1|DANGIANG SUNDA, VOL. 3, NO. 1, AGUSTUS 2015
CAMPUR KODE DALAM AKUN TWITTER MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FPBS UPI Aditia Solehudin1, Yayat Sudaryat2, Dingding Haerudin3 Departemen Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya campur kode dalam akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi yang bisa menyebabkan berbagai kejadian dalam bidang komunikasi yang secara tak sadar ataupun disengaja mencampurkan bahasa Sunda dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Asing. Oleh karena itu, diadakan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan campur kode dalam akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Untuk mengumpulkan data, tehnik yang digunakan yaitu tehnik dokumentasi, sedangkan untuk menganalisis data digunakan tehnik analisis unsur langsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kartu data. Berdasarkan hasil penelitian, dari 15 akun twitter mahasiswa ditemukan 266 kalimat yang mengalami gejala campur kode. Berdasarkan bentuk, terdapat 315 kata campur kode yang terbagi dalam dua jenis yaitu campur kode ke dalam (Inner code mixing) sebanyak 242 kata (76,8%) dan campur kode ke luar (Outer code mixing) sebanyak 73 kata (23,3%). Berdasarkan wujud terdapat 422 data wujud campur kode yang terbagi dalam lima wujud campur kode, yaitu (1) campur kode berbentuk kata ada 313 (74,1%) gejala campur kode, (2) campur kode berbentuk frasa ada 75 (17,8%) gejala campur kode, (3) campur kode berbentuk baster ada 7 (1,7%) gejala campur kode, (4) campur kode berbentuk idiom ada 9 (2,1%) gejala campur kode, (5) campur kode berwujud klausa ada 18 (4,3%) gejala campur kode. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa campur kode dalam akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI umumnya berupa campur kode ke dalam dan berwujud kata. Kata kunci: campur kode, akun twitter
1
Penulis Utama Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
Aditia Solehudin: Campur Kode dalam Akun .... |2
CAMPUR KODE DINA AKUN TWITTER MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FPBS UPI Abstrak Kasang tukang ieu panalungtikan nya éta ayana campur kode dina akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI. Ieu hal téh dibalukarkeun ku kamajuan téhnologi nu bisa ngabalukarkeun rupa-rupa kajadian dina widang komunikasi anu sacara teu sadar atawa dihaja nyampurkeun basa Sunda jeung basa Indonesia atawa basa Asing. Ku kituna, diayakeun panalungtikan anu miboga tujuan pikeun nganalisis jeung ngadéskripsikeun campur kode dina akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI. Métode anu digunakeun dina ieu panalungtikan nya éta métode déskriptif. Pikeun ngumpulkeun data, téhnik anu digunakeun nya éta téhnik dokumentasi, ari pikeun nganalisis data digunakeun téhnik analisis unsur langsung. Instrumén anu digunakeun dina ieu panalungtikan nya éta kartu data. Dumasar kana hasil panalungtikan, tina 15 akun twitter mahasiswa kapanggih 266 kalimah anu ngalaman gejala campur kode. Dumasar wandana, kapanggih 315 kecap campur kode nu kabagi kana dua jenis nya éta campur kode ka jero (Inner code mixing) kapanggih 242 kecap (76,8%) jeung campur kode ka luar (Outer code mixing) kapanggih 73 kecap (23,3%). Dumasar kana wujudna kapanggih 422 data wujud campur kode anu kabagi kana lima wujud campur kode, nya éta (1) campur kode nu ngawujud kecap kapanggih 313 (74,1%) gejala campur kode, (2) campur kode nu ngawujud frasa kapanggih 75 (17,8%) gejala campur kode, (3) campur kode nu ngawujud baster kapanggih 7 (1,7%) gejala campur kode, (4) campur kode nu ngawujud idiom kapanggih 9 (2,1%) gejala campur kode, (5) campur kode nu ngawujud klausa kapanggih 18 (4,3%) gejala campur kode. Tina éta hasil panalungtikan, bisa dicindekkeun yén campur kode dina akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI umumna mangrupa campur kode ka jero jeung ngawujud kecap. Kecap galeuh: campur kode, akun twitter
CODE MIXING IN A TWITTER ACCOUNT STUDENTS OF VERNACULAR EDUCATION DEPARTEMENT FACULTY OF LANGUAGE AND LITERATURE INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION Abstract This research is conducted due to the existence of code mixing in a twitter account by students language education department at UPI district FPBS. It is because the technological advances that can lead to a variety of events in the field of
3|DANGIANG SUNDA, VOL. 3, NO. 1, AGUSTUS 2015
communications that are unconscious or unintentional. Thus, this research is conducted to analyze and describe the code mixing in a twitter account students language education department at UPI district FPBS. The method used in this research is descriptive method. The technique used to collect the data is documentation, while to analyze the data, the direct element analysis techniques are used. The instruments that used in this study is data cards. Based on the results of the study, from 15 twitter accounts by students, 266 Sundanese sentences were found. Based shape of code mixing, there are 315 words which divided into two types are 242(76,8%) inner code mixing words and 73 (23,3%) outer code mixing words. Based form of code mixing, 422 data are divided into five types, there are 313 (74,1%) data of code mixing in the form of words, 75 (17,8%) data of code mixing in the form of phrase, 7 (1,7%) data of code mixing in the form of baster, 9 (2,1%) data of code mixing in the form of idioms, and 18 (4,3%) data of code mixing in the form of clause. Based on the result, it can be concluded that the students language education department at UPI district FPBS are generally used inner code mixing and code mixing in the form of words. Keywords: code mixing, twitter account
Bahasa adalah alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia bisa menyampaikan segala keinginannya. Basa adalah sistem lambang ucapan yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sistematis dan konvensional antar anggota masyarakatnya untuk tujuan komunikasi (Sudaryat, 2004, hal. 6). Dalam kehidupan sehari-hari manusia biasanya menggunakan bahasa ibu untuk berkomunikasi, dalam hal ini bahasa Sunda. Secara umum di lingkungan masyarakat Sunda yang digunakan dalam berkomunikasi adalah menggunakan bahasa Sunda, tetapi ada juga yang dicampur dengan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebelum memasuki lingkungan sekolah, anak-anak menggunakan bahasa Sunda, sedangkan setelah masuk sekolah sudah mulai menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua mereka. Dalam keterangan di atas, anak-anak Sunda sekurang-kurangnya menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Bisa disebutkan bahwa anakanak Sunda tersebut merupakan dwibahasawan.
Suwito (1983, hal. 39) menerangkan bahwa masalah kedwibahasaan tidak terlepas dari kontak budaya, karena bahasa merupakan ragam yang digunakan secara terus-menerus yang mempengaruhi adanya unsur-unsur bahasa yang satu dengan bahasa yang lain. Dimana kontak serupa akan menyebabkan fenomena kebahasaan. Kontak bahasa Sunda begitu rekatnya. Bahasa Sunda dipengaruhi oleh bahasa Indonesia penyebab adanya kontak budaya. Kontak budaya yang termasuk kontak bahasa merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya campur bahasa di masyarakat. Campur bahasa berlangsung dalam bentuk bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bukan hanya menjadi dwibahasawan, anak-anak Sunda juga bisa jadi multibahasa atau multilingual. Dikarenakan anak-anak Sunda bisa berbahasa Sunda, berbahasa Indonesia, atau berbahasa asing seperti bahasa Inggris. Adanya masyarakat multilingual pasti menimbulkan adanya interferensi, integrasi, serta alih kode dan campur kode. Keempat peristiwa tutur tersebut gejalanya sama, yaitu adanya unsur bahasa lain yang digunakan dalam
Aditia Solehudin: Campur Kode dalam Akun .... |4
tulisan atau ucapan tapi konsep permasalahannya berbeda. Campur kode merupakan salah satu masalah dalam kegiatan berbicara. Campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih dengan cara saling memasukan unsur satu bahasa ke dalam bahasa lain secara konsisten (Suwito, 1983, hal. 96). Adanya campur kode bisa terjadi karena kemajuan teknologi, informasi jeung komunikasi (TIK). Kemajuan teknologi tersebut menyebabkan berbagai kejadian dalam bidang komunikasi, kejadian tersebut bisa disengaja atau tak terasa adanya. Dewasa ini bahasa Sunda sudah banyak terpengaruhi oleh bahasa lain semacam bahasa Indonesia dan bahasa Asing. Wujud berkembangnya pengaruh dari bahasa tersebut tak terasa adanya yaitu dalam bentuk bahasa yang dilihat dari media sosial seperti twitter, yang sekarang ini merupakan media sosial yang paling sering digunakan oleh para remaja. Menggunakan twitter tentunya banyak memberi pengaruh terhadap penggunanya, pengaruh yang baik maupun pengaruh buruk. Karena tidak semua akun twitter memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengikutnya. Dilihat dari isi yang diceritakan oleh pemilik akun muncul satu ragam bahasa Sunda yang keindo-indoan atau bahasa Sunda yang keinggris-inggrisan. Hal ini menimbulkan fenomena campur kode. Nababan (1991, hal. 32) dalam Aslinda dan Syafyahya (2007, hal. 87) menerangkan ciri-ciri yang paling muncul dalam peristiwa campur kode yaitu dalam situasi santai atau informal. Sama seperti apa yang dijelaskan oleh Pfaff dalam Jendra (2012, hal. 23) bahwa percakapan campur kode melibatkan pencampuran dua bahasa tanpa terikat suatu topik atau situasi. Akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI sebenarnya memang dalam keadaan yang tidak formal. Oleh karena itu, mahasiswa secara tak sadar membuat satu status atau tweet yang termasuk ke dalam campur
kode. Sebagai contoh, dalam tweet salah satu akun twitter mahasiswa “@rianmantut atuh sateh ini masih suasana lebaran kudu weh ngajak padungdeng téh hahaha” itu merupakan campur kode bahasa Sunda oleh bahasa Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa akun twitter membawa pengaruh besar terhadap kosakata bahasa Sunda. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan campur kode yang terdapat dalam akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian. Data dalam penelitian ini yaitu tweet yang mengalami proses campur kode di dalam akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah tweet dari akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah yang berjumlah 15 akun twitter dari angkatan 2011. Tweet yang diambil yaitu hasil dari postingan dari bulan Januari 2014 hingga Desember 2014. Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan teknik dokumentasi, sedangkan untuk menganalisis data digunakan teknik analisis unsur langsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu data. HASIL DAN PENJELASAN Berdasarkan hasil analisis dan deskripsi data, dari 15 akun twitter ditemukan 417 wujud campur kode yang terdiri atas campur kode yang berwujud kata, frasa, baster, idiom dan klausa. Sesuai dengan
5|DANGIANG SUNDA, VOL. 3, NO. 1, AGUSTUS 2015
apa yang dijelaskan oleh Chaer (2003, hal. 151) bahwa campur kode merupakan pemakaian kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi keotonomiannya. Dimana kode lain yang ikut terlibat hanyalah berupa serpihan tanpa fungsi. Suwito (1983, hal. 78) menerangkan bahwa campur kode yang dibagi menjadi lima wujud campur kode yaitu campur kode yang berwujud kecap, campur kode yang berwujud frasa, campur kode yang berwujud wujud baster, campur kode yang berwujud idiom, dan campur kode yang berwujud klausa. Campur kode yang berwujud kata dibagi menjadi dua bentuk campur kode yaitu campur kode ke dalam dan campur kode ke luar. Campur kode ke dalam merupakan campur kode yang memasukan unsur bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda. Campur kode ke luar menggambarkan masuknya kata-kata bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda. Bentuk campur kode ke dalam ditemukan sebanyak 234 (76%) kata. Dilihat dari unsur kata yang bercampur, campur kode ke dalam bisa berjenis campur kode kata benda, campur kode kata kerja, campur kode kata sifat, campur kode kata bilangan, dan campur kode kata tugas. Campur kode kata benda yang bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda ditemukan sebanyak 80 (34,2%) kata. Contohnya, kata anak, aku, ayam, babeh, gimana, kapan dan tante. Campur kode kata kerja yang bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda ditemukan sebanyak 57 (24,3%) kata. Contohnya, kata dikabari, dikepoin, disuntrungin, makan, latihan, mengakui, mengidap, menyiksaku, ngadem, ngajarin, ngalirik, nganter, dll. Campur kode kata sifat yang bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda ditemukan sebanyak 56 (24%) kata. Contohnya, kata kurus, bahagia, galau, rindu, berat. Campur kode kata bilangan yang bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda ditemukan hanya satu kata
(0,4%) yaitu kata pertamana. Campur kode kata tugas yang bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda ditemukan sebanyak 40 (17,1%) kata. Contohnya, kata ko, binggow, dan sangat. Bentuk campur kode ke luar merupakan campur kode yang memasukan unsur bahasa Asing ke dalam bahasa Sunda. Campur kode ke luar menggambarkan masuknya kata-kata bahasa Asing ke dalam bahasa Sunda. Bentuk campur kode ke luar ditemukan sebanyak 74 (24%) kata. Dilihat dari unsur kecapnya yang bercampur, campur kode ke luar bisa berjenis campur kode kata benda, campur kode kata kerja, campur kode kata sifat, dan campur kode kata tugas. Campur kode kata benda yang bercampur antara bahasa Asing dan bahasa Sunda ditemukan sebanyak 20 (27%) kata. Contohnya, kata broh, camera, sista, ente jeung guys. Campur kode kata kerja yang bercampur antara bahasa Asing dan bahasa Sunda ditemukan sebanyak 31 (41,9%) kata. Contohnya, kata dinner, ikhtiar, update, stay, ngedit, ngegym, ngetweet, dan distop. Campur kode kata sifat yang bercampur antara bahasa Asing dan bahasa Sunda ditemukan sebanyak 12 (16,2%) kata. Contohnya, kata epic, horror, respect dan woles. Campur kode kata tugas yang bercampur antara bahasa Asing dan bahasa Sunda ditemukan sebanyak 11 (14,9%) kata. Contohnya, kata very. Oleh karena itu, bentuk campur kode ke dalam atau campur kode antara bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda lebih banyak digunakan oleh mahasiswa daripada campur kode ke luar atau campur kode bahasa Asing ke dalam bahasa Sunda. Hal ini terbukti dari 308 kata, 234 kata di antaranya termasuk ke dalam bentuk campur kode ke dalam. Penyebabnya, para mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI sudah lebih mampu untuk menggunakan dua basa (Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia) yang secara tidak sadar bercampur ketika akan membuat tweet dalam twitter. Sesuai dengan apa yang telah diterangkan oleh
Aditia Solehudin: Campur Kode dalam Akun .... |6
Nababan bahwa faktor yang menyebabkan munculnya gejala campur kode adalah dalam keadaan atau situasi informal, santai dan spontan, dalam hal ini terbukti katakata yang digunakan oleh para mahasiswa adalah yang biasa digunakan sehari-hari ketika membuat sebuah tweet. Contohnya, kecap makan untuk menunjukan kata kerja dalam salah satu tweet merupakan campur kode dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda, karena untuk menunjukan kata kerja biasanya menggunakan kata tuang, neda, atau dahar. Campur kode kata dasar banyak digunakan karena dalam menyampaikan sesuatu ketika akan membuat sebuah tweet, para mahasiswa memasukan kata-kata dasar dalam satu kalimat dikarenakan mahasiswa kurang memiliki pengetahuan tentang kosakata bahasa Sunda yang baik. Campur kode yang berwujud frasa ditemukan sebanyak 75 (17,8%) frasa. Dari 75 frasa, yang paling banyak digunakan adalah campur kode frasa nomina ada 24 (32%) frasa, campur kode frasa ajektiva ada 20 (26,7%) frasa, campur kode frasa preposisional ada 18 (24%) frasa, campur kode frasa verbal ada 12 (16%) frasa, dan yang paling sedikit adalah campur kode frasa bilangan ada satu kata (1,3%). Berdasarkan adegan frasa ditemukan campur kode frasa nomina yang terbagi ke dalam dua pola yaitu pola campur kode kata benda ditambah kata benda (KB+KB) ada 20 (87%) frasa, dan pola campur kode kata benda ditambah kata sifat (KB+KS) ada tiga (13%) frasa. Campur kode frasa ajektiva terbagi menjadi empat pola yaitu pola campur kode kata sifat ditambah kata sifat (KS+KS) ada delapan (40%) frasa, pola campur kode kata sifat ditambah kata benda (KS+KB) ada tujuh (35%) frasa, pola campur kode kata sifat ditambah kata tugas (KS+Kpan) ada tiga (15%) frasa, dan pola campur kode kata sifat ditambah kata kerja (KS+KP) ada dua (10%) frasa. Campur kode frasa verbal terbagi menjadi empat pola yaitu pola campur kode kata kerja ditambah kata kerja
(KP+KP) ada dua (16,7%) frasa, pola campur kode campur kode kata kerja ditambah kata benda (KP+KB) ada tujuh (58,3%) frasa, pola campur kode kata kerja ditambah kata sifat (KP+KS) ada satu (8,3%) frasa, dan pola campur kode kata kerja ditambah kata tugas (KP+Kpan) ada dua (16,7%) frasa. Campur kode frasa preposisional terbagi menjadi tiga pola yaitu pola campur kode kata tugas ditambah kata sifat (Kpan+KS) ada 14 (77,8%) frasa, pola campur kode kata tugas ditambah kata kerja (Kpan+KP) ada dua (11,2%) frasa, dan pola campur kode kata tugas ditambah kata benda (Kpan+KB) ada dua (11,2%) frasa. Campur kode frasa bilangan terbagi menjadi satu pola yaitu pola campur kode kata bilangan ditambah kata bilangan (Kbil+Kbil) ada satu (100%) frasa. Campur kode yang berwujud baster ditemukan sebanyak tujuh (1,7%) baster. Adegan baster terbagi menjadi dua pola baster yaitu pola campur kode bahasa Indonesia ditambah bahasa Inggris (B.Ind+B.Ing) ada satu (14,3%) baster, dan pola campur kode bahasa Inggris ditambah bahasa Indonesia (B.Ing+B.Ind) ada enam (85,7%) baster. Campur kode yang berwujud idiom ditemukan sebanyak sembilan (2,1%) idiom. Adegan idiom terbagi menjadi enam pola yaitu pola campur kode kata benda ditambah kata benda (KB+KB) ada tiga (33,4%) idiom, pola campur kode kata benda ditambah kata sifat (KB+KS) ada dua (22,2%) idiom, pola campur kode kata benda ditambah kata kerja (KB+KP) ada satu (11,1%) idiom, pola campur kode kata sifat ditambah kata sifat (KS+KS) ada satu (11,1%) idiom, pola campur kode kata sifat ditambah kata benda ditambah kata benda (KS+KB+KB) ada satu (11,1%) idiom, dan pola campur kode kata sifat ditambah kata sifat ditambah kata sifat (KS+KS+KS) ada satu (11,1%) idiom. Campur kode yang berwujud klausa ditemukan sebanyak 18 (4,3%) klausa. Adegan campur kode klausa terbagi
7|DANGIANG SUNDA, VOL. 3, NO. 1, AGUSTUS 2015
menjadi dua klausa yaitu campur kode klausa bebas ada enam (33,3%) klausa dan campur kode klausa terikat ada 12 (66,7%) klausa. Campur kode klausa bebas terbagi menjadi dua warna klausa yaitu campur kode klausa verbal ada tiga (50%) klausa dan campur kode klausa ajektiva ada tiga (50%) klausa. Campur kode klausa terikat terbagi menjadi tiga warna klausa yaitu campur kode klausa benda ada empat (33,3%) klausa, campur kode klausa verbal ada empat (33,3%) klausa, dan campur kode klausa ajektiva ada empat (33,3%) klausa. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengdeskripsikan campur kode dalam akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI. Berdasarkan hasil analisis dan deskripsi data, bisa disimpulkan bahwa dalam akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI ditemukan adanya campur kode dengan jumlah 266 kalimat. Bentuk campur kode ke dalam merupakan campur kode yang memasukan unsur bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda. Campur kode ke dalam menggambarkan masuknya kata-kata bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda. Dilihat dari unsur kata yang bercampur, campur kode ke dalam bisa campur kode kata benda, campur kode kata kerja, campur kode kata sifat, campur kode kata bilangan, dan campur kode kata tugas. Serta bentuk campur kode ke luar dilihat dari unsur kata yang bercampur, campur kode ka luar bisa campur kode kata benda, campur kode kata kerja, campur kode kata sifat, dan campur kode kata tugas. Mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI paling banyak menggunakan bentuk campur kode ke dalam daripada campur kode ke luar. Campur kode yang berwujud frasa merupakan campur kode yang memasukan unsur bahasa Indonesia atau bahasa Asing
ke dalam bahasa Sunda. Dalam hal ini, yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa yaitu dalam warna frasa nomina. Campur kode yang berwujud baster merupakan campur kode yang memasukan unsur bahasa Indonesia dan bahasa Asing ke dalam bahasa Sunda dalam wujud baster. Campur kode yang berwujud baster yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa yaitu pola campur kode wujud baster bahasa Inggris ditambah bahasa Indonesia. Campur kode yang berwujud idiom merupakan campur kode yang memasukan unsur bahasa Indonesia atau bahasa Asing dalam wujud idiom. Campur kode yang berwujud idiom paling banyak digunakan oleh mahasiswa yaitu dalam pola campur kode wujud idiom kata benda ditambah kata benda. Campur kode yang berwujud klausa merupakan campur kode yang memasukan unsur bahasa Indonesia atau bahasa Asing dalam wujud klausa. Campur kode yang berwujud klausa bisa campur kode wujud klausa bebas dan campur kode wujud klausa terikat. Campur kode yang terdapat dalam akun twitter mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI umumnya merupakan bentuk campur kode ke dalam serta berwujud kata . DAFTAR PUSTAKA Aslinda jeung Syafyahya, L. (2007). Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika Aditama. Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Jendra, M. I. I. (2012). Sociolinguistics The Study of Societies’ Language. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudaryat, Y. (2004). Élmuning Basa. Bandung: CV. Walatra. Suwito. (1983). Sosiolinguistik: Teori dan Problema. Surakarta: Henary Offset Solo.