BELAJAR UNTUK HIDUP (I)
Oleh
Si Anu
Pengantar Saya menulis tulisan ini karena beberapa alasan. Pertama-tama alasan saya adalah karena sedang iseng. Dan keisengan saya ini adalah diakibatkan oleh karena sedang mendapatkan diri saya –malam ini, pukul 0:20 pagi- sedang ´blank´. Anda taukan apa itu blank? Ya, betul sedang mengalami kebuntuan berfikir. Mungkin ada dari Anda bertanya bertanya lagi, kenapa bisa blank? Sedang mikirin apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini akan saya jawab khusus dalam satu bab pada tulisan ini. Sabarlah sejenak. Alasan lain selain ´blank´ mengapa saya menuliskan tulisan ini adalah karena sedang iseng! Dan keisengan saya yang satu ini diakibatkan oleh karena sedang ada waktu luang untuk sok menjadi ´Guru Kehidupan´. Mungkin ada dari Anda bertanya lagi, kenapa saya mau sok-sokan jadi ´Guru Kehidupan´? Pertanyaan ini akan saya jawab khusus dalam satu bab pada tulisan ini. Sabarlah dulu sejenak saja. Alasan lain selain alasan-alasan di atas mengapa saya menuliskan tulisan ini adalah karena sedang iseng. Iseng untuk membagi-bagi tulisan secara gratis. Untuk melaksanakan keisengan jenis ini, saya tidak harus merasa agar supaya bisa mengaku-aku sebagai orang baik atau dermawan. Anda juga tidak perlu menganggap bahwa saya orang baik dan dermawan. Kenapa? Karena memang dari awal telah saya katakan bahwa tulisan ini hanyalah hasil dari keisengan saja. Dan untuk itu saya mau membagikannya secara gratis, seperti kebanyakan keisengan saya menulis di internet. Ngalor-ngidul bersama teman-teman maya yang saya kenal hanya melalui kumpulan huruf ala kadarnya. Untunglah ada yang pake nama sendiri dan tak sedikit -seperti saya juga- meminjam nama milik para makhluk alam maya yang entah bagaimana bentuknya itu. Tapi apalah arti sebuah nama, ya to? Itulah beberapa alasan mengapa saya menuliskan tulisan ini. Jika Anda masih belum puas dengan alasan-alasan di atas, saya sampaikan bahwa saya punya 1001 macam alasan mengapa saya menulis tulisan ini. Dan 1001 macam alasan itu akan selalu didasari oleh kata ´iseng´. Demikianlah ´Pengantar´ ini saya buat secara iseng-isengan. Dan ketahuilah bahwa ´Pengantar´ ini bukan gosip, bukan rumor dan bukan fitnah!
Alasan Milih Judul Sekarang pertanyaannya adalah, mengapa tulisan ini berjudul ´Belajar Untuk Hidup´, iya kan? Alasannya adalah sangat sederhana. Untuk itu, baiklah, saya awali bab ini dengan sebuah dongeng, bukan gosip, bukan rumor dan bukan fitnah! Suatu hari dimasa-masa angin sepoi-sepoi basah terasa sebagai belaian tangan dewa yang lagi iseng nyari kutu di kepalaku, ya betul masa-masa taik kambing rasa coklat, atau masa-masa cinta monyet dahulu kala. Saya ingat ada seorang sahabat wanita -sahabat lho ya, bukan pacar- bertanya kepadaku, ˝Gy, tadi pagi beo-ku mati. Kenapa yah, kalau dia akhirnya mati juga lalu apa kira-kira tujuan burung beo itu untuk hidup?˝ Saya ingat berkata padanya, ˝Agar manusia yang kebetulan punya minat untuk jadi seperti burung Beo, maka yang bersangkutan harus melakukan apa yang burung Beo itu lakukan.˝ Sahabatku itu tercengang, tapi tidak lama dia lalu cekikikan mendapat jawaban spontan begitu. Terus dia bilang lagi, ˝Jadi alasan mengapa sapi hidup adalah agar manusia yang kebetulan punya minat untuk jadi seperti sapi, maka yang bersangkutan harus melakukan apa yang sapi-sapi itu lakukan?˝ Saya bilang, ˝ Iya, menjadi sapi atau Beo itu perlu latihan. Kalau latihan untuk menjadi sapi tentu tidak sama dengan latihan menjadi burung Beo. Tapi apapun pilihan itu, menjadi sapi atau burung beo, kita manusia ini tidak bisa persis sama dengan mereka lho ya. Kenapa?˝ ˝Ya, kenapa?˝ ˝Karena kita, konon bernama manusia ini, cuma punya kaki dua, sedangkan sapi punya empat. Dan burung punya sayap, sementara manusia bagaimanapun ngototnya mau jadi Beo tidak akan bisa punya sayap. Yang punya sayap itu hanya ada di filem-filem kartun.˝ Ya, sahabat saya itu mencubit bahuku dengan gemas. Lupa sejenak dia dengan Beonya yang barusan tewas dipagi hari itu. Lalu, apa hubungannya ´alasan memilih judul´ dengan segala macam tangan dewa nyari kutu sambil belajar jadi sapi tapi tak bisa terbang karena hanya bisa membeo? Sampai di sini, saya juga tak tau apa hubungannya. Terus terang saya tak mau berbohong karena memang belum tahu. Meskipun saya tahu persis bahwa ´bohong´ itu ´modal hidup´ sebagian besar yang namanya manusia. Entah itu punya pendidikan maupun yang bergelar sarjana,
Pejabat atau Birokrat, apalagi kalau sedang nulis proposal. Tapi saya tak mau bohong, adalah karena saya menulis ini hanya lagi sedang iseng sajakan? Nantilah sebentar kalau sudah saya tahu apa hubungannya pasti saya tuliskan. Ah ya! Sebentar... Sorry tadi barusan ada tilpon. Aku lanjut... Kembali dulu ke sahabat lamaku itu, yang hingga kini -sejak lepas S.M.A.tak pernah lagi bertemu barang sekali, dua kali. Semoga saja dia memilih sesuatu yang cocok sebagai bahan latihan kehidupannya sendiri, entah itu binatang, tumbuh-tumbuhan atau serangga. Dan juga semoga dia tahu bahwa jangan deh melulu ´manusia´ jadi model latihan kehidupannya. Kami berdua waktu itu pergi makan mie pangsit, yang terletak hanya sekitar 20 menit berkendaraan motor. Seingatku dari belakang, dia nanya soal apa yang paling saya tidak percaya dalam hidup ini. ˝Dokter!˝ Kataku waktu itu, sambil menunggu lampu merah di perepatan jalan Sulawesi dan jalan Timor, Makassar. ˝Dokter? Kenapa kamu tak bisa percaya dokter? Saya mau jadi dokter...˝ Katanya, waktu itu sudah sampai di kios mie pangsit, jalan Timor. ˝Ya, saya cuma percaya dokter kalau dokter itu saya kenal dekat atau ada hubungan keluarga. Atau dokter itu adalah istriku sendiri atau saudara istriku sendiri kelak... Saya tidak mau menggantungkan hidup dan soal kesehatanku sama orang yang tidak kukenal sama sekali... Nah, kalau kamu kelak jadi dokter beneran, kasih tau aku. Biar aku rajin-rajin sakit sekalian he he... ˝ Pelayan datang, kami memesan apa yang kami rasa sanggup makan dan sanggup bayar tanpa pake credit-card. Kiosnya tradisional made-in China dan kebetulan memang kami berdua tidak punya credit-card. He he... A ha! Ntar dulu, barangkali salah satu keterkaitan antara bab alasan memilih judul ´Belajar Untuk Hidup´ ini dengan segala macam tangan dewa nyari kutu sambil belajar jadi sapi tapi tak bisa terbang karena hanya bisa membeo adalah... Karena sapi dan burung Beo itu juga pastilah tidak percaya sama manusia yang berstatus Dokter. Dalam artian, kalau saja mereka bisa bicara, mereka pasti bilang bahwa dokter hewan -misal kata- itu hanya untuk
kepentingan manusia agar daging kami sehat dan empuk untuk dijadikan steak atau sop atau agar susu kami enak kalian minum. Menjadi steak, sop sapi apalagi munim susu bukanlah kepentingan kami para sapi. Atau mereka akan bilang, kalianlah para manusia yang nyari-nyari kerjaan mengapa menjadi dokter hewan, emangnya enak jadi binatang ternak? Jadi dengan demikian, salah satu alasan saya memilih judul dalam tulisan ini adalah karena sedang iseng memikirkan apa yang dipikirkan oleh binatang, misalnya sapi atau Beo, terhadap manusia. Mereka kok hidup tanpa tergantung oleh dokter? Andaikan mereka bisa bicara, aku pasti pengen minta mereka jadi guru kehidupan... Ooh, bukaaan! ´Belajar Untuk Hidup´ ini bukan soal ajar-mengajari atau khotbah-menghotbahi Anda. Tidak dan bukan itu. Untuk apasih khotbahmengkhotbahi itu semua? Apakah agar supaya saya bisa puas menutupi lubang-lubang jiwa sendiri akibat ´preaching disorder syndrome´? Tulisan ini bukan juga bertujuan mengkhotbahi dan mengkuliahi Anda tentang kesuksesan materi dengan meminjam orang-orang yg sukses dalam bisnis -tapi kredit numpuk- agar saya bisa dapat makan. Bukan itu maksud tulisan ini. Maksud tulisan ini, adalah untuk kepentingan saya sendiri karena lagi iseng saat sedang blank. Kembali ke kios pangsit. Kami masih menunggu pesanan, soalnya kios itu padat pengunjung memang. ˝Apa kamu punya pengalaman buruk dengan dokter?˝ Tanya dia lagi. ˝Bukan saya, tetanggaku punya cerita.˝ Kataku. Kuceritakanlah dia pengalaman tetanggaku, seorang warga negara lain yang kala itu berada di Indonesia karena pertukaran pelajar. Katakanlah namanya Sarah. Menurut Sarah, dia sudah sekian kali bolak-balik dari dan ke dokter praktik karena menderita suatu gejala kanker kulit dan telah menelan sekian ribu dollar. Ketika dia memperlihatkan kanker kulit itu, segera saya menyarankan untuk membeli sebotol obat anti panu yang harganya cuman sekian ribu perak. ˝Ya, tapi kalau kamu sakit yang serius gimana dong?˝ ˝Nggak usah sakit yang serius dululah kalau gitu. Ngapain repot-repot mau sakit yang serius segala macam. Sakit serius, seperti jantungan dan kanker itu adalah penyakit orang yang punya duit tapi sama sekali tidak tau bagaimana cara hidup...Sapi dan Beo aja yang tidak punya duit tidak pernah ada dalam berita terkena penyakit jantung atau kanker. Kalau
mati, ya mati! Tidak pake kanker-kankeran segala macam...˝ Pangsitnya datang pada akhirnya. Dan kami berdua lalu makan yang enak hari itu. Aku lihat jam di sudut kanan bawah pc-ku, sekarang sudah menunjukkan pukul satu pagi lewat. Tapi dalam waktu lebih-kurang setengah jam ngoceh ngalor-ngidul dalam tulisan ini, saya sempat mendapatkan sedikit coretan untuk mengisi kekosongan fikiranku tadi. Coretan itu segera saya catat dalam bentuk point-point yang tentunya tidak perlu saya tulis dalam tulisan ini. Ah ya, dalam ´Pengantar´ iseng sebelumnya saya janji akan menjawab pertanyaan; kenapa bisa blank? Sedang mikirin apa sih? Baiklah kujawab, saya sedang sementara melanjutkan tulisan yang berjudul ´Saikata´. Draft novel humor dengan tokoh utamanya ada tiga. Pertama adalah seorang jurnalist dan sedang dalam masa krisis karirnya bernama Editha. Dalam tugasnya meliput berita di lapangan, dia menemukan kode-kode. Dia berusaha memecahkan kode-kode itu karena yakin bahwa itu adalah informasi berharga. Kode-kode itu ditulis oleh tokoh utama kedua, seorang mantan stok broker yang bangkrut lalu gila bernama Saikata. Dalam kegilaannya dia tidak tahu menulis dengan huruf. Dan tokoh utama ketiga adalah seekor kucing bernama Squicky. Editha menerjemahkan kode-kode itu akhirnya kedalam sebuah novel yang menggemparkan beberapa kelompok ilmuwan, karena karya novel Editha itu menggiring para ilmuwan tersebut ke teori tentang ´missing link´ dalam teori evolusi. Dan, kalau Anda suka membaca cerita-cerita yang alurnya linier, saya sarankan tidak usah membaca ´Saikata´. Jadi, janji saya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan iseng di atas dalam bab ini sudah terpenuhikan?
Dalam ´Saikata´ Editha memecahkan salah satu kode-kode secara kebetulan dengan melihat pohon Bay Leaf
Penutup Sementara Lha! Belum buka apa-apa kok sudah ditutup? Sekarang sudah hampir jam dua pagi, men! Tuh, istriku terbangun dan nongol dari belakangku sambil meluk dan bilang sudah malam. Mau belajar hidup harus tau gimana belajar tidur tidak terlalu larut, katanya mencium pipiku. Asyik oey! Bobo dulu yah! Kapan waktu kalau aku blank lagi aku sambung deh tulisan ngalor-ngidul soal ´Belajar Untuk Hidup´ ini... Bubbay! Ttd, Si Anu Penulis
Tempat Pemostingan: http://kopitalisme.ning.com Dan beberapa mailing list Catatan: Semua nama, kejadian dalam tulisan ini adalah iseng belaka. Kalaupun ada nama dan kejadian yang dialami baik oleh manusia maupun binatang yang secara kebetulan sama dalam tulisan ini, itu berarti bahwa yang iseng bukan cuma saya sendirian. Hak Cipta: Secara adat-istiadat dalam tulis menulis, baik secara etika, kultur maupun secara iseng, tulisan ini adalah merupakan hak cipta milik saya sendiri pada level ´Standard Copyright License´. Isi dan materi ngalor-ngidul ini tidak boleh dipublikasikan, digandakan, dicetak dalam bentuk apapun apalagi untuk diperjual belikan. Maklum, hanya iseng sajakan? Kalau ada yang latihan untuk menjadi Beo, dalam arti mengutip satu atau beberapa kata dan kalimat dalam tulisan ini, boleh-boleh saja asalkan ada izin tertulis dari si Anu, melalui email-email berikut: 1.
[email protected], 2.
[email protected] 3.
[email protected] 4.
[email protected] 5.
[email protected] Dan / atau melalui jejaring sosial berikut: 1. http://cafeist.ning.com 2. http://kopitalisme.ning.com 3. http://holespirit.ning.com Kalau Anda mau mengusulkan sesuatu, bertanya sesuatu dan kemudian nanti diuatk-atik kedalam tulisan´Belajar Untuk Hidup´ ini (kalau kebetulan saya iseng lagi) bisa melalui email dan sos-net di atas. Copyright: © 2009