BABl
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya kehidupan manusm maupun organisasi diliputi oleh
perubahan secara berkelanjutan. Di satu sisi karena adanya faktor ekstemal yang mendorong teijadinya perubahan, di sisi lainnya perubahan justru dirasakan sebagai suatu kebutuhan internal. Oleh karena itu, perubahan perlu dipa.hami untuk mengurangi tekanan resistem;i te:rhadap perubahan. Semua organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis dan berubah. Lingk:ungan eksternal organisasi cendenmg merupak:an kekuatan yang mendorong untuk terjadinya perubahan. Disisi lain, bagi organisasi secara internal merasak:an adanya kebutuhan akan perubahan. Oleh karena itu, setiap organisasi menghadapi pilihan antara berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan. Perubahan yang akan teijadi di suatu organisasi akan menimbulkan berbagai sikap atau reaksi individu yang beraneka ragam. Ada individu yang berpartisipasi penuh terhadap perubahan ini sampai dengan individu yang mengabaikan/antipati terhadap perubahan organisasi ini. Menurut Azwar (2011 :87) reaksi atau sikap tersebut secara garis besar merupakan respons evaluatif yang dapat berbentuk positif atau negatif. Hal ini berarti bahwa dalam sikap terkandung adanya preferensi atau rasa suka-tak suka terhadap sesuatu sebagai objek sikap. Sikap merupakan hal penting mengingat sikap akan mempengaruhi perilaku keija seseorang.
1
2
Proses perubahan serta reaksi perlu dipahami untuk dapat memiliki kesiapan menghadapi perubahan tersebut. Kesiapan ini tidak hanya diperlukan organisasi, tetapi juga oleh individu yang merupakan bagian dari organisasi itu sendiri, karena sikap dan reaksi manusia terhadap perubahan turut mempengaruhi efektivitas perubahan itu sendiri, baik bagi individu itu sendiri maupun bagi orgamsas1. Menurut Bemerth (2004:40), kesiapan lebih dari memahami perubahan, kesiapan lebih dari percaya pada perubahan, kesiapan adalah kumpulan pikiran dan niat ke arah tertentu untuk mengubah suatu usaha. Menurut Backer (1995:22), kesiapan individu untuk perubahan yang terlibat dengan keyakinan, sikap dan niat tentang sejauh mana perubahan yang diperlukan dan persepsi mereka tentang individu dan kapasitas organisasi berhasil melakukan perubahan itu. Perubahan dapat teijadi dalam kondisi kesiapan yang rendah, tetapi penelitian ilmu perilaku menunjukkan bahwa kemungkinan sukses berkurang ketika kesiapan yang rendah menyebabkan rendahnya motivasi untuk mengubah atau untuk aktif perlawanan. Menurut Smith (2005:406), perhatian pada manusia tampaknya memang harus diberikan, karena hanya manusia yang dapat membuat teljadinya suatu perubahan. Selain itu, hanya manusia yang dapat berpengaruh pada sukses atau tidaknya suatu perubahan. Karemmya, pemahaman mengenai proses perubahan dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses perubahan serta reaksi terhadap perubahan perlu diteliti.
3
Berbagai pakar yang menekuni masalah perubahan menyatakan bahwa aspek manusia sangat berperan dalam proses dan keberhasilan suatu perubahan sehingga reaksi dan sikap seseorang dalam menghadapi perubahan perlu diketahui untuk direncanakan perubahannya serta mengantisipasi reaksi, dampak serta hasil perubahannya (Nurahaju,2004). Menurut Potts dan LaMarsh dalam Wibowo (2008:91), menyatakan bahwa perubahan merupakan pergeseran dari keadaan sekarang menuju pada keadaan yang diinginkan di masa depan. Dalam mencapai sebuah perubahan tersebut organisasi hamslah bisa menyesuaikan diri dengan perkemhangan yang berlangsung. Menurut Wibowo (2008:90), organisasi akan tenggelam apabila tidak bersedia menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan sejalan dengan peijalanan waktu. Oleh karenanya, perubahan merupakan sesuatu yang krusial bagi organisasi dalam eksistensinya. Kebanyakan organisasi yang berhasil adalah pegawai yang memfokuskan pada mengeijakan apa saja yang menerima perubahan kondisi. Jadi salah satu faktor penting dalam kesuksesan suatu organisasi adalah mengikuti arus perubahan. Untuk menghadapi permasalahan tersebut salah satu hal terpenting yang dibutuhk:an dalam menghadapi perubahan adalah kesiapan pegawai. Menurut Wibowo (2008:291 ), perubahan hams diawali dengan mempersiapkan segenap sumber daya manusia untuk menerima perubahan karena pada hakikatnya manusia menjadi obyek perubahan serta mempunyai resisten terhadap perubahan.
4
Resistensi dalam proses perubahan tersebut muncul, baik secara individu maupun organisasional. Terkadang dalam proses penerimaan, perubahan, organisasi dihadapkan dengan resistensi individual dalam menerima perubahan. Menurut Wibowo (2008:91 ), resistensi individu bukan merupakan sesuatu yang tidak dapat diatasi organisasi, namun dengan transparansi, komunikasi dan pengikutsertaan semua pihak maka perubahan akan terlaksana. Penelitian Armenakies, et a/., (2007) menunjukkan bahwa dalam sebuah proses perubahan, terdapat tahapan yang menunjukkan adanya resistensi. Cunningham, et a/., (2002) menemuka.'l bahwa para pegawai yang menduduki posisi dengan tuntutaa keija yang lebih tinggi dan kewenangan pengambilan keputusan yang lebih besar cenderung lebih siap untuk berubah. Demikian halnya dengan para pegawai yang memiliki pendekatan aktif dalam pemecahan masalahmasaia.; dan yang memiliki se?(ejjicacy (rasa percaya pada kemampuan diri). Menurut Madsen, et al., (2006:213) mengemukakan pendapatnya bahwa intervensi perubahan organisasi tidak akan sukses tanpa keterlibatan pegawai dalam organisasi. Menurut Krause (2008:2) dalam artikelnya yang berjudul
"Assesing Readiness for Change", juga mengemukakan bahwa kesiapan menghadapi perubahan merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa penerapan perubahan di sebuah perusahaan berbeda hasilnya antara satu dengan lainnya. Perubahan merupakan transformasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diharapkan di masa yang akan datang, suatu keadaan yang lebih baik. Reformasi birokrasi merupakan sebuah proses perubahan yang memiliki dampak menyeluruh dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
5
Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan Lembaga Pemerintah NonDepartemen yang memiliki peran untuk menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data dan informasi statistik yang dihasilkan BPS digunakan sebagai bahan rujukan untuk menyusun perencanaan, melakukan evaluasi, membuat keputusan dan memformulasikan kebijakan. Tuntutan masyarakat terhadap ketersediaan data dan informasi statistik yang beragam dan berkualitas semakin hari semakin meningkat. Pengguna data menginginkan data bisa tersedia lebih cepat (faster), lebih murah (cheaper), lebih mudah diperoleh (easier), dan lebili berkualitas (better). Upaya pengembangan yang dilakukan BPS sampai saat ini telah menghasilkan beragam data dan indikator sosial-ekonomi. Meskipun demikian, data BPS tidak jarang mendapat kt-itik karena dinilai tidak mencerminkan realitas di lapangan. Pro dan kontra mengenai data BPS mengindikasikan bahwa kualitas data BPS masih perlu ditingkatkan. Berbagai upaya perbaikan telah dilakukan BPS. Dalam rangka penerapan disiplin aparatur, BPS menerapkan sistem presensifkehadiran dengan mesin pemindai sidik jari (finger print). Dalam rangka mendukung peningkatan kineija aparatur, BPS melakukan pengadaan peraugkat komputasi dengan program "one man one PC". BPS juga meredefinisi visi dan misinya, serta menata ni1ai-nilai inti (Core Values) sebagai pedoman keija.
Setiap Eselon II dan Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) harus menandatangani pakta integritas untuk menjamin komitmen kerja. Seluruh pejabat struktural harus membuat Laporan Pekerjaan Bulanan sebagai bahan evaluasi.
6
BPS juga membangun SIMPEG (Sistem Informasi Managemen Kepegawaian), SIMKEU (Sistem Informasi Managemen Keuangan), Laporan Keuangan dan SIMAK BMN (Barang Milik Negara).
komveten
• •
~felctif
•
•
jujor
Profe' \ efisien )
sistemik
tulus adil
sional
a)
Am nah
Su:nber : Publikasi Sosialisasi Reformasi BPS
Gambar 1.1 Core Values BPS
BPS juga terns menyempurnakan web-nya dan menambah muatan data yang di-upload supaya pengguna data dapat memperoleh data yang diperlukan dengan mudah, cepat dan murah. Melalui program Statistical Capacity Building-Change and Reform for
The Development of Statistics (Statcap-Cerdas) dan Reformasi Birokrasi, BPS berupaya melakukan perbaikan-perbaikan baik dari aspek teknis maupun manajemen. Program ini meliputi pembangunan empat pilar utama, yaitu (1) bidang ragam dan kualitas data, (2) bidang teknologi informasi dan komunikasi, (3) bidang sumber daya manusia, serta (4) bidang pemberdayaan kelembagaan.
7
• t&aii!ilili organiusi: irtegrias, • l'nileklllr TIK BPS • Data Warehouse • nframuktlr un~~m TIK : punt opera.si If, keamanan 1 :Sisiem backu~ &penanggulangan
bonRnil • !JandamatiTIK:pm•edll', hard111n:, mlbolare , pelaJ~~nan • Pela,..nan onlne :tela.Giogi jaringandm &kDmunikasi • Penelilion dan pengembangan
pelal"n•n ,pralesional, releliln ,
• Pe lllneanaan SO M • T~initg • M!onajemen Ki'le~ • M!onajemen Ka rir • ""najemen Kelja • Rtmunera:si • Sisl.m lnilrmasi lotonajemen SOI.I
leJPerr~Jil. 2rbuka • Budtya ke~il berhiit
kompetenti
• Pt rencana an sumber daJ
n~rilg,co~!roling
• fi&Um manajcmen dokumen • .Audmng &e ...luau
Sumbe1 : Publikasi Sosialisasi Reformasi BPS
Gambar 1.2 Program Reformasi Birolf.rasi BPS [1]
Keinginan
pemerimah
dan
masyarakat terhadap
data
berkualitas,
mengisyaratkan bahwa BPS hams mampu menyajikan data dan informasi statistik yang dapat dipercaya, relevan dan tepat waktu melalui proses kclja yang sistematis tanpa ada distorsi. Untuk memenum tuntutan masyarakat yang tinggi, diperluk:an perubahan budaya k:eija dan pola berpik:ir dari seluruh jajaran BPS baik: para pimpinan sampai staf yang paling bawah. Oleh sebab itu BPS mempuny:ll tek:ad yang k:uat untuk: melakukan pembaharuan dan perubahan yang mendasar terhadap sistem penyelenggaraan k:egiatan statistik: dengan melakuk:an reformasi birokrasi.
8
Statcap-Cerdas dan Refom1asi Birokrasi BPS bertujuan untuk membangun profil dan perilaku aparatur BPS yang professional, berintegritas tinggi, dan mengemban amanah dalam memberikan pelayanan prima atas hasil data dan informasi statistik yang berkualitas. Dengan demikian kepercayaan para pengguna data meningkat dan mereka dapat mengakses data dan informasi statistik dengan lebih cepat, lebih baik, lebih mudah dan lebih murah. Adapun tahapan Statcap-Cerdas dan Reformasi Birokrasi BPS meliputi 3 tahapan yaitu : Tahapan Perencanaan (Tahun 2010), Tahapan Persiapan (Tahun 2011) dan Tahapan Implemetasi (Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2015).
Anal isis budaya yang berlaku
\~---2010
Evaluasi dilaksanakan secara periodik setiap tiga bulan
Sumber : Publikasi Sosialisasi Refonnasi BPS
Gambar 1.3 Program Reformasi Birokrasi BPS [2]
9
2010
2012
2011
Persiapan Kontrak dan Pengadaan 0 Project Operation Manual 0 Readiness Criteria 0 Loan Agreement 0 Dokumen RFP- TOR 0 Seleksi Penyedia Barang dan Jasa (Konsultan) D Manajemen Perubahan
Cetak Biru "BPS Masa Depan" 0 Kualitas data statistik seperti apa yang akan dihasilkan BPS D Arsitektur T!K yang mendukung tercapainya visi BPS 0 Manajemen SDM yang handal 0 Pengelolaan kelembagaan vang solid
So~ialisasi
2014
2015
IMPLEMENTASI
PERSIAPAN
Sumber : Publikasi
2013
5 Paket Program lmplementasi 0 Konsultasi Statistik dan lnfrastruktur Statistik D Pengadaan ICT D Konsultasi Kelembagaan dan SDM 0 Konsultasi Internal Audit 0 Pengadaan Sistem lnformasi Manajemen SDM dar. Internal Audit
Reformasi BPS
Gambar 1.4 Program Reformasi Birokrasi BPS [3]
Beberapa penelitian tentang hubungan atau pengaruh kesiapan pegawai menghadapi terhadap sikap pegawai telah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain Nuryono (201 1) meneliti pengaruh kesiapan pegawai menghadapi perubahan terhadap resistensi pegawai menghadapi perubahan di PT. PLN (Persero) area pelayanan jaringan Bojonegoro (metode yang digunakan Analisis regresi linier berganda), Asriani (2009) meneliti kesiapan pegawai menerima perubaha.TI untuk penerapan Balance Scorecard di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (metode yang digunakan One Way Anova), Wardhi (2008) meneliti hubungan antara ciri kepribadian, usia, masa keija, tingkat kepribadian dan jenis kelamin dengan kesiapan untuk berubah (metode yang digunakan Analisis regresi
10
linier berganda), Armenakis, et a/., (2007) dengan jurnal penelitian yang beijudul
Organizational Change Recipients Belief Scale meneliti tentang resistention, discrepancy, appropriatness, efficacy, principal support dan valance (metode yang digunakan Structural Equation Model), Holt (2007) jurnal penelitian dengan judul Readiness for Organizational Change meneliti tentang change self efficacy,
discrepancy, personal valance, organizational, valance dan senior leadership support (metode yang digunakan analisis faktor), Jamil (2007) meneliti pengaruh etika keija islam terhadap sikap-sikap pada perubahan organisasi : komitmen organisasi sebagai mediator (metode yang digunakan Path Analysis) dan Fitria (2003) meneliti pengaruh etika keija islam terhadap sikap akuntan dalam perubahan organisasi dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening (metode yang digunakan Structural Equation Model). Hasil dari perkembangan penelitian yang terkait dengan variabel-variabel diatas terdapat perbedaan kajian yang dilakukan, nanmn demikian juga terdapat beberapa persamaan dengan penelitian yang dilakukan sekarang im, yaitu penggunaan beberapa variabel, seperti variabel kesiapan pegawai yang diukur dari variabel efikasi diri (.r;elf efficacy}, dukungan atasan (principal support}, kesenjangan (discrepancy), Kesesuaian (aprroriateness), valensi pribadi (personal
valance), variabel sikap pegawai dan komitmen pegawai tetapi tidak secara bersama-sama seluruh variabel dikaji oleh para peneliti sebelumnya. Perbedaan dan persamaan penelitian menunjukkan kekurangan dan kelebihan basil penelitian.
11
Menurut kajian peneliti terdapat beberapa kekurangan dari penelitian sebelumnya yang dapat dikemukakan sebagai berikut : 1) Adanya perbedaan variabel yang digunakan dalam penelitian, hanya satu, dua variabel yang sama ditemukan antara satu penelitian dengan penelitian lainnya. 2) Terdapat perbedaan metode analisis yang digunakan, beberapa penelitian menggunakan analisis yang digunakan seperti analisis regresi linier berganda, one way anova, structural equation model, analisis faktor dan path analysis. Dari beberapa hal diatas, peneliti berusaha untuk mengisi kekosongan (research gap) dari masalah-masalah yang belum diieliti oleh peneliti sebelumnya. Research gap menurut Ferdinand (2006:22) adala.h celah-celah yang masih dapat dimasuki untuk sebuah penelitian ilmiah yang menghasilkan "novelities.. to some extent" yaitu sesuatu yang relatif bam, walaupun hanya sedikit, tetapi dilakukan untuk menjawab sesuatu yang belum terjawab, yang masih membutuhkan penjelasan lebih Ianjut. Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang "Pengaruh Efikasi Diri, Dukungan Atasan, Kesenjangan, Kesesuaian dan Valensi Pribadi Terhadap Sikap Pegawai dengan Komitmen Pegawai sebagai Variabel Intervening".
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada Jatar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
12
1.
Bagaimana pengaruh langsung efikasi diri terhadap komitmen pegawai di BPS Jawa Timur ?
2.
Bagaimana pengaruh langsung dukungan atasan terhadap komitmen pegawai di BPS Jawa Timur ?
3.
Bagaimana pengaruh langsung
kese~angan
terhadap komitmen pegawai di
BPS Jawa Timur ? 4.
Bagaimana pengaruh langsung kesesuaian terhadap komitmen pegawai di BPS Jawa Timur ?
5.
Bagaimana pengaruh langsung valensi pribadi terhadap komitmen pegawai di BPS Jawa Timur?
6.
Bagaimana pengaruh langsung komitmen pegawai terhadap sikap pegawai di BPS Jawa Timur?
7.
Bagaimana pengaruh tidak langsung efikasi diri terhadap sikap pegawai melalui komitmen pegawai di BPS Jawa Timur?
8.
Bagaimana pengaruh tidak langsung dukungan ata'ian terhadap sikap pegawai melalui komitmen pegawai di BPS Jawa Timur ?
9.
Bagaimana pengaruh tidak langsung kesenjangan terhadap sikap pegawai melalui komitmen pegawai di BPS Jawa Timur ?
10.
Bagaimana pengaruh tidak langsung kesesuaian terhadap sikap pegawai melalui komitmen pegawai di BPS Jawa Timur?
11.
Bagaimana pengaruh tidak langsung valensi pribadi terhadap sikap pegawai melalui komitmen pegawai di BPS Jawa Timur ?
13
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung eftkasi diri terhadap komitmen pegawai di BPS Jawa Timur.
2.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung dukungan atasan terhadap komitmen pegawai di BPS Jawa Timur.
3.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung kesenjangan terhadap komitmen pegawai di BPS Jawa Timur.
4.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung kesesuaian terhadap komitmen pegawai di BPS Jawa Timur.
5.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung valensi pribadi terhadap komitmen pegawai di BPS Jawa Timur.
6.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung komitmen pegawai terhadap sikap pegawai di BPS Jawa Timur.
7.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung eftkasi diri terhadap sikap pegawai melalui komitmen pegawai di BPS Jawa Timur.
8.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung dukungan atasan terhadap sikap pegawai melalui komitmen pegawai di BPS Jawa Timur.
9.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung kesenjangan terhadap sikap pegawai melalui komitmen pegawai di BPS Jawa Timur.
14
10.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung kesesuaian terhadap sikap pegawai melalui komitmen pegawai di BPS Jawa Timur.
11.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung valensi pribadi terhadap sikap pegawai melalui komitmen pegawai di BPS Jawa Timur.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dipandang dari segi teoritis maupun praktis k:hususnya adalah Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur sebagai berikut: 1.
Secara Teoritis a. Sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi program Magister Manajemen Program Pasca Satjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. b. Bagi instansi terkait khususnya Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dapat bermanfaat sebagai informasi pendukung keberhasilan program perubahan reformasi birokrasi di Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. c. Bagi lembaga ilmiah dapat bennanfaat sebagai bahan kajian teoritis dalam upaya pengambilan kajian masalah manajemen perubahan.
2.
Secara Praktis Dapat memberikan informasi tentang pengaruh eftkasi diri, dukungan
atasan, kesenjangan, kesesuaian, dan valensi pribadi terhadap sikap pegawai
15
menghadapi reformasi birokrasi dengan komitmen pegawa1 sebagai variabel intervening di BPS Provinsi Jawa Timur.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Pene1itian di lakukan pada kantor Badan Pusat Statistik Jawa Timur, Jl. Kendangsari Industri, No : 43-44 Surabaya. Dengan kurun waktu penelitian selama bulan April- Juni 2012.