Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Buku Saku Data dan Tren TIK 2014 Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika 0
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Benchmarking TIK
2
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Perbandingan IDI Indonesia dan Negara Asia Terpilih Negara
Rank 2013
IDI 2013
Rank 2012
IDI 2012
Korea Selatan
2
8,85
1
8,81
Jepang
11
8,22
10
8,15
Singapura
16
7,9
15
7,85
Malaysia
71
5,2
66
5,18
Thailand
81
4,76
91
4,09
Vietnam
101
4,09
99
3,94
Philipina
103
4,02
102
3,91
Indonesia
106
3,83
106
3,7
Kamboja
127
2,61
127
2,54
India
129
2,53
129
2,42
Sumber: Measuring Information Society, ITU, 2014
3
IDI (ICT Development Index) merupakan indikator pembangunan TIK yang dikeluarkan International Telecommunication Union. Indikator IDI terdiri dari 11 indikator yang dibangun dari 3 sub-index yang meliputi kemajuan dan pembangunan infrastruktur TIK (ICT Access), penggunaan TIK (ICT Use) dan keterampilan SDM TIK (ICT Skill). Peringkat IDI Indonesia tahun 2013 dan 2012 tidak berubah yaitu peringkat 106. Tetapi apabila dilihat dari nilai IDI, Indonesia mengalami peningkatan 0,13 poin. Hal ini menunjukkan bahwa ratarata nilai IDI secara keseluruhan juga mengalami peningkatan.
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Perbandingan NRI Indonesia dan Negara Asia Terpilih Negara
Peringkat NRI 2014
Nilai NRI 2014
Peringkat NRI 2013
Nilai NRI 2013
(dari 148 negara) 2
(dari 148 negara) 6
(dari 144 negara) 2
(dari 144 negara) 6
Korea
10
5,5
11
5,5
Japan
16
5,4
21
5,2
Malaysia
30
4,8
30
4,8
Brunei Darussalam
45
4,3
57
4,1
India
83
3,8
68
3,9
Indonesia
64
4
76
3,8
Thailand
67
4
74
3,9
Vietnam
84
3,8
84
3,7
Philipina
78
3,9
86
3,7
Kamboja
108
3,4
106
3,3
Singapura
Sumber: The Global Information Technology Report 2014, World Economic Forum
4
NRI (Networked Readiness Index) merupakan indeks yan menunjukkan tingkat kesiapan suatu negara untuk menerapkan dan mengimplementasikan TIK secara konsisten, sistematis, dan dengan cara terstruktur untuk meningkatkan pembangunan ekonomi yang dikeluarkan oleh World Economic Forum. Nilai NRI Indonesia mengalami kenaikan 0,2 poin dan menempati peringkat 64 pada tahun 2014 naik 12 peringkat dari tahun sebelumnya.
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Teledensitas Pelanggan Telepon Tetap Indonesia dan Negara Asia Terpilih 70,00
Korea (Rep.)
60,00
Singapore
50,00
Japan
40,00
Brunei Darussalam
30,00
Malaysia
20,00
Thailand
10,00
India
0,00 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Indonesia
Sumber: Statistik ITU, Dit Pengendalian PPI 2014
Jumlah pelanggan telepon tetap di negara Asean dan Asia terpilih cenderung mengalami tren penurunan sejak tahun 2010. Sedangkan kondisi di Indonesia, jumlah pelanggan telepon tetap di Indonesia mengalami penurunan hingga 4% di tahun 2013. Penurunan terjadi pada pelanggan FWA (Fixed Wireless Access), yang pada tahun 2013 berkurang hingga 12 juta pelanggan. 5
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Teledensitas Pelanggan Fixed Broadband Indonesia dan Negara Asia Terpilih (%) 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Cambodia India Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand Viet Nam Brunei Darussalam Japan Korea (Rep.)
Sumber: Statistik ITU, 2014
Penetrasi fixed broadband (wired) internet di kawasan Asean mempunyai tren yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Di Indonesia, penetrasi jumlah pelanggan fixed Broadband berada di angka 1%. Akan tetapi jumlah pelanggan fixed broadband Indonesia sebesar 3,2 juta pelanggan, lebih besar dari Malaysia (2,5 juta pelanggan). Namun karena populasi penduduk yang jauh lebih besar, menjadikan persentasi pelanggan per seluruh penduduk Indonesia menjadi lebih kecil. 6
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Teledensitas Pelanggan Telepon Seluler Indonesia dan Negara Asia Terpilih (%) 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Philippines Singapore Korea (Rep.) Japan Brunei Darussalam Malaysia Indonesia Thailand India Viet Nam Cambodia
Sumber: Statistik ITU, 2014
Hampir semua negara di Asean telah memiliki teledensitas pelanggan seluler diatas 100%, yang berarti jumlah pelanggan telepon seluler lebih banyak daripada jumlah penduduk pada tahun yang sama. Hal itu disebabkan adanya pelanggan yang berlangganan lebih dari satu simcard sehingga mengakibatkan teledensitasnya melebihi 100%. 7
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Perbandingan Kecepatan Internet Indonesia dan Negara Asia Terpilih 40 14,2
30
11,7
20 10 0
6,9
23,6
8,4 Singapura
Korea
14,6 Japan
2,7 3,5 Malaysia
1,3 1,7
1,7 2,4
4,4 5,2
1,5 2
1,4 2,1
India
Indonesia
Thailand
Vietnam
Philipina
2014
2013
Sumber: akamai Q1 2013 Q1 2014 Kecepatan internet di suatu negara merupakan salah indikator perkembangan TIK di setiap negara. Hal tersebut terkait dengan kondisi jaringan broadband di negara tersebut. Di Indonesia sendiri kecepatan akses internet pada tahun 2014 masih berada di angka 2,4 Mbps. Meskipun naik dari periode yang sama tahun sebelumnya, tetapi angka itu masih dibawah rata-rata kecepatan akses Internet negara Asean yaitu 3,6 Mbps pada tahun 2014. 8
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
% (Persentase) GNI
Perbandingan ICT Price Basket Indonesia dan Negara Asia terpilih 6,05 3,72 2,23 1,95
0,2 0,19 Singapura
0,86 0,29 Korea
0,92 0,62 Japan
1,05 0,86 Malaysia
0,71 0,46 Brunei Darussalam
Mobile Seluler
India
2,3 1,34 Indonesia
2,5 1,38 1,2 Thailand
1,26 Vietnam
Philipina
Fixed Telephone
Sumber: Measuring Information Society, ITU, 2014
Perbandingan pengeluaran untuk mendapatkan layanan telekomunikasi dapat dilihat dari ICT Price Basket yang dipersentasekan terhadap GNI (Gross National Income) per bulan untuk mengetahui tingkat affordabilitas penduduk terhadap layanan telekomunikasi. Di Indonesia sendiri, pengeluaran untuk fixed telephone (1,34%) lebih murah daripada mobile telephone (2,3%). 9
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Kondisi TIK Indonesia
10
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Perkembangan Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Indonesia (2008-2013) 140 120 100 80
86
91
96
17
17
17
116
107
64
60 40 20
15
0 2008
2009
2010
2011
Jaringan Bergerak
19
18 2012
2013
Jaringan Tetap
Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi (ADO 2014)
Di tahun 2013 jumlah penyelenggara jaringan telekomunikasi Indonesia meningkat menjadi 135 penyelenggara, di mana penyelenggara jaringan bergerak sebanyak 19 penyelenggara dan 116 penyelenggara jaringan tetap.
11
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Perkembangan Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Indonesia (2008-2013) 300
Jasa ISP
250 210
200 150
150
169
223
245 Jasa NAP
181 Jasa Nilai Tambah Teleponi (Calling Card, Premiun Call dan Call Center)
100 50
Jasa ITKP
32
39
46
49
48
49 Jasa Siskomdat
0 2008
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi (ADO 2014)
Pada tahun 2008 jumlah penyelenggara jasa telekomunikasi berjumlah 271 penyelenggara, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 357 penyelenggara. Jumlah Penyelenggara Jasa Telekomunikasi terbanyak adalah jasa ISP (Internet Service Provider) mencapai 245 penyelenggara di tahun 2013. 12
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Perkembangan Jumlah BTS 2G dan 3G (2010 - 2013) 140.000 120.000
108.220
100.000 80.000
93.431 78.160
65.534
60.000 40.000 20.000
118.613
22.508
36.525
23.071
0 2010
2011
2012
Jumlah BTS 2G
2013
Jumlah BTS 3G
Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi
Terdapat 8 penyelenggara jaringan bergerak selular 2G yang memiliki kewajiban untuk menyediakan BTS 2G, dan terdapat 5 penyelenggara jaringan bergerak selular 3G yang berkewajian untuk membangun BTS 3G. Dalam 5 tahun terakhir telah terjadi peningkatan sebesar 83% dalam jumlah BTS 2G dan 3G.
13
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Perkembangan Jumlah BTS 2G dan 3G berdasarkan Pulau Besar Indonesia 45.000
Jawa
70.000
Jawa
40.000
60.000
Sumatera
35.000
50.000
Sumatera
30.000
Kalimantan
40.000 30.000
25.000
Sulawesi
15.000
20.000
Bali dan Nusa Tenggara
10.000 -
2010
2011
2012
2013
Kalimantan
20.000
Sulawesi
10.000 5.000 -
Maluku dan Papua
2010
2011
2012
2013
Bali dan Nusa Tenggara
Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi
Jumlah BTS 2G di Indonesia masih berkonsentasi di Wilayah Indonesia Bagian Barat, hal ini sejalan dengan jumlah pelanggan yang juga berkonsentrasi di wilayah barat. Akan tetapi perkembangan jumlah BTS 2G sejak tahun 2010 cukup signifikan di wilayah Indonesia Timur. Hal ini terlihat dengan persentase pertumbuhan BTS 2G di wilayah Sulawesi mencapai 94%, yaitu pada tahun 2010 jumlah BTS 2G di Sulawesi sebanyak 3975 BTS meningkat menjadi 7704 BTS ditahun 2013. 14
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Sebaran Jumlah Lembaga Penyiaran Swasta Radio per Provinsi 2013 2013
Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi (ADO 2014)
Jumlah lembaga penyiaran swasta radio di Indonesia pada tahun 2013 masih terpusat di wilayah Indonesia Barat, terutama pulau Jawa. Sedangkan di wilayah kawasan Timur, jumlah lembaga penyiaran radio swasta masih sangat sedikit (<5). 15
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Sebaran Jumlah Lembaga Penyiaran Swasta Televisi per Provinsi 2013 2013
Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi 2014
Jumlah lembaga penyiaran swasta televisi di Indonesia pada tahun 2013 terbanyak berada di Pulau Jawa dan Sumatera . Untuk wilayah Indonesia Tengah dan Timur, sebaran jumlah lembaga penyiaran swasta per provinsi sekitar 3-6 (berada di zona ketiga). 16
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Perkembangan Jumlah Pelanggan Telekomunikasi Indonesia (2008 - 2013) 350.000.000 300.000.000 250.000.000 200.000.000 150.000.000 100.000.000 50.000.000 -
211.290.235 140.548.743
2008
2009
Pelanggan FWA
249.805.619
313.226.914 281.963.665
163.676.961
2010
2011
Pelanggan Seluler
2012
2013
Pelanggan PSTN
Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi
Jumlah pelanggan seluler di tahun 2011 telah melebihi jumlah penduduk Indonesia ditahun tersebut dan angkanya pun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, jumlah pelanggan seluler mencapai 313 juta pelanggan. Dengan rata-rata pertumbuhan jumlah penggan selular mencapai 18% per tahun. Sedangkan pelanggan FWA cenderung mengalami penurunan setiap tahun, sedangkan pelanggan FWA mengalami penurunan hingga 30% dalam kurun 5 tahun. 17
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Pertumbuhan Jumlah Pengguna Frekuensi Berdasarkan Pita Frekuensi 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
313588
104398 25945
4676
184 300kHz - 3 Mhz
3MHz - 30MHz
30MHz-300MHz
300Mhz-3Ghz
3GHz-30GHz
MF
HF
VHF
UHF
SHF
2009
2010
2011
2012
2013
2014*
Sumber: diolah Statistik SDPPI 2009-2014* (semester 1 2014)
Selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 semester 1, intensitas penggunaan pita frekuensi di spektrum frekuensi MF cenderung mengalami penurunan antara tahun 2010 – 2012 dengan persentase penurunan berkisar antara 6% - 31%. Namun, pada tahun 2013, intensitas penggunaan spektrum frekuensi MF kembali mengalami peningkatan sebesar 18,94% jika dibandingkan dengan penggunaan di tahun 2012. 18
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Penggunaan Pita Frekuensi Berdasarkan Pulau Besar di Indonesia
Jawa; 49,78
Sumatra; 26,93
Maluku, Papua; 1,58 Sulawesi; 6,83
Kalimantan; 9,2
Bali, NT; 5,75
Sumber: Statistik SDPPI sem 1 2014
Proporsi penggunaan pita frekuensi pada tahun 2014 semester 1 masih terkonsentrasi di wilayah bagian barat Indonesia, yaitu Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Hampir 50% pita frekuensi ISR digunakan di Pulau Jawa, dan lebih dari 75% penggunaan frekuensi terkonsentrasi di wilayah barat Indonesia (Jawa dan Sumatera). Kanal frekuensi ISR ini digunakan untuk broadcast, fixed service, land mobile private dan publik serta satelit. 19
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Proporsi Penerbitan Izin Frekuensi Radio Berdasarkan Pulau Besar di Indonesia 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
18,00% 44,00%
29,20%
36,20%
18% 30,80%
40,50%
38,00%
30,30%
Sumatera
Jawa
21,00%
31,80% 17,50%
19,60%
24,20% IAR
42,80%
50,90%
50,70%
56,30%
Bali, NT
Kalimantan
Sulawesi
Maluku, Papua
IKRAP SKAR
Sumber: diolah Statistik SDPPI sem2 2013
Untuk penerbitan IKRAP, proporsi tertinggi berada di Pulau Sumatera sebesar 44%. Sedangkan, untuk SKAR, Pulau Maluku-Papua memiliki proporsi terbanyak, yaitu sebesar 56,30%. Berdasarkan gambar juga dapat dilihat bahwa komunikasi antar penduduk melalui radio banyak dilakukan oleh masyarakat yang berdomisili di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. 20
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Nama Domain.id Yang Terdaftar 80.000 60.000 40.000 20.000
41.814 46.185
36.667
53.390
48.409
45.904 41.249
26.386
29.254
24.496
57.858 24.581
0 Semester 1
Semester 2
Semester 1
2012
.co.id
Semester 2
Semester 1
2013
.web.id
.sch.id
.or.id
Semester 2 2014
.go.id
.ac.id
Lainnya
Sumber: Pandi,2014
PANDI mengelola secara penuh domain co.id, biz.id, my.id, web.id, or.id, sch.id, ac.id, net.id, desa.id dan apapun.id, serta membantu pemerintah mengelola domain go.id dan mil.id. Berdasarkan jumlah rekapitulasi yang terdaftar, domain .co.id merupakan jumlah domain yang terbesar dengan tren meningkat setiap tahunnya. Sedangkan domain web.id terus mengalami penurunan drastis, hingga pada tahun 2014 akhir, hanya berjumlah 24.581 domain, atau turun sekitar 47% daripada periode dua tahun sebelumnya semester 2 2012. 21
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Jumlah Domain Rujukan Trust Positif 100%
745.015
80%
799.835
60%
12.751
800.030
40% 20% 0%
1.387
800.048
9.014
800.048
2.302 109 444
International Pornography 2010 2011
1.366
Complaints 2012 2013
729 7 181
Assessment Kominfo Team 2014
Sumber: TRUST+™,2014
Trust Positif adalah adalah layanan yang bebas digunakan oleh pengguna internet yang membutuhkan saringan situs negatif. Database daftar hitam merupakan hasil pelaporan dan kajian, pornografi internasional serta database open-proxy. Dari rekapitulasi database selama 5 tahun terakhir, komplain/laporan dari masyarakat setiap tahunnya semakin meningkat. Pada tahun 2014, database hasil pelaporan masyarakat mencapai 12.751 sampai dengan Desember 2014. 22
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Keamanan Informasi 3500
3126
3000 2500 2000 1500 1000
1008 980 590
500
1339 883 864
1014 876 848
1221 1201
1162 860
912 846 826
1620 1337 1274
619
1702
1423 1401
966 722 612
1245
599
453
1086 921 643
997 875
0 Jan
Feb
Maret
April
Mei 2012
Juni 2013
Juli
Agust
Sep
Okt
Nov
Des
2014
Sumber: ID SIRTII
Jumlah serangan serangan deface ke website berdomain .id dalam 3 tahun terakhir cenderung berfluktuasi setiap bulannya. Rata-rata, jumlah serangan deface mencapai 1100 serangan setiap bulannya, dengan insiden serangan tertinggi pada bulan Mei 2012, dimana terjadi 3.126 deface ke domain .id. 23
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Survei Indikator Akses dan Penggunaan TIK Di Rumah Tangga 2014 Pada tahun 2014, Kementerian Kominfo mengadakan survei akses dan penggunaan indikator TIK sektor rumah tangga. Survei indikator TIK di rumah tangga dilaksanakan secara nasional oleh Badan Litbang Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pelaksanaan Survei tersebut melibatkan 8 balai Penelitian Badan Litbang Kominfo di daerah yang wilayah kerjanya mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Sedangkan populasi rumah tangga yang digunakan sebagai metode sampling merupakan jumlah rumah tangga berdasar sensus BPS. Sedangkan sampel dalam survei ini berjumlah 9.680 rumah tangga dengan tingkat keyakinan 95% dan margin of error estimation sekitar 1%. Kuesioner survei akses dan penggunaan TIK di rumah tangga disusun berdasarkan indikator TIK rumah tangga yang dipublikasikan oleh ITU (International Telecommunication Union).
24
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Kepemilikan TIK di Rumah Tangga Indonesia 100% 80% 60% 40% 20% 0%
87,20% 27,20% Mempunyai Radio
Tidak 5,80%
Mempunyai TV
Ya
Mempunyai Telepon Kabel
100% 80% 60% 40%
Tidak 83,20%
20%
0% Mempunyai HP
Ya 25,20%
22,20%
Mempunyai Komputer
Mempunyai Internet
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
25
Perangkat TIK yang paling banyak dimiliki oleh rumah tangga Indonesia ialah Televisi (87,20%) dan HP (83,20%). Sedangkan rumah tangga yang memiliki komputer (25,2%) dan akses internet (22,20%) masih cukup rendah. Dan hanya sebesar 5,80% dari rumah tangga yang disurvei yang mempunyai telepon kabel.
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Kepemilikan HP di Rumah Tangga Indonesia 100,00%
83,20%
89,30%
88,60%
81,70%
80,00%
79,20%
75,60%
65,20%
60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Nasional
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Bali-NT
Sulawesi
Maluku-Papua
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
Dari hasil survei secara nasional 83,20% rumah tangga memiliki mobile phone (HP) sedangkan hanya 17% rumah tangga yang mengaku tidak memiliki mobile phone (HP). Sedangkan proporsi tingkat kepemilikan HP oleh rumah tangga berdasarkan pulau utama di wilayah Indonesia dapat dilihat pada gambar di atas. Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi adalah pulau yang proporsi kepemilikan HP berada diatas 80%. 26
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Kepemilikan Komputer Di Rumah Tangga Indonesia 35,00% 30,00%
30,40%
28,60% 25,40%
25,20%
25,00%
24% 20,70%
20,00%
16,10%
15,00% 10,00% 5,00%
0,00% Nasional
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Bali-NT
Sulawesi
Maluku-Papua
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
Berdasarkan hasil survei, 25% rumah tangga mengaku memiliki komputer dan 75% rumah tangga mengaku tidak memiliki komputer. Sedangkan proporsi kepemilikan komputer paling banyak adalah rumah tangga di Pulau Jawa sebesar 30.42%, Pulau Sumatera dengan proporsi 28.57%. Sedangkan proporsi kepemilikan paling rendah adalah proporsi kepemilikan Komputer di Maluku & Papua
sebesar 16.07% 27
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Kepemilikan Akses Internet Di Rumah Tangga Indonesia 28,30%
30,00% 25,00%
26,20%
22,20%
20,00%
17,10%
16,50%
16,20%
Kalimantan
Bali-NT
Sulawesi
15,00%
14,20%
10,00% 5,00% 0,00% Nasional
Jawa
Sumatera
Maluku-Papua
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
Berdasarkan hasil survei terlihat bahwa 22% rumah tangga mengaku memiliki akses internet, sedangkan 78% rumah tangga belum memiliki akses internet. Mirip dengan pola sebaran komputer, wilayah Jawa terlihat memiliki persentase rumah tangga dengan kepemilikan internet tertinggi dibandingkan wilayah lainnya yaitu sebesar 28,28%. Kemudian diikuti oleh wilayah Sumatera sebesar 26,24% dan Sulawesi sebesar 17,05%. 28
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Sebaran Individu Pengguna Mobile Phone (HP) Berdasarkan Tingkat Pendidikan
89,67%
94,36%
90,91%
D3/S1
S2/S3
77,83% 62,77%
29,12%
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
Berdasarkan tingkat pendidikan, Sebaran Individu Pengguna Mobile Phone (HP) tertinggi merupakan individu dengan pendidikan tinggi yaitu D3/S1 (94,36%) dan S2/S3 (90,91%). Sedangkan untuk responden dengan pendidikan menengah atas proporsi kepemilikan HP mencapai 89,67%.
29
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Sebaran Individu Pengguna Mobile Phone (HP) Berdasarkan Kelompok Usia 84,82%
82,59%
80,62%
64,68%
9-15 tahun
76,74% 63,08%
16-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
56-65 tahun
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
Dari hasil survei, didapatkan data sebaran individu pengguna mobile phone (HP)responden usia muda (16-25 tahun) dan (26-35 tahun) merupakan responden dengan persentase pengunaan HP tertinggi. Sedangkan persentase responden dengan usia lebih tua (56-65 tahun) yang menggunakan HP mencapai 63,08%.
30
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Sebaran Individu Pengguna Mobile Phone (HP)Berdasarkan Jenis Pekerjaan Wiraswasta Tidak Bekerja
89,87% 67,62%
PNS/TNI/POLRI Petani/Nelayan/Pedagang/Buruh/Tu kang
93,63% 69,18%
Pensiunan
80,00%
Pelajar/Mahasiswa
77,28%
Karyawan Swasta Ibu Rumah Tangga
90,59% 73,39%
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
31
Persentase sebaran individu pengguna mobile phone (hp) berdasarkan jenis pekerjaan paling tinggi adalah PNS/TNI/Polri, karyawan swasta dan wiraswasta (sekitar 90%). Sedangkan responden tidak bekerja yang menggunakan HP mencapai 67,62%
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Pengguna Mobile Phone (HP) Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia 23,50%
29,44%
25,97%
16,34% 5,69%
9-15 tahun
16-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
22,83%
22,52%
19,32%
12,90%
9,18%
7,54%
56-65 tahun
9-15 tahun
4,77%
16-25 tahun
L
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
56-65 tahun
P
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
Apabila di lihat dari jenis kelamin dan usia, dapat dilihat perbedaan pola pengguna HP antara laki-laki dan perempuan. Pengguna HP dengan responden laki-laki tertinggi berada di rentang usia 36-45 tahun. Semdangkan untuk responden perempuan, pengguna HP tertinggi berada di rentang usia lebih muda (26-35 tahun). 32
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Individu Yang Menggunakan Internet Dalam 3 Bulan Terakhir 30,70% 24,20%
27% 22,50%
20%
17,70%
13,50%
Nasional
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Bali-NT
Sulawesi
Maluku-Papua
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
Berdasarkan hasil survei terlihat bahwa 24% responden pernah menggunakan Internet dalam 3 bulan terakhir, sedangkan 76% lainnya tidak. menunjukkan bahwa tingkat penggunaan internet di Indonesia persentasenya cukup tinggi. Hasil survey menunjukan bahwa Pulau Jawa merupakan pulau dengan persentase pengguna Internet tertinggi di Indonesia dengan persentase sebesar 30,7%.
33
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Sebaran Individu Pengguna Internet Berdasarkan Usia
38,9% 26,8%
25,9%
9 - 15 Tahun
16 - 25 Tahun
21,1%
26 - 35 Tahun
36 - 45 Tahun
16,0%
46 - 55 Tahun
10,0%
56 - 65 Tahun
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
Berdasarkan survei, Sebaran Individu Pengguna Internet paling tinggi berada di rentang usia muda (1625 tahun) dengan persentase mencapai 38,9%. Dapat juga dilihat tren pengguna internet untuk usia yang semakin tua, maka persentasenya semakin menurun.
34
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Sebaran Individu Pengguna Internet Berdasarkan Pekerjaan PNS/TNI/POLRI
58,6%
Pelajar/Mahasiswa
42,6%
Karyawan Swasta
42,3%
Wiraswasta
29,8%
Tidak Bekerja Pensiunan Ibu Rumah Tangga Petani/Nelayan/Pedagang/Buruh/Tu kang
22,2% 15,2% 11,1% 6,7%
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
35
Sebaran individu yang menggunakan internet apabila dipilah berdasarkan jenis pekerjaan, dapat dilihat bahwa responden PNS/TNI/Polri mempunyai proporsi tertinggi (58,6%), dan pelajar mahasiswa (42,6%). Sedangkan persentase terendah adalah responden yang mempunyai pekerjaan petani/nelayan/pedagang /buruh/tukang
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Lokasi Individu untuk Menggunakan Internet Dalam 3 Bulan Terakhir Rumah
35,20%
Dimana saja menggunakan HP
27,60%
Kantor
15,50%
Tempat umum Berbayar Sekolah Tempat umum tidak berbayar Rumah teman Lokasi lainnya
12,10% 5,60% 2,20% 1,50% 0,30%
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
36
Persentase lokasi utama yang dominan digunakan responden dalam mengakses internet adalah di rumah, dimana lokasi tersebut mempunyai persentase yang paling tinggi yaitu sebesar 35,2%. Selain di rumah, persentase lokasi untuk mengakses internet yang tinggi yaitu dimana saja dengan menggunakan HP (27,60%).
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Aktivitas Utama yang Dilakukan dalam Mengakses Internet Aktivitas utama yang sering dilakukan responden disaat mengakses internet adalah membuka situs jejaring sosial (29,9%), selanjutnya menjual atau membeli barang dan jasa (20,7%), melakukan aktivitas belajar (13,7%), mengirim pesan melalui instant messaging (7,2%), menerima/mengirim email (5,7%), mencari informasi mengenai kesehatan atau pelayanan kesehatan (5,5%).
Membuka situs jejaring sosial Menjual/membeli barang/jasa
Melakukan aktivitas belajar Mengirim pesan melalui Instan Messaging Mengirim/menerima email Mencari informasi mengenai kesehatan atau… Mencari informasi mengenai organisasi… Mengunduh film, gambar, music, menonton TV … Bermain game atau mengunduh video… Membaca/mengunduh online newspaper,… Internet banking Mengunduh software Melakukan video call Lainnya
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
37
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Biaya Responden Untuk Pulsa Komunikasi dan Internet Berdasarkan Jenis Kelamin IDR 78.249,00 IDR 80.000,00 IDR 60.000,00
IDR 36.222,00
IDR 70.248,00
IDR 33.075,00
IDR 40.000,00
Internet
Komunikasi
IDR 20.000,00
IDR Laki-laki
Perempuan
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
Berdasarkan hasil survei, biaya pulsa komunikasi dan internet bagi responden laki-laki sedikit lebih tinggi dari pada responden wanita. Apabila dilihat dari jumlah rupiah yang dikeluarkan setiap bulannya untuk pulsa komunikasi, dapat dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat cukup tinggi, lebih diatas 70 ribu rupiah. 38
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Alasan Individu Tidak Menggunakan Internet Lainnya
1,69%
Alasan budaya
0,96%
Tidak sesuai dengan kebutuhan RT
4,40% 11,49%
Jaringan internet tidak tersedia Khawatir mengenai keamanan
2,35% 24,45%
Biaya layanan tinggi
22,81%
Biaya peralatan tinggi
Kurang percaya diri Memiliki akses di tempat lain
Alasan tertinggi individu untuk tidak menggunakan internet ialah karena individu tersebut tidak membutuhkan internet (40,06%). Selain itu, alasan lain yang juga mempunyai persentase tinggi ialah biaya layanan dan peralatan internet yang tinggi.
10,28% 5,65%
40,06%
Tidak butuh internet
Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 –Puslitbang PPI Kominfo
39
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Survei Akses dan Penggunaan TIK di Sektor Bisnis 2014 Pada tahun 2014, Direktorat Statistik Keuangan, Teknologi Informasi dan Pariwisata Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan survei akses dan penggunaan TIK di sektor Bisnis. Survei ini merupakan profiling akses dan penggunaan TIK sektor bisnis dengan kategori kegiatan utama perusahaan industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restaurant/rumah makan. Data populasi perusahaan diambil dari direktori industri besar dan sedang, direktori hotel, direktori restoran dan direktori perdagangan. Indikator pertanyaan dalam survei ini disusun berdasarkan indikator TIK sektor bisnis yang dipublikasikan oleh ITU (International Telecommunication Union). Sampel yang diambil dalam survei ini berjumlah 2.266 perusahaan dari 33 provinsi dengan jumlah kabupaten/kota pengambilan sampel sebanyak 78 kab/kota.
40
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Perusahaan yang Menggunakan Komputer 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
73,84%
65,05%
61,76%
63,38% 48,45%
Total Sektor Bisnis
Industri pengolahan
Perdagangan
Hotel
Restaurant/Rumah Makan
Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS
Dari hasil survei akses dan penggunaan TIK sektor Bisnis tahun 2014 oleh BPS, dapat diketahui persentase perusahaan di Indonesia yang menggunakan komputer di sektor bisnis mencapai 61,76%. Bila dilihat dari kegiatan utama perusahaan, restaurant/rumah makan memiliki persentase tertinggi (73,84%). 41
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Tenaga Kerja yang Rutin Menggunakan Komputer 35,00%
29,25%
30,00%
28,65%
25,00% 20,00%
20,37%
17,50% 14,00%
15,00%
10,00% 5,00% 0,00% Total Sektor Bisnis Industri Pengolahan
Perdagangan
Hotel
Restoran/Rumah Makan
Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS
Persentase persentase tenaga kerja yang rutin menggunakan komputer pada perusahaan di sektor bisnis hanya 17,5%. Hal ini berarti rasio tenaga kerja yang menggunakan komputer dalam pekerjaannya dibanding jumlah seluruh tenaga kerja pada perusahaan tersebut masih cukup rendah. 42
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Perusahaan yang Memiliki Fasilitas Jaringan Internet 100,00%
85,35%
82,92%
Total Sektor Bisnis
Industri Pengolahan
80,00%
92,00% 76,50%
84,75%
60,00% 40,00% 20,00%
0,00% Perdagangan
Hotel
Restoran/Rumah Makan
Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS
Perusahaan yang memiliki fasilitas jaringan internet di sektor tinggi mencapai 85,35%. Bila dilihat dari kegiatan utama perusahaan, sektor perhotelan memiliki persentase tertinggi kepemilikan fasilitas jaringan internet (92%), kemudian restoran/rumah makan (84,75%), industri pengolahan (82,92%) dan perdagangan (76,5%).
43
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Tenaga Kerja yang Rutin Menggunakan Internet 28,49%
30,00%
25,00% 20,00% 15,00%
18,46%
16,37%
14,80%
9,66%
10,00% 5,00% 0,00% Total Sektor Bisnis
Industri Pengolahan
Perdagangan
Hotel
Restoran/Rumah Makan
Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS
Sedangkan persentase tenaga kerja yang rutin menggunakan internet di sektor bisnis berdasar survei ini sejumlah 14,80 %. Bila dilihat dari per sektor kegiatan perusahaan, persentase Tenaga Kerja yang rutin menggunakan internet tertinggi (28,49%) di sektor perhotelan. Sedangkan di restoran/rumah makan sejumlah 18,46%, perdagangan 16,37%, dan industri pengolahan 9,66%. 44
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Perusahaan yang Memiliki Fasilitas Jaringan 50,00%
44,59%
40,00%
30,00%
27,20%
20,00%
14,16%
10,00% 0,00%
LAN Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS
Intranet
Ekstranet
Pemanfaatan jaringan komputer untuk dapat saling berkomunikasi antar bagian dalam satu perusahaan menjadikan koordinasi dan proses bisnis lebih cepat dan efisien. Berdasarkan survei diketahui bahwa persentase Perusahaan Yang Memiliki Jaringan LAN sebesar 27,2%, Intranet, 44,59%, ekstranet 14,16%.
45
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Perusahaan yang Memiliki Website 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
66,59% 50,57%
57,45%
37,94% 25,14%
Sektor Bisnis
Industri Pengolahan
Perdagangan
Hotel
Restoran/Rumah Makan
Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS
Berdasar hasil survei, persentase perusahaan yang memiliki website di sektor bisnis mencapai 50,57%. Bila dilihat dari jenis kegiatan utama perusahaan, persentase perusahaan yang tertinggi dalam kepemilikan website yang bergerak dalam sektor perhotelan (66,59%), kemudian restoran/rumah makan (57,45%), industri pengolahan (37,94%) dan perdagangan (25,14%). 46
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Persentase Aktivitas Penggunaan Internet Pada Perusahaan Mengirim dan menerima e-mail Mencari Informasi barang/jasa Mencari Informasi berita Sosial Media Mencari Informasi lembaga pemerintahan Menyediakan pelayanan bagi pelanggan Menerima pemesanan barang/jasa (melakukan… Internet Banking Mengakses fasilitas finansial lainnya Melakukan pembelian barang/jasa Merekrut calon tenaga kerja Telepon melalui VOIP / IP PBX Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja Video Conferencing Pengadaan barang/jasa pemerintah atau BUMN …
94,61% 75,58% 74,28% 58,50% 56,55% 54,22% 46,61% 45,68% 37,17% 35,56% 29,90% 18,20% 17,92% 15,78% 12,91%
Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS
47
Aktifitas penggunaan internet yang dilakukan oleh perusahaan dengan persentase tertinggi ialah untuk mengirim dan menerima email (94,61%), selain itu internet juga digunakan untuk mencari informasi barang/jasa (75,56%) dan berita (74,28%), sosial media (58,50%), mencari informasi lembaga pemerintahan (56,55%).
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Tren TIK
48
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Evolusi Teknologi Seluler
LTE adalah lanjutan dan evolusi 2G dan 3G sistem dan juga untuk menyediakan layanan tingkat kualitas yang sama dengan jaringan wired. LTE ini merupakan pengembangan dan teknologi sebelumnya, yaitu UMTS (3G) dan HSPA (3.5G) yang mana LTE disebut sebagai generasi ke-4 (4G). Sumber: Commscope
49
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Tren 5G Future Peneliti dari ABI (Application Binary Interface) memperkirakan tersedianya jaringan 5G, namun baru akan tersedia tahun 2020 mendatang. Penyebab lamanya realisasi jaringan 5G adalah belum adanya sertifikasi untuk penggunaan dalam ponsel. ABI menunjukkan bahwa badan standardisasi jaringan, seperti 3GPP dan International Telecommunication Union, belum meratifikasi teknologi ini.
Sumber: Paparan Ir Nonot Harsono, MT - BRTI
50
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Perbandingan Teknologi 1G – 5G Technology
1G
2G/2.5G
3G
4G
5G
Deployment
1970/1984
1980/1999
1990/2002
2000/2010
2014/2015
Bandwidth
2kbps
14-64kbps
2mbps
200mbps
>1gbps
Technology
Analog cellular
Digital cellular
Broadbandwidth/ cdma/ip technology
Unified ip & seamless combo of LAN/WAN /WLAN/PAN
4G+WWWW
Service
Mobile telephony
Digital voice,short messaging
Integrated high quality audio, video & data
Dynamic information access, variable devices
Dynamic information access, variable devices with AI capabilities
Multiplexing
FDMA
TDMA/CDMA
CDMA
CDMA
CDMA
Switching
Circuit
Circuit/circuit for access network & air interface
Packet except for air interface
All packet
All packet
Core network
PSTN
PSTN
Packet network
Internet
Internet
Handoff
Horizontal
Horizontal
Horizontal
Horizontal&Vertical
Horizontal&Vertical
51
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Karakteristik Smart City
Smart City didefinisikan sebagai pengembangan dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan TIK untuk menghubungkan, memonitor dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Smart people Smart governance
Smart living
Smart city
Smart environment
Karakteristik yang dibangun di atas pondasi kombinasi “smart” meliputi : • Smart Economy, • Smart People, • Smart Governance, • Smart Mobility, • Smart Environment, • Smart Living.
Smart economic Smart mobility
Sumber: smart-cities.eu
52
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Model Smart City Smart Planet IBM Salah satu Model Smart City adalah IBM Smart Planet. Model ini menjadikan interkoneksi, instrumentasi, dan intelegensi sebagai fokus objektifnya. Dalam pelaksanaannya dibagi dalam tiga area, yakni human yang meliputi keamanan publik, program sosial, kesehatan, serta pendidikan; planning and management yang meliputi pemerintahan, bangunan, serta fasilitas urban; dan infrastructure yang meliputi energi, air, serta transportasi.
Sumber: IBM
53
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Smart Society for Smart Indonesia Konsep Smart City yang dikembangkan di Indonesia terdiri dari Desa Cerdas, Kota/Kabupaten Cerdas, yang berujung pada Indonesia cerdas. Konsep Smart City dibentuk menjadi Smart Indonesia yakni Indonesia yang mengelola dan menggunakan sumber daya alam dengan efektif dan efisien dengan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan teknologi sebagai sumber inovasi untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.
Sumber: Prof. Suhono Supangkat - ITB
54
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Sosial Media Landscape 2014
Sumber: wearesocial.net – Agustus 2014
55
Sosial Media Landscape tahun 2014 masih menjadikan FB, Twitter dan Google plus sebagai pusat , karena ketiga sosial media tersebut memberikan fungsi yang luas bagi pengguna untuk berbagi, publikasi dan berjaringan. Di Indonesia, jumlah penggua media sosial aktif mencapai 70 juta pengguna, mencapai 97% dari total penguna internet aktif.
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Ilustrasi Pemanfaatan Sosial Media dalam 60 Detik
Ilustrasi terkait penggunaan media sosial, dalam waktu 60 detik terdapat lebih dari 320 akun Twitter yang baru yang didaftarkan. Selain itu, dalam waktu 60 detik pula, lebih dari 9.000 kicauan yang muncul di Twitter.
56
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Convergence Environment Konvergensi teknologi dalam penyiaran, data dan kontrol mengakibatkan perkembangan dunia menuju dunia tanpa batas (borderless world). Konvergensi tersebut akan meningkatkan interaksi pengguna layanan penyiaran yang dapat terintegrasi melalui layanan data (internet).
Sumber: Paparan Ir. Hardijanto Saroso, MMT, MM
57
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Pergeseran Media
Saat ini, teknologi TV tradisional telah beralih kepada teknologi hybrid TV yang multiplatform. dimana teknologi TV tradisional hanya memungkinkan interaksi satu arah, dengan teknologi saat ini, berubah menjadi TV interaktif.
Sumber: Paparan Ir. Hardijanto Saroso, MMT, MM
58
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
The Three V’s of Big Data Secara global big data didefinisikan sebagai kumpulan dari sejumlah besar informasi yang bervariasi, yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman mengenai lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan, bisnis, serta kehidupan manusia. Namun, pada dasarnya terdapat aspek 3-V (The Three Vs) dalam big data, yakni volume, variety, dan velocity .
Paparan Sigit P. Wigati dalam FGD ICT WP 2014
59
Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia
Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika Jln Medan Merdeka Barat 9 - Jakarta Pusat Tel/Fax 021 3846189
60