CARA –CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) Lektor Kepala/Pembina TK.I. Dosen STPP Yogyakarta.
I. PENDAHULUAN Penurunan kuantitas hasil dan kualitas/mutu hasil, produk pertanian menyebabkan kurang berdaya saing pasar, hal ini disebabkan terbawanya OPT pada produk tanaman dan adanya residu pestisida. Masalah OPT tidak timbul begitu saja dan sifatnya tidak langsung mendadak. Ledakan OPT terjadi karena kombinasi antara faktor tanaman, OPT itu sendiri, dan lingkungan yang saling mendukung. Pengendalian OPT pada saat ini dilakukan dengan menerapkan sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Penerapan PHT dimulai sejak pratanam sampai panen dilakukan sejalan dengan cara budidaya. Pengendalian secara terpadu dengan cara : 1). memadukan semua teknik atau metode pengendalian yang sesuai, 2).lebih menekankan cara-cara pengendalian non kimiawi, 3).penggunaan pestisida kimia sebagai alternatif terakhir apabila cara pengendalian lain tidak efektif, pada saat OPT mencapai ambang pengendalian. Dalam penerapan Pengendalian Hama Terpadu, kegiatan pengamatan akan menentukan keberhasilan pengambilan keputusan pengendalian OPT sebagaimana gambar 1. ANALISIS
PENGAMBILAN
EKOSISTEM
KEPUTUSAN
PENGAMATAN
TINDAKAN
AGROEKOSISTEM
Gambar 1. Alur pengendalian OPT. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan hasil analisis data pengamatan.Tindakan pengendalian dilakukan apabila populasi/tingkat serangan OPT sudah ambang pengendalian. Keputusan dapat berupa tindakan, diteruskannya kegiatan pengamatan atau dilaksanakannya pengendalian.
Gambar 2. Pengamatan OPT II. CARA-CARA PENGENDALIAN OPT 1. PENGENDALIAN SECARA TEKNIK BERCOCOK TANAM a. Penggunaan benih bermutu, sehat, varietas tahan OPT b. Pengaturan jarak tanam c. Pemupukan berimbang d. Pengaturan tata air e. Penanaman tanaman perangkap/pemikat
Gambar 3. Perangkap Warna Kuning
Gambar 4. Tanaman penghalau dan perangkap kuning. 2. PENGENDALIAN SECARA FISIK / MEKANIK a. Sanitasi/eradikasi selektif terhadap tanaman terserang OPT b. Sanitasi gulma sebagai inang OPT c. Pengambilan kelompok telur/ ulat
a
b
c
Gambar 5. Eradikasi tanaman, sanitasi gulma, pengambilan kelompok telur.
3. PENGENDALIAN BIOLOGI / HAYATI. Pengendalian Biologi/Hayati adalah Pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami atau agensia hayati. Berdasar cara kerja atau sifatnya, musuh alami dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu : Predator, Parasitoid, Patogen serangga, Antagonis patogen tumbuhan. PREDATOR adalah binatang/hewan yang memangsa hama untukmemenuhi hidupnya. Bangsa predator antara lain adalah belalang, capung, kumbang, lalat, semut, laba-laba, burung dll.
Gambar 6. Predator. Ciri-ciri Predator : Umum ukuran tubuh lebih besar dari mangsa; Kehidupannya seekor predator membutuhkan mangsa dalam jumlah banayak; Mempunyai daur hidup lebih lama darimangsanya. PARASITOID adalah serangga yang memarasit atau hidup dan berkembang dengan menumpang serangga lain (inang). Ciri-ciri parasitoid : Ukuran tubuh lebih kecil dari tubuh inang; Membunuh inang secara perlahan, setelah parasit menjalani daur hidup pada inang; Umum hanya memerlukan satu inang untuk berkembang menjadi dewasa. Berdasar atas stadia inang, parasitoid dibedakan : 1. Parasitoid telur : parasitoid yang memarasit stadia telur 2. Parasitoid larva : parasitoid yang memarasit stadia larva 3. Parasitoid pupa : parasitoid yang memarasit stadia pupa 4. Parasitoid imago : parasitoid yang memarasit stadia imago
Gambar 7. Siklus Parasitoid
PATOGEN (PENYEBAB PENYAKIT SERANGGA) adalah mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit pada serangga hama. Golongan patogen serangga : Jamur; Bakteri; Virus; Protozoa; dan Nematoda.
Gambar 8. Patogen.
ANTAGONIS PATOGEN TUMBUHAN adalah mikroorganisme yang mengintervensi aktivitas pathogen penyebab penyakit tumbuhan. Mekanisme patogen tumbuhan dalam menekan populasi atau aktivitas patogen tumbuhan dapat berupa : hiperparasitisme, kompetisi terhadap ruang dan hara, antibiosis, dan lisis. Efektivitasnya dapat dilihat dengan tidak berkembangnya penyakit. Contoh agens antagonis patogen tumbuhan : Trichoderma spp; Gliocladium sp.; Pseudomonas fluorescens.
Gambar 9. Antagonis pathogen tumbuhan. 5. PENGENDALIAN DENGAN PESTISIDA Pestisida dibedakan pestisida nabati/hayati dan pestisida kimia. penggunaan pestisida kimia merupakan alternatif terakhir. Pestisida kimia yang digunakan telah terdaftar dan diijinkan menteri Pertanian untuk tanaman dan OPT tertentu yang menyerang tanaman pertanian. Penggunaan pestisida hendaknya memenuhi kriteria 6 tepat : 1. Tepat jenis, 2. Tepat Mutu, 3. Tepat sasaran, 4. Tepat Dosis dan Konsentrasi, 5. Tepat Waktu, 6. Tepat Cara dan Alat Aplikasi, 7. Seminimal mungkin meninggalkan residu pada hasil panen. III. PENGGUNAAN PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1. Baca dan pahami label yang tertera di packing pestisida, tanyakan pada petugas bila ada yang tidak dimengerti.
2. Pakailah selalu perlengkapan pelindung setiap kali mencampur dan aplikasi pestisida
SARUNG TANGAN
SEPATU BOOT PLASTIK
KACAMATA
3. Jangan menyemprot berlawanan arah dengan arah angin
4. Jangan meniup nozle yang tersumbat, bersihkan dengan air/benda lunak
5. Jangan makan, minum, merokok waktu menyemprot.
6. Jangan gunakan wadah pestisida tempat makanan/bahan lain
7. Pasang papan peringatan pada lahan yang selesai disemprot dengan pestisida terbatas
8. Simpan pestisida pada tempat yang aman dan terkunci
9. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan minum Cuci tangan dengan
10. Bersihkan tubuh setelah melakukan penyemprotan
11. Cuci pakaian yang telah digunakan menyemprot
12. Hewan peliharaan tidak boleh mendekati atau berada di tempat pencampuran, penyemprotan, atau bekas penyemprotan/aplikasi pestisida Jauhkan pakan ternak dari kontaminasi pestisida
WAJIB DILAKSANAKAN : * Pestisida dengan residu berbahaya tidak boleh diaplikasikan menjelang panen dan saat panen * Pestisida disimpan dalam kemasan aslinya * Pembuangan wadah pestisida kosong tidak membahayakan manusia dan mencemari lingkungan * Wadah bekas pestisida harus dirusak untuk mencegah penggunaan ulang PRINSIP DASAR PENGGUNAAN PESTISIDA - UU No 12 Th 1992 menyebutkan pengendalian OPT dilaksanakan dengan sistem PHT - Pestisida merupakan alternatif terakhir, setelah cara pengendalian lain tidak dapat dilaksanakan - Penggunaan pestisida sedapat mungkin dihindari, bila terpaksa digunakan, penggunaannya secara bijaksana (tepat jenis, tepat mutu, tepat sasaran, tepat dosis/konst,tepat waktu, tepat cara/alat) LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL MEMPERKECIL RESIDU PESTISIDA PERTANIAN * Memilih jenis pestisida yang tepat, efektif terhadap OPT sasaran * Memilih pestisida yang mudah terurai (DT 50 rendah) * Waktu aplikasi pestisida yang tepat * Dosis dan konsentrasi yang digunakan minimum efektif terhadap OPT sasaran * Diusahakan aplikasi hanya pada bagian tanaman terserang/populasi OPT * Aplikasi pestisida terakhir usahakan sejauh mungkin sebelum panen * Tidak menggunakan sticker (bahan perekat) * Alat dan teknik aplikasi yang tepat
REFERENSI : Balai Perlindungan Tanaman Pertanian, 2010. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan. Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta. Kasumbogo Untung. 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press. ……………………. 000 ………………….