Media Komunikasi Paroki St. Stefanus, Cilandak - Jakarta Selatan
129Th.XIII
#
Mei 2015
BEKERJA DIPENUHI BERKAT Kristiani 25 Iman dalam Dunia
36 Pengajaran Dasar Bunda
Modern
Maria
Pekerjaan itu 48 Pilih Wajib
-Maria Magdalena Menyapa- Maria Magdalena merupakan saksi dari kabar sukacita kebangkitan Yesus, Dia pun senantiasa hadir dimanapun dalam rupa yang berbeda di antara kita. Foto; Fefe (dok MP)
DAFTAR ISI SEPUTAR PAROKI 5 : Aksi Minggu Panggilan
19
PROFIL
7 : Remaja Bagi Gereja 9 : Semangat Tanpa Henti Pelayanan Tanpa Batas 12: Berbagi dalam Kebersamaan 17: Memberdayakan Anggota Secara Mandiri 38: Rosario Lingkungan Sta. Elias 46: Kerja Bakti Membersihkan Lingkungan Gereja ORBITAN UTAMA 23: Bekerja dan Berkat 32: OPINI Apakah Anda Mempersiapkan Anak anda dalam panggilan (biarawan/biarawati)? ORBITAN LEPAS 34: Selayang Pandang Kongregrasi SCJ di Indonesia
“Katolik adalah Kegembiraan”
15
SEPUTAR PAROKI
50: SANTO SANTA; Bernardus Montjoux 52: PSIKOLOGI Back To Family bagian 2 54: KESEHATAN Efek Kopi= Tidak Ngantuk
Ia yang Masih ‘Hidup’ dalam Hati Kita
40
ORBITAN LEPAS
56: TUNAS STEFANUS & ONGKOS CETAK Prestasiku, Berkat dari Tuhan 59: DANA PAROKI, April 2015
Selamatkan Bumi, Selamatkan Kehidupan
4. KERLING
DIGNITAS PEKERJAAN DI MATA TUHAN “Seorang pekerja yang baik patut mendapat upahnya,” demikian Yesus menyatakan dalam Injil Lukas 10:7. Dari pernyataan ini, kita mendapat inspirasi bahwa di mata Tuhan, hanya dengan bekerja yang baik, kita layak untuk melanjutkan hidup. Pekerjaan adalah panggilan suci untuk mempertanggungjawabkan hidup yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Bekerja tidak dengan baik dan malas, hakekatnya dosa dan kita tidak layak untuk menikmati hasilnya, karena itu sama saja dengan makan ‘gaji buta.’ Kita perlu mengenali lebih jauh; bekerja yang baik itu seperti apa? Dengan rumusan lain, kita bisa bertanya diri, bagaimana kita bisa bekerja yang sesuai atas semangat cinta kasih? Dalam zaman pos-modern ini, kadangkala kita dihadapkan dengan problematis pilihan pekerjaan. Pada Edisi Bulan Mei 2015, saat kita melewati masa Paskah dan bulan Maria ini, kami menjadikan “Bekerja Dipenuhi Berkat” sebagai tema. Harapannya tema ini, memampukan kita untuk bisa menjadi berkat bagi sesama melalui pekerjaan-pekerjaan yang kita miliki. Kita juga hendak melihat dignitas suatu pekerjaan, bahwa bekerja adalah salah satu jalan untuk menghidupi iman, bukan sekedar menghidupi kebutuhan jasmani kita saja. Semoga pekerjaan kita yang begitu indah, mulia dan penuh berkat ini mampu digali dalam edisi ini, dan kita pun dimotivasi untuk bekerja lebih semangat serta lebih committed untuk memperjuangkan pekerjaan dengan jujur dan baik, sesuai dengan ajaran cinta kasih Allah. Akhirnya, apapun pekerjaan kita, kita dipanggil untuk menghayatinya sesuai dengan hasrat dan panggilan kita untuk memenuhi tujuan hidup sebagai orang kristiani. Bila pekerjaan itu tidak sesuai dengan nilai-nilai kristiani, seberapa pun fulus yang diraih, tidak menjadikan pekerjaan itu sebagai yang berharga dan penuh berkat. Oleh karenanya, bekerja dan berkat seharusnya menjadi senyawa yang tak dapat terpisahkan. Selamat Bekerja, Tuhan memberkati! Pimpinan: A. Setyo Listiantyo Creative Design: Agung E. W, Yohanes Triasputro B, Benny Arvian, Redaksi: Paulus Sihombing, Adiya W. S, Constantine J. N, Kornelius Jemada, Felicia Nediva, Agung Pradata, Veronica Putri Larosa Liputan/Artikel : redaksimediapass@ yahoo.com/
[email protected]/081328130513 Facebook:
[email protected] Iklan & Donasi : Dian Wiardi (0818 183 419) No rekening Komsos: BCA dengan no 731 0278879 an. Mirjam Anindya Wiardi atau R. Prakoso Penerbitan Majalah MediaPASS dibawah perlindungan Dewan Paroki St. Stefanus Cilandak melalui Seksi Komunikasi Sosial Ketua Dewan Paroki: Antonius Sumardi, SCJ Penasehat KOMSOS: Dauddy Bahar Ketua Seksi KOMSOS: Agustinus Sonny Prakoso Sekretaris: Alberta S. Listiantrianti Bendahara: Dian Wiardi Koord. Unit Kerja: A. Setyo Listiantyo Koord. Unit Media: Dian Wiardi Koord. Unit Teknologi Informasi (IT): Sukiahwati Hartanto Web Page: www.st-stefanus.or.id Email:
[email protected] twitter: @ ParokiStefanus Redaktur: Sukiahwati Hartanto Programmer: Yorren Handoko Administrator: Patricia Utaminingtyas, Dian Wiardi, Sukiahwati Hartanto, Irene, Susan J Warta Paroki: Dian Wiardi, Yohanes Ledo Radio/Video/TV: Yohanes Triasputro B, Benny Arvian Mading : Kornelius Jemada Facebook : Constantine J. N Twiter: Susan J, Irene
Aksi Minggu Panggilan -Dian W-
P
ada hari Minggu, 26 April 2015 pukul 09.45 diadakan Perayaan Ekaristi yang secara khusus didedikasikan untuk mengisi Hari Minggu Panggilan. Sebelum Perayaan Ekaristi dimulai, diputar video testimoni tentang ketertarikan kaum muda yang mempersembahkan hidupnya melalui panggilan hidup membiara. Di akhir video, Bapa Uskup Suharyo mengatakan bahwa kaum muda merupakan bagian yang amat penting di dalam kehidupan Gereja. Salah satu hal yang wajib kita pikirkan adalah kesadaran kaum muda bahwa hidup adalah anugerah, panggilan dan perutusan. Kita semua dipanggil oleh Tuhan untuk sampai pada kepenuhan hidup Kristiani dan kesempurnaan kasih. Untuk mencapai panggilan seperti itu, ada berbagai macam jalan, yang secara umum dirangkum dalam dua macam jalan, yakni panggilan khusus dan panggilan umum. Panggilan khusus adalah panggilan imamat dan hidup bakti, panggilan umum adalah panggilan hidup bekeluarga. Yang sering kurang dipahami adalah jalan atau panggilan khusus untuk menjadi imam dan biarawanbiarawati. Oleh karena itu, perlu usaha yang sungguh-sungguh dan terus menerus untuk mengajak, mendorong dan memperkenalkan panggilan khusus kepada khususnya kaum muda, namun juga ke-
Foto; Fefe, Dian W (dok MP)
pada keluarga-keluarga yang diharapkan dapat memperkenalkan panggilan hidup khusus ini kepada putra-putrinya. Apalagi tahun ini telah ditetapkan oleh Bapa Suci Fransiskus sebagai Tahun Hidup Bakti. Maka bersama Gereja Universal kita (keluarga-keluarga) diundang untuk mendukung promosi panggilan hidup khusus dan sekaligus menunjukkan perhatian yang serius akan pentingnya kehadiran dan peranan para imam, biarawan dan biarawati dalam melanjutkan karya Kristus di dunia ini. Bagian yang menarik dalam Perayaan Ekaristi Minggu Panggilan ini, dalam kesempatan homili, Pastor Antonius Sumardi, SCJ mempersilahkan para acting suster dan pastor (anak-anak kecil) diundang untuk maju ke depan altar untuk memperkenalkan pakaian-pakaian yang mereka kenakan dengan berbagai macam warna yang menjadi ciri khas setiap kongregasi. Dalam homilinya, Pastor Sumardi mengaitkan Minggu Panggilan dengan undangan untuk merenungkan spiritualitas Gembala yang baik.
Gembala yang baik harus menjadi dasar bagi setiap panggilan, lebih-lebih untuk panggilan khusus. Yesus adalah Gembala yang baik. Maka panggilan hidup khusus sebagai imam dan biarawan-biarawati adalah usaha untuk menjadi alter Christ, menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Pilihan kata “Gembala” yang diambil atau dinyatakan oleh Tuhan Yesus sendiri, memberikan makna yang dalam bagi perjalanan kehidupan Gereja yang berawal dari spiritualitas para gembala sejak zaman para nabi sampai pada zaman Yesus. Untuk menghayati spiritualitas Gembala yang baik, kita diutus untuk menjadi saksi kebaikan Allah dan diharapkan siap menghadapi resiko dan tantangan yang ada untuk mewartakan kabar baik dan keselamatan bersama. Di akhir aksi Minggu Panggilan ini, diharapkan umat Katolik, semakin lebih tekun mendukung usaha mendampingi generasi muda dan sekaligus mempromosikan panggilan hidup khusus.***
7. SEPUTAR PAROKI
Remaja Bagi Gereja -Tim Produksi Tablo Paskah Anak-anak-
“Biarlah Gereja makin dekat pada remaja, supaya remaja makin melekat pada Gereja”
M
isa Paskah Anak-anak tahun ini terasa lain ketika saat homili anak-anak diberi tontonan yang special, yang sudah 7 tahun absen dan ditunggu, yaitu tablo, drama yang menampilkan kisah melalui sikap, ekspresi dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Yang menarik, kabar sukacita keselamatan ini meski gampang dinikmati tapi tetap perlu analisis kritis. Sungguh cerdik pencetus ide kali ini ketika mencoba memasukkan unsur budaya, jaman, dan generasi abad 21 ke dalam skenarionya. Maria Magdalena yang berkerudung pun menjelma menjadi gadis masa kini yang setia membawa sukacita kebangkitan Yesus. Dibingkai manis oleh narator dan lagu yang pas membuat tablo
ini bisa dinikmati oleh anak SBI sampai nenek kakek mereka. Bravo buat Seksi Kepemudaan yang jeli menciptakan kreativitas ini. Namun, tahukah kita kalau semua itu hanya mungkin ketika remaja para pemeran tadi berkomitmen untuk melayani dengan memberikan waktu mereka? Dan, apakah kita sadar bahwa itu saja tidak cukup? Lagu dan musik harus direkam, setting harus dibuat, kostum harus dijahit, gerak dan gaya harus diciptakan,
diarahkan, dan dilatihkan. Memang... setelah melihat hasilnya, rasa cape dan biaya yang dikeluarkan seolah tak terasa. Tapi justru inilah yang harus kita cermati. Untuk memberitakan kabar sukacita buat anak dan remaja, harus melibatkan anak dan remaja pula. Mereka perlu wadah kreatif, perlu tempat singgah untuk berkreasi, perlu pembimbing yang berkualitas, serta perlu santapan yang mengenyangkan rohani dan jasmani.
8
Kebutuhan remaja yang utama adalah aktualisasi diri dan perasaan "belong to something" sehingga sampai suatu saat kelak pun mereka tetap merasa sebagai bagian dari Gereja. Bukankah itu adalah harapan semua orang tua?
Untuk itu, sangatlah tepat kita berikan applause kepada Panitia Paskah 2015 yang sudah memberi kesempatan buat remaja kita untuk ikut ambil bagian. Dan, marilah semakin membuka kesempatan dan bermurah hati bagi masa depan Gereja kita, yaitu generasi muda, karena jika kita mau anak-anak kita kuat dalam iman akan Yesus Kristus, buatkan mereka “perahu” untuk mereka berlayar bersama-Nya.***
Foto; Fefe, Paul, Agung P (dok MP)
9. SEPUTAR PAROKI
Semangat Tanpa Henti, Pelayanan Tanpa Batas
P
-Put-
erayaan Syukur Paskah 2015 untuk para Prodiakon kali ini diselenggarakan tidak hanya bagi Prodiakon aktif saja, tetapi bagi mereka yang telah selesai masa baktinya dan juga turut diundang serta istri prodiakon dalam acara tersebut. Acara yang dipersiapkan dengan sederhana dan mandiri ini benar-benar dapat mengumpulkan prodiakon dan menjadi sebuah ruang keakraban.
Pelayanan sebagai Prodiakon memang tidak mengenal usia, dan tanpa batas. Jikalau dianggap masih mampu maka Gereja akan bersukacita menyambut orang-orang yang mempunyai komitmen dan hati untuk melayani. Semangat yang tanpa mengenal usia inilah yang dituangkan dalam Kegiatan Syukur Paskah 2015. Pengurus Prodiakon yang diwakili oleh Bp. Bonaventura Sutadi menerangkan pentingnya sebuah
10 silahturahmi dan komunikasi antar prodiakon, bahkan tidak menutup kemungkinan sarana komunikasi yang berkembang saat ini dapat juga terus berjalan seiringan untuk mampu mendekatkan antar prodiakon. Acara yang dimulai pada pukul. 08:30 ini dibuka oleh Rm. Paulus Setiadi SCJ, dengan hangat menyapa dan mengucapkan selamat atas kehadiran serta kegiatan syukur yang terselenggara. “Semakin Bijaksana dalam Melayani” merupakan tema yang diusung dalam perayaan syukur tersebut, seorang prodiakon yang layak dalam melayani sepatutnya dapat memberikan teladan terbaik bagi keluarga, lingkungan bahkan masyarakat. Rm. Alex Dirdjo SJ sebagai pembicara utama dalam materi rekoleksi singkat pada acara tersebut mampu memberikan masukan-masukan yang inspiratif bagi para prodiakon. Dalam paparan singkat atas dasar pelayanan, iman, bahkan konsep kebijaksanaan, Rm. Alex Dirdjo SJ memulai dengan sebuah cerita sebuah misteri lukisan Last Supper dimana Leonardo da Vinci seorang Maestro dibalik mahakarya mengalami proses pembuatan yang luar biasa. Leonardo Da Vinci harus menggambar 13 karakter dalam sebuah bentuk wajah yang sangat kuat dan mampu mencerminkan dari rasul serta Yesus itu sendiri. Akan tetapi proses pengerjaan lukisan tersebut terhenti pada saat pencarian model
respresentatif Yudas. Tidak semudah dalam pencarian karakter Yesus sebelumnya, dimana Leonardo menemukan representatif Yesus adalah seorang kalangan artis yaitu penyanyi yang memimpin umat pada paduan suara dan berjuang agar dapat memuliakan Tuhan dalam bentuk nyanyian. 5 tahun berselang, akhirnya Leonardo menemukan rupa Yudas pada sebuah pasar, dimana duduk seorang muda, tertunduk, dan ia pun mau menjadi model. Ketika memulai goresan demi goresan, Leonardo tersentak kaget karena beberapa garis ini seolah sama dengan karakter Yesus yang digambar 5 tahun lalu. Dan ternyata benar ia adalah karakter yang sama akan tetapi sekarang ia bukan artis atau penyanyi, sekarang ia adalah Pejuang Rakyat. Cerita sederhana yang dibuka oleh Rm. Alex Dirdjo. SJ ini,
11 benar-benar menjadi hangat dan penuh wawasan. Bahwa Yesus bisa menjadi siapapun, bahkan pada kondisi yang sulit sekalipun. 15 Tahun Rm. Alex Dirdjo SJ melakukan pengabdian untuk Mgr. Leo Soekoto, SJ dan dalam masa tersebut, ia merasakan bahwa kebijaksanaan tidak harus lemah lembut tetapi juga memerlukan ketegasan. Bahwa terkadang Yesus-pun pada cerita-cerita Injil, memberikan sebuah ujian iman dan menariknya bahwa kekuatan iman untuk percaya atas Tuhan, Kabar Baik melebihi jalan agama itu sendiri.
Foto; Put (dok MP)
Sedikit diceritakan bagaimana kemudian bahwa kematian bukanlah urusan manusia, dan semangat pelayanan tidak mengenal batasan fisik, karya nyata Tuhan salah satunya adalah Rm. Alex Dirdjo SJ dalam usianya yang mengijak 77 tahun ia masih kuat dan bersinergi dengan zaman, walau terganggu pada pandangannya, tetapi ia tidak menyerah. Acara yang diikuti kurang lebih 88 orang ini akhirnya, mempertemukan konsep semangat tanpa henti, pertemuan dan pelayanan tanpa batas serta silahturahmi yang kuat bahwa akhirnya prodiakon adalah sebuah persaudaraan. Setelah Misa, Pengurus dan panitia menyediakan acara ramah tamah yang diliputi dengan pembagian door prize serta beberapa penghargaan untuk prodiakon atas pengabdiannya selama pelayanan.***
12. SEPUTAR PAROKI
Berbagi Dalam Kebersamaan Rudianto Sihotang
S
ore itu cuaca mendung yang diselingi oleh gerimis kecil tidak menyurutkan langkah warga lingkungan St. Aloysius untuk datang ke rumah salah satu warga lingkungan yaitu rumah Bapak Luky Yusgiantoro yang berada di Jl. Kecubung I – Cilandak, hari itu, sabtu tanggal 18 April 2015 bertepatan dengan acara perayaan paskah 2015 yang diadakan oleh warga lingkungan St. Aloysius.
Acara ini berawal dari ide yang disampaikan oleh beberapa warga –salah satunya Bapak Natalis Kusmargono- didalam Group Chat, yang memiliki kerinduan dapat berkumpul bersama warga lingkungan lainnya untuk lebih mempererat rasa kekeluargaan diantara warga lingkungan St. Aloysius, atas dasar itulah pengurus lingkungan melalui Ketua Lingkungannya Bapak Antonius Happy Kurniawan, mencoba mengakomodir keinginan warga tersebut dengan mengadakan acara perayaan paskah, agar lebih memudahkan dalam merencanakan acara tersebut, maka dibentuklah kepanitian yang akan bekerja menyiapkan dan melaksanakan acara tersebut. Acara perayaan paskah ini dikemas oleh panitia sebagai acara sarasehan dan temu kangen bagi warga ling-
13
kungan St. Aloysius dan sekaligus juga diadakan acara paskah untuk anak-anak dengan berbagai acara seperti Story Telling dan nonton film tema paskah, mewarnai gambar, menghias keranjang paskah dan tentunya puncak acaranya yaitu mencari telur paskah. Berbagi dalam kebersamaan, itulah semangat yang diangkat dalam kegiatan acara paskah lingkungan St. Aloysius ini, hal itu tercermin dan dirasakan dari bagaimana seluruh warga lingkungan ikut terlibat dan memberikan kontribusinya secara sukarela dan sesuai dengan kemampuan, misalnya untuk
konsumsi yang akan disajikan pada acara tersebut merupakan hasil sumbangan tiap-tiap warga yang dengan sukacita dan tulus hati menyiapkan dari rumah masing-masing dan membawanya ke tempat acara untuk disajikan oleh panitia, dan konsumsi yang disajikan pun terbilang murah meriah, seperti jagung rebus, singkong rebus, ubi rebus, kacang rebus, timus, asinan, es buah, teh dan kopi, ice cream, dll. Kesederhanaan….itulah yang tercermin dari acara dan konsumsi yang disajikan, namun tetap dapat memberikan rasa sukacita dan kemeriahan bagi seluruh warga yang hadir, dan tak lupa panitia juga menyiapkan bingkisan bagi anak-anak yang hadir, bingkisan ini pun hasil dari sumbangan warga lingkungan. Dalam acara paskah ini juga hadir Ketua Wilayah VI, Bapak Dwi Barto, beliau dalam sambutannya menyampaikan agar tiap-tiap lingkungan
14
senantiasa selalu aktif mengadakan acara-acara yang sifatnya positif, salah satu contohnya seperti acara paskah lingkungan St. Aloysius ini, dan pada kesempatan ini juga Bapak Ketua Wilayah mengumumkan sekaligus menyampaikan kepada seluruh warga lingkungan St. Aloysius, bahwa pesta nama Wilayah VI yang jatuh pada bulan Agustus, kepanitiannya akan di koordinir oleh lingkungan St. Aloysius, hal ini sesuai dengan gilirian dari 3 (tiga) lingkungan yang ada didalam wilayah VI.
tup rangkaian acara dengan ucapan puji syukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus atas penyertaanNya sepanjang acara, dan terima kasih juga kepada seluruh warga yang telah hadir dan tak lupa kepada keluarga Bapak Luky Yusgiantoro yang sudah berkenan menyediakan tempat, acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Bapak S.A Mulyono. Terima Kasih.***
Pada akhirnya, acara demi acara telah berlalu, pembacaan firman Tuhan dan renungannya sudah didengarkan, lagu puji-pujian satu per satu telah dinyanyikan untuk kemulian Tuhan, kemeriahan dan sukacita perayaan paskah tak terasa telah mencapai puncaknya, hingga kamipun dari panitia harus menuFoto; Ling Aloysius (dok Pribadi)
15. SEPUTAR PAROKI
IA YANG MASIH “HIDUP” DALAM HATI KITA (Mengenang Arwah Pastor Thomas Fix, SCJ) Dian Wiardi
Pada hari Selasa, 21 April 2015, tepat tiga tahun berpulangnya almarhum Pastor Thomas Martin Fix, SCJ. Kelompok Legio Maria Paroki St. Stefanus Cilandak mengundang para umat untuk mengenang almarhum dalam perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Pastor Martin van Ooij, SCJ. Undangan itu tentu saja ditanggapi banyak umat dengan baik, mengingat almarhum pernah berkarya lama di paroki ini dan dikenal sangat baik di mata umat, yang sangat pantas disebut sebagai gembala yang baik. Dalam homilinya, Pastor Martin selayang-pandang mensharingkan perjalanan hidup almarhum, khususnya sebagai seorang misionaris. Almarhum, setelah beberapa bulan mendarat di Indonesia dari Amerika Serikat dan setelah belajar bahasa, memulai karya misi di
daerah Lubuk Linggau (Sumatera Selatan) yang pada waktu itu merupakan misi yang baru. Dengan segala semangat dan kesederhanaan, almarhum melayani orang-orang di wilayah tersebut. Kemudian pada tahun 1975, Pastor Martin yang saat itu berkarya di daerah Lampung, diminta pimpinan untuk berkarya Seminari Menengah St. Paulus, Palembang untuk mendampingi para calon imam dan biarawan. Tanpa mengurangi semangat kesiapsediaannya, ia menyampaikan pendapat bahwa Pastor Thomas Fix adalah kandidat yang jauh lebih baik untuk mendampingi anakanak. Dengan kesabaran, ketelitian dan kebijaksanaannya, almarhum adalah orang yang tepat sebagai seorang pendamping. Usulannya dapat diterima pimpinan, maka setelah berkarya di Lubuk Linggau, almar-
16. SEPUTAR PAROKI hum dipindah ke seminari. Dengan semangat kesiapsediaan yang menyala-nyala, almarhum menjalani tugas perutusannya dengan sukacita. Setelah melalui dan menjalani berbagai macam tugas perutusan yang lainnya, almarhum sempat berkarya ditengah-tengah kita, sebagai Pastor Rekan di Paroki St. Stefanus selama 11 tahun. Kita semua tahu dan menjadi saksinya, betapa almarhum mampu hadir sebagai pastor yang baik. Dengan kesederhanaan, kesabaran dan kemurahhatian, almarhum mendampingi umat kota dengan aneka macam persoalan dan tantangan hidup yang begitu berat. Waktu Pastor Martin di India, Pastor Martin merasa membutuhkan orang seperti almarhum. Lalu Pastor Martin mendekatinya dan menanyakan kesediaannya. Almarhum dengan senyumnya yang menyejukkan dan dengan darah misinya yang berkobar-kobar mengatakan, “Kalau saya diutus pimpinan, saya akan berangkat.” Akhirnya almarhum bergabung dengan Pastor Martin dan beberapa Pastor dari negara lain, berkarya di India selama hampir satu dekade. Pada saat di Jakarta untuk liburan dan sekaligus mengurus visa baru untuk kembali ke India, almarhum jatuh sakit pada bulan Desember 2012. Meskipun semangat misi, khususnya untuk kembali ke India
Pastor Martin van Ooij melakukan homili saat Misa Foto; Dian W (dok MP)
masih sangat kuat, raganya tidak memungkinkan almarhum untuk kembali ke India. Dengan dukungan dan cinta orang-orang disekitarnya, almarhum menghadapi sakitnya dengan tabah, sukacita dan penuh iman, bahkan pada detik terakhir hidupnya almarhum tetap tersenyum seraya berseru, “Tuhan,
17. SEPUTAR PAROKI pertandingan sudah selesai. Aku memenangi pertandingan di dalam namaMu.” Lebih lanjut, Pastor Martin menegaskan bahwa almarhum adalah salah satu teladan imam bagi para imam lainnya. Almarhum menjadi model dalam hal kesederhanaan dalam penampilan (pakaian), kepandaian dan kesungguhannya. Senyumnya banyak menyejukkan dan bahkan menyelamatkan jiwa-jiwa yang mengalami letih lesu. Memang almarhum sering ditipu orang, hanya karena kebaikannya, namun dia berkata, “Yang penting saya tidak menipu.” Almarhum kalau kotbah juga tidak hebat dan monoton, tetapi almarhum adalah seorang imam yang melayani dengan hati yang sungguh-sungguh, khususnya umatnya yang mengalami problem untuk minta doa, pandangan dan nasehat. Bagi yang sudah mengenal almarhum, dan sedang menghadiri perayaan Ekaristi pada hari itu sudah membuktikan bahwa “Thomas tidak mati, Thomas masih hidup” dalam hati umatnya. Ya, dengan iman kita yakin bahwa almarhum masih hidup dalam hati kita; dalam iman, harapan dan cinta kasih. Setelah perayaan Ekaristi, umat diajak untuk makan bubur bersama, mensyukuri rahmat dan kebaikan Tuhan, sambil berbincang-bincang mengenang kebaikan Tuhan dalam hidup almarhum Pastor Thomas Fix, SCJ.***
MEMBERDAYAKAN ANGGOTA SECARA MANDIRI Lius
G
una mencapai salah satu tujuan dari koperasi budi asih dalam memberdayakan anggota secara mandiri, Seksi pendidikan koperasi budi asih mengadakan program pelatihan keterampilan untuk para anggota, untuk merealisasi program tersebut seksi pendidikan koperasi budi asih mengajak beberapa pelatih untuk bekerja sama mengadakan pelatihan. pelatihan keterampilan ini dijadwalkan 2 bulan sekali dengan pelatihan yang berbeda-beda. Dan tepat di hari Minggu,26 april 2015 Seksi pendidikan mengadakan pelatihan membuat kalung dari pita organdi dan manik-manik bertempat di gedung Leo dehon lt.3 pukul 10:00 s/d 13:00 wib, dihadiri oleh 9 orang peserta dan satu orang pengajar dan didampingi oleh salah satu perwakilan dari kopdit Budi Asih, para pe-
18
serta terlihat serius mendengar dan memperhatikan apa yang diajarkan oleh para pelatihnya Alhasil mereka semua berhasil menyelsaikan tugasnya tepat waktu. Dengan adanya pelatihan keterampilan ini para peserta memperoleh ilmu dan pengetahuan yang baru sehingga mampu untuk berdiri sendiri dan bersaing di masyarakat umum. Bagi yang berminat silahkan bergabung, kami terbuka untuk umum.***
Peserta pelatihan Koperasi Foto; Lius (dok Pribadi)
SEKSI KOMUNIKASI SOSIAL (KOMSOS) “Memberitakan pekerjaan tanganNYA” ST. STEFANUS Membutuhkan tenaga muda yang berkomitmen untuk pelayanan gereja, sebagai wartawan, designer dan fotografer. Bagi yang berminat menghubungi Sdr. Tyo (HP: 081328130513)
19. PROFIL
KATOLIK ADALAH
KEGEMBIRAAN
M
edia Pass berkunjung ke Galeri Bilik 3 Darma, milik Respati Teguh Santoso, yang lebih dikenal dengan nama Teguh Ostenrik. Ia adalah seorang seniman Indonesia yang dikenal di dunia Internasional. Beberapa karyanya telah dipamerkan lebih dari 100 pameran tunggal dan kelompok di Amerika, Eropa (Perancis, Belanda, Jerman), Autralia dan negara-negara di Asia. Di sela-sela kesibukannya mengajar beberapa muridnya dan proyek pembuatan Corpus Christi untuk Gereja Paroki Cilangkap, ia menerima kami dengan sangat hangat. Dengan terbuka pula ia mensharingkan berbagai aspek yang kami tanyakan. Ia lahir pada tanggal 3 Agustus 1950 di Jakarta dan memulai karirnya sebagai seniman dari titik nol dan melalui perjuangan yang dengan
Put
Teguh Ostenrik beserta anaknya Lovis Foto; Put (dok Pribadi)
tidak mudah. Anak ke enam dari pasangan Marsini dan Ostenrik Tjitrosunarjo ini, sebelumnya berkuliah di Trisakti mengambil bidang kedokteran. Dalam proses menekuni dunia kedokteran, ia merasakan bahwa panggilan jiwanya bukan dibidang itu. Maka dengan keputusan mantap dan boleh dikatakan nekad, ia memutuskan pergi ke Jerman. Setelah berkorespondensi dengan sahabatnya di Jerman, pada bulan November 1972 ia berangkat ke Munich, dan tinggal di Am Walchensee, untuk belajar Bahasa Jerman. Gunung yang terjal sudah menghadang ketika ia memulai perjalanan untuk menemukan panggilan jiwanya, karena hanya kurang dari 3 minggu ia merasa berat dan tidak krasan. Tetapi tidak ada kamus menyerah dalam hidupnya, maka kemudian
20
ia pindah ke Berlin Barat untuk melanjutkan kursus Bahasa Jerman, sambil bekerja sampingan di restoran Bali, sebagai tukang cuci piring. Selama pendidikan sekitar tahun 1973, Teguh mencoba masuk Hochschule der Kunste Berlin, tetapi gagal dan tetap berusaha untuk bertahan di Jerman. Agar tetap mendapatkan ijin tinggal di Jerman, ia melanjutkan sekolah Design Graphic di Lette Schule sambil terus mempersiapkan diri untuk bisa masuk ke sekolah yang menjadi target atau impiannya yang utama. Akhirnya pada tahun 1974, setelah mencoba sebanyak 4 kali, Teguh diterima di bagian Seni Rupa murni dan meraih gelar masternya pada tahun 1980 di bawah bimbingan Prof. Hermann Bachman. Dari tahun 1980 sampai dengan 1988 Teguh melakukan banyak aktivitas senimannya di luar Indonesia. Pada usianya yang menginjak 26 tahun. ia menikah dengan Karyn Ostenrik, dan pada Tahun 1982 setelah berpisah dengan istri pertamanya ia menikah dengan Donata Dangler. Dari pernikahannya dengan Donata mereka dianugerahi 2 anak; anak pertama, laki-laki bernama Lovis (32 tahun) dan yang kedua, perempuan bernama Celine (31 tahun). Kegiatan mengajarnya dilakukan sebagai guru Slow Motion Movement untuk grup Living Dolls selama 5 tahun serta aktif bersama seniman-seniman lokal
di Koln baik dalam pertunjukan atau tari bersama Robert Salomon dan Mathias Von Welck. Ia sendiri setelah berpisah dengan Donata Dangler tinggal bersama Kathrin Rudolph dan hidup bersamanya selama 4.5 tahun. Sebuah Inspirasi Anak Muda Pada tahun 1988, Teguh pulang ke Jakarta dan menetap hingga sekarang. Sebagai pribadi yang bersahaja, ia tinggal di sebuah perkampungan Tridarma (Wilayah VII), kurang lebih sekitar 13 tahun lalu bersama istrinya bernama Pinky Sudarman. Kontribusinya sebagai warga pun tidak sedikit, di dalam rumahnya yang asri hampir sekitar 11 tahun yang lalu ia bersama beberapa orang muda Katolik, memimpikan sebuah perkampungan yang menjadikan kegiatan seni adalah sebuah inspirasi melawan pengangguran, narkoba dan tawuran. Sebuah komunitas muda seharusnya mampu menembus batas tanpa melihat, suku, agama, ras ataupun golongan. Orang Muda Katolik pada saat itu sangat kompak dan dapat diandalkan untuk membangun komunitas yang positif dan berkualitas, yang mampu merangkul semua orang alias menembus batas. Di bulan November 2004, PS. Seraphim lahir dari sebuah proses kreatifitas yang menarik dari keinginan orang muda untuk melayani dan bernyanyi. Dengan sebegitu gampangnya, Teguh memberikan akses seni
21
sebesar-besarnya kepada orang muda untuk berapresiasi; salah satu sumbangannya adalah mengundang PS. Seraphim untuk mengiringi pamerannya di St. Marys Of Angel, Singapura, sebuah gereja yang di design secara unik dan Teguh tidak saja memberikan kesempatan terbaik kepada PS. Seraphim akan tetapi sebuah liburan yang menyenangkan. Beberapa rekan-rekan seniman, dan murid-muridnya di datangkan khusus ke kampung pulo (nama lain bumi Tridarma tempat ia tinggal) untuk mengajar dari seni lukis, seni bernyanyi, seni teater, pantomin dan undangan-undangan pertunjukan serta diskusi-diskusi seni. Hal yang menarik pernah terlontar dari pertanyaan yang menggelitik Teguh kepada Romo Santoso SCJ yang waktu itu masih menjadi frater saat menemani rekan-rekan Seraphim berlatih di Kapel Keluarga Nazareth, “Saya jealous dengan anak-anak ini, mengapa mereka gampang sekali percaya”. Baginya, bisa memiliki sebuah kepercayaan adalah nikmat, karena hidup tanpa percaya berarti gelisah. Gereja St. Marys of The Angel dan Bunda Maria Karya pertama Teguh dalam ranah Katolik adalah pembangunan gereja St. Marys of Angel pada tahun 2001. Ia dipercaya oleh Pater Philip untuk melengkapi ornamen-ornamen gerejanya. Ia menjalani proyek itu secara
professional dan dengan keyakinan bahawa tidak ada hubungan antara pekerjaan dan iman, jika briefingnya bagus, maka hasilnya akan bagus, begitu juga sebaliknya. Bahkan ketika ia dipercayai untuk melakukan re-interpretasi, ia menggukan pendekatan yang rasional. Setelah karyanya diapresiasi, banyak arsitektur lokal maupun internasional ingin melakukan proyek kerja sama, bahkan kalangan gereja pun tidak segan-segan menggunakan jasanya. Bagi beberapa kalangan melihat Karakteristik patung-patung Teguh dalam berkarya menciptakan hasil yang terlihat agak ‘kasar’ dalam arti tidak begitu halus seperti di Vatikan sehingga lebih memaknai arti devosional itu sendiri yang berarti mampu memberikan nuansa kebaktian khusus. kepada berbagai misteri iman secara pribadi dan tidak kepada dekoratif belaka. Pertanyaan Teguh pun muncul dalam hatinya, “Sebetulnya ini agama apa sih, apa korelasi agama dengan “digebuk, jatuh, ditelanjangi, seperti feeling guilty” karena via dolorosa itu bukan karena melulu soal penderitaan tetapi adap asor-nya yaitu Ia memiliki kekuasaan untuk melawan tetapi Ia tidak melawannya.” Ada sebuah pengalaman yang menyentuhnya saat ketika ia membuat sketsa pieta, dimana saat ia menggambar sampai dini hari, produksi air matanya begitu banyak padahal ia tidak merasakan sedih apapun dan air yang keluar dari matanya
22
menetes ke gambar tersebut, dan hal tersebut menurut Teguh bukanlah hal yang istimewa. Tetapi belakangan ia sadari bahwa ternyata proses penggambaran sketsa itu berdasarkan pemahamannya akan Maria bahwa Maria dikatakan mahamalaikat adalah saat dimana ia menunjukkan keteguhannya memangku Yesus yang mati setelah di salib. Telah membawanya kepada sebuah rasa di luar kuasanya sehingga tubuhnya merasakan secara tidak langsung kesedihan.
Baum, SVD, seorang Jerman melalui kawannya Alex, dan pertanyaan pertama kepada Romo Horst adalah “Siapa itu Tuhan?” Penjelasannya sederhana dan Teguh masih ingat betul, “Kalau kamu melihat bunga di taman dan merasakan kegembiraan, itulah Tuhan! Kalau kamu makan sayur asem yang kamu sukai dan ulu hati kamu basah dan sejuk, itulah Tuhan.”
Siapa Itu Tuhan? Teguh dilahirkan dari keluarga kejawen dan pengetahuan akan seni membawa dia ke beberapa agama. Bagi Teguh, agama bukanlah persoalan yang penting, iman adalah yang terpenting. Pada saat kita melembagakan ke-iman-an berarti kita sudah tidak mempercayakan kepada iman.
Arti Kebahagiaan yang sesungguhnya Sekitar Tahun 2010, Teguh bersama Mira dan kedua anaknya Nalini (saat ini 5 tahun) dan Pasola (saat ini 6 tahun) dibaptis oleh Romo Horst setelah menjalani katekumen yang hanya berdiskusi selama 1 tahun, bahkan dilarang menghapal. Berkat yang Teguh rasakan adalah saat ketika ia sudah tidak memiliki keinginan secara ekonomi, justru selalu saja ada yang memberikan.
Kerinduan ritualitas diungkapkan oleh Mira Sutedja (istri dari Teguh setelah berpisah dengan Ibu Pinky) kepada Teguh dan ternyata Teguhpun mempunyai kerinduan yang sama, bahkan kata yang terucap oleh Mira saat itu adalah Katolik. Disitu Teguh merasakan sebuah tamparan di pipinya, spontan ia berkata, “Opo iki.” Setelah mengutarakan pengalaman sederhananya bersama sang istri yang saat itu bukan Katolik, Teguh dikenalkan dengan Romo Horst
Kemudian Teguh mengatakan dengan yakin, “Oke, saya ikut.”
Baginya, Katolik adalah kegembiraan. Ia mampu menemukan bahwa akhirnya dosa bukanlah masalah karena Katolik merupakan cinta kasih. Sekitar 10-20 tahun lalu, Teguh adalah pribadi yang gelisah dan kreatif, akan tetapi sekarang ia lebih menerima dan tidak mempersoalkan antara berkesenian untuk hidup. Tetapi Hidup untuk berkesenian! ***
-George Daenuwy -
S
uatu pekerjaan dalam bentuk apapun, atau sekecil apapun, merupakan suatu “amanah” (suatu tugas yang dipercayakan oleh orang lain kepada kita), yang perlu dilakukan dengan tulus, tanpa dikaitkan dengan kepentingan pribadi atau sekedar untuk mendapatkan pujian. Sebagai orang Kristiani, pekerjaan adalah suatu ben-
tuk pelayanan yang kita berikan kepada orang yang membutuhkan, dimana berkat Tuhan tanpa kita sadari akan dibalas dengan berlimpah atau berlipat ganda, karena ketulusan hati kita dalam melayani. Kehidupan di kota besar seperti Jakarta, membuat kita harus bekerja lebih keras dalam memenuhi ke-
24
butuhan hidup, apalagi bila sudah berkeluarga dan memiliki anak. Sudah sangat umum apabila di dalam suatu rumah tangga, pasangan suami istri harus bekerja untuk memenuhi tingkat kehidupan yang diinginkan. Namun pengaruh lingkungan atau pergaulan terkadang membuat kita ikut terpengaruh agar dapat hidup lebih nyaman (comfortable) sehingga kebutuhan mendasar (basic needs) saja rasanya tidak mencukupi atau kurang memuaskan, dan pada akhirnya tergoda untuk mencari hal-hal yang berlebihan (nice to have). Apabila kita selalu merasa kurang puas, tidak mensyukuri apa yang telah dimiliki dan ingin lebih kaya lagi, timbul kemudian godaan untuk melakukan jalan pintas atau yang sering disebut korupsi (penyelewengan uang negara, perusahaan, ataupun yayasan untuk mendapatkan keuntungan pribadi). Sebagai orang Kristiani, patut kita sadari bahwa bekerja bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Ada sisi lain dari kehidupan yang perlu kita jalankan secara bersamaan, yaitu hidup kerohanian dan melayani orang lain yang membutuhkan pertolongan. Dengan menjalankan dua sisi kehidupan ini, kita akan mendapatkan suatu keseimbangan (balance) yang akan membuat kita lebih merasa berbahagia. Seseorang boleh kaya dan mampu memiliki apa saja yang diinginkan, tetapi apabila miskin kerohaniannya, tidak mau berbagi atau
berbela rasa dengan orang lain yang membutuhkan pertolongan, belum tentu merasa bahagia. Mother Teresa yang dalam kesederhanaanya, dapat bekerja tanpa kenal waktu dalam memberikan pelayanan dengan penuh kasih sayang kepada ribuan orang miskin di Kolkata India, memberi suatu inspirasi bahwa kita tidak diminta oleh Tuhan untuk menjadi kaya terlebih dahulu, baru kemudian memberikan suatu pelayanan yang dapat membahagiakan orang lain, yang membutuhkan. Sebagai umat katolik di gereja St. Stefanus Cilandak yang kita cintai ini, meskipun kita semua memiliki kesibukan, alangkah baiknya apabila kita dapat menyisihkan waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan suatu pelayanan, baik di lingkungan keluarga, gereja ataupun di masyarakat sesuai dengan kompetensi atau talenta yang telah diberikan Tuhan, dan tanpa motivasi untuk mendapatkan suatu keuntungan pribadi selain keuntungan rohani. Semuanya diundang untuk ambil bagian dalam kapasitasnya masing-masing, agar gereja kita akan tampak seperti mosaic yang indah. Teruslah bekerja, karena itu adalah berkat dari Tuhan. Tetapi bagikan berkat itu kepada yang lain, sehingga pekerjaan kita akan menghadirkan kebahagiaan, bukan hanya bagi kita sendiri, terlebih bagi kebahagiaan dan kemuliaan Tuhan di dalam sesama.***
25. PESONA SABDA
Iman Kristiani Dalam Dunia Modern Pastor Paulus Setiadi, SCJ
Pengantar Harus diakui pada saat sekarang perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, transportasi mengalami perubahan yang sungguh luar biasa. Dengan perkembangan di berbagai bidang, orang merasakan sangat terbantu dan mendapat begitu banyak kemudahan. Namun dunia dengan segala perkembangannya menimbulkan persoalan baru berkaitan dengan sikap mentalitas, moralitas dan iman. Tidak jarang, kita berhadapan dengan begitu banyak tipu daya, seperti isu korupsi, suap, tidak jujur. Hal tersebut sering mengoda kita untuk ikut masuk ke dalamnya. Rasul Yohanes mengatakan, “… Manusia lebih menyukai kegelapan dari pada
terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat” (Yoh 3:19). Situasi ini tidak jauh dari masyarakat Jakarta, dimana mobilitas masyarakat sesuai dengan kepentingannya bagitu terasa. Gerak cepat tetapi terkendala pada kemacetan merupakan hal yang sangat biasa. Cerita tentang kehidupan juga menjadi sisi yang tidak pernah habis untuk diceritakan. Kenyataan ini juga menyelimuti setiap umat beriman, tidak kecuali orang katolik. Pertanyaannya, tantangan masyarakat apakah yang sekarang dihadapi oleh dunia pada umumnya?
26
Modernisme Modernisme merupakan konsep yang berhubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya pada zaman modern. Konsep modernisme ini meliputi berbagai bidang ilmu dan pengaruhnya. Secara lebih sederhana modernisme adalah reaksi individu atau kelompok terhadap dunia yang penuh kemajuan. Tentu saja, modernisme memiliki persoalan sendiri, yang hendaknya disikapi dengan benar dan bijaksana. Sebab sebagaimana dikatakan oleh Paus Pius X, modernisme dapat menjadi penyebab “sintesis dari semua bidaah”. Paus Benediktus XV juga mengingatkan bahaya modernime yakni ingin menghilangkan semua hal yang berkaitan dengan Tuhan dari kehidupan.
Secara garis besar prinsip modernisme meliputi: a) Prinsip emansipasi, yang menghendaki kebebasan ilmu pengetahuan, tata negara dan hati nurani, yang terpisah dari Gereja; b) Prinsip perubahan, yang mempercayai bahwa satu-satunya yang statis di dunia ini adalah perubahan dan menolak sesuatu yang tetap, yang terstruktur, yang pada akhirnya akan melawan otoritas Gereja, karena dipandang sebagai organisasi yang terlalu kaku dan terstruktur; c) Prinsip rekonsiliasi, yang mencoba untuk menyatukan semua perbedaan berdasarkan perasaan hati, sehingga tidak perlu dokrin atau ajaran tentang kebenaran sebab hanya memecah belah rekonsiliasi. Ungkapan dari orang katolik yang sadar atau tidak disadari antara lain tampak dengan perkataan, “Agama apapun sama saja yang penting berbuat kasih”, atau dengan nada menyalahkan, “Gereja Katolik terlalu kaku dan tidak membumi”, atau “Dogma dan doktrin Gereja hanyalah bikinan manusia maka tidak perlu terlalu fanatik”, dan sebagainya. Hal inilah yang menjadikan Paus menyatakan modernisme merupakan sintesis dari semua bidaah, karena bukan hanya melawan salah satu pengajaran Gereja Katolik, namun melawan sampai ke akar-akarnya.
Paus Pius X
27
Sekularisme Secara garis bersar sekularisme merupakan sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari sebuah agama atau kepercayaan tertentu. Sekularisme juga merujuk pada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan bukan berdasarkan pengaruh keagamaan. Prinsip yang digunakan adalah menaruh perhatian pada hal-hal yang dialami di dunia saja. Dalam hal ini paham sekularisme memisahkan diri dari agama, yang mengajarkan kehidupan kekal. Prinsip dari ajaran sekularisme yakni: a) mengkaitkan kehidupan hanya dengan hal-hal material saja, b) ilmu
pengetahuanlah yang menjadi jawaban segalanya, c) fokus melakukan kebaikan hanyalah untuk hidup di dunia ini saja. Prinsip sekularisme, pada akhirnya berhenti pada soal materi sebab yang menjadi pokok pemikiran adalah meningkatkan kehidupan secara materi atau yang disebut dengan materialisme. Ungkapan yang sering kita dengar, juga dari orang katolik, “Untuk apa ke Gereja kalau hanya hidupnya jelek? Lebih baik menyumbang panti asuhan”, atau “Yang penting berbuat baik, itu sudah cukup”, atau “Sakramen itu kan buatan manusia, maka ngak perlu bingung”. Sebagai seorang katolik pernyataan tersebut tentu tidak bisa dibenarkan. Bahayanya, seorang masih menganggap diri sebagai katolik namun namun mengecualikan ajaran ajaran dan perintah yang ada di
28
dalamnya sehingga yang ada hanyalah menyalahkan dan tidak percaya. “Iman Abu-Abu” Iman merupakan tanggapan manusia atas Tuhan yang menyatakan dirinya bagi manusia. Iman menyangkut pada ajaran dan aturan yang ada di dalamnya. Sebagai suatu keyakinan hendaklah iman mendasari seluruh hidup seseorang. Namun demikian, tidak jarang seorang mempunyai prinsip bahwa iman harus dibedakan dengan perilaku. Hal ini berlaku bagi banyak orang beriman, termasuk umat katolik. Ada sebagian umat Katolik, yang mengaku diri Katolik namun hidupnya tidak mencerminkan orangorang yang telah mengenal Tuhan dan telah diselamatkan. Terhadap kelompok ini Paus Yohanes Paulus II menyebut sebagai “practical atheism“ karena mereka hidup seolaholah tidak mengenal Tuhan. Dalam dunia modern, demi sebuah keberhasilan seringkali orang melupakan atau setidaknya menomor duakan iman, dengan menyebut materi, pekerjaan dan jabatan yang pertama. Iman seolah-olah hanyalah urusan hari Minggu, itupun hanya 2 jam, selebihnya urusan dunia. Dunia modern sekarang ini ditandai juga dengan media digital yang modern. Dengan sarana digital segala penyebaran informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dengan mudah akan didapatkan
dan diketahui, tanpa memandang pengaruh baik atau buruk, benar atau salah. Disadari atau tidak media digital ini sangat mempengaruhi banyak hal, baik dalam menciptakan cara pandang maupun mentalitas seseorang. Ini berarti umat beriman, tidak terkecuali orang katolik berada di zaman yang penuh dinamika dan tantangan yang besar. Pertanyaannya, sejauh manakah orang katolik menyikapinya? Menjadi Besar dalam Iman Kristiani Seorang tokoh management kepemimpinan Max de Pree menjelaskan bahwa untuk mencapai sukses seorang hendaklah bukan pertama-tama mengejar jabatan, melainkan tanggung jawab/responsibility yakni berusaha memberdayakan orang untuk melakukan apa yang seharusnya mereka kerjakan dengan cara yang efektif dan manusiawi. Pekerjaan tersebut menjadi efektif jika ada kerangka kerja/ framework yang akan dikerjakan. Demikianlah, seorang melakukan hal yang manusiawi jika yang dilakukan selalu dalam koridor moral dan ajaran iman. Max de Pree memberi inspirasi bagi umat beriman tentang panggilan hidup yang sesuai yakni mampu memimpin bagi diri sendiri (setidaknya) maupun orang lain. Dalam kaitan dengan iman Katolik, tentu saja panggilan menjadi katolik berdasar pada Yesus, sang
29
Max de Pree
Inspirator Sejati dalam menjalani kehidupan di dunia modern. Hal ini menjadi penting sebab menyangkut pada hakekad diri seorang katolik dalam menanggapi dunia dengan segala perkembangan dan tantangannya. Demikianlah sikap yang sudah seharusnya berjalan pada koridor iman dan ajaran iman katolik. Sebagai seorang Katolik, hidup perkataan dan sikap Yesus menjadi pedoman dalam melangkah. a. Ralasi Mendalam Salah satu titik penting yang mewarnai hidup Yesus adalah relasi yang mendalam dengan Allah. Yesus selalu menjalin relasi yang dekat dengan Bapa-Nya. Karena itu segala yang dilakukan Yesus selalu sesuai dengan kehendak Bapa. “Pagi-pagi benar waktu hari masih gelap. Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa (Mrk 1:35). Yesus pergi ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman
Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebutNya rasul (Luk 6:12-13). Belajar dari Yesus, relasi umat kristiani dengan Allah hendaklah menjadi semangat untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya. Sikap ini mendorong bagi orang katolik untuk selalu ingat dan sadar dengan situasi dan kehidupan yang akan dilaluinya. b.Semangat Pelayan Yesus bersabda, “Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu dan barang siapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan banyak orang.” (Mrk 10:43-45). Yesus menyampaikan ajarannya kepada para murid agar semua orang menyadari tanggungjawabnya. Seorang yang bertanggungjawab terhadap yang dilakukannya sebenarnya menjadi salah satu bentuk kesadaran sehingga seorang tidak sekedar mengejar keberhasilan dan menggunakan berbagai cara. Hendaknya tetap didasari, ‘jika kita bisa setia pada perkara kecil maka kepada kita akan dipercayakan untuk melakukan pekerjaan besar’ (bdk. Mat 25:29). c. Kesaksian Hidup
30
Yesus menunjukkan kualitas hidup yang patut untuk diteladani. Dalam hal ini Yesus bukan sekedar berbicara dengan kata-kata hanya untuk sekedar menyenangkan orang lain, tetapi mengatakan dan memberi kesaksian dengan kebenaran. Yesus menerapkan semangat Truth telling yakni mengatakan benar jika benar dan mengatakan salah jika salah, mengatakan baik jika baik dan mengatakan tidak baik jika tidak baik. Sikap inilah yang menjadikan Yesus memiliki pengaruh dan pengikut. Kelebihan Yesus bukan sekedar berkata melainkan bertindak. Ia tidak sekedar berkata tetapi sungguh memberi kesaksian dalam diri-Nya. Namun bukan berarti apa yang dikatakan dan dilakukan Yesus tanpa batas, Yesus melaksanakan perkataan dan tindakan dengan sikap yang penuh kasih. Untuk itu menjadi seorang katolik hendaklah menunjukkan diri melalui keteladanan hidup dengan 1) menjadi panutan, 2) menjadi teladan moralitas, 3) juru bicara kebenaran.
d. Introspeksi diri Dalam kehidupan, orang sering berjuang agar dirinya berhasil, namun tidak jarang usaha yang dilakukan diwarnai dengan sikap yang ambisius sehingga melupakan pertimbangan-pertimbangan moral dan kebenaran yang semestinya diperhatian. Untuk itu itu intropeksi (selfcritical) diri menjadi diri hendaknya menjadi bagian yang tidak dilupakan. Introspeksi diri yang dimaksud adalah bersedia mengoreksi diri sendiri. Seorang katolik perlu memerika batin, apakah sikap yang dilakukannya sesuai dengan semangat Yesus atau jangan-jangan hanya didasari oleh semangat egoisme diri semata. Dengan introspeksi diri, seorang akan mampu bersikap rendah hati. Namun instropeksi diri tidak hanya berhenti pada melihat diri saja malainkan terbuka terhadap kritik dari orang lain dan dari pihak kita mau memperbaharui diri. Dalam hal ini ia tidak menempatkan diri sebagai sang superior melainkan sebagai socius atau sahabat/teman yang solider. Penutup Saya masih ingat, ketika kecil saya sering mendengar lagu dengan tema Jakarta. “Jakarta, ibukota Indonesia. Jakarta, kota kebanggaan kita. Jakarta, hai metropolitan. Jakarta penuh keramaian. Gedungnya tinggi-tinggi, mencakat langit. Kotanya sangat indah, duhai selangit. Jakarta, ibukota Indonesia. Jakarta, kota kebanggaan kita. Apa yang
31
Anda mau ada di sana. Dari garam sampai mobil paling mewah. Segala macam hiburan tersedia. Dari yang kelas kambing sampai utama Jakarta... Jakarta ... Jakarta ... Selalu melayani selera Anda.” Kini saya berada di kota Jakarta. Lirik sederhana tersebut menggambarkan kebanggaan dan manariknya kota Jakarta sebab Jakarta menawarkan banyak hal dan banyak menjadi pilihan hidup. Namun, di balik ungkapan tersebut tentu saja ada tantangan besar dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang moral dan iman. Di sini juga orang katolik hidup, yang berarti berhadapan dengan situasi yang sama. Pertanyaannya, sejauh manakah orang katolik mampu menyikapinya? Terhadap pertanyaan
ini kita harus mengatakan bahwa kita tidak menutup mata terhadap kenyataan hidup, namun kebijaksanaan dalam mensikapi hidup menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Kiranya pemazmur ingin mengatakan hal besar yang ada dalam diri manusia, “Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi, angkatan orang benar diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya.” (Mzm 112:1-3).***
“Anda dapat meraih jauh lebih banyak saat satu jam bersama Tuhan daripada seumur hidup tanpa Dia.”
32. OPINI
Apakah anda mempersiapkan anak anda menerima panggilan (biarawan/biarawati)? Rita Daenuwy Paroki St. Stefanus/ Ling. Keluarga Kudus “Rasanya tidak mempersiapkan anakanak untuk menjadi biarawan. Hanya mempersiapkan iman Katolik yang tangguh untuk menjalankan hidup yang berguna untuk orang-orang di sekelilingnya. Juga selalu mendoakan dan
Susana Whendarjati Paroki St. Stefanus/Ling. St. Gregorius/ Wilayah 1/Humas Paguyuban Lektor Laktris, Ang. Sie Liturgi “Saya dan suami sudah mempersiapkan diri apabila anak-anak kami mendapat panggilan sebagai Biarawan/Biarawati. Semua berawal dari putra pertama kami, Riano pada saat dia duduk di kelas 2 SD. Dia menemui Romo kepala yang saat itu adalah Romo Endro. Dia mengajukan berbagai macam pertanyaan mengenai menjadi pastor. Dan diakhir pembicaraan, putra kami mengutarakan niatnya menjadi Pastor. Lalu Romo memanggil eyang putrinya dan kami orangtuanya menyampaikan hal tsb. Pada awalnya kami cukup kaget karena tidak ada dalam keluarga yang menjadi Pastor. Kami bawa terus dalam doa dan akhirnya kami menyerahkan semua dalam kehendak
menyerahkan kepada Allah Bapa dan Bunda Maria supaya memakai anakanak ini sebagai alat atau kaki tangan Tuhan Yang Maha kuasa. Mendampingi mereka dalam suka dan duka terutama di saat mereka menginjak remaja.”
Tuhan. Kami mengarahkan putra kami untuk semakin aktif dalam pelayanan di gereja dengan menjadi putra altar/misdinar dan juga aktif di SEKAMI KAJ. Juga selalu rutin doa bersama di rumah, ke gereja bersama dan menjalani novena 9 Gereja setiap bulan Mei, Oktober & Penutupan Tahun. Setiap langkah hidupnya selalu kami ingatkan untuk selalu dibawa dalam doa. Sampai saat Riano masuk SMP dalam biodata yang diisi Riano masih mencantumkan cita-citanya menjadi seorang Pastor. Saat ini Riano kelas 2 SMP dan setelah lulus SMP, dia berharap bisa masuk Seminari Mertoyudan. Kami akan terus menemani dan mengarahkan putra kami dalam perjalanannya mencapai cita-cita panggilan-Nya menjadi Pastor. Kami berharap dan terus berdoa apabila ini benar-benar menjadi panggilan-Nya bagi putra kami menjadi Pastor maka semoga Riano jalani dengan setia sampai akhir hidup.”
“Ayo…. Jangan takut menanggapi panggilan Tuhan! Gereja dan umat sedang menunggu Anda.”
34. ORBITAN LEPAS
Selayang Pandang Kongregasi SCJ Indonesia
SCJ
Donatus Kusmartono, SCJ
Kongregasi Imamimam Hati Kudus Yesus, adalah paguyuban para Pastor dan Bruder yang mau mempersatukan hidup mereka dengan persembahan yang diberikan Kristus kepada Bapa, pemulihan demi kepentingan manusia. Panggilan untuk mempersatukan diri dengan persembahan Kristus melibatkan para anggota untuk mengikuti Kristus, yaitu dengan secara nyata melaksanakan nasihat-nasihat injil dalam kaul-kaul kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan. Seperti Kristus, mereka menyediakan diri bagi kehendak Bapa. Mereka berjanji berusaha hidup dalam cintakasih sempurna, dengan membaktikan diri seutuhnya kepada Allah dan saudarasaudaranya serta sesama manusia. Dengan cara hidup itu, mereka memberikesaksian dan ikut serta dalam penegakkan Kerajaan Allah. Menegakkan Kerajaan Hati Kudus Yesus di dalam batin manusia dan masyarakat merupakan keinginan mendalam Pater pendiri, Yohanes Leo Dehon. Dan meskipun para anggota tinggal di tempat-tempat yang berbeda dan menangani berbagai karya, mereka semua dipersatukan dalam cita-cita yang sama. Sekuat tenaga mereka mau memenangkan
manusia bagi Kristus. Dijiwai oleh semangat itu mereka memberikan seluruh dirinya kepada Allah untuk menghapus noda-noda dosa dan penderitaan serta mengembalikan kedaulatan Allah. Semangat ini sering diringkaskan dengan ungkapan semangat cinta kasih dan pengorbanan diri. Tanjung Sakti, Awal Gereja SUMBAGSEL Membicarakan Kongregasi SCJ Indonesia tidak bisa dilepaskan dari Gereja Sumatera bagian Selatan. Oleh karenanya, hidup dan berkembangnya kongregasi ini sangat ditentukan oleh hidup dan perkembangan Gereja.
Foto; SCJ (dok Pribadi)
35
Pada awalnya Sumatera menjadi daerah misi Jesuit (SJ) sampai tahun 1911; dan sampai tahun 1923 Sumatera Selatan merupakan bagian Perfektur Apostolik di bawah Ordo Saudara Dina Kapusin (OFM Cap). Mulai tahun 1923, Sumatera Bagian Selatan merupakan daerah kegerejaan tersendiri, yang dipercayakan kepada Imam-imam Hati Kudus Yesus (SCJ). Sumatera Bagian Selatan (SUMBAGSEL) adalah wilayah Gerejani yang meliputi propinsi Jambi, Palembang, Bengkulu, dan Lampung. Luas daerahnya kira-kira 187.977 km persegi. Pada bulan September 1924 SCJ memulai karya mereka di Tanjung Sakti, dusun kecil yang kini berada di bagian Barat provinsi Sum-Sel berbatasan dengan provinsi Bengkulu. Tanjung Sakti adalah tunas bagi Gereja Sumbagsel. Pada tahun 1925 sudah ada 600 orang Katolik di Tanjung Sakti. Karya para SCJ tidak hanya tertuju kepada umat Katolik saja. Oleh karena itu SCJ mulai menyadari untuk segera menyelenggarakan sekolah-sekolah dan Balai Pengobatan. Segala upaya telah ditempuh. Jerih payah para misionaris tidak bisa diukur dengan banyaknya orang yang berkehendak untuk dibaptis. Jumlah orang Katolik tidak menunjukkan pertambahan yang berarti. Bahkan pada saat pendudukan Jepang nanti, banyak orang yang sudah dibaptis kembali ke kepercayaan mereka semula. Ini terjadi karena para misionaris Be-
landa ditawan oleh tentara Jepang. Namun “Gereja Tanjung Sakti adalah tanda istimewa kehadiran Kristus. Tanjung Sakti merupakan bagian dari rencana Ilahi sehingga dalam keadaan seperti ini masih mampu bertahan. Tanjung Sakti mempunyai arti khusus dalam rencana Tuhan. Gereja sungguh menanggapi kebutuhan masyarakat sehingga mereka akrab dan dekat dengan Gereja”. Setelah menelusuri Sumatera Selatan, Pastor van Oort SCJ menyadari bahwa tempat yang tepat untuk pusat misi bukanlah Tanjung Sakti melainkan Palembang. Pada waktu itu Palembang adalah kota terbesar dan terpenting dari seluruh Sumbagsel. Dipilihnya Palembang tahun 1925 sebagai pos tetap ini membuka kesempatan untuk aktivitas baru. Dari Palembang inilah para SCJ awal membuka rintisan Gereja ke berbagai daerah, khususnya daerah transmigrasi. Lampung menjadi daerah misi yang menjanjikan. Pada tanggal 24 Mei 1932 ia mulai menetap di pastoran Pringsewu yang pada saat itu sedang dibangun. Seiring dengan meluasnya daerah transmigrasi ke Metro dan sekitarnya, pelayanan para misionaris mengembang juga. Untuk memenuhi kebutuhan Gereja, SCJ menggandeng tiga kongregasi Suster dari Eropa: Suster Fransiskanes Charitas, Suster-suster Fransiskanes dari Thuine yang kini
36
kita kenal sebagai Suster FSGM Pringsewu, juga Suster Hati Kudus. Dalam kerjasama dengan komunitas religius lain, terutama dengan para suster, SCJ melayani masyarakat. Dalam kerja-sama ini SCJ menentukan prioritas karya, pertama, mewartakan Kabar Gembira dan melakukan penginjilan, kedua, membangun dan menyelenggarakan sekolah bagi anak-anak, ketiga, merawat orang-orang sakit, dan keempat, memprakarsai keterlibatan dalam karya sosial. Atas permintaan Mgr. Leo Soekoto SJ,.pimpinan serikat mengirimkan para SCJ untuk berkarya juga di luar keuskupan Palembang dan Tanjungkarang, yaitu Keuskupan Agung Jakarta. Pada tahun 1971 paroki St. Antonius Bidaracina menjadi paroki pertama SCJ di Jakarta. Pastor pertama di sana adalah Pastor G. Elling SCJ dan Pastor Mark Fortner SCJ. Dari Bidaracina kemudian SCJ mendapat perutusan untuk memulai paroki St. Stefanus Cilandak dan Paroki Barnabas Pamulang. Tahun 1990an: masa transisi Sejak SCJ hadir di Indonesia pada tahun 1924, banyak imam dan bruder SCJ yang telah menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan Gereja Katolik khususnya, dan masyarakat Sumatera Selatan pada umumnya. Bahkan 9 imam dan 2 bruder merelakan hidupnya, meninggal pada masa pendudukan
Jepang. Banyak yang telah dapat dikerjakan, banyak usaha dimulai, banyak pula yang masih berupa rencana dan cita-cita untuk masa mendatang. Sampai sekitar tahun 1990, pelayanan SCJ dipusatkan pada karya parokial. Semuanya untuk mendirikan Gereja Lokal. Ini disebabkan oleh keprihatinan tunggal waktu itu yaitu membangun Gereja Sumatera bagian selatan. SCJ hendak membangun kongregasi tetapi juga terutama mendirikan Gereja di daerah ini. Seluruh tenaga, waktu dan dana dipersembahkan untuk Gereja. Dalam tahun-tahun berikutnya kongregasi di Indonesia seakan-akan mulai sadar bahwa para anggotanya tidak hanya merupakan misionaris pelayan misi, tetapi juga harus membina identitas dan kedaulatan sebagai kongregasi. Sejak tahun 1990, SCJ mulai meninjau kembali prioritas pelayanannya. Ini terjadi karena: sudah mulai tampil para imam Diosesan yang akan mengambil alih pelayanan parokial. SCJ mencoba untuk meneguhkan hidup religius. Hidup bersama dalam komunitas religius menjadi sangat penting saat ini. SCJ menganggap perlu untuk menempatkan pentingnya pendidikan bagi semua anggota SCJ. SCJ Indonesia juga berkehendak untuk melakukan pelayanan seperti yang telah dikehendaki oleh Pater Pendiri (Yohanes Leo Dehon), misalnya pendidikan, pelayanan retret, keadilan sosial, karya misioner; dan SCJ terpanggil
37
untuk menghidupi semangat “Kita Kongregasi, demi pelayanan Misi”. SCJ Indonesia Saat Ini Telah sembilan puluh tahun lebih SCJ hadir di tengah-tangah Gereja Indonesia, khususnya Gereja Sumatera Bagian Selatan. Sampai saat ini para imam dan bruder SCJ berkarya dan berada di tujuh keuskupan, yaitu Keuskupan Palembang, Keuskupan Tanjungkarang, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Timika, Keuskupan Padang, Keuskupan Agung Semarang, dan Keuskupan Agung Medan. Kompleksitas pelayanan SCJ dalam bidang pastoral parokial, pendidikan, sosial, kesehatan, pertanian, perbengkelan, dan beberapa bidang lain. Para SCJ Indonesia juga menyediakan diri untuk menjadi misionaris di India, Filipina, Taiwan, Amerika, Canada, dan China. Ada jalinan kerjasama internasional antar propinsi, saling membantu dan saling mengembangkan. Mereka sungguh-sungguh ingin menanggapi seruan Yesus sendiri, “Semoga Mereka Bersatu”. Semangat ini terwujud dalam banyak proyek atau karya bersama, antara lain misi di Filipina, misi di India, kebersamaan dalam hal personil dan kerjasama dalam bidang pendidikan Milenium baru membawa cara pandang baru terhadap dunia. SCJ perlu juga menyesuaikan diri dengan cara pandang baru ini. Diharapkan
SCJ memantapkan diri untuk berpikir nasional bahkan international dalam setiap kebijakannya. Tidak mungkin untuk selalu berpikir lokal, hanya mempertimbangkan kepentingan Gereja Lokal Sumatera bagian Selatan. Sejak peralihan orientasi pelayanan dari pelayanan parokial, banyak SCJ yang membuka diri untuk pelayanan kategorial. Prioritas karya pendidikan bagi anggota SCJ ternyata juga diikuti oleh perhatian kepada pendidikan masyarakat. Kompleksitas jenis pelayanan yang menjadi tanggungjawab SCJ, Jumlah anggota pribumi yang semakin besar, jalinan kerjasama internasional yang semakin intensif, dan kebutuhan intern kongregasi rupanya diikuti kebutuhan yang lain. Salah satu kebutuhan yang saat ini mendesak dan sangat diperlukan adalah Rumah Induk (Rumah Propinsialat) SCJ. Rumah Induk yang ada saat ini sudah tidak lagi mampu menampung kebutuhan yang ada; ditambah lagi dengan proyek jalan dari pemkot Palembang yang melintasi sebagian besar komplek tersebut. Saat ini SCJ sedang membutuhkan dana untuk merealisasi Rumah Induk ini yang mempu menampung aneka kebutuhan, baik untuk urusan domestik rutin, kegiatan aksidental, maupun untuk keperluan internasional. Untuk inilah SCJ mengetuk kedermawanan Saudara-saudari. Keterangan lebih lanjut silakan hubungi para Pastor SCJ. Terimakasih atas dukungan ini.***
Pengajaran Dasar Bunda
M
aria adalah seorang perawan yang tinggal di Nazaret, daerah Galilea. Yoakim dan Anna adalah nama ayah dan ibunya. Sebagai seorang Yahudi Maria sangat mengharapkan kedatangan sang Mesias, yaitu Juruselamat dunia. Dalam kehidupan Geraja Katolik, Bunda Maria merupakan sosok pribadi yang mempunyai tempat sungguh istimewa. Gereja Katolik sangat menghormatinya, sehingga dapat kita lihat, begitu kuat Devosi terhadap Bunda Maria. Penghormatan ini dilakukan oleh Gereja Katolik dengan berbagai macam cara dan Devosi. Gereja Katolik memberikan bulan khusus, yaitu Mei dan Oktober untuk menghormati Bunda Maria. Pada bulan Mei dan Oktober, Gereja Katolik mengajak umatnya untuk berdoa Rosario, baik secara pribadi maupun berkelompok (baik di lingkungan/stasi, dsb) ataupun lewat ziarah-ziarah ke gua Maria. Dalam kehidupan Liturgi Gereja Katolik,
Maria
menempatkan beberapa pesta yang berkaitan dengan bunda Maria. Hal tersebut menunjukan bahwa Bunda Maria sungguh mempunyai tempat yang istimewa di dalam Gereja katolik. Dimana Letak keistimewaan Bunda Maria? Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendak-
S
etiap bulan Maria/ bulan Rosario, Lingkungan Elias, Wilayah 12 selalu mengadakan pertemuan Doa Rosario Sembilan kali ( hari Senin dan Kamis ) bersama sesama umat lingkungan. Ada yang berbeda pada pertemuan tanggal 7 Mei 2015, malam Kamis lalu karena bersamaan dengan pertemuan doa Rosario, kami juga merayakan ulang tahun dari salah satu umat Elias yang kami kasihi yaitu Bp.
lah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:26-38) Dari perikop diatas kita mengetahui, bahwa dengan penuh iman dan penyerahan diri secara total kepada penyelenggaraan ilahi, Bunda maria
Eka Susanto. Pada ulangtahun ke 64 ini, di damping oleh istri, Ibu Dewi Ning-rum, Bp. Eka mengucapkan doa dan meniup lilin 64. Acara yang diadakan keluarga Bp. Eka dan Ibu Dewi adalah berkat bagi lingkungan Elias mempererat persaudaraan dalam lingkungan. *** (Susan-Lingk Elias)
berani menjawab panggilan Allah. Dalam perjalanan Hidupnya Bunda Maria mempunyai relasi yang sangat mesra dengan Putranya Yesus Kristus, sejak ada dalam kandungan serta sampai wafat-Nya, karena ia telah dipilih oleh Allah menjadi Bunda Allah. Lewat kedekatan relasi inilah yang menjadikan Gereja katolik memppunyai keyakinan bahwa Maria sungguh-sungguh istimewa, baik dihadirat Allah maupun manusia. lewat perjalanan sejarah Gereja dalam bimbingan Roh Kudus, lewat berbagai konsili Nicea, Konsili Efesus, konsili Kalcedon menetapkan bahwa Yesus sebagai Anak Allah, yang memang sungguh-sungguh Allah oleh karena sehakikat dengan Bapa, menjadi daging, menjadi manusia begitu rupa, sehingga Ia adalah Allah dan manusia (secara serentak), namun tetap satu. Karena Yesus adalah benar-benar Allah, maka ibu Yesus menjadi ibu Allah. Istilah “Mater Dei” (bahasa latin) yang artinya Bunda Allah, mulai disebut pada abad ke IV.*** Sumber: www.imankatolik.or.id
Foto; Ling Elias (dok Pribadi)
40. ORBITAN LEPAS
SELAMATKAN BUMI... SELAMATKAN KEHIDUPAN - A. Betsy Sihombing -
D
unia memperingati Hari Bumi setiap tahunnya pada tanggal 22 April, sejak tahun 1970. Peringatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran manusia agar lebih peduli terhadap planet bumi yang ditinggalinya ini, yang cenderung semakin rusak. Gagasan Hari Bumi muncul ketika seorang senator Amerika Serikat, Gaylorfd Nelson, yang menyaksikan betapa kotor dan cemarnya
bumi oleh ulah manusia. Maka ia mengambil prakarsa bersama dengan LSM untuk mencurahkan satu hari bagi ikhtiar penyelamatan bumi dari kerusakan.
Sekitar 7.000 orang berkumpul di Philadelphia pada Hari Bumi yang pertama 22 April 1970.
41 41
Mengapa bumi harus diselamatkan? Kitab Suci menjelaskan bahwa bumi diciptakan oleh Tuhan dengan sangat sempurna dan baik adanya, dan diserahkan kepada manusia untuk dikuasai (dikelola dengan baik). Hal ini berarti bahwa bumi harus kita manfaatkan dengan bijaksana untuk kehidupan; harus dijaga dan dilestarikan supaya generasi berikut masih bisa menikmatinya. Bumi kita harus kita bayangkan sebagai sebuah kapal dan satu-satunya kapal yang dapat dihuni manusia. Bumi menjadi tempat kita hidup, tempat yang menyediakan pangan dan udara yang sesuai dengan kehidupan kita. Jika bumi ini kita rusak, sama artinya kita bunuh diri. Menjaga dan menyelamatkan bumi berarti menyelamatkan kehidupan. Dengan demikian menjaga dan memelihara bumi merupakan tanggung jawab kita kepada Tuhan.
Selama masih ada hutan, persediaan air akan terjaga.
Apa yang sedang terjadi dengan bumi kita?
Tebang habis dan membakar hutan yang tidak menyisakan pohon untuk keberlanjutan kehidupan
Kenyataan menunjukkan bahwa bumi kita dalam beberapa dekade belakangan ini sudah terasa semakin tidak nyaman dan aman untuk dihuni. Kondisi ini dapat kita rasakan dan alami secara langsung. Suhu bumi yang semakin meningkat akibat pemanasan global yang
42
menurunkan keberhasilan panen. Air bersih semakin langka, sangat merugikan kehidupan karena air sangat diperlukan makhluk hidup. Pencemaran lingkungan yang menyebabkan makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti beras, sayuran, buah- buahan, ikan dan daging sudah tercemar oleh berbagai jenis bahan yang membahayakan kesehatan. Pencemaran udara dengan gas dan partikel berbahaya menyebabkan udara yang kita hirup tercemar dan menimbulkan berbagai jenis penyakit. Penipisan lapisan Ozon (O3), yang berfungsi untuk menyaring sinar Ultra Violet (UV) yg tercurah ke bumi. Padahal jika lapisan Ozon menipis, maka makhluk hidup menerima sinar UV berlebihan dan ini merusak sel-sel. Akibatnya tumbuhan rusak dan gagal panen, manusia menderita kanker kulit dan katarak. Sumberdaya alam (hutan, hasil laut) yang semakin banyak dikuras dan den-
gan cara yang tidak mempertimbangkan kelestariannya sehingga terjadi kerusakan hutan. Sampah yang dibuang di sembarang tempat
Sampah-sampah yang dibuang ke selokan menghambat aliran air
43
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, banjir dan merusak keindahan lingkungan. Mengapa terjadi kerusakan pada bumi kita? Sebenarnya kerusakan bumi terjadi sebagai dampak negatif dari kegiatan manusia. Dalam perkembangan zaman manusia selalu ingin hidup serba nyaman dan serba cepat. Sebagai contohnya, manusia malas bergerak sehingga dengan mudah memilih mempergunakan kendaran bermotor, memakai tangga berjalan dan lift untuk mencapai tujuan. Kita mempergunakan berbagai macam alat elektronik di rumah tangga untuk menyejukkan ruangan, penerangan, memasak, berbagai peralatan rumah tangga lainnya. Semua peralatan itu mempergunakan energi yang diperoleh dari sumberdaya energi dari alam. Pemanasan global (Global Warming) merugikan kehidupan karena menyebabkan gangguan terhadap iklim yang merugikan hasil panen pertanian. Sebagai akibatnya terja-
dilah penurunan hasil panen tanaman pangan: beras, jagung, sayuran dan buah-buahan. Kenaikan suhu bumi terjadi akibat ulah manusia. Manusia mempergunakan alat tansportasi kendaraan bermotor meskipun jarak tempuh dekat, memakai tangga berjalan (escalator) dan lift, pendingin ruangan dan penerangan bahkan di siang hari. Untuk menunjang hal ini diperlukan pembakaran energi yang sangat banyak. Dampak negatifnya akan mengeluarkan gasgas sisa pembakaran diantaranya gas Karbondioksida (CO2), yang menjadi bahan utama selubung gas yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Udara juga tercemar oleh sisa pembakaran bahan bakar. Pencemaran udara sangat membahayakan kesehatan, gangguan sistem pernapasan bahkan memicu
44
terjadinya penyakit kanker di saluran pernapasan dan paru-paru. Air tercemar karena kegiatan industri dan pertanian. Penggunaan air yang tercemar dapat menimbulkan penyakit kulit, penyakit perut dan logam berat yang ada di dalamnya dapat memicu penyakit kanker. Perairan yang tercemar menyebabkan hasil panen tanaman dan hasil laut tercemar (ikan, kerang dan rumput laut). Pemanfaatan hutan yang dilakukan tidak sesuai peraturan, sangat merusak lingkungan karena menyebabkan banjir di musim hujan dan kekurangan air di musim kemarau. Berkurangnya pohon menyebabkan kandungan gas Karbondioksida (CO2) di udara tidak terserap dengan baik. Berkurangnya pepohonan berarti berkurang pula penghasil Oksigen (O2) yang sangat kita butuhkan.
Kita perlu menyadari bahwa sebenarnya tidak ada yang gratis di bumi ini. Semua kenyamanan dan kegiatan serba cepat ini harus kita bayar kembali ke bumi dengan mahal karena dampak dari kerusakan bumi akibat pencemaran lingkungan, kenaikan suhu bumi, penipisan lapisan Ozon, akan kembali kepada kita. Apa yang harus kita lakukan? Kita perlu aksi nyata dan segera untuk menyelamatkan dan memelihara bumi dari kehancuran. Bagaimana caranya? Beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai warga Jakarta: • Kurangi penggunaan kendaraan bermotor, agar pencemaran udara berkurang. Pakailah seperlu-perlunya, pakai bersamasama atau pergunakan kendaraan umum. • Rawat mesin kendaraan bermo tor secara teratur agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, dan mencegah terbentuknya gas beracun CO. • Pasang penyaring asap industri, agar asap yang keluar cerobong asap tidak mengandung gas dan partikel berbahaya. Gas-gas dari
45
cerobong asap industri menyebabkan terjadinya hujan asam. • Hemat energi dengan cara mem pergunakan listrik dan alat listrik seperlunya. • Jangan membakar sampah, karena asapnya mencemari lingkungan. • Tanam pohon (penghijauan) di sekitar kita dan taman kota agar terjadi proses fotosintesis yang menyerap gas CO2 dan menghasilkan gas O2. Tanam tumbuhan dalam pot atau secara vertikal dalam verticulture. Keberadaan tumbuhan mengurangi gas CO2 di udara, artinya mengurangi pemanasan global. • Lakukan reboisasi atau penanaman kembali pohon pohon pengganti. • Kurangi (reduce) sampah rumah tangga dengan cara mendaur ulang (recycle) dan memakai ulang (reuse) barang yang akan dibuang. • Buatlah biopori-biopori di peka rangan, yang berfungsi untuk menampung air hujan dan sampah organik (sisa bahan makanan dan sampah dapur).
Memanfaatkan lahan sempit menanam tanaman dengan verticulture
Keberadaan biopori mengurangi banjir. • Hindari pemakaian plastik dan styrofoam, dan bahan-bahan sekali pakai, karena bahan-bahan ini sangat sulit terurai di alam, sehingga menambah tumpukan sampah yang merusak keindahan lingkungan. • Bersihkan saluran air dan selokan agar tidak terjadi banjir. penulis adalah seorang Anggota Dewan Paroki Harian dan aktif sebagai Dosen
“Membiarkan kerusakan terus berlangsung di bumi sama artinya kita membiarkan dunia kita hancur.”
Kerja Bakti Jumat, 01 Mei 2015
Foto; Paul, Albert B (dok Pribadi)
48. ORBITAN LEPAS
Pilih-pilih Pekerjaan itu Wajib! “Apakah pekerjaan ini cocok bagi saya? Akan sukseskah saya setelah mengambil pekerjaan ini? Hal ini banyak dipertanyakan tatkala para lulusan baru mulai mencari pekerjaan. Ternyata tidak mudah untuk menemukan pekerjaan yang ideal.”
Linawaty Mustopoh
A
da seorang teman, sebut namanya Ratih, yang lulus dari jurusan kimia. Harusnya ia berkutat di laboratorium seusai kuliah, tetapi ia menyadari lebih suka bertemu dengan banyak orang daripada berkutat dengan berbagai percobaan di laboratorium. Akhirnya ia memilih pekerjaan di bidang marketing sesuai dengan minatnya. Ia tidak kehilangan pengetahuan yang didapatkan dari bangku kuliah karena tetap bersinggungan dengan pihak laboratorium dan produksi dalam pengembangan produk. Kenyataannya tidak semua orang seberuntung Ratih yang dapat menjalani pekerjaan sesuai dengan minatnya. Tidak sedikit mer-
eka yang terjebak dengan pekerjaan yang tidak disukai dan akhirnya mengalami kegagalan. Tidak ada yang ideal, hanya ada yang cocok Tidak ada pekerjaan yang ideal, yang ada hanya pekerjaan yang cocok. Mengapa? Setiap orang memiliki kapasitas, bakat dan minat yang berbeda-beda. Bisa jadi pekerjaan yang cocok untuk seseorang, namun tidak untuk yang lainnya. Yang pasti, kesesuaian dengan pekerjaan memberikan motivasi tersendiri untuk melakukan yang terbaik. Keberhasilan hampir dapat dipastikan saat kita dapat mendorong diri secara terus menerus untuk mencapai prestasi.
49
Tidak dipungkiri bahwa banyak lulusan baru yang melamar atau menerima pekerjaan apa saja asalkan dapat segera bekerja. Hal ini tidak jarang berujung pada ketidakpuasan karena pekerjaan yang diambil ternyata tidak sesuai. Jangan putus asa! Kita masih punya kesempatan untuk melakukan perbaikan.
hingga memang sesuai berada pada posisi ujung tombak bisnis perusahaan. Selain itu bidang industri yang dinamis seperti consumer goods dapat menjadi pilihan. Sementara itu, mereka yang lebih santai tentunya akan tersiksa saat menghadapi target yang tinggi di perusahaan demikian.
Kenali diri, sesuaikan dengan tipe pekerjaan Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali diri sendiri. Hal ini dapat diketahui dari tes kepribadian atau tes minat dan bakat, namun umpan balik dari orang lain juga dapat mendukung pemahaman diri. Selain itu, kita dapat melakukan eksplorasi terhadap situasi atau lingkungan yang membuat kita nyaman atau tersiksa. Untuk kasus Ratih, ia memang menyukai bidang kimia namun semasa kuliah menyadari bahwa tidak terlalu menikmati pekerjaan melakukan percobaan di laboratorium. Hal ini ia jadikan sebagai referensi ketika memilih pekerjaan.
Setelah mengenali kapasitas, kepribadian dan minat, langkah selanjutnya adalah mencari informasi tentang pekerjaan dan perusahaan yang hendak kita masuki. Di era sekarang, tentunya tidak sulit untuk mencari informasi dari berbagai media, namun yang perlu diketahui lebih dari sekedar data tentang bidang industri dan deskripsi kerja. Lebih jauh lagi, pelamar perlu mengetahui budaya dan nilai yang ada di perusahaan. Sudah banyak perusahaan yang memiliki laman yang berisi tentang visi, misi dan nilai perusahaan. Hal ini juga bisa didapatkan dari berbagai sumber lain seperti pewawancara. Bahkan gosip dari teman dapat memberikan informasi tentang situasi nyata di perusahaan, namun tentunya masih harus diverifikasi lebih lanjut. Dengan informasi yang lengkap, kita dapat menera seberapa jauh kesesuaian antara diri kita dengan pekerjaan atau perusahaan yang sedang dituju.
Pekerjaan di bidang marketing tentunya cocok dengan tipe orang seperti Ratih yang luwes dan senang berbincang dengan orang lain. Berbeda dengan mereka yang lebih senang berkutat dengan analisis data, pekerjaan sebagai peneliti akan lebih sesuai. Ada pula orang yang senang dengan tantangan se-
“Hidup peduli adalah Hidup tujuan” Rene Suhardono Pelatih Karir & Pendiri Impact Factory
50. SANTO SANTA Tidak semata gaji besar Tidak dapat diingkari faktor yang umumnya memicu kepindahan kerja adalah penghasilan yang lebih besar atau lokasi kerja yang lebih dekat ke rumah. Ada pula yang berpindah demi mengejar fasilitas yang lebih baik, namun kita perlu memastikan bahwa kali ini kita mendapatkan pekerjaan yang memang disukai serta sesuai dengan kapasitas dan minat. Konsekuensi dari pekerjaan yang tidak sesuai adalah rasa tidak nyaman dan tidak puas. Pada gilirannya hal ini akan membuat demotivasi, bahkan kemungkinan mengalami kegagalan pada pekerjaan baru tersebut. Mengapa pilih-pilih pekerjaan itu menjadi sedemikian penting? Menemukan pekerjaan atau perusahaan yang cocok dapat menjadi batu pijakan untuk menghasilkan kinerja yang terbaik dari waktu ke waktu. Ratih sudah membuktikan bahwa pilihan karir yang tepat membawa pada kesuksesan. Ia berhasil mencapai posisi Senior Manager sebelum kemudian terjun ke bidang entrepreneurship. Jadi, manfaatkanlah waktu untuk mendalami diri, mengenali pekerjaan atau perusahaan yang dituju dan akhirnya mempertimbangkan sejauh mana kesesuaian kita dengan pekerjaan atau perusahaan tersebut. Pilihlah pekerjaan yang benar-benar sesuai. *** penulis adalah seorang Psikologi Gereja Paroki Sunter
Santo Bernardus , Montjoux
B
(Imam) 28 Mei
ernardus dari Montjoux dikenal sebagai pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung. Untuk membantu para wisatawan, Bernardus bersama pembantu-pembantunya mendirikan dua buah rumah penginapan. Dari nenek moyangnya, ia diketahui berketurunan Italia. Tanggal kelahirannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi hari kematiannya diketahui terjadi pada tanggal 28 Mei 1081 di biara santo Laurensius, Novara, Italia. Kisah masa kecilnya dan masa mudanya telah banyak dikaburkan oleh berbagai legenda. Meski demikian, suatu hal yang pasti tentang dirinya ialah tentang pendidikan imamatnya. Pendidikan imamatnya di-
51
jalaninya bersama Petrus Val d’ Isere, seorang Diakon Agung di Keuskupan Aosta. Aosta adalah sebuah kota di Italia yang terletak di pegunungan Alpen dan berjarak 50 mil dari perbatasan Prancis dan Swiss. Karena semangat kerasulannya yang tinggi, ia diangkat menjadi Vikaris Jendral Kesukupan Aosta. Dalam jabatan ini, Bernardus membawa angin pembaharuan di antara rekan-rekannya, biarawan-biarawan Kluni di Burgundia. Ia berusaha mendorong mereka merombak aturan-aturan biara yang terlalu klerikal dan keras. Ia mendirikan sekolah-sekolah dan rajin mengelilingi seluruh wilayah diosesnya. Pada abad pertengahan, peziarah-peziarah dari Perancis dan Jerman rajin datang ke Italia melalui dua jalur jalan di pegunungan Alpen. Banyak dari mereka mati kedinginan karena badai salju, atau karena ditangkap oleh perampok di jalan. Melihat kejadian-kejadian itu, maka pada abad kesembilan Bernardus berusaha mendirikan dua buah rumah penginapan di antara dua jalur jalan it, tepatnya di gunung Jovis (Mentjoux), yang sekarang dikenal nama gunung Blanc. Dua rumah penginapan ini sungguh membantu para peziarah itu. Tetapi kemudian pada abad keduabelas, rumah-rumah itu runtuh diterpa badai salju. Sebagai gantinya mendirikan lagi dua buah rumah penginapan baru, masing-masing terletak di dua jalur jalan itu dengan sebuah biara berdiri di dekatnya. Kedua jalan ini sekarang dikenal dengan nama Jalan Besar dan Jalan
Kecil Santo Bernardus. Untuk membina ahklak para petugas rumah penginapan dan anggota-anggota biarawan yang menghuni biara itu, Bernardus menetapkan aturan-aturan biara santo Agustinus. Ia menerima pengakuan dan ijin khusus dari Sri Paus untuk membimbing para novisinya dalam bidang karya perlayanan para wisatawan. Karya mereka ini berkembang pesat dari hari ke hari didukung oleh seekor anjing pembantu. Tugas utama mereka ialah berusaha membantu para wisatawan dalam semua kesulitannya dengan makanan dan rumah penginapan, serta menguburkan orang-orang yang mati. Ketenaran karya pelayanan mereka ini kemudian berkembang dalam berbagai bentuk legenda. Kemurahan hati dan keramah-tamahan mereka menarik perhatian banyak orang, terutama keluarga-keluarga kaya. Keluarga-keluarga kaya ini menyumbangkan sejumlah besar dana demi kemajuan karya pelayanan santo Bernardus dan kawan-kawannya. Legenda tentang anjing pembantu Santo Bernardus masih berkembang hingga sekarang. Setelah berkarya selama 40 tahun lamanya sebagai Vikaris Jendral Bernardus meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 1081 di biara Santo Laurensius, Novara, Italia. Sri Paus Innocentius XI (16761689) menggelari dia ‘Kudus’ pada tahun 1681. Dan pada tahun 1923 oleh Sri Paus Pius XI (1922-1939), Bernardus diangkat sebagai pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung.***
52. PSIKOLOGI
BACK to THE FAMILY
(Bagian 2)
-Arie Mukti-
P
ada BACK to THE FAMILY (Bagian 1) Kita merasa gundah hati mendengar dan melihat fenomena kekerasan, ketidakadilan, kekisruhan, bahkan keputusasaan di sudut-sudut sebagian kehidupan masyarakat dan dunia. Dimanakah peran dan fungsi keluarga saat ini? Bagaimana upaya kita sebagai bagian dari keluarga untuk dapat menumbuhkan kembali atau meningkatkan nilai-nilai keluarga di tengah usaha memerangi kegundahan hati kita. Arnold & Clifford Lazarus dalam bukunya “Staying Sane in a Crazy World” menginspirasi saya untuk menulis artikel ini. Kita disadarkan bahwa kita harus pintar untuk melakukan hal-hal sederhana sekalipun yang sudah biasa kita lakukan. Halnya membangun nilai-nilai di dalam keluarga, seperti menghargai dan menghormati hak orang lain, disiplin diri, berani jujur, pengendalian diri dalam berbagai keinginan, dan nilai-nilai lain yang senyatanya
sedari kecil kita sudah diajar dan dicontohkan. Menyambung artikel dari edisi sebelumnya tentang bagaimana mengembalikan nilai-nilai di dalam keluarga, beberapa strategi berikut dapat dilakukan. Menghidupkan ikatan keluarga Membangun ikatan keluarga tidak sekedar melalui komunikasi, namun dukungan orangtua agar anak ikut serta membantu melakukan tugas rumah tangga. Menunjukkan realitas kehidupan dengan berbagai tugas di dalam keluarga baik untuk mengembangkan nilai dan pertumbuhan mental anak. Memberi kesempatan dan membiarkan anak belajar pergi ke pasar atau supermarket untuk belanja keperluan keluarga, mengajar anak bertanggung jawab terhadap tugas membayar tagihan listrik, air atau telpon atau tugas-tugas lain yang dapat diberikan sesuai usia anak.
53
Orangtua pun perlu membangun sikap komunikasi efektif seperti berhenti mengomel, tidak ada anak manapun suka mendengarkan omelan orangtua. Tidak juga kita, omelan bukan bentuk komunikasi efektif. Demikian pula tidak ada suami atau istri manapun yang suka dengan omelan. Membaca hasil penelitian baru-baru ini bahwa anak berbohong salah satunya sebagai akibat ketatnya disiplin orangtua. Lihat juga saat ini, telpon (aneka gadget) dan temantemannya akan menjadi prioritas hidupnya. Siapapun kita, sebagai orangtua atau anak bisa menjadi musuh terbesarnya, mereka bahkan rela berbohong kepada orangtua untuk teman, dengan dalil solidaritas. Hal-hal seperti ini setidaknya dapat diminimalisir dengan membiasakan terjadinya dialog di dalam keluarga, dialog dan bukan semata aturan yang dapat dipersepsikan sebagai dominasi orangtua. Membangun aturan yang dialogis, dibicarakan bersama akan lebih efektif bagi anak maupun orangtua. Adalah baik juga turut serta memanfaatkan sarana teknologi bagi kelangsungan ikatan keluarga. Saat ini sering dilakukan guna menyambung interaksi maka secara khusus dibuat group internal anggota ataupun keluarga besar melalui group WA, BB atau lainnya. Memprogram Ulang Pikiran Sebut saja seorang ayah yang semasa kecil pernah menerima penghinaan
dari teman karena ketidak mampuan dalam berhitung, maka hinaan ini akan terekam dalam pikirannya. Di setiap kesempatan yang terkait dengan hitung menghitung rekaman ini akan muncul dan menimbulkan perasaan ‘negatif’. Rasa diri terhina dan tidak mampu dalam berhitung iapun akan menghindar dari kesempatan terkait dengan hitung menghitung. Suasana hati yang penuh dengan kepedihan atau kekecewaan masa lalu dapat dihilangkan dengan usaha merestrukturisasi pikiran. Pola pikir negative akan membuahkan emosi negative, begitu pula sebaliknya. Ketika kita berusaha menepis dengan berpikir positif, emosi positif terjadi yang diikuti sikap serta perilaku positif pula. Memang, di saat kita merasa sudah dewasa atau bahkan merasa diri tua, kita terkadang enggan untuk melakukan perubahan. Kata atau kalimat “Aku sudah sedari dulu mempunyai kebiasaan-kebiasaan seperti itu, sulit bagiku untuk melakukan perubahan”. Jika pernyataan ini terjadi dan kita ada dalam kondisi kegelisahan, merasa tidak bahagia, maka bertahun-tahun kemudian akan bermakna signifikan dalam kehidupan kita. Pikiran selalu berkutat pada ketidakberhasilan, menyedihkan, rasa bersalah dan merasa kekurangan membuat kita dalam pusaran perasaan buruk dan tidak mampu. Untuk ini diperlukan usaha menghindarkan diri dari pikiran
54. KESEHATAN dan keyakinan yang menggelisahkan diri sendiri dengan merestrukturisasi atau memprogram ulang dari pikiran negative ke positif. Dapat dibayangkan produk nilainiai keluarga seperti apa yang dihasilkan dari kegelisahan orangtua dengan pikiran negative. Pemegang kendali pikiran adalah kita sendiri, untuk ini tidak ada kata terlambat untuk dapat mengubah atau mengontrol pikiran kita. Memprogram ulang pikiran negative dari peristiwa masa lalu atau saat ini agar proses produksi pikiran dapat kita kendalikan. Kekuatan perubahan ini sebagai modalitas untuk meningkatkan dan menumbuhkan kembali nilai-nilai di dalam keluarga. Tuhan itu Ada Lalu, mampukah kita menghadapi tantangan jaman? Ataukah, ini menjadi bagian dari ketakutan kita menghadapi hidup. Penggalan bacaan Kitab Suci “Jangan takut!” (Markus 16:6) atau “Janganlah kamu takut!” (Matius 28:5) sudah dipersiapkan bagi kita untuk selalu menyadari dan memahami bahwa ketakutan adalah manusiawi, Tuhan mempersiapkan dan memberi jalan keluarnya. Kita tak perlu menjadi malaikat untuk menyelesaikan hal-hal besar, Tuhan selalu ada dan memberi jawaban dari setiap permasalahan kita sejauh kita mau berusaha dan melibatkanNya.***
S
eperti yang hampir semua orang telah ketahui, bahwa kopi membuat Anda tetap terjaga karena mengandung kafein, obat yang menghasilkan sejumlah reaksi kimia di dalam otak yang bertindak untuk membuat Anda tetap terjaga alias melek. Kafein bekerja dengan menghalangi kemampuan otak untuk menyerap adenosin, yang memperlambat aktivitas saraf, yang menyebabkan tubuh manusia untuk menjadi ngantuk. Molekul kafein secara kimiawi mirip dengan adenosin tetapi, ketika menempel pada sel saraf, kafein tidak menyebabkan sel untuk memperlambat melainkan menghalangi reseptor saraf adenosin, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan tingkat aktivitas sel saraf. Peningkatan ini menyebabkan tubuh untuk berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dan
Efek Kopi Tidak Ngantuk kemudian tubuh berlanjut ke reaksi psikologi “Flight or Fight” yaitu respon tubuh saat terancam, atau ada bahaya. Akibatnya, tubuh membanjiri aliran darah dengan adrenalin, yang meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Hal ini juga meningkatkan laju aliran darah ke otot-otot dan melebarkan alveoli dan bronkiolus di paru-paru, yang semuanya menjaga tubuh manusia tetap terjaga. Dengan cara yang sama yang dilakukan oleh amfetamin (sejenis obat) , kafein juga meningkatkan tingkat dopamin pada tubuh, dopamin adalah suatu neurotransmitter yang merangsang fungsi otak dan menginduksi keseluruhan rasa nyaman, sehingga membuat Anda merasa lebih energik.
Meskipun pengaruh dari mengkonsumsi kafein sangat singkat, asupan berkelanjutan selama periode yang panjang dapat menyebabkan pengaruh pada tingkat daya tahan tubuh. Jika ini terjadi, ketika seseorang kemudian tidak mengkonsumsi kafein, tubuh dapat menjadi sensitif terhadap adenosin, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan menyebabkan sakit kepala, lekas marah dan kekurangan dalam membarui tubuh untuk tidur dengan lelap. Penggunaan kafein yang berlebihan secara berkepanjangan dapat menyebabkan kecanduan dan keracunan.***
56. TUNAS STEFANUS
Cicha & indy mengikuti Bangkok Gymnastic dan meraih penghargaan Foto; dok Pribadi
Prestasiku, Berkat dari Tuhan Teresa Rafaela Handawi (Cicha) dan Indira Gabriela Handawi (Indy) adalah umat dari lingkungan Elias, Wilayah 12. Kembar dan lahir pada tahun 2006 sangat menyukai exercise Gymnastic. Mereka sudah mengikuti kegiatan gymnastics selama 2tahun. Bersama dengan Gymnastic Club Gavrila, Cicha dan Indy sudah mengikuti beberapa pertandingan
-Susan J-
seperti perlombaan se-DKI dan lomba-lomba persahabatan; Pada tanggal 28-29 Maret 2015, Cicha dan Indy mereka mendapatkan pengalaman baru yaitu bertemu dengan teman-teman dari negara lain: Singapura, Thailand, Kanada, Amerika, Filipina, Thailand dengan menghadiri The Bangkok Gymnastics/ Moose Game Invitational Meet 2015 yang diadakan oleh Thai Canadian Community Sports.***
DONASI PENGGANTIAN BIAYA CETAK MAJALAH MEDIAPASS MEI 2015 1 Lingk. Sta. Maria Magdalena (Jan s/d Jun 2015) 600.000 2 Lingk. Sta. Bernadette 500,000 Total 1,100,000 Terima kasih atas donasi yang telah diberikan, kami menunggu kontribusi Anda di edisi-edisi berikutnya. Harap memberitahukan apabila donasi dikirim melalui transfer. Untuk setiap penerimaan donasi, akan diberikan bukti penerimaan resmi. Iklan & Donasi : Dian Wiardi (0818 183 419) No rekening Komsos: BCA dengan no 731 0278879 an. Mirjam Anindya Wiardi atau R. Prakoso
Tema menggambar bulan Mei 2015 adalah BUNDA MARIA,
Gambar Bebas
BIODATA Nama : Ling/Wil : HP/ No Telp. :
Kelas :
Mewarnai
BIODATA Nama : Ling/Wil : HP/ No Telp. :
Kelas :
59. DANA PAROKI
APRIL - 2015 No
Wil
1 2 3 4
1 1 1 1
5 6 7 8
2 2 2 2
9 10 11 12 13
3 3 3 3 3
14 15 16
4 4 4
17 18 19 20
5 5 5 5
21 22 23
6 6 6
24 25 26 27 28
7 7 7 7 7
29 30 31
8 8 8
32 33 34
9 9 9
35 36 37 38
10 10 10 10
39 40 41
11 11 11
42 43 44
12 12 12
Lingkungan St.Hubertus St.Yoh.Pemandi St.Gregorius St.Yudas Tadeus Total Wil I Sta. Theresia Sta.M.Immaculata Sta.Maria Fatima Sta.M. Bernadette Total Wil II St.Markus St.Nicodemus St.Oktavianus St.Paulinus St.Quirinus Total Wil III St.Antonius St.Clementus Sta. Faustina Total Wil IV-A Sta.Angela St.Bartholomeus Emmanuel Sta.Ursula Total Wil V St.M.Magdalena St.Aloysius St.Thomas Aquino Total Wil VI Sta.Helena Romo Sanjoyo St.Simeon Sugiyopranoto St.Theodorus Total Wil VII St.Paulus St.Timotius Sta.Veronica Total Wil VIII St.Bonaventura St.Bonifacius Keluarga Kudus Total Wil IXA St.Yoh Don Bosco St.Kristoforus Sta. Maria Goretti Sta.Maria B.Setia Total Wil X Sta.Felicitas Sta.Anastasia Maria Ratu Damai Total Wil IXB St.Bernadus St.Dionisius St.Elias Total Wil IV-B TOTAL MINGGUAN
TOTAL- APRIL '15
Kode HBS YPE GRR YTA THE MIM MFA BDE MKI NDS OTS PLN QRS ATS CLS FSA AGE BTS EML URS MMA ALS TAQ HLN RSO SMN SGO THO PLS TTS VRA BVA BFS KKS DBD CRS MGI MBS FSE ANS MRD BDS DNS ELS
Perhit. 6-Apr15
Amplop 2 2 4 1 1 1 13 16 3 5 1 1 10 1 10 17 28 3 7 3 1 14 1 6 1 8 8 5 13 22 1 3 26 2 1 5 8 1 1 2 4 2 1 7 2 3 5 141
RP
100,000 125,000 225,000 10,000 50,000 2,000 605,000 667,000 250,000 520,000 20,000 25,000 815,000 50,000 410,000 890,000 1,350,000 400,000 1,110,000 105,000 100,000 1,715,000 100,000 210,000 50,000 360,000 80,000 65,000 145,000 275,000 5,000 220,000 500,000 200,000 100,000 70,000 370,000 15,000 10,000 25,000 350,000 35,000 50,000 435,000 70,000 300,000 370,000 6,977,000
32,744,500
Perhit. 13-Apr15
Amplop 2 5 2 7 16 6 6 1 1 14 5 4 2 11 2 9 11 2 1 7 10 12 5 17 14 33 2 6 55 2 1 11 14 3 3 5 11 4 1 6 1 12 3 3 2 3 1 6 180
Perhit. 20-Apr15
Perhit. 30-Apr15
RP Amplop RP Amplop 220,000 3 310,000 5 60,000 40,000 3 485,000 10 280,000 4 805,000 13 590,000 12 95,000 3 60,000 14 230,000 1 10,000 9 20,000 1 2,000 6 15,000 4 260,000 5 360,000 9 332,000 34 13 730,000 1 5 370,000 2 575,000 2 150,000 2 400,000 3 125,000 7 100,000 4 320,000 1 1,075,000 27 1,695,000 13 150,000 3 700,000 14 1,150,000 1 29 1,795,000 2 850,000 43 2,945,000 6 3 400,000 12 1,160,000 1 200,000 7 690,000 3 1,240,000 1 100,000 1,840,000 20 1,950,000 7 460,000 6 155,000 3 85,000 2 15 505,000 4 545,000 21 660,000 9 2 30,000 2 125,000 2 15,000 7 138,000 5 21,000 15,000 48 654,000 35,500 9 135,000 7 313,500 66 855,000 16 25,000 36 25,000 6 375,000 6 100,000 5 250,000 12 150,000 11 625,000 54 170,000 2 40,000 1 270,000 3 82,000 1 160,000 2 210,000 1 600,000 7 332,000 3 17,000 1 20,000 50,000 2 220,000 2 19,000 4 100,000 1 50,000 387,000 4 89,000 6 8 410,000 4 4 180,000 5 120,000 3 450,000 4 120,000 15 1,040,000 13 50,000 2 150,000 100,000 1 20,000 2 300,000 1 20,000 4 7,345,500 237 11,133,000 177
RP 220,000 120,000 261,000 601,000 109,000 295,000 60,000 190,000 654,000 100,000 150,000 60,000 380,000 25,000 715,000 40,000 150,000 30,000 220,000 200,000 150,000 350,000 700,000 350,000 40,000 210,000 600,000 10,000 57,000 105,000 172,000 1,332,000 305,000 555,000 2,192,000 50,000 5,000 100,000 155,000 145,000 250,000 395,000 176,000 210,000 300,000 686,000 100,000 99,000 199,000 7,289,000
PERSIAPAN
-KOMUNI PERTAMA“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat bertumbuh dari dirinya sendiri, demikian juga kamu tidak dapat bertumbuh jika kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku, ia akan berbuah banyak. Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yoh 15:4-5)