BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dan keterbatas penelitian. Kesimpulan merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran merupakan anjuran yang disampaikan kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian. Keterbatasan adalah faktor yang tidak bisa dikendalikan oleh peneliti. A.
Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi model yang dapat menjelaskan
pengaruh profitabilitas, deficit internal cash flow, cost of financial distress, investment opportunities dan net of dividend terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil uji t terhadap masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut : 1.
Variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil analisa menunjukkan bahwa semakin besar tingkat profitabilitas yang dimiliki perusahaan maka perusahaan justru memiliki tingkat hutang yang rendah karena perusahaan lebih memilih untuk membiayai kebutuhan modal kerjanya dari laba ditahan (retained earning) terlebih dahulu. Perusahaan di Indonesia lebih mengutamakan pendanaan internal daripada pendanaan eksternal karena perusahaan tidak perlu melibatkan pihak ketiga di luar manajemen maupun pemegang saham, selain itu perusahaan juga dapat 1
terhindar dari biaya penerbitan. Hal ini menunjukkan bahwa manajer keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia sebagai pelaksana perusahaan lebih mengutamakan peningkatan kekayaan pemegang saham secara maksimal 2.
Variabel deficit internal cashflow tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil analisa tersebut dapat disebabkan karena adanya ketentuan internal dari pihak kreditur (terutama perbankan) yang mensyaratkan kondisi keuangan yang sehat salah satunya adalah arus kas internal positif sebagai syarat persetujuan permohonan pinjaman. Persyaratan tersebut terkait dengan ketentuan Bank Indonesia tentang prinsip kehatian-hatian dalam pemberian kredit.
3.
Variabel cost of financial distress berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa semakin tingginilai tangible assets atau nilai jaminan yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat hutang perusahaan. Hal tersebut dikarenakan perbankan di Indonesia memiliki ketentuan/syarat yang ketat dalam pemenuhan jaminan pada setiap proses permohonan fasilitas hutang. Pihak perbankan sebagai pihak kreditur akan menilai bahwa semakin tinggi nilai jaminan calon debitur maka semakin rendah risiko yang dapat ditanggung oleh perbankan
4.
Variabel investment opportunities berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa berbeda dengan hipotesa yang dijelaskan berdasarkan teori pecking order, tingginya kesempatan investasi yang dimiliki oleh suatu perusahaan justru 2
menjadi pertimbangan penting bagi pihak perbankan dalam analisa permohonan hutang yang diajukan perusahaan. 5.
Variabel net of dividend berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Hal ini dapat disebabkan karena adanya ketentuan eksternal seperti aspek hukum yang membatasi kebijakan pembayaran dividen secara ketat. Perusahaan cenderung akan membatasi dan lebih berhatihati dalam menetapkan kebijakan pembayaran dividen. Ketentuan tersebut secara tidak langsung juga membatasi perusahaan untuk menjadikan kebutuhan terhadap adanya pembayaran dividen sebagai dasar untuk mendapatkan pembiayaan hutang dari pihak eksternal.
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, disampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Hasil analisa menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia cenderung memilih menggunakan pendanaan internal dibandingkan dengan pendanaan eksternal manakala profit yang diperoleh perusahaan sedang meningkat. Rata-rata tingkat hutang perusahaan manufaktur di Indonesia sebagaimana yang terlihat dari rasio DER sebesar lebih dari 80% menunjukkan bahwa pendanaan perusahaan manufaktur di Indonesia masih didominasi oleh hutang. Manajer perusahaan agar dapat menggunakan profit yang dihasilkan pertama-tama untuk meningkatkan modal kerja sehingga dengan adanya peningkatan modal kerja diproyeksikan dapat meningkatkan pendapatan dan laba 3
perusahaan. Selama dana internal yang dimiliki mencukupi kebutuhan modal kerja perusahaan, diharapkan manajer perusahaan tidak berambisi untuk selalu meningkatkan hutang perusahaan. Peningkatan hutang perusahaan dapat dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan modal kerja atau pembelian aktiva tetap/investasi yang bersifat produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan 2.
Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai tangible assets yang dimiliki perusahaan manufaktur di Indonesia berpengaruh positif terhadap tingkat hutang perusahaan. Hal ini menunjukkan faktor jaminan yang dimiliki perusahaan merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan manajer keuangan dalam menentukan keputusan pendanaan. Manajer perusahaan diharapkan tidak meningkatkan kepemilikan tangible assets dengan tujuan untuk meningkatkan collateral yang dimiliki perusahaan sehingga perusahaan lebih mudah mendapatkan pinjaman. Manajer perusahaan diharapkan melakukan peningkatan tangible assets yang bersifat produktif sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi, pendapatan dan
laba
perusahaan.
Peningkatan
tangible
assets
tersebut
harus
memperhitungkan kelayakan analisa investasi terlebih dahulu sehingga perusahaan dapat memperhitungkan risiko maupun proyeksi keuntungan yang akan diperoleh. 3.
Hasil analisa menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia dengan kesempatan investasi yang tinggi cenderung memiliki tingkat hutang yang tinggi. Manajer peruasahaan diharapkan tidak mengambil kesempatan inbvestasi yang 4
dimiliki tanpa melakukan analisa kelayakan investasi terlebih dahulu. Analisa kelayakan investasi meliputi perhitungan NPV (Net Present Value), payback periode, profitability Index dan IRR (Internal Rate of Return) sebaiknya dilakukan oleh manajer perusahaan sebelum meningkatkan tangible assets serta tingkat hutang perusahaan. 4.
Hasil analisa menunjukkan bahwa semakin tinggi perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham maka semakin rendah tingkat hutang perusahaan. Sumber dana pembayaran dividen harus berdasarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan, manajer perusahaan diharapkan tidak mempergunakan hutang sebagai sumber pembayaran dividen. Pembayaran dividen dapat dilakukan perusahaan dengan mempertimbangkan rencana investasi atau ekspansi perusahaan terlebih dahulu.
C.
Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan penelitian ini yang dapat disampaikan adalah:
1.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada tahun 2013 dan 2014. Data ini adalah data pasca krisis ekonomi yang dialami Indonesia, sehingga belum dapat dilakukan analisa lebih dalam lagi terhadap perbedaan struktur modal perusahaan di Indonesia sebelum dan sesudah masa krisis. Hal ini mengisyaratkan perlunya dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan perbandingan data sebelum dan sesudah masa krisis sehingga dapat diketahui lebih detail tentang struktur modal perusahaan Indonesia.
5
2.
Variabel leverage terbatas menggunakan proksi total hutang dibanding dengan total modal. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi lebih dari satu, seperti total hutang jangka panjang dan/atau total hutang jangka pendek untuk menguji konsistensi pengaruh variabel independen terhadap struktur modal sebagai variabel dependen.
3.
Hasil penelitian menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,145, yang berarti bahwa struktur modal sebagai variabel dependen hanya dapat dijelaskan sebesar 14,5% oleh variabel independen (profitabilitas, deficit internal cashflow, cost of financial distress yang diukur dengan tangibility/tangible of assets, investment opportunities dan net of dividend). Nilai adjusted R square yang didapatkan akan lebih besar jika ditambahkan variabel independen lain, sehingga persentase kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen dapat lebih besar.
D.
Implikasi Hasil Penelitian
1.
Implikasi teoritis Hasil penelitian berguna untuk meningkatkan pemahaman mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitian ini mendukung bahwa variabel profitabilitas, deficit internal cashflow, cost of financial distress, investment opportunities dan net of dividend secara simultan berpengaruh signifikan terhadap leverage perusahaan manufaktur di Indonesia. Uji parsial menunjukkan tidak seluruh variabel independen berpengaruh signifikan 6
terhadap variabel dependen sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait struktur modal perusahaan di Indonesia.
2.
Implikasi praktis Adanya penelitian terhadap struktur modal perusahaan di Indonesia terutama
penelitian khusus terhadap perusahaan manufaktur diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh para investor dalam menganalisis dan menetapkan pilihan investasi pada perusahaan yang tepat, sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko atas investasinya. Selain itu juga dapat memberikan pandangan terhadap investor dalam memantau jalannyausaha dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pendanaan yang akan diambil manajer perusahaan. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar pertimbangan yang dapat digunakan oleh para manajer keuangan perusahaan, terutama perusahaan manufaktur dalam menetapkan kebijakan struktur modal bagi perusahaannya.
7