ANALISIS HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PRAJURIT DI MARKAS KOMANDO RESOR MILITER 151/BINAIYA ANALYSIS OF RELATIONSHIP BETWEEN WORK STRESS AND JOB SATISFACTION WITH JOB PERFORMANCE OF SOLDIER IN MILITARY RESORT COMMAND HEADQUARTERS 151 / BINAIYA Bagus Mardyanto1 Universitas Pertahanan (
[email protected]) Abstrak-Tesis ini mengenai analisis hubungan antara stres kerja dan kepuasan kerja dengan prestasi kerja prajurit di Markas Komando resor militer 151/Binaiya. Tujuan Penelitian ini mengetahui hubungan antara stres kerja dan kepuasan kerja dengan prestasi kerja. Prestasi kerja prajurit merupakan hal yang sangat penting dalam satuan untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, setiap satuan mengharapkan memiliki prajurit yang prestasi kerjanya tinggi. Prestasi kerja karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya stres kerja dan kepuasan kerja. Stres kerja pada prajurit dapat terjadi karena adanya beberapa tekanan yang datang dari sikap pimpinan, konflik dengan teman kerja, dan permasalahan dalam diri prajurit. Sedangkan kepuasan kerja dipengaruhi oleh sifat pekerjaan, rekan kerja, pengembangan karier. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuesioner dalam pengumpulan data dari responden, Terdapat dua variabel, yaitu variabel stres kerja dan variabel kepuasan kerja. Responden adalah beberapa personel Markas Komando resor militer 151/Binaiya. Tujuan penelitian ini adalah untuk :(1) Mengetahui hubungan antara stres kerja dengan prestasi kerja pada prajurit.(2)Mengetahui hubungan kepuasan kerja pada prajurit dengan prestasi kerja prajurit. (3) Mengetahui hubungan stress kerja dan kepuasan kerja secara bersama sama dengan prestasi kerja pada prajurit. Populasi penelitian ini adalah seluruh prajurit Markas Komando resor militer 151/Binaiya Ambon yang berjumlah 207 orang.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 67 prajurit. Metode pengumpulan data menggunakan skala likert untuk variabel stres kerja, kepuasan kerja dan prestasi kerja. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan korelasi rank Spearman. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu : (1) Ada hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan prestasi kerja, dengan nilai korelasi 0,631. (2) Ada hubungan antara kepuasan kerja dengan prestasi kerja prajurit, dengan nilai korelasi 0,560. (3) Ada hubungan yang signifikan antara stress kerja dan kepuasan kerja secara bersama – sama dengan prestasi kerja prajurit, dengan nilai 0,840. Kata kunci : Stres Kerja, Kepuasan Kerja, dan Prestasi Kerja Prajurit.
1
Bagus Mardyanto adalah mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Pertahanan, Fakultas Strategi Pertahanan Darat, Universitas Pertahanan Indonesia.
Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 23
Abstract-This thesis is about the analysis of the relationship between job stress and job satisfaction with job performance of soldiers in military resorts Command Headquarters 151 / Binaiya. The purpose of this study was to know the relationship between job stress and job satisfaction with work performance. Job performance soldiers is very important in units to achieve the goal. Therefore, each unit has a soldier who expects high job performance. Employee performance is affected by many factors, one of which job stress and job satisfaction. Work stress on the soldiers can occur because some of the pressure that comes from the attitude of the leadership, conflicts with coworkers, and problems in the self-soldier. While job satisfaction is influenced by the nature of the job, co-workers, career development. This study uses a quantitative approach by questionnaire in collecting data from respondents, are two variables, namely the variable job stress and job satisfaction variables. Respondents are several resorts Command Headquarters military personnel 151 / Binaiya. The purpose of this study was to: (1) Determine the relationship between job stress with job performance at the soldiers. (2) Determine the relationship of job satisfaction at work performance at the soldiers . (3) Knowing the relationship of job stress and job satisfaction together with a performance at the soldiers. The study population was all soldiers Military Command Headquarters in resort 151 / Binaiya Ambon totaling 207 orang.Sampel in this study were 67 soldiers. Methods of data collection using a Likert scale for variable work stress, job satisfaction and job performance. Methods of data analysis used in this study is a statistical analysis using Spearman rank correlation. The conclusion of this study are: (1) There is a significant relationship between job stress with job performance, with a 0.631 correlation value. (2) There is a relationship between job satisfaction and job performance soldier, with a 0.560 correlation value. (3) There is a significant relationship between job stress and job satisfaction together - together with the work performance of soldiers, with a value of 0.840. Keywords : Job Stress , Job satisfaction , Job Performance Soldier .
apa yang diharapkan dan akan terus
Pendahuluan
S
atuan kerja untuk tugas memiliki
yang siap
melaksanakan pokok
harus
manajemen
yang efektif. Prajurit dan satuan kerja merupakan dua hal yang tidak
dapat
memegang
dipisahkan.
peranan
utama
Prajurit dalam
kehidupan satuan kerja. Apabila prajurit memiliki produktifitas dan motivasi kerja
berusaha Sebaliknya
bagi satuan kerja. Biasanya prajurit yang puas dengan apa yang diperoleh di satuan kerja akan memberikan lebih dari
prajurit
prestasinya.
yang
kepuasan
kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Suatu keharusan bagi unsur pimpinan untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat prajurit puas bekerja di satuan kerja.
yang tinggi, akan menghasilkan prestasi dan pencapaian tugas pokok yang baik
meningkatkan
Banyak unsur pimpinan satuan kerja
berkeyakinan
merupakan mempengaruhi
faktor
bahwa utama
kepuasan
gaji yang
prajurit.
Sehingga ketika satuan kerja merasa
24 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
sudah memberikan gaji yang cukup,
manajemen yang mengatur lalu lintas
dianggap
pekerjaan,
prajuritnya
sudah
puas.
hal
itu
mungkin
akan
Sebenarnya kepuasan kerja prajurit
menimbulkan stres kerja bagi prajurit di
tidak mutlak dipengaruhi oleh gaji
mana ada yang kelebihan pekerjaan
semata.
tetapi ada juga yang krisis tugas,
Banyak
faktor
yang
mempengaruhi kepuasan kerja prajurit,
yang terkait dengan situasi pekerjaan.
antara lain adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan kesempatan
organisasi untuk
termasuk berkembang,
lingkungan kerja dan perilaku atasan. Stres kerja banyak terjadi di
ini
Prestasi kerja sangat penting bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya.
Dalam
konteks
pengembangan sumber daya manusia prestasi kerja seorang prajurit
dalam
tempat kerja. Dari sejumlah penjelasan
sebuah satuan kerja sangat dibutuhkan
para
ahli,
ini
bisa
untuk mencapai tujuan bagi prajurit itu
baik,
tapi
sendiri dan juga untuk keberhasilan
sekaligus buruk bagi yang bersangkutan
satuan kerja. Komando Resor Militer
dan bagi organisasi atau satuan kerja.
151/Binaiya dibentuk berlatar belakang
Orang yang terkena stres kerja (dengan
konflik bernuansa SARA yang terjadi di
catatan, tidak bisa menanggulanginya)
Maluku tanggal 19 Januari 1999. Untuk
cenderung jadi tidak produktif, tidak
mengatasi konflik yang berlanjut dan
tertantang
menunjukkan
mengarah keadaan yang berbahaya,
kehebatannya, secara tidak sadar malah
maka Pemerintah Republik Indonesia
menunjukkan
menetapkan
menimbulkan
stres
kerja
dampak
untuk
kebodohannya,
malas-
Provinsi
Maluku
dan
malasan, tidak efektif dan tidak efisien,
Maluku Utara, dalam keadaan Darurat
ingin pindah tetapi tidak pindah-pindah
Sipil sesuai Skep Presiden Republik
tentu saja ini merugikan organisasi.
Indonesia Nomor 88 tahun 2000 tanggal
Stres kerja juga bisa mengganggu
26 Juni 2000. Seiring berjalannya waktu
komunikasi
baik
dan disertai dengan kondusifnya situasi
intrapersonal.
keamanan di Wilayah Maluku, maka
interpersonal
atau
hubungan,
maupun
Stres kerja bisa timbul karena kondisi
Kepala
Staf
kerja dan kualitas diri prajurit. Jika suatu
Keputusan Nomor : Kep / 10 / III /2003
satuan kerja tidak memiliki standar
Tanggal
13
TNI-AD
Maret
mengeluarkan
2003
tentang
Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 25
pembentukan Komando Resor Militer
mereka tidak begitu fokus. Dengan
151/Binaiya.Setiap organisasi termasuk
prajurit
Komando
151/Binaiya
pendatang dari luar Maluku, terutama
tentunya mempunyai harapan serta
berasal dari Pulau Jawa, Sulawesi, dan
keinginan agar semua prajurit memiliki
Sumatera
tingkat
kerja
Resor
stress
Militer
kerja
yang
rendah,
kepuasan, dan prestasi kerja yang baik. Berdasarkan hasil pengamatan
yang
adalah
menambah persoalan stres
makin
prajurit
sebagian
meningkat.
juga
tidak
Komunitas
terlalu
banyak
berubah dalam kurun waktu itu. Hal
pendahuluan penulis melihat bahwa
tersebut
sebagian
Komando
persoalan stres kerja, kepuasan kerja
Resor Militer 151/Binaiya di Ambon,
dan prestasi kerja menjadi masalah yang
mengalami
itu
perlu perhatian. Berdasarkan laporan
diindikasikan dari gejala-gejala seperti,
data pelanggaran personel Komando
kebosanan,
Resor Militer 151/Binaiya tahun 2015 dan
prajurit
stres
Markas
kerja.
perasaan
Hal
kesepian
dan
mengakibatkan
masih
terdapat
beberapa
keinginan pindah kerja tapi tidak pindah-
2016
pelanggaran
pindah. Kondisi tersebut disebabkan
disiplin maupun pidana yang sedang
tidak adanya rotasi pekerjaan sehingga
dalam proses penyelesaian.
membuat prajurit jenuh atau bosan.
Berdasarkan
uraian
diatas,
Fenomena seperti ini ada hubungannya
prestasi kerja prajurit dapat maksimal
antara perasaan stres yang timbul akibat
bila faktor stres kerja dan kepuasan
beban tugas yang dihadapkan dengan
kerja dapat dikendalikan. Oleh karena
kemampuan
itu, perlu dilakukan penelitian agar
dan
jumlah
pekerjaan
sehingga pekerjaan tersebut dianggap
dapat
cukup berat. Sedangkan sarana untuk
hubungan antara stres kerja, kepuasan
mengurangi stres seperti keberadaan
kerja dengan prestasi kerja prajurit di
sarana hiburan yang terjangkau dari segi
Markas
biaya maupun macam sarana hiburan di
151/Binaiya. Berdasarkan latar belakang
Ambon sangat minim. Keadaan tersebut
di atas dapat dirumuskan masalah
berdampak pada kondisi mereka yang
sebagai berikut :
mudah
1.
merasa
bosan
dan
jenuh
sehingga dalam bekerja kebanyakan
ditemukan
Komando
apakah
terdapat
Resor
Militer
Apakah ada hubungan antara stres kerja dengan prestasi kerja prajurit di
26 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
Markas
Komando
Resor
Militer
151/Binaiya? 2.
campuran. Menurut Sugiyono (2003: 14) metode penelitian kuantitatif adalah
Apakah ada
hubungan antara
penelitian yang memperoleh data dalam
kepuasan kerja dengan prestasi kerja
bentuk angka atau data kualitatif yang
prajurit di Markas Komando Resor
diangkakan, biasanya pengambilan data
Militer 151/Binaiya?
dilakukan
3. Apakah ada hubungan antara stres
dengan
cara
survey
penyebaran angket kepada sejumlah
kerja dan kepuasan kerja secara
responden,
sedangkan
bersama – sama dengan prestasi
kualitatif
kerja prajurit di Markas Komando
bentuk data berupa skema, deskripsi
Resor Militer 151/Binaiya?
dalam
Adapun tujuan dilakukan penelitian
pengambilan data metode kualititatif
adalah
bentuk
adalah :
dilakukan
1. Untuk menganalisis hubungan antara
mendalam
penelitian
penelitian
kata,
dengan
dengan
dan
cara
gambar,
wawancara
kepada
beberapa
stres kerja dengan prestasi kerja
narasumber. Pada penelitian ini metode
prajurit di Markas Komando Resor
yang
Militer 151/Binaiya.
penelitian kuantitatif karena bertujuan
digunakan
adalah
metode
2. Untuk menganalisis hubungan antara
mencari tahu hubungan yang signifikan
kepuasan kerja dengan prestasi kerja
antara variabel atau penelitian korelasi
prajurit di Markas Komando Resor
dengan
Militer 151/Binaiya.
Resor Militer 151/Binaiya yang berjumlah
3. Untuk menganalisis hubungan antara
207
populasi
orang.
prajurit
Keuntungan
stres kerja dan kepuasan kerja secara
menggunakan
bersama – sama dengan prestasi
dalam
kerja prajurit di Markas Komando
mengidentifikasikan
Resor Militer 151/Binaiya?
populasi penelitian
terdapat beberapa jenis metode yang digunakan, yang paling sering digunakan metode
kuantitatif,
penelitian
kualitatif,
penelitian
penelitian
kuantitatif
adalah sifat-sifat
berdasarkan
lain
dapat dari
sekelompok
responden yang jumlahnya lebih kecil
Disain Penelitian Dalam sebuah
adalah
Komando
dan
jenis
(Sampel) (Babbie,1990 dalam Fowler, 2002) dalam Creswell ( 2010: 217). Dengan kata lain, desain penelitian dibuat agar suatu penelitian dapat
metode
Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 27
berjalan sesuai dengan sistematis dan
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
prosedurnya yang meliputi identifikasi
dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
variabel penelitian, definisi konseptual,
Kemudian menurut Arikunto (2010: 173)
definisi operasional, skala pengukuran,
populasi adalah: “Keseluruhan subyek
teknik pengumpulan data, uji instrumen
penelitian, apabila subyeknya meliputi
penelitian, teknik analisa data.
semua yang terdapat di dalam populasi,
Populasi
maka disebut sensus”. Adapun jumlah
Populasi
menurut
Sugiyono
populasi sesuai dengan lokasi penelitian
(2006: 90), “Populasi adalah wilayah
yaitu di Makorem 151/Binaiya Kodam
generalisasi
XVI/Pattimura, dengan rincian sebagai
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik
tertentu
berikut:
yang
Tabel 1. Jumlah Populasi Prajurit Makorem 151/Binaiya
No
Komponen Populasi
Jumlah
1.
Perwira
18 orang
2.
Bintara
111 orang
3.
Tamtama
78 orang
JumlahPopulasi
207 orang
Sumber : Daftar Nominatif Korem 151/Binaiya per Februari 2016
Sampel
antara 10 – 20% atau 20 – 30 % atau lebih”.
Sampel menurut Sugiyono (2010: 91)
mendefinisikan
adalah
sebagian
bahwa:
jumlah
(2006)
juga
memberikan
pendapatnya apabila peneliti memiliki
dan
beberapa ratus orang dalam populasi,
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
maka dapat ditentukan kurang lebih 25%
tersebut”. Kemudian Arikunto (2002:
– 30% dari jumlah populasi tersebut.
107),
Pandangan
menyatakan
dari
“Sampel
Arikunto
bahwa:
“Apabila
tersebut
dikaitkan
subjeknya kurang dari 100, lebih baik
dengan
diambil
sehingga
151/Binaiya yang berjumlah 207 orang,
penelitian
maka 32% nya adalah 66,24 orang
jumlah
dibulatkan menjadi 67 orang. Jumlah
subjeknya lebih dari 100 maka diambil
tersebut diambil agar dapat memenuhi
semuanya
penelitiannya populasi,
merupakan
selanjutnya
jika
populasi
jika prajurit
28 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
Korem
kecukupan
jumlah
dalam
populasi mempunyai anggota atau unsur
pengambilan data. Mengenai jumlah
yang tidak homogen. Masih menurut
subyek yang dilibatkan dalam proses
Sugiyono, dengan menggunakan teknik
pengambilan data uji coba, tidak pernah
ini, populasi akan dipilah terlebih dahulu
dibakukan secara jelas, pendapat yang
ke dalam stratum-stratum yang relevan,
banyak digunakan adalah minimal 30
baru
orang
masing-masing stratum.
(Guilford
sampel
ditarik dari
Fruchter,
1987).
prajurit
Korem
Berdasarkan perhitungan diatas
151/Binaiya terdiri dari komunitas yang
dimana jumlah sampel yang ditentukan
berstrata, yaitu perwira, bintara dan
adalah sebanyak 67 responden , maka
tamtama, maka teknik sampling yang
untuk menentukan jumlah sampel dari
dapat dikatakan sesuai adalah dengan
masing-masing strata pangkat/golongan
menggunakan
pengambilan
menggunakan rumus yang dikemukakan
berstrata atau
oleh Singarimbun (1995: 25), sebagai
Berdasarkan
sampel
&
kemudian sampel
jumlah
teknik
acak secara
stratified random sampling (Sugiyono,
berikut:
2007). Teknik tersebut digunakan apabila
(1) Keterangan: nk = Banyaknya anggota yang dimasukan menjadi sampel Pk = Jumlah anggota yang terdapat dalam stratum ke-k p = Jumlah populasi seluruhnya n = Jumlah Dengan menggunakan rumus tersebut di atas maka dapat ditentukan jumlah sampel dari masing-masing strata/pangkat/golongan sebagai berikut:
Tabel 2. Daftar Jumlah Populasi dan Sampel
No.
Populasi
Jumlah
Perwira
18 orang
6
2. Bintara
111 orang
36
3. Tamtama
78 orang
25
207 orang
67 Org
1.
Pangkat/Golongan
Jumlah
Sumber : Daftar Nominatif Korem 151/Binaiya per Februari 2016 Data yang diolah. Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 29
Berdasarkan perhitungan tersebut,
Instrumen Penelitian
maka teknik pengambilan sampel yang
Pengukuran variabel penelitian
digunakan adalah proportionate stratified
menggunakan Skala Likert. Kategori
random sampling dengan cara mengambil secara acak sampel berdasarkan daftar personel random
menggunakan tabel bilangan untuk menentukan siapa yang
menjadi sampel terpilih sesuai golongan yang
telah
ditentukan.
Sehingga
didapatkan jumlah sampel sebanyak 67
jawaban pernyataan yang diajukan terdiri dari 5 tingkatan, yakni 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju. Kuesioner penelitian diambil dari buku Istijanto (2005), dengan beberapa penyesuaian.
orang (responden). No
Tabel 3. Kisi-kisi Instrument Stress kerja, Kepuasan kerja, dan Prestasi kerja Variabel Dimensi/Indikator Elemen Pernyataan Ketidak jelasan peran
Tanggung jawab Tugas
1
Harapan kesatuan
2
konflik
dengan
atasan
tidak
langsung
3
Konflik kerja
1.
Variabel
Beban kerja
stres
Fasilitas kerja
Tingkat bahaya kerja
2.
Kepuasan kerja
Sifat pekerjaan
konflik dengan atasan langsung
4
Pembagian waktu tugas
5
beban tugas
6
waktu menyelesaikan tugas
7
Ketersediaan ruang kerja
8
Ketersediaan peralatan kerja
9
Ketersediaan dukungan layanan
10
Hambatan peralatan
11
Tingat bahaya fisik
12
Kesehatan tempat kerja
13
Kecelakaan kerja
14
Ketertarikan terhadap tugas
1
prajurit Tingkat antusias prajurit
2
30 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
ketertarikan terhadap tugas antar prajurit Teman kerja
keceriaan dalam bertugas
6
penghargaan tugas antar prajurit
7
kerjasama antar prajurit
8
keterbukaan antar prajurit
9
kepedulian antar prajurit
10
merasakan kenikmatan bertugas
4
tantangan pekerjaan
5
peluang kemajuan dimasa mendatang Pengembangan karier
3
peluang berkembang dalam berbagai keahlian peluang mencapai prestasi
11
12 13
peluang memanfaatkan pendidikan, training, dan
14
pengalaman sebelumnya ketepatan waktu menyelesaikan tugas Kualitas kerja
standar kerja
2
laporan hasil kerja
3
respon dalam pemperbaiki kesalahan Tanggung jawab terhadap pekerjaan 3
Kerjasama dengan rekan kerja Prestasi kerja
Motivasi kerja
1
4
keseriusan dalam bertugas
5
over time
6
pelaporan kepada atasan
7
kemampuan kerja sama
8
kontribusi terhadap satuan
9
kemampuan motivator
10
semangat kerja
11
Antusias dalam mempelajari hal baru
12
Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 31
focus dalam dinas
13
keinginan tepat waktu dalam
14
menyelesaikan tugas Sumber : Istijanto 2005
Teknik Pengumpulan Data Data
minimum untuk dianggap memenuhi
dikumpulkan
menggunakan
dengan
kuesioner
(Sugiyono,
2004:124).
Sehingga
sejumlah pernyataan yang dibuat secara
koefisien
korelasi
antara
berstruktur dan tertutup. Kuesioner ini
pertanyaan
diberikan kepada responden penelitian,
dengan skor total variabelnya lebih dari
peneliti menjelaskan terlebih dahulu
0,3 maka butir pertanyaan tersebut
maksud dan tujuan serta teknik mengisi
dinyatakan valid. Uji validitas dilakukan
jawaban
dengan menggunakan program SPSS
dengan
tujuan
berisikan
syarat apabila koefisien korelasi r > 0,3
responden
untuk
mengerti benar maksud dan pengertian
Versi 23.
dari tiap item pernyataan.
Uji Reliabilitas
Teknik Analisis Data
sebuah
bila butir
variabel
Menurut Ghozali (2001:41) uji
Uji Validitas
reliabilitas adalah alat untuk mengukur
Untuk menguji validitas instrumen
suatu
kuesioner
yang
merupakan
dilakukan dengan cara mengkorelasikan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner
skor
dari
dikatakan handal jika jawaban seseorang
kuesioner dengan skor total variabelnya.
terhadap pertanyaan adalah konstan
Suatu kuesioner dikatakan valid jika
atau stabil dari waktu ke waktu.
pertanyaan
mampu
reliabilitas digunakan untuk menguji
untuk mengungkapkan sesuatu yang
sejauh mana hasil suatu pengukuran
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi
dapat dipercaya. Reliabilitas pengukuran
validitas
bertujuan mengukur apakah
ditentukan dengan menghitung koefisien
pertanyaan dalam kuesioner yang sudah
Cronbach dari masing-masing instrumen
dibuat betul-betul dapat mengukur apa
dalam satu variabel. Instrumen dapat
yang
yang
dikatakan handal (reliable) bila memiliki
digunakan untuk melakukan uji validitas
koefisien cronbach alpha yang semakin
adalah dengan menggunakan koefesien
mendekati
butir-butir
pada
hendak
pertanyaan
kuesioner
diukur.
Teknik
1
atau
semakin
Uji
tinggi
korelasi Product Moment Pearson. Syarat koefisien internal reliabilitasnya (Sekaran, 32 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
2006:42). Sementara menurut Ghozali
reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
(2001:42),
dilakukan menggunakan program SPSS
bahwa
instrumen
dapat
dikatakan handal (reliable) bila memiliki
Versi 23.
koefisien cronbach alpha ≥ 0,6. Uji Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Butir Koefisien Variabel Keputusan Reliabilitas pernyataan Korelasi 1 0.584 Valid 2 0.538 Valid 3 0.621 Valid 4 0.590 Valid 5 0.684 Valid Reliabel 6 0.655 Valid Stres Kerja 7 0.430 Valid Alpha = 8 0.694 Valid (X1) 9 0.450 Valid 0.831 10 0.398 Valid 11 0.564 Valid 12 0.599 Valid 13 0.553 Valid 14 0.475 Valid 1 0.692 Valid 2 0.555 Valid 3 0.614 Valid 4 0.379 Valid 5 0.502 Valid Reliabel 6 0.519 Valid Kepuasan 7 0.540 Valid Kerja (X2) Alpha = 8 0.782 Valid 9 0.551 Valid 0.825 10 0.548 Valid 11 0.635 Valid 12 0.553 Valid 13 0.393 Valid 14 0.717 Valid Butir Koefisien Variabel Keputusan Keputusan pernyataan Korelasi 1 0.445 Valid 2 0.593 Valid Reliabel 3 0.563 Valid Prestasi Kerja 4 0.519 Valid Alpha = (Y) 5 0.469 Valid 0.815 6 0.509 Valid 7 0.418 Valid Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 33
8 0.663 9 0.500 10 0.612 11 0.545 12 0.544 13 0.408 14 0.578 Sumber: Data hasil Olahan SPSS, 2016
atau tidak. Uji statistik yang dilakukan Uji Normalitas Distribusi Syarat
pertama
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
yang
harus
dipenuhi dalam analisis jalur adalah sample harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui
bahwa
distribusi sample yang diamati berasal dari populasi yang berdistribusi normal
untuk
menguji
Normalitas
dalam
penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov 1 sampel K-S karena diketahui jumlah N lebih dari 100 orang, dengan bantuan program SPSS 23. Berikut
hasil
pengolahan
data
uji
normalitas melalui aplikasi SPSS 23.
Tabel 5. Hasil Pengolahan Data Uji Normalitas Variabel X1 dan X2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data hasil Olahan SPSS, 2016
Uji Homogenitas Varian Uji homogenitas merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan
penelitian
kuantitatif yang berupa kausal. Uji homogenitas
dilakukan
untuk
mengetahui apakah varians populasi
67 55.76 4.513 .116 .116 -.103 .949 .329
X2 67 54.73 4.047 .109 .079 -.109 .889 .409
data eksogen bersifat homogen atau tidak terhadap data endogen. Analisis uji homogenitas varians dilakukan dengan memakai uji ”Bartlett”. Jika diperoleh hasil perhitungan sig (r hitung) >0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data eksogen atas endogen bersifat homogen.
34 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
Tabel 6. Hasil Pengolahan Data Uji Homogenitas Bartlett Variabel X1 atas X2 Levene Statistic df1 df2 Sig. .993 13 41 .475 Sumber: Data hasil Olahan SPSS, 2016
Analisis Korelasi Rank Spearman
Korelasi Rank Spearman . Teknik ini
Analisa data dilakukan berdasarkan
dipergunakan untuk mengkorelasikan
pada data yang diperoleh dari penelitian
antara
lapangan atau hasil kuisioner dengan
berskala ordinal dan untuk melihat arah
mengunakan
serta
analisa
data
statistic
dua
variabel
kuatnya
yang
datanya
variabel-variabel
melalui Program SPSS Versi 23 for
independent
terhadap
Windows. Teknik analisis yang digunakan
dependent (Indriantoro dan Bambang
dalam penelitian ini adalah analisis
1999).
Tabel 7. Uji Rank Spearman Nonparametric Correlations X1 dan X2 X1 X2 Spearman's rho
X1
.061
.631**
.
.624
.000
67
67
67
Correlation Coefficient
.061
1.000
.560**
Sig. (2-tailed)
.624
.
.000
67
67
67
.631**
.560**
1.000
.000
.000
.
67
67
67
N
N Y
Y
1.000
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
X2
variabel
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data hasil Olahan SPSS, 2016 Tabel 8. Uji Rank Spearman X1 dan X2 secara simultan Terhadap Y Correlations xv Spearman's rho xv Correlation Coefficient 1.000 Sig. (2-tailed) . N 67 yv Correlation Coefficient .840** Sig. (2-tailed) .000 N 67 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
yv .840** .000 67 1.000 . 67
Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 35
Sumber: Data hasil Olahan SPSS, 2016
Untuk
menguji
–
pada penelitian ini menggunakan
adalah
analisis korelasi Rank – Spearman
dengan cara menentukan hipotesis
dengan menggunakan program SPSS
statistik beserta dasar pengambilan
Versi 23 for windows.
masinghipotesis
masing
penelitian
keputusan. Hipotesis yang akan diuji Tabel 9 Rekapitulasi Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Nilai Korelasi
Variabel
Nilai Signifikansi
Keputusan
Prestasi Kerja
Stres Kerja
0,631
0,0001
Signifikan
Kepuasan Kerja
0,560
0,0001
Signifikan
Simultan X1,X2
0,840
0,0001
Signifikan
Sumber: Data hasil Olahan SPSS, 2016
Dari tabel 9 di atas dapat dilihat
simultan antara X1 (stress kerja) dan X2
bahwa nilai korelasi antara stres kerja
(kepuasan kerja) terhadap Y (prestasi
dengan prestasi kerja berada pada angka
kerja) nilainya 0,840 termasuk kategori
0.631 yang berarti memiliki korelasi yang
sangat kuat.
kuat. Sedangkan nilai korelasi antara
Pengujian Hipotesis Penelitian
kepuasan kerja dengan prestasi kerja
Patokan pengambilan keputusan
berada pada angka 0.560 termasuk
adalah jika probabilitas atau signifikansi <
kategori cukup. Nilai korelasi kepuasan
0.05, hubungan kedua variabel signifikan,
kerja dengan prestasi kerja lebih rendah
sebaliknya
dibandingkan nilai korelasi stres kerja
signifikansi > 0.05 maka hubungan kedua
dengan
variabel tidak signifikan.
prestasi
menunjukkan
kerja.
bahwa
hubungan yang lebih
stres
Hal
ini
memiliki
kuat dengan
prestasi kerja bila dibandingkan dengan kepuasan
kerja
151/Binaiya.
prajurit
Berdasarkan
Rank
Spearman,
probabilitas
atau
Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Pengujian Hipotesis 1 :
Makorem
H0 : Tidak ada hubungan antara
hasil
stres kerja dengan prestasi kerja
pengolahan data dengan menggunakan korelasi
bila
prajurit Makorem 151/Binaiya.
hubungan
36 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
H1 : Ada hubungan antara stres
H0 :Tidak ada hubungan antara
kerja dengan prestasi kerja prajurit
stress kerja dan kepuasan kerja
Makorem 151/Binaiya.
secara
Berdasar hasil perhitungan analisis
prestasi kerja prajurit di Makorem
bersama-sama
terhadap
korelasi dengan menggunakan program
151/Binaiya.
SPSS yang ditunjukkan pada Tabel 4.8.
H1 : ada hubungan antara stress
Korelasi
kerja dan kepuasan kerja secara
Rank
statistik
Spearman,
pertama
hipotesis
memiliki
nilai
bersama-sama terhadap prestasi
signifikansi 0.0001 < 0.05 sehingga H0
kerja
ditolak maka H1 diterima yaitu
151/Binaiya
ada
hubungan antara stres kerja dengan prestasi
kerja
prajurit
di
Makorem
prajurit
di
Makorem
Berdasar hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan program
151/Binaiya.
SPSS yang ditunjukkan pada Tabel 4.8
2.
Pengujian Hipotesis 2 :
Korelasi
H0 :Tidak ada hubungan antara
statistik ketiga memiliki nilai signifikansi
kepuasan kerja dengan prestasi
0.0001 < 0.05 sehingga H0 ditolak maka
kerja
H1 diterima yaitu ada hubungan antara
prajurit
di
Makorem
Rank
Spearman,
hipotesis
151/Binaiya.
stress kerja dan kepuasan kerja secara
H1 : Ada hubungan antara kepuasan
bersama-sama terhadap prestasi kerja
kerja dengan prestasi kerja prajurit
prajurit di Makorem 151/Binaiya.
di Makorem 151/Binaiya
Pembahasan
Berdasar hasil perhitungan analisis
Hasil
pengujian
membuktikan
korelasi dengan menggunakan program
adanya hubungan yang signifikan antara
SPSS yang ditunjukkan pada Tabel 4.8
Stres Kerja dengan Prestasi Kerja prajurit
Korelasi
hipotesis
Makorem 151/Binaiya, meskipun dalam
statistik kedua memiliki nilai signifikansi
taraf dibawah ambang batas yang bisa
0.0001 < 0.05 sehingga H0 ditolak maka
menurunkan prestasi yang dihasilkan. Hal
H1 diterima yaitu ada hubungan antara
ini sesuai dengan penjelasan menurut
kepuasan kerja dengan prestasi kerja
Handoko (1999: 202) bila tidak ada stres,
prajurit di Makorem 151/Binaiya.
tantangan-tantangan kerja juga tidak ada,
2.
dan prestasi kerja cenderung rendah.
Rank
Spearman,
Pengujian Hipotesis 3 :
Sejalan dengan meningkatnya stres, Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 37
prestasi kerja cenderung naik, karena
misalnya
stres
diperolehnya.
membantu
prajurit
untuk
pada
imbalan
Mungkin
pula
yang terjadi
mengarahkan segala sumberdaya dalam
bahwa seseorang merasa puas dalam
memenuhi berbagai persyaratan atau
pekerjaannya karena yang bersangkutan
kebutuhan pekerjaan.. Bila stres telah
menyadari bahwa apa yang dicapainya
mencapai puncak, yang dicerminkan oleh
sudah maksimal. Dalam situasi demikian
kemampuan pelaksanaan kerja harian
prajurit
prajurit, maka stres tambahan akan
mungkin.
cenderung tidak menghasilkan perbaikan prestasi kerja. Hasil
berusaha berprestasi sebaik
Variabel stres merupakan variabel yang mempunyai hubungan yang lebih
kedua
kuat dengan prestasi kerja dibanding
membuktikan adanya hubungan yang
dengan hubungan antara kepuasan kerja
signifikan antara Kepuasan Kerja dengan
dengan prestasi
Prestasi
Makorem
Makorem 151/Binaiya. Hal ini dibuktikan
151/Binaiya. Hal ini sesuai dengan Siagian
dengan nilai koefisien korelasi sebesar
(1997:295) yang menyatakan terdapat
0,631. Besaran nilai ini menunjukkan
korelasi positif antara kepuasan kerja
tingkat keeratan hubungan antara Stres
dengan prestasi kerja. Seorang prajurit
Kerja dengan Prestasi Kerja tergolong
yang puas tidak sendirinya merupakan
kuat. Sementara nilai koefisien korelasi
prajurit
antara kepuasan kerja dengan prestasi
melainkan
pengujian
Kerja
prajurit
yang
berprestasi
sering
hanya
tinggi,
berprestasi
kerja
sebesar
kerja
0,560
prajurit
di
menunjukkan
biasa-biasa saja. Jika demikian halnya,
tingkat keeratan hubungan tergolong
dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja
sedang. Hal ini sesuai dengan Sugiono
tidak selalu menjadi faktor motivasional
(2005:183)
kuat untuk berprestasi. Seorang prajurit
menginterpretasikan keeratan hubungan
yang puas belum tentu terdorong untuk
antar variabel, akan digunakan pedoman
berprestasi karena kepuasannya tidak
interpretasi nilai koefisien korelasi (r)
terletak pada motivasinya, akan tetapi
sebagai berikut:
bahwa
dapat terletak pada faktor-faktor lain, Tabel 10. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah
38 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
untuk
0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Sumber : Sugiono,(2000:149).
Realitas yang terjadi pada para
Sedang Kuat Sangat kuat
sehingga
tuntutan
pekerjaan
bisa
prajurit Makorem 151/Binaiya, bahwa
dikerjakan dengan cepat dan tepat. Hal
stres
hubungan
ini menimbulkan stress di kalangan
sebesar 0,631.
prajurit yang diindikasikan dari gejala –
Sedangkan kontribusi kepuasan kerja
gejala seperti kebosanan dan cepat lelah.
terhadap prestasi kerja adalah sebesar
Bila
0,560.
menurunkan prestasi kerja prajurit.
kerja
mempunyai
dengan prestasi kerja
Hal itu
diindikasikan dari
beberapa pernyataan tentang stres kerja
hal
ini
dibiarkan
Beberapa
saja
Fenomena
akan
yang
mengenai ketidak jelasan peran, konflik
menyebabkan
kerja, beban kerja, fasilitas kerja dan
akibat beban tugas / pekerjaan yang
tingkat bahaya kerja. Hal yang berkaitan
cukup berat sedangkan sarana untuk
dengan kepuasan kerja diindikasikan
mengurangi stres seperti keberadaan
dengan
yang
sarana hiburan di Ambon sangat minim,
menggambarkan sifat pekerjaan, teman
sehingga mereka mudah merasa bosan
kerja,
karir.
dan jenuh
prestasi
kerja
kebanyakan mereka tidak begitu fokus.
pernyataan
yang
Dengan
14
dan
pernyataan
pengembangan
Sedangkan
mengenai
tergambar
dalam
perasaan stres timbul
sehingga dalam bekerja
prajurit sebanyak 207 orang,
mengindikasikan mengenai kualitas kerja,
yang sebagian dari prajurit tersebut
tanggung jawab terhadap pekerjaan ,
adalah pendatang dari luar Maluku,
kerjasama dengan rekan kerja dan
terutama berasal dari Pulau Jawa dan
motivasi kerja.
Sumatra menambah persoalan stres
Berdasarakan
penelitian
ini
kerja makin meningkat. Hal ini bisa dilihat
terlihat bahwa sebagian prajurit di
dari
Makorem 151/Binaiya mengalami stres
prajurit bahwa indikator gejala-gejala
kerja. Dengan beban kerja yang cukup
seperti, kebosanan, cepat lelah, rendah
berat
untuk
diri, perasaan kesepian dan keinginan
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
pindah kerja tapi tidak pindah-pindah.
dan
Hal itu disebabkan sifat pekerjaan yang
prajurit
memerlukan
dituntut
keahlian
khusus
beberapa
wawancara
dengan
Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 39
monoton dengan tidak adanya rotasi
setelah 10 tahun, dan pamen setelah
pekerjaan sehingga membuat prajurit
berdinas 5 tahun baru boleh mengajukan
jenuh atau bosan. Untuk itu perlu
pindah tugas antar kotama.
diadakan
atau
prajurit di Korem 151/Binaiya rata-rata
refreshing bagi prajurit, dengan program
merupakan prajurit yang telah lama
ini diharapkan prajurit menjadi segar
bekerja dibidang yang sama dengan tidak
kembali
adanya
program
untuk
rekreasi
melaksanakan
pekerjaannya.
rotasi
pekerjaan
Sehingga
sehingga
membuat prajurit jenuh atau bosan.
Sedangkan kontribusi kepuasan
Komunitas prajurit juga tidak terlalu
kerja terhadap prestasi kerja adalah
berubah dalam kurun waktu itu. Dengan
sebesar
berkaitan
tidak adanya rotasi pekerjaan, terlihat
kerja
bahwa beberapa prajurit menduduki
diindikasikan melalui 14 pernyataan yang
posisi yang sama dalam kurun waktu
menggambarkan sifat pekerjaan, teman
yang cukup lama. Sehingga hal ini
kerja, dan pengembangan karier. Pada
menyebabkan
penelitian ini terlihat berapa prajurit
terhadap pengembangan karier prajurit.
mempunyai
Beberapa
0,560.
dengan
Hal
kepuasan
yang kerja
permasalahan
dengan
timbul
permasalahan
prajurit
merasa
kepuasan kerja. Dilihat dari masa kerja
pengembangan karier mereka terhambat.
prajurit yang cukup lama dan tidak
Indikasi ini terlihat bahwa munculnya
dilakukannya rotasi kerja menimbulkan
keinginan pindah tapi tidak pindah –
berkurangnya tingkat kepuasan kerja, hal
pindah. Hal ini mengakibatkan beberapa
ini diindikasikan dengan gejala perasaan
persoalan stres kerja, kepuasan kerja dan
kesepian dan berniat untuk keluar dari
prestasi kerja menjadi masalah yang
pekerjaan tapi hanya sebatas keinginan
harus
saja.
151/Binaiya.
segera
diatasi
oleh
Korem
Masa kerja prajurit yang lama juga
Dari uraian pekerjaan para prajurit
menjadi penyebab stres. Hal ini berkaitan
di Makorem 151/Binaiya tidak terlalu
dengan
kebijakan lama dinas, dimana
beragam dan identitas tugas pekerjaan
untuk personel tamtama dan bintara
mereka sangat jelas, sehingga para
boleh mengajukan pindah antar Kotama
prajurit
setelah berdinas 15 tahun, personel pama
berusaha mencapai prestasi yang lebih
boleh mengajukan pindah antar kotama
baik. Bila kepuasan kerja dan stres tidak
merasa
tidak
ragu
40 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
untuk
dapat dikendalikan lagi maka salah satu
hasilnya belum seperti yang diharapkan,
cara
adalah
penyebabnya ada beberapa hal antara
program konseling yang dapat berperan
lain struktur organisasi yang terlalu besar
efektif untuk meningkatkan motivasi,
dan terpusat, bentuk organisasi yang
kepuasan kerja, maupun reaksi positif
kurang fleksibel, jumlah anggota yang
terhadap stres. Program konseling tidak
terlalu
selamanya
komposisi yang kurang ideal, sampai
untuk
mengatasinya
selalu
berhasil
yang
banyak
disebabkan oleh berbagai sebab, oleh
dengan
karena itu pada umumnya program
anggaran.
konseling
selalu
dibarengi
dengan
berbagai
keterbatasan
dukungan
dengan
Variabel stres kerja mempunyai
program pendisiplinan dalam bentuk
hubungan paling kuat dengan prestasi
tindakan pendisiplinan preventif maupun
kerja
korektif yang bersifat konsisten dan
variabel kepuasan kerja di Makorem
kontinyu bagi seluruh prajurit yang ada.
151/Binaiya. Hal ini bisa terlihat bahwa
Pada organisasi tugas yang telah maju
mereka
meningkatkan
akan
kepuasan
berusaha
kerja
dibandingkan
adalah
dengan
factor
yang
mendominasi permasalahan prajurit di
dan
Makorem 151/Binaiya. Masalah stres kerja
menjaga tingkat stres yang sehat bagi
yang dikarenakan beban kerja yang
prajuritnya
tinggi
guna
kerja
stres
prajurit,
meningkatkan
dan
tingkat
bahaya
produktifitas dan prestasi kerja sekaligus
berpengaruh
mempertahankan
prajurit-prajurit
prestasi kerja prajurit dibanding dengan
terbaiknya dengan sebaik-baiknya. Salah
permasalahan kepuasan kerja seperti
satu
pengembangan karier dan permasalahan
cara
yang
menawarkan
ditempuh
adalah
program-program
konseling bagi para prajurit dengan dukungan Komando atas. Sedangkan
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
baik
hubungan
pemerintah
non
peningkatan
dengan rekan kerja.
bagi organisasi-organisasi non swasta lembaga
terhadap
lebih
dilakukan antara
mengenai Stres
analisis
kerja
dan
departemen maupun departemen hal
kepuasan kerja dengan prestasi kerja
semacam
inipun
sebenarnya
sudah
prajurit di Markas Komando Resor Militer
dipikirkan
dan
berusaha
untuk
151/Binaiya Ambon Maluku yang diteliti
namun
menggunakan survey didukung dengan
diwujudkan
sebaik-baiknya
Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 41
analisis melalui program SPSS maka dapat disimpulkan hal – hal sebagai
Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas,
berikut :
dapat
dikemukakan
1. Ada hubungan antara stres kerja
sebagai berikut :
saran
–
saran
dengan prestasi kerja prajurit di
1. Untuk meningkatkan prestasi prajurit
Markas Komando Resor 151/Binaiya.
dapat dilakukan dengan mengurangi
Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi
stres kerja prajurit sampai batas
antara Stres kerja dengan prestasi
normal . Cara yang dapat dilakukan
kerja
data
dengan membuat program konseling
menggunakan program SPSS yang
bagi prajurit dalam mengelola stres
berada pada angka 0.631 termasuk
kerja sehingga tidak sampai melebihi
kuat dengan niali signifikansi p < 0.05
batas melalui bimbingan rohani oleh
2. Ada hubungan antara kepuasan kerja
perwira pembina mental dan rohani
dari
hasil
olah
dengan prestasi kerja prajurit di
satuan.
Markas Komando Resor 151/Binaiya
2. Rotasi pekerjaan terutama dilakukan
hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi
kepada prajurit yang telah memiliki
antara
masa dinas lebih dari 3 tahun dan
kepuasan
kerja
dengan
prestasi kerja hasil program SPSS
belum
yang berada di angka 0,560 termasuk
pekerjaan. Dengan rotasi diharapkan
sedang dengan nilai signifikansi p <
permasalahan
0.05.
dicegah
3. Ada hubungan antara stress kerja dan
pernah
dan
mengalami
stres
rotasi
kerja
dapat
kepuasan
kerja
meningkat sehingga pada akhirnya
kepuasan kerja secara bersama sama
prestasi kerja bisa meningkat pula.
terhadap prestasi kerja prajurit di
3. Untuk meningkatkan prestasi kerja
Markas
Komando
Resor
Militer
prajurit
dapat
dilakukan
dengan
151/Binaiya terbukti benar. Hal ini
meningkatkan kepuasan kerja prajurit
dapat dilihat dari nilai korelasi hasil
dengan
program SPSS dengan nilai 0,840
khusus atau tunjangan kemahalan
termasuk sangat kuat dengan nilai
bagi
signifikansi p < 0.05.
tingginya biaya hidup di Ambon.
mengusulkan
prajurit
untuk
tunjangan
mengatasi
4. Rekreasi atau refreshing, program untuk mengatasi permasalahan stres 42 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
kerja prajurit di Markas Komando
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen
Resor
151/Binaiya bisa dilakukan
Personalia dan Sumber Daya Manusia.
dengan
program
Liberty, Yogyakarta.
refreshing alam
rekreasi
dengan
yang
atau
memanfaatkan
dimiliki
kota
Ambon
sebagai tempat rekreasi sehingga prajurit merasa segar kembali untuk bekerja
sehingga
meningkatkan
prestasi kerja.
Hasibuan. SP, Malayu. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Gunung Agung, Jakarta. Istijanto.
2005.
Riset
mental fungsi komando dengan lebih
Sumber
Daya
Manusia, Cara Paraktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi
5. Mengintensifkan program pembinaan
PT. Toko
Kerja
Karyawan,
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
kreatif dalam pelaksanaannya secara
J. Supranto. 2011. Pengukuran Tingkat
kontinyu melalui pembinaan mental
Kepuasan Pelanggan, Untuk Menaikkan
rohani,
Pangsa Pasar. Rineka Cipta, Jakarta.
ideologi
sehingga
dan
dapat
kejuangan
meningkatkan
motivasi kerja prajurit.
Suharsimi.
2014.
Prosedur
Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta. Muhammad.
Industri.
Edisi
2004.
Psikologi
Keempat,
Liberty,
Yogyakarta.
Perilaku
Dalam
Organisasi,
Terjemahan. Erlangga, Jakarta. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS. Badan
Pengembangan
Refika Aditama, Bandung. Martoyo,
Susilo.
1998.
Manajemen
Sumber Daya Manusia. BPFE-UGM, Yogyakarta. Pujaatmaka. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bagain Penerbitan STIE
Davis, Keith dan John. W. Newstrom. 2002.
dan
2011.
Sumber Daya Manusia, Penerbit PT.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
As’ad,
Anwar.
Perencanaan
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,
Mangkunegara,
Penerbit
Diponegoro.
Universitas
YKPN, Yogyakarta. Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku Organisasi,
Konsep,
Aplikasi. . Terjemahan.
Kontroversi, Prehallindo,
Jakarta. Siagian.P, Sodang. 1997.
Manajemen
Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Analisis Hubungan antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja … | Bagus Mardyanto | 43
Simamora, Sumber
Henry.
2015.
Manajemen
Daya
Manusia.
Bagian
Penerbitan STIE. YKPN, Yogyakarta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
44 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1