66
BAB V PENUTUP 5.1
Simpulan Dari total populasi penelitian 119 perusahaan hanya 35 perusahaan yang
memenuhi kriteria pemilihan sampel. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur tahun 2010-2014. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan uji regresi logistik untuk pengujian hipotesis. Dari analisis BAB IV, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut : 1.
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap perataan laba. Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah. Perusahaan besar akan menghindari kenaikan laba yang secara drastis supaya terhindar dari kenaikan pembebanan pajak. Sebaliknya penurunan laba secara drastis memberikan sinyal bahwa perusahaan dalam masa krisis. Maka hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan maka praktik perataan laba akan semakin tinggi.
2.
Financial leverage berpengaruh terhadap perataan laba. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, leverage berpengaruh terhadap perataan laba. Debt to equity ratio berhubungan dengan hutang yang diberikan kreditur.
Pengambilan
keputusan
yang
dilakukan
oleh
kreditur
berdasarkan pada laba yang diperoleh perusahaan sebelum memberikan
67
pinjaman kepada perusahaan. Seorang kreditur akan memberikan kredit kepada perusahaan yang menghasilkan laba yang stabil dibanding perusahaan dengan laba yang fluktuatif. Hal ini karena laba yang stabil akan memberikan suatu keyakinan bahwa perusahaan tersebut dapat membayar hutangnya dengan lancar. Kreditur cenderung menghindari perusahaan yang menghasilkan laba yang berfluktuasi karena kreditur tidak mau uang yang telah dipinjamkan kepada perusahaan resikonya terlalu besar yaitu tidak tertagih atau tidak kembali, sehingga mendorong perusahaan dalam hal ini manajer untuk melakukan praktik perataaan laba. 3.
Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi maka semakin tinggi pula perusahaan tersebut akan menjadi perhatian publik, sehingga perusahaan tidak akan melakukan perataan laba karena akan merusak kredibilitas perusahaan.
5.2
Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Sampel penelitian yang digunakan hanya perusahaan manufaktur, sehingga tidak mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan. Penelitian dapat dikembangkan dengan menambah sampel perusahaan yang lebih banyak ataupun dengan memasukkan dari sektor/sub sektor lainnya (perbankan, asuransi, perdagangan dan lain-lain).
68
2.
Penelitian ini hanya menggunakan total aktiva sebagai proksi dari variabel ukuran perusahaan, financial leverage yang diproksikan dengan DER (Debt to EquityRatio), dan profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return On Assets). Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variablevariabel lain di luar dari penelitian ini.
5.3
Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini sudah berusaha secara maksimal untuk melihat
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perataan laba, namun masih tetap memiliki keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Penelitian ini hanya menggunakan 3 (tiga) variable saja yaitu ukuran perusahaan, financial leverage dan profitabilitas sebagai variabel yang berpengaruh terhadap perataan laba.
2.
Penelitian ini hanya meneliti perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.
Hasil koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,210 menunjukan bahwa variable yang digunakan dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan kebijakan dividen sebesar 21%, sedangkan masih banyak variable yang mampu menjelaskan kebijakan deviden yang belum digunakan dalam penelitian ini.
5.4
Agenda Penelitian yang Akan Datang Dengan adanya keterbatasan penelitian, maka agenda penelitian yang akan
69
datang adalah sebagai berikut: 1.
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambah variabel independen lain yang kemungkinan terdapat faktor yang mempengaruhi perataan laba.
2.
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambah analisis penelitian dengan menggunakan uji beda. Hal ini bertujuan untuk membandingkan perusahaan yang melakuakn perataan laba dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.
3.
Bagi peneliti selanjutnya agar menggunaan indeks lain, seperti indeks Michelson (1995) untuk mengklasifikasikan perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang tidak melakukan perataan laba dan kemudian dibandingkan dengan indeks Eckel yang banyak dipakai dalam penelitian terdahulu.