Jurnal Komunikasi KAREBA
Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016
BURMA DAN PERJUANGAN DEMOKRASI ANALISIS ISI FILM THE LADY Nurul Ichsani Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin
Abstract Film was born a great idea to bridge communication by combining two language reality containing historical existence. By utilizing content analysis introduced by Ole Holsty involving tow coder, this study aims to analyze percentage of the representation of struggle for democracy on The Lady film and to prove whether The Lady film represents woman as main figure for Burmese democracy. This study suggests that struggle for democracy in The Lady film is dominated by popular support which becomes a bedrock for The Lady script. This also suggests that ideology inception on struggle rooted from the power of "the people of the state" not the figure does exist on this film. Keywords: The Lady film; content analysis; democracy
Abstrak Film lahir sebagai sebuah gagasan besar untuk menjembatani komunikasi dengan melakukan kombinasi dua realitas bahasa yang mengandung eksistensi historis. Dengan menggunakan analisis isi oleh Ole Holsty yang melibatkan 2 coder, studi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana persentase representase perjuangan demokrasi dalam film The Lady dan benarkah film The Lady merepresentasikan perempuan sebagai tokoh utama penggerak perjuangan demokrasi di Burma. Studi ini menunjukkan perjuangan demokrasi dalam film The Lady sangat didominasi oleh popular support (dukungan rakyat) yang menjadi bedrock disusunnya naskah film The Lady. Studi ini juga menunjukkan adanya ideology inception terkait perjuangan mengakar dari kekuatan “the people of the state” bukan pada figur atau ketokohan. Keywords: film The Lady; analisis isi; demokrasi
PENDAHULUAN Film merupakan alat komunikasi yang
gambar, bunyi, musik, dan ekspresi visual. Penggunaan bahasa verbal (teks) dan bahasa
sangat kaya akan bahasa dalam berbagai
bukan
manifestasinya. Karena itu, semantik tidak
mengisyaratkan bahwa terdapat sejumlah
lagi berdiri tunggal sebagai ilmu bahasa
realitas yang tidak memadai bila hanya
yang dapat mengungkapkan makna. Film
diekspresikan dengan bahasa verbal atau
sebagai alat komunikasi mengkombinasikan
hanya dengan bahasa bukan verbal. Karena
dua realitas bahasa atau dua unsur makna
itu lah, film lahir sebagai sebuah gagasan
yaitu kata dan bukan kata. Makna berupa
besar
kata mencakup bahasa verbal atau teks,
dengan melakukan kombinasi dua realitas
sedangkan makna bukan kata mencakup
bahasa yang berinteraksi secara simultan.
suprabahasa atau bahasa bukan verbal yaitu
Karena
70
verbal
untuk
itu
secara
menciptakan
seni
dalam
kombinatif
komunikasi
perfilman
Jurnal Komunikasi KAREBA
Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016
mengandung eksistensi historis, sejumlah
sebagai penulis film The Lady telah
penemuan-penemuan formal, dan prosedur
menunjukkan
peninjauan makna yang implisit (Bordwell,
situation’ di Burma dan menginspirasi dunia
2002). Di samping itu, Berger menyatakan
untuk terus berjuang dalam memimpikan
bahwa realitas adalah kualitas fenomena
perubahan besar. Inilah yang kemudian yang
yang kita kenali sebagai sesuatu yang secara
membangunkan orang-orang pada tataran
independen terbentuk atas apa yang kita
emosional untuk menggerakkan perubahan.
kehendaki (Berger, 1991).
“still-dire
human
rights
Dalam film The Lady, Aung San Suu Kyi
Film menggunakan tanda-tanda yang di-
sebagai
main
character
diterjemahkan
share oleh kreator film, dimana pembuat
sebagai pusaran power of struggle for
film
ideologi-ideologi
freedom, democracy, and human rights yang
dalam dunia sosial. Ideologi itulah yang
tengah berkembang dalam pergolakan tirani
kemudian menjadi nyawa bagi suatu film
politik.
menstrukturkan
(Bignell 2002: 191). Dengan demikian
Akan tetapi, perlu disadari bahwa film
diketahui bahwa dalam karya film, terdapat
tidak hanya sebagai refleksi dari realitas
sentuhan dan sidik jari dari film maker.
melainkan representase dari realitas yang
Khususnya dalam karya film biografi, film
mencakup proses seleksi dan kombinasi
maker harus menciptakan gambar yang
yang dilakukan oleh film maker sebelum
nyata dari suatu peristiwa yang akan
realitas diproyeksikan ke layar, ke hadapan
disajikan ke hadapan penonton yang nyata
penonton.
(Nowlan, 2002 : 2). Karena itu, film maker
kombinasi, unsur kultur, subkultur, industri,
bergenre biografi harus memperhatikan
institusi, keyakinan, dan ideologi ikut
realitas historis dan realitas sosial yang eksis
mempermak
dalam suatu lokus sosial dimana “objek”nya
dipertontonkan. Karena itu, dalam studi ini
hidup.
penulis
Tahun 2011, film The Lady, hadir
Melalui
realitas
mencoba
bagaimana
proses
untuk
persentase
seleksi
yang
dan
akan
menganalisis representase
sebagai film yang secara komprehensif
perjuangan demokrasi dalam film The Lady
menjabarkan kisah historis Aung San Suu
dan
Kyi, tokoh politik perempuan di Burma,
merepresentasikan tokoh perempuan sebagai
putri Jenderal Burma, Aung San. Luc
tokoh
Besson sebagai sutradara dan Brenda Frayn
demokrasi di Burma.
benarkah utama
film penggerak
The
Lady
perjuangan
71
Jurnal Komunikasi KAREBA
Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016
METODE Studi
pengumpul data secara objektif yang dapat
ini
menggunakan
pendekatan
dilakukan
dengan
menguji
reliabilitas
kuantitatif. Kuantitatif digunakan dalam
kategori. Uji ini dapat dilakukan dengan
kaitannya
menggunakan rumus Ole R. Holsty, dimana
dengan
uji
reliabilitas
hasil
pengkodingan unsur bahasa verbal dan
periset
melakukan
pretest
dengan
bukan verbal dalam film The Lady. Setelah
mengkoding sampel ke dalam kategorisasi.
mencapai nilai standar reliabilitas, dialog
Uji Holsty melibatkan dua coder yang
dan gambar dalam scene maupun shot dan
berperan menjadi pembanding atau hakim.
frame terpilih akan dieksplanasi secara
Hasil pengkodingan lalu dimasukkan ke
kualitatif dengan teknik analisis deskriptif
dalam rumus Holsty (Kriyantono, 2006).
eksplanatif. Pengumpulan data dilakukan bersandar pada
Secara rinci, tahapan dalam analisis isi yang
kebutuhan analisis dan pengkajian yakni
dalam studi ini, yaitu:
melakukan
1. Membuat breakdown film The Lady
pustaka),
library observasi
pembuatan
research film
breakdown
(kajian
The
Lady,
2. Pengkodingan yaitu menentukan unit
master
untuk
analisis dan
mengkategorisasikan dialog
kepentingan coding, pengkodingan atau
dan gambar (dalam frame, shot, scene) baik
proses seleksi verbal ataupun bukan verbal,
menunjukkan unsur-unsur dan interaksi
baik dalam scene, atau shot, dan frame.
verbal (verbatim) maupun non verbal (non
Analisis yang digunakan adalah analisis isi
verbatim) yang reliable sesuai kategori yaitu
yang merupakan metode dalam menganalisis
perjuangan demokrasi, dan memiliki tanda
unsur-unsur
ikonitas,
bahasa
secara
sistematik,
simbolik,
dan
indeksika.
objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang
Pengkodingan melibatkan 2 coder, dan
lahir. Studi ini menggunakan unit analisis
diakhiri dengan melakukan uji reliabilitas
tematik di mana unsur dari teks yang
Ole R. Holsty.
diamati adalah berupa Paragraf (surat atau berita), babak (drama, novel), bab (buku),
HASIL
surat (kitab suci), plot (film, sinetron), dan dapat
keseluruhan
Setelah menyusun breakdown analisis
(Eriyantono, 2011). Setelah itu, kategorisasi
film The Lady, dua coder melakukan coding
dalam analisis isi merupakan instrumen
atas breakdown master analisis yang disusun
72
juga
teks
secara
Jurnal Komunikasi KAREBA
Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016
oleh penulis yang menjabarkan keseluruhan
reliable antar satu sama lain yaitu berkisar
unsur bahasa yang tercakup dalam sebuah
0.88-0.99.
film yaitu scene, shot, frame, verbal, dan
menunjukkan jumlah hasil yang disepakati
bukan verbal yang mencakup musik dan
oleh kedua coder, dengan kata lain, M
sound atau sound effect.
diperoleh dari irisan kedua hasil coder.
Dari hasil coding dari kedua coder,
Angka
persetujuan
(M)
Dengan demikian, irisan scene, shot, dan verbal yang dimasukkan dalam M, bersifat
diketahui bahwa : 1. Hasil Coding - Coder 1 menunjukkan bahwa terdapat 47 scene, 525 shot, dan 245
reliable untuk digunakan sebagai bahan analisis selanjutnya.
verbal dalam shot, dan 2112 detik atau 35
Lebih lanjut, melalui pengkodingan, juga
menit
dapat
12
detik
yang
menunjukkan
perjuangan
perjuangan demokrasi. 2. Hasil Coding - Coder 2 menunjukkan bahwa terdapat 49 scene, 506 shot, dan 241 verbal dalam shot, dan 2115 detik atau 35 menit
15
detik
dilihat
yang
menunjukkan
perjuangan demokrasi.
persentase demokrasi
ketertampilan di
mana
persentasenya diperoleh dari M (jumlah yang disetujui oleh kedua coder) dibagi jumlah keseluruhan scene, shot, verbal dalam
film
dikali
100%.
Adapun
persentasenya yaitu scene sebanyak 43.7%, shot sebanyak 26.9 %, dan verbal sebanyak
Karena terdapat beberapa perbedaan antar
27.7%. Rata-rata persentase keseluruhan
coder, perlu dilakukan uji reliabilitas dimana
terkait perjuangan demokrasi adalah 32.7%.
angka realibilitas minimum yang ditoleransi adalah 0.7% atau 70%. Adapun perhitungan uji realibiltas dari hasil coding kedua coder, yaitu:
Dari persentase di atas, diketahui bahwa film The Lady lebih banyak mengangkat kisah
perjuangan
demokrasi
dengan
persentase paling tinggi baik dalam scene,
1.Scene Perjuangan Demokrasi 0.94
shot, maupun verbal dibandingkan dengan
2. Shot Perjuangan Demokrasi 0.99
praktek tirani dan perempuan dalam politik
3.Verbal Perjuangan Demokrasi 0.96
(dalam hal ini adalah Aung San Suu Kyi). Dengan begitu, diketahui bahwa film The
Dari keseluruhan perhitungan coefficient
Lady yang mengiklankan figur Aung San
reliability, hasil coding antara coder 1 dan
Suu Kyi sebagai aktor utamanya ternyata
coder 2 menunjukkan bahwa hasilnya
merupakan sebuah film tentang perjuangan 73
Jurnal Komunikasi KAREBA
Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016
demokrasi di Burma yang dilekatkan dengan
ataupun ketokohan, dimana jumlah shot
praktek tirani yang rata-rata persentase
yang
ketertampilannya adalh 32.7%.
50.20%, verbal sebanyak 63.68% dari
Di samping itu, dalam kaitannya dengan
keseluruhan perjuangan demokrasi yang
perjuangan
ditampilkan dalam film The Lady.
demokrasi
persentase
menunjukkan
people
sebanyak
ketertampilan Aung San, Michael Aris,
Dari persentase di atas, diketahui bahwa
people, dan Aung San Suu Kyi dapat
perjuangan
dijabarkan sebagai berikut:
dilakukan oleh people (rakyat Burma)
a. M (jumlah yang disetujui kedua coder)
sebagai aktor perjuangan demokrasi Burma
untuk shot perjuangan demokrasi = 510,
dimana Aung San Suu Kyi adalah figur
dengan
perjuangan
begitu,
persentase
jumlah
demokrasi
Burma
demokrasi
Burma
didukung
people, dan Aung San Suu Kyi, yaitu :
Michael Aris, suaminya. Figur Aung San
persentase Aung San: 2.94%, persentase
sebesar 2.94% tidak cukup signifikan bila
Michael Aris: 28.43%, persentase people:
dilihat dari persentase ketertampilannya,
50.20%, persentase Aung San Suu Kyi :
akan
29.80%.
ketertampilannya, narasi tentang Aung San
untuk verbal perjuangan demokrasi = 234, dengan
begitu,
persentase
tetapi
usah-usaha
yang
ketertampilan Aung San, Michael, Aris,
b. M (jumlah yang disetujui kedua coder)
oleh
dominan
bila
dilihat
perjuangan
dari
waktu
tentunya akan membawa dampak yang berbeda bagi perjuangan demokrasi Burma.
jumlah
ketertampilan Aung San, Michael, Aris,
PEMBAHASAN
people, dan Aung San Suu Kyi, yaitu : persentase Aung San: 3.85%, persentase
Visi sebuah perjuangan demokrasi dalam
Michael Aris: 32.05%, persentase people:
film The Lady mencakup dimensi kebebasan
63.68%, persentase Aung San Suu Kyi:
dan persamaan yang ditampilkan pada scene
30.34%
kedua, dimana Aung San beserta delapan
Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa perjuangan demokrasi yang ditampilkan dalam film The Lady menegaskan peran people power dibandingkan dengan figur 74
rekannya sedang mengadakan pertemuan dalam rangka pembentukan pemerintahan demokrasi di Burma.
Jurnal Komunikasi KAREBA Tanpa
adanya
Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016
popular
support
sosial ditampilkan menjadi menjadi motor
warga
Negara),
penggerak dan pemimpin pada gerakan-
pemerintahan kita tidak akan memiliki
gerakan emansipasi untuk melepaskan diri
legitimasi demokrasi.
dari otoritas paternalistic (patria potet-as)
Verbal pada scene 2, shot 14-16, menit
dan
00.04.00-00.04.07
semua ikatan perbudakan, ketergantungan,
(dukungan
dari
dalam
rangka
abolisi/penghapusan
dan penindasan oleh penguasa. Placard Keyakinan Aung San akan dukungan
yang bertuliskan “Pull Out Us From Hell”
popular dari warga Burma benar merupakan
yang berarti “keluarkan kami dari neraka”.
hal mendasar yang harus dimiliki oleh
Tuntutan dan atau pemberontakan (uprising)
pemerintah sangat
dimana
kedaulatan
popular
yang dilakukan oleh mahasiswa didasarkan
fundamental
pada
konsepsi
pada penderitaan rakyat Burma akibat krisis
pemerintahan demokratis.
ekonomi dan kekacauan situasi politik
Scene kedua ini adalah scene yang sangat
Burma.
kuat dalam memperkenalkan figure Aung
Pusat oposisi saat itu adalah Rangoon
San sebagai pejuang demokrasi Burma
yang merupakan ibu kota Burma, dan
meskipun scene ini juga sekaligus menjadi
kelompok oposisi adalah mahasiswa yang
scene penutup kehadiran Aung San secara
menentang rezim militer. Aksi demonstrasi
fisik.
mahasiswa
tersebut
merupakan
bagian
Namun demikian, figure Aung San
tuntutan medezeggingsschap yaitu hak untuk
sebagai figure pejuang demokrasi Burma
ikut serta mempengaruhi dan menentukan
terus dimunculkan di setiap aksi terkait
pengurusan
perjuangan demokrasi yang dilakukan oleh
Karena tuntutan medezeggingsschap itulah,
rakyat Burma, misalnya ketika pelajar
mahasiswa tergolong kelompok typis yang
berdemonstrasi menuntut kepergian Junta
berarti kelompok dengan kekuatan politik
yang
memerintah
Demonstrasi
saat
tersebut
pada
Negara.
(1988).
yang paling aktif dan paling kuat dengan
berakhir
dengan
sikap yang mengawasi dan menentang
di depan Rumah Sakit Umum Rangoon. itu,
permasalahan
itu
bentrok antara mahasiswa dan tentara militer Selain
dan
banyak
scene,
pelajar/mahasiswa sebagai simbol kekuatan
pemerintah. Selain placard bertuliskan “Pull Out Us From
Hell”,
para
demonstran
juga
membawa foto Aung San yang memiliki
75
Jurnal Komunikasi KAREBA
Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016
hubungan indeksikal dengan gerakan yang
para
dilakukan karena Aung san adalah figur
golongan relijius dan memiliki kedudukan
penggerak dan penguat gerakan.
yang terhormat dalam status sosial di
Ketertampilan foto Aung San sebanyak
biksu
yang
notabene
merupakan
Burma. Pemberontakan dan perlawanan
10 scene 29 shot dalam film The Lady
yang
mengisyaratkan tiga hal penting yaitu :
kelompok yang tidak menyenangi tindak
pertama, meskipun telah mati, Aung San
kekejaman,
dtampilkan
perjuangan
pemerintah telah menjalankan pemerintahan
demokrasi Burma; kedua, adanya invisible
yang sewenang-wenang yang tidak berpihak
power
semangat
pada rakyat. Juga terlihat pada secene 103,
perjuangan demokrasi di Burma; ketiga,
shot 6, sebanyak 10.000 biksu dan warga
adanya
oleh
Burma menentang peringatan pemerintah /
pemerintah Burma dalam hal ini Jenderal Ne
rezim militer dengan melakukan gerakan
Win dari figure Aung San sebagai seorang
antipemerintah secara damai selama delapan
martir.
hari. Protes tersebut dilakukan sebagai
yang
hidup
dalam
menghidupkan
ancaman
yang
dirasakan
Selain Aung San baik ketika hidup
melibatkan
para
dapat
diberlakukan
oleh
usaha perjuangan demokrasi Burma, juga
Tampaknya,
terdapat
menyatakan
aktor
lainnya
yang
dimaknai
sebagai bahwa
reaksi atas aturan jam malam yang kembali
maupun setelah mati, yang turut mewarnai beberapa
biksu
rezim
militer.
pemikiran
Gandhi
—yang
bahwa
kekuatan
yang
ditampilkan dalam film ini di antaranya
dihasilkan oleh non-kekerasan jauh lebih
adalah U Win Tin—seorang penulis, Nyo
besar daripada kekuatan semua senjata yang
Ohn
ditemukan
Myint—seorang
akademisi
dari
oleh
akal
manusia
fakultas sejarah Universitas Rangoon, Win
(Attenborough, 2011 : 44)—terbukti benar
Thein—seorang mahasiswa Rangoon, rakyat
dengan bertambahnya kekuatan warga dan
Burma pada umumnya yang mencakup
biksu yang menentang kebijakan rezim
siswa-siswi, mahasiswa, dan biksu, juga
militer, hingga protes terus berlanjut selama
Michael Aris dan Aung San Suu Kyi.
sebulan lamanya yang tersebar di tujuh
Pada shot 26 berusaha menunjukkan bahwa usaha perjuangan demokrasi melalui aksi
atau
Dari sekian usaha perjuangan demokrasi
perlawanan
yang dilakukan baik meeting/pertemuan dan
terhadap pemerintah juga dilakukan oleh
demonstrasi, terlihat bahwa usaha-usaha
76
pemberontakan
penjuru Negara bagian.
Jurnal Komunikasi KAREBA
Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016
perjuangan demokrasi Burma digerakkan
rakyat) yang menjadi bedrock disusunnya
oleh popular support (dukungan rakyat)
naskah film The Lady. Popular support
seperti yang diharapkan oleh Aung San. Dan
lebih banyak didominasi oleh pergerakan
karena presentase perjuangan demokrasi
pelajar yang memiliki kekuatan yang lebih
yang
progresif,
menampilkan
kekuatan-kekuatan
kekuatan
sosial
untuk
rakyat (people power) sebesar 50.20 %
menyuarakan suara rakyat, dan sebagai
mengindikasikan bahwa people power lah
motor penggerak perubahan bagi masa
yang menjadi bedrock disusunnya naskah
depan demokrasi Burma.
film The Lady dalam kaitannya dengan usaha perjuangan demokrasi Burma.
Selain itu, melalui ketertampilan rakyat Burma sebanyak 50% (dalam shot), 63.68% (dalam verbal), sebuah ideologi sangat jelas
KESIMPULAN
direpresentasikan dalam film ini yaitu
Penggunaan unsur-unsur bahasa verbal dan
ideologi perjuangan yang diyakini mengakar
bahasa bukan verbal dalam membentuk
dari kekuatan “the people of the state”
pesan terkait perjuangan demokrasi dalam
bukan pada figur atau ketokohan.
film The Lady yaitu placard, foto Aung San bendera Burma, bendera NLD, banner,
DAFTAR RUJUKAN
sorakan, musik, dan ikat kepala merah.
Attenborough, Richard. 2011. The Words of
Yang dominan ditampilkan adalah foto
Gandhi. Terjemahan oleh Christiany Lo.
Aung San yang mengisyaratkan tiga hal
2012. Kata-Kata Bijak Gandhi. Jakarta :
penting yaitu: pertama, meskipun telah mati,
Gramedia Pustaka Umum.
Aung
San
hidup
dalam
Burma;
kedua,
Berger, Peter, dan Thomas Luckmann. 1991.
adanya invisible power yang menghidupkan
The Sosial Construction of Reality. London:
semangat perjuangan demokrasi di Burma;
Penguin Books.
perjuangan
ditampilkan demokrasi
ketiga, ancaman terhadap pemerintah Burma khususnya jenderal Ne Win setiap kali
Bignell, Jonathan. 2002. Media Semiotics:
melihat dan mengingat sosok Aung San—
An Introduction. UK: Manchester University
sang
Press.
martir.
Selain
itu,
perjuangan
demokrasi dalam film The Lady sangat didominasi oleh popular support (dukungan 77
Jurnal Komunikasi KAREBA
Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016
Bordwell, David. 2002. The Art Cinema as
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis
A
Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Mode
of
Film
Practice.
London:
Routledge. Nowlan,
Bob.
2002.
Meaning
and
Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar
Representation, Culture and Politics, The
Metodologi
Truman Show And Stranger With A Camera.
untuk
Penelitian
Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Prenada Media.
78
University of Wisconsin.