CARA BELAJAR ANAK USIA DINI (BELAJAR MELALUI BERMAIN)
Oleh : HERLINA BAKARI SKB KAB.BONE BOLANGO
JIKA ANDA MAU MEMBUAT SESUATU ANDA AKAN CARI JALANNYA TETAPI JIKA ANDA TIDAK MAU MEMBUAT SESUATU MAKA ANDA AKAN CARI ALASANNYA
Peranan Pendidik Menyiapkan media pembelajaran
yaitu berupa alat permainan yang dapat digunakan sebagai sarana untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan (edukatif) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak (Prof.Dr.Soegeng Santoso)
D!4n4 09
D!4n4 09
D!4n4 09
Apakah yang dimaksud dengan bermain…? Biasanya bersifat spontan Penuh imaginatif Dilakukan dengan segenap perasaan (Carol Seefeldt & Nita Barbour)
Cara Anak Usia Dini Belajar
Anak belajar melalui seluruh indera yang dimiliki dengan cara bermain dan kegiatan lain yang menyenangkan untuk mengeksplorasi dan bereksperimen tentang lingkungannya. Anak belajar dengan baik bila dalam suasana yang menyenangkan. Saat menyenangkan syaraf otak terbuka dan siap untuk menerima hal-hal yang baru. Anak “belajar” dengan cara melakukan “sesuatu”. Anak belajar dengan lebih optimal bila menggunakan seluruh panca inderanya. Hasil belajar anak lebih optimal bila anak diberi kesempatan untuk melakukan secara berulangulang dan teratur.
Mengapa Bermain ? Saat bermain semua indera anak bekerja aktif. Semua informasi yang ditangkap indera anak, disampaikan ke otak sebagai rangsangan, sehingga sel-sel otak aktif berkembang membentuk perkawatan. Otak yang rimbun karena banyak perkawatan memiliki kemampuan yang baik
Bermain bagi anak membantu mereka memahami dan mempraktekkan, kemampuan pengembangan rasa, intelektual, sosial, dan keterampilan sosial.
Tiga Tahapan Perkembangan Bermain
Sensory motor play (usia 3-4 bulan-1 ½ tahun Symbolic play (+ 2-7 tahun) Social play games with rules (+ 8-11 tahun) (Lev Vigotsky, Piaget, Sara Smilansky, Piaget)
Kegiatan anak sebelum usia 3-4 bulan belum dapat dikategorikan sebagai bermain. Sejak usia 3-4 bulan, gerakan anak telah lebih terkoordinasi Dari pengalamannya, anak belajar bahwa dengan menarik mainan yang tergantung di atas tempat tidurnya, mainan tersebut akan bergerak dan berbunyi Kegiatan bermain sensori ini menekankan pada permainan yang berpusat pada gerak sensori motorik anak
Diwarnai dengan kegiatan bermain khayal dan pura-pura. Anak sudah mulai dan dapat menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau representasi dari benda lain.
Kegiatan bermain telah menggunakan simbol yang lebih banyak dan dilatar belakangi oleh penalaran, logika dan objektivitas.
Permainan yang paling baik ialah… Permainan yang memberikan kontribusi pada anak dalam belajar konsep dan aktivitas yang nyata. Permainan yang dapat mengajarkan pada anak kemampuan tertentu baik itu bersifat individual ataupun kelompok Aktivitas yang diberikan adalah aktivitas yang dapat memberikan pemahaman pada anak tentang dunia nyata yang bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari. (Smith dalam Janet R. Moyles)
Bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif anak (Vigotsky )
Jenis Kegiatan Bermain Bermain Aktif Pada kegiatan bermain aktif, anak melakukan aktivitas gerakan yang melibatkan seluruh indera dan anggota tubuhnya.
Bermain Pasif Kegiatan bermain pasif tidak melibatkan banyak gerakan tubuh anak, tetapi hanya melibatkan sebagian indera saja terutama pendengaran dan penglihatan. Sering dilakukan anak receptive play. Permainan dimana anak menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif (bukan fisik yang aktif) melalui mendengarkan dan memahami apa yang dia dengar dan lihat
Bermain Aktif Tactile Play/Bermain dengan Tangan - Kegiatan bermain yang meningkatkan keterampilan jari jemari - Membantu anak memahami dunia sekitarnya melalui alat perabaan dan penglihatannya.
Functional Play Permainan yang mengutamakan gerakan motorik kasar/ otot besar.
Constructive Play/ Pembangunan Anak menggunakan peralatan bermain untuk menciptakan sesuatu. Contoh: balok unit, lego, puzzle, kertas dan sebagainya.
Bermain Aktif Creative Play/ Bermain Kreatif Permainan yang memungkinkan anak menciptakan berbagai kreasi dari imajinasinya sendiri.
Symbolic/Dramatic Play/Bermain Simbolik Permainan dimana anak memegang suatu peran tertentu. Anak merepresentasikan dunia nyata dalam kegiatan bermain
Play Games Permainan yang dilakukan menurut aturan tertentu dan bersifat kompetisi/persaingan.
Mildred Parten Unoccupied Play/ Perilaku Tidak Perduli
Terjadi ketika anak tidak terlibat dalam permainan seperti anak-anak lain atau melakukan gerakangerakan acak yang nampaknya tidak memiliki suatu tujuan.
D!4n4 09
Solitary play/ Perilaku Main Sendiri Terjadi ketika anak bermain sendirian dan mandiri dari orang lain.
D!4n4 09
Onlooker Play/ Perilaku Penonton Anak memperhatikan anak lain saat bermain. Mereka mungkin berhubungan secara lisan, tetapi tidak ikut main. Azizah’06 D!4n4 09
Parallel Play/Perilaku Main Berdampingan
Azizah’06 D!4n4 09
Assosiative Play/Perilaku Main Bersama Anak bermain bersama dengan anak lain dalam satu kelompok. Ia mungkin akan bertukar bahan dan bahasa, tetapi tidak ada tujuan yang direncanakan untuk bermain
D!4n4 09
Anak main dengan anak lainnya Mainnya memiliki tujuan yang direncanakan Anak merencanakan dan berperan
Azizah’06 D!4n4 09
Tiga Jenis Main • Main Sensorimotor/Fungsional • Main Peran • Main Pembangunan (Erik Erikson, Jean, Piaget, Lev Vygotsky, Anna Freud)
Main Sensorimotor • Anak melakukan sesuatu berulangkali, menikmati sesuatu yang baru dikuasai dan menegaskan kepada dirinya sendiri kemampuan yang baru diperoleh. • Menangkap rangsangan melalui penginderaan dan menghasilkan gerakan sebagai reaksinya
Main Sensorimotor • Utamanya dilakukan anak usia lahir – 2 tahun, namun tetap penting sepanjang masa kanak-kanak. • Kebutuhan akan main sensorimotor dipenuhi bilamana lingkungan bermain menyediakan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dengan berbagai tekstur, warna, bentuk, ukuran, dan jenis-jenis bahan main lainnya
Main Peran main simbolik, role play, pura-pura, makebelieve, fantasi, imajinasi, atau main drama
Main Peran Mikro Main peran mikro anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda- benda berukuran kecil
Main Peran Makro Main peran makro anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran besar yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran
Main Pembangunan • Terdapat suatu kontinum dari bahan-bahan main pembangunan mulai sifat paling cair hingga ke paling terstruktur • Bahan main pembangunan: • Bahan main sifat cair/bahan alam Bila penggunaan dan bentuk dari bahan-bahan main ditentukan oleh anak Contoh: krayon, cat air, pulpen, pensil.
• Bahan main pembangunan terstruktur penggunaan ditentukan oleh bahan-bahan main tersebut Contoh: balok unit, lego, puzzle, kertas dan sebagainya.
Main Pembangunan • Anak pertama kali mengenal bahan main pembangunan akan memulainya dengan main sensorimotor. • Mereka akan mengeksplorasi bahan-bahan main tersebut hingga mengerti penggunaan dan bagaimana cara memainkannya. • Anak awalnyamenggunakan cat dan melukis dengan mencoretcoretkan karyanya. • Makin lama lukisan tersebut makin terlihat seperti apa yang mereka gambarkan. • Piaget menjelaskan bahwa bila hasil karya anak menjadi semakin nyata maka secara kognisi anak bergerak mendekati pikiran operasional kongkrit (Piaget, 1962)
MANFAAT BERMAIN a. Mendukung tumbuh kembang dan kesehatan anak b. Mendukung perkembangan bahasa anak Komunikasi Kosa kata baru Persiapan membaca dan menulis
c. Mendukung perkembangan motorik kasar dan halus
d. Mendukung perkembangan sosial Anak berlatih memanage lingkungan melalui kerjasama, tolong menolong, dan keberhasilan pemecahan masalah d. Mendukung perkembangan aspek emosional Belajar mengontrol emosi Ekspresi perasaan Sebagai katalisator
MANFAAT BERMAIN d. Mendukung bagi perkembangan kognitif anak Memberikan kesempatan untuk mencoba hal baru Mengapaplikasikan kenyataan dalam representasi simbolis Memberikan kesempatan untuk problem solving Mengembangkan kreativitas
e. Mendorong dan mengasah perkembangan alat penginderaan f . Mengaktifkan dan mengembangkan otak anak g. Mengembangkan kemandirian anak h. Mengembangkan keterampilan olahraga dan seni.
MANFAAT BERMAIN i. Sebagai media terapi karena selama bermain perilaku anak akan tampil lebih bebas
j. Sebagai media intervensi
Bermain dapat melatih konsentrasi (pemusatan perhatian pada tugas tertentu) seperti melatih konsep dasar warna, bentuk, dan lain-lain.
• • • • • • • •
Kecerdasan Linguistic (cerdas bahasa) Kecerdasan Logic-Mathematics (cerdas logika dan angka) Kecerdasan Visual-spatial (cerdas gambar) Kecerdasan Musical (cerdas musik) Kecerdasan Kinesthetic (cerdas gerak) Kecerdasan Interpersonal (cerdas bergaul) Kecerdasan Intrapersonal (cerdas diri) Kecerdasan Naturalis (cerdas alam)
8 KECERDASAN MENURUT PROF. HOWARD GARDNER
Pengelolaan Kegiatan Main 1. Pijakan Lingkungan Main • Penataan lingkungan main harus dapat mengembangkan seluruh perkembangan anak • Setiap sentra dapat membangun seluruh domain perkembangan anak • Sentra dapat membangun tujuh kecerdasan dasar (multiple intelligent) • Lingkungan main dapat di tata di dalam maupun di luar ruangan.
• Setiap sentra juga secara terpadu membangun anak dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan tiga jenis main
1. Pijakan Sebelum Main • Membuat lingkaran di tempat yang telah disiapkan. • Mengucapkan salam, bernyanyi, tepuk tangan, untuk menarik perhatian anak. • Bacakan buku cerita dan nyanyikan lagu-lagu sesuai dengan tema dan minat anak. • Mendiskusikan aturan main untuk kelancaran dan kenyamanan main • Membuat aturan main
2. Pijakan Saat Main • Mengamati anak, membuat catatan perkembangan yang ditampilkan anak, guru memposisikan dirinya dapat mengamati keseluruhan anak tetapi ti dak mengganggu dinamika gerak anak main. • Mencatat kegiatan pertama yang dilakukan anak merupakan informasi bagi guru tentang pemahaman anak melalui main yang dipilihnya.
5 Langkah Pijakan Guru Saat Anak Bermain 1.
Looking (memperhatikan apa yang dilakukan anak)
2.
Naming (menyebutkan apa yang terlihat)
3.
Questioning (menanyakan apa yang ingin dilakukan anak)
4.
Commanding (memberi gagasan untuk dilakukan anak)
5.
Acting (memberi kesempatan anak untuk berbuat, jika anak belum dapat melakukannya dapat memberikan modelling)
D!4n4 09
Beres-Beres • Pengalaman langsung bagi anak untuk “bekerja tuntas” hingga semua alat kembali ke tempatnya semula. • Pengalaman langsung belajar mengklasifikasikan alat main berdasarkan warna, bentuk, ukuran serta fungsi alat. • Belajar tentang urutan dan menata lingkungan. • Setiap tempat diberi nama dengan maksud untuk memudahkan bagi anak bersama-sama guru bekerja menyimpan alat main kembali ke tempat semula. • Pemberian nama merupakan salah satu dukungan perkembangan keaksaraan anak. • Guru juga bisa memberikan pijakan dengan pertanyaan
• Mengingat kembali kegiatan-kegiatan apa saja yang telah dilakukan. • Kegiatan “recalling” merupakan saat guru mengetahui sejauh mana tujuan sentra dicapai oleh anak • Menambah dan menguatkan pengetahuan yang dimiliki anak sesuai rencana belajar yang telah dibuat.
4. Pijakan Setelah Main
Manfaat Recalling • Mengingat kembali pengalaman mainnya dan menceritakannya. • Mengembangkan kemampuan anak dalam membuat deskripsi dari apa yang telah dilakukan (termasuk menceriterakan hasil karyanya). • Mendengarkan pengalaman main teman, sehingg dapat menambah dan memperluas gagasan anak. • Membangun konsep-konsep yang baru maupun yang lebih luas
Perbedaan Pendekatan Sentra & Kelas Tradisional
• Elemen pembeda yg penting pendekatan sentra adalah pengajaran tidak langsung (nondirect teaching). • Guru tidak menyuruh, tidak melarang dan tidak boleh marah pada anak. • Apapun yang dilakukan oleh anak itu muncul dari anak sendiri • Guru dapat membantu memberikan pijakan pada anak • Menekankan proses pembelajaran yang berpusat pada anak • Guru lebih berfungsi sebagai motivator dan fasilitator.
Variabel Mutu Penentu Mutu Bermain Anak 1. Densitas (ragam dan kedalaman kesempatan) 2. Intensitas (kesempatan sepanjang waktu) 3. Mendukung tiga jenis main 4. Mendukung perkembangan perilaku sosial anak 5. Memunculkan keaksaraan anak 6. Pijakan (scaffolding) 7. Ruang yang cukup (tidak penuh sesak, alat mudah dijangkau) 8. Tersedia alat-alat untuk mendukung kegiatan main 9. Bantuan/dukungan guru dan orangtua
Ada 5 Skala Pendampingan Guru Saat Anak Main • Pengamatan (visually looking on) • Pernyataan tidak langsung (non directive statement) • Pertanyaan (question) • Pernyataan langsung (directive statement) • Intervensi fisik
SAAT INI AKU ANAKANAK, DAN TUGASKU MEMANG BERMAIN …….. A. Wadley
Tugas Kelompok 1. 2.
Peserta dibagi menjadi 4 kelompok Masing-masing kelompok menciptakan kegiatan bermain untuk anak usia: a. 3 – 4 thn b. 4 – 5 thn c. 5 – 6 thn 3. Memilih : a. Bermain dengan aturan b. Bermain dengan gerakan motorik kasar c. Bermain dengan membangun d. Bermain kreatif 3. 4.
Ditambah dengan lagu yang terkait dengan permainan tersebut Tulis kemampuan yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain tersebut.
TERIMA KASIH..........