‘Batik Lengkong’ Seragam Khas Madrasah
Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag
Pohon yang Besar Ditopang Akar yang Kuat
ISSN: 0215-3289
NO. 331 / JUMADIL AWAL / JUMADIL AKHIR / TH. 1435 H / APRIL 2014 / TH. XXXXI
MTsN Lengkong Nganjuk
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 1
3/27/2014, 6:53 AM
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 2
3/27/2014, 8:21 AM
MPA 331 / APRIL 2014
Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Pemimpin Umum: H. Mahfudh Shodar Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: H. Musta'in Wakil Pemimpin Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid Staf Ahli: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. M. Sakur, H. M. Fachrur Rozi Dewan Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR Sekretaris Redaksi: H. Fatchul Arief, H. Samsul Anam Bendahara: H. Sugianto Staf: Khusnul Khotimah Distribusi/Tata Usaha: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito Hukum dan Litbang: Hj. Hikmah Rahman Staf Redaksi Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi'ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Mey Sutrisno, Muhammad Munif Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar Koresponden: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. Alamat Redaksi: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] Diterbitkan Oleh: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
Perdebatan mengenai sertifikasi halal telah menjadi polemik yang panjang. Satu pihak menginginkan sertifikasi halal tetap berada di tangan MUI, sementara pihak lainnya ingin hal tersebut dilakukan oleh pemerintah. Apa sebenarnya yang menjad pemicu perdebatan tersebut? Lantas, bagaimana pula solusi untuk mengakhiri polemik tersebut? Sebagai jawabannya, Anda bisa baca rubrik Liputan Khusus. Masih di rubrik yang sama, kami juga menyajikan tentang gerhana. Sebab pada bulan April ini, diprediksi akan ada dua gerhana; satu gerhana bulan dan satunya lagi gerhana matahari. Peristiwa tersebut sengaja kami kaver, karena selama ini umat Islam jarang yang merespon peristiwa gerhana dengan melakukan shalat Khusuf atau kusuf. Sementara dari rubrik Inspirasi kami sengaja melirik kegiatan Outdoor Study yang dilakukan siswa-siswi MAN Surabaya. Mereka melakukan safari penelitian mulai di Kusuma Agrowisata Batu, menuju Taman Safari Prigen, dan dipamungkasi di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman Trawas Mojokerto. Dari hasil penelitian tersebut, rencananya pihak madrasah akan membangun kawasan hutan sekolah. Sementara dari rubrik Serambi Madrasah kami tampilkan MTsN Lengkong Nganjuk. Sebab madrasah ini berhasil mengemas hasil dari ekskul berupa ‘Batik Lengkong’ sebagai produk khas daerah. Bahkan tak hanya pihak madrasah saja yang menjadikannya sebagai seragam sekolah. Karyawan kecamatanpun juga memakai seragam dari batik yang sama. Oh ya pada tanggal 1 Maret 2014, di Hall Mina Asrama Haji Sukolilo Surabaya, telah berlangsung acara PamitSambut antara Kakanwil lama Drs. H. Sudjak, M.Ag dan Kakanwil baru Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag. Acara tersebut berlangsung sangat meriah. Bagi yang ingin mengetahui profil panjang Kakanwil yang baru, Anda bisa simak rubrik Ta’aruf. Sedangkan dari rubrik Bilik Santri kami hadirkan pondok pesantren AlFattah, Tahunan, Pacitan. Pesantren ini berhasil mengembangkan holtikultura berupa taman buah naga, jeruk, terong popino dan strobery. Disamping itu juga mengembangkan peternakan dengan ‘pakan kering’. Hasil dari usaha tersebut diperuntukkan bagi kebutuhan santri, karena semua santri gratis biaya. Mengenai wafatnya sosok ulama’ yang sederhana, KHA. Masduqi Mahfudh, kami juga memuatnya di rubrik In Memoriam. Banyak hal yang bisa kita petik dari sejarah hidup mantan Katib Syuriyah PWNU Jatim, serta Rois Syuriah baik di PWNU Jatim maupun PBNU ini. Beliau paling kerap mengisi pengajian di daerah terpencil, yang tak banyak muballigh sanggup melakukannya. Selamat membaca! Kontak dan Pendapat ---------------- 4 Teropong ------------------------------ 5 Lensa Utama -------------------------- 6 Lensa Khusus ------------------------ 12 Inspirasi -------------------------------- 18 Cahaya Hati --------------------------- 19 Agama ---------------------------------- 20 Tafsir Maudlu’i ----------------------- 24 In Memoriam -------------------------- 26
Bilik Santri ----------------------------- 27 Ta’aruf ---------------------------------- 34 Edukasi --------------------------------- 36 Serambi Madrasah ------------------- 42 Lintas Peristiwa ----------------------- 51 Pesona --------------------------------- 58 LAA Remaja --------------------------- 59 Cermat ---------------------------------- 62 Dunia Islam ---------------------------- 66 MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 3
3/27/2014, 6:53 AM
3
Entrepreneurship
Pengamen, yang Sukses Membangun Usaha Advertising Di tengah persaingan yang semakin ketat, tentu masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperoleh peluang usaha. Diantaranya adalah ketika seseorang sedang mengalami ketidakpuasan dari kegiatan yang biasa dilakoninya menjadi sebuah keuntungan. Lebih-lebih bila ketidakpuasan itu muncul dari kondisi diri yang memang ingin berubah. Tentu harus didasari oleh niat baik yang kuat, disertai semangat usaha perjuangan dan kerja keras tanpa mengenal putus asa. Salah satunya adalah perubahan yang dilakukan oleh Muhammad Bary. Bary (demikian dia biasa dipanggil), sempat bertahun-tahun menjadi seorang pengamen jalanan. Suatu saat,dia merasa jenuh dan tidak puas dengan kemampuan dirinya yang hanya menjadi pengamen jalanan. Dia ingin berubah dari kehidupan lama menuju kehidupan baru. Ketidakpuasan itulah yang telah mendorong Bary untuk menjajal kemampuannya menjadi pelukis yaitu melukis wajah. Tentu setelah sebelumnya dia belajar keras untuk memperoleh cukup pengalaman dan mendapat ilmu melukis gratis dari sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia. Setelah itu dunianya merasa lebih luas. Diapun kemudian memutuskan berhenti menjadi pengamen gelandangan dan bekerja disebuah perusahaan periklanan dibawah bendera “Seniman Merdeka”. Di situ dia bekerja serabutan, dari kuli suruhan sampai pemasaran. Setelah merasa cukup pengalaman di bidang advertising, Bary membuka sendiri usaha periklanan di luar ruang, di bawah bendera “CV Gema Multi Creative (GMC)” yang didirikannya dengan modal awal sekitar Rp.150 ribuan. Hasil tabungannya selama bekerja di Seniman Merdeka. Uang itu digunakan untuk membeli cat dan kain, sementara kompresor masih dia sewa seharga Rp. 5.000,per hari. Rupanya Bary tak salah membaca peluang. Usaha itu lambat laun berhasil mengubah 4
kehidupannya menjadi seorang pengusaha advertising sukses di Yogyakarta. Dari order kecil, kini dia mampu meraih order menengah dan bahkan order besar seperti pesanan dari Matahari Departement Store yang mempercayai perusahaan GMC-nya untuk dibuatkan promosi iklan luar ruangan dengan nilai kontrak sebesar Rp.100 juta lebih. Dari order besar itulah, GMC yang semula hanya didukung 2 orang karyawan, kini sesuai kebutuhan berkembang menjadi puluhan orang karyawan. Setelah itu, order besar lainnyapun menyusul berdatangan, seperti dari PT. Coca Cola dan Bentoel Supercross. Meski sebagai pendatang baru, Bary telah mampu mengejar bahkan berhasil menyamai dan melebihi para pesaingnya yang lebih dulu berlaga di dunia event organizer pembuatan advertising luar ruangan. Kini, jalan menuju sukses berhasil dia raih. Jika dulu ketika masih jadi pengamen penampilannya tampak lusuh dengan gitar tuanya, kini dia telah menjadi seorang bos dengan 50 orang karyawan dan 3 buah mobil kerja termasuk salah satunya bermerek
mercy. Sukses usaha GMC dibidang promosi advertising bertajuk otomotif, membuat dia semakin memperoleh kepercayaan untuk menggarap order besar berskala internasional baik otomotif maupun musik. Kini diusianya yang hampir setengah abad itu, dia masih memiliki semangat menggebu untuk mengembangkan usahanya. Biasanya seseorang yang tengah mengalami masa-masa krisis dalam kehidupannya akan mudah menggali ide yang ada didepan matanya dan mengenalinya sebagai sebuah peluang usaha. Ide bagus biasanya muncul dari orang yang selalu berpikir tepat dan memiliki pandangan yang tepat pula. Sehingga dia dapat memanfaatkan peluang itu lebih dulu daripada orang lain. Namun sebaliknya jika dia tergolong orang yang lambat memanfaatkan peluang, maka peluang yang bagus itu akan diambil duluan oleh kompetitor lain . Sebagaimana kata Peter F. Ducker, bahwa “Bisnis bukan semata-mata bagaimana Anda berusaha membuat produk, tetapi bagaimana Anda mengolah peluang menjadi suatu usaha. Karena itu, tugas Anda bagaimana membuat orang haus”. Muhammad Bary, sudah membuktikan hal itu. Dari hanya seorang pengamen jalanan, lalu jenuh dan tidak puas, belajar melukis dilembaga yang tepat, pindah ke perusahaan advertising, setelah memperoleh ilmu dan pengalaman yang cukup, dia memutuskan keluar dan mendirikan usaha advertising sendiri. Kemudian dengan usaha keras dan sungguh-sungguh tanpa kenal putus asa, ternyata usahanya memperoleh kepercayaan dan berkembang diluar dugaan. Bary, adalah salah seorang yang ingin berubah, mampu menangkap peluang, timingnya tepat, dan berhasil. Jika Anda terinspirasi, itu pertanda Anda telah memulai sebuah perubahan!. (diangkat dari peluang menjadi usaha jackie ambadar dkk bandung kaifa 2010 dan sumber lain) Ahar
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 4
3/27/2014, 6:53 AM
GENDER Isu keetaraan gender di Indonesia mulai menyentuh basis keagamaan pada tahun sembilan puluhan. Masuknya buku-buku dari pejuang kaum perempuan –feminisme- muslim, seperti: Aminah Wadud, Fatimah Mernisi dan Zahfrullah Khan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pemikiran dan wacana gender di kalangan masyarakat Islam. Buku-buku tersebut dipandang progresif oleh para pemikir Islam kontemporer, tetapi dinilai kontroversial oleh sebagian lainnya. Wacana kesetaraan gender ini menimbulkan kontroversi. Tradisi patriakhat telah terbangun sangat kuat di kalangan masyarakat. Pelabelan terhadap kaum perempuan sebagai makhluk yang lemah, emosional dan kurang rasional begitu kuat. Pandangan bias tersebut menampilkan kekerasan berbasis gender oleh kaum lakilaki terhadap perempuan. Sebagai reaksi terhadap ketimpangan gender yang lahir dari masyarakat patriakhat tersebut muncul wacana kesetaraan dan keadilan gender. Bagaimana sebenarnya kedudukan kaum perempuan menurut pandangan Islam? Begitu pentingnya kedudukan kaum perempuan sehingga dalam al-Qur’an terdapat surat yang membahas mengenai kaum hawa ini yaitu surat anNisa. Kedudukan dan kehormatan bagi kaum perempuan menurut Islam sangat tinggi. Hanya struktur sosial, adat kebiasaan dan budaya lokal masyarakat yang sering memasung kebebasan kaum perempuan dan merendahkannya. Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menegaskan bahwa antara kaum laki-laki dan kaum perempuan itu mempunyai kedudukan yang setara. Dalam hadis pun banyak yang membicarakan kedudukan kaum perempuan dalam hukum dan masyarakat. Menurut syari’at Islam kaum perempuan diberikan hak dan kedudukan yag setara dengan kaum laki-laki. Misalnya dalam hal waris –fara’id- kaum perempuan juga mendapatkan haknya sebagai ahli waris sesuai dengan ketentuan syar’i, yang sebelumnya berdasarkan tradisi masyarakat Arab tidak memperoleh hak waris. Bahkan kaum perempuan dikategorikan sebagai materi yang bisa diwariskan. Kaum perempuan juga mempunyai hak dan peluang
yang sama dalam dunia kerja. Mereka berkedudukan sama dengan kaum laki-laki dalam berusaha memperoleh karunia Allah (mencari rizki), memiliki harta atas namanya sendiri dan membelanjakannya. Sebagaimana kaum laki-laki, kaum perempuan juga mendapat kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu. Demikian pula dalam beramal shalih dan beribadah serta mendapatkan pahala atas jerih payahnya. Namun pada kndisi tertentu misalnya dalam sholat bersama yang jamaahnya campuran sebagai imam adalah laki-laki. Demikian pula yang menjadi khotib dalam rangkaian ibadah sholat Jum’at, tidak boleh perempuan tampil di mimbar/podium sebagai khotib Jum’at. Demikian pula dalam sholat Idul Fitri/Adha pada jama’ah campuran, sebagai khotib adalah laki-laki. Dalam kehidupan berumah tangga, antara perempuan sebagai isteri dan laki-laki sebagai suami mempunyai hak dan kewajiban yang setara. Namun kesetaraan disini tidak berarti sama persis tanpa perbedaan sama sekali. Sesuai dengan kodrat masing-masing maka antara hak dan kewajiban dalam rumah tangga tidaklah sama. Suami menjadi pemimpin –kepala keluarga- sementara isteri menjadi pengatur internal rumah tangganya. Namun dalam kesempatan untuk memutuskan ikatan pernikahan, kedudukan suami maupun isteri sama, selama memenuhi syarat-syarat dan kriteria tertentu. Misalnya bila suami berbuat dholim kepada isteri maka isteri boleh mengajukan gugat cerai. Dalam hal waris juga terdapat perbedaan sesuai dengan pembagian yang ditentukan oleh agama, tidak seperti tuntutan pengikut feminisme yang menginginkan pembagian yang sama persis antara perempuan dan laki-laki. Kesetaraan dan keadilan gender merupakan nilai-nilai Islam yang harus ditegakkan. Namun adanya gap antara nilainilai tersebut dengan kondisi masyarakat yang patriakhat menimbulkan berbagai masalah. Masih perlu pemikiran dan perjuangan dalam implementasinya. RAW MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 5
3/27/2014, 6:53 AM
5
Peran Publik Perempuan Bukan Keharusan, Tapi Sebuah Pilihan Setiap zaman memiliki tantangannya sendiri. Begitupun bagi kaum perempuan. Di zaman Kartini, terang dr. Esty Martiana Rachmie, tantangannya adalah belenggu budaya terhadap perempuan. “Kiprah perempuan saat itu dibatasi dengan alasan untuk kemaslahatan,” tukas Ketua PW Aisyiah Jawa Timur ini. “Dampaknya, perempuan waktu itu tidak bisa berkembang,” tandasnya. Merasa diperlakukan tidak adil, muncullah barisan perlawanan yang dilakukan oleh kaum perempuan. Perjuangan merekapun mendapat dukungan dari kaum pria yang memiliki cara pandang yang lebih luas kepada wanita. “Perempuan lantas mampu keluar dari kungkungan budaya. Perannya di masyarakat telah diakui dan sejajar dengan pria,” jelas mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya ini. Memasuki era globalisasi, wanita dan pria telah memiliki peluang yang sama untuk mengambil peran. Baik dalam dunia pendidikan maupun karir pekerjaannya. Perempuan kini tak lagi berkutat dalam wilayah domestik, tapi juga berperan aktif di ruang publik. “Perkembangan budaya telah mengubah sosok perempuan. Tak saja dari cara berpikirnya, tapi juga penampilannya,” ujar perempuan kelahiran Lamongan 28 Maret 1957 ini memaparkan. Tata nilai di masyarakat pun mulai berubah seiring perkembangan zaman. Hal yang dulunya dianggap tabu, kini seakan menjadi hal biasa. Kita tak lagi merasa aneh melihat perempuan pulang larut malam, bahkan menjelang pagi hari – khususnya di kota metropolis seperti Surabaya. Sistem dan lingkungan pekerjaan telah memberi ruang secara bebas antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram bertemu setiap saat. “Di era sekarang dilema antara karir dan harga diri kerapkali dialami oleh perempuan Muslimah. Sebab mereka dituntut untuk selalu bersikap profesional terhadap pekerjaannya,” terang alumni Fakultas Kedokteran UGM ini membeberkan fakta. Posisi wanita karirpun semakin sulit, karena seringkali dianggap menjadi biang keladi persoalan rumah tangga.
6
Penghasilan istri yang lebih besar dari suami, karir istri yang lebih tinggi, dan juga kasus perselingkuhan menjadi bumbu yang kerapkali menjadi pemicu ketidakharmonisan keluarga. Akibatnya, kasus perceraian di Indonesia tiap tahun semakin meningkat. Ironisnya, 70 persen adalah cerai-gugat yang dilakukan pihak istri. “Itu memang fakta. Tapi kita harus netral dalam menilai,” tukasnya. “Sebab bekerja bagi seorang wanita bukanlah sebuah bentuk pilihan yang berangkat dari sebuah keinginan, melainkan lebih banyak didasari faktor kebutuhan ekonomi keluarga,” tandas istri (alm) Ainur Rofiq ini serius. Meski demikian, mantan Kepala Seksi P2M (Pencegahan Pemberantasan Penyakit) Kota Surabaya ini tak menampik jika tak sedikit dari wanita yang telah bekerja lupa akan tujuan awalnya. Niatan awal yang begitu mulia, di tengah perjalanan tiba-tiba berubah. “Dengan iming-iming gaji besar dan pe-
dr. Esty Martiana Rachmie ningkatan karir, perempuan begitu saja tergiur untuk menerima tantangan itu meski harus meninggalkan keluarga,” sesalnya. “Hal ini tentunya tak lepas dari budaya pragmatis, hedonis dan materialistis yang kini berkembang di masyarakat,” tegasnya. Bagi mantan Kepala BKKB (Badan Koordinasi Keluarga Berencana) Kota Surabaya ini, tidak ada yang salah pada wanita yang memilih untuk bekerja. Bahkan berkarir di zaman modern sekarang ini adalah sebuah keniscayaan. Perempuan yang bekerja membantu memenuhi kebutuhan keluargapun
dinilainya sebagai pekerjaan yang mulia. “Tapi lebih mulia lagi jika dilandasi dengan semangat dan nilai-nilai agama yang kuat,” tuturnya. “Kaum perempuan harus tahu diri dan tetap berpedoman kepada al-Qur’an dan as-Sunnah,” ucapnya mengingatkan. Menurutnya, Islam adalah agama yang sangat menghormati dan memuliakan kaum perempuan. “Islam tak pernah mengekang kaum perempuan seperti yang dituduhkan para pejuang gender. Islam tidak pernah mengeksploitasi perempuan,” tukasnya. “Dengan aturan syari’at itu, Islam justru menjaga dan melindungi kaum perempuan,” tandas ibu tiga anak ini. Sebagai perempuan, lanjutnya, harus menyadari tentang jati diri dan karakter seorang Muslimah. “Hanya ibu yang baik dan berkaraker akan melahirkan generasi yang berkarakter baik pula,” ujarnya. “Jangan ikut-ikutan ibu-ibu yang suka masuk televisi kemudian senang-senang dengan berjingkrak dan berjoget-joget seperti di acara YKS itu,” tukasnya jengkel sambil merujuk salah satu program televisi swasta nasional. Bagi DR. Hj. Hasniah Hasan, M.Si, perempuan berada di ruang publik tentu memiliki dampak positif dan juga negatif. Dampak positifnya, mereka bisa mendapatkan kesempatan menimba ilmu, meningkatkan skill, bersosialisasi mentransfer potensi yang dimiliki, serta berkiprah untuk bangsa, agama dan negara. “Mereka juga akan lebih peka menangkap isu-isu aktual di masyarakat, sehingga bisa mempercepat pembentukan keluarga sakinah dan pembangunan bangsa yang lebih luas,” ujarnya. Di sisi lain, mereka dapat berkiprah untuk mengurangi pengangguran dan menambah sumber income keluarga. Yang tak kalah pentingnya, adalah dakwah Islam. Andai perempuan tak melakukan tugas dakwah, berapa banyak kekurangan tenaga da’i muballighat. Begitupun di ranah pendidikan, mereka juga bisa berposisi sebagai subjek pendidikan. “Di jalur pendidikan formal, saat ini guru perempuan lebih banyak ketimbang guru pria. Nah.. jika mereka tidak diizinkan keluar rumah, berarti sekian banyak power yang mubadzir di Indonesia,” ungkapnya. Dengan berperan di area publik, lanjut Ketua Pengajian Wanita Surabaya ini, kaum perempuan dapat melihat perkembangan masyarakat yang se-
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 6
3/27/2014, 6:53 AM
sungguhnya. Dari sinilah mereka mengetahui apa yang sebenarnya menghambat pembangunan kepribadian manusia secara totalitas. Artinya dengan diizinkan keluar, mereka bisa mendapatkan input informasi dari isu-isu aktual yang tengah berkembang di masyarakat. Baik itu secara fisik, intelektual, emosi, sikap sosial, terutama sikap spiritualnya. Perempuan yang keluar rumah, paparnya, tak mesti jadi karyawan swasta atau ASN. Yang terpenting, keluar me-
reka itu bisa menunai manfaat. Baik menjadi karyawan ataupun sebagai voulenteer. Semisal sebagai kader POSYANDU. “Kalau mereka tidak keluar, berapa anak yang tidak teropeni di lingkungannya,” katanya mencontohkan. Kalau perempuan semua berada di rumah, tentu mereka tak memperoleh informasi tentang bagaimana cara mengatur gizi bayi, bagaimana cara menjaga kesehatan matanya, bagaimana cara mengatasi jika tiba-tiba ada wabah seperti diare atau demam berdarah. “Jadi, jika perempuan tak keluar rumah, mereka tidak mungkin mendapatkan infromasi sebanyak itu. Kalau melalui TV, palingpaling ya.. sinetron yang dilihat,” sindir Hazniah tersenyum. Dari sisi agama, tutur Kabag Muslimah Masjid Al-Akbar Surabaya ini, perempuan keluar rumah itu no problem. Di zaman Rasulullah, Ummu Salamah ikut ke medan perang. Apakah ke medan perang tidak keluar rumah? Aisyah juga mengajar para sahabat, baik Hadits maupun ayat-ayat al-Qur’an yang tidak sempat diterima langsung dari Rasulullah. Maka Aisyahlah yang menjelaskan. Apakah itu tidak keluar rumah? Sementara itu, Siti Khadijah juga sibuk mengurusi urusan perdagangannya. Hanya saja yang perlu dicermati bersama, bagaimana agar perempuan yang keluar rumah itu mengetahui batasan-batasannya. Yang paling utama, bahwa selama mereka berada di luar rumah harus dapat menjaga kehormatan dirinya. “Meskipun berada di rumah kalau mereka tak bisa menjaga kehormatannya, itu malah jauh lebih parah lagi,” tukasnya. “Jadi baik di rumah ataupun di luar rumah, kita harus menjadikan Allah sebagai supervisornya. Kekuatan imanlah yang harus dijadikan sebagai poin of reference di dalam mengikuti berbagai aktivitas,” tegasnya. Sehingga saat perempuan di ruang publik, sambungnya, maka mereka
harus menjaga agar penampilannya itu betul-betul terhormat. Selama bisa menjaga kehormatannya, no problem. Sebab ketika perempuan tampil dengan model yang tidak terhormat, mereka sangat rawan menjadi objek pelecehan. “Di sinilah pentingnya tuntunantuntunan al-Qur’an dalam masalah berbusana. Dan ini harus betul-betul diperhatikan secara serius,” tukasnya. Menjaga kehormatan itu bisa berupa body language, performance, sikap tutur kata, ataupun komunitas dimana dirinya bergabung. Kalau dia go publik, maka komunitas yang harus dipilih adalah komunitas yang shalihah. “Meskipun dia go publick namun kalau bergabungnya dengan orang-orang shaleh, maka itu akan semakin mendorong dirinya untuk beramal shaleh,” imbuhnya. Dalam agama, tutur Hasniah, wanita punya lima kewajiban; yaitu wajibah syakhsiyah, diniyah, ahliyyah, ijtima’iyah, dan wathoniyah. Kelima kewajiban itu dibagi secara skala prioritas. Kapan waktu untuk keluarga, diri sendiri, agama, masyarakat, ataupun negara. Seperti wajibah syakhsiyyah, ilmunya harus lengkap. Terserah dia mencari ilmunya di mana. Melalui internet, sekolah, diskusi, ceramah atau yang lainnya. “Yang penting wajib mencari ilmu,” tandasnya. Sedangkan amal shaleh juga kewajiban. Untuk beramal sholeh, itu bisa dilakukan di rumah, tetangga, keluarga, masyarakat sekitar, sebagai aparatur negara, bisa sebagai pegawai swasta, ataupun voluenter worker, kader PKK, Posyandu, dan seterusnya. “Yang penting untuk beramal shaleh dan niatilah untuk beribadah,” terangnya. Intinya, yang terpenting adalah jadikan Islam sebagai pegangan. Wanita harus taat kepada agama. Kalau wanita taat dan patuh pada al-Qur’an dan alHadits dalam seluruh aspeknya, seperti dalam berbusana, menuntut ilmu, bekerja, berpartisipasi di masyarakat, negara, maka wanita akan selamat. Baik di luar rumah maupun di dalam rumah. Menurut konsep Islam, tutur Dra. Hj. Masruroh Wahid, M.Si, selama perempuan mematuhi koridor syari’ah, meski mereka di ruang publik tidak terlalu banyak negatifnya. Bahkan justru lebih banyak positifnya. Lantaran ketika mereka berada di ruang publik, itu merupakan bagian dari melaksanakan syari’ah. Sebab Allah menciptakan laki-laki dan perempuan itu sebagai khalifah, yang merupakan wakil Tuhan di bumi. “Artinya.. tidak ada pembagian ranah
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 7
3/27/2014, 6:54 AM
7
jika perempuan harus domestik dan lakilaki di publik. Tak ada keterangan seperti itu di dalam al-Qur’an,” urainya. Yang dikatakan al-Qur’an, sambung Ketua PW Muslimat NU Jawa Timur ini, bahwa wa laysadz dzakaru kal untsa; laki-laki tidak sama dengan perempuan – dari sisi kodrat atau dari sisi fitrahnya. Tapi tidak ada pembatasan jika laki-laki harus di ranah publik dan perempuan di ranah domestik. Pembagian tersebut lebih banyak berasal dari budaya. “Rasulullah justru datang membuka pintu bagi perempuan untuk bisa berperan serasi dengan laki-laki sebagai khalifah, baik di ranah domestik maupun publik,” terangnya. Alhasil, kita tinggal melakukan pembagian kerja saja. Ketika perempuan bertugas sebagai ibu rumah tangga, maka laki-laki hendaknya membantu tugas domestik tersebut. Jadi tak semua tugas-tugas kerumahtanggaan harus dilakukan oleh perempuan. Nabi SAW sendiri membantu Aisyah ketika menyapu dan membereskan rumah. “Artinya, Rasulullah telah memberikan teladan bahwa ranah domestik yang dilakukan istri itu bisa dibantu suami. Apalagi kalau hubungannya dengan pendidikan anak,” jelasnya. Mantan anggota DPRD Jawa Timur ini meminta, agar masyarakat berlaku adil dalam mensikapi hal tersebut. Kalau perempuan bekerja mencari nafkah membantu suami, hal itu tak pernah diperdebatkan. Tetapi ketika perempuan melakukan pekerjaan atau kegiatan yang biasanya dilakukan laki-laki, itu langsung menjadi perdebatan. Terutama untuk urusan politik atau kemasyarakatan. Padahal untuk memakmurkan negara itu tak bisa hanya semata dilakukan pihak lelaki. Sebab perempuan juga sebagai khalifah di bumi. Jadi ranah publik itu tak hanya milik lelaki atau perempuan saja. Tapi masing-masing pihak hendaknya berbagi peran sesuai dengan bidang keahliannya. Baik itu untuk berkiprah di ranah publik atau berperan di ranah domestik. Tapi bukankah kalau perempuan aktif di ranah publik, itu tak malah mendatangkan madharat bagi diri dan keluarganya? Menurut alumnus S2 UNAIR Surabaya ini, dampak negatif itu pasti ada ketika perempuan tak memenuhi kriteriakriteria dan rambu-rambu syari’ah. Semisal terlalu banyak meninggalkan rumah, anaknya terbengkalai, atau tidak pernah memperhatikan suaminya. Sebab
8
melayani suami dan mengurus anak itu adalah wajib. Namun selama dirinya bisa berbagi, anaknya juga terurus, suaminya rela dengan peran yang dilakukan, maka aktivitas perempuan di ranah publik tidak ada masalah. “Jadi kalau sampai ada dampak negatifnya, itu karena tidak memenuhi ketentuan syara’,” tukasnya. “Seperti cara berpakaian, bergaul, atau cara memperlakukan keluarga. Jika hal itu tak sesuai dengan yang dikehendaki Islam, pasti akan timbul hal-hal yang negatif,” tambahnya menegaskan. Selama sesuai dengan syariah, kata Muballighat yang sering keliling daerah memberi pengajian ini, kiprah perempuan di ruang publik justru akan lebih banyak manfaatnya. Kalaulah sampai terjadi dampak perempuan di area publik, maka yang harus dibenahi adalah sisi pemberdayaan dan pendidikan
DR. Hj. Hasniah Hasan, M.Si
di luar rumah, melainkan lantaran relasi yang tak dibangun dengan landasan syariah. Oleh karenanya, antara lelaki dan perempuan dibutuhkan untuk saling menunjang dan mendukung. Sebab faedahnya untuk kemaslahatan umat. “Laki-laki mendapatkan apa-apa yang dia lakukan, perempuan juga mendapatkan yang dia lakukan,” tuturnya dengan menyitir sebuah ayat al-Qur’an. Yang perlu digarisbawahi, tegasnya, bahwa perempuan berkiprah di luar rumah itu bukanlah sebuah keharusan tapi hanya sebuah pilihan. Kalau lebih enjoy dan merasa pas menjadi ibu rumah tangga sejati, itu adalah pilihan. Dan itu sebuah pekerjaan yang sangat mulia. Tetapi jika ingin merasa mampu dan sanggup berkiprah di luar rumah, itu juga sebuah pilihan. Itu juga pekerjaan yang mulia. Sebab perempuan itu lebih halus perasaannya, lebih tidak su-
Dra. Hj. Masruroh Wahid, M.Si
kaum perempuan. Terutama pendidikan akhlak dan moral yang berlandaskan agama. “Pemberdayaan kaum perempuan itu jangan hanya dipacu untuk mengejar sisi ekonominya saja. Lebih dari itu adalah pemberdayaan perempuan dari sisi pendidikannya,” pintanya. “Dengan begitu wawasan kaum perempuan dan laki-laki akan sepadan, sehingga sama-sama tahu hak dan kewajibannya,” tambahnya. Pengetahuan tentang hak dan kewajiban ini sangatlah penting, karena selama ini banyak sekali rumah tangga yang retak lantaran tak mengerti hak dan kewajibannya. Jadi itu tak disebabkan semata-mata karena perempuan bekerja
ka kekerasan, juga lebih senang akan keadilan. Watak semacam itu akan mendorong keputusan-keputusan bersama yang lebih demokratis dan egaliter. Permasalahan-permasalahan negara seperti kesehatan, pendidikan dan kemasyarakatan akan lebih baik, jika diputuskan secara bersama-sama antara laki-laki dan perempuan. Perempuaan itu rata-rata lebih sabar dan telaten. “Kami di Muslimat bisa membangun rumah layak huni melalui jimpitan beras. Saya rasa laki-laki tidak akan mungkin melakukan jimpitan beras semacam itu,” katanya sambil melepas tawa renyah. Laporan: Dedy Kurniawan, Muhammad Hisyam (Surabaya).
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 8
3/27/2014, 6:54 AM
Menantang Bahaya Menyeimbangkan Multiperan Perempuan Bekerja di luar rumah, bagi kaum perempuan, terkadang bagai menantang bahaya. Sebab pelecehan dan kekerasan seksual terhadap kaum perempuan masih saja kerapkali terjadi. Pada tahun 2012 saja, data Komnas HAM mencatat sebanyak 4.336 kasus. Bahkan Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan meliris sebanyak 2.920 kasus kekerasan menimpa perempuan di ruang publik. Sedangkan yang terjadi di ranah personal sebanyak 1.416 kasus. Ini belum termasuk kekerasan verbal yang harus diterima perempuan. “Meski sudah menjadi korban, masih saja perempuan yang dipersalahkan,” ujar Wahidah Zein Br Siregar, MA, Ph.D heran. Yang lebih mengherankan lagi, tingginya angka kekerasan tersebut malah dijadikan beberapa pihak sebagai pembenar untuk membatasi kiprah perempuan di ruang publik. Bahkan mereka berusaha untuk memgembalikan peran perempuan ke wilayah domestik. Padahal antara tindak kekerasan dan aktivitas perempuan di wilayah publik, tutur Sosiolog UIN Sunan Ampel Surabaya ini, merupakan dua hal yang berbeda. Kekerasan terjadi, kata istri Prof. Kacung Marijan, Ph.D ini, itu akibat persoalan akhlak. Hal tersebut diperkuat dengan fakta yang terjadi di negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, dimana para wanita di sana dibatasi ruang publiknya. Tapi kenyataannya, tingkat perkosaan di sana juga tinggi. “Ini menunjukkan ada persoalan yang berbeda antara kehidupan publik dan faktor akhlak,” simpulnya. Jikapun tingkat kekerasan terhadap kaum hawa terus terjadi, itu berarti ada faktor lain yang perlu diperbaiki. Seperti peningkatan keamanan maupun pembinaan moral akhlak masyarakat. “Jangan lantas justru perempuan dibatasi, seolah-olah perempuanlah yang menjadi penyebab timbulnya tindak kriminal dan pelecehan seksual,” katanya dengan nada meninggi. Bagi ibu tiga anak ini, mempertentangkan antara wilayah publik dan domestik bagi perempuan sudah seharusnya diakhiri. Sebab perempuan sebagai manusia, warga negara, anggota masyarakat, maupun bagian dari keluarga, tentu memiliki kewajiban dan hak yang sama dengan kaum lelaki. “Dalam me-
ngembangkan masyarakat dan mensejahterahkan keluarga, tak bisa membebankan tanggung jawab tersebut kepada salah satunya saja,” tutur wanita kelahiran Binjai Sumatera Utara 5 Januari 1969 ini menegaskan. Soal pendidikan anak dalam keluarga, misalnya. Tak bisa lantas menyerahkan sepenuhnya kepada pihak istri saja. Sementara sang suami menghabiskan waktu untuk bekerja. Sebab model pendidikan yang baik, adalah ketika seorang ayah dan ibu mampu bekerjasama dalam memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Dosen Fak. Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SA ini menuturkan, kehidupan publik semestinya harus dimaknai sebagai upaya memberikan kemanfaatan pada banyak orang. Jika seorang perempuan melakukan kegiatan negatif di luar rumah, kaum perempuan lain tentu tidak akan setuju. Seperti halnya perempuan di panggung politik. “Jika peran itu mampu menghadirkan kemaslahatan, tentu itu baik. Tapi jika kehadirannya justru berbuat korupsi, itu tak bisa dibenarkan,” tandasnya. Mengenai waktu yang tepat perempuan berkarir di ranah publik, menurut wanita berkacamata minus ini, harus ada diskusi bersama antara pihak istri dan suami. Apabila seorang suami memiliki tingkat kemanfaatan yang lebih besar di ruang publik dibandingkan sang istri, maka seorang istri harus mensupport dan membatasi dirinya. “Ini tak berarti membatasi imajinasi atau pikiran si istri,” kilahnya. “Membatasi diri itu mencakup beberapa faktor; seperti faktor anak, faktor kesempatan yang tersedia dan faktor mengontrol egoisme,” jelasnya. Namun jika kemanfaatan seorang istri kepada khalayak lebih besar dari suami, maka sebaiknya suami memberikan kesempatan itu kepada istri. Nah, ketika dalam waktu yang bersamaan tingkat kemanfaatan suami dan istri di publik sama besarnya, maka yang harus dicari adalah pola-pola seperti bagaimana membagi waktu dengan sebaik-baiknya. Menurut wanita yang murah senyum ini, jika masih ada anggapan bahwa SDM perempuan masih kalah dengan SDM lelaki, maka faktor pendidikanlah yang harus dibenahi. Pendidikan
tentu tidak melulu harus melalui pendidikan formal. Tapi ada pendidikan informal, sosialisasi, serta ada pula pembelajaran seperti PKK dan Dharma Wanita. “Banyak sarana yang bisa digunakan untuk mengedukasi para perempuan demi meningkatkan kapasitas SDM dan mentalitasnya sehingga siap berkiprah di ranah publik,” terangnya. Menurut Prof. Dr. Yusti Probowati, M.Psi, Allah SWT sudah memberikan kekuatan yang diberikan kepada lakilaki dan perempuan. Laki-laki punya kemampuan fisik yang baik, perempuan juga punya kemampuan lain yang dimiliki. Kemampuan perempuan sebagai seorang ibu, dirinya bisa menjadi leader yang memberikan rasa aman. Dan itu tak dimiliki kaum lelaki. “Maka yang harus dilakukan adalah saling bersinergi,” tukasnya. Jika sekarang ini perempuan ada di second class, katanya, itu bukan dikarenakan kodratnya sebagai wanita. Kondisi semacam itu memang sengaja diciptakan, agar kaum perempuan hadir sebagai warga negara kelas dua. Mereka kerap distrukturkan bahwa perempuan itu tidak mampu menjadi pemimpin atau tak bisa mengurusi pekerjaan publik. “Padahal perempuan tak kalah dengan lelaki untuk melakukan pekerjaan semacam itu. Kini tak sedikit perempuan yang jadi leader. Tergantung pada kapasitas dan kompetensi yang dimiliki,” paparnya. Dari sisi psikologis, tutur Dekan Fakultas Psikologi Universitas Surabaya ini, lelaki dan wanita itu mempunyai kebutuhan yang sama. Dalam pandangan Maslow, manusia mempunyai lima kebutuhan; kebutuhan dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan relasi dan kasih sayang, kebutuhan harga diri, dan juga kebutuhan aktualisasi diri. “Kalau dilihat dari sini, laki-laki maupun perempuan itu kebutuhannya sama,” tandasnya. Terkait dengan perempuan yang berkarir di luar rumah, lanjut wanita kelahiran Probolinggo 22 September 1964 ini, hal itu tak masalah. Lebih-lebih jika suaminya tak mampu memenuhi kebutuhan ekonomis keluarga. Ketika sang istri turut andil untuk memenuhi kebutuhan keluarga, justru akan memunculkan rasa aman bagi suaminya. Sebab sang suami merasa belum bisa menjadi
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 9
3/27/2014, 6:54 AM
9
karyawan tetap sehingga dapat dipecat sewaktu-waktu. Kalaupun sang suami telah memenuhi seluruh kebutuhan keluarga, tutur Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) dan Himpunan Psikologi (Himpsi) Jatim ini, kaum perempuan masih butuh mengaktualisasikan diri untuk dihargai atau untuk relasi. “Tapi ini adalah pilihan,” tegasnya. “Saya sangat menghormati perempuan yang tidak masuk ke ruang publik. Tapi saya juga menghormati perempuan yang ada di ruang publik,” jelasnya. Yang terpenting, simpul penggiat LSM Rumah Hati Jombang ini, semuanya sudah didiskusikan dengan suami.
kapnya. “Betapapun saya keluar memberikan sesuatu untuk masyarakat, tetapi saya tak pernah melupakan untuk komunikasi dengan keluarga,” tambahnya. Ibu Annisa Rizkiayu Leofianti dan Adistyana Damaranti ini menyadari, bahwa ketika perempuan keluar rumah itu teramat rentan terhadap konflik antara pekerjaan dan keluarga. Di luar rumah beban kerja sudah begitu berat, sedangkan beban pekerjaan rumah juga cukup berat. “Kiranya tak mungkin perempuan harus menanggung beban keduanya. Untuk itulah, diperlukan pembagian kerja dengan suami,” terangnya. “Makanya, dibalik perempuan yang hebat, tentu ada lelaki yang hebat
kan.
Bagaimanapun juga, suami itu menjadi imam di dalam keluarga. Seorang istri diizinkan sampai pada batas yang bagaimana, itu tergantung pada proses komunikaasi tersebut. “Saya rasa setiap keluarga memiliki komitmen yang berbeda-beda,” terangnya. Menurut istri Ir M. Pujiono Santoso, MM ini, tujuan berkeluarga dalam Islam itu sudah jelas; yakni membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Jadi komitmen pembentukan keluarga inilah yang paling utama. “Bagi saya dan suami, semua yang kami lakukan harus kembali ke keluarga,” ung-
pula. Semua itu bisa teratasi karena ada pengertian luar biasa dari suami,” katanya menambahkan. Bekerja di luar rumah, ungkap wanita yang sering menangani anak-anak Lapas ini, memang kerap didorong oleh faktor ekonomi. Tapi tak selamanya semata masalah finansial. “Ketika melihat anak-anak di Lapas menjadi baik misalnya, itu reward yang luar biasa buat saya,” tukasnya mencontohkan. “Saya selalu mengatakan ke suami, ini akan menjadi ladang amal saya dan ladang amal dia yang mengizinkan saya untuk keluar rumah,” pungkasnya menambah-
dan pertama dalam keluarga. Ketika dalam kondisi tertentu tidak bisa mendidik secara langsung putra putrinya, maka fungsi tersebut bisa diserahkan kepada guru dan lembaga pendidikan. Sebab pada dasarnya seorang ibu memang tak bisa mendidik semua hal – semisal mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Namun yang paling utama, adalah memberikan dasar pendidikan berupa keimanan dan akhlak sebagai bekal pengembangan pengetahuan yang lain. Tapi yang menjadi kunci utama dari semua itu, tutur Ketua Dharma
10
Menurut Hj. Nurul Istiqomah, S.PdI, sebenarnya multiperan perempuan itu bisa diatasi dengan beberapa cara. Pertama, memenej waktu dengan menyeimbangkan waktu untuk bekerja, sebagai pendamping suami dan keluarga. Kedua, membuat perencanaan tentang apa yang akan dikerjakan. Ketiga, dengan memastikan tujuan utama dan terpenting yang harus didahulukan. “Kita harus mendahulukan yang paling urgen. Untuk tugas-tugas lainnya, sementara bisa kita serahkan kepada orang kepercayaan terlebih dahulu,” ujarnya. Ibu merupakan pendidik utama
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 10
3/27/2014, 6:54 AM
Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur ini, adalah menata hati dan menanamkan keikhlasan dalam menjalankan semua peran tersebut. Sebab kondisi saat ini membutuhkan kesabaran yang rangkap. Disadari atau tidak permasalahan bisa datang sewaktu-waktu di mana saja dan kapan saja. Bahkan masalah bisa saja datang dari rekan terdekat yang selama ini baik kepada kita. Perempuan itu, kata wanita kelahiran Malang 4 Pebruari 1968 ini, laksana cermin. Kalau cerminnya bersih, maka akan menimbulkan pantulan atau daya pantul yang bagus pula. Tetapi apabila cerminnya penuh kerak atau
elakkan lagi. Namun ada beberapa hal yang hendaknya tetap dipahami. Pertama, bahwa perempuan sebagai seorang istri pendamping suami mempunyai kewajiban utama melayani suami, memberikan dorongan dan selalu mendoakan. “Melayani suami itu shadaqah. Jadi betapapun sibuknya seorang perempuan, sebisa mungkin tak melupakan kodratnya sebagai seorang istri,” ucapnya mengingatkan. Yang kedua, perempuan merupakan ibu bagi anak-anaknya. Dia harus senantiasa memberikan bimbingan, serta menciptakan suasana yang nyaman dan rukun dalam rumah tangga. Sebab ibu adalah guru pertama bagi
miniatur masyarakat. Mengurus keluarga pada hakekatnya adalah menyatukan watak, karakter, maupun kebiasaan yang berbeda dari tiap individu. “Keberhasilan memimpin keluarga merupakan cerminan keberhasilan karir seseorang,” tandasnya. Untuk itulah alumnus UNISMA yang kini tengah menempuh S2 Magister Manajemen Pendidikan Islam di kampus yang sama ini berharap, agar kita perlu membangun komunikasi terbuka antara suami istri dan anak-anak. Manakala mengalami kejenuhan karena rutinitas pekerjaan atau aktivitas yang ada, maka harus dimunculkan suasana rileks dengan kegiatan yang positif. Mi-
Wahidah Zein Br Siregar, MA, Ph.D
Prof. Dr. Yusti Probowati, M.Psi
Hj. Nurul Istiqomah, S.PdI
debu, tentu tidak akan menimbulkan pantulan yang sempurna. Artinya, bahwa kehadiran seorang perempuan di semua sektor kehidupan akan memberikan sentuhan yang berbeda. Maka sudah selayaknya, dengan menjalani berbagai fungsi tersebut perempuan bisa memberikan cerminan bagi orang-orang yang berada di sekitarnya. Hal itu dilandasi pada perjalanan hidup Khadijah istri Rasulullah yang begitu setia mendampingi perjuangan Nabi SAW, dan sekaligus sebagai seorang pedagang yang sukses. Meskipun tak bisa dengan sempurna mencontohnya, tapi ada semangat untuk terus berbenah dan memperbaiki diri dalam meniti kehidupan yang ada. Perempuan bekerja di luar rumah, kata istri Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag ini, merupakan tuntutan yang tak ter-
anak-anaknya. Sedangkan yang ketiga, perempuan adalah merupakan putri dari kedua orang tuanya, yang juga harus memiliki rasa patuh dan berbakti kepada keduanya. Yang keempat, sebagai perempuan karir atau bekerja di masyarakat adalah merupakan makhluk sosial. Dengan mendayagunakan potensi pada masyarakatnya, maka usia perempuan akan barokah. Usia yang barokah itu akan tercapai, jika dirinya menjadi pribadi yang bermanfaat dan dibutuhkan orang lain lantaran kebaikan yang dimilikinya. Puncak karir bagi seorang perempuan, tutur ibu tiga anak ini, apabila keluarga sukses, karir suami sukses, kemudian baru dirinya sendiri. Jadi seberapapun tinggi jabatan dan karir seorang perempuan, jangan pernah melupakan keluarga. Sebab keluarga adalah
salnya dengan kegiatan rekreasi atau bersilaturrahmi dengan keluarga. Semua itu adalah energi positif yang dapat menjadi suntikan semangat untuk selalu mengokohkan kebersamaan dan kenyamanan dalam keluarga. Setiap suami-istri pasti memiliki masalah dalam mengarungi bahtera berumah tangga. Apalagi dengan intensitas pekerjaan dan tanggung jawab yang meningkat. Jika ada masalah, maka secepatnya dicari akar permasalahan tersebut dan tidak perlu berlama-lama untuk mencari solusinya. “Lebih baik lagi kalau komitmen itu dibangun mulai awal atau sejak menikah,” tukas Kepala MI Raudlatul Ulum Ngijo Karangploso Kab. Malang ini mengakhiri wawancara. Liputan: Muhammad Hisyam, Suprianto (Surabaya), Syaifudin Ma’arif (Malang).
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 11
3/27/2014, 6:54 AM
11
Polemik Sertifikasi Halal Lebih Strategis Diterbitkan Pemerintah Gonjang-ganjing isu permainan serta monopoli sertifikasi halal yang dialamatkan kepada MUI, memancing reaksi beragam. Ada yang berpendapat, seharusnya sertifikat halal dikeluarkan pemerintah dan bukan organisasi masyarakat seperti MUI. Adapula yang bersikukuh, bahwa sertifikasi tersebut sudah selayaknya tetap dipegang MUI sebagai induk ormas-ormas Islam. Perdebatanpun kian panjang kala RUU Jaminan Produk Halal yang diajukan pemerintah kepada DPR sejak tahun 2004 lalu mencuat kembali – menjelang masa berakhirnya DPR RI 2009-2014. Dalam RUU hasil harmonisasi itu mengamanatkan, bahwa sertifikasi halal menjadi kewenangan pemerintah. “Saya kurang sependapat dengan ide itu,” ujar Drs. H Amidhan Shaberah. Menurut Ketua MUI bidang Perekonomian dan Produk Halal ini, seharusnya kewenangan itu secara teknis bisa disinergikan. Sebab selama ini, di jalur fungsi MUI dalam peran sertifikasi halal dimana halal tidaknya sebuah produk dihasilkan berdasarkan fatwa tertulis. Fatwa tersebut dikeluarkan melalui sebuah mekanisme rapat komisi fatwa yang beranggotakan 45 orang. “Dari sini sudah sangat jelas, bahwa fatwa adalah domain ulama,” tandasnya. Oleh karenanya, dirinya tak sepakat jika kewenangan sertifikasi halal dipegang pemerintah. Tokoh Masyarakat Kalimantan ini malah mengkhawatirkan nantinya bisa dipolitisasi untuk kepentingan tertentu. MUI dalam konteks sertifikasi halal bisa lebih independen dibanding pemerintah karena bebas kepentingan. Apalagi MUI merupakan organisasi besar umat Islam yang di dalamnya tergabung semua organisasi Islam. Maka keputusan halal MUI bisa diterima semua pihak. “Jika tidak dikeluarkan MUI, nanti malah ada sertifikasi halal NU, Muhamadiyah dan seterusnya,” tukasnya serius. Sementara pemerintah bisa berperan melalui BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI, yang bertugas menentukan layak tidaknya sebuah produk dijual di Indonesia. Lalu MUI menindaklanjutinya dengan meneliti kehalalan produk-produk yang beredar tersebut. Jadi, LPPOM MUI hanya mendalami apa yang sudah dilakukan
12
BPOM milik pemerintah. Selain itu, pemerintah juga memliki peran jauh lebih besar lagi. Sebab selain menjamin keamanan produk, juga memiliki kewenangan penindakan hukum bila ada produk yang melanggar atau tidak sesuai. Selama 25 tahun memang hak sertifikasi halal berada di MUI. Menurut Amidhan, ini bukanlah monopoli tapi lantaran MUIlah yang telah mendapatkan mandat. MUI pun juga terus membenahi sistem sertifikasi halal. Selain menata sistem, MUI juga memiliki laboratorium dan tenaga ahli berpengalaman dengan latar belakang yang jelas. Mereka sudah sering ke luar negeri untuk belajar, hingga diminta bantuan
Drs. H Amidhan Shaberah untuk menentukan standar halal di luar negeri. Tapi kini Sertifikasi Halal MUI tengah menunai gugatan. MUI bahkan dituduh telah memperjualbelikan sertifikat halal hingga sangkaan mempermainkan tarifnya. “Jelas ini tuduhan yang tidak beralasan. Ini dapat menimbulkan kegaduhan dan bisa memicu ekses lebih besar bagi ketenteraman batin umat Islam,” ujar Ir. Lukmanul Hakim, MSi. Menurut Direktur Lembaga Pengkajian Obat, Makanan dan Kosmetika (LPPOM) MUI ini, tuduhan-tuduhan yang mempertanyakan sertifikasi halal MUI itu tidak berdasarkan fakta. Sebab proses sertifikasi halal dan labelisasi halal yang selama ini dijalankan sudah tersistem dengan rapih dan transparan. Mengenai proses pendaftaran misal-
nya, kini sudah melalui mekanisme sistem elektronik yakni melalui CEROL SS23000. “Model pendaftaran online ini lebih efisien dan meningkatkan akurasi data,” jelasnya. Setelah proses tersebut, baru kemudian proses pre audit; yakni penelitian kelengkapakan dokumen bahan dan sistem jaminan halal perusahaan. Pada tahap selanjutnya, baru dilakukan proses audit dengan melihat langsung proses produksi. Audit ke lokasi produksipun dilakukan oleh aditor LPPOM untuk melihat langsung mengenai bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, serta proses produksi. Sebagai lembaga ilmiah, tutur Lukman – panggilan karib Lukmanul Hakim, tentu LPPOM tetap melakukan klarifikasi terhadap informasi yang dianggap perlu. Dalam melakukan pengakuan sertifikat halal tersebut, LPPOM tidak sertamerta buta mata terhadap lembaga halal luar negeri. Ketika semua jelas, maka bisa dijadikan informasi tambahan ke Komisi Fatwa karena dari sini mereka bisa mendapatkan Serfikat Halal. “Ada kewenangan ilmiah yang dimiliki LPPOM di dalam memberikan laporan kepada Komisi Fatwa. Ketika belum jelas, belum bisa membawa poin-poin itu ke Komisi Fatwa,” terangnya. Setelah jelas informasinya dan dianggap tidak ada unsur haram, baru mendapatkan sertifikat halal dari Komisi Fatwa. Ketika perusahaan sudah dianggap selesai prosesnya, mereka bisa mengajukan izin pencantuman label halal ke LPPOM. Untuk pencantuman label Halal tersebut, dengan melampirkan Sertifikat Halal dari Komisi Fatwa MUI. Sertifikat halal sendiri diterbitkan berdasarkan penetapan status kehalalan produk dalam sidang Komisi Fatwa MUI, dengan masa berlaku sertifikat halal selama dua tahun. Adapun pencantuman logo halal pada kemasan, adalah wewenang Badan POM RI. Badan POM RI akan menerbitkan izin labelisasi halal bagi perusahaan berdasarkan penerbitan Sertifikat Halal MUI. Meski SOP sertifikasi halal sudah sangat baku dan jelas seperti itu, namun masih ada gugatan mengenai masalah tarif sertifikasi. Padahal ketentuan pembiayaan ditetapkan berdasarkan suatu pedoman yang sudah sangat jelas, sehingga tidak dimungkinkan adanya pembiayaan lain yang tidak jelas. “Biaya dikenakan sekali yakni saat pendaftaran. Jadi tidak benar jika ada info yang
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 12
3/27/2014, 6:54 AM
mengatakan MUI mengenakan biaya bulanan berdasarkan kuota produk yang diperdagangkan,” tandasnya. “Jadi, apanya yang tidak transparan?” katanya kembali menggugat. Lantas, salahkah jika pemerintah hendak mengambil alih Sertifikaasi Halal? Yang pasti, keinginan pemerintah untuk mengambil alih sertifikasi halal ternyata bukan datang tiba-tiba. Sejak masa DPR RI periode 2014-2009, pemerintah sudah mengajukan Rancangan Undang-udang Jaminan Produk Halal (JPH). Bahkan pembahasannya berlajut hingga DPR RI periode 2009-2014. “Jadi, meski tanpa adanya polemik sertifikasi halal seperti sekarang ini, pemerintah tetap bertekad untuk menata kembali proses penerbitan sertifikat halal,” tutur Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA. Dirjen Bimas Islam Kemenag RI ini menyayangkan jika ada penilaian, bah-
pun makanan yang dikonsumsi ada kejelasan. “Apalagi umat Islam merupakan mayoritas di negeri ini. Jadi sangat wajar jika ada satu regulasi yang memenuhi aspirasi mereka,” terangnya. Dalam RUU tersebut, sudah dibahas secara intensif tentang sifat sertifikasi halal, pelaku yang terkait dengan pemeriksaaan halal, laborat, hingga kerjasama dengan lembaga lain baik dalam maupun luar negeri. Yang masih alot pembahasannya, terkait siapa yang berwenang mengeluarkan sertifikat halal. “Secara umum, seputar inilah masalahnya,” tukasnya singkat. Menurut mantan Ka Litbang dan Diklat Kemenag RI ini, nantinya mungkin akan dibentuk suatu badan khusus diluar kementerian seperti halnya BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) maupun BWI (Badan Wakaf Indonesia), yang bertanggung jawab langsung ke-
Ir. Lukmanul Hakim, MSi. wa keinginan pemerintah mengambil kewengan sertifikasi hanya karena adanya masalah yang menimpa MUI. Apalagi jika hanya sekedar tergiur besaran potensi ekonomi dari biaya sertifikasi halal. Adapun berlarut-larutnya pembahasan RUU JPH tersebut, bukan berarti pemerintah tidak serius. Tapi karena adanya upaya untuk mencari format produk undang-undang yang bisa menampung banyak aspirasi dari masyarakat. “Apalagi pemerintah hanya memiliki hak untuk mengajukan RUU. Adapun fungsi legislasi menjadi kewajiban sepenuhnya anggota dewan,” paparnya. Panjanganya pembahasan RUU JPH menunjukkan, bahwa urgensi dari undang-undang tersebut dirasa penting oleh semua pihak. Sebab umat Islam sangat mengharapkan barang atau-
menjadi domain MUI,” tandasnya. Disini tampak bahwa pemerintah ingin mengatur kewenangan secara proporsional dan fungsional. Jadi, terkait urusan administrasi diserahkan pemerintah dan bukan ulama. “Hal ini agar dignitif ulama tidak terkurangi lantaran mengurus proses adminstratif. Sebab kompetensi mereka adalah mengeluarkan fatwa,” ungkapnya. “Jadi inilah gagasan pemerintah selama ini,” tambahnya. Menurut Prof. Djamil – panggilan karib Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA, setelah mendapatkan fatwa halal dari MUI baru kemudian pemerintah mengeluarkan sertifikat halal. Sebuah sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga negara. Ini sangat setrategis jika pada suatu saat ada kerjasama dengan lembaga sertifikasi halal luar negeri, yang notabene dilakukan pemerintah. Seperti halnya di
Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA
pada Presiden atau kementerian yang mengurus agama. Atau juga ada lembaga tersendiri yang terpisah dari kementerian. Lelaki kelahiran Kudus 14 April 1957 ini mengungkapkan, bahwa pemerintah berpendapat sebaiknya lembaga yang dibentuk untuk menangani proses administratif adalah pemerintah – dalam hal ini Kemenag. Sedangkan untuk proses audit diserahkan kepada para auditor yang tersertifikasi sebagai operatornya. Lalu dilanjutkan dengan audit memorandum; apakah diperlukan penelitian khusus malalui laborat atau tidak. Jika dibutuhkan, berarti nanti dicek oleh laborat independen atau Laborat Pemeriksa Halal (LPH) yang berasal dari perguruan tinggi maupun ormas. Setelah itu, hasilnya baru disampaikan kepada komisi fatwa. “Komisi fatwa inilah yang
Malaysia, Brunei dan Singapura, sertifikat halal diterbitkan pemerintah. “Jadi kita kerjasamanya itu g to g (goverment to goverment) dan bukan dengan lembaga swasta,” tukas mantan Direktur Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang ini menegaskan. Alasan lainnya, hal tersebut akan dapat memotong matarantai pembiayaan yang banyak. Sebab tenaga PNS sudah digaji negara. Kalaupun ada tarikan kepada produsen, biayanya bisa masuk ke kas negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Tentu biaya adminitrasi tersebut harus meringankan untuk menjaga iklim dunia usaha. “Dengan ditangani pemerintah, sertifikasi halal jauh lebih banyak memberikan manfaat dan kejelasan. Khususnya transparansi serta tata kelola keuangannya,” pungkasnya. Pri
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 13
3/27/2014, 6:54 AM
13
Gerhana di Bulan April Tadzkirah: Merespon Tanda-Tanda Zaman Di bulan April 2014 ini, ada dua fenomena alam yakni gerhana bulan dan gerhana matahari. Peristiwa gerhana bulan terjadi pada tanggal 15 April, sedangkan gerhana matahari terjadi pada tanggal 29 April. Gerhana bulan terjadi karena posisi matahari, bulan dan bumi dalam posisi satu garis astronomi yang sama lurus. Implikasinya, sinar matahari terhalang oleh bumi sehingga terjadi gerhana bulan. Jadi mestinya tanggal 15 April itu bulan tersinari penuh oleh matahari. Tapi karena tertutup bumi, akhirnya bulan tidak tersinari matahari. “Pada tanggal 15 April posisi bumi persis menutupi bulan sehingga terjadi gerhana
dengan magnetude 1.30. Jika dilihat pada perhitungan epimeris memang tidak terlihat. Meskipun tipis yakni sekitar 1%, wilayah Mataram memungkinkan untuk bisa melihatnya. Sedangkan untuk puncak gerhana matahari terjadi pada pukul 14:09:14 (WIB) dengan magnetudo 0.99 (di bawah 1), sehingga sulit untuk diamati. Pada tahun ini, lanjut Kasi Produk Halal, Pembinaan Syariah dan Sistem Informasi Urais pada Bidang Urais dan Pembinaan Syariah ini, sebenarnya di Indonesia mengalami 4 kali gerhana. Selain 2 di bulan April, juga terjadi 2 kali pada bulan Oktober. Tepatnya pada tanggal 8 Oktober (gerhana bulan to-
Drs. KH. Abdusshomad Buchori
DR. KH. Abdussalam Nawawi, M.Ag
bulan total,” urai Syaikhul Hadi, S.Ag, M.Fil.I Sedangkan pada tanggal 29 April, sambungnya, akan terjadi gerhana matahari. Sebab pada tanggal tersebut posisi matahari, bulan dan bumi dalam bujur astronomi yang sama dan posisinya agak lurus sehingga bulan menutupi bumi. “Maka terjadilah gerhana matahari,” tukasnya singkat. Hanya saja, kedua gerhana tersebut tak bisa dilihat secara langsung di Indonesia. Karena puncak gerhana bulan terjadi pada pukul 14:49:18 (WIB)
tal) dan pada tanggal 23 Oktober juga akan terjadi gerhana matahari parsial (sebagian). Pada tanggal 23 Oktober 2014, gerhana matahari tidak bisa diamati di Indonesia. Sebab berada jauh di utara Indonesia dan terjadi pada dini hari sekitar pukul 04:41:28 (WIB) dengan magnetudo 0.99. Sedangkan gerhana bulan pada tanggal 8 Oktober 2014, diprediksi akan lebih bagus diamati di Indonesia. Karena puncak gerhananya terjadi pada sore hari, yaitu pada pukul 17:55:41. “Ada rencana pada tanggal 8
14
Oktober itu tim Hisab Rukyat akan terjun ke tempat pengamatan di bagian utara Jawa Timur. Sebab yang paling bagus untuk diamati itu yang pada tanggal 8 Oktober 2014,” terangnya sambil mengulum senyum. Sebenarnya, setiap tahun pasti ada yang mengalami gerhana, baik matahari maupun bulan. Tapi tempatnya berganti-ganti. Dalam satu tahun kadang 4 hingga 5 kali. Kejadian gerhana yang sama pada suatu tempat, bisa terjadi rata-rata dalam rentang 18 tahun. “Semisal gerhana matahari cincin atau total yang melewati permukaan Indonesia. Itu biasanya dalam rentang 18 tahun sekali akan terjadi lagi,” ungkapnya mencontohkan. Menurut DR. KH. Abdussalam Nawawi, M.Ag, yang disebut sebagai gerhana matahari adalah pristiwa tertutupnya matahari oleh piringan bulan, sebagian atau seluruhnya. Momen terjadinya berada di akhir bulan Qamariah. Sedangkan yang dimaksud gerhana bulan, adalah jatuhnya bayang-bayang bumi pada permukaan bulan, sebagian atau seluruhnya. Momen terjadinya terdapat pada pertengahan bulan Qamariah. Dari sudut pandang Islam, ujar Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Timur ini, gerhana matahari dan bulan adalah peristiwa alam yang merupakan dua tanda (ayat) di antara banyak tanda-tanda kekuasaan Allah. “Manusia hendaknya pandai-pandai membaca dan mengkaji ayat-ayat tersebut guna perbaikan langkah kehidupan di dunia dan akhirat,” tutur Kiai Abdussalam dari Madinah alMunawwarah saat diwawancarai via phone. Mantan Dekan Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengatakan, selama ini belum ada temuan penelitian bahwa gerhana punya pengaruh terhadap kehidupan alam dan manusia. Oleh karenanya perlu diadakan penelitian yang lebih komprehensif, sehingga dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang berarti bagi kehidupan alam dan manusia di masa depan. “Karenanya respon manusia rendah terhadap gerhana. Andai pristiwa tersebut besar pengaruhnya pada kehidupan, tentu respon mereka akan sangat tinggi,” ujarnya. Sebagai umat Islam, lanjut pria kelahiran Sampang 17 Agustus 1957 ini, kita yang mengalami peristiwa gerhana
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 14
3/27/2014, 6:54 AM
disyariatkan untuk sujud kepada Allah Sang Pencipta Matahari dan Bulan dengan melakukan salat sunnah Kusuf atau Khusuf. Ini merupakan media untuk menyentuh jiwa manusia agar lebih mendekatkan diri kepada alKhaliq. Juga untuk mengurangi kemaksiatan dan pelanggaran terhadap ketentuanNya, serta menjadi motivasi peningkatan amal kebajikan. “Dengan demikian, peristiwa gerhana matahari dan bulan bisa dijadikan suatu peringatan bagi umat manusia untuk lebih responsif terhadap tanda-tanda zaman,” ujar suami Muzayyanah yang dikaruniai empat anak ini. Menurut Drs. KH. Abdusshomad Buchori, gerhana merupakan tadzkirah dari Allah SWT untuk umat manusia. Tujuannya agar mereka tidak terlena dengan urusan materi belaka. Dengan adanya gerhana tersebut, Allah Yang Maha Kuasa mengingatkan agar manusia mengingat kepada Penciptanya. “Artinya.. disamping sibuk urusan dunia, harus pula memikirkan nasibnya di hari akhir nanti,” terangnya. Namun sayangnya, lanjut Ketua Umum MUI Jawa Timur ini, umat manusia tidak responsif terhadap adanya gerhana tersebut. Sebab di era global ini, mereka sudah menderita lemah tauhid. Penyakit ini sangat bahaya dan memprihatinkan bagi kehidupan manusia itu sendiri. Dirasakan, bahwa tauhid sudah tidak membumi – khususnya di tanah air ini. Manusia di abad sekarang, katanya, justru lebih mengagumi kehebatan ilmu pengetahuan. Bahkan makhluk yang satu ini sudah menjadi tuhannya. Mereka lebih mempercayai ilmu pengetahuan daripada petunjuk Tuhannya. Mereka terjangkit penyakit takabbur dan congkak. “Maka, adanya gerhana tidak membuat efek apapun bagi mereka,” tukas Kiai Shomad dengan nada tinggi. Kalau bagi orang Barat, paparnya, pantas saja bersikap seperti itu. Mereka memang menganggap ilmu pengetahuan itu sebagai tuhannya. Ilmu pegetahuanlah yang dijadikan panutan dan tempat bertanya dalam setiap persoalan yang mereka hadapi. Namun yang mengherankan, adalah justru produk anakanak bangsa sendiri – khususnya gene-
rasi muda Islam. Mereka sudah terseret ikut-ikutan menuhankan iptek tersebut. Kondisi semacam itu sudah menggejala di mana-mana. Di lapangan banyak ditemukan berbagai pertanyaan dari anak-anak muda Islam, yang mengarah kepada kekagumannya terhadap ilmu pengetahuan. “Di kalangan generasi muda mulai terasa melemahnya iman, Islam dan ihsan di kalangan mereka. Padahala ketiga hal ini merupakan fondasi yang amat mendasar bagi masa depan umat Islam,” tegasnya. Dari akibat kondisi alam pikiran yang semacam itu, ungkap Kiai Shomad, maka peristiwa gerhana adalah merupakan suatu gejala alam yang biasabiasa saja. Seolah tidak ada apa-apanya. Untuk itulah dirinya mengingatkan, bahwa tugas kita adalah mengembalikan alam pikiran anak-anak muda Islam ke suasana zaman Rasulullah SAW. Mereka diajak merenungkan setiap gejala alam yang memang telah diatur
Prof. Dr. H. Thohir Luth, MA oleh Allah – seperti terjadinya gerhana bulan dan matahari. “Jangan biarkan mereka terseret budaya luar yang lari dari ajaran agama dan menuhankan iptek,” tandasnya. Anak-anak muda Islam tersebut, kata Kiai Shomad, harus dikembalikan kepada ajaran Rasulullah SAW. Mereka diajak untuk melaksanakan shalat sunnah Kusuf dan Khusuf. Sebab dengan membiasakan melakukan shalat sunnah semacam ini, mereka akan tetap memiliki pandangan bahwa setiap kejadian alam telah diatur oleh Allah. Dan ada hikmah besar di balik peristiwa itu bagi kehidupan umat manusia. Hanya saja, sambung Prof. Dr. H.
Thohir Luth, MA, yang perlu dicermati adalah pendekatan manusia terhadap peristiwa gerhana tersebut. Sebab selama ini, banyak perbuatan yang justru mengarah kepada syirik. Seperti ritual yang berkaitan dengan fenomena alam seperti larung saji, sedekah bumi dalam rangka menolak bala’, itu jelas perbuatan syirik dan musyrik bagi orang yang mengaku Islam yang melakukannya. Menurut Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini, kita sudah diberi pedoman yang lengkap di dalam Islam. “Jadi, jika ada fenomena alam seperti gerhana matahari atau bulan, yang kita lakukan ya.. shalat gerhana dan bukannya yang lain,” jelasnya. Setiap kali terjadi peristiwa alam, tutur Guru Besar Universitas Brawijaya Malang ini, bagi umat Islam haruslah kembali kepada tuntunan Hadits Rasulullah SAW. Dan ini merupakan solusi yang terbaik. Jadi bukan sebaliknya, malah melakukan ritual lain seperti ruwat bumi dan lain sebagainya. “Kalau sudah musyrik, nggak tanggung-tanggung. Ada ayat alQur’an yang artinya: amal saleh kamu semua akan sia-sia dan tergolong orang-orang yang merugi,” katanya menandaskan. Kaitannya dengan bencana alam yang bertubi-tubi, ungkap pria kelahiran Flores 1954 ini, kita seharusnya melakukan koreksi diri. Jangan-jangan itu semua juga lantaran ulah dan salah kita sendiri. Para pemimpin dan pejabat telah menelantarkan rakyatnya, sehingga mereka merasa terzalimi. “Maka doa rakyat yang tersakiti tersebut didengar oleh Allah SWT,” urainya. Ketua Program Pengembangan Agama (PPA) Universitas Brawijaya Malang inipun menuturkan, bahwa sekarang ini membedakan musibah sebagai ujian atau azab sudah sangat tipis sekali. “Ketika kita semakin patuh dan taat kepadaNya dan datang musibah, itu kita sedang diuji. Tapi saat kita semua sudah keluar dari jalan Allah, maksiat merajalela, jangan pernah mengatakan musibah itu sebagai ujian. Tapi itu adalah siksa supaya kita segera kembali ke jalan yang benar,” katanya mengingatkan. Laporan: Athor Subroto, Mey.S, Muhammad Hisyam (Surabaya). 15
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 15
3/27/2014, 6:54 AM
“INDAHNYA KEBERSAMAAN” Pamit Sambut Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur diraih karena tiga hal; yaitu atas berkat rahmat Allah, atas keinginan luhur dan kebersamaan baik internal/ eksternal. Dan sebagai manusia yang tak luput dari salah dan khilaf, dirinya juga mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Sementara itu Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur yang baru dilantik tanggal 21 Pebruari 2014, Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag, memohon doa kepada para pinisepuh agar diberikan kekuatan. Sebab tugas yang akan dijalankan ke depan akan lebih berat, karena mempertahankan prestasi itu memang jauh lebih berat. Oleh karena itu, Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag Kakankemenag Prov Jatim memberi sambutan dukungan dari semua pihak Acara Pamit-Sambut Kakanwil lama ya. Begitu pula kepada Kakanwil baru baik pejabat maupun staf sangat diperdan baru, yang berlangsung pada Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag diucap- lukan, sehingga dirinya bisa memimpin tanggal 1 Maret 2014 di hall Mina Asra- kan selamat, semoga dapat amanah, Kementerian Agama Provinsi Jawa ma Haji Sukolilo Surabaya, sangatlah sukses dan diberkahi Allah dalam menja- Timur dengan lebih baik. mengesankan. Betapa tidak, diantara lankan tugas nantinya. Dalam acara tersebut juga dilakutamu undangan yang hadir tampak para Ucapan terima kasih juga disam- kan penyerahan “memori” dari Kakanmantan Kakanwil; seperti Bpk. H. Sobirin, paikan oleh Bpk. H. Sudjak atas kerja- wil lama kepada Kakanwil Baru, yang Bpk. H. Roziki, KH. Imam Haromain, serta sama seluruh jajarannya dalam melaksa- berisi uraian tugas yang telah dilaksanaBpk. H. Sutrisno. Sedangkan Bpk. H. nakan tugas yang dibebankan selama dia kan dan yang belum dilaksanakan. SeGhofir berhalangan hadir karena sakit. menjabat sebagai Kepala Kanwil Kemen- lanjutnya acara ditutup dengan doa, Selain itu Kepala KPPN Sidoarjo, terian Agama Provinsi Jawa Timur dari yang dipimpin oleh Drs. Fauzi Afandie Kepala Biro Administrasi Kemasyara- tahun 2011 hingga 2014. Keberhasilan dari MUI Jawa Timur dan diikuti dengan katan pada Sekdaprov Jatim, MUI Jatim, Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ramah tamah. Anni FKUB, UIN Sunan Ampel Surabaya, Balai Diklat Keagamaan Surabaya, PWNU, Muhammadiyah, FKUB, Matakin, PKBIH, PIHK, PIHU, Kepala Kankemenag se Jawa Timur, pejabat eselon III dan IV serta Karyawan-karyawati Kanwil Kemenag Prov. Jatim dan Kepala MKK baik MI, MTs dan MA masingmasing Wilker turut memberikan penghormatan untuk acara tersebut. Drs. Musta’in, M.Ag selaku Ketua Panitia mengucapkan terima kasih kepada Bpk. H. Sudjak atas prestasi-prestasi yang ditorehkan terutama di tahun 2013, dan selamat menjalankan tugas di tempat yang baru sebagai dosen pada Para mantan Kakanwil Depag Provinsi Jatim hadir dalam kebersamaan Universitas Islam Sunan Ampel Suraba16
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 16
3/27/2014, 6:54 AM
Kanwil Kemenag Prov. Jatim Menjadi Instansi Peduli Olah Raga Seksi Olah Raga (SIWO) PWI Jatim menyematkan gelar kepada Kanwil Kemenag prov. Jatim sebagai Instansi Peduli olah raga. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Drs. H. Mahfudh Shodar, MAg pada malam Penghargaan Anugerah Olah Raga tahun 2013 pada tanggal 24 Maret lalu di Agis Restaurant Surabaya. Penganugerahan itu diserahkan langsung oleh Ketua KONI Jawa Timur Erlangga Satriagung, yang disaksikan langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Acmad Sukardi dan Kedispora Prov. Jatim Sugeng Riyono, serta insan olah raga dari berbagai cabang. Bahkan Kapten Timnas U-16, Evan Dimas Darmono dan sang pelatih Indra Sjafri turut mendukung acara ini. Memalui video streaming, keduanya memeberikan apresiasinya kepada SIWO Jatim atas Anugerah olah raga yang digelar SIWO PWI Jatim. Pemilihan insan olah raga terbaik memang menjadi agenda tahunan bagi SIWO PWI Jatim. Hal itu dimaksudkan sebagai apresiasi bagi siapa saja yang telah menorehkan prestasi dan memberikan kontribusi besar bagi pembinaan dan kemajuan olah raga. Anugerah olah raga 2013 tersebut juga menjadi rangkaian acara perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2014. Pada penghargaan yang digelar untuk kali ketiga ini, SIWO PWI Jatim menetapkan 14 kategori. Diantaranya
Drs. H. Mahfudh Shodar, MAg menerima Penghargaan Anugerah Olah Raga tahun 2013 adalah atlet putra terbaik, atlet putri terbaik, pelatih olah raga terbaik, atlet paralimpian berprestasi, tokoh peduli olah raga, instansi peduli olah raga dan induk olah raga terbaik. Pada malam anugerah olah raga kali ini, SIWO PWI Jatim memberikan penghargaan kepada karateka nasional Umar Syarief dan ratu BMX Asia Tenggara Elga Kharisma yang terpilih menjadi atlet putra dan putri terbaik 2013. Adapun ketegori pelatih terbaik menjadi
Drs. H. Mahfudh Shodar, MAg pada malam Penghargaan Anugerah Olah Raga
milik Indra Sibarani dari cabang olah raga (cabor) senam. Indra mengungguli nominator seperti Bambang Suhartawan (voli pantai), Sugeng Trihartono (balap sepeda), Hasan Basri (karate) dan Aji Santoso (sepak bola). SIWO PWI Jatim juga menyerahkan penghargaan kepada Kota Batu untuk kategori kabupaten/kota peduli olah raga dan Kabupaten Banyuwangi untuk kategori sport tourism. Selanjutanya Erlangga Satriagung dianugerahi inovator sport science dan (alm.) Alisjahbana mendapatkan lifetime achievment. Adapun Timnas U-19 yang mampu meraih juara turnamen Piala AFF 2013 di Sidoarjo, juga memperoleh penghargaan kategori Momen Olah Raga Terbaik dari para jurnalis. Para penerima penghargaan ini merupakan hasil penjaringan tim khusus yang dibentuk SIWO Jatim dan didasarkan pencapaian prestasi selama 2013. “Kami berharap pemberian penghargaan ini bisa membangkitkan motivasi para atlet, pelatih dan insan olah raga di Jatim untuk terus meningkatkan prestasi olah raga, baik di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Ketua PWI Jatim Ahmad Munir. Pri MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 17
3/27/2014, 6:54 AM
17
Outdoor Study Membangun Kawasan Hutan Sekolah Beragam bencana yang bertubi-tubi melanda Indonesia, mulai dari gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir, tanah longsor, serta peristiwa alam lainnya, ternyata menarik minat siswa-siswi MAN Surabaya untuk melakukan penelitian. “Bagi orang yang berakal, musibah tak hanya bermakna teguran, ujian atau azab semata,” tukas Drs. Denny Mahmud Fauzi, S.Pd. “Tapi ada pelajaran yang bisa kita petik dari setiap musibah,” tandas Kepala MAN Surabaya ini. Menyambut baik minat siswa-siswinya untuk menggali data dan fakta melalui proyek kerja ilmiah, MAN Surabaya menyiapkan program bertajuk Outdoor Study, yang dilaksanakan pada 5-7 Maret dan diikuti
untuk diaplikasikan di MAN Surabaya,” ujarnya. Pada penelitian gabungan itu, selain belajar tentang Pedosfer dan Hidrosfer, para siswa juga belajar mengenai Biodiversity dan Environment, serta belajar tentang sosialisasi dan kepribadian. “Kajian itu dilengkapi dengan pendalaman di bidang agama. Bagaimana Islam memandang alam semesta, sehingga para siswa tahu bagaimana seharusnya mengelola alam sesuai syariat agama Islam,” terang Drs. Ali Mustofa, M.Pd. “Di akhir penelitian, para siswa wajib membuat laporan penelitian sesuai pedoman penulisan karya ilmiah sesuai yang diajarkan di pelajaran Bahasa Indonesia,” tandas Ketua
Siswa MAN Surabaya dalam kegiatan Outdoor Study oleh seluruh siswa-siswi kelas X. Kegiatan penelitian itu dilaksanakan di tiga tempat: Kusuma Agrowisata Batu, Taman Safari Prigen dan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman Trawas Mojokerto. Yang menarik, penelitian itu dikemas dalam proyek kerja ilmiah gabungan antar mata pelajaran (mapel) Biologi, Geografi, Sosiologi, Bahasa Indonesia dan Agama. “Dengan demikian, kami berharap para siswa dapat memahami dan memandang setiap peristiwa melalui dasar keilmuan secara utuh,” terangnya. “Sebab selama ini, kita seringkali hanya mendekatinya dengan satu keilmuan saja,” tandas lelaki kelahiran Yogyakarta 2 Juni 1962 ini. Melalui program ini, pria yang sebelumnya menjadi Guru Fisika ini berharap, para siswa nantinya dapat melatih dan menggali potensi diri akan jiwa penelitian di lapangan, serta membangun karakter peduli terhadap lingkungan. Dari pengalaman nyata belajar langsung di lapangan, para siswa juga diharapkan mampu mendefinisikan dan mencari faktor-faktor yang menjadi keseimbangan alam, khususnya di tiga tempat penelitian itu. “Dan yang lebih penting, para siswa nantinya mampu mengembangkan dan mengeksplorasi pengalaman penelitian itu
18
berkembang menjadi kawasan wisata dengan ciri khas wisata petik buah langsung, layanan hotel berbintang hingga real estate, dan juga produk minuman buah kemasan. Pada kesempatan itu, para siswa juga berkesempatan berkunjung langsung ke pabrik pembuatan minuman kemasan dan memetik buah jeruk Baby Ana. “Dengan demikian, para siswa bisa mengetahui apa dampak positif dan negatif dari usaha pengembangan kawasan wisata di hutan lindung,” ujar Pak Ali. Di hari kedua, para siswa melanjutkan penelitiannya di Taman Safari Prigen. Mereka belajar tentang kehidupan macam-macam satwa, juga aneka ragam tumbuhan yang hidup di sana. Diskusi kelompok yang dipandu guide dari Taman Safari semakin menarik dengan suguhan pentas satwa, mulai dari monyet, kucing, burung, anjing, tikus, harimau, anjing laut dan juga ikan lumbalumba.
Meneliti Jeruk Baby Ana
Panitia Outdoor Study ini. Objek penelitian pertama yang dikunjungi adalah Kusuma Agrowisata Batu. Dari penjelasan Humas Kusuma Agrowisata Group, akhirnya para siswa paham, ternyata topografi daerah tersebut awalnya adalah daerah bebatuan sehingga sulit untuk dilakukan budidaya tanaman. Tanah itupun kemudian diolah oleh sang pemilik lahan, Ir. Edy Antoro. Batu-batu itu diambil. Lantas, bahan organik dimasukkan ke dalam tanah. Usaha konservasi pun dilakukan dengan membuat terasiring, memperbanyak tanaman lindung, juga konservasi lahan. Usahanya pun berhasil dengan membuat pertanian hidroponik dan organik. Usaha itu lantas
Mengidentifikasi Hewan Air yang hidup di sungai kawasan Seloliman.
Di hari terakhir, penelitian di PPLH Seloliman berakhir lebih seru. Para siswa diajak turun ke sungai untuk menangkap dan mencatat ragam jenis hewan air. Setelahnya, mereka pun melakukan perjalanan menyusuri hutan yang terjal dan licin untuk menemukan mataair. Dalam perjalanan, mereka juga mencatat tanaman endemik dan satwa yang masih hidup di kawasan hutan itu. Selain itu, para siswa juga belajar bagaimana membuat biopori dan sumur resapan. “Selain bermanfaat mengurangi banjir, khususnya di daerah perkotaan, juga dapat menampung air agar tidak langsung mengalir ke permukaan,” terang Pak Ali. “Air yang meresap ke dalam tanah ini nantinya diharapkan meningkatkan debit sumber mataair,” tambah guru geografi ini. Dari hasil penelitian ini, ke depannya MAN Surabaya berharap bisa mewujudkannya di lingkungan madrasah. “Kami ingin MAN Surabaya membangun semacam hutan sekolah dengan dilengkapi biopori dan sumur resapan,” ujar Pak Denny, Kepala MAN Surabaya menimpali. “Kami ingin semua warga MAN Surabaya memiliki kepedulian terhadap lingkungan sebagai wujud ketakwaan kita pada Allah SWT,” tandasnya. Ded
MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 18
3/27/2014, 6:54 AM
Memilih P eng ganti Khalif ah y ang Tepa Peng engg Khalifah yang patt Menjelang wafatnya 13 H / 634 M, Khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq selalu membuat perhitungan tentang dirinya dan apa yang dilakukannya sejak dia memegang pimpinan umat. Di samping itu, dia juga merisaukan nasib kaum Muslimin selepas ditinggalkannya kelak. Teringat olehnya peristiwa timbulnya perbedaan pendapat (yang sempat memanas) antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar di Bangsal Bani Sa’idah saat Rasulullah Saw wafat. Selain itu, Abu Bakar juga masih teringat peristiwa (konflik) yang nyaris terjadi diantara mereka, saat pembaiatannya. Hanya rahmat Allah-lah yang telah mempersatukan mereka kembali. Apa lagi disaat itu, kaum Muslimin disatu sisi tengah meredam gejolak di Irak dan Syam, dan sisi lainnya masih harus menghadapi pasukan Persia dan Romawi. Abu Bakar tidak menghendaki peristiwa-peristiwa itu muncul kembali. Maka jika sewaktuwaktu dia berpulang, dan situasi internal diantara kaumnya masih diliputi perselisihan, sedang penggantinya masih belum jelas, tentu dampaknya akan menjadi luarbiasa dan bisa merembet keseantero wilayah. Karena itu, dia ingin Umar bin Al-Khaththab kelak yang akan menjadi penggantinya. Kemudian, dia mengemukakan pemikirannya itu kepada sejumlah sahabat, antara lain Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. “Bagaimana pendapatmu tentang Umar bin Al-Khaththab?”, Tanya Sang Khalifah suatu saat kepada Abdurrahman bin Auf. “Wahai Khalifah, dia memang orang yang mempunyai pandangan terbaik, tapi dia terlalu keras”, jawab sahabat yang juga pengusaha berhasil itu. Pada kesempatan lain, Khalifah memanggil Utsman bin Affan. Ketika sahabat yang juga menantu Rasulullah Saw itu sudah berada disampingnya, Sang Khalifah bertanya kepadanya, “Wahai Abu Abdullah (panggilan lain dari Utsman bin Affan), bagaimana pendapatmu tentang Umar bin Al-Khaththab?”. “Engkau lebih tahu tentang dia, wahai Khalifah Rasul”, jawab Utsman, yang juga hartawan dan dikenal darmawan itu. “Begitulah pendapatku. Kiranya Allah Swt telah memberi pengetahuan kepadaku tentang dia, bahwa batinnya lebih baik dari lahirnya. Tiada orang seperti dia
dikalangan kita,”demikian Utsman menambahkan. “Kiranya Allah Swt melimpahkan rahmat-Nya kepadamu, wahai Abu Abdullah”, kata Abu Bakar, ayahanda A’isyah, isteri Rasulullah Saw. Selepas itu, Abu Bakar bermusyawarah lagi dengan beberapa sahabat yang pantas didengar dan dimintai pendapatnya. Umar adalah juga seorang manusia yang tidak luput dari kelemahan, disamping kelebihannya. Jadi wajar bila ada yang menentang gagasan Abu Bakar, tetapi juga ada yang mendukungnya. Setelah mengadakan perenungan mendalam atas semua masukan pro dan kontra dari sejumlah sahabat diatas. Dia merasa yakin bahwa langkah dan keputusannya itu tepat. Karena itu, setelah merasa lebih mantap dengan keputusannya itu, dia memanggil Utsman bin Affan, sahabat yang biasa membantu menuliskan untuknya, untuk menuliskan pesannya : “Bismillahirahmanirrahim. Inilah pesan Abu Bakar bin Abu Quhaafah di akhir hayatnya dengan keluarnya dari dunia ini, dan di awal memasuki akhirat dengan tinggal disana. Di tempat ini orang kafir akan percaya, orang durjana akan yakin, dan orang yang mendustakan akan membenarkan. Aku menunjuk penggantiku yang akan memimpin kalian adalah Umar bin Al-Khaththab. Patuhi dan taatilah dia. Aku tidak akan mengabaikan segala yang baik sebagai kewajibanku kepada Allah, kepada Rasul Saw, kepada agama, kepada diriku, dan kepada kalian semua. Kalau dia berlaku adil, itulah harapanku, dan itu pula yang kuketahui tentang dia. Tetapi, kalau dia berubah, maka setiap orang akan memetik hasil perbuatannya sendiri. Yang kukehendaki adalah yang terbaik, dan aku tidak mengetahui segala yang ghaib. Dan orang yang dhalim akan mengetahui perubahan apa yang mereka alami. Wassalamu,alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh”. Surat itu lalu ditutup dengan diberi cap. Rekaman profil kepribadian Umar Sang Pengganti Khalifah Pertama, dihadapan sejumlah sahabatnya antara lain adalah “seorang yang punya pandangan terbaik dikalangan mereka saat itu, sikap bathinnya lebih baik daripada sikap lakhirnya, keras dan tegas tetapi tetap
luwes maksudnya suatu saat bisa tegas dan disaat yang lain bisa juga lunak, dan jang jelas dia bisa berlaku adil (dua kesan terkahir adalah pengakuan Abu Bakar). Kelak dalam perjalanan kekhilafaannya, sejarah mencatat kepemimpinan Umar yang diwarnai dengan kepemimpinan yang amanah, jujur, adil, mau blusukan untuk mengetahui keadaan rakyat yang sebenarnya, membangun baitulmal, mampu mengikuti perkembangan situasi tanpa bergeser dari dasar asasi syar’i, mampu melindungi kedaulatan negeri dan keutuhan wilayahnya, disegani lawan dan kawan, pertahanan dan keamanan terjaga, dan yang penting rakyatnya hidup aman damai dan sejahtera”. Kesemuanya polos tanpa nuansa pencitraan. Dalam satu riwayat, untuk memperkuat kondisi Umat Islam disaat awal yang masih lemah, Rasulullah Saw pernah berdoa agar Allah Swt memilihkan satu diantara dua Umar. Maka kemudian Allah Swt mengirim Umar bin Al-Khaththab sebagai jawabannya. Dengan demikian, Umar bersama para Khalifah yang lain, telah berusaha mewarisi sebagian kepemimpinan Baginda Rasulullah Saw (yang terekam dalam QS. 9 : 128) : “ Merasa tidak senang jika umatnya ditimpa sesuatu yang tidak diingini, seperti ditimpa kehinaan karena dikuasai dan diperhamba oleh musuh-musuh kaum Muslimin, sebagaimana tidak senang pula melihat umatnya ditimpa azab yang pedih diakhirat nanti (‘aziizun ’alaihi maa ‘anittum). Sangat menginginkan agar umatnya mendapat taufiq dari Allah Swt, bertambah kuat imannya dan bertambah baik keadaannya (hariisun ‘alaikum). Sangat belas kasihan dan amat penyayang kepada kaum Muslimin. Keinginannya ini tampak pada tujuan risalah yang disampaikannya, yaitu agar manusia itu hidup bahagia di dunia dan di akhirat nanti (bil mu’miniina raufurrahiim) “. Maka, tepatlah kiranya pilihan Abu Bakar dan sejumlah sahabat yang telah memutuskan Umar bin Al-Khaththab sebagai khalifah penggantinya. Wallaahu ‘alaam.( sumber : tafsir al-maraghy 1992 ; al-quran dan tafsirnya depag 1984 ; dan pesan indah dari makkah dan madinah ahmad rafi’ usmani 2008; serta sirah nabawiyah) Ahar MPA 331 / April 2014
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - MART 2014.pmd 19
3/27/2014, 6:54 AM
19
Perempuan Ikut Berjibaku “Sebaik-baik perempuan adalah siapa yang menggemberikan kalian apabila kalian memandangnya. Dan menanta’ati kalian apabila kalian memerintahnya. Dan menjaga kehormatan dirinya dan harta kalian –apabila kalian tidak ada,” (HR. Thabrani dari Abdillah bin Salam)
H
adis ini -mengapresiasi eksis tensi kaum perempuan yang ber kuwalitas. Indikasinya, menye dapkan pandangan suami, dan mematuhi keinginan sang suami. Lebih dari itu, ia menjaga kehormatan dan harta suaminya bila sang suami tidak ada (disampingnya). Model perempuan semacam ini yang digadang-gadang Rasulullah Saw –saat Islam awal pertumbuhannya. Pemberdayaan kaum wanita tidak lebihsedikit daripada pemberdayaan kaum laki-laki. Bahkan, boleh dikatakan lebihkuat dan lebih dominan. (Syaikh Shafi yyur-Rahman Al-Mubarakfury, 1997) Siapa yang mengamati kehidupan Rasululah Saw –tentu bisa mengetahui secara pasti, bawa perkawinan beliau dengan sekian banyak wanita –justru pada masa-masa akhir hidup beliau,
20
MPA 331 / April 2014
setelah melewati tiga puluh tahun dari masa muda beliau. Yang pada masa itu hanya bertahan bersama wanita yang lebih tua, Khadijah –lalu disusul Saudah. Tentu, mereka mengetahui bahwa perkawinan ini tidak sekedar didorong gejolak di dalam diri, dan mencari ke puasan dari sekian banyak wanita. Tetapi, di sana ada berbagai tujuan yang hendak diraih dengan perkawinan tersebut. Tujuan yang bisa dibaca, mengapa beliau berbesanan dengan Abu Bakar dan Umar, dengan menikahi Aisyah dan Hafshah. Mengapa menikahkan putri beliau, Fathimah dengan Ali bin Abu Thalib, Ruqayyah dan disusul Ummu Kulsum dengan Utsman bin Affan. Mengisyaratkan bahwa beliau ingin menjalin hubungan yang benarbenar erat dengan empat orang tersebut.
Mereka dikenal paling banyak brkorban untuk kepentingan Islam pada masamasa krisis. Berkat kehendak Allah, akhirnya masa-masa krisis itu dapat dilewati dengan selamat. Diantara tradisi bahngsa Arab – adalah menghormati hubungan perbe sanan. Keluarga besan menurut mereka merupakan salah satu pintu untuk menjalin kedekatan antara beberapa suku yang berbeda. Menurut anggapan mereka, mencela dan memusuhi besan merupakan aib yang dapat mencoreng muka. Maka dengan menikahi beberapa wanita yang menjadi Ummahatul Mukminin –Rasulullah Saw hendak mengenyahkan gambaran permusuhan beberapa kabilah terhadap Islam, dan memadamkan kemarahan mereka terhadap Islam.
Setelah Ummu Salamah dari Bani Makhzum –yang satu perkampungan dengan Abu Jahl dan Khalid bin Walid –dinikahi Rasulullah Saw, membuat sikap Khalid bin Walid tidak segarang sikapnya sewaktu perang Uhud. Bah kan, akhirnya dia masuk Islam tidak lama setelah itu -dengan penuh kesa daran dan ketaatan. Begitu pula Abu Sufyan yang tidak berani menghadapi beliau dengan permusuhan –setelah beliau menikahi putrinya, Ummu Habibah. Begitu pula yang terjadi dengan Bani AlMusthaliq dan Bani An-Nadhir yang tidak lagi melancarkan permusuhan setelah beliau menikahi Juwairiyah dan Shafiyah. Bahkan Juwairiyah merupakan wanita yang paling banyak mendatangkan barakah bagi kaumnya. Setelah dia dinikahi Rasulullah Saw, para sahabat membebaskan seratus keluarga dari kaumnya. Karena itu para sahabat pada saat itu berkata, “Mereka adalah para besan Rasulullah Saw”, tentu saja hal ini sangat mengundang simpati mansia dan berkesan di dalam jiwa. Lebih besar dari itu, Nabi Saw sudah diperintahkan untuk mem bersihkan dan memberdayakan ma nusia sebelum mereka mengenal sedi kitpun etika peradaban yang wajar. Serta, bagaimana ikut andil dalam membangun masyarakat yang maju. Prinsip-prinsip yang menjadi dasar untuk membangun masyarakat Islam, tidak memberikan peluang bagi kaum laki-laki untuk bercampur baur dengan kaum perempuan. Tidak mungkin memberdayakan para wanita seketika pada waktu itu pula, sementara pada saat yang sama prinsip-prinsip ini sama sekali tidak boleh diabaikan. Padahal pemberdayaan kaum wanita –tidak lebih sedikit daripada pemberdayaan kaum laki-laki. Bahkan, boleh dikatakan lebih kuat dan lebih dominan. Maka tidak ada pilihan lain bagi Rasulullah Saw –kecuali memilih beberapa wanita dengan usia yang ber beda-beda dan kelebihannya masingmasing -guna mewujudkan tujuan kemajuan Islam. Dengan begitu, beliau bisa membersihkan diri mereka, men didik, mengajarkan syariat dan hukum. Memberdayakan mereka dengan ber bagai pengetahuan Islam. Lebih jauh lagi, beliau bisa membekali mereka untuk mendidik para wanita di pedalaman yang masih Badui atau yang sudah beradab –tua maupun muda. Sehingga mereka sudah cukup mewakili dakwah terhadap seluruh kaum wanita. Para Ummahatul Mukminin mem punyai keutamaan yang amat besar dalam mengajarkan berbagai kondisi
kehidupan rumah tangga kepada manusia. Terutama mereka yang me miliki umur yang relative panjang, seperti Aisyah. Dia meriwayatkan sekian banyak perbuatan dan ucapan Rasulullah Saw. Sehingga, hadis Nabi itu menjadi pedoman hidup manusia sejagat hingga saat ini –bahkan sampai akhir zaman nanti. Ini jasa-jasa Aisyah dalam mengeklorasi massage Rasulullah Saw kepenjuru dunia. Ada satu pernikahan yang dimaksudkan untuk menghapus tradisi Jahiliyah yang terlanjur mengakar, yaitu tentang anak angkat. Menurut kepercayaan bangsa Arab Jahiliyah, bagi bapak angkat –berlaku seluruh hak dan hal-hal yang diharamkan seperti bagi anak kandungnya sendiri. Kepercayaan itu sudah mengakar kuat di dalam hati mereka, dan tidak bisa dihapus begitu saja. Tetapi kepercayaan ini bertentangan dengan prinsip yang telah ditetapkan Islam dalam masalah pernikahan, cerai, warisan, dan lain-lainnya. Kepercayaan ini ternyata lebih banyak mendatangkan kerusakan dan hal-hal yang negative. Kemudian dihapus oleh Islam dan tidak lagi berlaku di tengah masyarakat. Untuk mengenyahkan kepercayaan itu, Allah memerintahkan Rasulullahy Saw untuk menikahi putri bibi beliau, Zainab binti Jahsy, yang sebelumnya menjadi isteri Zaid. Karena tidak ada kecocokan di antara Zaid dan Zainab, maka Zaid ada niat untuk menceraikannya. Peristiwa itu terjadi pada saat berbagai golongan sudah menunjukkan ketundukannya kepada Rasulullah Saw dan kaum Muslimin. Sebenarnya beliau khawatir terhadap orang-orang menuafik, musyrik, dan Yahudi –yang bisa menimbulkan dampak kurang baik terhadap jiwa orang-orang Islam yang lemah. Maka beliau ingin agar Zaid tidak usah menceraikan istrinya, agar beliau tidak mendapat ujian karena masalah ini. Tidak dapat diragukan, keraguraguan dan kebimbangan beliau ini tidak selaras sama sekali dengan posisi Rasulullah Saw yang diutus sebagai rasul. Karena itu Allah menghardik beliau dengan berfirman yang artinya kurang lebih -“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti…” (QS. Al-Ahzab [33]: 37) Akhirnya Zaid menceraikan istrinya, Zainab, lalu Rasulullah Saw
menikahinya pada saat-saat terjadi pengepungan tehadap Bani Quraizhah –setelah habis masa iddahnya. Allah mewajibkan pernikahan ini dan tidak memberikan kepada beliau untuk me nen tukan pilihan. Bahkan Allah sendiri yang mengatur pernikahan itu –dengan berfirman –yang artinya kurang lebih - “..Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya...” (QS. Al-Ahzab [33]: 37) Hal itu dimaksudkan agar peng hapusan aturan yang berlaku sebe lumnya tidak hanya dengan ucapan belaka, tetapi juga dengan perbuatan nyata. Allah Swt memberikan kele luasaan kepada Rasulullah Saw untuk menikahi beberapa wanita -yang tidak diperkenankan bagi orang lain, karena beberapa tujuan tertentu. Kehidupan berumah tangga yang dijalani Rasulullah Saw bersama Ummahatul-Mukminin mencerminkan kehidupan yang terhormat, mapan dan harmonis. Derajat mereka mereka se tingkat lebih tinggi dalam hal kemuliaan, kesabaran, tawadhu’, pengabdian dan kewajiban mematuhi hak-hak suami. Padahal hidup beliau tak lekang dari keprihatinan, yang tak kan sanggup dija lani seorang manusia pun di duna ini. Aisya berkata, “Kami benar-benar pernah melihat tiga kali kemunculan hilal selama dua bulan, namun tidak pernah kunyalakan tungku api di rumahrumah Rasulullah Saw.”(Syaikh Shafi yyur-Rahman Al-Mubarrakfury, 1997). Perempuan, memiliki peranan yang hebat dan luar biasa dalam berpartisipasi menegakkan rumah tangga, sekaligus melincinkan massage perjuangan agama di tengah masyarakat luas. Inilah, yang barangkali mengilhami para pejuang dan politisi di abad sekarang dalam mengegolkan misi lembaga atau partainya. Mereka mengikutsertakan kamu perempuan untuk mengambil bagian dalam perjuangannya. Namun, tidak sedikit kaum Hawa yang berkiprah di partai –akhirnya harus menelan pil pahit. Kaum lemah ini berjibaku sampai harus menantang bahaya –yang berakibat fatal –menjalani putusan peradilan atau Mahkamah Agung. Siapa yang harus menolong dan bertanggung jawab. Ini masalah yang mesti dipecahkan –untuk memberi pembelaan terhadap nasib kaum perempuan yang ditarik-tarik ngurusi partai. Jangan lalu dibiarkan begitu saja. Apa tidak takut dosa? •AS
MPA 331 / April 2014
21
Sapunya, Bersihkan Dulu Oleh: Zainal Abidin *)
S
udah bukan rahasia lagi, bahwa Indonesia telah terseret ke level kategori negara terkorup di dunia. Tidak sedikit –pejabat maupun rakyat yang harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan tidak mustakhil –penegak hukum juga terlibat, seperti mantan ketua Mahkmah Konstitusi, AM. Ibarat penyakit kanker, korupsi telah menggerogoti jantung, hati, dan paru –bagian tubuh manusia yang sangat fital. Penyakitnya sulit disembuhkan – karena telah mencapai stadium empat, dan sangat kronis. Akarnya sudah menjalar keseluruh tubuh. Kehancuran dan kematian menjadi garis hidupnya. Pertanyaannya, mengapa sampai dise rang penyakit seperti ini. Ini yang mesti dicaritau dengan serius oleh para pakar di bidangnya, sehingga dapat ditemukan terapinya. Begitu pula, praktek korupsi di negeri tercinta ini. Sudah sampai kemana saja praktek korupsi di negara kita. Ternyata praktek kotor itu sudah menjalar (hampir)
22
MPA 331 / April 2014
keberbagai lapisan masyarakat. Ada pejabat, ada rakyat. Ada menteri, ada mantri. Ada bos, ada jongos. Dan, ada konglomerat, ada kaum melarat. Karena keadaannya sudah seperti itu, pantas ada orang bilang –korupsi di Indonesia sulit diberantas. Benarkah sinyalemen ini ? Presiden SBY mengakui hal itu. Selain karena luasnya cakupan, juga karena pelakunya berkolaborasi dalam sebuah jaringan semacam mafia. Sehingga mereka tidak tinggal diam menghadapi upaya pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Mereka mela kukan berbagai perlawanan dengan bermacam cara. Mulai dari menyuap, minta disuap, menteror, mengancam, merubah undangundang atau peratu ran (seakan) untuk melemahkan KPK, hingga membunuh siapapun yang dianggap mengganggu kepentingannya. Tujuannya, untuk mengegolkan prakteknya yang kotor dan merugikan negara itu. “Upaya perlawanan itu dilakukan oleh mereka yang kepentingannya terjamah dan terganggu. Mereka adalah
penyelenggara negara dan aparat birokrasi serta pengusaha yang terbiasa melakukan kolusi dan korupsi,” ungkap Presiden saat membuka Musyawaah Nasional Khusus KADIN, beberapa waktu silam. Untungnya Presiden SBY memilih untuk terus melanjutkan gerakan pem berantasan KKN. “Mengingat upa ya besar ini sudah menjadi amanat rakyat, maka pemberantasan korupsi tidak bisa dihentikan,” tegasnya. Menjadi kenyataan, pemberantasan penyakit kotor ini –sudah mulai menyentuh para petinggi penegak kea dilan, seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan, kehakiman, dan mahkamah konstitusi. Bukan cuma pegawai ren dahan, melainkan para pimpinan lembaga itu. Walau memang belum menyentuh keseluruh aparat lembaga negara. Tertangkapnya AM, mantan ketua Mahkamah Konstitusi, dan yang lain -misalnya, adalah bukti konkrit adanya tekad yang kuat dari pemerintah dalam upaya pemberantasan KKN.
Kita harus menyambut gembira upaya tersebut –karena kita tahu, lembaga-lembaga itu mengemban ama nah sebagai “sapu” pembersih dari tindak kejahatan dan pelanggaran hukum yang ada di tengah masyarakat. Tetapi kita tahu bahwa “sapu” itu sendiri selama ini tidak bersih. Kotor, dan bisa menjadikan lainnya ikut kotor. Bagaimana bisa membersihkan lantai jika “sapu”-nya kotor. Menggunakan sapu yang kotor -akan bisa mengaki batkan tempat yang semula bersih berubah menjadi kotor. Dan bila dipakai untuk membersihkan tempat yang kotor –malah bisa bertambah kotor (pula). Mengapa, karena sapunya tidak bersih. Kotoran sapunya bisa rontok -jatuh di tempat yang dibersihkan. Parahnya, berbagai tindakan keja hatan seperti perjudian, pelacuran, premanisme, dan penyelundupan sering dibekengi oleh oknum yang kuat. Begitu juga dunia peradilan, banyak dikotori oleh jual beli perkara antara hakim, jaksa, pengacara dan terdakwa. Siapa yang berduit –sehingga dapat menyuap hakim dan jaksa –akan dimenangkan. Siapa yang miskin -akan dikalahkan. Orang bilang “Indonesia, negoro wani piro”, Indonesia, negara berani berapa. Siapa berani membeli (keputusan) yang tinggi -dia yang dimenangkan. Karena itu komitmen SBY untuk jalan terus dalam pemberantasan KKN, dan memulainya dari “atas” dengan membersihkan para petinggi dari lembaga “sapu” ini harus kita dukung penuh. SBY telah memulai dari titik start yang benar dan berada pada track (jalur) yang benar pula. Yakni memulai dari “atas” dan memulai dengan “sapu” yang bersih. Itulah kunci perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Adapun tugas kita adalah mengawal komitme itu agar SBY dan aparatnya tetap on the right track, tetap pada jalur yang benar. Kita masih ingat, laporan resmi Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai rekening “gendut” yang jumlahnya tidak wajar –mencapai ratusan juta hingga ratusan milyar rupiah. Tentu rakyat menunggu tindak lanjutnya. Jangan sampai kalau kelompok atas bertindak korup –tidak ada tindakan. Sedang bila rakyat jelata yang melakukan tindakan kotor itu –lalu diberi sanksi dan hukuman. Ini penyebab kehancuran negeri tercinta ini. Rasulullah Saw pernah mengingat kan: “Sesungguhnya orang-orang ter dahulu sebelum kalian -dihancurkan (oleh Allah) -karena bila pemuka mereka mencuri dibebaskan dari huku man, dan bila orang-orang lemah yang mencuri -ditimpakan kepada mereka
Ibarat penyakit kanker, korupsi telah menggerogoti jantung, hati, dan paru –bagian tubuh manusia yang sangat fital. Penyakitnya sulit disembuhkan –karena telah mencapai stadium empat, dan sangat kronis. Akarnya sudah menjalar keseluruh tubuh. Kehancuran dan kematian menjadi garis hidupnya.
hukuman. Demi Allah, seandainya Fatimah putri Muhammad melakukan pencurian, niscaya akan kupotong tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis Nabi ini menunjukkan bahwa, kita harus menegakkan hukum secara adil, tidak boleh tebang pilih. Siapapun yang melakukan pencurian atau korupsi, harus ditindak secara tegas -sesuai dengan perbuatannya. Jangan dibeda-bedakan. Pejabat yang bertindak korup –juga harus diberi hukuman yang setimpal. Jangan dibebaskan atau bahkan ditutup-tutupi. Kalau ada upaya seperti itu, tentu akan timbul kesan di tengah masyarakat bahwa ada rasa ketidakadilan di negeri tercinta ini. Rakyat bisa marah dan melakukan hukum rimba serta main hakim sendiri -setiap timbul persoalan di antara mereka. Bisa melakukan tindakan
dengan demo, merusak, menutup jalan, menutup perusahaan tempat kerjanya, berkelahi, tawuran, perampasan, dan pem bunuhan. Mengapa bertindak seperti itu. (Barangkali) mereka terinspi rasi yang di atas –dalam (setiap) menye lesaikan perkara. Contoh nyata. Dua kelompok nelayan rebutan tangkapan ikan. Lalu, salah satu kelompok melempar bom ikan kearah kelompok lain. Akibatnya, sembilan anak buah kapal (ABK) asal Sumberanyar Bondowoso itu terlempar ke laut. Insiden semacam perang antar nelayan itu terjadi pada tanggal 22 Februari sekitar pukul 15.00 Wib. (JP. 24/2/14). Dan, masih banyak sekali contoh lain yang menggambarkan masyarakat negeri ini main hakim sendiri (sesuai nafsunya) dan anarkis -dalam menyelesaikan persoalan yang timbul di tengah-tengah kehidupan mereka. Mengapa, karena tidak ada standar hukum pasti yang dapat dijadikan pedoman dalam penyelesaian masalah. Lebih dari itu, mereka kehilangan kepercayaan terhadap penegak hukum yang suka bermain keputusan. Sudah menjadi komitmen Presiden SBY untuk menindak siapa saja yang melakukan tindak korupsi -mulai yang di atas sampai kepada yang dibawah. Hanya dengan cara itulah, yakni dengan keterlibatan semua pihak untuk meme ranginya -Insya Allah penyakit kronis itu bisa dienyahkan dari negeri ini. Sebenarnya, ada satu terapi lagi yang cos-pleng untuk mengenyahkan sifat kotor itu. Masing-masing orang hendaknya menjadikan dirinya sebagai KPK –yang selalu mengawasi diri masing-masing dari tindakan yang tidak dibenarkan menurut hukum. Sehingga, bisa terhindar dari keinginan yang tidak terpuji itu. Ini, sebuah terapi internal dari diri sendiri. Tentu, hasilnya akan lebih hebat. Allah Swt berfirman, Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. Al Israa’ [17]: 81) Penegasan Allah ini menjadikan motivasi yang kuat bagi siapapun yang menghendaki negara Indonesia ini menjadi adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam keadilan. Maju terus pantang mundur untuk membersihkan sapu dari berbagai kotoran yang menyatu di tubuhnya. Sehingga, bisa menjadi bersih bila dipergunakan untuk menyapu lantai yang kotor atau bersihkan halaman rumah yang mem kumuh. (Diolah dari HIDAYATULLAH dan sumber lain) *) Korp Muballigh Jawa Timur.
MPA 331 / April 2014
23
Nabi Dawud Kepala Negara
(06)
(Antara Teokrasi & Sekularisme) I.
Bidang Syari’at Islam
(1). Menghapus sistem Khilafah (2). Menghapus Lembaga-lembaga Syari’ah (3). Menutup sekolah-madrasah yang sudah ada sejak tahun 1300M sebagai suatu lembaga pendidikan Islam. (4). Memisahkan agama dari kehidupan politik negara (5). Mengakhiri kekuatan tokoh-tokoh agama dalam masalah politik, sosial dan kebudayaan. (6). Menggerakkan rasa nasionalisme Turki sekaligus menghapus fana tisme agama, menjadikan agama sebagai lembaga sosial jadi harus disesuaikan dengan sosial dan budaya masyarakat Turki. (7). Mengubah agama menjadi modern dengan memerintahkan pem bukaan Fakultas Teologi di Universitas Istanbul untuk mengubah Islam menjadi modern. (8). Mengubah situasi dan kondisi masjid menjadi seperti keadaan dan nuansa gereja di negaranegara Barat, (9). Mengubah apa yang ada di masjid bersih, dengan bangku-bangku dan ruang tempat menyimpan peralatan, mantel dll.; (10). Mewajibkan jamaah datang dengan sepatu yang bersih; (11). Mngganti sistem upacara agama dari bahasa Arab dengan bahasa Turki; (12). Masjid harus menyediakan peralatan musik dekat tempat shalat untuk memperindah bentuk cara shalat, (13). Mengubah materi khutbah yang ada dengan khutbah yang berisi pemikiran agama berdasarkan filsafat Barat. (14). Mengganti lafal adzan diganti dengan bahasa Turki (1932) pemerintah mengeluarkan kebijakan mengganti pengucapan azan. (15). Mereformasi agama atau nasio nalisasi Islam campur tangan peme rintah Kemalis dalam kehi dupan beragama di masyarakat Turki. (16). Pemerintah mengambil UndangUndang Sipil Swiss untuk ke perluan hukum di Turki menggan tikan Undang-Undang Syariah,
24
MPA 331 / April 2014
berdasarkan keputusan Dewan Nasional Agung tanggal 17 februari 1926. Undang-Undang Sipil yang mulai diberlakukan pada tanggal 4 Oktober 1926. (17). Menerapkan Hukum Monogami dan melarang Poligami. (18). Memberikan persamaan hak antara pria dan wanita dalam memu tuskan perkawinan dan perceraian. (19). Sebagai konsekuensi dari per saman hak dan kewajiban ini hu kum waris berdasarkan Islam diha puskan. Selain itu undang-undang sipil juga memberi kebebasan bagi perkawinan antar agama.
II. Sosial Budaya (1)
Reformasi budaya, mengganti penggunaan huruf Arab diganti dengan tulisan Latin melalui undang-undang yang ditetapkan oleh Dewan Nasional Agung pada 3 Novemeber 1928. (2). Pelarangan memakai jilbab se cara konstitusional terjadi pada tahun 1998, sebagai reaksi militer atas munculnya fenomena kesa daran yang tinggi dari muslimahmuslimah Turki dalam menggu nakan jilbab dan juga reaksi atas kemenangan Partai Islam Refah. (3). Pada I Januari 1935, pemerintah mengharuskan pemakaian nama keluarga bagi setiap orang Turki dan melarang pemakaian gelargelar yang biasa dipakai pada masa Turki- Usmani. Mustafa Kemal menambahkan nama Ataturk, yang berarti Bapak Bangsa Turki, sebagai nama keluarga. (4). Pada tahun 1935 sistem kalender hijriyah diganti dengan sistem kalender Masehi; (5). Hari Minggu dijadikan sebagai hari libur menggantikan hari hari Jumat sebagai libur sebelum itu.
Sekularisme di Negara-Negara Arab dan Dunia Islam
Dr. Camile Al-Hajj mengatakan Sekularisme adalah gerakan untuk me mi sahkan antara agama dan Negara; Sebagai dalang kolonialis-imperialis, yaitu kaum penjajah Barat (Kristen) maka ajaran sekularis ini ditetapkan menjadi
garis politik pemerintahan Barat kepada negara2 jajahan terutama yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sehingga dari besarnya tekanan ini banyak negerinegeri Islam (bekas) jajahan secara drastis sudah berani mengikuti aliran faham Sekularis ini, yaitu: 1) Mesir, Khudawi Ismail memasukan perundang-undangan Pran cis ke Mesir tahun 1883 M. tokoh ini sudah tergila-gila terhadap Barat. Cita-citanya ingin menjadikan Mesir sebagai bagian dari Barat. 2) India, sampai tahun 1791 M hukum yang berlaku di negeri ini masih sejalan dengan syariat Islam. Tetapi setelah didalangi oleh Inggris kemudian berangsurangsur berubah, melepaskan syariat-Islam. Sehingga pada per tenga han abad 19, syariat Islam telah habis sama sekali di neger Indiai ini. 3) Al-Jazair menghapuskan hukum Islam setelah dijajah Prancis pada tahun 1830. 4) Tunis memasukan perundangundangan Prancis pada tahun 1906. 5) Maroko pada tahun 1913 M menga nut aliran Sekularisme seperti tetangganya (http:// ibnuhazm57.blogspot.com/). 6) Indonesia oleh Pemerintah (Snouch Horgronye) Belanda maka Hukum Islam Islam diganti dengan Hukum Adat dan Hukum Pidana&Perdata menggunakan Hukum Negara Belanda, Hukum Eropa.
BAB TIGA Syarat Calon anggota Legislatif&Pejabat
Masalah ke-3: Bagaimana syaratsyarat seorang Islam untuk menjadi kepala negara atau politikus?: Jawaban hipotetis: Syarat seorang untuk menjadi kepala negara atau politikus ialah: 1) Alim Soleh. 2) Jujur. 3) Adil. 4) Tidak mengikuti hawa nafsu. Allah berfirman di dalam Al-Quran: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ke tahui" (S 2 Al-Baqarah 30). “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(S.6 Al-An’am 165) Tugas khalifah ialah melak sanakan apa yang dikehendaki Allah idealnya ialah mencari Ridho Allah, Mahabbah Allah. Menjadi Kepala Syarat-syarat Negara Islam (Khalifah) Dalam Islam, kepala negara yang sah adalah khalifah. Kata khalifah ini kadang-kadang disebut imam. Gelarnya sendiri seringkali disebut dengan “Amirul Mukminin”. Maka Khalifah adalah orang yang mewakili umat dalam urusan pemerintahan dan kekuasaan dalam rangka menerapkan aturan-hukum Allah Swt- . Untuk menjalankan aturan-hukum Allah mewakilkan urusannya ini kepada seseorang melalui Bai’at. Dalam Islam kekuasaan itu dibedakan dengan kedaulatan. Kekuasaan Islam berada di tangan umat (rakyat) sedangkan kedau latan berada di tangan syariat (Allah). Dengan demikian, kekuasaan tetap berada di tangan umat, sebab orang yang akan memimpin umat adalah orang yang dipilih oleh umat secara ridha dan ikhlas. Kepala negara tersebut akan sah
menjadi kepala negara setelah dilakukan bai’at kaum muslimin. Tanpa baiat, maka kepemimpinannya tidak sah-. Mencalonkan diri atau mencalonkan orang lain, atau juga bersaing untuk menjadi khalifah Hukumnya mubah. Tidak ada suatu dalil yang melarang akan hal ini. Namun demikian, hal ini tetap berbeda dengan yang terjadi dalam politik sekuler demokrasi. Dalam politik demokrasi, orang ber saing menjadi kepala negara bukan untuk menjalankan hukum Allah, tetapi untuk menjalankan hukum selain hukum Allah. Belum lagi, seringkali ambisi itu juga dibarengi dengan nafsu tamak untuk mencari popularitas, kekayaan, kehormatan, dan keuntungan-keuntungan duniawi lainnya. Dalam Islam, orang yang berambisi meraih jabatan kekhalifahan dengan motif dunia atau ingin menerapkan aturan bukan hukum Allah, maka akan ditolak. Tidak bisa orang seperti ini menjadi khalifah- . Saqifah Bani Saidah (setelah wafat Rasul Saw) adalah contoh riil bagaimana para sahabat berlomba-lomba dalam kebaikan (menerapkan hukum Allah dan memimpin umat). Kita tentu tahu, bahwa yang namanya kepemimpinan itu sangat berat. Ancaman-hukuman jika keliru tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Tetapi kenapa para sahabat bersaing untuk mendapatkan kepemimpinan? Ingat, para sahabat ingin meraih kepemimpinan umat adalah untuk menyatukan umat, agar umat tetap ada pemimpinnya. Para sahabat ingin menggantikan Rasulullah Saw. dalam menerapkan hukum Islam, yaitu hukum Allah.Para sahabat ingin menerapkan Al-Quran&Sunnah. @Tafsir Al-Manar (7h164) mengi syaratkan bahwa syarat kepala negara Islam harus mujtahid Ilmu sSari’ah; Pedoman yang lebih umum ialah amar ma’ruf nahi munkar (Qs3a104:s4a59), mengambil yang baik menolak yang madhorot. @ Syarat-syarat khalifah secara rinci diperselisihkan para ulama , pokoknya ialah: (1)muslim, (2)balig, (3)laki-laki, (4) berakal, (5)merdeka,(6)adil (7) mampu. (8) Afdholiyah (keutamaan /kelebihan: mujtahid, suku Quraisy, pemberani, mahir ilmu taktik strategi-perang. Qalqasyandi menyebutkan ada 14, Al-Mawardi menyebut ada 4, Ibnu Khaldun ada 5 syarat.
Syarat Perlantikan Khalifah.
Di dalam Sistem kenegaraan Islam hanya ada kedaulatan satukekuasan dan satu pemimpin sahaja melalui satu Bai’at, Jika lebih dari satu pemimpin maka harus
segera diselesaikan, jika perlu dengan kekerasan, Rasul Saw bersabda:
“Dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila ada dua khalifah yang dibaiat, maka bunuhlah yang paling terakhir dari keduanya"(HR Muslim no.3444). Syart-syarat untuk menjadi pejabat tingkat di bawah Khalifah, seperti Menteri, Gubernur, Bupati, Camat kebawah tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau permasalahannya, sehingga kedudukan yang paling sederhana syaratnya lebih sederhana lagi; Misalnya mencari jodoh, maka Nabi Saw bersabda :
“Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung" (HR Bukhari no.4700 dan Muslim no.2661). Sebagai penutup kita renungkan firmanAllah berikut:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal,)8:3 (yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.)8:4( Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia”(S.8 Al-Anfal 2-4).
MPA 331 / April 2014
25
KHA. Masduqi Mahfudh
Kerap Mengisi Pengajian di Daerah Terpencil Saat tengah dirawat di RS Saiful Anwar Malang, KHA. Masduqi Mahfudh dalam kondisi setengah sadar berucap: “Aku diajak rapat iki ambek Gus Dur (saya sekarang diajak rapat sama Gus Dur.” Firasat itu seakan menjadi titik terang atas ujaran Kiai Masduqi sebelumnya. Kepada putra-putrinya dia menuturkan, bahwa setelah tujuh hari wafatnya KHM. A. Sahal Mahfudh akan ada barisan ke Mergosono (rumah kediaman Kiai Masduqi). Dan ternyata, “barisan” yang dimaksud, adalah barisan pentakziah yang berbondong-bondong menghadiri pemakamannya. Sontak saja, kabar duka wafatnya KHA. Masduqi Mahfudh pada 1 Maret 2014 sekitar pukul 17.27 itu, disambut dengan hujan airmata kepedihan. Tak saja oleh keluarga dan sanak kerabat, tapi juga umat Islam – khususnya warga Nahdliyin. Berpulangnya kerahmatullah Kiai Masduqi, menambah deretan panjang wafatnya para Kiai sebelumnya; KHM Ahmad Sahal Mahfudh, KH. Zainal Abidin Munawir Krapyak, KHA. Warits Sumenep dan KH. Nu’man Thohir yang lebih dulu menghadap Sang Khaliq. Lahir di Desa Saripan (Syarifan) Jepara Jawa Tengah pada 1 Juli 1935, Masduqi kecil tumbuh dalam kultur agama yang kuat. Kepribadian sederhana yang ditanamkan sang ayah, begitu terpatri dalam dirinya. Sejak usia lima tahun, Masduqi kecil sudah disekolahkan di madrasah ibtidaiyah di kampungnya. Sejak kecil, Kiai Masduqi sudah menunjukkan minat yang kuat terhadap beragam bidang keilmuan. Tapi sang ayah hanya menghendaki dirinya untuk belajar ilmu agama. Masduqi kecil pun dilarang belajar di sekolah formal. Maka setamat dari MI, Masduqi diboyong sang ayah untuk menimba ilmu agama di pondok pesantren Jepara asuhan Kyai Abdul Qadir. Tapi nyatanya, larangan itu tak sertamerta menyurutkan semangatnya mempelajari beragam ilmu pengetahuan. Tanpa sepengetahuan sang ayah, diapun mendaftarkan diri sebagai siswa di SMP Jepara. Untuk membiayai sekolahnya, tanpa sepengetahu-
KHA. Masduqi Mahfudh an orangtuanya, dia keliling menjual sabun dan kebutuhan lain. Kiai Masduqi lantas melanjutkan sekolah di Sekolah Guru Hakim Agama (SGHA), sambil nyantri di Pesantren Krapyak Yogyakarta asuhan KH. Ali Maksum. Mulanya, dirinya sempat kebingunan dengan cara mendidik Kiai Ali. Awalnya disuruh ngaji Sorogan Kitab Ta’lim Muta’alim. Tapi belum sampai khatam, dia disuruh ganti Kitab Taqrib. Baru berjalan pada Bab Haji, disuruh kembali ganti kitab yang lain lagi. Begitu seterusnya, hingga tak ada satupun kitab yang mampu dikhatamkannya. “Rasanya manfaat yang kuperoleh bukan terutama dari kitab yang kubaca, tapi karena sering memandangi wajah Mbah Ali saja,” tutur Kiai Masduqi suatu ketika. Kiai Ali Maksum memang dikenal memiliki keistimewaan (maziah) bisa mentransfer ilmu tanpa mengajar secara verbal. Saat pertama kali datang ke Krapyak, Masduqi pernah diajak mengikat janji Kiai Ali. Jika dirinya sanggup tinggal di pondok selama tiga tahun berturut-tutur tanpa pulang sekalipun, dirinya dijamin menjadi lebih alim daripada santri yang telah mondok 15 tahun. Kiai Masduqipun benar-benar memenuhi akad tersebut. Di akhir tahun ketiga, dia pamit pulang.
Sebelum memberikan izinnya, Kiai Ali meraih tangan Masduqi, lalu mengajaknya makan bersama. Ketika Masduqi hendak meraih centong nasi, Kiai Ali melarangnya. Tanpa diduga, Kiai Alilah yang meladeninya makan. Dan sejak peristiwa itu, Kiai Masduqi merasa tak ada kitab yang sulit baginya. Setiap ada lafadh yang tak diketahui maknanya, dirinya merasa ada yang membisiki telinganya untuk memberitahunya. Tahun 1957, ayah sembilan anak itu mengajar di beberapa sekolah di Kalimantan; seperti di Tenggarong, Samarinda dan Tarakan. Kiai Masduqi lantas melanjutkan studi di IAIN Sunan Ampel Malang pada tahun 1962, sekaligus menjadi dosen Tadribul Qiraah (bimbingan membaca kitab), Bahasa Arab, akhlak dan tasawuf. Kiai Masduipun lulus tahun 1966. Dirinya baru berkesampatan meneruskan program doktoralnya pada tahun 1975 dan lulus dua tahun berikutnya. Salah satu prinsip hidup yang senantiasa dipegang secara teguh: “Kalau kita sudah meraih berbagai macam ilmu terlebih ilmu agama, maka kebahagiaan yang akan kita capai tidak saja kebahagiaan akhirat, akan tetapi kebahagiaan duniapun akan teraih.” Kiai Masduqipun mulai merintis pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah ‘Nurul Huda’ (PPSSNH) dari sebuah musholla kecil di Mergosono Gang 3 B. Meskipun sibuk menjalani aktivitasnya sebagai dosen dan mengasuh sebuah pesantren, nyatanya tak menghalanginya untuk tetap masih melayani umat secara luas. Kiai Masduqi masih kerap mengisi pengajian di berbagai masjid di Malang dan Jawa Timur, terutama daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh para mubaligh. Semasa hidupnya, Kiai Masduqi juga pernah menjabat sebagai Katib Syuriyah PWNU Jatim, serta Rois Syuriah baik di PWNU Jatim maupun PBNU. Putra keempat pasangan Kiai Mahfudh dan Nyai Chafsoh ini juga pernah dipercaya sebagai Ketua MUI Jatim. Kiai Masduqipun tercatat sebagai Pensiunan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Meski telah menjadi ulama besar yang alim, toh nyatanya Kiai Masduqi masih saja senantiasa menjadi figur teladan yang sederhana. Karena Kiai Masduqi masih terbiasa untuk mereparasi sendiri mobilnya yang rusak, maupun mobil milik orang lain. Ded/Berbagai Sumber
KHA. Masduqi Mahfudh bersama isteri dan putra-putrinya
26
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd26
3/27/2014, 7:03 AM
PP. Al-Fattah Tahunan Pacitan
Berbagi Hasil Usaha dengan Santri Ingin tahu program satu santri satu domba? Beranjangsanalah ke Pondok Pesantren Al-Fattah Tahunan Pacitan. Sebab di pesantren yang berada di puncak pegunungan perbatasan antara Pacitan dan Ponorogo ini sudah sejak lama menjalankan program ini demi memberikan pemasukan bagi para santrinya. “Sebab, saya tidak ingin ada santri yang putus ngaji atau sekolah lantaran alasan ekonomi,” tutur Kiai Ahmad Shodiq. Mayoritas santri pesantren yang berjarak 60 km dari pusat kota Pacitan ini, memang berasal dari keluarga miskin. Dan menjadi hal yang lumrah setiap tahun menjelang ajaran baru, beberapa orang tua datang ke pesantren dan berkeluh kesah tentang kondisi keuangan mereka. Kondisi ini tentu banyak dialami bagi rata-rata warga desa yang hanya menggantungkan hidupnya dengan bercocok tanam. Melihat kondisi inilah pesantren yang berdiri sejak 1989 ini pun menggagas usaha seperti peternakan domba dengan pakan kering. Ini dilakukan untuk mencari sumber dana lain sebagai penopang kebutuhan pesantren dan santri. Model bisnis perternakan jenis ini tergolong praktis sebab tidak banyak limbah yang dihasilkan. Lingkungan pun tetap terjaga kebersihannya. Dalam budidaya domba ini santri pun dilibatkan secara langsung mulai memberi makan dan minum hingga membersihkan lingkungan kandang. Ini tentu dengan maksud memberikan pengalaman berwirausaha srata melatih kemandirian. “Apalagi tak banyak waktu belajar yang harus disita. Untuk memberi makan domba itu, santri cukup melu-
Kiai Ahmad Shodiq angkan waktu sekitar 30 menit di pagi hari dan sore,” ujar pengasuh Pondok PP. Al-Fattah ini. Pakan kering sendiri didapat pihak pondok dengan cara meracik sendiri. Bahan-bahannya pun sederhana sebab berasal dari janggel atau bonggol jagung. Ini pun didapat secara gratis dari petani di sekitar pesantren. Dan santri cukup mengambilnya lalu menggilingnya dengan mesin yang telah dimodifikasi pesantren. Hasilnya selain untuk pakan langsung juga disimpan di gudang penyimpanan yang berlokasi di belakang komplek pesantren. Dan yang menarik, pelibatan santri tidak hanya memberikan pengalaman berwirausaha secara langsung, mereka juga diberikan reward. Saat masa domba
Hamparan pohon buah naga yang menghijauhkan kebun pesantren
siap jual, setiap santri mendapatkan jatah satu ekor domba dari 10 ekor domba yang dirawatnya. Itupun santri masih diberikan pilihan antara menjual sendiri domba jatahnya atau melalui pihak ponpes. “Tapi jatah domba ini baru kita berikan ketika masa jual tidak di awal. Sebab dikhawatirkan nanti malah santri disibukkan mengurus dombanya daripada lainnya,” ujar Pak Shodiq – panggilan karib Kiai Ahmad Shodiq ini – sambil tertawa renyah. Manfaat lainnya, ternyata kotoran dari peternakan domba ini pun tidak dibuang percuma. Oleh Ponpes yang beralamat di Jl. Pondok Dusun Nanggungan RT. 09 RW. 03 Desa Tahunan, kotoran itu diubah menjadi pupuk kompos. Ini cukup mendukung proses pemupukan lahan perkebunan milik pesantren yang berbatasan langsung dengan wilayah Ponorogo ini. Apalagi pihak pondok sedang gencar melakukan budidaya tanaman hortikultura seperti jeruk, buah naga, durian, tanaman obat dan duku, serta kopi. Meski demikian, yang menjadi komoditas andalan pondok yang berdiri di lahan seluas 4.695 m2 adalah buah naga dan jeruk pasca menurunnya hasil peternakan. Sesungguhnya bukan penurunan tapi lebih karena habis dijual untuk memenuhi kebutuhan santri yang makin banyak dilepas orang tuanya dari sisi pembiayaan. “Dan saat ini, tinggal hanya beberapa ekor saja. Tapi saya tidak kecewa, wong prinsip saya itu dari santri, oleh santri dan untuk santri,” tukas suami Nyai Qomariyah ini sambil berekelakar. Memang sejak awal, bagi kiai yang telah dikaruniai dua orang anak ini, ti-
Kiai Ahmad Shdiq menunjukan buah jeruk hasil budidaya pesantren
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd27
3/27/2014, 7:03 AM
27
Para santri sedang belajar afdruk film sebelum proses sablon
Kesibukan di ruang konveksi
dak ingin menggantungkan pembiaya- sayuran untuk memenuhi kebutuhan trik jitu. Salah satunya, di tiap jenajang an pesantren dari satu jenis usaha saja. keseharian. Adapun beras sudah dise- pendidikan formal, santri diberikan skill Apalagi tujuan dari wirausaha yang di- diakan oleh pesantren secara cuma- khusus. Misalnya santri madrasah alirintis itu tak semata-mata bermotif eko- cuma. Jadi, kebutuhan santri yang be- yah diberi skill menjahit kaos dan sablon nomi semata. Tapi dia ingin membekali lum terkaver hanyalah bumbu dan lauk sedangkan santri SMK dikhuskan mesantri tentang dunia usaha termasuk saja. Tapi kadang, ketika persediaan be- nekuni keahlian menjahit baju seragam pengetahuan tentang pertanian. Maka ras pesantren menipis, dengan tanpa dan perbengkelan. dia pun memilih jenis tanaman holtikul- dikomando, para santri ini meminta banHasilnya, usaha konveksi ini mamtura sebab harga pasca panennya tidak tuan beras kepada orang tuannya. Tapi pu menarik konsumen dari sekolah-seterlalu fluktuatif. kejadian ini sangat jarang terjadi. kolah sekitar mulai Taman Kanak-Kanak Jeruk Keprok Siem yang sedang meTapi yang pasti dengan berbagai hingga Sekolah Menengah Pertama sekimenuhi lahan milik pondok, tiap panen usaha yang dirintis, pesantren ingin me- tar pesantren. Jadi tiap tahun sekolahmampu menghasilkan 3,5 ton jeruk. De- menuhi segala kebutuhan santri secara sekolah ini mempercayakan seragamnya ngan harga rata-rata 5 ribu perkilonya, optimal tidak hanya kebutuhan makan kepada pondok Al-Fattah. Hasil dari ormampu menghasilkan 17,5 juta. Adapun tapi juga kebutuhan keseharian seperti der konveksi ini, pesantren mampu membuah naga, dari 400 pohon yang ditanam, seragam sekolah maupun madrasah di- berikan seragam gratis bagi semua santri pertahunnya mampu memanen 3 kwintal. niyah. Beruntung sang pengasuh cu- di setiap jenjang pendidikan formal. “SeBahkan untuk buah naga yang dihasilkan kup jeli dalam melirik bidang usaha. ragam itu mereka sendiri yang menjahitdari ladang pesantren ini terbilang super Salah satu usaha yang kini cukup pro- nya,” tukas Pak Shodiq bangga. sebab mampu mencapai 1,2 kg perbutir. duktif adalah usaha konveksi, sablon Dan kini, ponpes yang menempati Dan lagi, tekstur buahnya pun lebih pa- dan otomotif. bangunan seluas 826 m2 ini pun seakan dat dari buah naga pada umumnya. Buah Untuk menjalankan usaha ini ter- tak berhenti untuk mengembangkan sajenis ini biasanya dihargai 60 ribu perkilo- nyata pesantren yang memiliki lembaga yap usahanya. Saat ini pondok ini juga gram. Hasil panen tiap tahun ini kini mam- pendidikan formal seperti Madrasah sedang bersiap-siap membudidayakan pu menyuplai pasar sekitar pondok dan Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan Se- ikan. Keseriusan ini dibuktikan dengan wilayah kecamatan Gemaharjo Pacitan. kolah Menengah Kejuruan ini memiliki adanya beberapa kolam di sisi Selatan Dan meski telah memiliki pakandang domba. Targetnya dalam sokan pasar yang jelas, ternyata waktu dekat, pondok akan melengsemua hasil panen ini tidak dijual kapinya hingga 24 kolam lagi. Sesemuanya. Karena santri juga tulain itu, bagi santri yang hobi otakrut merawat perkebunan, maka seatik mesin, akan dibuatkan bengkel tiap panen mereka pun diberi kelesebagai tempat belajar sekaligus luasaan untuk menikmati buahnya. tempat santri melayani jasa servis. Ini juga berlaku pada hasil kebun “Tapi saya selalu mewanti-wanti jeruk. Perawatan sendiri dilakukan agar para santri sadar bahwa Allahsantri hampir tiap Selasa dan Jumlah yang menciptakan manusia dan ’at. di hari itu, para santri beramaisekaligus menjamin rezekinya. ramai membersihkan kebun dari Sebab jika tidak menyadari hal ini, rumput, meski sebenarnya telah kita akan disibukkan dengan mengada empat santri yang diberi manurusi hal-hal yang sebenarnya budat khusus tiap hari merawat kekan urusan kita seperti rezeki itu bun-kebun itu. sendiri,” pungkas kiai kelahiran BaSelain membersihkan kebun, Shalat jamaah merupakan kegiatan wajib bagi nyuwangi 11 Oktober 1960 ini. santri pun bebas menanam aneka para santri Suprianto, Mahrus
28
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd28
3/27/2014, 7:03 AM
Dianrana
PLAGIARISM Antara Kebutuhan dan Harga Diri Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama DR. Anggito Abimanyu, M.Sc dituding melakukan plagiat. Artikel Anggito berjudul Gagasan Asuransi Bencana yang dimuat di Kompas pada Senin 10 Februari 2014 dianggap menjiplak karya Hotbonar Sinaga yang berjudul Menggagas Asuransi Bencana yang juga dimuat Kompas pada 21 Juli 2006 silam. Atas kasus tersebut, Anggito pun memilih untuk mundur sebagai dosen di UGM. Melihat integritas yang dimiliki seorang Anggito, sulit sekali menilai apakah Direktur Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM itu benar-benar melakukan plagiat. “Sampai saat ini saya masih belum percaya kalau Pak Anggito melakukannya,” tegas Prof. Dr. Muchlas Samani. “Dia sudah populer, kaya, punya jabatan, pintar, pandai menulis dan dikenal jujur. Lantas untuk apa dia melakukan plagiat,” tandas Rektor UNESA itu. Terlepas dari persoalan yang tengah membelit Anggito, lelaki kelahiran Ponorogo 15 Desember 1951 ini menegaskan, plagiarism merupakan pelanggaran etika akademik. Menurutnya, tindakan plagiat saat ini dipermudah dengan era teknologi informasi. “Orang bisa dengan mudah mencari sumber di dunia maya dan mengopi seenaknya,” tukasnya prihatin. Dalam dunia tulis menulis, kini juga dikenal istilah Autoplagiat, yaitu memakai lagi karya sendiri tanpa merujuk karya aslinya. “Ini memang sesuatu yang baru di Indonesia,” katanya. “Kalau sudah dipublikasikan, meski itu tulisan sendiri tetap harus menyebutkan atau mengutip sumbernya,” tegas suami Dwi-yani Ratna Dewi ini serius. Menurut ayah tiga anak ini, plagiarism marak dilakukan karena tradisi tulis menulis belum tumbuh di Indonesia. “Berapa banyak buku yang terbit dibanding dengan jumlah akademisi yang kita miliki tidaklah sebanding,” tuturnya. Sementara di dunia akademik, menulis telah menjadi sebuah kebutuhan. Sayangnya, tidak semua dosen dan mahasiswa punya kebiasaan menulis. “Dari artikel, makalah, skripsi, tesis dan disertasi, atau karya ilmiah populer yang mereka buat, kita bisa tahu apakah mereka terbiasa menulis atau tidak,” tukas penulis buku Konsep dan Model Pendidikan Karakter ini. Atas desakan kebutuhan akademik itulah, penyimpangan yang berujung tindakan memplagiat tulisan orang lain kerap dilakukan. Ada pula yang meminta bantuan
seseorang untuk membuatkan tulisan, yang dalam dunia tulis menulis dikenal istilah Ghost Writer. “Ini adalah bentuk tindakan pragmatism di dunia akademik, meskipun dia tahu itu melanggar,” sesalnya. “Entah dia lupa, melupakan, atau tidak mampu mengendalikan diri,” tambahnya mengelus dada. Untuk membenahinya, menurutnya, kebiasaan menulis sudah harus ditanamkan sejak dini. Harus pula ada pengetatan terhadap tulisan yang akan dimuat di media jurnal, koran, majalah atau yang lain. “Yang terpenting lagi, adalah penanaman etika. Bahwa plagiat itu melanggar etika akademik,” tegasnya. Plagiarism, bagi Prof. Dr. Abdul A’la merupakan cacat besar bagi dunia akademik. Baginya, itu lebih dari sekedar mencuri. Sebab karya tulis adalah bentuk aktualisasi dari seorang intelektual. “Dengan mengambil hak milik orang lain tanpa izin, itu adalah
menulis, sangat mudah untuk menilai karya itu hasil plagiat atau bukan. “Tiap orang memiliki karakter tulisan masing-masing. Jadi sangat kentara kalau dia mengambil tulisan orang lain,” terangnya. Di kampus, sudah banyak cara yang ditempuh untuk menghindarkan seseorang dari tindakan plagiat. Selain membekali mahasiswa dengan buku pedoman penulisan karya ilmah, juga ada tim penilai yang akan memastikan apakah karya itu hasil plagiat atau bukan. Termasuk melalui pendekatan akhlak. Prof. A’la tak memungkiri, bahwa di era tekonologi informasi sangat mudah bagi seseorang untuk memplagiat tulisan orang lain. “Sebenarnya sudah ada softwarenya. Tapi tetap saja masih bisa kecolongan,” tuturnya. “Ke depan, UINSA juga akan mulai mempublish semua tulisan karya mahasiswa dan dosen di website. Ini harus menjadi sebuah sistem,” tandasnya. Kepuasan seorang intelektual, terang pria kelahiran Sumenep 5 September 1957 itu, terletak pada aktualisasi diri; apakah dia mampu menyuguhkan karya yang inovatif dan kreatif. “Kalau dia menjiplak, maka
Prof. Dr. Muchlas Samani
Prof. Dr. Abdul A’la
dosa besar yang tidak bisa dimaafkan apalagi dilakukan dengan sengaja,” tegas Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya ini. Mengutip karya orang lain, meskipun itu hanya satu kata tapi khas, maka tetap wajib baginya merujuk pada sumber aslinya. “Contohnya, Gus Ipul memopulerkan istilah Profesor (Protolan Pemuda Anshor). Atau Hadirin Hadirot, yang artinya Hadir In, hadir di dalam dan Hadirot, hadir out, berarti hadir di luar,” tuturnya tersenyum. “Meski bukan dalam dunia akademik, saya akan menyebut sumbernya kalau mau memakai,” tambahnya. Bagi orang yang suka membaca dan
tujuannya tidak akan pernah tercapai. Yang terjadi adalah hilangnya wibawa dan harga diri,” tegasnya. Atas alasan inilah, Dosen Teladan di lingkungan Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia tahun 2007 itu merasa sulit untuk menilai, apakah Anggito Abimanyu melakukan plagiat atau tidak. “Saya tidak berani mengatakan ya atau tidak. Sebab jika melihat integritasnya, kepribadian yang sederhana dan menekankan kejujuran, sulit untuk mempercayainya,” ujarnya. “Mudah-mudahan sejarah akan memberikan bukti yang senyata-nyatanya,” tandasnya. Dedy Kurniawan
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd29
3/27/2014, 7:03 AM
29
AMO Pelayanan Haji di Indonesia Acap Kali Menuai Masalah; Siapa Salah? Oleh : DR. H. M. LADZI SAFRONY, M.Ag Pengantar Fenomena ibadah haji di Indonesia bukan hal yang baru. Setiap tahun penyelenggaraan ibadah haji, yang melibatkan ratusan ribu calon jamaah haji di tanah air, telah menguras sumberdaya yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan daerah. Seluruh perangkat negara yang terkait dan terlibat dalam penyelenggaraan ritual keagamaan tahunan ini serius mencurahkan perhatian kepadanya, mulai sistem administrasi, yang mengharuskan tertib administrasi sejak dari awal pendaftaran hingga kepulangan jamaah, sistem pelayanan yang melibatkan berbagai unsur pemerintahan dan koordinasi lintas kementrian, menyebabkan sistem pelaksanaan ibadah haji ini menjadi kompleks. Ketika proses reformasi dilakukan terhadap berbagai bentuk administrasi dan sistem pelayanan publik; dan mulai digagas oleh berbagai badan pelayanan publik pada masa setelah reformasi politik di Indonesia, harapan besar tertumpu pada niatan baik pemerintah untuk merubah paradigma sistem pelayanan publik. Bahkan perangkat jerat hukum seperti Undang-Undang telah terbuat, keterbukaan Informasi dibuat untuk merubah paradigma baru yang lebih demokratis dalam sistem pelayanan publik dengan memberikan kesempatan dan kemudahan akses publik pengguna layanan mengetahui informasi yang relevan dan substansial bagi kepentingan publik. Akan tetapi, pada pelaksanaannya ini pun tidak berjalan maksimal sesuai harapan. Kondisi seperti inilah yang mendorong penulis untuk mengkaji tentang demokrasi dan pelayanan publik dalam konteks penyelenggaraan pelayanan ibadah haji di Indonesia yang tak kunjung putus didera persoalan-persoalan krusial dan kritikal. Keseriusan Pemerintah Dalam Menangani Pelayanan Pelaksanaan Ibadah Haji Pemerintah dalam merespon era reformasi dewasa ini tidak tinggal diam, melainkan dengan mengadakan perombakan disegala lini kehidupan berbangsa dan bernegara, demi kebaikan dan tegaknya suatu tatanan bangsa ini, termasuk mangadakan refomasi birokrasi yang tengah bergulir pada dekade seka-
30
rang ini, hasilnya kian lama nampak membaik meski belum tercapai secara signifikan. Tidak terkecuali adalah penataan pelayanan publik ibadah haji itu sendiri dapat dirasakan oleh jamaah akhir-akhir ini kian membaik. Apakah berkaitan dengan segi pelayanan administrasi, pengaturan kouta, pemondokan maupun aturan perundangannya. Dari segi penataan perundangan misalnya, pemerintah memiliki kepedulian yang sangat sensitif dan serius untuk menegaknya pelayanan publik haji menuju perbaikan dan kesempurnaan. Sebagai payung hukum yang digunakan pemerintah untuk pengelolaan haji, mengalami berbagai perubahan dan pembenahan yang mengarah pada perbaikan pelaynan. Sebut saja mulai dari UU no. 17 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Haji; sebagai upaya perbaikan, kemudian diterbitkan UU no. 13 tahun 2008. Juga tentang penyelenggaraan Haji. Materi sama hanya saja dalam UU tersebut ditambahkan adamya Komisi Pengawasan Haji Indonesia ( KPHI) dan peralihan kewenangan. UU sebelumnya kewenangan masalah kesehatan masih ditangani Kementrian Agama bekerjasama dengan Kementrian kesehatan. Seperti penataran petugas kesehatan dan pengedropan obat-obatan dari Kemenag kepada Kementrian Kesehatan untuk jamaah haji, namun setelah terjadi penyempurnaan UU nomor 13 tahun 2008 kewenangan kesehatan secara otoritas dilimpahkan kepada Kementrian Keserhatan baik penataran petugas kesehatan haji Kloter maupun non Kloter, hatta (sampai) penyediaan obat-obatannya. Perundangan ini pun dirasa belum mampu mengakomodasi tuntutan perobahan. Maka dari pemerintah ada wacana merivisinya hingga tahun 2009 belum kunjung selesai. Pada tahun 2009 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU. PP no. 2 tahun 2009 tentang perubahan atas UU no. 13 tahun 2008 sebagai dasar Hukum selama UU ini direvisi. Sehingga kebijakan yang dipakai oleh pemerintah masih berkaitan dengan UU 34 tahun 2008 yang mengesahkan PP pengganti UU no. 13 tahun 2008 tersebut. Untuk tahun 2012, pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama mengeluarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) no.14/2012 tentang penyeleng-
garaan ibadah haji reguler. Dalam PMA ini diatur mengenai standar penyelenggaraan dan pelayanan publik haji Indonesia yang meliputi: syarat dan prosedur pendaftaran haji, kuota haji, bimbingan haji, PPIH, petugas yang menyertai jamaah haji, pelayanan dokumen dan identitas haji, pelayanan transportasi jamaah haji, pelayanan akomodasi dan konsumsi jamaah haji, pembinaan dan pelayanan kesehatan jamaah haji, perlindungan jamaah dan petugas haji, dan koordinasi penyelenggaraan ibadah haji. PMA no 14/2012 ini menjadi semacam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengatur tentang tata cara dan standar pelayanan. Apa Yang Terjadi di Seputar Penyelenggaraan Ibadah Haji Berkaitan dengan perkembangan pelaksanaan pengelolaan haji yang dilakukan oleh pemerintah hingga sekarang, terus menerus menuai kecaman publik. Tidak sedikit kritik dan opini publik yang berkembang negatif terhadap pelaksanaan pengelolaan haji dari tahun ke tahun. Salah satu opini publik yang muncul contohnya adalah persoalan masih tumpang tindihnya pengelolaan haji di tanah air. Indonesia. Corruption Watch (ICW) pernah melancarkan kritik bahwa pangkal utama buruknya penyelenggaraan haji di Indonesai terjadi karena adanya tumpang tindih kewenangan di Kementreian Agama. Fungsi legislasi, pengelolaan dan evaluasi dilakukan oleh Kemenag, sehingga terjadi konflik kepentingan dan membuka peluang kecurangan (Website ICW). Berbagai keinginan untuk merubah sistem dan manajemen pelayanan haji yang prima disuarakan oleh berbagai kepentingan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Termasuk salah satunya adalah dengan mewacanakan pembentukan Badan Haji Indonesia (BHI) sebagai perwujudan lembaga independen non-kementrian yang berfungsi untuk memberikan pelayanan sekaligus pelaksana pelayanan publik haji bagi masyarakat Indonesia. Ide yang muncul dua tahun belakangan karena melihat kondisi pelaksanaan haji yang seolah terus bermasalah digulirkan sebagai salah satu bentuk alternatif bagi penyelesaian manajemen krisis pelayanan publik haji Indonesia.
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd30
3/27/2014, 7:03 AM
Munculnya wacana pendirian lembaga independen awalnya digulirkan oleh Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) yang meminta pemerintah untuk membentuk badan khusus non-kementrian yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden RI untuk mengelola pelaksanaan ibadah haji di Indonesia baik kegiatan haji dan umroh maupun keuangan dan tabungan haji (Republika, 3 Januari 2012). Idea atau usulan ini adalah bentuk respon dari IPHI sebagai organisasi yang menaungi eks-jamaah haji Indonesia untuk menuntut perbaikan kualitas layanan pelaksanaan ibadah haji agar menjadi lebih baik. Bagi IPHI selama ini pemerintah tidak mempunyai mekanisme badan tetap yang melakukan penyelenggaraan haji, selain pembentukan panitia ad-hoc yang dibentuk setahun sekali sehingga penyelesaian persoalan haji tidak bisa optimal. Menurut IPHI, selama ini panitia tahunan ini bekerja untuk musim haji tahun berjalan setelah itu bubar. Sehingga sistem pelayanan haji sulit untuk dibakukan dan distandarkan tiap tahunnya karena panitianya berganti setiap tahunnya. Belum lagi masalah haji berlanjut dan tidak ada pengelolaan yang trasnparan dengan uang tabungan haji, yang semestinya diatur oleh badan khusus tersebut. Pembentukan badan khusus haji yang independen ini juga merupakan bagian dari usaha untuk merevisi UU 13 tahun 2008 terkait pelaksanaan haji. Namun ide IPHI tidak selamanya diterima dan direspon dengan baik, terutama oleh pemerintah. Walaupun idenya dianggap baik, karena nantinya badan ini sendiri akan memiliki dewan pengawas yang bertugas melakukan monitoring dan evaluasi serta audit kinerja BHI, tetapi pro dan kontra keberadaannya masih dipertanyakan. Hal yang muncul adalah, jika BHI ini jadi berdiri, lalu apa kewenangan Kemenag selanjutnya? Jawaban IPHI sendiri, Kemenag diharapkan kembali pada fungsi dasarnya sebagai pengayom umat dan penjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia, hal yang selama ini seolah mulai dilupakan oleh Kemenag. Haji adalah bukan satusatunya pekerjaan Kemenag. Kementrian Agama sendiri merespon wacana pembentukan BHI ini secara negatif. Menteri Agama, Suryadharma Ali, tidak setuju dibentuknya BHI ini karena dinggap tidak memiliki keunggulan dibanding Dirjen Penyelenggaraan haji dan umroh. Bahkan, sebagai menteri, Suryadharma akan mundur jika pemerintah membentuk BHI
nantinya Sebenarnya tidak hanya IPHI saja yang menuntut pembentukan badan independen pelaksana haji di Indonesia. Komisi Pengawasan Haji dan Umroh Indonesia (KPHUI) juga memberikan alternatif solusi yang sama. Bahkan KPHUI menyarankan adanya perubahan yang radikal untuk menyelesaikan carut marut sistem pelayanan haji Indonesia. KPHUI meminta dilakukannya revisi undang-undang yang memisahkan antara pengawas dan pelaksana pealayanan ibadah haji, karena hingga saat ini pengawas dan pelaksana ibadah haji berada di Kementrian Agama. Penolakan pembentukan badan khusus haji tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari organisasi kemasyarakat Nahdatul Ulama (NU), salah satu organisasi kemasyarakatan Islam besar di Indonesia. Ketua PBNU, Said Agil Shiradz, menyatakan bahwa keberadaan badan khusus haji tidak berarti akan membuat pelaksanaan ibadah haji di Indonesia menjadi baik melainkan akan semakin krusial, karena pemerintah akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak lagi untuk pembiayaan badan khusus haji ini. Berbeda pandangan, partai politik seperti PDIP mendukung dibentuknya badan khusus penanganan haji Indonesia. Bagi PDIP untuk menjawab dan mengkoordinir masukan para jamaah haji dan meminimalisasi masalah yang kerap terjadi sehingga jamaah bisa fokus beribadah, maka perlu dibentuk badan khusus penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia. Bagi PDIP, Kementrian Agama sudah menyalahi sistem manajemen berbasis kinerja yang meminimalisasikan evaluasi kinerja dan pengawasan, karena kedua sistem manajemen ini ditangani sendiri oleh Kemenag. Badan khusus haji ini harus dibentuk dan diatur dalam revisi UU 13/2008 yang mengatur tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh, menurut PDIP. Pemerintah sendiri mempunyai strategi yang berbeda dari kemunculan wacana tentang pembentukan badan khusus haji, dengan berbagai cara. Salah satu langkah yang ditempuh oleh pemerintah kemudian adalah memasukkan kalangan profesional, seperti akademisi, sebagai Dirjen penyelenggaraan haji dan umroh, yakni DR. Anggito Abimanyu. Langkah ini ditempuh tentu saja dengan dasar asumsi, bahwa profesional, dalam hal ini akademisi, dianggap lebih mumpuni dalam hal teori penataan atau manajemen pelayanan sekaligus diharapkan masih mempunyai idealisme yang tinggi dan komitmen menjauhi
korupsi. Dimasukkannya profesional dalam pelaksanaan pelayanan publik, barangkali akan membawa perubahan dalam rangka proses transformasi pelayanan publik. Walaupun tidak sepenuhnya bisa terbukti. Jangan Hanya Salahkan Pemerintah Sejak tahun 1999 reformasi di negeri ini bergulir. Reformasi birokrasi dalam rangka good governance pada lembaga-lembaga pemerintah seperti Kementrian Agama adalah urgensi yang harus diupayakan secara serius. Reformasi melalui perombakan struktur-struktur pelayanan publik dan birokrasi yang ada sangat penting dilakukan. Pemerintah sebagai penguasa negeri ini telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka pelaksanaan restrukturisasi, seperti penataan kelembagaan, dalam proses penyederhanaan pelayanan dan administrasi dan lainnya, termasuk penyelenggaraan pelayanan publik haji. Pelayanan publik haji, memang berbeda dengan pelayanan publik rutin lainnya seperti pengurusan KTP, SIM, pembayaran pajak dan sebagainya. Hal ini lebih simpel pengurusannya, disamping jumlah personil yang dilayani sangat terbatas. Apalagi pengurusan pelayanannya di laksanakan didalam negeri. Sedang penyelenggaraan ibadah haji meski barangkali melibatkan jumlah tenaga publik yang banyak namun obyek yang dilayani adalah jamaah yang jumlahnya jauh lebih banyak, ratusan ribu orang setiap tahunnya. Lebih-lebih bagi mereka kemampuan intelektual, ekonomi ketahanan phisik sangat beragam sedang yang harus mereka cari sama yaitu tercapai suatu tujuan beribadah. Apalagi dalam pelayanan haji itu menyangkut dua kepentingan negara yaitu Arab Saudi dan negara Indonesia. Dan yang paling berkuasa dalam pelayanan publik ini adalah negara housting ( tuan rumah). Eronisnya ketika pelayanan publik ibadah haji sudah dipersiapkan dan ditata sedemikian rupa tertib dan rapi oleh pemerintah Indonesia, tetapi negara housting (Arab saudi) yang punya otoritas membuat regulasi baru tentu pelayanan yang sudah di canangkan oleh pemerintah Indonesia menjadi berobah total. Seperti pengurangan jumlah kouta dari Arab Saudi karena ada perbaikan Masjidil Haram. Tentu saja opini masyarakkat akan berkesan pelayanan pemerintah dalam penyelenggaraan haji adalah amboradul. Kejadian seperti ini sebenarnya siapa yang harus disalahkan.
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd31
3/27/2014, 7:03 AM
31
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh BISA SECARA ONLINE*) Oleh Sugianto, S.Sos, MPdI (Kasubbabg Renkeu pada Kanwil Kemenag Prov. Jatim)
SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN (SPT) Tak terasa tahun 2013 sudah terlewati dan tahun 2014 telah tiga bulan kita jalani. Tentunya sebagai Wajib Pajak ada suatu kewajiban yang harus dilaksanakaa setiap tahun; yaitu membuat laporan tentang perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban di dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) PPh. SPT untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) ada 3 jenis; yaitu bentuk formulir 1770 SS, bentuk formulir 1770 S dan bentuk fommulir 1770. Setiap WP OP harus mengisi salah satu dari ketiga bentuk SPT tersebut dan harus tahu mana fonmulir yang akan dipakai. Formulir 1770 diperuntukkan bagi WP yang mempuyai penghasilan: a. Dari usaha/pekeriaan bebas yang menyelenggarakan pembukuaan atau norma penghitungan Penghasilan Neto. b. Dari satu atau lebih pemberi kerja. c. Penghasilan lain. Sedangkan Formulir 1770 S diperuntukkan bagi WP yang mempunyai penghasilan: a. Dari satu atau lebih pemberi kerja. b. Dari dalam negeri lainnya; dan atau c. Yang dikenakan pajak Penghasilan final/dan atau bersifat final penghasilan lain. Sedangkan fomulir 1770 SS untuk Tahun Pajak 2013, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan format baru untuk SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Sangat Sederhana atau biasa disingkat 1770 SS. Jika tahun sebelumnya untuk melapor SPT 1770 SS tinggal mengisi jumlah harta dan kewajiban saja, maka sekaraag mendapat tambahan kolom isian baru. Perubahan format SPT 1770 SS ini diatur dalam Peraturan Dirien Pajak Nomor: PER-26/PJ/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-34/PJ/2010 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya. Berdasarkan PER-26/PJ/20l3, formulir 1770 SS ditujukan bagi wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp. 60.000,000,00 setahun. Dengan ketentuan ini, yang menggunakan 1770 SS tidak hanya orang pribadi vang berpenghasilan dari pekerjaan saja. Bahkan kalaupun berpenghasilan dari pekerjaan, tidak dibatasi dari satu pemberi kerja saja. Asalkan penghasilannya bukan dari usaha atau pekerjaan bebas dan jumlah penghasilan brutonya lebih dari Rp. 60 juta, maka dia dapat menggunakan 1770 SS. Jadi cakupan pengguna 1770 SS akan bertambah. Orang pribadi yang memiliki lebih dari satu pemberi kerja yang 32
dulunya menggunakan 1770 SS, asalkan jumlah penghasilan brutonya tidak lebih dari 60 juta. Orang Pribadi pekerja yang memiliki penghasilan lain yaag dulu harus menggunakan 1770 S, kini dapat menggunakan 1770 SS. Pekerja lepas atau pegawai tidak tetap yang dulunya tidak dapat menggunakan 1770 SS karena terbentur pada tidak adanya bukti potong 1721 A1, kini dapat menggunakan 1770 SS yang lebih sederhana. Konsekuensi dari diperluasnya cakupan pengguna 1770 SS adalah, bahwa dengan penggunaan 1770 SS memungkinkan munculnya status kurang bayar (KB) atau lebih bayar (LB), bukan hanya nihil. Jika WP OP menerima penghasilan hanya dari satu pemberi kerja, WP tinggal memasukkan poinpoin yang ada di bukti potong 1770 A1 atau 1721 A2. Hal ini mengakibatkan SPT menjadi nihil. Tetapi jika WP OP menerima penghasilan dari lebih satu pemberi kerja atau menerima penghasilan selain dari pekeriaan yang bersifat tidak final misalnya royalti, sewa, bunga dan sebagainya, maka PPhnya harus dihitung ulang dan kemungkinan SPT-nya bisa kurang bayar atau lebih bayar. Jadi walaupun sangat sederhana, formulir 1770 SS ini dapat mengakibatkan kewajiban membayar PPh Pasal 29 dan dapat juga menjadi sarana untuk meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak kalau ternyata SPT-nya menyatakan lebih bayar. Formulir SPT 1770 SS dinyatakan mulai berlaku untuk pengisian SPT tahunan PPh Tahun pajak 2013. PENYAMPAIAN SPT SECARA ONLINE Laporan atau penyampaian SPT, kini dapat dilakukan secara online yang diistilahkan dengan e-Filing. Yang dimaksud dengan e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan secara online dan rest time melalui Internet Pajak (http:// efiling.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Hanya saja, bagi Wajib Pajak yaag menyampaikan SPT Tahunan PPh secara e-Filing melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) mereka harus memiliki Electronic Filing Identification Number (e-FIN). Yang dimaksud dengan e-FIN, adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak kepada Wajib Pajak yang telah mengajukan permohonan untuk menyampaikan SPT Tahuaan PPh secara e-Filing. Lantas bagaimana cara mengajukan permohonan untuk memperoleh e-FIN tersebut? Caranya sangat mudah, yakni permohonan untuk memperoleh e-FIN dapat disampaikan secara Online melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http:/
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd32
3/27/2014, 7:03 AM
/efiling.pajak.go.id). Atau bisa juga langsung datang ke Kantor Pelayanan Pajak terdekat dengan menggunakan formulir permohonan memperoleh e-FIN, dengan ketentuan: a. Wajib Pajak harus menunjukkan asli kartu identitas diri Wajib Pajak. b. Dalam hal permohonan disampaikan oleh kuasa Wajib Pajak, harus menunjukkan asli kartu identitas diri kuasa Wajib Pajak dan menyampaikan surat kuasa bermaterai serta fotokopi identitas diri Wajib Pajak. Sedangkan mengenai jangka waktunya, Kantor Pelayanan Pajak harus menerbitkan e-FIN paling lama tiga hari keria sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar, dalam hal permohonan disampaikan secara online melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http://efiling.pajak.go.id). Atau dalam jangka waktu satu hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan bemar, dalam hal permohonan disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak. Setelah pembuatan e-FIN selesai, maka e-FIN tersebut akan disampaikan kepada Wajib Pajak dan kuasanya dengan dikirim melalui pos, perusahaan jasa ekspedisi, atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat ke alamat Wajib Pajak yang tercantum pada Master File Nasional Direktorat Jenderal Pajak, dalam hal permohonan e-FIN disampaikan secara online melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http:// efiling.pajak.go.id). Tapi dalam hal permohonan e-FIN disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak, maka e-FIN akan disampaikan secara langsung. Para Wajib Pajak yang sudah mendapatkan e-FIN, mereka harus mendaftarkan diri paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitnya e-FIN. Mengenai pendaftaran tersebut dilakukan melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http://efiling.pajak.go.id) dengan mencantumkan: a. Alamat surat elektronik (e-mail address). b. Nomor telepon seluler (handphone). Apabila Wajib Pajak yang sudah mendapatkan e-FIN tetapi tidak mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-Filing sampai batas waktu yang ditentukan atau e-FIN hilang sebelum WP mendaftarkan diri sebagai WP e-Filing namun masih ingin menyampaikan SPT secara e-Filing, maka mereka dapat melakukan pengajuan kembali permohonan e-FIN secara online melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http://efiling.pajak.go.id) atau secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak. Lantas apa saja yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak setelah terdaftar sebagai Wajib Pajak e-Filing? Pertama, Wajib Pajak yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak e-Filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http://efiling.pajak.go.id) dapat menyampaikan SPT Tahunan PPh dengan cara mengisi
e-SPT dengan benar, lengkap dan jelas. Wajib Pajak wajib menyampaikan keterangan dan atau dokumen lain terkait SPT Tahunan PPh yang tidak dapat disampaikan secara e-Filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http:// efiling.pajak.go.id) ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar apabila diminta oleh Kantor Pelayanan Pajak dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakan. Kedua, Wajib Pajak yang telah mengisi e-SPT meminta kode verifikasi pada website Direktorat Jenderal Pajak (http:/ /efiling.pajak.go.id). Ketiga, SPT Tahunan PPh dibubuhi tanda tangan elektronik atau tanda tangan digital dengan cara memasukkan kode verifikasi yang didapat dari Direktorat Jenderal Pajak. Keempat, dalam hal SPT Tahunan PPh menunjukkan status kurang bayar, Nomor Transaksi Pcnerimaan Negara (NTPN) atas pembayaran PPh pasal 29 harus diisikan pada e-SPT sebagai bukti pembayaran yang telah divalidasi. Kelima, wajib pajak mendapatkan notifikasi setiap pe-
nyampaian SPT Tahunan PPh secara e-Filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http://efiling.pajak.gojd). Dan yang keenam, dalam hal e-SPT dinyatakan lengkap oleh Direktorat Jenderai Pajak. kepada Wajib Pajak diberikan Bukti Penerimaan Elektronik sebagai tanda terima penyampaian SP Tahunan. Barangkali timbul pertanyaan apa yang dimaksud dengan e-SPT? Yang dimaksud dengan e-SPT, adalah aplikasi pengolah data Wajib Pajak untuk mengisi SPT. Sedangkan eFiling adalah cara penyampaian SPT secara online dan real time. *) Tulisan ini disarikan dari jurnal Kanwil DJP Jawa Timur. MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd33
3/27/2014, 7:03 AM
33
Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag
Pohon yang Besar Ditopang Akar yang Kuat Tiap pagi lelaki kecil itu turun ke sawah-ladang, bekerja keras membantu orangtuanya. Hari-hari memang harus dilaluinya dengan perjuangan yang berat. Menjelang siang, dirinya harus pula mempersiapkan diri untuk bertandang ke sekolah. Maklum saja, putra sulung dari 11 bersaudara ini terlahir dari keluarga yang serba pas-pasan. Semuanya serba “minimalis”. Lelaki kecil itu bernama Mahfudh Shodar, yang terlahir dari pasangan H. Nurfatikh dan Hj. Munafisah. Kondisi keluarga yang tak berkucukupan itulah, yang membuat dirinya menghunjamkan tekad dalam hatinya; bahwa kelak dia harus sanggup mengubah keadaan dengan memerangi kebodohan, kesengsaraan dan kemiskinan. Setelah merampungkan jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah di Tuban, dia merantau ke kota dingin Malang. Di tahun 1982 itu, pria kelahiran Tuban 30 Januari 1962 ini tercatat sebagai mahasiswa jurusan Matematika Fakultas Tadris IAIN Malang. Namun demikian, beban hidup bukannya makin ringan. Sebab dia harus mencari biaya sendiri. Maka sejak semester 2 dirinya sudah memberikan bimbingan belajar dan les privat – yang dilakukan selepas kesibukan kuliah. Alasan kuat untuk memilih jurusan Matematika, karena dia merasa waktu itu belum ada guru matematika yang mengerti juga ilmu agama. Itulah pasalnya, meski di madrasah tak punya prestasi gemilang di bidang matematika, dia tetap bersikukuh untuk memilih jurusan matematika. Nyatanya, pilihan itu sangat tepat sekali. Terbukti, pada tahun 1987 ayah tiga anak ini diterima sebagai guru PNS dan ditempatkan di MAN 2 Malang (sekarang MAN Batu) menjadi guru matematika. “Kan menarik, tahu matematika dan juga memahami agama,” katanya dengan senyum dikulum. “Kalau sekarang kan model pembelajarannya terintegrasi antar satu bidang studi dengan bidang 34
studi yang lain,” tukasnya. Mahfudh Shodar dikenal sebagai guru matematika yang kreatif. Pada saat alat peraga masih sangat minim – dan bahkan tidak ada untuk bidang studi matematika, maka diciptakanlah sebuah permaian seperti kartu domino. Setiap kartu ditulisi dengan sudut-sudut istimewa untuk ilmu trigonometri; ada sin, cos, cotangen, 30æ%, 45æ% dan seterusnya. “Dengan game ringan semacam itu, nyatanya para siswasiswi jadi sangat menyukai matematika. Mereka tak lagi menjauhi matematika yang selama ini dianggapnya sebagai momok,” tuturnya. “Saya sangat terkesan. Saya merasa puas dengan yang saya lakukan itu,” tambahnya penuh syukur. Tak salah jika pada tahun 2001 dirinya diangkat menjadi Kepala MTsN Hardjokuncaran. Setelah dilakoninya selama dua tahun, lalu diserahi untuk menjadi Kepala MTsN Lawang hingga akhir 2004. Sejak tahun inilah, Mahfudh Shodar mulai merasakan aroma birokrasi. Sebab dia dipromosikan menjadi Kepala Seksi Mapenda di kabupaten Malang hingga tahun 2007. “Karena suasananya sama sekali berbeda dengan di sekolah, awalnya saya sempat kerepotan juga untuk menyesuaikan diri,” kisahnya sambil melepas tawa lirih. Karir suami Nurul Istiqomah inipun terus menanjak. Sebab pada tahun 2008 s/d 2009 dipercaya untuk menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Trenggalek. Lantas diamanahi sebagai Kepala Kankemenag kabupaten Tulungagung hingga tahun 2011. Dan di tahun inilah, dia kembali ke kabupten Malang menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Malang. Pada bulan Juni 2012, dirinya dipromosikan menjadi Kepala Bidang Mapenda pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dan tepat pada tanggal 21 Pebruari 20014, resmi dilantik sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. “Saya betul-betul terkejut saat mendengar
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd34
3/27/2014, 7:03 AM
Bersama keluarga tercinta kabar tersebut. Bahkan saya sempat menangis,” tuturnya serius. Baginya, beban amanah itu terlalu berat sekali. Dan dirinya merasa belum waktunya untuk menanggung beban seberat itu. Istri tercintanya, Nurul Istiqomah, juga sangat terkejut saat diberitahu kabar tersebut. Sebab dirinya merasa kalau suaminya belum waktunya berada di maqam itu. “Jadi, waktu itu kami sangat kaget sekali. Kami sama sekali tak menyangka. Sebab kami dapat mengukur kemampuan kami,” paparnya bersahaja. Namun roda takdir kerap berjalan ke arah yang serba tak terduga. Kepastian takdirNya itulah, yang membuat ayah Amirun Najih, Ahmad Mirza Abdirrahman dan Wildan Akhsanul Iman ini harus sanggup mengemban amanah tersebut. “Semua saya serahkan kepadaNya jua. Dengan bismillah, saya memohon bimbingan Allah yang Maha Kuasa agar senantiasa memberi petunjuk,” ucapnya datar. Selain itu, dirinya juga mengharap bimbingan bapakbapak yang lebih dulu mengemban amanah Kakanwil. Apalagi untuk mengemban amanah tersebut kini semakin berat. “Tentu saja saya tak bisa melupakan untuk meminta nasihat dari orangtua yang selama ini senantiasa berdoa dan memberikan motivasi kepada saya,” imbuhnya. Dalam memegang amanah itu, Mahfudh Shodar merunut sebuah adagium: almuhafadhatu ‘alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil aslah; yakni memelihara dan mengambil
yang baik dari yang sudah ada, sambil menyerap hal-hal baru yang lebih baik. “Jadi.. saya akan meneruskan hal-hal baik yang telah dilakukan para pendahulu saya, serta mencari langkah-langkah baru yang baik sesuai dengan kondisi dan situasi yang baru,” terangnya. Sebuah organisasi yang dipimpinnya, dimisalkan bagai sebuah pohon besar. Agar pohon tersebut dapat tumbuh lebih besar, sehat dan kuat, tentu harus ditopang oleh akarakar yang kuat pula. “Oleh karenanya, saya meminta dukungan kepada semua pihak agar dapat memimpin Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ini bisa menjadi lebih baik lagi,” katanya bernada harap. Untuk itulah, dirinya berharap pula agar seluruh jajaran Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dapat bekerja dengan menitikberatkan pada kebersamaan. Setiap pegawai hendaknya bekerja sesuai dengan tupoksinya masingmasing. “Jadi.. tak usah mengurusi yang bukan urusannya, agar tak terjadi benturan yang tak kita inginkan bersama,” pintanya. “Saya yakin, dengan tak menoleh kesana-ke sini, kita akan bisa mencapai visi misi secara bersama-sama,” tegasnya. Selain itu, mengingat tahun 2014 merupakan tahun politik, dirinya menghimbau agar seluruh jajaran benar-benar menjaga kenetralan PNS di tengah hiruk-pikuknya dunia perpolitikan yang ada. “Kita harus turut mensukseskan Pemilu dengan tetap menjaga kenetralan PNS. Jangan sampai karena ikut-ikutan lantas terjebak sehingga merugikan diri sendiri,” pungkasnya mengingatkan. Anni MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd35
3/27/2014, 7:03 AM
35
Menggali Landasan Filosofi Kurikulum 2013: Telaah Model Kurikulum Rekonstruksi Sosial dalam K-13 Oleh: Sholehuddin *)
Dalam mengembangkan kurikulum pendidikan, tidak terlepas dari landasan atau prinsip dasarnya. Salah satu prinsip atau landasan yang digunakan adalah landasan filosofis, termasuk dalam mengembangkan Kurikulum 2013 (K13). Selama ini, penyampaian konsep dan implementasi K-13 hanya seputar pada pertanyaan mengapa kurikulum harus berubah, bagaimana rasionalisasi adanya K-13, apa saja empat elemen perubahan, bagaimana mengintagrasikan empat Kompetensi Inti (KI) dalam pembelajaran (RPP), dan sebagainya, sementara landasan pemikiran terutama landasan filosofi kurang banyak mendapat perhatian. Padahal sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud No. 6771Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, SMK dan Permenag 912 Tahun 2013 tentang Kurikulum Madrasah Mapel PAI dan Bahasa Arab dikatakan bahwa landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Pada landasan filosofis keempat pada peraturan itu dijelaskan: “Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, 36
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism)”. Berangkat dari landasan ini, model kurikulum yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 mengarah pada Model Kurikulum Rekonstruksi Sosial. Paradigma lama, sebagaimana ditulisOemar Hamalik (2013) berpandangan bahwa kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memeroleh ijazah. Namun dalam pandangan modern, sebagaimana pendapat Saylor dan Alexander dalam Hamdani Hamid (2012) dikatakan sebagai ‘the total effort of the school situation’, artinya keseluruhan usaha yang yang dilakukan oleh lembaga pendidikan atau sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara operasional dijelaskan oleh S. Nasution (2012) bahwa kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Nasution menambahkan, asas filosofis yang dimaksud dalam hal ini tidak lain falsafah bangsa, yang dalam konteks Indonesia berarti Pancasila. Mengapa Kurikulum Rekonstruksi Sosial? Pendidikan mempunyai peranan penting dalam setiap aspek kehidupan manusia. Nana Syaodih (2013) berpendapat bahwa pendidikan”menentukan”
model manusia yang akan dihasilkannya. Di sinilah pentingnya memerhatikan landasan filosofi dalam mengembangkan kurikulum, karena kurikulum sebagai‘dapur’ dalam pendidikan yang ‘meramu menu’ untuk disajikan kepada peserta didik. Hendak dibawa kemana arah pendidikan atau dalam arti sempit peserta didik dalam pembelajaran, tergantung pada kurikulumnya. Jika pada satu sisi Pancasila sebagai falsafah bangsa menjadi landasan filosofi sekaligus arah pendidikan di Indonesia, sementara di sisi lain nilai-nilai luhur Pancasila semakin memudar pada diri bangsaseperti nilai ketuhanan (sila pertama), nilai keadilan dan keberadaban dalam kemanusian (sila kedua), nilai persatuan (sila ketiga), nilai demokrasi (sila keempat) dan nilai keadilan sosial (sila kelima) yang banyak tercederai oleh nafsu dan keserakahan seperti maraknya tindak kekerasan dan kesusilaan, kasus korupsi yang makin merebak, kejahatan sosial, ekonomi, dan politik yang merajalela,maka pengembangan kurikulum pendidikan yang mengarah pada upaya mengembalikan jati diri bangsa yang pancasilais, agaknya model kurikulum rekonstruksi sosial menjadi pilihanyang tepat. Sebab, kurikulum rekonstruksi sosial menurut Hamalik (2012) sangat memerhatikan hubungan kurikulum dengan sosial dan perkembangan politik-ekonomi. Kurikulum rekonstruksi sosial akan menjawab persoalan bangsa. Secara spesifik, menurut Nana Syaodih (2013) lebih memusatkan
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd36
3/27/2014, 7:03 AM
perhatian pada problema-problema yang dihadapi dalam masyarakat. Menurutnya model kurikulum ini bersumber dari aliran pendidikan interaksional. Dalam pandangan mereka, pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerja sama memecahkan berbagaipersoalan yang dihadapi bangsa menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pembelajaran menjadi indikator atas percepatan kurikulum rekonstruksi sosial. Bagaimana Implementasinya? Agar dalam penerapanmodel kurikulum rekonstruksi sosial bisa lebih terarah, penulis menggunakan desain yang dikembangkan oleh Syaodih (2013), yaitu: a. Asumsi. Tujuan utama kurikulum rekonstruksi sosial adalah menghadapkan para siswa pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan yang dihadapi manusia (teori konflik). Intinya adalah bagaimana peserta didik dihadapkan pada persoalan riil yang berkembang dimsyarakat. Misalnya masalah Hak Asasi Manusia (HAM) terutama yang dialami oleh kaum minoritas, persoalan keyakinan yang muncul di masyarakat dan persoalan nasib kaum tertindas mendapatkan perhatian khusus pada kurikulum rekonstruksi sosial. b. Masalah-masalah sosial yang mendesak. Kegiatan belajar dihadapkan pada masalah-masalah sosial yang mendesak. Kajian dipusatkan pada pertanyaan: Pertama. Dapatkah kehidupan sekarang memberikan kekuatan dalam menghadapai gangguan integritas kemanusiaan? Kedua. Dapatkah antar-tetangga belajar bersama bekerjasama dalam memecahkan masalah mereka masing-masing? Ketiga. Dapatkah tata ekonomi dan politik dibangun kembali agar setiap orang dapat memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang seadil mungkin?. Semuanya harus tercermin dalam materi pembelajaran kurikulum rekonstruksi sosial. c. Pola-pola Organisasi. Pada tingkat sekolah menengah pola organisasi disusun seperti sebuah roda. Di tengah-tengahnya sebagai poros dipilih sesuatu masalah menjadi tema utama dan dibahas secara pleno. Dari tema dijabarkan sejumlah topik yang dibahas
melalui diskusi kelompok, latihan, kunjungan, dan sebagainya. Topik-topik tersebut merupakan jari-jari yang saling terhubung. (lihat gambar grafis) Dalam kurikulum rekonstruksi sosial, menurut Hamalik (2013) guru berperan menghubungkan tujuan peserta didik dengan manfaat lokal, nasional, dan internasional. Di sini penempatan muatan lokal harus benar-benar sesuai kebutuhan dan mencerminkan keunggulan lokal. Para peserta didik diharapkan dapat menggunakan minatnya dalam menemukan jawaban atau permasalahan sosial yang dibahas di kelas. Inilah yang kemudian mengarahkan Pembelajaran Berbasis Masalah
langkah inti seperti obeservasi, tanya jawab, ekplorasi/eksperimen, asosiasi, dan komunikasi. Itu artinya sejalan dengan apa yang diidealisasikan oleh para filosof modern. Dengan demikian sebagaimana ditulis Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir (2006) dari proses belajarnya selain menghasilkan perubahan secara relatif dalam perilaku, yakni dalam berpikir, merasa, dan melakukan, pendidikan yang dihasilkan dari proses belajar yang diramu dalam kurikulum rekonstruksi sosial diharapkan dapat mengubah masyarakat, sehingga sekolah/madrasah layak dianggap sebagai agent of change. Ini pula yang menjadi harapan atau maksud dari lahirnya Ku-
GAMBAR GRAFIS
(Problem Based Learning). Peserta didik ditekankan dapat mengambil kesimpulan atas apa yang dipelajari melalui kerjasama dan penyelidikan yang dilakukan.Jika kita merujuk pada bangunan Pierce mengenai belief, inquiry, dan meaninglalu didukung dengan konsep rekonstruksi epistemologi Al-Jabiri seperti dikutip Arfan (2012) mengenai metodologi bayani (penjelasan), burhani (penyelidikan), dan ‘irfani(pengetahuan langsung dari Allah), maka pendekatan kedua tokoh tadi layak disandingkan. Seperti diketahui, dalam pembelajaran Kuriulum 2013, pendekatan ilmiah (saintifik) menjadi
rikulum 2013, yakni dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang demokratis yang lebih baik. Semoga. *) Sholehuddin, M.Pd.I adalah Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan Surabaya, sedang melaksanakan tugas belajar pada program doktor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd37
3/27/2014, 7:03 AM
37
Merancang Strategi Sukses UN Yang Elegan Oleh: Mishad *)
Bulan April 2014 ini, negara kita punya dua gawe nasional besar. Di samping menyelenggarakan pemilu legeslatif, pemerintah juga punya gawe nasional lain, yaitu secara beruntun menggelar ujian nasional (UN) untuk SMA/ SMK/MA/SMALB pada tanggal 14 – 16 April 2014 dan UN SMP/MTs/ SMPLB pada tanggal 5 – 8 Mei 2014. Meskipun dua gawe besar ini berbeda tujuan, tapi memiliki skala yang sama, yaitu menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Dua hajat besar ini juga membutuhkan persiapan yang lama dan harus “sistemik”, terutama penyelenggaraan UN. Fakta penyelenggaraan UN tahun 2013 kemarin yang masih “amburadul” merupakan pil pahit yang tidak perlu terulang kembali. Maka tahun ini, pemerintah bertekad untuk menyelenggarakan UN secara baik dan tepat waktu. Saya tidak akan membahas tentang bagaimana teknis penyelenggaraan UN yang ideal. Tapi saya lebih tertarik menyorot tentang bagaimana persiapan siswa, termasuk sekolah ketika mempersiapkan siswanya menghadapi UN? Ketertarikan saya terhadap fenomena persiapan menjelang UN ini muncul karena adanya tradisi yang saya anggap “irasional” sering dilakukan siswa/sekolah ketika menghadapi UN. Di antaranya adalah ritual ziarah ke makam keramat, ritual cuci kaki ibu (kadang ada juga air bekas cuci kaki ibu tadi sedikit diminum), memantrai/menjampi-jampi alat tulis yang akan dipakai untuk menulis di lembar jawab komputer (LJK) UN, pergi ke dukun minta azimat, dan kadang yang paling ekstrem menyepi di tempat keramat. Dari fakta tersebut, tentunya kita menemukan hal yang kontraproduktif dari tujuan penyelenggaraan UN. Pemerintah menggelar UN dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan, seperti 38
supaya siswa/sekolah berpacu meningkatkan kualitas pembelajaran dan penguasaan materi pelajarannya__ tapi yang terjadi justru maraknya “klenik”. Belum lagi masih ditemukannya bocoran kunci UN di mana-mana. Usaha menghambat dampak bocoran kunci UN dengan memodel soal UN dengan 20 variasi soal tampaknya masih ada “celah”. Di beberapa sekolah pinggiran, termasuk di daerah terpencil juga masih ditemukan soal UN yang dikerjakan gurunya, kemudian kuncinya dibagikan pada muridnya. Bahkan ada kepala sekolah yang tertangkap basah menyembunyikan naskah soal UN, ketika pengepakan jatah naskah soal UN di kantor polisi. Kejadian-kejadian tersebut merupakan fakta bahwa masih banyak siswa/sekolah yang “belum” jujur dalam menyiapkan diri menghadapi UN. Data BSNP yang membagi wilayah putih, abu-abu, dan hitam sekolah/daerah penyelenggara UN adalah bukti temuan tersebut. Secara mengagetkan banyak ditemukan data korelasi antara jarak sekolah dengan pusat kota dengan tingginya nilai UN, yaitu semakin jauh lokasi sekolah dengan pusat kota (ketatnya monitoring), maka semakin tinggi ratarata nilai UN-nya. Bahkan ada indikasi pemerintah daerah/pemda tertentu melakukan kecurangan penyelenggaraan UN secara ber-jama’ah dengan target seluruh siswa satu daerahnya bisa lulus 100% dan nilainya tinggi. Tentu saja masih banyak pemda dan sekolah yang masih “mengedepankan” kejujuran dalam menghadapi UN, dan mestinya harus demikian. Jika kita ingin negeri ini dipimpin oleh kader-kader yang jujur dan amanah tentunya mulai dini mereka harus kita siapkan menjadi pribadi-pribadi yang jujur, termasuk dalam menghadapi UN.
Ada beberapa strategi/program yang dapat dilakukan oleh sekolah atau madrasah untuk sukses menghadapi UN secara jujur dan elegan, di antaranya adalah: Pertama. Melakukan bedah standar kompetensi lulusan (SKL) bidang studi UN. Bedah SKL diperlukan untuk mengevaluasi soal-soal UN sebelumnya dan memprediksi soal-soal UN yang akan datang. Dalam bedah SKL dilakukan rekapitulasi jumlah soal yang keluar per-indikator tiap SKL dan model variasi soal tiap bidang studi UN dari tahun ke tahun. Dari hasil analisa rekapitulasi dan model variasi soal itu kemudian dilakukan prediksi soal beberapa paket, tentu saja dilengkapi dengan kisi-kisi, kunci, dan pembahasannya. Hasil prediksi soal ini yang akan digunakan sebagai bahan soal try out. Kedua. Mengadakan jam tambahan bimbingan belajar (Bimbel) untuk bidang studi UN, khususnya untuk siswa kelas XII. Program tambahan jam belajar untuk bidang studi UN ini sangat rasional karena soal UN bahannya mulai dari kelas X sampai kelas XII dan soal UN mempunyai karakteristik yang sedikit berbeda karena memang bukan dibuat oleh guru di sekolah/madrasah kita sendiri. Program bimbel di sekolah/madrasah sangat dibutuhkan sebagai bekal tambahan materi dan penyelesaian soal pada siswa dalam menghadapi UN. Ketiga. Try Out UN. Segala sesuatu, terutama ujian butuh latihan untuk menghadapinya. try out UN diperlukan untuk melatih siswa untuk “warming up” atau pemanasan menjelang UN. Hasil beberapa kali try out juga bisa dijadikan indikator monitoring kemampuan siswa. Suatu saat perlu juga diciptakan kondisi pelaksanaan try out seolah pada saat UN sebenarnya, mulai ruangnya, penjaganya, bahkan model dan variasi soalnya. Pelaksanaan try
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd38
3/27/2014, 7:03 AM
out tidak perlu terlalu sering. Idealnya sekolah cukup tiga sampai lima kali saja melakukannya karena siswa terkadang juga mengikuti kegiatan try out di luar sekolah. Ada catatan penting dari kelanjutan try out, yaitu pembahasannya. Pembahasan soal try out diperlukan supaya siswa paham mana jawaban mereka yang benar dan mana jawaban mereka yang salah? Pembahasaan soal juga diperlukan untuk bekal menjawab soal try out selanjutnya, termasuk pada saat menjawab soal UN yang sebenarnya. Keempat. Pengadaan buku kumpulan materi dan soal UN. UN adalah sebuah ujian yang memiliki SKL yang sudah jelas. Hanya pola dan model soalnya yang senantiasa berkembang. Untuk mempersiapkan penguasaan materi dan penyelesaian soal, siswa memerlukan buku kumpulan materi dan soal UN, terutama kumpulan soal UN. Susunan kumpulan materi atau soal UN perlu dibuat per-SKL dengan model/ variasi soal sebanyak mungkin. Materi dan soal ini kemudian di drill-kan atau dibahas pada saat tambahan jam/bimbel di sekolah dan program intensif UN. Kelima. Program intensif UN. Program intensif UN hampir mirip dengan bimbel, bedanya bimbel UN biasanya diprogramkan sebelum atau setelah jam pelajaran di sekolah sedangkan program intensif adalah program murni latihan dan pembahasan soal UN dengan mengacu pada buku kumpulan soal UN dan pembahasan soal try out UN. Karena materi pelajaran non UN sudah tuntas, maka di program intensif UN murni hanya mempelajari materi bidang studi yang di-UN-kan saja. Di selahselah program intensif UN, perlu juga diselipkan try out untuk mengetahui perkembangan penguasaan materi siswa. Hasil try out tersebut diperlukan sebagai masukan mengklasifikasikan siswa ke kelas pengayaan atau kelas remedial untuk program pondok UN. Keenam. Program pondok UN. Program pondok UN adalah program pengayaan bagi siswa yang sudah bagus penguasaan materinya dan program remedial bagi siswa yang masih rendah penguasaan materinya. Dinamakan pondok UN karena siswa memang harus di karantina/menginap di sekolah atau belajar hingga malam hari, karena pagi sampai sorenya mereka harus mengikuti program intensif UN. Masing-
masing program dibedakan menjadi dua kelas, yaitu kelas pengayaan dan kelas remedial. Di kelas pengayaan, siswa yang penguasaan materinya baik dilejitkan semaksimal mungkin nilainya. Sedangkan di kelas remedial siswa diterapi kemampuannya dan diusahakan memiliki nilai yang lebih baik/meningkat dan jangan sampai tidak lulus. Ketujuh. Program pembinaan mental dan ibadah. Program pembinaan mental biasanya dilakukan dengan mendatangkan motivator (ESQ) dan terapi (hypno-therapy) untuk mempersiapkan mental/psikologis siswa. Pembinaan mental yang rutin juga bisa dilaksanakan melalui program bimbingan konseling (BK) sekolah/madrasah. Sedangkan program ibadah dapat dilakukan dengan penyelenggaraan sholat dhuha terbimbing, anjuran melanggengkan sholat tahajjud, puasa senin kamis, banyak bersedekah (terutama pada yatim piatu), do’a bersama/istighotsah, dan lain-lain. Bagaimanapun, program pembinaan mental ini sangat perlu untuk mengimbangi penguasaan materi (IQ) dengan kematangan spiritual (SQ) siswa. Kedelapan. program fisik dan relaksasi. Program fisik adalah program menjaga kesehatan tubuh siswa. Caranya adalah dengan anjuran berolah raga teratur di selah-selah aktivitas belajar dan rutin mengkonsumsi makanan sehat, seperti tambahan minum susu dan madu. Sedangkan kegiatan relaksasi bisa dilakukan melalui penyelenggaraan out bond. Dalam kegiatan out bond mereka diharapkan bisa melepas kepenatan/kejenuhan pikiran selama menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolah. Out bond juga diharapkan mampu menciptakan suasana kekeluargaan antara mereka, guru, dan orang tua. Target out bond yang lebih penting lagi adalah memicu semangat mereka untuk “siap tanding” menghadapi UN. Kesembilan. Program mohon restu guru dan orang tua. Program ini dapat dilaksanakan dengan cara mengumpulkan siswa, guru, dan orang tua pada acara pengajian, do’a bersama, dan santunan anak yatim di sekolah. Acaranya bisa didesain dengan diawali dengan do’a bersama (istighotsah), pengajian, dan dilanjutkan dengan santunan. Acara ditutup dengan saling bersalamsalaman antara siswa, guru, dan orang tua dengan tujuan mohon do’a restu
dan saling memaafkan. Kegiatan ini berangkat dari sabda Rasulullah, yaitu “Dari Abdullah Ibnu Amar al-’Ash Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.”. Kalau orang tua merestui atau ridho, maka hasil UN insya Allah akan baik, tentunya baik menurut Allah SWT. Kesepuluh. Tawakkal. Setelah melakukan sembilan usaha tersebut secara optimal, maka langkah penutup kita tanamkan pada siswa kita sifat “tawakkal”. Tawakkal dalam arti berserah diri pada Allah SWT setelah maksimal berusaha. Tawakkal jangan sampai disalah artikan hanya berdo’a dan berserah diri saja tanpa belajar. Siswa perlu dipahamkan tentang sukes UN itu harus seimbang antara belajar dan berdo’anya. Ada ungkapan yang cukup mengena yang bisa kita tanamkan kepada siswa kita, yaitu “Belajar tanpa berdo’a adalah sombong, sedangkan berdo’a tanpa belajar adalah malas”. Jika sepuluh strategi ini dilakukan, maka bisa dikatakan sekolah telah membekali siswanya dengan bekal yang benar dan elegan. Sekolah yang berdedikasi tentunya sangat tepat jika membentuk tim sukses dengan melaksanakan sepuluh program ini atau bisa dimodifikasi menurut kondisi. Jangan sampai ada sekolah/madrasah membentuk tim sukses UN untuk menyiapkan siswanya melakukan ritual “klenik” atau melakukan kegiatan kecurangan UN. Tujuan pendidikan kita adalah membentuk generasi yang ber-IPTEK dan berIMTAQ, maka jangan biarkan “ritual klenik” dan “kecurangan” UN menjalar ke mana-mana. Ingat! ... Bekal pendidikan dan kejujuran yang kita tanamkan pada siswa sekarang akan berbuah di masa mendatang. Negeri ini butuh kader-kader pemimpin yang jujur dan adil dan mereka adalah para siswa siswi sekolah/madrasah kita. Generasi pemimpin mendatang yang jujur berangkat dari mekanisme pendidikan yang jujur, termasuk dalam mensukseskan UN. Mari kita sukseskan UN dengan cara yang jujur dan elegan. Wallohua’lam. *) Penulis Adalah Guru dan Aktif di Komisi LITBANG P2M2 MAN 3 Malang MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd39
3/27/2014, 7:03 AM
39
Pendidikan di Tengah Pusaran Politik Oleh: Dr. H. Djoko Hartono, S.Ag, M.Ag, M.M
(Dosen Politik & Etika Pendidikan di STAI Al-Khoziny dan Dosen Luar Biasa di UNESA)
Diskursus dunia pendidikan dengan politik sejatinya bagaikan dua sisi mata uang, di mana antara satu sisi dan sisi lain tidak bisa dipisahkan, saling berhubungan dan mempengaruhi. Hal ini sangat beralasan karena untuk mempengaruhi masyarakat, hingga meraih pengaruh kekuasaan-politik maka modal pendidikan (ilmu) sangat diperlukan. Sebaliknya kekuasaan-politik sejatinya juga akan mampu mempengaruhi dunia pendidikan menjadi lebih baik dan berkualitas. Ini semua akan terwujud jika para pemegang kekuasaan politik diwarnai para sosok yang berpendidikan baik dan berkualitas. Dengan modal pendidikan yang baik dan berkualitas ini pula, mereka yang meraih kekuasaan politik, tentu akan berpikir dan berusaha memberdayakan berbagai sektor yang ada, di antaranya yakni sektor kependidikan, keagamaan, perekonomian, kebudayaan, sosial, politik, kesehatan, kelautan, pertanian, perindustrian dan yang lainnya. Pemberdayaan semua sektor itu tentu tidak akan terwujud secara optimal jika tidak didukung sumber daya manusia (masyarakat) yang berpendidikan baik dan berkualitas. Di sini para politisi dan/penguasa yang berpendidikan baik dan berkualitas di negeri ini bisa memainkan peran untuk mendorong terwujudnya dunia pendidikan yang memiliki output dan outcome yang berkualitas melalui kebijakan-kebijakan yang dibuatnya. Berkaitan dengan diskurusus di atas, al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam dalam hal ini secara ekplisit dan implisit juga menjelaskan akan pentingnya modal keilmuan (pendidikan) di atas.Nabi Sulaiman As dan Yusuf As serta Dzul Qornain misalnya cukup menjadi bukti sejarah dan renungan umat Islam khususnya serta umat ma40
nusia pada umumnya. Para figur yang dicontohkan Allah dalam kitab suci umat Islam tersebut sejatinya mampu mempengaruhi masyarakat hingga meraih kekuasaan politik pada masa itu karena memiliki modal ilmu (pendidikan) yang baik. Atas ijin Allah maka dengan kekuasaan politik yang diraih Sulaiman As dan Yusuf As serta Dzul Qornain, semuanya mampu mewujudkan negeri dan masyarakat yang berperadaban tinggi, adil, makmur dan sejahtera. Petunjuk kitab suci di atas sebenarnya dapat dijadikan inspirasi dan hujjah agar umat Islam untuk tidak terus larut dalam kebekuan berfikir akibat propaganda kelompok yang berpikiran sempit, menganggap para ulama-cendikiawan spiritualis cukup duduk dan bersilah membawa tasbih dan mengajar ngaji/ilmu keislaman baik di berbagai surau, pesantren dan majelis ilmu lain. Adapun urusan politik harus dijauhi karena dianggap penuh dengan kekotoran. Inspirasi dari kitab suci umat Islam tersebut nampaknya belum mampu disikapi positif secara praksis oleh sebagian politisi umat Islam. Sehingga muncullah stigma buruk perilaku politisi di negeri ini. Sigma buruk yang dimaksud adalah dunia politik dianggap penuh dengan kekotoran. Hal ini sangat beralasan, seperti yang dikemukakan Ibnu Hajar (2009:80) bahwa temuan penelitian Fealy menjadi dasar bagi argumentasi ini, menurutnya bahwa setelah PNI, NU merupakan partai yang paling banyak dikotori skandal korupsi. Selama pertengahan hingga akhir 1950-an, para pemimpin NU menghadapi berbagai pengungkapan skandal di media, penyelidikan polisi dan proses peradilan atas tindak pidana korupsi. Kasus di lapangan seperti diungkapkan Fealy dalam temuannya terdahulu tampaknya belum menjerahkan
para praktisi politik sebagian umat Islam saat ini, baik yang berasal dari partai yang basis keagamaan atau nasionalis. Media cetak lokal sampai nasional banyak memberitakan perilaku buruk mereka hingga berujung dalam rumah tahanan. Kenyataan ini tentu sangat menciderai inspirasi yang diungkapkan kitab suci al-Qur’an seperti dalam uraian di atas. Meminjam istilah yang digunakan Imam Muhammad Abu Zahrah, penyebab terjadinya kekotoran dunia politik itu karena para pelaku politik (politikus) dihinggapi rasa cinta kekuasaan. Pandangan orang-orang yang cinta kekuasaan akan selalu berhenti pada hal-hal yang berhubungan dengan kekuasaan. Kelompok manusia seperti ini adalah kelompok yang paling berbahaya bagi umat manusia lainnya. (Abu Zahrah, 1996:4). Untuk mengembalikan dunia politik agar tidak distigmakan kotor maka langkah pertama yang harus dilakukan umat Islam yakni dengan kembali kepada kitab suci al-Qur’an dan mencontoh para sosok figur yang tidak menjadikan kekuasaan-politik sebagai tujuan utama. Nabi Sulaiman, Yusuf As, dan Dzul Qurnain misalnya mereka bukan sebagai sosok pencita kekuasaan yang menjadikan kekuasaan-politik sebagai tujuan akhir dan segala-galanya. Kekuasaan bagi para kekasih Allah tersebut sejatinya adalah amanat yang diberikan Allah Swt untuk dijalankan dalam rangka menjalankan perintah Allah mewujudkan kehidupan masyarakat yang berperadaban tinggi, penuh keadilan, kesejahteraan dan keridhoan-Nya. Untuk mencetak para politikus yang baik seperti yang diinspirasikan kitab suci itu maka diperlukan peran dunia pendidikan. Dunia pendidikan hendaknya mampu menghantarkan ma-
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd40
3/27/2014, 7:03 AM
syarakatnya, baik sebagai pendukung atau praktisi politik yang mampu memahami dan turut berperan aktif merealisasikan terwujudnya jagad perpolitikankekuasaan yang bersih dan sehat. Untuk itu eksistensi dunia pendidikan seyogyanya memberikan proses pendidikan yang ideal dan bukan bersifat pragmatis dan materialistis ansich. Dengan pendidikan seperti itu diharapkan masyarakat menjadi “melek” politik. Mereka menjadi berpikir cerdas, kritis demi mewujudkan dunia politik yang didambakan semua pihak. Menyikapi peran dunia pendidikan untuk mendidik masyarakat agar mampu berpikir cerdas, kritis ini maka
pakar politik pendidikan Paulo Friere menjelaskan bahwa pendidikan hendaknya mampu meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat hingga terwujud masyarakat yang memiliki tingkat kesadaran transitif kritis. Ketika masyarakat telah memiliki tingkat kesadaran ini maka mereka akan berani berpendapat, respek terhadap problem, pikiran dan kepentingannya bergerak ke masa
depan, mampu berdialog tidak hanya dengan sesamanya tetapi juga dengan Tuhannya, serta mampu berpikir secara komprehensip. Adapun dunia pendidikan yang dimaksud di atas sejatinya tidak hanya pendidikan formal saja. Pendidikan informal dan non formal hendaknya juga turut berperan serta. Melalui jalur pendidikan formal, informal dan non formal ini masyarakat harus dididik untuk berpikir cerdas dan kritis seperti di atas. Masyarakat yang cerdas ini tentu akan mengarahkan pilihan pada sosok yang berkompeten, dan tidak cinta kekuasaan sebagai wakil dan pimpinannya. Saat ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan pesta demokrasi untuk memilih para calon legislatif dan presiden. Demi meraih kemenangan
atau kekuasaanpolitik maka banyak di antara para politisi mengeluarkan “jurus mabuk”. Jurus mabuk itu akan dikeluarkan oleh mereka yang cinta kekuasaan. Di antara berbagai “jurus mabuk” yang dikeluarkan para politisi yang cinta kekuasaan itu yakni dengan melakukan bagi-bagi uang, bingkisan, pasang gambar, poster, baliho dan alat peraga lain diberbagai pohon, tiang, di pinggir jalan raya serta mengeluarkan berbagai janji yang kadang tidak rasional. Padahal berbagai “jurus mabuk” yang dikeluarkan para politisi yang cinta kekuasaan itu sejatinya jelas melanggar aturan. Kalau di antara mereka,sebelum menjadi anggota legislatif (wakil rakyat) atau penguasa saja sudah berani me-
langgar aturan, bagaimana kalau mereka nanti telah meraih dan memiliki kekuasaan-politiknya. Mereka diprediksi tentu akan mengotori gedung legislatif dan pemerintahan yang telah dikuasainya. Modal finansial yang besar hingga ratusan juta bahkan milyaran rupiah tentu akan menjadi pemicupara politisi yang cinta kekuasaan untuk berpikir dan melakukan tindakan korupsi serta kerja yang tidak optimal dalam membangun negeri ini. Merekaakan berpikir dan membuat strategi, serta melakukan konspirasi untuk merampok uang rakyat demi mengembalikan uang modal politik yang habis dibagi-bagikan saat kampanye. Ini tentu akan merusak sendi-sendi bernegara bagi kehidupan masyarakat. Hal ini seperti yang dikemukakan Heyden & World Bank (1992) bahwa korupsi merupakan bentuk tata kelola pemerintahan yang buruk (bad governance) dan telah merusak sendi-sendi bernegara bagi kehidupan masyarakat serta merupakan salah satu bentuk patologi kronis dari birokrasi yang digolongkan sebagai kejahatan kerah putih (white collar crime) yang bersifat luar biasa (extra ordinary). Untuk itu masyarakat harus dicerdaskan melalui berbagai jenis pendidikan seperti di atas agar berani menolak berbagai praktek “jurus mabuk” yang dimainkan para politisi yang cinta kekuasaan. Pendidikan ini perlu dilakukan dalam rangka sebagai pembelajaran bagi masyarakat. Ini semua juga dikandung maksud agar masyarakat menjadi sadar untuk turut serta menyelamatkan para praktisi politik agar tidak masuk rumah sakit jiwa, akibat jatuh stres, kehabisan modal harta, kepikiran mengembalikan hutang modal sedang di sisi lain mereka tidak berhasil meraih kekuasan politik yang diidam-idamkan. Selanjutnya dalam menentukan pilihannya nanti dihimbau agar masyarakat benar-benar cerdas, selektif untuk memilih mereka yang mampu mewujudkan inspirasi kitab suci, memiliki pendidikan berkualitas, berkompeten dan tidak cinta kekuasaan. Jika kualifikasi ini ada pada para wakil rakyat dan para pemimpin negeri ini insya Allah mereka akan berpikir memajukan dunia pendidikan sebagai modal mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera dan berperadaban serta diperhitungkan dunia internasional. Bagaiman menurut Anda? MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd41
3/27/2014, 7:03 AM
41
MTsN Lengkong Nganjuk
Batik Lengkong’ Seragam Khas Madrasah
‘
bersama guru SBK Diah Ekowati M, S.Pd, batik disulap sebagai produk jadi. Dan sekarang inisudah dikenal sebagai batik Lengkong. “Jadi, MTsN Lengkong adalah penggagas lahirnya batik Lengkong,” ungkap Ahmadi bangga.
menuturkan. Pada awalnya, gagasan untuk menjadikan batik sebagai ciri khas Lengkong memang dirasa berat. Banyak sekali yang meragukan jika batik bisa dijadikan produk khas Lengkong. Namun hal itu tak menyurutkan langkah pak Ahmadi – begitu biasanya Kepala MTsN Lengkong ini dipanggil – untuk mewujudkannya. Dengan modal awal dari dana “urunan” para guru yang sudah
Drs. Ahmadi, M.Sy (Kepala MTsN Lengkong)
Kepala, Guru, Staf serta siswa MTsN Lengkong bangga menggunakan batik Lengkong
Meski termasuk berada di daerah pelosok, tak menyurutkan MTsN Lengkong Nganjuk untuk berinovasi dan berkreasi. Setidaknya dua tahun terakhir ini, berbagai usaha yang telah dilakukan menunjukkan hasilnya. Dulunya, MTsN yang berdomisili di dusun Jati desa Sawahan Kecamatan Lengkong ini hanya dijadikan pilihan alternatif. Maklum saja, Kecamatan Lengkong memang dikenal sebagai daerah abangan.Tapi lambat laun kepercayaan dari masyarakat mulai meningkat. Ini ditandai dengan semakin banyaknya siswa yang mendaftar. Salah satu inovasi MTsN Lengkong yang membanggakan, adalah produk batik Lengkongnya. Sebelumnya, batik hanya dikenalkan kepada para siswa sebagai salah satu materi pelajaran SBK (Seni Budaya dan Keterampilan). Namun melalui tangan dingin kepala MTsN Lengkong Drs. Ahmadi, M.Sy
MTsN Lengkong sebagai penggagas batik Lengkong, karena di daerah Lengkong belum ada batik. Ide pembuatan batik ini adalah murni dari kegiatan ekstra batik MTsN Lengkong. Batik Lengkong termasuk dalam kategori batik jumput, yaitu batik yang dikerjakan dengan metode ikat celup. Kain polos diikat dengan tali atau dijahit kemudian dicelupkan ke warna. Dalam ikatan biasanya ditaruh biji-bijian kecil, kerikil atau kelereng yang diikat erat. Untuk bagian yang tidak terkena warna, nantinya akan menjadi motif yang diinginkan. Motif batik Lengkong punya kekhasan tersendiri. Salah satunya berupa motif buah atau daun kentang hitam yang hanya ada di kecamatan Lengkong yang mengandung antioksidan tinggi. “Sekarang ini, motif batik Lengkong telah mencapai 40 motif,” kata alumnus pascasarjana IKAHA Jombang ini
Studio radio al-Azmin di frekuensi 94.7 FM siap mengudara
42
PNS, batik kreasi siswa-siswi dan guru MTsN Lengkong bisa terwujud. Mulai saat itu baik guru maupun para siswa telah menggunakan batik Lengkong sebagai baju seragam khas kebanggaan madrasah yang bermotto ‘Madrasah Masa Depan Berwawasan Global ini’. Melihat hasil batik Lengkong yang tak kalah dengan batik lainnya, akhirnya batik ini tidak hanya terbatas pada MTsN Lengkong saja. Tapi sudah mulai menyebar utamanya di Nganjuk, Kediri maupun Jombang. Bahkan beberapa pemesan secara langsung menghubungi untuk segera dibuatkan. Pada setiap ada even-even bazaar yang diikuti, imej batik Lengkong sudah lekat dengan MTsN Lengkong. “Jika orang berbicara tentang batik Lengkong, pasti mereka teringat pada MTsN Lengkong,” ujar bapak satu anak ini seraya tersenyum.
Launching batik oleh Camat Lengkong
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd42
3/27/2014, 8:10 AM
Langkah awal adalah melukis motif pola batik pada kain
Proses selanjutnya, pengikatan kain sesuai motif pola batik
Gayungpun bersambut. Antusiasme dari masyarakat akan batik Lengkong mulai terasa. Camat Lengkongpun mendukung penuh. Ini dibuktikannya dengan membeli batik Lengkong untuk dijadikan seragam bagi karyawan yang ada di Kantor Kecamatan Lengkong. Bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan RI tahun 2013, orang nomor satu di Kecamatan Lengkong tersebut secara resmi melaunching batik Lengkong sebagai produk khas daerah di halaman kantor kecamatan.”Kami berkeinginan agar ekstra unggulan batik ini bisa menjadi unggulan daerahNganjuk. Karena di seluruh Nganjuk belum ada sekolah atau madrasah yang mengembangkan ekstra ini,” ujar suami Siti Nur Kholifah M.Pd.I ini berharap. Bagi MTsN Lengkong, berbicara batik Lengkong tak terpaku pada sisi keuntungan finansialnya saja. Tapi dengan ekstra batik, para siswa diasah dan dibekali soft skill. Sehingga seusai mengenyam pendidikan di MTsN Lengkong, mereka telah memiliki keterampilan dan bisa berpenghasilan sendiri. Di sisi lain juga memberi kesan yang baik ke masyarakat, bahwa MTsN Lengkong adalah madarasah yang berkualitas karena telah memberi bekal keterampilan kepada para siswanya. Selain dunia batik, MTsN yang berdiri tahun1995 ini juga memperkenalkan diri melalui websitesejak tahun 2012. Website ini
memberitakan tentang segala hal yang berkaitan dengan MTsN Lengkong. Baik itu kegiatankegiatan madrasah maupun juga tulisan para guru. Pada awalnya, keberadaan website ini juga dianggap sesuatu yang sangat tidak mungkin untuk diwujudkan. Pasalnya, dunia website di wilayah Lengkong saat itu merupakan mimpi belaka. Namun melihat ada salah satu guru yang menyodorkan konsep untuk membuat website dan dirasa handal untuk menangani, akhirnya kepala madrasah berkeyakinan bahwa website itu bisa terwujud. Eko EndriWiyono - admin Website MTsN Lengkong Hanya butuh waktu satu ta- menerima penghargaan dari UNAIR sebagai website hun, website yang dimiliki oleh sekolah terbaik MTsN Lengkong dinobatkan sebagai Website Sekolah Terbaik I pada acara juga terlahir ekstra broadcasting berupa eksKonferensi Nasional Guru Blogger di tra radio, magazine dan juga jurnalistik yang UNAIR Surabaya pada tanggal 24 Oktober kesemuanya menggunakan nama al-Azmi. 2013. “Ini merupakan salah satu prestise Meski skalanya masih sederhana, namun bagi Kemenag, karena website madrasah keberadaan ekstra radio yang mengudara di sudah dapat mengalahkan website sekolah 94.7 FM ini sangat memberikan ilmu broadumum. Apalagi ini tingkatnya nasional,” casting bagi siswa. Sebab siswa bisa langsung tegas Eko Endri Wiyono, salah satu guru praktek mengudara dan juga menjalankan yang sekaligus admin website MTsN kontroljalannya siaran melalui tombol-tomLengkong. bol kontrol dan komputer yang ada di meja Melalui pendampinganpak Eko– kerja. Apalagi didampingi pak Eko yang begitu sapaan akrab Eko Endri Wiyono – memang berpengalaman sebagai penyiar radio dan pemonitoring radio Taiwan. Melalui media radio yang menjangkau radius 2 km ini pula, promosi MTsN Lengkong dapat juga tersampaikan, karena penggemar setia al-Azmi FM sudah menantikan siarannya. Teranyar, Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) Al-Azmi MTsN Lengkong ditunjuk oleh Pemkab Nganjuk melalui Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Daerah Kab Nganjuk untuk mewakilidalam even lomba PIK-R/M tingkat provinsi. Mengingat MTsN Lengkong memang dirasa mampu mewakili dalam hal penyampaian informasi dan konsultasi bidang kesehatan reproduksi remaja. Syam, Nur Para siswa membersihkan kaindan melepas ikatan seusai dicelupian ke pewarna
MPA 331 / April 2014
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - MART 2014.pmd43
3/27/2014, 8:10 AM
43
Ilmu dan Harta bagi Seorang Mukmin Oleh : H. Ahmad Hartoyo Dosen STAI al-Choziny Buduran Sidoarjo
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Marilah kita tidak bosan-bosan untuk bersyukur dan bersyukur kehadirat Allah SWT, atas segala rah mat, nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Sesungguhnya Allah SWT sedi kitpun tidak pernah bosan untuk mencurahkan nikmat dan kasih sayangNya kepada kita. Nikmat yang paling utama, ialah hidayah Allah SWT berupa keimanan dan keislaman. Dengan nikmat itu, kita menjadi manusia yang berbahagia di dunia dan di akhirat. Rasa syukur di samping kita ungkapkan dengan lisan, yang lebih utama adalah dengan meningkatkan amal ibadah kita kepada-Nya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Dalam kesempatan yang baik ini saya berwasiat, wasiat yang terutama saya tujukan kepada diri sendiri, dan kepada seluruh jamaah jum’at
44
MPA 331 / April 2014
yang berbahagia, yaitu marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-laranganNya. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran 102 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam".
Ma’asyiral Muslimin sidang jamaah jumah yang berbahagia,
Allah SWT berfirman dalam surat Ibrahim ayat 34 :
Artinya : “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)". Ayat tersebut memberikan tuntunan bahwa Allah SWT teramat banyak memberikan karunia nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya, sehingga karena begitu besarnya nikmat Allah itu, sampai-sampai kita tidak dapat menghitungnya satu demi satu. Di antara sekian banyak nikmat-
Nya itu, ada yang amat digandrungi oleh sebagian manusia, yaitu nikmat harta. Dengan harta manusia merasa bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak heran mereka begitu semangat dalam mencari dan mengumpulkan harta. Mencari harta memang merupakan suatu keniscayaan, karena setiap manusia harus berusaha mendapatkan harta. Hanya dalam mencari harta kita harus tetap dalam landasan kewajaran dan dalam batas-batas tuntunan akhlakul karimah. Nikmat kedua yang juga amat diminati manusia, adalah karunia Allah SWT berupa ilmu. Sebab dengan ilmu akan memudahkan orang dalam mencari harta. Kenyataan yang dapat kita lihat adalah orang yang berilmu jauh lebih mudah mencari harta, dibanding dengan orang yang tidak berilmu. Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 269 :
Artinya : “ Allah menganugerahkan hikmah (ilmu / kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)". Sebenarnya ada lagi nikmat yang amat dibutuhkan manusia, yakni nikmat
kesehatan. Tetapi biasanya orang tidak sungguh-sungguh mencarinya kalau belum sakit. Padahal tanpa nikmat ini, tidak ada artinya harta berlimpah, dan tidak berguna ilmu kepintaran. Ma’asyiral Muslimin sidang jamaah jumah yang berbahagia, Karena itu, sungguh beruntung manusia yang memperoleh karunia Allah SWT berupa ilmu dan harta. Namun demikian perlu disadari bahwa kesemua itu merupakan cobaan dari-Nya, sehingga apabila kesemua pemberian Allah itu dipergunakan untuk melakukan kebajikan, niscaya ia akan mendapatkan keberuntungan. Sebaliknya jika seseorang tidak hatihati, ia pergunakan ilmu dan hartanya untuk melakukan kejelekan, durhaka dan maksiat kepada Allah SWT, aniaya terhadap diri sendiri dan sesama manusia, maka karunia Allah seperti itu justru akan menjerumuskannya ke dalam kebinasaan dan siksa neraka, na’udzubillah. Terkait dengan karunia Allah berupa ilmu dan harta ini, Rasulullah SAW memberikan tuntunan dalam sabda beliau :
Artinya : “Seorang manusia yang dikaruniai Allah harta dan ilmu, maka ia berusaha dengan karunia itu memperkokoh taqwa kepada Tuhannya, suka menjalin hubungan silaturahim dengan sesama, dan melakukan amal yang hak (benar) karena Allah, maka hal itu adalah kedudukan yang utama". (HR Tirmidzi dari Abi Kabsyah al-Anshari)
Ma’asyiral Muslimin sidang jamaah jumah yang berbahagia,
Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW memberikan tuntunan agar harta dan ilmu itu dipergunakan kepada tiga macam hal : Pertama, hendaklah dipergunakan untuk memperkokoh taqwa kepada Allah SWT. Semakin menyadari bahwa harta dan ilmu adalah anugerah Allah, dan untuk sementara diamanatkan kepada seseorang. Karena itu anugerah tersebut harus dipergunakan dengan cara dan kepada jalan yang diridhai oleh pemberinya. Bukan malah sebaliknya, semakin kaya semakin durhaka kepada Allah SWT, atau semakin pandai tetapi makin banyak berbuat kejelekan dan mencelakakan orang, naudzu billah. Kedua, hendaklah harta dan ilmu itu digunakan untuk senang menyambung tali silaturahim dengan sesama, jangan malah sebaliknya. Janganlah karena harta dan ilmu menjadi renggang hubungan persaudaraan, atau membuat orang menjadi meyendiri di tengahtengah masyarakat. Ketiga, hendaklah harta dan ilmu itu digunakan untuk melakukan amal kebajikan dan kebenaran. Melakukan hal-hal yang dapat memberikan man faat bagi kebaikan dan kepentingan masyarakat, yang dilandasi untuk mencapai ridha Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin sidang jamaah jumah yang berbahagia,
Apabila tuntunan Rasulullah SAW tersebut dapat kita wujudkan, maka beliau mengatakan bahwa yang demikian itu adalah adalah kedudukan yang utama di sisi Allah SWT, dan bagi orang yang mampu melakukannya, akan mendapatkan ridha dan maghfirah-Nya.
MPA 331 / April 2014
45
Pengasuh: dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Penyakit Pemakan Daging
P
enyakit seperti ini memang jarang, namun akan mengerikan jika terjadi, bahkan sangat menakutkan, karena mematikan dalam waktu 5-10 hari; tak ada penderitanya yang selamat. Salah satunya adalah penyakit yang dikenal mendunia dengan nama ebola, yang penyebabnya adalah virus Ebolavirus, familia Filoviridae. Akhir-akhir ini juga muncul kasus lain, yang belum terlalu jelas penyebabnya; yang jelas ada luka yang “merambat” memakan menghancurkan jaringan di kiri-kanannya.
Klinik
Penyakit macam ini (flesh eating disease, penyakit pemakan daging) yang secara umum juga disebut sebagai pembusuk jaringan (tissue necrotizing) dapat disebabkan oleh banyak kemungkinan, dari adanya infeksi sampai kerusakan karena gangguan fungsi tubuh “saja”. Yang terkenal sejak dulu adalah penyakit antrax; penyakit ini disebabkan oleh kuman Bacillus anthracis, Begitu masuk ke dalam tubuh (misalnya lewat luka), maka kuman antrax ini sangat mudah menyebar ke kiri-kanan tempat luka dengan menimbulkan nyeri dan pembengkakan karena gas pembusukan yang tertumpuk di sini. Antrax memang akan menimbulkan pembusukan jaringan karena memang sifatnya yang anaerobik disertai memproduksi gas; penyakit antraks ini adalah zoonosis, yaitu pada hakikatnya adalah penyakit hewan ternak yang kemudian dapat menyerang manusia. Gigitan ular ataupun serangga kadang-kadang menga kibatkan pembusukan jaringan karena sifat racun atau bisanya yang sebagai penghancur jaringan (liquifying) ataupun infeksi kuman yang terbawa; di sejumlah negara serangga seperti itu (terutama labah-labah, kala jengking) sangat ditakuti. Kebanyakan pembusukan jaringan pada penyakit busuk jaringan ini menyerang kulit, jaringan lunak, otot ataupun bungkusnya (fascia), maupun sistem pembuluh darah dan syaraf yang ada di situ. Tidak jarang awal keadaan ini berupa infeksi “ringan” yang terabaikan, yang kemudian disertai dengan nyeri dan munculnya keadaan penderitaan yang parah, yang tidak sebanding dengan lukanya. Luka atau lecet
46
MPA 331 / April 2014
ini dapat juga terjadi pada ibu yang melahirkan ataupun pada tempat pemotongan tali pusat bayi yang baru lahir. Selain itu, masuknya kuman ke dalam tubuh yang menimbulkan infeksi itu dapat berupa kulit yang lecet ataupun luka iris, tertusuk duri, terbawa oleh jarum suntik, ataupun abses (bisul) yang meluas karena ditekan-tekan. Kemudahan meluasnya infeksi kadang-kadang juga terkait dengan adanya penyakit lain (misalnya kangker usus besar), kegemukan, kelemahan daya tahan tubuh oleh karena penyakit lain (HIV/AIDS) ataupun karena penggunaan obat kortikosteroid. Penyakit yang terkenal mudah berakibat terjadinya pembusukan jaringan adalah penyakit diabetes mellitus (kencing manis) dan sakit gagal ginjal. Ada sejumlah kuman ada yang dikenal dapat menimbulkan pembusukan jaringan, tetapi ada juga kuman-kuman yang baru akan menimbulkan pembusukan jika terdapat bersama-sama dengan kuman lain (synergistic polymicrobial). Penyebab tunggal (Monomicrobial) yang terkenal dalam tahun-tahun terakhir ini adalah kuman dalam group (kelompok) A beta-hemolytic streptococci (GABHS), Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Clostridium perfringens. Kuman yang harus bersama (polymicrobial), dua atau lebih, untuk dapat menimbulkan pembusukan jaringan meliputi yang aerobik (suka hidup di luka terbuka, semisal Gram-positive aerobic cocci, termasuk GABHS; group B streptococci; enterococci; dan S aureus (termasuk MRSA), spesies Bacillus dan organisme Gram-negative, terutama Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, ataupun spesies Proteus), maupun yang anaerobik (suka hidup di luka tertutup, semisal spesies Clostridium, Peptostreptococcu, dan Bacteroides). Selain itu ada juga kuman-kuman yang khas keberadaannya, yaitu Vibrio vulnificus, Aeromonas hydrophila (terbawa oleh ikan, bangsa kerang, lintah), ataupun Clostridium septicum (yang terkait dengan adanya kangker usus). Ada sejumlah orang yang rentan mengalami serangan kuman-kuman pembusuk jaringnan itu, antara lain mereka yang kurang gizi, serangan cacar air, pengguna obat-obat kortikosteroid karena penyakitnya yang lain, pengidap
kencing manis diabetes mellitus (tipe 1 maupun tipe 2), gagal ginjal (renal failure), dan pengidap kelainan pembuluh darah arteri (peripheral arterial disease), ataupun juga kelemahan daya tahan tubuh oleh karena penyakit lain (HIV/AIDS). Banyak penderitanya yang kemu dian mengalami sepsis (infeksi tubuh secara menyeluruh) dan penderita jatuh ke dalam shock (hampir pingsan), kesadaran penderita turun sangat atapun bahkan tidak sadar sama sekali.
Diagnosa
Walaupun tidak selalu mudah, diagnosa adanya pembusukan jaringan harus secepatnya dilakukan walaupun hanya mendasarkan terutama pada kea daan penderita, tanpa harus me nunggu-nunggu hasil pemeriksaan laboratoriumnya. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa kematian pada pen derita pembusukan jaringan biasanya merupakan akibat dari keterlambatan diagnosa (karena dianggap “sederhana”) dan keterlambatan pengobatannya. Pemeriksaan laboratorium mikrobiologis biasanya perlu waktu “panjang”, teru tama jika dikehendaki juga untuk me nentukan macam obat apa yang masih mempan untuk mengatasinya di samping macam kumannya itu sendiri. Penderita di tahap awal dapat tidak menunjukkan gejala yang mencu rigakan selain adanya demam dan kelemahan yang tak khas; mungkin saja ini disertai dengan adanya luka ataupun “sedikit” infeksi di kulitnya. Kemudiannyalah muncul erythema (kemerah-merahan) di sekitar luka yang meluas dengan cepat disertai dengan tanda-tanda pembusukan (menghitam, nyeri, maupun lepuh) yang kemu dian memunculkan perdarahan. Pem bu sukan ini akan disertai dengan pembuntuan pembuluh darah kecil di sekitarya; jika serat syarafnya ikut rusak,maka daerah yang semual nyeri itu menjadi hilang rasa, atau nyerinya bergeser ke sekelilingnya. Jaringan yang membusuk itu tidak jarang disertai dengan timbulnya gas yang menampakkan pembengkakan ataupun tampak pada foto ronsennya. Dari luka perdarahan itu kemudiannya akan tampak cairan kotor yang merembes terus, berwarna merah coklat (meru pakan darah yang membusuk), ataupun hanya kekuningan (getah bening); kadang-kadang cairan itu tampak berbuih karena adanya gas yang timbul dalam pembusukan jaringn itu. Banyak penderita yang kemudian mengalami sepsis (infeksi tubuh secara menyeluruh, parah), sampai ke keadaan shock (hampir pingsan), ataupun
bahkan tidak sadar sama sekali. Jika penderita sampai di tempat perwatan sudah dalam keadaan seperti ini, maka untuk memastikan penyakitnya dan bagaimana keadaannya mungkin sudah harus dilakukan “pembedahan darurat”, untuk mengetahui sejauh mana pembusukan jaringan telah terjadi. Dengan menggunakan benda tumpul saja (baca: jari) dapat ditelusuri sejauh mana pembusukan terjadi karena jaringan yang sudah membusuk itu dengan mudahnya “ditusuk” dengan benda tumpul itu. Dalam tindakan seperti itu perdarahan jarang terjadi karena pembuluh darah sudah terbuntu oleh gumpalan darah yang ada ataupun pembuluh darahnya sudah ikut hancur termakan kuman.
Pengobatan
Luka harus dirawat dengan sebaikbaiknya, termasuk membuang jaringan yang sudah rusak atau membusuk. Antibiotika boleh dibilang selalu diper lukan. Infus itu juga diperlukan untuk mengatasi shock maupun untuk cepat memberikan antibiotika yang sesuai dengan macam kuman penyebabnya. Untuk menghindari perluasan penyakitnya, maka tindakan member sihkan luka itu harus segera dilakukan, termasuk jika harus membuang bagianbagian jaringan yang sudah mati atau membusuk itu. Selain infus, alat bantu pernafasan untuk memasok kecukupan oksigen sudah harus dipasang; obat antibiotika secara infus juga harus secepatnya diberikan. Boleh dikata peluang kematian meningkat sejalan dengan keterlambatan tindakan. Oleh karena itu semua penderita yang menjurus ke perkembangan penyakit seperti ini harus dirawat di rumah sakit karena seringkali diperlukan tindakan cepat. Untuk kasus yang parahnya cepat, penderita harus segera mendapatkan penanganan yang memadai, termasuk pemberian infus maupun sarana bantu pernafasan; bahkan juga sudah harus mulai dilakukan tindakan “pembe dahan” untuk membuang jaringan yang sudah membusuk (baca: yang di situ juga sudah banyak dihuni kuman-kuman pembusuk). Sebagaimana dike tahui bahwa perluasan pembusukan ini dapat berlangsung sangat cepat (dalam hitungan menit ataupun jam) walaupun memang ada yang baru muncul perluasannya setelah beberapa hari “terluka”. Antibiotika yang diberikan bukan lah lagi yang “biasa” digunakan orang yang membelinya di apotek tanpa resep (yang seharusnya dengan resep), karena dikhawatirkan kuman yang menyerang sudah resistant, tak mempan obat itu
lagi karena pemakaian-pemakaian yang salah itu. Obat yang digunakan untuk ini misalnya Clindamycin, Erythromycin, Gentamicin, Vancomycin, ataupun yang lebih baru lagi (baca: lebih mahal). Untuk meningkatkan ketersediaan oksigen dalam membantu memperta hankan “kehidupan” jaringan yang mau rusak, maka jika fasilitas tersedia juga dilakukan penggunaan hyperbaric oxygen therapy. Untuk ini penderita dimasukkan ke dalam ruangan yang bertekanan “tinggi” agar lebih memu dahkan larutnya oksigen untuk terbawa aliran darah ke jaringan tubuh yang sakit; dengan cara ini diharapkan juga kuman yang anaerobik menjadi tak tahan hidup, dapat lebih cepat diatasi. Yang perlu diingat dalam pegobatan penderita pembusukan jaringan ini adalah bahwa kebanyakan jaringan yang sudah mati karena proses pembusukan itu tidak dapat pulih, yang berarti penyakit ini akan menimbulkan cacat yang permanen; tidak jarang bagian tubuh yang mengalami kerusakan itu harus dibuang (misalnya dengan amputasi) sebelum keburu meluas ke jaringan sekitarnya.
Pencegahan.
Dari gambaran bagaimana terja dinya penyakit pembusukan jaringan dan perkembangannya, mudah kita fahami bahwa penyakit ini perlu pe nanganan sejak dini, termasuk upaya menghindarinya. Luka bagaimanapun kecilnya perlu diperhatikan, apakah ada gambaran kian memburuknya. Peluang untuk terluka harus diupayakan dengan tindakan-perlindungan diri, termasuk kehati-hatian dalam bekerja. Luka harus dirawat sebaik mungkin. Jika tampak memburuk segeralah minta pertolongan mereka yang lebih tahu permasalahannya, di klinik rumh sakit ataupun tempat prakteknya.
Penutup
Pemahaman tentang penyakit pem busukan jaringan harus menjadikan kita lebih waspada terhadap kemungkinan mengalaminya. Menjaga diri (dalam hal kebersihan diri, lingkungan, penggunaan alat, cara kerja yang baik) merupakan langkah penting untuk tidak menderita akibat buruk dari terluka. Kita dituntut untuk tidak mengabaikan luka kecil, apalagi luka besar. Walaupun penyakit seperti ini termasuk sangat jarang sekali terjadi, kita harus selalu waspada. Luka yang kian nyeri, membengkak, dan memerah merupakan pertanda infeksi; perlu pengobatan lanjut; jangan dianggap remeh lagi. Semoga uraian di atas bermanfaat.
MPA 331 / April 2014
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A. Reading (Wacana)
Life Under the Guidance of Quran (1) As Muslims we believe in the Quran as the holy book revealed from Allah to the prophet Muhammad SAW. Al Quran is the guidance for human life to get happines on the world and the hereafter. We know that Allah had also revealed the other holy books to the prophets before Muhammad SAW. Those are Taurat to prophet Musa AS, Zabur to prophet Daud AS and Injil to the prophet Isa AS as the guidance for the people in their period. Allah SWT informs us that after Al Quran the people should not implement the contents of those previous books anymore. There were so many principal changes and alteration in those books done by their own followers. Now, the people have to believe and implement the teaching of Al Quran, because it is intended for all people all over the world until the end of time. Al Quran is the greatest miracles as the proof of Muhammad’s prophet hood. Al Quran has the most beautiful structure and the deepest meaning which is unparallel to any of human creation. Its contents comprise all aspects of human life so that they will not go astray. Al Quran tell us about the history of the past people, how they lived and how was the end of their life to give us the lesson of God’s nature.
B. Vocabulary (Kosakata) Inform = menyampaikan = terdahulu Previous Alteration = perubahan Follower = pengikut = ditujukan Intended Miracles = mukjizat = bukti Proof Deepest = paling dalam Meaning = makna Un parallel = tak tertandingi Creation = ciptaan = isi Contents Comprise = mencakup C. Dialogue
A Chance Meeting : Hello, Mr. Azwar. Are you enjoying the seminar ? : Yes, very much. The second speaker was very interesting. His presentation was excellent. He offered more information and didn’t just answer the participant’s questions with “yes” or “no”. And what about you ? Mr. Tanaka : Yes, I have learned some new things today. Will you join the third speaker ? Mr. Azwar : Yes, I will. I hope the third speaker will be more interesting. Mr. Tanaka : Do you take part as a participant ? I mean you have a stand at Singapore Trade Fair ? Mr. Azwar : No, I come here just as an observer. We’ll probably take part as a full participant next year. Mr. Tanaka : What is your line of business ? Mr. Azwar : We produce machines, especially agricultural machines. : It must be a well-established company. Mr. Tanaka Mr. Azwar : Yes, I may say so. And what company you work for ? Mr. Tanaka : I work for Tokai Electronics in Nagoya. It’s a subsidiary of Tokai Electronics in Tokyo Mr. Azwar : And you are the Marketing Manager ? Mr. Tanaka : I am the head of sales of our Nagoya branch office. Mr. Tanaka Mr. Azwar
48
MPA 331 / April 2014
Mr. Azwar Mr. Tanaka
: Do you live in Nagoya ? : Yes, I spend most of the time in Nagoya, but I usually go to Tokyo twice a month to visit our head office. What about you, Mr. Azwar ? What do you do ? Mr.Azwar : I am the head of marketing of Dhanafala Texindo Corporation. Mr. Tanaka : Do you live in Jakarta ? : No, I live just outside the city. It’s much quieter. Have you Mr. Azwar ever been to Jakarta ? Mr. Tanaka : Yes, I used to be stationed in Jakarta for two years. When I was stationed in Jakarta. I stayed in Bogor. Mr. Azwar : Were you transferred to Nagoya after that ? : No. I was transferred to Bangkok Mr. Tanaka Mr. Azwar : How long did you work in Bangkok ? Mr. Tanaka : I stayed in Bangkok for three years. : Did you like staying in Bangkok ? Mr. Azwar Mr. Tanaka : Yes, I liked staying in Bangkok but my wife didn’t. she just stayed there for one year. By the way, have you ever been to Tokyo? Mr. Azwar : Not yet. I hope I can go to Tokyo some other time. Mr. Tanaka : If you go to Tokyo sometime later, please don’t forget to let me know. My wife and I will be very happy to show you around in Tokyo. Mr. Azwar : That’s very kind of you. Thank you. Mr. Tanaka : Well, Mr. Azwar. The next session begins in a few minutes. Mr. Azwar : Yes. Mr. Tanaka : It was very nice meeting you, Mr. Azwar Mr. Azwar : It was nice meeting you too. I hope we’ll meet again. Good bye. Mr. Tanaka : Good bye D. Vocabulary (Kosakata) = sangat bagus Excellent Observer = peninjau Spend = menghabiskan Quiet = tenang Session = sesi, bagian
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
Kosakata : - Dengan nikmat (nikmatilah)
- Ia (beliau) sejak…
- Pada hari-hari yang telah lalu
- Maka Allah akan murka
- Memberitahuku
- Anugerah (keutamaan) yang Allah berikan
- Karena amal yang telah kamu kerjakan - Bagiku haram
- Dengan urusannya (tentang dia)
- Takut (khawatir) selip lidah
- Maha Suci Allah
- Benar (kebenaran)
1. Silakan dinikmati makanan dan minumannya sebagai imbalan/tanda terima kasih saya atas pertolongan saudara-saudara pada hari-hari lalu dari Mekkah sampai sini (Bait al-Maqdis) 2. Hari ini haram bagi kami untuk makan/minum jamuan kalian sebelum memberitahu kami tentang si perempuan ini! 3. Ini adalah ibu kami. Beliau sudah sejak 40 tahun yang lalu tidak bicara (ngomong) seperti galibnya. Beliau bicara selalu dengan ayat-ayat Al-Qur’an! Demikian itu beliau sangat khawatir dan takut kalau-kalau selip lidah yang mengakibatkan fatal sehingga Allah murka! Maha Suci Allah Yang Maha Kuasa untuk berbuat apa yang dikehendaki-Nya.
“Hanya Allah lah yang Maha Tahu akan keabsahan cerita ini.” Disadur dari Kitab (
)
MPA 331 / April 2014
49
Kompetisi MIPA dan Futsal se-Kab. Sumenep
SUMENEP - Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, demikian motto kompetisi kompetisi MIPA & Futsal se-Kabupaten Sumenep yang diselenggarakan oleh MTsN Terate Pandian Sumenep, (10/3). Kegiatan ini menjadi ajang antar Sekolah dan Madrasah di
tingkat SD/MI yang diikuti 170 peserta futsal, dan 30 peserta MIPA. Dalam laporannya H. Khairuddin M.MPd selaku ketua panitia mengatakan bahwa kegiatan semacam ini akan selalu diadakan guna memacu bakat dan kreativitas siswa untuk menyalurkan segala kemampuan yang dimilikinya. Sementara itu Kakankemenag Kab. Sumenep yang diwakili Kasi PAIS H. Moh. Yasin MH, berharap agar ajang kegiatan ini bisa terus dilaksanakan. Kementerian Agama akan selalu memberikan support, karena dengan kegiatan ini siswa tidak hanya sehat secara fisik tapi secara mental akan menjadi tegar dan kuat. Para siswa-siswi juga harus terus belajar dan mengejar cita-cita setinggi bintang di langit dan jangan melupakan beribadah kepada Allah SWT. Acara ini bisa dibilang sukses dan spektakuler. Pasalnya semua stakeholder dari masing masing lembaga turut serta menghantarkan siswanya berlomba dalam ajang ting kat Kabupaten ini. Para pemenang mendapatkan hadiah berupa trophy dan uang pembinaan serta piala bergilir dari Kakankemenag Kab. Sumenep. •Zarkasyi
Masjid Al-Hidayah MAN Srono Banyuwangi Diresmikan
Rapat Anggota Tahunan (RAT) KPRI Kemenag Kab. Nganjuk
BANYUWANGI – Keberadaan masjid sebagai tempat ibadah mutlak dibutuhkan keberadaannya di tengah kehidupan masyarakat. Apalagi jika berada ditengah-tengah lembaga pendidikan. Seperti yang berada di Madrasah Aliyah Negeri Srono Banyuwangi ini. Masjid yang baru selesai dibangun tersebut diberi nama Masjid Al-Hidayah dan diresmikan penggunaannya oleh Kakankemenag Kab. Banyuwangi, (8/3). Menurut Kepala MAN Srono, H. Mujikan, M.PdI, pembangunan masjid kebanggaan MAN Srono ini, berasal dari dana swadaya murni. “Dana ini berasal dari infaq para siswa dan komite madrasah“, terangnya. Saat ini – lanjutnya – sudah ada sekitar 40 siswi yang mukim di asrama santri putri di area madrasah. Ia berharap, dengan diresmikannya masjid ini akan menambah nilai-nilai spiritual yang bisa dikembangkan di MAN Srono ini. Sementara itu dalam kesempatan ini, Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Santoso, berpesan agar dalam pengelolaan masjid ini betul-betul dimenej dengan baik. Terutama dalam segi pemeliharaannya ke depan. “Saya berharap agar masjid ini digunakan sebagai sarana ibadah, disamping juga tempat menggali potensi bagi siswa“, pintanya. Usai sambutan, Kakankemenag Kab. Banyuwangi menandatangani prasasti yang disaksikan oleh Kasubag TU, FORPIMKA Srono, beserta tokoh masyarakat. •Yas
50
MPA 331 / April 2014
NGANJUK – Sebagai pertanggungjawaban pengurus dan pengawas KPRI kepada anggotanya, dilaksanakanlah Rapat anggota Tahunan (RAT) Tutup Buku tahun 2013, (19/2). Bertempat di Wisma Koperasi, RAT ini dihadiri 700 orang dari pengurus dan anggota KPRI Kemenag Kab. Nganjuk. Kadinas Dekopinda dan Kadinas Indagkoptamben Kab. Nganjuk juga berkenan hadir. Kakankemenag Kab. Nganjuk Drs. H. Ngudiono, M.Ag. MM dalam pengarahannya menegaskan bahwa KPRI Kemenag Kab. Nganjuk tidak perlu diragukan lagi. Karena dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Mulai dari belanja yang diperlukan anggotanya, hingga pinjaman dalam jumlah besarpun bisa terlayani dengan bunga sangat rendah. Oleh karena itu, kepada pegawai yang belum menjadi anggota, hendaklah mendaftarkan sebagai anggota. Acara pokok RAT KPRI yang dipandu oleh Wk. Ketua KPRI Kemenag kab. Nganjuk Drs. Habibunnajar, MM berlangsung lancar. Mulai dari pengesahan quorum rapat hingga pembagian door price. Sedangkan susunan pengurus dan pengawas KPRI Kemenag Kab. Nganjuk Masa Bhakti 2014-2016 tidak mengalami perubahan dibanding kepengurusan sebelumnya. Hanya ada peru bahan pada posisi Ketua yang sekarang dijabat oleh Drs. Habibunajar, MM dan posisi Wakil Ketua dijabat oleh Dra. Diah Pianawati. •Nur
RAKERPIM Pejabat Struktural dan Fungsional dan Sosialisasi Permenpan No 29 Th 2010
LUMAJANG – Mengambil tempat di aula Kankemenag Kab. Lumajang, Kankemenag Kab. Lumajang menyelenggarakan Rakerpim, (3/3). Kegiatan ini dihadiri oleh pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Kankemenag Lumajang. Kepala Sub Bag TU Kemenag Lumajang, Harnyoto, SH.MA,
selaku ketua panitia melaporkan bahwa tujuan kegiatan ini selain sebagai forum evaluasi, konsultasi dan informasi dan koordinasi, juga mencari langkah terobosan untuk meningkatkan usaha-usaha menuju peningkatan kinerja pejabat. Kakankemenag Kab. Lumajang, Nurmaluddin, SE, M.Pd.I dalam sambutannya menyampaikan bahwa RAKER ini untuk membahas progran kerja tahun 2014 dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahun 2013. Beliau berharap agar dalam kegiatan ini ada pembahasan Renstra 5 tahun ke depan. Karena renstra itu sabagai acuan untuk membuat program kerja selama 5 tahun kedepan. Pada kesempatan ini Kepala Kemenag juga menjelaskan tentang PERMENPAN No. 29 Tahun 2010 mengenai pedoman penyusunan penetapan kinerja dan lakip. Acara RAKERPIM ini dilanjutkan dengan penyampaian materi dari perencana, Ulil Mukarromah, SH tentang penyusunan lakip terbaru menurut PERMENPAN No 29 Tahun 2010, diteruskan dengan sidang komisi serta sidang pleno masing masing komisi. •ZIZA
DDTK Keprotokolan dan Kehumasan Kankemenag Kab. Ngawi NGAWI – Bertempat di gedung BP. Al-Falah Kankemenag Kab. Ngawi, berlangsung kegiatan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) Keprotokolan dan Kehumasan dari Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, (11/3). Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari dan diikuti oleh 30 orang dari KUA dan Madrasan Negeri, serta menghadirkan 2 orang widyaiswara BDK Surabaya. Pada sambutannya, Kakankemenag Kab. Ngawi, Drs. H. Syahidan, MH mengharap agar peserta mengikuti dengan sungguhsungguh. Ini dalam rangka meningkatkan kualitas SDM dan kinerja pegawai. Ilmu yang diperoleh haruslah diamalkan di tempat tugas. Apapun yang dikerjakan harus didasari dengan penuh perhatian dan pemikiran, yaitu memahami, memikirkan dan merencanakan apa yang akan dikerjakan. Juga melaksanakannya sesuai rencana, dan mengevaluasi hasilnya. Panitia DDTK dari BDK Surabaya berharap agar peserta memahami dan mampu melaksanakan tupoksi humas. Mema
Solidaritas MTsN Pandaan Untuk Korban Gunung Kelud
PASURUAN – Sebagai rasa empati terhadap musibah erupsi gunung kelud, MTsN Pandaan Kab. Pasuruan melaksanakan kegiatan
hami tujuan, peranan, manajemen, etika, dan keterampilan berkomunikasi. Memahami strategi yang efektif dalam menjalankan tugas kehumasan yaitu membentuk opini guna pencitraan Kemenag. DDTK kali ini menghadirkan 2 orang widya iswara (WI) BDK Surabaya yaitu Dr. H.M Musfiqon, M.Pd. dan Dr. Rofikatul Karimah, M.Si. Dan Drs. H. Rusman Langke, M.Pd. (Kepala BDK Surabaya) berkenan menutup acara. •Guh
solidaritas korban gunung kelud di Kec. Ngantang Kab. Malang, (24/2). Pelepasan rombongan yang terdiri dari beberapa guru bersama beberapa murid dari perwakilan OSIS, ekskul PMR dan jurnalistik dilakukan oleh Kepala MTsN Pandaan Drs. Imam Ghazali, M.Pd.I di halaman kantor MTsN Pandaan. Bantuan yang disalurkan berupa 65 kardus mi instan, diperolah dari sumbangan para siswa dan dewan guru. Saat tiba ditempat, Wakil Kepala Madrasah MTsN Pandaan Rini Herawati, S.Pd langsung menyerahterimakan bantuan secara simbolis kepada salah satu anggota posko adventure, kemudian dilanjutkan dengan penyaluran bantuan. Kegiatan yang dikomandani oleh Waka urusan Humas Dra. Wahyuni Rodiyah ini dilakukan selain sebagai perwujudan sikap empati warga madrasah kepada korban letusan gunung kelud. Juga dimaksudkan untuk mendidik karakter siswa agar mereka memiliki rasa tanggung jawab, semangat kekeluargaan, dan kepedulian sosial yang tinggi. Usai penyerahan bantuan, rombongan melanjutkan perjalanan ke lokasi bencana terdekat, yaitu desa Selorejo yang berjarak sekitar 2 km dari posko bencana, yang sudah porak poranda akibat semburan material letusan dan terjangan lahar dingin.
MPA 331 / April 2014
51
MENAG SERAHKAN BANTUAN BENCANA KELUD KEDIRI – Menteri Agama Suryadharma Ali menyerahkan bantuan bagi sejumlah lembaga pendidikan dan keagamaan yang terkena dampak erupsi Gunung Kelud, (5/3). Bantuan yang diserahkan di Gedung GNI Kota Kediri tersebut diberikan kepada 69 madrasah yang terdiri dari 21 RA, 28 MI, 16 MTs, dan 4 MA. Selain itu, juga diberikan untuk 21 Madin, 12 Ponpes, dan 13 TPQ. Total bantuan berjumlah Rp. 595 juta. Menag juga menyerahkan bantuan yang dikumpulkan oleh Kanwil Kemenag Prov Jatim untuk 8 masjid yang terkena dampak erupsi, seperti Blitar, Malang dan Kediri, masing-masing sebesar Rp10 Juta. Dalam sambutannya, Menag berharap bencana yang sedang menimpa tidak menghentikan kegiatan di lingkungan Kemenag, khususnya terkait dengan tugas pendidikan dan pembelajaran. Kemenag juga akan mengalokasikan kembali dana bantuan bagi lembaga di lingkungan Kemenag yang terkena bencana erupsi Gunung Kelud. Turut Hadir dalam kesempatan itu, Menteri Perumahan Rakyat Djan Farid, Dirjen Pendis Nur Syam, Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Ace Saepudin, Rektor UIN Sunan Ampel Abd. A’la, dan Kakanwil Kemenag Provinsi Jatim Mahfudh Shodar. •Alfy
PENYUMPAHAN PNS DI KANKEMENAG KOTA BLITAR KOTA BLITAR – Hari Kamis (6/3), telah diadakan acara Penyumpahan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kankemenag Kota Blitar. Kegiatan ini diselenggarakan di aula Kankemenag dan diikuti oleh seluruh PNS Kankemenag di Kota Blitar, yang dipimpin langsung oleh Drs. H. Imam Muchlis, M. Pd. – Kakankemenag Kota Blitar. Adapun PNS yang diambil sumpahnya sebanyak tujuh (7) orang. Tiga (3) orang dari Kankemenag dan empat (4) orang lainnya dari lingkungan Kankemenag Kota Blitar. Pada kesempatan ini Drs. H. Imam Muchlis, M. Pd. berpesan agar para PNS yang diangkat sumpahnya mentaati kode etik pegawai Kementerian Agama dengan sungguh-sunggung. Dan hendaklah mengedepankan pengabdian dan bersedia untuk selalu melaksanakan tugas dengan ikhlas, kooperatif, santun, rendah hati, serta selalu membawa iklim sejuk dalam korp PNS. Terlebih dengan predikat sebagai seorang PNS – lanjutnya – dituntut dapat menunjukan etos kerja yang dilandasi oleh profesionalisme yang tinggi, menjaga integritas dan wibawa PNS dengan senantiasa meningkatkan kualitas moral dan iman alam menjalankan setiap tugas dan tanggung jawab yang dibebankan. •Moza
ITJEN BINA PEGAWAI KANKEMENAG KAB. PAMEKASAN PAMEKASAN – Dalam memberikan pencerahan kepada seluruh jajaran pegawai di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia, Itjen Kemenag. RI, DR. HM. Jasin, turun ke daerah-daerah. Bertempat Aula Arafah, Kankemenag. Kab. Pamekasan mendapatkan kesempatan memperoleh pembinaan, (13/3). Hadir dalam acara tersebut, Kasubag. TU, para Kasi dan Penyelenggara dan seluruh staf. Dalam pembinaan itu, M. Jasin, menekankan untuk menciptakan birokrasi yang bersih dan berwibawa. Aparaturaparatur negara dalam hal ini pegawai Kementerian Agama yang taat pada aturan dan menjalankan tugasnya sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Birokrasi yang bersih dan berwibawa merupakan syarat utama good governance dan clean governance. Tentu saja hal itu ditunjang oleh aparatur negara yang memiliki skill handal sehingga mampu memberikan pelayanan prima bagi bangsa dan masyarakat. Namun ditegaskannya juga, bahwa skill yang handal saja tidak cukup tanpa dibarengi oleh akhlaqul karimah. Akhlak inilah yang akan mengantarkan institusi dan orang-orang yang ada di dalamnya menjadi bermartabat dan berwibawa. •Sri Mukti
PEMBINAAN KURIKULUM TPQ BAGI GURU TPQ KAB NGANJUK NGANJUK - Bertempat di aula lantai dua Kankemenag Kab Nganjuk, diadakan kegiatan pembinaan kurikulum TPQ Bagi Guru TPQ Kab Nganjuk Tahun 2014, (13/3). Kegiatan ini diikuti 100 ustadz/dzah TPQ seKab Nganjuk. H. Hanif Kamaludin S.Sos.MM Kasi PD Pontren Kemenag Kab Nganjuk selaku ketua pelaksana kegiatan berharap agar kegiatan ini mampu membangkitkan motivasi TPQ yang saat ini sedikit ada penurunan. Karena dari pendataan PD Pontren, lembaga TPQ semula berjumlah 1.700 lembaga, tapi pada pendataan tahun ini berkurang menjadi 300 lembaga. Disinyalir, lembaga TPQ sudah berubah menjadi madin. KH. Abdul Wakhid Badrus M.PdI selaku Wabup Nganjuk, menyampaikan rasa bangga kepada ustadz/dzah yang masih peduli terhadap pendidikan Alqur’an. Sebagimana bangganya nabi dengan sabdanya: “sebaik-baik manusia adalah yang belajar dan mengajarkan alqur’an”. Banyak kegiatan yang bisa dibanggakan di antaranya khotmil Qur’an tetapi sekaligus prihatin karena banyak bacaan yang belum sesuai qoidah tajwid. Kegiatan ini menghadirkan 2 nara sumber yaitu Drs. H. Joko Surono MM KASI Pontren Kanwil Kemenag ProV Jatim dan DR. Musyafa’ akademisi STAIN Ponorogo. •Nur
52
MPA 331 / April 2014
MAN NGLAWAK KERTOSONO PERINGATI HARI JADI KE-46 NGANJUK – Tanggal 7 Maret, meru pakan hari yang istimewa bagi MAN Nglawak Kertosono Nganjuk. Pada tanggal ini, MAN Nglawak memperingatinya sebagai hari jadinya yang tahun ini genap berusia 46 tahun. Semua warga MAN dengan penuh khidmat sebagai rasa handarbeni, mengungkapkan kegembiraannya masing-masing. Kali ini civitas akademika MAN Nglawak tidak menyelenggarakan kegiatan yang bersifat perlombaan, akan tetapi mengadakan apel bendera yang dipimpin oleh Kakankemenag Kab. Nganjuk Drs. H. Ngudiono, M. Ag. Drs. KH. Moch. Rochani, M.Pd.I, selaku Kepala MAN Nglawak mengharapkan agar kegiatan ini dijadikan langkah menggapai tepian samudera luas untuk membangun MAN sebagai lembaga Islam yang dinomorsatukan. Di tempat terpisah Dr. Luqman, M.Pd, selaku Ketua Pelaksana, melaporkan bahwa kegiatan-kegiatan pada hari jadi ini difokuskan untuk menjalin silaturrahmi dengan membekali para siswa, lalu mereka mempresentasikan MAN ke sekolah asal, kususnya mereka yang lulusan dari SMP. H. MK. Syarif Hidayatullah, M.Pd.I sebagai komandan garda depan promosi MAN berharap agar MAN Nglawak menjadi yang terbaik di JawaTimur, khusus di Nganjuk sebagai MAN pelopor. •Iva SELEKSI MTQ ANGGOTA KORPRI TUBAN TUBAN - Wakil Bupati Tuban, Ir. H. Noor Nahar Hussein, M.Si membuka secara resmi Seleksi MTQ anggota KORPRI Kabupaten Tuban di Musholla al-Furqon komplek Kantor Pemkab. Tuban, (4/2). Menurut Wabup Tuban, jumlah anggota KORPRI di Kab. Tuban yang mencapai sebelas ribu lebih, merupakan kondisi potensial untuk dikembangkan. Salah satunya di bidang membaca al-Qur’an. Oleh karena itu, untuk pertama kalinya Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Tuban melaksanakan MTQ yang diikuti perwakilan KORPRI dari semua SKPD dan instasi vertikal. Kegiatan ini bukan sekedar mencari yang terbaik untuk mewakili Tuban di tingkat Provinsi ataupun Nasional, tetapi juga sebagai media strategis silaturahmi dan introspeksi. Beliau juga mengingatkan anggota KORPRI agar dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme serta dapat melayani dengan hati yang dilandasi ibadah kepada Allah SWT. KORPRI juga harus mampu menunjukkan ke masyarakat bahwa di era reformasi, KORPRI selalu mengedepankan kepentingan masyarakat. Dan dengan MTQ ini, KORPRI diharapkan dapat mewujudkan perannya melalui birokrasi yang bersih dan bermartabat sesuai tuntunan Al-Qur’an. •Taaar
Pengukuhan Pengurus MGMP Madrasah Kabupaten Jember
JEMBER – Bertempat di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jember, Seksi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kantor Kementerian Agama Kab. Jember bekerjasama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Madrasah menyelenggarakan pengukuhan pengurus MGMP Madrasah Kabupaten Jember,
(27/02). Kegiatan pengukuran ini diikuti oleh guru-guru madrasah yang akan dikukuhkan. Ketua MGMP Madrasah Kab. Jember Buchori, S.Pd dalam sambutannya menjelaskan bahwa guru-guru yang akan dilantik sebagai pengurus MGMP Madrasah sudah memenuhi kualifikasi yang kompatibel. Mereka juga sudah memiliki kompetensi terhadap kurikulum terbaru, yaitu kurikulum 2013. Diharapkan setelah adanya pengukuhan ini, program kerja yang telah disusun akan segera dilaksanakan. Konsultasi dan bentuk konseling lain tentunya juga harus selalu dilakukan dengan Kementerian Agama Kab. Jember sebagai mitra kerja. Drs. Rosyadi, BR. M.Pd.I Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Jember, dalam sambutannya ketika membuka acara, mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP Madrasah Kab. Jember. Dengan pengukuhan ini diharapkan, madrasah akan terbaca di masyarakat dan memiliki nilai tambah. Stigma negatif selama ini akan terkikis, guru madrasah yang selama ini terpinggirkan akan mampu memberikan warna lain. •Ratna
Validasi dan Verifikasi Lembaga TPQ se-Kota Batu BATU – Dalam rangka pemutakhiran data lembaga TPQ/TPA yang berada di lingkungan Kankemenag Kota Batu, Kantor Kementerian Agama Kota Batu bekerjasama dengan Bagian Kesra Pemkot Batu mengadakan kegiatan validasi dan verifikiasi data lembaga TPQ berikut gurunya, (4/3). Kegiatan yang didanai sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Batu ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang valid dalam rangka pemberian insentif Guru TPQ/TPA tahun anggaran 2014. Pada tahun 2013 Pemerintah Kota Batu telah memberikan insentif bagi 1500 Guru TPQ/TPA se-Kota Batu dengan jumlah 1,8 juta per guru per tahun. Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan sosialisasi kepada seluruh Kepala TPQ/TPA se-Kota Batu, kemudian penyerahan berkas data lembaga TPQ dan verifikasi lembaga dan guru TPQ/TPA. Kegiatan verifikasi lembaga berlangsung tanggal 4-5 Maret 2014 di aula Kantor Kementerian Agama Kota Batu. Adapun kegiatan verifikasi guru TPQ/TPA
RAT KPRI Abadi Kankemenag Kab. Madiun Tahun 2013
MADIUN – Sebagai wujud pertanggungjawaban pengurus KPRI Abadi Kankemenag Kab. Madiun terhadap anggotanya, dilangsungkanlah Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2013,
berlangsung selama 3 hari untuk 3 kecamatan mulai 11-13 Maret 2014 dan bertempat di aula IPHI Kota Batu. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan lembaga TPQ dapat lebih meningkatkan tertib administrasi lembaganya sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pengelolaan lembaga yang pada gilirannya dapat melahirkan santri yang berwawasan qur’ani. •Syarif
(12/3). Acara yang bertempat di aula KPRI Abadi ini dihadiri oleh Kakankemenag Kab. Madiun, Kadinkop, Perindustrian Perdagangan dan Pariwisata (KP3) dan juga Ketua PKPRI Kab. Madiun. Juga dihadiri oleh seluruh pengurus dan pengawas koperasi serta perwakilan anggota koperasi dari masing-masing satker Kankemenag Kab. Madiun. Pada kesempatan ini Drs. Puji Suwarno selaku Kadin KP3 memberikan saran agar KRPI Abadi segera membentuk tim perubahan anggaran dasar untuk merumuskan program koperasi agar sesuai dengan UU No 17 Tahun 2012. Selain itu beliau juga berharap agara KPRI Abadi membentuk Badan Hukum untuk Koperasi Konsumen agar pelayanan terhadap anggota dan masyarakat lebih maksimal serta meningkatkan kualitas KPRI Abadi sendiri. Sedangkan Kepala PKPRI Kab. Madiun Drs. Purnomo menyatakan bahwa KPRI Abadi tetap eksis dan sehat. Sehat di sini dapat dikategorikan sehat keuangannya serta pengor ganisasiannya. Sementara itu Kakankemenag Kab. Madiun yang diwakili Kasubbag TU Moh. Tafrikhan, M.Si menyampaiakan apresiasi yang tinggi terhadap kinerja pengurus dan pengawas KPRI Abadi sehingga anggota merasa senang dan diuntungkan. •Arf
MPA 331 / April 2014
53
H. SANTOSO : FASI AJANG MOTIFASI MEMACU PRESTASI BANYUWANGI – Di halaman Pondok Pesantren Nurut Taqwa Dusun Cemoro Desa Balak Kecamatan Songgon, Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Santoso, S.Ag, M.Pd berkenan membuka acara Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) ke-9 tahun 2014, (23/2). Dalam sambutannya Kakankemenag Kab. Banyuwangi menyatakan bahwa usia keemasan bagi tumbuh kembang anak di usia empat tahun. Menurutnya, diusia tersebut intelegensi anak dapat dibangun. Dan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ), merupakan lembaga pendidikan non formal yang mampu membangun generasi qurani bagi anak-anak. Pengurus dan para ustadz-ustadzah diharapkan agar bisa mensinergikan lembaga formal dan non formal. Dan kegiatan FASI ini dapat dijadikan sebagai sarana silaturahmi sekaligus motivasi memacu prestasi. Sementara itu, menurut Syamsul Huda, S.Pd selaku Ketua Panitia, FASI tahun ini diikuti sekitar 750 peserta TKQ/TKA/TPQ/ TKQ dibawah naungan LPPTKA-BKPRMI se-Kab. Banyuwangi. Dalam event tiga tahunan ini, terdapat 19 cabang lomba. Diantaraya, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), lomba Cerdas Cermat Al-Quran (CCQ), lomba pidato, mewarnai, lomba nasyid dan lain-lain. •Yas
WORKSHOP IGRA KOTA BLITAR KOTA BLITAR – Untuk pertama kalinya, IGRA (Ikatan Guru Raudhlatul Athfal) Kota Blitar menyelenggarakan kegiatan Workshop Pengembangan Perangkat Pem belajaran untuk Guru RA se-Kota Blitar bertempat di aula Kankemenag Kota Blitar, (17-24/3). Dra. Umi Wati’ah, salah satu pengurus IGRA Kota Blitar menjelaskan beberapa kegiatan penting dibahas dalam acara ini. Diantaranya mulai dari penyusunan Kalender Pendidikan Tahun 2014/2015, Rencana Kerja Harian (RKH), Program Semester (Promes) hingga penyusunan Program Tahunan (Prota), dan lain-lain. Kegiatan ini diikuti oleh tujuh belas (17) peserta. Mereka merupakan perwakilan guru dari lembaga-lembaga pendidikan TK/RA yang ada di Kota Blitar. Sedangkan sebagai sebagai nara sumber dalam kegiatan ini adalah Waka Kurikulum RA Perwanida Kota Blitar Dra. Hj. Miftahul Khoiriyah. Mengingat pentingnya kegiatan dimaksud, sampai hari ketiga atau hari Rabu tanggal 19 Maret dari penye lenggaraan kegiatan ini, para peserta masih tampak bersemangat dan antusias. Dan oleh karenanya, kata Dra. Umi Wati’ah, kegiatan ini nantinya akan di gelar rutin setiap tahun oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) IGRA. •Moza
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF PENINGKATAN KOMPETENSI METODOLOGI PEMBELAJARAN KOTA PROBOLINGGO - Bertempat di aula Kankemenag Kota Probolinggo, dilaksanakan Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi Guru MTs bekerjasama dengan Bilai Diklat Kegamaan (BDK) Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan selama 7 hari (11-17/3) dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang berasal dari guru MTs Negeri dan Swasta di lingkungan Kankemenag Kota Probolinggo. Mengawali arahannya sekaligus membuka acara, H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I, Kakankemenag Kota Probolinggo memberikan yel-yel pemberi semangat para peserta. Beliau juga berterimakasih dan apresiasi setinggitingginya kepada Kantor BDK Surabaya yang telah memberikan kepercayaan kepada Kankemenag Kota Probolinggo. Diharapkan berlanjut ke diklat-diklat selanjutnya dan dapat tindaklanjuti sebagai upaya peningkatan kualitas guru. Beliau juga berpesan kepada para guru untuk selalu meningkatkan kemampuan intelektual dan spiritual agar menjadi contoh yang baik bagi anak didiknya. Dan agar bekerja secara profesional sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab terhadap amanah yang diemban. •Roz
PENYULUH AGAMA FUNGSIONAL, GALANG SOLIDARITAS KORBAN KELUD KAB. PROBOLINGGO – Bertempat di Masjid Ar-Rahiem, Kelompok Kerja Penyuluh Agama Fungsional (Pokjaluh) Kankemenag Kab. Probolinggo mengadakan pertemuan rutin bulanan. Agenda penting yang dibahas adalah penggalangan dana sebagai wujud solidaritas bagi korban letusan gunung Kelud. Dalam sambutannya, Drs. H. A. Wafi, M.Pd.I sangat mendukung aksi mulia ini mengingat erupsi Kelud telah banyak menimbulkan kerugian dan penderitaan bagi masyarakat Kediri dan sekitarnya. Sementara itu, Drs. Suhardi sebagai koordinator aksi langsung mengkoordinir para penyuluh dan simpatisan mengumpulkan berbagai barang-barang kebutuhan berupa mie instan, beras, obatobatan, pakaian pantas pakai dan uang hasil sumbangan. Sejalan dengan aksi Penyuluh Agama Fungsional, Kakankemenag Kab. Probolinggo, H. Busthami, SH. M.HI secara resmi menghimbau agar setiap Seksi dan Satker di Kemenag Kab. Probolinggo memberikan sumbangan seikhlasnya sebagai wujud kepedulian kepada sesama. Sebagaimana disampaikan pada saat memberikan pembinaan kepada para Kepala KUA dan Penyuluh Agama Islam Fungsional se Kabupaten Probolinggo. •Yazid Zain
DWP KEMENAG GRESIK ADAKAN CERAMAH KESEHATAN GRESIK – “Awas Penyakit Menular“ , begitu tema yang diangkat oleh DWP Kemenag Gresik pada kegiatan bulan Maret ini. Ceramah kesehatan kali ini disampaikan oleh Kepala Bidang P3 Kesling, Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Gresik, Dr. Mukhibatul Husna, MM. Dr. Mukhibatul Husna, MM, menjelaskan tentang penyakit menular antara lain: AIDS, TBC, Kusta, Malaria dan DBD. Oleh karena itu jika terdapat gejala, segera berkonsultasi dengan dokter. Semisal penyakit TB (Tuberkulosis) penyakit menular berbahaya dan mematikan ini bisa disembuhkan. Penyakit TB ini juga bisa berdampak sosial ekonomi, karena ada pedagang yang mengeluh dagangan manisannya tidak laku karena orang takut tertular. Akan tetapi dengan pengobatan jangka pendek dan pengawasan langsung, TB dapat disembuhkan. Berdasar data statistik, jumlah penderita penyakit menular di Kab. Gresik setiap tahun semakin meningkat. Dalam kesempatan ini, Pembina DWP Kemenag Gresik Dr. H. Haris Hasanuddin. M.Ag menyampaikan penghargaan kepada DWP Kemenag Gresik karena kegiatan ini telah menarik para bapak untuk ikut mendengarkan. •Fudlla
SOSIALISASI PENGGUNAAN DANA BOS PADA MI, MTs DAN MA LUMAJANG – Bertempat di aula Kankemenag Lumajang, Seksi Pendidikan Madrasah melakukan sosialisasi BOS dan BSM Madrasah se-Kab. Lumajang. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari secara bergantian, hari pertama (24/2) diikuti oleh Kepala MI dan hari kedua (25/2) diikuti oleh Kepala MTs dan kepala MA se Kab. Lumajang, Kegiatan dibuka oleh Kakankemenag Kab. Lumajang, Nurmaluddin, SE, MPdI. Sedangkan pembinaan disampaikan oleh Kasi Pendidikan Madrasah, Drs. H. Solikhul Kirom, MM yang mensosialisasikan tentang petunjuk teknis penggunaan dana BOS. Kakankemenag Kab. Lumajang be rharap agar kegiatan ini diikuti dengan sungguh-sungguh. Karena hasil sosialisasi dapat dijadikan pedoman melaksanakan tugas sebagai kepala madrasah. Khu susnya dalam penggunaan dana BOS sehingga tepat sasaran, tepat guna dan tepat waktu. Berkenaan dengan dana BOS madrasah, Kakankemenag Lumajang berharap agar dana tersebut dapat dikelola denga sebaikbaiknya, dan data siswa penerima BOS harus update, agar tepat sasaran dan tidak menjadi masalah di kemudian hari. Oleh karena itu, SPJ harus benar dan tepat waktu jangan sampai terlambat. •Ziza
54
MPA 331 / April 2014
ISTIGHATSAH AKBAR BERSAMA BPK PAMEKASAN – Istighatsah adalah memohon pertolongan atau bantuan kepada Allah Yang Maha Kuat dan Agung agar diberi kekuatan untuk menghadapi segala macam kedhaliman dan kemungkaran, atau dihindarkan dari segala bentuk tirani, ketidakadilan, dan kesewenang-wenangan. Akan tetapi, tidak sedikit oknum yang menyalahgunakan momentum istighatsah ini dengan menyelewengkan maksud dan tujuan dari istighatsah tersebut. Misalnya dengan maksud menutup-nutupi kejelekan yang dilakukan, seperti korupsi. Menyikapi hal tersebut, Kakan kemenag Kab. Pamekasan, Drs. H. Mu’arif, M.Si, menggelar Istighatsah Akbar bersama BPK, yang berpusat di aula Arafah, (11/3). Turut hadir seluruh pejabat di lingkungan Kankemenag Kab. Pamekasan, baik struktural maupun fungsional, karyawan/i, KKDT, KKM, kepala sekolah swasta dan kepala Madin se-Kab. Pamekasan. Acara ini dimaksudkan agar Allah memberi pertolongan, sehingga bisa dijauhkan dan terhindar dari segala bentuk kedhaliman dalam diri, seperti korupsi, penyalahgunaan wewenang dan indisipliner. Istighatsah ini juga mendoakan bangsa, agar terhindar dari bencana sebagaimana yang terjadi akhirakhir ini. •Sri Mukti
BHAKTI SOSIAL DI LOKASI ERUPSI GUNUNG KELUD KEC. PUNCU KAB. KEDIRI SURABAYA - Rasa empati terhadap sesama manusia sangat dibutuhkan, apalagi terhadap korban musibah bencana alam erupsi Gunung Kelud yang terjadi beberapa waktu lalu. Bertempat di Masjid Al Manar (Komplek KUA) Kec. Puncu Kab. Kediri, diadakan bhakti sosoal (baksos), (19/3). Sementara Kakankemenag Kota Surabaya , Drs. H. Saifullah Anshari, M.Ag saat melepas keberangkatan rombongan bhaksos berpesan agar rombongan melaksanakan tugas mulia ini dengan penuh keikhlasan. Keluarga besar Kankemenag Kota Surabaya merasa berempati atas terjadinya erupsi yang dahsyat ini. Juga, titip salam kepada teman-teman di Kankemenag Kab. Kediri dan masyarakat yang terkena dampak langsung erupsi, mudah-mudahan diberi kekuatan, kesabaran, dan ketabahan menghadapi ujian ini. Ketua rombongan bhaksos yang dikomandani Kasi Bimas Islam, Drs. H. Nurhasan, M.HI menyerahkan bantuan kepada masyarakat terdampak langsung di Kec. Puncu. Dan menyampaikan bahwa bantuan ini dihimpun dari berbagai pihak, sehingga harus ditasarufkan kepada masyarakat langsung sesuai dengan amanat yang menitipkan. •Dori
PEMBERIAN APRESIASI TERHADAP MADRASAH SWASTA KAB. MOJOKERTO – Kakankemenag Kab. Mojokerto Drs. H. Ahmad Rodli,M. Ag memberikan apresisiasi setinggitingginya terhadap madrasah swasta yang mau berbenah diri dengan meningkatkan kualitas 8 Standar Pendidikan Nasional, termasuk peningkatan sarana prasarana madrasah. Hal ini dibuktikan dengan ditandatanganinya prasasti peresmian penggunaan gedung baru berlantai dua MTs Miftahul Qulub Tawar Kec. Gondang Kab. Mojokerto, (8/3). H. Ahmad Khuzaini,S.Pd.,M.Pd.I Kepala MTs Miftahul Qulub saat memberikan kata sambutannya mengatakan bahwa gedung ini dibangun sebagai upaya peningkatan kualitas sarana prasarana madrasah seiring dengan semakin tingginya animo masyarakat untuk menyekolahkan putraputrinya di madrasah ini. Beliau juga menegaskan bahwa dengan semaraknya penekanan pendidikan ber karakter, berdampak positif terhadap per kembangan jumlah siswa di madrasah ini. K.H. Ahmad Syamsuddin Pengasuh Ponpes Miftahul Qulub Tawar yang ikut hadir dalam acara ini berharap agar madrasah ini menjadi pelopor dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pendidikan yang berbasis karakter dengan didasari ilmu agama yang kuat. •Ans
PEMBINAAN MANAJEMEN KURIKULUM TPQ NGAWI – Bertempat di aula BP. Al Falah Kankemenag Kab. Ngawi telah diselenggarakan Pembinaan Manajemen Kurikulum TPQ bagi Pengelola TPQ seKabupaten Ngawi. Hadir dalam acara tersebut segenap pengurus BPPTKA – BKRMI Kabupaten Ngawi dan Kecamatan dan Kepala TPQ se Kabupaten Ngawi. Kegiatan pembinaan ini bertujuan untuk memberikan arah kurikulum program pembelajaran TPQ bagi guru TPQ di Kabupaten Ngawi. Dalam sambutan pembukaannya, Kasi PD. Pontren, H. Surtoto, S.Ag, M.PdI, mewakili Kepala Kankemenag Kab. Ngawi mengharap agar program pembelajaran TPQ hendaknya disesuaikan dengan aturan yang ada dan mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan Kementerian Agama serta mengacu pada 8 standar Pendidikan Nasional. Kegiatan yang diadakan pada tanggal 12 Maret 2014 tersebut diikuti 100 orang perwakilan dari 1.418 lembaga TPQ yang ada di Kabupaten Ngawi. Mereka adalah guru TPQ, Pengurus BPPTKA-BKRMI Kecamatan se- Kab. Ngawi. Nara sumber Pembinaan adalah Drs. H. Djoko Surono, MM dari Kanwil Kemenag Propinsi Jawa Timur Bidang PD. Pontren dengan materi Kebijakan Kementerian Agama dan H. Suroto, S.Ag, M.PdI tentang Kurikulum TPQ. •Guh
RAKOR PENINGKATAN KUB KOTA MALANG KOTA MALANG – Bertempat di aula Kankemenag Kota Malang berlangsung Rakor Peningkatan Kerukunan Umat Beragama, (21/3). Acara ini dihadiri oleh 50 peserta dari seluruh Pengurus FKUB Kota Malang, para pejabat struktural, para Kepala KUA dan Kepala Madrasah serta Pejabat fungsional Kemenag Kota Malang. Wakil Walikota Malang Drs. Sutiaji mengatakan bahwa berbagai etnis dan agama yang ada di Kota Malang sejauh ini dapat hidup damai dan toleran. Tentu saja tidak menafikan terjadinya gejolak yang muncul di beberapa kali, tetapi sejauh ini dapat secara cepat diselesaikan. Kondisi yang kondusif ini – lanjutnya – harus senantiasa dipelihara. Sebab jika tidak, berbagai kemungkinan dapat merusak keharmonisan yang terbina. Oleh karenanya, salah satu prioritas Kota Malang saat ini adalah kerukunan hidup antar umat beragama. Sementara itu Kakankemenag Kota Malang Drs. H. Imron,M.Ag menyam paikan bahwa Kota Malang menjadi barometer kerukunan antar umat di Indonesia bahkan Internasional. Namun di balik itu juga terjadi gesekan di intern umat beragama. Oleh sebab itu, perlu juga dipikirkan tentang kerukunan di intern umat beragama. •Burhan SOSIALISASI NSDT, PEMBINAAN ADMINISTRASI DAN VALIDASI DATA MADIN LAMONGAN – Dalam upaya memberikan pembinaan kelembagaan, Kankemenag Kab. Lamongan memberikan Sosialisasi Nomor Statistik Diniyah Takmiliyah (NSDT), Pembinaan Administrasi dan Validasi Data Madin di ruang pertemuan setempat, (11/03). Kegiatan ini diikuti PPAI Dasar dan Menengah serta Ketua KKM Kecamatan seKab. Lamongan. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Lamongan Drs. H. Leksono, M.Pd.I mengatakan pentingnya pembenahan dalam Madin terutama dalam hal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) maupun kelembagaan. Latar belakang pendidikan guru dan lokasi yang beragam, berdampak pada pelaksanaan proses KBM yang juga beragam antara Madin satu dengan lainnya. Menindaklanjut surat Kakanwil Kemenag Prov Jatim, PPAI diberi tugas tambahan berupa pembinan pada lembaga Madin. Para PPAI diharapkan turut memberikan pembinaan pada Madin, utamanya pada segi administrasi. Sebelumnya, Kasi PD Pontren Drs. H. Abdul Karim, M.Ag mengatakan hingga tahun 2013, Kankemenag Kab. Lamongan telah melakukan langkah pembinanaan pada Madin tingkat ula (892 lembaga), tingkat wustho (209 lembaga) dan tingkat ulya (7 lembaga). •Nsr
MPA 331 / April 2014
55
Siswa-Siswi MTsN Sidoarjo Sabet Juara Olimpiade Matematika
SIDOARJO – Mutu pendidikan madrasah baik dari sisi guru dan murid ternyata tidak kalah dengan mutu guru dan murid dari sekolah. Itu terbukti dari prestasi nyata yang telah ditorehkan oleh siswa-siswi MTsN Sidoarjo yang berhasil menyabet Juara II dan III
olimpiade MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Matematika Kabupaten Sidoarjo tahun 2014. Siswa-siswa hebat juara olimpiade Matematika tersebut adalah M. Al Faridzi Aghnia R dan Ainun Chabibullah menyabet juara II. Sementara M. Nuchan Ubaidillah dan Rifqi Rosyidah Alifiyah berhasil menyabet juara III. Mereka berhasil mengalahkan 226 regu peserta olimpiade yang berasal dari SMPN/S dan MTsN/S se-Kab. Sidoarjo. Bangga dengan prestasi siswa, Kepala MTsN Sidoarjo (H. Agus Suwito, M.Pd.) memamerkan tropi kejuaraan yang diraih kepada semua siswa-siswi pada acara apel pagi di halaman kampus MTsN Sidoarjo. Empat siswa yang juara dipanggil maju ke panggung kehormatan untuk menerima tropi, berfoto bersama dengan pimpinan madrasah dan guru pembimbing mapel Matematika. Prestasi empat siswa ini membahagiakan civitas akademika MTsN Sidoarjo, terutama pembimbing dan guru Matematika. Antara lain; H. Zaini Tamam, S.Pd. MM, Binti Nihayati, S.Pd, Hj. Jamilah, S.Pd., MM, Dra. Musayyarah, MM dan Dra. Khusnul Khotimah, MM. •Im2
Sosialisasi Struktur Baru Bimas Islam
Bagi Penyuluh Agama Islam Fungsional dan KUA KAB. PROBOLINGGO – Bertempat di aula Al-Ikhlas Kankemenag Kab. Probolinggo, diadakan sosialisasi struktur baru Bimas Islam bagi Penyuluh Agama Islam Fungsional dan KUA se-Kabupaten Probolinggo, (4/3). Dalam sambutan sekaligus pembinaan, H. Busthami, SH, M.H.I selaku Kakankemenag Kab. Probolinggo menjelaskan tentang perubahan struktur baru Bimas Islam, tupoksi dan mekanisme organisasi masing-masing setelah sempat mengalami perubahan. Demikian juga tentang posisi Penyuluh Agama Islam yang sekarang berada langsung di bawah Seksi Bimas Islam. Dengan perubahan struktur tersebut tentu akan memperkuat kinerja dan keberadaan Seksi Bimas Islam. Kasi Bimas Islam, Drs. H. A. Wafi, M.Pd.I menyatakan akan melakukan pemetaan untuk lebih memaksimalkan tugas dan fungsi para penyuluh terutama bagi KUA yang kekurangan petugas. Para penyuluh akan dilibatkan langsung dengan tugas-tugas KUA di
Workshop Bimbingan Perjalanan Ibadah Haji
SAMPANG – Seksi PHU Kankemenag Kab. Sampang mengadakan workshop bimbingan perjalanan ibadah haji yang diselenggarakan di Hotel Wisata Camplong selama dua hari (4-5/3). Peserta sebanyak 40
56
MPA 331 / April 2014
lapangan terutama menyangkut Suscatin dan pembinaan keluarga sakinah. Di samping membina kelompok pengajian dan majelis taklim terutama instansi lain di luar Kemenag seperti di Lapas. Dalam sosialisasi tersebut juga dilakukan reformasi POKJALUH yang baru. Terpilih sebagai ketua adalah Ansori, S.Ag, M.PdI dan wakilnya adalah Qudsiyah Azizah, S.Ag. •Yazid Zain orang dari unsur Kepala KUA, dan perwakilan CJH tiap Kecamatan se-Kab. Sampang. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Sampang Drs. H. Mudjalli melaporkan bahwa CJH untuk Kab. Sampang yang akan berangkat tahun ini sebanyak 316 orang. “Harapan kami dengan adanya kegiatan ini peserta dapat menyerap semua informasi yang disampaikan oleh pemateri,” ungkapnya. Bertindak sebagai ketua panitia yaitu Kasi PHU Kemenag Sampang Drs. H. Holil, M.MPd. Sementara nara sumber berasal dari Kabid PHU Drs. H.M. Sakur, M.Si, Kasi Pembinaan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur Drs. H. Abd. Haris, M.Pd.I, Ketua IPHI Sampang Drs. H. Moh. Basid, dan Kasi Bimas Islam Kemenag Sampang Drs. H. Ach. Makky, M.Si. “Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan serta karakteristik yang dimiliki baik oleh pembimbing maupun CJH sendiri berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan,” ungkapnya. Peserta sangat antusias terhadap workshop ini. Bahkan ada usulan agar jumlah peserta kegiatan ini diperbanyak sehingga informasi dan ilmu yang disampaikan terjangkau oleh semua CJH. •Lely
PEMBINAAN P3N SE-KOTA BATU BATU – Pelayanan pernikahan sempat menjadi sorotan diakhir tahun 2013, hal ini terkait dengan indikasi penerimaan ’gratifikasi’ oleh Penghulu atau PPN. Untuk itu Kankemenag Kota Batu melalui Seksi Bimas Islam menyenggarakan Pembinaan P3N se-Kota Batu bertempat di aula Kankemenag Kota Batu, (19/3).Kegiatan ini dihadiri oleh 35 peserta yang terdiri dari Kepala KUA, Penghulu/PPN dan P3N seKota Batu. Kepala Seksi Bimas Islam Kankemenag Kota Batu dalam sambutan pembukaannya yang mewakili Kakankemenag Kota Batu menyatakan akan pentingnya kegiatan pembinaan ini. Diharapkan agar para aparatur terkait dapan memahami dan melaksanakan tugasnya dengan baik, tanpa ada kekhawatiran pelanggaran hukum di kemudian hari. Para peserta terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan ini, mengingat materi yang disampaikan memberikan mereka tambahan ilmu dan pengalaman dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya terkait dengan pernikahan. Di samping itu nara sumber yang dihadirkan tampil dengan penuh semangat untuk berbagi ilmu dan pengalamannya dalam meningkatkan kualitas pelayanan ma syarakat di bidang pernikahan, talak dan rujuk. •Syarif
PEMBINAAN MANAGEMEN ORGANISASI DHARMA WANITA SAMPANG - Bertempat di aula Kan kemenag Kab. Sampang, DWP Kab. Sampang gemen ke mengadakan pembinaan mana pada unsur pelaksana DWP Kemenag Kab. Sampang, (27/2). Turut hadir dalam pembinaan itu Ketua DWP Kab. Sampang Ny. Hurriyah Puthut selaku istri Sekda Kab. Sampang dan pengurus sebanyak 10 orang serta istri kepala KUA dan PPAI se Kab. Sampang sebagai tamu undangan. Dalam laporannya, Ketua DWP Kankemenag Kab. Sampang, Ny. Imroatin Mudjalli menyampaikan harapan agar dengan adanya pembinaan ini dapat membenahi administrasi menjadi lebih tertib dan baik, serta yang terpenting dapat menjalin tali silaturrahim. Pada kesempatan itu pula Ketua DWP Kab. Sampang Ny. Hurriyah Puthut menjelaskan bahwa pembinaan ini ber tujuan agar administrasi yang ada di unsur pelaksana sesuai dengan AD/ ART. “Pembinaan ini juga bertujuan agar kita sebagai istri PNS bisa menambah pengetahuan maupun keterampilan dan mampu memotivasi suami agar menjadi abdi negara yang amanah, jujur dan profesional,” jelasnya. Setelah diadakan pembinaan ini, pengurus DWP Kankemenag Kab. Sampang langsung mengevaluasi kekurangan admi nistrasi yang ada. •Lely
MTsN LAWANG GELAR TRY OUT MALANG – Membekali siswa dan mengukur kemampuannya dalam meng hadapi UN, dapat dilakukan dengan bagai cara termasuk di antaranya ber menggelar try out beberapa kali. Baik itu untuk skala nasional, wilayah maupun kabupaten. Dengan diadakan try out sejak awal semester hingga bulan Maret ini, diharapkan dapat mengukur kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal ujian dan juga sarana evaluasi pembelajaran siswa di kelas. Demikian pernyataan Kepala MTsN Lawang Kabupaten Malang, Drs. Ode Saeni Ali Idrus, M.Ag. Untuk itu jauh-jauh sebelumnya, pihak MTsN Lawang bekerja sama dengan lembaga pendidikan Bahasa Inggris menjalankan program English Form Basic (EFB) yakni pemberian materi tambahan untuk bahasa Inggris seusai jam pelajaran sekolah sebanyak 4 kali seminggu. Para siswa diberikan ketrampilan dasar dan lanjutan agar meningkat kemampuannya baik dalam bidang grammar maupun conversation. Cara ini terbilang berhasil karena hasil try out yang baru diselenggarakan ada kenaikan signifikan. Selain itu, pihak madrasah juga memfasilitasi keberadaan English Club maupun Arabic Club sebagai wadah mengasah kemampuan siswa di bidang bahasa. •Arif
GELAR LOMBA MTQ UNTUK KORPRI KABUPATEN JEMBER JEMBER – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keimanan, Pemkab Jember bekerjasama dengan Kankemenag Kabupaten Jember melaksanakan Seleksi Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) untuk PNS baik dari pegawai struktural maupun fungsional di lingkungan Kabupaten Jember, (15/3). Acara ini dipusatkan di aula PB Sudirman Pemerintah Kabupaten Jember. Kasubag Kesra bagian Keagamaan menyam paikan bahwa tujuan diadakan Seleksi Musabaqoh Tilawatil Qur’an ini tidak lain untuk mencari bibit-bibit di bidang Musabaqoh juga untuk persiapan MTQ di Surabaya pada tanggal 24-27 Maret 2014 di Asrama Haji Sukolilo. Hasil seleksi antara lain pada Tartil untuk putra dimenangkan oleh Ustad Syaifudin Zuhri (dari Dinas Pendidikan), Tartil untuk putri dimenangkan oleh Lilik Umi Hanik S.Ag (dari Kankemenag), Tilawah dimenangkan oleh Maskud, S.Ag.M.Ag (dari STAIN), Syarhil Qur’an dimenangkan oleh Ulfa Dalila Ula Banati ( dari UPTD), Tahfid 1 (satu) Juz dimenangkan oleh Mutik A.Md (dari UPTD), Tahfid 5 (lima)Juz dimenangkan oleh Ustad La Gani Siompo S.Ag (dari Kemenag) dan Khottil Qur’an dimenangkan oleh Syaiful Anam S.Ag (dari STAIN).
VERIFIKASI DATA TEMPAT IBADAH TAHUN 2014 KOTA PROBOLINGGO – Bertempat di aula Kankemenag Kota Probolinggo, Seksi Bimas Islam Kankemenag Kota Probolinggo melaksanakan kegiatan Verifikasi Data Tempat Ibadah Tahun 2014 sekaligus penetapan 50 Penyuluh Agama Islam Non PNS tahun 2014, (14/2). Ketua pelaksana, Moh. Dawam Ichsan, M.Si (Kasi Bimas Islam) menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan karena ada permintaan dari Kanwil Kemenag Prov. Jatimyang harus segera diselesaikan tentang pendataan tempat ibadah. Hal yang perlu didata adalah nama tempat ibadah, alamat, luas tanah, luas bangunan, status tanah, kriteria masjid dan sertifikasi arah kiblat. Sementara itu, Kakankemenag Kota Probolinggo H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I dalam arahannya menyampaikan bahwa Penyuluh Agama Islam Non PNS tahun 2014 merupakan perpanjangan tangan dari Kemenag di masyarakat. Penyuluh Non PNS diharapkan bisa memberikan informasi yang baik dan benar terkait pemberitan negatif Kemenag di masyarakat, terutama tentang biaya pencatatan nikah dan masalah haji yang sedang hangat. Dan yang terpenting penyuluh harus memiliki komitmen dalam menjalankan tugasnya dan membesarkan Kemenag. •Roz
PEMBINAAN PENYULUHAN HAJI KAB. KEDIRI – Untuk mempersiapkan pelaksanaan ibadah haji yang baik, Kantor Kemenag Kab Kediri menyelenggarakan pembinaan penyuluhan haji bagi ketua IPHI Kecamatan, Kepala KUA dan Penyuluh Fungsional, (20/3). Acara yang bertempat di gedung serba guna ini menghadirkan nara sumber dari Dinas Kesehatan dan Kantor Imigrasi. Kasi Haji Kankemenag Kab. Kab Kediri, Drs. H. Abdul Aziz, M.Pd.I. mengin for masikan sejumlah bank penerima setoran haji sekaligus mengajak kepada para petugas penyuluhan haji untuk bekerja dengan ikhlas, menyampaikan penyuluhan haji secara tepat dan menjalin komunikasi yang baik dengan calon jama’ah haji. Pada kesempatan tersebut, Dinas Kesehatan mensosialisasikan ketentuan pemeriksaan kesehatan calon jama’ah haji dan jadwal pelayanan laboratorium rikkes haji tahun 2014. Sedangkan tim dari Kantor Imigrasi, yang dipimpin oleh Abimanyu menyampaikan beberapa hal terkait dengan paspor. Pada kesempatan ini petugas penyuluhan haji dengan semangat mengajukan pertanyaan, masukan dan kritik terkait dengan penyelenggaraan haji, juga keluhan calon jama’ah haji tentang pengurusan paspor dan pelayanan kesehatan. •Alfy
MPA 331 / April 2014
57
Gulai Cumi Bahan: l 500 gram daging sapi l 200 gram margarin, untuk menggoreng BUMBU: l 2 buah cabai merah l 1 ruas jari kencur l 1 ruas jari jahe
l 1 ruas jari kunyit l 2 sdm ketumbar bubuk l ½ sdt jintan bubuk l ¼ sdt cengkih bubuk l ¼ sdt pala bubuk l ½ sdt terasi l 2 sdt garam (secukupnya)
Cara membuat: 1. Ambil daging sapi, lalu potong-potong persegi tipis. Sisihkan. 2. Haluskan cabai merah, kencur,jahe, dan kunyit. Campurkan dengan daging, tambahkan ketumbar, jintan, cengkih, pala, terasi, dan garam, lalu panci ditutup. Masak dengan api kecil hingga daging lunak dan kuah mengental. Angkat. 3. Panaskan margarin, goreng potongan daging berbumbu hingga kuning kecokelatan. Angkat, sajikan bersama sausnya. >> untuk 5 porsi
Pindang Bandeng Bahan: l 500 gr ikan bandeng l 1 sdt asam l 1 sdm garam l minyak goreng secukupnya l 250 ml santan l 3 buah bawang merah, iris halus l 2 siung bawang putih, iris halus l 3 buah cabai merah, iris serong halus l 2 lembar daun kunyit l 2 batang serai, memarkan l 2 sdm garam l 2 buah asam kandis
BUMBU YANG DIHALUSKAN: l 3 buah bawang merah l 1 siung bawang putih l 5 buah cabai merah l 2 cm jahe l 2 cm lengkuas l 1 cm kunyit
Cara membuat: 1. Buang insang dan sisiknya, cuci bersih ikan, potong-potong. lumuri ikan dengan asam dan garam. 2. Panaskan minyak goreng, masukkan ikan, goreng kering dan matang, angkat. 3. Tumis bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan bumbu yang dihaluskan hingga harum. Masukkan daun kunyit, serai, garam, dan santan, masak hingga keluar minyak. Masukkan ikan, dan asam kandis, masak dengan api kecil hingga bumbu meresap.
58
MPA 331 / April 2014
LAA Remaja
Yessy Arianti
Tak cukup Dua Gelar Juara Nasional
B
agaimana rasanya mengikuti tiga ajang kompetisi nasional sekaligus dalam waktu yang bersamaan? Tanyakan saja itu kepada Yessy Arianti siswi kelas XII IPS-1 MAN Sidoarjo ini. Di awal bulan November tahun lalu dia harus mengikuti Olimpiade Ekonomi tingkat Nasional di Universitas Negeri Malang. Dan dalam waktu yang hampir bersamaan dia juga menjadi delegasi Provinsi Jatim dalam Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) tingkat nasional di Malang. “Sebenarnya, saya juga masuk semi final Olimpiade Ekonomi tingkat Nasional Di Universitas Airlangga Surabaya. Tapi karena berbarangen dengn dua kompetisi di Malang itu terpaksa saya tinggalkan.” ujarnya sedikit kecewa. Kekecewaan ini sangat beralasan, sebab Unair merupakan kampus tujuannya melanjutkan pendidikan remaja kelahiran Sidoarjo 10 September 1996 ini setelah lulus dari MAN Sidoarjo tahun ini. Apalagi dia sudah mendaftarkan diri melalui jalur PMDK di kampus tersebut. Namun, kesedihannya tak berlanjut, seiring dengan hasil positif yang didapatkannya dalam dua ajang kompetisi ekonomi di Malang. Sebab di Olimpiade Ekonom di UM, dia mampu menggondol status juara harapan I. sedangkan, dalam KSM Nasional 2013 bidang Ekonomi, sulung dari 2 bersaudara ini mampu menyuguhkan gelar The Best Eksplorasi dan berhak mendapatkan medali emas. “Saya langsung sujud syukur, sebab tak menyangkabisa menang. Apalagi sebenarnya kesiapan mengikuti KSM ini minim,” tuturnya sambil tersenyum puas. Sebelumnya di tahun yang sama
pada Pebruari 2013, dia mampu menjadi yang tebaik bidang Ekonomi dalam KSM se-Wilker Surabaya. Tiga bulan kemudian yakni bulan Mei, putri pasangan Nursalin dan Widyawati ini mendapatkan juara I. Inilah yang mengantarkannya sebagai delegasi Jawa Timur dalam KSM dan Aksionam di Malang. Meski telah merengkuh juara di berbagai kejuaran, tapi ternyata tak membuatnya jumawa dan berpuas diri. Sebab baginya, di atas langit masih ada langi lagi. Artinya jangan pernah memuji diri sendiri hebat, sebab masih banyak ada orang yang lebih dari diri kita. Inilah yang menusik hati lulusan SMPN 1 Wonoayu ini saat mendapatkan penghargaan dalam HAB Kemenag ke-68 di Kanwil Kemenag Prov. Jatim pada awal Januari lalu. “Saya menjadi iri sekaligus termotivasi dengan prestasi internasional yang didapat beberapa teman dari berbagai daerah di Jawa Timur,” ucap penghobi buku-buku sain dan pengetahuan umum ini. Itulah sebabnya, remaja yangmengaku beberapa kali gagal juara saat masih di kelas XI ini kini mengikrarkan diri agar ke depan bisa megukir prestasi internasional. Meski disadari oleh mantan Ketua Koperasi MAN Sidoarjo ini, kemampuan dalam penguasaan bahasa asingnya lemah. “Sebab itulah saat ini saya serius belajar bahasa inggris sebagai modal pembuka mengukir prestasi internasional di masa mendatang,” pungksnya penuh optimistis. Ternyata tak cukup banginya dua gelar juara nasional sekaligus. •pri
MPA 331 / April 2014
59
Seketika Umar Yang Garang Jadi Begitu Tenang Oleh : H. Ahmad Hartoyo
P
asar Ukaz di perbukitan Arafah menjadi saksi keperkasaan Umar bin Khattab. Di situ biasa diselenggarakan pekan tahunan dengan berbagai macam perlombaan, baik dari cabang seni maupun cabang olahraga. Umarpun sering ke tempat itu untuk mengikuti lomba gulat, dan biasanya ia memperoleh kemenangan, Umar memang perkasa. Ketika Rasulullah SAW menyiarkan agama Islam, Umar adalah salah seorang penentang Islam yang amat keras. Itu sebabnya ketika tahu Labinah, sahaya perempuan di rumahnya memeluk Islam, ia begitu murka. Dihajarnya sahaya itu sejadi-jadinya, sampai-sampai ia kelelahan karenanya. Dengan enteng ia berkata : “Aku berhenti memukul bukan karena kasihan, tapi aku lelah saat ini. Nanti kalau hilang penatku, aku hajar lagi kau“ Tidak cuma sahayanya yang disiksa, tapi yang lainpun ketika ia tahu telah memeluk Islam, dihajarnya juga. Namun bagi kaum Muslimin, rintangan dan gangguan seberat apapun tidak berarti apa-apa. Melihat kenyataan itu, Umar bertekad dengan mantap, ia harus melenyapkan pendiri Islam. Akhirnya dengan menenteng pedang, ia bergegas menuju ke tempat Nabi Muhammad SAW, tujuannya satu, bunuh Muhammad! Dalam perjalanan ke tempat Nabi Muhammad SAW, ia bertemu dengan Nuaim bin Abdullah. Ketika melihat begitu sangar wajah Umar, segera ia menanyakan ada masalah apa? Umar menjawab bahwa ia akan membunuh Muhammad! Nuaim menjawab : “Kamu lihatlah dulu ke dalam keluargamu, adikmu dan suaminya telah ikut agama Muhammad“ Betapa murka Umar waktu itu, segera ia balik arah ke rumah Fathimah, adiknya sendiri. Ketika sampai di sana, terdengar adiknya sedang membaca ayat-ayat al-Qur’an, dan tanpa basa basi Umar masuk ke rumah adiknya. Begitu tahu Umar yang masuk, Fathimah segera menyembunyikan lembaran-lembaran al-Qur’an agar tidak terlihat kakaknya. “Jangan sembunyikan apapun dariku, aku sudah tahu semua. Aku tahu kalian berdua telah ingkar agama“, hardik Umar seraya ia pegang iparnya dan memukulnya dengan sangat kuat. Fathimah berusaha membela suaminya, tapi Umar tidak kalah garang, adiknya itu ditampar pula sampai berdarahdarah. Dalam situasi yang amat buruk itu, Fathimah dengan lantang berkata : “Umar! Lakukanlah sekehendakmu, Islam tidak akan pernah lepas dari hati kami“. Tiba-tiba ada perasaan aneh melintas di hati Umar, ia memandang saudarinya dengan pandangan iba dan kasihan,
60
MPA 331 / April 2014
apalagi dilihatnya darah masih keluar dari luka-luka adiknya. Lalu dengan lembut ia berkata : “Coba tunjukkan kepadaku apa yang kamu baca tadi?“. Akhirnya Fathimah mengeluarkan petikan dari ayatayat al-Qur’an dan diletakkan di hadapan Umar. Umar lalu mengambil dan menemukan ayat : “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah, dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana“. Ia membaca ayat-ayat suci itu dengan sepenuh perhatian, dan tampaknya tiap-tiap kata menimbulkan kesan yang begitu mendalam di hatinya. Sehingga ketika sampai pada ayat : “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya “ tibatiba secara reflek ia berseru : “Sesungguhnya aku percaya, bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Nabi dan Utusan-Nya“. Begitulah kemudian Umar bin Khattab segera berusaha menemui baginda Nabi yang saat itu berada di rumah AlArqam ibnu Abul Arqam dan dengan serta merta menyatakan keislamannya. Rasulullah berbahagia, demikian pula para sahabat dengan masuk Islamnya Umar bin Khattab RA. Orang-orang kafir Quraisy susah, karena salah seorang penentang Islam yang paling keras telah berubah menjadi seorang Muslim yang baik. Sejak saat itu, dakwah Islamiyah mulai dilakukan dengan terang-terangan. Umar memang mengusulkan kepada baginda Nabi tentang hal itu. Ia berkata : “ Bukankah kita di jalan yang benar?“ Rasulullah SAW menjawabnya : “Benar sekali“ dan Umar berkata lagi : “Lalu mengapa kita shalat dan menyebarkan Islam secara diam-diam? Aku bersumpah demi Allah yang telah mengutus Anda sebagai Rasul-Nya, kita harus shalat dan menyebarkan Islam secara terbuka“. Dan memang Rasulullahpun akhirnya memperkenankan kaum Muslimin shalat secara terbuka di Ka’bah ! Dan para sahabatpun keluar untuk shalat di Ka’bah. Mereka dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok dipimpin oleh Hamzah bin Abdul Muthalib RA yang juga telah masuk Islam beberapa hari sebelum Umar, dan satu kelompok lagi dipimpin oleh Umar bin Khattab RA. Begitu juga dengan dakwah Islamiyah yang dulunya dilakukan dengan diam-diam, mulai saat itu dilakukan dengan terang-terangan. Sejak saat itu pula Rasulullah SAW memberi gelar kepada Umar bin Khattab dengan gelar Al-faruq, Sang Pembeda ! Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Al-Hakim, Baginda Nabi bersabda : "Dialah (Umar) yang mampu membedakan yang hak dan yang bathil".
Kang Jamal
Oleh: Mey.S
Guratan di wajah kang Jamal tampak jelas dan tajam. Garis gemaris itu menggambarkan betapa kerasnya irama hidup yang dilaluinya. Kang Jamal yang biasanya penuh tegur-sapa itu tiba-tiba terdiam merenungkan sesuatu. Kang Jamal mencoba menelusuri isu yang sempat ia tangkap. Terdengar kabar, bila seorang pejabat telah dengan nyaringnya meneriakkan ketidakpuasannya terhadap para pengelola lembaga pendidikan. Menurut sang pejabat –yang konon cukup diseganitadi, para guru belum melaksanakan proses belajar-mengajar secara benar. Para kepala sekolah tidak lagi mampu mengelola manajemen sekolah secara efektif. Lantas para rektor tiada sempat mengendalikan aksi-aksi mahasiswanya. Sungguh, tudingan pejabat itu membikin telinga merah sebagian orang. Namun tak sedikit yang menanggapi dengan dingin. Bagi para rektor, kepala sekolah atau guru yang merasa terkena imbas teriakan pejabat tadi, manjadikan dirinya gerah, blingsatan bak kucing kebakaran ekor. Terlepas dari persoalan benar dan tidaknya apa yang yang telah dilontarkan sang pejabat tersebut memang relatif. Karena semata-mata hanyalah merupakan hasil pengamatan yang boleh jadi diragukan akurasinya. Dari isu sang pejabat tadi, sesungguhnya ada dimensi moral yang menarik untuk dikaji. Bila saja para guru dan kepala sekolah jadi ciut nyalinya, itu wajar saja. Tapi tidak demikian bagi para rektor yang terdiri dari para cerdik-cendekia yang tentunya memiliki wawasan dan pengetahuan luas serta daya emphaty ability tinggi, hingga akan dengan mudah memaklumi dan memahami pandang budaya komunitas kita. Kang Jamal membelai-belai kumis tipisnya. Kita mengenal adanya budaya komunikasi tradisional, dimana dalam budaya tersebut mengakui posisi orang tua –pejabat atau seorang pemimpin berperan sebagai komunikator. Dalam model budaya seperti ini, setiap pendapat –opini- yang dilontarkan dari ‘atas’ bersifat normatif. Seperti halnya dengan adanya budaya pengarahan atau restu dari ‘atas’-an. Keduanya merupakan unsur penting dari budaya komunikasi bangsa kita, dimana semua itu melukiskan adanya paradigma linear serta komunikasi atas-bawah (top-down). Posisi orangtua (Ayah, Ibu, dsb) sebagai sosok yang harus disantuni dan dihormati diakui sistem budaya kita. Mereka butuh segala ucapannya agar dipatuhi. Mereka juga butuh segala wejangannya diperhatikan dan dijalankan. Mereka juga memiliki rasa mencintai dan ingin dicintai. Jika segala kebutuhannya tak terpenuhi bukan tidak mungkin akan mengalami penderitaan batin yang berat. Tentang kegagalan dalam bersosialisasi ini tidak semua orang yang berperan sebagai komunikator model top-down akan dihinggapi penyakit alienasi (terasing). Bagi mereka yang sadar akan kemampuannya akan dengan leluasa menyalurkan perasaan kesendirian dan kesepian jiwanya melalui media komunikasi yang dikehendakinya. Kang Jamal mencoba menelusiri perilaku sang pejabat tadi dari sisi yang lain. Kesadaran moral sang pejabat muncul ditentukan oleh kesadaran nilai ego. Banyak unsur yang mempengaruhi berubahnya ego kepribadian, antaranya: dorongan-dorongan naluri, kebutuhan serta keinginan yang muncul dari diri seseorang secara spontan dan bersifat prapersonal. Tanpa disadari, egoisme moral tersebut muncul dengan pongahnya. Ia telah bertindak sedemikian arogan tanpa mempertimbangkan unsur-unsur lain, semata demi mencapai hasil paling baik bagi dirinya. Dan itu pun tak sepenuhnya keliru, karena norma-norma moral berlakunya terbatas pada kebudayaan masyarakat tertentu, bahkan tak jarang hanya merupakan ungkapan perasaan seseorang belaka. Egoisme sendiri dapat muncul didukung oleh banyak kemungkinan, tergantung bagaimana kita menyikapi sesuatu yang dianggap baik serta hendak dicapai dalam waktu sekejap atau panjang. Seseorang yang ingin mencaapai hidup berdasar kepentingannya sendiri harus memiliki bekal wacana luas, matang, dan bertanggungjawab. Tidak sekedar menuruti berbagai keinginan, dorongan, nafsu, melainkan dibarengi penilaian-penilaian apa dan bagaimana yang ideal untuk realita. Kekuatan yang irasional seringkali menjebak hidup seseorang dan orang lain, karena tiadanya usaha untuk bertindak yang sesuai dengan kepentingan –yang nyata- orang banyak. Kang Jamal tersungkur dalam tafakur, mengkaji ayat-ayat suci, mengeja pesan-pesan Nabi. MPA 331 / April 2014
03 LAYOUT C - HAL 61 CERMAT - MART 2014.pmd 61
3/27/2014, 7:06 AM
61
Kartiniku
Indah nan elok kepribadianmu Pancaran kuat pedoman hidupmu Wanita tiang tombak wanita lain Pahlawan pejuang wanita Dapur dan sumur tinggal kenangan masa itu Pendidikan dan harapan kini berkedudukan sama Pemberantas ketidakadilan untuk sesama Jiwa dan raga menjadi ciri Semangat perjuangan menjadi motivasi Setiap zaman yang takkan berhenti Kini, wanita berwajah besar Berjajar di pinggir-pinggir jalan Menatap Negara ingin menatanya Amanat tidak sebatas kata Kartini, butuh generasi Dina Ila Rahmatika MTsN Tambakberas Jombang
Buntung
Saat fajar menyapa. Daun membalut pori. Saat mentari sejengkal. Ilalang jadi sangkar. Saat senja menepi. Sukma terasa mati. Saat bulan menuntun arah. Mata terlanjur menutup diri. Kau badut dalam kefanaan. Merugi akan tujuan benih dilahirkan. Bukan meraup harta nan singgahsana. Namun kawan yang membimbingmu menyusur arah. Dalam lorong keabadian. Muhammad Arir Fikri Abdillah XII-Agama di MAN Jombang
Akankah Ku Dikenang ???
Aku terdiam dalam sunyi Aku terengah dalam duka Terasing oleh dunia Bagai tersesat dalam hutan tak terpihak Hanya suara jangkrik Hanya hempasan angin, hanya naungan anjing menggonggong Yang temaniku dalam asa
Tengok aku..lihat aku.. peluk aku.. Tak ada yang mau meminjamkan pundak untukku Tuhan.. semiris inikah deritaku ??? Akibat dari perbuatanku Ampuni aku Tuhan.. ku sengaja lalaikanMu demi kenikmatan duniaku yang hanya sekejap mata itu Ku jual diriku, ku tapakkan kakiku pada arah nan kelam Tanpa ku perdulikan akhir kisah yang akan merajai Tuhan.. betapa hina diri ini saat ku bercermin melihat kisah silam Hingga ku korbankan surgaku untuk nerakaMu Hingga semua temanku, semua keluargaku serta semua orang yang ku sayang beranjak pergi tak perdulikanku Malamku menunduk, siangku terdiam Melihat diri ini terperangkap oleh virus HIV Melihat tubuhku semakin habis termakan AIDS Bintang itu.. bulan itu.. matahari itu... Menatapku dengan jijik dan kecewa Maafkan aku..maafkan aku... Karna telah ku kotori dinua ini dengan HIV AIDS yang menyerangku Aku menunggu ajalku Karna tak ada jalan lagi yang dapat menolongku Akankah aku dikenang ? dan bagaimana nanti aku akan dikenang ? Karna aku terlalu hina yang tega menodai dunia Ku goreskan penaku untuk negeriku Sampaikan salam, pesan dan maafku yang tulus untuk mereka, para remaja Indonesia nan suci Jangan kalian ikuti jejakku Jangan kalian pijaki jalanku Jauhi seks bebas dan jauhi narkoba Karna HIV AIDS memperbudak kalian, para remaja Indonesia Hingga nafas memekik sampai terhenti Tantiwi Dian Maharani MAN Pesanggaran Jl. H. Ichsan PO Box 237 Kesilir Kecamatan Siliragung Banyuwangi 68488
Kesadaran Akan Keajaiban Tuhan Lihat di sekitarmu Tepat di hadapanmu Awan - awan yang menutup Langit yang biru Planet - planet di orbitnya Membentuk harmony yang indah
Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi Hanya rintihan pilu, duka air mata yang tergelinang Aku tak dapat berbuat apa-apa lagi Selain membisu terdiam dalam peristirahatanku
Lihat yang di dalam dirimu Yang membentuk susunan yang sempurna Yang tersembunyi di dalam dirimu Dan berlari di urat nadimu
Semua orang menjauhiku, berlari ketakutan dengan deritaku
Bagaimana dengan benci, cinta dan sedih?
62
MPA 331 / April 2014
dan apapun yang kau rasakan Dapatkah kau menyentuhnya dengan tanganmu? Lalu, apakah mereka benar - benar ada? Ketika Bayi terlahir Sangat lemah dan tak berdaya dan kau melihat dia tumbuh Lalu apa yang kau ragukan? Apa saja yang di hadapanmu Yang merupakan Keajaiban dalam hidup Kita hanya bisa Membuka mata, hati dan jiwa Jika hanya dapat melihat dalam gemerlapnya dunia Kita juga harus melihat dalam gemerlap akhirat Yang lebih berkilau Alloh.. Engkaulah pencipta keajaiban itu Kami bersyukur padamu Dalam suka maupun duka Kami mengangkat tangan Terimakasih Alloh A'yunin Nadzifah MTsN Kunir Blitar Jl. Ponpes Al-Kamal Wonodadi Blitar
Ayat-ayat Ayah
Ayat-ayat terserak diatas batu cinta Bertengger diatas sayap-sayap rasa sayang Diatas pangkuan tahta syurga Menyiratkan tetesan-tetesan tinta sang Kuasa Dalam lembar yang akan segera hilang diterpa kasta yang tak kunjung nyata Terbercak secercah rasa ikhlas di pelataran karma Namun disepertiga malam kala tiada asa yang berdansa Dalam kantuk yang tak pernah nyata tuk berkata Jatuh sebongkah pena Dihadapan mimbar sang ayah Bukan sebuah keharusan tuk tetap duduk dan bersila Namun ini kaki kami yang menopang Walau mungkin takkan pernah terlipat rata Untuk sebuah ayat cinta dari kertas-kertas ayah Bukan untuk sepasang kacamata ayah yang tetap bertengger menunggu punah Bukan pula untuk sepasang kaki ayah yang akan tetap bersila menanti kata Namun untuk sebuah raga yang kini ku punya Yang kan segera menghilang dari kacamata ayah Ainun Rizqi Jl. Batu Raden 1 No 3 Jember kode pos 68101
TTM EDISI 331
Bulan APRIL 2014
TTM Edisi 331
MPA
DAFTAR PERTANYAAN MENDATAR : 1. Bak, tabung digunakan sebagai wadah 4. Tinggi rendahnya bunyi 6. Pertama, perdana 8. Kekacauan, tidak tertib 10. Kata ganti orang ketiga 11. Pilihan Allah untuk menerima wahyu 13. Delapan 15. Orang berilmu 17. Kasih sayang 19. Daftar Inventaris Ruangan 20. Nama tujuan, sasaran, rumah 22. Bagian dari tanaman 24. Sistem yang dapat berulang 25. Peti besar tempat menyimpan sesuatu MENURUN : 1. Sajak sederhana yang mengharukan 2. Alat penangkap ikan 3. Udara yang bergerak 4. Tidak plus tidak minus 5. Engkau, kamu 7. Berat sebelah 9. Bagian anatar buku, sendi, jalan 12. Logam yang keras 14. Sama, seimbang, sebanding 16. Bahan, benda yang nampak 18. Alat music dipetik 19. Nama Nabi 21. Indera penglihatan 23. Bernyanyi secara bersama
KUPON
No : 331
JAWABAN TTM NO. 329 Mendatar : 1.BARAT 4.UDARA 7.IBA 9.DOSIS 11.DADALI 12.BUSANA 14.RM 15.BU 17.AJARAN 19.DAKKAR 21.JAGAL 23.NUN 24.ANA 25.ASING 26.ALIBI Menurun : 1.BIADAB 2.RUAS 3.THIS 4.UTARA 5.APARATUR 6.ABIDIN 10.IMAM 11.DADAR 13.SRIKANDI 15.BATA 16.ADINDA 18.NALURI 20.ARANG 21.JALA 22.GIGI
Peraih Hadiah TTM No. 329 1. Sigit Pamungkas Perum Bumi Mangli Permai Blok ID-9, Jember 2. Supardi MTsN 1 Paron Jl. Raya Paron No.1 Paron-Ngawi (63253) 3. Erna Badriyatin MIN Sumberjati Kademangan-Blitar (66161) 4. Hanif Is Karima Staf PHU Kankemenag kab. Lumajang, Jl. Pisang Agung Lumajang 5. Mohammad Salehoddin MIN Al-Husaini Pasanggar Pegantenan-Pamekasan (69361)
Ketentuan : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir April 2014 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 333.
MPA 331 / April 2014
63
Panggilan: Adzka
Panggilan : Azrul
TTL: Sidoarjo, 19 November 2012
TTL : Sidoarjo, 27 Nopember 2013
Alamat: Wedi 1 RT. 2 RW. 3
Alamat : Dsn. Awargunting
Gedangan Sidoarjo
RT. 23 RW. 12 Tambakrejo Sidoarjo
Cita-cita: Pilot
Hobi : Membuat orang lain tersenyum
Hobi: Membaca Al-Qur’an Orangtua: Rachmat Hidayat, S.Pd & Isna Devinta, A.Md.Keb.
Cita-cita : Dokter Orantua : Sutrisno Akbar, S.Pd.I & Mania Sri Lestari
Panggilan : Filza
PANGGILAN : Ayi
TTL : Lumajang 27 September 2012
TTL : Lumajang, 29 September 2011
Alamat : Ranupakis, Klakah, Lumajang
ALAMAT : Jln. Ranu Klakah No 94, Klakah, Lumajang HOBI : Memancing dan Main Bola
Hobi : Belajar meniru baca do'a
CITA - CITA : Dokter dan
Orangtua : Efi Fahmi dan A.Ridwan
Menghafal Alqur'an ORANGTUA : Hari Purwanto dan Wasilatun Nikmah
Panggilan : Vid
Panggilan : Shireen
TTL : Sumenep, 03 Ramadhan 1432
TTL : Sumenep, 14 April 2011
Alamat : Dsn. Pesisir Ds. Prenduan
Alamat : Dsn. Pesisir
Kec. Pragaan Kab. Sumenep
Ds. Pakandangan Barat RT. 1 RW. 1
Hobi : Belanja ke mart
Kec. Bluto Kab. Sumenep
Cita-cita : Penghulu
Hobi : Menyanyi dan menari
Orangtua : KH. Rasid, M.Pd.I dan
Cita-cita : Dokter Anak
Ny. Hj. Musdalifatul Arafah
Orangtua : Zainol Rahman, S.Pd. dan N. A Indah Purwanti, SH.I
64
MPA 331 / April 2014
Kalung Aisyah Oleh: Abd. Samad*)
A
isyah menatap dalam-dalam kalung yang dibelinya di pasar. Ia tersenyum manja. Kalung itu dibolak-balik hingga beberapa kali. Sebuah kalung yang diincarnya sejak dua bulan silam. Baru tadi siang hasratnya untuk memiliki kalung itu terkabulkan. Padahal, beberapa teman sebayanya telah memakai kalung itu sejak dua bulan yang lalu. Aisyah memutar otak untuk bisa membeli kalung tersebut. Setiap hari, ia harus menekan uang jajan. Jika sang ayah memberinya uang saku Rp. 2.000, Aisyah mengisi celengan yang terbuat dari bambu sebesar Rp. 1000.-. Itu pun kalau tak ada kepentingan yang mendadak. Jika ada keperluan khusus, terkadang Aisyah harus gigit jari. Ia harus menahan keinginannya membeli camilan yang bergelantungan di kantin sekolah. “Harganya memang sangat murah, tetapi membuat aku lebih cantik dengan kalung ini,” pikir Aisyah seraya membolak-balikkan tubuhnya di depan cermin. Senyumnya mengembang manja. Sesekali ujung telunjuknya menyentuh lesung pipinya. Kepalanya berlenggak-lenggok bak peragawati di atas calt walk. Ketika daun pintu berderet pelan, Aisyah tak sempat menyembunyikan rasa malunya. Tiba-tiba, ayahnya berdiri seraya memandang aneh Aisyah. “Ada apa, Anakku?” tanya ayah dengan sapaan kasih sayang. “Ayah, lihatlah, aku bisa membeli kalung ini tanpa harus merengek-rengek minta dibelikan,” jawab Aisyah seraya menampakkan sikap manjanya. “Oh, kalung yang sangat indah. Hmmm..., ayah sangat menyukainya,” puji sang ayah. Aisyah semakin percaya diri. Besok pagi, ketika berangkat ke sekolah, ia tak boleh lupa memakai kalung itu. Bercanda dengan teman-teman. Atau mengerjakan PR bersama. Oh, ya! Ternyata kehadiran Aisyah dengan kalung itu mendapat sambutan baik dari teman-temannya. Rasa gembira menggelayuti isi hatinya. Mulai sekarang, Aisyah tak minder lagi berbaur dengan beberapa teman sekelasnya. Ia juga memiliki kalung sebagaimana kalung yang dipakai mereka. Malam ini, Aisyah tak bisa memejamkan mata. Angin kemarau yang menerobos celah jendela membuat tubuhnya sedikit gemetar. Lalu, kedua matanya menatap selimut usang pemberian ayahnya beberapa tahun silam. Baru saja ia menarik selimut, seseorang mengetuk pintu.
Aisyah melompat dengan cekatan. Setelah pintu terbuka lebar, sosok lelaki yang sangat ia kenal telah berdiri dengan gagah. “Ayah...?” Suara Aisyah agak meninggi. “Iya, Aisyah. Ayah ada perlunya sebentar. Jika kau tak keberatan, bolehkah kamu memberikan kalung itu kepada ayah. Ayah sangat menginginkan kalung itu.” Aisyah membalikkan tubuhnya. Hatinya terasa berat untuk memenuhi keinginan ayahnya. Mengapa tidak? Sejak dua bulan yang lalu ia menabung untuk memiliki kalung tersebut. Keinginannya akhirnya terpenuhi. Namun, baru saja ia menikmati kalung favoritnya itu, sang ayah meminta tanpa alasan yang pasti. Sang ayah faham dengan bahasa tubuh Aisyah. Sang ayah membalikkan tubuhnya setelah menutup pintu itu. Namun, sang ayah tak patah semangat. Besok malam, kembali ia menemui Aisyah. Permintaan serupa dilontarkan kepada Aisyah. Kali ini, Aisyah tidak terlalu cemberut. Tetapi, ia belum bisa memenuhi permintaan sang ayah. Tak jemu-jemu sang ayah membujuk Aisyah agar memberikan kalung itu. Setiap malam tiba, setelah azan isyak berkumandang, sang ayah menemui Aisyah dan meminta kalung itu agar diberikan kepada sang ayah. Hal tersebut berlangsung hingga beberapa malam. Pada malam kesepuluh, sang ayah kembali mendatangi Aisyah, masih dengan permintaan yang sama. “Ayah sangat menginginkan kalung itu,” bujuk sang ayah. Wajah Aisyah cemberut. Tetapi, kedua belah tangannya meraba kalung itu. Dibukanya kedua ujung sambungan yang terdapat pada kalung itu. Tanpa menatap sang ayah. Aisyah seperti menyimpan kecewa yang teramat dalam. “Ini kalungnya, Yah?” bibir Aisyah bergetar pelan. Sang ayah menerimanya dengan mata berkaca-kaca. Kemudian, sang ayah merogoh sakunya. Kedua bola matanya masih menatap wajah Aisyah. “Kamu tak pantas memakai kalung mitasi ini, Nak. Tapi pakailah kalung berlian ini. Ini adalah kalung berlian dan sangat cocok buat perempuan cantik seperti kamu,” sang ayah menjulurkan seuntai kalung berlian. Aisyah terkejut. Mulutnya terkunci rapat. *Abd. Shamad, staf PD Pontren KanKemenag Kab Sumenep. Jln.KH Agus salim No. 286 Kabupaten Sumenep Madura.
MPA 331 / April 2014
65
GELIAT MINORITAS MUSLIM di Tengah MAYORITAS BUDDHIST THAILAND (bagian TERAKHIR)
K
ehidupan Muslim Bangkok memang dikepung ritual, kebiasaan, tradisi, dan budaya Thai Buddhist yang berlangsung sejak pagi hari. Dan tradisi itu menurut Roger Welty (2005), berlangsung setiap hari selama lebih dari 2500 tahun silam. Benturan-benturan nilai dan kebiasaan diatas adalah wajah keseharian Muslim Bangkok. Mereka mengalami konflik identitas. Satu sisi sebagai warga negara Thailand, sebagai bangsa Thai, namun sisi yang lain juga sebagai Muslim. Ada nilai-nilai dasar dan prinsip fundamental serta syariat Islam tertentu yang tidak memungkinkan mereka untuk hidup sebagaimana yang orang-orang Thai Buddhist lakukan. Perbedaan cara hidup dan sistem nilai dengan cara hidup mayoritas Thai Buddhist,membuat warga Muslim dijuluki sebagi “khek”(istilah untuk pendatang atau orang asing yang beragama Islam). Sedang pendatang dari barat dan berkulit putih disebut “farang”. Muslim Thailand, walaupun minoritas tetapi tetap eksis dan terus menggeliat. Data Islamic Committee of Thailand, December 2000, misalnya menunjukkan bahwa di kota Bangkok dan kota-kota satelitnya, ada sekitar 700.000-an warga Muslim dengan jumlah masjid sekitar 260-an buah, dan memiliki Imam sekitar 2.475 orang. Juga aktifnya berbagai organisasi asosiasi mahasiswa Muslim di universitas-universitas Thailand. Kampus-kampus utama di Bangkok, seperti Chulalongkorn, Thammasat, Mahidol, dan Asian Institute of Technology (AIT), memiliki asosiasi mahasiswa Muslim (Muslim Students Association), yang sangat aktif dan saling berhubungan. Di Chulalongkorn University, ada sekitar 100-an orang mahasiswa dan pegawai Muslim. Namun hanya ada satu mushalla kecil (berukuran 6x3M berbentuk segitiga dimana dibagian tempat Imam mushalla, menyempit). Mereka orang Thai menyebutnya dengan “hong lamat”, atau Muslim Study Club Center. Kendati kecil,mushalla ini ramai dikunjungi oleh mahasiswa Muslim baik pria mapun permepuan. Baik mahasiswa Muslim dari Thai sendiri maupun dari luar Thai termasuk Indonesia. Setiap hari Jumat, utamanya ketika musim kuliah, digelar sholat Jumat dengan Imam bergantian dari kalangan mahasiswa sendiri. Para Muslimah juga amat rajin melaksanakan shalat fardhu dan juga mengikuti shalat Jumat. Menurut Adib, mantan ketua Chulalangkorn Muslim Study Club, sekaligus mahasiswa tingkat akhir Faculty of Engineering, menuturkan bahwa kegiatan ke-Islaman semacam ini, sudah biasa terjadi di kampus-kampus Bangkok. “Kami memiliki hubungan dengan mahasiswa Muslim di universitas lain. Secara berkala kami mengadakan kegiatan Muslim Study Camp bersama-sama keluar kota untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah”, katanya. Kalangan pedagang dan pengusaha Muslim Bangkok juga bangga dengan ke-Islaman mereka. Pedagang Muslim selalu menandai dagangannya dengan stiker berlafaz Allah, Muhammad, atau Bismillahirrahmanirrahim, disamping label halal yang mereka tempelkan di etalase took. Demikian juga dilingkungan pedagang kaki lima. Ini adalah cara mudah untuk mengidentifikasi bahwa makanan yang mereka jual adalah
66
MPA 331 / April 2014
layak dikonsumsi dan berstatus halal. Toko computer eksklusif di lantai 5 Phantip Plaza Thanom Petchburi di Bangkok pun dengan bangga memasang kaligrafi Arab ditembok atasnya untuk menandai bahwa pemiliknya adalah Muslim. Sentra kegiatan Muslim Bangkok adalah di Islamic Center di daerah Ramkamhaeng. Didalamnya ada masjid berukuran luas dan besar berlantai dua. Tempat shalat terletak di lantai 2, dan lantai bawahnya digunakan untuk aula, perpustakaan, tempat makan, toko buku, dan perkantoran. Masjid ini selalu ramai dikunjungi jamaah minimal pada setiap hari Jumat dan Ahad dengan beragam corak Muslim yang datang. Dari yang bercadar dan berjilbab lebar, ataupun bersorban dan bergamis, hingga Muslim yang menggunakan celana jeans ketat dan kaos oblong saja. Muslim Bangkok telah memberi warna lain bagi kehidupan kota Bangkok dan Thailand. Mereka mudah ditemukan berseliweran di pojok-pojok kota Bangkok. Mereka mudah dikenali dari pakaian mereka. Dari rahim mereka (komunitas Muslim) telah lahir sejumlah orang penting Thailand, seperti Jenderal Sonthi Boonyaratglin, Panglima Angkatan Bersenjata dan Ketua Dewan Keamanan Nasional Thailand, yang sekaligus pemimpin kudeta tak berdarah tahun 2005. Juga ada tokoh-tokoh akademisi terkenal seperti Prof. Anas dari Mahidol University, Prof. Chaiwat Satha Anand dari Tammasat University, Prof. Isra Santisart dari Chulalongkorn University. Muslim Bangkok memang minoritas tetapi tetap eksis serta terus menggeliat dan berkembang ikut memberikan kontribusi terhadap kemajuan Thailand. (diangkat dari the journal of muslim traveler heru susetyo jakarta lingkar pena kreativa 2009) ; •Ahar.
04 LAYOUT D - HAL 67 BIDIKAN - MART 2014.pmd 67
3/27/2014, 7:11 AM
05 LAYOUT E - HAL 68 COVER BLKG - MART682014.pmd
3/27/2014, 7:13 AM