1 2 NON-SUBSTANSI Proses Penyusunan Di beberapa kota/kabupaten masih terdapat proses diskusi yang digabungkan, sehingga hasil yang dicapai kurang opti...
CATATAN KOLOKIUM NON-SUBSTANSI LINGKUP Proses Penyusunan
HASIL PENGAMATAN DAN EVALUASI • Di beberapa kota/kabupaten masih terdapat proses diskusi yang digabungkan, sehingga hasil yang dicapai kurang optimal • Proses diskusi dalam bentuk FGD ataupun diskusi partisipatif masih didudukkan sebagai persyaratan administratif dan belum dilihat esensinya sebagai proses penyusunan RP2KP/SPPIP • Adanya penggunaan acuan yang tidak tepat dalam proses penyusunan menyebabkan hasil yang dicapai kurang sesuai • Masih terdapat kota/kabupaten yang tidak melakukan perbaikan/penyempurnaan dari hasil rekomendasi pendampingan.
KOLOKIUM PENYUSUNAN RP2KP/SPPIP 2014
CATATAN KOLOKIUM NON-SUBSTANSI LINGKUP
HASIL PENGAMATAN DAN EVALUASI
Keterlibatan Stakeholders
• Pemahaman, keterlibatan dan komitmen Pokjanis dalam proses penyusunan RP2KP/SPPIP secara umum semakin meningkat; • Terdapat Pokjanis yang belum mengoptimalkan peran TAP;
memahami
kewenangan
untuk
• Terdapat TAP yang masih belum memahami hal-hal prinsip dalam penyusunan RP2KP/SPPIP sehingga terjadi kesalahan pemahaman di dalam penyusunan; • Belum optimalnya peran Satker RANDAL dalam meningkatkan peran tim teknis untuk melakukan sinkronisasi dan memadukan informasi program dan kegiatan; • Terdapat hambatan penyusunan yang diakibatkan sulitnya menyesuaikan ritme kegiatan dengan ketersediaan waktu Pokjanis
HASIL PENGAMATAN DAN EVALUASI • Masih terdapat proses penentuan delineasi kawasan perkotaan dan kawasan permukiman perkotaan yang belum sesuai, terutama pada konteks Kabupaten • Beberapa kota/kabupaten mengalami kendala lemahnya dokumen pendukung (dokumen yang saling tidak konsisten) • Kontinuitas output antar substansi belum tersinkronisasi dengan baik. Contoh: Rumusan potensi dan masalah belum dijadikan dasar daalm perumusan kebutuhan penanganan & pengembangan • Kajian kebijakan pembangunan dan kebijakan penataan ruang masih generik dan sekedar memindahkan dari dokumen, belum dikaitkan dengan arah dan isu pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
HASIL PENGAMATAN DAN EVALUASI • Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi perlu memuat karakter sosial dan budaya lokal untuk menjawab kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. • Strategi skala kawasan belum terumuskan dengan baik tingkat kedalaman masih sama dengan skala kota • Belum dilakukan analisa yang memadai (analisis kebutuhan, analisis korelasi strategi, dan analisis implikasi) dalam penyusunan strategi dan program
Penyusunan Peta
• Masih terdapat kendala dalam penyediaan peta dasar • Kualitas geometri/kartografi peta banyak yang belum sesuai PP No 8/2013 • Peta kawasan prioritas belum disusun dalam skala 1:5.000
KOLOKIUM PENYUSUNAN RP2KP/SPPIP 2014
KESIMPULAN & REKOMENDASI LINGKUP Proses
HASIL PENGAMATAN DAN EVALUASI • Rangkaian proses diskusi penyusunan RP2KP/SPPIP perlu dilaksanakan sesuai pedoman, karena esensi dari penyelenggaraan FGD adalah agar keluaran yang dihasilkan menjadi hasil karya pokjanis, bukan semata hasil analisis dan pekerjaan TAP (terdapat proses capacity building dan transfer of knowledge) • Kegiatan FGD dapat dilakukan secara informal, namun hasil yang dicapai tetap perlu disepakati secara formal agar memiliki legitimasi. • Dibutuhkan sesi pelatihan bagi Pokjanis untuk meningkatkan pemahaman terkait proses dan substansi penyusunan RP2KP/SPPI
Substansi
• Masih ditemukan kelemahan substansi yang sifatnya mendasar. • Diperlukan perbaikan dan penyempurnaan substansi RP2KP/SPPIP untuk menghasilkan kelayakan produk sesuai kualitas yang ditentukan dan kemampuan untuk diimplementasikan. • Pemanfaatan SIM Pengendalian Penyusunan RP2KP/SPPIP perlu ditingkatkan