Tips Praktis Mengenali 123 Penyakit
DRAFT NASKAH BUKU SAKU
Dito Anurogo, S.Ked.
April, 2008
Kata Pengantar Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, M.A. (Guru Besar Tasawuf dan Trainer Seni Menata Hati) ==================================================================================
Assalamu'alaikum wr. wb. Mahasuci Allah swt, yang telah menjadikan segalanya berpasangan. Antara lain ada penyakit, ada obatnya. "Dan apabila aku sakit, Dia (Allah)-lah Yang menyembuhkanku." (QS. Asy syu'araa 26: 80) "Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah penyakit itu akan sembuh." (HR. Muslim dan Ahmad) Ada fenomena baru dalam dunia kedokteran yang disebut psychoneuroimmunology. Yakni dengan terapi spiritual, jiwa menjadi tenang, lalu sel-sel saraf dan faktor imun tubuh (diantaranya Interleukin-6) akan bekerja lebih baik dan aktif. Sehingga tubuh menjadi sehat. Lebih lanjut baca buku saya: "Zikir Menyembuhkan Kankerku". Oleh karena itu, amatlah menarik untuk direnungkan kesimpulan dari penelitian Snyderman (1996): terapi medis saja tanpa disertai dengan doa dan zikir, tidaklah lengkap; sebaliknya doa dan zikir saja tanpa disertai terapi medis, tidaklah efektif. Hal ini diperkuat oleh penelitian Christy (1998) yang berjudul "Prayer as Medicine". Jelaslah bahwa terapi medis dan terapi spiritual takkan dapat dipisahkan. Keduanya saling melengkapi. Alhamdulillah, buah karya Dito Anurogo ini memudahkan pembaca untuk memahami sekaligus mengatasi 101 penyakit. Senada dengan Snyderman dan Christy, kami sependapat dengan penulis yang mencantumkan terapi "beribadah" untuk mempercepat penyembuhan penderita stres, depresi, kanker jiwa, dan kanker lainnya, tentunya ditunjang oleh terapi medis. Inilah sentuhan lain dalam dunia pengobatan yang menarik untuk diketahui. Akhirul kalam, semoga buku ini bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Semarang, April 2008
1
Kata Pengantar Dr. dr. H.M. Rofiq Anwar, Sp.PA. Rektor Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Semarang ==================================================================================
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum wr. wb.
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada nabi Muhammad saw. keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir masa.
Kami bersyukur atas terbitnya buku saku karya mahasiswa kami, Dito Anurogo, S.Ked. Berbagai kemudahan menjadikan buku ini istimewa. Mudah dipahami, mudah diterapkan, dan mudah dibawa kemana-mana.
Untuk pembaca, ada mutiara dari Belanda yang menarik untuk direnungkan "men is nooit te oud om te leeren" yang berarti "manusia tak pernah terlalu tua untuk belajar"
Untuk Ananda Dito, kami ucapkan selamat! Teruslah menulis! Dunia menanti karya-karya Ananda!
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Semarang, April 2008
1
Petunjuk dari Penulis
A tudás hatalom "Pengetahuan adalah Kekuatan"
(Peribahasa Hungaria) Tetaplah berkonsultasi ke dokter, karena buku ini bukanlah pengganti dokter atau resep dokter. Kami sangat menganjurkan pembaca untuk membaca sumber yang disebutkan di referensi dan kepustakaan lainnya yang menunjang dan terbaru (up-todate), misalnya sumber dari WHO, Departemen atau Dinas Kesehatan, dll. Bedakanlah antara gejala, sindrom, dan penyakit. Gejala (symptom) adalah perubahan fungsi tubuh yang dirasakan penderita dan berhubungan dengan penyakit tertentu, misalnya: kejang, demam, nyeri, lelah (fatigue). Sindrom (syndrome) adalah kumpulan dari gejala, misalnya: AIDS.
Penyakit (disease) adalah memburuknya
kesehatan atau fungsi tubuh yang abnormal, misalnya: kanker. Ingatlah bahwa: 1. mencegah lebih baik daripada mengobati. 2. dokter tidak dapat menyembuhkan, hanya Allah yang dapat menyembuhkan. 3. kebanyakan penyakit bersumber dari hati, pikiran, dan perut. Semua usaha untuk memperoleh kesembuhan sebaiknya diiringi terapi spiritual (berdoa, beribadah) dan semangat (untuk sembuh) dari diri sendiri agar hasilnya lebih maksimal dan optimal. Yang terpenting, yakinlah bahwa semua penyakit ada obatnya. Kami menyatakan dengan sejujurnya bahwa: 1. Logo Caduceus di cover adalah karya Cahya Legawa Fakultas Kedokteran UGM 2. Karya ini bersumber dari berbagai referensi dan pengalaman para ahli. Kami juga tidak sedang bekerjasama dengan perusahaan obat, farmasi, jamu, rumah sakit, atau pihak manapun. Kami menjamin karya ini bersifat netral. Konsultasi, pertanyaan, saran, atau masukan silakan dikirim melalui: 1. pos ke: JL. Cinde Barat 4 Semarang 50256, Jawa Tengah atau 2. email ke:
[email protected] Insya Allah akan dibalas / ditanggapi.
Semarang, April 2008 Dito Anurogo
Daftar Isi No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
Isi Halaman setelah Cover Kata Pengantar Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, M.A. Kata Pengantar Dr. dr. H.M. Rofiq Anwar, Sp.PA. Petunjuk Daftar Isi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) Alzheimer Ambeien Anemia Defisiensi Besi Anthrax Apendisitis (Radang Usus Buntu) Artritis Reumatoid Asma Autisme Batu Ginjal Batuk Batuk darah (Hemoptysis) Bau Mulut (Halitosis) Beriberi Biang keringat (Miliaria) Bronkitis Busung Lapar Cacar Cacar Air Campak Cemas Chikungunya Demam (Fever) Demam Berdarah Dengue Depresi Dermatitis Popok Diabetes Insipidus (DI) Diabetes Melitus (DM) Diare Akut Diare Kronis Difteri (Diphtheria) Disfungsi Ereksi Eksim Epilepsi Flu Burung (Avian Influenza) Gangren Gagal Jantung Gegar Otak Gudik Hemofilia A Hemofilia B Hemofilia C Hepatitis A (HAV) Hepatitis B (HBV) Hepatitis C (HCV) Hepatitis D (HDV) Hepatitis E (HEV) Hepatitis F (HFV) Hepatitis G (HGV) Hernia Herpes Simpleks (HS) Herpes Zoster (HZ) Influenza Jerawat Kaki Gajah Kanker Jiwa Kanker Kulit Kanker Leher Rahim (Cervix Cancer) Kanker Payudara (Breast Cancer) Karies Gigi Katarak Kejang (Seizure) Kencing Nanah (Gonore) Keringat Berlebihan
Halaman
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
Kolera Konjungtivitis Akut Konjungtivitis Kronis Kurap Kusta (Lepra) Kutu Air (Tinea Pedis) Kwashiorkor Leptospirosis Leukemia Lupus Malaria Mata Kering Menopause Menopause pada Pria (Andropause) Migren Mimisan Muntah Muntah darah (hematemesis) Ngompol (Enuresis) Nyeri Punggung Nyeri Senggama Nyeri Tengkuk Osteoartritis Panu Parkinson Patah Tulang Patek Penyakit Jantung Koroner Persalinan Prematur Pikun Polio Pria Berpayudara Besar Rabies Radang Paru-paru (Pneumonia) Radang Payudara (Mastitis) Raja Singa Retardasi Mental Sariawan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Selulitis (Cellulitis) Sinusitis Stevens-Johnson Syndrome (SJS) Stres Stroke Hemoragik Stroke Iskemik Syok (Shock) Sulit Buang Air Besar Sulit Punya Anak Sulit Tidur (Insomnia) Tekanan Darah Tinggi Tetanus Thalassemia TORCH Tuberculosis (TBC) Tulang Keropos Tuli Mendadak Vertigo Vitiligo Xerophthalmia Referensi
1. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
4. Anemia Defisiensi Besi Pendahuluan: Definisi anemia: kadar hemoglobin (Hb) rendah, menurut Murray Longmore, dkk, (2007) dalam Oxford th Handbook of Clinical Medicine 7 Edition sebesar <13,5 g/dL untuk pria dan <11,5 g/dL untuk wanita.
Penyebab: human immunodeficiency virus (HIV). Gejala/Tanda: penurunan berat badan atau pertumbuhan lambat, diare lebih dari 1 bulan, demam lebih dari 1 bulan, batuk terus-menerus (persisten), radang kulit (dermatitis), nyeri otot/kepala, sariawan dan nyeri menelan.
Tipe anemia: (1) anemia mikrositik, (2) anemia normositik, (3) anemia makrositik,. Anemia defisiensi besi mikrositik.
Terapi: antivirus (antiretroviral), seperti: azidotimidin (AZT), lamivudin, nevirapin, nelvinavir. Catatan: jalur penularan AIDS: hubungan seks, pemindahan darah, ibu hamil ke janin. Khitan/sunat terbukti efektif menurunkan resiko penularan AIDS hingga 60 %.
termasuk
tipe
anemia
Sinonim: iron-deficiency anaemia (IDA) Penyebab: masukan besi dari makanan yang tidak cukup, kehilangan darah (misal pada kondisi: menorrhagia/menstruasi yang lama, perdarahan saluran pencernaan, muntah/berak darah, dll), infestasi (serbuan)/infeksi cacing, diare kronis (menahun), kurang gizi (berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi), latihan/olahraga yang berlebihan.
2. Alzheimer Penyebab: kehilangan neurotransmitter asetilkolin, genetik, mutasi kromosom (1,14,19,21). Gejala/Tanda: memory loss (pelupa), disorientation (tidak tahu ruang/waktu/tempat), aphasia (tak mampu berbahasa; lisan/tulisan), apraxia (tak mampu melakukan gerakan bertujuan, misal berpakaian), agnosia (tak mampu mengenali benda dengan perasaan), astereognosia (tak mampu mengenali benda 3 dimensi, misal:sendok), halusinasi.
Gejala/Tanda: produktivitas dan prestasi kerja menurun. Daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun (ini terjadi karena fungsi leukosit yang tidak normal). Pucat, sklera mata berwarna biru (dapat ditemukan pula pada bayi normal). Limpa teraba membesar pada 10-15% penderita. Terkadang pagofagia, yaitu keinginan untuk makan bahan yang tidak biasa, seperti: es, tanah. Bila kronis (menahun) dapat dijumpai: kuku sendok/spoon nail (kuku yang rapuh, lekuk, konkaf/cekung, dalam medis disebut: koilonychia), luka/borok di sudut bibir (angular cheilosis), radang di lidah dan ukuran lidah mengecil (atrophic glossitis).
Terapi: tacrine, donepezil, rivastigmine, galantamine, memantine, dukungan keluarga. Catatan: riset menunjukkan minyak ikan, ginkgo biloba dapat mencegah Alzheimer. Terapi musik, pijat, dan aromaterapi membantu penyembuhan.
Terapi: preparat besi (iron), misal: ferrous sulfate 200 mg setiap 8 jam, sampai Hb normal dan sekurangkurangnya 3 bulan untuk mengisi kembali cadangan besi dalam tubuh.
3. Ambeien Sinonim: wasir, bawasir, hemorrhoids, pileses, piles. Pencetus: konstipasi (sulit buang air besar/BAB), diare, kehamilan.
Catatan: diperkirakan sekitar 30% penduduk dunia menderita anemia, dan lebih dari setengahnya merupakan anemia defisiensi besi. Sebanyak 14% wanita yang sedang menstruasi juga mengalami anemia defisiensi besi. Anemia ini merupakan penyakit darah yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Besi (Fe) yang berasal dari ASI diabsorpsi secara lebih efisien daripada yang berasal dari susu sapi. Untuk mencukupi kebutuhan besi (Fe), anak membutuhkan 8-10 mg perhari, sedangkan bayi cukup bulan 1 mg per Kg berat badan perhari. Teh, kopi, beras, kuning telur, kalsium, antasid, tetrasiklin dapat mengurangi penyerapan zat besi.
Gejala/Tanda: umumnya tanpa gejala, rasa nyeri, tidak nyaman, ada sekret, perdarahan berwarna merah terang dan menetes,pembengkakan/penonjolan, rasa tidak puas saat BAB. Terapi: diet cukup serat, mengurangi makanan yang berbumbu /pedas. Obat flebotropik, flavonoid Diosmin. Operasi (hemoroidektomi) dilakukan pada ambeien derajat III dan IV. Catatan: diagnosis ambeien dipastikan dengan alat anuskopi.
1
5. Anthrax
8. Asma
Penyebab: spora bakteri Bacillus anthracis.
Penyebab: radang kronis jalan nafas, lingkungan, pekerjaan, olahraga, emosi,genetika.
Gejala/Tanda: sempoyongan, sulit bernafas, gemetaran,kadang kejang. Pada ternak, biasanya cepat mati tanpa ada gejala. Pada sapi dan domba,tampak semua gejala di atas dan suhu 4142˚C.
Gejala/Tanda: mengi, nafas memanjang/cepat/sulit bernafas, batuk (malam hari), demam, denyut jantung meningkat, produksi lendir meningkat, kulit kebiruan. Terapi: agonis beta adrenergik (terbutalin), metilsantin (teofilin), antikolinergik (ipratropium), glukokortikoid (prednison), oksigen.
Terapi: Antibiotik (penisilin G, streptomisin), antiserum (untuk hewan), vaksin (untuk orang dan ternak yang sehat).
Catatan: asma dapat dicegah dengan cara hindari stres/kelelahan, makan bergizi, istirahat cukup, olahraga teratur.
Catatan: anthrax menyerang herbivora dan manusia, terutama di kulit, saluran cerna,saluran nafas, dan susunan saraf pusat. Hewan positif anthrax tidak boleh disembelih, harus dibakar.
9. Autisme
6. Apendisitis (Radang Usus Buntu)
Penyebab: kelainan genetik, fragile-X, infeksi saat hamil (rubella, sifilis, dll).
Penyebab: sumbatan (obstruksi) lumen apendiks yang disebabkan oleh pengerasan bahan tinja (fekolit).
Ciri: usia 2-3 tahun. Tidak merespon bila dipanggil. Anak asyik dengan dunianya. Suka mengamuk. Suka membariskan mainan/barang. Sangat tertarik pada mainan/bunyi tertentu. Penggunaan bahasa yang berulang (itu-itu saja). Interaksi sosial-emosional kurang. Kontak mata buruk.
Gejala/Tanda: nyeri di sekitar pusat (udel)/pinggang kanan bawah, terkadang muntah (emesis), mual, demam (38˚C), nyeri panggul, wajah tampak pucat.
Terapi: edukasi keluarga dan anak, dukungan lingkungan. Lithium, haloperidol, naltrexon.
Terapi: operasi (appendectomy), diet lunak, antibiotik (ampisilin, gentamisin).
Catatan: sebagian besar tidak dapat mandiri saat dewasa.
Catatan: sebaiknya segera dioperasi sebelum usus berlubang (perforasi).
10. Batu Ginjal 7. Artritis Reumatoid (AR) Sinonim: kidney stone, renal stone, nephrolithiasis, urolithiasis.
Penyebab: genetik (berkaitan dengan HLA-DR1 dan HLA-DR4).
Penyebab:.75% batu terbentuk dari kalsium oksalat, atau campuran kalsium oksalat dan kalsium fosfat. 15% merupakan batu magnesium-ammoniumphosphate. (struvite), batu ini dibentuk oleh bakteri Proteus dan sering dijumpai pada penderita infeksi saluran kemih. Hampir 10% batu asam urat. Kurang dari 1% batu cystine.
Ciri: kaku sendi pagi hari selama 1 jam, radang (artritis) pada > 3 sendi disertai pembengkakan jaringan lunak, simetris bilateral (radang sendi di kiri dan kanan), faktor rheumatoid positif. Lelah dan lemah di sore hari. Sendi yang meradang biasanya nyeri dan kaku, terutama saat bangun tidur/setelah lama tidak beraktivitas. Jari-jari kedua tangan cenderung membengkok ke arah kelingking. Berlangsung minimal 6 minggu.
Gejala/Tanda: mual, muntah. Nyeri perut atau rasa tegang di perut (abdominal distention). Dapat disertai hematuria (perdarahan saat kencing). Nyeri/rasa sakit makin lama makin hebat (kolik). Bila batu sudah sampai kandung kemih menyebabkan perasaan sering ingin kencing (saban-sabanan). Pada anakanak sering menimbulkan rasa gatal di pangkal penis bagian dalam.
Terapi: proteksi sendi, methotrexate, prednison, aspirin, glukokortikoid.
Terapi: opiates, baralgin, buscopar, vasopressin, papaverin, batugin, tumbuhan kumis kucing/remujung. Extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL). Percutaneous nephrolithotomy. Catatan: pencegahan dengan banyak minum air putih 8-10 gelas sehari dan jangan menahan kencing terlalu lama. Pembentukan batu antara usia 20-50 tahun. Rasio pria:wanita = 3:1.
2
11. Batuk
15. Biang Keringat (miliaria)
Penyebab: radang (inflammation), stimulasi mekanis (misal: menghirup debu), inhalasi (menghirup) asap rokok, udara yang sangat panas atau dingin.
Sinonim: keringat buntet, liken tropikus, prickle heat. Penyebab: banyak berkeringat karena udara panas/lembab, Staphylococcus juga berperan.
Pada dewasa merupakan gejala dari: TBC paru, pneumonia (radang paru-paru), gagal jantung, bronkitis akut. Pada anak merupakan gejala dari: Pneumonia, asma, infeksi saluran (ISPA),TBC paru.
napas
Gejala/Tanda: umumnya tidak ada keluhan, vesikula (gelembung berisi cairan berdiameter <1 cm) mirip embun, sembuh dengan sisik yang halus. Jenis miliaria rubra sangat gatal dan pedih.
atas Terapi: pakaian tipis yang mengisap keringat, hindarilah panas dan lembab yang berlebihan, bedak salisil 2% diberi mentol ¼ - 2%.
Terapi: sesuai penyebabnya, al: ipratropium, albuterol, triamcinolone, pengencer dahak (expectorant).
16. Bronkitis Penyebab: Mycoplasma pneumoniae Chlamydia, debu, rokok, polusi.
Catatan: bila gejala batuk irritative berat, dapat diatasi dengan dextromethorphan/codeine. Hentikanlah kebiasaan merokok.
Gejala/Tanda: flu (sakit kepala, pilek), nyeri tenggorokan, batuk (awalnya tak berdahak), sesak nafas saat beraktivitas ringan, lelah, gangguan penglihatan. Wajah, telapak tangan, atau pipi kemerahan. Kaki/tungkai bengkak.
12. Batuk Darah (Hemoptysis) Penyebab: bronkitis, pneumonia, dan infeksi. Gejala/Tanda: batuk disertai darah, merah terang, berbusa, bercampur nanah/pus, dan streaked sputum (ludah yang mengkilap/bergaris). Pada perokok, hemoptysis, penurunan berat badan, dan anorexia merupakan pertanda kanker (carcinoma).
Terapi: beristirahat, minum air putih yang banyak, berhenti merokok, aspirin. Jika disebabkan infeksi bakteri, berilah antibiotik (amoxicillin, ampicillin, tetracycline). Catatan: tidak diberi antibiotik jika disebabkan oleh virus.
Terapi: istirahat,opiate (codeine/hydrocodone). Catatan: hemoptysis dapat dievaluasi dengan chest x-ray (CXR), bronkoskopi fiberoptic.
17. Busung Lapar Sinonim: marasmus.
13. Bau Mulut (Halitosis) Penyebab: kekurangan kalori dan protein, infeksi yang berat dan lama, pemberian ASI terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup, penyapihan terlalu dini disertai pemberian makanan yang kurang, faktor sosioekonomi kurang/buruk, urbanisasi.
Penyebab: kurang menjaga kebersihan gigi, lidah, dan mulut. Mulut kering (xerostomia). Penyakit, misal: sirosis hati, karies, diabetes, bronkitis, sinusitis, radang gusi/tonsil, penyakit saluran cerna. Merokok, alkohol, stres.
Gejala/Tanda: wajah anak lonjong, berkeriput, tampak tua (old man face). Otot-otot lemah dan mengecil (atrophy), anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang. Tulang rusuk tampak jelas. Kulit perut longgar. Berat badan turun.
Tanda: bau mulut tak sedap (biasanya dikatakan oleh orang yang berbicara dengan kita). Terapi: sikat gigi (setelah makan, sebelum dan sesudah tidur) bersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss) dan bersihkan lidah 2X sehari dengan pengerik lidah (tounge scraper). Penyegar mulut yang mengandung chlorhexidine.
Terapi: diet tinggi kalori dan tinggi protein, rujuk ke RS.
14. Beriberi
18. Cacar Sinonim: smallpox, variola.
Penyebab:kekurangan (defisiensi) thiamin (vitamin B1).
Penyebab: virus variola DNA double-strand).
Gejala/Tanda: tampak lesu, pucat (pallor), lelah, mudah marah, malas, mengantuk, tak selera makan, tak dapat berkonsentrasi, mual, muntah, nyeri perut, kram otot kaki, kesemutan (paresthesias), sesak nafas (dyspnea), pembesaran hati (hepatomegaly).
major / minor (jenis virus
Ciri: sakit kepala disertai nyeri punggung hebat, demam tinggi, menggigil, muntah, lemas, timbul ruam kulit (rash) dari wajah, tangan, kaki, menyebar ke punggung. Terapi: sulfonamid, interferon, gammaglobulin, antibiotik, asiklovir, penderita dikarantina.
Terapi: Thiamine hydrochloride. Catatan: padi-padian, sereal, polong-polongan adalah sumber thiamin. Thiamin larut air dan rusak bila dipanaskan.
Catatan: vaksin mencegah cacar.
3
virus
Vaccinia
hidup
efektif
19. Cacar air
22. Chikungunya
Sinonim: varicella, chickenpox.
Sinonim: demam Chikungunya, Chikungunya fever.
Penyebab: virus varisela-zoster.
Penyebab: Chikungunya virus Alphavirus, famili Togaviridae.
Gejala/Tanda: demam tidak terlalu tinggi, tak enak badan (malaise), nyeri kepala. Pada kulit timbul vesikel (gelembung berisi cairan, berdiameter < 1cm) beratap tipis, berbentuk bulat/lonjong mirip tetesan air/ embun (teardrop vesicle). Biasanya gatal dan menular.
(CHIKV),
genus
Penyebaran: melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Masa Inkubasi: waktu dari gigitan nyamuk hingga timbul gejala selama 2-12 hari, namun biasanya hanya 3-7 hari.
Terapi: acyclovir, metampiron, bedak yang mengandung salisil 2% atau mentol 2%, menjaga kebersihan, antigatal/ antipruritic (contoh: kamfora).
Gejala/Tanda: Mula-mula terjadi demam tinggi disertai menggigil yang mirip gejala influensa. Lalu mual-muntah, sakit kepala dan sakit perut. Dalam 4 hari rasa nyeri dan ngilu mulai terasa di tulang kaki. Tak lama kemudian, di sekujur tubuh penderita timbul bercak-bercak merah. Pada tahap berikutnya, penderita akan mengalami kelumpuhan pada tangan dan kaki. Kelumpuhan ini tidak berlangsung lama, penderita sembuh dalam beberapa hari. Meskipun mirip dengan demam berdarah dengue, Chikungunya tidak mengakibatkan perdarahan hebat, renjatan (shock), ataupun kematian. Menurut WHO, nyeri sendi (arthritis) dapat berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan. Daerah di sekitar sendi menjadi bengkak dan nyeri jika disentuh.
Catatan: cacar air dapat dicegah dengan pemberian vaksin. 20. Campak Sinonim: measles, morbili, rubeola. Penyebab: measles virus, tipe virus RNA dari genus Morbillivirus dan family Paramyxoviridae. Gejala klinis: bercak kemerahan (Koplik's spots) di pipi dalam, ruam kulit (rash) awalnya di belakang telinga/wajah lalu menyebar ke tangan dan kaki,setelah 3-4 hari kulit menjadi kecoklatan/kehitaman, panas (39-40˚C), diare, muntah, sakit kepala, disertai: batuk, bersin, pilek, atau mata merah. Masa inkubasi 9-14 hari.
Terapi: istirahat, cairan (minum air putih yang banyak), naproxen, acetaminophen, atau paracetamol Jangan diberi aspirin dan ibuprofen, karena keduanya dapat meningkatkan risiko terjadi perdarahan.
Terapi: antibiotik, vitamin A, ribavirin. Catatan: Nama Chikungunya berasal dari bahasa Swahili yang berarti berubah arah, meliuk/menekuk, (posisi tubuh) melengkung/bungkuk. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur pada tahun 1952. Di Indonesia, Chikungunya pertama kali terjadi di Samarinda pada tahun 1973.
Catatan: imunisasi dengan gamma globulin dapat mencegah campak. Campak dapat sembuh sendiri, namun bila menginfeksi wanita hamil maka dapat menyebabkan kematian pada 20% janin yang dikandung. 21. Cemas
23. Demam (Fever) Sinonim: ansietas, anxiety, anxiousness. Penyebab: lingkungan.
multifaktor,
misal:
dari
diri
Definisi: suhu normal tubuh naik berkenaan dengan peningkatan hypothalamic set point.
sendiri,
Penyebab: pirogen endogen dan eksogen, prostaglandin E2. Sebagian besar demam berhubungan dengan infeksi (virus) yang sembuh sendiri (self-limited). Ciri: peningkatan suhu ketiak > 37,5˚C dan suhu anus > 38˚C. Demam pada dewasa pertanda: abses, malaria, pielonefritis, DHF, TB, pneumonia, meningitis, gastroenteritis. Demam pada anak pertanda: campak, pneumonia, tonsilitis akut, meningitis akut, otitis media.
Gejala/Tanda: tidak bisa diam, mudah lelah, otot tegang, jantung berdebar-debar, telapak tangan basah, perut tak enak,lebih sering kencing, kepala pusing/rasa melayang, perasaan jadi peka, sulit konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung, mudah terkejut. Terapi: golongan benzodiazepine (diazepam, Lorazepam, chlordiazepoxide, clobazam, bromazepam, oxazolam, clorazepate, alprazolam, prazepam), golongan non-benzodiazepine (buspirone, sulpiride, hydroxyzine).
Terapi: paracetamol asetilsalisilat.
Catatan: terapi religi membantu penyembuhan penderita. Obat anti-cemas disebut juga: antianxiety drugs, obat anti-anxietas, psycholeptics, minor tranquillizers, anxiolytics, ansiolitika.
4
(acetaminophen),
asam
26. Dermatitis Popok
24. Demam Berdarah Dengue Penyebab: virus dengue, ditularkan ke manusia melalui nyamuk Aedes aegypti.
Sinonim: napkin dermatitis, nappy rash. Penyebab: Candida albicans, kontak dengan kencing dan tinja, gesekan popok dengan kulit, suhu.
Gejala/Tanda: demam tinggi mendadak (2-7 hari), muka kemerahan, hilang selera makan (anorexia),sakit kepala, nyeri otot, tulang, sendi, mual, muntah, kadang nyeri menelan. Uji Tourniquet (Rumple Leede): +.
Khas: warna kulit kemerahan (makula eritematosa) membentuk garis di tepi batas popok pada paha/perut (abdomen), akibat gesekan berulang di tepi popok. Terapi: ganti popok secepat mungkin setelah kotor, nistatin/imidazol, salep (berisi kombinasi mikonazol nitrat dan seng oksida).
Terapi: cairan oral (jus jambu merah, teh manis, sirup, susu, oralit) untuk mencegah dehidrasi, parasetamol, cairan intravena (kristaloid/koloid) bila perlu. Catatan: pada bayi, demam menimbulkan kejang demam.
tinggi
Catatan: bila popok telah kotor, bersihkanlah kulit dengan air hangat, lalu keringkan.
dapat
27. Diabetes Insipidus (DI) 25. Depresi Penyebab: ketidaknormalan produksi hormon arginine vasopressin (AVP) dari hipotalamus atau kerja AVP di ginjal.
Penyebab: tekanan (stressor) lingkungan/psikososial, cara berpikir yang salah, kehilangan, genetika.
sangat
haus,
banyak
kencing,
Gejala klinis: berupa mnemonics kata DEPRESSION (Blenkiron P, 2006): Depressed mood (perasaan tertekan). Energy loss/fatigue (kehilangan energi/kelelahan). Pleasure lost (kehilangan kesenangan). Retardation or excitation (penurunan kemampuan atau peningkatan semangat yang berlebihan). Eating changed-appetite/weight (perubahan selera makan/berat badan). Sleep changed (perubahan/gangguan pola tidur). Suicidal thoughts (pikiran bunuh diri). I'm a failure, loss of confidence (perasaan gagal, kehilangan kepercayaan diri). Only me to blame/guilt (perasaan bersalah). No concentration (konsentrasi hilang). Gejala di atas berlangsung setidaknya 2 minggu.
Gejala/Tanda: dehidrasi.
Terapi: beribadah, Thymoleptics (mianserin, amitriptyline, paroxetin, sertraline, citalopram, trazodone, amoxapine, clomipramine, fluoxetine, fluvoxamine, imipramine, maprotiline, mirtazapine, moclobemide, tianeptine)
Penyebab: multifaktor, al: kekurangan insulin. Faktor pencetus: kurang gerak/malas, makan berlebihan, kehamilan. Keluhan khas: banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi), banyak kencing (poliuri), BB menurun cepat. Keluhan lainnya: kesemutan, gatal (di ketiak, kemaluan, bawah payudara), keputihan, bisul, infeksi/luka yang lama sembuh, gangguan penglihatan, cepat lelah, gangguan ereksi. Terapi: olahraga (3-5X / minggu selama + 30 menit), perencanaan makan, obat hipoglikemik oral (sulfonilurea, glinid, biguanid,thiazolindion, acarbose), preparat insulin. Karakteristik DM Tipe 1: terapi harus dengan insulin, onset akut, penderita biasanya muda dan kurus, ada riwayat keluarga yang terkena DM (10%), 30 – 50% kembar identik terkena. Karakteristik DM Tipe 2: terapi tidak harus dengan insulin, onset lambat, penderita biasanya > 45 tahun, gemuk/tidak gemuk, ada riwayat keluarga yang terkena DM (30%), hampir 100% kembar identik terkena. Faktor risiko DM Tipe 2: usia > 45 tahun, kegemukan (Berat Badan/BB>120% BB idaman, indeks massa tubuh/IMT > 25 kg/m2), riwayat: abortus berulang, melahirkan bayi > 4000 gram, melahirkan bayi cacat, riwayat keluarga dengan DM, hipertensi (> 140/90 mmHg, kolesterol HDL < 35 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl).
Terapi: desmopressin (untuk pituitary DI), chlorpropamide, thiazide diuretic dan atau amiloride (sehubungan dengan diet rendah natrium), atau dengan prostaglandin synthesis inhibitors (indomethacin). Catatan: AVP, yang dikenal sebagai antidiuretic hormone (ADH), diproduksi oleh kelenjar pituitari posterior. 28. Diabetes Melitus (DM)
Catatan: spiritual, dukungan keluarga dan lingkungan membantu penyembuhan depresi. Beberapa obat yang dapat menyebabkan depresi: amphetamine withdrawal, beta blockers, reserpine, methyldopa, clonidine, glucocorticoids, Levodopa. Obat antidepresi disebut juga thymoleptics, psychic energizers, anti depressants, anti depresan. Jangan memberi obat lebih dari dosis seminggu, karena penderita dapat meninggal.
5
29. Diare Akut
ereksi sampai ejakulasi, tidak pernah puas bila bersenggama.
Penyebab: infeksi virus, kuman, makanan pedas, basi,gangguan saraf, alergi, hawa dingin, defisiensi imun, malabsorpsi makanan, kekurangan kalori protein.
Terapi: sildenafil sitrat, fentolamin, yohimbin, pompa vakum, prostesis penis. Catatan: gaya hidup sehat dan komunikasi efektif dengan pasangan mendukung keberhasilan terapi.
Gejala/Tanda: bayi/anak cengeng, gelisah, nafsu makan berkurang, muntah dapat terjadi sebelum/sesudah diare, bibir terlihat kering, berak > 3X sehari, tinja menjadi lembek/cair dengan /tanpa darah dan/atau lendir, terjadi mendadak pada bayi/anak yang sebelumnya sehat. Terapi: penggantian cairan (rehidrasi), diteruskan, jangan gunakan obat antidiare.
33. Eksim Sinonim: dermatitis atopik, eczema, prurigo Besnier, neurodermatitis diseminata, ekzema konstitutional.
ASI
Penyebab: meningkatnya kadar imunoglobulin E (IgE), tungau debu rumah, bakteri, makanan (susu, telur, kacang, ikan laut).
Catatan: konsultasikan ke dokter jika akan memakai antibiotik.
Gejala/Tanda: kulit kering, gatal bila berkeringat, ada bekas garukan, kulit muka pucat/kemerahan, alergi makanan. Jari tangan teraba dingin. Ada riwayat asma/konjungtivitis/rinitis. Kronis dan sering kambuh. Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh musim/faktor lingkungan/emosi.
30. Diare Kronis Penyebab: infeksi bakteri, kerusakan epitel usus, gangguan imunologis (kekebalan tubuh). Gejala/Tanda: diare akut yang berlanjut sampai > 2 minggu dengan penurunan berat badan atau berat badan tidak naik selama masa diare.
Terapi: hindari stres dan iritan (rokok, deterjen). Krim tabir surya/pelembab kulit. Hidrokortison 1-2,5% untuk bayi. Eritromisin, loratadin, takrolimus. Hindari pakaian dari bahan wol dan bahan sintetik. Balneotherapeutic regimen (mandi berendam dengan air yang telah dicampur bahan minyak; mandi dengan air dingin untuk menghilangkan gatal di malam hari).
Terapi: antisekretorik (klorpromasin, loperamid,dll), pengeras tinja (adsorbent), susu formula rendah/bebas laktosa, formula tempe, susu yang mengandung laktobasilus dan bifidobakterium (probiotik).
Catatan: katarak merupakan salah satu komplikasi yang jarang terjadi pada penderita dewasa muda dengan eksim yang berat. Pada anak-anak, eksim yang berat dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan (growth retardation).
Catatan: diare kronis memiliki risiko kematian yang tinggi. 31. Difteri (Diphtheria)
34. Epilepsi Penyebab: Corynebacterium diphtheriae Penyebab: pelepasan (discharge) neuron (sel saraf) sistem saraf pusat yang berlebihan, ketidakseimbangan antara L-glutamate dan gamma aminobutyric acid (GABA), trauma (benturan pada) kepala, tumor serebri, kelainan pertumbuhan, gejala sisa dari meningitis atau ensefalitis, infeksi, keracunan.
38˚C (low-grade Gejala/Tanda: panas + fever),pseudomembran putih keabuan di faring, tonsil dan atau hidung yang menempel (adherent) dan mudah berdarah, tidak selera makan, sakit saat menelan (dysphagia),kadang sakit kepala, ada perubahan suara. Terapi: antitoksin difteri diberikan secepatnya, erythromycin selama 14 hari atau procaine penicillin G (untuk mencegah transmisi).
Gejala/Tanda: didahului mual, pusing, gelisah, kesemutan, lalu bingung, menjerit/berteriak (jarang) sebelum hilang kesadaran, kejang, mulut berbuih, lidah sering tergigit. Sesudah serangan: lemas, nafas mendengkur, berkeringat banyak.
Catatan: pencegahan dengan imunisasi DPT pada bayi < 1th sebanyak 3 X, rawat penderita di rumah + 5 hari.
Terapi: antikonvulsan/antiepilepsi (asam valproat, Lamotrigine, phenytoin, carbamazepine, ethosuximide).
32. Disfungsi Ereksi
Catatan: perlu pendekatan dari hati ke hati dan dari banyak ahli untuk menangani penderita epilepsi. Kata "epilepsi" berasal dari kata Yunani epilambanein yang berarti: sesuatu yang menimpa seseorang dari luar hingga ia jatuh.
Sinonim: erectile dysfunction, impotence, impoten. Penyebab: psikogenik (cemas, depresi, konflik rumah tangga, rasa bersalah), diabetes melitus, gagal ginjal, gagal hati (hepar), kelainan (pada: otak, pembuluh darah, saraf tepi), obat-obatan tertentu. Gejala/Tanda: selama 6 bulan terakhir: tidak mampu mempertahankan penis tetap keras saat masuk ke vagina, saat bersenggama sulit mempertahankan
6
35. Flu Burung (Avian Influenza)
39. Gudik
Penyebab: virus influenza A (H5N1)
Sinonim: scabies, the itch, budukan, gatal agogo.
Gejala/Tanda: demam (> 38˚C), batuk, sakit tenggorokan, pilek, sesak napas. Disertai riwayat: pernah menyentuh unggas (ayam, bebek, burung) yang mati mendadak/produk mentahnya (daging, telur, kotoran,dll), pernah tinggal/berkunjung ke daerah dengan kematian unggas tidak biasa (dalam jumlah banyak dan waktu singkat) dalam 7 hari terakhir.
Penyebab: Sarcoptes scabiei. Khas: gatal di malam hari. Satu kena semua (orang) kena. Ada terowongan lurus/berkelok (+1cm) di sela jari tangan, pergelangan tangan, siku, ketiak, udel, bokong, perut bawah. Ada tungau/tengu. Terapi: salep belerang 4-20%, gameksan 1%, krotamiton 10%.
Terapi: oseltamivir (tamiflu), antibiotik spektrum luas, metilprednisolon, vitamin.
Catatan: menular melalui kontak kulit dengan kulit dan melalui benda (pakaian, handuk, sprei).
Catatan: hindari kontak dengan unggas dan kotorannya, unggas yang mati haruslah dikuburkan.
40. Hemofilia A Sinonim: Hemophilia type A, hemofilia klasik, defisiensi faktor antihemofilia (AHF), deficiency of functional plasma coagulation factor VIII, factor VIII deficiency, dysfunctional factor VIII.
36. Gangren Sinonim: ulkus gangrenosum. Penyebab: lainnya.
Streptococcus
dan
mikroorganisme Penyebab: mutasi genetik yang didapat (acquired) atau diturunkan (inherited), adanya acquired factor VIII inhibitor. Sejumlah 45% hemofilia A yang berat merupakan hasil dari mutasi inversion.
Gejala/Tanda: kerusakan kulit (ulkus) di kaki/ujung jari kaki yang tidak teratur, bengkak, disertai cairan (sekret), jaringan mati (nekrosis) berwarna hitam, berbau busuk.
Gejala/Tanda: kecenderungan mudah terjadi perdarahan (hemorrhage), yang ditandai: muntah/berak darah, nyeri perut, nyeri / kaku sendi, mimisan (epistaxis), sakit kepala, kaku leher, ngantuk (lethargy), dll. Perdarahan yang umum dijumpai adalah hematoma (bengkak yang berisi darah), dapat berupa memar kebiruan di berbagai bagian tubuh dan hemarthrosis atau perdarahan yang sukar berhenti. Perdarahan ke dalam sendi siku, lutut, dan pergelangan kaki menyebabkan rasa nyeri disertai pembengkakan dan gerak seni yang terbatas. Akhirnya sendi yang tak dapat digunakan, tak dapat digerakkan. Tanda-tanda perdarahan; umum: tachycardia (denyut jantung > 100 X per menit), tachypnea (nafas cepat), tekanan darah rendah (hypotension). Spesifik: meningismus (gejala awal meningitis, tanpa disertai peradangan), nyeri kandung kemih, nyeri saat bergerak, sumbatan jalan nafas (airway obstruction), dll. Hasil Laboratorium menunjukkan defisiensi faktor VIII, nilai PTT (partial thromboplastin time) amat memanjang, sedangkan waktu protrombin (prothrombin time / PT), jumlah trombosit, dan waktu perdarahan normal. TGT (thromboplastin generation test) / differential APTT dengan plasma abnormal. Kadar faktor IX normal.
Terapi: amoksisilin 4X500 mg per hari selama 10-14 hari, kompres larutan povidon iodine 5-10 %. Catatan: gangren biasa timbul pada penderita kencing manis/DM, malnutrisi, kusta. 37. Gagal Jantung Penyebab: gangguan (ventrikel) jantung.
fungsi
(disfungsi)
bilik
Gejala/Tanda: sesak nafas (dyspnea), sulit bernafas saat berbaring lurus menjadi lega bila berdiri atau duduk tegak (orthopnea), edema paru (paru mengembang karena cairan yang berlebih). Terapi: captopril, enalapril, diuretik, penyekat beta, digoksin. Catatan: di Eropa dan Amerika Utara, penyebab gagal jantung adalah iskemi (anemia setempat) akibat penyakit arteri koronaria. 38. Gegar Otak
Nama Lain Faktor VIII: antihemophilic factor A, proserum prothrombin conversion accelerator, antihemophilic globulin A.
Penyebab: cedera kepala, misal: karena kecelakaan. Gejala/Tanda: pingsan < 10 menit, amnesia retrograde (lupa kejadian sebelumnya), nyeri kepala, mual, muntah, pusing.
Terapi: transfusi kriopresipitat atau konsentrat faktor VIII dengan dosis 0,5 x BB (dalam Kg) x kadar yang diinginkan (dalam %). Faktor VIII juga diberikan untuk persiapan tindakan operasi, seperti: cabut gigi, sirkumsisi (sunat), dll.
Terapi: rujuk ke RS. Catatan: posisi tidur semi fowler (membentuk sudut 15-45˚), lalu miring setelah 4 jam pertama. Gegar otak merupakan bentuk trauma kapitis ringan.
7
Catatan: Prevalensi hemofilia B adalah 1 tiap 60.000 orang, sumber lain menyebutkan 1 tiap 100 ribu orang. Biasanya terjadi di masa anak-anak. Hemophilia A dan B diturunkan (inherited) secara Xlinked recessive pattern sehingga umumnya pria sebagai penderita dan wanita sebagai pembawa sifat. Gen untuk faktor VIII dan IX terletak di ujung lengan panjang (q) kromosom X.
Factor VIII–containing products, misalnya: factor VIII pooled plasma (ultrapure preparations recommended), factor VIII recombinant product – produk sintetis, fresh frozen plasma (FFP) – produk darah. Antifibrinolytics, misalnya: epsilon aminocaproic acid (Amicar). Agents antihemofilik – agents ini meningkatkan kadar plasma faktor VIII, contohnya: 1-deamino-8-D-arginine vasopressin (desmopressin acetate, DDAVP).
42. Hemofilia C Perhatian: Hindari aspirin. Cegah terjadinya perdarahan dengan menghindari trauma (kontak fisik), misalnya: oloahraga beladiri, tinju, gulat, sepakbola. Berikan vaksin hepatitis B sejak bayi karena individu akan terpajan produk darah seumur hidup. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan pula tandatanda yang berhubungan dengan HIV/AIDS dan Hepatitis.
Sinonim: hemophilia C, defisiensi faktor XI, plasma thromboplastin antecedent (PTA) deficiency, factor XI deficiency, Rosenthal syndrome. Penyebab: kekurangan (defisiensi) faktor XI di plasma dan mutasi di gen faktor XI. Gejala/Tanda: Luka (memar) di tempat yang tak biasa. Pucat (pallor), lelah (fatigue), dan tachycardia (jantung berdetak > 100 x per menit) disertai perdarahan hebat (excessive bleeding). Perdarahan paska operasi dan paska trauma (luka). Kadang juga mengalami epistaksis (mimisan), hematuria (kencing bercampur darah). Pada wanita, menoragia (menstruasi memanjang). Perdarahan spontan jarang. Defisiensi berat tidak otomatis mengalami perdarahan spontan. Perdarahan paling umum terjadi setelah prosedur bedah (surgery) yang melibatkan membran mukosa (mucosal membranes).
Catatan: Sekitar 80-85% kasus hemofilia adalah hemofilia A. Insidensi (angka kejadiannya) 1:10.000. Secara klinis gejala/tanda hemofilia A dan B sulit dibedakan, kecuali dengan pemeriksaan laboratorium khusus. Tiap janin laki-laki dari ibu pengemban bakat hemofilia berisiko 50% menderita penyakit ini. 41. Hemofilia B Sinonim: penyakit Christmas, defisiensi faktor IX, hemophilia type B, factor IX deficiency, dysfunctional factor IX, deficiency of functional plasma coagulation factor IX.
Hasil Laboratorium menunjukkan defisiensi faktor XI, nilai aPTT (activated partial thromboplastin time) memanjang, sedangkan waktu protrombin (prothrombin time / PT), waktu trombin (thrombin time / TT), dan waktu perdarahan normal.
Penyebab: defisiensi functional plasma coagulation factor IX, mutasi spontan, dan proses imunologis yang didapat (acquired). Gejala/Tanda: seperti hemofilia A, hasil Laboratorium sedikit berbeda. Hasil Laboratorium menunjukkan defisiensi faktor IX, nilai PTT (partial thromboplastin time) amat memanjang, sedangkan waktu protrombin (prothrombin time / PT) dan waktu perdarahan normal. TGT (thromboplastin generation test) / differential APTT dengan serum abnormal. Kadar faktor VIII normal.
Nama Lain Faktor antecedent (PTA).
XI:
plasma thromboplastin
Terapi: terapi penggantian untuk episode perdarahan dilakukan dengan plasma beku segar. Terapi plasma dengan dosis 10-15 mL/Kg tiap 24 jam efektif. Produk plasma, misalnya: fresh-frozen plasmaga (FFP), solvent-detergent–treated FFP. Factor XI concentrates. Perekat fibrin (fibrin glue), contohnya: fibrin sealant (Tisseel VH). Antifibrinolytic agents, seperti: aminocaproic acid (Amicar).
Nama Lain Faktor IX: Christmas factor, plasma thromboplastin component,antihemophilic globulin B Terapi: faktor IX dengan dosis 40-50 U/Kg setiap 24 jam. Faktor IX juga diberikan untuk persiapan tindakan operasi, seperti: cabut gigi, khitan (sunat), dll.
Perhatian: untuk penderita hemofilia C, vaksinasi hepatitis A dan B sebaiknya diperbarui. Catatan: Prevalensinya 1 kasus setiap 100 ribu populasi. Di United Kingdom, ada 383 pasien hemofilia C dari 58 juta orang. Terbanyak pada suku bangsa Ashkenazi dan keturunan Yahudi Irak (Iraqi Jewish). Defisiensi faktor XI didapat (acquired) dijumpai pula pada penderita systemic lupus erythematosus dan penyakit imunologis lainnya. Pada bayi (infant) yang normal, kadar faktor XIc memang rendah sampai berusia lebih dari 6 bulan.
Produk yang mengandung faktor IX, contohnya: factor IX complex concentrates, coagulation factor IX concentrates, factor IX recombinant product (sintetik faktor IX), fresh frozen plasma/FFP (produk darah). Antifibrinolytics, misal: epsilon aminocaproic acid (Amicar). Perhatian: Semua penderita hemofilia B harus divaksin hepatitis. Sekitar 25% anak-anak dan remaja dengan hemofilia yang berusia 6-18 tahun memiliki keterampilan kognitif di bawah normal dan memiliki lebih banyak menemui masalah emosional dan perilaku daripada individu lainnya. Penyebab kematian pada hemofilia berat umumnya adalah AIDS.
8
43. Hepatitis A (HAV)
47. Hepatitis E (HEV)
Penyebab: picornavirus (hepatovirus) berukuran 27nm dengan linear single-stranded RNA genome.
Penyebab: virus RNA, mirip Calicivirus.
Gejala/Tanda: didahului oleh sakit kepala ringan, hilang selera makan, mual, muntah, nyeri otot, kelelahan, demam (40°C), kulit kuning (jaundice), kencing gelap (bilirubinuria), gatal (pruritus),nyeri perut kanan atas, pilek, pembesaran hati (hepatomegaly), urin kuning.
Gejala/Tanda: tinja berwarna cerah (Light-colored stools), urin gelap, gatal (pruritus), diare, rasa tak enak badan, selera makan hilang, nyeri perut, pembesaran hati, kulit kuning (jaundice), muntah. HEV dapat sembuh sendiri (self-limited illness), namun angka kematiannya tinggi (10-20%) pada ibu hamil.
Terapi: pereda nyeri/analgesik (acetaminophen), antimuntah/antiemetik (metoclopramide), vaksin inactivated, sediaan gamma globulin, istirahat.
Terapi: lebih pada pencegahan; sanitasi lingkungan yang baik,mencegah pencemaran air minum oleh tinja penderita.
Catatan: HAV menular melalui makanan minuman yang tercemar tinja penderita.
Catatan: pasien dengan dehidrasi perlu dirawat di RS.
dan
48. Hepatitis F (HFV)
44. Hepatitis B (HBV) Penyebab: Hepadnavirus (jenis virus DNA).
Penyebab: idiopatik (belum diketahui)
Gejala/Tanda: awalnya kulit kekuningan (icterus), demam ringan, kadang terdapat bercak kulit kemerahan karena alergi (urticaria), lelah, nyeri perut, selera makan hilang, mual-muntah, nyeri sendi.
Gejala/Tanda: jarang ditemukan pada manusia. Bila ada, mirip HAV/HEV. Penyebaran: melalui mulut (oral), dan kotoran/tinja (fekal).
Terapi: Alfa interferon, Lamivudine, Adefovir dipivoxil, Entecavir, Telbivudine. Catatan: pencegahan dengan: vaksinasi, menjaga kebersihan, alat suntik sekali pakai.Melalui pemeriksaan serologi, didapatkan HbsAg (hepatitis B surface antigen) pada serum penderita.
Catatan: HFV merupakan particles mirip Togavirus berukuran 60–70 nm. HFV terjadi di India, Italia, United Kingdom, dan USA. HFV merupakan penyebab sporadic water-borne non A – non B hepatitis (NANBH) di Perancis, dan juga penyebab hepatitis pada Indian rhesus monkey.
45. Hepatitis C (HCV)
49. Hepatitis G (HGV) Penyebab: virus hepatitis G, termasuk famili flaviviridae yang terdiri dari molekul RNA untai tunggal (single stranded).
Penyebab: Flavivirus (RNA-containing viruses). Gejala/Tanda: gejala ringan dan tidak spesifik, rasa tidak enak badan (malaise), kelelahan (fatigue), selera makan hilang, kadang demam ringan tanpa ikterus (kulit menguning). Terapi: Alpha interferon (IFN) Peginterferon alfa-2a dan alfa-2b
dan
Gejala/Tanda: sering asimtomatik (tanpa gejala), tak enak badan (malaise), nyeri otot dan kepala, gangguan pencernaan (dyspepsia), kulit/mata kekuningan (jaundice), serum aminotransferase meningkat.
ribavirin,
Catatan: pengguna narkoba suntikan, penerima transfusi darah dan transplantasi (cangkok) organ, anak dari ibu dengan HCV, petugas RS, sebaiknya diimunisasi dengan vaksin hepatitis tipe A dan B.
Penularan: lewat darah, cairan tubuh, atau hubungan seks. Catatan: antibodi spesifik terhadap E2 (anti E2) dipakai sebagai petunjuk kesembuhan HGV. HGV disebut innocent bystander virus (virus penyerta yang tak berpengaruh) karena perjalanan HGV bersama dengan infeksi HBV dan HCV.
46. Hepatitis D (HDV) Penyebab: hepatitis Delta virus (virus RNA yang menimbulkan infeksi hanya bila bersama HBV). Gejala/Tanda: umumnya tanpa gejala (asymptomatic), demam, nyeri perut kanan atas, urin berwarna seperti teh, mual dan muntah. Terapi: Interferon alfa. Catatan: vaksinasi HBV efektif mencegah HDV. Transplantasi hati dilakukan pada pasien dengan gagal hati yang mendadak dan berat (fulminant liver failure).
9
Faktor pencetus: emosional, menstruasi, senggama, stres psikis, minuman beralkohol, makanan yang pedas, daging kambing.
50. Hernia Klasifikasi Hernia Para ahli membagi hernia menjadi 23 tipe: inguinal (indirect dan direct), femoral, umbilical, Lumbar, perineal, incisional, obturator, asymptomatic, abdominal wall, intraparietal, internal, external, reducible, irreducible (incarcerated), strangulated, Richter, Littre, Garengoff, Pantaloon, Maydl, Cooper, Spigelian, eventration.
Gejala klinis: ada 3 tingkat 1. Infeksi primer: malaise (rasa tak enak badan), demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening regional. Dijumpai vesikel (gelembung berisi cairan, berdiameter < 1 cm) berisi cairan jernih, menggerombol, di atas dasar kulit yang kemerahan. Sebelum timbul vesikel, biasanya didahului oleh rasa gatal, atau seperti terbakar. Berlangsung 2-6 minggu. Salah satu manifestasinya herpetic whitlow (terjadi pada orang yang kebiasaannya menggigit jari). 2. Fase Laten: tidak ditemukan gejala klinis. 3. Infeksi rekurens: gejala yang timbul lebih ringan dari infeksi primer berupa rasa panas, gatal, nyeri. Berlangsung 7-10 hari.
Penyebab: Kebiasaan mengangkat benda yang berat (heavy lifting), kegemukan (marked obesity), batuk, terlalu mengejan saat buang air kecil/besar, ada cairan di rongga perut (ascites), peritoneal dialysis, ventriculoperitoneal shunt, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), riwayat keluarga ada yang menderita hernia. Gejala/Tanda: ada yang tanpa keluhan (asimtomatis). Daerah hernia agak menonjol, terutama saat berdiri. Strangulated hernias dibedakan dengan incarcerated hernias dengan adanya nyeri dan demam. Femoral hernia sangat sulit dibedakan dengan indirect inguinal hernia. Keduanya memiliki tanda dan gejala yang sama.
Terapi: asiklovir 5 x 200 mg sehari selama 5 hari. Untuk mencegah kambuh lagi (recurrence), diberi preparat Lupidon H (untuk tipe I), dan Lupidon G (untuk tipe II). Catatan: Virus ditularkan melalui udara dan kontak kulit langsung, termasuk hubungan seks. Virus herpes dapat menyerang janin in utero (dalam kandungan). HS tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak. Lokasi di daerah pinggang ke atas, terutama mulut dan hidung. HS tipe II (virus of love) biasanya terjadi pada dekade II atau III, dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual. Lokasi di daerah pinggang ke bawah, terutama daerah genital.
Terapi: operasi hernia (herniorrhaphy). Pada strangulated hernia, perlu diberi antibiotik (misal: Cefoxitin). Pada inguinal hernia, dilakukan elective herniorrhaphy. Pada anak diberikan acetaminophen selama 1-2 hari setelah operasi. Sedangkan anak yang lebih tua terkadang ditambahkan codeine untuk mengatasi nyeri. Catatan: Hindari aktivitas fisik yang berat selama 1 minggu setelah operasi hernia. Anak yang berusia < 5 tahun cepat sembuh dari operasi hernia, bahkan mereka dapat beraktivitas normal setelah 1-2 hari paska operasi hernia. Pada anak, insidens indirect inguinal hernia sebesar 1-5%. Sekitar 60% kasus hernia terjadi di sebelah kanan, 30% di sebelah kiri, dan 10% di kedua sisi (bilateral).
52. Herpes Zoster (HZ) Sinonim: dompo, cacar ular, shingles, shakes. Penyebab: virus varicella-zoster (VZV) Gejala/Tanda: dapat didahului demam, pusing. Nyeri otot-tulang, gatal, pegal. Lalu timbul eritema (kemerahan), vesikel (gelembung berisi cairan, berdiameter < 1 cm) berisi cairan jernih, setelah beberapa hari menjadi keruh (abu-abu), dapat bercampur darah.
Fakta menarik tentang hernia dari Amerika Serikat: sekitar 700.000 operasi hernia dilakukan tiap tahunnya. Indirect inguinal hernias, di sisi kanan, adalah tipe hernia yang paling banyak dijumpai pada pria dan wanita. Sekitar 25% pria dan 2% wanita mengalami inguinal hernias, sedangkan femoral hernias, hanya dijumpai pada 3% kasus. Insidens incarcerated atau strangulated hernias pada anakanak 10-20%; sebanyak 50% diantaranya terjadi pada anak berusia < 6 bulan. Sekitar 10-30% anak memiliki hernia dinding perut (abdominal wall hernia), sebagian besar hernia tipe ini menutup otomatis saat berusia 1 tahun.
Klasifikasi HZ: HZ oftalmika (menyerang dahi dan sekitar mata), HZ servikalis (menyerang pundak dan lengan), HZ torakalis (menyerang dada dan perut), HZ lumbalis (menyerang bokong dan paha), HZ sakralis (menyerang sekitar anus dan kelamin), HZ otikum (menyerang telinga).
Sinonim: herpes febrilis, herpes labialis, herpes progenitalis (genitalis), fever blister, cold sore.
Terapi: istirahat, asiklovir (5 x 800 mg sehari selama 7 hari), bedak salisil 2% atau losio kalamin. Jika terjadi infeksi sekunder, berikan salep kloramfenikol 2%. Untuk mengurangi neuralgia pascaherpetika, berikan kortikosteroid seperti: prednison 30 mg sehari atau triamsinolon 48 mg sehari. Dapat ditambahkan vitamin B1, B6, dan B12.
Penyebab: virus herpes simpleks (Herpes Virus Hominis/HVH) tipe I atau tipe II, merupakan virus DNA.
Catatan: HZ dapat dicegah dengan pemberian vaksin, direkomendasikan untuk anak berusia 1-12 tahun.
51. Herpes Simpleks (HS)
10
Penyebab: belum diketahui pasti. Genetik dan perinatal (5 bulan sebelum sampai 1 bulan sesudah kelahiran) merupakan faktor risiko.
53. Influenza (Common Cold) Penyebab: virus influenza tipe A, B, C.
Gejala/Tanda: berlangsung 1bulan/lebih. Isi pikirannya:berulang/ bergema, tersiar keluar. Dirinya dikendalikan kekuatan dari luar. Jarang bicara. Menarik diri dari pergaulan. Merasa diancam/dikejarkejar/dibicarakan orang. Bicara nggak nyambung.
Gejala/Tanda: panas, lesu, pilek, nyeri kepala, batuk, kadang nyeri menelan, hidung tersumbat, nyeri otot. Terapi: istirahat (bila ringan, akan sembuh sendiri), parasetamol bila panas, vitamin C, vitamin B, dextromethorphan bila batuk, amantadine dan rimantadine untuk influenza A.
Terapi: beribadah, antipsikotik (clozapine. risperidone, haloperidol), rehabilitasi, dukungan keluarga.
Catatan: Vaksinasi influenza direkomendasikan untuk mereka yang berisiko tinggi terkena komplikasi influenza, misal: usia >65 tahun, ibu hamil pada trimester kedua/ketiga selama musim influenza.
Catatan: ada kecenderungan bunuh diri. Terapi religi membantu proses penyembuhan. 57. Kanker Kulit
54. Jerawat Penyebab: matahari.
Sinonim: acne vulgaris. Penyebab: multifaktor, seperti : Propionibacterium acnes, stres, meningkatnya hormon (androgen, gonadotropin), makanan yang berlemak banyak (es krim, kacang, coklat, gorengan).
Terapi: pembedahan (misal: therapeutic lymphnode dissection) dan kemoterapi (misal: bleomycin atau cysplatin bersama dengan methotrexate).
(AHA), rendah rokok, wajah
Catatan: Hindari paparan sinar matahari langsung. Di AS, kanker kulit pada masyarakat kulit putih merupakan keganasan yang paling sering dijumpai. Karsinoma sel skuamosa, basal sel karsinoma, melanoma maligna merupakan jenis kanker kulit yang ganas.
55. Kaki Gajah Sinonim: Elephantiasis, Lymphedema
Lymphatic
ultraviolet dari sinar
Gejala/Tanda: terjadi perubahan warna pada kulit, kulit berubah menjadi kasar, mudah berdarah, rasa gatal dan nyeri yang mengganggu, terjadi luka di permukaan kulit.
Gejala/Tanda: komedo di wajah, bahu, dada atas, punggung atas, dll. Dapat disertai gatal. Umumnya keluhan estetis. Terapi: eritromisin 1%,asam alfa hidroksi vitamin A, salep /krim kortikosteroid. Diet lemak dan karbohidrat. Hindari: stres, makanan pedas, miras, polusi. Bersihkan sebelum dan setelah tidur.
paparan sinar
filariasis,
58. Kanker Leher Rahim (Cervix Cancer) Penyebab: Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56, dan 58.
Penyebab: Wuchereria bancrofti. Di Asia, dapat juga disebabkan oleh: Brugia malayi dan Brugia timori.
Faktor risiko: risiko meningkat lebih dari 10X bila mitra seks enam orang atau lebih; juga bila melakukan hubungan seks pertama kali sebelum berusia 15 tahun. Merokok juga merupakan faktor risiko. Kekurangan vitamin C dan E juga berhubungan dengan peningkatan risiko terkena kanker serviks.
Penyebaran: melalui gigitan nyamuk Aedes dan Mansonia (di Asia), Anopheles (di Afrika), dan Culex quinquefasciatus (di Amerika) Gejala/Tanda: demam, Lymphadenitis (peradangan kelenjar limfe), hydrocele (adanya akumulasi cairan dalam rongga/ruang tubuh, sehingga membengkak, misal: pada scrotum), kaki membesar (elephantiasis).
Gejala/Tanda: keluar cairan vagina berwarna kemerahan, rasa berat di perut bawah, rasa kering di vagina, perdarahan (setelah senggama/postcoitus, antara haid, setelah menopause/postmenopause). Sekitar 92% penderita tidak memiliki keluhan apaapa.
Terapi: albendazole (400 mg) dan ivermectin (200 μg per Kg berat badan) atau albendazole (400 mg) dan DEC/diethylcarbamazine (6mg per Kg berat badan) selama 5 tahun. Bila disertai hydrocele, perlu dilakukan operasi (surgery).
Terapi: secara lokal (krioterapi koagulasi dengan pemanasan atau laser, eksisi loop) atau konisasi (dengan pisau dingin, loop listrik atau laser).
Catatan: kaki gajah menyerang lebih dari 180 juta penduduk dari 80 negara tropis dan sub-tropis di Asia, Afrika, Western Pacific, sebagian Caribbean dan Amerika selatan.
Catatan: WHO menyarankan wanita berusia 35-40 tahun untuk melakukan skrining minimal sekali seumur hidup. Beberapa metode skrining kanker serviks: tes Pap (Pap Smear), kolposkopi, servikografi, pap Net, tes molekular DNA-HPV. Berbagai buah dan sayur pencegah kanker: alpukat, wortel, jeruk, anggur, apel, tomat, bawang, kol, bayam, brokoli.
56. Kanker Jiwa Sinonim: schizophrenia, dementia praecox.
11
62. Kejang (Seizure)
59. Kanker Payudara (Breast Cancer) Penyebab: perubahan genetik (mutasi p53, mutasi BRCA-1, mutasi germline hCHK2, dll).
Penyebab kejang pada usia:
Terapi: beribadah, operasi, radioterapi, kemoterapi (cyclophosphamide, Methotrexate, 5-Fluorouracil). Terapi endokrin (Tamoxifen, Anastrozole).
<1 bulan: kekurangan oksigen, perdarahan di dalam kepala (intrakranial), infeksi sistem saraf pusat (SSP) akut, gangguan metabolik, gangguan perkembangan, kelainan genetik. >1 bulan – <12 tahun: kelainan genetik, infeksi SSP, gangguan perkembangan, trauma, belum diketahui sebabnya (idiopathic). 12-18 tahun: trauma, kelainan genetik, infeksi, tumor otak, penggunaan obat-obat terlarang, idiopathic. 18-35 tahun: trauma, alkohol, penggunaan obat-obat terlarang, tumor otak, idiopathic. >35 tahun: penyakit otak dan pembuluh darah di otak (cerebrovascular), tumor otak, alkohol, gangguan metabolik, Alzheimer dan penyakit degeneratif lainnya, idiopathic.
Catatan: Jika terjadi sebelum menikah, biasanya karena berani pada orang tua. Jika terjadi sesudah menikah, biasanya karena sering marah pada suami atau anak. Suka memendam emosi, kurang bersyukur/menerima merupakan faktor pemicu. Perlu diketahui, 1% dari seluruh breast cancers ditemukan pada pria.
Obat/Zat Penyebab Kejang, antara lain: Antivirus/antimikroba (acyclovir, isoniazid), anestesi dan analgesic/pereda nyeri (meperidine, tramadol), obat imunomodulator (interferon), psikotropik (antidepresan, antipsikotik, lithium), teofilin, withdrawal obat hipnotik-sedatif (alkohol, barbiturat, benzodiazepin), amfetamin, kokain, fensiklidin.
60. Karies Gigi
Kejang pada dewasa pertanda: eklampsia, tetanus, epilepsi, malaria serebral.
Faktor Risiko: wanita >50 tahun, wanita yang tak menikah, anak pertama lahir saat > 35 tahun, mens pertama <12 tahun, pernah operasi/infeksi tumor jinak payudara, ada keluarga yang menderita, ada kanker di salah satu payudara. Gejala/Tanda: ada perubahan pada payudara (benjolan, luka, kulit jeruk, nipple discharge, rasa tak enak). Pastikan dengan mamografi dan USG payudara.
Sinonim: pembusukan gigi, tooth decay, cavity, dental caries. Penyebab: bakteri Streptococcus mutans, makanan, gigi berlubang/kadar fluor rendah.
Kejang pada anak pertanda: kejang demam, meningitis, tetanus, hipoglikemia, setelah trauma kepala, epilepsi, malaria serebral.
sisa
Terapi: diazepam, jauhkan dari benturan, longgarkan pakaian.
Gejala/Tanda: nyeri/sakit gigi spontan, terdapat nanah, gusi membengkak.
63. Kencing Nanah Terapi: restorasi/tambalan (dari bahan perak amalgam/emas), atau mencabut gigi jika pembusukan telah menyebar sampai ke pulpa.
Sinonim: gonore, gonorrhoea. Penyebab: Neisseria gonorrhoeae
Catatan: Kurangi makan yang manis-manis. Periksakan gigi setiap 6 bulan. Rontgen gigi bisa dilakukan setiap 12-36 bulan.
Gejala/Tanda: nyeri dan panas saat kencing, keluar nanah berwarna putih susu dari saluran kencing (uretra), rasa terbakar di daerah anus, radang uretra (urethritis), kelopak mata membengkak. Kadang, pada pria: nyeri saat ereksi, pada wanita: mens tidak teratur/abnormal.
61. Katarak Penyebab: proses degeneratif (bertambahnya usia), lama terpapar sinar surya, obat (steroid), DM, cacat bawaan, keturunan.
Terapi: penisilin G prokain akua (dosis 4,8 juta unit) + 1 gram probenesid.
Gejala/Tanda: penglihatan tidak jelas, seperti berkabut. Lensa mata keruh/buram. Peka cahaya. Dapat melihat dobel pada satu mata. Perlu cahaya terang agar dapat membaca.
Catatan: dapat ditularkan ke bayi lewat jalan lahir.
Terapi: operasi. Catatan: kacamata gelap/yang dapat menghalangi sinar ultraviolet sebaiknya digunakan saat berada di ruang terbuka pada siang hari. Katarak dapat juga terjadi pada bayi. Beberapa obat yang dapat menyebabkan katarak: busulfan, chlorambucil, glucocorticoids, phenotiazines.
12
Ciri: kotoran (discharge) atau kelopak mata lengket, mata gatal, berair, silau/nyeri jika terkena cahaya (photophobia). Iritasi mata >4 minggu. Bercak merah bertaburan bintik putih-kuning. Kotoran air berbusa pada stadium lanjut. Vascular pannus (sel radang dan pembuluh darah yang membentuk tabir pada kornea).
64. Keringat Berlebihan Sinonim: hyperhidrosis, hyperidrosis, polyhidrosis. Penyebab: demam, makanan pedas, minuman (panas/berkafein/beralkohol), overdosis obat (morfin, aspirin), menopause, TBC, malaria, serangan jantung, penyakit tertentu (thyrotoxicosis, leukaemia, lymphoma)
Terapi: tetrasiklin atau eritromisin (250-500 mg 4X sehari).
Gejala/Tanda: keringat berlebihan pada (telapak) tangan, ketiak, kaki, yang dipicu oleh stres, emosi, olahraga. Sering ganti pakaian.
68. Kurap Sinonim: glabrosa.
Terapi: larutan alumunium klorida 20% atau metenamin, antiperspirant (zat pencegah/ pengurang keringat), drisol. Pada kasus berat dilakukan: iontoforesis, suntikan Botox (botulinum type A toxin), bedah ETS (endoscopic thoracic sympathectomy).
korporis,
Penyebab: (jamur) Tricophyton rubrum.
tinea
sirsinata,
Epidermophyton
tinea
floccosum,
Ciri: gatal, terutama jika berkeringat. Lesi akan meluas jika digaruk, terutama pada kulit yang lembab. Menular.
Catatan: bersihkan kulit setiap malam dan pagi. Hindari pakaian dari bahan lycra dan nylon. Lebih baik gunakan emollient (penyejuk, pelembut kulit) dan moisturiser (pelembab kulit) daripada sabun. Pakailah warna yang tidak menampakkan keringat, misal: hitam, putih.
Terapi: antigatal/antihistamin, griseofulvin, ketokonazol, hindari pakaian yang tidak menyerap keringat. Catatan: Kurap pada rambut (favus) menyebabkan botak, disertai bau tikus (mousy odour) pada penderita.
65. Kolera Penyebab: bakteri Vibrio cholerae serogroups O1 dan O139.
69. Kusta (Lepra)
Gejala/Tanda: berak mirip air cucian beras (ricewater stool), diare encer berbau busuk/amis, muntah, mulut kering, kehilangan berat badan, pada anak: demam (febrile), malas dan mengantuk (drowsy).
Sinonim: morbus Hansen, Leprosy. Penyebab: Mycobacterium leprae Gejala/Tanda: diawali bercak putih bersisik halus, tak gatal, lalu membesar dan meluas.Jika saraf terkena, penderita kesemutan atau sulit menggerakkan anggota badan diikuti kekakuan sendi. Rambut alis dapat rontok. Mati rasa (anestesi) pada anggota tubuh tertentu (jari tangan, telapak kaki, kulit wajah).
Terapi: oralit, antibiotik (Tetracycline, Doxycycline, Ciprofloxacin, Erythromycin, Trimethoprim dan sulfamethoxazole, Norfloxacin, Furazolidone) Catatan: quinolones merupakan kontraindikasi pada anak dengan kolera. Edukasi tentang sterilisasi air dan teknik cuci tangan merupakan pencegahan/preventif.
Terapi: dapsone, DDS (diamino difenil sulfon), clofazimine, rifampisin,Lampren. Catatan: kusta tidak diturunkan.
66. Konjungtivitis Akut Penyebab: infeksi (bakteri: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, virus: adenovirus, herpes simplex), alergi.
70. Kutu Air (Tinea Pedis) Sinonim: athlete's foot, kaki atlet, ringworm of the foot.
Gejala/Tanda: mata merah, ada kotoran (discharge), sensasi benda asing, bengkak (chemosis), kelopak mata lengket.
Penyebab: Epidermophyton, Microsporum, dan Candida albicans.
Trichophyton,
Gejala/Tanda: retak dan sisik halus dan tipis tersering di sela jari kaki ke-4 dan 5, seluruh kaki (telapak, tepi, punggung) menebal dan bersisik (moccasin foot), kulit putih dan rapuh yang bila dibersihkan akan terlihat kulit baru.
Terapi: tetes mata ciprofloxacin 4X sehari, atau erythromycin ointment 4X sehari selama 7 hari, air mata buatan (artificial tears) 4-8 X sehari. Catatan: biasakan cuci tangan, hindari langsung dengan mata (mengucek mata).
tinea
kontak
Terapi: griseofulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan, salep Whitfield I atau II, triazol.
67. Konjungtivitis Kronis
Catatan: rawatlah kaki dengan baik, kaus kaki selalu bersih.
Sinonim: trakoma (trachoma). Penyebab: Chlamydia trachomatis, reaksi alergi obat (atropin, epinefrin, antivirus).
13
1999, dilaporkan 2700 kasus pada pria, 1800 kasus pada wanita. Insidens pria : wanita = 1,7 : 1,0.
71. Kwashiorkor Penyebab: kekurangan kalori dan protein. Gejala/Tanda: cengeng (pada anak 1-5 tahun). Kulit awalnya kering, lalu menipis, bercelah-celah (crazy pavement dermatosis). Rambut menjadi halus dan lurus, mudah lepas, warnanya mirip rambut jagung (flag sign). Mulut mudah kena infeksi, kadang stomatitis (radang mukosa mulut).
Penyebab: Secara umum, banyak faktor (multifactorial), seperti: genetik, virus, dan faktor lingkungan (misal: radiasi pengion, obat-obatan, bahan kimia). Selanjutnya, mari kita tinjau satu per satu penyebab dari: (1) ALL: trisomy 21 dan translokasi kromosom. (2) CLL: trisomy 12 dan infeksi human T-cell leukemia virus-1 (HTLV-1). (3) AML: myelotoxic agents (seperti: radiasi pengion, benzene, alkylating agents), ketidaknormalan kromosom (seperti: sindrom Down), kelainan darah (seperti: anemia aplastik, paroxysmal nocturnal hemoglobinuria) (4) CML: kerusakan sumsum tulang (karena benzene dan radiasi pengion / ionizing radiation)
Terapi: diet tinggi kalori dan tinggi protein, vitamin. Catatan: Jika ada infeksi, berikan antibiotik yang tepat. 72. Leptospirosis Sinonim: swamp fever, waterborne disease.
swine-herd's
disease,
Penyebab: bakteri Leptospira. Gejala/tanda pada manusia: demam, konjungtivitis, sakit kepala, bercak merah pada kulit, nyeri otot.
Trisomy adalah terdapatnya 3 pasang kromosom, normalnya 2 pasang (XX dan XY). Translokasi (translocation) adalah perpindahan bagian kromosom ke kromosom lainnya.
Gejala/tanda pada hewan: demam, tidak nafsu makan, sulit bernafas,loyo, pada babi terlihat berjalan kaku/berputar-putar. Terapi untuk streptomisin).
manusia:
antibiotika
Gejala/Tanda: (1) ALL: anemia, infeksi, perdarahan (bleeding). Pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegaly). Pembesaran testes (orchidomegaly). Pembengkakan kelenjar limfe (Lymphadenopathy). Keterlibatan sistem saraf pusat, misalnya: meningism (gejala mirip meningitis, namun tanpa disertai peradangan meninges/ selubung otak dan sumsum tulang belakang). (2) CLL: infeksi, anemia, 25% penderita tanpa gejala. Jika berat: berat badan turun, berkeringat, anorexia, hepatosplenomegaly. (3) AML: gejala anemia (lelah, dyspnoea/sulit bernafas, palpitation/jantung berdenyut cepat dan tidak teratur, pandangan kabur, sakit kepala, tinnitus/telinga berdenging, anorexia/selera makan hilang), infeksi, atau perdarahan. (4) CML: biasanya menahun/lama (chronic) dan tak nyata namun berbahaya (insidious). Berat badan turun, kelelahan, demam, berkeringat, gout (radang kaki dan jari kaki yang nyeri, mirip encok), perdarahan, dan rasa tidak nyaman pada perut (karena hepatosplenomegaly).
(penisilin,
Terapi untuk hewan: (misal:anjing), telah lama digunakan vaksin leptospira berupa bakterin. 73. Leukemia Tipe Leukemia: Lymphoid (1) Acute lymphoblastic leukaemia (ALL) (2) Chronic lymphocytic leukaemia (CLL) Myeloid (1) Acute myeloid leukaemia (AML) (2) Chronic myeloid leukaemia (CML) Epidemiologi Diperkirakan 231 ribu kasus baru telah terdiagnosis di seluruh dunia, 130 ribu pada pria, dan 101 ribu pada wanita. Di AS, ALL dan CLL lebih umum terjadi pada kulit putih daripada kulit hitam. (1) ALL: Tipe ini dominan (70-90%) pada anak. Selama tahun 1999, dilaporkan 1800 kasus pada pria, 1300 kasus pada wanita. Penderita anak-anak didominasi oleh pria. (2) CLL: Tipe ini dominan pada orang tua (sekitar 65 tahun). Rasio pria:wanita = 2:1. Sebanyak 25% kasus leukemia adalah tipe CLL. Selama tahun 1999, dilaporkan 4500 kasus pada pria, 3300 kasus pada wanita. (3) AML: Tipe leukemia yang paling umum pada usia dewasa. Insidensinya: 1 per 10 ribu per tahun. Jika tidak dirawat, penderita akan meninggal dalam waktu 2 bulan. Selama tahun 1999, dilaporkan 4900 kasus pada pria, 5200 kasus pada wanita. Insidens pria : wanita = 2,9 : 1,9. (4) CML: Tipe ini dominan pada pria dewasa (40-60 tahun). Sebanyak 15% kasus leukemia adalah tipe CML. Selama tahun
Terapi: (1) ALL: transfusi platelet dan darah, cairan
intravena dan allopurinol untuk mencegah lisis tumor. Cotrimoxazole untuk mencegah Pneumocystis pneumonia. Kemoterapi. Transplantasi sumsum tulang. (2) CLL: jika tanpa gejala, penderita dimonitor. Chlorambucil (untuk menurunkan limfosit dan meningkatkan fungsi sumsum tulang). Fludarabine (alternatif). Steroid (jika terjadi emolisis otoimun). Radioterapi. Transfusi intravena human immunoglobulin jika infeksi berulang.
14
(3) AML:
Kemoterapi yang sangat intensif. Daunorubicin, cytocine arabinoside. Transplantasi sumsum tulang. (4) CML: Kemoterapi. Imatinib. Hydroxycarbamide (digunakan jika imatinib tidak efektif). Alfa interferon (sebagai terapi kombinasi). Transplantasi stem cell.
Gejala/tanda malaria tertiana benigna, quartana, dan ovale: (umumnya ringan) dimulai dengan rasa lemah, ada kenaikan suhu badan secara perlahanlahan dalam beberapa hari, diikuti menggigil dan kenaikan suhu badan yang cepat. Biasanya diiringi sakit kepala, mual, dan diakhiri dengan banyak keringat.
Catatan: Kasus pertama leukemia dilaporkan oleh Velpeau pada tahun 1827. Sebesar 90% penderita CML memiliki ketidaknormalan kromosom yang disebut Philadelphia chromosome, dimana terjadi translokasi setengah lengan panjang dari kromosom 22 ke kromosom 9. Pemeriksaan/evaluasi mata perlu dilakukan saat diagnosis ditegakkan.
Terapi: klorokuin, sulfadoksin pirimetamin, kina, primakuin.
74. Lupus
Penyebab: produksi air mata berkurang, penguapan air mata berlebihan, defisiensi mucin di air mata, infeksi, obat.
Catatan: kini telah ada vaksin malaria. 76. Mata Kering Sinonim: dry eye syndrome, keratoconjunctivitis sicca
Sinonim: Lupus Eritematosus Sistemik, LES. Penyebab: multifaktor, misal: genetik (HLA DR2,HLA DR3), obat (misalnya: cephalosporins, chlorpromazine, hydralazine, minocycline, iodides, isoniazid, methyldopa, phenytoin, procainamide, quinidine, sulfonamides, thiouracil). Bila obat dihentikan, maka lupus sembuh.
Gejala/Tanda: pada mata terasa gatal/berpasir, sakit, merah, sensasi terbakar, tak mampu menghasilkan air mata, sulit menggerakkan kelopak mata. Terapi: air mata buatan (artificial tears) misal: hypromellose, lacrilube. Pelumas (lubricants), Hydroxypropyl cellulose (Lacrisert).
Gejala/Tanda: sendi pegal/linu, pyrexia/suhu tubuh > 38˚C (terutama jika terpapar sinar matahari), capek yang lama/sangat, bercak malar di wajah menyerupai kupu-kupu (butterfly rash). Kulit peka cahaya, terutama sinar surya (photosensitivity). Rambut mudah rontok (alopecia), sariawan dalam hidung dan mulut, anemia, komplikasi ginjal, nyeri dada saat nafas dalam, kejang, berat badan menurun, migren (40%).
Catatan: mata kering dapat menyebabkan kebutaan (blindness). Jangan terlalu lama di depan TV/komputer. 77. Menopause Sinonim: klimakterium, climacteric, change of life. Penyebab: estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium menurun, sehingga akhirnya proses ovulasi (pelepasan sel telur) berhenti.
Terapi: kortikosteroid (dosis rendah), analgesik (pereda nyeri). Sun-block cream. Hydroxychloroquine. Prednisolone dosis tinggi.
Ciri: umumnya usia 50-51 tahun, hot flashes (rasa panas yang mendadak dan tiba-tiba), vagina menjadi kering, kelelahan, mudah tersinggung, gangguan tidur, gelisah, tulang mudah keropos, pusing, kesemutan,
Catatan: faktor risiko lupus antara lain: wanita, usia 20 – 40 tahun, sinar ultraviolet (memperberat lupus), hormonal (estrogen menambah risiko, androgen mengurangi risiko lupus), stres. Obat-obatan yang dapat menyebabkan lupus disebut drug-induced lupus.
Terapi: vitamin E, krim estrogen, progesteron (tablet/ suntik). Terapi sulih hormon (bila perlu).
75. Malaria
78. Menopause pada Pria Sinonim: Andropause, PADAM (Partial Androgen Deficiency in the Aging Male).
Penyebab dan ciri khas demam pada: 1. Plasmodium vivax (menyebabkan malaria tertiana benigna, demam tiap hari ke-3). 2. Plasmodium falciparum (menyebabkan malaria tropika/falsiparum, demam tiap 2448 jam). 3. Plasmodium malariae (menyebabkan malaria quartana/ malariae demam tiap hari ke-4). 4. Plasmodium ovale (menyebabkan malaria ovale, sering sembuh spontan). Penularan malaria melalui: gigitan nyamuk Anopheles betina, transfusi darah, jarum suntik yang telah tercemar darah, ibu hamil kepada bayinya. Gejala/tanda malaria falciparum: demam, menggigil, berkeringat, batuk, diare, gangguan nafas, sakit kepala, gangguan pembekuan darah, syok, gagal ginjal dan hati, edema paru dan otak, koma, dan berakhir kematian.
Penyebab: gaya hidup, menurunnya testosteron.
merokok,
alkohol,
Ciri: depresi menetap, libido (gairah seksual) terganggu/ menurun, mudah marah, kebotakan, kegemukan, kelelahan, kekuatan otot menurun, gangguan berkemih (beberapa kali berkemih di malam hari atau sulit berkemih). Terapi: dukungan dan komunikasi dengan istri, terapi hormon. Catatan: hormon testosteron pria menurun sekitar 115 persen per tahun, dimulai pada usia 45 tahun. Tidak semua pria mengalami masa andropause.
15
79. Migren
82. Muntah darah (hematemesis) Penyebab: tukak lambung (peptic ulcer), alkohol, aspirin, stres, dyscrasias (ketidaknormalan) darah, dll.
Sinonim: hemicrania, megrim. Penyebab: dilatasi/pelebaran arteri serebri akibat perubahan kadar serotonin di dalam darah.
Gejala/Tanda: nausea (rasa enek sebelum muntah), vomitus (muntah), warna merah tua/coklat/"ampas kopi", tidak berbusa.
Gejala/Tanda: seolah melihat kilatan cahaya, sakit kepala berdenyut (throbbing), mual dan muntah. Sensitif terhadap suara dan cahaya.
Terapi: untuk hematemesis pada perdarahan saluran cerna, pantau tekanan darah dengan cairan isotonik. Perlu tindakan bedah bila perdarahan memanjang dan tidak terkontrol.
Faktor pemicu: keju, coklat, anggur merah, alkohol, penyedap rasa atau MSG (monosodium glutamate), stres, olahraga, bepergian, lapar, kurang/kelebihan tidur.
Catatan: jika perdarahan aktif, dapat dilakukan endoscopy.
Terapi: sumatriptan, aspirin, acetaminophen. Amitriptyline dan verapamil baik untuk mencegah (prophylaxis) migraine.
83. Ngompol (Enuresis) Penyebab: trauma di spinal cord, diabetes melitus, epilepsi, defek mental, kapasitas kandung kemih kecil.
80. Mimisan Gejala/Tanda: pipis di malam hari (nocturnal enuresis) atau di siang hari (diurnal enuresis) secara tidak sadar, dapat sebagai usaha anak untuk menarik perhatian lingkungannya.
Sinonim: epistaksis, epistaxis, nosebleed. Penyebab: sering tanpa penyebab, cedera/benturan (dipukul, jatuh), cuaca panas/dingin, infeksi, tumor, kelainan darah.
Terapi: membatasi asupan cairan menjelang tidur, alkaloid beladona, imipramine.
Gejala/Tanda: terjadi perdarahan hidung, sekitar 90% dapat berhenti sendiri.
Catatan: normalnya, anak dapat mengontrol pipisnya dan bisa menahan urin jika kandung kemih sudah penuh pada usia 2-3 tahun.
Terapi: dudukkan penderita tegak lurus (kepala agak menunduk agar darah tak masuk ke paru-paru), pijitlah hidung kuat-kuat selama 10 menit, masukkan kapas (sudah dibasahi adrenalin/lidokain/hidrogen peroksida) atau daun sirih ke lubang hidung.
84. Nyeri Punggung Sinonim: (low) back pain. Penyebab: multifaktor, misal: cedera, osteoporosis, pergerakan spina/tulang belakang, spinal stenosis (penyempitan kanal/ saluran di tulang belakang).
Catatan: selama 10-15 menit usahakanlah penderita membuka mulut dan tidak menelan ludah.
Gejala/Tanda: nyeri (diperberat oleh: batuk, bersin, mengangkat benda berat, dll), muscle spasm (kontraksi otot), dapat menjalar ke kaki.
81. Muntah Sinonim: emesis, disgorgement, regurgitation, vomit, vomiting.
puking,
Terapi: acetaminophen, methocarbanol.
Penyebab: obstruksi (gangguan) usus, misalnya karena peradangan, ulkus, penyakit Crohn, Hirschsprung, tumor pankreas, perlekatan usus sekunder akibat operasi, gangguan motilitas (pergerakan). Obat terutama opioid. Nyeri, takut, cemas, gelisah.
cyclobenzaprine,
Catatan: nyeri punggung (back merupakan salah satu gejala kanker.
pain)
dapat
85. Nyeri Senggama Sinonim: dyspareunia.
Gambaran klinis: nyeri hebat (kolik) pada perut, perubahan kebiasaan buang air besar (mulai diare sampai sembelit). Muntah bisa memiliki sedimen bisa tidak.
Penyebab pada wanita: pelumasan vagina kurang. Radang, infeksi, luka lecet di vagina. Kekurangan estrogen (setelah menopause). Infeksi (leher) rahim, tumor panggul, selaput dara kaku. Pada pria: radang prostat, obat antidepresi (amoksapin, imipramin, klomipramin). Psikis: takut, cemas, marah, atau jijik pada mitra seksual.
Penatalaksanaan: (Awal) nil by mouth (NBM), artinya tidak memasukkan apapun melalui mulut; ini merupakan cara mengistirahatkan usus yang terbaik untuk menghilangkan gejala. Cairan intravena, ini bila terjadi dehidrasi berat. (Lanjutan) obat antimuntah (antiemetik), misalnya: metoklopramid, proklorperazin, hiosin, ondansetron. Untuk Laparotomi (operasi), berkonsultasilah dahulu dengan ahli bedah digestif.
Gejala/Tanda: rasa nyeri pada alat kelamin atau panggul saat bersenggama atau orgasme. Terapi: lebih lama pemanasan sebelum bersenggama. Pelumas dengan pelarut air. Krim/pil estrogen (bagi wanita menopause) Catatan: dispareunia lebih sering terjadi pada wanita.
16
Tulisan/suara semakin kecil. Sulit duduk/berdiri. Air liur menetes. Kedipan mata berkurang.
86. Nyeri Tengkuk Penyebab: bekerja serius dalam waktu lama, posisi duduk/kursi kurang nyaman.
Terapi: Levodopa, selegiline, tolcapone, pergolide, amantadin, transplantasi otak, fisioterapi.
Gejala/Tanda: nyeri sekali di tengkuk, tidak bisa menoleh ke kiri, ke kanan, menunduk atau mendongak, sehingga aktivitas sehari-hari terganggu.
90. Patah Tulang Sinonim: fraktur.
Terapi: Rileks. Pandangan lurus ke depan. Jatuhkan kepala perlahan ke depan hingga hampir menyentuh dada. Lalu taruh kedua tangan di belakang kepala (jari-jari saling menjepit), jatuhkan siku perlahan ke bawah sehingga kedua tangan membebani leher. Tahan 5X hitungan, kembali ke posisi awal. Ulangi 23X.
Penyebab: kecelakaan, cedera/ trauma, pukulan, jatuh, dll. Gejala/Tanda: terganggu, dll.
nyeri,
berubah
bentuk,
gerakan
Terapi: sebaiknya ditangani tenaga medis yang terlatih, bawalah ke RS/UGD, debridement, operasi.
87. Osteoartritis (OA) Catatan: bila tidak ditangani > 6 jam, maka kemungkinan terjadi komplikasi semakin besar.
Penyebab: multifaktor. Diantaranya: infeksi, patah tulang, cedera, cacat bawaan.
91. Patek Sinonim: frambusia tropika, frambesia, framboesia, puru, yaws.
Gejala/Tanda: nyeri sendi, kaku sendi < 30 menit (setelah bangun tidur, duduk lama di kursi), hambatan gerak sendi, krepitus (sendi bunyi jika digerakkan), pembengkakan sendi (jarang disertai panas, kemerahan sekitar sendi). Usia > 38 tahun. Dapat disertai pembesaran tulang sendi lutut, rasa ngilu/kaku/nyeri di tangan.
Penyebab: Treponema pertenue dari spirochaeta.
pallidum,
subspesies
Gejala/Tanda: kelenjar getah bening membesar, panas dingin, sakit keras, tak enak badan (malaise).
Terapi: NSAID/anti inflamasi non-steroid (meloxicam, diclofenac), acetaminophen, menurunkan berat badan.
Khas: induk patek, yaitu papula (tonjolan padat di permukaan kulit, berbatas tegas, < 1cm) yang ditutupi krusta (darah/nanah/kotoran yang mengering di atas kulit) berwarna kuning coklat. Lesi mirip murbei (frambus).
Catatan: OA paling sering mengenai lutut, panggul, tulang belakang, dan pergelangan kaki.
Terapi: hidup eritromisin.
88. Panu Sinonim: Tinea versicolor, pityriasis versicolor, tinea flava, kromofitosis, dermatomikosis, liver spots.
bersih,
penisilin
(suntikan)
atau
Catatan: penularan patek dengan kontak langsung dengan kulit orang yang terkena infeksi. Penularan tidak langsung melalui kontaminasi akibat menggaruk, barang-barang yang kontak dengan kulit dan juga melalui lalat yang hinggap pada luka terbuka. Patek terutama menyerang anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan tropis yang panas, lembab, dan lebih sering ditemukan pada pria. Patek tidak menyerang otak, mata, aorta, organ pencernaan.
Penyebab: Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare. Gejala/Tanda: timbul perubahan warna kulit (makula), disertai sisik halus, gatal, dapat tanpa keluhan (asymptomatic), menahun (chronic). Terapi: menjaga kebersihan, antijamur golongan imidazol, fluconazole, clotrimazole cream, salep Whitfield, ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari, sampo topical selenium sulphide.
92. Penyakit Jantung Koroner Penyebab: kelainan otot jantung (myocardium) akibat kekurangan (insufficiency) aliran darah koroner. Penyempitan aliran darah ke otot jantung.
Catatan: dengan sinar Wood, jamur tampak berfluoresensi (berpendar) kuning keemasan.
Gejala/Tanda: sesak napas yang makin bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan, kram /nyeri di kaki selama/setelah olahraga, perubahan warna kulit, peka dingin, nyeri dada kiri (seperti ditusuk/diiris), dada seolah ditindih benda berat, leher serasa tercekik.
89. Parkinson Penyebab: proses menua di otak, yaitu proses degenerasi di substansia nigra pars compacta. Faktor risiko: usia, ras, genetik, lingkungan (rokok, alkohol, diet tinggi protein), cedera kepala, stres emosional.
Terapi: istirahat total, aspirin, nitrat, beta-blocker, antagonis kalsium, diet makanan lunak serta rendah garam.
Gejala/Tanda: tremor saat istirahat, kaku otot dan sendi (rigidity), kelambanan gerak dan bicara (bradykinesia), tidak stabil saat posisi tegak (postural instability). Cara berjalan: langkah kecil-kecil.
Catatan: ada arteriosklerotik, miokardium.
17
3 jenis angina
PJK: penyakit jantung pektoris, dan infark
93. Persalinan Prematur
96. Pria Berpayudara Besar
Sinonim: persalinan preterm.
Sinonim: ginekomasti, gynecomastia
Penyebab: infeksi.
Penyebab: Gynecomastia dapat fisiologis atau patologis. Fisiologis (normal); terjadi pada bayi baru lahir (newborn infants), remaja dalam masa pubertas (pubescent adolescents), dan individu yang lebih tua. Patologis (ada kelainan); dapat disebabkan karena menurunnya produksi hormon testosterone, meningkatnya hormon estrogen, kelainan kromosom, dan penggunaan obat. Gynecomastia dapat juga idiopathic (tak diketahui sebabnya).
Gejala/Tanda: usia kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kontraksi uterus (his) teratur, rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi, mengeluarkan lendir lewat vagina (dapat bercampur darah), selaput ketuban seringkali telah pecah. Terapi: pastikan bayi tetap terjaga hangat. Jika ada infeksi beri antibiotik (gentamisin atau kanamisin dan ampisilin).
Beberapa keadaan yang menyebabkan produksi hormon testosterone menurun antara lain: gagal ginjal, kurang gizi (malnutrition), kanker (seperti: large cell lung cancer, gastric carcinoma, renal cell carcinoma, hepatoma), tumor pituitary, hyperthyroidism, viral orchitis.
Catatan: bayi prematur sering sukar bernapas, dan sukar dalam pemberian minum. 94. Pikun
Obat-obatan yang dapat menyebabkan gynecomastia: alkohol, marijuana, heroin, estrogen (termasuk diethylstilbestrol, digitalis, phytoestrogens), gonadotropins, clomiphene, phenytoin, testosterone eksogen, ketoconazole, metronidazole, cisplatin, diazepam spironolactone,cimetidine, flutamide, finasteride, etomidate, methyldopa, busulfan, tricyclic antidepressants, penicillamine, omeprazole, phenothiazines, calcium channel blockers, ACE inhibitors.
Sinonim: dementia, dementedness. Penyebab: penyakit Alzheimer, asetilkolin, depresi, keracunan obat, dll.
kekurangan
Gejala/Tanda: tidak mampu mempelajari/mengingat informasi yang baru saja dipelajari, gangguan berbicara/menulis (aphasia). Sulit untuk: mengurus uang, berbelanja, berpikir (runut/abstrak), atau mengemudi.
Khas: biasanya bilateral (dua sisi), namun dapat juga satu sisi (hanya kanan/kiri saja). Gundukan (ridge) jaringan kelenjar (glandular tissue) simetris dengan lingkaran di sekitar puting susu (nipple-areolar complex). Mudah dideteksi bila diameter glandular tissue lebih dari 0,5 cm. Bila jari-jari tidak dapat bertemu sampai menyentuh puting susu, maka kondisi ini disebut pseudogynecomastia.
Terapi: kolinesterase inhibitor, (donepezil, rivastigmin, galantamin), vitamin E, memantin. Catatan: demensia dapat terjadi mendadak, misalnya: setelah stroke atau cedera kepala. 95. Polio Sinonim: poliomyelitis, infantile paralysis, acute anterior poliomyelitis.
Terapi: dengan hormon steroid yang dapat menghambat efek estrogen, misalnya: clomiphene, danazol, tamoxifen, testolactone, testosterone. Gynecomastia fisiologis tidak perlu terapi. Bedah plastik mutlak diperlukan pada penderita gynecomastia dengan jaringan payudara sangat kendor (excessive sagging of the breast tissue) disertai penurunan berat badan. Bila terapi medis gagal, atau dengan alasan kosmetik dan psikososial, maka reduction mammoplasty dapat dipertimbangkan.
Penyebab: Poliovirus tipe 1. Gejala/Tanda: paling sering tanpa keluhan, bila infeksi ringan disertai demam, malaise, sakit tenggorok dengan atau tanpa mual, dan sakit kepala. Aseptic meningitis jarang. Terapi: analgesik (bila febrile/demam, jangan disuntik), fisioterapi, bawa ke RS. Istirahat di tempat tidur dianjurkan pada anak yang demam. Jangan diberi glucocorticoids.
Catatan: pada keadaan macromastia (ukuran payudara lebih dari 5 cm), diperlukan evaluasi lebih lanjut dan disarankan reduction mammoplasty. Gynecomastia di masa pubertas yang tanpa gejala sebaiknya dire-evaluasi 6 bulan kemudian.
Catatan: pencegahan dengan vaksinasi Poliovirus hidup (Sabin) atau mati (Salk).
18
97. Rabies
99. Radang Payudara
Sinonim: hydrophobia, lyssa, madness.
Sinonim: mastitis laktasional, mastitis puerperalis.
Penyebab: virus Rabies, jenis virus RNA rantai tunggal, dari family Rhabdoviridae, genus Lyssavirus.
Penyebab: stasis ASI (saluran payudara tersumbat), infeksi Staphylococcus aureus dan albus.
Gejala/Tanda: serangan dimulai dengan sakit kepala, demam, malaise. Bisa disertai mual/muntah. Gejala yang sering muncul adalah kulit jadi sangat sensitif (hyperesthesia), mudah gembira/bersemangat (excitability) dan takut udara (aerophobia). Penyakit ini berlanjut menjadi kelumpuhan otot (paresis atau paralisis), perasaan takut air (hydrophobia), diikuti dengan delirium dan kejang.
Ciri: paling sering pada minggu kedua dan ketiga paskakelahiran. ASI sulit mengalir. Benjolan sangat nyeri pada satu payudara disertai bercak kemerahan pada kulit di atasnya. Payudara membengkak, keras. Rasa ASI berubah menjadi lebih asin dan kurang manis. Bintik putih di ujung puting susu, sangat nyeri selama pengisapan. Terapi: peras ASI dengan tangan, sering menyusui, kompres hangat, amoksisilin, parasetamol.
Penyebaran: anjing/kucing domestik yang tidak diimunisasi, rubah, musang, serigala, kelelawar, raccoon.
Catatan: ASI dari payudara yang terkena mastitis tak berbahaya bagi bayi.
Terapi: Berikan human rabies immunoglobulin (HRIG), dengan dosis 20 IU/kg pada individu (anak dan dewasa) yang belum divaksinasi rabies. Bersihkan luka gigitan dengan sabun antiseptik dan air, atau gunakan povidone/iodine solution selama 10 menit.
100. Raja Singa Sinonim: sifilis, lues venerea. Penyebab: Treponema pallidum. Stadium: sifilis primer (ulkus durum: tidak sakit, tunggal, bulat, merah, bersih), sekunder (roseola: ruam di kulit, merah tembaga, berbintik, bulat/lonjong, pada kepala menyebabkan rambut rontok. Kondiloma lata: basah dan sangat menular. Kelainan kulit juga terjadi pada telapak tangan dan kaki), tersier (guma: kulit kemerahan, melunak, destruktif).
Yang biasa diresepkan adalah: (1) Immunoprophylaxis agents berupa: rabies immunoglobulin, human rabies immunoglobulin (HRIG), HDCV (Imovax) -- Rabies human diploid cell (HDCV) vaccine. (2) Rabies vaccine, berupa: human diploid cell vaccine. Catatan: Penyebaran melalui udara telah dibuktikan terjadi di gua dimana terdapat banyak kelelawar yang hinggap dan pernah juga terjadi di laboratorium, namun kejadiannya sangat jarang. Di Amerika Latin, penularan melalui kelelawar vampire yang terinfeksi kepada binatang domestik sering terjadi.
Terapi: penisilin G benzatin, penisilin G prokain, PAM (penisilin prokain + 2 % aluminium monostrerat). 101. Retardasi Mental (RM)
98. Radang Paru- paru (Pneumonia)
Sinonim: mental subnormal, defisit mental/kognitif, cacat mental, defisiensi mental.
Penyebab: bakteri, jamur, parasit, protozoa, dan virus. Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab utama pneumonia komunitas.
Penyebab: multifaktor; nutrisi (kekurangan iodium, protein, besi), cedera kepala, genetika, tumor otak, radiasi, obat, dll.
Gejala/Tanda: demam, menggigil, batuk, nyeri selaput paru/pleura, riak/dahak, frekuensi nafas meningkat, mengi, friction rub pleura. Pada orang berusia lanjut, mual, muntah, diare, nyeri otot dan sendi tidak jarang muncul.
Ciri: IQ < 70, kesulitan dalam kegiatan akademik di sekolah, lambat bereaksi (terhadap bunyi, senyum, berbicara, konsentrasi). Kebiasaan memasukkan benda ke mulut, pada RM berat. RM ringan dapat sukses di masyarakat.
Terapi: sefalosporin atau betalactam-betalactamase inhibitor dengan atau tanpa antibiotik macrolide/kuinolon.
Terapi: perhatian, cinta kasih dan dukungan ortu/keluarga dan lingkungan, dikonsultasikan ke psikolog/psikiater.
Catatan: pada orang berusia lanjut dengan frekuensi nafas > 28X/menit menunjukkan adanya pneumonia berat.
19
102. Sariawan
106. Stevens-Johnson Syndrome (SJS)
Sinonim: scurvy, scorbutus, skorbut.
Sinonim: ektodermosis erosiva pluriorifisialis, eritema multiformis tipe Hebra, eritema bulosa maligna, sindrom mukokutanea-okular, minor form of TEN (toxic epidermal necrolysis).
Penyebab: kekurangan vitamin C (ascorbic acid), kelaparan, riwayat lama berlayar, diet ketat, ketidaktahuan (misal: merebus jus buah).
Penyebab: (1) alergi obat, (2) infeksi virus, bakteri, jamur, (3) keganasan, seperti: kanker, limfoma dan (4) idiopathic (belum diketahui penyebabnya) pada 25-50% kasus.
Gejala/Tanda: gusi berdarah, kehilangan selera makan, suka mengeluh/jengkel (peevishness), diare, demam, nyeri kaki. Terapi:vitamin C (ascorbic acid) Catatan: arbei, bayam, jeruk, kentang, kiwi, kubis, tomat kaya akan vitamin C. Vitamin C larut air. Hatihati, penderita dapat mati mendadak (sudden death).
Obat/zat pencetus SJS: penicillins, salicylates, sulfonamides, phenytoin, carbamazepine, valproic acid, lamotrigine, barbiturates, valdecoxib, cocaine, analgesic (pereda nyeri), antipyretic (pereda demam), jamu.
103. SARS (Severe acute respiratory syndrome)
Gejala/Tanda: dapat diawali demam, tak enak badan (malaise), nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia/ myodynia), sakit kepala, batuk berdahak. Kadang disertai muntah, diare. Proses ditandai oleh infeksi saluran nafas atas yang nonspesifik (nonspecific upper respiratory tract infection). Keterlibatan membran mukus dan/atau mulut menunjukkan bahwa penderita tidak dapat makan dan minum. Seringkali telapak tangan atau kaki melepuh.
Penyebab: coronavirus. Gejala/Tanda: rasa tidak enak badan (malaise), nyeri otot (myalgia), demam tinggi(> 38˚C), diikuti batuk, sulit bernafas, dapat juga disertai diare. Terapi: kortikosteroid dengan ribavirin, interferon (penghambat replikasi virus). Catatan: Penularan terjadi karena kontak yang sangat dekat dengan penderita. Penderita secepatnya dibawa ke RS terdekat.
Trias: dijumpai kelainan di (1) kulit, (2) selaput lendir orifisium (misalnya di mukosa mulut, hidung, lubang genitalia, anus), dan (3) mata.
104. Selulitis (Cellulitis)
Terapi: belum ada obat spesifik. Kompres saline atau Burow solution untuk menutupi kulit yang terbuka. Alternatif lain untuk kulit adalah calamine lotion. Sementara ahli meresepkan cyclophosphamide, plasmapheresis, hemodialysis, ciclosporin, dan thalidomide. Lakukan pencegahan tetanus. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dengan pemberian cairan intravena, misal: infus glukosa 5% dan Larutan Darrow. Pemilihan antibiotik tergantung infeksinya. Penggunaan systemic corticosteroids masih kontroversial karena dosis tinggi dapat meningkatkan prevalensi komplikasi, angka morbiditas dan mortalitas, sehingga banyak ahli percaya bahwa penggunaan corticosteroids merupakan kontraindikasi. Human intravenous immunoglobulin dapat digunakan untuk perawatan (treatment) and pencegahan (prophylaxis).
Penyebab: Streptococcus beta hemolyticus, S.aureus, S. pyogenes, Staphylococcus. Gejala/Tanda: demam, badan tidak enak (malaise),nyeri setempat, bengkak (swelling), terasa panas (heat), kulit kemerahan (erythema). Terapi: penisilin, antibiotik golongan sefalosporin, kompres dengan antiseptik (povidon yodium). Catatan: kebersihan kurang, daerah tropis, beriklim panas, banyak debu dan kotoran mempermudah terkena selulitis. 105. Sinusitis Penyebab: alergi, infeksi (jamur, virus, bakteri). Gejala/Tanda: sakit kepala saat bangun tidur pagi hari, sakit kepala, nyeri (sekitar mata, gigi). Selaput lendir hidung kemerahan dan membengkak. Kadang hidung meler/tersumbat, indra penciuman berkurang, sakit telinga/leher. Kadang bernanah (hijau/kuning).
Catatan: Hati-hatilah, bila mata terkena, dapat menyebabkan kebutaan. Sesuai dengan keterlibatan sistem organ, berkonsultasi dengan ahli kulit (dermatologist), ahli bedah plastik, ahli mata (ophthalmologist), ahli sistem pencernaan (gastroenterologist), ahli paru (pulmonologist), atau ahli ginjal (nephrologist) dapat sangat membantu.
Terapi: kompres hangat, decongestant, antibiotik, bedah. Catatan: untuk mengurangi bengkak, radang, dan sumbatan di hidung, berikanlah obat semprot hidung yang mengandung steroid.
20
107. Stres Penyebab: multifaktor, tuntutan prestasi, lingkungan (bencana alam, polusi), kimiawi.
110. Syok (Shock) faktor
Khas: menurunnya tekanan darah sampai disfungsi membran sel sehingga organ vital (seperti jantung, paru-paru) tidak dapat berfungsi dengan baik.
Gejala/Tanda: mudah tersinggung, cemas, gangguan pola tidur, berbicara terlalu keras/cepat, kecewa, marah, cepat curiga, mudah menyalahkan, mudah bosan, dll.
Penyebab dari: Syok Kardiogenik: keracunan obat, anemia, beriberi, aritmia (kontraksi otot jantung tak normal), gagal jantung stadium akhir, kerusakan katup akut. Syok Hipovolemik: kehilangan cairan/plasma (karena luka bakar, gagal ginjal, diare, muntah), kehilangan darah (sebelum atau sesudah operasi). Syok Septik: gagal jantung. Syok Anafilaktik: obat (penisilin), telur, ikan, dll.
Terapi: beribadah, relaksasi, musik, dukungan keluarga, diazepam, alprazolam, klomipramin, haloperidol. Catatan: stres bermanfaat bagi individu dan lingkungannya dalam hal peningkatan kualitas (diri) dan perbaikan.
Gejala/Tanda: pucat (pallor), hipotensi (tekanan sistol < 90 mmHg), terkadang tekanan darah tak terdeteksi, cemas, bingung, takikardi (jantung berdetak > 100X/menit), takipneu (nafas cepat), berkeringat, tangan-kaki dingin, oliguria (kencing hanya sedikit).
108. Stroke Hemoragik Sinonim: intracerebral hemorrhage (ICH). Penyebab: penyalahgunaan kokain, hipertensi, intracranial aneurysm (pembengkakan karena melemahnya dinding pembuluh darah di otak), intracranial neoplasm (pembentukan jaringan baru yang abnormal di otak), perdarahan karena tumor otak.
Terapi: jika mungkin berikan oksigen 100%, panggil ambulance, segera bawa ke RS terdekat. Pada syok anafilaktik, bila terjadi sukar bernafas, berikan adrenalin (epinefrin) intramuskuler 0,5 ml dengan pengenceran (solution) 1:1000. Catatan: Syok bukan suatu penyakit, namun termasuk salah satu kegawatdaruratan medis.
Gejala/Tanda:sakit kepala (berat dan mendadak), mual (nausea) dan atau muntah, kejang, koma. Dapat disertai vertigo, telinga berdenging (tinnitus), lumpuh separuh (hemiparesis).
111. Sulit Buang Air Besar (BAB) Sinonim: konstipasi, obstipasi (konstipasi berat). Ini keluhan, bukan penyakit.
Terapi: cepat dibawa ke ICU/UGD. Catatan: 50% kematian terjadi dalam 48 jam pertama.
Faktor risiko: penyalahgunaan obat (narkotik, pencahar, analgesik), wasir, stroke, depresi, diet rendah serat, kurang olahraga, bepergian jauh.
109. Stroke Iskemik Tanda/gejala: saat BAB: sulit memulai dan menyelesaikan, mengejan keras, ada massa tinja yang keras dan sulit keluar, rasa tak tuntas, sakit di daerah dubur/perut, ada perembesan tinja cair pada pakaian dalam, menggunakan pencahar, frekuensi BAB < 2X seminggu.
Penyebab: TIA/transient ischemic attack (terhentinya sirkulasi darah, O2, glukosa ke otak), intracranial thrombosis (bekuan darah di kepala) , embolism (macetnya aliran darah karena partikel/gumpalan). Gejala/Tanda: vertigo, sulit berbicara dengan jelas, melihat satu benda tampak dua, sulit memahami bahasa, lumpuh sesisi, penurunan kesadaran mendadak.
Terapi: minum 6-8 gelas sehari disertai diet tinggi serat, pepaya, olahraga. Bila belum berhasil, gunakan pencahar.
Terapi: rujuk ke RS, alteplase, anti-platelet agents (aspirin, ticlopidine). Catatan: Pria lebih berisiko terkena stroke dibandingkan wanita, dan 25% kasus stroke terjadi di usia < 65 tahun.
21
114. Tekanan Darah Tinggi
112. Sulit Punya Anak Sinonim: infertility, infertilitas.
Sinonim: hipertensi. Penyebab: hanya sedikit (5.6%) yang berhasil diungkap: (1) pelvic inflammatory disease (PID) / radang pelvis (ini berhubungan dengan infeksi gonorrhea), (2) endometriosis (ditemukan jaringan lain yang mirip dengan kandungan), (3) faktor pekerjaan (misal: mengejar karir) dan lingkungan, (4) efek toksik dari tembakau (rokok), alkohol, marijuana, heroin, cocaine, (5) olahraga yang berlebihan, (6) kegemukan (terutama pada wanita dengan berat badan yang berlebih), (7) usia lanjut.
Penyebab: multifaktor, misal: penyakit, obat (kontrasepsi oral, glukokortikoid, siklosporin, kortikotropin). Gejala/Tanda: kebanyakan tanpa gejala (asymptomatic). Tekanan darah >140/90 mmHg. Nyeri/sakit kepala, mata berkunang-kunang/kabur, mimisan(epistaxis). Terapi: diet rendah garam, diuretics, beta blocker, ACE inhibitors, calcium antagonist. Catatan: hipertensi merupakan faktor risiko stroke, gagal jantung, gagal ginjal.
Khas: tidak terjadi kehamilan (tanpa sebab yang jelas) setelah 1 tahun berhubungan seks tanpa pengaman/alat kontrasepsi. Ini merupakan terjemahan dari "the lack of pregnancy (regardless of cause) after 1 year of unprotected intercourse". Konsep ini paling banyak diterima oleh para ahli.
115. Tetanus (Lockjaw) Penyebab: Clostridium tetani Gejala/Tanda: trismus (kejang otot rahang), risus sardonicus (kontraksi otot wajah, mulut menyeringai, sehingga seperti "wajah kuda"), opisthotonus (kontraksi otot punggung), tubuh melengkung ke belakang, otot perut kaku seperti papan, bila memburuk akan terjadi hyperpyrexia (demam sangat tinggi). Disfungsi otonom menyebabkan gangguan pernapasan dan henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest).
Terapi: berkonsultasilah dengan dokter, ahli kandungan (obstetrician atau gynecologist) sebelum memutuskan untuk menggunakan teknologi, seperti: bayi tabung, in vitro fertilization (IVF), intracytoplasmic sperm injection (ICSI), dan Assisted Reproductive Technologies (ART). Catatan: Sekitar 15% pasangan di usia reproduktif mengalami infertility. Untuk menegakkan diagnosis infertility, diperlukan pemeriksaan yang lengkap dan detil dari kedua pasangan.
Terapi: bersihkan luka dengan alkohol 70%, rawatlah penderita di ICU yang tenang, berilah metronidazole, human tetanus immune globulin (TIG). Catatan: vaksinasi dapat mencegah tetanus.
Yang diperlukan dalam proses reproduksi adalah interaksi dan penyatuan saluran reproduksi pria dan wanita (yang normal dan sehat), sehingga memungkinkan terjadinya: (1) pelepasan preovulatory oocyte secara normal, (2) produksi spermatozoa yang cukup (adequate), (3) transport normal gamet ke ampulla tuba fallopi (tempat pembuahan terjadi) (4) perlekatan (implantation) dan perkembangan embrio di endometrial cavity.
116. Thalassemia Sinonim: (1) Thalassemia alfa = penyakit hemoglobin H (2) Thalassemia beta mayor = anemia Cooley Varian thalassemia: (1) Thalassemia beta 0 (2) Thalassemia beta + (3) Thalassemia delta-beta (4) Thalassemia alfa 0 / Thalassemia alfa 1 (5) Thalassemia alfa + / Thalassemia alfa 2 (6) Non deletion alpha thalassemia (7) Hereditary Persistence of Foetal Hemoglobin (HPFH) (8) Hb Lahore (9) Hb Constant Spring (10) Sindrom hydrops Bart (11) Beta Thalassemia minor atau trait (12) Beta Thalassemia intermedia (13) Beta Thalassemia major (Cooley's anemia)
113. Sulit Tidur (Insomnia) Penyebab: rasa nyeri kronis, efek samping obat, stres. Gejala/Tanda: sulit memulai tidur (butuh waktu lebih dari setengah jam untuk tertidur), sulit mempertahankan keadaan tidur, bangun terlalu cepat di pagi hari, siklus tidur terganggu sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. Terapi: hypnotics (anti-insomnia), nitrazepam, phenobarbital.
contoh:
Penyebab: mutasi gen.
Catatan: insomnia dapat berakibat rasa lelah, kurang energi, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung. Beberapa obat yang dapat menyebabkan gangguan tidur (sleep disturbances): anorexiants, levodopa, monoamine oxidase inhibitors, sympathomimetics.
22
Gejala/Tanda: (1) Thalassemia alfa: anemia sedang, sakit kuning (icterus), pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegaly), luka di kaki (leg ulcers), dapat disertai retardasi mental. (2) Thalassemia beta: anemia biasanya berat, muka Mongoloid, pertumbuhan badan kurang sempurna (pendek), hepatosplenomegaly, sinusitis sering kambuh, pertumbuhan gigi buruk, intelektual dan kemampuan berbicara tidak terganggu, icterus bila ada biasanya ringan, IQ kurang baik bila tidak mendapat transfusi darah secara teratur untuk memperbaiki anemianya.
117. TORCH Pengantar: TORCH kepanjangan dari: Toksoplasma, Other diseases, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes simplek. Ada ahli yang menyarankan untuk memperluas arti dari tiap-tiap hurufnya. Infeksi Chlamidia trachomatis dapat dimasukkan ke dalam huruf C. Huruf H dapat meliputi Hepatitis B virus, Hepatitis C virus, Human Immunodeficiency virus(HIV) dan Human Papilloma virus(HPV). TORCH menyebabkan bayi lahir dengan kelainan congenital (kongenital berarti tampak/ada saat lahir, bukan diturunkan, melainkan diperoleh saat perkembangan janin di dalam kandungan)
Terapi: (1) Antipyretics (penurun panas), analgesics (pereda nyeri), misal: Acetaminophen. (2) Antihistamines (anti alergi), misal: Diphenhydramine hydrochloride. (3) Chelating agents misal: Deferoxamine mesylate, Deferasirox. (4) Corticosteroids misal: Hydrocortisone (Hydrocortone). (5) Kombinasi antibakteri, misal: Trimethoprimsulfamethoxazole (TMP/SMX, Bactrim, Septra), Gentamicin (Garamycin), Penicillin V. (6) Vitamin, misal: Vitamin C (Ascorbic acid), Vitamin E (Alpha-tocopherol), asam folat (Folic acid) (7) Vaksin, misal: (a) Pneumococcal polyvalent vaccine, khusus dewasa; (b) Haemophilus b conjugate vaccine, untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae type b, khusus anak; (c) Quadrivalent meningococcal vaccine, suatu serogroup specific untuk melawan Neisseria meningitidis grup A, C, Y, dan W-135, khusus anak; (d) Pneumococcal 7-valent conjugate vaccine, khusus anak. (8) Transfusi seumur hidup, 2-4 kali per minggu untuk menjaga Hb>9g/dL. (9) Transplantasi sumsum tulang (histocompatible marrow transplant). (10) Splenektomi (pengangkatan limpa) diperlukan bila kebutuhan transfusi melebihi 240 mL/Kg PRC/tahun.
Toxoplasmosis Penyebab: Toxoplasma gondii (sebagai parasit intraseluler) dengan hospes primernya adalah kucing. Gejala/Tanda: biasanya tanpa gejala. Setelah masa inkubasi selama ± 9 hari, muncul gejala flu seperti lelah, sakit kepala, demam, kelelahan (fatigue), disertai Limfadenopati / Lymphadenopathy (pembengkakan kelenjar limfe) di daerah servikal. Laboratorium: perlu dipastikan dengan pemeriksaan anti-Toxoplasma IgM dan anti-Toxoplasma IgG. Mengingat gejala klinis tidak mencukupi, maka deteksi toxoplasmosis biasanya dilakukan dengan pemeriksaan antibodi didalam darah. Adanya antibodi IgM dalam darah penderita menandakan infeksi akut, sedangkan adanya antibodi IgG menandakan infeksi kronis. Pada orang yang pernah menderita toxoplasmosis, IgG dapat berada dalam darah seumur hidup dalam kadar rendah. Infeksi ulang ditandai dengan adanya kenaikan kadar IgG secara bermakna pada pemeriksaan ulang 2 – 3 minggu kemudian. Terapi: pyrimethamine, sulfadiazine, glucocorticoid. Catatan: Infeksi dapat terjadi pada segala umur dan tidak membedakan jenis kelamin. Infeksi pada kehamilan yang sangat awal dapat menyebabkan abortus dan bayi meninggal dalam kandungan dan infeksi selama usia kehamilan trisemester I dapat menyebabkan kelainan yang berat pada bayi, karena pada saat itu sedang berlangsung proses pembentukan alat-alat tubuh (organogenesis).
Berkonsultasilah dengan dokter untuk memilih terapi dan dosis yang efektif. Pencegahan: melakukan screening, konseling genetika, diagnosis antenatal menggunakan darah janin (fetal blood) atau DNA.
Other Diseases (Penyakit-penyakit Lain)
Catatan: Sebagian besar kematian dikarenakan keterlibatan jantung. Bagi wanita dengan thalassemia major masih mungkin untuk hamil dan melahirkan bayi sehat. Individu dengan thalassemia major menunjukkan gejala/tanda diabetes mellitus. Bila seseorang dicurigai positif thalassemia, sebaiknya diperiksa apakah ada peningkatan kadar Hb A2, Hb F. Pada anak yang lebih muda dari 3-5 tahun, kondisinya belum dapat diketahui karena proses penghentian produksi Hb F tertunda. Pertumbuhan penderita thalassemia mengalami keterlambatan (growth retardation).
Misalnya: (1) syphilis, (2) infeksi streptococcus group B, (3) listeriosis (disebabkan oleh: bacterium Listeria monocytogenes, melibatkan sistem saraf pusat, menyebabkan gejala neurologis/saraf yang bervariasi. Disebut juga listeria meningitis) Semua infeksi ini mempunyai persamaan, yaitu pada infeksi maternal (berhubungan/berkaitan dengan ibu) biasanya tanpa gejala.
23
Rubella
Cytomegalovirus (CMV)
Sinonim: German measles, campak Jerman.
Penyebab: cytomegalovirus.
Penyebab: virus Rubella, jenis virus RNA dari genus Rubivirus, famili Togaviridae.
Gejala/Tanda: pada infeksi CMV perinatal tanpa gejala. Pada infeksi CMV kongenital: bintik-bintik merah di kulit (petechiae) disertai pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegaly), sakit kuning (jaundice), kepala berukuran kecil (microcephaly) dengan atau tanpa pengapuran otak (cerebral calcification). Pada CMV mononucleosis: demam, kelelahan, tak enak badan (malaise), sakit kepala, nyeri otot (myalgia), dan pembesaran limpa/lien (splenomegaly).
Gejala/Tanda: Rubella kongenital Sekitar 10-15% bayi yang dilahirkan hidup oleh ibu dengan infeksi rubella pada trimester pertama menderita gangguan pendengaran dan berbagai kelainan, seperti: neurologis (saraf), perkembangan, kardiovaskuler, mata (misalnya: katarak, glaukoma, kekeruhan kornea). Gejala ini baru muncul beberapa minggu sampai satu tahun sesudah bayi lahir.
Laboratorium: perlu dipastikan dengan pemeriksaan anti-CMV IgM dan anti-CMV IgG. Terapi: Ganciclovir (5 mg per Kg berat badan, 2 x sehari intravena, diberikan selama 14-21 hari). Atau valganciclovir (900 mg setiap hari selama14-21 hari). Atau Foscarnet (60 mg per Kg berat badan, setiap 8 jam untuk 2 minggu). Atau Cidofovir (5 mg per Kg berat badan per minggu untuk 2 minggu).
Rubella postnatal Masa inkubasi 17-25 hari. Pembengkakan kelenjar getah bening/limfe (Lymphadenopathy), ruam kulit (rash), dan demam ringan (umumnya tidak lebih dari 39° C).
Transmisi (Penularan): melalui hubungan seksual, menyusui, kontak dengan air liur (saliva), tinja, dan urin.
Pada orang dewasa, saat terjadi adenopathy (pembesaran kelenjar), dapat diikuti gejala (symptom) prodromal ringan seperti: rasa tak enak badan (malaise), sakit kepala, demam ringan, sakit tenggorok ringan. Gejala ini berlangsung 1-5 hari sebelum timbul ruam kulit.
Catatan: penyakit yang disebabkan oleh CMV dapat terjadi pada bayi atau anak. Terkadang CMV juga dapat menyebabkan infeksi primer pada dewasa, yang sebagian besar disebabkan karena reaktivasi (aktifnya lagi) virus yang telah didapat sebelumnya.
Pada anak, umumnya gejala prodromal tidak terjadi sehingga ruam kulit menjadi tanda awal penyakit.
Infeksi kongenital biasanya disebabkan oleh reaktivasi CMV selama kehamilan. Di negara berkembang, jarang terjadi infeksi primer selama kehamilan, karena sebagian besar orang telah terinfeksi dengan virus ini sebelumnya. Bila infeksi primer terjadi pada ibu, maka bayi dapat lahir dengan kerusakan otak, ikterus dengan pembesaran hepar dan lien, trombositopenia, dan retardasi mental.
Rash berlangsung 2-3 hari, dimulai dari dahi, lalu dalam waktu 24 jam menyebar ke leher, badan, lengan, kaki. Rash di wajah sering menghilang saat terbentuk rash di kaki. Jarang dijumpai perubahan warna kulit. Pada wanita dapat mengalami radang sendi (arthritis) pada jari, pergelangan tangan, lutut. Biasanya disertai pembengkakan, rasa nyeri, dan kesemutan (paresthesia).
Bayi juga dapat terinfeksi selama proses kelahiran karena terdapatnya CMV yang banyak dalam serviks. Penderita dengan infeksi CMV aktif dapat mengekskresikan virus dalam urin, sekret traktus respiratorius, saliva, semen, dan serviks. Virus juga didapatkan pada leukosit dan dapat menular melalui tranfusi.
Laboratorium: perlu dipastikan dengan pemeriksaan anti-rubella IgM dan anti-rubella IgG atau ELISA testing untuk antibodi IgG dan IgM. Terapi: istirahat penuh di tempat tidur. Vaksinasi dengan virus yang dilemahkan tidak boleh diberikan pada ibu-ibu yang hamil muda. Sampai saat ini belum ada terapi yang efektif.
Herpes Simpleks Lihat pada Bagian Herpes Simpleks. Pemeriksaan Laboratorium: perlu dipastikan dengan pemeriksaan anti-HSV2 IgM dan anti-HSV2 IgG. Juga dengan isolasi virus dari kerokan ulkus, swab tenggorok, saliva.
Catatan: Gejala klinis rubella pada orang dewasa sering keliru dengan campak. Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi tejadi trimester pertama maka risikonya menjadi 25%. Kematian pada postnatal rubella biasanya disebabkan karena radang otak (encephalitis).
24
122. Vitiligo
118. Tuberculosis (TBC/TB) Penyebab: Mycobacterium tuberculosis complex.
Sinonim: behak, beras, shwetakustha, suitra. Gejala/Tanda: batuk dengan atau tanpa dahak > 2 minggu, malaise, hemoptysis, sesak nafas, nyeri dada, gejala flu, kulit kebiruan (cyanosis).
Penyebab: berhubungan dengan proses imunologis (sistem imun/kekebalan tubuh), gangguan neurologis (sistem saraf), autotoksik, atau krisis emosi. Terpajan bahan kimiawi, misal detergen yang mengandung fenol.
Terapi: rifampin, isoniazid (INH), pyrazinamide, ethambutol, fluoroquinolones,streptomycin.
Gejala/Tanda: bintik-bintik (makula) putih yang makin lama makin meluas. Biasanya tidak gatal atau nyeri. Bisa timbul rasa panas. Daerah yang sering terkena: bagian tulang terutama di atas jari, sekitar mata, mulut, hidung, pergelangan/punggung tangan, siku, lutut, tumit, kaki, terkadang di genital, anus, puting susu, bibir.
Catatan: TB menular melalui udara yang terkontaminasi droplet penderita saat batuk, bersin, atau berbicara. Vaksinasi BCG (bacille CalmetteGuérin) melindungi bayi dan anak dari TB. 119. Tulang Keropos Sinonim: osteoporosis.
Terapi: jika tak luas berilah Vitadye/Dy-o-Derm. Larutan psoralen 1% dalam alkohol dioleskan, lalu dijemur di bawah sinar matahari antara jam 10-12 hingga warna kulit menjadi merah. MBEH (monobenzylether hydroquinon) 20% dapat dipakai bila luas vitiligo > 50% permukaan kulit dan tidak berhasil dengan psoralen. Tindakan pembedahan dengan tandur kulit merupakan alternatif lain. Untuk usia < 18 tahun: gunakan losio metoksalen 1% yang diencerkan 1:10 dengan spiritus dilutus lalu oleskan, diamkan 15 menit, lalu jemur 10 menit. Waktu menjemur kian diperlama. Untuk usia > 18 tahun: bila kelainan kulitnya luas, terapi digabung dengan kapsul metoksalen (10 mg). Obat ini dimakan 2 kapsul (20 mg) 2 jam sebelum dijemur, seminggu 3 kali. Teruskan selama 6 bulan.
Penyebab: kekurangan kalsium, genetik, steroid, alkohol. Gejala/Tanda: biasanya tanpa gejala, nyeri (di punggung). Bila ada patah tulang (fracture) punggung (vertebra), tinggi berkurang, bungkuk (kyphosis), gerakan tubuh terbatas (limitation of motion). Jaringan tulang porous dan fragile. Terapi: berhenti merokok, kalsium oral, vitamin D, bisphosphonate bone-resorption inhibitors (Alendronate, Pamidronate). Catatan: wanita post-menopause sering terkena osteoporosis karena berkurangnya estrogen. 120. Tuli Mendadak Penyebab: belum jelas, namun diduga karena virus, alergi, diabetes, emosi, kelelahan, barotrauma pada penyelam/penerbang.
Catatan: gula darah perlu diperiksa, sebab sering berhubungan dengan penyakit diabetes melitus. Biasa terjadi di usia 10-30 tahun, mengenai 1% penduduk dunia.
Gejala/Tanda: tuli yang terjadi secara tiba-tiba dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari, bisa satu sisi, atau dua sisi telinga.
123. Xerophthalmia Sinonim: conjunctivitis arida, xeroma, xerophthalmus.
Terapi: istirahat penuh (bed-rest), asam nikotinat, betahistin mesilat, prednison, vitamin B, vitamin C.
Penyebab: kekurangan vitamin A. Catatan: Menurut JB Snow, 1/3 penderita dapat sembuh dan normal kembali. Beberapa obat yang dapat menyebablan tuli (deafness): aminoglycosides, aspirin, bleomycin, chloroquine, erythromycin, ethacrynic acid.
Ciri: mata kering (di conjunctiva, kornea), seperti klilipan, sakit, buta senja, penglihatan turun perlahan. Ada bercak Bitot (berwarna kelabu seperti mutiara, berbentuk segitiga, seperti berbusa di atasnya). Pada stadium akhir, terjadi pelunakan kornea (keratomalacia) diikuti bola mata berlubang (perforation), dan kebutaan.
121. Vertigo Penyebab: Vestibulum - vascular, Eighth nerve (saraf ke-8), Retikulum batang otak, Traktus posterior mielum, Infection-imagination, Generalized illness (penyakit umum, seperti: herpes zozter, influenza), Opthalmic disease (penyakit mata, misal glaukoma).
Terapi: retinol (vitamin A) 100.000 – 200.000 IU. Catatan: umumnya terjadi pada anak berusia 6 bulan - 4 tahun.
Gejala/Tanda: rasa berputar, sensasi jatuh, muntah, pucat, sempoyongan, telinga berdenging. Terapi: ekstrak Ginkgo biloba 761 sehari 100 mg, selama 10 hari, prochlorperazine, diazepam. Catatan: streptomisin, klorokuin, kuinin, fenitoin, karbamazepin, dan furosemid menimbulkan gejala vertigo.
25
Referensi 1.
Adi S, et.al. (ed.): Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XVIII Ilmu Penyakit Dalam 2003. FK UNAIR-RSUD Dr Soetomo. Surabaya.2003.
2.
Alwi I, et al (ed.): Penyakit Kronik dan Degeneratif Penatalaksanaan dalam Praktek Sehari-hari. FK UI. Jakarta. 2003.
3.
Boediardja SA, et.al (ed.): Dermatitis pada Bayi dan Anak. FK UI. Jakarta. 2004.
4.
Blenkiron P. 2006, A mnemonic for depression, BMJ 2006;332:551.
5.
Darmawan J., et al: Diagnosis dan Terapi Lupus Eritematosus Sistemik. IDI. 1997.
6.
Davey P.: Medicine At A Glance. Blackwell Science Ltd. 2002
7.
Depkes RI Dinkes Prop Jateng: Pelayanan Medis Dasar. 2007.
8.
Depkes RI, et al.:Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Sarana Pelayanan Kesehatan.2006.
9.
Dharmojono: Leptospirosis, Anthrax, Mulut dan Kuku, Sapi Gila Waspadailah Akibatnya!. Pustaka Populer Obor.Jakarta.2002.
10. Djauzi S.,Djoerban Z.:Penatalaksanaan HIV/AIDS di Pelayanan Kesehatan Dasar. FK UI.Jakarta.2002. 11. Djuanda A.,et al.(ed.): Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi IV. FK UI. Jakarta. 2005. 12. Hadinegoro SRH, et al. (ed.): Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Depkes RI.2004. 13. Harijanto PN (ed.):Malaria Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis, dan Penanganan.EGC. Jakarta.2000. 14. Ilyas, S.:Ilmu Penyakit Mata. FK UI. Jakarta. 1998. 15. Joesoef AA, Kusumastuti K. (ed.): Neuro-otologi Klinis Vertigo. Airlangga University Press. Surabaya. 2002. 16. Joewono BS (ed.): Ilmu Penyakit Jantung. Airlangga University Press. Surabaya. 2003. 17. Kalbe Farma: Cermin Dunia Kedokteran (No.123 Tahun 1999, No.124 Tahun 1999, No.130 Tahun 2001, No. 134 Tahun 2002, No.140 Tahun 2003, No.145 Tahun 2004, dan No.147 Tahun 2005) 18. Kasper DL, Braunwald E, Fauci Hill.2005.
AS,et.al.: HARRISON'S Manual of Medicine 16th Edition.McGraw-
19. Kolopaking MS, et.al. (ed.): Current Diagnosis and Treatment In Internal Medicine 2005 Practical Guidelines in Daily Practice. FK UI. Jakarta. 2005. 20. L. Blok, M. Cereceda, et. al (ed.): Clinical Guidelines: Diagnosis and Treatment Manual, 7th Ed., French. 2006. 21. Longmore M, Wilkinson I, Turmezei T, et. al (ed.): Oxford Handbook of Clinical Medicine, 7th Ed., Oxford University Press Inc. New York, United States. 2007. 22. Lumbantobing SM, : Anak dengan Mental Terbelakang. FK UI. Jakarta. 2001. 23. Machfoedz I, Winarti SA, Wahyuningsih HP: PPPK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Rumah & di Tempat Kerja. Penerbit Tramaya. 2005. 24. Mardjono M, Sidharta P: Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta. 2003. 25. Maslim R.:Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic Medication).FK Unika Atma Jaya.jakarta.2001. 26. Purnomo BP.: Dasar-dasar Urologi. CV Sagung Seto. Jakarta. 2000. 27. Sabarguna BS, Kekalih A: Atlas Alur untuk Diagnosis dan Terapi. UI Press. Jakarta. 2006. 28. Siregar RS: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC.Jakarta.2005.
26
29. Simon C, Everitt H, Kendrick T. Oxford Handbook of General Practice 2nd Edition. Oxford University Press, Inc., New York. 2006. 30. Soedarto: Sinopsis Virologi Kedokteran. Airlangga University Press. Surabaya. 2004. 31. Stead LG, et.al. (ed.): First Aid for The Surgery Clerkship. Mc-Graw Hill Companies, Inc. USA. 2003. 32. Suraatmaja S: Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Sagung Seto.Jakarta.2005. 33. Uddin, J.: Alzheimer's disease: Disorder of the third millenium? In: Jurnal Kedokteran Yarsi 8 (3):1-12 (2000). 34. Wachyudi RG, et al.: Diagnosis & Terapi Penyakit Reumatik. Sagung Seto. Jakarta. 2006. 35. WHO: Mastitis: Causes and Management. 2000. 36. Wibowo S., Andropause atau PADAM, Pengenalan, Pengobatan dan Pencegahan, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 1998. 37. Yang G, Vyas GN. Inununodiagnosis of hepatitides A to E and Non-A to-E. Clin Diag Lab Immun, 1996; 3: 247-56. 38. Yanoff M.(ed.): Ophthalmic Diagnosis and Treatment. Current Medicine. Philadelphia. 1998. Situs Internet: 39. http://resto.co.id/sht/makanansehat36.htm?ujudul=HALITOSIS,%20apa%20itu 40. http://www.emedicine.com 41. http://www.emsvillage.com/articles/article.cfm?id=820 42. http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=1070 43. http://www.jakarta-eye-center.com/default.asp?menu=artikel&id=53 44. http://www.mamashealth.com/halitosis.asp 45. http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/sek-1.htm
27
Biodata Penulis
Nama
: Dito Anurogo, S.Ked.
Tempat, Tanggal Lahir
: Semarang, 23 Juli 1983
Suku Bangsa
: Jawa, Indonesia
Hobi
: membaca, menulis, filateli, filsafat, numismatik, berkebun, pecinta alam
Alamat
: Jl. Cinde Barat No. 4 Semarang, 50256, Jawa Tengah, Indonesia.
Telepon
: +62 24 8414870 (home ) , +62 878 3204 7900 ( mobile )
Email
:
[email protected]
Bahasa
: Java, Indonesia, English, (Basic: Arab, Chinese, Japanese, Hungary, Italy)
Nama Orang Tua
: Ir. H. Teguh Djoko Suprapto, MT.
Sejarah Pendidikan
: 2002 – sekarang Fakultas Kedokteran UNISSULA Semarang 1998 – 2001 SMU Negeri 1 Semarang 1998 – 1999 Pondok Pesantren Modern Islam As-Salam, Sukoharjo 1995 – 1998 SMP Negeri 3 (SMP Standar Nasional) Semarang 1989 – 1995 SD Negeri Sompok (SD Teladan) Semarang 1988 – 1989 TK Mangga Semarang
Pengalaman Organisasi
: Standing Committee on Research Exchange (SCORE) CIMSA • •
• • •
Prestasi dan Aktivitas
Delegasi SCORE UNISSULA untuk May Meeting di Surabaya 2007. Local Officer on Research Exchange for Sultan Agung Islamic University (2006 – 2007) Panitia CIMSA May Meeting 2006 Panitia Seminar dan Talkshow Kesehatan Nasional 2006 tentang HIV/AIDS dan Narkoba, 27 Mei 2006. Delegasi SCORE UNISSULA di September Meeting SCORE 2006
: Akademik dan Non Akademik • • •
Member of IFMSA (International Federation of Medical Students' Associations) sampai sekarang. Talk Show Mind Set "Open and Manage Your Mind, Get Your Future", diselenggarakan oleh BEM Fakultas Psikologi UNISSULA Semarang, 26 Maret 2008. Reporter of The Month December 2007 versi Harian Online Kabar Indonesia (HOKI), www.kabarindonesia.com
• •
• • • • • • • • • • • • • • • • • •
Workshop Penulisan Sastra (Puisi – Cerpen – Teenlit) bersama: Joko Pinurbo, Triyanto Triwikromo, Budi Maryono, di Suara Merdeka, Semarang, 28 Desember 2007. QA Communication, School of Motivational Communication, "Cara Edan: Bicara Percaya Diri Saat Memimpin, Menjual, dan Berpresentasi" bersama Trainer EDAN: Ikhwan Sopa, di Hotel Grasia, Semarang, 18 November 2007. Seminar Nasional "Membangun Sinergi Berbasis Spiritualitas", Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang, 6 September 2007. Satu-satunya mahasiswa fakultas kedokteran dengan dua karya tulis yang diterima di "Biennial Scientific Meeting of Indonesian Psychiatric Association" di Palembang, 3-5 Juli 2007. "Seminar Nasional Quo Vadis Pendidikan: Menelisik Kasus Kekerasan dalam Praksis Pendidikan di IPDN", DPP IKA UNNES, di Semarang, 14 Juni 2007. Talk Show tentang Menulis dengan tema "Menulis dengan Hati dan Pikiran" di Semarang, 10 Juni 2007. Delegasi Indonesia untuk riset di Italy (5-26 Maret 2007). Delegasi Indonesia untuk INTERNATIONAL TRAINING EXCHANGE PROGRAM 2007 di Hungaria (30 Juli – 27 Agustus 2007) Salah satu pembicara pada Student Program di Konferensi ke-5 Asia-Pasifik APA PHS di FK Unair, Surabaya, 15-17 November 2006. AMA Pra Category 1 Credit(s) from The University of Nebraska Medical Center, Center for Continuing Education (2005 – sekarang) Awarded 2.1 hours in category 1 credit towards the AMA Physician's Recognition Award by CDC MMWR, July, 14th, 2006 Relawan BSMI untuk Gempa Bumi Klaten 2006 Pendiri Medical Study Club (MSC) BEM FK UNISSULA (2006) ESQ Leadership Training, 25-26 Februari 2006. Partisipan ACTION (Asian Collaborative Training on Infectious Disease, Outbreak, Natural Disaster, and Refugee Management), 19-24 Maret 2006, di Jakarta Salah seorang dari 23 Nominator Lomba Penulisan Esai Ilmiah Populer Harun Yahya International Award 2003. Pesantren Manajemen Diri (TREND) Keluarga Mahasiswa Daarut Tauhiid (GAMADA), 2-6 Agustus 2002. Participant in The English Journalism Workshop by Diponegoro English Club, April 5, 2001, in Semarang. Participant in The Product Promotion Competition IBEC (IndonesiaBritain Education Centre), 15th March 2000. Delegasi SMP Negeri 3 Semarang untuk Lomba Penelitian Ilmiah Remaja ke-21 Tahun 1997.
Karya Tulis : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Pelangi Jiwa (2008) Tips Praktis Mengenali 123 Penyakit (2008) Software All About Medicine 2007: Cermin Dunia Kedokteran (2007) Hematopsychiatry (2007) Psychohematology (2007) Software Pelangi Jiwa (2007) Learning Medical is Fun (2006) Kitab Cahaya (2006) Atlas Dermatologi (2006) Rahasia di Balik Misteri Kehidupan (2006) Asthabrata (English edition, 2007) Pearl from Indonesia (Spread in Hungary, International Edition, 2007) Da Dito con Amore (2007) ABC Kematian (revised, 2008)
Karya Tulis Online : 1. Semarang Medical Journal (SMJ) http://smj1.greatestcities.com 2. Medical Students' Journal http://lipid.greatestcities.com http:// lipid1.greatestcities.com http://statin.greatestcities.com
http://statin1.greatestcities.com 3. Dito Anurogo's Journal http://dito.greatestcities.com http://dito1.greatestcities.com 4. Lebih dari 500 artikel di www.kabarindonesia.com Aktivitas dan Sebagian Sertifikat Internasional No 1
Activity Participant in Guest Lecturer of "Surgical Ablation as A Treatment of Atrial Fibrillation" by: Mr. Kazumasa Orihashi, MD, PhD. Update on HIV Pharmacology from the 2007 Budapest Meeting IFMSA (International Federation of Medical Students' Associations) Exchange Programme providing comprehensive reproductive health and HIV/AIDS education & skills building for medical students HIV Management: 2006: The New York Course -- Summary of ART Progress for the Last 18 Months. Cardiovascular Risk and HIV: Optimizing Viral and Metabolic Outcomes. Treating Opportunistic Infections Among HIV-Exposed and Infected Children: Recommendations from CDC, the National Institutes of Health, and the Infectious Diseases Society of America
Date Nov, 29, 2007
From / Place Sultan Agung Islamic University, Semarang
June 16, 2007
The Postgraduate Institute for Medicine Hungary (Budapest, Pécs, Szeged, and Debrecen)
June 11, 2007
Morbidity and Mortality Weekly Report, Centers for Disease Control and Prevention, Atlanta USA.
7
Revised Recommendations for HIV Testing of Adults, Adolescents, and Pregnant Women in Health-Care Settings.
June 11, 2007
8
Case Studies in Environmental Medicine: Environmental Triggers of Asthma.
June 11, 2007
9
Research about The Role of Endoglin in Colon Carcinoma. Participant in VII Convegno AMIAR Agopuntura E Medicina Non Convenzionale In Ginecologia Ed Ostetricia. Participant in Convegno Prostata 2007 Le attuali terapie del tumore prostatico. HIV Web Study. Each activity was designated for 0.5 AMA PRA Category 1 credit and is awarded a total of 24.5
March 5 – 26, 2007 March 24, 2007
Morbidity and Mortality Weekly Report, Centers for Disease Control and Prevention, Atlanta USA. Morbidity and Mortality Weekly Report, Centers for Disease Control and Prevention, Atlanta USA. Università degli Studi di Torino, Italy Torino, Italy
2 3
4
5 6
10
11 12
30 July 2007 – 27 August 2007
May 23, 2007
May 23, 2007
March 16, 2007 March, 15 May, 23 2007
Continuing Medical Education Medscape, New York. Medscape, SciMed.
Torino, Italy University of Alabama School of Medicine, Birmingham, AL.
13
credit(s). Rheumatology (First, Second, Third, Fourth) Quarter 2006 Quiz
14
Interviewed
Dec 22, 2006
15
Understanding Migraine
Dec 22, 2006
16
Insulin Therapy: Indications, Insulin Types, and Treatment Design The Speaker in Student Program, 5th AsiaPasific Association on Problem Based Learning in Health Sciences Conference (APA-PHS) Participant in Poster Presentation, 5th AsiaPasific Association on Problem Based Learning in Health Sciences Conference (APA-PHS) Post Conference Student Workshop: How to be A Peer Facilitator in Skills Training
Dec 19, 2006
Alzheimer's Disease in the Skilled Nursing Facility: A Case-Based Approach for Optimizing Care. Burn, Baby, Burn! Overwight and Gastroesophageal Reflux Advancing the Management of Cardiovascular and Metabolic Risk Factors: The Role of the Endocannabinoid System Prevention and Control of Tuberculosis in Correctional and Detention Facilities: Recommendations from CDC Endorsed by the Advisory Council for the Elimination of Tuberculosis, the National Commission on Correctional Health Care, and the American Correctional Association. Asian Collaborative Training on Infectious Disease, Outbreak, Natural Disaster and Refugee Management. Participant in The Product Promotion Competition
08/24/2006
17
18
19
20
21 22
23
24
25
March 12, 2007
Nov 15-17, 2006
The British Society for Rheumatology, Oxford Journals. International WHO'S WHO Chicago College of Pharmacy, Midwestern University Joslin Diabetes Center, Boston Faculty of Medicine Airlangga University, Surabaya
Nov 15-17, 2006
Faculty of Medicine Airlangga University, Surabaya
11/14/2006
Faculty of Medicine Airlangga University, Surabaya Advancing Knowledge in Healthcare (AKH)
07/28/2006 07/19/2006
07/14/2006
03/19-24, 2006 03/15/2000
THOMSON American Health Consultants The Discovery Institute of Medical Education (DIME) CDC and Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR)
WHO-IFMSA JapanIFMSA-CIMSA Indonesia – Britain Education Centre (IBEC)
Seminar Kesehatan dan Kedokteran yang Pernah Diikuti No 1
Seminar Seminar dan Pelatihan Hidup Sehat dengan Shalat
Waktu
Akreditasi (SKP)
10-11 November 2007
-
19 Mei 2007
-
1 Juli 2006
1 (satu)
31 September 2005
1 (satu)
27 September 2005
2 (dua)
30 Juli 2005
2 (dua)
29 Juni 2005
1 (satu)
18 Juni 2005
1 (satu)
18 Juni 2005
1 (satu)
21 Mei 2005
2 (dua)
11 Desember 2004
2 (dua)
25 September 2004
2 (dua)
19 September 2004
3 (tiga)
27 Juni 2004
-
1 Mei 2004
-
31 Januari 2004
1 (satu)
Tahajjud bersama Prof.DR.H.Moh Sholeh, M.Pd.,PNI 2
Seminar Post Disaster Syndrome di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya
3
Penyegaran Ilmiah Kegawatdaruratan Mata, di RSU William Booth, Semarang
4
Seminar Sehari "Pengaruh Minuman Berenergi terhadap Gizi dan Kesehatan", DPD Persagi – Dinkes Prop Jawa Tengah
5
Seminar Nasional Doa dan Dzikir sebagai Obat atasi Problematika Fisik – Psikis
6
Diskusi Panel "Kortikosteroid: Aplikasi Rasional dalam Klinik" FK UNISSULA – RSISA Semarang
7
Seminar "LUMPUH .......APAKAH PASTI POLIO" FK
8
Seminar Pencegahan Kebutaan akibat DM, FK
UNISSULA – RSISA Smg
UNISSULA – RSISA Semarang 9
Seminar Keperawatan Menyikapi Undang-Undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran berhubungan dengan Tindakan Invasif Medis dalam Praktik Keperawatan, RS St.Elisabeth Semarang
10
Seminar Kesehatan Nasional 2005 Optimalisasi Kecerdasan Otak Mencapai ESIQ yang Berkualitas serta Strategi Pencapaiannya
11
Seminar Pemeriksaan Penunjang di Bidang Oftalmologi untuk Mencegah Kebutaan, kerjasama FK UNDIP dan RSUP Dr. Kariadi
12
Seminar Profesi Dokter "Penatalaksanaan Stroke secara Komprehensif" RS St Elisabeth Semarang
13
Simposium Nasional AIDS, Tuberculosis,dan Malaria
14
Seminar Khitan Metode Guillotine dan Praktek
FK UNDIP – ISMKI, di Aula RS dr Kariadi Semarang
Khitan 15
Seminar Petanda Tumor, Manfaat dan Interpretasinya, Laboratorium CITO.
16
Seminar Pengobatan Medikamentosa Prostat Hiperplasia, RSISA
17
Seminar Clinical Up Date Penyakit Retina
27 September 2003
2 (dua)
18
Seminar Nasional Peran Antioksidan dalam
13 September 2003
2 (dua)
16 Agustus 2003
2 (dua)
28 Juni 2003
1 (satu)
21 September 2002
1 (satu)
Menghambat Proses Penuaan, UNISSULA 19
Varises dan Cantik secara Islami
20
Seminar Neuroimaging
21
Short Course Khitan Metode Cincin