BUS KUNING (Budaya Sekolah – Kunjungan Afdeling) SOLUSI CERDAS MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK SERTA KESADARAN SEMANGAT PENDIDIKAN ORANG TUA. Makalah ini disusun untuk mengikuti Simposium Guru 2016
Disusun Oleh Koko Triantoro,S.Pd,Gr
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI TIMUR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KARYA NUSA LESTARI KECAMATAN TELEN, KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR 2016
A. Pengantar “Mencari ilmu sejak muda bak mengukir di atas batu, mencari ilmu di usia tua bak mengukir di atas air”. Artinya; menanamkan nilai atau konsep suatu pengetahuan pada anak lebih cepat untuk diresap dan tertanam, dari pada dilakukan pada usia tua yang justru akan semakin sulit untuk diserap dan semakin mudah lupa. Setiap manusia pasti mengalami masa perkembangan, baik perkembangan fisik, emosional maupun mental. Menurut teori perkembangan kognitif piaget, anak pada masa kanak-kanak awal atau pada usia dini berada pada masa perkembangan
praoperasional
(2-7
tahun),
istilah
praoperasional
menunjukkan pada pengertian belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran
pada
tahap
praoperasional
masih
kacau
dan
belum
terorganisasi dengan baik. (Rita Dkk, 2008;85) Merebaknya kesalahan remaja dalam pergaulan, mengundang sejumlah pengamat/praktisi pendidikan untuk menggalakkan pendidikan karakter bagi seluruh peserta didik, karena penanaman karakter lebih mudah dilakukan dari sejak usia dini/kanak-kanak. Elizabeth B. Hurlock seorang pakar psikolog mengatakan bahwa pada usia 2 tahun sampai usia pubertas dinamakan sebagai Fase Childhood (kanak-kanak), dan mulai usia 11 dan 13 tahun sampai 21 tahun adalah Fase Adolescense (remaja). Pada saat usia inilah anak-anak berkewajiban menempuh pendidikan minimal 12 tahun sesuai UU No. 20 Tahun 2003. Kecemasan orang tua terhadap anak akan salahnya pergaulan dirasakan oleh banyak masyarakat. Kemajuan teknologi yang dirasakan memiliki banyak manfaat bagi manusia, namun disisi lain juga dapat mengancam generasi bangsa. Hal ini terjadi karena kesalahan dalam pemanfaatan tekhnologi dan kurangnya pengawasan dari orang tua serta masyarakat pada umumnya. Permasalahan ini tentunya akan berdampak buruk bagi perkembangan mental, psikis dan karakter bagi generasi penerus bangsa. Banyak kasus anak-anak yang masih dibawah umur
yang melakukan tindakan kriminal, melakukan perbuatan asusila akibat mengangkes situs-situs pornografi, banyak anak yang tak lagi nurut dan sopan terhadap orang tuanya sendiri akibat kesehariannya selalu dicekoki dengan berbagai game dan tanyangan televisi. Terlebih bagi orang tua yang kesehariannya disibukan dengan urusan pekerjaan, mereka tak lagi memiliki waktu untuk memperhatikan dan membimbing anak-anak mereka, hal ini tentu akan berdampak terhadap perkembangan mental, psikis dan karakter anak-anak mereka. Melihat kenyataan yang sampai saat ini terus memprihatinkan. Guru sebagai tenaga pendidik di sekolah harus berani memikul beban yang lebih berat lagi, sebagaimana tugas pokok sebagai seorang guru tidak hanya mentransfer pengetahuan saja, tetapi jauh lebih penting adalah menanamkan nilai dan norma agama. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar bukan semata-mata dilihat dari prestasi ataupun bagusnya nilai raport yang diperoleh oleh peserta didiknya, namun lebih dari itu keberhasilan seorang guru dalam mendidik anak-anak bangsa dapat dilihat dari perubahan sikap, prilaku dan watak yang semakin baik. Selain di lingkungan keluarga, sekolah juga memiliki dampak yang signifikan untuk membentuk karakter seorang peserta didik. Penanaman karakter pada peserta didik sangat penting untuk diaplikasikan oleh semua kalangan masyarakat, baik masyarakat bawah, menengah maupun atas. Karakter baik yang dimiliki generasi penerus bangsa akan mampu menghantarkan bangsa Indonesia ini menjadi Bangsa yang bermartabat. Bukan hanya mengandalkan kecerdasan intelektual saja untuk mencapai cita-cita Bangsa yang luhur. Orang tua siapa yang tidak ingin anaknya pandai
dan
cerdas
secara
intelektual?
Namun
kepandaian
dan
kecerdasan tidak ada gunanya apabila dalam kepribadian tidak tertanam karakter yang baik. Indonesia banyak memiliki orang-orang yang pandai, cerdas secara intelektual, namun berapa banyak pula uang negara yang dikorupsi oleh orang-orang yang notabennya cerdas secara intelektual?
Bukankah ini merupakan perihal yang menyedihkan?, masyarakat menjerit, kecewa karena begitu susahnya mencari sosok pemimpin yang jujur dan adil. Inilah akibat hanya mementingkan kepandaian, kecerdasan tanpa didasari jiwa karakter yang baik. Kunci utama penanaman karakter pada anak terletak pada kedua orang tua. Orang tua harus mampu bertindak sebagai fasilitator, inspirator, motivator, bahkan harus mampu bertindak layaknya seorang ustadz / guru terhadap santri / muridnya. Orang tua harus mampu memberikan contoh yang baik secara langsung dihadapan anak-anaknya mulai dari hal yang paling sederhana, misalnya mengajarkan anaknya untuk melakukan do’a ketika hendak akan mengawali dan mengakhiri berbagai macam aktivitas, mengucapkan salam, berjabat tangan dengan mencium kedua tangan orang tua, membiasakan mengucapkan terimakasih dan meminta maaf apabila
melakukan
kesalahan
serta
mencegah
dan
memberikan
peringatan kepada anaknya apabila terlihat mengucapkan perkataan kotor. Melalui latihan dari hal-hal yang sederhana ini akan mampu menanamkan kepribadian/karakter yang baik terhadap anak, sehingga akan selalu tertananam pada diri anak dan secara otomatis anak akan terbiasa untuk mengaplikasikannya. Orang tua jangan sekali-sekali melakukan tindakan yang tidak baik di hadapan anaknya, karena dapat meracuni pikiran anak tersebut dan bisa dijadikan sebagai senjata bagi anak untuk membantah apabila kelak oran tua memerintahnya. Orang kedua yang dekat dengan anak adalah guru. Guru memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan anak saat di lingkungan sekolah, dari sisi inilah guru juga memiliki peranan yang sangat penting untuk mengawal perkembangan peserta didik. Guru merupakan sebuah model bagi
para
peserta
didiknya,
dengan
demikian
guru
juga
harus
mencerminkan sikap dan karakter yang baik bagi para peserta didik. Seseorang guru yang demikian tentu akan menjadi magnet bagi peserta didik, sehingga guru akan menjadi sosok yang dicontoh, ditiru, dituruti
tutur katanya dan akan berdampak baik untuk mengarahkan serta membentuk karakter seorang peserta didik. Berbagai polemik permasalahan muncul berkaitan dengan tema kali ini, sehingga dibutuhkan sebuah solusi ataupun pemecahan masalah terhadap penanaman karakter pada peserta didik, agar dapat untuk direalisasikan. Berdasarkan pengalaman mengajar diberbagai penjuru Negeri yang selama ini penulis alami, maka melalui makalah ini, penulis mencoba menghadirkan sebuah solusi yang dirasa mampu untuk menjawab permasalahan ini. B. Masalah Berdasarkan pengantar diatas penulis akan merumuskan beberapa permasalahan yang ada. Saat ini penulis aktif mengajar di salah satu sekolah SD dan SMP swasta yayasan perkebunan kelapa sawit yang terletak di kutai timur, kalimantan timur. Peserta didik yang berada di lingkungan sekolah perkebun sawit memiliki karakteristik sangat berbeda dengan peserta didik pada umumnya. Peserta didik di wilayah perkebunan kelapa sawit, secara keseluruhan adalah pendatang, hampir secara keseluruhan pula orang tua peserta didik adalah karyawan perusahan di berbagai macam bidang yang ada. Sebagai seorang karyawan tentunya patuh terhadap SOP (standar operasional prosedural) perusahaan yang ada, sebagai contoh, orang tua bekerja selama tujuh jam setiap hari, terlebih banyaknya orang tua yang bekerja sebagai pemanen dan perawat. Terkadang mereka harus bekerja melebihi target jam tiap harinya. Hal ini berdampak pada kurangnya intensitas waktu berjumpa orang tua dan anak, sehingga kurangnya perhatian
orang
tua
terhadap
anak,
terutama
dalam
mengawal
perkembangan prestasi anak di sekolah. Demikian juga yang terjadi pada peserta didik. Peserta didik harus menempuh puluhan kilo untuk berangkat ke sekolah. Setiap hari peserta didik harus berangkat lebih pagi agar tidak terlambat ke sekolah. Peserta
didik yang sekolah di lingkungan perkebunan sawit sampai saat ini melaksanakan program full day school, hal ini selain bertujuan untuk memaksimalkan pembelajaran juga bertujuan untuk mengontrol peserta didik agar tetap berada di lingkungan sekolah saat orang tua mereka belum
pulang
dari
kerja.
Untuk
menunjang
kegiatan,
sekolah
menyediakan berbagai macam kegiatan positif baik kegiatan intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler
yang
bertujuan
untuk
mengasah
bakat
kemampuan peserta didik. Penulis mengamati secara umum, saat ini telah terjadi krisis moral dan akhlak yang menimpa kaum pelajar, baik itu di sekolah yang saat ini penulis ampu maupun sekolah pada umumnya. Krisis moral dan akhlak akan menjadi ancaman bagi kita semua khususnya bagi kaum pelajar yang notabennya sebagai generasi penerus bangsa, apabila tidak segera dicarikan solusinya. Contoh fakta, banyak saat ini kita jumpai di media elektronik maupun media massa yang mengabarkan kenakalan-kenakalan remaja,
dimana
tindakan
tersebut
telah
melanggar
hukum
dan
norma-norma agama, yang sudah tentu akan mencoreng nama baik pendidikan di Indonesia. Pemerintah
tidak
henti-hentinya
mencarikan
solusi
agar
permasalahan tersebut bisa sedikit mulai teratasi. Kita sadari memang saat ini negara kita masih menuju tahapan negara yang berkembang, tetapi pertanyaannya, sampai kapan hal ini akan terus kita rasakan? Bukankah negara kita sudah diakui sebagai negara yang merdeka? Fakta tidak bisa kita pungkiri, masih banya kemiskinan dan kebodohan yang terus menjajah masyarakat Indonesia. Berikut ada beberapa permasalahan yang penulis temui dalam lingkungan sekolah khususnya di lingkungan saat ini mengabdi. 1. Kurangnya perhatian orang tua, sehingga berdampak pada prestasi peserta didik di sekolah.
2. Kurangnya pendidikan karakter yang diberikan guru kepada peserta didik,
sehingga
berdampak pada
keanakalan
remaja. C. Pembahasan dan solusi 1. Pembahasan a) keadaan lingkungan sekolah SMP
Karya
Nusa
Lestari
terletak
di
tengah-tengah
hamparan perkebunan sawit, tepatnya berada di wilayah desa Marah Haloq, Kec. Telen, Kab. Kutai Timur, Kalimantan Timur. Selain SMP juga terdapat SD yang tidak terlalu jauh letaknya. Akses untuk ke kecamatan memerlukan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan, dengan menggunakan kendaraan roda dua dan perahu sampan. Keadaan yang sangat susah untuk akses menuju ke kota kecamatan, menyebabkan perkembangan sekolah sedikit mengalami keterlambatan. Akan tetapi semangat para guru dan peserta didik dapat diapresiasi, karena meskipun kenyataan yang demikian, sekolah SMP Karya Nusa Lestari telah banyak meraih prestasi baik dalam tingkat provinsi maupun nasional. Pada tahun ini beberapa siswa dapat mengharumkan nama baik sekolah dengan menyabet medali perak pada cabang Atletik O2SN Tingkat Nasional. b) keadaan peserta didik Jumlah Peserta didik di SMP Karya Nusa Lestari saat ini terdiri dari 83 orang, dengan rombongan belajar sebanyak tiga kelas, sementara jumlah murid SD mencapai jumlah 632 orang. Peserta didik yang ada manyoritas adalah anak dari karyawan yang bekerja di lingkungan perusahaan setempat. Keadaan peserta didik yang begitu banyak, memerlukan tenaga ekstra bagi para guru untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik agar pelaksanaan pembelajaran di lingkungan sekolah dapat terkendali dan kondusif.
Permasalahan di lingkungan sekolah yang sangat dirasakan oleh kalangan guru pada umunya adalah minimnya tingkat pemahaman peserta didik dalam menangkap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu, permasalahan karakter peserta didik, sopan santun, tata krama, adab peserta didik baik terhadap guru atau terhadap siapapun saat ini menjadi penanganan khusus bagi para dewan guru. 2. Solusi Berdasarkan permasalahan di atas sekolah telah menerapkan program BUS-KUNING, dan penulis akan mencoba memaparkan solusi pada makalah ini agar dapat dijadikan sebagai khasanah pengetahuan dan solusi bagi sekolah-sekolah lainnya yang memiliki permasalahan yang sama. a) Pengertian 1) Budaya Sekolah Budaya
sekolah
adalah
salah
satu
program
kegiatan
pembelajaran non formal yang diberlakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Budaya sekolah, dilakukan setiap hari senin-sabtu,
pada
pukul
07.00-07.30.
Budaya
sekolah
merupakan program pembiasaan penanaman karakter kepada peserta didik dengan
tujuan
agar peserta
didik
dapat
mengaplikasikan nilai-nilai norma dan sopan santun baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan afdeling (masyarakat). Kegiatan Budaya sekolah memiliki berbagai macam bentuk kegiatan, yang pada intinya adalah untuk membentuk karakter peserta didik. Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan Budaya Sekolah.
Tabel. 01. Jadwal Pelaksanaan Budaya Sekolah Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Materi Upacara + SEMUTLIS (sepuluh Menit untuk Lingkungan Sehat) Saksi (Saatnya Beraksi) Malak (Materi Akhlak) BKS (Belajar Kitab Suci) Shalat Dhuha bersama + kultum Senam Bersama + PLKS (Pendidikan lingkungan Kebun Sawit) Tabel. 02. Dokumentasi Kegiatan Budaya Sekolah
Foto Kegiatan Budaya Sekolah
Gb. 01. Sumber. Pribadi Kegiatan SEMUTLIS
Gb. 02. Sumber. Pribadi Kegiatan SEMUTLIS
Gb. 03. Sumber. Pribadi Kegiatan BKS
Gb. 04. Sumber. Pribadi Kegiatan Kultum / Shalat. Dhuha
Gb. 05. Sumber Pribadi Kegiatan Materi Akhlak
Gb. 06. Sumber. Pribadi Kegiatan PLKS di Area Konservasi
2) Kunjungan Afdeling Kunjungan afdeling merupakan program yang diadakan oleh sekolah yang bertujuan untuk membangun komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik.
Dasar muncul ide
pelaksanaan program kunjungan afdeling adalah kurangnya perhatian atau kedekatan orang tua dengan anak. Menurut peneliti Mihaly Csikszentmihalyi (2000), “Remaja kebanyakan menghabiskan waktu sendiri (26%) atau dengan teman (34%) dan teman sekelas (19%). Sangat sedikit waktu yang diluarkan bersama orang dewasa. Kebanyakan remaja hanya menghabiskan waktu sekitar lima menit per hari berduaan dengan ayahnya, hampir tak cukup untuk menularkan kebijakan dan nilai-niai yang dibutuhkan bagi keberlanjutan sebuah masyarakat sipil.”(h.46). Kunjungan afdeling dilaksanakan secara roadshow, guru datang kerumah di tiap afdeling secara bergantian. Selain bertujuan untuk membangun komunikasi dengan orang tua peserta didik, kunjungan afdeling juga bertujuan untuk memberi pemahaman kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan dan pemberian motivasi maupun perhatian kepada anak-anak mereka. Materi ini disampaikan oleh kepala sekolah maupun guru
secara
bergantian,
setelah
penyampaian
materi,
disambung dengan tanya jawab, baik pertanyaan mengenai hal umum maupun hal khusus yang berkaitan dengan kegiatan belajar di sekolah. Pada pertemuan, guru juga menampilkan beberapa video peserta didik yang berisikan tentang cita-cita dan harapan kepada orang tua, hal ini bertujuan agar orang tua mengetahui
keinginan
anak-anak
mereka,
sehingga
harapannya orang tua dapat terus memberikan dukungan kepada anak-anak mereka. Sebelum acara diakhiri, guru-guru memberikan waktu kepada orang tua untuk secara langsung bertemu dengan wali kelas maupun kepala sekolah yang
tujuannya untuk menyampaikan kendala-kendala baik yang berkaitan dengan karakter anak maupun prestasi sekolah. Kegiatan kunjungan afdeling ini dilaksanakan pada malam hari, yakni setiap hari sabtu, sehingga tidak mengganggu aktifitas guru mengajar maupun orang tua saat bekerja di lapangan. Berikut adalah jadwal dan materi pelaksanaan kunjungan afdeling : Tabel. 03. Jadwal Kunjungan Afdeling No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Lokasi Afdeling Afdeling Alfa-Afdeling Bravo Afdeling Charly – Afdeling Delta Afdeling Eco – Afdeling Fanta Afdeling Golf – Afdeling Hotel Afdeling India – Afdeling Juliet Afdeling Kilo – Afdeling Lima Afdeling Mike – Afdeling Nency Afdeling Oscar – Afdeling Papa Afdeling Queen – Afdeling Romeo Staf – Teknik KED Pabrik I – Pabrik II
Waktu 2 Juli 2016 16 Juli 2016 30 Juli 2016 13 Agustus 2016 27 Agustus 2016 10 September 2016 24 September 2016 8 Oktober 2016 22 Oktober 2016 5 November 2016 19 November 2016
Tabel. 04. Pembagian Team Kunjungan Afdeling
TEAM A Koko Triantoro,S.Pd Royzaq Haramain, S.Pd Ahmad Faizal,S.Pd Alfriandi Lemba, S.Pd. Wawan Setiawan,S.Si,S.Pd Aminatus Zuhro, S.Pd Permatasari C, S.Pd Sangga Pawiyat,S.Pd Akhsan Arief, S.Pd Denok Winarsih, S.Pd Alifia Bintan Nurussyami, S.Pd Ika Oktaviana Karimah, S.Pd Sholihah, S.Pd.Si Fahirah Zainal Abidin, S.Pd Herlina Hadiningtiyas, S.Pd.Si Lilis Suryana, S.Pd
TEAM B Panji Eka Wisnuaji,S.Pd. Ripan Lismana, S.Pd Viji Nursani, S.Pd Erik Khadafi, S.Pd Aryo Handoko Sumiyati,S.Pd.I Purnami Ratna Dewi,S.Pd. Nina Mariyana,S.Pd. Rizal Taufiq, S.Pd Mendolan,S.Pd Khoirun Nisa', S.Pd Nurwati Handayani, S.P.d Taat Yunita, S.Pd Witriningsih, S.Pd.I Lia Triwulan, S.Pd.I
Acara kunjungan afdeling : 1. Pembukaan. 2. Do’a. 3. Sambutan-sambutan ; Kepala Sekolah Asisten Afdeling 4. Penayangan video siswa. 5. Penyampaian Materi : Anaku sahabatku. Kesehatan. 6. Sharing by group dan umum. 7. Penutup. Tabel. 05. Dokumentasi Kunjungan Afdeling.
Gb. 07. Sumber. Pribadi Sharing Wali Kelas dengan Wali Murid
Gb. 08. Sumber. Pribadi Penyampaian Materi kepada Wali Murid
Gb. 09. Sumber. Pribadi Guru TK, Turut serta kegiatan
Gb. 10. Sumber. Pribadi Menyaksikan Video Profil Anak-anak
3) Karakter Peserta Didik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, sedangkan Menurut
(Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional), Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Peserta didik sendiri dapat penulis artikan sebagai seseorang atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa karakter merupakan sifat atau watak yang akan melekat pada diri seseorang, sehingga dengan sifat tersebut akan mencerminkan baik buruknya prilaku seseorang. Kita menyadari bahwa karakter dapat dibentuk dan dipengaruhi dari berbagai macam faktor. Faktor yang paling utama berada pada keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Melalui kegiatan Budaya Sekolah dan Kunjungan Afdeling merupakan bentuk upaya secara nyata semata ingin membentuk karakter yang baik pada peserta didik. 4) Kesadaran dan Semangat Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik. Sedangkan semangat diartikan suatu keadaan pikiran ketika batin tergerak untuk melakukan satu atau banyak tindakan. Jadi, semangat itu memiliki fungsi sebagai penggerak batin untuk bertidak. Budaya sekolah dan kunjungan afdeling memiliki misi untuk membangun kesadaran dan semangat orang tua khusunya dalam pendidikan. Saat ini, penulis mengamati
dilingkungan afdeling, orang tua peserta didik lebih fokus pada pekerjaan, mencari nafkah untuk kepentingan keluarga dan pendidikan anak-anak mereka. Memang hal ini tidaklah salah, akan tetapi hanya fokus pada pekerjaan akan berdampak pada lemahnya
kontrol
orang
tua
terhadap
perkembangan
intelegensi dan karakter anak mereka. D. Kesimpulan dan Harapan Penulis 1. Kesimpulan Berdasarkan masalah dan solusi, dapat penulis simpulkan sebagai berikut : a. Kunjungan afdeling dapat memberikan solusi atas permasalahan kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan peserta didik terutama pada prestasi di sekolah. Hal ini dapat dirasakan oleh orang tua dan guru-guru. Lebih dari satu tahun menjalankan program kunjungan afdeling, mendapatkan respon yang sangat positif bagi para orang tua dan pimpinan pihak management perusahaan. Hingga saat ini program kunjungan afdeling terus dijalankan. b. Budaya sekolah dapat meminimalisir kenakalan peserta didik. Program yang telah lama dijalankan ini, dapat dirasakan dampaknya oleh para guru-guru dan orang tua. Peserta lebih mudah
untuk
dilakukan oleh
diarahkan,
berkurangnya
pelanggaran
yang
peserta didik menjadikan alasan untuk terus
melaksanakan program budaya sekolah ini. 2. Harapan Penulis Beberapa harapan penulis adalah: a. Agar seluruh guru di Indonesia benar-benar memiliki niat yang tulus semata untuk mendedikasikan dirinya dalam pendidikan, semata untuk mendidik putra-putri bangsa demi menyiapkan generasi penerus bangsa yang tidak hanya memiliki kecerdasan
intelektual, tetapi lebih dari itu memiliki landasan iman yang kuat, sehingga akan terbentuk karakter yang kuat dan mandiri. b. Agar seluruh guru di Indonesia senantiasa tidak bosan untuk menyisipkan nilai-nilai karakter baik saat pembelajaran di kelas maupun saat di luar kelas. c. Tulisan ini masih jauh dari sempurna, semoga memberikan inspirasi bagi pembaca. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca demi lebih sempurnanya karya ini.
E. Daftar Pustaka Anonim. 2013. http://pustaka.pandani.web.id. Diakses pada tanggal 13 November 2016 Anonim. 2015. http://www.eurekapendidikan.com. Diakses pada tanggal 13 November 2016 Anonim. 2016. http://www.ilmupsikologi.com/2016. Diakses pada tanggal 15 November 2016 Anonim. 2015. http://print.kompas.com/baca/sains/pendidikan. Diakses pada tanggal 15 November Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Rita, Dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY.Press Thomas Armstrong. 2011. The Best School, Mendidik Siswa Menjadi Insan Cendekia Seutuhnya. Bandung: PT. Mizan Pustaka.