Vol. 2 No. 1 Januari 2014
BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA RANAH SOSIAL BUDAYA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto email:
[email protected] Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Semarang Abstract Interest in foreign learners learn Indonesian poorly supported by the availability of teaching materials on the market. Therefore, the need for teaching materials BIPA as balancing the amount of interest a foreign nation to learn Indonesian. In addition, teaching materials are very beneficial for the BIPA BIPA program for the teaching materials BIPA socio-cultural sphere we can put the wealth of identity, character, and our culture as a nation of Indonesia. Until now interactive learning books BIPA not develop optimally in Indonesia. One of the obstacles the development of interactive learning media is less interactive media development technology mastered by the teachers and managers of BIPA in Indonesia. From the development of teaching materials BIPA social sphere obtained integrative teaching materials prepared and tailored to the learner's ability BIPA primary and secondary level, the aim of learning Indonesian to improve kemunikatif. Therefore, all material in this teaching material aims to train the Indonesian language communicative ability for learners to be in Indonesia. Not to forget, an integrative model of teaching materials BIPA intermediate level presents records as a social and cultural responsibility of teachers in maintaining the character and identity of Indonesia. in addition, and learning new vocabulary words that exist in this teaching material can be fully used in everyday life. Keywords: teaching materials, BIPA, social sphere Abstrak Minat pembelajar asing mempelajari bahasa Indonesia kurang didukung oleh ketersediaan bahan ajar yang ada di pasaran. Oleh karena itu, perlu adanya bahan ajar BIPA sebagai penyeimbang besarnya minat bangsa asing untuk belajar bahasa Indonesia. Selain itu, bahan ajar BIPA sangat besar manfaatnya bagi program BIPA karena dalam bahan ajar BIPA ranah sosial budaya kita bisa memasukkan kekayaan jati diri, karakter, dan budaya kita sebagai bangsa Indonesia. Sampai saat ini, buku
15
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto
pembelajaran interaktif BIPA belum berkembang dengan optimal di Indonesia. Salah satu kendala pengembangan media pembelajaran interaktif adalah kurang dikuasainya teknologi pengembangan media interaktif oleh para pengajar dan pengelola BIPA di Indonesia. Dari hasil pengembangan bahan ajar BIPA ranah sosial didapatkan bahan ajar integratif yang disusun dan disesuaikan dengan kemampuan pembelajar BIPA tingkat dasar dan menengah, yang tujuannya belajar bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan kemunikatif. Oleh karena itu, semua materi dalam bahan ajar ini bertujuan melatih kemampuan komunikatif berbahasa Indonesianya selama pembelajar berada di Indonesia. Tak lupa, model integratif bahan ajar BIPA tingkat menengah ini menghadirkan catatan-catatan sosial dan budaya sebagai tanggung jawab pengajar dalam menjaga karakter dan jati diri bangsa Indonesia. Selain itu, pembelajaran dan kosakata-kosakata baru yang ada dalam bahan ajar ini dapat sepenuhnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kata kunci: bahan ajar, BIPA, ranah sosial PENDAHULUAN Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) diibaratkan sebagai “bayi” yang baru lahir dan perlu didewasakan secara profesional dengan tanggung jawab keilmuan semua pihak. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa BIPA dapat dikembangkan secara sistematis dan sekaligus responsif terhadap keperluan pembelajar maka diperlukan telaah dan penataan saksama terhadap pola tutur esensial yang terdapat dalam Bahasa Indonesia. Kegiatan ini harus membuahkan deskripsi baku “pola tutur pokok” bahasa Indonesia lengkap dengan deskripsi bentuk, makna, dan distribusinya dalam wacana yang bersifat semesta. Dalam perjalanannya, bahasa Indonesia sekarang ini memberikan masukan yang cukup besar pada kemajuan bangsa Indonesia. Hal ini
16
dapat dibuktikan dari semakin besarnya ketertarikan bangsa lain untuk mempelajari bahasa Indonesia. Tujuan utama bangsa lain mempelajari bahasa Indonesia adalah untuk dapat berkomunikasi bila mereka berada di Indonesia. Selain itu, mereka dapat lebih mendalami kekayaan budaya Indonesia yang sangat beraneka ragam. Pengetahuan akan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam itulah yang menjadi salah satu idealisme dalam pembelajaran BIPA. Dalam praktiknya, membelajarkan bahasa Indonesia kepada pembelajar asing memang harus secara tidak langsung disertai dengan memberikan pengetahuan tentang karakter atau jati diri bangsa Indonesia. Hal ini tercermin dalam penyusunan bahan ajar BIPA yang tidak terlepas dengan karakter bangsa Indonesia yang
Vol. 2 No. 1 Januari 2014
majemuk dan kaya akan sumber daya alam dan kebudayaanya. Mulyana (2009) menyebutkan, Dalam pembelajaran BIPA, kita bisa sekaligus mengaitkan bahan pembelajarannya dengan hal-hal yang bersentuhan dengan dimensi ideal dari sebuah proses pendidikan, yakni pembelajaran BIPA yang kita lakukan selama ini harus mampu memperkenalkan dan membidik aspek karakter dan jati diri bangsa Indonesia. Hal tersebut menjadi penting untuk dijadikan pilihan kebijakan dan tindakan dalam pembelajaran BIPA karena pembelajaran BIPA sebenarnya bukan hanya mengajarkan bahasa Indonesia sebagai ilmu pengetahuan atau keterampilan, tetapi yang lebih utama ialah pembelajaran pembelajaran BIPA sebagai sebuah peluang menjadi’jalan masuk’ untuk pendidikan karakter dan jati diri bangsa Indonesia, termasuk pula ke dalamnya sebagai kesempatan emas untuk mengenalkan karakter dan jati diri bangsa Indonesia kepada penutur asing. Tidak dapat dimungkiri bahwa pada masanya nanti bahasa Indonesia akan memegang peranan besar dalam hubungan antarbangsa. Budaya yang beragam dan unik, alam yang memiliki
kandungan kekayaan, serta letak yang ada pada posisi silang merupakan beberapa faktor yang akan menyebabkan pentingnya bahasa tersebut di masa yang akan datang. Itulah sebabnya, kepedulian terhadap bahasa Indonesia dengan segala aspeknya perlu terus dipupuk dan ditumbuhkembangkan. Dengan meningkatnya penggunaan bahasa Indonesia dan orang asing yang ingin belajar bahasa Indonesia, hal ini menjadi tantangan bagi pengajar BIPA. Bagaimana mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua kepada pembelajar asing yang memiliki latar belakang bahasa ibu yang berbeda-beda. Berita gembira tersebut tentu saja harus dilayani sepenuhnya dengan materi-materi yang menarik minat bangsa asing untuk mempelajari bahasa Indonesia. Salah satunya, yaitu dengan materi dalam bahan ajar BIPA yang berranah sosial budaya. Besarnya minat bangsa asing untuk mempelajari bahasa Indonesia tidak didampingi dengan bahan ajar yang selaras dengan keinginan bahasa asing dalam mempelajari bahasa Indonesia. Hal ini terkait dengan langkanya buku-buku bahan ajar yang beredar di toko buku yang sekait dengan bahan ajar BIPA. Kendala lain dalam pengajaran BIPA adalah terbatasnya penguasaan kosakata bahasa Indonesia yang mengakibatkan penutur asing mengalami kesulitan
17
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto
dalam memahami teks berbahasa Indonesia. Hidayat (2000:301-318) menemukan bahwa (1) kemampuan membaca mahapembelajar asing dalam membaca wacana bahasa Indonesia masih belum memuaskan, (2) ada hubungan yang tinggi antara kemampuan efektif membaca dan kemampuan penguasaan kebahasaan pembaca, (3) ada hubungan antara kemampuan membaca wacana pendek dengan membaca wacana panjang, (4) ada hubungan antara kemampuan membaca dan penguasaan kosakata. Minat pembelajar asing mempelajari bahasa Indonesia kurang didukung oleh ketersediaan bahan ajar yang ada di pasaran. Oleh karena itu, perlu adanya bahan ajar BIPA sebagai penyeimbang besarnya minat bangsa asing untuk belajar bahasa Indonesia. Selain itu, bahan ajar BIPA sangat besar manfaatnya bagi program BIPA karena dalam bahan ajar BIPA ranah sosial budaya kita bisa memasukkan kekayaan jati diri, karakter, dan budaya kita sebagai bangsa Indonesia. Sampai saat ini buku pembelajaran interaktif BIPA belum berkembang dengan optimal di Indonesia. Salah satu kendala pengembangan media pembelajaran interaktif adalah kurang dikuasainya teknologi pengembangan media interaktif oleh para pengajar dan pengelola BIPA di Indonesia.
18
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Program BIPA Pembelajaran BIPA model kompetensi komunikatif ranah sosial budaya pada dasarnya merupakan pembelajaran BIPA yang memiliki karakteristik tersendiri. Namun, demikian, perwujudan pembelajaran tersebut juga tidak dapat lepas dari halhal esensial yang selayaknya ada dalam pembelajaran BIPA pada umumnya. Hal esensial yang dimaksud antara lain menyangkut komponen, prinsip, dan kaidah mendasar pembelajaran BIPA. Karena itu, untuk kepentingan pembahasan pembelajaran BIPA model kompetensi komunikatif sangat diperlukan pemahaman yang cukup tentang hal esensial tersebut. Lebih lanjut, pemahaman ini dapat dimanfaatkan untuk melihat dan mendudukkan secara tepat perspektif model kompetensi komunikatif tersebut dari berbagai segi, terutama dari segi kelayakan penerapannya. Pembelajaran BIPA dapat disikapi sebagai sebuah sistem yang terdiri atas sejumlah komponen pendukung, yaitu komponen instruksional dan non instruksional. Hubungan dan interaksi fungsional antarkomponen tersebut akan menciptakan proses belajar mengajar dan hasil belajar (Winkel, 1987; Richards dan Rodger, 1986). Dalam pembelajaran BIPA, keberadaan dan peran pembelajar merupakan komponen yang menonjol. Dapat
Vol. 2 No. 1 Januari 2014
dikatakan komponen pembelajar ini pulalah yang membedakan secara signifikan antara pembelajaran BIPA dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang lain. Sosok pembelajar BIPA sebagai penutur asing bahasa Indonesia memiliki karakteristik tertentu, terutama tampak pada (1) ciri personal, (2) latar belakang asal, (3) bidang, (4) pengetahuan/kemampuan, (5) minat, (6) tujuan belajar, (7) strategi belajar, dan (8) waktu belajar. Keberadaan dan kondisi pembelajar tersebut akan berimplikasi pada peranan serta hubungannya dengan komponen instruksional lain dalam perwujudan pembelajaran BIPA. Lebih lanjut, karakteristik pembelajar juga menjadi bahan yang harus dipertimbangkan sebagai variabel yang berpengaruh dan ikut menentukan dalam pembelajaran BIPA (Stern, 1987). 2. Komponen Sosial Budaya dalam Pembelajaran BIPA Kemampuan berkomunikasi tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan terhadap unsur-unsur kebahasaan, tetapi juga oleh pemahaman terhadap aspek-aspek budaya yang berlaku dalam masyarakat. Aspek-aspek budaya itu sangat berperan dalam penggunaan bahasa. Oleh karena itu, agar dapat berkomunikasi secara baik dan benar, pembelajar bahasa diharapkan dapat memahami aspekaspek budaya masyarakat yang bahasanya dipelajari.
Bahasa adalah representasi budaya, atau suatu ”peta kasar” yang menggambarkan budaya, termasuk pandangan dunia, kepercayaan, nilai, pengetahuan, dan pengalaman yang dianut komunitas bersangkutan (Mulyana, 2003: 73). Sementara itu, Alwi dalam Rudy (2001) mengungkapkan sebagai berikut. “Faktor lain yang juga signifikan ialah bahwa pengajaran BIPA hendaknya memperlihatkan keterkaitan dengan ranah budayanya. Dengan mempertimbangkan faktor itu, maka kurikulum pengajaran BIPA didesain dengan niat bukan saja untuk memberikan kemampuan dan keterampilan menggunakan bahasa Indonesia secara tertulis dan lisan, melainkan juga untuk membekali para pembelajar dengan pemahaman terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia pada umumnya. Mereka perlu memiliki wawasan dan pandangan yang memadai tentang konsep “Bhinneka Tunggal Ika” yang dikaitkan antara lain dengan aspek kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia itu”. Budaya mempunyai peran penting dalam pengajaran BIPA. Melalui pemahaman budaya pembelajar bahasa
19
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto
dapat terhindar dari kemungkinan terjadinya benturan budaya (cultural shock) ketika berkomunikasi dengan penutur asli. Dengan perkataan lain, pemahaman terhadap aspek-aspek sosial budaya itu dapat berperan dalam menanamkan tata krama pada diri pembelajar dalam berkomunikasi dengan penutur asli. Lebih jauh lagi Bundhowi (1999) menyatakan: Komponen budaya belum banyak digali dalam pengajaran BIPA. Teknik penyampaian komponen budaya dalam kelas BIPA masih menjadi hal yang sangat terisolir, padahal potensi komponen ini begitu besar untuk menuntun sehingga mereka memiliki kepekaan budaya (Indonesia) yang lebih tinggi. Hal ini dapat juga meningkatkan keterampilan berbahasa yang lebih akurat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam perkuliahan bahasa (dalam hal ini BIPA), komponen budaya mempunyai peran yang penting. Pemahaman budaya yang tinggi dapat membantu penutur asing terhindar dari benturan budaya dengan penutur asli. Dengan begitu, komunikasi dapat berjalan efektif. Komponen sosial budaya dalam pembelajaran berbicara bahasa Indonesia untuk penutur asing meliputi; 1) pengetahuan tentang kehidupan sosial dan budaya masyarakat di Indonesia, 2) kebudayaan/ ciri khas
20
daerah-daerah di Indonesia, 3) sistem/ norma yang ada di Indonesia, dan 4) pariwisata dan kesenian daerah yang ada di Indonesia. Komponen-komponen sosial budaya juga berisi ttentang sejarah, letak, kebudayaan, agama, norma/peraturan yang berlaku di Indonesia. Setiap komponen sosial budaya bisa dijabarkan dalam tema-tema khusus yang menyinggung soal-soal pengembangan masyarakat Indonesia di berbagai bidang. i. Langkah-Langkah Penentuan Materi Ajar Depdiknas (2008) sebelum menentukan materi ajar terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka pengajar akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi ajar memerlukan strategi,
Vol. 2 No. 1 Januari 2014
metode, media, dan sistem evaluasi berbeda-beda. Agar menjadi lebih jelas dalam mengidentifikasi materi ajar apakah termasuk aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), aspek afektif dan aspek psikomotorik, berikut disajikan bagan alur (flowchart) langkah-langkah penentuan materi ajar. Selain menggambarkan langkah-langkah yang menunjukkan cara berpikir, diagram di bawah ini juga menunjukkan kata-kata kunci untuk menentukan jenis atau tipe materi ajar dalam hubungannya dengan perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini yaitu studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang menggambarkan tentang bagaimanakah bahan ajar bahasa indonesia ranah sosial budaya bagi penutur asing (BIPA). Sumber data sekunder adalah dokumen dan Laporan hasil pelaksanaan kegiatan. Yaitu data yang dikumpulkan dari dokumen berupa bahan ajar untuk mempermudah mahasiswa BIPA. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-depth interview/FGD) yang ditujukan kepada nara sumber atau informan terutama para pelaksana kegiatan di Unnes, mahasiswa BIPA,dan dosen BIPA. Wawancara mendalam ini sifatnya untuk memperoleh informasi untuk melengkapi data primer dengan
memperoleh keterangan secara langsung dari pelaku dan masyarakat secara terbuka (masukan/rekomendasi). Dokumentasi untuk mengumpulkan data sekunder tentang hasil-hasil pelaksanaan program kegiatan BIPA. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisis kualitatif dipergunakan untuk mengolah dan menganalisis data yang bersifat kualitatif dari hasil wawancara mendalam (hasil diskusi kelompok terfokus / FGD). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis data penelitian, dapat dipaparkan hasil pengembangan Model Integratif Bahan Ajar BIPA sebagai berikut: Berikut ini disajikan contoh model integratif bahan ajar bahasa Indonesia ranah sosial budaya berbasis ICT untuk penutur asing tingkat menengah. UNIT I KESENIAN DAERAH Di Unit 1, Anda akan belajar 1. Menyimak Memahami isi rekaman berita atau informasi yang bertema Kesenian Daerah 2. Membaca dan Menulis Memahami teks yang bertema Kesenian Daerah dan menulis ringkasan teks yang bertema Kesenian Daerah
21
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto
3.
4.
5.
6.
Berbicara Mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi atau keadaan yang dialami Menerjemahkan Menerjemahkan teks yang bertema Kesenian Daerah dengan akurat Menerjemahkan Lisan Menerjemahkan secara lisan teks yang bertema Kesenian Daerah dengan akurat Tata Bahasa Memahami tentang penggunaan imbuhan ber-an. KESENIAN DAERAH
22
Tujuan: 1. Mampu memahami isi rekaman berita atau informasi yang bertema kesenian daerah 2. Mampu memahami teks yang bertema kesenian daerah 3. Mampu menulis ringkasan teks bertema kesenian daerah 4. Mampu mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi atau keadaan yang dialami 5. Mampu menerjemahkan teks yang bertema kesenian daerah dengan akurat 6. Mampu menerjemahkan secara lisan teks yang bertema kesenian daerah dengan akurat 7. Mampu memahami tentang penggunaan imbuhan ber-an
Vol. 2 No. 1 Januari 2014
BACAAN 1 MENGENAL SUATU DAERAH Di bawah ini terdapat wacana tentang salah satu wilayah di Indonesia yang berjudul Jawa Tengah. Ada apa saja di Jawa Tengah? Apa makanan khasnya? Bagaimana budaya masyarakatnya? Untuk menjawab itu semua, Anda dapat membaca wacana di bawah ini! Bacalah dengan cermat, kemudian Anda dapat bertanya kepada guru Anda tentang kata-kata yang sulit dalam teks tersebut!
*******Selamat Membaca******* Untuk mengetahui tentang Jawa Tengah, cobalah baca teks berikut!
JAWA TENGAH
Gedung Lawang Sewu Jawa tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desa atau kelurahan. Ibukota provinsi Jawa Tengah adalah Semarang. Semarang terkenal dengan bangunan-bangunannya yang menarik. Ada bangunan-bangunan kuno, seperti Gereja Blenduk, Stasiun Tawang, Lawang Sewu, dan Kelenteng Sam Poo Kong. Selain itu, ada juga bangunan Bandeng Duri Lunak 23
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto
modern. Salah satu contohnya adalah Masjid Agung Jawa Tengah. Semarang juga terkenal dengan makanannya yang khas. Makanan khas dari kota Semarang adalah lunpia, wingko babat, dan bandeng duri lunak. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat) dan Kepulauan Karimunjawa di Laut Jawa. Keduanya adalah tempat wisata yang sangat menarik. Kawasan wisata bahari ini masih alami. Penduduk Provinsi Jawa Tengah sangat beragam. Ada komunitas mayoritas dan minoritas. Komunitas mayoritas Jawa Tengah dalah Suku Jawa. Komunitas minoritas yang cukup penting adalah Tionghoa. Sejak dulu komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa. Di beberapa kotabesar di Jawa Tengah Kelenteng Sam Poo juga ada komunitas Arab. Komunitas Tionghoa Kong dan Arab itu biasanya bekerja di bidang perdagangan dan jasa. Di daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah ada Suku Sunda, yaitu di Kabupaten Cilacap dan Brebes. Di daerah pedalaman Blora ada komunitas Samin. Semua komunitas itu hidup dengan rukun dan damai. Bahasa yang dipakai penduduk Jawa Tengah adalah Bahasa Indonesia. Selain bahasa Indonesia, sebagian besar penduduk Jawa Tengah memakai bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa punya dua dialek utama, yaitu kulonan dan timuran. Dialek Kulonan ada di Jawa Tengah bagian barat. Dialek ini terdiri atas dialek Banyumasan dan dialek Tegal. Sedangkan dialek Timuran ada di Jawa Tengah bagian timur. Dialek ini terdiri atas dialek Solo dan dialek Semarang. Dialek Solo dianggap sebagai bahasa Jawa Standar.
24
Vol. 2 No. 1 Januari 2014
Daftar Kosakata Dialek Komunitas Pegunungan Suku
: variasi bahasa menurut pemakainya : masyarakat : tempat yang bergunung-gunung : golongan bangsa
Pemahaman Bacaan A. Lengkapi kalimat-kalimat di bawah ini dengan pilihan kata di dalam kotak! provinsi Kepulauan Karimunjawa dialek 1. 2. 3. 4. 5.
komunitas Lawang Sewu
Jawa Tengah adalah salah satu………………….di Indonesia. ……………………adalah salah satu bangunan kuno di Semarang. ……………………adalah kawasan wisata bahari yang masih alami. Selain suku Jawa, di Jawa Tengah juga ada…………………..Tionghoa dan Arab. Bahasa Jawa standar memakai………………Solo.
B. Terangkan kalimat-kalimat di bawah ini dengan kata-kata Anda sendiri! 1. Bangunan-bangunan kuno di Jawa Tengah. 2. Pulau-pulau yang ada di Jawa Tengah. 3. Komunitas yang ada di Jawa Tengah. 4. Bahasa yang ada di Jawa Tengah. 5. Makanan-makanan khas Jawa Tengah
Ayo manfaatkan aplikasi Internet untuk belajar. Silahkan berdiskusi dengan pengajar atau pembelajar lain memalui aplikasi percakapan online yang tersedia (yahoo messenger, facebook, twitter, atau google talk). Kumpulkan tugas di blog interaktif atau email pengajar
25
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto
BACAAN 2 KESENIAN JAWA TENGAH Di bawah ini terdapat wacana tentang salah satu kesenian daerah di Indonesia yang berjudul Gamelan di Taman Budaya Jawa Tengah. David yang baru datang dari Australia ingin sekali berkunjung ke TBRS. Ada apa saja di TBRS? Oleh karena itu, Anda dapat membaca dialog di bawah ini! Bacalah dialog tersebut secara sepintas, kemudian Anda dapat bertanya kepada guru Anda tentang kata-kata yang sulit dalam teks tersebut!
*******Selamat Membaca******* Hari Sabtu ini, David akan pergi ke Indonesia. Dia berasal dari Australia. Dia ingin berlibur di Indonesia.Rencananya, hari Minggu ini Andi akan mengajak David ke Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) yang terletak di Jalan Sriwijaya 29, Semarang. Hari itu di TBRS ada pentas gamelan dan tari khas Jawa Tengah. Jam 9 pagi, mereka sudah berangkat ke sana naik angkot. Mereka naik angkot jurusan Sampangan-Sriwijaya. David : “Sekarang, kita mau ke mana, Andi?” Andi : “Sekarang kita akan pergi ke Taman Budaya Raden Saleh, David”. David : “Ada kegiatan apa di Taman Budaya Raden Saleh, Andi?” Andi : “Ada pentas gamelan dan tari tradisional Jawa Tengah, David”. David : “Gamelan. Apa gamelan itu, Andi? Andi : “Gamelan adalah seperangkat alat musik tradisional daerah Jawa Tengah. yang terdiri atas : Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong dan Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling. Komponen utama alat musik gamelan adalah: bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan. David : “Wah menarik sekali saya mendengarnya”. Andi : “Boleh saya lanjutkan lagi ceritanya, David!” David : “Oh, tentu boleh. Silakan Andi!” Andi : “Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa “gamel” yang berarti memukul/menabuh, diikuti akhiran “an” yang menjadikannya sebagai kata benda. Sedangkan istilah gamelan mempunyai arti sebagai satu kesatuan
26
Vol. 2 No. 1 Januari 2014
David : Andi :
David : Andi :
alat musik yang dimainkan bersama. Alat musik gamelan yang pertama kali diciptakan adalah “gong”. “Apa saya boleh mencoba memainkannya?” “Sangat boleh, David. Kamu tidak akan menyesal datang ke TBRS. Selain gamelan, hari ini ada pentas tari-tarian dan wayang kulit. Pokoknya seru, David!”. “Oh begitu, aku ingin cepat-cepat sampai sana”. “Sabar, David. Sebentar lagi sampai, kok!”
Daftar Kosakata Setelah Anda membaca dialog di atas, tulislah kosakata yang sulit yang Anda temukan dalam dialog! No. 1. 2. 3. 4. 5. dst..
Kosakata yang sulit
Maknanya
Latihan Ulangi kembali membaca teks di atas secara maksimal! Buatlah sebuah kelompok! Tiap kelompok masing-masing 2 orang. Anda dapat membuat kelompok bersama teman atau guru Anda! Teman atau guru Anda akan bertanya tentang hasil bacaan Anda. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh teman atau guru Anda secara lisan dengan memperhatikan kejelasan pelafalan kata yang Anda ucapkan. Pertanyaannya adalah sebagai berikut. 1. Apa nama alat musik tradisional Jawa Tengah? 2. Terdiri atas apakah alat musik gamelan itu? 3. Apa komponen utama alat musik gamelan? 4. Ke mana David dan Andi akan melihat pementasan gamelan? 5. Bagaimana perasaan Anda jika datang ke TBRS yang banyak menampilkan pementasan menarik?
27
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto
6. 7. 8. 9. 10.
Selain gamelan, pementasan apalagi yang dapat kita saksikan di TBRS? Pada hari apa David akan berangkat ke Indonesia? Setelah tiba di Indonesia, David disambut oleh Andi. Apa sinonim kata ‘tiba’? Apa antonim tradisional? Gamelan dan wayang kulit merupakan.....tradisional Jawa Tengah. Kata apa yang tepat untuk mengisi bagian kosong tersebut?
Guru Anda akan mengucapkan jawaban dari pertanyaan di atas dengan benar. Silakan Anda ikuti guru untuk mengucapkan kata tersebut secara benar pula!
Tata Bahasa Imbuhan berPenggunaan imbuhan ber- dan ber- an
28
Vol. 2 No. 1 Januari 2014
1.
Contoh Penggunaan Imbuhan ber-
ber-
ber-
ber-
ber-
2.
+
+
+
+
Kata kerja Kunjung Temu Kerja Nyanyi
Contoh Berkunjung bertemu bekerja bernyanyi
Kata sifat Gembira Sedih Duka
Contoh Bergembira bersedih berduka
Kata benda Nama Kamar Sekolah
Contoh Bernama berkamar bersekolah
Kata bilangan Satu Dua Tiga
Contoh Bersatu berdua bertiga
Fungsi dan Makna Imbuhan berFungsi imbuhan ber- adalah membentuk kata kerja aktif taktransitif, Makna dan pola kalimat dengan imbuhan ber- dapat dirumuskan sebagai berikut. No. 1
2
POLA KALIMAT TAKTRANSITIF SUBJEK PREDIKAT PELENGKAP KETERANGAN Ayam itu Bertelur setiap hari. Imbuhan ber- pada contoh kalimat di atas bermakna ‘menghasilkan atau mendapat sesuatu’ Contoh lain: beruntung, bersiul, dan beranak. Ibu Sundari Bersuami orang Sunda. Imbuhan ber- pada contoh di atas bermakna ‘mempunyai atau memiliki’ Contoh lain: beristri, bernama, beribu, berkaki, dan berlayar.
29
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto
3
4
5
6
7
Rangga Bersepeda ke sekolah. Imbuhan ber- pada contoh kalimat di atas bermakna ‘memakai’ Contoh lain: berbaju,bermobil, berkacamata, dan berkuda. Ia Berkorban demi dengan tulus. sahabatnya Imbuhan ber- pada contoh kalimat di atas bermakna ‘melakukan tindakan atau mengadakan sesuatu’ Contoh lain: bernapas, bertukang, bersawah, dan berkuli. Ayah Berdua dengan ibu ke Bandung. Imbuhan ber- pada contoh kalimat di atas bermakna ‘himpunan’ apabila bentuk dasarnya kata bilangan atau ukuran. Contoh lain: bersatu, bermeter-meter, dan bertahun-tahun. Sundari Berhias di kamarnya. Imbuhan ber- pada contoh kalimat di atas bermakna ‘beraktivitas untuk diri sendiri’ Contoh lain: bercukur dan berlindung. Pemuda itu
Berkelahi
dengan temannya sendiri.
Imbuhan ber- pada contoh kalimat di atas bermakna ‘tindakan timbale-balik atau berbalasan’ Contoh lain: bergulat, bertinju, bertengkar, dan berselisih.
Setelah Anda memahami penggunaan imbuhan ber- dan ber-an, cobalah Anda buat kalimat dengan imbuhan ber- dan ber-an. Kalimat yang Anda buat berkaitan dengan kesenian di negara Anda!
30
Vol. 2 No. 1 Januari 2014
LATIHAN
Selain mengetahui tentang wilayah Jawa Tengah, kita juga harus tahu keseniankesenian khas Jawa Tengah. Di jawa Tengah terkenal dengan kesenian Wayang Kulit yang sudah diakui sebagai kebudayaan dunia oleh UNESCO.
· Untuk mengetahui apa itu wayang kulit, simaklah penjelasan dalam CD berikut!
Kemudian, isilah titik-titik dalam teks di bawah ini dengan kata yang berhasil Anda simak! WAYANG KULIT
Wayang kulit adalah salah satu kesenian khas Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wayang kulit dimainkan oleh seorang (1)………………yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh music (2)…………………yang dimainkan sekelompok (3)……………….dan tembang yang dinyanyikan oleh para (4)………………….. .Dalang memainkan wayang kulit di balik (5)……………….., yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak yang disebut (6)………………….., sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang, penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar. Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah (7)…………………..dan (8)………………..tetapi tak dibatasi hanya denganpakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari (9)………………………….. Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh (10)…………………pada tanggal (11)…….. ………………………….., sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and
31
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto
Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang (12)……………… lebih sering dimainkan di Jawa Barat. Wayang kulit lebih (13)……………..sebagai seni pertunjukan rakyat. Wayang kulit memiliki (14)…………….yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya. Hal tersebut dapat kita lihat dari beberapa (15)……………….. di masyarakat, misalnya ketika ada perayaan, khitanan, pernikahan dan lain-lain. Selain itu, wayang kulit juga sering dijadikan sebagai souvenir/cenderamata khas Jawa Tengah. Ø Diskusikan jawaban teks tersebut bersama guru Anda! Ø Dengarkan jawaban teks tersebut dari guru Anda kemudian ikuti cara menyebutkan kata tersebut! Ø Ungkapkan kembali isi teks tersebut dengan menggunakan bahasa Anda! Perhatikan penekanan, tata bahasa, dan kosakata yang Anda gunakan. Ø Setelah Anda menyimak teks dalam CD tersebut, tulislah semua kosakata yang belum Anda mengerti kemudian diskusikan bersama guru Anda! No. 1. 2. 3. 4. 5. Dst.
Kosakata yang Sulit
Maknanya
CATATAN BUDAYA ******Ayo Belajar Budaya Indonesia****** Selain wayang kulit, di Indonesia dikenal juga jenis wayang yang lainnya. Jenis wayang tersebut yakni wayang wong dan wayang golek. Wayang wong dimainkan oleh orang dengan memakai kostum. Sedangkan wayang golek sama seperti wayang kulit, dimainkan oleh seorang dalang. Perbedaannya terletak dari bentuknya. Wayang kulit lebih tipis dari wayang golek karena hanya satu dimensi. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari epos Mahabarata dan Ramayana.
32
Vol. 2 No. 1 Januari 2014
Wayang Golek
Wayang Wong TUGAS
Sebelumnya, Anda dapat menyaksikan salah satu pertunjukan wayang kulit dari CD yang disediakan oleh pengajar Anda. Anda dapat mengomentari pertunjukan wayang kulit tersebut.
Setelah Anda mendapat pengetahuan tentang wayang kulit dan mendengarkan pelatihannya, sekarang coba buatlah sebuah drama sederhana dengan tema kesenian daerah Jawa Tengah! Simulasikan drama yang Anda buat menggunakan wayang kulit yang disediakan oleh pengajar Anda. Buatlah cerita yang paling menarik menurut Anda! III. Penutup Sebagai sebuah sistem, bahasa Indonesia harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu,
bahan ajar bahasa Indonesia untuk penutur asing harus saling terintegrasi antara kemampuan berbahasa yang satu dengan yang lain. Materi-materi
33
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (BIPA) Arisul Ulumuddin dan Agus Wismanto
yang disampaiakan dalam bahan ajar tingkat menengah ini disesuaikan dengan keperluan pembelajar belajar bahasa dan budaya Indonesia. Model integratif bahan ajar BIPA ini disusun dan disesuaikan dengan kemampuan pembelajar BIPA tingkat menengah, yang tujuannya belajar bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan kemunikatif. Oleh karena itu, semua materi dalam bahan ajar ini bertujuan melatih kemampuan komunikatif berbahasa Indonesianya selama pembelajar berada di Indonesia. Tak lupa, model integratif bahan ajar BIPA tingkat menengah ini menghadirkan catatan-catatan sosial dan budaya sebagai tanggung jawab pengajar dalam menjaga karakter dan jati diri bangsa Indonesia. selain itu, pembelajaran dan kosakata-kosakata baru yang ada dalam bahan ajar ini dapat sepenuhnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Terlepas dari kelemahannya, model integratif bahan ajar BIPA ini mempunyai kekuatan seperti yang sudah dideskripsikan dalam penjelasan di panduan ini. Oleh karena itu, sangat diharapkan para pengajar BIPA dapat mencoba menerapkan dan mengembangkan model integratif bahan ajar ini sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
34
PENUTUP Simpulan Model integratif bahan ajar BIPA ini disusun dan disesuaikan dengan kemampuan pembelajar BIPA tingkat menengah, yang tujuannya belajar bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan kemunikatif. Oleh karena itu, semua materi dalam bahan ajar ini bertujuan melatih kemampuan komunikatif berbahasa Indonesianya selama pembelajar berada di Indonesia. Tak lupa, model integratif bahan ajar BIPA tingkat menengah ini menghadirkan catatan-catatan sosial dan budaya sebagai tanggung jawab pengajar dalam menjaga karakter dan jati diri bangsa Indonesia. selain itu, pembelajaran dan kosakata-kosakata baru yang ada dalam bahan ajar ini dapat sepenuhnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Saran Terlepas dari kelemahannya, model integratif bahan ajar BIPA ini mempunyai kekuatan seperti yang sudah dideskripsikan dalam penjelasan di panduan ini. Oleh karena itu, sangat diharapkan para pengajar BIPA dapat mencoba menerapkan dan mengembangkan model integratif bahan ajar ini sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Untuk itu, penelitian ini dapat memberikan saran kepada peneliti lanjutan agar dapat mengembangkan berbagai model bahan
Vol. 2 No. 1 Januari 2014
ajar yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan karakteristik BIPA DAFTAR PUSTAKA A. S, Bistok. 1994. “Beberapa Parameter dalam Pengembangan Bahan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA): Suatu Kajian BukuBuku Pelajaran BIPA yang Digunakan di Australia, Amerika, dan Eropa”, dalam Satya Wacana Christian University KIPBIPA. Salatiga: Satya Wacana Christian University Hymes, Dell. 1971. "On Communicative Competence". Dalam Pride, J.B. dan Janet Holmes (Ed.). Sociolinguistics. Middlesex: Penguin Books. Hymes, Dell. 1972. "Models of the Interaction of Language and Social Life". Dalam J.J. Gumperz dan Dell Hymes (Ed.). Directions in the Sociolinguistics. New York: Holt, Rinehart and Winston. Krashen, S.D. dan Terrel. Tracey. D. 1983. The Natural Approach: Language Acquisition in the Classroom. Oxford: Pergamon Press. Sapir, Edward. 1964. Culture, Language, and Personality. Berkeley, Los Angeles: University of California Press. Sneddon, James. 1994. “Pengajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Imersi di Park Ridge
Brisbane Australia”. Makalah KIPBIPA I (TISOL). Salatiga: UKSW. Stern, H.H. 1983. Fundamental Concepts of Language Teaching. Oxford: Oxford University Press. Richards, Jack C. dan Rodgers, Theodore S. 1986. Approach and Methods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.
35