IDEN NTIFIKASII AKOMOD DASI PEMB BELAJARA AN GURU K KELAS TERHA ADAP SISW WA BERKE ESULITAN BELAJAR R DI SD N 4 WATES, KECAMAT K TAN WATE ES, KABUP PATEN KUL LON PROG GO
AR RTIKEL JUR RNAL
Diajukan kepaada Fakultas Ilmu Pendiddikan Universiitas Negeri Y Yogyakarta untuk u Memeenuhi Sebagiian Persyarattan gun na Mempero oleh Gelar Saarjana Pendiidikan
Oleh Novitaa Citra Sari Cahyani NIIM 11108241007
GURU SEK PR ROGRAM STUDI PENDIDIKAN G KOLAH DA ASAR JURU USAN PEND DIDIKAN PRASEKOL P LAH DAN S SEKOLAH DASAR FAKULTA AS ILMU PE ENDIDIKA AN UNIIVERSITAS S NEGERI YOGYAKA ARTA JULI 20155
i
ii
Identifikasi Akomodasi Pembelajaran .... (Novita Citra Sari Cahyani) 1
IDENTIFIKASI AKOMODASI PEMBELAJARAN GURU KELAS TERHADAP SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD N 4 WATES KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO THE IDENTIFICATION OF LEARNING ACCOMMODATION BY CLASSROOM TEACHERS FOR STUDENTS WITH LEARNING DISABILITY IN SD N 4 WATES, WATES SUBDISTRICT, KULON PROGO DISTRICT Oleh:
Novita Citra Sari Cahyani, PPSD/PGSD, UNY
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk akomodasi pembelajaran yang diberikan guru kelas terhadap siswa berkebutuhan khusus di SDN4 Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas I dan V, siswa kelas I dan V, kepala sekolah. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Data dianalisis menggunakan analisis data kualitatif melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1) guru kelas melakukan akomodasi materi dan cara pengajaran dengan memusatkan perhatian siswa, memberikan garis besar materi, intonasi yang jelas. 2) guru kelas melakukan akomodasi tugas dan penilaian di kelas dengan memberikan tugas secara bertahap. 3) guru kelas melakukan akomodasi tuntunan waktu dan. penjadwalan dengan memberikan toleransi waktu, memberikan jeda. 4) guru kelas melakukan akomodasi lingkungan belajar dengan menempatkan siswa didekat guru, memberi keleluasaan gerak. 5) guru kelas melakukan akomodasi penggunaan sistem komunikasi khusus dengan membiasakan membaca, menggunakan gambar dan kegiatan langsung. Kata kunci : akomodasi pembelajaran, guru kelas, siswa Abstract This research aimed to describe the learning accommodation are provided by teacher for students with special needs in SD N 4 Wates, Wates subdistrict, Kulon Progo district.This research is a qualitative descriptive research. The subjects were a grade IA and VA teacher, grade IA and VA students, and the head master. Data collection techniques used observation, interviews, documentation. Data were analyzed through data collection, data reduction, data presentation, conclusion. Using data validity checking techniques triangulation. The results showed: 1) the teachers make accommodations materials and ways of teaching with focus bustling student in class, give an outline of the material, provide intonation in conveging esplanation, 2) teachers make accommdation assignments and assessments with provide an easy task from difficult to. 3) teachers make accommodation scheduling and time guidance with tolerance time, giving tme to rest. 4) teachers make accommodations learning environment with placing students sit near the teacher, give the range of motion. 5) teachers make accommodation use special communication system with familiarize the students to read, using drawing and direct activities. Keywords : learning accommodation, teachers, students.
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015
Bagi sekolah inklusi yang memiliki Guru
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan pokok
Pendamping Khusus, siswa berkebutuhan khusus
bagi manusia yang akan terus berfikir bagaimana
dapat terbantu karena memiliki Guru Pendamping
menjalani
Khusus yang akan mendampingi siswa dalam
kehidupan
dalam
upaya
mempertahankan hidup untuk mengolah akal
proses
belajar.
pikirannya diperlukan sebuah pola pendidikan
umum/regular
melalui proses pembelajaran.
Pendamping
Namun
yang
pada
tidak
Khusus,
guru
sekolah
memiliki
Guru
kelaslah
yang
Pendidikan
bertanggung jawab terhadap keberhasilan peserta
Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 pasal
didik di kelas, karena guru memiliki peran
6 ayat (1) menyebutkan bahwa “Setiap warga
penting dalam memberikan akomodasi untuk
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima
memenuhi kebutuhan siswa. Dalam kamus Lerner
belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar”.
& Kline (2006 dalam
Namun tidak semua siswa SD menjalani masa
2010:190) menyatakan bahwa akomodasi adalah
pendidikan selama enam tahun, ada beberapa
penyesuaian dan modifikasi program pendidikan
kasus siswa yang dapat selesai lebih cepat dan
untuk
ada juga yang selesai lebih lama dari enam tahun.
kebutuhan khusus.
Undang-Undang
Sistem
memenuhi
Sari Rudiati dkk.
kebutuhan
anak
dengan
Siswa yang berada di SD lebih dari enam tahun
Hal tersebut didukung oleh Sari Rudiyati,
dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya
dkk. (2010:187) yang mengemukakan hasil
adalah karena memiliki kebutuhan khusus yang
penelitian yang telah dilakukan bahwa model dan
tidak terpenuhi sehingga siswa tidak dapat
produk penanganan Anak Berkesulitan Belajar
menerima hak pendidikan secara utuh.
berbasis
akomodasi
pembelajaran
dapat
PP 17 & PP 60/2010 mengamanahkan
dinyatakan layak dan efektif sebagai model dan
untuk anak-anak berkebutuhan khusus seperti
panduan para guru SD karena hasilnya telah
cacat fisik, berlebihan. Dalam PP tersebut Dinas
melebihi standar minimal yang telah ditentukan,
Pendidikan kota Yogyakarta sudah membentuk
yakni sebesar 76% atau predikat baik/efektif.
komite pemenuhan hak-hak bagi penyandang
Tidak dapat dipungkiri bahwa di sekolah
Andreas
umum/regular masih kerap ditemukan siswa
Dwidjosumarto (1998:20) menyebutkan bahwa
yang memiliki kebutuhan khusus dibanding
“anak berkebutuhan khusus ialah anak yang jelas-
dengan siswa rata-rata lainnya. Hal tersebut
jelas berbeda perkembangan fisik, mental, atau
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
sosialnya dari perkembangan anak-anak pada
peneliti di SD N 4 Wates yang merupakan SD
umumnya, sehingga memerlukan bantuan khusus
umum/regular pada tanggal 4 Maret 2015.
dalam usahanya mengenai perkembangan yang
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas
sebaik-baiknya”.
I sampai V. Berdasarkan keterangan yang
disabilitas.
Moh.
Amin
dan
Anak yang memiliki kebutuhan khusus membutuhkan
layanan
khusus
untuk
mengembangkan kapasitasnya secara optimal.
didapatkan dari guru kelas, peneliti mendapati bahwa terdapat siswa yang memiliki kebutuhan khusus di kelas.
Identifikasi Akomodasi Pembelajaran .... (Novita Citra Sari Cahyani) 3
Selain
itu,
peneliti
juga
melakukan
mereka. Terlebih di sekolah umum/regular tidak
wawancara dengan Kepala Sekolah SD N 4
memiliki
Wates pada tanggal yang sama. Berdasarkan
mendampingi siswa berkebutuhan khusus dalam
keterangan yang didapatkan dari pernyataan
proses pembelajaran. Karena tidak adanya Guru
Kepala Sekolah SD N 4 Wates, peneliti
Pendamping Khusus di sekolah umum/regular,
mendapatkan fakta bahwa SD N 4 Wates tidak
maka guru kelaslah yang bertanggung jawab
memiliki Guru Pendamping Khusus karena
terhadap keberhasilan peserta didik. Hal tersebut
memang pada dasarnya SD N 4 Wates adalah
mengingat bahwa guru merupakan salah satu
sekolah umum/regular. Dengan ditemukannya
komponen
siswa
sekolah
dengan pendapat yang disampaikan oleh P.H
umum/regular, hal tersebut menjadi tantangan
Coombs (dalam Redja Mudyahardo dkk, 1992:5-
bagi guru kelas karena guru kelaslah yang
6) bahwa salah satu komponen keberhasilan
bertanggung
pendidikan adalah guru/pelaksana, karena guru
berkebutuhan
jawab
khusus
di
sepenuhnya
terhadap
keberhasilan peserta didik di kelas.
Guru
Pendamping
keberhasilan
Khusus
pendidikan,
yang
sesuai
berfungsi membantu terciptanya kesempatan
Untuk memperkuat hasil wawancara yang
belajar dan memperlancar terjadinya porses
telah dilakukan, peneliti melakukan observasi di
pendidikan yang menunjang tercapainya tujuan
kelas I tanggal 6 Maret 2015 pada jam pelajaran
system pendidikan.
pertama sampai keempat. Peneliti memilih kelas I
Berdasarkan beberapa hasil observasi dan
karena di kelas tersebut banyak ditemui siswa
wawancara yang peneliti dapatkan, peneliti
yang memiliki kebutuhan khusus berdasarkan
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
keterangan guru kelas dan Kepala Sekolah.
akomodasi pembelajaran guru kelas terhadap
Selain
itu,
peneliti
juga
melakukan
siswa yang memiliki kebutuhan khusus di SD N 4
observasi di kelas V tanggal 6 Maret 2015 pada
Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon
jam pelajaran kelima sampai selesai. Peneliti
Progo, yang merupakan sekolah umum/regular
memilih kelas V karena berdasarkan keterangan
bukan sekolah inklusi yang memang didirikan
yang didapatkan dari hasil wawancara dengan
untuk memberikan layanan khusus bagi siswa
Kepala Sekolah dan guru kelas selain kelas I, di
berkebutuhan khusus.
kelas V. Berdasarkan keterangan yang didapatkan
Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini
dari guru kelas, peneliti mendapati bahwa terdapat siswa yang memiliki kebutuhan khusus di kelas I dan kelas V. Untuk itulah peneliti memilih untuk melakukan penelitian pada kelas tersebut.
metode
penelitian kualitatif karena peneliti menyajikan data dalam bentuk kata-kata. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini adalah 24 Maret 2015
Bagi sekolah umum/regular, keberadaan siswa berkebutuhan khusus tentu memberikan sebuah
menggunakan
tantangan
karena
guru
harus
bisa
memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan
sampai 20 April 2015. Tempat penelitian adalah SD Negeri 4 Wates, kecamatan Wates, kabupaten Kulon Progo.
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015
b. Memberikan apersepsi pada siswa
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru
Berdasarkan
hasil
observasi
dan
kelas IA dan VA, siswa kelas IA sebanyak 7
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
siswa dan VA sebanyak 3 siswa, serta kepala
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
SDN 4 Wates.
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
Objek Penelitian
2015, guru SF dan guru SP mengatakan
Objek
dalam
akomodasi
materi
akomodasi
tugas
penelitian dan
ini
cara
adalah
pengajaran,
selalu
memberi
sebelum
apersepsi pada siswa
memulai
pelajaran
dengan
kelas,
kegiatan tanya jawab terkait materi yang
akomodasi tuntunan waktu dan penjadwalan,
sudah atau yang akan dipelajari. Hal serupa
akomodasi lingkungan belajar, dan akomodasi
juga diungkapkan oleh siswa kelas I dan V
dan
penilaian
di
c. Menyampaikan
penggunaan sistem komunikasi khusus.
kompetensi
yang
akan
observasi
dan
dicapai
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan
Berdasarkan
hasil
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
dan dokumentasi.
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
Teknik Analisis Data
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
Penelitian ini menggunakan teknik analisis
2015, guru SF dan guru SP selalu
yang terdiri pengumpulan data, reduksi data,
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
akan dicapai di awal pelajaran. Hal serupa
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
juga diungkapkan oleh siswa kelas I dan V. d. Menyampaikan manfaat pelajaran
Hasil Penelitian 1. Akomodasi Materi dan Cara Pengajaran a. Menyiapkan siswa secara fisik maupun
Berdasarkan
hasil
observasi
dan
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27 Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
psikis dan
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
2015, guru SF dan guru SP mengatakan
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
selalu
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
pembelajaran di awal pelajaran. Hal serupa
2015, guru SF dan guru SP selalu
juga diungkapkan oleh siswa kelas I dan V.
Berdasarkan
menyiapkan pelajaran
hasil
observasi
siswa
sebelum
memulai
dengan
dengan
berdoa,
menyampaikan
manfaat
e. Menyampaikan garis besar materi Berdasarkan
hasil
observasi
dan
melakukan presensi, hafalan surat pendek,
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
menyanyikan
menanyakan
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
kesiapan siswa, nasihat, dan melakukan
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
tanya jawab. Hal serupa juga diungkapkan
2015, guru SF dan guru SP mengatakan
oleh siswa kelas I dan V.
selalu garis besar materi yang akan
lagu
kelas,
Identifikasi Akomodasi Pembelajaran .... (Novita Citra Sari Cahyani) 5
dipelajari di awal pelajaran. Hal serupa juga
kegiatan
apa yang akan
obeservasi
dan
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
dilakukan Berdasarkan
hasil
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
diungkapkan oleh siswa kelas I dan V. f. Menjelaskan
Berdasarkan
hasil
observasi
dan
2015, guru SF dan guru SP tidak menyoroti
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
hal-hal
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
kegiatan membaca dan tidak memberikan
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
kosakata penting pada siswa. Selain itu
2015, guru SF dan guru SP mengatakan
guru SF dan guru SP selalu menggunakan
selalu menyampaikan kegiatan apa saja
media gambar untuk mempermudah siswa
yang akan dilakukan dalam sehari di awal
dalam menalar/menerima informasi dari
pelajaran. Hal serupa juga diungkapkan
materi yang diberikan. Guru SF dan guru
oleh siswa kelas I dan V.
SP menjelaskan dengan intonasi yang jelas.
g. Menyampaikan penilaian apa yang akan
sebelum
melakukan
Guru SF juga melakukan fariasi dengan menyanyikan yel-yel ketika siswa mulai
dilaksanakan Berdasarkan
penting
hasil
observasi
dan
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
ramai. Hal serupa juga diungkapkan oleh siswa kelas I dan V.
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
2. Akomodasi Tugas dan Penilaian di Kelas
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
a. Guru dalam memberikan tugas pada siswa
2015, guru SF dan guru SP mengatakan tidak selalu menyampaikan penilaian apa
berkebutuhan khusus Berdasarkan
hasil
obeservasi
dan
yang akan dilaksanakan. Hal serupa juga
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
diungkapkan oleh siswa kelas I dan V.
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
h. Bagaimana guru dalam menyikapi siswa
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
berkebutuhan khusus yang ramai di kelas
2015, guru SF dan guru SP berusaha agar
Berdasarkan
dan
siswa bisa menyelesaikan persoalan dari
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
yang termudah ke tingkat yang lebih sulit.
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
Akan tetapi guru SF dan guru SP tidak
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
memberikan lembar kerja dan panduan
2015, guru SF dan guru SP menyikapi
belajar khusus yang disesuaikan dengan
siswa berkebutuhan khusus yang ramai di
kemampuan
kelas dengan cara memanggil nama siswa
diungkapkan oleh siswa kelas I dan V.
dan
hasil
menghampiri
observasi
siswa
untuk
mengingatkan jika siswa gaduh. Hal serupa juga diungkapkan oleh siswa kelas I dan V. i. Bagaimana guru dalam mengakomodasi materi dan cara pengajaran
siswa.
Hal
serupa
juga
b. Tindakan guru dalam melakukan penilaian pada setiap materi pembelajaran Berdasarkan
hasil
obeservasi
dan
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27 Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
menyelesaikan
2015,
diungkapkan oleh siswa kelas I dan V.
guru
SF
dan
guru
SP
tidak
membedakan jumlah pertanyaan dan jenis pertanyaan terhadap siswa berkebutuhan khusus. Hal serupa juga diungkapkan oleh
tugas.
Hal
serupa
juga
b. Guru dalam mengelola alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran Berdasarkan
hasil
obeservasi
dan
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
siswa kelas I dan V.
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April 2015, c. Guru dalam membantu siswa berkebutuhan
guru SF memberikan jeda, yaitu setelah siswa menyelesaikan tugas dan sebelum beralih ke
khusus mengelola tugas sekolah dan
materi selanjutnya dengan membiarkan siswa
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
bermain sejenak. Guru SF memberikan aturan
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
untuk tidak boleh terlalu berisik. Sedangkan
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April
guru SP sering memberikan jeda kepada siswa,
2015, guru SF memberikan daftar tanggung
meskipun siswa belum menyelesaikan tugas
jawab individu, karena guru SF ingin
yang diberikan. Hal serupa juga diungkapkan
orangtua bisa mengontrol kegiatan anak di
oleh siswa kelas I dan V.
Berdasarkan
hasil
obeservasi
rumah. Sedangkan guru SP tidak secara
4. Akomodasi Lingkungan Belajar
langsung
a. Usaha guru dalam pengaturan kelas
memberikan
daftar
tanggung
jawab individu kepada siswa. Hal serupa juga diungkapkan oleh siswa kelas I dan V. 3. Akomodasi
Tuntunan
Waktu
dan
hasil
obeservasi
dan
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27 Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April 2015,
Penjadwalan a. Guru
Berdasarkan
dalam
menyesuaikan
waktu
pada
guru
SF
tidak
menempatkan
siswa
penyelesaian tugas bagi siswa berkebutuhan
berkebutuhan khusus duduk dengan siswa
khusus
yang dapat membantu jika siswa mengalami
Berdasarkan
hasil
obeservasi
dan
kesulitan,
dan
untuk
berkebutuhan
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
kesulitan guru kelas meminta siswa berprestasi
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April 2015,
di kelas untuk melakukan tutor sebaya.
guru SF dan guru SP tidak membeda-bedakan
Sedangkan guru SP menempatkan siswa
siswa dengan memberikan pertanyaan secara
berkebutuhan khusus dalam kelompok yang
bersamaan
memungkinkan dapat membantu ketika siswa
mendahulukan
siswa
berkebutuhan khusus, namun untuk menangani
yang
siswa
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
tanpa
khusus
membantu
mengalami
tersebut memiliki kesulitan.
siswa berkebutuhan khusus yang lambat dalam
Selain itu, guru SF dan guru SP tidak secara
menyelesaikan tugas, guru SF dan guru SP
khusus menempatkan siswa berkebutuhan
memberikan
khusus
toleransi
waktu
agar
dapat
di
kelas
yang
tertutup
dalam
Identifikasi Akomodasi Pembelajaran .... (Novita Citra Sari Cahyani) 7
menyelesaikan tugas, karena guru SF dan guru
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April 2015,
SP yakin bahwa siswa tersebut masih mampu
guru SF dan guru SP memberi kesempatan
mengikuti kegiatan pembelajaran.
yang lebih pada siswa untuk mengeja kata sudah
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru
menempatkan siswa berkebutuhan khusus di
SF dan gur SP membiasakan siswa untuk
tempat yang jauh dari keramaian. Selain itu
membaca. Guru SF tidak menggunakan model
guru SF dan guru SP memberikan keleluasaan
berbasis komputer dalam penyampaian materi,
gerak
sedangkan guru SP menggunakan model
Guru
SF
dan
pada
guru
siswa.
SP
Hal
juga
serupa
juga
diungkapkan oleh siswa kelas I dan V.
berbasis computer dalam menyajikan materi.
b. Usaha guru dalam mengelola lingkungan kelas Berdasarkan
hasil
obeservasi
dan
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27 Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
Terkadang guru SF dan guru SP memberikan instruksi berbasis computer. Hal serupa juga diungkapkan oleh siswa kelas I dan V. b. Usaha guru dalam memberikan media yang
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April 2015,
dibutuhkan
guru SF dan guru SP tidak memastikan setiap
penerimaan informasi
harinya
ketika
kegiatan
pembelajaran
siswa
Berdasarkan
untuk
hasil
mempermudah
obeservasi
dan
berlangsung apakah kemampuan komunikasi
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27
siswa masih baik atau tidak. Hal tersebut
Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
karena guru SF dan guru SP yakin tidak ada
pada tanggal 11 April 2015 dan 18 April 2015,
masalah yang terjadi dengan siswanya dan
guru SF dan guru SP memberikan media yang
yakin bahwa siswanya mampu.
dibutuhkan
Selain itu guru SF dan guru SP tidak selalu
penerimaan
siswa
dalam
informasi,
mempermudah yaitu
dengan
memberikan tanggung jawab khusus kepada
memberikan pengejaan kata yang ukurannya
siswa
lebih besar agar mudah dibaca oleh siswa.
berkebutuhan
khusus
pada
setiap
pembelajaran, guru memberikan tanggung jawab khusus sesuai dengan kebutuhan saja. Namun, dalam kegiatan pembelajaran guru
Selain itu guru SF dan guru SP juga menggunakan diagram, gambar, media benda nyata
dan
kegiatan
langsung
SF dan guru SP menempatkan siswa dalam
penyampaian
kelompok yang dapat membantu apabila siswa
pemahaman konsep abstrak.
mengalami
kesulitan.
Hal
serupa
juga
diungkapkan oleh siswa kelas I dan V. 5. Akomodasi
Penggunaan
Sistem
mempermudah
Tetapi guru SF dan guru SP tidak
matematika yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan berhitung siswa. Guru
a. Guru dalam melatih keterampilan siswa hasil
agar
menyediakan fasilitas kalkulator dan tabel
Komunikasi Khusus
Berdasarkan
materi
dalam
obeservasi
kelas merasa yakin bahwa siswa masih mampu dan
wawancara dengan guru SF pada tanggal 27 Maret 2015 dan 6 April 2015, serta guru SP
berhitung secara manual. Hal serupa juga diungkapkan oleh siswa kelas I dan V.
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015
NCLD
Pembahasan
(National
Center
for
Learning
akomodasi
Disabilities), the Orton Dyslexia Society, LDAA
pembelajaran yang diberikan oleh guru kelas bagi
(Learning Disabilities Association of America)
siswa yang memiliki kebutuhan khusus di SD N 4
oleh The Emily Hall Treamaine Foundation, yang
Wates yang telah diuraikan di atas akan dibahas
memberikan pendapat dalam hal interaksi guru
lebih lanjut dalam pembahasan ini.
dan siswa berkebutuhan khusus, antara lain
Hasil
penelitian
tentang
Berdasarkan hasil penelitian, baik guru SF
memastikan perhatian siswa tertuju pada guru
maupun guru SP melakukan akomodasi materi
sebelum memberikan arahan atau penjelasan
dan cara pengajaran dengan memastikan kesiapan
tertentu, memanggil siswa dengan nama mereka
siswa sebelum memulai kegiatan. Sedangkan
untuk membantuk perhatian anak tertuju pada
guru SP tidak terlalu memperhatikan keramaian
guru, dan menggunakan alat bantu yang dapat
siswa. Akan tetapi, baik guru SF maupun guru SP
memungkiinkan
selalu memberikan apersepsi sebelum memulai
berbagai indera, missal: gambar, suara dengan
pelajaran. Selain itu, guru SF dan guru SP selalu
intonasi tertentu, taktil, menulis di udara, dll.
informasi
masuk
melalui
menyampaikan kompetensi dan manfaat yang
Selain itu, guru SF dan guru SP juga
akan dicapai. Baik guru SF maupun guru SP juga
melakukan akomodasi tugas dan penilaian di
selalu memberikan garis besar materi sebelum
kelas dengan memberikan soal/pertanyaan dari
memulai pembelajaran. Selain itu, guru SF dan
tingkat yang lebih mudah ke tingkat yang lebih
guru SP selalu menyampaikan kegiatan apa saja
susah. Akan tetapi guru SF dan guru SP belum
yang akan dilakukan dalam sehari. Namun guru
berusaha untuk membuat panduan belajar dan
SF dan guru SP tidak menyampaikan penilaian
lembar kerja khusus bagi siswa berkebutuhan
apa saja yang akan dilakukan. Guru SF dan guru
khusus. Guru SF maupun guru SP juga belum
SP menggunakan media gambar membantu
berusaha melakukan penilaian pada setiap materi.
pemahaman siswa. Guru SF dan guru SP juga
Guru
menggunakan intonasi yang jelas dan beragam.
membedaan/menyederhanakan jenis pertanyaan
Akan tetapi dalam kegiatan membaca baik guru
bagi siswa berkebutuhan khusus. Namun dalam
SF maupun guru SP tidak menyoroti hal-hal
mengelola tugas sekolah, guru SF berusaha untuk
penting dalam teks bacaan. Guru SF dan guru SP
memberikan tugas sebagai tanggung jawab
juga tidak memberikan daftar kosakata penting.
individu kepada siswa. Sedangkan guru SP tidak
Selain itu, guru SF juga tidak menempatkan siswa
secara langsung memberikan tugas sebagai
berkebutuhan khusus duduk dalam kelompok
tanggung jawab individu kepada siswa.
SF
dan
guru
SP
tidak
membantu.
Beberapa hal yang dilakukan oleh guru SF
Sedangkan guru SP berusahan menempatkan
dan guru SP hampir sependapat dengan pendapat
siswa
yang diberikan oleh Swanson (Sari Rudiyati,
yang
memungkinkan
berkebutuhan
dapat
khusus
duduk
dalam
kelompok yang dapat membantu. Beberapa hal yang dilakukan guru SF dan guru SP sesuai dengan kompilasi makalah dari
2010:3)
yang
seharusnya
menyebutkan
memberikan
bahwa
bantuan
saat
guru anak
mengerjakan tugas atau tugas diberikan dimulai
Identifikasi Akomodasi Pembelajaran .... (Novita Citra Sari Cahyani) 9
dari tingkat kesulitan yang rendah ke tinggi,
khusus duduk di dekat teman yang dapat
mengubah materi tes dengan tetap berpedoman
membantu. Dalam kegiatan berkelompok, baik
bahwa
guru SF maupun guru SP berusaha menempatkan
tes
tersebut
mampu
menunjukkan
kemampuan anak, menulis tugas-tugas/PR di
siswa
papan tulis, sehingga siswa dapat mencatat, atau
kelompok yang memungkinkan dapat membantu
menyediakan daftar tugas yang harus dikerjakan
jika siswa mengalami kesulitan. Guru SP juga
(untuk siswa yang belum lancar menulis).
tidak memberikan tanggung jawab yang harus
Guru SF dan guru SP juga melakukan
berkebutuhan
dilakukan
dalam
khusus
kelompok
berada
kepada
dalam
siswa.
akomodasi tuntunan waktu dan penjadwalan
Sedangkan guru SF memberikan tanggung jawab
dengan memberikan toleransi pada siswa ketika
dalam kelompok kepada siswa jika siswa berada
siswa
yang
dalam kelompok. Selain itu, baik guru SF
deberikan. Akan tetapi, guru SF dan guru SP
maupun guru SP tidak memastikan kemampuan
tidak memberikan soal lebih awal kepada siswa
komunikasi siswa karena guru meyakini bahwa
berkebutuhan
tidak ada permasalahan dalam hal komunikasi
belum
menyelesaikan
khusus
agar
tugas
siswa
dapat
mengerjakannya terlebih dahulu. Selain itu guru SF dan guru SP juga memberikan jeda kepada
sosial siswa. Beberapa hal yang telah dilakukan guru SF dan guru SP mendukung pendapat yang diberikan
siswa pada sela-sela kegiatan pembelajaran. Beberapa hal yang dilakukan oleh guru SF
oleh Winkel (2004:325) yang mengemukakan
dan guru SP sejalan dengan pendapat yang
bahwa lingkungan belajar yang diwarnai dengan
diberikan
yang
kerjasama memungkinkan peningkatan motivasi
menyarankan untuk bersabar dan memberikan
yang berdampak pada peningkatan prestasi,
waktu kepada anak berkesulitan belajar.
terlebih bagi siswa yang memiliki kemampuan
oleh
Smith
(1998:53)
Guru SF dan guru SP sudah melakukan akomodasi lingkungan belajar menempatkan
terbatas. Guru SF dan guru SP juga melakukan
siswa jauh dari pintu dan jendela yang menjadi
akomodasi
pusat keramaian. Selain itu guru SF dan guru SP
khusus dengan memberikan kesempatan yang
juga berusaha untuk menempatkan siswa duduk
lebih pada siswa untuk mengeja kata. Selain itu
di dekat meja guru. Guru SF dan guru SP juga
guru SF dan guru SP juga membiasakan siswa
memberikan keleluasaan gerak kepada siswa.
untuk membaca. Namun guru SF tidak berusaha
Namun, baik guru SF maupun guru SP tidak
untuk menggunakan media berbasis komputer
menempatkan siswa di tempat yang tertutup
dalam penyampaian materi, sedangkan guru SP
dalam menyelesaikan tugas mandiri. Selain itu,
sudah melakukan usaha untuk menggunakan
guru SF juga tidak menempatkan siswa duduk di
media berbasir computer. Akan tetapi, baik guru
dekat
dapat
SF maupun guru SP terkadang memberikan tugas
membantu jika siswa berkebutuhan khusus
berbasis komputer untuk melatih keterampilan
memiliki kesulitan. Sedangkan guru SP selalu
siswa secara individu. Guru SF dan guru SP juga
beraha untuk menempatkan siswa berkebutuhan
memberikan media yang dibutuhkan untuk
siswa
yang
memungkinkan
penggunaan
system
komunikasi
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015
mempermudah menerima informasi. Baik guru
1. Materi dan cara pengajaran, guru kelas
memberikan
menyiapkan siswa sebelum memulai pelajaran,
pengejaan kata yang jelas. Selain itu guru SF dan
memusatkan perhatian siswa dengan berjalan
guru SP juga menggunakan diagram, gambar dan
mengelilingi siswa di kelas dan memanggil
kegiatan langsung untuk mendukung pemahaman
serta menghampiri siswa yang ramai di kelas,
konsep abstrak. Akan tetapi, baik guru SF
memberikan apersepsi dengan bertanya jawab
maupun guru SP tidak mengijinkan siswa untuk
dan bernyanyi, menyampaikan kompetensi
menggunakan kalkulator dan tebel matematika
yang akan dicapai, menyampaikan manfaat
dalam kegiatan berhitung.
yang akan didapatkan, memberikan garis besar
SF
maupun
guru
SP
selalu
Beberapa hal tersebut menunjukkan bahwa
materi
sebelum
memulai
pembelajaran,
usaha yang telah dilakukan guru SF dan guru SP
menyampaikan kegiatan apa saja yang akan
sedikit berseberangan dengan pendapat yang
dilakukan, menggunakan media gambar untuk
diberikan oleh Hayden T (Sari Rudiyati, dkk.,
menarik perhatian siswa, dan memberikan
2010:190) yang menyebutkan bentuk akomodasi
intonasi yang jelas dan beragam dalam
penggunaan system komunikasi khusus yang
menyampaikan penjelasan.
dapat dilakukan agar siswa berkebutuhan khusus
2. Tugas dan penilaian di kelas, guru kelas
dapat belajar di ruang kelas biasa yaitu dengan
memberikan tugas dari yang mudah ke yang
membiarkan siswa menggunakan materi dan
sulit, dan memberikan daftar tanggung jawab
manipulatif konkret untuk mempelajari konsep
infividu.
matematis,
menggunakan
model
berbasis
3. Tuntunan waktu dan penjadwalan, guru kelas
komputer untuk menyajikan konsep matematis,
memberikan
membiarkan siswa melatih keterampilan dengan
penyelesaian tugas, memberikan jeda setelah
menggunakan membiarkan
waktu
dalam
berbasis
computer,
siswa menyelesaikan tugas dan sebelum
menggunakan
kalkulator
melanjutkan ke materi selanjutnya.
instruksi siswa
toleransi
untuk tugas menghitung, membiarkan siswa
4. Lingkungan belajar, guru kelas menempatkan
menggunakan grafik atau tabel yang berisi fakta
siswa di tempat yang jauh dari keramaian,
matematika dasar, membiarkan siswa untuk
memberi
menggunakan
menempatkan siswa duduk di dekat guru,
diagram
untuk
merencanakan
keleluasaan
gerak
pada
siswa,
strategi dalam menyelesaikan masalah.
memberikan tanggung jawab ketika siswa ada
SIMPULAN
dalam kelompok, menempatkan siswa berada
Simpulan
dalam kelompok yang dapat membantu.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
5. Penggunaan system komunikasi khusus, guru
dapat disimpulkan bahwa guru kelas yaitu guru
kelas memberi kesempatan lebih pada siswa
SF dan guru SP di SD N 4 Wates sudah
untuk mengeja kata, membiasakan siswa untuk
melakukan
akomodasi
membaca, menyajikan materi dengan media
pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusu
berbasis computer, memberi tugas dengan
melalui akomodasi dalam hal :
instruksi
beberapa
bentuk
berbasis
computer,
memberi
Identifikasi Akomodasi Pembelajaran .... (Novita Citra Sari Cahyani) 11
pengejaan kata yang jelas di papan tulis, menggunakan diagram, gambar dan kegiatan langsung
untuk
mendukung
pemahaman
konsep abstrak. DAFTAR PUSTAKA Moh. Amin dan Andreas Dwidjosumarti. (1998). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Pemerintah Yogyakarta Nomor 17 dan 60 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pemenuhan Hak-hak Bagi Penyandang Disabilitas. Sari Rudiyati, Pujaningsih, & Unik Ambarwati. (2010). “Penanganan Anak Berkesulitan Belajar Berbasis Akomodasi Pembelajaran”. Jurnal Kependidikan (Vol 40 No 2), November 2010: hlm. 187-200. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.