AI\ IA KA N,EO-MOD,b,RNISME DAN NEO. TRADISONALISME ISLAM Menimbang Posisi Pemikiran Nurcholish Madjid M. Ruqdi'
,
Abstract Nurcholish Madjid is a reformer intellectual Iskmic thoaght in Indonesia. Atfrst the idea ofreform has become Muslirn thinhing relies
on rationality, modernity, and the classical literatures of
Ishm.
Houeuer, rubsequent periods of
,tfo*
ideas haue becorne
Muslim thoughx shirt with a strong foothold in the classical literatures of fskm. Ifso, his thoughts not as a neo-modemist, but as d neo-traditionalist.
Keyword:
A-
Neo
-Tiadisionalirn, Neo-Modernism
Pendahuluan
Nurcholish Madjid adalah seorang pembaharu pemikiran Islam Indonesia yang senantiasa berpijak pada prinsip dasar alQur'an, Hadits, dan tradisi intelektual muslim. Ia memunculkan pemikiran renrang Islam dengan pemahaman baru yang berbeda dengan pemahaman kebanyakan kaum muslimin Indonesia. Sehingga ia dianggap oleh beberapa orang arau beberapa lcelompok,
telah melontarkan pemikiran renrang Islam yang progresif bahkan kontroversial.
Di antara pemikiran Nurcholish Madjid rentang Islam yang progresifdan kemudian mendapat kritikan misalnya adalah masalah sekularisasi, modernisasi, dan liberalisasi Islam. Sekularisasi yang dimaksudkan olehnya ialah ishhh dan rajdid, modernisasi ialah pengakuan akan kemampuan akal untuk memahami Islam, dan 'Perr.ulis adalah Dosen Sejarah Peradaban Islam pada Fakultas Ushulucldin STS
IAIN
lambi
1AJDID
Vc-rl.
IX, No. l,JANUARI-JUNI20t0
t25
liberalisasi ialah kebebasan berpikir dalam melakukan ijtihad.r
Bertitik tolak dari pemikiran Islam Nurcholish Madjid yang progresif ini banyak peneliti masalah-masalah keislaman di Indonesia, yang menjadikan gagasan dan pemikiran keislaman Nurcholish Madjid sebagai objekpenelitian. Hd ini menunjukkan bahwa Nurcholish Madjid berada pada posisi sebagai pemtaharu pemikiran Islam kontemporer yang penting di Indonesia, karena memang ia hadir dengan berbagai gagasan dan pemikiran keislaman yang aktual dan kontekstual. (Lihat misalnya Barron, lggg). Penelitian rentang pemikiran Islam Nurcholish Madjid dapat merupakan kegiatan keilmuan yang niscaya karena pemikiran Islam Nurcholish Madjid yang aktual dan kontekstual selalu muncul {alam berbagai karyanya. Pemikiran Islam Nurcholish Madjid bagaikan sumber mata air yang seldu mengalir. pemikiran Islam Nurcholish Madjid yang rasional, liberal, inklusif, dan aktual ini menjadi penilaian mengapa kemudian pemikiran Islam Nurcholish Madjid ditempatkan pada posisi sebagai "neo-modernisme" Islam.2
Penempatan pemikiran Islam Nurcholish Madjid pada posisi sebagai "neo-modernisme" Islam di Indonesia terbuka untuk ditimbang. Belakangan muncul penilaian, setelah dilihat adanya pergeseran pemikiran Islam Nurcholish Madjid yang apresiatif terhadap pemikiran radisi Islam klasik, sebagai "neotradisiondisme" Islam.
3
Pemikiran Nurcholish Madjid yang apresiatif terhadap khazanah tradisi Islam terlihat semakin jelas setelah ia purang dari menyelesaikan program s-3 di Chicago, Amerika serikat. Dibanding pra Chicago, pada pasca Chicago ia semakin konsens mengelaborasi masdah-masalah khazanah Islam klasik, misalnya masalah filsafat, kalam, fiqih, dan tasawuf. Bahkan sampai tingkat ' Nurcholish Madjid, Iskm Kemodernan dan l{eindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1999), h. 206-207 2 Greg Barton, Gagasan Iskm Liberal di Indonesia, pemihiran Neo-Modernisme Nurcholish Madiid Djohan Efendi Ahmad r,vahib dan Abdurrahman rvahid, rcrj. Nanang Tahqiq, (Jakarta: Paramadi'a-Pustaka Anrara c{an Adikarya-The Ford Foundarion, 1999), h. I 3 Azyumardi Azra, Menuju Masyarakat Madani, Gagasan Fahta dan Thntangan, (Bandung: Remaia Rosda Karya, 2000),h.157
126
TAJDID Vol. IX, No. l,JANUARI-JUNI 2010
ANTARA NEO.N{ODERNISME DAN NEO.TRADISONALISME...
tertenru ia tidak mempersoalkan keabsahan bahkan memberikan pembelaan terhadap ilmu-ilmu keislaman tradisional ini. a
B.
Riwayat Hidup Nurcholish Madiid Nurcholish Madjid lahir di Desa Mojoanyar, Jombang (17 Maret 1939) dan meninggal dunia di Jakarta (29 Agustus 2005). Ia menjalani masa kecil sampai awal masa sekolah di desanya. Pada usia enam tahun ia belajar al-Qur'an dari ayahnya, Abdul Madjid. Di samping itu,,ia memperoleh pendidikan dasardi Sekolah Ralryat (SR) pada pagi hari dan Madrasah al-\Tathaniyyah pada sore hari di tempat kelahirannya. 5 Setelah ramat SR dan Madrasah d-Vathaniyryah (1952), ia melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Darul 'Ulum Rejoso, Jombang. Di pesantren ini ia rerap memperoleh presasi yang terbaik dan mengagumkan. Namun ia hanya bertahan belajar selama dua tahun. Menurut beberapa data bahwa ia tidak betah lama belajar di Pesantren Darul 'Ulum karena ayahnya, Abdul Madjid, sebagai anggora NU tetap berafiliasi k M"ryrr-i dalam jalur politik. Sementara anggora-anggota NU lainnya memilih keluar dari Maqrumi sejak tahun 1952.Ini menyebabkan ia sering diejek sebagai orang NU kesasar. Ia pun pindah sekolah ke Pondok Modern Gonror, Ponorogo, Jawa Tirnur (1954) dalam usia 15 tahun.6
Setelah tamat dan setelah mengajar satu rahun di pondok Modern Gontor (1961), ia melanjutkan sekolah ke Fakultas Adab Jurusan sastera Arab dan Sejarah Peradaban Islam, Institut Ag*" Islam Negeri (IAIN) - sekarang Universitas Islam Negeri (UIN) - Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta dan selesai (1963) dengan predikat curnlaudc.
Kemudian Nurcholish Madjid berangkat ke Universitas Chicago Amerika Serikar untuk melanjutkan pendidikan ke a
Nurcholish Madjid, Masyarahat Religius, Membumikan Niki-niki ktam dalam Kehidupan Masyarahat. (Jakarta: Paramaclina, 2000), h. 201-269
t Greg Barron,
6
Gagasan Iskm Liberal di Indonesia, h.72 Greg Barton , Gagasan Islanz Liberal di Indonesia, h.74-75
TAJDID \rol. lX, No. l,JANUARI-JUNI 2010
t27
t.tt)dtt6
J-J
\r//ol
r,l:4Lr )clssell \L;/o'i)
LttrrrBau ttrtldt LwrnLt
Di Chicago pada mulanya, ia ingin memperdalam ilmu polidk di bawah bimbingan Leonard Binder. Namun setelah bertemu
dengan Fazlur Rahman, ia didorong untuk mengambil konsentrasi dalam bidang kajian Islam.T
Ketika kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah, ia memperlihatkan minatnya pada dua hal yaitu 1) kegiatan tulis menulis dan 2) organisasi. Kegiatan tulis menulis ia mulai dengan menerjemahkan makalah berbahasa Arab tentang fiqih 'IJmar bin KhaththAb yang kemudian dimuat di majalah Gema Iskm pimpinan Buya Hamka. Sejak itu ia aktif menuangkan pikiran-pikirannya dan dikirim untuk dimuat di berbagai media.
Untuk kegiatan organisasi, Nurcholish Madjid menjatuhkan pilihannya untuk berkecimpung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) (1963).Mengapa ia memilih HMI. Itu karena dorongan ayahnya agar ia mempunyai rasa hormat terhadap pemimpinpemimpin Masyumi.s Memang HMI mempunyai hubungan yang dekat dengan Masyumi walaupun hubungan itu diwarnai ketegangan sampai akhirnya Masyumi dibubarkan oleh Peresiden Pertama RI, Soekarno (1960). Ketegangan yang muncul karena ada perbedaan pandangan politik yang ajam antara HMI dan Masyumi. Dalam hal ini HMI dianggap pragmatis dan realistis sementara Masyumi masih seda mempertahankan prinsipnya semula yang progresif dan idealistis.e \Walau demikian, ketegangan hubungan ini
dugaan beberapa kalangan bahwa
HMI
tidakmenghilangkan
adalah mitra bahkan anak
kandung Masyumi. Padahal HMI ini merupakan organisasi independen dan mandiri. Independensi HMI dapat ditelusuri ke masa-masa sebelumnya di mana ia tetap lritis terhadap Masyumi. Sepanjang perjalanan sejarahnya, HMI mempunyai posisi yang menarik karena pada satu sisi ia selalu menolak bergabung dengan partai-partai politik Islam yang ada pada masa iru, sementara pada sisi lain ia senantiasa memeberi dukungan kepada partai-partai itu. 7
Greg Barton, Gagasan Islarn Liberal di Indonesia, h.85 Greg Barrorr , Gagasan Iskm Liberal di Indonesia, h.78 e Greg Barron, Gagasan Iskm Liberal di Indonesid, h. 59 8
t28
TAJDID Vol. IX, No. l,JANUARI-JUNI 2010
ANTARA NEO-N{ODERNISIVIE DAN NEO.TRADISONALIST{8...
Nurcholish Madj id ti dak salah menjatuhkan pilihan pada HMI karena ternyata pada tahun-tahun berikutnya HMI menjadi lahan yang subur baginya untuk bereksprimen dan mengaktualisasikan intelektualitasnya. Di FIMI ia mengikuti berbagai jenjang keorganisasian disertai prestasi yang mengagumkan. Posisi Nurcholish Madjid di HMI berjenjang mulai dari jabatan Ketua Komisariat sampai Ketua {Jmum PB HMI dua periode berturutturut (1966-1959,1969-1971). Dalam waktu yang bersamaan ia juga memainkan peranan yang penring dalam level internasiond. Pada waktu itu ia menjadi Peresiden Persatuan Mahasiswa Islarn Asia Tenggara (PEMIAT) (1967-1969). Lalu ia menjadi salah seorang pendiri dan menjabat'\fakil Sekretaris llmum Interntional Islamic Federation of Srudents Organization (IIFSO, yakni Federasi Organisasi Mahasisua Islam se-Dunia). r0 Selanjutnya ia mengadakan kunjungan ilmiah ke Amerika Serikat selama lima pekan (1968). Dalam kunjungan perramanya ke luar negeri itu, ia banyak melakukan p.ttg"-*n, dialog, dan diskusi. Dalam perjalanan pulang ia singgah di Arab Saudi, Irak, dan Kuwait selama dua bulan. Di sini ia juga menyajikan makalah dan mengadakan diskusi ilmiah.
Kunjungannya ke Amerika Serikat, seperri pengakuannya sendiri, adalah penting namun tidak memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan kunjungann/a ke Timur Tengah. Baginya bahwa kunjungannya ke Timur Tengah telah membuka rnatanya untuk melihat persoalan-persoalan yang berkaitan dengan wacana keislaman.rt Kunjungannya ke kedua wilayah yang berbeda secara sosial, kultural, dan religi memberi perbandingan yang kontras baginya. Ini membawanya unruk sampai kepada kesimpulan bahrva ternyata Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara non muslim bahkan negara sekuler, lebih religius dari pada negaranegara Timur Tengah yang umumnya dikenal sebagai "Negara Islam". (Gaus, [ed.], 2003: 212-213).
Kunjungan Nurcholish Madjid yang penama ke Timur itu membuka jalan baginya unruk melakukan kunjungan
Tengah
r0 Greg Barron, Gagasan Islam Liberal di Indonesia, h.7S-7g rr Greg Barron, Gagasan Iskm Liberal di Indonesia, h. 79
TAJDID Vol. IX, No. I,JANLIARI-JUNI 2010
129
M. Ruqdi
yang kedua. Ia mendapat undangan unruk berkunjung kembdi ke Arab Saudi di akhir tahun 1959. Saat itu ia sebagai tamu resmi Pemerintah Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji. Di sini ia juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke Irak, masih di awal zamarn pemerintahan Presiden Saddam Hussein. 12
umum PB HMI periode kedua (1969-1971), Nurcholish Madjid ditawari oleh Presiden Soeharto, melalui Ali Moertopo, untuk menjadi Ketua Umum Pertama KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia). Setelah menyelesaikan tugas sebagai Ketua
Ia menolaknya dengan alasan yang tidak dikemukakannya. Bagi Presiden Soeharto yang berusaha merangkul kalangan terpelajar muslim, prinsipnya yang penting Ketua Umum KNPI sebagai organisasi federasi bentukan pemerintah harus dari kalangan
HMI.
Maka tawaran ini diberikan kepadaAkbarTanjung dan akhirnya ia terpilih sebagai Ketua Umum KNPI yang pertama.
Nurcholish Madjid pun pernah menjadi Pemimpin llmum Mimbar, Jakarta {1973-1976), Direktur Lembaga Studi Islarn dan Kemasyarakatan (LSIK) (1972-1976), Direktur Lembagai Kebajikan Islam Samanhudi (LKIS) (1974-1977). (Nadroh, 1999: 26). Kemudian ia berangkat ke Amerika Serikat dalam rangka melanjutkan pendidikan untuk menyelesaikan program S-2 dan S-3 di Universitas Chicago (1978-1984).
Aktivitas Nurcholish Madiid tidak berhenti sampai di situ. Dengan dibantu oleh kolega-koleganya, ia mendirikan Yayasan 'Sfakaf Paramadina (1986). Sejak masa itu ia menjabat sebagai Direktur Yayasan itu sampai ia meninggal dunia QA05). Yayasan tersebut merupakan lembaga pengajian dengan fokus kegiatan diskusi keagamaan. Lembaga ini tumbuh sebagai lembaga yang kreadf bagi pencerahan umat muslim Indonesia. Kegiatannya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan umat muslim dalam menjawab tantangan zamen dan menyumbangkan tradisi intelektualitas bagi masyarakat dan bangsa. 13 Sepuluh tahun memimpin Yayasan 'Wakaf Paramadina, Nurcholish Madjid kemudian mendirikan Universitas Paramadina r2
Greg Barton, Gagasan khm Liberal di Indnnesia, h-79 Nurclrolish Madjid, Masyaruhat Religitu, Mernbumihan Nilai-nilai Islam dalam Kehidupan Masyaraleat. (Jakarta: Paramadina, 2000), h rr
130
TAjDID Vd. Ix, No. 1, JANUARI-JUNI
2010