BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di Probolinggo ini menggunakan konsep Ma’iyyah (Kebersamaan) yang berkaitan erat dengan aspek yang terdapat dalam kehidupan pondok pesantren itu sendiri dan yang menjadi nilai-nilai keislaman secara keseluruhan. Yakni konsep Ma’iyyah tersebut menjadi payung besar dari pengaplikasian tema dalam rancangan yaitu Re-Invigorating Arsitektur Rumah Pendhalungan yang dipadukan dengan dengan aspek karakter budaya setempat yang menjadi acuan dalam desain. Adapun hasil perancangannya adalah sebagai berikut: 6.1 Desain Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep Ma’iyyah (kebersamaan), dengan artian keberagaman dan keseragaman antara bangunan satu dengan yang lainnya. Dan selanjutnya pada bagian bangunannya menggunakan aplikasi dari tema yang diangkat yaitu tema Re-Invigorating Tradition yang mengambil dari arsitektur rumah pendhalungan yang dipadukan dengan karakter budaya setempat yang dijadikan sebagai acuan dalam perancangan. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat setempat tetap mengenal, mengembangkan, dan melestarikan budaya tersebut yang selanjutnya budaya tersebut tidak akan luntur dan ditinggalkan, serta menjadikan pondok pesantren tersebut memiliki karakter yang berbeda dengan desain bangunan pondok pesantren lain dan sehingga akan lebih menarik
211
terhadap fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di Kota Probolinggo. 6.1.1 Permasalahan Tapak dan Hasil Perancangan Beberapa
masalah
tapak
yang
sebelumnya
perlu
diperbaiki
dan
dikembangkan adalah sebagai berikut: No.
Permasalahan
Hasil Perancangan
1.
Penataan massa bangunan yang
Penataan massa sesuai dengan
kurang tertata sehingga
bentuk tapak dan fungsi pada
mengakibatkan minimnya
masing-masing bangunan dan
penghawaan yang diperoleh dalam
memberi space antara bangunan satu
ruang-ruang.
dengan yang lainnya.
Dan fungsi bangunan yang terpisah
Menggabungkan antara bangunan
antara fungsi bangunan yang lainnya
terpisah yaitu bangunan rumah
yaitu bangunan rumah pengasuh dan
pengasuh, asrama putra yang
bangunan asrama putra.
sebelumnya terpisah
Ket: Fungsi bangunan terpisah Tata massa kurang teratur
212
Ket: Penggabungan asrama putra Penggabungan rumah pengasuh Space antar fungsi bangunan
2.
Penambahan Ruang kamar Secara tipikal dari horizontal ke vertikal, sehingga bangunan ponpes ini menggunakan sistem bangunan berlantai tinggi, dan disetiap sayap ruang kamar Minimnya fasilitas privacy (kamar tersebut terdapat kamar mandi santri)
sehingga
mengakibatkan s e hi n gga p e n gol a h an s an i t as i
menumpuknya jumlah santri dalam menjadi baik dalam penggunaannya satu ruang kamar dan menjadikan penghawaan dalam ruang terasa lembab, serta pengolahan sanitasi yang
kurang
baik
dalam
penggunaannya
213
3.
Pemanfaatan lahan kosong yang Tidak adanya area penghijauan
dipertahankan letaknya dengan
(RTH), sehingga menjadikan
memberikan taman sebagai area
kawasan pondok pesantren tersebut
penghijauan
menjadi terasa panas dan gersang.
1. Area penghijauan tersebut juga
(RTH).
dapat dimanfaatkan sebagai view dari dalam bangunan ke luar b
a
n
g
u
n
a
n
2. Area penghijauan juga terdapat dalam bangunan sebagai view dari dalam bangunan ke luar.
4.
Kurangnya fasilitas parkir bagi Parkir dijadikan satu area dengan kendaraan umum (pengunjung) dan
membedakan antara parkir umum (pengunjung) dan pengelola.
pengelola. Dan parkir yang semula
Dan pembeda antara parkir roda
214
terdapat di tengah bagian bangunan, empat dengan parkir roda dua, serta sehingga mengakibatkan ketidak
p a r k i r
p e n g a s u h .
teraturan dan ketertiban dalam penggunaannya serta mengakibatkan k
e
m
a
c
e
t
a
n
.
Ket: 1. Parkir Pengelola 2. Parkir pengunjung
5.
Sirkulasi dari luar ke dalam tapak Pembedaan antara jalur sirkulasi keseluruhan diperoleh dari akses 215
utama (Jalan Raya), mulai dari pengguna dengan jalur sirkulasi sirkulasi servis, sirkulasi sampah dan
servis. Hal tersebut bertujuan agar
sirkulasi emergency. Sehingga m e n g a k i b a t k a n t e r g a n g g u n ya
tidak mengganggu kegiatan yang
kegiatan yang ada di dalam kawasan ada dalam kawasan fungsional. f
u
n
g
s
i
o
n
a
l
.
Ada dua jalur servis dalam perancangan ini, yaitu jalur sirkulasi servise khusus untuk sirkulasi servis pada area asrama putri dan area a s r a m a
p u t r a .
Tabel: Problem Solving Desain Sumber: Hasil Rancangan, 2013
Dari semua perubahan yang berupa pembeda sirkulasi, dan penyatuan antara fungsi bangunan tersebut bertujuan agar supaya menciptakan kenyamanan dan kemudahan pengguna fungsi bangunan. Dengan konsep awal yang mulanya tidak adanya jalur pembeda antara sirkulasi umum untuk pengguna dan jalur untuk servis, serta pemisahan antara fungsi bangunan satu dengan yang lainnya.
216
Fungsi bangunan rumah pengasuh y a n g t e r p i s a h Fungsi bangunan asrama putra yang pada mul an ya t erpisa h Jalur satu arah antara jalur umum d a n s e r v i s
Gambar 6.1 Konsep Awal Desain Sumber: Hasil Survey 2012
P enggabungan antara fungsi bangunan asrama putra yang pada mulanya hanya terdapat satu kawasan block asrama Penyatuan fungsi bangunan rumah p e n g a s u h Jalur servis dua arah (arah untuk servis putra dan servis putri) Jalur Khusus umum (Pengunjung) d a n P e n g g u n a
Gambar 6.2 Perubahan/ Hasil Rancangan Sumber: Hasil Rancangan 2013
6.1.2 Spesifikasi Desain Kawasan Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa desain kawasan ini menggunakan konsep Ma’iyyah yaitu (Kebersamaan) yang diaplikasikan pada seluruh bangunan dengan bentukan dan tampilan yang seragam antara satu dengan yang lainnya, dengan dipadukan dengan arsitektur Pendhalungan yang diangkat
217
sebagai wujud Re-Invigorating Tradition. Hal tersebut bertujuan untuk menampilkan karakter desain pondok pesantren itu sendiri. Pada hasil rancangan tersebut, pengaplikasian konsep mengalami beberapa perubahan dengan pertimbangan untuk mewujudkan kenyamanan dan kemudahan bagi pengguna fungsi bangunan. Hasil rancangan yang terlihat pada layout plan dan Site plan berikut ini:
Penggabungan fungsi bangunan masjid untuk pengguna Laki-laki dan Perempuan
Bentuk bangunan yang diselaraskan antara massa bangunan satu dan yang lainnya menjadikan keseragaman kawasan terbangun sehingga tercipta suasana Ma’iyyah (Kebersamaan)
Susunan ruang pada rancangan m engambi l pada bentuk susunan rumah pendhalungan yang terdiri dari tiga aspek yaitu Amper, Roma dan D a p o r ya n g t e r s u s u n secara Diagonal, dengan menghadirkan ruang tengah (Ruang serba guna) yang menjadi ruang berkumpul, yang pada mulanya terdapat masjid.
Halamn Tengah yang dipertahankan difungsikan sebagai Area Penghijauan (RTH)
Gambar 6.3 Desain Kawasan Ponpes Zainul Hasan Genggong Sumber: Hasil Rancangan, 2013
218
Area Sirkulasi untuk Asrama Putra diletakkan di belakang berdekatan dengan area fungsi bangunan. Untuk memudahkan akses sirkulasi
Penggunaan struktur atap Joglo (Atap Rumah Pendhalungan) yang dikombinasikan dengan model atap Pelana sebagai variasi mod el Atap.
Pembeda antara Pedestrian Ways dengan jalur berkendara. Pedestrian Ways diberikan vegetasi guna untuk kenyamanan Pengguna
Penggabungan area parkir menjadi satu area. Serta membedakan antara parkir u m u m d a n p en g e l o l a
Gambar 6.4 Spesifikasi Desain Kawasan Sumber: Hasil Rancangan 2013
Gambar 6.5 Tampak Kawasan Sumber: Hasil Rancangan 2013
219
Gambar 6.6 Tampilan Bangunan Sumber: Hasil Rancangan Tampilan pada bangunan satu dengan yang lainnya merupakan keseragaman diantaranya, yang menggunakan konsep yang diambil yaitu Arsitektur Rumah Pendhalungan dengan model atap Joglo kombinasi atap Pelana yang selaras, terkesan menyatu dan bangunan tersebut memiliki karakter tersendiri. Pada tampilan bangunan ini menggunakan shading pada dinding tertentu untuk mengurangi cahaya silau pada jamjam tertentu. Sedangkan pada bagian tangga dinding dibuat transparant, hal tersebut didesain untuk memberikan Point of View tersendiri bagi bangunan tersebut.
220
6.2 Desain Bangunan 6.2.1 Tata Massa Bangunan Pola tata massa pada Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan ini ada beberapa bagian yaitu Publik, Semi Publik, Privat, Semi Privat, dan servis yang sesuai dengan konsep, dengan tiga aspek Arsitektur Rumah Pendhalungan yang diaplikasikan yaitu Amper sebagai Area Publik dan Semi Publik, Roma sebagai area Privat dan Semi Privat, dan Dapor sebagai area Servis dan Semi Privat.
221
Area Privat yang berupa Ruang Makam Kyai
Tata Massa Bangunan diatur sesuai dengan fungsi bangunan dengan penzoningan secara kawasan a. b. c. d. e.
Area Asrama Putri Area Asrama Putra Area Madrasah Area Masjid Area Rumah Pengasuh
Area servis yang berupa kamar mandi Perumpamaan dari Dapor (Rumah Pendhalungan)
Area Semi Privat yang berupa Ruang Kamar Santri Perumpamaan dari Roma (Rumah Pendhalungan)
Area Publik
Area Publik berupa Ruang Serba Guna sebagai Area Berkumpul dan bersosialisasi. Pusat Informasi sebagai penerimaan awal masuk ke area asrama . Perumpamaan dari Roma (Rumah Pendhalungan)
6.7 Tata Massa Bangunan Sumber: Hasil Rancangan, 2013 6.2.2. Sirkulasi Salah satu aspek terpenting dalam perancangan yaitu sirkulasi tapak dan ruang. Pada Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan ini sirkulasi pada tapak terdapat tiga bagian yaitu jalur sirkulasi pengunjung berkendara,
222
Pedestrian Ways dan jalur sirkulasi servis. Jalur sirkulasi servis disini terdapat dua bagian yaitu untuk akses menuju bangunan asrama putra dan menuju asrama putri, hal tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pengguna. Sedangkan untuk sirkulasi kendaraan menggunakan sistem sirkulasi linier atau secara menerus dan sirkulasi kendaraan tersebut langsung diarahkan ke area parkir. Sedangkan untuk sirkulasi Pedestrian Ways pada mulanya tidak ada pembeda, namun pada hasil rancangan Pedestrian Ways dan jalur berkendara di bedakan dengan meninggikan bagian untuk Pedestrian Ways.
Mobil Pengasuh Kendaraan Pengunjung Kendaraan Pengelola Mobil Barang Mobil Sampah Mobil Darurat (Ambulance) Pejalan Kaki
Gambar 6.8 Sirkulasi Tapak Sumber: Hasil Rancangan 2013
223
Sirkulasi tapak secara linier merupakan pengaplikasian dari sirkulasi yang ada pada Arsitektur Rumah Pendhalungan, hal tersebut guna untuk memudahkan pengguna dan tidak mengganggu kegiatan yang ada pada kawasan tersebut.
Entrance utama masuk asrama p u t r a
Entrance utama masuk asrama p u t r i
Sirkulasi pada ruang juga merupakan pengaplikasian dari sirkulasi dalam ruang R u mah Pend ha lun ga n, yaitu sirkulasi secara linier.
Gambar 6.9 Spesifikasi sirkulasi Kawasan Sumber: Hasil Rancangan, 2013
224
Gambar 6.10 Sirkulasi Ruang Sumber: Hasil Rancangan 2013
6.2.3 Sistem Sirkulasi Udara, Cahaya dan Kebisingan Dalam perancangan yang perlu diperhatikan adalah pencahayaan dan sirkulasi udara dan kebisingan yang ditimbulkan dari luar kawasan terbangun. Pada Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan ini menggunakan beberapa alternatif sebagai solusi arsitektural pada masalah pencahayaan, sirkulasi udara dan filter kebisingan salah satunya adalah sebagai berikut. Penggunaan Shading sebagai filter cahaya yang datang secara langsung pada ruangan yang tidak membutuhkan cahaya matahari secara langsung.
Pemberian Ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara pada tiap ruang kamar, (mengantisipasi kelembapan dan pengap dalam r u a n g a n )
Bahan material kaca air yang digunakan pada bagian lorong tangga dapat memberikan cahaya k e d a l a n r u a n g a n
Permainan bentuk Shading dapat menimbulkan efek estetika cahaya yan g mena rik dalam ruan gan
Gambar 6.11 Sistem Pencahayaan pada Bangunan Sumber: Hasil Rancangan 2013
225
Pemberian Vegetasi sebagai peredam kebisingan dan sebagai filter udara kotor yang datang dari l u a r
Pembatas dinding peredam k e b i s i n g a n
Gambar 6.12 Alternatif Solusi Kebisingan Sumber: Hasil Rancangan 2013
Salah satu alat sebagai filter kebisingan yang digunakan dalam perancangan ini adalah pemberian vegetasi pada sisi bagian yang berdekatan dengan jalan raya, serta pemberian pembatas atau kisi-kisi pada bagian ruangan yang relatif membutuhkan ketenangan tinggi. Selain berfungsi sebagai filter dan peredam kebisingan, vegetasi juga dapat difungsikan sebagai space antara jalan raya dan dengan bangunan serta sebagai pengarah jalan.
226
6.3 Ruang Ruang merupakan inti dari fungsi bangunan dalam rancangan, dalam hal ini Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan ini menggunakan konsep yang diambil yaitu konsep rumah Pendhalungan yaitu dengan tiga aspek Amper, Roma, Dapor pada setiap fungsi bangunan dengan menggunakan sirkulasi linier yang merupakan sirkulasi pada rumah Pendhalungan. Denah pada bangunan Asrama Putra Block A ini menggunakan konsep Rumah Pendhalungan yang meliputi konfigurasi susunan ruang pada tiga aspek Amper, Roma dan Dapor. Yaitu yang meliputi ruang kamar Santri. Dan fasilitas servis pada bagian sisi samping ruang-ruang kamar santri. Sedangkan untuk sirkulasi pada bangunan ini menggunakan sirkulasi linier (Menerus) dan memusat.
K e t e r a n g a n : : Biru: Asrama Putra Merah: Asrama Putri Kuning: Rumah P e n g a s u h Hijau: Madrasah Putri U n g u : M a s j i d
Gambar 6.13 Spesifikasi Zoning Ruang Sumber: Hasil Rancangan, 2013
227
Zona merupakan aspek yang membedakan antara ruang yang bersifat Privat, Publik, Semi Privat, Semi Publik, dan Servis. Pada perancangan ini terdapat zoning yang dapat membedakan antara bangunan yang bersifat Privat, Semi Privat maupun Publik. Hal tersebut bertujuan supaya fungsi bangunan yang membutuhkan Privacy tinggi untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Ada beberapa zoning yang terlihat pada Layout Kawasan di atas, yaitu Asrama Putri yang terdapat pada bagian depan, hal ini terjadi karena memang desain awal Pondok Pesantren ini letak Asrama Putri terdapat pada bagian depan. Sedangkan untuk asrama Putra terletak di bagian belakang dengan pemberian akses extrance di belakang area tapak. Untuk perletakan rumah pengasuh yang pada awalnya perletakannya tidak beraturan, sehingga digabungkan menjadi satu cluster antara satu Rumah Pengasuh dengan yang lainnya, akan tetapi perletakannya terdapat di tengah asrama putri dan putra, hal tersebut bertujuan agar pengasuh dapat mengawasi santrinya.
Gambar 2.14 Denah Asrama Putra Block A Sumber: Hasil Rancangan, 2013
228
Gambar 6.15 Denah Asrama Putra Block B Sumber: Hasil Rancangan, 2013 Pada denah Asrama Putra ini menggunakan sistem panggung pada bangunan di tengah-tengah fungsi bangunan utama,
yaitu sebagai ruang serba guna dan fungsi
bangunan di bawahnya merupakan fungsi servis, yaitu kantin. Dan sirkulasi pada bangunan ini juga menggunakan sistem sirkulasi linier (Menerus). Sama halnya dengan denah asrama putra block A. Pada Denah Asrama Putri Block A juga menggunakan konsep konfigurasi susunan rumah Pendhalungan. Dan disatu padukan dengan ruang Pusat Informasi Putri, sehingga dapat mempermudah pengguna dan pengunjung dalam mengetahui dan mengakses fungsi bangunan tersebut. Dan ada pula ruang serba guna yang terdapat di tengah bangunan yang berfungsi sebagai tempat musyawarah para santri
229
Gambar 6.16 Denah Asrama Putri Block A Sumber: Hasil Rancangan, 2013
6.4 Bentuk dan Tampilan Bentuk dan tampilan bangunan menggunakan konsep yang diambil yaitu konsep Rumah Pendhalungan dengan bentukan yang dimodifikasi serta simetris. Terlihat pada fasad bangunan dengan tampilan atap Joglo. Pada setiap tampilan bangunan diberikan pembeda entrance untuk mempermudah pengguna dan pengunjung dalam beraktifitas
230
Gambar 6.17 Tampilan Bangunan Ponpes Zainul Hasan Genggong Sumber: Hasil Rancangan, 2013 Tampilan berbeda pada entrance utama bangunan Asrama putri block A, karena pada bangunan ini dipadukan dengan Pusat Informasi P u t r i Hal tersebut bertujuan untuk memberi kemudahan bagi p e n g u n j u n g
Gambar 6.18 Tampilan Bangunan Asrama Putri Block A Sumber: Hasil Rancangan, 2013
231
Atap pada bangunan menggunakan model atap joglo yang mengambil dari konsep Rumah P endhalngan melalui modifikasi bentuk atap Pelana Tampilan fasad pada bangunan menggunakan shading yang bergua s e b a ga i p e n gh a l a n g sina r ma tah ari pad a jam-jam tertentu
Gambar 6.19 Tampilan Bangunan Asrama Putri Block B Sumber: Hasil Rancangan, 2013
6.5 Utilitas Sistem utilitas yang digunakan pada Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan ini yaitu: 1. Untuk sistem pembuangan (Drainase) diberikan pada tiang bangunan, karena bangunan ini merupakan bangunan yang memiliki fungsi padat penghuni. Pada tiap area servis (kamar mandi) mempunyai saluran air kotor sendiri. Penanganan pembuangan (Drainase) ini dilakukan dengan penyediaan bak
232
kontrol yang terdiri dari empat tahap yaitu pembuangan tahap satu, dua, dan melalui septictank, kemudian diarahkan ke bak resapan. 2. Untuk distribusi air bersih berasal dari PDAM yang disalurkan ke dalam sumur Groundtank dan kemudian dialirkan pada tandon atas dan disalurkan keseluruh bagian lubang distribusi air bersih. 3. Untuk instalasi listrik, dan penanggulangan kebakaran, bersumber dari pusat PLN yang kemudian disalurkan ke rumah ME (Panel kontrol) selanjutnya dialirkan pada panel utama yang didistribusikan langsung keseluruh bangunan dan ruangan. Sedangkan untuk penanggulangan kebakaran yaitu dengan pemberian Hydrant yang ditrempatkan pada area yang mudah dijangkau yaitu yang berada di bagian luar pada tiap bangunan yang ada pada setiap bangunan serta dalam bangunan juga diberikan Hydrant sebagai pengaman sistem bangunan yang ada di dalam. Dan juga terdapat sprinkler yang ditempatkan pada plafond disepanjang koridor ruangan. Sprinkler ini akan bekerja secara otomatis apabila detector panas (heat detector) menangkap adanya
sinyal
kebakaran. Sedangkan untuk antisipasi terjadinya pemadaman listrik maka diberikan fasilitas cadangan yaitu dengan menggunakan Generator listrik atau Genset.
233
Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Fire Detection Sprinkler Listrik Panel Induk Hydrant Genset PDAM Groundtank Tandon Air Bersih Air Kotor Septictank Sumur Resapan Gambar 6.20 Utilitas Kawasan Sumber: Hasil Rancangan 2013
234
Tandon Atas lalu dialirkan ke area kamar mandi
Aliran Listrik Dialirkan ke seluruh ruangan
Fire Detection di setiap Ruangan
Gambar 6.21 Utilitas Vertikal
Pembuangan akhir a i r k o t o r Melalui septictank yang terdiri dari t i g a t a h a p
Sumber: Hasil Rancangan, 2013
6.6 Sistem Struktur Sistem struktur yang digunakan pada rancangan ini yaitu dengan penggunaan struktur pondasi Strouss Pile, penggunaan struktur pondasi tersebut dilakukan karena bangunan merupakan sistem bangunan berlantai tinggi, dan struktur atap Joglo dan struktur ½ kuda-kuda yang merupakan konsep yang diambil dari konsep Arsitektur Rumah Pendhalungan, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
235
Gambar 6.22 Struktur Atap Bangunan Ponpes Zainul Hasan Genggong Sumber: Hasil Rancangan, 2013
Pada hasil rancangan kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan ini Menggunakan struktur kuda-kuda dan ½ kuda-kuda dengan kombinasi bentuk atap pelana. Struktur atap disini menggunakan talang Kantong untuk mengalirkan air hujan karena atap tersebut saling bertumpu antara kombinasi atap yang lainnya. Adanya talang kantong disini bertujuan untuk mengantisipasi kebocoran jika turun hujan.
236