Bab VII Tinjauan Khusus
BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (HUBUNGAN PEMBONGKARAN BEKISTING DENGAN KUAT TEKAN BETON) 7.1 Uraian umum Pada umumnya bahan bangunan struktur gedung bertingkat menggunakan bahan dari campuran beton yang dicor di tempat (cast in situ), karena mempunyai keunggulan seperti mudah dibentuk. Dalam metode pengecoran di tempat, bekisting (formwork) dan perancah (shore) disiapkan sepenuhnya di lapangan, pekerjaan dilanjutkan dengan pembesian, dan pengecoran beton. Perkerasan beton secara alamiah menuntut waktu tertentu sampai tiba saatnya untuk membongkar bekisting dan perancah. Bekisting merupakan struktur sementara karena sampai batas waktu tertentu akan dibongkar, sedangkan struktur beton merupakan struktur permanen. Menurut Nemati, (2007) menjelaskan bahwa struktur-struktur sementara adalah sebagai alat penghubung antara desain dan pelaksanaan konstruksi. Struktur-struktur permanen tidak bisa dibangun tanpa struktur-struktur sementara tersebut
7.2. Jenis - Jenis Bekisting 1. Bekisting Tradisional
VII - 1
Bab VII Tinjauan Khusus
Bekisting ini dibuat dari kayu dan triplek (plywood) atau papan yang tahan akan kelembaban. Sangat mudah untuk diproduksi tetapi memakan waktu untuk struktur yang lebih besar, dan triplek yang digunakan memiliki umur yang relatif singkat. Hal ini masih digunakan secara luas di mana biaya tenaga kerja lebih rendah daripada biaya untuk pengadaan bekisting yang dapat digunakan kembali (reusable). Ini juga merupakan jenis bekisting yang paling fleksibel, karena dapat diterapkan pada bentuk konstruksi yang rumit.
Gambar 7.2.1 Bekising Tradisional 2. Sistem Bekisting Rekayasa (Engineering). Bekisting ini dibangun dari modul prefabrikasi dengan bingkai logam (biasanya baja atau aluminium) dan ditutup pada aplikasi (beton). Dua keuntungan utama dari sistem bekisting, dibandingkan dengan bekisting kayu tradisional, adalah kecepatan konstruksi ( pin dengan sistem modular, klip, atau sekrup ) dan menurunkan biaya penggunaan kembali (perkuatan, frame hampir tidak bisa dihancurkan, sementara jika terbuat dari kayu, mungkin harus diganti setelah beberapa - atau beberapa lusin VII- 2
Bab VII Tinjauan Khusus
penggunaan, tetapi jika penutup tersebut dibuat dengan baja atau aluminium, penggunaan dapat mencapai hingga dua ribu penggunaan. Dan gambar dibawah ini merupakan bekisting yang digunakan pada proyek Apartemen U Residence 2.
Gambar 7.2.2 Bekising System 3. Bekisting Plastik Guna Kembali (Reusable). Sistem ini saling terkait dan berbentuk modular. Digunakan untuk membangun banyak macam bentuk truktur beton yang relatif sederhana. Panelnya ringan dan sangat kuat. Jenis ini cocok untuk konstruksi berbiaya rendah, dan skema perumahan massal.
Gambar 7.2.3 Bekising Reusable VII- 3
Bab VII Tinjauan Khusus
4. Bekisting Permanen Terisolasi (Insulated). Bekisting ini dirakit di tempat, biasanya untuk isolasi bentuk beton / insulating concrete forms (ICF). Bekisting tetap di tempat setelah beton telah diawetkan (cured), dan dapat memberikan keuntungan dalam hal kecepatan, kekuatan, isolasi termal dan akustik yang superior, ruang untuk menjalankan utilitas dalam lapisan EPS, dan jalur terintegrasi untuk pemasangan cladding.
Gambar 7.2.4 Bekising Insulated
7.3. Syarat dan Ketentuan Dalam Pekerjaan Bekisting Untuk memenuhi fungsinya, menurut American Concrete Institute (ACI) dalam buku FORMWORK FOR CONCRETE menyebutkan bahwa bekisting harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Kuat, dalam hal ini mampu menopang dan mendukung beban-beban yang terjadi baik sebelum ataupun setelah masa pengecoran berton.
VII- 4
Bab VII Tinjauan Khusus
b. Stabil (kokoh), dalam hal ini maksudnya adalah tidak terjadi goyangan dan geseran
yang
mampu
mengubah
bentukan
struktur
ataupun
membahayakan sistem bekisting itu sendiri (ambruk). c. Kaku, terutama pada bekisting kontak sehingga dapat mencegah terjadinya perubahan dimensi, bunting atau keropos pada struktur beton. Perancangan suatu bekisting dimulai dengan membuat konsep sistem yang akan digunakan untuk membuat cetakan dan ukuran dari beton segar hingga dapat menanggung berat sendiri dan beban-beban sementara yang terjadi. Syarat- syarat yang harus dipenuhi yaitu : 1. Kekuatan Bekisting harus dapat menahan tekanan beton dan berat dari pekerja dan peralatan kerja pada penempatan dan pemadatan. 2. Kekakuan Lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi 0,3% dari dimensi permukaan beton. Perawatan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa lendutan kumulatif dari bekisting lebih kecil dari toleransi struktur beton. 3. Ekonomis Bekisting harus sederhana dan ukuran komponen serta pemilihan material harus ditinjau dari segi pembiayaan. 4. Mudah diperkuat dan dibongkar tanpa merusak beton atau bekisting Metode dan cara bongkar serta pemindahan bekisting harus dicermati dan dipelajari
sebagai
bagian
dari
perencanaan
bekisting,
terutama
metodepemasangan dan levelling elevasi.
VII- 5
Bab VII Tinjauan Khusus
7.4. Metode Pelaksanaan Pembongkaran Bekisting 7.4.1 Data subkontraktor Nama Perusahaan
: PT. PUTRA CIPTA JAYA SENTOSA
Alamat
: Jl Telaga Mas I 3 Kawasan Industri Cikupa Mas
Telp/Fax
: 021-5962355
7.4.2. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom 1. Persiapan Pembongkaran a. Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi
Pengawas, SiteManager atau Pelaksana dari Main Kontraktor (form terlampir). b. Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tatakan. c. Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt. d. Tenaga bongkar minimal 2 orang (1 orang tukang, 1 orang kenek) e. Pelaksanaan Pembongkaran
Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah pengecoran berumur 12 jam atau tergantung yang diijinkan oleh pengawas lapangan (biasanya paling lambat setelah umur beton 24 jam). a.
Pembongkaran dimulai dari Clam Kolom terlebih dahulu sehingga tidak terjadi goyang pada kolom yang masih muda.
Mur dan plat waser dibuka, track stang ditarik dari klam kolom kemudian diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan VII- 6
Bab VII Tinjauan Khusus
dari atas) dengan cara 1 orang diatas dan 1 orang dibawah untuk menerima hasil bongkaran.
Plat waser dan murnya dimasukkan kembali ke dalam track stang, kemudian track stang diikat dengan kawat bendrat masing-masing 4 buah dan ditumpuk pada tempat yang telah disiapkan.
Setelah track stang lepas dari klam kolom, kemudian klam kolom diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan dari atas). Ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan.
b.
Setelah Clam Kolom lepas semua barulah pipe supportnya dilepaskan satu persatu dengan hati-hati.
Kendorkan ring pada jack base/U-head, setelah kendor pipe support dilepas satu persatu dan langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan
c.
Selanjutnya baru dilepas panel kolomnya satu persatu.
Panel kolom yang akan dibuka diikat dengan tambang, kemudian dicongkel secara perlahan sampai terbuka dan terlepas dari beton kolom.
Tambang dikendorkan secara perlahan sehingga panel kolom miring dan rebah di lantai, kemudian angkat dan langsung ditumpuk rapi
Setelah satu panel lepas, lanjutkan untuk sisi berikutnya satu persatu dan langsung ditumpuk rapi.
VII- 7
Bab VII Tinjauan Khusus
Sebelum Panel Kolom ditumpuk, harus dibersihkan dahulu dari sisa-sisa pengecoran, setelah bersih langsung diminyaki dengan minyak bekisting, baru ditumpuk.
d. Pembongkaran balok tatakan support
Lepas terlebih dahulu klos kayu ganjal atau paku, kemudian tarik balok tatakan dan tumpuk rapi
Potong/bengkokkan stek besi tempat balok tatakan.
Pelaksanaan pembongkaran bekisting kolom harus dilakukan untuk 1 unit kolom sampai tuntas dan hasil bongkaran ditumpuk rapi, baru kemudian dilanjutkan untuk unit kolom selanjutnya.
7.4.3. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Plat Lantai & Balok 1.
Persiapan Pembongkaran a.
Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi Pengawas, Site Manager atau Pelaksana dari Main Kontraktor (form terlampir).
2.
b.
Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tatakan.
c.
Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt.
d.
Tenaga bongkar minimal 3 orang (1 orang tukang, 2 orang kenek)
Pelaksanaan Pembongkaran
VII- 8
Bab VII Tinjauan Khusus
Sebelum mulai pembongkaran bekisting pelat lantai, kita mengajukan ijin (tertulis) pembongkaran pelat lantai maupun balok (biasanya pelat dibongkar umur 7 hari dan balok pada umur 10 hari). A. Pembongkaran pelat a.
Pembongkaran dimulai dari pelepasan stut dinding balok, strong beam, hasil pembongkaran dirapikan, untuk strong beam dikumpulkan pada kotak yang telah disediakan, sedangkan untuk stutnya dikumpulkan dan diikat pakai bendrat untuk dipakai selanjutnya.
b.
Pengendoran U Head pada daerah yang akan dibongkar, tanpa membongkar schafolding penyangga (dipakai sebagai tumpuan jatuhnya pipa galvanis dan plywood).
Pembongkaran dimulai dari pembongkaran pipa galvanis secara hati-hati. Setelah lepas dari tumpuan pipa galvanis diturunkan satu persatu secara hati-hati.
Disini perlu diawasi pembongkarannya jangan sampai ada pipa galvanis yang rusak karena terbanting atau dipakai sebagai alat congkel. Pipa galvanis diturunkan satu persatu (jangan dilempar atau dijatuhkan dari atas) dan langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan.
c.
Setelah pipa galvanis lepas semua (pada daerah yang dibongkar, dalam hal ini modul plat). Pembongkaran dilanjutkan pada plywood area tengah yang tidak terjepit dinding balok.
VII- 9
Bab VII Tinjauan Khusus
Pembongkaran plywood dimulai dari area tengah ke arah tepi, dengan cara 1 orang membongkar, 1 orang menahan plywood
Pertama-tama
adalah
melepas
terlebih
dahulu
klos
antar
sambungan plywood, kemudian dilanjutkan dengan melepas lembaran-lembaran plywood.
Plywood yang sudah terbongkar diletakkan dijembatan kerja, kemudian diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar atau dijatuhkan dari atas) dan ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan.
Setelah
plywood
terbongkar
baru
dilanjutkan
dengan
pembongkaran dinding balok (tembiring). Hasil pembongkaran dinding balok diservice dan diminyaki demikian juga plat lantai dibersihkan lalu dilapisi minyak bekisting baru ditumpuk pada daerah yang gampang dijangkau alat angkut. Penumpukan panel dinding dan plat sama seperti penumpukan hasil pabrikasi. d.
Selanjutnya adalah pembongkaran schafolding penyangga plat.
B. Pembongkaran Bodeman Balok a.
Pembongkaran dimulai dengan pengendoran jack base dan U-head sampai bodeman dengan beam ada celah (jarak). Menggunakan alat bantu linggis, bodeman balok ditekan turun
sehingga terlepas dari beton balok.
VII- 10
Bab VII Tinjauan Khusus
Setelah lepas, panel bodeman diturunkan satu persatu (tidak boleh
di banting/dilempar ataupun dijatuhkan dari atas) dan ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan. Setelah
panelbodeman diturunkan, kemudian diservice dan
diminyaki baru ditumpuk ditempat yang mudah dijangkau alat angkut. b. Kawel suri-suri dilepas semua sehingga suri-suri dapat diturunkan satu persatu (tidak boleh dibanting/dilempar atau dijatuhkan langsung dari atas). Penurunan
suri-suri dilakukan dengan cara: 1 orang diatas
menurunkan suri-suri, 1 orang dibawah menerima suri-suri kemudian langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan Sama dengan penurunan suri-suri, penurunan gelagar juga tidak
boleh dibanting/dilempar. Harus ada 1 orang di atas dan 1 orang di bawah untuk menerima dan merapikannya. c.
Setelah semua suri-suri dan gelagar turun semua, sebelum membongkar schafolding, pastikan bahwa sudah tidak ada lagi material berupa kaso ataupun potongan plywood yang masih menempel atau terjepit beton. Bila ada hasil beton yang perlu tidakan repair, jangan ditunda,
langsung harus dilakukan tinadakan. Setelah dipastikan tidak ada yang tersisa pada beton balok dan plat
lantai, lanjutkan untuk membongkar susunan schafolding.
VII- 11
Bab VII Tinjauan Khusus
lepas silang/ cross brase dari scaffolding, penurunan tidak boleh
dilempar atau dijatuhkan langsung dari atas. Harus ada 1 orang yang menerima dibawah. Semua hasil bongkaran ditumpuk dengan rapi di tempat yang sudah
disediakan. Demikian juga strong beam, kawel suri-suri, join pin, jack base dan u-head dimasukkan ke dalam kotaknya. Pembongkaran scaffolding dilakukan secara hati-hati dan hasilnya
ditumpuk rapi ditempat yang telah disediakan untuk siap diangkut ke tempat berikutnya. Setelah pembongkaran selesai dilanjutkan pembersihan areal hasil
pembongkaran dari sampah-sampah yang ditimbulkan akibat pembongkaran, sampahnya dimasukkan ke dalam kotak sampah yang sudah disediakan, pembongkaran dianggap selesai apabila seluruh hasil bongkaran
sudah dipindah ke tempat berikutnya serta areal bongkaran sudah bersih dari sampah bongkaran. 7.5. Hubungan Kuat Tekan Beton dengan Bongkaran Bekisting Seperti diketahui, pada umumnya pekerjaan bekisting pada proyek sipil dengan volume beton yang besar biasanya dikerjakan oleh sub kontraktor atau bisa dengan sistem rental didalam proyek yang kami teliti sub kontaktor yang terkait adalah PT. PUTRA CIPTA. Setiap pengecoran pasti ada data hasil Uji tekan yang dikeluarkan oleh laboratorium tentunya sangat penting terutama bagi para engineer proyek, diantaranya untuk kegiatan bongkaran bekisting . Berbicara VII- 12
Bab VII Tinjauan Khusus
tentang lamanya bongkaran bekisting tentunya akan menyangkut pada besaran biaya borongan bekisting atau harga rental alat bekisting disamping mutu dari hasil cor beton yang tetap harus baik dan terhindar dari crack atau retakan beton akibat bongkaran bekisting sebelum beton mencapai kekuatan maksimalnya. Untuk menentukan berapa lama bekisting dapat di bongkar tanpa menimbulkan crack atau lendut pada balok atau lantai beton tentunya harus melalui prosedur ijin bongkar dari konsultan serta hasil analisa statik terhadap umur beton. Pembongkaran bekisting yang baik tentu adalah pada saat beton yang dicetaknya minimal sudah mampu untuk menahan beratnya sendiri hal ini mungkin hanya berlaku pada pembongkaran bekisting kolom karena kolom belum menerima beban selain beratnya sendiri. Lalu bagaimana jika pembongkaran bekisting pada pekerjaan pelat lantai dan balok,tentu hal diatas tidak berlaku dikarenakan pelat dan balok menjadi beban pekerja dan peralatan yang berada diatas pelat tersebut.
7.5.1. Teori umur beton Rata-rata, beton mencapai kekuatan tekan karakteristik rencananya pada umur 28 hari. Pada umur tersebut kuat tekan karakteristik beton mencapai kekuatan rencananya. Dibawah ini adalah grafik hubungan antara umur
beton
dengan faktor kuat tekannya. Pada peraturan beton (PBI 1971),
Tabel 7.5.1 (Koefisien PBI 1971)
VII- 13
Bab VII Tinjauan Khusus
Mengetahui kekuatan tekan beton karakteristik ini penting, mengingat pada proyek konstruksi, uji tekan sample beton dilapangan terkadang dites tidak tepat pada umurnya , sehingga perlu dilakukan pengkoreksian dengan menggunakan faktor kekuatan untuk kemudian diketahui apakah pada umur tersebut kekuatan karakteristinya memenuhi atau tidak. Pada proyek U Residence 2 ini pembongkaran plat 7 hari setelah pengecoran dan balok setelah 10 hari pengecoran. A. Kuat tekan kharakteristik plat umur 7 hari Diambil contoh terdapat 4 buah sample beton, dibuat dengan semenportland biasa dengan kuat tekan karakteristik fc’ = 35 Mpa. Sample beton tersebut akan mencapai kuat tekan karakteristik 35 Mpa pada umur 28 hari, akan tetapi pelaksanaan pengetesan pada sample-sample tersebut akan dilakukan acak, yakni pada umur 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Jadi perlu dilakukan pengoreksian dengan menggunakan faktor kekuatan pada kuat tekan karakteristik beton tersebut. 1.
Pengujian pada umur 7 hari –> 35 Mpa x 0,65 = 22,75 Mpa
2.
Pengujian pada umur 14 hari –> 35 Mpa x 0,88 = 30,8 Mpa
3.
Pengujian pada umur 21 hari –> 35 Mpa x 0,95 = 33,25 Mpa
4.
Pengujian pada umur 28 hari –> 35 Mpa x 1 = 35 Mpa
Jadi kuat tekan kharakteristik plat pada pembongkaran bekisting umur 7 hari adalah sebesar 22,75 Mpa B.
Kuat tekan kharakteristik balok umur 10 hari Diambil contoh terdapat 4 buah sample beton, dibuat dengan semenportland biasa dengan kuat tekan karakteristik fc’ = 35 Mpa. Sample VII- 14
Bab VII Tinjauan Khusus
beton tersebut akan mencapai kuat tekan karakteristik 35 Mpa pada umur 28 hari, akan tetapi pelaksanaan pengetesan pada sample-sample tersebut akan dilakukan acak, yakni pada umur 7 hari, 10 hari, 21 hari dan 28 hari. Jadi perlu dilakukan pengoreksian dengan menggunakan faktor kekuatan pada kuat tekan karakteristik beton tersebut.Untuk faktor pengoreksi umur 10 hari dilakukan interpolasi dan menghasilakan angka koreksi 0,77. 1.
Pengujian pada umur 7 hari –> 35 Mpa x 0,65 = 22,75 Mpa
2.
Pengujian pada umur 10 hari –> 35 Mpa x 0,77 = 26,95 Mpa
3.
Pengujian pada umur 21 hari –> 35 Mpa x 0,95 = 33,25 Mpa
4.
Pengujian pada umur 28 hari –> 35 Mpa x 1 = 35 Mpa
Jadi kuat tekan kharakteristik balok pada pembongkaran bekisting umur 10 hari adalah sebesar 26,95 Mpa C. Hal-hal yang perlu diperhatian setelah pembongkaran Waktu pembongkaran bekisting yang relatif singkat dapat menguntungkan kontraktor dari segi waktu dan biaya sewa. Tetapi faktor kekuatan beton pada saat pembongkaran juga perlu diperhatikan supaya beton tidak rusak yang dapat mengakibatkan kerugian bagi kontraktor karena harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan.Pada saat pembongkaran bekisting balok dan pelat, kekuatan beton belum mencapai prosentase 100%. Maka harus diperhatikan hal-hal berikut : 1.
Perhatikan proses perawatan beton
2.
Jangan menggunakan plat
untuk lantai kerja jika kekuatan
kharakteristik belum mencapai 100%. Karena berpotensi memicu kerusakan dan retak-retak halus VII- 15
Bab VII Tinjauan Khusus
3.
Sosialisasikan kepada seluruh pekerja supaya berhati-hati jika melintas pada slab yang belum mencapai kekuatan 100%
4.
Setelah pembongkaran selesai pasangkan pipe support pada balok dan plat.
7.5.2 Defleksi balok dan pelat pada masa konstruksi 1. Beban Mati Berat sendiri pelat = 0,12 x 24 KN/m³ = 2,88 KN/m² qdead = 2,88 KN/m²
qd = 2,88 x 1,5 = 4,32 KN/m² qu = 1,4 D = 1,4 x 4,32 = 6,048 KN/m²
VII- 16
Bab VII Tinjauan Khusus
2. Balok Untuk memeriksa kekakuan balok terhadap lendutan (δ), lendutan maksimum yang terjadi pada tengah bentang bila balok dianggap sendi dan rol pada ujungujungnya (Timoshenko dkk, 1988) adalah :
δ=
5 .WU . L4 384 .EI
dimana : L = panjang bentang balok E = modulus elastisitas balok I = momen inersia balok
E = 4700 𝑓𝑐′= 4700 26,95 = 24399,29 N/mm² 1
1
I =12 𝑥 𝐵 𝑥 𝐻3 = 12 𝑥 3000 𝑥 40003 = 1,6 𝑥1013 𝑚𝑚4 L = 4000 mm qu = 6,048 KN/m² =0,006048 N/𝑚𝑚2 5 𝑥 𝑞𝑢 𝑥 𝐿4
5 𝑥 0,00608 𝑥4000 4
𝛿 = 384 𝑥 𝐸 𝑥 𝐼 = 384 𝑥 24399 ,29 𝑥 (1,6𝑥10 13 ) = 5,19 𝑥10−8 𝑚𝑚 𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛 =
𝑙 480
=
4000 480
= 8,3 𝑚𝑚
𝛿 < 𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛 → 5,19𝑥10−8 𝑚𝑚 < 8,3 𝑚𝑚 … . 𝑂𝐾!
3. Pelat Menurut peraturan SK SNI T–15–1991–03 tabel 3.2.5 (b), batas lendutan maksimum adalah
l bentang. Lendutan yang terjadi akibat beban merata 480
(Timoshenko dkk, 1998) adalah :
VII- 17
Bab VII Tinjauan Khusus
α . Wu . b4 δ= D
Ec . H3 D= 12 (1 - μ2)
dimana : δ
: lendutan yang terjadi
α
: koefisien lendutan
Wu : beban ultimate (kg/cm2) μ
: nilai poison rasio
D : momen akibat lentur untuk pelat (kg.cm) Ec : modulus elastisitas beton h : tebal pelat b
: lebar pelat
Wu = qu = 6,048 KN/m² = 0,006048 N/mm² Fc =22,75 Mpa = 22,75 N/mm² Ec = 4700 𝑓𝑐′ = 4700 22,75 = 22417,57 𝑁/𝑚𝑚2 𝐸𝑐 𝑥 𝐻 3
D =12 ( 1−𝜇 2 ) = 𝛿=
𝛼 𝑥 𝑊𝑢 𝑥 𝑏 4
𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛 =
𝐷 𝑙 360
=
22417 ,57 𝑥 120 3 12 (1−0,22 )
=
= 3362635500 𝑁. 𝑚𝑚
0,8 𝑥 0,00617 𝑥 300 4
4000 360
3362635500
= 0,011 𝑚𝑚
= 11,11 𝑚𝑚
𝛿 < 𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛 → 0,011 𝑚𝑚 < 11,11 𝑚𝑚 …. OK !
VII- 18