BRAIN BOOSTER PADA IBU HAMIL TERHADAP PENINGKATAN REFLEK NEUROBEHAVIOURAL PADA BAYI BARU LAHIR DI RB AMANDA SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2015 Heni Puji Wahyuningsih1 Siti Tyastuti², Margono³ 1,2,3
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jalan Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta 55143 email:
[email protected]
ABSTRACT In order to ensure continuity of the qualified next generation, then it begins from preconception and conception until pregnancy, birth and life as a child. Building child intelligence and child right to life begin from fetus in the uterus. The development of brain structures and circuits that are the factors of intelligence begins in the fetus and hereafter intelligence is influenced by two interrelated factors, those are hereditary factors and environment. Clinical assessment of children's intelligence factors is assessed since newborns. Simple clinical assessment indicator in assessing the intelligence of the fetus or newborn is assessed from the neurobehavioural reflex. Health and stimulation during pregnancy affects the outcomes quality of newborn. Objective of this study is to identify the influence of Brain Booster against Neurobehavioural reflexes of Newborn in RB Amanda Sleman, Yogyakarta in 2015. The study was a true experiment with Randomized Ccontrolled Trial with post-test with control group single blind. Research subjects for the experimental group were pregnant women with Brain Booster treatment while for the control group were pregnant women with ANC routine without Brain Booster. Total sample was 40 samples with 20 respondents for each group. Random sampling technique was used for study subjects which meet the criteria for inclusion. The data were collected using standard instrument of NNNS (Neonatal Neurobehavioural Network Scale) scores and HNNE (Hammersmith Neonatal Neurologic Examination) scores that had been modified. The data were analyzed using independent sample t-test. There were differences in average scores between the treatment groups given Brain Booster compared to the control group without Brain Booster by 23.7 with significance of 0.000 (p-value of <0.05). The difference in the score of each sub-variables of neurobehavioural reflex showed no significant difference between the treatment group and control group, with overall significance of 0.000 (p-value <0.05); including posture and tone score of 8.750, primitive reflex scores amounted to 7.100, activity reflex scores amounted to 2.600, behavior and orientation pattern score amounted to 3.750 and the general status of neurobehavioural was1,500. Threfore, overall scores of neurobehavioural was higher in the treatment group than the control group. Brain booster can increase newborns' neurobehavioural reflexes. Brain booster can improve some aspects of neurobehavioural reflexes including: posture and tone; primitif reflexes; activity response; patterns of movement; orientation and behavior patterns as well as common neurobehavioural status in newborns. Keywords: Brain Booster, neurobehavioural reflexes, pregnancy
ABSTRAK Membangun intelegensia anak dimulai sejak janin di dalam kandungan. Perkembangan struktur dan sirkuit otak yang merupakan faktor kecerdasan dimulai sejak janin. Indikator asesmen klinis sederhana untuk penilaian intelegensia janin atau bayi baru lahir adalah dinilai dari reflek neurobehavioural. Kesehatan dan stimulasi selama masa kehamilan mempengaruhi kualitas luaran bayi baru lahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Brain Booster terhadap Reflek Neurobehavioural Bayi Baru Lahir di RB Amanda Sleman Yogyakarta Tahun 2015. Jenis Penelitian eksperimen dengan menggunakan Randomized Controlled Trial with post test with control group single blind. Kelompok eksperimen adalah ibu hamil dengan perlakuan Brain Booster dan kelompok kontrol adalah ibu hamil dengan asuhan rutin ANC tanpa Brain Booster. Jumlah sampel 20 responden untuk setiap kelompok. Teknik sampling dengan random sampling. Instrumen pengumpulan data neeurobehavioural menggunakan instrumen baku skor NNNS (neonatal network neurobehavioural scale) dan skor HNNE (hammersmith neonatal neurologic examination) yang telah dimodifikasi. Analisis data menggunakan independent sample t-test. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan rata-rata skor Reflek Neurobehavioural antara kelompok yang diberi Brain Booster dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa Brain Booster sebesar 23,7 (p-value 0,000<0.050). Berdasarkan perbedaan skor masing-masing sub variabel reflek neurobehavioural menunjukkan perbedaan yang bermakna antara dua kelompok, (p-value 0,000<0.05), meliputi; skor postur dan tonus sebesar 8,75, skor reflek primitif sebesar 7,1, skor reflek activity sebesar 2,6, skor pola orientasi dan perilaku sebesar 3,75 dan status umum neurobehavioural sebesar 1,5. Kesimpulan penelitian ini Brain booster dapat meningkatkan reflek neurobehavioural bayi baru lahir, meliputi aspek: postur dan tonus; reflek primitif; respon activity; pola gerakan; pola orientasi dan perilaku serta status umum neurobehavioural pada bayi baru lahir. Kata Kunci: Brain Booster, reflek neurobehavioural, kehamilan
42 Jurnal Teknologi Kesehatan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 41-46
PENDAHULUAN Upaya untuk menjamin kelangsungan generasi penerus yang berkualitas, maka dimulai sejak masa prakonsepsi maupun konsepsi, hingga kehamilan, kelahiran dan kehidupan sebagai anak. Membangun intelegensia anak dimulai sejak janin di dalam kandungan, maka dalam undang-undang kelangsungan hidup anak, bahwa hak hidup anak dimulai sejak janin di dalam kandungan. Kesehatan dan stimulasi selama masa kehamilan mempengaruhi kualitas luaran bayi baru lahir.¹ Hasil penelitian Landshears (2004) menyebutkan perkembangan kognitif pada remaja 17 tahun merupakan akumulasi perkembangan anak mulai dari janin hingga 0-4 tahun (50%), 4-8 tahun (30%) dan 9-17 tahun (20%). Oleh karena itu untuk mengembangkan kecerdasan memerlukan paling tidak tiga hal pokok yang harus diberikan secara bersamaan sejak janin, yaitu, 1) Kebutuhan fisikbiologis, 2) Kebutuhan emosi, dan 3) Kebutuhan stimulasi.² Stimulasi pada ibu hamil inilah yang disebut Brain Booster (pendorong atau penguat otak). Dengan melakukan stimulasi musik pada janin akan mengarahkan sel neuron yang akan membentuk system sensorik, motorik.³ Pemberian asam folat pada ibu hamil berdasarkan evidence based akan menstimulasi janin dalam mengarahkan sel neuron yang akan membentuk system sensorik, motorik serta membentuk neural tube. Fungsi asam folat antara lain adalah membantu proses pembentukan jaringan terutama otak. Berdasarkan studi pendahuluan bahwa RB Amanda merupakan unit pelayanan kebidanan di tingkat primer level utama yang berkembang dan sedang dalam proses alih menjadi RSIA, dengan kunjungan pelayanan antenatal pada kisaran 60-70 pasien per minggu. Pertimbangan lain adalah aspek continuity of care, dimana ibu yang periksa antenatal di RB tersebut cenderung rutin melakukan kunjungan dan berlanjut hingga persalinan dan post partum hingga layanan KB di RB tersebut. Metode Brain Booster merupakan metode baru dan belum pernah diterapkan. Hal ini perlu dibuktikan dalam suatu penelitian dan hal inilah yang mendorong peneliti melakukan penelitian di RB Amanda Sleman. METODE Jenis Penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan Randomized Controlled Trial with post test with control group single blind yaitu rancangan penelitian dengan memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen kemudian peneliti menguji perubahan-perubahan yang terjadi
setelah adanya eksperimen (perlakuan) serta diperbandingkan dengan kelompok kontrol, kemudian untuk luarannya dilakukan secara blinded dari aspek evaluator. Model rancangan atau desain penelitian adalah sebagai berikut : Kelompok perlakuan Subjek
Perlakuan Posttest X1 O1
R Kelompok kontrol
O2
Gambar 2. Skema rancangan/desain penelitian Keterangan : R
:
Random assignment
X1
:
Perlakuan Brain Booster
O1
:
Observasi pada kelompok perlakuan dengan menilai skor reflek behavioural
O2
:
Observasi pada kelompok kontrol dengan menilai skor reflek behavioural.
Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung ANC di RB Amanda pada Tahun 2015. Sampel adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi,sebagai berikut: sehat rohani (kondisi psikologis baik), mampu diajak berkomunikasi, umur kehamilan trimester III 30 s.d 35minggu, status gizi baik (LILA >23.5, HB minimal 11 gr%), dengan riwayat mendapat suplemen asam folat 400 mcg, kondisi kehamilan sehat, serta kriteria eksklusi: bayi lahir mati. Tehnik sampling dengan purposive sampling, untuk menentukan subyek penelitian. Variabel dalam penelitian ini Brain Booster dan reflek neurobehavioural. Brain booster adalah suatu metode penguatan otak dengan memberikan stimulasi intelegensia janin pada ibu hamil berupa pemberian stimulasi musik Mozaart11, selama 30 menit per hari, hingga 15 hari berturut-turut dengan menggunakan headset yang ditempelkan pada kedua sisi samping perut ibu hamil dan dihubungkan dengan MP3, jenis skala Data: Nominal, yaitu diberi Brain booster dan tidak diberi Brain booster. Variabel Reflek Neurobehavioural adalah asesmen atau penilaian terhadap reflek bayi baru lahir berupa menilai skor NNNS (neonatal network neurobehavioural scale), dan skor HNNE (hammersmith neonatal neurologic examination), meliputi meliputi 6 aspek yaitu;postur dan tonus, reflek primitif, respon aktivitas/gerakan, pola orientasi dan perilaku serta status umum neurobehavioural. Skala data interval.
Heni Puji Wahyuningsih, dkk, Brain Booster Pada Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Reflek... 43
Brain Booster adalah Suatu metode penguatan otak dengan memberikan stimulasi intelegensia janin pada ibu hamil berupa pemberian stimulasi musik Mozaart 11 jenis. Perlakuan dilakukan dengan cara memberikan stimulasi musik pada ibu hamil dengan menempelkan head set pada perut ibu hamil dihubungkan MP3 yang berisi musik Mozaart 11, lama perlakuan selama 30menit perhari dilakukan selama 15 hari berturut-turut pada waktu yang konstan sesuai yang ditetapkan bersama ibu hamil, dilakukan pada ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi. Untuk kelompok kontrol adalah ibu hamil dengan kriteria yang sama tetapi tidak diberikan perlakuan, dan tetap mendapatkan pelayanan ANC standar. Skala Data: Nominal, yaitu diberi Brain booster dan tidak diberi Brain booster. Asesmen atau penilaian klinis terhadap reflek bayi baru lahir pada kurun 2 jam pertama fase reaktivitas 1 berupa menilai skor NNNS (neonatal network neurobehavioural scale), dan skor HNNE (hammersmith neonatal neurologic examination) dengan indikator skala standar, meliputi 5 aspek yaitu; postur dan tonus, reflek primitif, respon aktivitas/gerakan, pola orientasi dan perilaku serta status umum neurobehavioural. Skala data interval. Teknik pengumpulan data dimulai dari menentukan subyek penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Memberikan Brain booster pada kelompok eksperimen, yaitu mengunjungi rumah subyek penelitian di rumahnya, kemudian melakukan stimulasi Brain Booster selama 30 menit/per hariselama 15 hari berturut-turut,dengan memberikan stimulasi musik melalui headset dihubungkan dengan MP3. Memonitoring atau memfollow-up ibu hingga tahap persalinan. Selanjutnya melakukan penilaian skor reflek neurobehavioural pada bayi baru lahir dengan menggunakan indikator skala skor NNNS (neonatal network neurobehavioural scale), dan skor HNNE (hammersmith neonatal neurologic examination). Uji model alat yang digunakan untuk stimulasi (model alat stimulasi Brain Booster head set dirangkai dengan MP3) dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan dengan konsultasi pada ahli di bidang studi musik, sedangkan untuk rangkaian alatnya (head set dirangkai dengan MP3) konsultasi dengan ahli di bidang teknik. Untuk skala skor NNNS (neonatal network neurobehavioural scale), dan skor HNNE (hammersmith neonatal neurologic examination) menggunakan skor baku internasional yang dimodifikasi. Untuk uji secara kuantitatif dilakukan uji pre eliminary study terhadap model alat yang digunakan pada 5 subyek ibu hamil trimester III sesuai dengan kriteria inklusi.
Unit analisis data untuk variabel independen adalah Brain Booster sedangkan unit analisis untuk variabel dependen adalah reflek neurobehavioural meliputi skor total dari 5 aspek dari yaitu; postur dan tonus, reflek primitif, respon aktivitas/gerakan, pola orientasi dan perilaku serta status umum neurobehavioural, maupun skor dari tiap-tiap aspek. Data dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Analisis data menggunakan independen sampel t-test. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Penelitian Subjek penelitian berjumlah 40 orang, yang dibagi secara randomisasi menjadi dua kelompok yaitu 20 orang kelompok kontrol dan 20 orang kelompok perlakuan dengan karakteristik masingmasing kelompok sebagai berikut. Tabel 1. Perbandingan Karakteristik Subjek Kelompok Kontrol dan Perlakuan Kontrol Karakteristik Umur Rata-rata Paritas - 1-2 - 3-4 - >4
F
%
25.00
15 5 0
Perlakuan F
%
26.52
75 25 0
13 6 1
p-value 0,267
65 35 0
0,373
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa rata-rata umur subyek pada kelompok kontrol sebesar 25 dan pada kelompok perlakuan sebesar 26,52, umur pada kedua kelompok homogen (p-value 0,267>0,05). Umur merupakan faktor yang berhubungan dengan kehamilan dan buah kehamilan. Kurun usia yang tepat untuk kehamilan adalah usia reproduksi sehat, yaitu umur 20 – 35 4 tahun. Karakteristik paritas pada kelompok subyek kontrol paling banyak adalah paritas 1-2 yaitu 15 (75%), disusul paritas 3-4 sebanyak 5 (25%) dan tidak ada yang memiliki paritas lebih dari 4, sedangkan pada kelompok perlakuan, paritas 12 sebanyak 13 (65%), paritas 3-4 sebanyak 6 (35%) dan hanya 1 subyek yang memiliki paritas lebih dari 4. Berdasarkan hasil uji statistik paritas pada kedua kelompok menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok dengan p value 0, 373>0,05. Karakteristik paritas pada kedua kelompok sama, yaitu didominasi oleh paritas 1-2. Hal ini juga linear dengan kurun usia kedua kelompok subyek penelitian pada usia
44 Jurnal Teknologi Kesehatan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 41-46
reproduksi sehat. Demikian halnya dengan paritas, berada pada kisaran paritas reproduksi sehat. Paritas yang berisiko adalah paritas 1 atau paritas 4 >4. Pada kelompok kontrol terdapat 1 subyek yang mempunyai paritas >4, namun tidak berbeda bermakna secara statistik pada kedua kelompok. Paritas berisiko mempunyai pengaruh atau menjadi faktor risiko terhadap kesejahteraan janin. Analisis Bivariat Pengaruh Brain Booster Terhadap Aspek-aspek Reflek Neurobehavioral Bayi Baru Lahir 1) Pengaruh brain booster terhadap postur dan tonus bayi baru lahir Tabel 2. Analisis Independent t-test Skor Postur dan Tonus Bayi baru lahir pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Kelompok
Skor
t-hit
p-value Mean Diff
Mean ±SD
LowerUpper
- Perlakuan 25,90 15.056 ±1.944 - Kontrol
CI 95%
0,000
8,750
7.5739.927
17,15 ±1.725
Tabel 3. Analisis Independent t-test Skor Reflek Primitif Bayi baru lahir pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol t-hit
p-value Mean Diff
Mean ±SD - Perlakuan 19.25 12.033 (±1,77) - Kontrol
CI 95% LowerUpper
0,000
7,100
12.15 (±1,954)
Keterangan : SD =Standard Deviation t-hit= t hitung ρ = ρ value Signifikan * ρ<0,05
Kelompok
Skor
t-hit
p-value Mean Diff
Mean ±SD
5.9058.295
CI 95% LowerUpper
- Perlakuan
7.4 5.739 (±1.635)
- Kontrol
4.8 (±1.196)
0,000
2,600
1.6833.517
Keterangan : SD =Standard Deviation t-hit= t hitung ρ = ρ value Signifikan * ρ<0,05 4) Pengaruh brain booster terhadap pola orientasi dan perilaku bayi baru lahir Tabel 5. Analisis Independent t- test Skor Pola Orientasi dan Perilaku Bayi baru lahir pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Skor
t-hit
p-value Mean Diff
Mean ±SD
2) Pengaruh brain booster terhadap reflek primitif bayi baru lahir
Skor
Tabel 4. Analisis Independent t- test Skor Reflek activity (gerakan) Bayi baru lahir pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Kelompok
Keterangan : SD =Standard Deviation t-hit= t hitung ρ = ρ value Signifikan * ρ<0,05
Kelompok
3) Pengaruh brain booster terhadap respon gerakan bayi baru lahir
- Perlakuan 16.35 4.130 (±2.323) - Kontrol
CI 95% LowerUpper
0,000
3,750
1.9125.588
12.60 (±3.331)
Keterangan : SD =Standard Deviation t-hit= t hitung ρ = ρ value Signifikan * ρ<0,05 5) Pengaruh brain booster terhadap Status Umum Neurobehavioral bayi baru lahir Tabel 6. Analisis independent t- test skor status umum neurobehavioral bayi baru lahir pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
Heni Puji Wahyuningsih, dkk, Brain Booster Pada Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Reflek... 45
Kelompok
Skor
t-hit
p-value Mean Diff
Mean ±SD
CI 95% LowerUpper
- Perlakuan
7.70 4.544 (±1.129)
- Kontrol
6.20 (±0.951)
0,000
1,500
0.8322.168
Keterangan : SD =Standard Deviation t-hit= t hitung ρ = ρ value Signifikan * ρ<0,05 6) Pengaruh brain booster terhadap total skor Reflek Neurobehavioural bayi baru lahir Tabel 7. Analisis independent t- test skor total neurobehaviouralbayi baru lahir pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Kelompok
Skor
t-hit
p-value Mean Diff
Mean ±SD - Perlakuan
79,6 12.064 (±5.393)
- Kontrol
55,9 (±6.935)
CI 95% LowerUpper
0,000
23,7
19.72227.677
Keterangan : SD =Standard Deviation t-hit= t hitung ρ = ρ value Signifikan * ρ<0,05 Hasil penelitian menunjukkan Skor reflek neurobehavioural pada tiap aspek postur dan tonus, reflek primitif,activity, pola gerakan, pola orientasi dan perilaku, status umum neurobehavioural pada bayi baru lahir menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol, dengan taraf signifikan sebesar 0,00 (ρ<0,05), pada kelompok perlakuan skor reflek neurobehavioural lebih tinggi dari kelompok kontrol. Skor total neurobehavioural menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol, dengan taraf signifikan p value 0,00 (ρ<0,05), pada kelompok perlakuan skor total neurobehavioural lebih tinggi dari kelompok kontrol.
Pada penelitian ini juga membuktikan bahwa otak yang distimulasi, maka percabangan sinapsisnya akan semakin kaya dan semakin bertambah banyak percabangannya. Indikator atau respon awal kecerdasan janin atau optimalisasi perkembangan otak janin dapat dilihat dengan cara sederhana melalui pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.. Penelitian Wehby, 2008 untuk pertama kalinya meneliti perilaku janin. Ia mengamati reaksi gerakan janin pada akhir masa kehamilan akibat bunyi keras dan melengking dari sepeda motor yang berada dekat dengan perut ibunya.. Wehby menarik kesimpulan bahwa janin mampu mendengar, merespon terhadap musik tertentu dengan volume tertentu dan ada respon dari sel neuron. 6 Leung 2009, melaporkan janin usia kehamilan 30-37 minggu akan merespon dengan gerakan setelah diperdengarkan musik yang sama untuk ke-24 kalinya. Efek ini mampu dipertahankan setelah bayi tersebut lahir 6 menit: bayi bernafas normal, membuka matanya, dan lebih tenang saat ia diperdengarkan musik yang pernah didengarnya saat dalam kandungan. Jadi, janin menjadi terbiasa 7 dengan rangsangan yang sama. Efek kebiasaan yang sebenarnya bukan sekadar adaptasi dilaporkan mampu diperlihatkan oleh janin usia kehamilan 28-37 minggu.8 Pada umur 3 hari, bayi mampu mengubah pola mengisap puting susu ibu jika mendengar suara ibunya. Demikian juga halnya saat diperdengarkan cerita yang telah dibaca ibunya saat hamil, dapat memberikan stimulasi terhadap perkembangan otak.9 Mekanisme belajar janin peneliti laboratorium Chronobiology Harvard Medical School, janin dapat mengenal suara dan cahaya dari luar melalui mekanisme konduksi pasif melintasi jaringan tubuh ibunya.10 Janin belajar mengenal detak jantung ibunya melalui mekanisme "imprinting". Reaksi janin terhadap emosi ibu termasuk stres mungkin melalui hormon yang melindungi plasenta, peningkatan tekanan arterial ibu, atau peningkatan tonus otot rahim yang dapat membatasi ruang geraknya.11 Penggunaan musik sebagai terapi sudah di mulai setelah perang dunia. Pada saat itu para pelaku terapi hanya sekelompok pemusik dan digunakan untuk mengobati para veteran yang 12 memiliki trauma perang, baik mental maupun fisik. Berdasarkan sintesis teori Psychophysiological dari jenis musik tertentu akan merangsang respon relaksasi dan kesenangan pada individu, mengurangi aktivitas di neuroendokrin dan sistem saraf simpatik hinggga menurunkan kecemasan, denyut jantung, frekuensi pernafasan, dan 13 meningkatkan suhu.
46 Jurnal Teknologi Kesehatan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 41-46
Efek musik memang sangat signifikan dalam upaya menyembuhkan, menyehatkan dan mencerdaskan manusia. Terapi musik menjadi sangat popular pada dekade terakhir, hal ini di hasilkan dari stimulasi spectrum phonic, yaitu dengan menstimulasi detak jantung melalui musik klasik digunakan untuk menambah ketenangan 13 pada bayi yang di rawat di NICU. Musik klasik yang paling di sarankan untuk merangsang relaksasi pada bayi terutama karya Mozart.14 KESIMPULAN DAN SARAN Brain booster dapat meningkatkan reflek neurobehavioural bayi baru lahir. Terdapat perbedaan yang bermakna skor rerata reflek neurobehavioural bayi baru lahir antara kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan skor reflek neurobehavioural lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Brain booster dapat meningkatkan aspek-aspek dari reflek neurobehavioural meliputi aspek: postur dan tonus; reflek primitif; respon activity, pola orientasi dan perilaku serta status umum neurobehavioural pada bayi baru lahir. Rekomendasi pada penelitian ini adalah bagi Bidan Puskesmas agar menjadikan brainbooster sebagai salah satu metode pemberian asuhan pada ibu hamil untuk meningkatkan kecerdasan janin melalui skor neurobehavioural. Bagi Kepala Puskesmas agar memasukkan brainbooster kedalam protap sebagai salah satu metode dalam asuhan ibu hamil dan manajemen asuhan kehamilan, mengembangkan kemampuan brainbooster pada bidan melalui pelatihan-pelatihan. DAFTAR PUSTAKA 1. Georgieff MK: Nutrition and the developing brain: nutrient priorities and measurement. Am J Clin Nutr 2007, 85:614S-620S. 2. K e m e n k e s R I , 2 0 1 3 : P e n g e m b a n g a n intelegensia sejak janin, Pusat Intelegensia Kemenkes RI 3. Schulz KF, Altman DG, Moher D, Group C: CONSORT 2010 Statement: updated guidelines for reporting parallel group randomised trials. BMC Med 2010, 8:18 4. Manuaba IGB, 2012: Ilmu Kebidanan, EGC, Jakarta.
5. Helland IB, Saugstad OD, Saarem K, Van Houwelingen AC, Nylander G, Drevon CA: Supplementation of n-3 fatty acids during pregnancy and lactation reduces maternal plasma lipid levels and provides DHA to the infants. J Matern Fetal Neonatal Med 2006, 19:397-406. 6. Wehby GL, Murray JC: The effects of prenatal use of folic acid and other dietary supplements on early child development. Matern Child Health J 2008, 12:180-187. 7. Leung BM, Kaplan BJ: Perinatal depression: prevalence, risks, and the nutrition link--a review of the literature. J Am Diet Assoc 2009, 109:1566-1575. 8. Innis SM, Friesen RW: Essential n-3 fatty acids in pregnant women and early visual acuity and audio stimulation maturation in term infants. Am J Clin Nutr 2008, 87:548-557. 9. Judge MP, Harel O, Lammi-Keefe CJ: A docosahexaenoic acid-functional food during pregnancy benefits infant visual acuity at four but not six months of age. Lipids 2007, 42:117122. 10.Bourre JM: Effects of nutrients and musical stimulation (in food) on the structure and function of the nervous system: update on dietary requirements for brain. Part 1: micronutrients and stimulation. J Nutr Health Aging 2006, 10:377-385. 11.Shah JM: Effects of nutrients (in food) and musical stimulation on the structure and function of the nervous system: update on dietary requirements for brain. Part 2: macronutrients. J Nutr Health Aging 2006, 10:386-399. 12.Aizid, R , 2011; Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik, Jogjakarta: Laksana. 13.Lai Keyland, 2008: Studi musik; efek dan pengaruhnya, Bintang Pustaka, Bandung. 14.Wald NJ, Law MR, Morris JK, Wald DS: Quantifying the effect of folic acid. Lancet Journal 2001, 358:2069-2073.