BUKU PANDUAN PRAKTIS IBADAH HAJI PLUS
NAMA JAMA’AH :
UMRAH
HEAD OFFICE Jl. Slamet Riyadi no. 357 Makam Haji, Kartasura, Sukoharjo Telp. 085728183456 (Ibu Umi Hasanah) www.arminarekasolo.com
DAFTAR ISI
IBADAH HAJI ................................................. 1 A. Pengertian ............................................ 1 B. Sumber Hukum Ibadah Haji .................. 1 MIQAT .......................................................... 5 A. Pengertian ............................................ 5 B. Macam-macam Miqat ........................... 5 C. Dasar-dasar Penetapan Miqat ............... 10 D. Peta Miqat ............................................ 17 SYARAT, RUKUN, WAJIB DAN SUNNAH HAJI . 18 A. Syarat-syarat Diwajibkannya Haji .......... 18 B. Rukun Haji ............................................. 19 C. Wajib Haji ............................................. 21 D. Sunnah Haji ........................................... 22 PANDUAN PRAKTIS MANASIK HAJI ............... 25 HAJI TAMATTU’ ............................................. 27 A. UMRAH ................................................. 27
B. HAJI ....................................................... 52 C. LARANGAN-LARANGAN IHRAM ............. 69 FIDYAH, DAM DAN KAFFARAT DALAM HAJI .. 71 A. Pengertian ............................................ 72 B. Dasar Hukum ........................................ 76 C. Ketentuan ............................................. 84 TEMPAT-TEMPAT BERSEJARAH DI MEKKAH DAN MADINAH ..................................................... 87 A. Tempat-tempat Bersejarah di Mekkah .. 87 B. Tempat-tempat Bersejarah di Madinah 101 GAMBAR-GAMBAR ....................................... 114
IBADAH HAJI A. Pengertian Kata haji dari segi bahasa berarti “menyengaja”.
Dari
segi
istilah
haji
berarti menyengaja mengunjungi Ka‟bah untuk mengerjakan ibadah yang meliputi thawaf, sa‟i, wuquf, dan ibadah-ibadah lainnya untuk memenuhi perintah Allah SWT dan mengharap ridha-Nya dalam masa tertentu. B. Sumber Hukum Ibadah Haji Haji merupakan salah satu dari kelima rukun yang menjadi landasan berdirinya Islam. Dasar pelaksanaan
1
ibadah haji ini bersumber Al-Qur‟an, AlHadist dan Ijma‟. Dasar yang bersumber dari AlQur‟an adalah Allah SWT berfirman : “Mengerjakan haji adalah kewajiban hamba terhadap Allah, yaitu bagi yang mampu
mengadakan
perjalanan
ke
Baitullah. Barangsiapa mengingkarinya, maka
Allah
memerlukan
Maha sesuatu)
Kaya dari
(tidak semesta
alam. (Q. S. Al-Imran/3:97) Sedangkan yang bersumber dari AlHadist adalah riwayat dari Ibnu Umar ra., dimana Nabi SAW bersabda : 2
“Islam itu didirikan atas lima perkara. Yaitu, bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah, dan Muhammad
adalah
Rasul-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa
pada
bulan
Ramadhan,
menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu melakukannya.”
(Muttafaqun
„Alaih)
“Dari Ibnu Abbas, telah berkata Nabi SAW : Hendaklah kamu bersegeRA mengerjakan seseorang
haji, tidak
sesungguhnya akan
menyadari,
3
sesuatu
halangan
yang
akan
merintanginya.” (HR Ahmad) Adapun
yang
bersumber
adalah,
bahwa
paRA
dari
ijma‟
ulama
telah
sepakat mewajibkan haji yang dilakukan hanya
sekali
dalam
seumur
hidup.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Haji yang wajib itu hanya sekali, barang siapa melakukan lebih dari sekali, maka yang
selanjutnya
adalah
tathawwu‟
(sunnah).” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan Al-Hakim)
4
MIQAT A. Pengertian Miqat adalah waktu dan tempat dimana
seseorang
mulai
berihram.
Pembahasan ini perlu dipahami karena sebagian jama‟ah haji ada yang kurang tepat sehingga memulai ihram dari yang bukan tempatnya. B. Macam-Macam Miqat Miqat ada dua macam : 1. Miqat zamani yaitu batas waktu yang ditentukan. dalam
Miqat
Al-Qur‟an
zamani dalam
disebut
surat
Al-
Baqarah ayat 189 dan 197. PaRA 5
ulama sepakat bahwa bulan yang dimaksud
adalah
bulan
Syawal,
Zulkaidah dan Zulhijjah. Yaitu mulai dari tanggal 1 syawal s/d 10 Zulhijjah, yang jumlah keseluruhannya adalah 69 hari. Akan tetapi untuk bulan Zulhijjah pendapat sebagian
masih
ada
apakah saja.
perbedaan
seluruh
Untuk
Haji,
atau miqat
bermula pada bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah yaitu ketika Ibadah Haji dilaksanakan. Untuk Umrah,
miqat
bermula
pada
6
sepanjang tahun pada waktu Umrah dapat dilakukan. 2. Miqat
Makani
yaitu
tempat
mulai
berihram bagi yang berniat haji atau umrah. Tabel 1 memperjelas lokasi miqat dan uraiannya secaRA singkat. a. Bagi mereka yang tinggal di Mekkah tempat untuk ihram haji adalah Mekkah itu sendiri (rumah sendiri). Untuk umrah ialah keluar dari tanah haram Mekkah yaitu sebaiknya di Ji‟ranah, Tan‟eim atau Hudaibiyah. b. Bagi
mereka
yang
datang
dari
sebelah timur seperti Indonesia, 7
Malaysia, SingapuRA dan mayoritas negaRA Asia lain, tempatnya adalah di
Yalamlam
Yalamlam
(As
atau
Jeddah.
Sa’diyah)
adalah
sebuah bukit di sebelah selatan 94 km dari Mekkah. c. Bagi yang datang dari barat seperti Mesir, miqatnya di Juhfah. Letaknya antaRA
Mekkah
dan
Madinah,
sekitar 187 km dari Mekkah. Setelah hilangnya
tanda-tanda
miqat
diganti
ini
Al-Juhfah,
dengan
miqat
lainnya yakni Rabigh yang berjarak 204 km dari Mekkah. 8
d. Qornul Manazil (As Sailul Kabiir), miqat penduduk Najed atau yang searah dengannya, yakni sebuah bukit disebelah timur Mekkah yang berjarak 95 km e. Bagi yang datang dari Madinah, tempatnya di Dzulhulaifah Bir Ali (Abyar ‘Ali), letaknya sekitar 437 km dari Mekkah atau 20 km dari kota Madinah. f. Bagi yang datang dari bahagian Iraq pula adalah di Dzatu ‘Irq. Letaknya disebelah utaRA Mekkah berjarak 98 km. 9
C. Dasar-Dasar Penetapan Miqat a. Miqat Makani yang disebutkan diatas berlaku
bagi
orang
yang
tinggal
didalam miqat, seperti di Jedah atau Mekkah, maka dia dapat memulai ihram dari tempat kediamannya. b. Tidak boleh bagi seseorang yang berhaji atau berumrah melewati miqat tanpa ihram. Jika melewatinya tanpa ihram, maka wajb kembali ke miqat untuk berihram. Jika tidak kembali, maka wajib baginya menunaikan dam (fidyah), namun haji dan umrahnya sah. Jika ia berihram sebelum miqat, 10
maka haji dan umrahnya sah, namun dinilai makruh. c. Semua
miqat
tersebut
ditetapkan
langsung oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana dalam riwayat Bukhari dan Muslim. Dari Abdullah bin Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :
ٌَ ِه ُّل اَهْ ُل ْال َم ِد ٌْ َن ِة ِمنْ ِذىْ ْال ُحلَ ٌْ َف ِة َواَهْ ُل ال َّش ِام َقا َل َع ْب ُد.م َِن ْال ُحْ َف ِة َواَهْ ُل َن ْ ِد م َِن ْال َ ْ ِن َو َبلَ َغنِى اَنّ سو َل هللاِ صلى هللا علٌه: ِهللا َو ٌَ ِه ٌلل اَهْ ُل ْال ٌَ َم ِن ِمنْ ٌَلَمْ َل ْم: وسلم َقال
11
“Penduduk Madinah melakukan ihram mulai dari Dzu Al-Hulaidah, penduduk Syam mulai dari Juhfah, penduduk Najed mulai dari Qarn.” Abdullah berkata, “Dan telah sampai kabar kepadaku bahwa Rasulullah SAW bersabda “Dan penduduk Yaman melakukan ihram mulai dari Yalamlam.” (HR. Al-Bukhari no. 1525 dan Muslim no. 1182)
Dari Abdullah bin Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda
ُهللا بْن ِ َح َّد َث َنا َع َّفانُ َح َّد َث َنا وُ َهٌْبٌل َح َّد َث َنا َع ْب ُد َّاس اَنَّ َ س ُْو َل ِ ْن َعب ِ س َعنْ اَ ِب ٌْ ِه َع ِن اب ِ َُطاو 12
َ صلَّى هللاُ َعلَ ٌْ ِه َو َسلَّ َم َو َّق ت ِِلَهْ ِل ْال َم ِد ٌْ َن ِة َ ِهللا َذا ْال ُحلَ ٌْ َف ِة َو ِِلَهْ ِل ال َّش ِام ْال ُحْ َف َة َو ِِلَهْ ِل َن ْ ِد از ِل َو ِِلَهْ ِل ْال ٌَ َم ِن ٌَلَمْ لَ َم هُنَّ لَ ُه ْم ِ َق ْ َن ْال َم َن ت اَ َتى َعلٌَ ِْهنَّ ِمنْ َغ ٌْ ِ هِنَّ ِممَّنْ اَ َ ا َد ٍ َولِ ُك ِّل آ ْك َف ِمن َ ِان ِمنْ ُد ْو ِن َذل َ ْال َح َّج َو ْالعُمْ َ َة َف َمنْ َك َ َح ٌْ ُ اَ ْن َشا َ َح َّتى اَهْ ُل َم َّك ت ِمنْ َم ْك َة “Rasulullah SAW Menentukan miqat bagi penduduk Madinah adalah Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam adalah Juhfah, bagi penduduk Najed adalah Qarn Al-Manazil, dan bagi penduduk Yaman adalah Yalamlam. Miqat-miqat
13
ini bagi penduduk negeri-negeri tadi dan juga bagi penduduk negeri lain yang datangnya dari jalur negeri mereka bagi yang ingin berhaji atau umrah. Siapa yang tinggalnya setelah miqat-miqat ini maka ihramnya mulai dari rumahnya, mereka memulainya (bertalbiyah) dari (rumah mereka) di Mekkah. (HR. Bukhari 1432) d. Jika telah tiba di miqat, jama‟ah melakukan persiapan ihram dengan mandi
membasahi
seluruh
tubuh,
kemudian bersuci. Disunnahkan bagi jama‟ah
laki-laki
untuk
memakai 14
wewangian di tubuhnya, bukan di kain ihramnya. Sebagaimana Aisyah RA memakaikan Rasulullah wewangian sebelum ihram. e. Jama‟ah haji wanita yang sedang haid atau nifas juga tetap disunnahkan mandi,
berdasarkan
perintah
Rasulullah SAW kepada Asma binti Umais yang melahirkan saat tiba di Miqat untuk mandi. Karenanya, ihram tidak
disyaratkan
dilakukan
dalam
keadaan suci, hanya dianjurkan saja. Prinsipnya, bagi wanita yang haid atau
15
nifas dibolehkan melakukan semua amalan haji kecuali thawaf. Tabel 1.Tempat-tempat Miqat No. 1.
2.
3.
Tempat Miqat Miqat Dzul Hulaifah/ Bir „Ali
Uraian
Miqat bagi penduduk Madinah. Tempat air minum Bani Jasyum yang sekarang dikenal dengan nama Bir Ali. Miqat ini merupakan tempat yang paling jauh jaraknya dari kota Mekkah. Miqat Yalamlam adalah Miqat Yalamlam bagi penduduk Yaman. Yalamlam ini merupakan nama sebuah bukit di pegunungan Tihamah. Miqat Miqat bagi penduduk Taif Qarnul dan orang-orang yang Manazil melewatinya. Tempat Ihramnya di Gunung Musyfir di Arafah
16
4.
Miqat Juhfah
5.
Miqat Dzatu Irqin
Desa tua yang sering dilewati paRA pendatang dari Syam menuju Mekkah. Juhfah inilah yang menjadi Miqat bagi penduduk Mesir, Syam, dan siapa yang melewatinya Miqat yang ditentukan berdasarkan kesepakatan para ulama. Miqat ini tidak disebut dalam hadist Rasulullah SAW. Miqat ini merupakan tempat yang dilewati oleh orang-orang di bagian Negeri Irak
D. PETA MIQAT
17
SYARAT, RUKUN, WAJIB DAN SUNNAH HAJI A. Syarat-syarat diwajibkan Haji Syarat haji adalah ketentuan yang harus dipenuhi dalam ibadah haji, kalau tidak dipenuhi maka gugurlah kewajiban ibadah haji. Perhatikan tabel 2 berikut tentang syarat haji. Tabel 2.Tabel Syarat Haji NO KATEGORI URAIAN 1. Syarat Haji Islam, baligh, berakal, merdeka dan istitha’ah 2. Syarat Sehat jasmani dan rohani, Istitha‟ah tidak sakit berat, lumpuh, mengalami sakit parah menular, gila, stress berat, dan lain sebagainya. Memiliki uang yang cukup 18
untuk biaya perjalanan (PP) dan biaya hidup keluarga yang ditinggalkan Keadaan aman selama perjalanan dan melakukan ibadah haji.
B. Rukun Haji Rukun haji adalah rangkaian amalan haji yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak boleh diganti dengan yang lain, walaupun dengan fidyah, dam dan kiffarat. Jika ditinggalkan maka hajinya tidak sah. Tabel 3 berikut memperjelas rukun haji.
19
Tabel 3. Rukun Haji NO KEGIATAN URAIAN 1. Niat Niat untuk melakukan haji, karena tidak sah mengerjakan haji tanpa ada niat untuk melakukannya 2. Wukuf Berdiam sesaat di Arafah dalam keadaan berihram pada 9 Dzulhijjah mulai tergelincirnya matahari (ba‟da dzuhur) sampai maghrib 3. Thawaf Thawaf haji yang dilakukan Ifadhah setelah melaksanakan wukuf dan mabit di muzdalifah 4. Sa‟i Berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan sebaliknya sebanyak 7 kali. 5. Tahallul Keadaan seseorang yang telah dihalalkan melakukan sesuatu yang sebelumnya diharamkan. 6. Tertib Seluruh amalan haji wajib dilaksanakan berurutan.
20
C. Wajib Haji Wajib haji adalah rangkaian amalan yang
harus
dikerjakan,
jika
tidak
dikerjakan maka hajinya sah tetapi harus membayar
DAM
dan
berdosa
jika
sengaja meninggalkannya tanpa ada udzur
syar‟i.
memperjelas
Tabel
hal-hal
4
yang
berikut termasuk
wajib haji. Tabel 4. Wajib Haji NO. KEGIATAN URAIAN 1. Melakukan Lima macam miqah: ihram dari Bir Ali, Qarnun, Miqat yalamlam, Al-Juhfah dan Szatu Irqin 2. Wukuf Rasulullah SAW tinggal di tempat 21
3.
4. 5.
6.
wukuf sampai malam Mabit di Rasulullah SAW Muzdalifah tidak mengijinkan kepada orang-orang yang lemah untuk meninggalkan Muzdalifah, kecuali setelah tengah malam berlalu Mabit di Mina Tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah Melempar Ada 3 jumrah : ula, Jumrah wustha dan aqabah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah Thawaf Thawaf menandai Wada‟ kegiatan akhir jama‟ah di Mekkah sebelum meninggalkan Mekkah
22
D. Sunnah Haji Sunnah
haji
adalah
rangkaian
amalan haji yang jika tidak dikerjakan hajinya sah dan tidak perlu membayar DAM. Sunnah haji antara lain memakai pakaian
putih
ketika
berihram,
dan
mandi ketika berihram, menyentuh hajar aswad serta menciumnya, berjalan cepat ketika
thawaf,
melakukan
idtiba’
(mengenakan selendang ihram dengan meletakkan kedua ujungnya di atas pundak kiri dan bagian tengahnya di sebelah bawah ketiak kanan.) ketika thawaf,
melakukan
thawaf
qudum, 23
dalam
bersungguh-sungguh terutama
ketika
wukuf,
berdo‟a
Mendatangi
Masy’aril Haram di Muzdalifah, berdoa setelah
melempar
jumrah
ula
dan
wustha dan seterusnya.
24
PANDUAN PRAKTIS MANASIK HAJI Menurut tuntunan Rasulullah ada 3 caRA mengerjakan Ibadah Haji1), yaitu: 1. Haji
Tamattu‟
mengerjakan
(Umrah-Haji)
Umrah
dulu
:
kemudian
mengerjakan Haji. Haji ini adalah haji yang paling baik. Dilakukan di musim haji (Syawal-Dzulhijjah) 2. Haji Ifrad (Haji-Umrah) : mengerjakan Haji
terlebih
dahulu
kemudian
mengerjakan Umrah. 3. Haji Qiran (Haji=Umrah) : mengerjakan amalan-amalan
Haji
bersama-sama
25
dengan
amalan-amalan
Umrah
(dijadikan satu) Keterangan : 1. Bagi
yang
tidak
membawa/
menyiapkan Hadyu(hewan qurban), Rasulullah
memerintahkan
mereka
untuk melaksanakan haji tamattu‟ 2. Bagi
yang
Tamattu‟
melaksanakan
wajib
membayar
Haji Dam
Tamattu‟ (menyembelih Hadyu). Bila tidak dapat/tidak mampu hendaklah berpuasa 10 hari (3 hari dalam Haji dan 7 hari apabila telah pulang). (Q. S. Al-Baqarah 196) 26
3. Bagi yang melaksanakan Haji Ifrad atau
haji
Qiran
wajib
membawa/
menyiapkan Hadyu. HAJI TAMATTU‟ A. Umrah Setelah sampai di bandaRA King Abdul Aziz (Jeddah), jama‟ah umroh menuju Madinah (naik bus). Setelah sampai di Hotel di Madinah jama‟ah umrah
mengurusi
barang-barang
bawaannya dan beristirahat secukupnya, kemudian melaksanakan shalat di Masjid Nabawi. Hari-hari berikutnya (selama 9 hari)
juga
melaksanakan
shalat
berjama‟ah dan shalat-shalat sunnah di Masjid Nabawi dan berziarah di makam
27
Rasulullah
SAW
serta
berdo‟a
di
Raudhah. Dari Abu Hurairah r.a bahwa nabi S.A.W bersabda :
َة َة ٌة ِة ْة َة ْة ِة ِة ْة َةه َةذا اَة ْة َة ُة ِة ْة اَة ْة ِة َة َة ٍة ِة ْةي َة ا ِة َة ااُة ِةا َة ا ْة َة ْة ِة َة ا ْة َة َة ا َةا Artinya : “Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama dari 1000x shalat di masjid lain kecuali masjidil Haram, (H.R Ibnu Majah 1406)
Dasar keyakinan ini adalah sebuah hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda :
28
ِلَ ٌَفُو ُت ُه،صالَ ًة َ ٌِن َ ص َّل فًِ َمس ِدِي َ ْ َبع َ َْمن ْ ُك ِت َب،صالَةٌل ْ َو َن َ ا ٌلة ِمن، ِ ت لَ ُه َب َ ا َا ٌلة م َِن ال َّنا َ اا ِ َو َب ِ ى َا م َِن ال ِّن َف،ِْال َع َذاب Artinya : “Barang siapa shalat di masjidku empatpuluh shalat tanpa ketinggalan sekalipun, dicatatkan baginya kebebasan dari neraka, keselamatan dari siksaan dan ia bebas dari kemunafikan.” (HR. Ahmad no.12.583 dan ath-thabrani dalam al-ausath no. 5.444)
Pada hari dan tanggal yang telah ditentukan, Mekkah
jama‟ah
untuk
berangkat
melaksanakan
ke
Ihram
Umrah. Ihram umrah ini dimulai dari Miqat-nya penduduk Madinah yaitu Bir Ali (Dzulhulaifah). (HR. Muslim)
29
Sebelum memulai Ihram lakukanlah beberapa persiapan terlebih dahulu yaitu mandi besar, bersisir, memakai minyak wangi, kemudian mengenakan pakaian Ihram.
(HR. Muttafaq „Alaih dan Ash-habussunan)
setelah persiapan selesai di Bir Ali, kemudian berniatlah untuk Umrah.
(HR.
Bukhari, Muslim dan An-Nasa‟i)
1. NIAT UMRAH Setelah siap berangkat dari miqat maka berniatlah untuk Umrah dan ucapkan (dengan jahr/bersuara) :
َة َّب ْةي َة ُة ْة َة ًة LABBAIKA „UMRATAN Artinya : “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk Umrah.(HR Muttafaq „Alaih) Selanjutnya
menuju
Mekkah
(ka‟bah) dan selama dalam perjalanan 30
perbanyaklah membaca Talbiyah, yaitu :
َة َّب ْةي َة َة َة, َة َّب ْةي َة ا لّة ُة َّبا َة َّب ْةي َة ش ِة ْةي َة َة َة َة َّب ْةي َة ِةا َّب ا ْة َة ْة َة َة ا ِّنل ْة َة َة َة َة َة ا ْة ُة ْةل َة َة َة ش ِة ْةي َة َة َة LABBAIKALLAAHUMMA LABBAIK, LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI‟MATA LAKA WALMULK LAA SYARIIKA LAK. Artinya : “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan itu adalah milik-mu, tiada sekutu bagi-Mu." (HR. Bukhari)
31
Keterangan : a. Setelah mengucapkan niat umrah berarti telah ber Ihram, sehingga harus meninggalkan segala yang diharamkan
bagi
orang
yang
berihram. b. Bagi
jama‟ah
mengucapkan suaRA keras
laki-laki
hendaknya
talbiyah (HR.
Al
dengan
Khamsah/5
Imam)
,
sedangkan bagi perempuan dengan suaRA pelan
(HR
At-Tirmidzy)
setelah
sampai di Mekkah langsung menuju ke
hotel,
mengambil
air
wudhu.
Setelah siap segeRA menuju ke Masjidil
Haram
lewat
pintu
Babussalam (bila memungkinkan). Bila
tidak
Babussalam,
dapat
melalui
pintu
masuklah
ke
dalam
Masjidil Haram lewat pintu mana saja 32
dengan mendahulukan kaki kanan. Al
Hakim)
(HR.
bacalah salawat dan do‟a
sebagaimana yang disyari‟atkan saat masuk masjid pada umumnya, yaitu :
ِ َوالص ََّالةُ َوالس ََّال ُم َعلَى َ س ُْو ِل هللا, ِِبسْ ِم هللا ك َ ِاب َ حْ َمت َ اللّ ُه َّم ا ْف َت ْ لًِ َب َْو BISMILLAH, WASH-SHALATU WASSALAAMU‟ALAA RASUULILLAH, ALLAAHUMMAFTAH LII ABWAABA RAHMATIK. Artinya : “Dengan nama Allah (HR Ibnu Sunni)
semoga shalawat dan salam
senantiasa tercurah atas Rasulullah (HR Abu Dawud)
ya Allah bukakanlah pintu-
pintu rahmat-Mu untukku. (HR. Muslim) Lalu kerjakanlah Thawaf Umrah.
33
2. THAWAF UMRAH a. Thawaf dimulai dari Hajar Aswad. Mulailah
dengan
caRA
yang
memungkinkan dari 3 caRA berikut : o Mencium
Hajar
mengusapnya
Aswad
(HR. Bukhari)
serta
bila tidak
memungkinkan maka bisa dimulai dengan, o Mengusap Hajar Aswad dengan tangan mencium tersebut,
atau
benda
tangan (HR. Muslim)
lain,
atau
lalu
benda
bila juga tidak
memungkinkan maka bisa dimulai dengan, o Memberi isyarat ke Hajar Aswad dengan
mengangkat
tangan
kanan ke Hajar Aswad, tanpa menciumnya. (HR. Bukhari)
34
Hal
tersebut
dilakukan
sambil
membaca : هللا ُة اَة ْة َة ALLAHU AKBAR. (HR. BUKHARI) Artinya : “Allah Maha Besar.” b. Kemudian mulai mengelilingi Ka‟bah sampai 7 (tujuh) kali. Ka‟bah harus selalu di sebelah kiri.
(HR. Imam Muslim dan
An-Nasa‟i)
c. Khusus bagi laki-laki, pada putaran ke-1, ke-2, dan ke-3 hendaknya dengan caRA RAML (lari-lari kecil) sejak dari rukun Hajar Aswad sampai rukun Yamani dan berjalan biasa dari rukun Yamani ke rukun Hajar Aswad. (HR. Bukhori dan Muslim)
Selama Thawaf
hendaklah IDHTHIBAA dan
Abu
Dawud)
(HR. Imam Ahmad
(ujung kain penutup
tubuh diselendangkan di pundak kiri 35
dan
pada
bagian
diselendangkan kanan
tengahnya
dibawah
sehingga
pundak
pundak
kanan
terbuka). Raml dan idhthibaa‟ hanya disyari‟atkan pada thawaf pertama sampai di kota Mekkah, baik sebagai thawaf qudum atau thawaf umrah. d. Putaran ke-4 sampai putaran ke-7 berjalan biasa. (HR. Muttafaq „Alaih) e. Setiap
putaran,dari
rukun
Hajar
Aswad dan Rukun Yamani tidak ada ketentuan
membaca
do‟a-do‟a
tertentu. Boleh berdzikir, atau berdoa apa saja untuk apa yang diinginkan sesuai dengan keperluannya, atau membaca Al-Qur‟an yang mudah baginya.
Salah
satu
contoh
bacaannya :
36
َ ُسب َْح ُ َوهللا,ُ َو َِل اِل َه ا َِِّلهللا,ِ ِ َو ْال َحمْ ُد,ُان هللا ِ َو َِل َح ْو َل َو َِل ُق َّو َة ا َِِّل ِبا, ُ اَ ْك َب SUBHANALLAH, WALHAMDULILLAAH WALAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAAHU AKBAR, WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH. Artinya : “Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan selain dari Allah.(HR. Ibnu Majah) f. Dari Rukun Yamani sampai Rukun Hajar Aswad di syari‟atkan membaca do‟a:
َة َّب َةلا ا ِةت َةلا ِة ا ُّ ْةل َةيا َة َة َةل َة َّب ِة ا ْة َة ِةخ َة ِة َة َة َةل اب ا َّبلا َة ِةق َةلا َة َةذ َة
37
RABBANAA ATINAA FIDDUNYAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI HASANAH WAQINAA „ADZAABANNAAR Artinya : “Ya Rabb kami karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka.” (Q.S. Al Baqarah : 201) g. Boleh dibaca berulang-ulang h. Setiap sampai Rukun Hajar Aswad, kerjakanlah lagi mulai huruf a. i. Selesai Thawaf hendaknya berjalan menuju
arah
belakang
Maqam
Ibrahim, kemudian membaca :
صلَّى َ َوا َّتخ ُِذوا َمن َّم َ ِام ِا ْب َ ا ِهٌ ِْم ُم WATTAKHIDZUU MIM MAQAAMI IBRAAHIMA MUSHALLAA 38
Artinya : “Dan jadikanlah Maqam Ibrahim itu sebagai tempat shalat. (Q.S. Al Baqarah : 125) Bacaan
tersebut
dibaca
secaRA
jahr/bersuara. (HR. Imam An Nasa‟i) j. Selanjutnya
shalat
sunnah
dua
rakaat. Setelah membaca Surat Al Fatihah, rakaat pertama membaca Surat Al
Kafiruun, rakaat kedua
membaca Surat Al Ikhlas.
(HR. Imam
Muslim)
k. Selesai shalat dua rakaat, minum air zam-zam membasahi
diupayakan kepala.
dengan (HR.Ahmad)
Sebelum mulai minum, jangan lupa berdo‟a seperti yang disyari‟atkan sebelum makan dan minum lainnya. Bacalah: (HR.Bukhori)
39
ِة ا َّب ِة ْةي ِةا
ِة ْة ِةا هللاِة ا َّب ْة/ ِة ْة ِةا هللاِة
BISMILLAH/ BISMILLAHIRRAHMAANIR-RAHIIM Artinya : “Dengan nama Allah/ Dengan namaAllah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Dan dilakukan dengan tangan kanan. l. Selesai minum bacalah do‟a sesudah makan dan minum, sebagaimana yang disyari‟atkan selesai makan dan minum lainnya, bacalah :
اَ ْل َحمْ ُد ِ ِ الَّذِي َك َفا َنا َواَ ْ َوا َنا َغ ٌْ َ َم ْكفًٍِّ َو َِل َم ْكفُو ALHAMDU LILLAAHIL-LADZII KAFAANAA WA ARWAANAA GHAIRA MAKFIYYIN WA LAA MAKFUR
40
Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah mencukupi kami dan telah menghilangkan dahaga kami. (Allah) bukan Dzat yang dicukupi dan bukan yang diingkari nikmat-Nya.” (HR. Bukhari) Keterangan : a. Sebelum thawaf hendaknya berwudlu (Majmu‟ Fatawa Syaikh Bin Baz juz 16/60)
seperti
dicontohkan Rasulullah. “Dari Aisyah : mula-mula yang dilakukan Rasulullah ketika sampai di Mekkah ialah berwudhu kemudian thawaf.”
(HR.
Bukhori Muslim)
b. Selama Thawaf hendaknya suci dari hadast besar. (HR. Abu Dawud) 3. SA‟I a. Berjalanlah menuju Shafa, setelah dekat Shafa bacalah : 41
ِةا َّب ا َّب َةفا َة ا ْة َة ْة َة َة ِة ْة َة ش َة ا ِةا ِة هللا اَة ْة َة ا ُة ِة َة ا َة َةا هللاُة ِةه INNASH SHAFAA WAL-MAR WATAA MIN SYA‟AAIRILLAAH, ABDA-U BIMAA BADA-ALLAAHU BIH. Artinya : “Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu adalah syiar-syiar Allah, aku mulai dengan apa yang Allah mulai.” (HR. Muslim) (Cukup di baca sekali saja saat akan memulai Sa‟i) b. Naiklah Shafa, bila mungkin naik ke tempat yang tinggi sehingga dapat melihat ka‟bah atau menghadapnya seraya membaca :
ُ َهللاُ اَ ْك َب 42
ك ُ لَ ُه ْالم ُْل,ك لَه َ ٌْ ِ َِل اِل َه ا َِِّل هللاُ َوحْ َدهُ َِل َش َوه َُو َعلى ُك ِّل,َولَ ُه ْال َحمْ ُد َِلاِل َه ا َِِّل هللاُ َوحْ دَه اَ ْن َ َز, ٌْ َشًْ ٍا َق ِد اب َ ص َ َع ْبدَه َو َه َز َم ْاِلَحْ َز َ َوعْ دَه َو َن َوحْ دَه ALLAHU AKBAR 3X LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WAHDAH, LAA SYAARIIKA LAH, LAHUL-MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA „ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR. LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAH, ANJAZA WA‟DAH, WANASHARA „ABDAH WAHAZAMAL-AHZAABA WAHDAH Artinya : “Allah Maha Besar 43
Tidak ada Tuhan-Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa,tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya segala kekuasaan dan pujian dan Allah itu berkuasa terhadap segala sesuatu.Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, yang memenuhi janji-Nya yang menolong hamba-Nya dan yang membubarkan pasukan-pasukan dengan sendirian. (HR. Bukhori dan An Nasa‟i)
Bacaan tersebut dibaca 3 kali sambil menengadahkan dengan
kedua
disela-sela
doa
tangan menurut
keinginan/kebutuhan masing-masing (boleh dengan bahasanya sendiri). c. Kemudian berjalan menuju Marwah. Ketika
berada
di
Baitul
Wadi
(bertanda dua lampu hijau), bagi laki-
44
laki hendaknya RAML atau berlari-lari kecil. (HR. Syafi‟i dari Aisyah ra) d. Tidak ada do‟a atau bacaan yang khusus yang ditentukan untuk dibaca. Boleh berdzikir atau berdoa apa saja untuk yang diinginkan sesuai dengan keperluannya
atau
membaca
Al-
Qur‟an yang mudah baginya. Salah
satu
contoh
do‟a
(berdasar Atsar dari Ibnu Umar dan Abdullah
Ibnu
Mas‟ud)
adalah
membaca : (HR. Abi Syaibah dan Baihaqi)
َة ِّن ْة اغفِة ْة َة ا ْة َة ْةا ِةا َّبل َة اَة ْةل َة ت ا ْة َة ْة ُةز ا ْة َة ْة َة ا RABBIGHFIR WARHAM INNAKA ANTAL-A‟AZZUL-AKRAM Artinya : Ya Allah berilah ampunan dan rahmat. Sungguh Engkau Maha Perkasa lagi Maha Mulia. 45
e. Selama berjalan menuju ke Marwah atau sebaliknya ke Shafa, tidak ada do‟a atau bacaan yang khusus yang ditentukan
untuk
dibaca.
Boleh
berdzikir atau berdo‟a apa saja untuk apa yang diinginkan sesuai dengan keperluannya, atau membaca AlQur‟an yang mudah baginya. Salah satu contoh bacaan dzikir adalah :
ك ُ لَ ُه ْالم ُْل,ك لَه َ ٌْ ِ َِلاِل َه ا َِِّل هللاُ َوحْ َدهُ َِل َش َعلى ُك ِّل َشًْ ٍا َق ِد ٌْ ٌل,َولَ ُه ْال َحمْ ُد LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WAHDAH, LAA SYARIIKALAH, LAHUL-MULKU WALAHUL-HAMDU WAHUWA „ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR
46
Artinya : “Tiada Tuhan melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya kerajaan dan segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (HR. Muttafaq „Alaih)
f. Sampai di Marwah naik ke tempat yang
tinggi
sehingga
dapat
menghadap Ka‟bah, dan lakukan amalan seperti yang dilakukan di Shafa seperti yang tersebut pada huruf b. g. Kemudian kembali lagi ke Shafa. Ketika
berada
Bathnul
Wadi
(bertanda dua lampu hijau) bagi lakilaki
hendaknya
berjalan
RAML
(berlari-lari kecil). Sampai di Shafa lakukan amalan seperti semula. h. Demikianlah
Sa‟i
dilaksanakan
sampai 7 kali. Dari Shafa ke Marwah 47
dihitung 1kali.Dengan demikian Sa‟i dimuli dari Shafa dan diakhiri di Marwah. 4. TAHALUL UMRAH a. Setelah
selesai
kemudian
tahallul
potong rambut. sebagai
melakukan
Sa‟I,
dengan
caRA
(HR. Bukhari dan Muslim)
tanda selesainya
Ibadah
Umrah. b. Apabila keluar dari Masjid hendaknya mendahulukan
kaki
kiri
dan
membaca :
َوالص ََّالةُ َوالس ََّال ُم َعلى َ س ُْو ِِل,ِِبسْ ِم هللا ك ِمنْ َفضْ لِك َ ُاَللّ ُه َّم ِا ِّنً اَسْ اَل BISMILLAH, WASH-SHALAATU WASSALAAMU „ALAA
48
RASULILLAH, ALLAAHUMMA INNI AS-ALUKA MIN FADHLIK. Artinya : “Dengan Nama Allah, (HR. Ibnu Sunni)
semoga shalawat dan salam
senantiasa tercurah atas Rasulullah, (HR. Abu Dawud)
“Ya Allah, aku memohon
kepada-Mu anugerah-Mu.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Keterangan : 1. Tahallul
artinya
telah
dihalalkan
keadaan
(dibolehkan)
melakukan
perbuatan
sebelumnya
dilarang.
berihram. selesailah
Dengan Ibadah
yang
yang karena demikian
Umrah,
dan
sudah boleh berpakaian bebas lagi, serta sudah terhindar dari larangan-larangan ihram.
49
2. Tahallul
yang
ditandai
dengan
memotong rambut boleh dilakukan setelah sampai di Hotel tetapi ingat sebelum tahallul harus menjaga larangan ihram. 3. Bagi laki-laki boleh memendekkan keseluruhan
rambutnya
atau
menggundul-kannya, sedang bagi wanita
hanya
memotong
sepanjang satu ruas ujung jari. 4. Hari-hari berikutnya diisi dengan ibadah
thawaf
sunnat,
shalat
jama‟ah di Masjidil Haram, shalat sunnah (rawatib, tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat thuhur/syukur wudhu,
shalat
tahajud,
shalat
intizhar), membacaAl-Qur‟an, dzikir dan lain-lain. Apabila kesehatan memungkinkan
dapat
juga 50
berziarah
ke
tempat-tempat
bersejarah.
صالَ ٍة َ ِ ض ُل ِمنْ َ ْل َ صالَةٌل فِى َمسْ ِدِى َ ْف َ صالَةٌل فِى َ فٌِ َما سِ َواهُ ِِلَّ ْال َمسْ ِ َد ْال َح َ ا َم َو صالَ ٍة َ ِ ض ُل ِمنْ مِا َا ِة َ ْل َ ْال َمسْ ِ ِد ْال َح َ ِام َ ْف ُفٌِ َما سِ َواه “Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama dari 1000 x shalat di masjid lain kecuali masjidil Haram, dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 x shalat di masjid lain.” (H.R Ibnu Majah 1406) 5. Di hotel depan masjidil haram ± 5 hari pindah ke apartemen sampai 8 Dzulhijjah.
51
B. HAJI Pada tanggal 8 Dzulhijjah mulailah mempersiapkan diri untuk melaksanakan Ibadah Haji. Terlebih dahulu mandi, bersisir, memakai minyak wangi, lalu menggunakan pakaian Ihram „Alaih)
(HR. Muttafaq
Kemudian, berniatlah untuk Haji.
1. NIAT HAJI (IHRAM HAJI) Setelah
semuanya
siap
lalu
berniatlah untuk Haji dan ucapkan (dengan jahr/bersuara) : ْك َح َّج َ ٌلَ َّب LABBAIKA HAJJAA
52
Artinya : “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk Haji. (HR Muttafaq „Alaih) Niat ini dilakukan dari rumah/ tempat
pemondokan/asrama
di
Mekkah. (HSR. Imam Muslim) Perbanyaklah membaca Talbiyah. Bagi laki-laki hedaknya mengucapkan Talbiyah
ini
dengan
suarakeras,
sedangkan bagi perempuan dengan suaRA pelan. Setelah
persiapan
selesai
berangkatlah menuju : a. Mina, sesampai di Mina lakukanlah shalat Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya‟ dan Shubuh di Mina, (boleh dijama‟, diqashar atau di jama‟ qashar) serta bermalam disana. Setelah terbit matahari pada tanggal 9 Dzulhijah berangkatlah menuju Arafah untuk 53
melaksanakan tergelincir
wuquf
matahari
setelah
tanggal
9
Dzulhijjah. (HSR. Imam Muslim) b. Selama dalam perjalanan Mekkah – Mina
–
Arafah,
memperbanyak
hendaklah
bacaan Talbiyah.
(HSR. Imam Bukhari dan An Nasa‟i)
2. WUQUF DI ARAFAH a. Waktu Wuquf, setelah tergelincir matahari
(dzuhur)
tanggal
9
Dzulhijjah sampai dengan terbit fajar (shubuh) tanggal 10 Dzulhijjah.
(HSR.
Imam Muslim, Imam Ahmad dan Ash-habus Sunah)
b. Kegiatan
„Ubudiyah
dilaksanakan
selama
yang wuquf
di
Arafah adalah : 54
1) Dilaksanakan khutbah Wuquf (1 kali/tanpa duduk 2) Dilanjutkan Shalat Zhuhur dan Asar,
jama‟
taqdim,
dan
(sebaiknya qashar dengan satu kali adzan dua kali iqamah). Pelaksanaan : - Setelah
khutbah
muadzin
selesai,
mengumandangkan
adzan, lalu iqamah - Diteruskan shalat Zhuhur dua rakaat
(Qashar)
dengan
berjamaah
55
- Setelah salam, iqamah lagi diteruskan
shalat
„Asar
(Qashar) dengan berjama‟ah 3) Berdzikir, berdo‟a (menurut ynag dikehendaki), Qur‟an,
membaca
membaca
Al
Talbiyah,
dengan menghadap kiblat.
(HSR.
Imam Muslim)
Contoh dzikir yang sering dibaca Rasulullah SAW di Arafah adalah: ك َولَ ُه ْال َح ْم ُد ُ لَ ُه ْالم ُْل,ْك لَ ُه َ ٌ ِ َِلاِل َه ا َِِّلهللا ُ َوحْ دَ هُ َِل َش . َوه َُو َعلَى ُك ِّل َشًْ ٍا َق ِد ٌْ ٌل LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WAHDAH, LAASYARIIKALAH, 56
LAHUL-MULKU WALAHULHAMDU WAHUWA „ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR Artinya : “Tiada tuhan melainkan Allah semata, tiada sekutu bagiNya. Hanya bagi-Nya kerajaan dan segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (HSR. Muttafaq „Alaih)
Catatan : Dalam melaksanakan Wuquf tidak disyaratkan suci (dari hadast kecil/besar). Wanita haid (menstruasi) diperbolehkan. 57
c. Setelah
terbenam
matahari
berangkatlah menuju ke Muzdalifah untuk mabit (bermalam). Rasulullah SAW
shalat
dengan
Maghribdan
jama‟
Isya‟
ta‟khir
di
Muzdalifah.(HSR. Imam Muslim) d. Dalam
perjalanan
menuju
Muzdalifah dianjurkan untuk terus membaca (menurut
Talbiyah
dan
kebutuhan
berdo‟a masing-
masing) e. Kegiatan pada malam tanggal 10 Dzulhijjah di Muzdalifah adalah :
58
1) Shalat Maghrib danIsya‟ dengan jama‟
ta‟khir
dan
(sebaiknya)
qashar, apabila belum shalat di Arafah 2) Mabit
(dalam
pengertian
menginap sampai waktu fajar) di Muzdalifah bila memungkinkan, dan
setelah
shalat
Shubuh
berangkatlah menuju ke Mina untuk melempar Jumrah „Aqabah (pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah) 3) Apabila Mabit (dalam pengertian menginap sampai waktu fajar) di Muzdalifah tidak memungkinkan, 59
maka usahakan mabit (bermalam) di Muzdalifah menuju ke Mina. Sewaktu di Muzdalifah dianjurkan memperbanyak dzikir dan berdo‟a (HSR.
dengan menghadap kiblat. Imam Muslim)
3. THAWAF IFADHAH DENGAN SA‟I SERTA TAHALLUL TSANI a. Waktu Thawaf Ifadhah dengan Sa‟i 1) Pada
tanggal10
Dzulhijjah
itu
juga, setelah melempar Jamrah „aqabah, boleh langsung menuju ke
Masjidil
mengerjakan
Haram Thawaf
untuk Ifadhah 60
dengan Sa‟i, kemudian kembali lagi
ke
Mina
(bermalam).
untuk
Sebelum
mabit Maghrib
harus sudah berada kembali di Mina. (HSR. Imam Muslim) 2) Atau, sebelum melempar Jamrah Aqabah juga boleh Thawaf dan Sa‟i
terlebih
dahulu
lalu
cukur/potong rambut, sesudah itu melempar Jamrah aqabah. Dengan
caRA
ini,
berarti
sekaligus telah Tahallul Tsani. Tahallul
Tsani
ialah
keadaan
61
seseorang
yang
telah
melaksanakan : a) Melempar jamrah aqabah b) Menyembelih Hadyu c) Memotong/cukur rambut kepala d) Thawaf Ifadah Seseorang yang sudah Tahallul Tsani berarti telah bebas dari larangan-larangan Ihram. b. CaRA Thawaf Ifadhah dengan Sa‟i 1) Caranya Thawaf sama dengan Thawaf Umrah, hanya saja tanpa RAML / lari-lari kecil
62
2) Selesai
Thawaf
Ifadhah
dilanjutkan dengan shalat sunnah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim 3) Minum air Zam-zam 4) Sa‟i antaRA Shafadan Marwah 5) Tahallul Thawaf Ifadhah dengan Sa‟i juga boleh dikerjakan pada hari-hari Tasyriq
(tanggal
Dzulhijjah)
11,
sebelum
12,
13 Nafar
Awwal/Nafar Tsani, atau sesudah Nafar Awwal/Nafar Tsani.
63
Dengan
selesainya
amalan-
amalan tersebut yaitu melempar jamrah
aqabah,
menyembelih
Hadyu, cukur/potong rambut kepala dan Thawaf ifadah dengan Sa‟i berarti
sudah
melaksanakan
Tahallul Tsani (Tahallul kedua). Selanjutnya rangkaian amalan Ibadah Haji Tamattu‟ tinggal Mabit (bermalam) di Mina tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah (Nafar Awwal) atau sampai tanggal 13Dzulhijjah (Nafar Tsani) dan Thawaf Wada‟
(HSR. Imam
Ahmad dan Abu Dawud)
64
4. MABIT
(BERMALAM)
DI
MINA
(TANGGAL 11, 12, 13 DZULHIJJAH) a. Pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah diwajibkan bermalam di Mina, dan boleh
juga
sampai
tanggal
13
Dzulhijjah. b. Kegiatan selama di Mina adalah tiap hari melempar 3 jamrah : ula, wustha
dan
masing-masing
aqabah dengan 7
(kubra), kerikil
disertai/diikuti takbirdan do‟a seperti melempar jamrah aqabah tanggal 10 Dzulhijjah. Setelah melempar jamrah
ula,
menyampinglah
ke 65
tempat yang kosong dan berdo‟alah dengan do‟a yang disukai sambil mengangkat
(menengadahkan)
tangan dan menghadap kiblat. c. Demikian pula setelah melempar jamrah
wustha.
Adapun
setelah
selesai melempar jamrah aqabah tidak
berdo‟a
sebagaimana
dua
jamrah sebelumnya. Waktu untuk melempar adalah sesudah zawal (tergelincir matahari) sampai malam hari (menjelang fajar), bila tidak memungkinkan
boleh
sebelum
zawal (ijtihad ulama) 66
d. Apabila
menghendakikembali
ke
Mekkah pada tanggal 12 Dzulhijjah diperbolehkan, dan ini disebut Nafar Awwal (Q. S. AlBaqarah : 203) e. Apabila menghendaki kembali ke Mekkah pada tanggal 13 Dzulhijjah juga diperbolehkan, dan ini disebut Nafar
Tsani.
Rasulullah
SAW
melakukan Nafar Tsani. 5. THAWAF WADA‟ Sebelum berangkat pulang ke tanah air (bagi jama‟ah gelombang I) atau berangkat ke Madinah (bagi Jama‟ah
gelombang
II, diwajibkan 67
Thawaf wada‟/pamitan. Thawaf ini tanpa RAML, dan tidak disertai Sa‟i Bagi perempuan yang sedang haid
(menstruasi)
kewajiban
ini,bila
dibebaskan dari telah
berthawaf
Ifadhah
68
C. LARANGAN-LARANGAN IHRAM Setelah berniat Ihram di miqatnya hingga selesainya Tahallul, orang yang hendak melaksanakan umrah disebut dalam
keadaan
berihram.
Orang
tersebut namanya muhrim.Diharamkan baginya : 1. Menghilangkan/memotong rambut 2. Berburu atau membunuh binatang buruan 3. Bercampur suami istri 4. Berbuat tindakan
Rafats
(ucapan yang
atau tidak
senonoh/mengundang birahi), fasiq (maksiat/melanggar tuntunan Allah), dan jidal (bertengkar) 5. Memakai wangi-wangian 6. Memakai penutup kepala bagi lakilaki 69
7. Bersepatu/kaos kaki (yang menutup mata kaki) bagi laki-laki 8. Menikah/menikahkan/meminang/dipi nang 9. Pakai sarung tangan dan tutup muka bagi perempuan 10. Berpakaian
berjahit
(yang
membentuk anggota tubuh bagi lakilaki) 11. Makan
daging
buruan
yang
diperuntukkan baginya 12. Membawa senjata untuk perang dan memotong pohon 13. Mengambil duri, mencabut tanaman, memungut barang tercecer. 14. Memakai pakaian yang dicelup waras (sebangsa tanaman harum untuk pencelup)
atau
zafaran
(bunga
mawar 70
FIDYAH, DAM DAN KAFFARAT DALAM HAJI PaRA
jama‟ah
haji
hendaknya
memperhatikan rukun, wajib serta laranganlarangan dalam ibadah haji dan umrah. Jika mereka
mengabaikan
hal-hal
tersebut,
dikhawatirkan ibadah haji dan umrahnya akan ternoda. Apa nodanya? Jika mereka mengabaikan
aspek
rukun,
haji
dan
umrahnya batal. Jika mereka mengabaikan aspek wajib dan larangan-larangannya,haji dan umrahnya tetap sah, tetapi kena denda. Denda tersebut dinamakan fidyah atau dam, dan atau kaffarat. SecaRA umum denda itu 71
disebut
fidyah.
Jika
dendanya
berupa
menyebelih binatang, maka lazim disebut dam. Tetapi, dalam kenyataan sehari-hari jama‟ah
haji
meskipun
sering
faktanya
menyebut
hanya
dam
bersedekah
kepada orang miskin. A. PENGERTIAN Fidyah
secaRA
bahasa
berarti
tebusan. SecaRA istilah fidyah adalah bentuk tebusan yang harus ditunaikan oleh seseorang jamaah haji karena melanggar dalam pelaksanaan ibadah haji.
Fidyah
merupakan
salah
satu
bentuk denda dalam ibadah haji dan 72
umrah.
Jika
seseorang
jama‟ah
melanggar ketentuan ibadah hajinya, hajinya
tetap
sah,
tetapi
harus
membayar denda atau fidyah. Dendanya berupa bersedekah setengah sha = 1,5 kg
kepada
6
orang
miskin,
atau
berpuasa tiga hari. Dam menurut bahasa artinya darah. Menurut istilah dam adalah mengalirkan darah
(menyembelih
ternak
yaitu
kambing, unta atau sapi di tanah haram) dalam manasik
rangka haji
memenuhi atau
ketentuan
umrah.
Dam
merupakan salah satu bentuk denda 73
dalam ibadah haji. Hajinya tetap sah, tetapi harus membayar denda berupa menyembelih seekor kambing. Dalam kajian fiqh, dam dibedakan menjadi 2 macam. Dam nusuk dan dam isa‟ah. Disebut dam nusuk, jika keharusan menyembelih kambing bukan karena pelanggaran tetapi karena haji yang dipilih adalah haji tamattu‟ dan qiran. Sedangkan disebut dam isa‟ah, jika keharusan
menyembelih
kambing
karena pelanggaran. Seperti melanggar aturan ihram dan atau meninggalkan salah satu wajib haji atau wajib umrah. 74
Adapun wajib haji atau wajib umrah adalah berihram dari miqat, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, melontar jumrah, atau thawaf wada‟. Waktu yang dianjurkan untuk menyembelih hewan ternak adalah pada hari nahr, yakni 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah, bertempat di Mina. Kaffarat menurut bahasa berarti penebusan dosa. Dalam istilah fikih, kaffarat adalah jenis hukuman yang dibebankan kepada seseorang karena pelanggaran hukum yang dilakukannya. Kaffarat merupakan denda yang paling berat
dalam
ibadah
haji.
Adapun 75
larangannya adalah bersetubuh pada saat ihram, dengan catatan dilakukan sebelum tahallul awwal. Jika seseorang jamaah melanggarnya, ibadah hajinya batal
dan
menebus
dosa.
Yaitu
memerdekakan budak, atau berpuasa dua bulan berturut turut, atau memberi makan orang miskin sebanyak 60 orang. B. DASAR HUKUM Dasar hukum yang yang mengatur ketentuan
fidyah
dan
dam
dalam
ibadah haji tersebut dalam Al Qur‟an surat Al Baqarah :196
76
َواَتِم ُْوا ْال َح َّج َو ْالعُمْ َ َة ِ ِ َف ِانْ اَحْ صِ ْ ُت ْم ى َوِل َتحْ لِ ُوا ُ اُو َس ُك ْم َف َما اسْ َت ٌْ َس َ م َِن ْال َه ْد ِ ان ِم ْن ُك ْم َم ِ ٌْضًا َح َّتً ٌَبْلُ َغ ْال َه ْدىُ َمحِلَّ ُه َف َمنْ َك َ ص َد َق ٍة اَ ْو ِب ِه اَ ًذى ِمنْ َ ْسِ ِه َفف ِْد ٌَ ٌلة ِمنْ صِ ٌَ ٍام اَ ْو َ اَ ْو ُنسُكٍ َف ِا َذا اَ ِم ْن ُت ْم َف َمنْ َت َم َّت َع ِب ْالعُمْ َ ِة ِالَى ى َف َمنْ لَ ْم ٌَ ْد ْال َح ِّج َف َما اسْ َت ٌْ َس َ م َِن ْال َه ْد ِ َّام فِى ْال َح ِّج َو َس ْب َع ٍة ِا َذا َ َ عْ ُت ْم َفصِ ٌَا ُم َثال َث ِة اٌَ ٍ ك لِ َمنْ لَ ْم ٌَ ُكنْ اَهْ لُ ُه ك َع َش َ ةٌل َكا ِملَ ٌلة َذلِ َ ت ِْل َ َحا ِذ ِ ى ْال َمسْ ِ ِد ْال َح َ ِام َوا َّت ُو هللاَ َواعْ لَمُوا اَنَّ ب هللا َش ِد ٌْ ُد ْال ِع َا ِ َ
77
Artinya : “Dan sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada diantaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu : berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi 78
siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (didalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali.Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (disekitar) masjidil haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah). 79
Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” Hadist Rasulullah SAW yang dijadikan dasar untuk ketentuan fidyah dan dam adalah :
لكعب: قال سول هللا صلى هللا علٌه وسلم قال نعم,ة لعلك ٌؤذٌك هوام سك
ابن ع
ف ال سول هللا صلى هللا علٌه وسلم.سول هللا احلا سك وصم ثالثة ٌام و طعم ستة مساكٌن و انسك شاةـ متفا علٌه “Rasulullah SAW bersabda kepada Ka‟ab bin Ujrah, semoga hanya soal 80
sakit kepala saja. Ia menjawab : betul ya Rasul Allah. Beliau lalu bersabda : “cukurlah rambutmu dan berpuasalah tiga hari, atau beri makan 6 orang miskin, atau sembelihlah satu kambing.” (HR. Bukhari-Muslim) Adapun mengatur
dasar ketentuan
hukum
yang
kaffarat
dalam
ibadah haji sama dengan kaffarat untuk dhihar dalam pernikahan, yaitu AlQur‟an surat Al-Mujadilah : 3 dan 4.
َوالَّ ِذٌ َْن ٌُ َظا ِه ُْو َن ِمنْ نِ َساا ِِه ْم ُث َّم ٌَع ُْو ُد ْو َن لِ َما َقالُوا َف َتحْ ِ ٌْ ُ َ َق َب ٍة ِمنْ َقب ِْل اَنْ ٌَ َت َماسَّا 81
ُ َذلِ ُك ْم ُتو َع . ون ِب ِه َوهللاُ ِب َما َتعْ َملُ ْو َن َخ ِب ٌْ ٌل َ ظ ْن ِمنْ َقب ِْل ِ ٌْن ُم َت َت ِاب َع ِ ٌ َ َف َمنْ لَ ْم ٌَ ِ ْد َفصِ ٌَا ُم َش ْه َنْ ٌَ َت َماسَّا َف َمنْ لَ ْم ٌَسْ َتطِ عْ َفا ِْط َعا ُم سِ ِّتٌ َْن ك َ ك لِ ُت ْؤ ِم ُنوا ِبا ِ َو َ س ُْولِ ِه َوت ِْل َ ِِمسْ ِك ٌْ ًنا َذل .ُح ُد ْو ُدهللاِ َول ِْل َكافِ ِ ٌ َْن َع َذابٌل َلِ ٌْ ٌلم Artinya : “Orang-orang yang menzihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suamii istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha 82
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barang siapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan RasulNya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.”
83
C. KETENTUAN PaRA jamaah haji yang melanggar ketentuan ibadah haji dan umrah harus membayar
denda.
Tabel
4
berikut
mengatur ketentuan fidyah, dam dan atau kaffarat. Tabel 4 Ketentuan Fidyah, Dam, Kaffarat dalam Haji No Jenis Pelanggaran 1. Mencukur rambut 2. Menutup kepala bagi laki-laki 3. Memakai Pakaian berjahit bagi laki-laki
Bentuk Denda Fidyah Dam Kaffarat ** * **
*
**
*
84
4. 5.
6.
7.
8. 9.
10 .
11 .
Memotong kuku Menutup muka atau memakai sarung tangan bagi wanita Memakai wangiwangian Membunuh hewan buruan Bersetubuh Berciuman suami istri dengan syahwat Bersentuhan antaRA lawan jenis dengan syahwat Akad nikah, fusuq dan jidal
**
*
**
*
**
*
**
*
*** *
*
*
85
12 .
Terhalang untuk berihram
**
*
Catatan : *
:Diutamakan menyembelih 1 ekor kambing
**
: Boleh bersedekah setengah sha = 1,5 kg
kepada 6 orang miskin, atau berpuasa tiga hari *** : Harus memerdekakan budak, atau berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan orang miskin sebanyak 60 orang.
Selain
ketentuan
diatas,
ada
ketentuan lain yang berkaitan dengan fidyah, dam dan kaffarat.
86
TEMPAT-TEMPAT BERSEJARAH DI MEKKAH DAN MADINAH A. TEMPAT-TEMPAT BERSEJARAH DI MEKKAH 1. Jabal Rahmah Jabal Rahmah berada dibagian timur Padang Arafah di kota Mekkah Arab Saudi. Diyakini sebagai tempat pertemuan nabi Adam AS dengan ibu Hawa setelah mereka dipisahkan oleh Allah karena melanggar larangan-Nya. Konon
berdasarkan
cerita
ahli
sejarah, Nabi Adam diturunkan di negeri India, sedangkan Ibu Hawa 87
diturunkan di Irak. Setelah keduanya bertaubat
dan
akhirnya
Allah
memohon
ampun,
mempertemukan
mereka di bukit ini. Setelah pertemuan ini, Adam dan Hawa melanjutkan hidup suami istri dan melahirkan keturunannya sampai sekarang. Untuk kepentingan ziarah, silahkan paRA
jamaah
berkunjung
dan
mendaki Jabal Rahmah ini. Tetapi jangan
berniat
untuk
kepentingan
ibadah. Karena Rasulullah SAW dan paRA sahabat tidak pernah beribadah 88
secaRA khusus di Jabal Rahmah ini. Dalil
yang
ada
adalah
bahwa
Rasulullah SAW melakukan wukuf di bebatuan besar yang berada di bawah jabal Rahmah tersebut. Lalu beliau berkata : “Aku wukuf disini, dan Arafah seluruhnya
adalah
tempat
wukuf.
Hindarilah lembah Uranah.” Karena itu, banyak ulama yang berkata : “Mendaki Jabal Rahmah saat ibadah haji
adalah
adalah
bid‟ah.”
Imam
Di
Nawawi
antaranya dan
Ibnu
Taimiyah.
89
2. Jabal Nur/Gua Hira Jabal Nur terletak 5 km di utaRA Mekkah. Tinggi puncak jabal nur kirakiRA
200 meter. Di
sekelilingnya
terdapat sejumlah gunung, batu bukit dan jurang. Di Jabal Nur ini terdapat gua
kecil
bersejarah,
yang
lazim
disebut Gua Hira. Letaknya ada di belakang dua batu raksasa yang sangat dalam dan sempit. Luasnya hanya cukup untuk tidur tiga orang dan tingginya ± 2 meter. Di bagian ujung kanan ada lubang yang dapat dipergunakan
untuk
memandang 90
kawasan
bukit
dan
gunung
arah
Mekkah. Dikatakan bersejarah, karena di
gua
inilah
bertahannus
Rasulullah
SAW
(mendekatkan
diri)
kepada Allah SWT. Di tempat ini pula wahyu pertama turun yaitusurat AlAlaq ayat 1-5: “Bacalah dengan (menyebut) Tuhanmu Yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah.
Bacalah
dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
91
kepada
manusia
apa
yang
tidak
diketahuinya.” Untuk
mengenang
perjuangan
Rasulullah SAW, ada baiknya paRA jamaah berziarah ke Jabal Nur ini. Ya, berniatlah ziarah saja. Jangan berniat mencari berkah di tempat ini. PaRA sahabat sepeninggal Rasulullah SAW tidak pernah memperlakukan Jabal Nur ini secaRA khusus. 3. Jabal Sur Jabal Sur terletak kurang lebih 7 km
di
selatan
kota
Mekkah.
Di
puncaknya terdapat sebuah gua yang 92
terkenal dengan nama gua Sur. Gua ini sangat bersejarah dikalangan umat Islam. Dikatakan bersejarah, karena di tempat ini Rasulullah SAW dan Abu Bakar As-Shiddiq pernah bersembunyi dari kejaran orang-orang kafir, pada saat berhijrah ke Madinah. PaRA jamaah berziarahke Jabal Sur ini hanyalah bertujuan mengenang perjuangan yang pernah dialami oleh Rasulullah SAW. Jangan sekali-kali berziarah kepentingan
ke
tempat
ini
memperoleh
untuk berkah,
93
apalagi beribadah khusus di tempat ini. 4. Masjid Namirah Sebuah .masjid jami‟ yang ada di Arafah. Jaraknya kurang lebih 35 menit
berjalan
kaki
dari
Jabal
Rahmah. Di kalangan paRA jamaah, masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Ibrahim atau Masjid Arafah. Jika
memungkinkan,
berkunjung menunaikan
ke
masjid shalat
silahkan ini
untuk jamaah
didalamnya. Selain itu, berziarah ke masjid ini akan melengkapi wawasan 94
jamaah tentang macam-macam masjid di Mekkah. 5. Masjid Al-Khief Sebuah masjid Jami‟ di Mina yang digunakan untuk shalat berjamaah di hari Raya Idul Adha dan shalat jamaah di hari-hari Tasyriq. Kelebihan masjid ini disebutkan dalam Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Thabrani : “Telah shalat di Masjid Khief sebanyak 70 Nabi, diantaranya Nabi Musa AS.” Kepada paRA jamaah disarankan agar menyempatkan diri berkunjung ke masjid ini untuk dua kepentingan 95
sekaligus. Pertama bertujuan untuk merasakan indahnya shalat berjamaah didalam masjid ini. Kedua bertujuan untuk studi banding terhadap masjidmasjid yang ada di Mekkah. 6. Masjid Ji‟ranah Masjid ini merupakan tempat Nabi Muhammad SAW mmbagikan harta rampasan Tempat
ini
peperangan
Hunain.
juga
sebagai
dikenal
tempat Nabi SAW berihram umrah setelah
selesai
menaklukkan
kota
Mekkah pada tahun 8 H. Di tempat ini terdapat
sumur
yang
bersejarah. 96
Sumur itu ada karena mukjizat Nabi Muhammad memukulkan mendapatkan
SAW
ketika
tongkat air
di
beliau untuk hadapan
sahabatnya. Air disana terasa manis dan dipercaya dapat menjadi obat. 7. Masjid Tan‟im Nama sebuah desa yang terletak 6 km dari Mekkah yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai salah satu tempat miqat. Desa ini sangat ramai dibanding tempat miqat yang lainnya, karena letaknya yang begitu dekat dengan Mekkah. Miqat Tan‟im 97
ini disebut juga dengan Miqat Aisyah karena
pada
awalnya
miqat
ini
dipergunakan
oleh
Aisyah
Diriwayatkan
bahwa
ketika
baru
ibadah
haji
selesai
menunaikan
ra.
bersama Rasulullah SAW, Aisyah RA menyampaikan pada Rasulullah kalau ia belum umrah padahal yang lainnya telah umrah semua. Pada saat itulah Rasulullah SAW menyuruh Aisyah RA berangkat ke Tan‟im dan memulai ihramnya dari lokasi tersebut dengan diantar
oleh
saudaRA
laki-lakinya
yang bernama Abdurrahman bin Abu 98
Bakar. Dan dari peristiwa itulah masjid Tan‟im
menjadi
Masjid
Aisyah
tersebut
terkenal
sebagai
ra.
Kondisi
masjid
sekarang
sangat
bagus
dengan fasilitas seperti kamar mandi, AC, tempat wudhu, air minum dingin dsb.
Banyak
melaksanakan
jamaah
haji
umrahnya
yang dengan
mengambil miqat dari masjid ini. 8. Masjid Jin Masjid Jin terletak di kuburan AlMu‟allah. Disanalah serombongan Jin mengangkat baiat (perjanjian setia) kepada
Nabi
Muhammad
SAW 99
sebagai utusan Allah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Kepada paRA jamaah yang memiliki waktu luang, sambil menunggu waktu ibadah haji
tiba,
disarankan
menyempatkan
diri
agar
berkunjung
ke
masjid ini untuk kepentingan shalat berjamaah didalam masjid ini. Selain itu, berkunjung ke masjid ini juga untuk keperluan
perbandingan
terhadap
masjid-masjid yang ada di Mekkah.
100
B. TEMPAT-TEMPAT BERSEJARAH DI MADINAH 1. Jabal Uhud Jabal uhud adalah nama salah satu gunung yang ada di Madinah. Gunung uhud sebenarnya merupakan beberapa gunung yang menyatu. Di kaki gunung uhud telah dikuburkan lebih dari 70 syuhada yang gugur sebagai syahid dalam peperangan yang terjadi di bukit itu. Oleh karena itu, dalam suatu riwayat disebutkan bahwa
Rasulullah
SAW
pernah
bersabda : “uhud adalah gunung yang 101
cinta kepada kita dan kitapun cinta kepadanya.” (HR. Bukhari Muslim). Jika paRA jama‟ah datang ke Madinah kemudian hendak ziarah ke pemakaman syuhada uhud, secaRA syar‟i diijinkan, namun tetap berlaku aturan seperti ziarah ke kubur pada umumnya. Ada 3 hal penting yang harus dimasukkan dalam hati pada saat ziarah ke pemakaman syuhada Uhud. Pertama, Jabal uhud menjadi salah satu bukti ayat Allah, tentang akibat umat
yang
berkhiana
kepada 102
Rasulullah dengan
SAW
strategi
terutama
terkait
berperang,
maka
mengkhianatinya berakibat kemurkaan Allah. Dengan peristiwa itu seolah Allah akan menunjukkan langsung kepada keharusan
umat
manusia
melakukan
tentang ketaatan
kepada Rasulullah SAW dalam segala hal. Kedua, Rasulullah SAW memberi motivasi kepada umatnya terhadap suatu amalan yang pahalanya sebesar gunung Uhud. Oleh karena itu, setelah pulang dari ziarah, mengerti betapa 103
besarnya gunung Uhud, maka akan menjadi
lebih
semangat
dalam
melakukan ibadah, misalnya ketika ta‟ziyah kita akan sekedar datang dan ngobrol
ngelantur
kesana
kemari,
tetapi kita minimal akan shalat jenazah atau bahkan mengantar sampai ke pemakaman. Ketiga, tidak disyari‟atkan datang ke
Uhud
melakukan
pendakian
menuju suatu tempat yang dikatakan sebagai tempat shalatnya nabi, untuk ikut shalat disitu, mengharap berkah dari tempat itu. Termasuk bukit Rumat 104
tempat 40 pasukan pemanah dari nabi ditempatkan
untuk
menghadang
musuh pada waktu terjadi peperangan Uhud. 2. Makam Baqi‟ Baqi‟ adalah namasebuah kuburan di Madinah. Banyak sahabat dan juga syuhada yang dimakamkan di sana. Diantaranya adaah Sayyidina Usman Bin
Affan,
Sayyidatina Sayyidatina
Sayyidina Halimah Fatimah
Al-Abbas, Assa‟diyah,
binti
As‟ad,
Sayyidina Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al-Bakir, Sayyidina 105
Ja‟far (putRA
Shodiq,
Sayyidina
Ibrahim
Nabi
Muhammad
SAW),
semua istri Nabi kecuali Siti Khadijah, Siti Fatimah bini Rasul. Juga ulamaulama
besar
banyak
dimakamkan
disana. Diantaranya ialah Imam Malik bin Anas dan gurunya yaitu Imam Nafik. Oleh karena itu, bagi paRA jamaah disarankan untuk berziarah ke makam ini.
Tujuannya
adalah
untuk
mengenang paRA sahabat terdekat Nabi SAW. Sejak awal pembangunan kota
Madinah
oleh
Rasulullah 106
bersama kaum muslimin, Nabi sangat berkeinginan untuk memiliki tempat khusus
untuk
pemakaman
kaum
muslimin, maka nabi mendatangi Baqi‟ al-Gharqad diperintahkan
dan
berkata
dengan
:
“Aku
tempat
ini
(untuk perkuburan)” Dipilihnya Baqi‟ sebagai tempat pemakaman kaum muslimin adalah perintah Allah. (HR. Hakim) Bagi orang yang hendak ziarah ke pemakaman
Baqi‟,
diharuskan
menghiasi dirinya dengan beberapa etika
sebagai
berikut
:
(a) 107
mengucapkan salam kepada paRA penghuni
kubur,
(b)
mengingat
kematian dan akhirat, (c) menjauhi niyahah (ratapan) atas mereka yang sudah meninggal, (d) tidak menjadikan ziarahnya sekedar wisata, dan (e) tidak
melakukan
hal-hal
yang
bertentangan dengan sunnah, seperti mengusap-usap kuburan, mengambil tanahnya, apalagi meminta berkah orang yang sudah mati. 3. Masjid Quba Quba‟
merupakan
perkebunan
kurma yang teretak diluar kota Yatsrib 108
(Madinah).
Kepada
paRA
jamaah
yang memiliki waktu luang, sambil menunggu waktu ibadah haji tiba, disarankan agar menyempatkan diri berkunjung kepentingan dalam
ke
masjid
shalat
masjid
ini.
ini
untuk
berjamaah
di
Selain
itu,
berkunjung ke masjid ini juga untuk keperluan
perbandingan
terhadap
masjid masjid yang ada di Mekkah. Dalam Rasulullah
perjalanan
hijrahnya,
SAW
dengan
berkendaraan unta singgah di Quba‟ selama 4hari dan membangun masjid 109
sederhana. Allah mencintai tindakan Nabi SAW ini karena Allah mengetahui semua
itu dilakukan secaRA total
berdasarkan kepada ketaatan kepada Allah SWT dan untuk mencari ridhaNya. Ada banyak keutamaan Masjid Quba‟. Pertama, sebagai masjid yang dicintai Allah SWT karena didirikan atas dasar taqwa (Q. S. At Taubah : 108).
Kedua,shalat
dilebihkan sebuah
nilai
hadist
didalamnya
pahalanya. disebutkan
Dalam “bahwa
melakukan shalat didalam massjid 110
Quba‟ NILAINYA SAMA DENGAN melakukan Umrah” (HR. Tirmidzi). Ketiga, Nabi SAWselalu mengunjungi masjid ini tiap hari Sabtu. Adalah Nabi berjanji untuk ziarah ke Masjid Quba‟, baik jalan kaki maupun berkendaraan. Beliau mendatangi pada hari sabtu dan shalat didalamnya dua raka‟at (Muttafaq „alaih). Keempat, di Quba ini Rasulullah
SAW
bertemu
kembali
dengan Ali yang berjalan kaki ke Yatsrib. 4. Masjid Qiblatain
111
Nabi Muhammad SAW
selama
enam belas bulan di Madinah ketika mengerjakan shalat tidak menghadap Ka‟bah di Mekkah, tetapi menghadap Baitul Maqdis. Pada suatu ketika Nabi SAWsedang shalat datanglah wahyu yang
memerintahkan
agar
beliau
berpindah kiblat ke Ka‟bah di Mekkah. Sejak
itulah
masjid
tersebut
dinamakan Masjid Qiblatain (Masjid dua kiblat). 5. Al-Khandaq Al-Khandaq
adalah
sebuah
petilsan pada zaman perang Khandaq 112
pada tahun kelima Hijriyah. Disana terdapat Masjid Abu Bakar, Masjid Fath, Masjid Salman Al-Farisi dan lainlain.
Kepada
paRA
jamaah
yang
memiliki waktu luang, sambil mengisi waktu dengan ibadah-ibadah sunnah, disarankan agar menyempatkan diri berkunjung ke al-Khandaq ini untuk mengenang
perjuangan
Rasulullah
SAW. Selainitu, berkunjung ke alKhandaq ini juga untuk keperluan shalat berjamaah dimasjid yang ada di sekitarnya.
113
DENAH MASJIDIL HARAM
114
RUKUN (SUDUT2) KA‟BAH
115
MAQAM IBRAHIM
116
PETA KAWASAN MASJID NABAWI
117