Burung
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
| 22
E-Journal Prodi : Pendidikan Seni Rupa Edisi : Oktober 2016
BURUNG HANTU SEBAGAI OBJEK PENCIPTAANKARYA KRIYA LOGAM TEMBAGA
OWL AS AN OBJECT CREATION OF COPPER METAL CRAFT Oleh NIM
: Dwi Retno Ariyani : 12206244025 Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. E-mail :
[email protected]
Abstrak Penciptaan karya seni dengan judul “Burung Hantu Sebagai Objek Penciptaan Karya Kriya Logam Tembaga” ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai konsep, tema, proses dan bentuk karya seni logam dengan menampilkan objek burung hantu.Metode penciptaan yang digunakan ini adalah tahap ekplorasi yaitu menemukan keunikan bentuk fisik burung hantu sebagai ide penciptaan, tahap perancangan yaitu dengan membuat sketsa, dan tahap perwujudan yaitu mewujudkan rancangan atau sketsa menjadi suatu karya.Hasil dari penciptaan karya yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Konsep dalam penciptaan karya seni logam ini yaitu menampilkan objek burung hantu dengan objek pendukungnya yang diekpresikan ke dalam bentuk karya seni kriya logam tembaga dan tema pada penciptaan karya seni logam ini adalah kehidupan burung hantu di alam liar.2) Proses penciptaan karya seni logam tembaga ini menggunakan teknik sodetan, yaitu teknik yang paling mudah dengan menekan bagian arah depan dan belakang atau positif dan negatif dengan alas karpet tebal. Menggunakan bahan baku logam tembaga dan SN (Sulfida Natrium) sebagai pewarna hitam pada logam tembaga. 3) Hasil karya seni kriya logam tembaga berjumlah 10 karya, sebagai berikut: Sang Jantan dan Si Betina (36x60 cm), 180 Derajat (36x60 cm), Empat Bersaudara (36x60 cm), Membagikan Buruan (36x60 cm), Berlindung (36x60 cm), Nokturnal (36x60 cm), Bertengger (36x60 cm), Jangan Usik Aku (36x60 cm), Si Karnivora (36x60 cm), Berburu (36x60 cm). Kata Kunci: Burung hantu, Logam tembaga, Karya seni Abstract The goal of this art creation “ Owl as an object creation of copper metal craft“is to describe and explains the concept, theme, process, and the type of a metal art that shows the owl as its object.This creation uses some methodsexploration : find out the unique object of the owl as this creation idea.scheme : make the creation scetch according to the exploration result realization : realize the scetch to be an artwork. The result of this creation is :1). The concept of this metal art is shows the owl as a creation object with another supporter objects and expresses it into a copper art creation. And the theme of this metal art is life of the owl in the nature. 2). The process or the method of this metal art is incision technique which is the easiest technique by pressing frontside and backside or possitive and negative with thick layer under the material. Using copper as the material and SN (natrium sulfide) to make black color on the material. 3).result of copper metal craft there are 10, as follows: Sang Jantan dan Si Betina (36x60 cm), 180 Derajat (36x60 cm), Empat Bersaudara (36x60 cm), Membagikan Buruan (36x60 cm), Berlindung (36x60 cm), Nokturnal (36x60 cm), Bertengger (36x60 cm), Jangan Usik Aku (36x60 cm), Si Karnivora (36x60 cm), Berburu (36x60 cm).
Keyword:owl, copper metal, artwork
Burung
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
objek-objek
PENDAHULUAN Kriya adalah salah satu cabang seni
pendukung
seperti
ranting, dedaunan, pepohonan, dan lainya.
rupa yang telah ada sejak pada zaman
METODE
prasejarah, kegunaanya tentu saja tidak
PENCIPTAAN
lepas dari kehidupan kita sehari-hari.
lain
| 23
1.
Keberadaanya kini tentu saja bukan hanya
DAN
PROSES
Tahap Eksplorasi Tahap eksplorasi merupakan tahap
untuk pemenuhan kebutuhan fisik (aspek
yang
fungsional) namun juga digunakan sebagai
keunikan bentuk fisik dari burung hantu
media
kebutuhan
sebagai ide penciptaan karya. Cara yang
emosional (aspek keindahan). Salah satu
digunakan yaitu observasi langsung dan
jenis
pengamatan
pemenuhan
dari
seni
akan
kriya
adalah
kriya
digunakan
untuk
secara
menemukan
menyeluruh,
logam.Kriya seni logam merupakan karya
dikarenakan populasi burung hantu di alam
seni yang menggunakan media logam
liar semakin sedikit dan sulit ditemukan
seperti alumunium, emas, perak, kuningan,
penulis melakukan pengamatan burung
besi dan tembaga.
hantu secara langsung di pasar hewan
Burung hantu adalah kelompok
PASTY (Pasar Satwa dan Taman Hias
burung yang merupakan anggota Ordo
Yogyakarta)
Strigiformes.
termasuk
Dongkelan, Yogyakarta. Selain dengan
(karnivora;
pengamatan langsung, melalui gambar-
pemakan daging) dan merupakan hewan
gambar yang ada di internet maupun buku.
malam (nocturnal). Seluruhnya, terdapat
Dari pengamatan penulis dapat memahami
sekitar 222 spesies yang telah diketahui,
bagaimana keunikan bentuk fisik burung
yang menyebar di seluruh dunia kecuali
hantu yang berbeda dengan burung-burung
Antartika.Berdasarkan
fisik
lainnya sebelum melanjutkan ketahapan
burung hantu yang tidak dimiliki oleh
berikutnya yaitu membuat desain atau
burung-burung pada umumnya, penulis
sketsa. Setelah menemukan bentuk yang
berkesimpulan
sangat
sesuai , kemudian penulis menerapkan ke
menarik untuk dijadikan objek penciptaan
dalam sebuah sketsa dengan menggunakan
karya seni logam. Bentuk visulisasi burung
pertimbangan prinsip desain.
hantu yang akan diekpresikan ke dalam
2. Tahap Perancangan
golongan
Burung
burung
ini
buas
burung
keunikan
hantu
Jalan
Bantul
KM
1,
karya seni logam dibuat mendekati bentuk
Dalam tahapan perancangan ini
asli dari burung hantu, disertai dengan
penulis akan mendapatkan bentuk-bentuk,
kreativitas
komposisi serta bagian gelap terang yang
pribadi
penulis
dalam
menciptakan karya seni logam beserta
diinginkan,
kemudian
sketsa
tersebut
Burung
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
| 24
dijadikan sketsa awal pada lembaran
mendapatkan kesan yang indah, menarik
logam
serta dapat menambah kesan mewah bagi
tembaga
sebagai
bentuk
dari
gagasan penulis. 3.
penikmat seni.
Tahap Perwujudan
KONSEP
Tahapan perwujudan karya seni
Konsep adalah pokok utama yang
logam yaitu dengan mewujudkan sketsa
mendasari seluruh pemikiran.Pembentukan
yang terpilih dengan memindahkan sketsa
konsep sendiri adalah melalui konkretisasi
pada logam tembaga. Setelah sketsa sudah
indera yang meliputi metode, pengenalan,
diterapkan pada lembaran logam tembaga,
analisis, abstraksi, idealisasi, dan bentuk
maka perwujudan karya siap dikerjakan
deduktif.Konsep
menggunakan
bersamaan, atau setelah pengerjaan karya
tehnik
sodet
untuk
objeknya, sedangkan untuk background
dapat
lahir
sebelum,
seni (Mikke Susanto, 2011: 227).
atau latar belakang dibuat sederhana
Dalam
penciptaan
karya
seni
dengan menerapkan pendukung objek dan
logam ini penulis memilih konsep dengan
titik-titik. Tahap selanjutnya adalah proses
menampilkan objek burung hantu dengan
pewarnaan dengan bahan kimia. Diawali
beberapa
dengan merendam lembaran logam dengan
keadaan alam sekitar burung hantu, yang
SN (sulfida
diekspresikan
natrium) secara merata,
pendukung
sesuai
media
logam
kemudian bilas dengan air mengalir
tembaga dengan tehnik sodetan.
Objek
sampai
selanjutnya
utama yaitu burung hantu yang tersebar
merendam logam dengan larutan HCl ini
dibeberapa wilayah Indonesia yang dibuat
berfungsi
warna,
mendekati figur aslinya (representasional)
kemudian bilas lagi dengan air mengalir.
Burung hantu memiliki keunikan fisik
Melakukan tahap yang sama beberapa kali
tersendiri
sampai warna yang diinginkan. Setelah
pada umumnya.Objek pendukung karya
selesai dengan tahapan itu melanjutkan
seni
dengan proses menghilangkan sebagian
dedaunan,
warna hitam yang diakibatkan oleh Sn
rerumputan sesuai dengan keadaan alam
dengan menggunakan brasso dan autosol.
kehidupan
Selanjutnya menyemprotkan clear secara
menghadirkan objek utama dan pendukung
merata tipis-tipis untuk membuat karya
ini
lebih
menegaskan maksud pesan yang ingin
bersih.
untuk
mengkilap
penyajian
karya
Tahap
mengunci
dan seni
awet. logam
Dalam akan
menggunakan figura supaya rapi dan untuk
melalui
dengan
dibandingkan
logam
adalah
ini
berupa
ranting,
burung
untuk
burung-burung
pepohonan,
bebatuan,
serta
hantu.Tujuan
menguatkan
disampaikan penulis kepada publik.
atau
Burung
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
| 25
(36x60 cm), Membagikan Buruan (36x60
TEMA Tema ialah pokok pikiran atau
cm), Berlindung (36x60 cm), Nokturnal
dasar cerita. Tema pada penciptaan karya
(36x60 cm), Bertengger (36x60 cm),
seni logam ini adalah kehidupan burung
Jangan
hantu di alam liar yang digambarkan
Karnivora (36x60 cm), Berburu (36x60)
sebagai berikut: burung hantu sebagai
cm.
Usik
Aku
(36x60
cm),
Si
objek utama, kemudian ranting, pepohon, dedaunan, bebatuan, dan kondisi alam
HASIL PENCIPTAAN DAN
seperti
PEMBAHASAN
penggambaran
waktu
malam
sebagai objek pendukungnya. Karya ini
1. Sang Jantan dan Si Betina
menampilkan keunikan fisik dari burung hantu yang tidak ada pada burung-burung lainya, misalnya bentuk mata yang sejajar, memutar kepala hingga 180o serta bentuk muka yang sangat menonjol yaitu berbentu hati. TEKNIK
Pada karya yang berjudul “ Sang
Pada penciptaan karya seni logam tembaga yang berjudul ”Burung Hantu Sebagai Objek Penciptaan Karya Kriya Logam
Tembaga”
ini
penulis
menggunakan teknik sodetan, yaitu teknik yang paling mudah dengan menekan bagian arah depan dan belakang atau positif dan negatif dengan alas karpet tebal. Menggunakan alat pahatan dengan mata yang tumpul serta teknik tekan dari depan dengan menggunakan pulpen mati pada background. BENTUK Hasil karya seni kriya logam tembaga berjumlah 10 karya, sebagai berikut: Sang Jantan dan Si Betina (36x60 cm), 180 Derajat (36x60 cm), Empat Bersaudara
Jantan dan Si Betina” menggambarkan objek utama dua ekor burung hantu yang sedang bertengger, objek memiliki ukuran badan yang berbeda. Visualisasi objek utama sesuai dengan aslinya dengan ukuran badan Sang
jantan lebih kecil
dibandingkan Si betina. Biasanya ukuran betina 25% lebih besar dari jantan. Objek pendukung
yang digambarkan adalah
ranting disebelah kanan, kiri dan tengah agar terlihat seimbang dan dedaunan yang digambarkan pada posisi dibawah objek utama. Ukuran karya 36 cm x 60 cm menggunakan teknik sodet yaitu teknik dengan
menekan
bagian
depan
dan
Burung
belakang
dengan
menggunakan
alat
bermata tumpul. Komposisi pada karya ini adalah
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
| 26
yaitu dua ekor burung hantu sedang bertengger
diranting
dengan
penggambaran
mata
sedang
yang
keseimbangan memancar atau disebut juga
mengawasi. Objek pendukung dalam karya
( radial balance), penggambaran bentuk
seni logam ini yaitu penggambaran ranting
burung di samping kanan dan kiri dengan
dan daun pinus dengan ciri khas daun yang
ukuran aslinya ditambah objek pendukung
kecil–kecil
menjadi
Pemilihan penggambaran pohon pinus ini
satu
kesatuan
yang
terlihat
seimbang.
memanjang
garis–garis.
dipilih karena di alam bebas burung hantu
Kesederhanaan
diterapkan
pada
biasanya bertengger di pohon pinus karena
background titik – titik yang dibuat
memiliki karakter pohon yang menjulang
dengan pulpen mati, sehingga objek utama
tinggi.
lebih menonjol.Kontras pada karya seni ini
Komposisi yang terdapat pada
diterapkan pada pewarnaan pada objek
karya seni logam ini menggunakan prinsip
utama
sedangkan
keseimbangan asimetris. Penggambaran
background lebih gelap ini bertujuan untuk
tiga ekor burung hantu sebagai objek
memusatkan perhatian pada objek utama
utama digambarkan tidak sejajar, objek
yaitu dua ekor burung hantu.
utama
2. 180 Derajat
digambarakan
yang
lebih
terang
sebagai
melakukan
center
diposisi keunikan
of
interest
bawah
dengan
yaitu
sedang
memutarkan kepalanya hingga 180 derajat. Penggambaran objek pendukung berupa ranting dan daun pinus beserta buahnya menjadikan satu kesatuan pada karya seni logam ini. Pada karya seni logam tembaga
Kesederhanaan
diterapkan
pada
berjudul “ 180 Derajat “ menggambarkan
background yaitu menggunakan tekstur
tiga
dengan
titik – titik, kemudian penggambaran daun
muka
pinus yang hanya terdiri dari garis – garis
berbentuk hati. Salah satu dari objek utama
yang tumpang tindih, bertujuan untuk
sedang memutar kepalanya hingga 1800,
lebih menonjolkan objek utama.
ekor
keunikannya
burung
hantu
yaitu
memiliki
sesuai dengan keunikan aslinya burung hantu
mampu
memutarkan
Kontras
pada
seni
logam
ini
kepalanya
diterapkan pada pewarnaan SN, objek
hingga 2350. Objek utama yang lainnya
utama dan objek pendukung dibrasso lebih
Burung
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
| 27
terang dibandingkan background sehingga
keseimbangan simetris, karena pada objek
objek lebih terlihat menonjol.
utama menggambarkan empat ekor burung
Repetisi
atau
pengulangan
hantu dengan posisi dan wajah yang sama.
diterapkan pada pengulangan titik – titik
Objek pendukung seperti ranting, bebatuan
pada background dan pengulangan garis –
dan rumput menjadi satu kesatuan dalam
garis lurus pada daun pinus secara tumpuk
memberi
– tumpuk atau tumpang tindih.
sehingga terlihat selaras.
3. Empat Bersaudara
keseimbangan
pada
karya
Kesederhanaan diterapkan pada background yang menggambarkan tekstur titik – titik yang dibuat menggunakan pulpen mati dengan penerapan posisi yang acak sehingga memunculkan kesan artistik dan tidak monoton.
Karya seni yang berjudul “Empat Bersaudara” menggambarkan empat ekor burung hantu jenis Ninox Burhani asli Indonesia kepulauan Togion Sulawesi Tengah,
yang
memiliki
muka
khas
berbentuk hati karena termasuk family Tytonidae dengan mata bulat hitam. Burung
hantu
ini
memang
dikenal
memiliki mata besar dan menghadap ke depan tidak seperti jenis burung umumnya yang
memiliki
mata
menghadap
ke
Kontras pada karya seni logam ini terlihat pada pewarnaan SN, dengan objek utama dan objek pendukung yang terang sedangkan
background
yang
gelap,
sehingga pusat perhatian dari karya logam ini adalah empat ekor burung hantu. Repetisi atau pengulangan yang diterapkan pada karya seni logam ini terdapat pada penggambaran background dengan tekstur titik – titik. 4. Membagi Buruan
samping, bersama paruh yang bengkok tajam seperti parung burung elang serta susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah. Jumlah empat dipilih karena sesuai dengan perkembangbiakkan burung hantu yang hanya bertelur 3-4 butir
Karya seni logam dengan judul “Membagi
per masa kawin.
Buruan” menggambarkan burung yang
Komposisi logam
ini
dalam
karya
menggunakan
seni
sedang terbang menghampiri sarangnya
prinsip
untuk mambagikan hasil buruan kepada
Burung
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
| 28
anak – anaknya. Karya ini dikerjakan
sehingga pusat perhatian dari karya logam
dengan
ini adalah seekor .burung hantu dan ketiga
menggunakan
media
logam
tembaga tebal 0,2 mm dengan ukuran
anaknya.
36x60 cm. Teknik yang digunakan sodetan
Repetisi atau pengulangan yang
yaitu dengan menekan pada bagian depan
diterapkan pada karya seni logam ini
dan belakang. Objek utama yaitu seekor
terdapat pada penggambaran background
burung
dengan tekstur titik–titik serta pembuatan
hantu
menghampiri
yang
sedang
terbang
sarangnya
untuk
dedaunan
yang
menggunakan
memberikan buruan dan tiga ekor anak
lengkung secara berulang - ulang.
burung hantu yang ada di dalam sarang.
5. Berlindung
garis
Objek pendukung di dalam karya seni ini adalah pepohonan yang menjulang tinggi dan dedaunan yang digambarkan pada bagian samping kanan dan kiri serta atas bawah untuk menciptakan keseimbangan dan memjadi satu kesatuan dalam karya ini. Komposisi pada karya seni logam ini menggunakan prinsip keseimbangan Pada
asimetris, penggambaran objek utama
karya
yang
berjudul
burung hantu yang sedang mengepakan
“Berlindung” menggambarkan dua ekor
sayapnya
burung
digambarkan
sesuai
dengan
hantu
yaitu
anak
dan
ukuran aslinya, karena pada kondisi
induknya.Objek utama termasuk burung
aslinya sayap burung hantu 2-3 kali lebih
hantu
besar dibanding tubuhnya
memiliki
serak
jawa
wajah
dengan
berbentuk
ciri
khas
hati.Objek
pada
pendukung dalam karya seni logam ini
background yang menggambarkan tekstur
rerumputan ilalang yang menjulang tinggi
titik – titik dengan pewarnaan yang lebih
dan bebatuan. Karya seni logam ini
gelap, ini bertujuan agar fokus pada objek
berukuran 36 cm x 60 cm menggunakan
utama.
teknik sodet yaitu teknik dengan menekan
Kesederhanaan
diterapkan
Kontras pada karya seni logam ini terlihat pada pewarnaan SN, dengan objek utama dan objek pendukung yang terang sedangkan
background
yang
gelap,
bagian
depan
dan
belakang
dengan
menggunakan alat bermata tumpul. Komposisi pada karya ini adalah keseimbangan memancar atau disebut juga
Burung
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
( radial balance), penggambaran induk burung
hantu
dengan
anaknya
yang
| 29
Pada karya seni logam tembaga berjudul
“Nokturnal“
menggambarkan
menjadi titik fokus sedangkan rumput
objek utama yaitu dua ekor burung hantu
ilalang
dengan
digambarkan
pendukung. Semua menjadi satu kesatuan
pertama
dengan
(unity) dalam karya seni ini sehingga indah
mengepakan kedua sayapnya kemudian
untuk dinikmati.
objek kedua sedang bertengger. Objek
dan
bebatuan
menjadi
objek
berbeda, posisi
objek terbang
pada
pendukung yaitu ranting – ranting yang
background titik–titik yang dibuat dengan
digambarkan di sudut kanan dan sudut kiri,
pulpen mati, sehingga objek utama lebih
kemudian penggambaran bulan setengah
menonjol.
lingkaran dengan tambahan awan–awan
Kesederhanaan
Kontras
diterapkan
ini
menciptakan kesan penggambaran diwaktu
diterapkan pada pewarnaan pada objek
malam.Sesuai dengan aktifitas burung
utama
sedangkan
hantu yang mencari makan dan beraktifitas
background lebih gelap ini bertujuan untuk
malam hari atau disebut juga hewan
memusatkan perhatian pada objek utama
nokturnal.
yang
pada
lebih
karya
terang
seni
yaitu induk dan anak burung hantu. Harmonisasi
dari
karya seni logam ini menggunakan prinsip
yang
keseimbangan asimetris. Penggambaran
menonjol, posisi penggambaran objek
dua ekor burung hantu sebagai objek
pendukung
kontas
utama digambarkan tidak sejajar, Objek
pewarnaan gelap terang, objek utama lebih
utama berupa burung hantu yang dibuat
terang dibandingkan background serta
mendekati
kesederhanaan
(representasional).
penggambaran
background
terlihat
Komposisi yang terdapat pada
objek
yang
utama
seimbang,
dengan menciptakan
tekstur
pada
harmonisasi
figur
yang Objek
aslinya pendukung
seperti ranting dan awan serta ditambah
yang indah.
dengan penggambaran bulan setengah
6. Nokturnal
lingkaran
menciptakan
satu
kesatuan
(unity) dalam karya ini untuk memberikan kesan suasana malam hari sesuai dengan aktifitas di lingkungan aslinya. Kesederhanaan
diterapkan
pada
background yaitu menggunakan tekstur titik – titik.Kontras pada seni logam ini diterapkan pada objek utama dan objek
Burung
pendukung
yang
lebih
terang
Hantu
| 30
sebagai…(dwi retno ariyani)
berupa
burung
hantu
mendekati
lebih gelap sehingga objek lebih terlihat
representasional)
menonjol.
sesuai dengan ukuran bentuk yang asli. atau
yang
dibuat
dibandingkan background yang sengaja
Repetisi
figur
yang
aslinya
(
dengan ukuran 1:1
pengulangan
Kesederhanaan diterapkan pada
diterapkan pada pengulangan titik – titik
background yang menggambarkan tekstur
pada background dan pengulangan pada
titik – titik serta objek tambahan seperti
objek tambahan penggambaran awan, yang
renting yang hanya digambarkan dengan
menggunakan garis lengkung atas bawah
garis – garis sambung menyambung
secara berulang sehingga menghasilkan
bertujuan untuk agar objek utama menjadi
lekukan seperti awan.
titik fokus.
7. Bertengger
Kontras pada karya seni logam ini terlihat pada objek utama dan objek pendukung yang dibuat lebih terang sedangkan background yang dibuat lebih gelap, sehingga pusat perhatian dari karya logam ini adalah dua ekor burung hantu yang sedang bertengger. Repetisi atau pengulangan yang diterapkan pada karya seni logam ini
Karya seni logam dengan judul
terdapat pada penggambaran background
“Bertengger” menggambarkan dua ekor
dengan
burung hantu yang sedang diam bertengger
penggambaran renting yang tersusun dari
pada batang pohon. Seperti pada kondisi di
garis sambung menyambung.
alam
titik
dan
bertengger dalam posisi diam hanya
pada penggambaran objek utama yang
sesekali memutar kepalanya dan menyisir
menggunakan
bulu - bulu dengan paruhnya yang tajam.
digambarkan
Objek pendukung seperti dedaunan, batang
(representasional), objek pendukung yang
ranting
–
burung
–
Harmonisasi karya seni logam ini
dan
kebiasaan
titik
hantu
pohon
bebas
tekstur
ranting
yang
menjulang keatas.
digambarkan background
keseimbangan mendekati
secara yang
asimetris,
figur
tertata
sederhana
aslinya
serta dengan
Komposisi pada karya seni logam
kontras yang lebih gelap sedangkan objek
ini menggunakan prinsip keseimbangan
utama memiliki kontras yang lebih terang
asimetris, penggambaran Objek utama
menciptakan harmoni yang indah.
Burung
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
8. . Jangan Usik Aku
Kesederhanaan
diterapkan
| 31
pada
background yang menggambarkan tekstur titik – titik yang dibuat menggunakan pulpen mati dengan penerapan posisi yang acak sehingga memunculkan kesan artistik dan tidak monoton. 9. Si Karnivora
Karya seni yang berjudul “Jangan Usik Aku” menggambarkan seekor burung hantu yang sedang mencengkram seekor tikus. Burung hantu yang digambarkan jenis Ninox ios (Punggok Minahasa) yang memiliki ukuran tubuh 22 cm merupakan burung asli Sulawesi Utara dan Gorontalo. Pada karya ini burung hantu yang sedang mencengkram mangsanya dengan mimik muka yang was – was, digambarkan dengan bentuk mata yang seakan – akan mengawasi. Cakar burung hantu sangat kuat seperti cakar elang, ia mampu menerkam mangsanya dengan ukuran hampir setengah dari ukuran tubuhnya. Komposisi dalam karya seni logam ini menggunakan prinsip keseimbangan asimetris dangan penggambaran objek utama
mendekati
figur
aslinya
(representasional) dengan perbandingan 1:1. Objek pendukung seperti ranting, pohon
dan
dedaunan
menjadi
satu
kesatuan dalam memberi keseimbangan pada karya sehingga terlihat selaras.
Pada karya seni logam tembaga berjudul “ Si Karnivora“ menggambarkan objek utama seekor burung hantu yang sedang membawa mangsanya yaitu seekor tikus. Pada keadaan alamnya burung hantu termasuk
hewan
karnivora
pemakan
daging, hewan yang biasanya menjadi mangsanya yaitu tikus. Sebagai predator alam, burung hantu merupakan pemburu tikus yang paling populer dan handal, baik di perkebunan kelapa sawit maupun di pertanian padi. Karena itu mulai banyak petani maupun perusahaan pertanian yang menggunakan
burung
hantu
untuk
menanggulangi serangan tikus. Burung hantu
lebih
efektif
dibandingkan
pengendalian tikus menggunakan racun tikus,
gropyokan
(perburuan
tikus
Burung
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
| 32
melibatkan banyak orang secara bersama-
keseimbangan asimetris. Penggambaran
sama dan serempak) dan lain-lain. Objek
burung hantu dan tikus sebagai objek
pendukung seperti bebatuan, rerumputan
utama dengan penggambaran objek utama
dan ranting ranting pohon yang sengaja
mendekati
digambarkan
daun
Penggambaran objek pendukung berupa
bertujuan untuk membuat objek utama
bebatuan, rerumputan dan ranting ranting
lebih menonjol dan menjadikan karya ini
pohonmenjadikan
terlihat seimbang tidak berat sebelah.
karya seni logam ini.
tidak
memiliki
figur
yang
satu
aslinya.
kesatuan
pada
Komposisi yang terdapat pada
Kesederhanaan diterapkan pada
karya seni logam ini menggunakan prinsip
background yang menggambarkan tekstur
keseimbangan asimetris. Penggambaran
titik – titik dengan pewarnaan yang lebih
burung hantu dan tikus sebagai objek
gelap, ini bertujuan agar fokus pada objek
utama. Penggambaran objek pendukung
utama.Harmonisasi karya seni logam ini
berupa bebatuan, rerumputan dan ranting
pada penggambaran objek utama yang
ranting pohon menjadikan satu kesatuan
menggunakan
pada karya seni logam ini.
ditambah
10. Berburu
digambarkan
keseimbangan
objek
asimetris
pendukung
secara
tertata
yang serta
background yang sederhana menciptakan harmoni yang indah. KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat Karya seni logam dengan judul
disimpulkan
bahwa
konsep
dalam
“Berburu” menggambarkan seekor burung
penciptaan karya seni logam ini yaitu
hantu sedang siap menerkam seekor tikus
menampilkan objek burung hantu dengan
yang berada diatas tanah. Menggambarkan
objek pendukungnya yang diekpresikan ke
posisi burung hantu dengan terbang rendah
dalam bentuk karya seni kriya logam
mengepakkan kedua sayapnya lalu kedua
tembaga. Objek utama berupa burung
cakarya siap menerkam mangsanya. Objek
hantu yang dibuat mendekati figur aslinya.
pendukung terlihat pada penggambaran
Objek pendukung dalam karya ini seperti
bebatuan, rerumputan, dan batang pohon.
bebatuan,
rerumputan,
pohon,
dan
Komposisi yang terdapat pada
reranting.Tema penciptaan karya seni
karya seni logam ini menggunakan prinsip
logam ini adalah kehidupan burung hantu
Burung
Hantu
sebagai…(dwi retno ariyani)
mendapatkan
kontras
| 33
di alam liar yang digambarkan sebagai
untuk
warna.
berikut: burung hantu sebagai objek utama
Kemudian menyemprotkan claer pada
ditambah ada beberapa karya dengan objek
karya setelah selesai
utama burung hantu dan tikus, karena tikus
pemasangan karya ke dalam figura.
proses terakhir
merupakan makanan burung hantu. Objek
Hasil karya seni kriya logam
pendukungnya adalah ranting, pepohonan,
tembaga berjumlah 10 karya, sebagai
dedaunan, bebatuan, dan kondisi alam
berikut: Sang Jantan dan Si Betina (36x60
seperti penggambaran siang dan malam
cm), 180 Derajat (36x60 cm), Empat
sebagai objek pendukungnya.
Bersaudara (36x60 cm), Membagikan
Proses penciptaan karya seni logam
Buruan (36x60 cm), Berlindung (36x60
tembaga ini menggunakan teknik sodetan,
cm), Nokturnal (36x60 cm), Bertengger
yaitu teknik yang paling mudah dengan
(36x60 cm), Jangan Usik Aku (36x60 cm),
menekan bagian arah depan dan belakang
Si Karnivora (36x60 cm), Berburu (36x60
atau positif dan negatif dengan alas karpet
cm).
tebal. Alat yang digunakan berupa sudip
DAFTAR PUSTAKA
yang memiliki mata yang tumpul. Untuk
Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa.
pembuatan
background
menggunakan
pulpen mati untuk menciptakan tekstur titik
–
titik
yang
tidak
beraturan.
Selanjutnya pewarnaan dengan SN dan pengawetan logam dengan perendaman larutan HCl. Proses selanjutnya menghilangkan warna hitam akibat pencelupan SN dengan menggunakan brasso dan autosol bertujuan
DictiArt.Lab.Yogyakarta.