Batch Processing dan Droplet
Adobe Photoshop menyediakan fasilitas Image Processor, Batch, dan Droplet untuk memudahkan pengolahan beberapa image sekaligus. Masing-masing fasilitas ini memiliki kemampuan khas dan unik sehingga dapat memenuhi kebutuhan Anda dalam pengolahan sekumpulan image dengan lebih cepat dan efisien. Nah, bab ini secara khusus mengulas mengenai kemampuan dan penggunaan masing-masing fasilitas tersebut sehingga kelak Anda dapat memilih dengan tepat fasilitas yang sesuai kebutuhan.
MENGGUNAKAN FASILITAS IMAGE PROCESSOR Fasilitas Image Processor berfungsi untuk mengubah dan memproses beberapa file sekaligus. Fasilitas ini memberikan bagi Anda kemudahan untuk memproses beberapa file tanpa membuat sebuah Action terlebih dahulu. Dengan fasilitas ini, Anda dapat mengubah atau melakukan konversi sekumpulan file JPEG, PSD, TIFF atau mengonversi file-file secara serentak ke dalam tiga format tersebut. Anda juga bisa mengubah ukuran image-image ke dalam ukuran yang telah ditentukan, menambahkan color profile, mengonversi beberapa file menjadi sRGB dan menyimpannya dalam format JPEG untuk web, serta menambahkan informasi metadata copyright pada image hasil konversi.
171
Untuk menggunakan fasilitas Image Processor, lakukan langkahlangkah di bawah ini. 1. Awali dengan memilih File > Scripts > Image Processor. 2. Pada jendela Image Processor yang muncul, masuklah ke bagian 1, yakni bagian Select the images to process dan aktifkan opsi Open First Image to Apply Settings agar image pertama ditampilkan dan Anda bisa melakukan pengaturan untuk image tersebut. Selanjutnya pengaturan itu juga akan diterapkan pada image lainnya.
Tampilan pengaturan di bagian 1 pada jendela Image Processor
3. Setelah itu klik tombol Select Folder. 4. Lanjutkan dengan memilih folder berisi image yang hendak diolah menggunakan fasilitas ini pada kotak dialog Choose a Folder yang muncul.
172
Memilih folder image
5. Jika sudah pilihlah tombol OK. 6. Kembali ke jendela Image Processor, masuklah ke bagian 2, yakni bagian Select Location to save processed images. Klik opsi Select Folder lalu pilih tombol Select Folder untuk menentukan lokasi penyimpanan image hasil olahan.
Memilih tombol Select Folder
173
7. Pada kotak dialog Choose a Folder yang muncul, tentukan lokasi penyimpanan file image hasil olahan. Jika Anda ingin membuat sebuah folder baru, klik tombol Make a New Folder dan ketikkan nama untuk sebuah folder baru yang muncul.
Menentukan folder penyimpanan hasil olahan
8. Sesudah itu pilihlah tombol OK. 9. Kembali ke jendela Image Processor, masuklah ke bagian 3, yakni bagian File Type dan pilihlah salah satu format file yang Anda inginkan. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing format yang tersedia. •
Untuk semua format, gunakan opsi Resize to Fit dan masukkan nilai di kolom Height dan Width untuk mempertahankan perbandingan ukuran dan tidak melakukan cropping.
•
Untuk format JPEG, skala nilai Quality sama seperti skala nilai yang digunakan aplikasi Adobe Photoshop. Nilai 1 mewakili kualitas terendah, sedangkan nilai 12 mewakili kualitas terbaik. Aktifkan pula opsi Convert Profile to sRGB pada image yang digunakan untuk web atau untuk image yang hendak dikirimkan.
•
Untuk format PSD, aktifkan opsi Maximize Compatibility agar file-file layer bisa dibaca oleh aplikasi lain yang mendukung format Photoshop.
•
Untuk format TIFF, aktifkan opsi LZW Compression untuk memperkecil kehilangan data kompresi.
174
Tampilan pengaturan di bagian File Type
10. Selanjutnya masuklah ke bagian 4, yakni bagian Preferences. Di bagian ini Anda bisa melakukan beberapa pengaturan seperti memilih salah satu Action yang hendak dijalankan, memasukkan informasi Copyright, dan menambahkan profil warna ICC (International Color Consortium).
Tampilan pengaturan di bagian Preferences
11. Setelah melakukan pengaturan di atas, pilihlah tombol Run. 175
MENGGUNAKAN FASILITAS BATCH Fasilitas Action memudahkan penerapan serangkaian langkah pada sebuah image. Tetapi masalah lain muncul, yakni ketika harus menerapkan Action yang sama ke beberapa image. Tentulah keadaan seperti ini akan menyita waktu dan energi Anda. Misalnya saja, ketika Anda menggunakan Action untuk membuat semua image menjadi hitam putih, membubuhkan nama Anda pada setiap image, mengubah ukuran semua file image, dan tindakan-tindakan serupa lainnya. Nah, jika menghadapi keadaan ini, Anda dapat mengatasinya menggunakan batch prosesing melalui fasilitas Batch yang disediakan oleh Photoshop. CATATAN: Demi keamanan file image Anda, hindari menerapkan Action pada image original. Sebaiknya terapkan Action pada file image hasil penggandaan. Untuk menggunakan fasilitas Batch ini, siapkanlah terlebih dahulu Action yang berisi langkah-langkah pengolahan image yang hendak Anda terapkan pada sejumlah file. Berilah nama yang spesifik untuk Action ini agar Anda mudah mengenalinya.
Tampilan sebuah Action
176
Jika sudah, lantas gunakanlah fasilitas Batch dengan mengikuti panduan di bawah ini. 1. Pertama-tama pilihlah menu File > Automate > Batch. 2. Pada jendela Batch yang muncul, tentukan Action yang hendak diterapkan untuk image di kotak kombo Set dan Action.
Jendela Batch
3. Lanjutkan dengan memilih file image yang hendak diolah menggunakan fasilitas Batch di kotak kombo Source. •
Pilihlah opsi Folder untuk memproses file-file image yang terdapat di sebuah folder. Lantas klik tombol Choose untuk memilih folder yang spesifik.
•
Pilihlah opsi Import untuk melakukan impor dan memproses dokumen PICT. Dokumen PICT merupakan file yang digunakan pada versi terdahulu OS Mac.
•
Pilihlah opsi Opened Files untuk memproses dokumen yang saat ini sedang aktif di jendela Adobe Photoshop. 177
•
Pilihlah opsi Bridge untuk mengolah image yang telah terseleksi pada jendela Adobe Brigde.
CATATAN: Jika harus menerapkan Action pada file image original, pastikan langkah “Save As” terdapat di dalam Action agar file image hasil olahan bisa disimpan dalam folder yang berbeda dengan folder file original. 4. Masih di bagian Source, setelah itu aktifkan salah satu opsi yang tersedia. Berikut ini penjelasan masing-masing opsi. •
Opsi Override Action “Open” Commands, bila opsi ini berada dalam keadaan aktif maka file akan dibuka bila langkah “Open” terdapat di dalam Action. Jika langkah “Open” tidak terdapat di dalam Action, maka file tidak akan dibuka.
•
Opsi Include All Subfolders, aktifkan opsi ini untuk menjalankan Action pada file yang terdapat pada folder di dalam folder yang telah Anda tentukan.
•
Opsi Suppress File Open Options Dialogs. Jika tidak mengaktifkan opsi ini, setiap kali Action membuka sebuah dokumen dalam sebuah format yang menampilkan kotak dialog Open, maka Action akan terhenti dan menunggu reaksi Anda. Tentunya hal ini akan mengganggu kecepatan dan kelancaran proses kerja fasilitas Batch.
•
Opsi Suppress Color Profile Warnings. Jika opsi ini berada dalam keadaan tidak aktif dan opsi Ask When Opening dalam pengaturan Color Settings berada dalam keadaan aktif, maka setiap kali Action membuka sebuah file yang berlawanan atau berkonflik dengan Color Settings, Action akan terhenti. Anda akan mendapati sebuah kotak dialog muncul untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.
5. Setelah itu pilihlah salah satu opsi yang terdapat di kotak kombo Destination. Opsi ini menunjukkan bagaimana dan di mana file hasil olahan akan disimpan.
178
•
Pilihlah opsi None untuk membiarkan file tetap berada dalam keadaan terbuka setelah Action diterapkan. Anda bisa memilih opsi ini bila di dalam Action terdapat langkah penyimpanan.
•
Pilihlah opsi Save and Close untuk menyimpan setiap file yang diolah kemudian menutupnya. Tetapi sebaiknya hindari memilih opsi ini jika file yang Anda olah adalah file original. Sebab kesalahan yang mungkin terdapat dalam Action dapat merusak file original Anda. Sebaiknya pilih opsi ini bila file yang Anda olah merupakan file hasil penggandaan.
•
Pilihlah opsi Folder untuk menyimpan seluruh file yang diproses dalam sebuah folder yang spesifik. Tetapi Anda tidak perlu memilih opsi ini bila di dalam Action telah terdapat langkah penyimpanan. Jika Anda memilih opsi ini, lanjutkan dengan memilih tombol Choose untuk menentukan secara spesifik folder yang digunakan sebagai tempat penyimpanan.
CATATAN: Jika menggunakan Action dalam batch prosesing, pastikan Action menutup file original tanpa menyimpannya. Dan pastikan tidak ada langkah “Save” dalam Action tersebut. 6. Sementara itu bila Anda mengaktifkan opsi Override Action “Save As” Commands, maka file akan disimpan ke folder yang telah ditentukan jika di dalam Action terdapat langkah penyimpanan. Tetapi bila di dalam Action tidak terdapat langkah penyimpanan, maka file tidak akan disimpan. 7. Selanjutnya di bagian File Naming tentukan penamaan file bila file hasil olahan disimpan dalam sebuah folder baru. Pilih elemen-elemen dari kotak kombo atau ketikkan teks dalam kotak yang tersedia agar ditambahkan ke dalam nama default file. 8. Setelah itu di kotak kombo Errors sebaiknya pilihlah opsi Log Errors to File. Lantas klik tombol Save As dan tentukan lokasi 179
penyimpanan file teks log. Sementara itu Anda bisa memilih opsi Stop for Errors ketika masih melakukan uji coba terhadap sebuah Action dan ingin mengetahui kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi di saat itu juga. 9. Sesudah melakukan serangkaian pengaturan di atas, klik tombol OK untuk memulai proses batch.
MEMBUAT DROPLET Fasilitas Droplets merupakan salah satu fasilitas yang terdapat di dalam fitur Automate. Fasilitas ini bekerja tak ubahnya seperti fasilitas Batch. Bedanya, Anda cukup menggunakan langkah klik dan drag dalam penggunaan Droplet untuk mengolah beberapa image secara serentak. Secara sederhana bisa digambarkan bahwa fasilitas Droplet ini berfungsi sebagai semacam shortcut untuk sebuah action. Dengan fasilitas ini, Anda bisa memasukkan file ke dalam droplet dan droplet yang akan melakukan pekerjaan selebihnya untuk Anda. Nah, untuk membuat Droplet ikuti langkah-langkah di bawah ini. 1. Awali dengan memilih menu File > Automate > Create Droplet. 2. Pada jendela Create Droplet yang muncul, pilihlah tombol Choose yang terdapat di bagian Save Droplet In. 3. Kemudian tentukan lokasi penyimpanan Droplet pada kotak dialog Save yang muncul. 4. Jika sudah pilihlah tombol Save. 5. Kembali ke jendela Create Droplet, Anda akan mendapati opsi-opsi yang sama seperti pada jendela Batch. Untuk itu lakukan pengaturan seperti halnya ketika Anda menggunakan fasilitas Batch. Jendela Batch dan jendela Create Droplet hanya memiliki satu perbedaan, yakni bila pada jendela Batch Anda harus menentukan lokasi file-file yang hendak diolah, maka pada jendela Create Droplet, Anda hanya menentukan lokasi penyimpanan droplet yang kelak hendak digunakan.
180
Tampilan jendela pengaturan Create Droplet
6. Jika sudah pilihlah tombol OK.
MENGGUNAKAN DROPLET Setelah sebuah Droplet selesai dibuat, selanjutnya Anda cukup melakukan langkah klik dan drag untuk menggunakan Droplet tersebut. Berikut ini langkah-langkah selengkapnya. 1. Bukalah terlebih dahulu folder penyimpanan Droplet yang telah Anda buat sebelumnya.
Tampilan Droplet
181
2. Masukkan beberapa image yang hendak diolah menggunakan Droplet ke dalam folder penyimpanan Droplet tersebut.
Tampilan beberapa image di folder Droplet
3. Setelah itu seleksilah seluruh file image dan drag ke Droplet sehingga menimpa Droplet tersebut. 4. Sesaat kemudian Action segera dijalankan. Jika Action telah selesai bekerja, Anda akan mendapati file-file image hasil penerapan Action telah muncul dalam folder penyimpanan Droplet tersebut.
Tampilan image hasil pengolahan Droplet
182
5. Atau, klik tombol kanan mouse pada sebuah image yang hendak diolah dengan Droplet dan pilih opsi Copy yang muncul.
Memilih opsi Copy
6. Kemudian masuklah ke dalam folder Droplet. Klik tombol kanan mouse pada Droplet dan pilihlah opsi Paste.
Memilih opsi Paste
183
7. Sesudah itu Anda akan mendapati sebuah file image hasil penerapan Droplet.
Tampilan file-file hasil olahan Droplet
184