BARISTA, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015
PENGARUH PENGAWASAN STANDAR MUTU PRODUK MAKANAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KATERING BAGI JEMAAH HAJI INDONESIA DI ARAB SAUDI TAHUN 2014 (Studi Kasus Daerah Kerja Jeddah- Bandara King Abdul Aziz International Airport)
Dony Riyadi Jurusan Manajemen Perhotelan Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Jalan Dr. Setiabudhi No.186 Bandung
Abstrak: Ibadah haji merupakan suatu ibadah fisik dimana perlu dipersiapkan mental untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji yang memerlukan stamina tinggi, keikhlasan dan kepasarahan kepada Allah SWT. Penyelenggaraan haji tahun 2014 sangatlah menentukan bagi Kementerian Agama Republik Indonesia dalam menyelenggarakan Ibadah haji bagi jemaah haji dikarenakan banyak keluhan terhadap pelayanan di Arab Saudi yang disediakan oleh PPIH yang salah satunya adalah pelayanan terhadap konsumsi Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan dan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan katering jemaah haji Indonesia, yaitu meliputi pengawasan standar mutu produk makanan yang terdiri dari: (1) Pengawasan mutu bahan baku, (2) Pengawasan proses produksi, (3) Pengawasan produk jadi, dan (4) Pengawasan pengepakan atau kemasan. Kata-kata kunci: Pengawasan, standar mutu, produk makanan, kualitas pelayanan, katering Abstract: Hajj is a physical worship which need to be prepared mentally to follow the entire series pilgrimage that require high stamina, sincerity to god. The organization of the Hajj 2014 is crucial for the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia in organizing the hajj for pilgrims because of many complaints against the service in Saudi Arabia provided by PPIH , one of which is of service to the consumption of Indonesia. The purpose of this study was to obtain findings and information about the factors that affect the quality of the catering service of pilgrims Indonesia, which includes standards of quality control of food products which consist of: (1) quality control of raw materials, (2) supervision of the production process, (3) control of finished product, and (4) control of packing or packaging. Keywords: Control, standards of quality control of food products, servive quality, cathering
dan ibadah-ibadah lainnya untuk memenuhi perintah Allah SWT dan mengharap keridhaan-Nya dalam masa yang tertentu. Ibadah haji dan merupakan salah satu rukun Islam yang ke- 5 yaitu melaksanakan ibadah Haji bila mampu, kata mampu disini adalah mampu dalam
PENDAHULUAN Kata Haji berasal dari bahasa arab dan mempunyai arti secara bahasa dan istilah. Dari segi bahasa haji berarti menyengaja, dari segi syar’i haji berarti menyengaja mengunjungi Ka’bah untuk mengerjakan ibadah yang meliputi thawaf, sa’i, wuquf 121
BARISTA, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015
mempersiapkan segala sesuatunya baik kesehatan fisik, kesehatan jiwa (emotional) maupun kemampuan keuangan (financial), ALLAH SWT berfirman di dalam AlQur’an Surat Ali Imran ayat 97, yaitu:
nyata proses dan membandingkan kinerja nyata proses dengan tujuan. Hal tersebut meliputi semua kegiatan dalam rangka pengawasan katering jemaah haji mulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk akhir. Pengawasan mutu produk bertujuan untuk mencapai sasaran dikembangkannya peraturan di bidang proses sehingga produk yang dihasilkan aman dan sesuai dengan keinginan para masyarakat dan konsumen (Puspitasari, 2004). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan mutu produk menurut Prawirosentono (2004), diantaranya : (1) Pengawasan mutu bahan baku, (2) Pengawasan proses produksi, (3) Pengawasan produk jadi, (4) Pengawasan pengepakan atau kemasan. Pelayanan yang diharapkan oleh jemaah haji yaitu bisa terpenuhnya kebutuhan dan keinginan jemaah haji secara tepat waktu.Setiap jemaah haji pada umumnya mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam.Untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam diperlukan pelayanan yang baik dalam pemenuhan kebutuhannya.Dalam hal ini pelayanan yang dimaksud adalah para penyedia jasa layanan katering harus memahami dan tanggap terhadap segala macam bentuk dan keinginan jemaah haji dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Pada umumnya ada lima dimensi yang mempengaruhi tolak ukur penilaian kualitas pelayanan yang dirasakan atau diterima oleh pelanggan. Tahun 1988 Parasuraman, dkk, menemukan lima dimensi pokok kualitas pelayanan (Tjiptono, 2001), yaitu : 1. Berwujud (Tangible), 2. Kehandalan (Reability), 3. Jaminan (Assurance), 4. Daya Tanggap (Responsiveness) dan 5. Empati (Emphaty). Berdasarkan pemikiran tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai“Pengaruh Pengawasan Standar Mutu Produk Makanan Terhadap Kualitas Pelayanan Katering Bagi Jemaah Haji Indonesia Di Arab Saudi Tahun 2014
Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) makam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkarI (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
Ibadah haji merupakan suatu ibadah fisik dimana perlu dipersiapkan mental untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji yang memerlukan stamina tinggi, keikhlasan dan kepasarahan kepada Allah SWT. Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak yang mulia. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi umat yang satu karena memiliki persamaan atau satu kaidah. Fisik serta mental yang kuat pada saat ibadah haji sangat diperlukan, selain itu biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan rintangan. Penyelenggaraan haji tahun 2014 sangatlah menentukan bagi Kementerian Agama Republik Indonesia dalam menyelenggarakan Ibadah haji bagi jemaah haji dikarenakan banyak keluhan terhadap pelayanan di Arab Saudi yang disediakan oleh PPIH yang salah satunya adalah pelayanan terhadap konsumsi Indonesia. Pengawasan mutu produk merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses yang terjadi akan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kegiatan pengawasan mutu produk yaitu mengevaluasi kinerja v
(Studi Kasus Daerah Kerja JeddahBandara King Abdul Aziz International Airport)”. Menurut Kadarman (2001, hal. 161) pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan,
untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan. Adapun langkah-langkah proses pengawasan menurut Kadarman (2001, hal. 161) , digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Langkah-langkah proses pengawasan METODE Analisis jalur merupakan suatu teknik untuk menganalisis sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel secara langsung ataupun secara tidak langsung. Data yang telah diperoleh dari hasil kuesioner, selanjutnya dimasukkan ke dalam program excel. Setelah itu, data tersebut dimasukkan ke dalam program SPSS untuk ditabulasikan. Kemudian
dilakukan transformasi dari data ordinal ke interval dengan menggunakan software MSI yang kemudian akan dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis jalur. Proses perhitungan analisis jalur dibuat dengan terlebih dahulu membuat struktur hubungan variabel sebagai berikut.
Pengawasan mutu bahan baku X1 rx1x2 Pengawasan proses produksi X2)
rx1x3
pyx 1
pyx2
rx2x3 rx1x4 rx2x4
Pengawasan produk X3
py3
Pengawasan standar mutu prod X
pyx4 rx3x4 Pengawasan pengepakan/ kemasan X4
Gambar 2. Struktur hubungan variabel
Kualitas pelayanan Y
BARISTA, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015
Keterangan : X = Pengawasan standar mutu produk X1 = Pengawasan mutu bahan baku X2 = Pengawasan proses produksi X3 = Pengawasan produk jadi X4 = Pengawasan pengepakan / kemasan Y = budaya organisasi
b) Fhitung≤ Ftabel = Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh antara pengawasan standar mutu terhadap kualitas pelayanan.
Uji F Uji F atau pengujian serentak digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan (bersama-sama) koefisien regresi variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Langkah-langkah uji F adalah : a. Merumuskan hipotesis Ho : b 1, b2, b3, b4, .... = 0, dimana variabel-variabel bebas yang bersifat secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Ha : b 1, b2, b3, b4, .... ≠ 0, dimana variabel-variabel bebas yang bersifat secara simultan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. b. Menentukan tingkat signifikasi Tingkat signifikasi yang diharapkan adalah α = 5% pada confidence interval sebesar 95% dengan degree of freedom (df) adalah (k-1) dan (n-k) dimana k adalah banyaknya variabel regresor dan n merupakan banyaknya observasi. c. Menurut Gujarati (dalam Sumarsono, 2004 : 225) formula uji F sebagai berikut : /( − 1) = (1 − )/ − Keterangan : r2 = koefiseien determinasi n = jumlah data k = jumlah variabel bebas F = hasil Fhitung Hopotesis nol diterima atau ditolak apabila : a) Fhitung> Ftabel = Ho ditolak, berarti ada pengaruh antara pengawasan standar mutu terhadap kualitas pelayanan.
Uji t Menurut Sumarsono (2004:226), uji t digunakan untuk mengetahui masingmasing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, menggunakan uji masing-masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut. a. Merumuskan hipotesis Ho : I = 0, dimana variabel bebas yang bersifat secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat Ho : I ≠ 0, dimana variabel bebas yang bersifat secara parsial memilikipengaruh terhadap variabel terikat b. Menentukan tingkat signifikasi Tingkat signifikasi yang diharapkan adalah = 5 % pada confidenceintervalsebesar 95 % dengan degree of freedom (df) adalah (n-k-1) dimanak adalah banyaknya variabel regresor dan n merupakan banyaknya observasi c. Kriteria pengujian Untuk menerima atau menolak hipotesis nol dilakukan denganmembandingkan tingkat signifikansi (sign t) masing-masing variabel bebasdengan tingkat signifikan = 0,05. Apabila signifikannya lebih kecil dari = 0,05, maka Ho bisa ditolak. Berarti secara parsial variabel bebas berpengaruh v
BARISTA, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015
secara signifikan terhadap variabel terikat. Apabila signifikannya lebih besar dari = 0,05, maka Ho diterima. Berarti secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabelterikat. Selain dilihat dari tingkat signifikan = 0,05, dapat pula dilihat dari F tabel secara sistematis. Uji t dapat ditulis dengan rumus :
Ho ditolak ttabel Ho diterima Ketentuan : Ho ditolak
= -thitung< -ttabel atau thitung> = -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = Adanya pengaruh pengawasan standar mutu produk terhadap kualitas pelayanan. = Tidak adanya pengaruh pengawasan standar mutu produk terhadap kualitas pelayanan.
Ho diterima
= Keterangan : t = Signifikan βi = koefisien regresi variabel bebas Sb = kesalahan standar koefisien regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN Responden sejumlah 75 orang melakukan penilaian tentang variabel pengawasan dengan sub variabel pengawasan mutu bahan baku, pengawasan proses produksi, pengawasan produk jadi, dan pengawasan pengepakan/kemasan. Penilaian dari keseluruhan responden didasarkan pada hasil penilaian responden pada masingmasing kategori setiap variabel. Penilaian yang berdasarkan jawaban responden terhadap masing-masing indikator.
Rumus : =
−
− −2
Hipotesa nol yang diterima atau apabila :
Tabel 1. Deskripsi penilaian responden terhadap subvariabel pengawasan mutu bahan baku Pilihan Jawaban (100%) No
Indikator
Jumlah SS
S
RR
TS
STS
1.
Kelengkapan bahan baku
31
29
12
3
0
100%
2.
Penyimpanan bahan baku
21
24
12
17
1
100%
3.
Pemenuhan kebutuhan bahan baku
19
26
13
16
1
100%
Sumber : Data primer diolah (2014)
v
BARISTA, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015
Tabel 2. Deskripsi penilaian responden terhadap subvariabel pengawasan proses produksi Pilihan Jawaban (100%) No
Indikator
Jumlah SS
S
RR
TS
STS
1.
Persiapan
23
30
8
14
0
100%
2.
Pengolahan makanan
26
28
14
7
0
100%
3.
Pengemasan
19
31
11
14
0
100%
4.
Distribusi
29
29
12
5
0
100%
5.
Monitoring dan evaluasi
18
39
11
7
0
100%
Sumber : Data primer diolah (2014)
Tabel 3. Deskripsi penilaian responden terhadap subvariabel pengawasan produk jadi Pilihan Jawaban (100%) No
Indikator
1.
Tanggung jawab makanan
2.
Temperatur didistribusikan
Jumlah
terhadap
makanan
kualitas
ketika
SS
S
RR
TS
STS
32
32
7
2
2
100%
22
24
19
8
2
100%
Sumber : Data primer diolah (2014)
Tabel 4. Deskripsi penilaian responden terhadap subvariabel pengawasan pengepakan atau kemasan Pilihan Jawaban (100%) No
Indikator
utuh
Jumlah
1.
Kemasan masih keadaan baik
dan
dalam
2.
Kemasan makanan terlihat rapi dan menarik
SS
S
RR
TS
STS
32
29
10
2
2
100%
19
36
10
10
0
100%
Sumber : Data primer diolah (2014)
v
Tabel 5. Hasil deskriptif dimensi-dimensi variabel pengawasan standar mutu produk (X) No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12
Fi
Jawaban
1 2 3 Pengawasan Mutu Bahan Baku 0 3 12 Kelengkapan bahan baku 1 17 12 Penyimpanan bahan baku Pemenuhan kebutuhan 1 16 13 bahan baku Pengawasan Proses Produksi 0 14 8 Persiapan 0 7 14 Pengolahan Makanan 0 14 11 Pengemasan 0 5 12 Distribusi 0 7 11 Monitoring dan Evaluasi Pengawasan Produk Jadi Tanggung jawab terhadap 2 2 7 kualitas makanan Temperatur makanan 2 8 19 ketika didistribusikan Pengawasan Pengepakan atau Kemasan Kemasan masih utuh dan 2 2 10 dalam keadaan baik Kemasan makanan terlihat 0 10 10 rapi dan menarik
4
Xi
5
FiXi
ΣFiXi
29 31 5 4 3 2 1 24 21 5 4 3 2 1
0 5
12 36 58 31 68 36 48 21
137 178
26 19 5 4 3 2 1
5
64 39 52 19
179
30 28 31 29 39
0 0 0 0 0
56 28 56 20 28
24 42 33 36 33
23 26 19 29 18
163 152 170 143 157
32 32 5 4 3 2 1 10
8
21 64 32
304
24 22 5 4 3 2 1 10 32 57 48 22
169
29 32 5 4 3 2 1 10
8
30 58 32
138
36 19 5 4 3 2 1
40 30 72 19
161
23 26 19 29 18
5 5 5 5 5
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3
2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
0
60 56 62 58 78
Total Skor Variabel
2051
Berikut adalah skoring untuk variabel : Skor maksimal = skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 5 x 12 x 75 = 4500 Skor minimal = skor terendah x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 1 x 12 x 75 = 900 Range = 4500 – 900 = 3600 Jumlah kelas = 5, maka jarak antar kelas = 3600/5 = 720 (2051 Sangat
Tinggi
Tinggi 4500
3780
Cukup
3060 2051 4500
Sangat
Rendah
2340 100 % = 45,57 %
Rendah 1620
900
Berdasakan hasil pembobotan, maka variabel pengawasan standar mutu
produk dalam kondisi rendah.
Tabel 6. Hasil deskriptif dimensi-dimensi variabel kualitas pelayanan (Y) N o
1 2
3 4 5
Jawaban Berwujud (Tangible) Kelengkapan sarana dan prasarana Peralatan makanan dan minuman bersih dan baik Kehandalan (Reliability) Kemampun menyediakan layanan Keakuratan Konsisten dalam memberikan pelayanan Jaminan (Assurance)
6
Sesuai dengan job description
7
Profesional dalam bekerja Ketepatan, kenyamanan, dan keamanan dalam memberikan pelayanan
8 9
1 0 1 1 1 2 1 3
Mampu menyelesaikan masalah Daya Tanggap (Responsiveness) Kemampuan memberikan peayanan dengan cepat dan sesuai Dapat bekerja dama dengan para jemaah haji Empati (Emphaty) Peduli terhadap keinginan jemaah haji Menjaga hubungan baik
Fi 1 2 1 0 1 2 0 0
3 9 1 3
4
5
2 6 3 2
3 0 1 8 2 1 3 3 1 5
Xi
5 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1
ΣFi Xi
FiXi
1 0
4 0 4 0
2 7 3 9
5 2 6 4
3 0 1 8
14 9 17 1
2 8 2 0 9 6
1 5 1 8 4 8
8 2 6 2 4 0
2 1 3 3 1 5
15 1 13 3 19 9
5 6 5 6
4 8 5 4
4 4 5 0
2 1 1 8
17 9 17 8
1 7
5
0 5
6
2 4
1 6
4 1 3 1 2 0
1 4 1 0 4
1 6 1 8
2 2 2 5
2 1 1 8
2
1 0
1 6
3 2
1 5
5 4 3 2 1
1 0
4 0
4 8
6 4
1 5
17 7
1
1 0
1 3
3 3
1 8
5 4 3 2 1 5
4 0
3 9
6 6
1 8
16 8
1
1 1
1 7
3 2
1 4
5 4 3 2 1 5
4 4
5 1
6 4
1 4
17 8
0 9
1 1
3 6
1 9
5 4 3 2 1 0
3 6
3 3
7 2
1 9
16 0
0 3
5
0 6
9
3 2 3 5
3 5 2 5
1 2 2 4
1 5 2 7
6 4 7 0
3 5 2 5
12 6 14 6 21 15
0
2
Total Skor Variabel
5 4 3 2 1 5 5 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 0
5 4 3 2 1
1 0
5 4 3 2 1 0
5 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 0
BARISTA, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015
Berikut adalah skoring untuk variabel : Skor maksimal = skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 5 x 13 x 75 = 4875 Skor minimal = skor terendah x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 1 x 13 x 75 = 975 Range = 4875 - 975 = 3900 Jumlah kelas = 5, maka jarak antar kelas = 3900/5 = 780 (2115 Sangat
Tinggi
Tinggi 4875
4095
Cukup
3315 2115 4875
Sangat
Rendah
2535
Rendah 1755
975
100 % = 43,38 %
Berdasakan hasil pembobotan, maka variabel kualitas pelayanan dalam kondisi rendah. Besar pengaruh secara bersama-sama pengawasan mutu bahan baku (X1), pengawasan proses produksi (X2), pengawasan produk jadi (X3) dan pengawasan pengepakan atau kemasan (X4) terhadap kualitas pelayanan (Y) ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (R2), yaitu sebesar 0,212. Koefisien jalur variabel lain di luar kemampuan sama pengawasan mutu bahan
baku (X1), pengawasan proses produksi (X2), pengawasan produk jadi (X3) dan pengawasan pengepakan atau kemasan (X4) terhadap kualitas pelayanan (Y) diperoleh sebesar 0,887. Dari hasil perhitungan koefisien jalur yang diperoleh dapat dihitung besar pengaruh variabel yang dihipotesiskan. Sehingga dapat digambarkan hubungan pengaruh X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y, sebagai berikut.
X1 ρYx1 = 0,316 rx1x2=0,43 9 ρYx2 = 0,298 X2 rx1x3=0,33 5 rx2x3=0,361 rx1x4=0,36 ρYx3 = 0,354 7 X3 rx2x4=0,15 6 rx3x4=0,44 6 X4
ρYε = 0,887
Y
ρYx4 = 0,092
R2 = 0,212
Gambar 3. Diagram jalur pengaruh X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y v
BARISTA, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015
Dengan memperhatikan tabel dan gambar di atas, maka diperoleh persamaan jalur sebagai berikut : Y = 0,316 X1 + 0,298 X2 + 0,354 X3 + 0,092 X4 + ε Dapat dikemukakan bahwa pengaruh pengawasan standar mutu produk (X) secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas pelayanan (Y) sebesar 61,52 %. Sedangkan besarnya pengaruh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian terhadap .
kualitas pelayanan katering (Y), yaitu sebesar 38,48%. Pengawasan mengenai katering haji akan dijelaskan dalam gambar di bawah ini, yaitu mengenai “Grass Root Model” pengawasan katering haji yang terdiri dari model pengawasan mutu bahan baku, model pengawasan proses produksi, model pengawasan produk jadi dan model pengawasan pengepakan atau kemasan.Grass Root Model Pengawasan Pengepakan atau Kemasan.
HAJI SEHAT
KEMENAG
KEMENKES
PPIH KATERING
BPHI
\
KANWIL AGAMA PROVINSI
CALON KETUA KLOTER
KANWIL AGAMA KABUPATEN/KOTA CALON KETUA ROMBONGAN
PETUGAS KESEHATAN JHI CALON KETUA REGU CALON JEMAAH HAJI
Sumber : Kajian peneliti
Gambar 4.Grass root model pengawasan katering haji
Grassroot control model merupakan sistem pengawasan yang mengedepankan pengawasan dengan proses pemberian informasi yang detail kepada komponen terkecil, pengawasaan yang terjadi saat ini adalah pengawasan
hanya dilakukan pada pusat pelayanan artinya adalah Kementerian Agama Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, namun dengan sistem ini komponen pengawas akan dilakukan hingga kepada ketua regu v
BARISTA, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015
yang berjumlah 4 (empat) regu disetiap Rombongan, Rombongan berjumlah 10 (sepuluh) tiap kloter (kelompok Terbang). Dengan Sistem Grassroot ini diharapkan pengawasan akan lebih efektif dan efisien dikarenakan setiap Ketua Regu akan memantau setiap Jemaah Haji dalam hal pelayanan makanan dan minuman selama menunaikan ibadah Haji. Pengawas Katering Haji akan diikutsertakan dalam kegiatan Manasik Haji dengarsebut sebelum keberangkatan memberikan informasi yang sangat mendasar yaitu Waktu Makan, Jumlah
kuantitas pelayanan makan dan minum hinggaMenu yang didapatkan, dengan menginformasikan hal tersebut sebelum keberangkatan Jemaah Haji ke Tanah Suci, minimal ketua Regu telah mengetahui informasi, sebagai Contoh : Jemaah Haji akan mendapatkan makan di Bandara King AbdulAziz Jeddah, maka Ketua Regu akan menanyakan pelayanan makan dan minum tersebut sebelum waktu yang telah ditentukan untuk mengingatkan kembali apabila Jemaah Haji tidak mendapatkan pelayanan tersebut. sesuai dengan jumlah jemaah; (6) Memastikan makanan yang diterima jemaah memenuhi standar kelayakan dengan memperhatikan aspek kesehatan; (f) Memastikan jemaah haji mendapatkan makanantepat waktu dan jumlah sesuai ketentuan; (g) Memastikan bahwa informasi apabila terjadi keterlambatan kedatangan Jemaah haji dari Indonesia ke bandara KAAIA Jeddah pada fase kedatangan maupun perubahan jadwal keberangkatan pesawat dari Bandara Jeddah ke Indonesia ; (2) Untuk meningkatkan kualitas pelayanan katering bagi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi tahun 2014 penyedia katering berusaha semaksimal mungkin dalam menerapkan strategi guna memuaskan para jemaah haji karena dilakukan secara tepat, cepat dan akurat. Strategi yang diterapkan merupakan suatu tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus serta dilakukan berdasarkan tentang apa yang diharapkan oleh para jemaah haji. Indikasi yang lain yaitu perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pelayanan prima (Excellent Service) melalui perbaikan sarana dan prasarana yang ada pada penyedia katering. Adapun faktor-faktor pendukung guna meningkatkan kualitas pelayanan katering di antaranya: (a) Menjaga kondisi kesehatan jemaah haji untuk mencukupi kebutuhan akan pangan sebagai kebutuhan dasar pada saat kedatangan dan kepulangan di bandara
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bagi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi tahun 2014, maka dapat disimpulkan beberapa hal di antaranya: (1) Peranan Pengawasan katering haji terkait dengan pengawasan standar mutu produk makanan terhadap kualitas pelayanan katering bagi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi tahun 2014, yaitu memastikan bahwa konsumsi yang diterima jemaah haji Indonesia sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani antar penyedia katering dengan PPIH (Panitia Penyelengara Haji) Arab Saudi Tahun 2014 dengan memenuhi standar kesehatan, keamanan pangan dan juga kualitas serta kuantitas yang tidak berkurang agar jemaah haji mendapatkan supply energi dalam melaksanakan ibadah selama 40 Waktu. Adapun peranan pengawasan katering tersebut bertujuan, (a) Memastikan persiapan yang dilakukan pihak katering sebelum operasional dimulai; (b) Memastikan seluruh tahapan proses pengolahan makanan dilakukan sesuai dengan ketentuan; (c) Memantau kebersihan tempat penyimpanan bahan baku, tempat pengolahan makanan, penyimpanan makanan matang, peralatan, penjamah makanan, packing, dan fasilitas penunjang sanitasi; (d) Memastikan kesesuaian menu, kualitas makanan dan kemasan; (e) Memastikan jumlah produksi v
BARISTA, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015
KAAIA; (b) Menjaga standarisasi kesehatan dan kebersihan terhadap makanan yang dikonsumsi oleh jemaah haji; (c) Menjaga ketepatan waktu konsumsi jemaah haji agar tidak terlambat dalam waktu makan’ (3) Pengawasan standar mutu produk makanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan katering bagi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi Tahun 2014. Pengaruh tersebut dilihat dari pengujian secara simultan variabel pengawasan standar mutu produk (X) terhadap kualitas pelayanan (Y) menunjukkan bahwa F hitung (15,435) lebih besar dari F tabel DAFTAR PUSTAKA
(1,667) , maka Ho ditolak berarti hasil pengujian signifikan. Pengaruh pengawasan standar mutu produk (X) secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas pelayanan (Y) sebesar 61,52 %. Sedangkan besarnya pengaruh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian terhadap kualitas pelayanan katering (Y), yaitu sebesar 38,48%.
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro. Hasan, I. (2006). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : PT. Bumi Askara. Kadarman, A.M., & Udayana, J. (2001). Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta : PT. Prehallindo. Kementrian Agama RI. (2014). Pedoman Seleksi Perusahaan Katering Penyedia Konsumsi Jemaah Haji Indonesia Di Arab Saudi, Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah : Jakarta. Kementrian Kesehatan RI. (2003). Pedoman jasa boga katering. Departemen Kesehatan RI : Jakarta Lexy J., & Moleong. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Martono, N. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Analisis isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Muhadjir, N. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasin. Parasuraman, A.. (1988). “Servqual : A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perception
Arifin,
A. (2001). Aspek-aspek Pengawasan di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. ________. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. ________.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Baedhowie & Pranggonowati, S. (2005). Petunjuk Praktek Pengawasan Mutu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kejuruan, Jakarta. Besterfield, D.H.(1995). Total Quality Management. New Jersey: Prentice Hall. Burhan, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Pernada Media Group. Evans, J.R. & Lindsay. W.M . (2005). The Management and Control of Quality (6th Edition). Singapore: Thomson South Western Fandi, T. (2001). Kualitas Jasa : pengukuran, Keterbatasan dan Implikasi Manajerial, majalah Manajemen Usahawan Indonesia. Jakarta. v
BARISTA, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015
of Service Quality. Journal of Retailing, Vol. 64. Pp 12-40. Pasolong, H.(2007). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Purnama, N. (2006). Manajemen Kualitas, Perspektif Global. Yogyakarta: Ekonisia. Puspitasari, D. (2004). Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Prawirosentono, S. (2004). Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Rakhmat. (2009). Teori Administrasi dan Manajemen Publik. Jakarta : Pustaka Arif. Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_______. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfa Beta. Santoso, S. (2001). Mastering Spss Versi 17. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Siagian, S.P. (1994). Peranan Staf Dalam Manajemen. Jakarta: CV Haji Mas Agung. Sianipar, J.P. (1998). Manajemen Pelayanan Publik, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan trima kasih kepada Dr. H. Liga Suryadana,M.Si., dan Drs. Rohyan Sosiadi, M.Pd., yang telah membantu pembimbingan penelitian ini, juga kepada Redaksi Jurnal Barista atas dimuatnya artikel hasil penelitian ini.
v