BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Sebagaimana dirumuskan dalam fokus penelitian, studi ini ingin mengetahui apa dan bagaimana kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh perusahaan melalui program CSR untuk masyarakat sekitar serta apa dampaknya bagi masyarakat sekitar dan perusahaan. Setelah melaksanakan serangkaian kegiatan penelitian, mulai dari pengumpulan hingga interpretasi data lapangan, kesimpulan studi ini mengajukan beberapa temuan pokok berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh perusahaan melalui program CSR untuk masyarakat sekitar. Pada tahap awal dalam proses perumusan program CSR, masyarakat sekitar tambang tidak terlibat terutama pada tahap perumusan kebijakan program CSR. Keterlibatan masyarakat sekitar hanya pada tahap pelaksanaan program ketika ada sosialisasi. Dalam tahap perumusan kebijakan program CSR hanya pihak perusahaan dan Pemerintah Kabupaten saja yang terlibat. Hal tersebut merupakan implikasi dari kebijakan perusahaan yang cenderung berorientasi pada target, sehingga perlu mekanisme yang lebih cepat agar program segera bisa diterima oleh masyarakat sekitar. Keterlibatan Pemerintah Kabupaten dalam perumusan program CSR adalah untuk menyelaraskan antara program Pemerintah Kabupaten dengan program yang diusulkan oleh perusahaan. Hal ini lah yang membuat anggaran dan
130
program di setiap Kabupaten yang termasuk dalam wilayah operasional PT. Adaro Indonesia menjadi berbeda-beda. Selain untuk menyelaraskan program Kabupaten dengan program yang diusulkan oleh perusahaan, Pemerintah Kabupaten melalui Bupati pun mengeluarkan S.K (Surat Keputusan) yang menjadi dasar bagi seluruh penggunaan anggaran program CSR dari perusahaan di Kabupaten tersebut. Jika ditinjau dari mekanisme perumusan program CSR sebagaimana telah disebut di atas, keterlibatan perusahaan dan Pemerintah Kabupaten masih dominan. Masyarakat sekitar belum terlibat pada tahap awal perumusan program dan hanya terlibat pada tahap pelaksanaan. Apabila pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai program/kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, maka program CSR PT. Adaro Indonesia masih belum bisa dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat mandiri. Adapun tujuan Program CSR PT. Adaro Indonesia sebagai dampak yang diharapkan adalah untuk menciptakan masyarakat pasca-tambang yang mandiri dan berkelanjutan. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, perusahaan memiliki strategi pemberdayaan masyarakat melalui empat bidang pengembangan masyarakat seperti pengembangan ekonomi, peningkatan mutu pendidikan, perbaikan tingkat kesehatan dan pengembangan sosial-budaya. Kegiatan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia adalah dengan memberikan program kebun karet unggul. Bentuk bantuan yang diberikan perusahaan untuk program ini adalah pembagian bibit karet dan obat tanaman karet untuk kelompok-kelompok tani, pelatihan-pelatihan mengenai dinamika kelompok, penghitungan kadar karet kering dan pembuatan rumah pengasapan
131
karet. Adapun dampak dari program ini bagi petani karet adalah meningkatnya produksi getah karet yang berimbas pada peningkatan pendapatan dari petani karet tersebut. Kendati demikian, meski program kebun karet unggul mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, ternyata juga berdampak pada munculnya ketergantungan petani karet terhadap bantuan dari perusahaan. Keberlangsungan kelompok tani menjadi bergantung pada uluran bantuan dari perusahaan seperti bibit karet dan pupuk. Program yang ditujukan untuk menciptakan kemandirian masyarakat pasca-tambang justru membuat masyarakat menjadi bergantung pada perusahaan. Sementara itu dalam bidang pendidikan, PT. Adaro Indonesia memberikan bantuan kepada para siswa di sekitar daerah operasionalnya berupa beasiswa dan perpustakaan keliling. Adapun manfaat dari program CSR ini adalah terbukanya akses siswa untuk memperoleh pendidikan yang layak. Pemberian beasiswa cukup meringankan biaya pendidikan yang memang relatif mahal. Kendati demikian, program perpustakaan keliling masih kurang maksimal dalam pemanfaatannya di lapangan. Hal tersebut karena minat baca dari para siswa masih kurang. Program perpustakaan keliling tidak berdampak pada peningkatan minat baca para siswa. Secara umum dampak program dalam bidang pendidikan masih belum bisa membawa masyarakat/pelajar ke arah perubahan, mengingat terjadi penurunan angka partisipasi di tingkat SMA dari tahun ke tahun. Dalam bidang peningkatan kesehatan, program yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memberikan pengobatan gratis bagi para penderita buta katarak bagi masyarakat yang lemah secara ekonomi. Manfaat yang dirasakan dari
132
program tersebut bagi masyarakat adalah masyarakat dapat mengakses pengobatan gratis sehingga dapat sembuh dari sakit yang diderita dalam hal ini katarak. Adapun dampak dari program ini adalah berkurangnya penderita buta katarak dan berkurangnya rasio ketergantungan penderita terhadap bantuan orang di sekitarnya sehingga dapat menjalankan aktivitasnya secara mandiri. Dalam bidang sosial-budaya, salah satu bantuan yang diberikan oleh PT. Adaro Indonesia adalah pembangunan sarana prasarana seperti pembangunan balai adat bagi Lembaga Adat Dayak Deah Kampung Sepuluh. Pembangunan balai adat oleh perusahaan berdampak cukup besar bagi keberlangsungan komunitas adat Kampung Sepuluh. Lembaga Adat yang sempat hampir punah ini seakan mendapatkan kembali eksistensinya. Akses komunitas adat untuk mengaktualisasikan dirinya menjadi sangat terbuka. Adapun dampak yang diterima oleh PT. Adaro Indonesia melalui program CSR ini adalah meningkatnya citra positif perusahaan dalam masyarakat sekitar dengan citranya sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat sekitar. Hal tersebut menunjang kegiatan bisnis perusahaan seperti terciptanya suasana yang kondusif. Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah bahwa jika pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai proses dari, oleh dan untuk masyarakat, program CSR PT. Adaro Indonesia belum dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat mandiri karena masyarakat sekitar belum terlibat secara langsung dalam perumusan ataupun perencanaan program CSR. Program CSR PT. Adaro Indonesia lebih mencerminkan konsep Development for Community yang artinya
133
bahwa perusahaan masih menempatkan masyarakat sebagai objek dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program CSR. Perusahaan bersama pemerintah daerah keterlibatannya masih dominan sebagai inisiator dalam menentukan arah prioritas program CSR untuk masyarakat sekitar. Meskipun demikian, perusahaan telah memberikan ruang bagi masyarakat sekitar untuk merencanakan program melalui pengajuan proposal untuk mendapatkan program yang telah ditetapkan oleh perusahaan bersama pemerintah daerah. Menurut Nindita (2008:64), karakteristik dari program ini adalah berorientasi pada perusahaan dan lebih kepada pencapaian hasil. Dampak yang dihasilkan dari adanya program tersebut adalah disatu sisi telah membuka akses masyarakat sekitar tambang dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya sebagai sarana untuk keberdayaan masyarakat pasca-tambang. Di sisi lain, dalam program bidang ekonomi, selain terjadinya peningkatan pendapatan mayarakat penerima manfaat juga berdampak pada munculnya ketergantungan masyarakat terhadap bantuan dari perusahaan. Begitupun terhadap bantuan di bidang lainnya. Sementara dampak bagi perusahaan dengan adanya program CSR adalah meningkatnya citra positif perusahaan sebagai modal untuk menunjang keberlangsungan kegiatan bisnisnya. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka perlu juga untuk menghadirkan saran sebagai masukan ataupun rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam implementasi program CSR PT. Adaro Indonesia seperti perusahaan, pemerintah dan masyarakat sekitar.
134
Pertama, PT. Adaro Indonesia sebagai pengelola program CSR harus mendorong partisipasi masyarakat sekitar dalam kaitannya dengan proses perencanaan hingga evaluasi program. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan program sangat diperlukan untuk mendapatkan kondisi faktual di dalam masyarakat. Untuk menjaring partisipasi masyarakat, perusahaan harus lebih kreatif misalnya mengadakan perlombaan proposal program CSR secara terbuka bagi masyarakat sekitar perusahaan. Selain menarik perhatian masyarakat, dengan adanya perlombaan ini dapat memberikan aroma kompetitif yang adil dan sehat di dalam masyarakat sehingga tidak muncul kecemburuan di dalam masyarakat. Kedua, dalam program pemberdayaan masyarakat mandiri melalui program CSR, hendaknya perusahaan mengambil peran sebagai fasilitator dan bukan berperan sebagai inisiator. Dengan begitu, ada ruang bagi masyarakat untuk menentukan nasib mereka sendiri tanpa bergantung dengan pihak perusahaan. Ketiga, pemerintah daerah Kabupaten Tabalong sebagai regulator harus juga bertindak sebagai fasilitator untuk mendorong masyarakat agar terlibat dalam segala proses perencanaan program dari awal perencanaan hingga evaluasi. Pemerintah daerah bisa membuat regulasi yang memungkinkan masyarakat sekitar untuk terlibat dalam perencanaan program. Keempat, masyarakat sekitar sebagai objek dan subjek dari program CSR PT. Adaro Indonesia harus benar-benar menyadari bahwa CSR adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang dijamin secara konstitusional. Oleh karena itu, masyarakat sekitar harus berperan aktif dalam seluruh proses dalam implementasi
135
program CSR. Hal tersebut untuk menjamin terpenuhinya hak-hak masyarakat sekitar lingkar tambang yang terkena dampak. Kendati demikian, penelitian ini juga mengalami keterbatasan. Salah satunya adalah belum mampu mendeskripsikan keterlibatan pihak ketiga dalam implementasi program-program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan. Hal ini penting, karena dengan mengetahui pihak ketiga yang terlibat dalam implementasi program CSR, paling tidak, bisa mengetahui kecenderungan yang terjadi baik pada level perusahaan, pihak ketiga, maupun masyarakat sekitar.
136