BABll
LANDASAN TEORI
2.1. Defenisi Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses peneatatan, suatu ringkasan dari
transaksi~transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku
yang bersangkutan Baridwan (1992). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar AkUntansi Keuangan (PSAK) No. 07 (IAI, 1999) menyatakan bahwa: "Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraea, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai maeam earn seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), eatatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga". Sedangkan menurut Haryono (1999) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah:
"HasH dari proses akuntansi. Dalam detlnisi ini dist:hutkan bahwa akunlansi merupakan suntu proses yang meliputi; pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data keuangan dari suatu organisasi. Kegiatan peneatatan dan penggolongall adalah proses yang dilakukan seeara rutin dan berulang~ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan Kegiatan pelaporan dan penganalisisan biasanya hanya dilakukan pada waktu terter1tu "
Dengan demikian laporan keuangan itu nantinya akan menunjukkan kemampuan dari masing-masing perusahaan dalam bidang keuangannya. Karena di dalam laporan keuangan akan memperlihatkan kondisi keuangan dari perusahaan tersebut secara periodik. Selain itu laporan keuangan tersebut
7
8
merupakan salah satu sumber infonnasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak tertentu dalam pengambilan suatu keputusan.
2.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, reievan, kehandalan dan
dapat
diperbandingkan JAJ (1999).
akan
Masing-masing karakteristik tersebut
dijelaskan scbagai berikut: 1. Dapat Dipahami. Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari infonnasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, infonnasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan awal bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. 2. Relevan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus relevan agar bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Jnformasi memiliki kualitas relevan kalau
9
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu pemakai mengevaluasi peristiwa masa lalu, kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi, hasil evaluasi di masa lalu. Relevansi informasi terkait dengan materialitas. Informasi dikatakan material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besamya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus daTi kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam
mencatat
(misstatement).
Karenanya,
meterialitas
lebih
merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari suatu karakteristik kualitatif pokok yang harns dimiliki agar informasi dipandang berguna. 3. Kehandalan. Informasi yang terkondung daJam laporan keuangan juga hams handa!
(reliabel) agar bertnanfaat uhtuk memenulli kebutuhan pemakai tlala.lll proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas handal jika bebas dari pengertian menyesatkan, kesalahan material dan dapat dihandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur
(faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi yang handal mengandung beberapa hal sebagai berikut: \
10
a. Penyajian Jujur. Agar dapat dihandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapi(an untuk disajikan. b. Substansi Mengungguli Bentuk. Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi bukan hanya bentuk hukumnya. c. Netralitas. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaba untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan. d. Pertimbangan Sehat. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
11
e. Kelengkapan. Agar dapat dihandalkan, infonnasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesenjangan untuk tidak
(omission)
mengungkapkan
mengakibatkan
infonnasi
menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempuma ditinjau dari segi relevansi. 4. Dapat Diperbandingkan Pemakai
hams
dapat
memperbandingkan
laporan
keuangan
perusahaan antar perioda untuk mengidentifikasi kecendrungan
(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan
laporan
keuangan antar perusahaan
untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sarna dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.3. Tujuao Laporao Kebaogao
Financial Accounting Standards Board (FASB) di dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no. I. menyatakan, tujuan laporan keuangan adalah menyajikan infonnasi sebagai berikut: a. Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam membuat keputusan investasi, pemberian
12
kredit dan keputusan lainnya. Infonnasi yang dihasilkan itu hams memadai, bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha pemsahaan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, serta bermaksud untuk menelaah informasi-informasi itu secara sungguh-sungguh. b. Dapat membantu investor dan kreditor yang potensial dan pemakai lainnya untuk rnenaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa mendatang yang berasal dari deviden atau \
bunga pelunasan, dan jatuh tempo surat-surat berharga atau pinjaman pinjaman. Oleh karena itu rencana penerimaan dan pengeluaran uang (cash flow) seorang kreditor atau investor itu berkaitan dengan cash flow dari perusahaan, pelaporan keuangan harus menyajikan informasi
untuk rnernbantu investor, kreditor, dan pihak-pihak lainnya untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian, dari aliran kas masuk (sesudah dikurangi kas ke luar) di masa mendatang untuk pt=rusahaan tersebut. c. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dati suatu perusahaan, klaim atas swnber-sumber ckonomi dari suatu perusahaan (kewajihan perusahaan untuk menstranfer sumber-surnber ke perusahaan lain dan kepemilikan perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian, dan keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.
13
2.4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Jenis-jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk penyediaan infonnasi keuimgan adalah sebagai berikut : Hanafi dan Halim (1996) a. Neraea Neraea menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada satu tanggal tertentu. Neraea menampilkan sumber daya ekonomi (aset), kewajiban ekonomis (utang) dan modal, dan hubungan antar item tersebut. Neraea tidak memberikan infonnasi nilai perusahaan seeara langsung, tetapi infonnasi tersebut bisa dilihat dengan mempelajari neraea digabung dengan laporan keuangan yang lain. Seeara lebih spesifik, neraea dimaksudkan membantu pihak ekstemal untuk menganalisis: (1) likuidasi perusahaan, (2) fleksibilitas keuangan, (3) kemampuan
operasional
dan
(4)
kemampuan
menghasilkan
pendapatan pada perioda tertentu. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi meringkaskan hasil dari k.t:giatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan laba rugi sering dipandang sebagai laporan akuntansi yang paling penting dalam laporan tahunan. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup aktivitas rutin dan jarang terjadi. Disamping itu perusahaan mungkin memutuskan untuk menghentikan Hni bisnis tertentu, melakukan perubahaan perioda akuntansi, melaporkan item-item luar biasa. Ada tiga elemen
14
pokok dalam laporan laba rugi: (1) pendapatan operasional, (2) beban operasional, (3) laba atau rugi. c. Laporan dan Sumber Penggunaan Dana Laporan dan sumber penggunaan dana ini memuat sumber dana dan penge]uaran perusahaan se]ama satu perioda tertentu. Dana bisa diartikan kas bisa juga modal kerja. d. Laporan Arus Kas Tujuan pokok laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan pada periode tertentu. Sedangkan tujuan kedua laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi mengenai efek kas dati kegiatan investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama perloda tertentu.
2.5. Pemakai Laporan Keuangan
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberl pinjaman, pemasok dan kreditor· usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-Iembaganya dan masyarakat. Para pemakai laporan keuangan tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda-beda. Beberapa kebutuhan infonnasi dari masing masing pemakai laporan keuangan meliputi: IAI (1999) a. Investor Penanam modal berisiko dan penasihatnya berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
15
dilakukannya. Investor infonnasi untuk membantu menentukan apakah hams membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang
saham
juga
tertarik
pada
infonnasi
yang
memungkinkannya untuk menilai kemampuan perusahaan membayar deviden. b. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik mengenai informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Karyawan juga tertarik dengan informasi yang memungkinkannya untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan keIja. c. Pemberi Pinjaman Pemberi
pinjaman tertarik
memungkinkannya
untuk
dengan
infonnasi
keuangan
yang
memutuskan apakah
pinjaman
serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan Kreditot Usaha Lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memurlgkinkannya untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utamanya tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
I
~ .-
_ _ 1:
.
16
e. Pelanggan. Para
pelanggan
berkepentingan
dengan
infonnasi
mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan. f. Pemerintah Pemerintah
dan
berbagai
lembaga
yang
berada
di
bawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber dana dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Pemerintah juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g. Masyarakat. Perusahaan
mempengaruhi
masyarakat dengan
berbagai
cara,
misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada pcrekonomian nasional, termllsuk jumlah orang yang dipekeIjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. taporan keuangan
dapat
membantu
masyarakat
dengan
menyediakan
lnfonnasi kecendenmgan (trend) dan perkembangan kemakmuran perusahaan serta l'8ugkaian ak.1ivitasnya. Infonnasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan infonnasi setiap pemakai laporan keuangan. Berhubung para investor merupakan penanam modal berisiko
17
ke perusahaan, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan investor juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pemakai lainnya. Manajemen perusahaan memegang tanggung jawab utama dalam penyusunan
dan
penyajian
keuangan
perUsahaan.
Manajemen
juga
berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian dan
pengambilan
keputusan.
Manajemen
memiliki
kemampuan
untuk
menentukan bentuk dan isi informasi tambahan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun demikian, pelaporan informasi semacam itu berada di luar ruang Iingkup kerangka dasar ini. Bagaimanapun juga, laporan keuangan yang diterbitkan didasarkan pada informasi yang digunakan manajemen tentang posisi keuangan. kinerja serta perubahan posisi keuangan.
2.6. Pengertian Analisis Rasio Keuan&an. Untuk dapat melihat hubungan dari berbagai pos-pos yang ada dalam laporan keuangan maka diperlukan analisis rasio keuangan yang dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan basil operasi suatu perusabaan. Dalam mengadakan analisis laporan keuangan suatu perusahaan diperlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan adalab rasio. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan. Dengan adanya rasio keuangan tersebut
18
akan memberikan infonnasi yang menggambarkan hubungan antara pos·pos tertentu dengan pos-pos lainnya. Sehingga akan menjelaskan tentang kondisi atau posisi keuangan suatu perusahaan, apakah perusahaan tersebut mengalami kemajuan atau kemunduran. Dalam menganalisis suatu laporan keuangan hams dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercennin dalam laporan keungan tersebut. Disamping itu juga harus mempunyai kemampuan dan kebijakan yang cukup dalam mengambil keputusan. AnaJisis laporan keuangan adalah: "menguraikan pos·pos laporan keuangan menjadi unit infonnasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lainnya baik antara data kuntitatif maupun data non-kuantitaf dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuanagan lebih dalam yang sangat pentingdalam proses yang menghasilkan keputusan yang tepat" Harahap (1995). Analisis rasio disini merupakan suatu alat analisis kcuangnn yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan keuangan suatu perusahaan yaitu dengan mengggunakan laporan keuangan yang diperbandingkan. Selain itu rasio merupakan alat analisis yang berguna bila dibandingkan dengan rasio standar Muslich (1997). Rasio dapat dihitung berdasarkan laporan keuangan yang tediri dari: a. Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi keuangan pada suatu saat.
.
19
b. Income statement atau laporan rugi laba, yang merupakan laba operasi perusahaan selama perioda tertentu. Pada dasarnya dengan melakukan anal isis rasio keuangan dapat menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos keuangan dan dapat membandingkannya dengan rasio lain, sehingga dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
2.7 Tujuan dan Kegunaan Analisis Rasio Keuangan Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah dapat membantu manajer keuangan dalam memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas dari laporan itu sendiri. Sehingga manejer keuangan akan dapat mengetahui prospek yang akan dihadapinya pada masa yang akan datang. Sedangakan kegunaan analisis rasio keuangan tersebut tidak hanya untuk pihak intern perusahaan saja melainkan pihak lual' juga. Bagi PCrusahWlD dengan adanya analisis rasio keuangHn maka akan diperoleh suatu informasi mengenai kondisi atau keadaan keuangan sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang diperlukan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang. Dan bagi pihak luar (investor) kegunaan rasio keuangan sebagai bahan pertimbangan apakah perusahaan tersebut akan menguntungkan apabila sahamnya dibeli.
20
2.8 Macam-macam Rasio Keuangan. Pada dasamya macam atau jumlah rasio keuangan itu banyak sekali. Berdasarkan sumber datanya maka rasio keuangan dapat dibedakan menjadi: I. Rasio-rasio neraca (Balance sheet) yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio yang datanya diambil atau bersumber pada neraca. Seperti, current ratio, acid ratio. 2. Rasio - rasio laba rugi (Income Statement Ratios) yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua data diambil dari laporan laba rugi. Misalnya, gross profit margin, net operating margin, operating
ratio. 3. Rasio-rasio antar laporan (Inter Statement Ratios) ialah semua angka rasio yang penyustman datanya berasal dari laporan neraca dan data lainnya dari laporan laba mgi. Seperti, inventory turn over, account
receivable trun over. Selain itu menurut Hecker dan Wilson dalam bukunya "Controllership" (The
Roland Press Company, second Edition ,haI.47) memberikan penggolongan rasio keuangan berdasarkan sumber datanya yaitu: I. Financial Ratio, yang datanya diambil dari neraca
2. Financial Operating Ratio, datanya diambil dari neraca dan laporan laba rugi.
3. Operating Ratio adalah angka-angka rasio yang dalam penyusunannya data bersumber pada laporan laba mgi.
21
4. Miscellaneous Ratio adalah angka-angka rasio yang datanya diambil dari berbagai sumber seperti, neraca, laporan laba rugi, lapoaran laba ditahan atau perubahan modal. Pada dasamya penggolongan rasio keuangan berdasarkan pada sumbemya kurang bermanfaat. Karena yang terpenting bukanlah darimana data tersebut diperoleh tetapi apa arti atau kegunaan dari rasio keuangan tersebut atau kesimpulan apa yang diperoleh dari angka rasio itu sendiri. Secara umum rasio rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, antara lain:
1. Rasio Likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiaban financial jangka pendek.
2. Rasio Solvabilitas Rasio
ini
menyangkut jaminan yang mengukur
kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang pOOa saaat perusahaan akan dilikuidasi atau akan dibubarkan.
3. Rasio Aktivitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia tercermin dalam perputaran modalnya.
4. Rasio Profibilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Seperti kita ketahui penggunaan analisis rasio keuangan tergantung pada pihak yang memerlukan. Dalam penelitian ini memfokuskan pada penggunaan
22
rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Oleh karena itu dalam penelitian ini analisis rasio keuangan yang dipergunakan adalah: I. Rasio Likuiditas a. Current ratio Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisis posisi modal ketja suatu perusahaan adalah current ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.
Curent ratio juga menunjukkan tingkat keamanan kreditur jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang hutang tersebut. Jika current rationya relatif tinggi hal ini menunjukkan jaminan yang lebih baik atas hutang jangka pendek, tetapi bila terlalu tinggi efeknya terhadap earning power juga kurang baik. Karena tidak semua modal kerja dapat digunakan.
Current ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Current Asset x 100% Current Ratio = Current Liabilities Apabila suatu perusahaaan PT. X untuk tabun 2005 mempunyai
curent ratio sebesar 200% atau 200: I00 dapat disederhanakan menjadi 2: I, artinya perusahaan tersebut mempunyai aktiva lancar yang mampu membayar dua kali jumlah hutang lancamya.
23
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt ratio Dalam rasio ini melihat keseluruhan total hutang baik hutang lancar dan hutang jangka panjang dibandingkan dengan total aktiva. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar jumlah aktiva yang digunakan untuk menjamin besarnya hutang.
Debt ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: . Current Liabilities + Long Term Debt 1000/ x 70 Debt R atlO= Total Asset Apabila suatu perusahaaan PT. X untuk tahun 2005 mempunyai
debt ratio sebesar 300% atau 300: 100 dapat disederhanakan menjadi 3:1, artinya perusahaan tersebut mempunyai total aktiva yang mampu membayar tiga kalijumlah total hutangnya. 3. Rasio Aktivitas
a. Total assets turn over Dalam rasio ini perputaran yang lambat dari aktiva menunjukkan adanya hambatan. Diharapkan perputaran total assets akan semakin naik, yang berarti pemakaian lebih efisien. Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu perioda tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
Total assets turn over dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
24
Total Asset Turn OVer
Sales x 100% Total Asset
Apabila suatu perusahaaan PT. X untuk tahun 2004 mempunyai
total asset tum over sebesar 2x dan tahun 2005 sebesar 3x, artinya ratio perputaran total aktiva pada perusahaan tersebut mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut \
semakin efisien dalam memanfaatkan total aktivanya untuk memperoleh pendapatan. 4. Rasio ProfitabiJitas
a. Return on assets (ROA) Rasio ini untuk mengukur kemampuan dari
modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.
Return on asset dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Return on Asset
EBIT Total Asset
xl 00%
Apabila suatu pc:rusahaaan PT. X untuk tahun 2005 mempunyai
return on asset sebesar 6%, artinya perusahaan tersebut mampu memperoleh kembalian investasi sebesar 6% dari total aktivanya. Ratio ini dapat diperbandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku. Semakin tinggi nilai ROA daripada bunga bank, maka semakin baik kinelja aktiva untuk menghasilkan keuntungan.
25
b. Return on equity (ROE)
Rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dan .. ,~
menunjukkan earning power perusahaan. Return on Equity dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut: EAT xlOO% Return on Equity =Modal Sendiri
Apabila suatu perusahaaan PT. X untuk tahun 2005 mempunyai return on equity sebesar 8%, artinya perusahaan tersebut mampu
memperoleh
kembalian
investasi
sebesar
8%
dengan
menggunakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan saja. c. Gross profit margin (GPM) Rasio ini mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga jual. Laba kotor didefinisikan sebagai selisih antara peqjualan dan harga pokok penj\lalan. Gross profit margin dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Gross Profit Margin
Laba Brllto x 100% Penjl~a/an Bersih
Bagi perusahaan dagang dan manufaktur, angka ratio gross profit margin yang rendah menandakan bahwa perusahaan tersebut rawan terhadap perubahan harga. Hal ini berarti bahwa apabila teJjadi perubahan harga, maka akan sangat berpengaruh terhadap laba perusahaan.
26
2.9. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Ada beberapa kelebihan bila kita menggunakan analisis rasio keuangan, yaitu Harahap (1995): I. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditaksirkan. 2. Mempunyai pengganti yang lebih sederhana daTi infonnasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinei dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan diantara perusahaan lain yang sejenis. 4. Bennanfaat untuk bahan dalam mengisi modal-modal pembuatan
, keputusan dan modal prediksi. 5. Menstandarisasi ukuran perusahaan. 6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Disamping itu, penggunaan analisis rasio keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain Harahap (1999): I. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai. 2. Keterbatasan yang juga dimiliki laporan keuangan, misalnya:
27
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang tidak dinilai bias atau subjektif. b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan bukan harga pasar. c. Klasifikasi dalam laporan keuangan dapat berdampak pada angka rasio. d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi dapat diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data yang digunakan untuk menghitung rasio tidak tersedia, maka akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio. 4. Jika data antara dua perusahaan menggunakan standar akuntansi yang berbeda, maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan.
2.10 Laba Hampir setiap perusahaan menginginkan laba atau sering kita kenai dengan nama keuntungan (Profit). Dimana laba itu diperlukan oleh perusahaan untuk dapat melangsungkan kehidupan perusahaannya. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat terus eksis di dalam perekonomian maka diharapkan perusahaan tersebut akan mendapatkan laba. Pengkuran laba oleh perusahaan mempunyai fungsi sebagai berikut Nugroho (1999):
28
1. Laba Sebagai Pengukuran Efisien.
Operasi yang efisien dari perusahaan akan mempengaruhi arus dividen maupun penggunaan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan arus dividen dimasa yang akan datang. Para pemegang ekuitas yang sekarang dapat melakukan langkah-Iangkah yang perlu untuk memperoleh manajemen baru, jika manajemen yang sekarang tidak beroperasi secara efisien. Efisien menunjukkan kemampuan relatif untuk memperoleh keluaran maksimum dengan sejumlah daya tertentu, misalnya sumber-sumber ekonomi. Efisien juga tergantung pada sasaran perusahaan untuk mengoptimalkan laba atau untuk memberikan hasil pengembalian yang wajar atau layak atas investasi. Jika modal yang dipakai perusahaan adalah konstan dari tahun ke tahun, maka angka itu sendiri akan berguna sebagai alat ukur efisiensi perusahaan. 2. Laba Sebagai Alat Ramal. FASB dalam Statement of Financial Concepts No.1 menyatakan bahwa para investor, kreditor dan pihak lainnya ingin menilai prospek arus masuk kas bersih perusahaan. Nilai beIjalan perusahaan dan nilai saham perusahaan tergantung pada arus distribusi mendatang yang diharapkan bagi pemegang saham. Berdasarkan hal ini, pemegang saham yang sekarang dapat memutuskan untuk menjual saham atau terus memiliki.
29
2.11 Hubungan antara Analisis Rasio Keuangan dengan Laba. Pada dasamya analisis-analisis rasio keuangan itu terdiri dari penelahaan atau mempelajari hubungan-hubungan dan kecenderungan (trend) untuk dapat menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Sebelum kita melakukan analisis terhadap suatu laporan keuangan, penganalisis haruslah benar-benar dapat memahami laporan keuangan tersebut. Dalam hal ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan adalah suatu analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Garrison (1988) dalam Suhardito (2000) menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi masa depan melalui perbandingan, evaluasi, dan analisa. Infonnasi keuangan tahun ini dan tahun lalu berguna untuk memprediksi perubahan laba tahun depan.
Penman (1989) dalam Suhardito (2000) menyatakan bahwa
penggunaan rasio-rasio laporan keuangan dapat digunakan untuk memprediksi laba yang akan datang dan keplltllsan investasi. Mas'ud Machfoedz (1995) meneliti kegunaan rasio finansial tertentu dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta antara tahun 1989 sampai 1992. HasH penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio keuangan yang digunakan mampu memprediksi perubahan laba satu tahun kedepan. HasH penelitian yang dHakukan oleh Bambang Suhardito, dkk (2000) menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan
30
industri perbankan mampu memprediksikan perubahan laba setahun kedepan untuk industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1995 sampai 1998. Penelitian yang dilakukan oleh Tina Zakaria (2000) rasio-rasio keuangan
cukup signifikan untuk memprediksi laba yang akan datang pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta antara tahun 1995 sampai dengan tahun 1997. Berdasarkan uraian teori di atas dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: HI: Rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba pada perusahaan otomotif dan industri terkait yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
!
I
~.