BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita. Pakaian dapat menjadi salah satu penanda yang paling jelas dari penampilan luar, yang membuat seseorang berbeda dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok atau komunitas tertentu. Fashion bukan hanya tentang pakaian, tapi juga peran dan makna pakaian dalam tindakan sosial yang dapat mengekspresikan suatu identitas tertentu. Fashion juga bisa di metaforakan sebagai kulit sosial yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup, serta menjadi bagian dari kehidupan sosial. di sisi lain fashion dan pakaian dapat diterima dan digunakan oleh mayoritas anggota sebuah kelompok yang meliputi gaya, budaya, cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu yang mencakup tentang tata pakaian, potongan rambut, corak. hiasan, dan sebagainya. Fashion sudah menjadi trend di kalangan masyarakat modern, bahkan sudah menjadi budaya yang terus melekat dan berkembang dari masa ke masa. Tidak ada batasan usia untuk masyarakat yang ingin mengkuti perkembangan fashion. Jika kita berbicara tentang fashion sebagai budaya, Indonesia menjadi salah satu negara yang menganut beberapa budaya fashion. Salah satu budaya fashion yang ada di Indonesia adalah budaya fashion hijab bagi kaum perempuan. Budaya fashion hijab sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Namun, munculah fenomena yang saat ini di perbincangkan di Indonesia yaitu penyalahgunaan pemakaian busana hijab. Kejadian yang menghebohkan terjadi dimana busana hijab yang seharusnya menjadi busana untuk menutupi aurat menjadi busana yang dipakai untuk sekedar gaya dan mengikuti trend masa kini. Selain itu banyak juga kaum wanita yang berbusana hijab namun masih menunjukan lekuk tubuh, padahal dalam ayat suci Al-Quran hal itu diharamkan. Fenomena selanjutnya adalah dimana busana hijab di Indonesia menjadi kategori busana kelas atas dan harga nya cenderung tinggi, ditambah lagi dengan muncul nya macam macam tipe kerudung hijab dengan bentuk
tertentu dan model baru busana muslim dengan beberapa tambahan motif dan pelengkap yang eksklusif dan elegan. Sebagai salah satu negara dengan tingkat persaingan industri yang sangat tinggi, Indonesia menjadi salah satu Negara pengrajin busana hijab salah satunya adalah Kota Bandung. Berbagai merek produsen busana hijab berlomba lomba agar produk nya diminati oleh kaum perempuan penikmat busana hijab. Tidak jarang para produsen busana hijab bersaing membuat busana terbaik agar di minati pengguna nya, sebagai contoh merek Shafira, ZOYA, dan Rabbani. Ketiga merek tersebut saat ini menjadi merek yang sering disebut oleh para kaum perempuan penikmat fashion hijab. Demi meraih konsumen para produsen busana hijab menggunakan beberapa media sebagai promosi. Contoh media cetak tabloid, iklan majalah, koran, banner, spanduk, dan lain-lain. Contoh media digital seperti iklan TV, Product Placement, bahkan ada beberapa merek yang menggunakan public figure atau selebritis sebagai brand ambassador untuk mempromosikan produknya. Semua itu sangat berkaitan erat dengan sarana visual dan grafis terutama dalam bidang fotografi. Fotografi
bisa
dikatakan
sebagai
sebuah
aktivitas
mengabadikan
gambar
menggunakan kamera. Sebagai sarana visual, sebuah foto dapat menyampaikan pesan maupun suatu value tertentu. Foto juga bisa menjelaskan tentang cerita, kejadian, permasalahan, maupun apa yang terjadi pada waktu tertentu. Fotografi tidak hanya digunakan untuk mengabadikan momen saja, namun di Indonesia sendiri fotografi juga digunakan sebagai sarana media promosi untuk kebutuhan industri. Ada beberapa macam kategori untuk fotografi industri salah satunya yaitu fotografi di bidang fashion. Fotografi ini biasa digunakan untuk mempromosikan produk-produk primer yang sudah dikenal di masyarakat. Mengingat kembali tentang industri fashion hijab yang tergolong High Fashion, sebetulnya diluar sana masih bayak produk fashion hijab yang memiliki kualitas setara dengan merek ternama dengan harga yang relatif terjangkau dan memiliki desain serta pola pakaian yang sesuai dengan ajaran agama islam. Salah satunya adalah THIA LABEL. THIA LABEL adalah salah satu produsen dan pengrajin busana hijab yang ada di kota Bandung. Produk yang dihasilkan THIA LABEL berupa baju muslim, Sepatu, dan
beberapa aksesoris busana hijab. Selain model yang bervariatif dan corak warna yang unik, kualitas produk yang bagus dan harga yang terjangkau adalah salah satu kelebihan dari THIA LABEL. Saat ini THIA LABEL lebih mengandalkan media sosial sebagai sarana promosi, akan tetapi dengan adanya pesaing besar seperti Shafira, Rabbani, dan ZOYA, THIA LABEL meningkatkan penjualan. Unsur visual yang ada di beberapa media sosial THIA LABEL kurang menarik dan media promosi yang digunakan pun terbilang kurang berhasil menarik perhatian konsumen. Semua ini membuat nama THIA LABEL tidak tertanam di benak konsumen. Untuk itu THIA LABEL membutuhkan tambahan media visual untuk sarana promosi. Maka dari itu penulis berpendapat bahwa fotografi adalah salah satu cara yang tepat untuk menginformasikan THIA LABEL dan meningkatkan daya tarik untuk konsumen. Penulis memutuskan untuk membuat perancangan fotografi untuk THIA LABEL, dan akan berkerjasama dengan seorang desainer grafis yang hasil akhirnya akan di implementasikan kedalambeberapa media promosi. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. a)
Fenomena busana fashion hijab menjadi kategori high fashion dengan harga
b) c)
yang relative tinggi. Munculnya merek ternama dan pesaing yang lebih unggul. THIA LABEL kurang di minati oleh masyarakat khususnya di Kota
d)
Bandung. THIA LABEL memerlukan sebuah media yang bisa meyakinkan konsumen untuk membeli produk dan sebagai sarana promo guna menginformasikan nilai dan identitas yang dimiliki.
1.2.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang dihadapi dalam perancangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut, Bagaimana merancang fotografi dengan menekankan nilai dan identitas untuk meningatkan daya tarik konsumen terhadap THIA LABEL.
1.3 Ruang Lingkup Dalam kaitannya dengan bidang studi Desain Komunikasi Visual, berikut ini adalah batasan masalah yang akan dilakukan selama proyek tugas akhir ini, adalah: 1. Penulis akan membuat perancangan fotografi untuk THIA LABEL, yang hasilnya akan di implementasikan ke beberapa media promosi. 2. Perancangan ini ditujukan bagi kalangan perempuan remaja dan dewasa umur 30-40 tahun dan merupakan golongan ekonomi menengah yang menyukai busana hijab. 3. Waktu perancangan Tugas Akhir ini dilakukan dari bulan Februari hingga Agustus 2015, sedangkan penggunaan hasil perancangan fotografi akan dimuat ke beberapa media sosial pada 1 Juli hingga 30 september 2015. Lokasi penelitian berada di toko THIA LABEL di Jalan Burangrang no.40, Bandung. Kemudian lokasi perancangan fotografi dilaksanakan di kota Bandung. 1.4 Tujuan Perancangan Perancangan fotografi ini bertujuan untuk, Menginformasikan nilai dan identitas THIA LABEL agar lebih diminati oleh masyarakat Kota Bandung maupun Luar Kota.
1.5 Metode Pengumpulan Data A. Wawancara Menurut Sugiono (2009:317) : Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi. Wawancara akan dilakukan secara langsung terhadap pemilik THIA LABEL yaitu Fathia Pratiwi untuk mendapatkan data yang akurat dan untuk mengetahui masalah apa saja yang dialami oleh THIA LABEL serta apa saja yang dibutuhkan THIA LABEL agar perancangan fotografi berjalan dengan baik. Selain itu penulis juga akan mewawancarai fotografer fashion yang ada di Kota Bandung yaitu Aldhy Eka Putra
untuk mendapatkan seputar informasi secara teknis tentang bagaimana dan apa saja yang dibutuhkan untuk merancang fotografi. B. Kuesioner Suharsimi Arikunto (2006:151)
menjelaskan angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Menyebarkan kuesioner kepada target audience dan komunitas hijabers di Kota Bandung untuk mendapatkan data yang diperlukan demi lancarnya perancangan fotografi busana hijab THIA LABEL. C. Studi Pustaka Nazir (1988:112). Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan Penulis mencari data dengan cara mengumpulkan materi-materi melalui buku-buku desain, literature fashion, fotografi, busana muslim, dan internet untuk memperoleh teori-teori yang dibutuhkan. Selain itu data sekunder dari penelitian serupa akan dipergunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. D. Observasi Menurut Supardi (2006:88) : Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki”. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa metode observasi sebagai alat pengumpul data adalah kegiatan pengamatan (secara inderawi) yang direncanakan, sistematis, dan hasilnya dicatat serta dimaknai (diinterpretasikan) dalam rangka memperoleh pemahaman tentang subjek yang diamati. Penulis akan melakukan pengamatan objek pengamatan identitas visual terdahulu, pesaing, dan data lainnya. Proses pengamatan ini berlangsung di lokasi toko THIA LABEL di kota Bandung dan melalui percakapan personal maupun pesan singkat dengan pemilik THIA LABEL dari bulan Februari hingga Agustus 2015. 1.6 Analisis Analisi Matriks
Tjetjep Rohendi Rohidi (2011 : 247-249) menjelaskan bahwa matriks merupakan alat yang rapi baik bagi pengelolaan informasi maupun bagi analisis. Sebuah matriks memuat kolom dan baris, yang memunculkan dua dimensi yang berbeda, konsep atau seperangkat informasi. Matriks juga sangat berguna untuk membuat perbandingan seperangkat data, misal mengidentifikasi perbedaan dan persamaan data dalam penelitian.
1.7 Kerangka Penelitian
Latar Belakang Masalah Fenomena busana fashion hijab yang menjadi kategori busana kelas atas Kurangnya minat konsumen terhadap THIA LABEL
Ide Perancangan fotografi untuk menginformasikan nilai dan identitas THIA LABEL Memberitahukan bahwa fashion hijab tidak harus didapat dengan harga yang relatif mahal melalui produk THIA LABEL
Analisis Data Wawancara Studi Pustaka
Konsep Perancangan Perancangan fotografi
Observasi Kuesioner
Teori Teori Fotografi Teori Layout Teori Fashion Teori Hijab Teori Periklanan
Hasil Perancangan Media visual berupa foto
Hasil Akhir Kaum perempuan penikmat busana fashion hijab mengerti tata cara berbusana hijab serta bisa mendapatkan busana hijab dengan harga terjangkau dan THIA LABEL dapat meningkatkan penjualan
B Bagan 1.1 Kerangka Penelitian (Sumber: Dokumentasi pribadi)
1.8 Pembabakan Bab I Pendahuluan Menjelaskan tentang, latar belakang, permasalahan, ruang lingkup, tujuan perancangan, teknik pengumpulan data, kerangka perancangan serta pembabakan.
Bab II Dasar Pemikiran Menjelaskan tentang teori fotografi, teori warna, teori layout, fotografi komersil, dan teori-teori lainnya yang dirasa perlu dalam proses perancangan fotografi busana hijab THIA LABEL Bab III Data dan Analisis Masalah
Data Menjelaskan data tentang yang berkaitan dengan data pemberi proyek, data produk atau ide yang akan digarap, data khalayak sasaran, data hasil observasi, wawancara, dan data-data lainnya yang dianggap perlu dalam proses perancangan perancangan fotografi busana hijab THIA LABEL
Analisis Menjelaskan teori-teori yang sudah diterapkan pada dasar pemikiran yang kemudian dihubungkan dengan data yang telah dikumpulkan, untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dan memberi solusi yang tepat dalam proses perancangan fotografi.
Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Menjelaskan tentang perancangan konsep yang akan digunakan dalam perancangan fotografi busana hijab THIA LABEL . Seperti konsep pesan, konsep kreatif, konsep visual dan konsep media.
Bab V Penutup Menjelaskan tentang kesimpulan, saran dan masukan yang didapat selama proses pembuatan tugas akhir dan juga selama proses sidang.