Bab VIl Tinjauan Khusus
BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (BEKISTING)
7.1
Uraian umum
Formwork atau Bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton baik ukuran baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja. Persyaratan umum dalam mendisain suatu struktur, baik struktur permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja. 2. Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia. 3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja. Untuk memenuhi persyaratan umum yaitu kekuatan, kekakuan dan stabilitas di atas maka seperti pada design struktur umumnya, peranan ilmu statika dalam perencanaan bekisting sangatlah penting. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan mengenai metode bekisting yang akan di pakai yaitu: VII - 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
a) Kondisi struktur yang akan dikerjakan Hal ini menjadi pertimbangan utama sebab sistem perkuatan bekisting menjadi komponen utama keberhasilan untuk menghasilkan kualitas dimensi struktur seperti yang direncanakan dalam bestek. Metode bekisting yang diterapkan pada bangunan dengan dimensi struktur besar tentu tidak akan efisien bila diterapkan pada dimensi struktur kecil. b) Luasan bangunan yang akan dipakai Pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan yang materialnya bersifat pakai ulang (memiliki siklus perpindahan material). Oleh karena itu, luas bangunan ini menjadi salah satu pertimbangan utama untuk penentuan berapa kali siklus pemakaian material bekisting. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pengajuan harga satuan pekerjaan. c) Ketersediaan material dan alat Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah kemudahan atau kesulitan untuk memperoleh material atau alat bantu dari sistem bekisting yang akan diterapkan.
Selain faktor-faktor tersebut masih banyak pertimbangan lain termasuk waktu pengerjaan proyek (work-time schedule), harga material, tingkat upah pekerja, sarana transportasi dan lain sebagainya. Setelah melakukan pertimbangan secara matang terhadap faktor-faktor tersebut maka diambil keputusan mengenai metode bekisting yang akan diterapkan.
VII - 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Pada pekerjaan kontruksi bekisting menjalankan 5 fungsi yaitu : a)
Bekisting menentukan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat. Bentuk sederhana dari sebuah konstruksi beton menghendaki sebuah bekisting yang sederhana.
b)
Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Dalam hal ini perubahan bentuk yang timbul dan geseran-geseran dapat diperkenankan asalkan tidak melampaui toleransi-toleransi tersebut.
c)
Bekisting harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepaskan, dan dipindahkan.
d)
Mencegah hilangnya basahan dari beton yang masih baru.
e)
Memberikan isolasi termis.
Perencanaan sebuah sistem serta metode kerja bekisting menjadi tanggung jawab dari pihak pemborong kerja. Sehingga segala resiko dalam pekerjaan tersebut sudah pasti menjadi hal yang harus ditekan serendah mungkin. Tentunya hal ini dapat dilakukan dengan perencanaan
yang sematang mungkin
dengan
memperhatikan segala faktor yang menjadi pendukung atau yang menjadi kendala dalam pelaksanaan nantinya. Pada pokoknya sebuah konstruksi bekisting menjalani tiga fungsi :
VII - 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
a)
Bekisting menentukan bentuk dari beton yang akan dibuat. Bentuk sederhana dari sebuah konstruksi beton menuntut bekisting yang sederhana.
b)
Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Dalam hal ini perubahan bentuk yang timbul dan geseran-geseran dapat diperkenankan asalkan tidak melampaui toleransi-toleransi tersebut.
c)
Bekisting harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepas, dan dipindahkan.
d)
Dalam menentukan sistem serta metode kerja yang akan dipakai, dari beberapa alternatif yang ada pasti terlebih dahulu dilihat kelemahan dan keunggulan dari masing-masing metode.
Konstruksi-konstruksi bekisting sebaiknya direncanakan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga konstruksi beton yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti a. Kualitas Ukuran harus sesuai dengan yang diinginkan Posisi letak acuan dan perancah harus sesuai rencana Hasil akhir permukaan beton harus baik, tidak ada acuan yang bocor
b. Keamanan Acuan dan perancah harus stabil pada posisinya VII - 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Kokoh yang berarti acuan dan perancah harus kuat menahan beban yang bekerja Acuan dan perancah harus kaku tidak bergerak dan bergeser dari posisinya c. Ekonomis Mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja Mudah dipasang atau dirangkai untuk menghemat waktu Dapat menghemat biaya Pembangunan konstruksi gedung bertingkat tinggi (high rise building) akan membutuhkan material kayu dalam jumlah besar, terutama pekerjaan bekisting untuk pelat dan balok. Pekerjaan bekisting dalam pekerjaan beton suatu proyek cukup dominan dalam hal pembiayaan, karena pekerjaan bekisting memberikan konstribusi yang cukup besar dalam hal biaya, terutama pada biaya langsung. Pemilihan metode pelaksanaan yang tepat akan berdampak terhadap kecepatan pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan. Seiring berkembangnya teknologi dalam dunia konstruksi di Indonesia, teknologi cetakan beton atau bekisting juga berkembang dengan banyaknya alternatif metode. Teknologi bekisting berkembang dari sistem tradisional (rakit di tempat) menjadi sistem prafabrikasi. Dalam melaksanakan proses bekisting pada pekerjaan sipil dapat menggunakan beberapa metode yang telah banyak digunakan pada proyek-proyek bangunan
VII - 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
sipil. Berikut ini adalah Metode / jenis pekerjaan bekisting dalam pelaksanaan konstruksi. Metode bekisting tersebut adalah :
1. Bekisting dengan metode Konvensional Metode bekisting konvesional adalah bekisting yang menggunakan kayu ini dalam proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian struktur yang akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan melepas bagianbagian bekisting satu per satu setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting tradisional ini pada umumnya hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinan untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur yang lain.
Gambar 7.1 Bekisting Konvensional
2. Bekisting dengan metode Knock Down Dengan berbagai kekurangan metode bekisting konvensional tersebut maka direncanakanlah sistem bekisting knock down yang terbuat dari plat baja dan besi hollow. Untuk 1 unit bekisting knock down ini memang biayanya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan bekisting kayu, namun bekisting ini VII - 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
lebih awet dan tahan lama, sehingga dapat digunakan seterusnya sampai pekerjaan selesai, jadi jika ditotal sampai selesai pelaksanaan, bekisting knock down ini menjadi jauh lebih murah.
Gambar 7.2 Bekisting knok Down untuk Kolom
3, Bekisting dengan metode Fiberglass Material fiber untuk pengganti kayu pada bekisting merupakan ide brillian. Hal ini disebabkan karena fiber memiliki keunggulan yang lebih baik daripada kayu, disamping untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Berikut ini adalah keunggulan bekisting fiber: 1. Bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau bentuk; 2. Pemasangan lebih mudah dan tanpa perlu minyak bekisting; 3. Mempercepat waktu pelaksanaan bekisting; 4. Tidak berkarat; 5. Tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah dan lingkungan berair; 6. Efisien secara biaya; 7. Kualitas hasil yang lebih baik; VII - 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
8. Gampang dipasang dan dilepas sehingga mengurangi biaya upah; 9. Daya tahan lama, dapat digunakan 40-70 kali. Ada produk yang dapat digunakan hingga 1000 kali; 10. Tahan panas; 11. Ringan, kuat dan kaku, bending modulus yang tinggi; 12. Ketahanan permukaan yang baik, tahan terhadap benturan dan abrasi; 13. Dapat dibor, dipaku, diketam, dan diproses seperti gergaji; 14. Stabilitas yang tinggi terhadap sinar ultraviolet, tidak rapuh dan gampang retak, gampang untuk dibersihkan; 15. Tidak membutuhkan syarat khusus dalam penyimpanan karena sifatnya yang tahan cuaca; 16. Sampah sisa material bekisting fiber ini dapat diolah kembali seluruhnya dan sangat ramah lingkungan. Terlihat bekisting fiber banyak keunggulan dibanding dengan bekisting kayu baik dari sisi mutu, biaya, dan waktu. Bagi Owner dan Perencana, bekisting fiber akan menurunkan biaya proyek. Sedangkan bagi kontraktor, bekisting fiber akan mempercepat pelaksanaan. Bagi pemerintah dan masyarakt luas, bekisting fiber akan mengurangi penggunaan kayu secara signifikan sehingga sangat membantu dalam pelestarian lingkungan.
VII - 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Gambar 7.3 Bekisting Fiberglass
4. Bekisting dengan metode Climbing system Untuk sistem ini terdapat 2 jenis, yaitu: a. Sistem Climbing Self ACS System Climbing Self ACS sangat aman bila digunakan sebagai Platform tempat operator bekerja, juga tidak tergantung pada alat angkat crane. Keuntungan : System Climbing Self ACS Tidak Menggantungkan Kebutuhan Pada Alat Angkat Crane. System Climbing Self ACS bisa dioperasikan untuk membentuk, menstrike dan meninggikan bekisting guna untuk mempercepat prosedur kerja dilapangan dan juga membuat setiap komponen ACS tidak bergantung satu sama lain. Dengan Kelebihan tersebut sehingga ACS System dapat menjaga kecepatan perputaran operasi yang seragam.
VII - 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Adalah Salah Satu System Climbing Yang digunakan Sebagai Platform Untuk Meninggikan Bekisting Yang Dapat Dilakukan Dalam Semua Kondisi Cuaca. Platform PERI ACS yang nyaman menjadikan operator dalam bekerja bisa merasakan aman, efektif dan efisien layaknya bekerja di daratan. Untuk menjaga keamanan dari cuaca yang tidak diinginkan dan menjadi nyaman, maka platform kerja PERI ACS dapat diberi penutup. System Climbing Self ACS Dapat Menampung Beban Yang Lebih Berat Dan Membuat Standar Keamanan Operator Didalam Bekerja. System Platform PERI ACS dapat menahan beban berat, contohnya untuk tempat penyimpanan beton bertulang yang akan digunakan untuk Climbing berikutnya. Bahkan Boom untuk Concrete Pump dapat di Climbing ke unit ACS bila diperlukan. Platform kerja PERI ACS yang lebar dan stabil, didukung dengan struktur desain yang baik dapat menahan tekanan tinggi angin juga Cam System dan Pawl Indexing yang telah terpaten merupakan bagian dari pada penjaga keamanan operator. Komponen System PERI ACS Yang Modular. Terdapat 3 Variasi system PERI ACS yaitu Regular, Platform dan Gallows (tiang penyangga) dapat digunakan secara bersebelahan pada bangunan gedung yang sama VII - 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
bahkan 3 Variasi dapat digabungkan menjadi satu unit. Dengan dibuat perbaikan secara seragam, maka dapat ditemukan solusi terbaik untuk proyek bangunan bahkan untuk struktur proyek gedung yang kompleks sekalipun b. Sistem Climbing Satu Sisi SKS 1
System Climbing Satu Sisi SKS Sangat Flexibel, Stabil Dan Ekonomis. System Climbing Satu Sisi SKS merupakan system pencetakan modular untuk aplikasi Climbing satu sisi.
2
Keuntungan: Climbing Bracket Sangat Stabil dan Ekonomis Untuk Menahan Beban yang Berat. Lebar jarak bracket membantu untuk merencanakan pembuatan panel bekisting berukuran besar, dengan cara mengoptimalkan kapasitas beban yang ada. Ini berarti akan menghemat biaya. Menggunakan Baut Ankur Yang Sangat Aman dan Menghemat Biaya. Sekrup Ankur M30/530 dirancang khusus untuk bekisting satu sisi SKS/SSC dalam membuat konstruksi bendungan (DAM). Sekrup Ankur M30/530 yang digunakan untuk memindahkan kekuatan tegangan dan gaya geser yang besar pada beton bertulang dan beton tidak bertulang. Ini sangat menghemat biaya bila sering digunakan pada lokasi proyek. VII - 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Sederhana dan fleksible untuk direncanakan. Dapat merencanakan konstruksi beton bulat, menjadwalkan dan membuat bentuk dinding satu sisi dengan cepat dan mudah disaat beban vertikal beton harus ditopang maka permukaan beton dapat dibuat tanpa adanya pengukuran khusus.
Gambar 7.4 Bekiting Metode Climbing
7.2
Metode pelaksanaan bekisting di proyek Bintaro Plaza Residences Tower Altiz
Dalam pemilihan jenis-jenis bekisting dipengaruhi juga oleh tipe gedung yang akan dibangun. Apabila gedung bertipe tipikal maka bekisting sistem dalam hal ini bekisting sistem akan lebih memberikan nilai ekonomis daripada bekisting semi konvensional. Namun apabila gedung tidak tipikal maka bekisting konvensional akan lebih baik digunakan karena lebih fleksibel mengikuti bentuk struktur dan tentunya akan lebih ekonomis. VII - 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Selain itu volume pengecoran juga berpengaruh cukup besar dalam pemilihan jenis bekisting. Semakin besar volume pengecoran maka bekisting sistem akan lebih baik digunakan. Untuk gedung High Rise Buildingyang tipikal bentuk strukturnya, bekisting sistem cenderung akan lebih ekonomis karena volume pengecoran akan besar. Sedangkan untuk gedung Low Rise Building tentunya volume pengecoran cenderung lebih sedikit dan bentuk strukturnya cenderung kurang tipikal sehingga bekisting semi konvensional akan cenderung lebih ekonomis. Pentingnya pengaruh pekerjaan bekisting terhadap volume waste, biaya dan waktu dari pekerjaan beton sendiri menyebabkan perlunya pemilihan yang tepat penggunaan tipe-tipe bekisting agar pekerjaan bekisting tidak memberikan biaya yang besar dalam pekerjaan beton. Apalagi pekerjaan bekisting dilakukan hanya untuk membentuk beton dan setelah beton jadi maka bekisting akan dilepas dan tidak tetap menjadi bagian dari struktur bangunan. Atau dengan kata lain pekerjaan bekisting dapat digolongkan menjadi pekerjaan sementara. Metode bekisting yang dipakai pada proyek ini adalah campuran antara Metode bekisting Knock Down dan Metode bekisting Konvensional. Penggunaan bekisting konvensional lebih sering dijumpai dalam proyek-proyek pembangunan gedung di Indonesia daripada bekisting knok down. Bekisting konvensional materialnya berupa multiplek dan kayu yang difabrikasi on site dan disambung dengan bantuan paku. Sedangkan bekisting bekisting knok down merupakan bekisting yang dirakit sedemikian rupa sehingga sangat removable.
VII - 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
7.3
Metode bekisting Konvensional
Pada proyek pembangunan gedung Bintaro Plaza Residences – Tower Altiz terdapat 2 metode bekisting yang di gunakan, salah satunya adalah bekisting dengan metode konvensional. Metode ini di gunakan di setengah dari luasan gedung Bintaro Plaza Residences – Tower Altiz yang di bangun. Metode ini di gunakan pada sebagian pembangunan gedung karena sistem ini dapat di sesuaikan dengan segala bentuk dan ukuran struktur, walaupun sistem konvensional ini menghasilkan biaya yang tinggi akan material dan tenaga kerjanya. Bahan yang digunakan pada bekisting konvensional diantaranya kayu, multiplex, papan, dan paku yang mudah didapat tetapi masa pemakaiannya lebih pendek dikarenakan penyusutan yang besar. Ini mengharuskan pembelian material berulang kali. Selain itu dalam pengerjaannya harus dipasang dan dibongkar atau dibuat pada setiap elemen struktur yang membutuhkan tenaga kerja yang kurang terampil. Sehingga pengerjaan dengan metode ini memerlukan waktu dan biaya pengerjaan yang cukup besar. Setelah penentuan metode bekisting yang digunakan kemudian kita melakukan fabrikasi bekisting. Kegiatan ini termasuk penerimaan material bekisting, pemotongan dan penempatan material menurut tipe dan ukuran, pemasangan bagian-bagian sesuai bentuk dan ukuran yang di minta. Metode dan urutan kerja dari pekerjaan bekisting sangat di pengaruhi oleh ketersediaan alat angkat dan ketersediaan perkuatan. Bekisting biasanya di angkat secara manual dengan derek atau crane. Pemasangan bekisting termasuk VII - 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
pekerjaan pengangkatan, positioning, pengaturan penempatan elemen-elemen yang berbeda dari bekisting. Siklus pekerjaan beton dimulai setelah pemasangan bekisting dan berakhir dengan pemasangan besi tulangan serta pengecoran. Bekisting haruslah cukup kuat menahan tegangan awal atau lendutan akibat berat sendiri serta akibat beban tambahan lainnya. Selama pekerjaan pengecoran, perkuatan bekisting harus tetap dipertahankan dengan melakukan penambahanpenambahan elemennya selama proses tersebut. Pembongkaran pada bekisting beton hanya boleh dilakukan apabila beton telah mencapai 70% kekuatan rencananya. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan melepas bagian-bagian bekisting satu per satu setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting tradisional ini pada umumnya hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinan untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur yang lain.
Gambar 7.5 Bekisting plat Konvensional di Proyek Bintaro Plaza Residences – Tower Altiz
VII - 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Gambar 7.6 Perakitan Bekisting Konvensional untuk Plat dan Kolom
Gambar 7.7 Perakitan Bekisting Konvensional untuk RAMP
7.4
Metode bekisting Knock Down
Dengan berbagai kekurangan metode bekisting konvensional tersebut maka direncanakanlah sistem bekisting knock down yang terbuat dari plat baja dan besi hollow. Untuk 1 unit bekisting knock down ini memang biayanya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan bekisting kayu, namun bekisting ini lebih awet dan tahan lama, sehingga dapat digunakan seterusnya sampai pekerjaan selesai,
VII - 16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
jadi jika ditotal sampai selesai pelaksanaan, bekisting knock down ini menjadi jauh lebih murah. Tahapan dalam pengerjaan bekisting dengan metode know down ini adalah : 1. Pembesian sepatu kolom dan Shear Wall, sesuai dengan garis marking
Gambar 7.8 Sumber : Wika Beton , 2014
2. Pembesian Kolom dan Shear Wall
Gambar 7.9 Sumber : Wika Beton , 2014
3. Setelah pembesian terpasang, pasang bekisting kolom/shear wall dan atur dimensi kolom/shearwall sesuai dengan gambar kerja.
VII - 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Gambar 7.10 Sumber : Wika Beton , 2014
4. Pengecoran kolom dan shear wall
Gambar 7.11 Sumber : Wika Beton , 2014
5. Install scaffolding tumpuan balok dengan elevasi sesuai shop drawing (khusus area parkir lantai 2 dan 3, jack base harus diberi alas agar tidak merusak Floor hardener)
VII - 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Gambar 7.12 Sumber : Wika Beton , 2014
6. Install bekisting balok, plat dan kepala kolom/shear wall dengan elevasi dan dimensi sesuai dengan shop drawing, dilanjut dengan pembesian
Gambar 7.13 Sumber : Wika Beton , 2014
VII - 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
7. Pengecoran Plat dan balok, dilanjutkan dengan curing
Gambar 7.14 Sumber : Wika Beton , 2014
8. Pembongkaran bekisting tepi balok saat umur beton 7 jam
Gambar 7.15 Sumber : Wika Beton , 2014
VII - 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
9. Pemasangan proping untuk menumpu plat saat umur beton 3 hari (jarak antar proping maksimal 3 meter)
Gambar 7.16 Sumber : Wika Beton , 2014
10. Pemasangan proping untuk menumpu balok pada saat umur beton 3 hari
Gambar 7.17 Sumber : Wika Beton , 2014
VII - 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
11. Pembongkaran bekisting dan perancah plat lantai saat umur beton 7 hari
Gambar 7.18 Sumber : Wika Beton , 2014
12. Pembongkaran bekisting dan perancah balok saat umur beton 7 hari
Gambar 7.19 Sumber : Wika Beton , 2014
VII - 22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
13. Pembongkaran proping plat lantai saat umur beton 14 hari
Gambar 7.20 Sumber : Wika Beton , 2014
14. Pembongkaran proping balok saat umur beton 21 hari
Gambar 7.21 Sumber : Wika Beton , 2014
7.4.1
Siklus Bekisting Pada Proyek Bintaro Plaza Residences – Tower Altiz
Untuk area pekerjaan biasanya dibagi menjadi beberapa zona kerja akibat faktorfaktor yang mempengaruhi seperti: keterbatasan lahan untuk mobilisasi material dan alat schedule pekerjaan bentuk struktur yang dikerjakan ketersediaan sumber daya
VII - 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Dengan sistem zoning ini maka berpengaruh pada penyediaan material, alat serta sirkulasi perpindahan bekisting.
Gambar 7.22 Pembagian Zona pada Proyek Bintaro Plaza Residences – Tower Altiz
Bentuk bangunan dari setiap zona adalah tipikal. Hanya terdapat perbedaan jumlah lantai pada masing-msing zona, pada zona 1 ( low zone ) terdapat 16 lantai, pada zona 2 ( mid zone ) terdapat 21 lantai, dan pada zona 3
( high zone
) terdapat 25 lantai.
VII - 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Pada proyek Bintaro Plaza Residences – Tower Altiz disediakan investasi bekisting untuk plat 2,5 lantai, dan untuk kolom 15 buah.
Gambar 7.23 Pembagian Zona Kerja Pada Proyek Bintaro Plaza Residences – Tower Altiz
VII - 25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VII Tinjauan Khusus
Gambar 7.24 Siklus Pengerjaan Bekisting
VII - 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/