144
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hadits pertama dan kedua tidak ditemukan di kitab sumbernya, sehingga tidak dapat dilakukan penelitian sanad dan matan. Entah dari mana Al-Tihami selaku penulis kitab Qurrat al-‘Uyun memperoleh hadits tersebut dan mencantumkannya dalam kitabnya sebagai dalil. Hadits ketiga dalam kitab Qurrat al-Uyun diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, sedang dalam kitab sumbernya, nama Ibnu Mas’ud tidak tercantum sebagai sanad maupun mukharrij hadits, penulis kurang tahu darimana dan apa sumber hadits yang al-Tihami gunakan dalam proses penukilan hadits tersebut. Hadits tersebut tidak ada dalam kutub al-tis’ah. Melainkan ada di 3 (tiga) kitab; Al-Mu’jam al-Ausath li Al-Tabrani, Manba’ al-Fawaid, dan Majmu’ alZawaid. Sanadnya berkualitas dha’if karena tidak muttashil, dan ada perawi dha’if, serta ada perawi yang tak diketahui kualitasnya . dan kualitas matannya juga dha’if .
144
145
Hadits keempat dalam kitab sumbernya tertulis sangat panjang yang isinya keseluruhan tentang macam-macam hak suami terhadap istri, namun dalam kitab Qurrat al-‘Uyun, al-Tihami hanya mencantumkan satu hak suami terhadap istri. Nampaknya al-Tihami memotong matan hadits tersebut tanpa menuliskan lafad الحديث... di akhirnya sebagaimana kaidah penukilan hadits yang benar. Hadits keempat ini tidak terdapat dalam kutub al-tis’ah. Melainkan ada di kitab Mushaf Ibnu Abi Syaibah. Sanadnya dha’if mu’dhal karena tidak muttashil dan ada 3 (tiga) perawi yang gugur karen dha’if. Dan untuk kualitas matannya juga dha’if karena bertentangan dengan semangat Al-Qur’an. Hadits kelima; dalam kitab Qurrat al-‘Uyun tertulis إذا دعا الرجل زوجته, sedang dalam kitab sumbernya tertulis إذا دعا الرجل امرأته. Nampak ada perbedaan lafadz di sana, penulis kurang tahu darimana at-Tihami memperoleh hadits tersebut. Berdasarkan mu’jam hadits tersebut terdapat di 3 (tiga) kitab; Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Daud. Kesemuanya berkualitas shahih sanad, sedangkan matan haditsnya adalah dha’if karena tidak sesuai dengan semangat al-Qur’an. Mengenai implikasi hukum hadits larangan bagi istri menolak ajakan suami berhubungan seks,
terdapat dua kelompok yang berbeda pendapat.
Kelompok pertama mengatakan bahwa melayani kebutuhan seksual suami adalah sebuah keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda. Istri hanya boleh menolak ajakan suami jika ia dalam kedaan haid dan nifas. Namun tidak boleh menjauhinya karena suamipun mempunyai hak untuk mencumbuinya walau dalam keadaan haid dan nifas.
146
Kelompok kedua mengatakan bahwa suami tidak boleh memaksakan kehendaknya terhadap istri supaya melayani keinginannya ketika istri dalam keadaan tidak mengizinkan (karena lelah, sakit, atau sebab syar’iyah lainnya), jika tidak, maka suami pada hakikatnya telah melanggar prinsip mu’asyarah bil ma’ruf. B. Saran dan Kritik Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa hal yang perlu ditindak lanjuti; pertama, dalam memahami nash-nash keagamaan termasuk di dalamnya hadis nabi sangat diperlukan pendekatan-pendekatan yang mengarah pada usaha kontekstualisasi yang memungkinkan hadis nabi tetap mampu berdialog dan kompatibilitas dengan tantangan zamannya. Kedua, diperlukan upaya untuk membedakan antara hadis-hadis nabi yang bermuatan normatif-doktrin dan hadis nabi yang mengalami dialektika dengan budaya lokal pada saat hadis tersebut muncul. Perlu diingat, hasil penelitian ini berdasarkan data dari reverensi-reverensi yang diperoleh penulis. Bisa jadi, dengan bertambahnya reverensi, hasil penelitian akan berubah. Maka dari itu, berangkat dari hasil penelitian ini, penulis menerima segala bentuk kritikan dan usulan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Penulis juga berharap ada penelitian-penelitian baru yang lebih komprehensif guna memperoleh hasil lebih maksimal.
147
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Al-Karim Abu Daud, Sulaiman bin Asy’ats. Sunan Abi Daud. (Dar Al-Fikr: Beirut, t.t.) ‘Abdirrahman, Jalaluddin bin Abi Bakar al-Suyuthi, al-Tausyih ‘Ala al-Jami’ alShahih, (Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah: Beirut, 2000) Abdullah, Muhammad, Nipan. Membahagiakan Suami Sejak Malam Pertama. (Mitra Pustaka: Yogyakrta, 2000) Abu Zahwu, Muhammad, Muhammad, al-Hadis wa al-Muhadditsun Au ‘Inayah al-Ummah al-Islamiyah bi al-Sunnah al-Nabawiyah, (Dar al-Fikri al‘Arabi: Mesir, t.t.) Agil Husain Munawwar, Said dan Mustaqim, Abdul.
Asbabul Wurud.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001) Al-‘Asqalani, Ahmad bin ‘Ali bin Hajar, Tahdzib al-Tahdzib, (Dar al-Fikr: Beirut, 1995/1415) _________________, Fathul Baari, Penjelas Shahih Al-Bukhari, (Pustaka Azzam: Jakarta, 2008) Al-‘Aqily, Muhammad bin Umar. Kitab al-Dhu’afa’. (Dar al-Shami’i: Riyadh, 2000 M) Al-Bukhari, Muhammad bin Isma’il, Shahih Bukhari, (Dar al-Fikri: Beirut, t.t) Al-Dardir, al-Syarh al-Kabir, (Dar al-Kutub: Beirut, tt), hal: 314 Al-Syirazy. Al-Muhadzab fi Fiqh Al-Syafi’i. Al-Din Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad al-’Aini, Badr. Syarh muqarin adalah Umdah al-Qari Syarh Sahih al-Bukhari,. (Aleppo: Mustafa albabi al-Halabi, 1972) Al-Fida’, Abu, al-Hafidl Ibnu Katsir al-Dimasyqi, Ikhtishar ‘Ulum al-Hadis, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah.
148
Al-Hajjaj, Abu, Yusuf, Ibn al-Zakki Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, (Dar al-Fikr: Beirut, t.t.) Al-Hay al-Farmawi, Abd., Al-Bidayah fi al-Tafsir al-Maudu’i., (t.tp: Matba’ah alHadarah al-‘Arabiyyah, 1997) Al-Husain, Abu, Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, (Dar al-Fikri, t.t) Al-Khathib, ‘Ajjaj, Al-Sunnah Qabla al-Tadwin, (Dar al-Fikri: Beirut 1981) Al-Khathib, ‘Ajjaj, Ushul al-Hadis ‘Ulumuhu wa Musthalahuhu, Dar al-Fikri. Al-Maliky, Muhammad bin Alawy, Mushtholah al-Hadits, (Makkah, t.p.,t.t) Ali, Nizar. Memahami Hadis Nabi (Metode dan Pendekatan). (Yogyakarta: Center for Educational Studies and Development (CESaD) YPI AlRahmah, 2001) ___________________, (Ringkasan Desertasi) Kontribusi Imam Nawawi dalam Penulisan Syarh} Hadis. (Yogyakarta, 2007) Ali, Nuruddin, bin Abi Bakar. Majmu’ al-Zawaid wa Mamba’ al-Fawaid. (Beirut: Dar Al-Fikr, 1992 M) Al-Razi, Abdurrahman bin Abi Hatim, al-Jarh wa al-Ta’dil, (Majlis Dairah alMa’arif, t.t) al-Qardhawi, Yusuf. Bagaimana Memahami Hadis Nabi saw. edisi terjemahan (Bandung: Kharisma, 1993) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Al-Thabrani. Al-Mu’jam Al-Ausath. (Maktabah Al-Ma’arif Linnasr Wattauzi’: Riyadh, 1995 M / 1415 H) Al-Tirmidzi, Muhammad bin Isa, Sunan At-Tirmidzi, (Dar Ihya at-Turats al‘Arabi: Beirut, Libanon, t.t) Azami, Musthafa, Metodologi Kritik Hadis, Jakarta, 1996.
149
Baidan, Nashrudin, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000) Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Sosial; Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif (Surabaya: Airlangga Press, 2001). Bustami, dkk, Metodologi Kritik Hadis. (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2004) Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002). Djamaluddin, Burhan, Qunut Subuh Bid’ah, Kajian Komprehensif Hadis-hadis Qunut Subuh, Surabaya, Mihzab, 2005. Fakultas Syariah UIN Malang, Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Malang: Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang) Hasan, Fuad dan Koentjaraningrat. Beberapa Asas Metodologi Ilmiah, dalam Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat. (Jakarta: Gramedia. 1997) Ibnu Katsir. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adhim. (Dar Thayyibah Linnasr wa Tauzi’: 1999 M) Ibn Mansur, Lisan al-Arab, juz III Ibn ‘Asakir, Tarikh Dimasyqa, (Dar al-Fikri: Beirut, t.t) Ibnu Abi Syaibah, Mushaf Ibnu Abi Syaibah, (Darul Kutub: Bairut, Libanon). Izzuddin bin al-Atsir, Usdu al-Ghabah Fi Ma’rifat al-Shahabah, (Dar al-Fikr: Beirut, t.t) Ilyas,Hamin, dkk. Perempuan Tertindas?, Kajian Hadits-hadits Misoginis. (eLSAQ Prees: Yogyakarta, 2008) Ibnu Hibban, Muhammad. Shahih Ibnu Hibban, (Mu’assasah al-Risalah: Beirut, t.t) Ismail, M.Syuhudi, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, Jakarta, Bulan Bintang.
150
Ja’far, Abu, Al-Thabrani. Jami’ Al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an J. Meleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990). Khalili, Ama, dkk.
Merawat Cinta Kasih Menurut Syariat Islam, Terjemah
Qurrat Al-‘Uyun (Surabaya: Ampel Mulia, 2004). Mas’ud, Hasan, Minhatu al-Mughits. Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri, Mukhtashar Al-Fiqhu Al-Islami, Alih Bahasa. (Islamic House: Indonesia, 2009) Muhammad bin Idris, Al-Jarh wa Al-Ta'dil. (Beirut: Libanon, 2002 M) Muslim bin Al-Hajjaj Abu Al-Hasan, Shahih Muslim, Alimul Kutub, (Libanon: Beirut, 1998) Muhammad, Ahmad, Yusuf, Himpunan Dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits, (Segoro Madu: Jakarta,t.t.) Mayai, Al-Sayyid, 50 Wasiat Rasulullah SAW Bagi Wanita, (Pustaka Al-Kautsar: Jakarta, 1999) Muhammad, Abu, Abdul Mahdi, Metode Takhrij Hadis, Semarang, 1994. Muhammad, Husein, Fiqh Perempuan; Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender, Yogya, 2002 Nashih, Abdullah, Tata Cara Meminang Dalam Islam. (Jakarta: Qisthi Press, 2006). Nuruddin Itr, Ulum al-Hadis, Bandung, 1994. Qadir, A., Hasan, Ilmu Musthalah Hadis, (Diponegoro: Bandung, t.t) Shalih, Muhammad, Menjadi Pengantin Sepanjang Masa (Kiat Menyiapkan Dan Merawat Pernikahan). (Solo: Aqwam, 2009). Suryadi, Metodologi Ilmu Rijalil Hadis, Yogyakarta, 2003. Shalih, Shubhi, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis.
151
Saifullah, Buku Panduan Metodologi Penelitian (Hand Out, Fakultas Syari'ah UIN Malang, t.t) Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006). Sumbulah, Umi. Kritik Hadits, Dengan Pendekatan Historis Metodologis. (Malang: UIN Press. 2008) Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. jakarta: Balai Pustaka. Cetakan ketiga, edisi III. 2005 Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia. (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Penafsir Al-Qur’an, 1973) Yuslem, Nawir, Ulumul Hadis, Mutiara Sumber Widyta, 2001. Zuhri, Muh., Hadis Nabi; Telaah Historis dan Metodologis, Yogyakarta, 2003. REFERENSI NON BUKU Al-Maktabah Al-Syamilah Bakhtiar, Masykur. Takhrij Al-Hadits, Program Kutub Al-Tis’ah. (Aditya Media: Yogyakarta; LKQS UIN Malang, 2009) www.alsunnah.com www.majalahsakinah.com www.readerscommunity.com www.syariah.uin-malang.ac.id