Conlents SAM BUTAN
Bagian
I ACNH I'AIII}I
SDJARAII
MEMBANGUN MASYARAKAT ACEH 2O2O 3
Bagian
II BANGIilT rlARI I(ETEBPURUKAN
PENYELESAIAN KONFLIK MODEL ACEH DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN HAK-HAK ASASI MANUSIA
t5 PERANAN FAKULTAS HUKUM DI ERA PEMERINTAHAN ACEH
20 POSISI DAN PERAN POLITIK PEREMPUAN DALAM PELAKSANAAN DEMOKRASI DI ACEH
25
Bagian
lff
R{NNNn,OPONG BUDAYA MASYARAI(AT
ACDU MENEROPONG BUDAYA MASYARAKAT ACEH
Bagian rV I(ONSDPSI PEMBANGUNAN ACIII DARI EKONOMI HIDROKARBON KE EKONOMI HIDROGEN 55 INGAT ACEH, INGAT KARANG!
5a MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN ENERGI DAERAH YANG BERKELANJUTAN
BEBERAPA GAGASAN TENTANG SAPI ACEH
72 STRATEGI PEMBANGUNAN AGRIBISNIS PETERNAKAN ACEH MENUJU KEMANDIRIAN DAN KEUNGGULAN PADA 2O2O
79
'i
:: r r - ;RoDUK PERTAN|AN NAD , : ..!IS PESTISIDA SINTETIS 86
. I | :::.r:.1 ctGt BERLUBANG MELALUI tMUNtSASt I.: : .:/.iL DENGAN ANTIBODI SPESIFIK KUNING TELUR 9t I:]::\ TENTANG AIR BERSIH DI PROVINSI .:\:-1lAPt TAHUN 2O2o
-
NAD
95 : :: - SAPI ACEH SEBAGAI TERNAK DAGING : \: \ 33ROE ACEH DARUSSALAM
too : \::=
PEMBANGUNAN PERTANIAN ACEH 2O2O 107
:-:1--:I DAN KEBIJAKAN BARU PENGEMBANGAN : :=-1\iAN SEKTOR ANDALAN
'
120
;-=A--GI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN : ==3VINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM 126
.::S
PEMBANGUNAN BAHASA DAN SASTRA ACEH
I35 ::-ASA
DAERAH DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM 140
Bagian V MDMBANGUN FfitSyAAAI{A,T ACEH
ZOZO
.:\SEP DAN IMPLEMENTASI MITIGASI BENCANA BERBASIS SEKOLAH: : - LTU PENGALAMAN DARI ptLOT PROJECT Dl ACEH 147
=:BERAPA GAGASAN PADA SEKTOR KELAUTAN DAN =-RIKANAN ACEH DALAM MENGHADAPI TAHUN 2020 157
,.ISI BARU PERTANIAN DI ACEH 161 'I UTAN GLOBAL DI KAWASAN LOKAL
t67
MENUJU RAKYAT ACEH SEJAHTERA DENGAN MENGEMBANGKAN AGROI NDUSTRI KELAPA SA\^/IT
ta3 PERTANIAN ORGANIK TUMPIJAN MASA DEPAN RAKYAT ACEH
taa KEBENCANAAN & STRATEGI PE M BANGU NAN ACEH KE DEPAN
192 PERAN SARJANA BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DALAM ERA INFORMASI 196
PERANAN BAHASA INGGRIS PASCATSUNAMI DI ERA GLOBALISASI DAN PENINGKATAN PENGUASAANNYA 201 STRATEGI PENCAPAIAN VISI ACEH 2O2O
206 PEMBANGUNAN TAHUN 2O2O DIHUBUNGKAN DENGAN ALTERNATIVE DEVELOPMENT DALAM RANGKA PENGENTASAN KEMISKINAN
2to
PENGURANGAN RESIKO BENCANA
220 PROGRAM ALTERNATIVE DEVELOPMENT DALAM
MENANGGULANGI MASALAH PENANAMAN GELAP GANJA DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
223
Bagian VI UNTVEBSITIIS SYIAH ITUALA IIAN PENGPMBANGAN SI}I?I
BAIIASA
ilAIRAIl ilI
NANOOROE
ACIII ilARIISSITII Rajab Balr:'r
Pendahuluan Bahasa daerah sebenarnya telah mempunyai dasar hukum yang kuat di Indonesia. Dalam penjelasa. pasal 32 dan 36 UUD 1945 disebutkan bahu'a (1) budaya bangsa aJalah buah budinya Isic] selu]uirra
"-,
dihormati dan dipelihara oleh negara (Anonim,2002).
Dari penjelasan pasal ini terlihat betapa pentingnya bahasa daerah bagi bangsa Indonesia.
Ba:s
Indonesia telah mengakui bahr.r'a bahasa claerah merupakan kebudayaan bingsa Iirdonesia. Selanju:: i baha'a drerah lebilt lcrusa pcrrling I..rgi bila dikrlr pembentukan negara kirJyang lerdiri atas berb:.:l suku yang notaben€ beragam bahasa daerah. Artinya, bahasa daer"ah masih diielihara oleh pen.i rnasing-masing, sedangkan sebagai alat perhubungan antarsuku digunakan bahasa nasional. Selain berdasarakan UUD 19'15, kedudukanserta fungsibahasa daerahtelah dirumuskan dalam
Ser:*z
Politik Bahasa pada rahun 1999 (Ahl'i, 2000). Bahasi daerah telah ditetapkan keduclukannya sebrgd baho.sa. daerah.karena dalam kegiatannv,r baha:a daerah, digunakan seblgai sarana p""lr-'Jur.g , pendulung kebudayaan di dacr,rh. Kedudukan irri sangit:iraregis karena b.rhara duerai me.ui1, alat pengembang budaya daerah yang mendukune terciptanya birdaya nasional. Fungsi bahasa daerah yang dirumuskan daran seminar poritik Bahasa itu actalah (1) rarr.: kebanggaan daerah, (2) lambang identitas daerah, (3) alat perhubunga. di dalam keluarga masyarakat.daerah, (4) .sarana pendukung budaya daerah darbahasa In"donesia, ctan (5) peni,j sastra daerah dan sastra Indonesia. Fungsi bahasa daerah ini sangat ideal karena setiap suk.i ii Indo: dapat mengembangkan bahasa daerah nasing-masing. pengem"bangan serta pengkijian bahasa ini akan rnenuju puncaknya yakni nendukung kebudiyaan nasional. ,/
Masalah Bahasa Daerah di NAD
Ada beberapa permasalahan yang
dihadapi
bahasa-bahasa daerah di NaggroeAceh Darusalam.
Masalah yang dihadapi bahasa-bahasa daerah di NAD antara lain (1) jumlah penutur bahasabahasa daerah di Naggroe Aceh Darusalam kecii, (2) kurang dicintai/d jminaii oleh penuturnya, (3) tidak memiliki sarana untuk berkreasi, (4) kurang diperhatikan oleh pemcrintair daerah, (5) tidak nemiliki lernbaga pendiclikan formal, (6) arus globalisasi menimpa nasyaral
Masalah yang perlu dipikirkan yang berkaitan dengan bahasa daerah ad a l;h bagaim.:na menjaga agar bahasa daerah tidak punah. Masalah ini perlu dipikirkan karena bahasa daerah tidak mempunyai _Qdudukan seperti yang dimiliki bahasa Indoneiia.
Jika bahasa daerah dapat
dipertahankan
keberadaannya. kita baru dapat berharap bahna bahasa
dlerah mampu memperlokoh letahanan
budaya-hangsa (Lakitan, 2003). Oleh kare.. usaha untuk melestarikan bahasa daerah dilakukan. Bahasa daerah merupakan unsur kebuC". nasionai. Sebagai bagian dari budaya nr.: bahasa daerah mempunyJi per.lnan vang : karena dapat mendukung terciptanya keta:
budaya bangsa. Peran ini dapat i:-= bahasa daerah melalui kontribusinya
dai":
memperkaya keragaman budaya bangs: menyosialisasikan nilai-nilai budar,,2 5 kepada masyarakat penutut dan (3) memr-:i dan memperkaya nilai budaya bangsa (La: 2003). Konsep ini sebenarnya telah di bahasa di NAD dengan pengakuan tari _i dan Sqmon sebagai budaya nasional.
lnbahasan
Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya terbitan, koran atau majalah, berbahasa daerah
di NAD. Terbitan yang menggunakan bahasa
fumlah penutur sedikit
l::.iuduk di NAD
daerah di NAD, yang penulis ketahui, hanya berupa kolom dalam surat kabar Serambi Indonesia.
sekitar 4,5 juta jiwa yang
-.:trid atas sepuluh bahasa daerah. Penutur :::.asa di NAD yang terbanyak menggunakan
Jika dibandingkan dengan bahasa daerah lain, misalnya bahasa Sunda, kekhawatiran tentang kepunahan bahasatidak akan terjadi. Di daerah Jawa Barat telah terbit koran berbahasa Sunda
: ::.asaAceh. PenutursatubahasadaerahdiAceh
r:,,-uali penutur bahasa Aieh) tidak ada yang
::rcapai jumlah
::
satu
juti penutur. Sementara
Ferguson (1971) mengisayaratkan bahwa ::.:asa yang didukung kurang dari satu juta
sejak tahun 1923 (Kartadibrata, 2003). Sejak terbit koran berbahasa Sund.a, Sipntahoenan, media berbahasa Sunda, baik majalah maupun
:,::rutllr makin lama makin menyusut jumlah :enuturnya. Dengan demikian, penutur yang sedikit ini akan menyebabkan pemakaian 'cahasa bekurang dan bahkan hilang jika tidak
koran mingguan bermunculan hingga kini. Sampai sekarang majalah Mangle, koran mingguan Kujang, Galura, dan Giwangkara masih terbit. Dengan adanya media ini, masyarakat Sunda mempunyai sarana kreasi
Ciantisipasi.
Berdasarkan keadaan ini, bahasa-bahasa di -\ceh yang merasa "aman" dari kepunahan hanya bahasa Aceh. Sementara itu, bahasabahasa yang lain kemungkinan punahnya masih tinggi karena jumlah penuturnya sedikit.
berba ha.,r.
4-
Bahasa daerah addah baSian dai kebuda,yaan nasional sehingga bahasa daaerah merupa(an
2)c',25.a,2 dz',rztkzz4 7:>t:,zz'1znz,zzz 2:zlat/a,,2 bahasa-bahasa di Aceh sangat diperiukan.
Z.
kekayaan nasional. Karena merupakan kekayaan nasional, bahasa daerah wajib
Kurang diminati/dicintai penutur sendiri
dipelihara olehnegara. Dalam UndangUndang 1999 disebutkan bahwa pemeliharaan bahasa daerah diserahkan kepada daerah (Bawa: 2003). Berdasarkan undang-undang ini, pemerintah daerah mempunyai tugas dalarn pengembangan dan
Otonomi Daerah tahun
Pada saat ini banyak masyarakat yang mempunyai pengertian yang salah terhadap bahasa daerah karena ada istilah bahasa nasional. Bahasa nasional yang salah satu
fungsi sebagai alat pemersatu
(2000) mengatakan bahu'a bahasa daerah akan
tetap mantap jika dipelihara secara baik oleh masyarakat pemakainya.
Sarana bahasa daerah
pemelihara an bahasa d,rer,rh.
bangsa
ditafsirkan sebagai bahasa yar.g satu-satLolt/a digunakan dalam kehidr-rpan. Padahal, istilah nasional merupakan istilah kedudukan bahasa Indonesia dan dalam pengertian itu tidak dilarang menggunakan bahasa daerah jika dalam komunikasi daerah. Karena pengertian yang salah ini, banyak orang yang hanya memfokuskan penggunaan bahasa Indonesia tanpa memperhatikan bahasa daerah. Alwl
3. Tidak memiliki sarana kreasi
Kenyataan yang kita jumpai di NAD tidak sesuai
denganundang-undangotonomi daerahyangtelah digariskan. Peneliti tidak mempunyai data tentang usalra pemerintah daerah dalam peningkatan atau pelestarianbahasa daerah. Namun, sepengetahuan peneliti kajian tentang bahasa-bahasa daerah di
selama ini umumnya berrrpa penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Dengan demikian, usaha pemerintah daerah hanya sebatas rnembantu peneliti dari perguruan tinggi yang pembiayaannya di tanggung oleh pusat.
NAD
5- Tidak memilki lembaga pendidikan. bahasa
untuk
berkembang secara tertulis masih langka di NAD. Sekalipun ada mungkin dalam lingkup yang sangatkeci).
- r-i.:
- q !
r
rr
a j
/
Kurang diperhatikan pemerintah
l:
:r lr.
Ada teori pendidikan yang berorientasi kepada masyarakat yang meng.rnggap bahwa pendidikan sebagai sarana utama dalam menciptakan rakyat yang baik (Al-Attas,
rr
2 L-:
Ll
2003). Dalam kaitan dengan bahasa daerah, tentu yang baik untuk perkembangan bahasa daerah hendaknya diiringi dengan kegiatan pendidikan. Akan tetapi, Iembaga pendidikan yang bergerak dalam bahasa daerah masih sangat jarang.
bahasa Indonesia daripada menguasai bal-e=
daerah. Dengan demikian, mereka merrua bahasa Indonesia di lingkungan rumah tanggr. Akibatnya, ada masyarakay yang tidak lae mampu menguasai bahasa daerah. Sekarang
Lembaga pendidikan yang telah mempelajari
bahasa daerah
di Aceh baru FKIP Unsviah
dan beberapa FKIP swasta yang lain. Nallun, pelajaran bahasa daerah baru sebatas bidang
studi di jurusan bahasa Indonesia. Bahasa daerah yang dipelajari baru bahasa Aceh, padahal di NAD ada sepuluh bahasa daerah. Sementara itu, di daerah lain, misalnya, Bandung, Yogyakarta, Sr.rrabaya, Malang, dan Semarang perguruan tinggi sudah memiliki jurusan bahasa daerah.
6.
Arus globalisasi yang menimpa masyarakat Sebenarnya
kita hendaknva
sepakat bahr,va
penguasaan bahasa asing memang sangat perlu, tetapi kita harus sadar bahwa budaya asing tidak selalu sesuai dengan budaya kita. Artiny4 dalam era globalisasi harus kita mampu memilih pengaruh yang baik dan menghilangkan pengaruh yang buruk. Arus globalisasi hendaknya memperkuat keinginan untuk kembali mencari jati diri (Kartadibrata, 2003). Jati diri sebagai bangsa hendaklah digali dari budaya kita sendiri, termasuk dari bahasa daerah. Sik.rp berbahas.r p,rda er, c.lob,rli,asi rnem.rng men"rpakan tantangan dalam pengembangan bahasa daerah. Pada satu sisi banyak orang beranggapan balrwa penguasaan bahasa asing
lebih penting dibandingkan
kemampuan
bahasa daerah. Hal ini berdasarkan kenyataan
bahwa informasi yang mengusai dunia sekarang menggunakan bahasa asing. pada sisi lain kita harus vakin bahwa kita sebagai ba ng.a luga rnenrprrnvaij,r{r d iri.
7. Masyarakat menggunakan Bl dalam Iingkungan keluarga Sitanggang (1998) mengatakan bahwa faktor penghambat perkembangan sastra daerah di antaranya adalah generasi muda cenderung merasa lebih bangga atau bergengsi menguasai
ir--
ini sudah banyak masyarakat r-a:t
tidak lagi menggunakan bahasa
dac-Sr
misalnya, menjaga martabat atau upaya mengejar perestasi anak di sekolah.
ur:*.
dalam lingkungan keluarganya. Kelom:oi masyarakat ini biasanya yang iingga i kota terutama kota-kota besar di Indonese Alasannya ada bermacam-macam, misaL--.q" kawin dntarelnis dan !uga salah per-:sr
Upaya Pemertahan Bahasa Daerah Ada beberapa upaya untuk pemertahanan bal-_asrbahasa daerah di Nanggroe Aceh Darussalarr.
1. Tumbuhkan kecintaan terhadap
bahase
daerah Ke.intaan terhadap balrasa daerah diter: dengan cara membangkitkan rasa ba:. masyarakat terhadap bahasa daerah. yang dapat dilakukan adalah melalui buj daerah. Hal ini tidak terlalu sulit melaksa,.j di NAD karena masyarakat kita kava =i seni budaya. Melalui penghargaan terl: insan yang menggeluti budaya daerah bangga masyarakat terhadap bahasa i akan tumbuh dan minat masyarakat ter budaya daerah bertanbah. Akibat tindakan ini tentu kajian terhadap b.: daerah akan terus berkembang dan pe::: bahasa merasa bangga akan bahasa
Masyarakat
di NAD
melaksanakan hal
dae:--
sebenarnya J
ini. Budaya
daerah sungguh banyak dan sudah ada yang
padd tingkat nasional. Misalnya, tan (budaya Aceh) dan tari Snrraz (budala
i
telah dikenal luas di nusantara. Ii_<: me:: penghargaary terutama dari bukan hal mustahil masyarakat Scudatai dan iuq,i fcrn,tgioi S.rmdn
bangga menggunakan bahasa Aceh da:. bahasa Cayo. Selain itu, orang yang : suku Aceh akan berusaha belajar baha::. karena ingin belajar Seudatai, dan juga
::a
vang ingin belajar bahasa Gayo karena
Dirikan iurusan bahasa daerah di FKIP
sudah banyak yang menggunakan bahasa Indonesia dalam iingkungan keluarga. Hal ini harus segera disadari bahr,r.a tindakan ini merupakan gejala yang dapat berakibat buruk
,rluk meningkatkan kualitas bahasa daerah r:rus ada lembaga yang mengkaji bahasa 4-
Usahakan
::.qin belajar tari Saman.
:aerah. Abdul Wahab (2003) mengatakan ::hrva upaya yanB utama yang harus
::lakukan adalah kesadaran bahwa bahasa :aerah mempunvai fungsi yang besar. Oleh r..:rena itu, peningkatan mritu pemakaian, ::nir-rgkatan sikap dan pengetahuan, dan . -:ier ampilan berbahasa claerah hendaknya :lelalui jalur formal.
i
Terapkan fungsi bahasa daerah di Aceh
,ntuk melestarikan
bahasa bahasa claera di harus harus diterapkan frrngsi bahasa --.aerah. Fungsi bahasa daerah yang telah -'-:gariskan oleh pernerintah masih belrrm :erjalan bagi daerah kita. Misalnya, bahasa :aerah berfungsi sebagai lambang kebanggan :aerah. Sekarang muncul pettanyaan, apakalr :-rngsi ini masih berlakrr. Penulis vakin fungsi :ni sudah mulai luntur karena rasa bangga rada diri penutnr bahasa-bahasa daerah di \ceh sndah mulai berkurang. Padahal, peran rahasa daerah untuk memperkukuh budaya langsa hanya akan menjadi signifikan jika dilandasi dengan rasa bangga (Lakitan: 2003). Dengan demikian, berkurangnya rasa bangga :erhadap bahasa daerah oleh sukri-suku ,. ang ada di NAD akan merupakan ancaman terhadap eksistensi bahasa bahasa di t.r-AD. rce1.r
Fungsi bahasa daerah yang iain, misalnya sebagai lambang identitas daerah, masih berperan karena lambangJambang daerah masih banyak yang menggunakan bahasa daerah. Hasan Alwi (2000) mengatakan bahwa bahasa daerah digunakan selain sebagai bahasa komunikasi juga digrrnakan sebagai sarana ekspresi dalarn bidang kesenian dair kebudayaan. Konsep ini hendaknya bisa dipertahankan sehingga kecenderungan nama asing yang melanda anak muda sekarang ini dapat dihindari. Namun, fungsi bahasa daerah sebagai alat perhubungan dalam
keluarga sudah banyak yang menuru1l. Hal ini dapat dilihat pada msayarakat yang tinggal di kota, termasuk kota kabupaten,
bagi perkembangan bahasa daerah.
terbitan berbahasa daerah
Media massa berupa korary koran mingguan, serLa majalah dalam bahasa daerah di Aceh kelihatannya suatu hal yang tidak mungkin.
Ketidakmungkinan ini disebabkan oleh
kcsulitan bia1.a karena jumlah penutur bahasa
daerah kecil. Oleh karena itu, tidak ada pengusaha yang berpikir ke arah ini, Akan tetapi, kita harus sadarbahr,va pelestarian dan peningkatarr mutu bahasa harus dilakukan dengan media trrlis. Oleh karena itu, rnedia
massa berbahasa daerah harus menjadi pcrhatian kita semua. Konsep media massa berbahasa daerah bis ditiru media massa berbahasa Sunda. Koran Sipatahoenan terbit pada tahun 1923 juga mengalami kendala biaya, akan tetapi mereka mengemban misi ngamtLmule bahasa jeung burlaya Sundt yang artinya memajukan bahasa dan budaya Srrnda
(Kartadibrata, 2003).
5- llsahakan dukungan dari pemerintah
Di atas telah disebutkan bahwa usaha pemeliharaan bahasa daerah diserahkan kepada pemerintah daerah. Banyak hal yang dapat dilakukan pernerintah daerah dalam pemeliharaan bahasa daerah. Di anfara kegiatan yang dapat dilakukan adalah inventarisasi bahasa daerah, penelitian, dan peraturan daerah tentang pelestarian bahasa. Inventarisasi bahasa daerah ditujukan pada usaha untuk membukukan kosakata beserta istilah yang terdapat dalam bahasa setiap bahasa-bahasa daerah di NAD. Hasil dari kegiatan ini minimal setiap bahasa daerah
mempunyai kamus. Hal ini ditujukan agar setiap kata dan istilah dalam bahasa daerah telah terdokumentasi. Irenelitianbahasa daerah hendaknya dilakukan
juga oleh pemerintah daerah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui struktur bahasa daerah, baik menyan gkut, sintaksis, morfologi,
.t :r-rri:iri.t.rr
rr'r
5 t
_
daerah
:ta-a
E,'
maupun fonologi bahasa daerah. Hasil mi.imal dari penelitian ini adalah penetapan ejaai-: adanya penstandaran bahasa daerah. Hasil penelitian ini harus diterbitkan berupa buku se::
pengembangan bahasa daerah se)anjutnya lebih terarah.
Hal yang paling penting adalah adanya peraturan daerah yang bertujuan memeliha:: memajukan bahasa dan sastra daerah. Jika pemerintah daerah sudah memiliki perda se:-secara prinsip sudah rnerniliki dasar hukum untuk membuat kebijakan yar.rg berkaitan:. bahasa. selain itu, secara praktis sudah terlihat kepedulian pemerintah daerih dilam bidan: : daerah Dengan demikian, pemerintah daerah dapat menganggarkan dana yang berl.aitar. : pelestarian bahasa dan budaVa daerah.
Daftar Pustaka Al-Attas, syed M. Naquib, 2aC3. Fiknfat dan prakt . pctrdidiknn lsrcrr, terjemahan Hamid Fahr.r Barrd u
n
g: M
iza n
Alwi, Hasan, dan sugono, Dendy (Ed). 2000. poritik Bahasa Diknas
Alrvi, Hasan.
Bnhasn: Risarnh seffiinar poritik Bahasq, Jakarrz
20aa- Pclestttrinn Bahasn Dacrqh, dnrnn Bnhusn hdoflesiq dalam
Depdiknas
Era
Globalisasi.
Anonirn, 2002. Lltulnttg LIndnlq Dnsnr Tnhwr i945, Suiabava: Bina pustaka Tama Bawa,I wayan 2003. Perktl
rlen.qnn
Memnntnpkan perat Bnhass Daernh.Makalah K^-
Ferguson, Charles. 1971. Nrrfiorrn/ Socioli'g u isf ics pro;t'ile For,ra1a, daiam William Sociolinguistics, Neu. York: Mouton & Co. Lakitan, Benvamin. 2a03. Pcran ltnhnsa dat Sash'n Dqcrnlt dnlnm Mentperkukuh Kettrhnnan Bttrlay; Makalah Kongres Bahasa Indonesia V I, Jakarta Kartadibrata, Kanrc,2a03. AdLtknh Hnrnpnn Bngi pcrs
VIII, Jakarta sibararri, Robe_rt. 2003. Frrrgsi
Bahasn
Indonesia VIII, Jakarta
Berbahnsn
sundn,Makalah Kongres Bahasa
-:r
6-::r
Enik unhl< Memperkukuh Kebtdaynan. Makalah Kongres
F
sitanggane, s R H, 199E. Ktlidupnn dnn Mnsn Dcrln sastrc Dnernh di ltrdonesia, dalam Bahasa [n:_i Menjelarrg Tahun 2000, Jakarta: Depdikbud Sugono, Dendy, 2003. Lnporntr PcLnksntttntt Puft.rsnn Kotrgrcs Bahnsn Ind.orcsirr VIl, Laporan Kongres Indorresia VIIi, Jakarta Wahab, Abdtrl, 2003. Mnsa
VIII,
Jr k.rlta
Dqm
i
=:
Bshttsa, Snstrn, dau Aksarq Daerah- Makalahr Kongres Kon Bah.tsa lnc -:
BIODATAPE\
