PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LAYANAN DIGITAL VIDEO BROADCASTING CABLE UNTUK JARINGAN HFC, STUDI KASUS LAYANAN UNTUK LABORATORIUM LTRGM DAN TEKNIK FISIKA ITB Catur Budi Waluyo, Iskandar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung e-mail :
[email protected] ABSTRACT As the development of information technology, especially in multimedia services such as video, voice, and data to improve service for the customers and answer the public demand of multimedia services, the network is used for Digital Video Broadcasting Cable (DVB C). DVB C is one of the cable network technology that is formed from a combination of optical and coaxial network. This research is expected to provide services to users broadband access to cable TV services, internet, video on demand and multimedia-based services. By planning,it has been used wide bandwidth of 750 MHz for downstream and upstream of 60 MHz. By design, it needs to be served to the downstream ie digital TV (48 MHz), 80 MHz analog TV, video on demand (72 MHz), and the Internet 16 MHz. total upstream bandwidth is 4.6 MHz with 140 total customers. Based on the results of the design with cable software tools, devices that can be used are 2 way splitter, amplifier, TAP 4 way with damping 23, 20, and 17 dB and Tap 8-17, 8-11. Performance results of the design has satisfied the minimum and maximum target of signal level for each Tap. Keywords: DVB-C2, digital TV, analog TV, video on demand, internet, cable tools INTISARI Seiring dengan perkembangan teknologi informasi khususnya pada layanan multimedia seperti video, voice dan data untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan dan menjawab tuntutan masyarakat akan layanan multimedia, maka digunakanlah jaringan Digital Video Braodcasting Cable (DVB C). DVB C merupakan salah satu teknologi jaringan kabel yang dibentuk dari kombinasi jaringan optik dan koaksial. Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan layanan akses broadband kepada pengguna untuk layanan TV kabel, internet, video on demand, dan layanan berbasis multimedia. Dari perencanaan digunakan lebar bandwidth untuk downstream sebesar 750 Mhz dan untuk upstream sebesar 60 Mhz. Berdasarkan perancangan maka kebutuhan yang dapat dilayani untuk downstream yaitu TV digital (48 MHz), TV analog 80 MHz, Video On demand (72 MHz), dan Internet 16 MHz. Total Bandwidth untuk upstream yaitu 4,6 MHz. dengan Total pelanggan 140. Berdasarkan hasil perancangan dengan menggunakan software cabel tools, perangkat yang dapat digunakan yaitu Splitter 2 way, Amplifier, TAP 4 way dengan redaman 23, 20,dan 17 dB dan Tap 8-17, 8-11. Performansi hasil rancangan telah memenuhi target level sinyal minimum dan maksimum untuk masing-masing Tap. Kata kunci: DVB-C2, TV digital, TV analog, Video On demand, Internet, Cable Tools. PENDAHULUAN Latar Belakang Hybrid Fiber Coax(HFC) adalah aplikasi teknologi baru dari Digital Video Broadcasting Cable 2 (DVB-C2) yang dapat menggunakan gabungan kabel serat optik dan koaksial untuk layanan broadcast dalam membantu migrasi ke arsitektur generasi selanjutnya meningkatkan kapasitas dan kecepatan data mencapai 7 Gbps (whitepaper,2010). Selain itu, HFC Menurut (whitepaper,2010 dan Sofia N. dkk, 2014) dapat memberikan layanan interaktif berupa video,gambar, dan suara dengan layanan bandwidth yang besar dan distribusi yang mudah.
Berdasarkan penelitian (pusat penelitian DEPKOMINFO,2007) bisnis model aplikasi DVB-C2 khususnya HFC di jepang dan amerika pada dekade terakhir, pengguna meningkat masing-masing 20 juta pengguna (40.3%) untuk Jepang dan 42.9 juta (32.3%) untuk Amerika. Tetapi di indonesia baru sedikit yang mengimplementasikan teknologi DVB C2. Oleh karena itu, agar teknologi HFC memberikan manfaat dalam mengirimkan layanan interaktif dengan baik, implementasi tanpa adanya outage capacity, dan perangkat sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai kecepatan transmisi yang diinginkan oleh user, maka dalam penelitian ini dilakukan
44 Waluyo, Perencanaan dan Perancangan Layanan Digital Video Broadcasting Cable untuk Jaringan HFC, Studi Kasus Layanan untuk Laboratorium LTRGM dan Teknik Fisika ITB
perancangan simulasi kapasitas perangkat yang digunakan.
dan
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu 1. Bagaimana cara perencanaan dan perancangan jaringan koaksial antara Lab. LTRGM dan Teknik Fisika untuk layanan DVB C? 2. Perangkat apa saja yang digunakan untuk implementasi perancangan jaringan koaksial antara Lab. LTRGM dan Teknik Fisika untuk layanan DVB C? Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian yaitu melakukan perencanaan dan perancangan jaringan koaksial yang menghubungkan laboratprium. LTRGMTeknik Fisika untuk layanan DVB C. Metodologi Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melakukan studi literatur dari buku dan jurnal serta melakukan perancangan simulasi. Untuk flowchart perancangan dapat dilihat pada gambar 1. Mulai Perancangan kebutuhan user dan content
Perhitungan level Tap sampai di penerima
Simulasi perancangan evaluasi
No
Level daya Sesuai? Yes
Selesai
Gambar 1. Flowchart perancangan sistem.
Distribution, Segmen 4 adalah Tap Amplifier dan Segmen 5 adalah Subcriber drop. Untuk contoh model jaringan HFC dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Contoh model jaringan HFC Optical transport adalah segmen pada jaringan HFC yang menghubungkan Headend ke HUB dengan point to point yang mampu melewatkan beban penuh sinyal melalui jarak 48 s/d 65 km tanpa mengalami degradasi yang besar. Optical Distribution adalah segmen pada jaringan HFC yang menghubungkan Headend/HUB ke node dengan arah point to multipoint yang digunakan untuk jarak pendek, biasanya radius sekitar 3,2 km, sehingga link Hub ke Node mempunyai rentang 3,2 s/d 6,5 km dengan menggunakan laser Amplitudo Modulation(AM). Coaxial Distribution adalah segmen pada jaringan HFC untuk service area/ Menyalurkan sinyal dari Fiber Node ke Distribusi Coaxial. Subcriber drop adalah segmen pada jaringan HFC yang meghubungkan dari TAP atau terminal ke pelanggan dengan outside wiring atau inside wiring Pada perancangan jaringan koaksial, pemodelan jaringan terdiri dari 3 jenis yaitu pertama, express coaxial plant yang bertugas untuk menyampaikan keseluruhan layanan secara lengkap dari headend. Kedua, feeder coaxial plant yang bertugas meneruskan jaringan express. Feeder coaxial plant berupa penguat Tap (Tap amplifier) sebagai perangkat aktif terakhir pada jaringan, dengan level keluaran yang tinggi (high-output level amplifier) yang mengirimkan sinyal ke bagian pasif dari jaringan yang pada akhirnya terhubung pada rumah pelanggan. Ketiga, jaringan pelanggan yang merupakan jaringan yang berada di bagian pelanggan, yaitu mulai dari keluaran Tap terakhir sampai perangkat yang ada di pelanggan Alokasi lebar pita yang tersedia untuk jaringan koaksial dibagi - bagi dalam beberapa spektrum : 1. Spektrum 5 s/d 65 MHz adalah kanal upstream yang dialokasikan untuk reverse
Tinjauan Pustaka Menurut (fridayanti,2011) pada jaringan HFC ada beberapa model jaringan yang digunakan yaitu Optical transport , Optical Distribution, Coaxial Distribution dan subcriber drop. Untuk ilustrasi contoh model jaringan HFC dapat dilihat pada gambar 2 dengan keterangan segmen 1 adalah optical transport, segmen 2 adalah Optical distribution, Segmen 3 adalah Coaxial Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 1, Juni 2015, 44-52
45
2.
3.
4.
5.
6.
transmission dari layanan data atau telepon Spektrum 65 s/d 85 MHz adalah filter crossover yang memisahkan transmisi forward dan return dan tidak dapat digunakan untuk transmisi video. Spektrum 88 s/d 108 MHz dialokasikan oleh FCC untuk transmisi Radio FM, sehingga tidak digunakan untuk transmisi televisi karena akan interferensi. Spektrum 108 s/d 120 MHz, FCC merekomendasikan bahwa pita ini membutuhkan limitasi khusus atau lebih baik tidak digunakan sama sekali (untuk navigasi komunikasi udara). Spektrum 120 s/d 550 MHz terdiri dari 56 kanal yang dialokasikan untuk transmisi video forward. Spektrum 550 s/d 870 MHz dialokasikan untuk transport digital yang terdiri dari transmisi data forward dan layanan interaktif lainnya.
Perhitungan bandwidth yang dapat digunakan untuk kanal downstream layanan jaringan kabel koaksial yang ideal baik dari sisi sambungan maupun transmisi adalah :
BW BWdown BWFM BWcivil
(1)
Dimana BW adalah bandwidth total arah forward, BW down adalah bandwidth total downstream, BW FM adalah bandwidth untuk radio FM dan BW civil adalah bandwidth untuk penerbangan. Pada jaringan HFC komponen Penyusun Jaringan koaksial yaitu pertama, Headend (pusat operasi transmisi) adalah titik awal penggabungan dari beberapa siaran yang telah diolah secara teknis agar dapat didistribusikan bersama melalui satu saluran kabel ke pelanggan. Di dalam Headend terdapat Cable Modem Terminating System (CMTS) yang berfungsi interface antara jaringan data dengan jaringan koaksial, mengontrol pengggunaan bandwidth dan spektrum dalam komunikasi data di koaksial dan mengatur semua kabel modem yang terhubung di dalamnya. Jumlah Cable Modem (CM) yang terdapat pada sisi pelanggan yang dilayani oleh Cable Modem Termination System (CMTS) yang terdapat di sisi headend, sangat dipengaruhi oleh kecepatan akses CM itu sendiri. Lebar pita CMTS yang tersedia (2) CM lebar pita CM yang dibutuhkan Kedua,Tap merupakan perangkat pasif yang terdapat pada kabel koaksial yang
berfungsi sebagai titik sambung dengan rumah pelanggan. Tap dihubungkan ke rumah pelanggan menggunakan kabel drop koaksial. Pada perancangan ini Tap yang digunakan yaitu 4 way dengan insertion loss 17, 20, dan 23. Ketiga, kabel coaxial berfungsi sebagai penghubung seluruh komponen baik aktif maupun pasif pada jaringan coaxial dan secara bersama sama mengirimkan sinyal Radio Frequency ke pelanggan. Kabel coaxial yang akan digunakan adalah RG-11 karena dapat digunakan untuk berbagai layanan dan harganya yang tidak mahal. Keempat,splitter adalah perangkat pasif yang berfungsi untuk membagi sinyal. Penggunaan splitter disebabkan karena terbatasnya jumlah keluaran dan perangkat aktif (Fiber Node dan Amplifier). Pada perancangan ini, splitter yang digunakan yaitu 2 way. Kelima, amplifier adalah perangkat aktif yang berfungsi untuk memperkuat sinyal RF sehingga teTap berada pada level yang diinginkan. Penguat LGD (Low Gain Dual) dipilih sebagai penguat express. Penguat LE (Line Extender) dipilih sebagai penguat Tap untuk melayani jumlah Tap sebanyak mungkin dengan menggunakan satu saluran distribusi dengan level yang tinggi Jenis-jenis layanan HFC pada pada teknologi DVB C-2 yaitu 1. TV Kabel Layanan TV kabel merupakan layanan TV broadcast dengan sinyal analog atau digital yang dilewatkan melalui kabel sehingga pelanggan tidak perlu lagi menggunakan perangkat antena atau parabola. Siaran TV broadcast yang berasal dari satelit, siaran TV lokal maupun microwave terrestrial ditangkap oleh headend dan selanjutnya dengan menggunakan standar transmisi video serta teknik-teknik encoding seperti SECAM, PAL, atau NTSC, siaran-siaran TV broadcast tersebut disalurkan kepada pelanggan. Teknik encoding yang digunakan di Indonesia adalah PAL dengan standar B/G untuk layanan video analog dimana satu kanal PAL B membutuhkan 7 MHz, sedangkan PAL G membutuhkan kanal selebar 8 Mhz. 2. Internet Melalui jaringan kabel koaksial internet dapat diakses dengan kecepatan hingga 30 Mbps atau lebih dengan menggunakan Cable Modem Termination System (CMTS) pada headend dan kabel modem pada sisi pelanggan. Selain untuk internet, layanan
46 Waluyo, Perencanaan dan Perancangan Layanan Digital Video Broadcasting Cable untuk Jaringan HFC, Studi Kasus Layanan untuk Laboratorium LTRGM dan Teknik Fisika ITB
data interaktif lain yang dapat diakses melalui jaringan koaksial adalah telemetri, LAN, home-banking, home-hopping, pemesanan tiket, dan lainnya. Untuk menghitung bandwidth dowstream dapat dilihat pada persamaan
SxR BWDown x lebar kanal down (3) BRdown Dimana S adalah jumlah pelanggan, adalah kecepatan distribusi pelanggan R, dan BRdown adalah kecepatan total transmisi downlink. Sedangkan untuk menghitung bandwidth upstream dapat dilihat pada persamaan .
SxR BWup x lebar kanal up BRuplink
(4)
Dimana S adalah jumlah pelanggan, adalah kecepatan distribusi pelanggan R, dan BRup adalah kecepatan total transmisi uplink. 3. Video On Demand(VOD) Layanan lain yang dapat dilayani oleh jaringan koaksial adalah Video on demand. Layanan ini meliputi video seperti film atau musik secara interaktif. Pelanggan dapat memberikan perintah play, stop, pause, fast forward, atau rewind. Untuk menghitung bandwidth dowstream dapat dilihat pada persamaan
SxR BWDown x lebar kanal down (5) BRdown Dimana S adalah jumlah pelanggan, adalah kecepatan distribusi pelanggan R, dan BRdown adalah kecepatan total transmisi downlink. Sedangkan untuk menghitung bandwidth upstream dapat dilihat pada persamaan .
SxR BWup x lebar kanal up BRuplink
(6)
Dimana S adalah jumlah pelanggan, adalah kecepatan distribusi pelanggan R, dan BRup adalah kecepatan total transmisi uplink. PEMBAHASAN 1. Bandwidth Downstream yang digunakan Pada jaringan koaksial frekuensi reverse atau upstream yang tersedia yaitu mulai dari 5 s/d 65 MHz, sehingga lebar bandwidth upstream adalah 60 MHz. Frekuensi forward atau downstream yang tersedia mulai frekuensi 88 MHz s/d 870 MHz yang kemudian dibagi - bagi untuk transmisi FM, komunikasi penerbangan sipil, dan selebihnya untuk kanal downstream koaksial.
Pada jaringan koaksial range frekuensi 88 s/d 108 Mhz tidak digunakan untuk forward bandwidth karena digunakan untuk komunikasi radio FM. Begitu juga dengan frekuensi 108 s/d 120 Mhz yang khusus digunakan untuk komunikasi penerbangan sipil. Berdasarkan persamaan (1) maka Bandwidth dowstream didapat 750 MHz. Sehingga lebar pita arah downstream yang akan digunakan dalam layanan jaringan kabel koaksial adalah 750 MHz. 2. Topologi Jaringan Perancangan ini, topologi yang digunakan yaitu topologi jaringan tree and branch yang digabungkan dengan topologi star dengan tujuan efisiensi perangkat dan mampu melayani banyak user tetapi topologi tersebut juga memiliki kekurangan yaitu terakumulasinya noise dan distorsi akibat dari pemasangan amplifier secara kaskade. Oleh karena itu pemasangan amplifier secara cascade dalam jaringan koaksial ditekan seminimal mungkin. 3. Perhitungan bandwidth untuk Layanan. a. Bandwidth untuk layanan TV analog Pada perancangan layanan untuk TV analog diasumsikan 10 kanal dengan bandwidth RF tiap kanal pada PAL G sebesar 8 MHz sehingga sehingga untuk 10 kanal TV analog membutuhkan bandwidth RF sebesar: 10 x 8 MHz = 80 MHz. b. Bandwidth untuk layanan TV digital. Pada perancangan diasumsikan kanal yang digunakan pada layanan TV digital sebanyak 6 kanal dengan modulator 64-QAM dimodulasi RF dengan lebar spektrum 8 MHz tiap kanal modulator sehingga bandwidth RF : 6 x 8 MHz = 24MHz. c. Bandwidth Layanan Video on Demand (VoD) Berdasarkan persamaan 5 dengan asumsi jumlah pelanggan yang mengakses layanan sebanyak 40 pelanggan dengan kecepatan transmisi distribusi ke pelanggan 6 Mbps, Kecepatan total transmisi 27 Mbps dan lebar kanal untuk 8 MHz didapat bandwidth downstream sebesar 53 MHz. 40 x 6 Mbps BW Downstream x 8 MHz 72 MHz 27 Mbps BW downstream 72 MHz sehingga membutuhkan 9 kanal digital sebesar 8 MHz.
Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 1, Juni 2015, 44-52
47
Berdasarkan persamaan 6 dengan asumsi jumlah pelanggan yang mengakses layanan sebanyak 40 pelanggan dengan kecepatan transmisi distribusi ke pelanggan 16Kbps, Kecepatan total transmisi 544 Kbps dan lebar kanal untuk 0.4 MHz. Sehingga berdasarkan persamaan 5 didapat bandwidth downstream sebesar 0.5 MHz.
40 x 16 Kbps BWupstream x 0.4 MHz 0.5 MHz 544 Kbps BW upstream 0.5 MHz sehingga membutuhkan 2 kanal digital sebesar 1 MHz. d. Bandwidth untuk layanan internet. Berdasarkan persamaan 3 dengan asumsi jumlah pelanggan yang mengakses layanan sebanyak 84 pelanggan dengan kecepatan transmisi distribusi ke pelanggan 384Kbps, Kecepatan total transmisi 27 Mbps dan lebar kanal untuk PAL 8 MHz. Sehingga berdasarkan persamaan 4 didapat bandwidth downstream sebesar 10 MHz.
84 x 384 Kbps BWDowns x 8 MHz 10 MHz 27 Mbps Berdasarkan persamaan 4 dengan asumsi jumlah pelanggan yang mengakses layanan sebanyak 84 pelanggan dengan kecepatan transmisi distribusi ke pelanggan 64Kbps, Kecepatan total transmisi 640Kbps dan lebar kanal untuk PAL 0.4 MHz. Sehingga berdasarkan persamaan 5 didapat bandwidth upstream sebesar 3.36 MHz.
84 x 64 Kbps BWups x 0.4 MHz 3.36 MHz 640 Kbps Sehingga bandwidth yang dibutuhkan untuk layanan internet BW downstream internet 10 MHz, membutuhkan 2 kanal digital sebesar 8 MHz yaitu 16 MHz dan BW upstream internet 3,36 MHz, membutuhkan 9 kanal digital sebesar 0,4 MHz yaitu 3,6 MHz. Dari perhitungan lebar pita yang dibutuhkan untuk masing-masing layanan yang disediakan, maka diketahui lebar pita yang tersisa dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Lebar pita untuk masing-masing jenis layanan Downstream Upstream Alokasi kebutuhan (MHz) (MHz) BW yang 750 60 tersedia Broadcast TV 48 0 (digital)
Broadcast TV (analog) Video On Demand Internet Sisa Bandwidth
80
0
72
1
16 534
3.6 55,4
4. Media Transmisi Karena Kapasitas yang dilayani sedikit dan jangkauan sempit maka media transmisi yang digunakan yaitu jaringan koaksial. 5. Perhitungan parameter jaringan a. Level Tegangan Tap Berdasarkan standar EIA-23 (Rahayu D. dkk 2014, Sofia N. dkk,2014) menjelaskan bahwa untuk dapat mengirimkan gambar yang jelas dan bersih maka untuk televisi hitam-putih level minimal yang diperbolehkan adalah 0 dBmV dan untuk televisi berwarna level yang diperbolehkan antara +3 dBmV sampai +12 dBmV. Untuk internet level yang diperbolehkan antara -10 dBmV sampai +15 dBmV. Supaya pelanggan dapat menikmati layanan untuk TV broadcast dan internet maka level sinyal yang ditargetkan dari +3dBmV hingga +12dBmV. Level tersebut sudah memenuhi untuk layanan televisi dan internet. b. Kabel drop Pelanggan Kabel Coaxial untuk sisi drop pelanggan ditempatkan diantara Tap dengan splitter 2 way. Pada perancangan digunakan kabel coaxial RG-11. Level Tap minimum didefinisikan pada persamaan 7.
LevelTap Outamp Lc level min
(7)
Dimana Out amp adalah daya keluaran amplifier, adalah loss pada kabel, dan Level min adalah level minimum yang diperbolehkan oleh perangkat. Lc
a x Lspek spliter b a L x c xl b 100
Lsplitter Lsplitter
(8)
Dimana a adalah frekuensi yang diinginkan, b adalah frekuensi referensi, Lspek splitter adalah redaman splitter sesuai dengan datasheet.Lc adalah redaman kabel, dan l adalah panjang kabel. Dengan menggunakan persamaan 8 maka Level Tap minimum pada kabel drop pelanggan dapat disajikan dalam tabel 2.
48 Waluyo, Perencanaan dan Perancangan Layanan Digital Video Broadcasting Cable untuk Jaringan HFC, Studi Kasus Layanan untuk Laboratorium LTRGM dan Teknik Fisika ITB
Tabel 2 Level Tap minimum pada kabel drop pelanggan Frekuensi 86 Hz 550Hz 870Hz Level Terminal 3 3 3 (dBmV) Loss Splitter 6,192 3,82 4,138 (dB) Loss cable Inhome(dB) 0,524 0,987 1,282 panjang10 m Loss Kabel Drop (dB) 2,098 3,948 5,127 panjang 40 m Level Tap yang 11.814 11,755 13,547 dibutuhkan (dBmV) Level Tap akhir yang telah dihitung di atas akan dijadikan parameter dalam melakukan perancangan menggunakan software cable tools. c. Perancangan Jaringan Feeder Coaxial Dalam hal ini proses perhitungan dapat disimulasikan dengan menggunakan bantuan software Cable Tools, namun untuk arsitektur perancangan dan masukan dari spesifikasi perangkat harus dihitung secara manual yaitu Level Masukan Tap, Jenis Tap, Nilai Tap dan Level Saluran Tap. 1. Perhitungan Level Dengan menggunakan persamaan 7 maka level pada Tap pertama dapat disajikan pada tabel 4. Sedangkan level Tap kedua dan ketiga dapat disajikan pada tabel 5 dan tabel 6. Tabel 4. Nilai level pada Tap pertama Frekuensi 86 Hz 550 Hz 870 Hz Level Keluaran 35,50 42,50 47,50 penguat Tap dBmV dBmV dBmV Redaman 4,984 9,377 12,177 Kabel (95 m) dB dB dB Level saluran 11,814 11,755 13,547 Tap Minimum dB dB dB Nilai Tap ≤ 18,702 21,368 21,776 dBmV Tabel 5. Nilai level pada Tap kedua Frekuensi 86 Hz 550 Hz 870 Hz Redaman 1,574 2,961 3,845 Kabel (30 m) dB dB dB Nilai Tap ≤ 17,128 18,407 17,931 dBmV
Sedangkan Level Tap maximum pada kabel drop pelanggan dapat disajikan dalam tabel 3. Tabel 3 Level Tap maximum kabel drop pelanggan. Frekuensi 86 Hz 550 Hz 870 Hz Level Terminal 3 3 3 dBmV dBmV dBmV Loss Splitter 6,192 3,82 4,138 dB dB dB Loss kabel In0,524 0,987 1,282 home dB dB dB Loss Kabel 2,098 3,948 5,127 Drop dB dB dB Level Tap 20,814 20,755 22,547 yang dBmV dBmV dBmV dibutuhkan Frekuensi 86 Hz 550 Hz 870 Hz Redaman 0,524 0,987 1,282 Kabel (10 m) dB dB dB Nilai Tap ≤ 16,604 17,42 16,649 dBmV 2. Gambar Jaringan feeder Pada tahap ini, dilakukan simulasi dengan memasukkan perhitungan level dan komponen yang sesuai pada simulator agar level frekuensi dan level minimum jaringan tidak rendah. Pada makalah ini, perancangan dilakukan di tiga tempat yaitu di Lab. LTRGM, Lab konversi dan Lab. Teknik Fisika. Untuk diagram hasil perancangan node dan panjang kabel yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3. Sedangkan hasil perancangan perangkat dan level minimum masing-masing perangkat dapat dilhat pada gambar 4,5 dan 6. Pada gambar 7 dan 8 menyatakan kestabilan level frekuensi pada masing-masing jaringan feeder yang di rancang. Berdasarkan gambar 4, 5 dan 6 jumlah komponen pada perangkat jaringan feeder Lab. Teknik Fisika mencapai maksimal yang diindikasikan level tegangan di perangkat nol. Sedangkan komponen perangkat jaringan feeder Lab. LTRGM dan Lab. Konversi masih dapat ditambahkan karena level tegangan masing-masing feeder belum mencapai nol yaitu 26.63 dan 25.10. Berdasarkan gambar 7 dan 8 dapat dilihat bahwa level frekuensi (86Hz, 550Hz dan 870Hz) pada titik awal (Lab. LTRGM) stabil, dan level frekuensi pada titik akhir (Lab. Teknik Fisika) juga stabil pada level 25.
3. Perhitungan Panjang kabel Tabel 6. Nilai level pada Tap ketiga Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 1, Juni 2015, 44-52
49
Dalam suatu perancangan jaringan coaxial dibutuhkan pula perhitungan panjang kabel yang nantinya akan mempengaruhi redaman di tiap saluran. Panjang kabel ini dihitung dari pusat distribusi, yaitu headend hingga ke rumah pelanggan terjauh yang digunakan.
Pada gambar 3 maka dapat dilihat bahwa panjang kabel yang dibutuhkan 235 meter dengan kabel cadangan sepanjang 15 meter. Sehingga panjang keseluruhan panjang kabel koaksial pada feeder adalah 250 meter.
Gambar 3. Diagram jaringan feeder untuk Lab. LTRGM, Lab. Konversi dan Teknik Fisika
Gambar 4. Perangkat yang digunakan dalam jaringan feeder Lab. Teknik Fisika
Gambar 5. Perangkat yang digunakan dalam jaringan feeder Lab. LTRGM
50 Waluyo, Perencanaan dan Perancangan Layanan Digital Video Broadcasting Cable untuk Jaringan HFC, Studi Kasus Layanan untuk Laboratorium LTRGM dan Teknik Fisika ITB
Gambar 6. Perangkat yang digunakan dalam jaringan feeder Lab. konversi
Gambar 7. Kestabilan level frekuensi jaringan di Teknik Fisika
Gambar 8. Kestabilan level frekuensi jaringan Lab. LTRGM KESIMPULAN 1. Berdasarkan perancangan maka kebutuhan yang dapat dilayani untuk downstream yaitu TV digital (48 MHz), TV analog 80 MHz, Video On demand (72 MHz), dan Internet 16 MHz. Total Bandwidth untuk Upstream yaitu 4,6 MHz. dengan Total pelanggan 140. 2. Berdasarkan hasil perancangan dengan menggunakan software kabel tools, perangkat yang dapat digunakan yaitu Splitter 2 way, Amplifier, TAP 4 way dengan redaman 23, 20,dan 17 dB dan Tap 8-17, 8-11 3. Performansi hasil rancangan telah memenuhi target level sinyal minimum dan maksimum untuk masing-masing Tap.
DAFTAR PUSTAKA Fridayanti.2011.Basic Knowledge CATV (Community Antenna Television) and HFC ( Hybrid Fiber Coax ) Network. Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro. STT Telkom. Bandung. hererafridayanti.files.wordpress.com/2011/05/. [online] tanggal akses 18 November 2014. Pusat penelitian dan pengembangan pos dan telekomunikasi.2007.DEPKOMINFO. Studi tentang pengembangan layanan internet protocol television (iptv). Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pos Dan Telekomunikasi Badan Penelitian Dan Pengembangan SDM. Departemen Komunikasi Dan Informatika. Jakarta. [online] tanggal akses 9 November 2014
Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 1, Juni 2015, 44-52
51
Rahayu D.K., Mulyana A., Sugito.2014. Perancangan Jaringan Coaxial Di Hotel Nirwana Kabupaten Nganjuk Untuk Memenuhi Layanan Multimedia. Jurnal Proyek Akhir. IT Telkom.Bandung. Sofia N. H., Indrarini D.I, Sirait W. 2014 Perencanaan Konfigurasi Jaringan HFC Untuk Layanan TV Kabel Dan Internet Di
Perumahan Villa Mutiara Cibubur. Jurnal Tugas Akhir. IT Telkom. Bandung White Paper.2010 Concepts and Solutions for improving the Performance of HFC Networks. ReDeSign – 217014. 2 May 2010 ______.2014.http://4.bp.blogspot.com/uSr9t388lSI/ [online] tanggal akses 9 November 2014.
52 Waluyo, Perencanaan dan Perancangan Layanan Digital Video Broadcasting Cable untuk Jaringan HFC, Studi Kasus Layanan untuk Laboratorium LTRGM dan Teknik Fisika ITB