Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Doa setiap minggu I,II, dan III 4 Juni 2016 Revival Night di Aula SMI pk 17.00 5 Juni 2016 Misa Komunitas bersama Rm Vincent Widi, MGL pk. 10.00 12 Juni 2016 Gathering di Basement FX pk 11.30 19 Juni 2016 gathering di Basement FX pk 11.30
Sharing Group dan Formation Formation sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama) Terbuka Untuk UMUM Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
1 bulan sekali di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Adorasi Taize
Terbuka Untuk UMUM Setiap Rabu ke -3 Ruang Adorasi FX pk. 19.00 - 20.00 Info mengenai DOJCC
Hubungi : 0878 6180 5088
www.DOJCC.com
PROGRES PEMBANGUNAN Rumah Pelangi Kasih Bali
Terimakasih untuk sumbangan para donatur. Persembahan kasih untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga - Bali dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
1 Novena Doa Rosario DOJCC selama bulan Mei 2016
3 2
4
5
6
Novena Doa Rosario DOJCC selama bulan Mei 2016
8
7
Adorasi Taize
Rabu 20 April 2016. Setiap Rabu ke-3 dalam bulan di Ruang Adorasi pk 19.00 sd 20.00
Workshop Doa Sessi ke-2 Pencurahan Roh Kudus
Pelayanan Tatib di Gereja FX
Gathering DOJ
Bulan Mei 2016
Rm Deni Mary
Ibu Katrin
Sr. Benedicta
Kaul Agung Sr. Maria Benedicta Manbait, OSB (Anggota DOJCC yang menjadi suster) 22 Mei 2016
Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: RD. Hady Setiawan Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Layout Design : Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Yovie, Rm. Vincent MGL, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Maia, Diakon David MGL, Alin, Yudi, Betty, Anis, Betty, Pras, Iwan Setiawan, Yustina, Rita, Lia, Siska, Daniel, Lita, Herman, Br. Martin MGL. Bro Adrian, MGL, Desy, Flo, Lita Distribusi : Anggota DOJ Bali Pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga. Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon 0878 6180 5088 untuk konfirmasi.
Syalom.... Senang berjumpa kembali dengan para sahabat Fresh Juice. Semoga semua dalam keadaan sehat dan tak kekurangan suatu apapun. Salam kenal bagi teman-teman yang baru. Fresh Juice buku adalah salah satu pelayanan Komunitas Dojcc Bali, yang merupakan sarana berbagi pengalaman iman antar sesama anggota dan kepada saudara-saudari lainnya. Berbagi pengalaman iman akan Kasih Allah dalam hidup kita, membuat kita semua semakin mengenal Allah yang agung dan maha kuasa. Allah yang selalu mengasihi kita semua tanpa batas dan tidak berubah dahulu sekarang dan selamanya. Biarlah Kasih Bapa yang kita alami boleh terpancar pula dalam setiap langkah hidup kita. Semoga Tuhan memberkati kita semua.... Salam Fresh Juice Nathasa Pemimpin Redaksi Fresh Juice
Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Be a Barrier Braker Peringatan Wajib St. Yustinus 2Tim. 1:1-3,6-12; Mzm. 123:1-2a,2bcd; Mrk. 12:18-27.
Rabu 1 Juni 2016
2Tim 1:7 Sebab Allah memberikan
kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban Pernahkah kamu takut?
Keadaan dunia di jaman sekarang ini, seringkali “mengajak” kita untuk hidup dalam belenggu-belenggu ketakutan. Takut kehilangan orang yang disayang, takut kehilangan pekerjaan, takut dianggap buruk oleh orang lain, takut menderita jenis penyakit tertentu, takut kejahatan dan takut-takut yang lainnya.
Buat yang pernah nonton Inside Out, pasti punya visualisasi bagaimana emosi itu bekerja di otak. Manusia punya lima jenis emosi dasar, yaitu senang, sedih, marah, jijik dan takut. Lima emosi tersebut adalah respon atas suatu stimulus yang diterima seseorang dari lingkungannya. Respon yang dihasilkan bisa berupa respon psikologis maupun fisiologis. Coba bayangkan ketika sedang takut, respon fisiologis yang muncul bisa berupa keringat dingin, bulu kuduk yang berdiri, dan jantung yang berdebar kencang, sedangkan reaksi psikologisnya bisa jadi berupa kecemasan atau rasa khawatir. Dan jika itu yang kita alami, saya yakin itu bukanlah situasi yang nyaman bagi setiap orang. Pada bacaan hari ini, kita diingatkan bahwa Allah sangat mencintai kita. Ia menyelamatkan dan memanggil kita untuk Kuat dan berdiri teguh diatas setiap ketakutan-ketakutan yang dunia berikan. Mungkin akan banyak sekali alasan yang muncul di benak Anda saat ini, untuk membenarkan ketakutan-ketakutan yang ada. Kabar gembiranya adalah tidak peduli darimana Anda dibesarkan, lingkungan seperti apa tempat Anda tumbuh, Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Dan dengan memegang janji Allah, maka Saya percaya bahwa kita bisa tetap berdiri teguh dalam lingkupan KasihNYa dan kita akan berjalan diatas setiap ketakuta yang ada. Allah yang sama yang memberikan kemenangan pada Daud, pada Daniel dan Yusuf adalah Allah yang masih bekerja di dalam kehidupan kita saat ini. AMIN. Are you ready being a barrier braker? Siska
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Mengasihi diri sendiri
Kamis 2 Juni 2016
2 Tim: 2 : 13 : “ Jika kita tidak
setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya “
Marselinus dan Petrus2Tim. 2:8-15; Mzm. 25:4bc-5ab, 8-9,10,14; Mrk. 12:28b-34.
Seingat saya, sepertinya sudah beberapa kali bacaan renungan yang saya buat mendapatkan ayat yang sama yaitu tentang hukum yang terutama. Mengasihi Tuhan Allahmu dan mengasihi sesama seperti kamu mengasihi diri sendiri. Dan biasanya saya mengacu pada tema tentang mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Dan beberapa renungan yang saya baca, seringkali saya juga membaca tentang tema yang sama.
Baru kali ini saya mencoba untuk melihat dari sisi : mengasihi diri sendiri. Setelah berulang-ulang membaca ayat pada hari ini, saya pribadi lalu bertanya-tanya : apakah hukum yang terutama itu merupakan sebuah rangkaian proses yang awalnya adalah belajar mengasihi diri sendiri? Kita dituntut untuk mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri sendiri. Apakah jika kita tidak mengasihi diri kita itu tandanya kita tidak bisa mengasihi orang lain? Dan apakah dengan tidak bisa mengasihi orang lain yang kelihatan kita jadi tidak bisa mengasihi Tuhan Allah yang tidak kelihatan? Apakah di mulai dengan kita mengasihi diri sendiri baru bisa kita mengasihi orang lain dan selanjutnya mengasihi Tuhan Allah kita ? Dan apakah sekarang saya harus terlebih dahulu mengasihi diri saya sendiri? Dan bagaimana caranya mengasihi diri sendiri? Bagaimana konkretnya cara mengasihi diri sendiri? Apakah dengan cukup memberinya makan? Lalu bagaimana dengan saudara-saudara kita yang lain yang kurang beruntung di bandingkan dengan kita, apakah dengan mereka tidak bisa makan, itu artinya mereka tidak bisa mencintai diri sendiri? Bagaimana...? Bagaimana..? Banyak bagaimana bagaimana yang muncul sekarang ini. Mengasihi diri sendiri tidak hanya bisa diartikan secara harafiah. Cukup makan, cukup minum dll. Tetapi saya mencoba memaknai bahwa mengasihi diri saya sendiri itu artinya adalah menjaga hati dan pikiran kita agar selalu taat pada kehendak Bapa. Setia pada Allah Bapa. Dengan menjaga hati, pikiran dan taat pada kehendak Bapa, kita akan mendapat kesetiaan Tuhan Yesus yang menjaga kita. Dan dengan kita tetap terjaga dari segala yang jahat, itu berarti kita mengasihi diri kita sendiri. Yesus mengasihi dirinya dengan kesetiaanNya kepada kita. KesetiaanNya dengan menjaga kita. Sama seperti yang tertulis dalam 2 Timotius 2:13 :” jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya”. Jadi memang bahwa terutama kita harus belajar mengasihi diri kita sendiri yang paling dekat dengan kita kemudian baru kita bisa mengasihi orang lain yang kelihatan dan baru kita bisa mengasihi Allah Bapa yang tidak kelihatan. Dari belajar hal yang sederhana dengan mengasihi diri kita, kita bisa menikmati sebuah siklus proses yang akhirnya akan membawa kita mengasihi Allah Bapa dengan tulus dan ikhlas. Sehingga kita tidak jauh dari kerjaan Allah. Alin
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
12 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Ia Mencari Kita Hari Raya Hati Yesus Yang Maha Kudus Yeh 34:11-16; Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6; Rm 5:5b-11; Luk 15:3-7
Jumat 3 Juni 2016 Yeh 34:16 Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan,...
Dalam perjalanan hidup ini, setiap kita pastilah pernah mengalami sebagai “domba yang hilang”. Hilang adalah moment ketika kita memberontak terhadap Tuhan / keadaan diri kita, ketika kita terlena dalam dosa, ketika kita merasa sendiri, ketika kita dalam kebingungaan tentang “keberadaan” kita, ketika kita tidak tahu arah / tujuan hidup kita, dan masih banyak kondisi yang membuat kita bagaikan “domba yang hilang”. Sebagai domba yang hilang, kadang kita benar-benar tidak tahu jalan pulang, sekalipun jalan itu terbuka lebar didepan kita. Ada suatu saat dimana saya merasa kesulitan untuk berdoa dan penyembahan. Saya sulit melibatkan hati, hingga saya merasa doa dan penyembahan saya begitu “kering”. Tetapi yang membuat saya terharu, saya melihat penyertaan Tuhan dalam kehidupan saya sehari-hari. Dan itu membuat saya merasakan kasihNya begitu besar pada saya. Justru disaat saya merasa “tersesat”, saya bisa merasakan Tuhan ada bersama saya dan menunggu saya, hingga kami bisa berjalan bersama kembali. Ia selalu ada untuk kita. Bahkan Ia mencari ketika kita “tersesat”. Dan ketika Ia “menemukan” kita, Ia dengan sabar menunggu kita untuk menggandeng tanganNya dan berjalan bersamaNya. Akankah kita membiarkan Ia menunggu kita? Jesus bless Us LIA
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Memberi dengan Hati
Sabtu 4 Juni 2016
Mrk 12: 44:” Sebab mereka semua Peringatan Wajib Hati memberi darikelimpahannya, tetapi Tersuci SP Maria janda ini memberi dari kekurangannya, 2Tim. 4:1-8; Mzm. 71:8-9,14semua yang ada padanya, yaitu seluruh 15a,16-17,22; Mrk. 12:38-44; nafkahnya”. Dalam injil hari ini Yesus memuji janda miskin yang memberi derma dengan jumlah yang terkecil dan dengan hati yang bersyukur, karena ia rela untuk memberikan semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya. Hanya mereka yang memberi dengan hati bersyukur akan mampu untuk melakukan seperti yang di lakukan oleh janda tersebut yang walaupun miskin dalam materi namum kaya dalam hati. Ketika memberi dengan hati yang bersyukur, maka kita tidak akan merasa berat untuk melakukannya bahkan bersukacita walau mungkin jumlah yang diberikan itu cukup besar bila dibandingkan dengan pendapatan dan keperluan kita sendiri. Ada banyak motivasi yang menggerakan orang untuk memberi, ada yang memberi supaya namanya ditulis di buku sebagai penyumbang terbesar ada juga yang memberi sebagai penutup dosa, karena dia telah melakukan kesalahan. Jadi dia berharap dengan memberikan uang hasil yang didapat dengan tidak jujur karena menyeludupkan barang terlarang, dosanya akan diampuni. Dari semua motivasi memberi yang terbaik adalah memberi dari hati yang bersyukur, yaitu memberi tampa pamrih, memberi tampa mengharapkan balasan karena Tuhan telah terlebih dahulu memberikan dan mencukupi segala keperluan kita. Nanum diatas segalanya, yang terutama karena Dia telah memberikan keselamatan dan kehidupan kekal kepada kita melalui sengsara dan wafatNya di salib. Karena apa yang dapat kita berikan di dunia ini hanyalah bayang-bayang samar dari pemberian Allah yang Maha Baik kepada kita semua, yaitu kehidupan kekal sampai selama-lamanya. Doa: Bapa yang Maha Pengasih dan Penyayang, segala Puji Syukur hanya bagiMu. Kami mohon rachmatMu ya Bapa agar kami dapat senantiasa memberi dengan hati yang bersyukur dan tampa pamrih karena segala yang kami miliki adalah pemberianMu juga. Amin Betty
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
14 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Ketika ku percaya 1Raj. 17:17-24; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; Gal. 1:11-19; Luk. 7:11-17.
Minggu 5 Juni 2016
Luk 7:13 Dan ketika Tuhan melihat
janda itu, tergeraklah hatiNya oleh belaskasihan, lalu berkata kepadanya: “Jangan menangis.”
Terkadang kita berkata di dalam hati kita, “Kasihan sekali orang itu ya…” ketika melihat orang yang menderita atau yang terkena musibah. Dari “rasa kasihan” itu kita masuk ke dalam perasaan iba yang mendorong kita untuk menolong orang tersebut. Seandainya kita sanggup dan mampu menolong tersebut, kita tentunya sangat bersukacita. Tetapi seandainya kita tak berdaya menolong orang tersebut karena kitapun mengalami musibah yang sama, atau kita tidak punya waktu dan kemampuan untuk menolong tersebut, kita hanya bisa angkat tangan alias menyerah dan mendoakan supaya yang terbaik terjadi pada orang tersebut. Mungkin setelah itu akan hanya ada penyesalan di dalam hidup kita karena tak mampu menolong. Pada bacaan hari ini Yesus melihat ketidakmampuan orang-orang untuk menolong sang janda yang anaknya mati. Melihat keputusasaan janda tersebut hati Yesus tergerak oleh belaskasihan. Gerakan hati Yesus membawa satu mukjizat dengan membangkitkan sang anak yang sebelumnya dikabarkan mati. Dikatakan bahwa Yesus menyentuh anak yang mati tersebut dan berkata, “hai anak muda, Aku berkata kepadamu: bangkitlah!” Apa yang bisa kita refleksikan dari kisah di atas? Mungkin kita ingat lirik lagu ini: “Di saat kutak berdaya, kuasaMu yang sempurna, ketika ku percaya mukjizat itu nyata…” Dalam ketakberdayaan, ketakmampuan, ketaksanggupan, kita diajak untuk percaya bahwa ada kuasa yang lebih besar dari kita, yakni Kuasa Tuhan. Itulah bentuk iman yang diharapkan oleh Yesus bahwa dalam situasi apapun, janganlah kita pernah putus asa atau harapan karena Tuhan akan menjadikan semuanya baik adanya. Berdoalah tak henti-hentinya kepada Tuhan dan kalaupun disertai tetes air mata, Tuhan Yesus suatu waktu akan berkata kepada kita, “Jangan menangis”, dan dia akan mengabulkan permohonan kita yang jauh lebih indah daripada yang kita harapkan. Amin RP. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Melihat Allah adalah kenginan setiap umat beriman
Senin 6 Juni 2016
Mat.5:8 Berbahagialah Orang
Norbertus 1Raj. 17:1-6; Mzm. 121:1-2,3-4,5-6,7-8; Mat. 5:1-12.
yang suci hatinya,karena mereka akan melihat Allah.
Keinginan untuk melihat Allah adalah keinginan setiap insan yang percaya, termasuk saya dan saudara. Namun tak semudah yang kita bayangkan untuk dapat melihat wajah Allah yang kita puji dan kita sembah dalam kehidupan ini. Yesus sendiri menegaskan kepada para murid kala itu juga kepada kita para murid dijaman yang modern ini. Dalam Injil Mateus yang kita dengarkan hari ini, berbahagialah kalian, jika demi Aku kalian dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga. Kita harus berani menjadi seorang yang miskin dihadapan Allah, lapar dan haus akan kebenaran Allah, memiliki kemurahan hati,tulus, lemah lembut dan tidak takut dalam setiap penderitaan, penganiyayaan dan ke tidak adilan dalam hidup ini. Karna semua penderitaan Semoga saya dan saudara menjadi orang Kristen sejati dan kelak dapat melihat wajah Kristus karna pertolongan kita dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi Amin. Rossa
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
16 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Menjadi Garam Dunia 1 Raj. 17:7-16; Mzm. 4:2-3,4-5,7-8; Mat. 5:13-16.
Selasa 7 Juni 2016
Matius 5 : 13 “ Kamu adalah garam
dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan ? tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang”.
Kita tentu tahu fungsi dan guna garam di dalam kehidupan kita. Di Keuskupan Maumere dimana kami bermisi ada sebuah stasi yang cukup besar, nama stasi itu adalah Stasi Wairumbia. Stasi ini dibagi menjadi beberapa lingkungan, satu lingkungan tersebut berada dekat pesisir pantai, dan orang mengenal lingkungan ini dengan sebutan “Kampung Garam”, hampir seluruh dari keluarga yang tinggal di lingkugan ini memproduksi garam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ada juga yang bekerja sebagai buruh di dermaga. Kampung garam ini dikenal sebagai wilayah yang sangat miskin baik dari hidup jasmani dan rohani, sehingga tak jarang banyak sekali kekerasan dan kejahatan di lingkungan ini, salah satunya adalah kekerasan dalam hidup berkeluarga. Seringkali orang tidak simpatik bahkan menggangap mereka sebagai sampah masyarakat. Sebagai seorang missionaris kasih Allah kami membimbing dan menuntun dengan kasih lingkungan kampung garam ini dengan beberapa kegiatan seperti seminar hidup baru dalam roh, bimbingan rohani untuk anak anak sekolah dan kunjungan keluarga. Dari hasil pelayanan dan bimbingan banyak sekali pertobatan dan mengalami perubahan dalam hidup mereka. Selain itu mereka mengalami penyembuhan dan dapat membimbing yang lain untuk menjadi manusia yang lebih baik yaitu manusia yang hidup dalm roh dan kasih Allah. Beberapa dari mereka merasaa bersyukur dalam situasi apa saja yang mereka alami dan tidak mengeluh, dan memiliki iman yang dalam akan kasih Allah, sehingga dari sini tumbuhlah pribadipribadi yang menjadi garam dunia bagi sesama mereka khususnya yang belum mengenal kasih Allah. Bruder Martin, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Kisah Orang Kudus
Rabu 8 Juni 2016
St. William Fitzherbert dari York
1Raj. 18:20-39; Mzm. 16:1-2a,4,5,8,11; Mat. 5:17-19.
William Fitzherbert dilahirkan di Inggris pada abad keduabelas. Ia adalah kemenakan Raja Stefanus. Pemuda William seorang yang santai dan bahkan sedikit malas. Bagi sebagian orang, ia memberi kesan bahwa ia tidak serius dalam menghadapi tugas dan tanggung-jawab hidupnya. Namun demikian, William amat populer bagi penduduk kota York, kota tempat tinggalnya. Beberapa tahun kemudian, ketika uskup agung York meninggal dunia, William ditunjuk untuk menduduki jabatan tersebut. Pada masa itu, para raja seringkali ikut campur dalam pemilihan para uskup. Oleh karena itu, banyak imam berpendapat bahwa William tidak ditunjuk secara sah. Sesungguhnya pamannyalah, yaitu raja, yang telah menunjuk William untuk jabatan itu. St. Bernardus membujuk paus agar mengangkat seorang lain sebagai uskup agung York. William diminta mundur karena mereka merasa bahwa pengangkatannya tidak sah. William meninggalkan kediamannya di keuskupan dengan hati terluka dan perasaan terhina. Ia kemudian tinggal bersama seorang pamannya yang lain, seorang uskup. Perlahan-lahan William menjadi seorang yang amat religius. Ia tidak mau menerima segala kenyamanan yang ditawarkan pamannya. Ia berdoa dan melakukan matiraga. Ia mulai menunjukkan perhatiannya yang besar akan iman dan akan Gereja. Umat York marah mengetahui apa yang terjadi pada uskup agung mereka. Mereka tidak dapat mengerti bagaimana mungkin hal serupa itu dapat terjadi. Maka, terjadilah perkelahian antara mereka yang menghendaki William dan mereka yang tidak. Enam tahun berlalu. William hidup tenang dalam doa di rumah pamannya, sang Uskup. Ia berdoa kepada Tuhan mohon perdamaian bagi keuskupannya. Tidak lagi jadi masalah baginya bahwa ia telah diperlakukan tidak adil. Yang terpenting baginya adalah bahwa umatnya mendapat perhatian yang mereka butuhkan. Pada akhirnya, doa-doa William terjawab. Ketika uskup agung yang lain itu wafat, paus meminta William kembali ke York. Ia tiba di keuskupannya pada bulan Mei tahun 1154. Umat sangat gembira menyambutnya. Tetapi William telah lanjut usia sekarang, dan kurang lebih sebulan kemudian ia pun wafat. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Honorius III pada tahun 1227. Bagaimana kita dapat terus melangkah maju dalam hidup kita dan tidak menyia-nyiakan waktu dengan memikirkan luka-luka kita? Kita dapat berpaling kepada Yesus untuk membebaskan kita dari hal-hal yang menghalangi kita mencapai kepenuhan hidup. “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
18 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Melihat ke dalam dahulu Efrem 1Raj. 18:41-46; Mzm. 65:10abcd,10e-11,12-13; Mat. 5:20-26.
Mat 5:20
Kamis 9 Juni 2016
Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Terkadang kita akan berjumpa dengan pengajar-pengajar yang menyampaikan pengajaran yang tidak sesuai dengan kenyataan hidup mereka. Dan akhirnya saya menjadi kurang menghargai mereka, karena apa yang mereka sampaikan dan ajarkan, berbanding terbalik dengan apa yang menjadi kenyataan sekarang ini dan saya lihat secara langsung. Misalnya ketika berbicara mengenai bidang Ekonomi rumah tangga, ucapan mereka seakan akan mereka sudah bisa mengelola dengan baik aspek ekonomi rumah tangga mereka. Tetapi, yang sesungguhnya adalah mereka masih “pontang-panting” dan kadang memakai “pengorbanan” orang lain untuk mencukupi kebutuhan ekonomi mereka. Bisa dikatakan, bahwa apa yang disampaikan hanya bertujuan supaya menimbulkan kesan positif di sebagian orang atau menyombongkan diri sendiri. Injil hari ini mengajak kita untuk bersikap gentle dan “berkaca diri” sebelum kita mengelu-elukan kehebatan dan kesombongan kita. Ketika hidup kita tidak lebih baik dari orang lain, hendaknya kita menyadarinya dan melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Bukan malahan dengan menjelek-kan atau berkata-kata hingga “berbusa”, supaya orang melihat kita sebagai teladan / panutan yang patut untuk di tiru. Mari kita belajar untuk mengenal dan melihat ke dalam hati kita terlebih dahulu, sebelum kita berbicara dan bertindak di hadapan semua orang. HILDA
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Jumat 10 Juni 2016
Negeri orang-orang yang hidup
Mzm 27:13 “Sesungguhnya aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orangorang yang hidup”
1Raj. 19:9a,11-16; Mzm. 27:7-8a,8b-9abc,13-14; Mat. 5:27-32.
Hidup memang penuh dengan tantangan serta ketidakpastian. Ayat ini saya garis bawahi di tanggal 3 January 2005, saat saya kembali ke Bali. Tantangan baru dan harus adaptasi lagi. Merantau tidaklah mudah. Kalau boleh memilih zona nyaman; mungkin saya lebih memilih tinggal di rumah; namun hidup adalah perjuangan, saya butuh pekerjaan dan dapatnya di Bali. Ada pengharapan buat saya saat membaca ayat ini….. melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup. Mungkin waktu itu saya berharap akan tiba waktunya di mana saya telah melewati masa untuk adaptasi dengan pekerjaan baru, jauh dari rumah, dan pada waktu itulah … sekali lagi saya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri (Bali) ini. Dan menemukan di sekitar saya orang-orang yang hidup; yang keberadaannya membangun semangat hidup, memberikan keindahan serta pengharapan. Dan benar adanya; tidak lama setelah masa adaptasi; saya melihat kebaikan Tuhan di negeri ini di antara orang-orang yang hidup. Orang-orang yang hidup? Orang-orang yang hidup dapat membuat saya melihat kebaikan Tuhan. Sayapun dan setiap dari kita juga dipanggil untuk menjadi orang-orang yang hidup yang memancarkan kebaikan Tuhan. Banyak orang yang hidup tapi mati. Hidup tapi semangatnya mati, seakan jadi orang yang paling susah sedunia. Padahal kalau benar-benar melihat ke sekeliling, banyak sekali orang yang lebih susah. Orang-orang yang hidup adalah orang-orang yang memancarkan sukacita. Mungkin hidup mereka tidak mudah; tapi mereka tetap mengangkat kepala dan menatap masa depan dengan pengharapan serta menjalani hari ini dengan rasa syukur. Bagaimana kita dapat menjadi orang-orang yang hidup? Dengan doa, karena manakala doa mendamaikan hati, kita dapat melihat dunia dengan perspective yang lebih baik. Dengan mensyukuri apa yang kita punya, bukan menghitung apa yang tidak kita punya. Dengan menolong orang lain, karena menolong orang lain sepertinya kita memberi - tapi kitalah yang dikuatkan. Serta membangun sikap bahwa apa yang kita miliki tidak menentukan siapa diri kita di mata Tuhan; Tuhan melihat hati kita, bukan apa yang kita miliki karena akhirnya semua yang kita miliki hanyalah pinjaman dariNya. Jadi mesti kenapa mesti gengsi kalau “pakaian” kita tak sebagus yang lainnya? Yang penting hati dan hidup kita indah di hadiratNya. Yustina
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
20 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Ada kuasa dalam sapaan dan salam St. Barnabas, Rasul. Kis.11:21b-26; 13:1-3; Mzm 98: 98:2-3ab,3c-4,5-6; Mat. 10:7-13
Sabtu 11 Juni 2016 “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka...”
Matius 10:7.12-13,
Ketika Yesus mengutus seseorang untuk mewartakan Injil, Ia selalu melengkapi orang tersebut dengan kuasa dan karunia Roh Kudus yang akan masuk meresap ke dalam hati orang lain, kalau orang tersebut memulai dengan sapaan ramah dan salam damai. Apalagi jika bisa memberi salam dengan bahasa yang dikenal mereka. (Itu yang terjadi ketika Pentakosta, sebelum ribuan orang dengan gembira memberi dirinya dibaptis). Malaikat Gabriel pun ketika akan memberikan tugas dari Allah kepada Bunda Maria terlebih dahulu menyapanya secara pribadi dengan kata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria percaya dan menerima tugas itu. Para Misionaris Gereja pun, terlebih dahulu mempelajari bahasa dan budaya negara atau tempat tujuan sebelum mewartakan Injil. Bagaimana dengan kita? Apakah sebagai anggota komunitas atau Gereja, kita cuek dan pura-pura sibuk ketika ada orang baru datang atau orang yang tidak kita sukai mendekati kita? Sudahkah kita menyapa ramah tanpa pandangan selidik kepada orang baru yang memasuki gereja atau komunitas kita? Sebagai orang yang biasa memimpin acara atau doa, sudahkah kita memberi salam secara pribadi kepada orang yang kita temui sebelum kita memimpin doa atau pujian? Ataukah kita bersikap sok artis dan hanya menyapa orang-orang yang kita sukai? Seseorang pernah berkata, “Aku melihat dia memimpin doa sambil mengangkat tangannya, doanya bagus, pujiannya bagus, tapi dari tempat dudukku aku berkata dalam hati, ‘Percuma kamu berdoa dan bernyanyi, tadi waktu bertemu engkau membuang muka dan menghindariku seolah tidak mengenaliku, aku percaya Tuhan lebih mendengarkan aku daripada kamu, sekali pun kamu yang berdiri di depan!” Jangan memberikan kesempatan kepada orang untuk menolak kita dalam hatinya hanya karena kita tidak ramah. Berikanlah salam secara pribadi kepada sesama yang kita temui sebelum kita mewartakan kasih Tuhan lewat Doa, Pujian atau Pewartaan. Supaya hatinya gembira mendengar pesan Tuhan yang keluar dari bibir kita. Narita
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Bukan usaha sendiri
Minggu 12 Juni 2016
Gal.2:16
2 Sam. 12:7-10,13; Gal. 2:16,19-21; Luk.7:36-8:3
Sebab itu Aku berkata kepadamu: dosanya yang banyak telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih
Sejak dini kita dididik untuk menjadi yang terbaik, dan untuk menjadi yang terbaik dibutukan kerja keras dan pengorbanan. Contoh kecil saja dalam hidup, setiap kali ketika akan menghadapi ujian atau ulangan, rasa-rasanya tiap waktu itu menjadi berharga untuk belajar. Waktu di SD dulu saya bisa mendadak bisa bangun pagi-pagi buta sekedar mengulang bahan-bahan yang sudah dipelajari, atau waktu di SMA Seminari dulu rela memotong waktu tidur malam ditemani lilin kecil saja untuk belajar. Belum lagi ketika di Seminari Tinggi, istilah SKS (System Kebut Semalam) pun menjadi trend di tiap rumah study menjelang ujian akhir semester. Semuanya untuk satu tujuan yaitu supaya jangan sampai salah menjawab soal-soal ujian dan kemudian memperoleh hasil yang memuaskan. Hasil yang diperoleh kemudian akan menentukan masa depan kita masing-masing. Jadi, masa depan kita yang baik, akan ditentukan oleh seberapa keras kita berusaha. Bagaimana hubungannya dengan iman? Paulus bilang bahwa tidak seorang pun selamat dari usahanya sendiri. Keselamatan semata-mata adalah rahmat dan anugerah, sama seperti kata St. Yohanes Paulus II tentang imamat yang adalah rahmat dan bahkan misteri. Allah tidak menyelematkan kita berdasarkan seberapa baik performance kita di dunia, tetapi berdasar pada seberapa jauh kita percaya bahwa Yesus lah juru selamat kita. Percaya dulu itu yang lebih penting, kemudian Allah sendirilah yang akan menuntun kita menuju jalan keselamatan. Biarkan Allah mengasihi kita karena dosa-dosa kita. Biarlah kita tidak lulus dalam banyak ujian hidup ini, agar kita mengalami rasanya diluluskan oleh Allah. Kita tidak perlu berusaha sekeras mungkin untuk bisa selamat dan lolos dari hukuman kekal, yang kita perlukan adalah percaya penuh kepada Allah yang selalu menolong dalam usaha kita menjadi yang terbaik. Menjadi yang terbaik tidak sama dengan mengalahkan semua orang untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga sendirian. Menjadi yang terbaik dalam Kerajaan Allah adalah yang paling banyak membantu sesama untuk berkenalan dan mengalami Kasih Allah dalam diri Yesus PuteraNya dan dalam diri kita murid-muridNya. Ketika saya mengikuti proses Synode Pertama Keuskupan Maumere, ada satu slogan yang menarik yaitu;hendaknya kita jangan melakukan kesalahan yang sama dari tahun ke tahun, tetapi marilah kita melakukan kesalahan yang baru setiap tahun. Karena dengan cara itulah kita memperbaiki diri. RP. Wenz, MGL
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
22 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Mengalah bukan berarti kalah Pesta St. Antonius dr Padua 1Raj. 21:1-16; Mzm. 5:2-3,5-6,7; Mat. 5:38-42
Senin 13 Juni 2016
Mat 5 : 39 “..melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga pipi kirimu”
Bacaan Injil hari ini sangat fenomenal dan terkenal. Siapapun pasti pernah mendengar ayat ini. Karena sangat tidak umum dalam kebiasaan kita dalam bermasyarakat. Kalau kita bandingkan dengan tindakan Yesus sendiri pada saat Yesus ditampar seorang penjaga pada saat menghadap Imam Besar, Yesus tidak diam dan memberikan pipi kiriNya. Tetapi membalas dengan berkata,” Jikalau kata-kataKu itu salah tunjukkanlah salahnya, tetapi jika kataKu itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?” (Yoh 18:22-23) Saat kita membaca Injil hari ini Yesus tidak berdiam diri saja dan memberikan pipi kirinya untuk ditampar. Tetapi Yesus membalasnya dengan kta-kata. Untuk itulah kita harus mengerti tentang makna dari memberi pipi kiri. Di Israel zaman itu, perselisihan diantara 2 orang sering dilakukan di depan umum. Seseorang boleh memaki lawannya di depan umum. Dalam gaya bahasa Yahudi itu disebut dengan “menampar pipi”, setelah itu lawannya juga punya hak untuk membalasnya dengan mencaci maki pula. Dalam gaya bahasa Yahudi itu disebut dengan “membalas menampar”. Pada zaman itu pula ada kebiasaan pada saat seseorang meminjam barang, maka orang tersebut punya hak untuk meminta jaminan. Apabila kita tidak memberikan jaminan maka bisa dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Ada pula kebiasaan dalam membantu orang asing. Apabila ada orang yang menanyakan suatu daerah, maka kita wajib untuk menunjukkan jalan dan mengantar sejauh 1 mil selama perjalanan, jadi kita bertanggung jawab atas keselamatan orang asing itu. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah dalam interaksi kita dengan orang lain, mungkin timbul konflik karena hal-hal tertentu. Yang mungkin saja bukan karena kesalahan kita. Namun apa yang harus kita lakukan adalah belajar mengalah. Dan menyadari apakah dampak dari apa yang menjadi reaksi kita. Pada dasarnya seperti dalam hubungan bisnis pemberi jasa, apabila kita bersitegang dengan pembeli jasa kita (orang lain), mungkin secara emosional kita bisa merasa bahwa kita benar dan menang. Akan tetapi orang lain sebagai customer kita akan pergi dan tidak menggunakan jasa kita lagi. Bahkan mungkin akan memberitahukan kepada orang lain lagi tidak perlu menggunakan jasa kita lagi. Nah akhirnya kita sendiri yang akan rugi. Jadi sangat bisa dimengerti bahwa Yesus meminta kita untuk memberikan pipi kiri kita dengan maksud bertindaklah “bijaksana”, seperti yang Yesus lakukan membalas tamparan dari penjaga tersebut dengan kata-kata yang tetap baik namun akan membawa kesadaran bagi “penjaga” yang telah menampar Yesus tersebut. Dan kesadaran bagi kita sendiri bahwa dengan mengalah dan mengekang ego kita itu juga merupakan suatu tindakan untuk meningkatkan kualitas “kesadaran” kita sendiri. Litawati
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Selasa 14 Juni 2016
Ajakan untuk Berbelas Kasih seperti Bapa
Mat 5:48 ”Karena itu haruslah kamu
sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
1 Raj. 21:17-29 ; Mzm. 51:3-4, 5, 6a, 11, 16 ; Mat. 5:43-48
Injil hari ini sangat menyentuh saya dan kembali mengingatkan akan tahun kerahiman yang dicanangkan oleh Bapa Paus kita. “Berbelas Kasih seperti Bapa”, dimana saya dan kita semua tanpa terkecuali diajak untuk mengikuti teladan Bapa yang murah hati yang tidak menghakimi atau menghukum tetapi mengampuni serta memberi kasih dan pengampunan tanpa batas. Kalimat Yesus dalam kutipan injil Matius di atas, tentu saja bukan bermaksud supaya kita menjadi sempurna secara harafiah, karena tidak ada satupun makluk yang sempurna kecuali Tuhan kita. Namun lebih pada mengajak untuk kembali mengingat bahwa kita ini diciptakan serupa denganNya, hendaknya kitapun memancarkan wajah Allah dalam tiap kata dan tindakan. Ajakan Yesus dalam injil hari ini supaya kita berjuang untuk menjadi seseorang yang antimainstream dengan berdoa bagi musuh-musuh kita. Saya bukan tipe orang yang suka menyimpan kesalahan orang lain. Emosi dan marah dihari ini, sudah cukup untuk hari ini saja. Tanpa ada pembahasan lebih lanjut dengan orang yang ada masalah dengan saya, tanpa ada penyelesaian seperti saling memaafkan atau berbicara dari hati kehati, keesokan harinya saya pasti sudah baikbaik saja. Seperti tidak terjadi sesuatu. Dalam situasi ini, kenyataan yang saya temukan adalah saya sering berbicara pada diri saya sendiri, “kalau orang tersebut melakukan kesalahan yang sama lagi, saya akan bicara langsung dengan dia”. Sebenarnya tidak ada hal konkrit yang menyatakan bahwa saya masih menyimpan marah dengan dia, tapi dalam kata-kata saya tersirat makna bahwa saya belum memaafkan dia. Dan ini baru-baru saja terjadi. Memang akan menjadi sangat sulit bila dipikirkan bagaimana harus memposisikan diri saat emosi sedang memuncak, rasanya marah ingin meledak-ledak. Namun selagi nafas ini masih berhembus dan jantung masih berdetak, apakah kita mau menjadi manusia yang mainstream alias biasa-biasa aja? Mari kita sama-sama berdoa memohon tuntunan Roh Kudus, agar kita dimampukan untuk bisa bermurah hati seperti Bapa. Tuhan Yesus memberkati Desy
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
24 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Mengumbar Kebaikan 2Raj. 2:1,6-14; Mzm. 31:20,21,24; Mat. 6:1-6,16-18.
Mat 6:1
Rabu 15 Juni 2016
“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga…..
Orang seringkali memperlihatkan apa yang dilakukan atau apa yang dimilikinya. Ada yang suka memperlihatkan handphone atau mobil baru kepada orang lain lengkap dengan harganya. Ada pula yang bercerita tentang keberhasilannya, ada pula yang memperlihatkan kelebihan diri atau kebaikan yang pernah dilakukan kepada orang lain. Tujuannya, agar orang lain memuji, menghargai dan menghormati. Tetapi tentu ini kurang tepat. Di tempat kerja saya, ada seorang staff yang sering sekali pamer bila memberi bantuan kepada orang lain, ceritanya bisa dari ujung timur sampai ujung kantor dengan maksud agar semua orang di kantor tahu betapa dermawannya anak ini. Suatu saat staff ini mengajak saudara sepupunya untuk tinggal dikos bersama dia, saat saudara sepupunya melakukan suatu kesalahan, dia langsung mengumbar semua kebaikannya atas saudara sepupunya ini kemana-mana. Sampai ke atasan kami dia menceritakan kebaikan-kebaikannya. Satu kata dari atasan kami untuk staff ini pada saat itu, “Jika kamu ingin melakukan kebaikan, mengapa kamu harus menceritakan kebaikan kamu? Bukankah semua akan sia-sia, seperti kamu memegang segenggam debu, lalu kamu meniupkan kemana-mana… akhirnya debu itu terbang dan hilang dari genggamanmu. Seperti itulah saat kebaikanmu kamu ceritakan kemanamana,maka kamu tidak bisa memegang kebaikanmu tetapi semua akan siasia dalam genggamanmu. Apa yang dilakukan tangan kirimu, jangan sampai tangan kananmu mengetahuinya… Seperti perikop hari ini, marilah kita belajar seperti Yesus, untuk tidak memamerkan tata cara ibadah kita agar orang lain tahu kita berdoa, namun biarkan kita berdua dengan Tuhan Allah yang tahu tentang doa kita dan perbincangan kita hanya berdua denganNya. Rina
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Kamis 16 Juni 2016
Tuhan Yesus: Guru-ku, Guru-mu, Guru Kita
Mat. 6:7 Apabila kamu berdoa,
janganlah memakai banyak kata-kata
Sir. 48:1-14; Mzm. 97:1-2,3-4,5-6,7; Mat. 6:7-15.
Suatu pagi, saya sendiri berdoa di depan Sakramen Maha Kudus di kapel MGL. Selama berada di sana, saya hanya memandang Sakramen Maha Kudus yang berada di depanku dengan hati yang penuh syukur dan khusuk. Di hadapan-Nya, saya melihat kembali perjalanan hidupku selama ini. Di sana saya menemukan kasih dan penyertaanNya dalam hidupku. Di depan Dia, saya hanya memandang dan membiarkan Dia menjamah hatiku. Kehadiran-Nya, membuatku merasa sedih dan hampir saja air mataku jatuh. Lalu, saya menyampaikan isi hatiku kepada-Nya dengan mengatakan: “Tuhan Yesus, jangan membuatku menangis di depan-Mu saat ini”. Seusai berdoa, perasaan sedih yang saya rasakan sebelumnya berubah. Saya tidak lagi merasa sedih dan akupun tidak jadi menangis. Doaku pada saat itu, dikabulkan oleh-Nya. Ia mengenal hatiku dan membiarkanku menikmati kasih-Nya yang menyejukan jiwaku yang lagi letih-lesu saat itu. Dalam suasana yang tenang dan damai di hadapan-Nya, saya merasakan ibarat seorang murid yang sedang mendengarkan gurunya. Hatiku sangat damai dan tenang dengan pengalaman doaku pada saat itu. Waktu terasa sangat pendek atau singkat ketika saya sedang memuaskan dahagaku di hadapan-Nya. Hari ini, Tuhan Yesus yang adalah Sang Guru Ilahi mengajarkan saya dan anda untuk berdoa. Doa yang diajarkan-Nya kepada para rasul diteruskan oleh Gereja dan menjadi inti sekaligus menyempurnakan seluruh doa-doa dan itensi Gereja sepanjang masa. Dia yang adalah Guru satu-satunya menghendaki kita untuk menyapa Allah Bapa-Nya, yang diimani oleh bangsa-Nya dengan sebutan Bapa. Tidak ada guru orang Yahudi yang berani mengajarkan untuk berdoa kepada Allah dengan menyebut atau memanggil nama Allah dengan sebutan Bapa. Kita diajak dan dipanggil untuk mendengarkan dan mengikuti jejak Sang Guru Ilahi dalam hal berdoa. Doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sungguh menggugah hati Bapa-Nya di surga untuk memberikan berkat-Nya kepada semua orang, terutama mereka yang meminta dalam nama-Nya. Marilah kita mengikuti jejak Sang Guru dan sekaligus model dalam hidup dan pelayanan bagi para pengikut-Nya. Tuhan Yesus anugerahkanlah rahmat surgawi kedalam hati kami untuk melayani dan mencitai-Mu dalam hidup kami hari ini. Amin. Anis Bai
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
26 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Harta Surgawi VS Harta Duniawi
Jumat 17 Juni 2016
Mat 6:21 Karena di mana
2Raj. 11:1-4,9-18,20; Mzm. 132:11,12,13-14,17-18; Mat. 6:19-23.
hartamu berada, di situ juga hatimu berada
Jika kita meletakkan sebutir jagung dan sebutir berlian di atas tanah, kemudian lihatlah apa yang akan dilakukan oleh seekor ayam.Bagi seekor ayam, sebutir jagung akan mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada sebutir permata, karena ayam memerlukan jagung sebagai makanannya,bukan sebutir permata yang menurut manusia harganya jutaan kali lebih berharga dari sebutir jagung. Ayam tidak akan pernah mengetahui harga sebutir permata. Mereka tidak pernah berkelahi untuk memperebutkan permata yang indah berkilau, tetapi mereka akan berkelahi untuk berebut sebutir jagung. Mereka akan berkelahi, hingga saatnya salah satu ayam yang kalah akan menyingkir menjauh, membiarkan jagung tadi dilahap ayam pemenang. Seekor ayam tidak akan pernah membunuh seterunya gara-gara sebutir jagung. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak sedikit dari kita yang menghalalkan segala cara untuk meraih ambisi kekuasaan dan jabatan, melegalkan semua tindak kejahatan untuk memperkaya diri dan kelompoknya serta melacurkan diri menjadi seorang “pesuruh” untuk mengfitnah, mengancam dan juga membunuh sesama umat manusia.Bukankah kita justru lebih hina dari seekor ayam?Sebutir permata yang indah adalah cerminan nilai-nilai kebajikan dalam hidup manusia, seperti rasa cinta kasih, niat bersedekah dan rasa toleransi,yang boleh disebut sebagai “harta surgawi”. Sebutir jagung dibaratkan dengan “harta duniawi” yang tidak kekal, seperti jabatan, kedudukan dan harta. Jika kita hanya mengejar harta duniawi, kita tidak ada bedanya dengan seekor ayam. Berkelahi hanya untuk sebutir jagung dengan mengabaikan permata yang jauh lebih bernilai yang telah disediakan Tuhan bagi kita di surga. Kata ‘manusia” berasal dari kata “mana” yang artinya batin (hati) atau pikiran, sedangkan “ussa” berarti luhur atau tinggi. Jadi kata “manusia” mempunyai arti makhluk yang bisa mengembangkan batin (hati) dan pikirannya untuk mencapai nilai keluhuran dalam hidupnya. Pikiran dan batin manusia jauh di atas ayam. Maka sepantasnya kita harus mengumpulkan harta surgawi yang kelak wajib kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. FLO
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Jangan Kuatir
Sabtu 18 Juni 2016
Mat 6:34 ”Sebab itu janganlah
kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
2Taw: 24:17-25, Mzm 89: 4-5, 29-30, 31-32, 33-34, Mat 6:24-34
Manusia dipenuhi dengan kekuatiran akan masa depan yang belum diketahui, namun sebagian besar dari kekuatiran itu tidak pernah terjadi. Injil Matius hari ini mengatakan :“ Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Jika Yesus menghendaki kita untuk tidak kuatir dalam hidup sebaiknya kita bersikap demikian, karena tentu bukan tampa alasan Yesus mengatakannya ,untuk itu mari kita simak beberapa alasannya : 1.Hidup itu lebih dari sekadar makanan dan pakaiaan. Kita tidak diciptakan hanya untuk makan, minum dan mendapat pujian karena pakaian kita yang indah, tapi kita diciptakan untuk tujuan yang luhur yaitu keabadian bersama Allah di waktu yang akan datang.. 2. Kekuatiran tidak menghasilkan apa-apa. Karena kuatir hanya akan membuat kita lebih sengsara, tapi tidak dapat mengurangi masalah. 3. Pencobaan tidak akan melampaui kekuatan. Allah tidak akan memberikan beban yang tidak dapat kita pikul. 4. Bapamu yang di sorga tahu kebutuhanmu. Kekuatiran juga menunjukkan bahwa kita tidak percaya kalau Bapak memahami kebutuhan kita, atau mungkin kita merasa Dia tidak memiliki hati seorang Bapa. Kekuatiran menunjukkan bahwa kita terlalu dekat dengan dunia dan terlalu jauh dari Allah. Tawaran dunia ini hanya bernilai sementara sedangkan Bapa di sorga yang penuh kasih memahami kebutuhan kita untuk hari ini dan untuk masa depan yang kekal. Yesus tidak menghendaki para pengikut-Nya hidup dalam kekuatiran. Dia telah datang, hidup, mati, dan bangkit dari kematian, supaya Dia dapat memerintah sebagai Raja atas suatu umat yang bebas dari kekuatiran. Jadi, datanglah kepada Yesus dan tinggalkan segala hal lain yang selama ini menjadi raja dalam hidupmu. Abdikanlah dirimu sepenuhnya kepada Sang Raja atas segala raja. Carilah dahulu Dia dalam segala sesuatu yang kamu lakukan untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Raja yang menguasai hidupmu. Inilah satu-satunya jalan untuk mendapatkan kebebasan penuh dari kekuatiran. Betty
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
28 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Siapakah Yesus menurutmu? Hari Minggu Biasa XII Za. 12:10-11; 13:1; Mzm.63:2abcd,2e-4,5-6,8-9; Gal. 3:26-29; Luk. 9:18-24.
Minggu 19 Juni 2016
Luk 9:18 “Kata orang
banyak, siapakah Aku ini?”
Saya masih ingat ketika ikut Sekolah Minggu atau Bina Iman, seorang guru menanyakan kepada kita semua, “Siapakah Yesus itu menurutmu?” Hampir setiap orang memberikan jawaban yang berbeda: Yesus adalah Putera Allah, Juruselamat, Gembala yang Baik, Mesias, Kristus, Yang Diurapi, Imanuel, dan lain sebagainya. Semua jawaban itu benar dan tidak ada yang salah. Namun setelah mengalami pertumbuhan di dalam iman, kita mengalami secara pribadi siapakah Yesus itu sebenarnya. Ketika pertanyaan itu diulang kembali saat ini, “Siapakah Yesus menurutmu,?” Pasti mempunyai jawaban yang “berbeda”. Perbedaan bukan dari jawabannya, tetapi darimana jawaban itu berasal. Kalau dulu masih kecil, kita mengatakan Yesus itu adalah Tuhan, Immanuel, Mesias dan lain sebagainya karena diajarkan oleh guru agama atau hafalan dari catatan. Namun sekarang (diharapkan) berasal dari pengalaman rohani pribadi. Pengalaman yang berasal dari doa, refleksi, kehidupan sehari-hari dan pendalaman iman dengan pribadi Yesus. Ketika pertanyaan yang sama diajukan oleh Yesus kepada Petrus, Petrus menjawab: Yesus adalah Mesias dari Allah. Jawaban Petrus itu berasal dari pengalaman pribadinya bersama dengan Yesus. Di perikop sebelumnya Yesus mengadakan mukjizat dengan menggandakan roti dan ikan dan memberi makan lima ribu orang lebih. Dari pengalaman mukjizat tersebut dan pengalaman-pengalam yang lain Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Yang Diurapi oleh Allah. Bagi beberapa orang, Yesus adalah seorang teman sejati karena dari pengalaman pribadi mengajarkan bahwa banyak teman yang mengkhianati, pergi meninggalkan, tidak setia, hanya ada di waktu senang dan lain lain, tetapi Yesus selalu setia menemani di dalam kesendirian dan kesepian. Mungkin ada kemiripan dengan Allah Emmanuel yang “Selalu beserta kita”. Di tahun Kerahiman ini, Yesus sangat jelas menunjukkan wajah kerahimanNya yang selalu siap mengampuni dosa kita jika kita mau kembali kepada pelukan kasih Allah Bapa. Apakah aku sudah mengalami Yesus yang aku imani? RP. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Jangan Menghakimi
Senin 20 Juni 2016
Mat. 7:1 “Jangan kamu
2 Raj.17:5-8, 13-15a,18 ; Mzm. 60:3,4-5.12-13; Mat. 7:1-5
menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.”
Sikap suka menghakimi kerap muncul dalam keluarga. Bisa terjadi dalam hubungan antara orang tua dan anak, atau suami dan istri. Kedekatan membuat kita sangat mengenal cacat cela orang-orang yang kita kasihi. Akibatnya, kita menjadi sangat mudah menemukan kesalahan mereka. Ini yang harus kita waspadai. Sebaiknya sebelum menuduh dan mencaci-maki, periksalah diri sendiri dulu. Belum tentu perbuatan kita lebih baik dan lebih benar. Sifat-sifat buruk orang lain tampak begitu besar dan nyata, sehingga kita terdorong untuk menegur dan menghakiminya. Padahal tanpa sadar kita pun punya sifat buruk itu, bahkan mungkin lebih parah! Ini ibarat orang yang mau mengeluarkan serpihan kayu dari mata orang lain, padahal ada balok di matanya sendiri. Sebuah perbuatan munafik yang tidak akan berhasil. Seseorang harus menyadari dulu sifatsifat buruknya sendiri, lalu berusaha mengatasinya. “Balok di matanya” harus dikeluarkan, sebelum bisa menegur orang lain. Jadi, lebih baik saling menasehati daripada saling menghakimi. Yudi
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
30 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Kisah Orang Kudus St. Aloisius Gonzaga 2Raj. 19:9b-11,14-21,31-35a,36; Mzm. 48:2-3a,3b-4,10-11; Mat. 7:6,12-
Mat 7 : 12
Selasa 21 Juni 2016
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Nasihat dari kutipan hari ini sebenarnya sudah sering kita dengar. Perlakukan orang lain, seperti kita ingin diperlakukan. Dalam bulan ini, saya banyak sekali keluar kota untuk melakukan pelatihan kepada Usaha Kecil (UKM) di daerah-daerah. Setiap perjalanan saya seringkali mengunakan moda transportasi penerbangan. Dengan kondisi kaki saya pasca kecelakaan, saya selalu meminta kursi roda. Dulu saya jarang minta kursi roda, karena sebenarnya saya bisa berjalan, hanya saja sangat lambat. Namun ketika saya sempat jatuh 3 kali di bandara Komodo Labuan Bajo, saya memutuskan untuk minta kursi roda. Energi yang saya punya lebih baik saya pakai untuk mengajar dari pada berjalan di bandara. Duduk di kursi roda, ternyata bisa menjadi pengalaman yang menarik. Banyak orang yang memandang saya dengan aneh, ketika saya di ruang tunggu, saya berdiri dari kursi roda saya. Mungkin orang berfikir orang di kursi roda adalah orang yang betul-betul sakit. Ada juga yang memperhatikan saya dengan pandangan kasihan. Pernah saya didekati Ibu-ibu dan berkata “Stroke ya mas, kasihan, masih muda sudah stroke”. Saya hanya ketawa saja, dan berusaha menjelaskan. Ada juga yang bertanya,”Kasihan, sudah berapa lama tidak bekerja?”. Tidak bekerja? Jadwal mengajar dan traveling saya penuh sekali tahun ini. :) Mungkin saya juga suka menilai orang lain dari atribut yang dia pakai. Orang menilai saya dari tongkat dan kursi roda saya. Dengan atribut saya, saya dinilai tidak mampu dan lemah. Saya sering menilai orang bertato dan beranting sebagai orang yang agresif dan tidak ramah, padahal banyak yang saya kenal dengan atribut tersebut sangat ramah. Nasehat injil hari ini sering kita dengar, tapi jarang kita laksanakan. Hari ini kita diingatkan kembali. Jeff Kristianto
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Kisah Orang Kudus
Rabu 22 Juni 2016
Paulinus dr Nola Yohanes Fisher, Thomas More 2Raj. 22:8-13; 23:1-3; Mzm. 119:33,34,35,36,37,40; Mat. 7:15-20.
St. Paulinus dari Nola
St. Paulinus dilahirkan sekitar tahun 353 di Bordeaux, Perancis. Ayahnya seorang gubernur dan seorang tuan tanah yang kaya-raya. Paulinus mendapat pendidikan yang baik. Ia menjadi seorang pengacara dan seorang penyair. Ia bepergian ke seluruh Perancis, Spanyol dan Italia, kemana saja pekerjaan atau kesenangan membawanya. Pada tahun 381, pada usia duapuluh delapan tahun, ia menjadi Gubernur Campania, Italia. Ketika ia berumur tigapuluh enam tahun, Paulinus menjadi Katolik. Ia dan isterinya, Theresia, mempunyai seorang anak, seorang putera. Ketika putera mereka meninggal, mereka membagikan seluruh harta kekayaan mereka kepada orang-orang miskin. Mereka menyisakan hanya yang mereka perlukan untuk bertahan hidup. Paulinus dan Theresia sepakat bahwa mereka akan hidup sederhana. Pasangan tersebut berdoa dan bermatiraga. Mereka juga memilih untuk mengucapkan kaul kemurnian guna menyatakan cinta mereka kepada Yesus. Paulinus dan isterinya amat dihormati oleh masyarakat Kristen. Mereka sungguh gembira ketika akhirnya Paulinus memutuskan menjadi seorang imam pada tahun 394. Ia dan Theresia kemudian membentuk suatu komunitas kecil para biarawan di Nola, Italia. Mereka membuka tempat penampungan bagi mereka yang miskin dan para peziarah juga. Paulinus dan Theresia memutuskan untuk tinggal di Nola. Paulinus ingin tinggal dekat tempat ziarah salah seorang santo favoritnya, St. Felix dari Nola. St. Felix adalah seorang imam dan uskup yang wafat pada tahun 260. Ia menjadi pembela umatnya semasa penganiayaan yang kejam oleh Kaisar Decius. Uskup Felix terkenal karena ketekunannya dalam doa, kasihnya bagi orang banyak, dan cara hidupnya yang miskin. Seabad kemudian, Paulinus mohon bantuan doanya dan menulis tentang dia. Paulinus merasakan keyakinannya bertambah dengan bantuan St. Felix. Kesamaan apa gerangan yang dimiliki mantan Gubernur Romawi ini dengan St. Felix? Lebih dari yang dapat diperkirakan St. Paulinus sendiri. Pada tahun 409, ia dipilih menjadi Uskup Nola. Umat merasa sangat gembira. Ia seorang yang bijaksana, seorang uskup yang lemah lembut, sama seperti St. Felix. St. Paulinus dipuji banyak orang kudus yang hidup pada jamannya, St. Ambrosius, St. Agustinus, St. Hieronimus, St. Martinus dari Tours dan lain-lain. Walaupun sebagian dari tulisannya yang berharga hilang, tigapuluh dua syair dan limapuluh satu suratnya masih dapat diselamatkan. St. Paulinus menjabat Uskup Nola hingga akhir hayatnya pada tahun 431. “Dengan segenap hati aku berdoa demi harapan akan surga, karena harapan dan iman jauh lebih bernilai daripada segala kekayaan dunia ini.” ~ St. Paulinus dari Nola “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
32 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Membangun Hidup Kokoh Kuat 2Raj. 24:8-17; Mzm. 79:1-2,3-5,8,9; Mat. 7:21-29.
Kamis 23 Juni 2016
Mat.7:24, “Setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.”
Membangun hidup itu ibarat membangun rumah. Sebagai orang bijaksana, hidup kita yang hanya satu kali ini harus kita dasari dengan batu yang kokoh, dan batu yang kokoh itu ialah batu penjuru Yesus Kristus sendiri. Macam-macam cara orang membangun hidup, bisa didasarkan pada karier, kekayaan, ada juga politik yang menawarkan jalan untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Apapun bentuknya itu sah-sah saja. Namun jika pendasaran hidup tidak sampai menyentuh pada karang padas Kristus, oleh Yesus itu disebut membangun di atas pasir. Dan Yesus pun masih menuntut lebih dengan menekankan “mendengar perkataan itu dan melakukannya” sebab jika tidak demikian “ia sama dengan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir”. Di sini letak bukti dan jaminan kelestarian bangunan. Setiap bangunan hidup bagaikan rumah akan mengalami hujan lebat dan angin badai; godaan, cobaan dan kesulitan kehidupan yang selalu silih berganti. Ada nasib malang yang menyerang, sakit dalam keluarga bahkan godaan yang menjanjikan banyak uang. Percaya bahwa dengan keadaan ini kita seperti dalam proses pembersihan dari lumpur dan pasir dan kemudian akan terpancang semakin kuat dalam iman dan keyakinan. Kita berdiri semakin tegak di atas batu, keyakinan yang kuat karena bangunan hidup kita utuh, tegak, tak kenal retak. Banyak orang selalu menyerukan “Tuhan, Tuhan”, rajin ke gereja, berdoa berjam-jam di ruang Adorasi, belum menjadi jaminan seperti apa yang Yesus mau. Lakukan hal-hal yang baik dengan sesama, siapa saja tanpa pandang suku agama dan ras. Semoga kita tidak menjadi orang autis yang wait and see tetapi agresif, antusias dalam kehidupan bersama orang lain dengan untuk selalu see and do. Tuhan memberkati. Herman
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Plan it !
Jumat 24 Juni 2016
Yer 1 : 5 “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau
Hari Raya kelahiran Santo Yohanes Pembabtis Yes. 49:1-6; Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15; Kis. 13:22-26; Luk. 1:57-66,80.s.
Pernahkah kita berencana membuat sesuatu? Saya pernah! Pada waktu saya mau membuat suatu tas, maka saya akan mencari referensi, menggambar atau memikirkan terlebih dahulu bentuk dan fungsi yang akan saya buat di tas buatan saya tersebut. Demikianlah Tuhan membentuk kita, melalui injil Yeremia, Tuhan memberikan info bahwa sebelum Kita diciptakan, Tuhan sudah punya rencana sebenarnya akan jadi apa kita nantinya. Saat tas yang saya buat ternyata memerlukan perbaikan, maka perbaikan tersebut akan membutuhkan proses yang lumayan besar juga, membongkar, menjahit lagi dan menggabungkan lagi. Hal ini dikarenakan terkadang adalah adanya perbedaan pengertian dari penjahit dan saya sebagai orang yang menginginkan bentuk dan fungsi dari Tas tersebut. Hidup kita juga begitu, kita terkadang hidup sebagai penjahitnya ada ketidak mengertian apa sih yang Tuhan inginkan pada hidup saya, jadi kita tetep aja “injek pedal” seperti penjahit saya menginjak pedal mesin jahitnya, padahal tidak mengerti yang saya inginkan. Maka jadinya hasil akhir tidak sama seperti yang diinginkan. Maka jadinya kita akan seperti tas yang perlu di servis tersebut, kita akan di bongkar kembali, dijahit kembali disusun menjadi Tas yang diinginkan pembuatnya, sampai pembuat yakin bahwa yang diinginkan sama seperti yang dibuat, sesuai dengan fungsinya baik itu tas jalan, tas belanja atau tas yang lainnya. Mengenai fungsi tas, tas jalan jalan ga mungkin akan dibuat sebagai tas belanja, tas belanja ga mungkin dibuat sebagai tas laundry, tas laundry juga ga mungkin dipakai sebagai tas jalan jalan. Semua memiliki fungsi sendiri sendiri. Begitupun hidup kita masing masing, ga ada alasan masih muda, ga bisa pelayanan. Dan lain lain, pelayanan banyak sisi, kalau tidak di sie Doa, bisa di Sie worship, atau di dokumentasi, atau di konsumsi, atau diperlengkapan. Yuk gabung dengan pelayanan, karena Tuhan sudah menciptakan anda dan saya sesuai dengan rencananya, sesuai dengan fungsinya. Ga mungkin Tuhan menciptakan anda hanya sebagai “aksesori tas” yang hanya meramaikan tas tanpa memberikan fungsi. Pasti Tuhan menciptakan anda sebagai sesorang yang luar biasa. Prast
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
34 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Kisah Orang Kudus Rat. 2:2,10-14,18-19; Mzm. 74:1-2,3-5a,5b-7,20-21; Mat. 8:5-17.
Sabtu 25 Juni 2016
St. William dari Monte Vergine
William dilahirkan di Vercelli, Italia, pada tahun 1085. Kedua orangtuanya meninggal dunia ketika ia masih bayi. Sanak saudara yang membesarkannya. Ketika dewasa, William menjadi seorang pertapa. Ia mengadakan suatu mukjizat, mencelikkan mata seorang buta, dan sekonyong-konyong mendapati dirinya menjadi seorang terkenal. William terlalu rendah hati untuk dapat bergembira oleh kekaguman orang. Ia sungguh menghendaki tetap menjadi seorang pertapa agar dapat memusatkan diri pada Tuhan. Sebab itu, ia pergi untuk tinggal seorang diri di sebuah gunung yang tinggi dan liar. Tak seorang pun dapat mengusiknya sekarang. Tetapi, bahkan di sana ia tak dapat tinggal sendirian. Banyak orang berkumpul sekelilingnya dan mereka mendirikan sebuah biara yang dipersembahkan kepada Santa Perawan. Karena biara William ini, orang memberikan nama baru kepada gunung itu; mereka menyebutnya Gunung Perawan. Tak lama kemudian, sebagian biarawan mulai mengeluh akan cara hidup yang terlalu keras. Mereka menghendaki makanan yang lebih baik dan jadwal harian yang lebih longgar. William tak hendak melonggarkan peraturan bagi dirinya sendiri. Ia memilih seorang pemimpin bagi para biarawan. Kemudian, ia dan lima orang pengikut yang setia pergi untuk mendirikan sebuah biara lain, seketat sebagaimana awalnya. Salah seorang rekannya adalah St Yohanes dari Mantua. Keduanya, William dan Yohanes dari Mantua, berjiwa pemimpin. Sementara waktu berlalu, mereka menyadari bahwa akan lebih baik apabila mereka memisahkan diri, masing-masing mendirikan sebuah biara. Mereka adalah sahabat-sahabat karib, tetapi mereka melihat hal-hal dengan cara pandang yang berbeda. Yohanes pergi ke timur sementara William pergi ke barat. Keduanya berkarya dengan amat baik. Sesungguhnya, mereka berdua dimaklumkan sebagai santo! Di kemudian hari, Raja Roger dari Naples membantu St William. Pengaruh baik William atas raja mendongkolkan hati beberapa orang istana yang jahat. Mereka berusaha membuktikan kepada raja bahwa William adalah seorang yang sungguh jahat, bahwa ia adalah musang berbulu domba. Mereka mengutus seorang perempuan jahat untuk menggoda William, tetapi perempuan itu gagal, malahan bertobat dan meninggalkan hidup dosa. St William wafat pada tanggal 25 Juni 1142. Terkadang kita mengalami kesulitan untuk bergaul atau menyukai seseorang. St William telah menginspirasi kita pada hari ini untuk melihat sisi baik orang lain. “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 35 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
The Messiah Syndrom
Minggu 26 Juni 2016
Luk. 9:55 “Anak manusia datang bukan
untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelematkannya”
1 Raj. 19:16b,19-21; Gal. 5:1,13-18; Luk. 9:51-62.
Dalam kehidupan para pelayanan pastoral terutama para imam, ada satu syndrom yang harus diwaspadai terutama oleh imam-imam muda, namanya the Messiah Syndrom. The Messiah Syndrom adalah kecenderugan untuk selalu tampil sebagai penyelamat atau paling tidak tokoh kunci dalam setiap pelayanan. Motivasi awalnya umumnya baik, tetapi akibatnya bisa fatal dan bisa merugikan umat yang dilayani. Kita akan cenderung menjadi single fighter yang tidak perlu dan kemudian menganggap diri yang terbaik, dan orang lain tidak. Saya termasuk imam muda yang cenderung mengarah kepada syndrom ini. Saya ingin melakukan semua pelayanan, saya ingin menyelamatkan banyak orang, karena saya yakin bisa, dan tidak ada orang lain yang bisa melakukannya sebaik saya. Saya ingat ketika ditanya tentang motivasi saya menjadi imam dalam 30 hari retreat latihan rohani Ignatian, saya menjawab, ingin menyelamatkan dunia, dan pembimbing retreat saya pun kemudian tersenyum sambil menunjuk pada salib di dinding kamarnya sambil berkata: „dunia sudah selamat, Yesus sudah melakukannya sekali untuk selamanya, yang kamu perlu buat adalah memelihara karya keselamatan itu.“ Bagaimana caranya memelihara karya keselamatan Allah itu? Tidak lain dengan mengasihi setiap jiwa yang dipercayakan dalam tugas pelayanan saya. Mengasihi berarti tindakan dan keputusan saya setiap hari untuk mengasihi orang-orang yang saya layani. Tindakan ini tidak boleh berdasar pada rasa suka atau tidak suka, atau berdasar pada hari baik atau tidak baik, apalagi berdasar pada untung rugi. Ketika kita memutuskan menjadi pelayan pastoral kita harus bersedia bekerja sama dalam tim, dan mempercayai tim ini. Yesus sendiri memilih berkerja bersama dua belas orang rekan, Dia bahkan percaya penuh kepada rekan yang akan mengkhianatiNya. Dia tidak lantas menghakimi rekanNya itu, melainkan menerimannya apa adanya. Sebagai pelayan dosa terbesar saya adalah ketika saya cenderung terlalu cepat menggunakan kuasa yang dianugerahkan Gereja kepada saya untuk memberi label kambing pada setiap domba yang dipercayakan kepada saya. RP. Wenz Eddie, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
36 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Mengikuti Yesus
Senin 27 Juni 2016
Am. 2:6-10,13-16; Mzm. 50:16bc-17,18-19,20-21,2223; Mat. 8:18-22.
Mat 8:19 Lalu datanglah seorang
ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”
Injil pada hari ini ingin mengajarkan kepada kita bagaimana cara kita mengikuti Yesus secara total. Kita semua tentunya ingin mengikuti Yesus hingga akhir hayat, dan bukan hanya sekedar menjadi slogan. Ahli Taurat pada bacaan Injil hari ini dengan lantang menyatakan kepada Yesus bahwa ia akan mengikuti Yesus kemanapun Yesus pergi. (Mat 8:19). Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” (Mat 8:20). Apa maksudnya? Yesus mau mengatakan, setiap makhluk hidup mempunyai tempat hidupnya masing-masing. Yesus ingin menyatakan bahwa untuk mengikuti-Nya membutuhkan komitmen untuk siap diutus kemanapun, agar kabar gembira tentang Yesus semakin disebarluaskan kepada seluruh makhluk. Pada bacaan Injil ini juga dikata ada murid Tuhan Yesus yang lain, yang ingin mengikuti Yesus namun ingin menguburkan ayahnya terlebih dahulu, reaksi Yesus cukup mengagetkan “…Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.” (Mat 8:22). Yesus sedang tidak mengajarkan kita untuk menjadi anak durhaka. Yesus hanya ingin mengatakan, untuk mengikuti-Nya berarti mengikuti seluruh perintah-Nya dan tidak hanya berhenti hingga pada akal budi kita, tetapi juga meresap ke dalam hati dan dilaksanakan dalam karya perbuatan kita sehari-hari. Mengikuti Yesus artinya setia kepada sabda-Nya. Semoga kita tetap setia mengikuti Yesus di dalam Gereja Katolik sebesar apapun itu resiko dan tantangannya, sebab darisana lah kita akan menikmati rahmat yang berlimpah. Amin. -Santo-
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 37 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Maju atau Mundur
Selasa 28 Juni 2016
Am 3:5 “Percayalah kepada Tuhan dengan
segenap hatimu dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri.”
Peringatan Wajib St. Ireneus Am. 3:1-8; 4:11-12; Mzm. 5:5-6,7,8; Mat. 8:23-27.
Pikiran kita sama dengan transmisi dalam sebuah mobil. Kita dapat memilih jalan mana yang kita ingin lalui dengan menggunakan persnelingnya. Tidak dibutuhkan upaya yang lebih keras untuk maju dibandingkan untuk mundur. Itu semua ada dalam proses pengambilan keputusan. Demikian juga, kita menentukan pilihan sendiri ke arah mana hidup kita akan bergerak. Jika kita memilih untuk tetap terfokus pada hal yang positif dan memusatkan pikiran kita pada hal-hal yang baik dari Tuhan, semua kekuatan kegelapan tidak akan mampu mencegah kita maju dan memenuhi tujuan hidup kita. Tetapi sebaliknya jika kita membuat kesalahan untuk tinggal dalam pikiran negatif dengan memusatkan perhatian pada masalah dan ketidakmungkinan, ketidakberdayaan kita, itu sama seperti menggunakan persneling mundur dan menjauh dari kemenangan, berkat yang telah Tuhan sediakan. Mengambil waktu untuk berbicara dengan Tuhan dalam doa. Menyelidiki hati, terbuka dengan bimbingan roh kudus lalu melangkah maju dan memutuskan ke arah mana ingin pergi. Doa: Bapa yang baik kami berterima kasih untuk banyak hal dan jalanMu yang tidak dapat kami mengerti saat ini sampai kapanpun. Jalan yang berliku, cuaca yang tak menentu, perasaan yang kadang senang dan kadang sedih. Namun, satu hal yang kami tahu bahwa Engkau telah memilih kami dan selalu beserta kami. Engkau yang menetapkan langkah-langkah kami untuk kebaikan. Berilah kekuatan kepada kami untuk menjalani setiap proses hidup ini dengan selalu bersandar kepadaMu dalam ketaatan berjalan menurut rencanaMu bagi hidup kami. Amin. Lulu
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
38 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Penyertaan Tuhan Kis 12:11
Rabu 29 Juni 2016
HARI RAYA St. PETRUS & PAULUS Petrus berkata : “sekarang Kis. 12:1-11; tahulah aku benar benar bahwa Tuhan telah Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; menyuruh malaikatNya dan menyelamatkan 2Tim. 4:6-8,17-18; ku dari tangan Herodes dan dari segala Mat. 16:13-19. sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.” Selamat hari raya St Petrus & St Paulus temans! St Petrus ini adalah favorite saya. Petrus, bukan dipanggil pertama oleh Tuhan Yesus, tetapi Andreas yang pertama bertemu dengan Yesus, barulah Petrus dibawa kepada Yesus dan dipanggil menjadi muridNya. Tapi Petrus menjadi murid yang paling dipercaya, kepala atau pemimpin murid murid Yesus yang lain, dan kalimat “diatas batu karang inilah akan kudirikan jemaat-Ku”, buat saya menggambarkan sosok yang kuat, kokoh, keras dan sangat dapat diandalkan. Kalau membangun rumah dengan pondasi sekokoh gini, tentulah kita yang mendiami juga tenang bukan? Mungkin saya terinspirasi menjadi pribadi yang kuat kokoh dapat diandalkan.. ya dari St Petrus ini. Membaca perikop kisah para rasul dimana Petrus dibawa keluar dari penjara tanpa disadari oleh pasukan penjaga, serta pernyataan Petrus, sekarang tahulah aku benar benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikatNya dan menyelamatkan, pantaslah kita juga akui itu yang terjadi pada kehidupan nyata kita sehari hari. Saya mengalami banyak hal dalam hidup, yang bila direfleksikan, Tuhan itu selalu menjaga saya. Yang selalu saya syukuri, sehari hari saya berkendara motor menempuh jarak cukup jauh, maklum, kegiatan rutin komunitas kami yang diadakan di kuta ataupun di sesetan, dan pulang malam hari, bukan hal yang mudah. Disaat badan capek seharian bekerja, lanjut berkegiatan pulang malam, bisa buat kita hilang focus dijalan. Saat sampai dirumah atau saat mau tidur, teringat bahwa sudah dilindungi sepanjang perjalanan, membuat hati bersyukur. Atau pernah saya di komplain customer, karena barang kiriman belum sampai di Batam, padahal waktu itu saya bilang cuma 10 hari, nyatanya sudah 15 hari belum diterima. Customer marah marah tidak mau tau. Setiap hari saya berdoa, Tuhan.. bantu saya, semoga paketnya bisa segera diterima ataupun orangnya tidak datang marah marah lagi. Pada akhirnya nyampe juga di Batam hari ke 29. Fiuhhh.. melenceng jauh dari estimasi saya. Tapi syukurlah orangnya tidak pernah datang lagi marah marah, dan paket pun sudah diterima. Coba saja seandainya tiap hari dia datang komplain, puyeng kan kita hahaha… Satu yang saya petik hikmahnya, sejak kejadian itu, setiap pagi saya selalu awali hari saya dalam bekerja dengan doa mohon dilancarkan pekerjaan pekerjaan saya. Saya yakin kejadian kemarin itu bukan hal buruk, tapi reminder agar lebih andalkan Tuhan dalam hidup saya. Lebih membutuhkan tuntunan roh kudus dalam menyertai pekerjaan pekerjaan saya. Dan selalu bersyukur atas penjagaan maupun penyertaanNya dalam hidup. Maka…. jangan lupa, selalu awali hari dengan doa, awali pekerjaan kita dengan doa, dan ditutup dengan ucapan syukur atas hari yang sudah lewat. Tuhan Yesus memberkati.. amin Rita
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 39 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
Kamis 30 Juni 2016
Bukti Pengampunan yang Langka!
Mat. 9:5 “Ketika Yesus melihat
imanmereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”
Para Martir Pertama di Roma Am. 7:10-17; Mzm. 19:8,9,10,11; Mat. 9:1-8.
Di seluruh kisah perjanjian baru, hanya tercatat tiga kali bahwa Yesus mengampuni didepan umum. Yang pertama adalah di Lukas 7:48 dimana Yesus mengampuni seorang wanita pendosa yang membasuh kaki-Nya. Yang terakhir adalah di Lukas 23:43 dimana Yesus yang tersalib meyakinkan si penjahat disebelahnya yang bertobat bahwa hari itu juga dia akan ikut menikmati surga bersama-sama denganNya. Lalu mengapa Yesus melakukannya diperistiwa ini? Walaupun sepertinya sangat langka momen momen ini, pengampunan dosa adalah misi utama Tuhan Yesus karena Dia datang untuk menyelamatkan kita, dan tanpa pengampunan dosa, kita tidak bisa diselamatkan. Tuhan Yesus tidak suka sebenarnya diminta memberikan bukti, dan di beberapa insiden, Dia menolak untuk memberikan bukti yang konkrit, tetapi tidaklah demikian dikali ini. Malahan dia memberikan bukti tanpa diminta. Mengapa? Karena kuasa mengampuni dosa adalah kunci daripada kuasa menyelamatkan kita. Kita perlu dikuatkan dan Yesus telak-telak sudah memberikan buktinya. Saya pikir seharusnya kita berterimakasih untuk para Farisi yang sepertinya memaksa Tuhan Yesus untuk memberikan bukti ini, yang sangat berguna untuk kita semua. Di Injil Lukas hari ini kita membaca bahwa, “ketika Yesus melihat iman mereka” (bukan iman si orang lumpuh). Menurut saya ada kontras dimana Tuhan Yesus juga sepertinya melihat ketidakmampuan atau keraguan sang orang lumpuh itu yang tidak yakin apakah Tuhan mengampuninya. Tuhan Yesuspun berkata, “Percayalah!! (penekanan dari saya untuk menunjukkan tipisnya iman si lumpuh itu) Dosamu sudah diampuni.” Lalu imannyapun dikuatkan, dan dia menerima pengampunan yang membuatnya bisa berjalan. Tetapi terlebih lagi dia bisa menerima keselamatan, karena andil daripada iman teman-temannya yang terekspresi secara konkrit (bukan hanya kata-kata). Sungguh indah menurut saya bahwa persehabatan dengan teman-teman seiman adalah sangat berarti untuk keselamatan kita semua, dan Tuhan Yesuspun melihatnya dan memakainya. Bertahun-tahun yang lalu saya pernah suatu hari berkata bahwa tidak mungkinlah Tuhan mampu mengampuni saya karena dosa saya yang besar. Waktu itu iman saya benar-benar tidak ada. Saya membayangkan bahwa saat itu saya seperti si orang lumpuh ini. Untunglah ada teman-teman kuliah yang sungguh dengan gigih mengundang saya untuk datang ke retret, bahkan mau membayarkan biayanya, padahal kan mahasiswa itu uangnya sangat terbatas. Saya yakin berkat iman teman-teman saya, saya mampu menerima pengampunan dan dipulihkan. Puji Tuhan! Diakon David Lemewu MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
40 Fresh Juice !
Vol. 79 / 2016
www.DOJCC.com
Kamis 31 Maret 2016
Disciples Choir
Bagi yang rindu melayani dalam paduan suara, memperdalam tehnik vokal dan menyanyi. Mari bergabung bersama kami
Disciples Choir Hubungi Telp/SMS: 0878 6180 5088
Celebration Meal 21 Mei 2016 di Charlotte Store - Jimbaran
Celebration Meal adalah Syukuran Makan bersama diadakan bergantian di rumah anggota setiap sabtu terakhir dalam bulan. Sebagai salah satu bentuk persiapan untuk menyambut hari Tuhan dalam Perayaan Ekaristi pada hari Minggu di Gereja. Celebration Meal terbuka untuk umum. Mau Ikutan untuk bulan ini ?
Yuk Hubungi : 0878 6180 5088 GRATIS !!