BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan Majalah Tempo dan Majalah Gatra menjadi media yang memberitakan konflik Sunni Syiah Sampang Madura karena alasan ekonomi dan politik. Secara ekonomi hal ini terlihat dari keputusan kedua majalah memilih peristiwa konflik Sunni Syiah Sampang yang memang memiliki nilai berita, terlihat juga dari cara kedua majalah menceritakan peristiwa konflik dan intensitas kedua majalah dalam memberitakan peristiwa konflik tersebut. Sedangkan alasan politik terlihat dari perbedaan bingkai berita yang disampaikan meskipun peristiwanya sama sehingga mengakibatkan perbedaan hikmah yang didapat dari pembaca masing-masing majalah. Peristiwa konflik Sunni Syiah adalah peristiwa yang memiliki nilai berita karena memenuhi kriteria Actual (kekinian), signifikansi (penting), magnitude (besar), proximity (kedekatan), prominence (tenar), human interest (manusiawi) mengandung konflik, dan the unsual (tidak biasa). Dengan keputusan Majalah Tempo dan Majalah Gatra menjadikan peristiwa ini sebagai berita menunjukkan kedua majalah mencoba meraih keuntungan dari kasus yang memang layak diberitakan ini. Dari cara penyajian berita, Majalah Tempo terlihat menonjolkan kekerasan yang terjadi dan pertentangan antara kaum minoritas dan mayoritas yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
166
menunjukkan ketidak adilan terhadap korban. Sedangkan Gatra juga terlihat menonjolkan kekerasan yang terjadi namun mempertentangkan antara pemerintah dan masyarakat dengan menunjukkan kegagalan pemerintah menangani konflik. Keduanya terlihat sama-sama mencoba mencari keuntungan ekonomi dari penonjolan kekerasan dan pertentangan pihak-pihak yang berkonflik tersebut, agar berita yang disajikan menjadi menarik dan laku dijual karena masyarakat menyukai berita yang fenomenal dan mengandung konflik. Dari segi intensitas pemberitaan peristiwa konflik Sunni Syiah Sampang dalam satu tahun, Majalah Tempo lebih banyak memberitakan dibanding Majalah Gatra. Majalah Tempo memberitakan sebanyak 8 kali dalam satu tahun dan Majalah Gatra sebanyak 4 kali dalam satu tahun. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa Majalah Tempo lebih besar menggunakan kasus konflik Sunni Syiah untuk meraih keuntungan dibanding Majalah Gatra. Alasan politik dapat dilihat dari nilai-nilai yang dibawakan media kepada pembaca melalui pembingkaian berita. Dengan peristiwa yang sama media membingkai berita menjadi cerita yang berbeda sehingga didapatkan hikmah atau kesimpulan yang berbeda. Dalam peristiwa konflik yang sama Majalah Tempo terlihat menyampaikan nilai-nilai kesetaraan HAM, terutama pembelaan terhadap kaum minoritas, sedangkan Majalah Gatra terlihat menyampaikan nilai-nilai agar masyarakat kritis terhadap usaha pemerintah dalam melindungi warga minoritas dari kepentingan asing.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
167
Dari segi bingkai kasus konflik Sunni Syiah di Sampang Madura, Majalah Tempo dan Majalah Gatra memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaanya adalah kedua majalah sama-sama membingkai peristiwa sebagai peritiwa kekerasan dan kekejaman penyerangan. Baik Majalah Tempo maupun Majalah Gatra memberikan porsi yang cukup besar untuk menceritakan bagaimana kronologis terjadinya penyerangan, berapa jumlah korban dan kerusakan apa yang diakibatkan. Sedangkan perbedaanya adalah Majalah Tempo dalam menyajikan peritiwa konflik Sunni Syiah Sampang Agustus 2012 lebih condong ingin membawa pembaca pada usaha perjuangan hak-hak kaum minoritas dengan menunjukkan kekejaman penyerangan dan kemalangan nasib warga minoritas Syiah sebagai korban. Sedangkan Majalah Gatra lebih condong membawa pembaca pada isu geo politik, dimana peristiwa yang terjadi adalah kegagalan pemerintah untuk melindungi warga Syiah Sampang dari pemanfaatan pihak Asing yang memanfaatkan Syiah Sampang untuk memanaskan sentiment Timur Tengah. B. Saran 1. Untuk Penelitian Selanjutnya Penelitian ini mencoba mengetahui kecenderungan ekonomi dan politik media dengan cara menganalisis teks yang dibuat oleh media. Akan lebih baik jika ada penelitian lanjutan yang mencoba menganalisis dari sudut pandang redaksi yang membuat teks berita dan pemilik media. Faktanya memang tidak mudah untuk mengetahui motif pembuatan sebuah teks berita yang sifatnya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, namun dengan metode
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
168
ilmiah dan pembuatan instrumen yang tepat data yang valid tentang alasan pembuatan teks akan menguatkan hasil analisis kecenderungan media dalam membingkai kasus konflik agama. Selain itu penelitian tentang korelasi dan pengaruh pemilik media dan stakeholder media terhadap hasil pemberitaan juga penting dilakukan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang hubungan teks berita, media dan penguasa media. 2. Untuk Pemerintah Dari hasil penelitian diketahui terdapat perbedaan bingkai dari kedua majalah atas satu peristiwa yang sama. Pemerintah dalam hal ini yang berkewajiban melakukan regulasi agar masyarakat mendapatkan berita yang berimbang dan objektif harusnya dapat memikirkan bagaimana membuat sebuah sistem agar dapat melakukan control agar media menjalankan kode etik jurnalistik secara sungguh-sungguh.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 6.1 Kesimpulan No 1
Aspek Alasan Ekonomi memberitakan
Politik
2
Bingkai berita
Majalah Tempo Majalah Tempo terlihat menjadikan alasan ekonomi (meraih keuntungan) sebagai salah satu alasan pemberitaan. Hal ini nampak dari: Pemilihan Peristiwa konflik Sunni Syiah yang memiliki nilai berita menjadi berita Intensitas pemberitaan yang tinggi dalam satu tahun. Alur berita yang menarik dengan mempertentangkan pihak yang berkonflik Penonjolan kekerasan serta kemalangan nasib korban melalui pemilihan kata, grafik dan gambar. Majalah Tempo terlihat memberitakan kasus konflik Sunni Syiah Sampang untuk menyampai-kan nilai-nilai kesetaraan HAM, terutama pembelaan terhadap kaum minoritas. Majalah Tempo membingkai peristiwa sebagai peritiwa kekeras-an dan kekejaman penyerangan. Majalah Tempo terlihat ingin membawa pembaca pada usaha perjuangan hak-hak kaum minoritas dengan menunjukkan kekejaman penyerangan dan kemalangan nasib warga minoritas Syiah sebagai korban.
Majalah Gatra Majalah Gatra terlihat menjadikan alasan ekonomi (meraih keuntungan) sebagai salah satu alasan pemberitaan. Hal ini nampak dari: Pemilihan Peristiwa konflik Sunni Syiah yang memiliki nilai berita menjadi berita Intensitas pemberitaan yang cukup tinggi dalam satu tahun. Alur berita yang menarik dengan mempertentangkan pihak yang berkonflik Penonjolan kekerasan serta kegagalan pemerintah menangani usaha pemanfaatan asing melalui pemilihan kata, grafik dan gambar. Majalah Tempo terlihat memberitakan kasus konflik Sunni Syiah Sampang untuk menyampaikan nilai-nilai agar masyarakat kritis terhadap usaha pemerintah dalam melindungi warga minoritas dari kepentingan asing. Majalah Gatra membingkai peristiwa sebagai peritiwa kekeras-an dan kekejaman penyerangan. Majalah Gatra lebih condong membawa pembaca pada isu geo politik, dimana konflik yang terjadi adalah karena kegagalan pemerintah mencegah pihak Asing memanfaat-kan Syiah Sampang untuk me-manaskan sentiment Timur Tengah.
Perbandingan Majalah Tempo dan Majalah Gatra samasama memberitakan peristiwa konflik Sunni Syiah karena peristiwa tersebut memiliki nilai berita. Majalah Tempo terlihat lebih besar menggunakan kasus konflik Sunni Syiah untuk meraih keuntungan ekonomi dibanding Majalah Gatra dari banyaknya jumlah pemberitaan dalam satu tahun. Dari segi penonjolan kekerasan dan usaha mempertentangkan pihak-pihak yang berkonflik keduanya sama-sama terlihat kuat. Majalah Tempo dan Majalah Gatra sama-sama memberitakan Kasus konflik Sunni Syiah Sampang karena alasan politik (menyebarkan nilai-nilai penguasa media), namun nilai-nilai yang disampaikan berbeda. Persamaan bingkai dari kedua majalah adalah sama-sama membingkai peristiwa sebagai peritiwa kekerasan dan kekejaman penyerangan. Perbedaan bingkai dari kedua majalah adalah Tempo membingkai konflik sebagai sebuah peristiwa pelanggaran HAM, sedangkan Gatra membingkai konflik sebagai kegagalan pemerintah mencegah pihak Asing memanfaatkan Syiah Sampang untuk memanaskan sentiment Timur Tengah.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id