BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH
216
Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan dioperasikan harus diyakini terlebih dahulu bahwa instalasi listrik tersebut benar-benar aman untuk dioperasikan.
Untuk meyakini bahwa instalasi listrik tersebut benar-benar aman dioperasikan, keberadaannya harus telah memenuhi ketentuan dan persyaratan teknis yang ditentukan.
Apakah instalasi listrik telah memenuhi ketentuan dan persyaratan teknis yang ditentukan, perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian atau testing dan komisioning.
Testing dan komisioning (commisioning test), adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan hendak dioperasikan.
Dengan hasil pemeriksaan dan pengujian yang baik, maka diyakini bahwa instalasi listrik aman pada saat dioperasikan, yaitu aman bagi manusia, ternak, harta benda dan aman bagi instalasi itu sendiri.
217
Pemeriksaan merupakan bagian dari testing dan komisioning, dengan cara melihat langsung terhadap material/ peralatan/ barang maupun konstruksi instalasi listrik yang telah terpasang, secara kasat mata dan tanpa melalui alat/ peralatan bantu.
Ada dua jenis pemeriksaan, yaitu : pemeriksaan sifat tampak (visual check) dan pemeriksaan pemasangan (konstruksi).
Pemeriksaan sifat tampak (visual check) : 1. Pemeriksaan item per item material/ barang/ alat yang telah terpasang. 2. Untuk mengetahui apakah perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. 3. Melihat, apakah semua perlengkapan dalam kondisi baik, secara phisik tidak ada kelainan, tidak cacat fisik, dan lain-lain.
Pemeriksaan pemasangan (konstruksi) : 1. Pemeriksaan rangkaian (konstruksi) material/ barang/ alat yang telah terpasang. 2. Untuk mengetahui apakah rangkaian material/ barang/ peralatan yang dipasang telah sesuai/ tidak sesuai dengan gambar rencana maupun peraturan yang berlaku (PUIL, SPLN, dan lain-lain).
218
Pengujian merupakan bagian dari testing dan komisioning, dimana untuk dilihat secara kasat mata tidak bisa dilakukan, terhadap material/ barang/ alat maupun konstruksi yang telah terpasang pada instalasi listrik. Beberapa jenis pengujian, antara lain : pengujian pengujian atau pengukuran tahanan pembumian, tegangan tinggi, dan pengujian sistem pengaman/ kontrol.
individual, pengujian
Pengujian individual : 1. Pengujian untuk mencocokkan kesesuaian karakteristik dan rujukan, atau 2. Pengujian untuk mengetahui apakah kondisi peralatan telah berfungsi dengan baik atau tidak. Pengujian atau pengukuran tahanan pembumian : Untuk mengetahui apakah nilai tahanan pembumian telah memenuhi standar/ ketentuan yang telah ditetapkan.
219
Ruang lingkup : 1. 2.
Pemeriksaan visual peralatan dan instalasi (konstruksi). Pengukuran tahanan isolasi kabel : a. Menggunakan alat Megger/ Mega Ohm Meter/ Insulation Tester. b. Nilai tahanan isolasi sebesar 1.000 Ohm/ 1 Volt.
3.
Pengukuran tahanan pembumian (grounding/ aarding/ earthing) : a. Menggunakan alat Earth Resistance Tester. b. Nilai tahanan pembumian maksimum 5 Ohm.
Cara pengujian : 1. Dilakukan per sirkit, antara titik pasok (APP) ke PHB utama. 2. Pengujian antara PHB utama ke PHB cabang. 3. Pengujian antara PHB cabang ke PHB cabang berikutnya, sampai sirkit akhir. Hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut dituangkan dalam formulir Jaminan Instalasi. 220
Ground
Pembumian
221
UU 15/ 1985 Tentang Ketenagalistrikan : Pasal 17 : Syarat-syarat penyediaan, pengusahaan, pemanfaatan dan standarisasi Tenaga Listrik diatur oleh Pemerintah. PP 3/ 2005 Pasal 22 ayat 2 : Instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan wajib memiliki sertifikat laik operasi (SLO). Kepmen Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1109K/30/2005 : Kesatu : Menetapkan Komite Nasional Keselamatan Instalasi Listrik sebagai Lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tenaga rendah. Kedua : KONSUIL bertyuga melaksanakan pemeriksaan dan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi untuk instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah.
222
Setelah instalasi pemanfaatan tenaga listrik selesai dipasang oleh Badan Usaha/ Instalasi/ Biro Teknik Listrik resmi, maka : 1. Calon pelanggan listrik PLN dapat mengajukan sendiri permohonan pemeriksaan ke Lembaga Pemeriksa yang berwenang, atau. 2. Melalui Badan Usaha/ Instalatir/ Biro Teknik Listrik.
Persyaratan yang harus dipenuhi : 1. Nama Pemilik Instalasi (Calon Pelanggan PLN). 2. Alamat/ lokasi instalasi Calon Pelanggan. 3. Nama Badan Usaha/ Instalatir/ Biro Teknik Listrik yang mengerjakan. 4. Nomor Jaminan Instalasi Listrik Pelanggan (JILP/JILDAKD). 5. Titik tumpu/ gardu trafo. 6. Membayar biaya pemeriksaan.
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik yang diperiksa : 1. Instalasi baru yang belum dialiri listrik. 2. Instalasi lama, antara lain : a. Instalasi yang mengalami perubahan/ penambahan daya. b. Instalasi yang telah mengalami perubahan (revisi) dari perencanaan awal. c. Instalasi yang telah berusia lebih dari 15 tahun.
223
Pemeriksaan pemasangan (konstruksi) 1. Posisi tinggi PHB dari lantai : a. Ditempat umum, sekurang – kurangnya setinggi 1,2 meter, dihitung dari posisi atas PHB. b. Di perumahan, sekurang-kurangnya setinggi 1,5 meter, dihitung dari posisi atas PHB. 2. Posisi kotak kontak (stop kontak) dari lantai : Jenis kotak kontak (putar, biasa, tertutup), untuk keselamatan sebaiknya dipasang pada ketinggian sekurang-kurangnya 1,25 meter dari lantai. 3. Pemasangan penghantar (konduktor/ kabel) : a. Tertanam (pasangan dalam) untuk kabel NYA dan menempel (pasangan luar) untuk kabel NYM. b. Kabel NYA masuk ke dalam pipa PVC (untuk yang menempel di dinding) atau ditarik dengan menggunakan rol isolator (untuk yang dipasang di atas plafon). c. Kabel NYM di klem. d. Sambungan penghantar (konduktor/ kabel) ditempatkan/ dilakukan pada kotak sambung dan diisolasi. 224
Pemeriksaan penghantar (konduktor/ kabel) : 1. Jenis kabel yang digunakan (NYA atau NYM). 2. Identitas (warna) kabel : a. Fasa, berwarna merah , kuning, hitam. b. Netral, berwarna biru. c. Pembumian, berwarna kuning-loreng-hijau. 3. Instalasi pembumian : a. Ukuran dan spesifikasi elektroda bumi. b. Warna penghantar (kabel) pembumian. 4. Pengukuran resistensi instalasi dengan tegangan uji 500 Volt arus searah di atas 0,5 Ohm. 5. Pengukuran tahanan pembumian : Sebaiknya minimum 10 ohm, agar dapat mengukur potensial bumi, penting saat penghantar material putus. 6. Menghubungkan penghantar N dan PE, dilakukan pada terminal PHB dan/ atau di kotak APP. 225
Pemeriksaan polaritas : 1. Polaritas positip harus disambung pada kontak dasarnya,sedangkan polaritas negatip harus tersambung pada kontak luar. 2. Pada kotak kontak : Polaritas positip pada lubang sebelah kiri, sedangkan polaritas negatip pada lubang sebelah kanan ( posisi pemeriksa menghadap benda) atau fasa di sebelah atas pada lubang kotak kontak. 3. Sakelar : a. Bagian yang dapat bergerak tidak ada tegangan saat sakelar terbuka. b. Kedudukan kontak atau tuas harus seragam, misal : tuas naik atau tombol ditekan.
226
Proteksi terhadap sentuhan langsung untuk inti penghantar/ instalasi harus dipasang GPAS ≤ 30 mA. Proteksi terhadap sentuhan tak langsung, pembumian dengan sistem T.T. atau TN – C – S dan TN - S . Proteksi terhadap tegangan sentuhan tak langsung : 1. Sentuhan tak langsung adalan sentuhan pada bagian konduktif terbuka (BKT) perlengkapan atau instalasi yang dalam keadaan normal tak bertegangan, menjadi bertegangan dalam kondisi gangguan karena terjadi kegagalan instalasi/ kegagalan isolasi. 2. Proteksi dari tegangan sentuhan tak langsung dapat dilakukan dengan : pemutusan replay secara otomatis. Proteksi Pemusatan Replay Otomatis dengan cara pembumian sistem yaitu : a. Sistem T.T. b. Sistem TN ada 3 sistem : Sistem TN-C (tidak aman, hingga saat ini tidak digunakan). Sistem TN-S. Sistem TN-C-S. 227
Ground
Pembumian
228
229
230
231