BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat memberikan informasi kegiatan dan jadwal kepulangan sekolah kepada orang tua maupun sanak saudara. Awalnya telepon yang digunakan anak biasanya hanya berfungsi pada telepon dan sms (surat elektronik) saja. Seiring perkembangannya, telepon genggam kini tidak hanya sekedar alat komunikasi yang dapat menelepon dan sms namun lebih dari itu telepon genggam saat ini memiliki fungsi yang beragam seperti yang ditawarkan oleh Smartphone. Berbagai macam aplikasi dan fitur yang tersedia pada smartphone menarik perhatian para kalangan anak sekolah dasar khususnya siswa-siswi SDN Ungaran 01 Yogyakarta. Keenam informan anak beralih pada penggunaan smartphone yang diberikan oleh orang tua mereka. Alasan pemberian smartphone tersebut selain keinginan dan tuntutan anak masingmasing tetapi juga merupakan sebuah hadiah atas prestasi yang dicapai anak disekolah. Yang membedakan smartphone begitu canggih dan berbeda dari telepon genggam lainnya adalah adanya fasilitas push e-mail. Dengan fasilitas push e-mail, semua e-mail yang masuk dapat langsung diteruskan ke smartphone. Selain itu e-mail juga telah dikompres dan di scan server oleh smartphone sehingga e-mail yang telah masuk berukuran lebih kecil dan aman 70
dari virus. Sebagai contoh e-mail yang berukuran 1mb jika diterima dengan fasilitas push e-mail smartphone bisa menjadi 10kb dengan isi yang tetap sama. Smartphone juga bisa dengan mudah menampilkan lampiran file yang berforman PDF ataupun microsoft office seperti word, excel. Dan data dari situs yang dikunjungi juga telah dikompres sehingga akan tampil lebih cepat. Semua layanan yang ada pada smartphone tersebut terkenal sangat aman baik itu layanan e-mail, chatting ataupun browsing. Harga smartphone jauh lebih tinggi dari telepon biasa, dengan kehadiran berbagai jenis merek smartphone yang begitu canggih tersebut membuat semua orang ingin menggunakannya, termasuk para pelajar yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar sekalipun. Pengenalan pertama smartphone kepada mereka dimulai melalui lingkungan keluarga seperti ayah, ibu dan saudara yang menggunakan terlebih dahulu. Hal itu itu dapat pula dilihat dari lingkungan orang tua yang dapat dikategorikan memiliki tingkat kemakmuran menengah ke atas dengan ditandai dari penghasilan orang tua diatas Upah Minimum Kabupaten/kota Yogyakarta. Tidak hanya dilingkungan keluarga, lingkungan sekolah merupakan pengaruh yang cukup penting seorang anak menggunakan smartphone. Hal itu ditandai dengan besar prosentasi pengguna smartphone di kelas IV sebesar 46,58%, dan kelas V sebesar 53,41% atau secara keseluruhan siswa kelas IV dan V yang menggunakan smartphone sebesar 65,18% dari 247 siswa. Dengan begitu banyak teman sepergaulan di sekolah yang menggunakan smartphone menjadikan anak tidak ingin kalah untuk menggunakan smartphone agar mereka dapat diterima dilingkungan pergaulannya pula. Lingkungan secara
71
tidak langsung memberikan tekanan kepada para siswa agar segera menggunakan smartphone. Diketahui bahwa seringkali terdapat kesamaan jenis smartphone yang diberikan orang tua kepada anak. Mayoritas smartphone yang digunakan adalah merk Blackberry, dengan tujuan menggunakan smartphone jenis yang sama orang tua dapat bergabung pada Blackberry Messenger yaitu dengan menggunakan serangkaian kode sesama pengguna Blackberry. Dengan begitu orang tua merasa dapat memantau aktivitas anaknya didalam instan messenger tersebut. Terdapat pula orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya menggunakan Blackberry dengan alasan karena ia tidak menggunakan Blackberry maka ia merasa takut tidak dapat mengawasi kegiatan anaknya tersebut nantinya. Oleh karena itu dirinya memberikan smartphone merk Samsung Galaxi yang sama. Meskipun anaknya hingga kini sangat menginginkan Blackberry. Jika kita melihat dari sudut pandang lingkungan orang tua siswa secara umum mengenai tanggapan mereka terhadap penggunaan smartphone pada anak Sekolah Dasar, baik yang memberikan smartphone ataupun tidak, keempat wali murid berpendapat penggunaan smartphone tersebut merupakan hal yang sangat wajar. Hal ini dikarenakan atas sebuah kebutuhan seorang anak agar mereka dapat mengikuti perkembangan zaman saat ini. Namun mereka mengaku tergantung bagaimana orang tua dapat mendidik anak-anak mereka agar tidak mendapatkan dampak buruk dari smartphone itu sendiri.
72
Sementara itu, tidak semua orang tua setuju dengan pendapat tersebut, terdapat pula seorang wali murid yang meragukan penggunaan smartphone kepada anak usia Sekolah Dasar. Hal ini dik arenakan bahwa terkadang orang tua tidak dapat selalu mengawasi putra-putri mereka setiap saat. Pendapat tersebut di perkuat dengan temuan bahwa adanya sebuah ketidaktahuan orang tua terhadap anaknya yang memakai akun jejaring sosial twitter dan facebook, padahal orang tua meyakini bahwa anaknya tidak memakai akun di sosial media dan telah memberikan pengertian atas larangannya tersebut. Tentu saja dalam hal ini orang tua tidak akan mengetahui aktivitas anak secara keseluruhan pada smartpone miliknya. Fungsi smartphone sebenarnya didesain bagi kalangan pekerja eksekutif yang memerlukan akses data dan memberikan kemudahankemudahan bagi pekerjaanya. Namun pada kenyaataannya, penggunaan smartphone bagi para siswa SDN Ungaran 01 kurang memiliki fungsi yang optimal didalam menunjang pelajaran. Meskipun terdapat siswa yang menggunakan smartphone didalam mencari informasi ilmu pengetahuan, tetapi hal itu sangat jarang dilakukan. Fungsi utama smartphone disini lebih kepada sebuah kemudahan mengakses berbagai macam akun sosial media, games, pemutar musik, serta aplikasi download. Kehadiran smartphone
dengan
berbagai
jenis
merek seperti
BlackBerry, iPhone, Samsung Galaxi atau Nokia Communicator dan sebagainya
memang
cukup
fenomenal dengan
menawarkan berbagai
keunggulan dalam berkomunikasi. Ditambah pula memiliki fungsi seperti komputer mini dalam sebuah genggaman. Keputusan pemberian smartphone 73
oleh orang tua kepada anak tentu saja telah melewati pertimbangan khusus, dalam penggunaannya tersebut orang tua mendapatkan beberapa keuntungan. Misalnya pada kemudahan orang tua mengetahui jadwal kepulangan anak di sekolah sehingga mereka dapat tepat waktu dalam menjemput. Disamping itu, pemberian smartphone merupakan sebuah alat oleh orang tua dala m mengawasi mobilitas anak sehari- hari. Sebagai orang tua yang memiliki kesibukan masing- masing dalam bekerja, hal itu seperti memberikan rasa aman dan
nyaman telah
menjaga
anak-anak
mereka dengan
cara
saling
berkomunikasi setiap saat meskipun dalam tempat yang berbeda. Sedangkan jika dilihat penggunaan smartphone dari segi pola relasi anak kepada orang tua setelah menggunakan smartphone, beberapa informan orang tua merasakan beberapa kerugian dari smartphone ini khususnya pada anak-anak perempuan. Anak-anak perempuan tersebut merasa lebih tertarik dan tidak dapat menahan diri untuk bermain smartphone sehingga sering kali terjadi perdebatan antara anak dengan orang tua. Bahkan jika ketika sedang asik bermain smartphone mereka lebih banyak menghabiskan waktu hanya dengan bermain berbagai jenis sosial media atau mengunduh lagu di aplikasi download. Selain itu yang dirasakan seorang informan anak perempuan pula adalah bahwa dirinya merasa cenderung lebih konsumtif karena selalu tertarik pada berbagai jenis barang yang dijual melalui online shop. Dari penelitian ini yang menarik adalah bahwa informan anak laki- laki tidak begitu merasakan kerugian dari penggunaan smartphone terhadap perilaku kehidupan mereka sehari- hari. Anak laki- laki tidak begitu banyak menghabiskan waktunya dalam bermain dengan smartphone. Mereka mengakui penggunaan smartphone lebih
74
kepada untuk bermain games dan mendengarkan banyak lagu didalam pemutar musik. Meskipun semua informan anak yang menggunakan smartphone dalam penelitian ini tidak merasakan kerugian smartphone tersebut, tetapi pada dasarnya jika tidak ada pengontrolan dan pemaksaan dari orang tua, semua anak bisa cenderung menutup diri dan tidak dapat berkomunikasi dengan orang tua dengan baik yang diakibatkan dari penggunaan smartphone yang berlebihan. Setiap malam orang tua harus selalu mengingatkan para anaknya agar mau belajar atau bahkan harus menyita smartphone agar anak dapat fokus belajar tanpa terganggu pada aktifitas smartphone miliknya tersebut. Maka terlihat bahwa penggunaan smartphone pada anak memberikan tugas baru kepada orang tua, dimana orang tua harus selalu mengontrol penggunaan smartphone dan melakukan “pemaksaan”. Perdebatan dan pemaksaan itu tentu tidak akan terjadi apabila antara anak dan orang tua memiliki komunikasi dan relasi yang baik. Orang tua harus bisa memberikan pengertian kepada anak sehingga mereka mampu membuka diri kepada orang tuanya dan secara sadar dalam dalam penggunaan smartphone yang tidak berlebihan. Smartphone yang tadinya diharapkan mampu menjadi media relasi antara anak dengan orang tua kemudian menjadi kurang jelas dalam pelaksanaanya. Alasan utama orang tua dala m memberikan smartphone pada mulanya sebagai sarana komunikasi mereka agar lebih dekat dan mudah dalam mengetahui kegiatan satu sama lain, tetapi pada kenyataannya fungsi smartphone pada anak tersebut mulai bergeser. Anak menggunakan smartphone karena kemudahan dalam mengakses internet dan jejaring sosial tertentu yang mana
75
orang tua tidak dapat selalu mengetahui penggunaannya setiap saat. Setiap orang tua tentu saja mengharapkan smartphone dapat menjadi media relasi antara orang tua kepada anak-anaknya dalam berkomunikasi dengan baik dan lancar serta agar anak-anak mereka dapat selalu terbuka dalam penggunaan smartphone tersebut dan saling menjaga kepercayaan diantara kedua belah pihak. Sementara itu untuk membandingkan relasi antara anak dan orang tua pengguna smartphone dengan dengan pengguna telepon genggam biasa, pengguna telepon biasa cenderung mempunyai banyak waktu dan memiliki komunikasi yang baik dengan orang tua mereka dan orang tua tidak perlu selalu mengingatkan dalam penggunaan telepon genggam yang berlebihan pada anak. Hal ini disebabkan karena pengguna telepon genggam tidak terlalu fokus pada handphone nya yang memang tidak memiliki banyak aplikasi dan fitur yang menarik seperti pada smartphone. Sehingga orang tua pun dapat meminimalisir pengaruh yang negatif dari penggunaan smartphone kepada anak-anak. Oleh karena itulah sangat dibutuhkan pengawasan yang maksimal terhadap anak yang menggunakan Smartphone, hal ini dimaksudkan agar anak tidak berlebihan dalam menggunakan smartphone yang dapat membuat mereka menjadi anti sosial, ataupun mereka dewasa sebelum umurnya. Peran orangtua disini menjadi sangat penting serta tidak boleh lepas dalam memantau penggunaan smartphone pada anak karena dengan adanya pengawasan orang tua terhadap penggunaan smartphone diharapkan bisa mengurangi akan pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh smartphone itu sendiri. 76
B. Saran Adapun saran yang dapat disampaikan kepada orang tua adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya orang tua selalu kritis pada suatu perkembangan teknologi. Oleh karena itu, perlu mengerti mengenai sisi positif dan negatif suatu perkembangan, agar dapat menjaga diri dan keluarga dari hal- hal yang tidak diinginkan. 2. Sebaiknya lakukan kontrol yang ketat terhadap anak dalam menggunakan smartphone, sehingga hal- hal yang tidak baik bagi anak dapat dihindarkan. Lakukan pendekatan secara emosional yang baik agar anak terbuka kepada orang tuanya atas apa saja yang mereka lakukan. 3. Meskipun anak diberi kebebasan dalam mengakses internet dan berbagai jejaring sosial, tetapi hal itu harus selalu dibawah pengawasan orang tua. 4. Apabila sangat sedikit sekali memiliki fungsi terhadap pelajaran sebaiknya anak tidak perlu diberikan smartphone terlebih dahulu, apalagi hal itu sebagai hadiah. Terlebih lagi anak yang masih di bawah umur, karena hal tersebut sangat mempengaruhi perkembangan mental anak. Disamping itu anak yang diberi sesuatu barang yang mahal rentan akan kejahatan.
77