Blimbingsari Desa Yang Cinta Yesus
Pdt. Peter Tjondo, S.Th Persembahan Yang Hidup Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
SHALOM
S
halom, “Karena itu, Saudara-Saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati.” Roma 12:1. Demikianlah pesan Paulus kepada jemaat di Roma mengingatkan panggilan kita sebagai orang percaya agar mengupayakan berbagai cara dengan tulus ikhlas untuk menyenangkan hati Allah dengan memepersembahkan tubuh dan seluruh pikiran dan hati kita untuk pelayanan. Inilah “Persembahan Hidup” menjadi tema pilihan dalam penerbitan majalah MissionCARE kali ini. Tema ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan kembali kepada semua pihak yang menghidupi pelayanan MissionCARE agar selalu bersemangat dan aktif untuk menemukan cara-cara baru dalam melakukan pelayanan bersama MissionCARE. Apa pun tindakan yang dilakukan bukan semata-mata demi nama besar MissionCARE, namun selalu ditujukan bagi kemuliaan Tuhan yang telah terlebih dahulu memberikan tubuhNya sebagai pemulihan atas rusaknya hubungan kita, umatNya dengan Tuhan karena dosa. Meskipun sulit untuk memberikan ‘persembahan’ terbaik dan sempurna bagi Tuhan, kiranya kita tidak patah semangat untuk melakukan yang terbaik. Saling bergandengan tangan, saling menyemangati dan terlebih lagi kesatuan hati adalah halhal utama menjaga semangat pelayanan dalam MissionCARE.
SUSUNAN REDAKSI Penasihat Penanggung Jawab Pemimpin Redaksi Tim Redaksi Iklan & Bendahara Tata Letak Korespondensi Distribusi
: : : :
Pdt. Peter Tjondro Tony Yudianto Andri Setiono Ayik Teteki, Yehuda Rennati Lasdo Lubis : Dyah Noor Arini : Yehuda Rennati : Chapter MissionCARE : Sukri & Lasdo Lubis
Demikian juga perjuangan yang selalu dilakukan oleh tim Majalah MissionCARE untuk memberikan pekerjaan terbaik sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan. Meskipun terdapat keterbatasan namun telah mencoba dan akan terus mencoba untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan pembaca sekalian. Setelah vakum terbit selama 1,5 tahun, akhirnya kami hadir kembali dan memulai untuk bersinergi dengan banyak pihak terkait dengan pelayanan MissionCARE. Sebuah pesan inspiratif dari Bunda Teresa, “Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar..... Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar “. Karena itu perlu kita ingat satu hal ini, untuk melakukan segala sesuatu dengan cinta. Sehingga perbuatan-perbuatan kita menjadi persembahan yang layak bagi Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan. Tuhan memberkati. (red)
Alamat Redaksi : Komplek Ruko Plaza Pasifik Blok B1 No. 18 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 Telp. (021) 4584 3481 Fax. (021) 4584 3521 e-mail :
[email protected]
Penerbit : Perhimpunan Mitra Misi Indonesia (MissionCARE) SK. Menteri Hukum dan HAM RI No. C22 - HT.01.03.TH.2006
MissionCARE Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionCONTACT Rubrik ini kami sediakan bagi Anda untuk dapat menyampaikan keluhan, tanggapan, maupun saran kepada kami. Kami juga menerima suratsurat dari Anda yang berhubungan dengan majalah MissionCARE. Silakan kirimkan surat Anda ke alamat redaksi kami atau melalui ~ e-mail:
[email protected]. Tuhan Yesus memberkati.
S
halom, Redaksi Majalah MissionCARE, saya adalah salah satu yang menanti-nanti terbitnya majalah MissionCARE. Terakhir saya menbaca majalah ini tahun 2014. Saya suka membaca kegiatan-kegiatan yang dilakukan di daerah pedalaman. Artikel-artikel tersebut mampu untuk menggugah hati misi sehingga kami sebagai pembaca tahu perkembangan dan apa yang akan diperbuat untuk misi-misi di pedalaman. Semoga MissionCARE tetap bersemangat dalam melayani Tuhan. Amin Sherry – Sukapura, Jakarta Utara Jawaban: Shalom Ibu Sherry, Terima kasih atas sambutan yang baik atas edisi 2014 lalu, kami akan terus meningkatkan pelayanan MissionCARE dengan penerbitan Majalah MissionCARE edisi Agustus 2015. Terus doakan pekerjaan kami di MissionCARE. Tuhan memberkati.
Y
ang terkasih Redaksi Majalah MissionCARE saya menantikan artikel tentang tokohtokoh Kristen yang peduli akan pekerjaan misi, terutama karya mereka yang turut memajukan daerah-daerah terpencil. Gbu Yuli – Cilincing, Jakarta Utara
Jawaban: Shalom Ibu Yuli, Saran Ibu dalam waktu dekat akan kami realisasikan, kami akan menampilkan tokoh-tokoh yang sangat berjasa dalam pelayanan misi mereka di daerah terpencil. Tuhan memberkati.
S
aya membaca majalah MissionCARE terkahir kali pada bulan Februari 2014, saya nanti-nanti terbitan berikutnya, lama sekali tidak muncul. Sementar saya perlu info kegiatan-kegiatan MissionCARE. Jadi, mohon agar majalahnya bisa selalu terbit sehingga informasi tidak tertinggal. Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati. Sharon – Tangerang, Banten
Jawaban: Shalom Ibu Sharon, Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, memang majalah Majalah MissionCARE belum dapat hadir secara rutin di tahun 2014 lalu dikarenakan satu dan lain hal. Tahun 2016 kami akan hadir secara rutin 3 kali dalam setahun. Diharapkan dengan informasi ini dapat membuat Ibu tetap memiliki informasi mengenai pelayanan misi di pedalaman. Tuhan memberkati. 4
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
DAFTAR ISI Majalah MissionCARE Edisi Agustus-Oktober 2015
DAFTAR ISI
Mission News
Dari Redaksi Shalom...................................................(3) Surat Pembaca........................................(4)
Tajuk Utama Ada Doa Bagi Mentawai..........................(6) Tantangan Untuk Hidup Baru.................(8)
HAL 9
Mission News Pelayanan Supermarket..........................(14) Rakernas MissionCARE 2015................(20)
Mission Focus
Mission Focus Persembahan Yang Hidup......................(17) Persembahan Sejatiku Kepada Tuhan.....(32) Blimbingsari Desa Yang Cinta Yesus.......(36)
Mission Inside Mars MissionCARE...............................(26) Makna dan Arti Logo MissionCARE.....(24)
Mission Words A Living Sacrifice...................................(30)
HAL 36 Mission Letter
Mission Letter GPdI Tigarunggu..................................(38) Surat Hamba Tuhan..............................(40)
Advertorial Andris Series...........................................(43)
MissionCARE Reach the Unreachable
HAL 39 Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
5
TAJUK UTAMA Missiontrip Pulau Siberut Kepulauan Mentawai
Ada Doa Bagi Mentawai
A
da sesuatu yang Tuhan ingin kita kerjakan untuk Padang dan Mentawai, di Sumatera Barat ini kita satu hati sehingga Tuhan adakan suatu terobosan di Sumatera Barat, adalah ungkapan keprihatinan dari Ketua I Badan Pengurus Pusat (BPP) Perhimpunan Mitra Misi Indonesia (PMMI)/ MissionCARE, Rianto Chandra, atas kehidupan masyarakat Mentawai. Sampai saat ini, akses pendidikan, transportasi dan komunikasi di Kepulauan Mentawai masih terbatas. Padahal menurut beliau, gereja punya peran penting dalam memajukan masyarakat di Kepulauan Mentawai. Maka, berangkat dari keinginan sederhana yaitu berdoa bagi tanah Kepulauan Mentawai, maka pada bulan Mei lalu, tepatnya tanggal 25 sampai 29 Mei 2015, beberapa dari tim Perhimpunan Mitra Misi Pusat (PMMI)/ MissionCARE melakukan perjalanan ke Kepulauan Mentawai. Secara teknis perjalanan ke Kepulauan Mentawai, khususnya ke Pulau Siberut, diorganisir oleh MissionCARE Cabang Palembang . Perjalanan yang berlangsung selama 5 hari 4 malam tersebut merupakan pengalaman pertama bagi tim MissionCARE. Dengan peserta 16 (enam belas) orang, tim memulai perjalanannya dari berbagai daerah asal, ada dari Jakarta, Solo, Jogjakarta dan Palembang yang berkumpul di Padang, Sumatera Barat. Kepulauan Mentawai atau sekarang Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan Ibu-
6
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
kota Tuapejat di Pulau Sipora, berdasarkan UU RI No. 49 Tahun 1999 sebagai bentuk pemekaran daerah dari Propinsi Sumatera Barat terletak memanjang dibagian paling barat pulau Sumatera dan dikelilingi oleh Samudera Hindia. Penduduk mayoritas adalah Suku Mentawai namun juga banyak suku-suku lain yang tinggal di Kepulauan ini seperti Suku Nias, Suku Batak, Suku Minangkabau (orang Padang) dan ada pula Suku Jawa, dan lain-lain. Mayoritas suku Mentawai menganut agama Kristiani yaitu Kristen Protestan dan Katholik, dan agama Islam. Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki 4 pulau besar yang dikenal dengan Pulau Siberut, ulau Sikakap, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan. Pulau Siberut yang menjadi tujuan perjalanan tim MissionCARE adalah pulau yang terbesar dan berada pada posisi paling Utara dari Kepulauan Mentawai. Pulau ini juga menjadi tujuan wisata baik wisata lokal maupun manca karena di Pulau Siberut inilah budaya asli Suku Mentawai ada. Pulau Siberut menjadi pilihan kunjungan tim MissionCARE karena beberapa partner atau Hamba Tuhan yang menerima subsidi dari MissionCARE mengerjakan pelayanan di pulau ini. Hari Selasa pagi tanggal 26 Mei, tim MissionCARE berangkat menuju pelabuhan Bungus, Padang untuk menyeberang ke Pulau Siberut dengan menggunakan kapal cepat jetfoil yang menempuh perjalanan se-
TAJUK UTAMA lama 5 jam. Kali ini perjalanan lebih lama dari jadwal biasanya karena harus singgah dahulu di pelabuhan Muara Sikabaluan sebelum akhirnya menuju pelabuhan Muara Siberut. Setibanya di Muara Siberut, yang terletak di Kecamatan Siberut Selatan, tim dijemput oleh Pdt. Esrom dan Pdt. Pasaribu. Selama di Siberut tim akan tinggal di rumah Pdt. Esrom. Penduduk Mentawai terkenal dengan keramahannya dan mereka mudah menerima orang lain, maka sepanjang perjalanan tim dari Pelabuhan Siberut menuju rumah Pdt. Esrom, dijumpai wajah-wajah yang murah senyum. Tiba di rumah, tim disambut hangat oleh Ibu Christine, seorang guru dan kepala sekolah yang adalah isteri dari Pdt. Esrom. Merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena pada akhirnya tim MissionCARE dapat menjejakkan kaki di Tanah Mentawai. Beberapa tahun lalu ketika Kepulauan Mentawai mengalami bencana gempa, dari MissionCARE juga mengirimkan bantuan, namun karena sulitnya komunikasi dan masalah teknis lainnya, bantuan hanya bisa sampai di Padang. Kunjungan selama 3 hari di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai ini diisi dengan berbagai kegiatan yaitu seminar sehari bagi Hamba-Hamba Tuhan, Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) serta kunjungan ke daerah tinggal dan pelayanan beberapa Hamba Tuhan di sana. Seminar sehari yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 bertempat di Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) Siberut yang digembalai oleh Pdt. Esrom K. Seminar mengambil tema “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.”(Efesus 3:20) dibawakan oleh Pdt. Agung Irianto dari Gereja Baptis Indonesia dan juga merupakan pengurus MissionCARE Cabang Palembang. Seminar dihadiri lebih dari 40 Hamba Tuhan yang datang dari berbagai daerah sekitar Siberut Selatan dan dari berbagai denominasi seperti GKPM, GBI, GPdI dan BNKP (Banua Niha Keriso Protestan – kelompok gereja Kristen yang ada di Pulau Nias) berlangsung dari pagi hingga sore hari. Peserta seminar menerima cindera mata berupa Alkitab, 2 (dua) judul buku
dari Radio Bible Class (RBC) Ministries Indonesia dan seminar kit. Pada malam harinya di hari yang sama diadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) bertempat di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Tiberias Mailepet dengan gembalanya adalah Pdt. Pasaribu. Masih dengan tema yang sama dengan tema seminar, Firman Tuhan dalam KKR ini disampaikan oleh Pdt. Daniel Edward dari Jogjakarta. KKR dihadiri lebih dari 200 jemaat dari berbagai kalangan baik dari anak-anak, remaja, dewasa dan bahkan para orang tua. Pada kesempatan ini, di akhir acara KKR, tim MissionCARE menyerahkan 40 bola donasi dari Perkumpulan Sepak Bola Uni Papua (Uni Papua FC / Football Community) bagi masyarakat Siberut Selatan. Bola-bola kaki ini rencananya akan dibagikan ke Hamba Tuhan – Hamba Tuhan, sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas masyarakat di Siberut Selatan sehingga melalui sepak bola, mereka dapat membangun kehidupan sosial yang positif bagi jemaatnya, bagi siswasiswanya, bagi para kaum mudanya.(at)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
7
TAJUK UTAMA Kehidupan Masyarakat Kristen di Siberut Selatan
Tantangan Untuk Hidup Baru
M
isi Kristen di Kepulauan Mentawai dimulai di Sikakap, melalui pemberitaan Injil oleh Pdt. August Lett, misionaris dari Jerman yang diutus oleh RMG Barmen yang pada waktu itu, tahun 1901, bersama guru-guru zending dari HKBP dan BNKP membuka pos pelayanan PI di Nemnemleleu, Sikakap yang terletak di Pulau Pagai Utara. Enam belas tahun kemudian pada tanggal 9 Juli 1916 dengan dipermandikannya 11 orang penduduk Mentawai, menandai lahirnya Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) pertama kali yang berpusat di Pulau Sikakap. Penyebaran Injil selanjutnya yang dimulai dari Pulau Pagai berkembang ke Pulau Sipora dan Pulau Siberut. Khusus di Siberut Selatan, Kekristenan sudah ada sejak 50 tahun yang lalu, disusul oleh Katholik, GPdI dan GBI masuk di Siberut sekitar 10 – 20 tahun yang lalu. Secara tradisional atau menurut nenek moyangnya, masyarakat Mentawai menganut kepercayaan “Arat Sabulungan” yang meyakini bahwa semua benda memiliki jiwa dan mempercayai adanya berbagai macam roh yang tinggal di laut, udara dan hutan-hutan. Meskipun mayoritas masyarakat Mentawai memeluk agama Kristen, namun kehidupan mereka sebagai umat beriman masih jauh dari karakter sebagai orang Kristen. Mereka masih memeluk tradisi lama mereka. Dalam perbincangan singkat dengan Pdt. Esrom K., putra Mentawai asli, beliau memberikan contoh bagaimana kehidupan masyarakat Kristen Mentawai masih jauh dari iman Kristen. Sebagai contoh, masyarakat masih mengandalkan ‘Sikerei’ atau dukun sakti yang dapat menyembuhkan penyakit dan memimpin ritual tradisional. Orang Mentawai percaya bahwa roh manusia, “Simagere”, akan meninggalkan raga seseorang yang telah mati dan hidup di sekitar tempat tinggalnya. Roh arwah ini 8
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Gereja Tertua di Siberut disebut “Sabulungan”. Mereka juga percaya pada roh yang membuat manusia kuat dan berkuasa “Kere”, roh yang menjaga rumah “Kira”, dan roh jahat yang mencelakakan manusia “Sanitu”. Mereka juga percaya adanya penjaga tempat-tempat tertentu yang disebut lakokaina. Mereka yakin lakokaina ini sangat berperan dalam mendatangkan, sekaligus menahan rezeki. Bagi masyarakat Mentawai, meskipun mereka telah menganut Kristen, namun kepercayaan untuk mengandalkan kesaktian ‘Sikerei’ belum dapat dilepaskan. Pada awalnya mereka yang sakit akan minta didoakan oleh Pendeta atau Penatua Gereja, namun karena sakit tak kunjung sembuh mereka, dalam keadaan bimbang akan mengundang ‘Sikere’. Padahal dalam melakukan ritual pengobatannya ‘Sikerei’ selain menggunakan obat-obatan tradisonal seperti dedaunan, juga akan memanggil roh. Inilah perilaku yang masih memprihatinkan dari jemaat Kristen di Mentawai karena tidak sepenuhnya beriman kepada Tuhannya dan ini merupakan salah satu tantangan bagi Pdt. Esrom dan juga Hamba Tuhan lainnya yang berkarya di Kepulauan Mentawai. Jika jemaat dihadapkan pada pertanyaan “kapan engkau sudah bertobat, apakah engkau sudah diubahkan oleh Tuhan”, bagi Pdt Esrom pertanyaan itu adalah pertanyaan yang samar-samar bagi masyarakat di sini. Sebagai gereja yang sudah lama berdiri (GKPM), dengan usia hampir
TAJUK UTAMA 100 tahun, dan memiliki jemaat yang sudah turun temurun Kristen yang belum menjamin otomatis hidup baru, membuat sulit untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan lama itu. Nada keprihatinan akan kehidupan kekristenan di Kepulauan Mentawai juga dirasakan oleh Ibu Yohana Ketua Komisi Wanita GKPM Siberut. Dari jumlah sekitar 80 jemaat, namun yang terlibat dalam kegiatan gereja hanya separuhnya, karena jemaat mengutamakan pemenuhan kebutuhan ekonomi atau rumah tangga. Sebagian besar masyarakat hidup dari bertani dan mencari ikan dan untuk kaum ibu mereka selain pergi ke ladang dan ke laut, mereka masih harus mengurus keperluan rumah tangga, “justru yang kita sesalkan adalah Ibu-Ibu yang bekerja sebagai PNS dengan pendapatan tetap, kurang mendukung dalam kegiatan, apabila ibu-ibu mendukung tentunya bapak-bapak juga akan berkegiatan”. Beliau menambahkan dengan harapan bahwa dengan seminar yang diadakan oleh MissionCARE kali ini dapat menginspirasi dan mendukung kehidupan masyarakat Kristen di Kepulauan Mentawai khususnya Siberut Selatan agar meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lamanya dan berharap akan ada seminar lagi dari MissionCARE.
Pdt. Esrom
Sabulungan
MissionCARE
Menyapa Penduduk Asli Mentawai
S
elain acara seminar dan KKR, Rabu tanggal 27 Mei 2015 sebagian tim kecil MissionCARE berangkat menuju daerah hulu, ke desa pertama menuju arah desa Madobak untuk mengjungi suku asli di pedalaman Mentawai. Tim kecil ini terdiri dari Iwan Santoso, Tony Yudianto, dan Mathius, berangkat dengan dipandu oleh seorang penduduk lokal yang membantu dalam pengaturan transportasi menuju desa tersebut yang ditempuh melalui sungai dengan kano. Perjalanan yang dilalui cukup sulit, karena untuk tiba di desa tujuan, tim kecil MissionCARE masih harus melalui jalan yang berlumpur. Namun tantangan fisik itu mendapatkan imbalannya dengan sambutan hangat dan ramah dari para penduduk asli Mentawai yang masih mempertahankan tradisi lama mereka selama berada-abad. Ciri fisik khas mereka adalah adanya tato hampir di sekujur tubuh mereka dan dunia pun meyakini bahwa tradisi tato suku Mentawai merupakan seni tato tertua di dunia. Dengan membawakan buah tangan bagi mereka, tim MissionCARE berbincang dan berfoto bersama mereka. Namun karena terbatasnya waktu untuk segera kembali bergabung dengan tim besar guna mengikuti acara KKR, maka tim kecil segera meninggalkan tempat kunjungan ini. Mensyukuri perjumpaan dengan saudara sebangsa dan setanah air dalam kehidupan sosial dan tradisi yang berbeda menorehkan kesan tersendiri. Betapa luar biasa kekayaan Tanah Air Indonesia ini.(at) Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
9
MissionFOCUS
Persembahan Yang Hidup Sebuah Penyempurnaan Pelayanan Gereja Di Akhir Zaman
K
Pdt. Peter Tjondro, S.Th Pendiri dan Penasihat MissionCARE
arena itu, Saudara-Saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu memepersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:1-2) Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan kejadian-kejadian yang persis digambarkan oleh Alkitab seperti situasi akhir zaman, sehingga banyak orang yg bertanya kepada saya apakah itu tanda akhir zaman. Mendapat pertanyaan seperti itu seringkali saya menjadi bingung sebab saya tahu arah pertanyaan tersebut. Setiap kita memandang fenomena alam kita harus melihat dalam 2 (dua) dimensi: dimensi pertama apakah fenomena alam itu merupakan “tanda”, dimensi kedua apakah hal tersebut merupakan “bagian” dari akhir zaman. Sebab arah pertanyaan banyak yg berkata apakah setiap kejadian adalah bagian dari akhir zaman. Pertanyaan yang paling banyak diajukan adalah soal bunyi aneh seperti suara sangkakala dan orang-orang menghubungkan dengan sangkakala dalam Kitab Wahyu. Persoalannya, yang disebut sangkakala dalam Kitab Wahyu apakah seperti terompet atau lambang sebuah momentum dari sebuah kejadian. Selain tentang suara seperti sangkakala, fenomena alam yang lain 10
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
seperti gempa bumi, gunung meletus dimana-mana, dan suhu udara yang mendadak naik sangat drastis seperti di Iran yang bisa mencapai 72 derajat Celcius sehingga puluhan orang meninggal. Dalam Kitab Wahyu ada tertulis semua kejadian tersebut sangat mirip. Memang, seakan-akan kita dihadapkan dengan semua kejadian yang merupakan tanda akhir zaman yang membingungkan sehingga banyak orang yang frustasi dengan hidupnya. Pada bulan September 2015 akan terjadi blood moon di Israel yang dikatakan para “nabi” sebagai bagian terakhir dari kegelapan yang akan tiba sebagai tanda kedatangan Tuhan kedua kalinya. Sehingga ada pendeta yang menyelenggarakan tur ke Israel dalam rangka melihat fenomena tersebut. Ratusan orang memaksa diri sekalipun dengan nilai kurs dolar yang tinggi demi menyaksikan fenomena kedatangan Tuhan kedua kalinya. Belum lagi krisis yang sedang melanda Benua Eropa dengan gagalnya negara Yunani membayar hutang dan berdampak dengan hancurnya perekonomian Eropa. Fakta ini semakin membuat goncangan kehidupan terasa sekali. Manusia menjadi skeptik dengan iman dan banyak yang murtad karena frustasi. Krisis ekonomi ini tampaknya akan berdampak luas sehingga di Indonesia pun sangat terasa terlebih dengan jatuhnya nilai rupiah dan kondisi ini sangat memungkinkan dapat menghancurkan negara. Diperkirakan negara sebesar China juga akan mengalami krisis bahkan kolaps dan akan memicu inflasi yang sangat besar. Alkitab menyebutkan bahwa suatu kekacauan akan me-
MissionFOCUS micu krisis pangan sehingga nubuatan “secupak gandum satu dinar dan tiga cupak jelai sedinar” (Wahyu 6:6) tampak nyata. Betapa hancurnya ekonomi sehingga harga-harga pangan begitu tinggi, yang dipicu oleh banyak faktor yaitu hancurnya sumber pangan karena cuaca buruk, hancurnya ekonomi yang memicu naiknya harga pangan, serta kelahiran penduduk yang tidak terkendali lagi. Renungan lebih mendalam lagi, bagaimana kita melihat fenomena tersebut dalam kacamata rohani? Benar kita tidak perlu cemas dan bingung apapun jawabannya entah itu sebagai “tanda” atau “bagian” dari akhir zaman, namun yang terpenting adalah persiapan umat Tuhan untuk kedatanganNya yang ke dua kali dan persiapan “buah-buah kehidupan” yang akan kita bawa. Sebab, pada masa itu Tuhan akan meminta pertanggungjawaban setiap insan dengan talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita dan sebagai persiapan kesempurnaan yang Tuhan berikan kepada kita seperti 5 gadis yang bijaksana, sehingga ketika mempelai itu datang maka lampu mereka tetap menyala dan juga bersinar. Bicara tentang talenta bukan hanya bicara mengenai bakat atau karunia, namun juga kekayaan yang Tuhan titipkan kepada kita. Semua ini akan dipertanggung jawabkan seperti pejabat dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), demikian juga kita dengan Tuhan. Karena itu, hendaklah tidak berbangga hati dengan jumlah tabungan dan aset kita yang besar, namun apakah semua yang kita miliki sudah membawa dampak dan manfaat bagi semua orang. Apakah rumah kita yang besar sudah dapat dirasakan oleh orang lain atau Tuhan, apakah mobil kita pernah menjadi bagian dalam pelayanan Tuhan, atau rupiah kita telah dapat menolong orang lain ketika mereka lapar atau sakit atau telanjang seperti dalam
Matius 25: 35–40. Sering kita menjadi lupa bahwa Tuhan memberikan kehidupan kita sebagai kesempatan menjelang kedatangan Tuhan karenanya Allah membiarkan semua fenomena terjadi sebagai peringatan kepada kita tentang waktuNya. Jangan sampai kita menyesal seperti “orang kaya dan Lazarus” dalam Injil Lukas 16:19-31, yang terlambat mengatasi hidupnya sehingga penyesalannya menjadi sia-sia. Hal apakah yang dapat kita lakukan sebagai persembahan hidup kita, yang mana kehidupan kita secara menyeluruh termasuk bakat, harta, serta tenaga kita akan Tuhan tuntut menjadi bagian dari pekerjaan Tuhan? Ketika mata kita membiarkan orang sakit dan akhirnya meninggal sementara kita dapat berbuat banyak untuk kesembuhan mereka? Atau membiarkan seorang anak menjadi gelandangan padahal kita dapat menolong dengan memberikan beasiswa untuk anak tersebut sekolah? Atau kita membiarkan orang lain kelaparan sementara kita mampu memberi sejumlah 5 kg beras untuk makan mereka? Ada seorang kawan saya berkata kepada saya bahwa daripada motornya dijual hanya laku 3 juta rupiah lebih baik dia berikan untuk Hamba Tuhan yang membutuhkan. Akhirnya motornya saya salurkan untuk Hamba Tuhan di Jember, Jawa Timur. Tiga minggu kemudian Hamba Tuhan tersebut berterima kasih karena motornya menyelamatkan kelahiran anaknya yang sangat mendadak dan dengan motor tersebut beliau dapat menjangkau rumah sakit dengan cepat di malam yang gelap itu. Saya bersyukur karena motor tersebut yang harganya hanya bernilai 3 juta rupiah dapat menyelamatkan seorang bayi dalam kelahiran yang sangat mendadak di malam hari di sebuah desa di Jember. Seringkali sesuatu yang tidak berharga dapat menjadi pahlawan bagi orang lain, seperti kesaksian pak PraMajalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
11
MissionFOCUS woto seorang Hamba Tuhan di Pegunungan Wonosobo beberapa tahun yang lalu. Saya mendapat kiriman mesin ketik lama manual yang berisi. Saya pikir masih ada juga orang mengirimkan mesin ketik di jaman komputer yang canggih ini. Mesin ketik itu tersimpan lama di rumah saya di Semarang, sampai akhirnya saya bertemu Hamba Tuhan Prawoto yang berharap ada sumbangan untuk membeli mesin ketik. Saya menawarkan mesin ketik manual itu dan ternyata Hamba Tuhan Prawoto sangat senang menerima mesin ketik tersebut. Bahkan bagi beliau mesin ini dianggapnya masih bagus dan baru dari yang dia pikirkan sebelumnya. Beberapa bulan kemudian saya mendengar kesaksian dalam persekutuan Hamba Tuhan di Wonosobo bahwa Hamba Tuhan Prawoto dapat melayani Tuhan dan memenuhi kebutuhan keluarganya karena dengan mesin ketik itu beliau menjadi penulis di beberapa majalah dan koran sambil melayani menjadi Gembala di sebuah desa kecil. Saya terkejut dengan kreatifitas Hamba Tuhan Prawoto yang tidak menyerah karena keterbatasan ekonominya. Ternyata, menjadi wartawan dan penulis dengan sarana mesin ketik manual yang sederhana dan yang sudah terbuang serta tak terpakai tersebut beliau dapat bertahan dalam pelayanan. Menjadi bahan renungan bagi kita, mengapa ada beberapa orang sangat sulit memikirkan kehidupan yang berdampak, sulitnya memulai pelayanan untuk Tuhan. Ada beberapa orang lebih suka memperdebatkan konsep pelayanan dan metode-metode yang akurat, namun sangat ironis karena pada saat kita sedang memikirkan konsep orang lain sudah banyak melakukan sesuatu yang justru dibutuhkan. Di Amerika Gereja “Bala Keselamatan” mengumpulkan barang-barang bekas mulai dari baju, kasur pegas, sampai makanan kaleng yang bagi sebagian orang di sana barang-barang tersebut sulit dibuang 12
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
namun sudah tidak terpakai. Para relawan yang mengumpulkan barang-barang tersebut kemudian membersihkan, mencuci, dan merapikan. Pakaian-pakaian dicuci dan diseterika menjadi sebuah pakaian yang bagus dan dijual di sebuah tempat yang mirip mall besar dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari US$ 1 US$ 10. Dengan demikian, orang-orang yang kurang mampu dapat membeli kebutuhan mereka dengan harga sangat murah. Menurut laporan mereka, kegiatan ini mampu memberi masukkan bagi Gereja dari pelayanan ini hingga mencapai jutaan US dolar. Selain itu, dari metode tersebut di atas mereka dapat menjangkau orang-orang Meksiko atau Asia untuk menerima Yesus. Kebetulan saya pernah kesana dan sempat membeli beberapa jaket salju yang sangat murah, baju bermerek dengan harga US$ 2 saja. Mata kita harus kita buka, betapa luasnya pelayanan yang Tuhan mau untuk kita dapat menjangkau jiwa-jiwa yang membutuhkan Yesus. Semuanya kita berikan sebagai “persembahan yang hidup” yang merupakan dupa yang harum. Siapa yang dapat mendakwa atau menyangkal pekerjaan yang sangat dirasakan oleh masyarakat langsung. Karena jiwa-jiwa yang seperti itulah yang seharusnya kita jangkau. Contoh kasus gadis kecil Engeline di Bali sangat menarik, seorang ibu hanya karena tidak sanggup membayar kebutuhan rumah sakit untuk melahirkan anaknya terpaksa membiarkan orang lain mengambil anaknya karena orang tersebut bisa membayar rumah sakit. Kasus ini akan begitu indah kalau Gereja tampil dan memberikan bantuan keuangan untuk keluarga-keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi seperti yang dialami oleh orang tua kandung Engeline. Mari kita renungkan peranan Gereja sampai hari ini di tengah masyarakat, sehingga kita perlu pikirkan sebuah pelayanan Gereja di akhir zaman.(pt)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
13
MissionNEWS
Pelayanan Supermarket :: MissionCARE Solo ::
S
halom, Bukan waktu yang singkat bagi MissionCARE Solo untuk dapat terus berkarya dan bekerja diladang misi ini. Suatu kebanggaan bagi kami bisa menjadi jembatan berkat bagi banyak Gereja Tuhan dipedesaan. Walaupun banyak hambatan dan rintangan, bahkan kami harus berjuang untuk terus mempertahankan kepercayaan dari para donatur, tetapi kami sangat bersyukur atas penyertaan Tuhan, sehingga
MissionCARE Solo dapat tetap eksis sampai dengan hari ini. Banyak hal yang Tuhan lakukan atas MissionCARE Solo dan kami hanya bisa berkata “ WOW…YESUSKU LUAR BIASA” Terima kasih kepada seluruh Donatur/member baik perseorangan, kelompok ataupun dari organisasi / yayasan lain yang telah menjadi saluran berkat. Puji Tuhan dengan adanya kerjasama ini Gereja Tuhan dan pekerjaan Tuhan semakin terberkati dan bisa berdampak bagi lingkungan sekitar. MissionCARE Solo memberikan 100% berkat kasih bagi Hamba-Hamba Tuhan, tidak hanya berupa dana tunai / uang tetapi juga sesuai dengan keinginan para donatur seperti sarana prasarana ibadah, kontrak rumah ibadah, renovasi gereja, dan lainlain. 14
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Dengan menjadikan Hamba sebagai SUBYEK ternyata MissionCARE Solo dapat menggali banyak potensi dari Hamba Tuhan yang selama ini tersembunyi. Kami sangat bersyukur atas ide-ide yang mereka utarakan justru diluar pemikiran kami, sehingga pelayanan MissionCARE Solo menjadi lebih “BERWARNA”. Setiap tahunnya MissionCARE Solo sedikitnya melaksanakan 2 kegiatan yang melibatkan Hamba Tuhan dan jemaatnya dalam pelayanan yaitu Paskah & Natal bersama dengan mengundang warga sekitar, hal ini bertujuan supaya penginjilan dengan mudah dapat dipraktekkan, sekaligus membawa nama Tuhan dan mengangkat GerejaNYA menjadi “LEBIH BESAR” dan MissionCARE “LEBIH KECIL” karena itulah pelayanan yang sesungguhnya. Tidak hanya sekedar memberikan subsidi “TITIK” tetapi MissionCARE terus berusaha untuk menjadi “RUMAH” dari berbagai denominasi.(nng)
MissionNEWS Seminar Sehari MissionCARE Samarinda
Keluarga Kristen & Toleransi Umat Beragama Seminar turut didukung dengan kehadiran 14 orang pengurus, member dan staf MissionCARE Cabang Samarinda. Sebelum acara seminar selesai diadakan pembagian subsidi bagi para partner MissionCARE Cabang Samarinda. Acara yang diadakan di Gedung Marga Huang, Samarinda ini berakhir sore hari dan ditutup dengan renungan dan doa oleh Pdt. Robby Wengkang, MA.(red)
P
ada akhir bulan Juli lalu, MissionCARE Cabang Samarinda menyelenggarakan kembali seminar rutin tepatnya pada tanggal 28 Juli 2015. Seminar sehari yang diadakan mulai pukul 09.30 WITA sampai pukul 17.40 WITA mengambil 2 (dua) tema yaitu tema “Keluarga Kristen” dan tema “ Toleransi Umat Beragama”. Acara Seminar dibuka dengan renungan pagi yang dibawakan oleh Prof. Dr. Marlon Aipassa dan dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Dr. Melki Kamuntik, M. Pdk. selaku Kabid Bimas Kristen Kementerian Agama Kalimantan Timur. Sambutan kedua adalah dari Dr. Soerjadi Soedarsono selaku Ketua Umum MissionCARE Cabang Samarinda. Para peserta tampak sangat antusias dalam mengikut setiap sesi seminar karena melalui seminar ini para peserta dapat memperkaya pengetahuan dan pendalaman iman Kristen baik melalui hidup dalam keluarga maupun sebagai bagian dari masyarakat yang majemuk. Tema pertama, tentang keluarga Kristen dibawakan oleh Pdt. Marinsen Saragih, M. Pdk. dan setelah istirahat tema ke-dua dibawakan oleh Kompol Andreas Susanto N. Hadir sebanyak 50 partner dan 65 undangan dari Gereja-Gereja di wilayah kota Samarinda dan sekitarnya serta perwakilan dari 5 lembaga Kristiani yaitu Bimas Kristen Kaltim, PESAT, STTII Samarinda, STT Petra dan Jaringan Doa Anak (JDA). Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
15
16
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
17
MissionNEWS
On Going Seminar Manado
“KerajaanNya Bagi Kamu”
K
egiatan rutin tahunan On Going Seminar (OGS) yang ke-7 telah dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada tanggal 30 Juni sampai 2 Juli 2015 di kota Manado yang merupakan kerja sama antara MissionCARE Pusat dengan MissionCARE Cabang Manado. Acara seminar bagi Hamba Tuhan ini tidak dipungut biaya bagi para pesertanya. Tujuan diselenggarakan On Going Seminar adalah untuk mengubah pola pikir para hamba Tuhan sehingga mereka bukan saja memiliki karakter Kristus, melainkan juga memiliki keterampilan untuk menggapai janji Allah, meningkatkan kualitas rohani dan pelayanan mereka. Tema “KerajaanNya Bagi Kamu” yang berdasarkan dari Injil Luk 12: 32 ini dipilih untuk memberi semangat dan peneguhan pada pekerjaan-pekerjaan misi dan pemahaman bahwa Kerajaan Allah ini adalah untuk semua orang. Seminar ini dibawakan oleh pembicara-pembicara top yaitu Pdt. Peter Tjondro yang merupakan pendiri MissionCARE, Pdt Daniel Alexander yang mengabdikan hidupnya bagi masyarakat Nabire - Papua, serta Pdt Erastus Sabdono yang telah memberkati banyak orang dengan buku-buku dan lagu-lagu rohani 18
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
karyanya. Lain dari biasanya, pelaksanaan OGS kali ini menggunakan tempat di GPdI Pattynama yang beralamat di jalan Sudirman, Manado. Pelaksanaan OGS yang sebelumnya selalu memakai hotel atau tempat retret. Hamba Tuhan diundang secara terbuka, tanpa melalui pendaftaran terlebih dahulu. Pada pelaksanaan OGS sebelumnya peserta harus melalui proses pendaftaran dan berkomitmen untuk selalu hadir sampai seminar usai. Oleh karena itu, pada pelaksanaan OGS di kota-kota lain, panitia juga sediakan penginapan. Namun untuk seminar di Manado kali ini, walaupun seminar berlangsung dari pagi sampai malam dan tanpa pendaftaran serta komitmen untuk hadir, jumlah peserta yang hadir dari hari ke hari semakin banyak. Seminar hari pertama dihadiri sekitar 200 peserta, hari ke dua ada sekitar 250 peserta, dan puncaknya pada hari terakhir peserta mencapai 350 orang. Puji Tuhan! Mereka datang bukan dari Manado saja, namun juga dari daerah sekitarnya seperti kabupaten Minahasa dan Kabupaten Sanger Talaud. Sebagian besar peserta adalah Hamba Tuhan namun ada pula aktivis gereja dan jemaat yang berasal dari ber-
MissionNEWS bagai interdenominasi. Seminar hari pertama berlangsung dari sore sampai malam hari yang dibawakan oleh Pdt. Peter Tjondro dan Pdt. Daniel Alexander. Tepat pada pk 16.00 WITA acara OGS dimulai dengan didahului dengan Ibadat Pembukaan dan Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Peter Tjondro. Pada hari ke dua, sesi seminar pagi sampai siang hari dibawakan oleh Pdt Daniel Alexander dan sesi sore sampai malam hari dibawakan oleh Pdt. Erastus Sabdono. Pdt. Daniel Alexander atau yang biasa disapa dengan nama Ko Den menyampaikan bahwa Kerajaan Allah adalah tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita. Dalam 3 hal inilah Kerajaan Allah hadir bagi umatNya. Penyampaian seminar oleh Pdt. Erastus Sabdono sangat menarik karena diselingi dengan puji-pujian yang diciptakan dan dinyanyikan oleh beliau sendiri sehingga pesan kotbah yang disampaikan lebih mudah dipahami. Beliau sampaikan bahwa hidup dalam pemerintahan Allah adalah
hidup dalam kedaulatan Tuhan, yang artinya “hidupku bukan aku lagi melainkan Kristus”. Nuraninya dibentuk sedemikain rupa sehingga pribadinya pun seperti Kristus. Inilah yang namanya hidup dalam Kerajaan Allah. Secara keseluruhan acara seminar berjalan lancar dan para peserta sangat antusias serta bersemangat untuk mengikuti seminar sampai sesi terkahir. Pada sesi tanya jawab, peserta bermacam-macam mengajukan pertanyaan, walaupun seringkali pertanyaannya menyimpang dari tema, namun para pembicara bijak dan sabar dalam melayani dan menjawab pertanyaan dari peserta. Pada hari ke tiga seminar ditutup oleh Pdt Peter Tjondro dengan Ibadat dan Perjamuan Kudus. Dalam kotbah penutupnya beliau mengingatkan kembali tentang kasih mula-mula panggilan sebagai Hamba Tuhan serta pentingnya memiliki tujuan hidup. (at)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
19
MissionNEWS Rapat Kerja Nasional PMMI/ MissionCARE Tahun 2015
MissionCARE Dalam Gendongan Tuhan
T
20
ahun 2014 telah selesai dan menginjak tahun 2015, MissionCARE tentunya harus menyiapkan programprogram dan pekerjaan-pekerjaan untuk masa setahun ini. Pada tahun 2014 banyak program dan pekerjaan MissionCARE yang telah dilaksanakan baik di tingkat Cabang maupun Pusat, namun masih ada pula program-program yang tertunda bahkan belum selesai. Mengawali tahun 2015, maka pada tanggal 22 – 25 Januari 2015, Perhimpunan Mitra Misi Indonesia (MissionCARE) mengadakan Rapat Kerja Nasional di Hotel Harris Kuta, Bali. Tahun ini adalah untuk ke-dua kalinya MissionCARE Cabang Bali menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan Rakernas MissionCARE. Sebanyak 8 Cabang MissionCARE turut berpartisipasi dalam acara rakernas kali ini, yaitu MissionCARE Cabang Manado, MissionCARE Cabang Waingapu, MissionCARE Cabang Samarinda yang hadir dengan jumlah peserta paling banyak, MissionCARE Cabang Solo, MissionCARE Cabang Palembang, MissionCARE Cabang Batam, MissionCARE Cabang Lampung dan MissionCARE Cabang Bali.
keuangan dari Badan Pengurus Pusat, laporan kerja tiap-tiap cabang dan penegasan kembali keputusan-keputusan hasil Munas 2013, penyusunan rencana kerja untuk tahun 2015 dan penetapan tempat untuk Rakernas 2016. Laporan kerja dari Badan Pengurus Pusat untuk kegiatan MissionCARE sepanjang tahun 2014 disampaikan oleh Tony Yudianto selaku Ketua Umum MissionCARE dan laporan keuangan disampaikan oleh Iwan Santoso, Bendahara Umum Pusat. Selanjutnya laporan kerja dari masing-masing cabang yang hadir dipresenyasikan dihadapan para peserta Rakernas. Penegasan kembali keputusan hasil Munas 2013 kali ini perlu dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan terhadap peraturan baru pemerintah tentang UU Ormas. Setelah menyusun program-program untuk tahun 2015, diskusi dilanjutkan dengan meilih tempat untuk pelaksanaan Rakernas tahun 2016. Hasil rapat memutuskan MissionCARE Waingapau sebagai tempat pelaksanaan dan sekaligus panitia penyelenggara Rapat Kerjas Nasional MissionCARE 2016.
Agenda Utama Rakernas 2015 Ada 4 (empat) agenda utama dari Rakernas MissionCARE yaitu laporan kerja dan
Rangkaian Acara Rakernas Acara Rakernas selama 4 hari 3 malam ini dirangkai dengan acara kunjungan ke desa
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionNEWS Blimbingsari, pada hari ke-3, Sabtu tgl 24 Januari 2015, yang merupakan satu-satunya desa di Bali yang seluruh penduduknya beragama Kristen. Hari Minggu Ibadat bersama serta pelayanan oleh pengurus di beberapa gereja yang menjadi partner MissionCARE, yaitu Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Kasih Karunia yang digembalai oleh Pdt. Dra. Johana Sepina Sinjal dan Gereja Protestan Presbiteri Indonesia (GPPI) Sang Sinar dengan Gembalanya Pdt. Leonardo Pattipeilohij. Pesan-pesan Rakernas 2015 Dalam perjalanannya selama hampir 20 tahun yang akan diperingati nanti pada tanggal 18 November 2015, MissionCAREmengalami banyak tantangan serta masalah. Hal ini adalah umum terjadi pada suatu lembaga pelayanan dan merupakan ujian untuk makin tumbuh dan berkembang. Rakernas 2015 ini mengingatkan kita semua yang terlibat dalam pelayanan di MissionCARE akan 2 (dua) hal penting
yang patut direnungkan. Hal pertama disampaikan oleh Iwan Santoso dalam kotbah Ibadat Pembukaan Rakernas 2015, bahwa MissionCARE dan pengurusnya harus selalu berada dalam gendongan Tuhan. “MissionCARE adalah milik Tuhan. Aktif di MissionCARE itu ada sesuatu yang lain. Kuncinya adalah tidak berjalan sendiri, tapi berjalan bersama orang-orang yang kuat yang menjadi sarana Tuhan untuk kita (pengurus) berada dalam gendonganNya.” Dalam gendongannya berarti percaya sepenuhnya akan pertolongan Tuhan atas persoalanpersoalan yang MissionCARE hadapi. Tak kalah pentingnya adalah pesan dari Ir. Soerjadi Soedarsono dalam Ibadat Penutup Rakernas 2015, beliau yang juga sebagai Ketua MissionCARE Cabang Samarinda menyampaikan bahwa pelayanan di MissionCARE harus selalu didasari oleh cinta kasih karena semua pekerjaan pelayanan adalah untuk kemuliaan Tuhan. Sekali lagi, mengingatkan bahwa pekerjaan-pekerjaan pelayanan adalah demi kemuliaan nama Tuhan semata.(at)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
21
22
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
23
MissionINSIDE
Makna & Arti Logo MissionCARE a. Siapapun yang berhubungan dengan MissionCARE akan berubah dari sedih (blue) menjadi gembira dan penuh semangat (red). Perubahan ini terjadi pada member, partner dan setiap pengurus. b. Setiap member dan partner harus mempunyai sifat yang CARE (peduli), perhatian, memikirkan orang lain dan juga semangat yang berapi-api dalam melayani Tuhan dilambangkan dengan warna merah. c. Sebaliknya semua pelayanan MissionCARE ditujukan untuk daerah terpencil yang tak terjangkau (reach the unreachable) harus didasari pada sifat anak-anal yang patuh pada perintah Tuhan namun ceria dan bergerak terus (dilambangkan dengan garis titik-titik pada siluet gambar anak). d. Warna abu-abu pada tulisan MissionCARE melambangkan penginjilan dan penyampaian berita baik ke seluruh penjuru dunia. e. MissionCARE ditulis dalam satu kesatuan dengan huruf kecil (mission) serta huruf besar (CARE) yang menempel pada kata Mission melambangkan member dan pengurus MissionCARE memang tidak secara langsung terjun pada pelayanan misi namun mendukung partner yang dipanggil secara khusus untuk menjadi misionaris. Dengan dukungan tersebut diharapkan mereka bisa melakukan tugas mereka dengan baik. Untuk itu tulisan CARE dibuat dengan huruf besar karena misinya terletak pada aspek CARE bukan pada aspek misi secara langsung. I. VISI Menjadi lembaga non-profit inter-denominasional yang:
24
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
d
MissionCARE
a b c
Reach the Unreachable 1. Dipercaya Allah dan manusia untuk menyalurkan dana Kerajaannya yang Dia titipkan kepada umat-Nya di perkotaan untuk disalurkan ke pedesaan demi perluasan Injil Kerajaan-Nya. 2. Dipercaya Allah dan manusia untuk menjaga atmosfir pelayanan misi di Indonesia. 3. Direkomendasikan lembaga lain dan tubuh Kristus di dalam dan luar negeri sebagai lembaga penopang pelayanan Misi. II. MISI 1. Menyalurkan dana dari perkotaan ke pedesaan untuk mempercepat proses transformasi di Indonesia. 2. Menambah wawasan dan keterlibatan praktis umat Allah di perkotaan dalam pelayanan misi. 3. Meningkatkan wawasan dan keterampilan hamba Tuhan desa dalam kegiatan-kegiatan transformatif. (RED)
CHAPTER MISSIONCARE DPP Pusat (MissionCARE Jakarta) Komp. Ruko Plaza Pasifik (samping lottemart) Blok B1/18 Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara Telp. 021 - 45843481 Fax. 021 - 45843521 e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] (redaksi majalah MissionCARE) website: www.mitramisi.org Chapter Bandung Jl. Mekar Sederhana No. 31 Komp. Istana Mekarwangi, Bandung Telp. 022-5227487 e-mail:
[email protected] Chapter Surabaya Komp. Ruko Rungkut Megah Raya Blok H - 22 Jl. Raya Kali Rungkut No. 5 Surabaya Telp. 031-8711186 Fax. 031-8711204 e-mail:
[email protected]
Chapter Batam Komp. Pertokoan Seruni Blok A-25 Sei Panas Batam, Kepulauan Riau Telp. 0778-453082 Fax. 0778-453082 SMS. 08127012867 (Bp. Sabar) Chapter Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Komp. Ruko BSB Blok A-15 Stall Kuda, Balikpapan, Kalimantan Timur Telp. 0542-765575 Fax. 0542-765575, 0542-7005911 (Ibu Putu) e-mail:
[email protected] Chapter Manado Jl. Hasanuddin 16 No. 19 Karangria, Manado-Sulut Telp. 0431-862902 Fax. 0431-855466 Chapter Denpasar Jl. Gatot Subroto Timur No. 99X/6 Denpasar, Bali 80235 Telp. 0361-262120 Fax. 0361-262120 e-mail:
[email protected]
Chapter Purwokerto Jl. Kol. Sugiono No. 15 Purwokerto Telp. 0281-628654 Fax. 0281-628654
Chapter Yogyakarta Jl. Ringrod Utara No. 272, Gorongan Condongcatur Sleman, Yogyakarta Telp. 0274-563387 Flexi. 0274-7002535
Chapter Solo Ruko Pasar Legi, Jalan Nias No. 12 A Pasar Legi Banjarsari, Solo Telp. 0281-661023 Fax. 0271-652438
Chapter Malang PBI B3/3 Malang Telp. 0341-326215 Fax. 0341-470042 SMS. 08123382409 (Ibu Ranti)
Chapter Lampung Jl. Alam Lembayung No. 1 B BTN II, Way Halim Permai Bandar Lampung Telp. (0721) 705554
Chapter Palembang Jl. MP. Mangkunegara No. 86 Palembang 30114 Telp. 0711-366129 Fax. 0711-315258 SMS 08127362901 (Bp. Agung Riyanto) e-mail:
[email protected]
Chapter Magelang Jl. Delima Selatan V A No. 28/32 Kramat Utara, Magelang Telp. 0293-5585188 Chapter Tarakan Jl. W.R Supratman RT. 21 Blok L No. 4 Tarakan, Kalimantan Timur Telp. 0551-51652 Fax. 0551-51652 Chapter Semarang Jl. Cakrawala Utara II No. 23 Semarang 50144 Telp. 024-7602954 Fax. 024-7602954 SMS. 024-70122512 (Ibu Mei) Chapter Tegal Jl. Hang Tuah No. 3 Tegal 52111 Telp. 0283-355662 Fax. 0283-355662 Chapter Madiun Jl. Condro Manis No. 25, Perumnas Manis Rejo I, Madiun Telp. 0351-482500 SMS. 087853236060 Chapter Gombong Jl. Yos Sudarso Timur No.2, Gombong Timur Telp. 0287-471547 Fax. 0287-471547
Chapter Palu Jl. Maluku No. 70-72 Palu (Masagung Motor) Sulawesi Tengah Telp. 0451-456513 SMS. 08524070304 (Bu Novi) Chapter Makasar Jl. Baumasepe No.17 Makasar Telp. 0411-5037173 Fax. 0411-318569 SMS. 0811411965 (Ibu Yeni/ Bp Niki) Chapter Medan Jl. Perbatasan No. 16 STM Kampung Baru Medan Telp. 061-7864032 Fax. 061-7864032 Chapter Samarinda Toko Halleluya Mal Lembuswana Blok J 3-5 Samarinda - 75117 Telp. 0541-206637 Fax. 0541-736727 Chapter Waingapu Jl. Ikan Hiu No. 26 Blok D/1, Waingapu - Sumba Timur Telp/Fax. 0387-62586
www.mitramisi.org
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
25
MissionINSIDE
Kisah Lahirnya Mars MissionCARE
I
bu Febe, salah seorang pengurus MissionCARE Cabang Purwokerto yang juga seorang dosen di sebuah kampus Teologi di Purwokerto, tergerak hatinya untuk menyemangati para pengurus, para donatur serta para partner MissionCARE agar selalu bersemangat di dalam pekerjaan-pekerjaan MissionCARE. Maka pada tahun 2009, beliau menyusun lirik dan notasi sebuah lagu mars untuk MissionCARE dengan birama 4/4. Lagu ini diciptakan pada awalnya adalah untuk memperingati ulang tahun MissionCARE Purwokerto yang ke 9 (MissionCARE Cabang Purwokerto berdiri tangal 1 Juni 2000). Bahkan, lagu ini dijadikan lagu wajib Lomba Lagu Rohani dalam rangka merayakan ulang tahun MissionCARE Purwokerto dengan memperebutkan Piala Bupati Banyumas. Perlombaan ini diikuti oleh 20 Gereja dari berbagai denominasi baik yang selama ini merupakan partner MissionCARE Purwokerto atau yang bukan partner. Sebagai peraih Piala Bupati Banyumas dalam ajang lomba ini adalah Gereja Baptis Purwokerto. Perlombaan lagu Rohani ini juga 26
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
merupakan wahana untuk memperkenalkan MissionCARE kepada masyarakat lebih luas. Menurut informasi dari Bp. Agus, staf MissionCARE Purwokerto, hingga saat ini lomba lagu rohani dengan lagu wajib Mars MissionCARE ini masih menjadi satu-satunya ajang perlombaan lagu rohani yang memperebutkan piala Bupati Banyumas yang penyerahannya pada waktu itu dilakukan sendiri oleh Bupati Drs. H. Marjoko, M.M. Selain itu, pemenang mendapat kesempatan khusus untuk menyanyikan lagu Mars MissionCARE dalam acara siaran rohani MissionCARE di RRI Purwokerto. Pada tahun 2012, Hamba-Hamba Tuhan yang dibantu oleh MissionCARE Cabang Bandung belajar secara khusus pada Ibu Febe untuk menyanyikan lagu ini pada acara On Going Seminar yang diselenggarakan di Bandung. Sejak itulah, Mars MissionCARE bergaung dari Purwokerto menuju kota-kota di mana MissionCARE hadir melayani pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Ibu Febe dengan suka cita menuturkan tentang inspirasi terciptanya lagu Mars MissionCARE ini. Berangkat dari renungan beliau selama ini bahwa tidak mudah dalam membangun dan mengembangkan MissionCARE, khususnya di Purwokerto. Namun semangat untuk menghadirkan MissionCARE ditengah-tengah masyarakat Purwokerto tidak pernah surut. Pada akhirnya, dengan ucapan terima kasih kepada Ibu Febe, lagu ini hadir bukan hanya sebagai pengobar semangat MissionCARE secara nasional namun juga mengingatkan terus menerus akan visi dan misi serta perjuangan-perjuangan MissionCARE di seluruh pelosok negeri tercinta ini. (red)
MissionNEWS
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
27
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionNEWS
Majalah MissionCARE Hadir Kembali
S
angat disayangkan, Perhimpunan Mitra Misi Indonesia (PMMI) atau MissionCARE yang merupakan suatu lembaga yang cukup besar dan memiliki cabang-cabang yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, saat ini mengalami kendala dalam menerbitkan majalahnya. Permasalahannya sangat sederhana sekali, yang selama ini disebabkan hanya kurangnya pengetahuan mengenai jurnalistik. Kami sangat bersyukur saat ini, karena beberapa pengurus dan staf MissionCARE dari Chapter Yogyakarta, Palembang, Samarinda dan Jakarta (Pusat), berkesempatan untuk mengikuti pembekalan mengenai jurnalistik, khususnya mengenai manajemen majalah. Pelatihan sehari yang dilaksanakan pada tanggal 25 April 2015 di kantor MissionCARE (Resto Mitra Selera) ini disampaikan oleh Bayu Wardhana.
Sebagai seorang jurnalis senior dan berpengalaman, beliau memberikan pedoman-pedoman kepada peserta pelatihan mengenai bagaimana penyusunan majalah yang sesuai standar dan kaidah-kaidah yang berlaku untuk layaknya sebuah majalah. Pelatihan diberikan dengan pembekalan teori, mengkritisi majalah MissionCARE yang pernah diterbitkan serta praktek menulis berita. Pembekalan mengenai manajemen majalah ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja dalam mengelola penerbitan Majalah MissionCARE. Diharapkan, majalah MissionCARE dapat diterbitkan tepat waktu dan sesuai kaidah-kaidah jurnalistik yang berlaku umum, agar majalah ini bisa menjadi alat informasi yang dapat meningkatkan komunikasi antar cabang MissionCARE, pada para pengurus, member, partner dan simpatisan MissionCARE. (as)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
29
MissionWORDS
Ev.Yenny Sahetapy, S.Th.
A Living Sacrifice
K
arena itu, saudara-saudara, Demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahmu yang sejati (Roma 12:1). Secara umum ibadah kita pahami sebagai kegiatan-kegiatan keagamaan seperti kebaktian di gereja, membaca Alkitab, berdoa dan berpuasa, tentu itu tidak salah tetapi tidak sepenuhnya benar, sebab ibadah sebetulnya bukan hanya kultis, tetapi soal etis karena ibadah bukan menyangkut kegiatankegiatan keaagamaan tetapi juga menyangkut hidup sehari-hari dimanapun kita berada dan sebagai siapa pun kita. Suatu perenungan yang sangat mendalam ketika kita membaca Roma 12:1 tentang persembahan hidup yang kudus dan yang berkenan kepad Allah sebagai ibadah yang sejati. 30
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Kehidupan orang kristen di identifikasikan dengan beribadahan sejak awal perjanjian baru sampai sekarang ini, apa yang membuat suatu kegiatan kristen disebut ibadah dan apa yang membuat suatu ibadah bersifat kristen? Demi Kemurahan Allah Paulus menulis dalam suratnya saudara-saudara “ demi kemurahan Allah” artinya Tuhan sudah berbuat baik kepada kita, Ia terlebih dahulu mengasihi kita, karena kebaikan atau kemurahan adalah sifat Allah (Mazmur 25:8) dan diberikan kepada semua orang. (Mazmur 145 : 9) terutama dinyatakan bagi jemaat yang percaya. (Mazmur 31:20) mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup itu, tidak dibatasi oleh ritual, liturgi atau tata cara ibadah. Jangan sampai kita sebagai orang kristen sudah merasa beribadah karena kita sudah pergi ke gereja pada hari
MissionWORDS minggu. Ibadah itu meliputi seluruh kehidupan yang harus dibangun justru ketika kita harus melewati hari demi hari, jam demi jam. Oleh sebab itu kita perlu merasakan dampak yang signifikan bahwa Kristus hadir dalam kehidupan seharihari dengan membangun relasi pribadi denganNya sebagai dasar dari hidup dan pelayanan kita. Ketika kita mau membuka diri kita untuk mengalami perjumpaan dengan Kristus kita akan mengalami transformasi yang menguatkan kita untuk menyerahkan hidup kita kepadaNya, ketika hal itu terjadi kita dapat lebih memahami kehendakNya tentang apa yang perlu kita lakukan dalam hidup ini termasuk didalam pelayanan kita, dan kita akan dapat melihat seluruh aspek kehidupan kita menurut sudut pandang Allah. Persembahan Hidup Yang Berkenen Pada Tuhan Persembahan hidup kita kepada Tuhan sebagai korban memberi arti lebih jauh berharga dari sekedar persembahan materi. Persembahan yang hidup adalah hati yang selalu puas dengan apa yang dipercaya Tuhan kepada kita, adalah hati yang menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh. (Amsal 4:23) berkata jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. Artinya dengan waspada menjaga hati, jiwa kita menjadi bejana dimana kehendak Tuhan dicurahkan, sehingga kita mengerti kehendakNya. Karena ibadah juga meliputi cara hidup dan buah kehidupan seseorang (I Korintus 6:19) atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait roh kudus yang diam didalam kamu. Roh kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bukan milik kamu sendiri. (Mazmur 37:5) Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percaya kepadaNya dan Ia akan bertindak.
Persembahan yang hidup kudus dan yang berkenan kepada Allah adalah penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan, yang berarti beserah kepada kehendak Allah dan pada kekuasaan Allah. Sebagai persembahan/ korban yang hidup (Roma 6:8) juga persembahan yang kudus (Mazmur 24:3,4), (Ibrani 12:14) sehingga Allah berkenan,dalam arti dibenarkan, diterima menjadi dupa atau persembahan yang harum bagi Allah. Ibadah Yang Sejati Dalam suratnya Rasul Paulus menulis latihlah dirimu beribadah (I Timotius 4:7b) lebih lanjut Rasul Paulus mengatakan bahwa ibadah itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji baik untuk hidup ini, maupun untuk hidup yang akan datang (I Timotius 4:8) dengan demikian ibadah adalah suatuhal yang sangat penting dalam hidup orang kristen. Bahkan yang harus dipahami bahwa ibadah merupakan identitas orang-orang percaya. Jadi pada dasarnya ibadah adalah persembahan seluruh totalitas kehidupan kepada Allah yang tidak terbatas hanya pada satu tempat tertentu, sebab ibadah berarti perbuatan untuk menyatakan bakti kita kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Karena yang paling Tuhan inginkan adalah hidup kita, bagaimana kita menguduskan diri senantiasa hingga menjadi persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. Itulah ibadah yang sejati. Amin. (YS)
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
31
MissionFOCUS
Arozatulo Telaumbanua, S.Th
Persembahan Sejatiku Kepada Tuhan
P
ertanyaan pertama buat kita adalah apa persembahan sejati kita kepada Tuhan? Sebagian besar manusia tidak mengerti apa yang harus dia berikan kepada Tuhan. Orang Kristen termasuk di dalamnya. Mengapa? Bisa terjadi karena pengajaran yang kurang jelas dan tepat di mana dia bergereja. Saya tidak bermaksud menyinggung siapa pun di dalam artikel ini. Namun, saya ingin katakan bahwa pengajaran yang benar akan menghasilkan buah yang benar pula. Sebab itu, kita harus sadar bahwa pengajaran Alkitab yang benar dan jelas akan membawa dampak kepada gereja itu sendiri. Ada orang yang mengatakan persembahan sejatiku kepada Tuhan adalah doa ku (my pray), pujian, musik dan tarian. Pertanyaanya adalah “Apakah itu persembahan yang Tuhan berkenan?” Alkitab berkata “Tuhan tidak memerlukan korban persembahanmu termasuk doamu, pujian dan tarian-tarianmu (dalam hal ini pelayanan), sementara kamu tidak pernah memberikan dan mempersembahkan hidupmu kepada-Ku, Tuhan Allahmu. Doa, pujian dan pelayanan adalah sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan yakni respons kita terhadap kasih-Nya. Dan itu adalah wajib. Artinya, percuma kita berdoa, memuji Tuhan serta melayani Tuhan padahal tubuh ini tidak pernah dipersembahkan kepada Tuhan. Tuhan Yesus tegas mengatakan “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku (Matius 15:8).” Apa Itu Persembahan Sejati? Tahun 2014 ini umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Natal. Natal dirayakan dengan berbagai cara yang menarik dan unik. Tindakan ini adalah baik, namun apakah itu yang Tuhan Yesus kehendaki 32
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
di dalam kehidupan umat Kristen? Sekalikali tidak? Tetapi bukan berarti tidak boleh dirayakan dengan menarik dan unik. Namun, apa makna Natal itu bagi kita sebagai persembahan sejati kita kepada Tuhan. Ibadah dan perayaan Natal berguna, namun apa yang kita persembahkan kepada Tuhan? Apakah perayaan yang menarik dan unik tersebut yang kita persembahkan kepada Tuhan? Tidak demikian! Persembahan sejati adalah apa yang berkenan kepada Tuhan sesuai dengan kehendak dan tujuan-Nya dalam hidup kita. Bukan apa yang kita kehendaki lalu kita persembahkan kepada Tuhan. Hidup ini adalah persembahan sejati kita. Pertanyaannya adalah hidup yang bagaimana? Hidup yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus dengan darah-Nya di atas kayu salib, yang kemudian kita persembahkan kepada-Nya sebagai korban sejati kita. Rasul Paulus berkata “Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Galatia 2:19-20)”. Persembahan sejati kita adalah hidup yang kudus, berkenan dan yang mengasihi Tuhan Yesus. Roma 12:1 berkata demikian: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Apa pun yang kita
MissionFOCUS lakukan dalam hidup ini, baik itu memuji Tuhan, berdoa kepada Tuhan dan bahkan melayani Tuhan tanpa mempersembahkan hidup ini kepada Tuhan, maka semuanya itu akan sia-sia. Sebab kita lakukan semuanya itu atas kehendak dan keinginan daging semata. Oleh karena itu, hidup harus dibawah pimpinan kuasa Tuhan. Tujuan Persembahan Sejati Kita Terkadang kita salah sasaran dalam melakukan pelayanan, dalam berdoa dan dalam memuji Tuhan. Artinya, kita salah motivasi. Saya ingin katakan dan tegaskan bahwa orang yang salah motivasi dalam hidupnya adalah orang yang tidak pernah mempersembahkan hidupnya secara benar kepada Tuhan. Pada dasarnya, orang yang demikian tujuannya bukan Tuhan melainkan kepuasan hidupnya secara daging, yaitu kehormatan, kemuliaannya sendiri dan keinginan untuk mendapat balasan atas apa yang dia lakukan. Jika demikian hidup kita sekarang ini, itu bukan tujuan persembahan sejati yang Tuhan Yesus kehendaki melainkan tujuan hidup yang palsu yang hanya memuaskan keinginan nafsu jahat kita yaitu kepuasaan batin dan jasmaniah yang orientasinya adalah hal-hal duniawi. Tujuan persembahan sejati kita adalah memuliakan Tuhan dan itulah tujuan hidup manusia. Rasul Paulus berkata “Dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3:14).” Itulah tujuan persembahan sejati kita, agar panggilan sorgawi tersebut mampu kita menyelesaikannya sampai pada akhirnya dengan penuh tanggung jawab dihadapan Tuhan Allah kita. Bukan tujuan hidup palsu, melainkan tujuan hidup yang sejati. Bolehkan Persembahan Materil Diberikan? Sebenarnya, tanpa saya jelaskan dengan panjang lebar pasti Anda setuju bahwa persembahan materil boleh dan itu sifatnya sukarela. Persembahan apa pun yang Anda berikan baik persembahan dalam bentuk uang, buah sulung, membantu orang yang sakit, dan lain sebagainya adalah baik. Namun, ada yang harus Anda ingat yaitu makna dan tujuan Anda mempersembahkan hal itu. Artinya, ketika Anda mempersembah-
kan apa pun itu jangan pernah salah motivasi melainkan hanya kemuliaan Tuhan. Kemudian, kalau Anda melakukan semuanya itu, sementara hidup Anda tidak dipersembahkan kepada Tuhan, maka sia-sialah. Anda seperti orang yang menabur di atas batu yang tidak berakar apalagi berbuah. Sebab itu, Tuhan Yesus berkata tinggallah di dalam Aku (Yohanes 15:1-8). Tujuan-Nya apa? Supaya kita berakar, tumbuh dengan sehat dan berbuah lebat. Itulah persembahan sejati kita kepada Tuhan, yakni hanya hidup yang penuh dosa yang kemudian ditebus oleh Tuhan Yesus agar berkenan kepada Allah Bapa dan menjadi persembahan sejati bagi kemuliaan-Nya selama-lamanya. Kesimpulan Persembahan sejati kita adalah hidup yang berkenan, yang kudus dan yang mengasihi Allah. Jangan kita salah motivasi dalam hidup ini, sehingga kita kehilangan jejak hidup yang akhirnya menuju kepada kebinasaan. Pasti kita tidak mau hal itu terjadi, sebab itu hiduplah di dalam Tuhan dan di dalam kebenaran-Nya. “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah (Efesus 5:1-2).”
BIODATA Nama TTL Alamat Studi Lanjut Pelayanan
: Arozatulo Telaumbanua, S.Th : Tundumbaho, 7 April 1989 : Jl. Bintaran Kidul MG II/124 Yogyakarta : Program Pascasarjana (S2) Program Studi Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Sekolah Tinggi Theologia Berita Hidup Surakarta : GSJPDI Jemaat Bukit Sion Yogyakarta
Ketua Pemuda GSJPDI – Bukit Sion Yogyakarta Pendiri dan Ketua Team Rajawali Care Indonesia Handphone E-Mail
: 0852 9738 5889 :
[email protected] atau
[email protected]
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
33
MissionNEWS
Perayaan Ulang Tahun MissionCARE Palembang Bersama Partner MissionCARE Palembang
Dalam rangka perayaan ulang tahun ke – 11 MissionCARE Palembang di Palembang, merayakan Ulang Tahun bersama partnership. Terlebih dahulu dilakukan survey ke lokasi gereja-gereja yang ada di jalur 16. Setelah itu mengadakan member meeting agar para member dapat berpartisipasi dalam perayaan ultah ini. Secara tiba-tiba bahkan CV. Kurnia Abadi milik Ibu Joane membuatkan secara gratis seragam kaos pengurus.
Kehadiran jemaat dan hamba Tuhan di Jalur 16 Muara Sugihan sebanyak 200an orang yang terdiri dari berbagai gereja disana seperti GKII Air Saleh, GKMI Air Saleh, GPdI Muara Padang, GKSBS, GPdI Jalur 20, GKAI Sumber Mulyo, GKAI Daya Utama, GKAI Margo Sugihan, GKAI Margo Mulyo, GKAI Daya Kesuma.
Perjalanan pengurus ke Jalur 16 dimulai jam 06.00 pagi menempuh waktu 5 jam sehingga acara yang direncanakan dimulai jam 10.00 diundur jam 11.00, hal ini karena setengah perjalanan dari 100 Km jarak ang ditempuh dengan lambat melalui jalan yang sangat jelek apalagi pada malam dari sebelumnya telah turun hujan. Puji Tuhan akhirnya sampai dan acara dapat dimulai.
34
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionNEWS
MissionCARE Reach the Unreachable
Pada kesempatan kali ini MissionCARE Palembang menyalurkan bantuan empat buah saringan air minum untuk 4 gereja, dana pembangunan gereja sebesar 5 juta untuk gereja GKAI Margo Mulyo yang sedang dibangun. Dan sejumlah pakaian yang masih layak pakai.
Setelah ramah tamah dan makan siang bersama, pengurus memutuskan segera pulang agar dalam perjalanan cuaca masih tetap baik. Sekitar jam 13.00 pulang ke Palembang dan Puji Tuhan cuaca baik mendukung perjalanan ditempuh hanya dengan waktu 4 jam. Tuhan memberkati kita semua.
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionFOCUS
Blimbingsari
“Tanah Perjanjian” di Bali
P
ulau Bali yang identik dengan suatu agama tertentu, ternyata memiliki sebuah desa yang seluruh warganya beragama Kristen Protestan, yaitu Desa Blimbingsari. Blimbingsari adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali. Namun demikian, sama seperti desa tradisional lainnya di Bali, aktivitas warga Desa Blimbingsari sangat kental dengan seni, adat, dan budaya Hindu. Desa Blimbingsari juga merupakan salah satu desa wisata yang unik dengan penduduk yang ramah, kondisi alam yang sangat indah, tata desa yang rapi, bersih serta aman dan nyaman. Desa Blimbingsari ditetapkan menjadi desa wisata pada 16 Desember 2011 oleh Gubernur Bali dan diresmikan pada perayaan Natal 25 Desember 2011 oleh Bupati Jembrana. Desa ini juga terpilih sebagai desa terbaik secara ekonomi, spiritual, bahkan yang terbaru adalah terpilih sebagai tempat bebas dari narkoba dan perjudian. Ada 2 (dua) bangunan gereja unik dan megah dimiliki oleh Desa Blimbingsari, yaitu Gereja Pniel di Banjar Blimbingari dan Gereja Imanuel di Banjar Ambyarsari. Gereja-gereja ini didesain dengan ukiran-ukiran khas Bali. Di setiap bangunan gereja ini dibuatkan sebuah bale yang biasa disebut 36
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
bale Kulkul, tempat dimana kulkul yang terbuat dari kayu digantung. Kulkul ini adalah alat yang dipergunakan memanggil jemaat untuk datang beribadat (di gereja-gereja lain biasanya digunakan lonceng ). Pada setiap hari raya keagamaan baik Natal maupun Paskah, warga desa Blimbingsari akan memasang penjor untuk menyemarakkan suasana perayaan. Selain itu, pada saat kebaktian di gereja, jemaat yang datang akan mengenakan pakaian adat Bali seperti kemben, udeng, kebaya dan segala macam asesorisnya. Demikian juga untuk pendeta yang menyampaikan Firman Tuhan, akan menggunakan Bahasa Bali serta iringan musik dengan gamelan Bali. hal inilah menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk melihat dari dekat bagaimana perpaduan budaya itu terjadi. Pada kunjungan MissionCARE tanggal 24 Januari 2015, kami ditemui oleh Pdt. Christiana Welda bersama timnya dari GKPB Jemaat ‘Pniel’. Selanjutnya kami dibawa ke ruang gereja dan mendapatkan penjelasan mengenai sejarah Desa Blimbingsari. Sejarah Desa Blimbingsari Sejarah Desa Blimbingari berkaitan erat dengan sejarah berdirinya Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB). GKPB sendiri lahir pada tanggal 11 November 1931 yang
MissionFOCUS ditandai dengan dibaptisnya 12 putra Bali asli menjadi pengikut Kristus oleh Pdt. R.A. Jaffry di Tukad Yeh Poh (Sungai Yeh Poh Dalung), Desa Dalung, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Kedua belas orang Bali Kristen tersebut dibaptis karena perkabaran Injil oleh Tsang To Han, seorang misionaris dari CMA (Christian Missionary Alliance), yang datang ke Bali pada tahun 1929 untuk menggembalakan orang-orang Cina pengikut Kristus yang tinggal di kota Denpasar melalui seorang perempuan Bali yang menikah dengan orang Cina di Denpasar. Tsang To Han berkenalan dengan kedua belas orang tersebut yang berasal dari desa Dalung, Abianse, Buduk dan Banjar Untal-Untal, yang pada saat itu sedang mengalami krisis spiritual. Pada waktu itu, dinamika kehidupan masyarakat sangat sensitif. Terdorong untuk mencari kehidupan yang lebih baik lagi, kira-kira bulan Agustus 1936 berangkat 3 orang Kristen Bali dari beberapa desa di kabupaten Badung untuk memeriksa tanah di daerah Melaya yang sudah mendapat persetujuan dari pemerintah. Tanah tersebut adalah sebuah kawasan hutan belantara dengan aneka ragam satwa buas. Namun demikian, bagi ketiga utusan, tetaplah bahwa tanah yang mereka kunjungi adalah tanah yang baik. Maka pada tanggal 30 November 1939, hutan belantara tersebut mulai dibuka oleh 30 kepala keluarga. Mereka inilah yang menjadi perintis desa baru yang dengan suka cita membu-
ka hutan belantara untuk dijadikan suatu desa. Mereka memberi nama desa tersebut Blimbingsari karena pada saat proses perabasan mereka menemukan banyak pohon belimbing yang buahnya kecil-kecil. Tanah Perjanjian Bagi warga desa Blimbingsari, desa ini merupakan “Tanah Perjanjian” karena mereka (jemaat Kristen mula-mula di Bali) telah memintanya kepada Tuhan dan desa ini dapat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Sebagaimana tertulis dalam prasasti di depan Gereja Pniel yang bunyinya : “Kami percaya bahwa Tanah Blimbingsari adalah Tanah Perjanjian yang diberi oleh Tuhan, bertujuan untuk membangun damai sejahtera umat manusia dan memelihara kelestarian ciptaanNya agar kita menjadi berkat dan terang bangsa-bangsa” Oleh karena alasan inilah warga desa Blimbingsari diharapkan untuk tidak meninggalkan tanah leluhur mereka ini, namun mengembangkannya menjadi desa kunjungan wisatawan bagi para turis untuk menikmati dan menghayati keindahan alam, akar budaya masyarakat Bali serta kehidupan yang sederhana. Warga desa yang ramah, saling gotong royong, tekun dalam doa dan kerja, serta bertanggung jawab dalam menjaga harmonisasi dengan alam merupakan wujud kesaksian hidup yang diberikan oleh masyarakat Blimbingsari untuk kemuliaan nama Tuhan atas tanah Perjanjian yang diberikan.(at)
“Kami percaya bahwa Tanah Blimbingsari adalah Tanah Perjanjian yang diberi oleh Tuhan”
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
37
MissionLETTER Monumen Keluarga
GPdI Tigarunggu
P
uji syukur kepada Tuhan kalau sampai saat ini kami masih diberi kesempatan melayani Dia, kami sangat senang mendengar informasi dari teman bahwa MissionCARE punya program untuk pembangunan gedung Gereja. Oleh karena itu kami sebagai Hamba Tuhan yang melayani di pedesaan GPdI Tigarunggu, Kec. Purba Kab. Simalungun datang memohon kepada Bapak/Ibu agar dapat membantu kami untuk menyelesaikan pembangunan Gereja kami yang baru rampung 50%. Demikianlah permohonan kami ini, terus dukung pelayanan kami dalam doa sehingga nama Tuhan bisa dipermuliakan di tempat ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.(red)
38
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionLETTER Monumen Keluarga
GPdI Siloam
S
alam sejahtera dalam nama kasih Kristus, puji dan syukur bagi Tuhan yang oleh karena kemurahan-Nya telah mempercayakan kami untuk melayani pekerjaan-Nya di Desa La’uri Kecamatan Gido Kabupaten Nias, sekalipun banyak tantangan dan rintangan yang kami alami. Disini kami panitia bersama Gembala sidang jemaat datang di hadapan Bapak untuk mengajukan permohonan bantuan dana, sehubungan dengan rencana kami untuk melanjutkan pembangunan Gereja dalam bentuk permanen dengan ukuran 8x14 m di atas tanah mlik organisasi Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI). Sekarang kami sudah memulai pembangunan dengan meletakkan dasar pondasi dan juga memasang tiang besi, sedangkan untuk melanjutkannya kembali lagi kami tidak memiliki dana. Oleh sebab itu, kami panitia bersama Gembala Sidang datang kepada Bapak dan Ibu untuk memohon dukungan. Demikian kami sampaikan kepada Bapak, kiranya permohonan ini mendapat tanggapan di hati Bapak, dan atas segala perhatian dan kerjasama yang baik serta bantuan yang diberikannya terlebih dahulu kami mengucapkan terimakasih dan Tuhan Yesus memberkati.(red)
Reach the Unreachable
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
39
MissionLETTER Pdt. Nampati Singarimbun GPdI Immanuel Luppat Nihiri
Melalui surat ini pula, kami mohon doa dari Bapak/ Ibu sekalian, adapun yang menjadi pokok doa kami adalah :
S
Mohon doakan kami supaya kami selalu dipimpin oleh Roh Kudus dalam menggembalakan atau melakukan penginjilan pribadi. Mohon doakan kami agar kami tetap setia sampai akhir hidup kami dalam bekerja di ladang Tuhan. Mohon doakan jemaat yang kami layani agar bertumbuh secara kualitas dan kuantitas. Mohon doakan pembangunan gereja GpdI Imanuel Luppat Nihiri dan juga masyarakat Luppat Nihiri yang terdiri dari 150 KK agar datang kepada Yesus.
halom, Kami sekeluarga sehat karena pemeliharaan Tuhan Yesus Kristus dan kami tetap bersemangat dalam melayani Tuhan. Anak kami semakin besar, makin pintar dan bercita-cita menjadi Hamba Tuhan (Pendeta). Puji nama Tuhan Yesus Kristus, pelayanan yang kami gembalakan berjalan dengan baik sekalipun kadang terjadi ‘patah tumbuh hilang berganti, yaitu jemaat ada yang pindah kerja atau pindah gereja. Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih kepada MissionCARE yang dipakai oleh Tuhan untuk membantu kami dengan menyalurkan subsidi sebesar Rp 200.000,per bulan. Kami merasa sangat tertolong dengan adanya dukungan tersebut. Doa kami, Tuhan Yesus memberkati seratus kali ganda.
Pdt. L. Hutagalung Tanjung Lebar, Riau
S
alam Sejahtera dalam Kristus Yesus. Dengan surat ini, kami Hamba Tuhan yang melayani di desa Tanjung Lebar, Kec. Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya atas perhatian dan dukungannya terhadap kami melalui bantuan subsidi. Subsidi yang telah kami terima setiap bulan dapat mendukung pekerjaan pelayanan kami. Doa dan harapan kami kiranya Tuhan membalas berlipat kali ganda atas apa yang telah diperbuat bagi kami. Demikianlah yang dapat kami perbuat dan beritahukan kepada MissionCARE (Perhimpunan Mitra Misi Indonesia). Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Tuhan Yesus memberkati. (LH)
40
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Demikianlah surat ini kami sampaikan, terima kasih atas perhatiannya. Tuhan Yesus memberkati. (NS)
Pdt. Agus Susanto Kandanga, Kalimantan Selatan
S
halom, Segala puji bagi Yesus, Tuhan dan Juru Selamat, yang telah mengaruniakan kepada kami berkat dan rahmatNya dan juga kesempatan bagi kami berada di ladang pelayananNya. Kami sekeluaraga mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang menolong kami sekeluarga sehingga kami dalam keadaan sehat tidak kurang suatu apa pun. Demikian juga dalam pekerjaan pelayanan kami, Tuhan memberikan kelancaran. Kami juga mengucapkan syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak/ Ibu donatur yang masih berkenan untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan menyalurkan berkat kepada kami sekeluarga. Kami tidak dapat membalas kebaikan Bapak/ Ibu sekalian selain hanya dapat mendoakan agar berkat-berkat Tuhan semakin dicurahkan; usaha, pekerjaan diberikan kelancaran, keluarga diberikan kekuatan, kesehatan, sukacita, damai sejahtera serta kerukunan dan kesehatan.
MissionLETTER Selain itu kami terus memohon bantuan doa untuk pergumulan keluarga dan pelayanan kami serta secara khusus, bagi kesembuhan orangtua kami yang telah 5 (lima) tahun lebih menderita karena serangan stroke mohon agar Tuhan menolong dan memberi kesembuhan. Demikian ucapan terima kasih dan kesaksian kami, Tuhan Yesus memberkati. (AS)
Pdm. Jonry Ondang Tapin, Kalimantan Selatan
S
alam Sejahtera dalam Tuhan kita Yesus Kristus, Puji Tuhan kami sekeluarga sangat bersyukur kepada Tuhan karena pemeliharaan Tuhan sangat sempurna bagi kami sekeluarga serta pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kami di daerah Pe-
gunungan Meratus tepatnya di desa Balawaian, Dusun Simpang Tiga Bagandah, Kec. Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong kami melalui MissionCARE. Kami tidak dapat membalas selain doa kami biarlah Tuhan terus menjadikan MissionCARE sebagai perpanjangan tanganNya untuk menopang Hamba-Hamba Tuhan dan Tuhan mengirimkan lebih banyak lagi donatur untuk bekerja sama dengan MissionCARE dalam menyalurkan berkat-berkat Tuhan. Bersama surat ini kami memberitahukan bahwa subsidi sebesar Rp 200.000 untuk bulan ini sudah kami terima. Puji Tuhan, Tuhan Yesus memberkati.(JO)
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Amsal 1:7
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
41
ADVERTORIAL
Resto Mitra Selera
Sukacita Dalam Melayani
T
ahun 2015 ini adalah tahun ke-2 bagi perjalanan Resto Mitra Selera (Misel). Resto ini menempati lantai 1 Kantor MissionCARE yang beralamat di Kompl. Ruko Plasa Pasifik Blok B1 No. 18, Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Resto Mitra Selera yang mulai dibuka pada tanggal 30 November 2013 dibawah naungan PT Mitra Mulia Indonesia didirikan secara gotong royong oleh para pengurus MissionCARE dengan tujuan agar hasil dari restoran ini dapat menunjang biaya operasional kantor dan kegiatan pelayanan MissionCARE. Keputusan ini diambil oleh pengurus MissionCARE agar lembaga pelayanan ini sedikit demi sedikit bisa mandiri dan tidak terlalu bergantung pada donatur dalam menjalankan pekerjaannya . Memang bukan perjalanan yang mudah bagi Resto Mitra Selera untuk membangun usahanya, banyak kendala yang dihadapi. Selain modal yang terbatas, pemasukan yang tidak tentu jumlahnya juga keterbatasan keterampilan sumber daya manusianya. Namun hal-hal tersebut tidak menyurutkan semangat para karyawan Resto Mitra Selera untuk selalu melakukan yang terbaik : meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, menyajikan menu-menu baru, melakukan promosi, perbaikan dalam sistem dan manajemen. Sehingga, dari hari-ke hari Resto Mitra Selera mengalami peningkatan baik dalam pemasukkan maupun pelayanan kepada pelanggan. Ada kalanya pelanggan yang datang cukup banyak sedangkan tenaga dari pihak Resto Mitra Selera terbatas. Menghadapi situasi demikian, tidak segan-segan bersama staf MissionCARE bergotong-royong untuk melayani para pelanggan: menawarkan menu, menyajikan pesanan, membersihkan meja sampai urusan cuci-mencuci piring, sendok dan gelas. Pekerjaan-pekerjaan ini dilakukan bersama-sama dengan rasa su-
42
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
kacita dan santai. Meskipun menu andalan Resto Mitra Selera adalah Ayam Krispi dan Ayam Kremes, namun Resto Misel juga menyajikan menu-menu lain seperti pecel, soto ayam, sop, sayur asam, nasi dan bakmi goreng. Pada hari tertentu Resto Misel menyediakan menu khusus yaitu Nasi Kuning. Selain tempatnya cukup mudah dijangkau dan nyaman, Resto Misel juga memberikan gratis akses internet bagi para tamunya. Resto Misel juga menerima juga pesanan nasi kotak paket Ayam Krispi atau paket ayam kremes untuk acara di gereja, persekutuan doa, arisan atau untuk bekal perjalanan grup tur. Resto Misel juga terbuka untuk menerima pesanan dengan permintaan tertentu. Hal-hal ini dapat dikomunikasikan sehingga dapat tercapai titik temu dengan yang dikehendaki oleh pemesan. Pemesanan dan informasi mengenai Resto Mitra Selera dapat mengubungi nomor 021-45843481 (hunting) setiap hari Senin – Jumat pukul 10.00 – 17.00 WIB. Semoga Resto Misel dalam perjalanan di tahun-tahun berikutnya semakin maju dan sukses. (red)
Resto Mitra Selera menerima kerjasama apabila ada pihak lain yang berminat untuk membuka Resto Mitra Selera di mana saja. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Bp. Iwan Santoso (0811-294-585)
ADVERTORIAL
ANDRIS Series
Kualitas Italia di Balik Kenyamanan Mandi Anda
M
asyarakat Indonesia telah 35 tahun mengenal Ariston sebagai produk pemanas air yang handal. Produk yang berasal dari Italia ini menjadi pilihan bagi keluarga Indonesia karena kualitasnya akan daya tahan produk, kemanan dan kenyamanan dalam pengunaannya. Sejak Januari 2015, kantor resmi perwakilan Ariston Thermo Group telah hadir di Indonesia di Dipo Business Center, Jl. Jendral Gatot Subroto Kav 51-52, Jakarta. Kehadiran Ariston Thermo Indonesia bertujuan agar lebih dekat dengan konsumen Indonesia, meningkatkan kegiatan promosi serta memberikan pelayanan purna jual terhadap produk pemanas air Ariston. Ariston memiliki lebih dari 50 varian produk demi melayani beragam kebutuhan konsumen, mulai dari rumah tinggal,apartemen, hotel sampai vila. Pemanas air Ariston menggunakan berbagai macam sumber daya yaitu listrik, gas, tenaga surya dan juga heat pump. Produk pemanas air Ariston yang baru diluncurkan adalah ANDRIS Series yang terdiri dari 2 (dua) tipe, yaitu tipe ANDRIS R dan tipe ANDRIS RS. Konsumsi listrik seri ini disesuaikan dengan kebutuhan konsumen di Indonesia yaitu 300 watt sampai 500 watt. Beberapa hal yang menjadi kelebihan dari seri ANDRIS ini adalah desain yang futuristik hasil karya Umberto Palermo, seorang desainer ternama di Italia. Selain itu, seri ANDRIS dilengkapi dengan fitur teknologi kemanan terbaik yaitu ELCB System, sistem pemutus arus otomatis ketika terjadi perbedaan arus yang cukup ekstrem. Hal ini mencegah kemungkinan pengguna tersengat arus listrik. Dengan tangki berbahan titanium enamel yang tahan karat, seluruh pemanas air Ariston menjamin kualitas air meski pemanas air sudah digunakan dalam jangka waktu yang lama. Perangkat thermostat aksi ganda juga melengkapi seri ini yang berfungsi sebagai pengukur suhu sekaligus mencegah
tekanan berlebih dalam tangki pemanas air yang berdampak pada kualitas kualitas, kenyamanan serta keamanan penggunaan. Perangkat penting lainnya adalah safety valve yang membantu mencegah tekanan berlebih pada tangki serta mencegah air panas keluar dari pipa air dingin. Khusus ANDRIS seri RS, dilengkapi dengan lampu indikator yang akan menyala jika air sudah mencapai suhu yang diinginkan oleh pengguna. Pada produk ANDRIS seri RS tangki air dijamin garansi sampai 7 (tujuh) tahun. ANDRIS, seperti pemanas air Ariston lainnya, tersedia dalam berbagai varian yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Bagaimana sih cara memilih pemanas air yang tepat untuk Anda? Rata-rata tiap orang membutuhkan 25-30L setiap kali mandi. Pemanas air Ariston sendiri bisa menghasilkan 3 kali lipat air hangat dari kapasitasnya. Misalkan keluarga Anda terdiri dari 2-3 orang, pemanas air ANDRIS 30L sangat cocok untuk Anda karena bisa menghasilkan 90-100L air hangat. Informasi lebih lanjut mengenai produk pemanas air Ariston dapat dilihat di www.ariston.com. Ariston, comfort always on.(red)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
43
44
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionVIEW Andri Setiono
Persembahan Hidup
R
asul Paulus dalam suratnya Roma 12:1 menyampaikan seruan supaya kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Konsep beribadah yang benar pada zaman anugerah ini adalah "mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup". Orang percaya seharusnya memiliki keinginan yang kuat secara tulus ikhlas untuk menyenangkan hati Allah dalam kasih, pengabdian, pujian dan kekudusan serta mempersembahkan tubuh untuk pelayanan. Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup adalah motivasi dari suatu pelayanan kekristenan yang didasarkan pada kemurahan Allah yang telah lebih dahulu berkorban bagi kita. Hidup kita yang sudah ditebus oleh darah Kristus, hendaknya dipersembahkan atau diserahkan secara terus menerus dalam bentuk penyucian dan pengabdian kepada Allah yang hidup. Wujudnya adalah dengan melakukan pelayanan rohani yang melibatkan seluruh aspek hidup manusia yang berkenan pada Allah. Dengan demikian, saya mendorong agar semangat pelayanan PMMI (MissionCARE) dalam mempersembahkan hidup bagi Allah, semakin ditingkatkan dan dilakukan dengan lebih bersemangat, dengan segala ketulusan hati dalam pelayanan kepada Allah yang
hidup. Pelayanan ke tempat-tempat yang mengalami bencana, seperti bencana Gunung Sinabung (November 2014), banjir bandang Manado (Februari 2014), kunjungan-kunjungan ke Mentawai (Mei 2015) dan ke pedalaman di Kalimantan dalam rangka aksi sosial kemanusiaan dengan wujud pengobatan gratis, bantuan pembangunan gereja, Kebaktian Kebangunan Rohani, serta seminar-seminar yang dilakukan oleh PMMI (MissionCARE) baik pusat maupun daerah adalah salah satu wujud atau SEMANGAT dari “Mempersembahkan Hidup yang mau BERKORBAN”. Marilah kita tetap semangat dan terus maju, jadilah LASKAR KRISTUS di garis depan dalam rangka mempersembahkan hidup kita sebagai korban yang hidup dan yang berkenan kepada Allah. Amin.(as)
MissionCARE Reach the Unreachable
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
45
46
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
47
48
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015