INTISARI SELISIH TARIF PAKET INA-CBGs DENGAN BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM Noormila Sari1 ; Ratih Pratiwi Sari2 ; Alexxander3 Pembiayaan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dimana pola pembayaran kepada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yaitu dengan Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs). Salah satu penyakit yang ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional yang berbasis INA-CBGs adalah penyakit gangguan kesehatan jiwa, yang prevalensinya sendiri berdarkan RISKESDAS tahun 2013 adalah 1,7 per mil. RSJ Sambang Lihum adalah faskes tingkat lanjutan untuk pasien gangguan jiwa dengan penyakit terbanyak adalah Skizofrenia. Kendala yang sering ditemukan saat pelaksanaan sistem pembiayaan INA-CBGs adalah besaran klaim riil rumah sakit yang lebih besar daripada tarif INA-CBGs, terutama pada instalasi rawat inap, untuk itu diperlukan analisis terhadap biaya riil tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui selisih tarif paket INA-CBGs dengan biaya riil dan untuk menganalisis komponen biaya yang mempengaruhi biaya riil pada kasus Skizofrenia rawat inap di RSJ Sambang Lihum . Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data secara retrospektif terhadap berkas klaim BPJS kode F-4-10-I di RSJ Sambang Lihum periode Januari-Juni 2015. Subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi ada 267 sampel, dan ada dua sampel yang dieksklusikan karena pulang atas permintaan sendiri dan meninggal. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, dan pengolahan data menggunakan program SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan pada perbandingan biaya terdapat selisih negatif sebesar Rp 136.096.659, dan perbedaan yang bermakna (p <0,05) antara tarif paket INACBGs dengan biaya riil. Komponen biaya yang mempengaruhi adalah akomodasi, visite dokter, keperawatan, obat, dan laundry (p<0,001), dan yang paling signifikan berpengaruh terhadap biaya riil adalah akomodasi (B: 1,116 p<0,001), dengan nilai R square 99,6%. Kata Kunci : Skizofrenia, INA-CBGs, Biaya Riil.
ABSTRACT RATES OF DIFFERENCE INA-CBGs PACKAGE WITH REAL COST COMPONENTS AND COST ANALYSIS OF INFLUENCE REAL COST OF SCHIZOPHRENIA IN CASE OF HOSPITAL IN RSJ SAMBANG LIHUM Noormila Sari1 ; Ratih Pratiwi Sari2 ; Alexxander3 Health financing is an important part in the implementation of National Health Insurance (JKN), where the pattern of payments to health facilities is an advanced level with Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs). One of the diseases covered by National Health Insurance-based INA-CBGs is a mental health disorder, the prevalence itself based on RISKESDAS in 2013 is 1.7 per mil. RSJ Sambang Lihum is faskes advanced level for mental patients with the highest defect is Schizophrenia. Constraints are often found during the implementation of the financing system INA-CBGs is the amount of real hospital claims greater than INA-CBGs rates, especially in the inpatient, it is necessary for an analysis of the real cost. The purpose of this study was to determine the difference in rates INA-CBGs package with real costs and to analyze the cost components affecting the real costs in the case of schizophrenia hospitalized in RSJ Sambang Lihum. This research was conducted by collecting data retrospectively to file a claim BPJS code F-4-10-I in RSJ Sambang Lihum the period from January to June 2015. The research subjects who met the inclusion criteria there are 267 samples, and two samples were excluded due to return upon request himself and died. The research instrument using observation sheets, and data processing using SPSS 21. The results showed that the cost comparisons are negative difference of Rp 136 096 659, and a significant difference (p <0.05) between the INA-CBGs package rates with real costs. Components that influence is accommodation, visite physician, nursing, medicine, and laundry (p <0.001), and the most significant effect on the real cost is accommodation (B: 1.116 p <0.001), with the R-square value of 99.6%. Keywords: Schizophrenia, INA-CBGs, Real Cost.
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembiayaan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam implementasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Oleh sebab itu telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 111 Tahun 2013 Pasal 39 Ayat 3 yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2013,tentang pola pembayaran kepada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yaitu dengan Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs). Berdasarkan petunjuk teknis Sistem INA-CBGs yang terlampir dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014, dijelaskan bahwa INA-CBGs yaitu metode pembayaran prospektif dengan dasar pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis yang mirip/sama dan penggunaan sumber daya atau biaya perawatan yang mirip/sama. Salah satu penyakit yang ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional yang berbasis INA-CBGs adalah penyakit gangguan kesehatan jiwa. Penyakit gangguan kesehatan jiwa termasuk spesial grup dalam INA-CBGs, dimana besaran tarif dasar mendapat tambahan (top up) biaya, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko keuangan rumah sakit. Tambahan biaya ini didasarkan pada penilaian yang dilakukan pada awal fase sub akut (hari ke-43) dan awal fase kronis (hari ke-104) dengan menggunakan instrument WHO-DAS (WHODisability Assesment Schedule) untuk mengukur disabilitas. Dimana hasil skoring WHODAS tersebut akan diinput ke dalam software INA-CBGs pada kolom ADL (Activitiy Daily Living), selanjutnya software akan melakukan penghitungan tarif secara otomatis. Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 1 dan 3, kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya,
sedangkan orang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa dikatakan orang dengan gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah suatu perilaku yang ditandai oleh gangguan klinis yang signifikan terhadap kognisi individu, regulasi emosi, atau perilaku yang mencerminkan disfungsi dalam proses psikologis, biologis atau perkembangan yang mendasari fungsi mental (American Psychiatric Association, 2000). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2007, saat ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup dengan gangguan jiwa. Di Indonesia, berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia adalah 1,7 per mil. Sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat lanjutan dalam program JKN, Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum merupakan rumah sakit pemerintah yang menerima rujukan perawatan pasien gangguan jiwa. Berdasarkan data RSJ Sambang Lihum, jumlah pasien rawat inap pada tahun 2014 meningkat sebanyak 12,6 % dibandingkan dengan tahun 2013, dimana pada tahun 2013 jumlah pasien adalah 1.690 menjadi 1.903 pasien pada tahun 2014. Adapun tiga penyakit tertinggi yang ada di RSJ Sambang Lihum meliputi Skizofrenia sebanyak 77,4 %, gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif sebanyak 2,5 % dan gangguan psikotik polymurtik akut sebanyak 2,2%.Pembiayaan yang paling banyak digunakan adalah dengan JKN yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS) Kesehatan dengan sistem pembayaran INA-CBGs. Kendala yang sering ditemukan saat pelaksanaan sistem pembiayaan INA-CBGs adalah besaran klaim riil rumah sakit yang lebih besar daripada tarif INA-CBGs, terutama pada instalasi rawat inap. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Basirun dkk.,(2012) yaitu penelitian tentang analisis perbedaan pembiayaan berbasis tarif INA-CBGs versi 3.0 dibanding dengan tarif riil rumah sakit pada pasein Jamkesmas dengan kasus Skizofrenia Hebefrenik yang di rawat inap di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, dengan hasil selisih negatif sebesar 55,26% untuk tarif INA-CBGs termin 1. Sedangkan untuk RSJ Sambang Lihum sendiri belum pernah
dilakukan penelitian serupa, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap selisih tarif paket INA-CBGs dengan biaya riil dan analisis komponen biaya yang mempengaruhi biaya riil pada kasus Skizofrenia rawat inap di RSJ Sambang Lihum.