Belok Mendadak, Beat Ditabrak Fortuner Satu Tewas PURWOREJO, FP – Tabrakan antara Toyota Fortuner AB 1142 DJ yang dikemudikan Aan Darmawan Nugroho (37) warga RT 01 RW 11, Desa Kebur Lor Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Sleman dengan sepeda motor Honda Beat AA 6193 TL yang dikendarai Fari Mulatsih (21) berboncegan dengan Sahati (53) keduanya warga RT 01 RW 05 Desa Krandegan, Kecamatan Bayan mengakibatkan Sahati tewas di lokasi kejadian. Kecelakaan terjadi di jalan Daendeles, tepatnya depan Toko Bangunan Kalisari Desa Munggangsari, Kecamatan Grabag, Sabtu (14/1) sekitar pukul 10.15 WIB. Kasat Lantas Polres Purworejo, AKP johan Valentino Nanuru melalui Kanit Laka Edi Winawan menjelaskan, sebelum kejadian Toyota Fortuner yang dikemudikan Aan Darmawan melaju dari arah timur ke arah barat (Yogyakarta – Banyumas). Sementara didepanya melaju sepeda motor Honda Beat yang dikendarai Fari Mulatsih berboncengan dengan Sahati. Tiba dilokasi kejadian tiba-tiba sepeda motor Honda Beat berbelik kanan, arah utara. ” Karena jarak terlalu dekat tabrakan tidak bisa dihindari, ” jelas Iptu Edi Winawan. Akibatnya sepeda terlempar dan terseret hingga beberapa meter. Fari Mulatsih mengalami luka-luka dan dilarikan ke Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo untuk mendapat perawatan medis. Sedang Sahati mengalami luka cukup serius dan meninggal di lokasi kejadian. Guna kepentingan pemeriksaan lebih lanjut, kini pengemudi Toyota Fortuner beserta mobilnya diamankan di Unit Laka Sat Lantas Polres Purworejo.
Program Bedah Rumah Desa Wanurejo Diduga Bermasalah PURWOREJO, FP – Program bantuan bedah rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahaan Rakyat tahun 2015 di Desa Wanurejo, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo diduga bermasalah. Dari 151 peserta bedah rumah, 30 diantaranya belum selesai. Belum selesainya 30 rumah itu dikarenakan pasokan material dari supplier terhenti. Kalupun didrop itupun terkesan tersendat-sendat. Padahal program tersebut sesuai kontrak sudah harus selesai pada bulan Desember 2015 lalu. Akibatnya banyak warga penerima bantuan terpaksa numpang tidur ditempat familinya. Bahkan ada juga warga yang rela tidur di kandang kambing lantaran tidak ada lagi tempat untuk menumpang. Maniso (48) dan Khidir misalnya, warga yang tinggal di RT 01/02 Desa Wanurojo mengaku mendapatkan bantuan bedah rumah sebesar Rp 15 juta. Dalam pemberian bantuan itu awalnya warga disuruh memilih material apa saja yang dibutuhkan. Maniso menerima bantuan barang berupa 60 sak semen, 11 ribu batu bata, 50 batang besi dan pasir sejumlah 5 rit. “Material yang belum diberikan masih 2 ribu batu bata, 15 sak semen, “ jelas Maniso. Penerima bantuan lainya, Khoiri (40), warga RT 02/02 Desa Wanurojo, mengaku mendapat bantuan sebesar 10 juta, sampai saat ini baru mendapatkan material berupa 30 sak semen, 20 batang besi, 2 rit pasir, dan 4 ribu batu bata. Padahal seharusnya, panitia memberikan sebanyak 5 ribu batu bata, 30 besi, 57 sak semen dan pasir 1 rit. “Kalau satu rumah saja masih kurang 10 sak semen, jika dikalikan 30 rumah ada berapa
semen yang belum diberikan,” ujarnya. Akibat bedah rumah tak kunjung selesai, Khidir dan istri beserta 2 anak terpaksa tinggal di tempat seadanya. Khidir dan keluarganya tinggal di bangunan samping rumah yang awalnya berfungsi sebagai kandang ayam dan kandang kambing. Kondisinya sangat mengenaskan, tempat itu hanya berisi dipan sederhana dan dinding yang hanya ditutupi lembaran kain bekas spanduk. Khidir dan keluarganya tinggal ditempat bekas kandang ayam dan kambing itu sejak bulan Oktober 2015. Kepala Desa Wanurejo, Maeno saat ditemui dirumahnya, Jumat (18/2/2016) mengaku tidak tahu menahu masalah proyek bedah rumah tersebut karena semua sudah diserahkan perangkat desa. Yakni Hariono selaku Sekretaris Desa (Sekdes) dan Sarjono yang menjabat sebagai Kepala Urusan Keuangan (Kaur Keuangan). “Semua sudah saya serahkan ke Sekdes dan Kaur keuangan, jadi yang lebih tahu persoalan proyek ini ya kedua orang itu,” kata Maeno.
Maeno, Kades Wanurejo Menurut Maeno, selama ini dirinya hanya mendapat laporan dari perangkatnya mengenai perkembangan proyek bedah rumah itu. Kata Maeno, berdasarkan laporan, keterlambatan proyek itu karena pihak supplier tidak mengirim material. “Penyebab lainnya karena faktor cuaca dan bertepatan dengan bulan Suro.
Warga disini mempunyai keyakinan kalau bulan Suro tidak boleh mbangun rumah,” tuturnya. Disinggung siapa supplier yang menangani program bedah rumah itu Maeno mengaku tidak tahu dari CV mana dan siapa namanya. Atas keterlambatan itu pada tanggal 13 Februari 2016 pihak desa pernah dipanggil ke Dinas PU Kabupaten Purworejo. Dalam pertemuan itu pihak desa diperintahkan untuk segera menyelesaikan program itu dan diberi waktu sampai tanggal 15 Februari 2016. Namun sampai sekarang kenyataan proyek itu tidak kunjung selesai. Program bantuan bedah rumah di Desa Wanurejo pada awalnya tercatat 153 peserta. Namun karena dua peserta tidak memenuhi kriteria maka yang mendapat bantuan hanya 151 orang. Berdasarkan peraturan yang ada, jika penerima bantuan bedah rumah dalam satu desa lebih dari 100 orang maka suppliernya harus dua CV. Namun begitu dari program bedah rumah tersebut yang muncul hanya satu supplier sedang yang satunya tidak diketahui. Oleh karena itu banyak yang menduga sebenarnya hanya ada satu supplier saja sementara yang satunya fiktif.
Ribuan Peserta Ikuti Lomba Mancing HUT Brimob Sedikitnya 3000 peserta ikut ambil bagian dalam lomba mancing dalam rangka Hari Ulang Tahun Brimob Subden 4 C Kutoarjo yang ke-70, Sabtu (12/12). Kegiatan dilaksanakan di saluran irigasi sungai Sudaragan Kelurahan Sidarum, Kecamatan Kutoarjo. Sebelumnya terlebih dahulu saluran irigasi itu dibendung.
Dalam lomba itu panitia menyebar sekitar 2500 ikan lele. Para peserta berasal dari Kutoarjo dan sekitarnya. Bagi peserta yang berhasil mendapatkan ikan terberat disediakan hadiah utama berupa uang saku Rp 2,5 juta. Untuk pemenang kedua disediakan hadiah uang sebesar Rp 1,5 juta dan pemenang ketiga uang saku sebesar Rp 1 juta. “ Ada sekitar 3000 an peserta yang ikut dalam lomba mancing ini. Para penghobi ini datang dari Kutoarjo, Purworejo dan sekitarnya,” kata Komandan Kompi Detasemen 4 C Kutoarjo AKP M, Noorcholis di sela-sela lomba. Dijelaskan, dalam lomba mancing tersebut lele yang dipancing jenis Albino. “Jangan dilihat dari hadiahnya, tapi tujuan kegiatan ini untuk memperkokoh kembali tali silaturahmi dan menjalin rasa persatuan antar warga setelah pelaksanaan Pilkada bupati,” tuturnya. Disamping HUT Brimob ke – 70, lomba mancing juga digelar dalam rangka Ulang Tahun BRI ya ke- 120. Dari pagi hingga sore para peserta nampak sangat antusias. “Selain memang sudah hobi, kami disini juga berharap mandapat hadiah,” ujar Tono, salah satu peserta lomba mancing.
Komisi B DRPD Provinsi Jateng : Harga Cabai Sangat Pedas PURWOREJO, FP – Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Purworejo terkait cabai. Rombongan yang dipimpin oleh M Chamim Irfani selaku Ketua Komisi B DPRD Povinsi Jawa Tengah tersebut, diterima oleh Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH dan beberapa pejabat
instasi terkait di Ruang Bagelen Kompleks Kantor Bupati Purworejo, Senin (30/1). Ketua Komisi B DPRD Povinsi Jawa Tengah M Chamim Irfani menjelaskan, kunjungan kerja kali ini lebih fokus meninjau tanaman cabai yang harganya melambung belakangan ini. Sebelumnya, ia beserta rombongan juga telah meninjau beberapa sentra petani cabai di Kecamatan Secang dan Grabag Kabupaten Magelang. “Kita merasakan bersama harga cabai pedas sekali. Kami mendapatkan informasi petani di Kabupaten Magelang, bahwa petani disatu sisi senang harga cabai tinggi, tetapi disatu sisi juga agak gelisah. Karena ketika harga cabai tinggi bisa mempengaruhi inflasi,” katanya. “Inflasi itu merupakan tekanan bagi pemerintah karena akan mengganggu pertumbuhan ekonomi. Yang kemudian ada alasan bagi importir untuk mendatangkan cabai import,” imbuhnya. Chamim
menambahkan,
walapun
ada
gangguan
musim
yang
menyebabkan beberapa daerah gagal panen, namun yang terjadi di Kecamatan Secang 90 persen tanaman cabai berhasil dipanen. Demikian juga di Kabupaten Temanggung, tidak ada kegagalan yang berarti. “Artinya dari sisi produktifitas itu wajar. Tetapi harga kok tinggi. Apakah ini sebuah keniscayaan pasar, atau sebuah kreatifitas para pelaku pasar. Karena kita pahami bersama, dari petani sampai kosumen itu ada tujuh yang harus dilewati, sehingga harga sangat tinggi sampai ke konsumen,” ujarnya. Sementara itu, dalam sambutannya Wabup menjelaskan, dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas cabai, pemkab telah meluncurkan program peningkatan produksi dan produktivitas. Yakni, melalui kegiatan peningkatan produksi, produkitivitas dan mutu tanaman hortikultura. Bahkan, pada tahun 2016 lalu, Kabupaten Purworejo telah mengalokasikan kegiatan penanaman cabai merah dan cabai rawit, masing-masing
seluas 45 hektar. L e b i h j a u h W a b u p m e n j e laskan, secara keseluruhan pada tahun 2016 petani Purworejo mampu memproduksi 11.107 ton cabai merah. Jumlah tersebut dihasilkan dari lahan seluas 323 hektar di Kecamatan Pituruh, Kemiri dan Ngombol. Sedangkan untuk produksi cabai rawit, mampu memproduksi sebanyak 9.113 ton dari lahan seluas 296 hektar di Kecamatan Purworejo, Butuh dan Grabag. “Untuk harga cabai di tingkat petani Kabupaten Purworejo, cabai merah keriting Rp 40.000/kg, cabai sayur Rp 20.000/kg dan cabai rawit Rp 100.000/kg,” katanya. Wabup menambahkan, permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan cabai merah dan cabai rawit di Kabupaten Purworejo adalah serangan organisme pengganggu tanaman. Selain itu juga sangat dipengaruhi oleh iklim yang kurang mendukung, seperti curah hujan yang tinggi dan banjir.
“Serangan organisme pengganggu tanaman dan juga iklim yang kurang mendukung, seperti curah hujan yang tinggi dan banjir juga mempengaruhi upaya pengembangan cabai,” pungkasnya. Setelah diterima Wabup, rombongan meninjau tanaman cabai seluas 125 ubin milik Marsono warga Desa Pacor Kecamatan Kutoarjo. Di lahan tersebut, Marsono menaman cabai jenis cabai merah keriting. Marsono menjelaskan, ia tidak menanam cabai rawit karena memerlukan waktu panen yang lebih lama dan perawatan yang lebih sulit dibanding jenis cabai yang lain. Dijelaskan Marsono, selama ini ia menjual langsung hasil panennya ke pedagang di pasar. “Saya menjual cabai merah keriting Rp 32 ribu ke pedagang di pasar. Saya jelasnya.
sendiri
yang
mengantar
langsung
ke
pasar,
Supir Mabuk, Innova Tubruk Avanza, Empat Luka-luka PURWOREJO, FP – Kecelakaan lalu lintas mengakibatkan empat penumpang Mobil Toyota Avanza mengalami luka-luka terjadi di jalan Raya Purworejo-Yogyakarta km 3-4 tepatnya sebelah barat Kantor PU Desa Popongan Kecamatan Banyuurip Kamis (3/8) sekitar pukul. 05.30 WIB. Kanit Laka Lantas Polres Purworejo, Iptu Edi Winanto mengatakan, sebelum kejadian, Toyota Avanza nopol AA 9115 EC yang dikemudikan Totok Sutrimo (26) warga Jalan Cemara Raya RT 07 RW 09 Sidorejo, Salatiga dengan tiga penumpang masingmasing Santika Dewi (25) warga RT 02 RW 02 Desa Megulung Kidul
Kecamatan Pituruh, Agung Dwi Cahyo (18) warga RT 02 RW 04 Desa Kaliboto Kecamatan Bener, dan Ayu Lispratiwi (20) mahasiswa warga Dusun Boro Masjid RT 01 RW 02 Desa Boro Kulon Kecamatan Banyuurip melaju dari arah selatan ke utara dengan kecepatan tinggi dan berjalan oleng. Tiba dilokasi kejadian laju Toyota Avanza semakin zig zag, pada saat bersamaan dari arah utara melaju mobil Toyota Innova nopol R 8916 JH yang dikemudikan Giantama Adhi Prima (30) warga RT 01 RW 01 Desa Kalipucuk Kidul Kecamatan Kalibagor, Banyumas. Meski Toyota Innova sudah berusaha menghindar namun karena laju Avanza kencang dan zig zag maka tabrakan tidak bisa dihindarkan. Akibatnya penumpang kedua mobil mengalami lukaluka dan harus dilarikan ke RSUD Tjirowardoyo Purworejo. “Dugaan sementara karena pengemudi Toyota Avanza ngantuk dan tidak bisa mengendalikan kendaraan, ” kata Kanit Laka. Akibat kejadian itu Totok Sutrimo mengalami luka pada kaki kanan dan dagu, Santika Dewi luka paha kanan, Agung Dwi Cahyo luka pada hidung dan kepala bagian depan, dan Ayu Lispratiwi luka dibagian perut. Kanit Laka Lantas menghimbau, untuk menghindari kecelakaan bagi para pengemudi yang merasa ngantuk atau capai sebaiknya berhenti dan beristirahat. “Jangan memaksa karena akibatnya bisa fatal, ” kata Kanit Laka.
Polres
Kebumen
Bagi
Bagi
Takjil Selama Bulan Ramadhan KEBUMEN –FP- Mulai puasa hari pertama di tenda Polisi tepatnya di depan Masjid Agung Kota Kebumen rame warga kebumen mengantri untuk dilayani Polisi. Antrian warga Kebumen ini bukan dalam rangka pendataan pelanggaran lau lintas, melainkan Polres Kebumen sedang membagikan takjil gratis kepada para warga yang bersedia mampir ke tenda yang disediakan Polres Kebumen, Rabu (08/06/2016). Kapolres Kebumen AKBP Alpen, SH, SIK, MH mengatakan, pembagian takjil kepada warga ini akan diselenggarkan Polres Kebumen sampai akhir puasa Ramdhan tahun ini, selama tidak ada kegiatan dari Polres yang sifatnya mendesak. Selain bertujuan untuk menyemarakkan bulan suci Ramadhan, pembagian takjil ini sekaligus sebagai sarana mensosialisasikan tertib lalulintas agar nantinya saat momen mudik lebaran, para pengendara lebih mengutamakn keselamatan berkendara. Melalui Kasubbag Humas Polres Kebumen AKP Wasidi SH, Kapolres mengatakan, meski menu yang dibagikan terbilang sederhana, namun antusias masyarakat cukup dirasakan. “Ternyata banyak dari warga yang menerima takjil, ada beberapa pengendara dari luar kota yang kebetulan melintas Kebumen. Sehingga dengan adanya pembagaian ini sangat dirasakan bagi warga yang kebetulan tidak membawa bekal saat bepergian untuk membatalkan puasanya saat berbuka,” ucap Wasidi. Wasidi menambahkan, pembagian takjil gratis Polres Kebumen ini, dibuka untuk seluruh warga yang bersedia mampir ke tenda polisi di depan Masjid Agung Kebumen, dan pembaian setiap harinya dibuka pukul 17.15 wib. (Kun)
Anggota Polres Kebumen Dirazia Kelengkapan Kendaraannya KEBUMEN, FP – Razia kelengkapan kendaraan bermotor tidak hanya dilakukan kepada para pengguna jalan saja, namun personel polisi juga dilakukan razia kelengkapannya. Sebelum apel pagi rutin digelar, Selasa (07/03), para personel Polres Kebumen yang hendak mengikuti apel pagi dikejutkan dengan razia kelengkapan berkendara oleh Propam Polres Kebumen. Mulai dari Brigadir hingga Inspektur serta PNS, semua tidak bisa menghindar razia dari Propam Polres Kebumen yang saat itu dipimpin langsung oleh Kasi Propam Polres Kebumen IPTU Sumardi, SH. Iptu Sumardi menerangkan, bahwa razia ini sebagai imbangan adanya Operasi Simpatik yang di gelar hingga tanggal 21 Maret mendatang. Nampak juga dalam razia yang digelar di gerbang masuk Polres Kebumen, IPTU Sugito selaku KBO Sat Lantas Polres Kebumen bergabung bersama Propam mengecek seluruh pengendara yang akan memasuki Mapolres. Kapolres Kebumen AKBP Alpen, SH, SIK, MH melalui Kasi Propam mengatakan, jika ditemui ada pelanggaran akan langsung ditindak. “Kami catat siapa pelanggarnya dan pelanggarannya, nantinya data itu akan menjadi pertimbangan dalam karirnya,” ucap Sumardi. Dijelaskan, dari hasil razia yang digelar mulai pukul 07.30 hingga 07.45 WIB, tidak ditemui pelanggaran. “Semua sudah sesuai ketentuan, tidak ditemui pelanggaran ataupun penyimpangan dalam operasi tadi. Hasil operasi ini akan kita laporkan ke Kapolres Kebumen dan Satuan atas dalam hal ini Polda Jateng bahwa Polres Kebumen telah melakukan operasi ke dalam,” tutupnya.
Wakil Bupati Purworejo Canangkan PIN Di Kelurahan Baledono PURWOREJO,FP – Wakl Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH mencanangkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio 2016 Kabupaten Purworejo. Pelaksanaan PIN secara serentak di Kabupaten Purworejo dimulai 8 sampai 15 Maret 2016 dengan sasaran balita yang burumur 0 – 59 bulan. Pencanangan PIN di Kabupaten Purworejo dipusatkan di Kelurahaan Baledono, Kecamatan/Kabupaten Purworejo, Selasa (8/3/2016). Pencanangan ditandai dengan pemberian imunisasi polio oleh Wakil Bupati, Yuli Hastuti kepada seorang balita. Dalam sambutannya Yuli Hastuti mengatakan, program PIN polio yang telah dilaksanakan secara masal beberapa kurun waktu terkhir ini terbukti efektif untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut. Namun demikian hendaknya masyarakat tidak lalai dan tidak berhenti memberikan imunisasi kepada anaknya sesuai dengan tahapan usia yang dianjurkan. Tidak dipungkiri bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat yang merasa khawatir jika anaknya diberi imunisasi. Masyarakat takut anaknya akan sakit setelah diberi imunisasi. “Pemahaman dan pengenalan seperti inilah yang harus disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak takut dan dengan senang hati membawa anaknya untuk diimunisasi,” ucap Yuli Hastuti. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, dr Kuwantoro M,Kes menjelaskan, jumlah anak balita yang akan divaksin polio selama 7 hari sebanyak 48.590 anak yang tersebar di 16 kecamatan. Pelaksananya terdiri atas 459 tenaga
kesehatan, dibantu oleh 3.105 kader kesehatan yang tersebar di 1.215 Pos PIN. Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo menargetkan 95% anak-anak balita tersasar imunisasi polio dalam Pekan Imunisasi Nasional “Itu merupakan target minimal,”tegas dr. Kuswantoro, M.Kes. Hadir dalam kesempatan itu, Staf Ahli Bupati, drg. Nancy Megawati, M.M; Kabag Kesra Drs. Bambang Sadyo Hastono, M.H; Camat Purworejo, Drs. Edy Novianto; Ketua TP PKK Ny. Fatimah Agus Bastian; dan Kepala Kelurahan dan Kades se-Kecamatan Purworejo.
Diduga Rusak Makam Mbah Lancing, Lima Peziarah Diamankan Polsek Mirit KEBUMEN, FP – Lima orang peziarah yang diduga melakukan perusakan Cagar Budaya Makam Mbah Lancing Mirit, Kebumen, diamankan oleh Polsek Mirit. Tindakan pengamanan itu terpaksa dilakukan untuk mengantisipasi amukan warga Desa Mirit atas tindakan para peziarah itu. Menurut Kapolsek Mirit AKP Sapto Wahono, kejadian itu berawal dari kedatangan ke rombongan peziarah yang terdiri dari Marlan Sapingi (52), Ahmad Ghazanfar Husain (24), Moch. Azan Nuriksan (30), Ahmad Mirja Mustakim (22), dan Ridwan Arif (32) yang kesemuanya warga Jalan Rawa Bebek Rt. 05 RW. 01 Pulau Gebang , Cakung , Jakarta Timur dengan menggunakan sebuah mobil, pada hari Minggu (29/1) sekitar pukul 09.00 WIB. Kepada Juru Kunci Makam, Mbah Simoh (65), mereka mengutarakan
maksudnya untuk membersihkan makam. Juru kunci yang tidak menaruh curiga pun mengijinkan. Namun pada saat membe rsihk an makam , para pelak u memin dahka n batu bata dan tumpukan kain yang menutupi makam, mengetahui hal itu, juru kunci pun menegur dan melarangnya. Namun bukan menerima dan meminta maaf, justru salah seorang dari rombongan itu marah-marah dan mengeluarkan kata-kata yang menantang serta mengancam akan membakar makam Mbah Lancing. Warga sekitar yang mendengar kejadian itu pun bereaksi keras hingga terjadi keributan, beruntung diantara warga ada yang melaporkan ke Polek Mirit. Sehingga dengan segera, anggota jaga Polsek Mirit langsung meluncur ke lokasi kejadian.
Melih at situa si yang kuran g mengu ntung kan dari segi perso nil, Polse k Mirit pun menghubungi Polres Kebumen untuk meminta back up personil. Situasi yang sempat mencekam pun bisa dicairkan. “Guna mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan dan pemeriksaan lebih lanjut kami membawa para pelaku ke Polsek Mirit.” kata Kapolsek Mirit. Menurut AKP Sapto Wahono, tindakan pelaku bisa dianggap melanggar Pasal 26 Undang undang Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 1992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya. Makam Mbah Lancing Mirit yang terletak di Desa Mirit, Kecamatan Mirit, Kebumen sudah cukup dikenal masyarakat luas. Bukan hanya masyarakat Kebumen saja, tapi juga luar daerah.
Pada malam terte ntu tempa t terse but banya k dikun jungi pezia rah baik dari Kebumen maupun luar daerah. Tujuanya beragam, dari sekedar ziarah hingga ada yang ngalap berkah. Nama asli Mbah Lancing Mirit adalah Kyai Baji. Konon semasa hidupnya si Mbah senang memakai kain batik untuk bebedan (lancingan), sehingga kemana pun pergi ia selalu memakai lancing, dan karena itu ia disebut Mbah Lancing. Karena itu pula tampaknya persembahan untuk sesepuh ini dilakukan oleh para peziarah dengan menumpuk kain batik di atas pusaranya hingga menggunung. Pada silsilah disebutkan bahwa Brawijaya V dengan Dewi Penges (Reksolani) berputra Ario Damar (Adipati Palembang). Ario Damar dengan Putri Campa berputra Ario Timbal (Raden Kusen, Adipati Terung). Raden Kusen inilah yang membunuh Sunan Ngudung, setelah sebelumnya Sunan Ngudung membunuh Ki Ageng Pengging Sepuh dalam perang Majapahit melawan Demak.
Putri Campa sebel umnya adala h istri Brawi jaya V dan berpu tra Raden Patah . Raden Kusen berputra Ki Ageng Yudotaligrantung dan Raden Carangnolo. Raden Carangnolo berputra Wonoyudo Inggil (Wongsojoyo I, Kyai Wairotanu). Wongsoyudo Inggil berputra Kyai Ketijoyo (ayah Mbah Lancing), Wonoyudo Lante (Wongsojoyo II), dan Wonoyudo Pamecut (Wongsojoyo III).
Tekan Angka Kecelakaan, Sat Lantas Purworejo Pasang Carpolied PURWOREJO,FP – Poli-3D atau CarPoli-3D yang di baca dengan sebutan “Polied/ Carpolied” merupakan trobosan baru yang dikembangkan Satuan Lalu-lintas Polres Purworejo yang di pasang di wilayah hukum Polres Purworejo.
Carpolied/ polied ini berbentuk gambar atau pajangan 3D (tiga dimensi) yang menyerupai kendaraan dinas kepolisian kesatuan lantas Polres Purworejo, yang berfungsi untuk membantu kinerja khususnya pelayanan Satuan Lantas Polres Purworejo kepada warga masyarakat di wilayah Purworejo. Kasat Lantas Polres Purworejo AKP. Eko Rubiyanto, S.H, S.IK mengatakan, gagasan baru yang dinamakan Carpolied/ Polied itu untuk mendukung dalam rangka menyambut Hari ulang tahun Lalu Lintas, serta adanya LOMPIA jilid II (Lomba Pelayanan Inovasi, dan Aksi untuk kesatuan lalulintas). ” Ide ini tujuanya untuk meningkatkan Pelayanan kepada masyarakat, khususnya untuk menekan angka kecelakaan, ” katanya Rabu (7/9). Dijelaskan, berdasarkan data yang diperoleh satuan Lalu Lintas, khususnya Unit Laka. Angka kecelakaan di wilayah hukum Polres Purworejo meningkat sebanyak 11% dalam kurun waktu 1 tahun terakhir, akan tetapi untuk fatalitas korban yang diakibatkan kecelakaan berkurang sebesar 2%.
Daerah rawan kercelakaan akan dipasangi Carpolied Hal tersebut menjadi perhatian bagi pihak Kepolisian, khususnya Kesatuan lalu lintas Polres purworejo. “Dari data tersebut, tercetuslah pemikiran bagaimana cara dan tindakan agar mengurangi angka kecelakaan di wilayah hukum polres Purworejo,” jelas Kasat Lantas.
Ditambahkan, Ide Carpolied/ Polied itu dimaksudkan agar para pengendara lebih berkonsentrasi dalam mengendarai kendaraannya di jalan. karena menurut hasil evaluasi dari tim Unit Laka Polres Purworejo, lokasi rawan laka lebih sering terjadi, di wilayah wilayah yang sepi dan minim masyarakat, sedikit penerangan serta di wilayah yang memiliki jalur yang lurus tanpa hambatan dan belokan tajam, sehingga mengurangi kehatihatian para pengguna jalan. Dengan Carpolied/ Polied tersebut diharapkan akan memberikan efek kejut/ antisipasi dari para pengendara, khususnya niatan untuk ngebut dan ugal-ugalan dalam berkendara. Sehingga masyarakat akan lebih berhati-hati dan takut apabila mereka melihat kehadiran Polisi di sekitarnya. Menurutnya, pemasangan dan penggunaan Polied/ Carpolied diletakan di beberapa titik rawan laka di wilayah hukum Polres Purworejo. Carpolied/ Polied ditancapkan pada sisi-sisi jalan, yang dianggap merupakan wilayah rawan laka, Carpolied/ Polied juga di lengkapi dengan “Scotlight” (stiker tempel) yang berfungsi memberikan penerangan pada gambar tersebut agar tampak jelas khususnya di wilayah yang minim pencahayaan. dengan adanya “Scotlight” maka cahaya penerangan yang berasal dari kendaraan akan terpantul dan membentuk cahaya pada lapisan yang terlapisi “scotlight”. “Pemasanganya juga akan berkoordinasi dengan warga setempat guna menjaga keamanan serta menghindari protes dari masyarakat sekitarnya,” tambahnya. Kapolres Purworejo AKBP. Satrio Wibowo, S.IK saat dikonfirmasi mengsku sangat mendukung serta membantu dalam pelaksanaan kemunculan serta mempublikasikan ide Carpolied/ Polied kepada masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo. “Karena diketahui bersama kecelakaan merupakan kejadian yang terjadi secara tiba-tiba, dan bukan di waktu yang bersamaan/ tetap, sehingga gagasan ini agarbsegera terealisasikan secepatnya,
dan diharapkan dapat menekan angka kecelakaan yang terjadi di wilayah Purworejo,”kata Kapolres. Diungkapkan, manfaat dari gagasan baru tersebut akan menjadi perhatian bagi Kepolisian Polres Purworejo, Khususnya Satuan Lalu Lintas Polres Purworejo, sehingga ide itu akan selalu dievaluasi pada tiap bulannya ketika sudah terealisasi. (War)