BAB.IV PERMULAAN DAN SUSUNAN GAMBAR-KERJA. A
BAGAN Rencana yang pertama, hasil pikiran perancang kebanyakan adalah bagan-tangan.Dari bagian alat yang ada, yang harus diperbaharui atau diubah dan di mana gambar-kerja tidak ada, orang juga membikin bagan-tangan dengan ukuran di dalamnya, ini dinamakan bagan-ukur. Oleh karena bagian alat itu biasanya tetap bekerja, sebelumnya yang baru selesai, harus teliti dan yakin bahwa tidak ada satu ukuran dalam bagan-ukur yang dilupakan, lebih-lebih bila bagian alat itu terletak di tempat yang sulit untuk diukur.
B
GAMBAR-KERJA Seperti telah dikatakan, maka suatu gambar-kerja harus memberi gambaran yang lengkap, yang hanya dapat memberi satu kesimpulan mengenai bentuk dan ukuran-ukuran bagian alat yang akan dibuat itu. Tiap orang, yang sudah paham menggambar dalam hal teknik, dengan tidak memakai keterangan lebih lanjut harus dapat membaca, atau dengan kata lain dapat mengerti. Oleh karena itu yang perlu, ialah bahwa semua gambar-kerja yang merupakan perantara yang tak dapat dipisahkan di antara perancang dan pelaksana, dikerjakan dan disusun dengan cara yang sama. Kita akan membicarakan susunan dan pelaksanaan umum dari gambar kerja menurut gambar dibawah ini.
Gbr. Pelaksanaan pembagian gambar-kerja yang betul. Di sudut kiri atas suatu gambar kerja, bila perlu digambarkan susunan atau rancangan yang menerangkan, bagaimana bentuk bagian alat-alat disusun atau dipasang. Biasanya rancangan itu seluruhnya digambar dalam potongan, di mana orang menjelaskan potongan bahan itu dengan garis-garis, yang dinamakan arsiran. Kecuali adanya beberapa ukuran kepala, tidak terdapat ukuran dalam susunan itu. Tiap alat yang berada dalam susunan, diberi tanda dengan apa yang dinamakan nomor bagian, yang ditempatkan dalam lingkaran kecil supaya menjadi jelas (garis tengah = 15 mm). Jika, berhubung dengan potongan susunan itu beberapa alat tidak kelihatan lagi, seperti halnya pada ujung-ujung tap dan mur-mur (nomor-potongan 4 dan 5) potongan-tekan-paking (nomor bagian 3), kita diperbolehkan untuk sekedar menjelaskan alat ini dengan garis-gores titik dalam potongan yang digambar. Flens rumah-keran dan potongan tekan paking juga ditambah dengan garis-gores titik sampai profil potongan rumah-keran melalui C—D. Nomor-nomor bagian disambung dengan garis tipis pada alat-alat, yang termasuk padanya, kita menempatkan nomor-nomor ini sedapat mungkin diatur menurut nomor dan berbaris tegak atau mendatar. Alat yang terbesar atau yang terpenting umpamanya diberikan nomor bagian 1, dan begitu seterusnya. Dalam banyak pabrik kita susun nomor-nomor sedemikian rupa, hingga alat-alat yang mempunyai bahan sama dikumpulkan menjadi satu. Semua alat yang terdapat dalam susunan, digambarkan terpisah-pisah atau diperinci.Alat-alat yang diperinci lebih baik kita gambarkan dalam kedudukan, yang terdapat dalam susunan. Jadi sumbat (nomor bagian 2) dalam gambar 45 digambar
tidak dalam kedudukan yang betul. Dari tiap alat yang diperinci kita hanya memberi pandanganpandangan dan potongan-potongan lagi, yang diperlukan untuk gambaran yang lengkap dari bentuk dan ukuran-ukuran benda yang dikerjakan. Bila orang dengan dua proyeksi dan/atau potongan dapat mengerti, orang tidak menggambar tiga buah proyeksi, sedang orang tidak perlu menggambar dua buah proyeksi, bila orang dengan sebuah proyeksi dapat mengerti, dan ini sering-sering mungkin juga. Begitulah untuk gambaran rumah-keran diperlukan empat proyeksi (pandangan atas dan potongan E-F adalah dua-proyeksi), sedang sumbat dan potongan pe-nekan cukup dapat digambarkan dengan dua proyeksi. Alat-alat yang diperinci, di mana potongan-potongan juga diarsir, diberi nomor-nomor bagian yang sama yang terdapat dalam susunan, yang dengan garis tipis tiap-tiap proyeksi dapat disambungkan dengan nomor bagian.Garis-garis-penyitaan berakhir pada benda yang sedang dikerjakan yang termasuk padanya dengan titik yang terang. C
KERTAS GAMBAR Untuk keperluan-keperluan belajar lebih baik dipakai kertas-gambar yang tebal-putih, yang permukaannya tidak berbulu atau kasar. Lebih kasar dan berbulu kertas itu, akan lebih sukar untuk menarik garis-garis lurus dengan tinta. Untuk memeriksa kita melipat ujung kertas itu dan kemudian dikembalikan sepanjang garis lipatan itu juga. Bila orang telah mengulangi beberapa kali, maka garis lipatan itu tidak boleh melepaskan bulu. Ukuran-standar dinyatakan dengan menempatkan angka-0 (nol) di belakang huruf dari deretan, sedang ukuran yang lebih kecil diberi tanda dengan angka-angka 1, 2 dsb. Ukuran-standar untuk keempat deretan di-jelaskan pada daftar di bawah mi ;
Gbr. Kertas Rambar 2
Di deretan-A, ukuran Ao luasnya adalah 1 m ; perbandingan panjang dan lebar adalah 2:1. Perbandingan ini juga tetap pada ukuran-ukuran yang lebih kecil dari deretan ini. Dengan begini kita dapat memperoleh ukuran yang lebih kecil, yang terdekat dengan melipatkan ukuran sebelum itu dalam 2 bagian yang sama menurut panjangnya.Ukuran-ukuran dalam deretan-A, digabungkan di bawah ini dalam daftar. Ukuran kertas dari bemacam-macam ukuran yang diperdagangkan, adalah lebih besar danpada daftar tsb. di atas.
D
LANGKAH MENGAMBAR Kita akan membicarakan cara menegakkan gambar dengan pensil untuk benda penekan packing, di mana gambar akan memberikan gambaran perspektip, dengan mempergunakan gambar a sam-pai dengan gambar h. Untuk melengkapi gambaran dari bagian ini diperlukan pandangan atas dan potongan tegak.
Gbr.Gambar Benda (Penekan Packing)
Menurut proyeksi cara Amerika pandangan atas terletak di atas pandang an muka atau potongan tegak. Tegakkan gambar dengan pensil itu dengan garis-garis yang tipis sekali: 1. Oleh karena pandangan atas pada 2 sumbu simetris, maka untuk ini di diperlukan garis-sumbu yang menda tar dan tegak, sedang untuk potongan tegak dengan sebuah garis-sumbu sudah kita fahami.Jadi gambarlah sebuah garis-sumbu yang panjang mendatar dan garis-sumbu tegak yang lebih pendek dan tusuk dengan tepat betul, di titik potong garis-garis sumbu. Suatu titik pusat yang tidak tepat untuk jangka adalah sumber kecerobohan. Ambillah sekarang setengah dari jarak di antara lubang-lubang, di dalam jangka dan lingkarkan di garis sumbu yang mendatar, titik-titik pusat untuk lubang-lubang.
2. Tariklah dengan jangka, lingkaran A dan setelah itu kedua lingkaran D untuk lubang-lubang-baut. Kemudian kedua busur-lingkaran C dan akhirnya busur-lingkaran B. Bila orang ingin menggambar yang tepat dan cepat, maka orang harus selalu menarik lingkaran-lingkaran dan busur-busur lingkaran dengan satu macam kedudukan jangka. Oleh karena belum ditentukan dengan teliti, bagian mana dari busur-lingkaran yang diperlukan, busur ini ditarik terus hingga cukup.
3. Ukurlah pada garis-sumbu yang tegak dan pada beberapa antara dari pandangan atas, jarakjarak P dan Q dengan memakai mistar pengukur. Gambarlah ga ris gores ukuran sebaik-baiknya serta tipis. Pada garis tebal dari garis-gores ukuran dapat dita rik garis-garis tipis lebih dari satu.Tariklah sekarang melalui garis gores ukuran garis-garis yang mendatar, dan biarkan garis itu memanjang, sehingga orang da pat melihat pandangan dari atas.
4. Sambunglah busur-busur lingkaran B dan C dengan garis-garis singgung. Dengan ini maka pandangan atas telah siap.
5. Pindahkan semua garis tegak untuk potongan pandangan atas.
6. Turunkan garis tengah-luar dari bagian silinder. Ambil jangka dan lingkarkan jarak itu dari garissumbu pada garis-mendatar yang paling bawah dari potongan. Setelah itu tariklah garis-garis tegak.
7. Hilangkan semua garis yang tidak perlu dan setelah itu tariklah bentuk dari pandangan atas dan potongan itu dengan garis-garis lurus yang sedikit lebih tebal tajam dan tepat, (jangan menggores). Gambarlah garis-garis ukuran dan garis penunjuk ukuran, se perti tanda panah ukuran, dan setelah itu tulislah ukuran-ukurannya.
8. Arsirlah potongan itu dan tarik lingkaran kecil untuk nomor bagian. Apabila pada gambar kerja beberapa alat diperinci, lebih baik supaya menggambar semua lingkaran kecil untuk nomorbagian itu berturut-turut dengan satu kedudukan jangka.