No.
Nama Siswa
Skor Aspek yang Dinilai 1
2
3
4
5
Jumlah
13.
China Bani Azifah
1
3
3
2
3
11
14.
Gina Ariela
2
2
3
2
1
10
15.
Giyana Priliya
3
1
1
2
2
9
16.
Hinda
1
1
3
3
2
10
17.
Ilham Dwi Putranto
2
2
3
2
2
11
18.
Karma Agnia
I
3
3
3
3
15
19. Ki Agus Hafizh Kidayat
2
3
1
2
2
11
20.
M Rifan Fauzan
3
2
3
2
1
11
21.
Mahfidarwan Akbar M
3
3
3
3
3
15
22.
Moch. Birama Agustian
3
1
1
2
3
10
23.
Mohamad Bayu Nugraha
3
3
3
1
3
15
24.
Miih Giffary MH
3
1
3
2
2
11
25.
Muhamad Yaser A
2
2
2
2
1
9
26.
Nadya Arystia
3
1
2
2
3
11
27.
Nanda Fadhil Azman
3
1
2
2
2
10
28.
Pranesha Wahyu S A
1
2
1
2
2
8
29.
R. Nadila Andiani K
2
2
3
2
2
11
30.
Rahmadewi Budiningtyas
1
2
2
1
1
8
31.
Rayka Wildan AiidhiK
2
2
2
2
1
9
32.
Rd. Alvin Kurnia Putra
3
3
3
3
3
15
33.
Regina Emanuella Gusti P
3
3
3
3
3
15
34.
Roufisma Abdi Pratama
2
1
3
2
2
10
35.
Shah Dehan L
1
3
2
2
3
10
36.
Shita Rai Putri
2
2
3
2
2
11
37.
Sitti Nabillah Putri
1
2
2
1
1
8
38.
Tiara Fariza
2
1
3
2
3
11
39.
Trifitri Muhammadita
2
2
3
2
2
11
40
Utin Alvina Nunuliawati
2
3
1
2
3
11
59
No.
Skor Aspek yang Dinilai
Nama Siswa
1
2
3
4
5
Jumlah
41.
Yoan Martha Azlia
2
3
2
2
1
10
42.
Yuvi Aniasa Yushalovi
2
3
2
2
2
11
Keterangan: aspek yang dinilai 1
= Kejelasan mengemukakan pendapat
2
= Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas
3
= Menguasai masalah yang didiskusikan
4
= Ketepatan menyimpulkan hasil diskusi
5
= Keberanian mengemukakan pendapat Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mencapai
skor maksimal yaitu (15) yaitu sebanyak sembilan orang. Adapun hasil presentase kemampuan berbicara mengenai materi diskusi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.6 KEMAMPUAN BERBICARA(PROSES DISKUSI MENGGUNAKAN MODEL RECIPROCALTEACHING) PADA PERTEMUAN I No. 1.
2.
3.
ASPEK
DESKRIPSI
PERSENTASE
KRITERIA
(%)
KATEGORI
Kejelasan
a. Jelas
38,09%
Kurang
mengemukakan
b. Agak jelas
45,23%
Cukup
Pendapat
c. Tidak jelas
16,66%
Sangat kurang
Kaitan pendapat dan
a. Berkaitan
40,47%
Cukup
gagasan dengan tema
b. Agak berkaitan
35,71%
Kurang
yang sedang dibahas
c. Tidak berkaitan
23,80%
Kurang
Menguasai masalah
a. Menguasai
47,61%
Cukup
yang didiskusikan
b. Agak menguasai
28,57%
Kurang
c. Tidak menguasai
23,80%'
Kurang
60
No. 4.
5.
ASPEK
DESKRIPSI
PERSENTASE
KRITERIA
(%)
KATEGORI
Ketepatan
a. Tepat
26,19%
Kurang
menyimpulkan
b. Agak tepat
64,28%
Baik
hasil diskusi
c. Tidak tepat
9,52%
Sangat Kurang
Keberanian
a. Berani
35,71%
Kurang
mengungkapkan
b. Agak berani
45,23%
Cukup
pendapat
c. Tidak berani
19,04%
Sangat kurang
Keterangan kategori penilaian > 80%
= Sangat Baik
60% - 79,99% = Baik 40% - 59,99% = Cukup 20% - 39,99% = Kurang 00% -19,99% = Sangat kurang Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dari kelima aspek yang digunakan untuk menilai kemampuan berbicara khususnya berdiskusi yang tergolong ke dalam kategori kurang, tetapi untuk menyimpulkan hasil diskusi sudah lumayan baik, sedangkan aspek yang lainnya masih berada dalam kategori kurang dan sangat kurang.
4. Refleksi Tindakan Pembelajaran Pertemuan I Berdasarkan hasil data di atas diperoleh data berikut ini. a. Berdasarkan
hasil
pengamatan
aktivitas
guru
selama
pembelajaran
berlangsung bahwa secara keseluruhan guru telah melaksanakan hampir semua tahapan yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran, sehingga dalam Pertemuan I aktivitas guru tergolong ke dalam kategori "Baik". Akan tetapi, walaupun demikian masih ada beberapa hambatan yang guru alami saat proses pembelajaran berlangsung yaitu masih sulitnya guru mengendalikan kelas. Hal itu terbukti dengan masih adanya beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain saat pembelajaran berlangsung misalnya mengobrol, melamun,
61
dan memainkan HP. Kendala guru kesulitan mengkondisikan kelas pun terjadi saat pembagian kelompok untuk diskusi, pada saat pembagian kelompok siswa sangat tidak kondusif dan sulit dikendalikan. Hambatan lain yang dialami guru adalah pada saat diskusi berlangsung. Proses diskusi tidak berjalan aktif bahkan cenderung monoton karena hanya beberapa siswa saja yang berani mengemukakan pendapat dan gagasannya. bahkan saat guru menunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas siswa hanya saling tunjuk dan tidak mau maju sebagai yang pertama dengan alasan malu. b. Secara umum aktivitas siswa selama menerapkan pembelajaran keterampilan berbicara melalui model Reciprocal Teaching pada Pertemuan I berdasarkan analisis nilai aktivitas siswa yang sesuai dengan pelajaran adalah 54,16% tergolong kategori "Cukup". Hal tersebut disebabkan karena pada saat diskusi berlangsung hanya beberapa siswa saja yang terlihat mendominasi diskusi sedangkan kebanyakan dari siswa lainnya hanya diam saja. Adapun analisis aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran adalah 16,06% yang tergolong kategori "Baik". Hal itu terjadi karena pada saat diskusi berlangsung masih ada beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain. Akan tetapi persentasenya kecil sehingga tidak begitu mempengaruhi walaupun demikian harus dilakukan adanya perbaikan terhadap aspek tersebut. c. Berdasarkan deskripsi hasil pembelajaran Keterampilan berbicara siswa dengan model Reciprocal Teaching, diperoleh hanya 35,71% siswa yang berani mengungkapkan pendapat saat diskusi berlangsung. Bagi peneliti, hal ini merupakan bahan refleksi yang akan dijadikan dasar acuan dalam penyusunan tindakan pembelajaran pada pertemuan II, sehingga diharapkan akan mengalami peningkatan untuk semua aspek. Secara lengkap akan diuraikan berikut ini: 1) Jelasnya kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat ketika berdiskusi tergolong dalam kategori "kurang" dengan persentase 38,09%. Hal ini disebabkan oleh banyaknya siswa yang kurang jelas dalam mengemukakan pendapat ketika berdiskusi, yaitu denganpersentase 45,23% dan siswa yang tidak jelas mengemukakan pendapatnya ketika
62
berdiskusi yaitu dengan persentase 16,66%. 2) Kemampuan siswa mengaitkan antara pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas tergolong dalam kategori "cukup" dengan persentase 40,47%. Akan tetapi, masih terdapat siswa yang agak mengaitkan antara pendapat dan gagasan dengan yang sedang dibahas yaitu dengan persentase 35,71%. Bahkan ada siswa yang tidak mengaitkan pendapat dengan tema yang dibahas yaitu dengan persentase 23,80%. 3) Kemampuan siswa dalam menguasai masalah yang didiskusikan tergolong "cukup" yaitu dengan persentase 47,61%. Hal itu disebabkan oleh adanya siswa yang agak menguasai masalah yang didiskusikan yaitu persentase 28, 57% dengan kategori "kurang". Dan siswa yang tidak menguasai masalah yang didiskusikan yaitu persentase 23,80% dengan kategori kurang. 4) Kemampuan siswa menyimpulkan diskusi secara tepat tergolong "kurang" yaitu dengan persentase 47,61%. Hal itu disebabkan karena masih banyaknya siswa yang agak tepat menyimpulkan hasil diskusi yaitu sebanyak 64,28% yang tergolong ke dalam kategori "baik". Dan siswa yang tidak tepat menyimpulkan hasil diskusi tergolong kategori "sangat kurang" dengan persentase 9,52%. Keberanian siswa mengemukakan pendapat saat diskusi secara berani tergolong "kurang" dengan persentase 35,71%. Hal itu disebabkan masih ada siswa yang agak berani mengemukakan pendapat saat diskusi yaitu persentase 45,23% yang tergolong kategori "cukup", dan yang tidak berani mengemukakan pendapat tergolong kategori "sangat kurang" yaitu persentase 19.04%.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam tindakan pembelajaran Pertemuan II, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya dan mengalami peningkatan untuk semua aspek. Maka dari itu, peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang timbul
63
pada Pertemuan I agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Langkah-langkah yang diambil diantaranya guru harus lebih tegas kepada siswa yang tidak memperhatikan. Untuk pembagian kelompok supaya kondusif, seharusnya guru membagi kelompok sebelum kegiatan pertemuan I sehingga saat pelajaran dimulai, guru langsung pada proses belajar. Guru harus mencari tema yang lebih menarik untuk bahan diskusi karena dengan tema yang menarik merupakan faktor untuk memancing keaktifan berbicara siswa pada saat diskusi.
C.
Pelaksanaan pertemuan II Sebelum melaksanakan tindakan pada pertemuan II, penulis terlebih
dahulu membuat suatu perencanaan pelaksanaan pertemuan II yang lebih jelasnya akan dipaparkan di bawah ini. 1. Perencanaan Pelaksanaan Tindakan pertemuan II Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada tindakan pertemuan I bahwa perlu diadakan perbaikan terhadap kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada Pertemuan I, maka dari itu peneliti bersama guru kembali merencanakan tindakan pembelajaran pada pertemuan II, yaitu akan dijabarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 RENCANA TINDAKAN Pertemuan II Pertemuan
Tindakan Memberikan awal
mengenai
diskusi
siswa
mengemukakan
Materi Pokok
siswa
dalam Model diskusi,
materi rnengungkapkan pengetahuan mekanisme
kelompok
memotivasi II
pengetahuan Membantu
Manfaat
dan awalnya
secara
aktif
dan diskusi, dan
untuk meningkatkan kekatifan siswa etika
pendapat dalam diskusi kelompok
saat diskusi.
menyampaikan persetujuan,
Siswa menyimak peragaan Merangsang siswa untuk dapat penolakkan, tentang membuat
cara
merangkum, berbicara dalam diskusi pertanyaan,
dan sanggahan.
64
menjelaskan kembali memprediksi setelah
dan
jawaban
selesai
membaca
serta bagaimana berperan seperti seorang guru dalam menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Memberi
kesempatan Siswa
kepada
siswa
dapat
membuat
secara rangkuman,
membuat
berkelompok untuk untuk pertanyaan,
menjelaskan
melakukan
memprediksi
diskusi kembali
memahami sebuah wacana.
dan
jawaban dari sebuah wacana yang kira-kira akan ditanyakan dalam diskusi kelas.
Meminta siswa berkelompok
secara untuk
mempresentasikan diskusi
Meningkatkan aktivitas siswa dalam berbicara
hasil
kelompoknya
di
depan kelas
2.
Pelaksanaan Tindakan Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin 18 Oktober 2010 pada pukul
07.00 WIB sampai dengan 08.30 WIB, yaitu dua jam pelajarari. Tindakan pembelajaran dalam pertemuan II ini, sama halnya dengan yang dilakukan pada tindakan pembelajaran pertemuan I. 3. Analisis Data dan Observasi Berdasarkan tindakan dan observasi pada pembelajaran pertemuan II diperoleh hasil berikut ini: a. Aktivitas Guru Selama Pembelajaran Data aktivitas Guru selama proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan II dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
65
Tabel 4.8 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES PEMBELAJARAN PERTEMUAN II
Sekolah
: SMP Negeri I Padaherang
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/1
Hari/Tanggal
: Senin, 18 Oktober 2010
No. 1
Nilai
Aspek yang dinilai
1 2
3
Ket.
4
Kemampuan membuka pelajaran 1. Menarik perhatian siswa
√
Cukup
2. Menimbulkan motivasi
√
Cukup
3. Memberikan acuan materi yang akan
√
Baik
√
Baik
disajikan 4.
Memberi
kaitan
materi
kemampuan yang telah dimiliki
dengan siswa
(lingkungan luar)
2
Sikap
peneliti
dalam
preses √ Sangat
pembelajaran √
1. Kejelasan suara 2. Gerakan
badan
tidak
baik
menggangu
perhatian siswa 3. Antusiasme penmpilan/mimik
Cukup √ √
4. Mobilitas posisi tempat
3
Baik Baik
Penguasaan materi 1. Materi disajikan sesuai dengan langkahlangkah yang direncanakan
√
Baik
66
2. Kejelasan dalam menrangkan materi
√√
Baik
3. Kejelasan dalam memberikan contoh
√
Baik
4. Mencerminkan keluasan wawasan 4
Baik
Proses pembelajaran √
1. Kesesuaian penggunaan strategi/Metode
Baik
dengan pokok bahasan 2. Penyajian
materi
relevan
dengan
√
Cukup
indikator hasil belajar 3. Antusiasme
dalam
menanggapi
dan
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√√√
Baik
menggunakan respon 4. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu 5
Penggunaan media 1.
Memperhatikan
prinsip-prinsip
penggunaan jenis Media 2. Ketepatan saat penggunaan 3. Keeterampilan saat mengoperasionalkan
Baik
4. Membantu
Baik
meningkatkan
proses
pembelelajaran 6
Evaluasi 1. Menggunakan penilaian tulisan relevan
√
Baik
√
Baik
dengan ind:kator hasil belajar 2. Menggunakan
jenis ragam penilaian
relevan dengan indikator hasil belajar 3. Menggunakan penilaian sesuai dengan
√
Cukup
√
Cukup
yang tertulis pada rencana pembelajaran 7
Kemampuan menutup pelajaran 1. Meninjau kembali pokok bahasan 2. Memberikan kesempatan bertanya 3. Mengucapkan salam.
√
Baik √ Sangat baik
67
Ket: Kategori Penilaian 4 = Sangat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang Persentase Aktivitas Guru
= Perolehan Skor = 74% = B (Baik)
Kategori Penilaian: >80%
= Sangat baik (A)
60% - 79,99% = Baik (B) 40% - 59,99% = Cukup (C) 20% - 39,99% = Kurang (D) 00% -19,99% = Sangat kurang (E) Berdasarkan hasil observasi, kegiatan guru dalam pembelajaran pada pertemuan II berada dalam kategori 'Baik'.
b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Hasil pengolahan data aktivitas siswa dapat diperoleh bahwa pencapaian rata-rata pada pembelajaran pertemuan II, nilai aktivitas siswa yang sesuai dengan pelajaran adalah 73,21% dengan kategori "Baik" Sedangkan analisis aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran adalah 9,52 % dengan kategori "sangat baik". Aktivitas siswa selama proses berlangsung pada pertemuan II tersebut untuk lebih jelasnya akan divisualisasikan dlam tabel berikut ini:
68
Tabel 4.9 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN PERTEMUAN II No.
Aspek yang diamati
Jumlah
Ratarata
Keterangan
Aktivitas siswa selama mengikuti PBM a. Siswa memperhatikan penjelasan 33
78,57%
Baik
dari guru b. Siswa serius mengerjakan tugas 38
90,47%
Sangat baik
yang diberikan guru c. Siswa
mampu
mengungkapkan 27
64,28%
Baik
59,52%
Cukup
ide- idenya dengan berani d. Siswa
mampu
melaporkan 25
informasi dengan baik Perlaku siswa yang tidak sesuai dengan PBM: a. Malamun
1
2,38%
Sangat baik
b. Mengobrol dengan temannya
6
14,28%
Baik
c. Melakukan pekerjaan lain
7
16,66%
Baik
d. Membuat corat-coret di kertas
2
4,76%
Sangat baik
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Sesuai dengan PBM >80% = Sangat baik 60% - 79,99% = Baik 40% - 59,99% - Cukup 20% - 39,99% = Kurang 00% -19,99% = Sangat kurang
69
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Tidak Sesuai dengan PBM >80% = Sangat kurang 60% - 79,99% = kurang 40% - 59,99% = Cukup 20% - 39,99% = Baik 00% -19,99% = Sangat Baik
c. Hasil Belajar Siswa Pada Tindakan Pertemuan II Berdasarkan tindakan dan observasi yang telah dsilakukan pada pertemuan II diperoleh hasil berikut ini: Tabel 4.10 SKOR KEMAMPUAN BERBICARA (DISKUSI DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING) PADA PERTEMUAN II No.
Nama Siswa
Skor Aspek yang Dinilai 1
2
3
4
5
Jumlah
1.
Adam Maulana
3
3
3
3
3
15
2.
Aditria Nuimita Dewi
3
3
3
3
3
15
3.
Anastasha Azizah M
2
3
2
2
2
11
4.
Anggia Fitri M
3
1
1
3
2
11
5.
Ardeliana Rizkita P
2
2
3
1
2
10
6.
Atari Rizki Naulia
2
3
2
2
2
11
7.
Dheya Shafira A.
2
2
1
3
3
11
8.
Dinda Sukmadewi
3
3
3
3
15
9.
Fahmi Bagus Pratama
2
1
2
2
10
10.
Fannisa Salma Shafira
3
3
3
3
3
15
11.
Fathya Nabila Gifani
3
3
3
3
3
15
12.
Fatma Saviera
2
3
2
3
2
12
13.
China Bani Azifah
3
3
3
3
3
15
14.
Gina Ariela
3
3
3
3
3
15
15.
Giyana Priliya
3
1
2
3
2
11
3
3
70
No.
Nama Siswa
16.
Skor Aspek yang Dinilai
Jumlah
1
2
3
4
5
Hinda
2
1
3
3
3
12
17.
Ilham Dwi Putranto
2
3
3
2
2
12
18.
Karma Agnia
3
3
3
3
3
15
19.
Ki Agus Hafizh Kidayat
2
3
1
3
2
11
20.
M Rifan Fauzan
3
3
3
2
1
12
21.
Mahfidarwan Akbar M
3
3
3
3
3
15
22.
Moch. Birama Agustian
3
3
3
3
3
15
23.
Mohamad Bayu Nugraha
3
3
3
3
3
15
24.
Miih Giffary MH
3
1
3
2
2
11
25.
Muhamad Yaser A
2
2
2
2
1
9
26.
Nadya Arystia
3
3
3
3
3
15
27.
Nanda Fadhil Azman
3
2
3
2
2
12
28.
Pranesha Wahyu S A
1
3
3
2
3
12
29.
R. Nadila Andiani K
3
3
3
,3
3
15
30.
Rahmadewi Budiningtyas
1
3_
2
2
3
11
31.
Rayka Wildan AiidhiK
2
3
2
2
2
11
32.
Rd. Alvin Kurnia Putra
3
3
3
3
3
15
33.
Regina Emanuella Gusti P
3
3
3
3
3
15
34.
Roufisma Abdi Pratama
3
3
3
3
3
15
35.
Shah Dehan L
2
3
2
2
3
12
36.
Shita Rai Putri
3
3
3
3
3
12
37.
Sitti Nabillah Putri
2
2
2
3
1
10
38.
Tiara Fariza
2
1
3
2
3
11
39.
Trifitri Muhammadita
2
3
3
2
2
12
40.
Utin Alvina Nunuliawati
2
3
1
2
3
11
41.
Yoan Martha Azlia
3
3
3
3
3
15
42.
Yuvi Aniasa Yushalovi
2
3
2
3
2
12
Keterangan: aspek yang dinilai
71
1 = Kejelasan mengemukakan pendapat 2 = Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas 3 = Menguasai masalah yang didiskusikan 4 = Ketepatan menyimpulkan hasil diskusi 5 = Keberanian mengemukakan pendapat Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mencapai skor maksimal yaitu (15) sebanyak 17 orang. Adapun hasil presentase kemampuan berbicara mengenai materi diskusi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.11 KEMAMPUAN BERBICARA (PROSES DISKUSI MENGGUNAKAN MODEL RECIPROCAL TEACHING) PADA PERTEMUAN II No. 1.
2.
ASPEK
DESKRIPSI
PERSENTASE
KRTTERIA
(%)
KATEGORI
Kejelasan
a. Jelas
54,76%
Cukup
mengemukakan
b. Agak jelas
40;47%
Cukup
Pendapat
c. Tidak jelas
4,76%
Sangat kurang
Kaitan pendapat
a. Berkaitan
76,19%
Baik
dan gagasan
b. Agak berkaitan
11,90%
Sangat kurang
dengan tema yang
c. Tidak berkaitan
11.90%
Sangat kurang
Menguasai masalah
a. Menguasai
64,28%
Baik
yang didiskusikan
b. Agak menguasai
19,04%
Sangat kurang
c. Tidak menguasai
11.90%
Sangat Kurang
Ketepatan
a. Tepat
61,90%
Baik
menyimpulkan
b. Agak tepat
33,33%
Kurang
hasil diskusi
c. Tidak tepat
2.38%
Sangat Kurang
Keberanian
a. Berani
59.52%
Baik
mengungkapkan
b. Agak berani
33.33%
Kurang
pendapat
c. Tidak berani
7,14%
Sangat kurang
sedang dibahas 3.
4.
5.
72
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dari kelima aspek yang digunakan untuk menilai kemampuan berbicara khususnya berdiskusi yang tergolong ke dalam kategori "Baik", yaitu Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas berkaitan, menguasai masalah yang didiskusikan,
Ketepatan
menyimpulkan
hasil
diskusi,
Keberanian
mengungkapkan pendapat. Adapun aspek yang lain berada dalam kategori cukup, kurang, dan sangat kurang.
4.
Refleksi Tindakan Pertemuan II Berdasarkan hasil data di atas diperoleh data berikut ini. a. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung bahwa secara keseluruhan guru telah melaksanakan hampir semua tahapan yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran, sehingga dalam pertemuan I aktivitas guru tergolong ke dalam kategori "Baik". Hal yang harus ditingkatkan lagi yaitu pengkondisian siswa, karena pada saat diskusi berlangsung masih ada beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain. Selain itu, peningkatan siswa yang aktif berbicara belum signifikan hal itu terlihat dari masih adanya siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam proses diskusi maka dari itu harus mencari tema yang lebih menarik lagi untuk bahan diskusi. b. Aspek aktivitas siswa selama menerapkan pembelajaran diskusi dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching tergolong ke dalam kategori "Baik" dengan rata-rata percentage 73,21%. Pada pembelajaran pertemuan I. ini masih terdapat beberapa aspek yang hams ditingkatkan kembali pada Pertemuan selanjutnya, yaitu aspek keberanian siswa mengemukakan pendapat. c. Berdasarkan hasil observasi, bahwa keseriusan siswa saat rhemperhatikan penjelasan guru menunjukan kategori "baik" karena dari jumlah 42 siswa terdapat 33 siswa yang serius memperhatikan guru, pada saat mengerjakan tugas yang diberikan guru sudah menunjukan kategori "sangat baik"
73
karena dari jumlah 42 siswa terdapat 38 siswa yang serius mengerjakan tugas dan siswa mengungkapkan ide-irtenya dengan berani pada saat diskusi menunjukan kategori "baik" pula karena dari jumlah 42 siswa terdapat 27 siswa yang merespon aspek ini. Dari segi melaporkan informasi dengan baik selama proses diskusi berlangsung menunjukan kategori "cukup" hal ini dapat terlihat dari 42 siswa hanya terdapat 25 orang saja yang melaporkan informasi dengan baik. d. Berdasarkan
deskripsi hasil pembelajaran diskusi dengan
model
Reciprocal Teaching, diperoleh 100% siswa yang berdiskusi dan siswa yang termasuk ke dalam kategori "baik" dalam semua aspek saat mengemukakan pendapat yaitu 76,19%. Secara lengkap akan diuraikan berikut ini: 1) Siswa yang mengemukakan pendapat secara jelas dengan skor 3 yaitu 54, 76% dan skor 2 yang berarti kurang jeias dalam mengemukakan pendapat
tergolong
"cukup"
yaitu 40,47%.
Dan siswa
yang
mengemukakan pendapat secara tidak jelas dengan skor 1 yaitu hanya 4, 76% yang tergolong dalm kategori "sangat kurang". 2) Siswa yang mengaitkan pendapat dengan tema yang sedang dibahas dengan skor 3 yang berarti pendapat yang dikemukakan dengan tema sudah berkaitan yaitu 76,19% dan tergolong "baik" dan skor 2 yaitu pendapat dengan tema yang sedang dibahas agak berkaitan yaitu 11,90% dengan kategori "sangat kurang". Hal itu berarti rata-rata dari siswa sudah bisa mengaitkan pendapat dengan tema yang sedang dibahas. Adapun siswa yang tidak mengaitkan tema dengan pendapat yang dikemukakannya yaitu 11.90% dengan kategori "sangat kurang". 3) Siswa yang menguasai masalah yang didiskusikan dengan skor 3 yang berarti materi sudah terkuasai tergolong kategori "baik" yaitu 64,28% dan skor 2
yang berarti siswa agak menguasai
masalah yang
didiskusikan tergolong kategori "sangat kurang" yaitu 19,04%. Adapun siswa yang
tidak menguasai masalah yang sedang didiskusikan yaitu
11.90% dengan kategori "sangat kurang".
74
4) Siswa yang dapat menyimpulkan hasil diskusi secara tepat dengan skor 5 yaitu 61,90% dengan kategori "baik" dan skor 2 yang berarti simpulan hasil diskusi disampaikan secara kurang tepat tergolong kategori "kurang" yaitu 33,33%. Adapun siswa yang tidak tepat menyimpulkan hasil diskusi tergolong kategori "sangat kurang" yaitu 2,38%. Hal itu berarti hampir sebagian besar siswa sudah bisa menyimpulkan hasil diskusi secara tepat. 5) Siswa yang keberaniannya dengan skor 3 yang berarti berani mengungkapkan pendapat tergolong kategori "baik" yaitu 59.52% dan skor 2 yang berarti kurang berani mengungkapkan pendapat tergolong kategori "kurang" yaitu 33,33%. Adapun siswa yang tidak berani mengungkapkan pendapatnya yaitu 7,14% yang berarti tergolong kategori "sangat kurang". Data-data yang diperoleh dari pertemuan II ternyata belum memenuhi target yang diharapkan. Maka dari itu, peneliti bersama guru merancang kembali rencana pembelajaran pada pertemuan III.
D. Pelaksanaan Pertemuan III Sebelum melaksanakan tindakan pada pertemuan III, penulis terlebih dahulu membuat suatu perencanaan pelaksanaan pertemuan III yang Jebih jelasnya akan dipaparkan di bawah ini. 1. Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Pertemuan III Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada tindakan pertemuan II bahwa perlu diadakan perbaikan terhadap kekurangan dan kelemahan yang terdapat di pertemuan II, maka dari itu peneliti bersama guru kembali merencanakan tindakan pembelajaran pada pertemuan III, yaitu akan dijabarkan pada tebel berikut ini:
75
Tabel 4.12 RENCANA TINDAKAN PERTEMUAN II Pertemuan III
Tindakan
Manfaat
Materi Pokok
Memberikan pengetahuan Membantu awal
mengenai
diskusi
siswa Model diskusi.
materi dalam
kelompok
mekanisme
dan mengungkapkan
diskusi, dan
memotivasi siswa untuk pengetahuan awalnya etika mengemukakan pendapat secara saat diskusi.
aktif
dan menyampaikan
meningkatkan kekatifan
persetujuan. siswa penolakan dan
dalam
sanggahan.
diskusi kelompok Siswa
menyimak Merangsang
peragaan
tentang
merangkum,
cara untuk
siswa dapat
membuat berbicara
dalam
pertanyaan, menjelaskan diskusi kembali dan memprediksi jawaban setelah selesai membaca
serta
bagaimana seperti
berperan
seorang
dalam
guru
menjelaskan
hasil
diskusi
kelompoknya. Memberi kepada
kesempatan Siswa dapat membuat siswa
secara rangkuman, membuat
berkelompok untuk untuk pertanyaan, melakukan
diskusi enjelaskan
memahami
sebuah dan
wacana.
kembali
memprediksi
jawaban dari sebuah
76
wacana
yang
kira-
kira akan ditanyakan dalam diskusi kelas.
Meminta
siswa
berkelompok merapresentasikan
secara
Meningkatkan
untuk
aktivitas siswa dalam
hasil
berbicara
diskusi kelompoknya di depan kelas
2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan III Pertemuan III dilaksanakan pada hari Senin 25 Oktober 2009 pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 08.30 WIB, yaitu dua jam pelajaran. Tindakan pembelajaran dalam pertemuan III ini, sama halnya dengan yang dilakukan pada tindakan pembelajaran pertemuan I dan II.
3. Analisis Data dan Observasi Berdasarkan tindakan dan observasi pada pembelajaran pertemuan III diperoleh hasil berikut ini: a. Aktivitas Guru Selama Pembelajaran Data aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan III dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.13 HASIL OBSERVASIAKTIVITAS GURU SELAMA PROSES PEMBELAJARAN PERTEMUAN III Sekolah
: SMP Negeri I Padaherang
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/I
Hari/Tanggal
: Senin, 25 Oktober 2010
77
No. 1.
Aspek yang dinilai
Nilai 1
2
3
4
Ket.
Kemampuan membuka pelajaran 1. Menarik perhatian siswa
√ √
2. Menimbulkan motivasi 3. Memberikan acuan materi yang akan
Baik
√
baik
disajikan 4. Memberi kaitan materi dengan
Sangat
Baik √
kemampuan yang telah dimiliki siswa
baik
(lingkungan luar) 2.
Sikap peneliti dalam proses pembelajaran 1. Kejelasan suara
√
Sangat
2. Gerakan badan tidak menggangu
√
baik
perhatian siswa
Sangat
3. Antusiasme penampilan/miraik
√
4. Mobilitas posisi tempat
√
baik
Baik baik 3.
Penguasaan materi √
1. Materi disajikan sesuai dengan langkahlangkah yang direncanakan 2. Kejelasan dalam menerangkan materi
baik √ √
3. Kejelasan dalam memberikan contoh 4. Mencerminkan keluasan wawasan
Sangat
√
Baik Sangat baik Baik
4.
Proses pembelajaran 1. Kesesuaian penggunaan strategi/Metode dengan pokok bahasan
√
Baik
78
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
2. Ketepatan saat penggunaan
√
Baik
3. Keeterampilan saat
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
2. Penyajian materi relevan dengan indikator hasil belajar 3. Antusiasme dalam menanggapi dan menggunakan respon 4. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu 5.
Penggunaan media 1. Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan jenis Media
mengoperasionalkan 4. Membantu meningkatkan proses pembelelajaran 6.
Evaluasi 1. Menggunakan penilaian tulisan relevan dengan indikator hasil belajar 2. Menggunakan jenis ragam penilaian relevan dengan indikator hasil belajar 3. Menggunakan penilaian sesuai dengan yang tertulis pada rencana pembelajaran
7.
Kemampuan menutup pelajaran 1. Meninjau kembali pokok bahasan 2. Memberikan kesempatan bertanya
√
Sangat
3. Mengucapkan salam
√
baik Sangat baik
Ket: Kategori Penilaian 4 = Sangat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
79
Persentase Aktivitas Guru
= Perolehan Skor = 85% = Sangat baik
Kategori Penilaian: >80% = Sangat baik (A) 60% - 79,99% = Baik (B) 40% - 59,99% = Cukup (C) 20% - 39,99% = Kurang (D) 00% - 19,99% = Sangat kurang (E) Berdasarkan hasil observasi, kegiatan guru dalam pembelajaran pada Pertemuan III berada dalam kategori "Sangat baik".
b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Hasil pengolahan data aktivitas siswa dapat diperoleh bahwa pencapaian rata-rata pada pembelajaran pertemuan III, nilai aktivitas siswa yang sesuai dengan pelajaran adalah 91, 07% dengan kategori "Sangat baik" Sedangkan analisis aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran adalah 4,16% dengan kategori "sangat baik". Data aktivitas siswa yang termasuk kategori baik selama proses berlangsung pada pertemuan III tersebut untuk lebih jelasnya akan divisualisasikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.14 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN PERTEMUAN III No.
Aspek yang diamati
1
Aktivitas siswa selama mengikuti
Jumlah
Rata-rata
Keterangan
PBM a. Siswa memperhatikan penjelasan
42
100%
Sangat baik
42
100%
Sangat baik
dari guru b. Siswa serius mengerjakan tugas yang diberikan guru
80
c. Siswa mampu mengungkapkan
35
83,33%
Sangat baik
ide- idenya dengan berani d. Siswa
mampu
melaporkan
34
80,95%
Sangat baik
informasi dengan baik 2.
Perlaku siswa yang tidak sesuai dengan PBM: a. Melamun
0
0%
Sangat baik
b. Mengobrol dengan temannya
3
7,14%
Sangat baik
c. Melakukan pekerjaan lain
3
7,14%
Sangat baik
d. Membuat corat-coret di kertas
1
2.38%
Sangat baik
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Sesuai dengan PBM >80%
= Sangat baik
60% - 79,99% = Baik 40% - 59,99% = Cukup 20% - 39,99% = Kurang 00% - 19,99% = Sangat kurang
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Tidak Sesuai dengan PBM >80%
= Sangat kurang
60% - 79,99% = kurang 40% - 59,99% = Cukup 20% - 39,99% = Baik 00% -19,99% = Sangat Baik
81
Tabel 4.15 SKOR KEMAMPUAN BERBICARA (DISKUSl DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING) No.
Nama Siswa
Skor Aspek yang Dinilai
Jumlah
1. Adam Maulana
1 3
2 3
3 3
4 3
5 3
15
2.
3
3
3
3
3
15
3. Anastasha Azizah M
3
3
2
3
3
14
4. Anggia Fitri M
3
3
2
3
2
13
5. Ardeliana Rizkita P
3
3
3
3
3
15
6. Atari Rizki Naulia
2
3
3
3
2
13
7. Dheya Shafira A.
2
2
3
3
3
13
8. Dinda Sukmadewi
3
3
3
3
3
15
9. Fahmi Bagus Pratama
2
3
3
2
3
13
10. Fannisa Salma Shafira
3
3
3
3
3
15
11. Fathya Nabila Gifani
3
3
3
3
3
15
12. Fatma Saviera
3
3
3
3
3
15
13. China Bani Azifah
3
3
3
3
3
15
14. Gina Ariela
3
3
3
3
3
15
15. Giyana Priliya
3
3
3
3
3
15
16. Hinda
3
3
3
3
3
15
17. Ilham Dwi Putranto
3
3
3
3
3
15
18. Karma Agnia
3
3
3
3
3
15
19. Ki Agus Hafizh Kidayat
2
3
3
3
2
13
Aditria Nuimita Dewi
82
20. M Rifan Fauzan
3
3
3
2
1
12
21. Mahfidarwan Akbar M
3
3
3
1
3
15
22. Moch. Birama Agustian
3
3
3
3
3
15
23. Mohamad Bayu Nugraha
3
3
3
3
3
15
24. Miih Giffary MH
3
3
3
3
3
15
25. Muhamad Yaser A
3
3
3
3
3
15
26. Nadya Arystia
3
3
3
3
3
15
27. Nanda Fadhil Azman
3
3
3
3
3
15
28. Pranesha Wahyu S A
2
3
3
2
3
13
29. R. Nadila Andiani K
3
3
3
3
3
15
30. Rahmadewi Budiningtyas
3
3
3
3
3
15
31. Rayka Wildan AiidhiK
2
3
2
3
2
12
32. Rd. Alvin Kurnia Putra
3
3
3
3
3
15
33. Regina Emanuella Gusti P
3
3
3
3
3
15
34. Roufisma Abdi Pratama
3
3
3
3
3
15
35. Shah Dehan L
2
3
3
2
3
13
36. Shita Rai Putri
3
3
3
3
3
15
37. Sitti Nabillah Putri
3
3
3
3
3
15
38. Tiara Fariza
3
3
3
3
3
15
39. Trifitri Muhammadita
3
3
3
3
3
15
40. Utin Alvina Nunuliawati
3
3
3
3
3
15
41 Yoan Martha Azlia
3
3
3
3
3
15
42. Yuvi Aniasa Yushalovi
3
3
3
3
3
15
83
Keterangan: aspek yang dinilai 1
= Kejelasan mengemukakan pendapat
2
= Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedan; dibahas
3
= Menguasai masalah yang didiskusikan
4
= Ketep?tan menyimpulkan hasil diskusi
5
= Keberanian mengemukakan pendapat Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mencapai
skor maksimal yaitu (15) yaitu sebanyak 32 orang. Adapun hasil persentase kemamampuan berbicara mengenai materi diskusi dapa: di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.16 KEMAMPUAN BERBICARA (PROSES DISKUSI MENGGUNAKAN MODEL RECIPROCAL TEACHING) PADA PERTEMUAN III
No. 1.
2.
ASPEK
DESKRIPSI
PERSENTASE
KRITERIA
(%)
KATEGORI
Kejelasan
a. Jelas
83,33%
Sangat baik
mengemukakan
b. Agak jelas
16,66%
Sangat kurang
Pendapat
c. Tidakjelas
0%
Sangat kurang
Kaiatan pendapat
a. Berkaitan
97,61%
Sangat baik
dan gagasan
b. Agak berkaitan
2.38%
Sangat kurang
dengan tema yang
c. Tidak berkaitan
0%
Sangat kurang
sedang dibahas 3.
4.
Menguasai masalah
a. Menguasai
92,8:5%
Sangat baik
yang didiskusikan
b. Agak menguasai
7,14%
Sangat kurang
c. Tidak menguasai
0%
Sangat Kurang
Ketepatan
a. Tepat
92,85%
Sangat baik
menyimpulkan
b. Agak tepat
7,14%
Sangat Kurang
hasil diskusi
c. Tidak tepat
0%
Sangat Kurang
84
5.
Keberanian
a. Berani
88,09%
Sangat baik
mengungkapkan
b. Agak berani
9,52%
Sangat kurang
pendapat
c. Tidak berani
2,38%
Sangat kurang
Keterangan kategori penilaian > 80% = Sangat Baik 60% - 79,99% = Baik 40% - 59,99% = Cukup 20% - 39,99% = Kurang 00% -19,99% = Sangat kurang
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dari kelima aspek yang digunakan untuk menilai kemampuan berbicara khususnya berdiskusi yang tergolong ke dalam kategori sangat baik yaitu kejelasan mengemukakan pendapat, kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas, menguasai masalah yang didiskusikan, ketepatan menyimpulkan hasil diskusi, keberanian mengungkapkan pendapat. Akan tetapi, aspek yang lainnya masih berada dalam kategori kurang dan sangat kurang.
4. Refleksi Tindakan Pertemuan III Berdasarkan hasil data di atas diperoleh data berikut ini. a. Berdasarkan pengamatan aktivitas guru selama pemebelajaran berlangsung bahwa secara keseluruhan guru telah melaksanakan semua tahapan yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran dengan menunjukan kategori "sangat baik' dalam hal ini semua aspek sudah dilaksanaka guru dengan baik sehingga siswa pun sudah tampil maksimal. b. Aspek aktivitas siswa selama penerapan pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching pada pertemuan III tergolong ke dalam kategori "sangat baik" dengan rata-rata persentase 91,07%. c. Berdasarkan hasil observasi,
bahwa aspek keseriusan dan keantusiasan
siswa dalam mengikuti pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal
85
Teaching pada pertemuan III mengalami peningkatan 97,61% yang berada dalam kategori "sangat baik". Semua siswa melakukan diskusi dengan baik, yaitu dengan persentase 100% yang berada dalam kategori “sangat baik”. d. Berdasarkan deskripsi hasil pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching, diperoleh 100% siswa yang aktif berdiskusi yang termasuk kategori "sangat baik" dalam semua aspek saat mengemukakan pendapat mengalami peningkatan, yaitu 97,61%. Secara lengkap akan diuraikan berikut ini. 1) Siswa yang mengemukakan pendapat secara jelas dengan skor 3 yaitu 83,33% yang tergolong kategori "sangat baik" dan skor 2 yang berarti kurang jelas dalam mengemukakan pendapat tergolong "sangat kurang" yaitu 16,66%. Dan siswa yang mengemukakan pendapat secara tidak jelas dengan skor 1 yaitu hanya 0% yang tergolong dalam kategori "sangat kurang". 2) Siswa yang mengaitkan pendapat dengan tema yang sedang dibahas dengan skor 3 yang berarti pendapat yang dikemukakan dengan tema sudah berkaitan yaitu 97,61% dan tergolong "sangat baik" dan skor 2 yaitu pendapat dengan tema yang sedang dibahas agak berkaitan yaitu 2.38% dengan kategori "sangat kurang". Hal itu berarti rata-rata dari siswa sudah bisa mengaitkan pendapat dengan tema yang sedang dibahas. Adapun siswa yang tidak mengaitkan tema dengan pendapat yang dikemukakannya yaitu 0% dengan kategori "sangat kurang". 3) Siswa yang menguasai masalah yang didiskusikan dengan skor 3 yang berarti materi sudah terkuasai tergolong kategori "sangat baik" yaitu 92,85% dan skor 2 yaag berarti siswa agak menguasai masalah yang didiskusikan tergolong kategori "sangat kurang" yaitu 7,14%. Adapun siswa yang tidak menguasai masalah yang sedang didiskusikan yaitu 0% dengan kategori "sangat kurang". 4) Siswa yang dapat menyimpulkan hasit diskusi secara tepat dengan skor 5 yaitu 92,85% dengan kategori "sangat baik" dan skor 2 yang berarti simpulan hasil diskusi disampaikan secara kurang tepat tergolong
86
kategori "kurang" yaitu 7,14% Adapun siswa yang tidak tepat menyimpulkan hasil diskusi tergolong kategori "sangat kurang" yaitu 0% Hal itu berarti hampir sebagian besar siswa sudah bias menyimpulkan hasil diskusi secara tepat. 5) Siswa yang keberaniannya dengan skor 3 yang berarti berani mengungkapkan pendapat tergolong kategori "sangat baik" yaitu 88,09% dan skor 2 yang berarti kurang berani mengungkapkan pendapat tergolong kategori "sangat kurang" yaitu 7,14%. Adapun siswa yang tidak berani mengungkapkan pendapatnya yaitu 0% yang berati tergolong kategori "sangat kurang".
E. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran
Berdasarkan
hasil
observasi
aktivitas
siswa
selama
menerapkan
pembelajaran Keterampilan Berbicara melalui model Reciprocal Teaching Pada pertemuan I berdasarkan analisis nilai aktivitas siswa yang sesuai dengan pelajaran adalah 54,16% dengan kategori "Cukup". Hal tersebut disebabkan karena pada saat diskusi berlangsung hanya beberapa siswa saja yang terlihat mendominasi diskusi sedangkan kebanyakan dari siswa lainnya hanya diam saja. Adapun analisis aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran adalah 16,06% termasuk kategori "Baik". Hal itu terjadi karena pada saat diskusi berlangsung masih ada beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain. Akan tetapi persentasenya kecil sehingga tidak begitu mempengaruhi walaupun demikian harus dilakukan adanya perbaikan terhadap aspek tersebut. Tujuan utama untuk memperbaiki pertemuan I adalah meninjau kecenderungan peningkatan aktivitas siswa dalam srtuktur kebahasaan dan keberanian siswa untuk berbicara di depan kelas. Kemudian, peneliti pun mengadakan tindakan perbaikan pada Pertemuan II. Berdasarkan tabel 4.11 aktivitas siswa pada pertemuan II menunjkan adanya peningkatan sebesar 19,05 % dengan rata-rata persentase pada pertemuan I adalah 54,16% dan rata-rata
87
persentase pada spertemuan II adalah 73,21% Kemudian setelah dilakukan perbaikan tindakan pada pertemuan III, rata-rata aktivitas siswa meningkat sebesar 17,86% dari pertemuan II, yaitu 91,07%. Grafik di bawah ini akan lebih memperjelas bagaimanana kecenderungan peningkatan aktivitas siswa selama tiga Pertemuan berjalan.
Garfik 1 PERSENTASE RATA-RATA AKTIVITAS SISWA PADA SETIAP PERTEMUAN 100%
80% 60%
40% 20%
0% Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
2. Hasil Belajar Keterampilan berbicara siswa dengan materi diskusi dengan model pembelajaran Reciprocal Teachhig pada pertemuan I mencapai 100% siswa yang tampil diskusi di depan kelas. Namun skor hasil diskusi dengan nilai tinggi yaitu (15) yang berada dalam kategori baik mendekati sangat baik yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase 35,71%. Berdasarkan analisis dan refleksi pada pertemuan I, peneliti melakukan perbaikan terhadap keterampilan berbicara dengan memperbaiki aspek-aspek yang dinilai dalam diskusi pada pertemuan II. Pada pertemuan II ini mengalami peningkatan sebesar 23,81%. Siswa yang melakukan diskusi masih sama seperti
88
dalam pertemuan I yaitu sebanyak 42 orang siswa. Namun skor hasil diskusi siswa yang tingkat nilainya paling tinggi (15) berada dalam kategori baik mendekati sangat baik yaitu sebanyak 17 orang dengan persentase 59,52%. Peningkatan ini dapat terjadi karena tema yang diberikan kepada siswa untuk bahan diskusi lebih menarik" yaitu tentang remaja sehingga siswa lebih antusias untuk berbicara.
Setelah melakukan perbaikan berdasarkan analisis dan refleksi pada pertemuan II, keterampilan berbicara siswa khususnya dalam proses diskusi meningkat sebesar 28,57%. Jumlah siswa yang berdiskusi masih 42 orang siswa. Namun skor hasil diskusi yang tertinggi (15) berada dalam kategori baik dan mendekati sangat baik yaitu sebaryak 32 orang dengan persentase 88,09%. Hal ini terjadi karena ada perbaikan tindakan guru, yaitu memberi masukan kepada siswa yang skornya belum memenuhi standar dan memberikan motivasi serta mengatur waktu agar siswa bisa mengeluarkan pendapat dan diskusi berjalan aktif. Peningkatan pada pertemuan III cukup tinggi karena sudah dalam kategori "sangat tinggi". Hal tersebut terjadi disebabkan oieh keseriusan dan keantusiasan siswa saat mengikuti pelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching juga tidak lepas dari usaha guru untuk meningkatan keterampilan berbicara siswa agar mencapai hasil yang diharapkan. Aspek keseriusan dan keantusiasan siswa selama proses pembelajaran meningkat setiap Pertemuan. Dalam aspek siswa serius mengerjakan tugas yang diberikan guru, pada pertemuan II mengalami peningkatan sebesar 38,09% diperoleh 52,38% pada pertemuan I dan 90,47% pada pertemuan II. Hal tersebut berarti siswa yang serius ketika merangkum, menyusun pertanyaan, dan memprediksi jawaban untuk diskusi pada pertemuan I berada pada kategori "cukup" dan pada pertemuan II menjadi tergolong ke dalam kategori "baik". Seluruh siswa merespon dengan mengemukakan gagasan dan pendapat pada saat diskusi berlangsung, yaitu persentase 100% yang tergolong kategori "sangat baik". Hal ini disebabkan karena adanya motivasi dari gum. Upaya untuk meningkatkan lagi aspek ini, maka dilakukan analisis dan refleksi pada pertemuan
89
III. Adapun persentase keseriusan siswa selama pembelajaran sebesar 100%. Peningkatan ini menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan pada pertemuan III sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dalam upaya peningkatan aktivitas siswa. Grafik di bawah ini akan memperjelas bagaimana peningkatan yang terjadi pada keterampilan berbicara siswa pada setiap pertemuan.
Grafik 4.2 PERSENTASE KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN PEMBELAJARAN DISKUSI DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING
100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00%
pertemuan I
pertemuan II pertemuan III
F. Analisis data Angket, Sikap Siswa, dan Jurnal Siswa Data angket, sikap siswa dan jurnal siswa diberikan setelah melakukan tindakan pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III. Angket ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan
yang
berkaitan
dengan
pendapat
siswa
terhadap
pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching, Jumlah butir soal yang terdapat dalam angket yaitu 14 pertanyan dan berupa pilihan ganda. Siswa boleh memiliki jawaban sendiri, jika tidak ada dalam jawaban yang telah disediakan. Soal yang menanyakan apakah model pembelajaran seperti ini meningkatkan belajar bahasa Indonesia bagi siswa, terdapat 7 Orang siswa yang
90
menjawab "Sangat setuju" dengan persentase 16,66% dan menyatakan "setuju" sebanyak 35 orang dengan persentase 83,33%. Pertanyaan yang menyatakan Pembelajaran seperti ini membuat saya termotivasi dalara belajar diskusi, terdapat 15 orang yang menyatakan "sangat setuju" dengan persentase 35.71% dan 27 orang siswa yang menyatakan "setuju" dengan persentase 64,28%. Pertanyaan Apakah
kamu
merasa
kesulitan
dalam
mencari
pertanyaan
berikut
penyelesaiannya dengan menggunakan model pembelajaran ini, 2 orang siswa menjawab "tidak setuju" dengan persentase 4,76%. Pertanyaan apakah belajar seperti ini membuat pemahaman saya terhadap pembelajaran diskusi semakin menurun, terdapat 5 orang siswa menjawab '"tidak setuju" dengan persentase 11,90% dan 37 orang menjawab "sangat tidak setuju" dengan persebtase 88,09%. Pertanyaan pembelajaran seperti ini membuat saya mudah untuk berkomunikasi dengan teman lainnya, terdapat 12 Orang siswa menjawab "sangat setuju" dengan persentase 28,57% dan 30 orang siswa lagi menjawab "setuju" dengan persentase 71.42%. Pertanyaan pembelajaran seperti membuat saya mudah untuk berkomunikasi dengan teman lainnya, terdapat 25 orang siswa menjawab "setuju" dengan persentase 59,52% dan 17 orang siswa menjawab "sangat setuju" dengan peresentas 40,47%. Pertanyaan pembelajaran seperti ini membuat saya merasa malas untuk mencari variasi bentuk pertanyaan dan jawaban. Terdapat 38 orang siswa menjawab 'tidak setuju' dengan persentase 90,47% dan 4 orang siswa lainnya menjawab "sangat tidak setuju" dengan persentase 9,52%. Pertanyaan pembelajaran seperti ini membuat saya tidak ingin bertanya ataupun menjawab. Terdapat 13 orang siswa menjawan "tidak setuju" dengan persentase 30,92% dan 29 orang siswa menjawab "sangat tidak setuju" dengan persentase 69,04%. Pertanyaan pembelajaran seperti ini berbeda dengan pembelajaran sebelumnya dan harus dipertahanakan, tedapat 14 orang siswa yang menjawab "sangat setuju" dengan persentase 33,33% dan 38 orang siswa yang menjawab "setuju" dengan persentase 66,66%. Pertanyaan belajar seperti ini membantu untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada saat diskusi. Terdapat 22 orang siswa menjawab “sangat setuju” dengan persentase 52,38% dan 20 orang siswa menjawa "setuju" dengan persentase 47,61. Pertanyaan Pembelajaran seperti ini membuat saya
91
senang untuk mencari pertanyaan dan jawaban yang berancka bentuk. Terdapat 26 orang siswa yang menjawab "sangat setuju" dengan persentase 61,90% dan 16 orang siswa menjawab "setuju" dengan persentase 38,09%. Pertanyaan pemeblajaran seperti ini membuat saya senang untuk bertanya, terdapat 6 orang siswa menjawab "sangat setuju" dengan persentase 14. 28% dan 36 orang siswa menjawab "setuju" dengan persentase 85,71%. Pertanyaan saya merasa bangga dan senang apabila saya dapat menjelaskan materi yang dipahami dari sebuah wacana kepada teman lainnya. Terdapat 39 orang siswa menjawab “setuju" dengan persentase 92,85% dan 3 orang siswa lainnya menyawab "setuju" dengan persentase 7,14%. Pertanyaan saya lebih baik diam tidak bertanya pada saai diskusi apabila saya mengalami kesulitan dalam memahami sebuah wacana. Terdapat 15 orang siswa menjawab "tidak setuju" dengan persentase 35,71% dan 27 orang siswa menjawab "sangat tidak setuju" dengan persentase 64,28%. Pertanyaan tidak ada perbedaan antara pemebelajaran seperti ini dengan pembelajaran sebelumnya dan tidak perlu untuk diteruskan. Terdapat 18 orang siswa menjawab "tidak setuju" dengan persentase 42, 85% dan 24 orang siswa menjawab "sangat tidak setuju" dengan persentase 57,14%. Sikap siswa berisi 10 pertanyaan yang berkaitan-dengan pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching . Siswa mengisi sikap siswa tersebut dengan mencocokkan pernyataan yang dipilih dengan jawaban "ya" atau "tidak". Pernyataan pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching menarik bagi saya. 40 orang menjawab "ya" dengan persentase 95,23% dan 2 orang siswa menjawab “tidak" dengan persentase 7,14%. Pernyataan pembelajaran seperti ini membantu mendapatkan bahan pembicaraan 39 orang siswa menjawab "ya" dengan persentase 92,85% dan 3 orang siswa menjawab "tidak" dengan persentase 7,14%. Pernyataan pembelajaran seperti ini memotivasi saya untuk berani tampil bicara. Terdapat 36 siswa menjawab "ya" dengan persentase 85,71% dan 6 siswa menjawab "tidak" dengan persentase 14,28%. Pernyataan Pembelajaran seperti ini tidak membosankan, 35 siswa menjawab "ya" dengan persentase 83,33% dan 7 orang siswa menjawab "tidak" dengan persentase 16,66%. Pernyataan saya harap materi lain diajarkan seperti ini, 17 orang siswa
92
menjawab "ya" dengan persentase 40,47% dan 25 orang siswa lainnya menjawab "tidak" dengan persentase 59,52%. Pernyataan saya senang dengan cara guru mengajarkan pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching. 39 orang menjawab"ya" dengan persentase 92,85% dan 3 orang siswa lainnya menjawab "tidak" dengan persentase 7,14%. Pernyataan saya memahami materi dengan teknik pembelajaran seperti ini. Terdapat 38 orang siswa mejawab "ya" dengan persentase 90,47% dan 4 orang siswa lainnya menjawab "tidak" dengan persentase 9,52%. Pernyataan pembelajaran seperti ini tidak bertele-tele terdapat 36 orang siswa yang menjawab 'ya' dengan persentase 85, 71% dan 6 orang siswa lainnya menjawab “tidak” dengan persentase 14,28%. Pernyataan saya merasa senang dengan teknik pembelajaran seperti ini, 40 orang siswa menjawab "ya" dengan persentase 95,23% dan 2 orang siswa lainnya menjawab "tidak' dengan persentase 4. 76%. Pernyataan pembelajaran diskusi dengan menggunakna model Reciprocal Teaching membantu saya dalam meningkatkan keterampilan bericara. 39 orang menjawab "ya" dengan persentase 92, 85% dan 3 orang siswa lainnya menjawab "tidak" dengan pesentase 7,14%. Jurnal siswa berisi 6 pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching yar.g harus diisi oleh setiap siswa. Jawaban atau komentar dari siswa tersebut dikelompokan ke dalam komentar positif, biasa, komentar negative dan tidak berkomentar. Hasil jurnal siswa yang telah diisi oleh seluruh siswa
secara
keseluruhan berkomentar positif terhadap pembelajaran diskusi dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching , yaitu 42 siswa yang berkomentar dengan persentase 100% Berdasarkan hasil jurnal siswa tersebut, bahwa tanggapan siswa terhadap pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching akan penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Keterampilan berbicara siswa menjadi lebih meningkat. 2. Siswa merasa senang dan termotivasi dengan penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching.
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
1. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang dilakukan di SMP Negeri 1 Padaherang pun dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar. 2. Perencanaan pembelajaran Reciprocal Teaching penulis kembangkan melalui metode penugasan, yaitu siswa ditugaskan untuk membaca sebuah wacana kemudian mereka membuat rangkuman, memprediksi pertanyaan, jawaban dan wacana tersebut kemudian dijelaskan dalam diskusi kelas sehingga memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif berbicara saat diskusi berlangsung. 3. Sebagai upaya meningkatkan keterampilan berbicarasiswa penulis melakukan tindakan berupa pembelajaran diskusi dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching tiga pertemuan, yang dilaksanakan mulai 11-25 Oktober 2010. 4. Materi pokok yang penulis kembangkan dalam setiap pertemuan, yaitu mengenai menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan. 5. Berdasarkan hasil penelitian, data menunjukan bahwa keterampilan berbicara siswa melalui pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching mengalami peningkatan dari Pertemuan ke Pertemuan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor
94
yang tergolong ke dalam kategori baik, mendekati sangat baik, mulai dari pertemuan I sampai dengan pertemuan III. Pada pertemuan I, siswa mencapai 100% yang tampil diskusi di depan kelas. Namun, skor hasil diskusi dengan nilai paling tinggi, yaitu (15) yang berada dalam kategori baik mendekati sangat baik, yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase 35,71%. Pada pertemuan II ini, siswa mengalam peningkatan sebesar 23,81%. Siswa yang melakukan diskusi masih sama seperti dalam pertemuan I yaitu sebanyak 42 orang siswa. Namun skor hasil diskusi siswa yang tingkat nilainya paling tinggi (15) berada dalam kategori baik mendekati sangat baik, yaitu sebanyak 17 orang dengan persentase 59,52%. Pada pertemuan III Jumlah siswa yang berdiskusi masih 42 orang siswa. Namun, skor hasil diskusi yang tingkat paling tingginya (15) yang berada dalam kategori baik dan mendekati sangat baik, yaitu sebanyak 32 orang dengan persentase 88,09% di sini kembali terjadi peningkatan sebesar 28,57%. Peningkatan kemampuan berbicara juga diikuti dengan peningkatan rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran. Rata-rata aktivitas siswa dalam aspek siswa serius mengerjakan tugas yang diberikan guru, pada pertemuan II mengalami peningkatan sebesar 38,09% diperoleh 52,38% pada Pertemuan I dan 90,47% pada pertemuan II. Hal tersebut berarti siswa yang serius ketika merangkum, menyusun pertanyaan. dan memprediksi jawaban untuk diskusi pada pertemuan I berada pada kategori "cukup" dan pada pertemuan II menjadi tergolong ke dalam kategori "baik". Seluruh siswa merespon dengan mengemukakan gagasan dan pendapat pada saat diskusi berlangsung, yaitu persentase 100% yang tergolong kategori "sangat baik". 6. Berdasarkan data hasil observasi yang telah dilakukan pada tiap pertemuan, mulai dari pertemuan I sampai dengan pertemuan III siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam pembelajaran. 7. Penulis juga senantiasa melakukan refeksi untuk menggambarkan mengenai kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.
95
8. Berdasarkan uraian data di atas, penelitian mengenai pembelajaran berbicara dengan menggunakan model Reciprocal Teaching penulis mampu memunculkan beberapa perubahanberikut ini. a.
Siswa lebih termotivasi untuk belajar berbicara di depan umum melalui pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching yang belum mereka lakukan sebelumnya.
b.
Siswa menjadi lebih berani tampil berbicara di depan temantemannya.
c.
Siswa memiliki pengalaman baru dalam belajar.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran berikut ini. 1. Guru sebaiknya melanjutkan model pembelajaran Reciprocal Teaching dalam pembelajaran berbicara khususnya proses diskusi seperti yang telah dilakukan dalam penelitian ini. 2. Guru
harus
siswa.
memilih Hal
topik/tema itu
yang
menarik
bertujuan
berdasarkan agar
minat siswa
yang berdiskusi tertarik pada tema dan akhirnya akan memotivasi untuk berbicara.
96
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka2005. Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta, 2005. Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penulisan Karya Umiak. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2005. Tanpa
nama.
Diskusi
dan
Macamnnya.
[online].
Tersedia:
http://pembelaiaranguru.vvordpress.com. [21 Mei 2008] Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2008 Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT BPFE, 1998. Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebami Suatu Keterammlon Berbahasa. Bandung : Angkasa Bandung, 2008 Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
onstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser, 2007 Suparno dkk, berbicara Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, cet I. Dori Wawur Hendrikus, Retorika, Yogyakarta: Penerbit Kanisus, cet. I 1995.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMP Negeri I Padaherang
Mats Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi: Berbicara Mengemukakan pikiran, perasaan. dan informasi melaiui kegiatan diskusi dan protokoler.
B. Kompetensi Dasar Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai deagan bukti atau alasan.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengamati model diskusi, siswa dapat mcnentukan mekanisme dikusi Setelah memahami mekanisme diskusi, siswa dapat menentukan etika menyampaikan persetujuan, sanggaham, dan penolakkan pendapat dalam diskusi Setelah memahami etika berdiskusi, siswa dapat menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakkan dalam diskusi disertai dengan alasan atau bukti.
D. Materi Pembelajaran -
Model diskusi
-
Mekanisme diskusi
-
Etika menyampaikan persetujuan, penolakkan, dan sanggahan
E. Metode Pembelajaran Reciprocal Teaching
F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan
Langkah Kegiatan
Pertemuan
Pendahuluan
Ke-1
1) Siswa bersama-sama menyanyikan
Alokasi Waktu 10 menit
Metode Tanyajawab
lagu "Naik delman" yang sudah dimodifikasi Pada hari apa Kuturut siapa, ke mana Naik apa. Bagaimana Kududuk di mana Kududuk samping siapa yang sedang mengapa Mengendarai apa, supaya apa jalannya Pa, apa, apa, siapa, kapan, dan di mana Pa, apa, apa, mengapa dan bagaimana 2) Siswa mendengarkan guru melakukan apersepsi 3) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran hari ini Inti
70 menit
1) Guru menjelaskan pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching 2) Siswa dibagi ke dalam 6 atau 7
Penerapan
kelompok secara heterogen dan kepada
model
setiap anggota kelompok diberikan
Pembelajaran
nomor sebagai pembagian tugas
Reciprocal
(peran). Masing-masing anggota, siapa
Teaching
yang bagian merangkum, yang memprediksi, pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menjelaskan, menjadi
notulen dan yang berperan seperti guru untuk menjelaskan hasil bacaannya. 3) Guru membagikan sebuah wacana kepada masing-masing kelompok dengan tema yang berbeda. 4) Siswa ditugaskan untuk membaca teks bacaan yang telah disediakan, menggaris bawahi hal-hal penting dari bacaan menurut siswa untuk memudahkan siswa dalam kegiatan merangkum. 5) Tiap kelompok melakukan diskusi dengan tugasnya masing-masing. 6) Guru memeperagakan bagaimana merangkum, membuat pertanyaan, memprediksi jawaban dan menjelaskan kembali hasil pekerjaan kelompok di depan kelas. Pada tahap ini guru yang bersangkutan sebagai model. 7) Siswa secara berkelompok mempresentasikan pembahasan yang telah dibuatnya sesuai dengan yang diperagan oleh guru. Penutup 1) Siswa bersama guru merefleksi kegiatan pembealajaran 2) Guru menutup kegiatan belajar mengajar
10 menit Refleksi Penugasan
G. Alat/Sumber/Bahan
Teks Wacana
Buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII/1 karangan Muharam Syarifudin dkk"
H. Penilaian Indikator Mampu menentukan
Teknik Tes lisan
Bentuk Uraian
Instrumen Tentukan mekanisme diskusi
mekanisme diskusi
dari
model
diskusi
yang
ditanyangangkan Mampu
Demonstrasi
Observasi
Berdiskusilah dengan
menyampaikan
tema/membahas permaslahan
persetujuan,
tertentu yang telah kalian
sanggahan, dan
sepakati dengan kelompok
penolakan pendapat
sesuai dengan mekanisme
dalam diskusi dengan
diskusi dan memperhatikan
etika yang baik dan
etika menyampaikan
argumentatif
persetujuan, sanggahan, dan penolakan.
I. Penilaian No
Nama Siswa
Skor Aspek yang Dinilai 1
2
3
4
5
1 2 3 Keterangan: aspek yang dinilai 1
= Kejelasan Mengemukakan pendapat
2
= kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas
3
= Menguasai masalah yang didiskusikan
4
= ketepatan menyimpulkan hasil diskusi
5
= Keberanian mengemukakan pendapat
Jumlah