BAB V PEMBAHASAN
Untuk melakukan penelitian atas pengaruh penerapan prinsip-prinsip good corporate governance yang terdiri dari transparancy, accountability, responsibility, fairness dan responsivitas terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tipe Madya Makassar maka penulis melakukan olah data dengan menggunakan metode analisis data. Dalam penulisan ini metode yang digunakan adalah metode regresi linear berganda. Sebelum melakukan hal tersebut, penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian, wawancara dengan pegawai staf pelayanan kepabeanan dan cukai, staf penyuluhan layanan dan informasi serta staf kepatuhan internal mengenai tata cara pemungutan bea keluar, serta bagaimana mekanisme eksportir dalam menyelesaikan administrasi-administrasi sebelum melakukan pengiriman barang di Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPPBC) Makassar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis tentang “Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dalam Pelaksanaan Pemungutan Bea Keluar”, maka diperoleh data sebagai berikut :
5.1.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif sampel terdiri dari 33 responden yang berasal dari eksportir yang akan melakukan pengiriman barang keluar kota maupun keluar negeri yang dilakukan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
60
61
(KPPBC) Tipe Madya Makassar. Statistik deskriptif
terdiri dari penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagai variable independen dan pelaksanaan pemungutan bea keluar sebagai variable dependen. Statistik deskriptif masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Transparancy Accountability Responsibility Fairness Responsivitas Pelaksanaan PBK Valid N (listwise)
Minimum 33 33 33 33 33 33
3.80 4.40 4.00 4.00 4.00 4.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Mean
Std. Deviation
4.6000 4.7697 4.8364 4.7697 4.6788 4.5818
.34641 .22428 .26199 .30464 .32764 .34045
33
Sumber : Lampiran 3 Dilihat dari tabel 5.1, dapat diketahui bahwa dari penerapan prinsipprinsip Good Corporate Governance sebagai variable independen yang terdiri atas Transparancy dengan nilai rata-rata 4.6000 sedangkan nilai terendah 3.80 dan tertinggi 5.00 dengan standar deviasi 0.34641, Accountability dengan nilai ratarata 4.7697 sedangkan nilai terendah 4.40 dan tertinggi 5.00 dengan standar deviasi 0.22428, Responsibility dengan nilai rata-rata 4.8364 sedangkan nilai terendah 4.00 dan tertinggi 5.00 dengan standar deviasi 0.26199, Fairness dengan nilai rata-rata 4.7697 sedangkan nilai terendah 4.00 dan tertinggi 5.00 dengan standar deviasi 0.30464, Responsivitas dengan nilai rata-rata 4.6788 sedangkan nilai terendah 4.00 dan tertinggi 5.00 dengan standar deviasi 0.32764,
62
Nilai rata-rata dari pelaksanaan pemungutan bea keluar sebagai variable dependen adalah sebesar 4.5818, sedangkan nilai terendah adalah sebesar 4.00 dan tertinggi adalah 5.00 dengan standar deviasi sebesar 0.34045. Hal ini menunjukkan bahwa pemungutan bea keluar merupakan sebagian tugas pokok Kementrian Keuangan di bidang Bea dan Cukai. Berdasarkan hasil olah data statistic deskriptif dapat juga diketahui bahwa pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang merupakan salah satu instansi pemerintah di dalam lingkungan Kementrian Keuangan Republik Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan dayaguna dan hasilguna pelaksanaan tugas di bidang kepabeananan cukai khususnya pada pelaksanaan pemungutan bea keluar penting untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam organisasi dan tata kerja yang tepat untuk menunjang tugas-tugas pokoknya.
5.2. Uji Kualitas Data
Usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh keabsahan data, maka dalam penelitian ini dilakukan melalui uji instrumen atas kuesioner yang diberikan kepada responden. Uji kualitas data yang diperoleh dari penggunan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan uji reliabilitas, karena instrumen yang baik memenuhi 2 persyaratan penting yaitu valid dan reliable.
63
a. Uji Validitas Data Uji validitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana ketepatan suatu alat ukur melakukan fungsi ukurnya. Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah korelasi Pearson Product Moment. Instrumen pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi, apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Secara statistik, angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5% atau α = 0,05. Dalam melakukan uji validitas, penulis menggunakan alat bantu SPSS Versi 17.00. Hasil pengolahan data kuesioner untuk 25 item pertanyaan variabel independen (X) yaitu tentang penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang terdiri dari transparancy, accountability, responsibility, fairness dan responsivitas dan diperoleh nilai koefisien validitas untuk setiap butir/item pertanyaan, dan hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel 5.2 sebagai berikut :
Tabel 5.2 Nilai-nilai Koefisien Validitas Variabel Penerapan Prinsip Good Corporate Governance No
Item Instrumen
Prob
α=0,05
Ket
0,000
0,05
Valid
0,000
0,05
Valid
Indikator Transparansi 1.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Makassar mempunyai gambaran umum mengenai kepabeanan dan cukai.
2.
KPPBC telah menyediakan sarana atau akses serta informasi mengenai alur-
64
alur proses pelaksanaan pemungutan bea keluar kepada para pengguna jasa dan masyarakat. 3.
KPPBC mengadakan sosialisasi apabila ada perubahan Undang-Undang menyangkut kegiatan ekspor.
4.
5.
0,000
0,05
Valid
KPPBC telah menyediakan informasi mengenai spesifikasi penetapan tarif di setiap barang ekspor.
0,001
0,05
Valid
Adanya ketersediaan media lain yang dapat diakses untuk memperoleh informasi.
0,000
0,05
Valid
Indikator Akuntabilitas 6. KPPBC telah memiliki pembagian tugas 0,021 dan kewenangan yang sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. 7. .
0,05
Valid
KPPBC telah merumuskan visi & misi yang sesuai dengan peran Bea dan Cukai secara universal. Pegawai KPPBC Tipe Madya Makassar telah melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien dalam hal melayani para eksportir.
0,008
0,05
Valid
0,011
0,05
Valid
9.
Pegawai KPPBC Tipe Madya Makassar telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi dan jabatannya masing-masing.
0,000
0,05
Valid
10.
Adanya kejelasan mengenai pemungutan bea keluar dari eksportir yang bisa dipertanggungjawabkan oleh pegawai berupa bukti-bukti pembayaran.
0,006
0,05
Valid
8. .
65
Indikator Pertanggungjawaban 11. Adanya pemberian sanksi baik kepada pegawai maupun kepada eksportir yang telah melakukan pelanggaran.
0,000
0,05
Valid
12.
Adanya tanggung jawab KPPBC atas hak-hak eksportir dalam melakukan pelayanan.
0,000
0,05
Valid
13.
Adanya kode etik dan penerapan etika kerja di KPPBC dalam pelaksanaan tugas.
0,061
0,05
Tidak Valid
14.
Tersedianya SDM profesional, yang berkarier dan loyal yang cukup.
0,000
0,05
Valid
15.
Adanya SDM yang berkualitas.
0,000
0,05
Valid
0,000
0,05
Valid
Indikator Kewajaran 16. Adanya perlakuan yang sama terhadap para eksportir tanpa mendahulukan kepentingan pribadi atau golongan 17.
Pemungutan bea keluar telah sesuai dengan tarif yang telah ditentukan.
0,000
0,05
Valid
18.
Pemberian sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan baik pihak pegawai maupun pihak eksportir.
0,000
0,05
Valid
19.
Dalam menyelesaikan konflik kepentingan antara pegawai dan para eksportir, KPPBC mengadakan rapat antar pejabat secara berkala.
0,000
0,05
Valid
20.
Dalam mengemukakan informasi kepada eksportir, dilakukan pengungkapan secara penuh untuk setiap informasi yang material dilakukan secara konsisten
0,014
0,05
Valid
66
Indikator Responsivitas 21. Adanya kebijakan yang diberikan oleh KPPBC kepada eksportir dalam setiap penyelesaian masalah dalam hal pelayanan.
0,000
0,05
Valid
22.
KPPBC telah menyediakan fasilitas penunjang seperti ruang konsultasi, ruang tunggu yang nyaman, client coordinator, leafleat serta atribut-atribut yang dapat memberikan informasi mengenai Bea dan Cukai.
0,000
0,05
Valid
23.
Tersedianya fasilitas umum seperti toilet, lapangan parkir dan tempat ibadah.
0,000
0,05
Valid
24.
Adanya sarana yang dapat menampung saran dan kritik dari pengguna jasa yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan.
0,019
0,05
Valid
25.
Adanya tindakan yang nyata dilakukan KPPBC atas saran dan kritik yang telah diterima dari pengguna jasa
0,000
0,05
Valid
Sumber : data diolah, tahun 2012
Berdasarkan hasil analisis didapat nilai koefisien korelasi untuk item 13 mempunyai nilai probabilitas yang lebih besar dari α = 0,05 atau sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan skor total atau item tersebut dinyatakan tidak valid, sehingga harus dikeluarkan. Sedangkan pada item-item lainnya mempunyai nilai probabilitas yang lebih kecil dari α = 0,05 atau sig < 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut valid. Hal ini berarti butir/item pertanyaan tersebut dapat dinyatakan layak sebagai instrumen untuk mengukur data penelitian.
67
Selanjutnya, dilakukan uji validitas untuk variable dependen (Y) yaitu tentang pelaksanaan pemungutan bea keluar. Hasil pengolahan data kuesioner untuk 5 item pertanyaan variabel dependen (Y) diperoleh nilai koefisien validitas untuk setiap butir/item pertanyaan, dan hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel 5.3 sebagai berikut :
Tabel 5.3 Nilai-nilai Koefisien Validitas Variabel Pelaksanaan Pemungutan Bea Keluar Prob
α=0,05
Ket
1. Dalam pemungutan Bea Keluar, eksportir telah mengetahui dengan pasti informasi mengenai pelaksanaan pemungutan bea keluar.
0,000
0,05
Valid
2. Tarif pemungutan bea keluar sesuai dengan ketetapan Undang-undang yang berlaku.
0,001
0,05
Valid
3. Dalam pemungutan bea keluar, pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar kinerja pemberian pelayanan.
0,008
0,05
Valid
4.
Dalam pemungutan bea keluar, akan diberikan sanksi keras kepada siapa saja melalukan pelanggaran baik dari pihak pegawai maupun pihak eksportir
0,002
0,05
Valid
5.
Adanya respon yang positif yang dilakukan oleh pihak KPPBC atas pengaduan yang disampaikan dari eksportir.
0,000
0,05
Valid
No
Item Instrumen
Sumber : data diolah, tahun 2012
68
Dari tabel 5.3 di atas dapat diketahui hasil perhitungan koefisien korelasi seluruhnya mempunyai nilai probabilitas yang lebih kecil dari α = 0,05 atau sig < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir/item pertanyaan dinyatakan valid. Hal ini berarti seluruh butir/item pertanyaan yang ada pada instrumen penelitian dapat dinyatakan layak sebagai instrumen untuk mengukur data penelitian.
b. Uji Reliabilitas Data Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat memberikan hasil yang konsisten bila digunakan untuk mengukur obyek yang sama dengan alat ukur yang sama. Teknik yang digunakan untuk menilai reliabilitas adalah Cronbachis Alpha. Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliabel (andal), jika alpha lebih besar dari 0,60. Hasil pengujian reliabilitas untuk variable penerapan prinsip Good Corporate Governance dan Pemungutan Bea Keluar ditunjukkan pada tabel 5.4 sebagai berikut Tabel 5.4 Reliability Statistic Variabel Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dan Pemungutan Bea Keluar No Variabel Cronbach’s Alpha N of Items 1
Transparancy
0.748
5
2
Accountability
0.661
5
3
Responsibility
0.760
5
4
Fairness
0.770
5
5
Responsivitas
0.737
5
6
Pelaksanaan PBK
0.725
5
69
Berdasarkan hasil uji reliabilitas varibel independen (X) tentang penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang terdiri dari transparancy, accountability, responsibility, fairness dan responsivitas terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tipe Madya Makassar, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha adalah diatas 0,60 (nilainya > 0,60), maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir/item pertanyaan dalam variabel penelitian adalah reliabel sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
c. Uji Normalitas Data Untuk menjamin data dari sampel penelitian telah berdistribusi normal secara normal, maka dilakukan pengujian normalitas data. Uji asumsi kenormalan dapat dilihat dari histogram dan normal probability plot antara pelaksanaan pemungutan bea keluar sebagai variabel dependen dengan Regression Standardized Residual. Gambar 3. Histogram & Regression Standardized Residual
Sumber : data diolah, tahun 2012
70
Dari gambar histogram dan normal probability plot dapat dilihat bahwa sebagian besar data berada dalam kurva normal, sehingga dapat dikatakan bahwa data yang dianalisis memenuhi syarat normalitas.
5.3
Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Terhadap Pelaksanaan Pemungutan Bea Keluar
Sistem tata kelola organisasi perusahaan dan pemerintah yang baik, menuntut dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance (GCG). Pemahaman terhadap prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang terdiri dari transparancy, accountability, responsibility, fairness dan responsivitas telah dijadikan acuan dalam mengelolah organisasi pemerintah sehingga sangat diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu, tuntutan dari masyarakat dan pemerintah untuk terlaksananya reformasi birokrasi mendorong Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk membangun organisasi secara lebih efektif dan efisien. Pentingnya penerapan prinsip-prinsip good corporate governance yang terdiri dari transparancy, accountability, responsibility, fairness dan responsivitas ini adalah sebagai sarana pencapaian tujuan yang harus dipahami seluruh pegawai DJBC sebagai landasan pelaksanaan tugas agar sasaran-sasaran organisasi dapat dicapai dengan baik. Dengan adanya tugas pokok dan fungsi yang efektif dan efisien, maka peran DJBC yang sangat penting dalam memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat luas dapat dilaksanakan dengan baik seperti harapan pemerintah dan masyarakat.
71
Penegakan
dan penerapan prinsip-prinsip GCG yang terdiri dari
transparancy, accountability, responsibility, fairness dan responsivitas sangat penting diterapkan di lembaga pemerintah seperti Ditjen Bea dan Cukai khususnya dalam pelaksanaan pemungutan bea keluar dan cukai, agar bisa mengurangi
penyimpangan-penyimpangan
yang
terjadi
seperti
korupsi,
penggelapan, dan sebagainya, sehingga Ditjen Bea dan Cukai betul-betul bisa mengoptimalkan potensi pengeluaran negara dengan lebih baik. Selain itu, dengan diterapkannya prinsip-prinsip GCG diharapkan kepada Ditjen Bea dan Cukai dapat menjadi lembaga yang responsif, bersih, efektif, efisien, akuntabel, dan bisa berkomunikasi dengan lembaga lain dengan baik. Untuk melakukan pengujian hipotesis dan untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang terdiri dari transparancy, accountability, responsibility, fairness dan responsivitas terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Makassar, digunakan alat analisis berupa analisis regresi berganda dengan formulasi sebagai berikut : Y = -3,242 + 0,282X1 + 0,396X2 + 0,418X3 + 0,314X4 + 0,239X5 Persamaan regresi berganda tersebut diinterprestasikan sebagai berikut : a. b0
= -3,242 merupakan bilangan konstan yang menunjukkan bahwa
pelaksanaan PBK (Y) tidak ditentukan oleh variabel transparency (X1), accountability (X2), responsibility (X3), fairness (X4) dan responsivitas (X5).
72
b. b1
=
0,282 menunjukkan bahwa apabila variabel transparency (X1)
dinaikkan sebesar 1 satuan maka pelaksanaan PBK (Y) akan meningkat sebesar 0,282 atau sebesar 28,2%. c. b2 = 0,396 menunjukkan bahwa apabila variabel accountability (X2) meningkat sebesar 1 satuan maka pelaksanaan PBK (Y) akan meningkat sebesar 0,396 atau sebesar 39,6%. d. b3 =
0,418 menunjukkan bahwa apabila variabel responsibility (X3)
meningkat sebesar 1 satuan maka pelaksanaan PBK (Y) akan meningkat sebesar 0,418 atau sebesar 41,8%. e. b4 = 0,314 menunjukkan bahwa apabila variabel fairness (X4) meningkat sebesar 1 satuan maka pelaksanaan PBK (Y) akan meningkat sebesar 0,314 atau sebesar 31,4%. f. b5 =
0,239 menunjukkan bahwa apabila variabel responsivitas (X5)
meningkat sebesar 1 satuan maka pelaksanaan PBK (Y) akan meningkat sebesar 0,239 atau sebesar 23,9%. Penyajian atas hasil analisis tersebut dimaksudkan untuk mengemukakan persamaan regresi berganda yang diperoleh. Hasil analisis regresi penelitian tersebut dapat dilihat pada table 5.5 sebagai berikut
dari data
73
Tabel 5.5 Koefisien Regresi dan Tingkat Signifikansi Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
-3.242
.930
Transparancy
.282
.115
Accountability
.396
.170
Responsibility
.418
Fairness Responsivitas
a
Standardized Coefficients Beta
95% Confidence Interval for B t
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
-3.484
.002
-5.151
-1.333
.287
2.461
.021
.047
.518
.261
2.335
.027
.048
.744
.131
.322
3.191
.004
.149
.687
.314
.128
.281
2.457
.021
.052
.575
.239
.110
.230
2.174
.039
.013
.464
a. Dependent Variable: Pelaksanaan PBK
Dari table 5.5 terlihat bahwa secara parsial, semua variable analisis memiliki nilai yang positif dan memiliki nilai probabilita (level signifikansi) yang berbeda. Variable responsibility (X3) adalah variable yang paling dominan berpengaruh terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tipe Madya Makassar karena memiliki nilai dan tingkat signifikansi yang paling kecil yaitu α = 0,04 dan nilai uji-t yang paling besar yaitu 3,191. Melalui statistik uji-t atas variabel independen yaitu prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang terdiri dari transparency (X1), accountability (X2), responsibility (X3), fairness (X4) dan responsivitas (X5) dapat diketahui secara parsial pengaruhnya terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tipe Madya Makassar. Variabel transparancy/keterbukaan (X1) dengan nilai t-hitung sebesar 2,461 dengan tingkat signifikan 0,021 (sig<0,05) berarti terdapat hubungan yang
74
positif dan signifikan antara variabel pelaksanaan pemungutan bea keluar dengan transparancy (keterbukaan). Ini berarti indikator
transparancy (keterbukaan)
memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Makassar sebesar 2,461, artinya jika variabel pelaksanaan pemungutan bea keluar meningkat 1 satuan akan menyebabkan peningkatan transparancy (keterbukaan) sebesar 2,461. Ini membuktikan bahwa organisasi dalam menerapkan prinsip keterbukaan informasi kepada pemakai kepada stakeholder. Transparansi informasi tersebut meliputi pengujian laporan keuangan kepada publik, keterbukaan informasi tentang program kerja, transparansi dalam perencanaan, pengelolaan, pengalokasian dan pendistribusian serta keterbukaan dalam penganggaran. Keterbukaan informasi ini penting agar organisasi dapat diawasi dan otorisasi terkait sehingga memperkecil terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan atas pelaksanaan pemungutan bea keluar. Variabel accountability/akuntabilitas (X2) dengan nilai t-hitung sebesar 2,335 dengan tingkat signifikan 0,027 (sig<0,05) berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pelaksanaan pemungutan bea keluar dengan accountability (akuntabilitas). Ini berarti indikator accountability (akuntabilitas) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Makassar sebesar 2,335 artinya jika variabel pelaksanaan pemungutan bea keluar meningkat 1 satuan akan menyebabkan peningkatan accountability (akuntabilitas) sebesar 2,335. Ini membuktikan bahwa organisasi
75
dalam pelaksanaan pemungutan bea keluar harus didasarkan pada pembagian kekuasaan di antara manajer perusahaan, yang bertanggung jawab pada pengoperasian setiap harinya, dan pemegang sahamnya yang diwakili oleh dewan direksi. Dewan direksi diharapkan untuk menetapkan kesalahan (oversight) dan pengawasan. Variabel responsibility/tanggungjawab (X3) dengan nilai t-hitung sebesar 3,191 dengan tingkat signifikan 0,004 (sig<0,05) berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pelaksanaan pemungutan bea keluar dengan responsibility
(tanggungjawab).
Ini
berarti
indikator
responsibility
(tanggungjawab) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Makassar sebesar 3,191 artinya jika variabel pelaksanaan pemungutan bea keluar meningkat 1 satuan akan menyebabkan peningkatan responsibility (tanggungjawab) sebesar 3,191. Ini membuktikan bahwa organisasi dalam pelaksanaan pemungutan bea keluar harus mengacu pada kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Variabel fairness/kewajaran/keadilan (X4) dengan nilai t-hitung sebesar 2,457 dengan tingkat signifikan 0,021 (sig<0,05) berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pelaksanaan pemungutan bea keluar dengan fairness (kewajaran). Ini berarti indikator fairness (kewajaran) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe
76
Madya Makassar sebesar 2,457 artinya jika variabel pelaksanaan pemungutan bea keluar meningkat 1 satuan akan menyebabkan peningkatan fairness (kewajaran) sebesar 2,457. Ini membuktikan bahwa organisasi berusaha semaksimal mungkin untuk bersikap adil yaitu adil dalam mendistribusikan pemungutan bea keluar kepada pihak-pihak yang berhak mendapatkannya (stakeholders), dimana prinsip kewajaran/keadilan ini juga menekankan organisasi untuk turut menciptakan terjadinya harmonisasi sosial. Variabel responsivitas/daya tanggap (X5) dengan nilai t-hitung sebesar 2,174 dengan tingkat signifikan 0,039 (sig<0,05) berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pelaksanaan pemungutan bea keluar dengan responsivitas (daya tanggap). Ini berarti indikator responsivitas (daya tanggap) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Makassar sebesar 2,174 artinya jika variabel pelaksanaan pemungutan bea keluar meningkat 1 satuan akan menyebabkan peningkatan responsivitas (daya tanggap) sebesar 2,174. Ini membuktikan bahwa organisasi harus cepat tanggap dalam melayani stakeholders karena akan mendorong organisasi untuk bersikap proaktif, antisipatif, inovatif, kreatif dan kompetitif tidak sekedar pasif dan reaktif saja terhadap fenomena sosial yang terjadi dalam pelaksanaan pemungutan bea keluar. Pengujian secara simultan (Uji F) dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang terdiri dari transparency (X1), accountability (X2), responsibility (X3), fairness (X4) dan
77
responsivitas (X5) secara simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tipe Madya Makassar. Hasil pengujian secara simultan dapat diketahui melalui pengujian analisis anova pada table 5.6. sebagai berikut : Tabel 5.6 Hasil Analisis Anova b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
2.803
5
.561
.906
27
.034
3.709
32
F
Sig.
16.695
.000
a. Predictors: (Constant), Responsivitas, Accountability, Responsibility, Fairness, Transparancy b. Dependent Variable: Pelaksanaan PBK
Pada tabel 5.6 terlihat bahwa nilai F ratio adalah 16,695 dengan nilai signifikan = 0,000<0,05 (α=5%) ini berarti bahwa penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance
yang
terdiri
dari
transparancy,
accountability,
responsibility, fairness dan responsivitas secara bersama-sama berpengaruh positif (nyata) dan signifikan terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tipe Madya Makassar. Analisis regresi yang diperoleh dapat juga dipakai untuk melakukan pendugaan statistic. Pengaruh simultan variable X terhadap variable Y dapat diketahui dari koefisien determinasi (R2) pada table 5.7 berikut ini:
a
78
Tabel 5.7 Hasil Analisis Determinasi Model Summary
Model
R
1
.869
R Square a
.756
Adjusted R Square .710
Std. Error of the Estimate .18323
Change Statistics R Square Change .756
F Change
df1
16.695
Sig. F Change
df2 5
27
a. Predictors: (Constant), Responsivitas, Accountability, Responsibility, Fairness, Transparancy
Dari table 5.7 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan adanya hubungan antara variable X (transparancy, accountability, responsibility, fairness dan responsivitas) dengan variable Y (pelaksanaan pemungutan bea keluar). Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,869 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan searah antara variable X dengan variabel Y. Nilai R2 = 0,756. Ini berarti, pengaruh variable X (transparancy, accountability, responsibility, fairness dan responsivitas) secara simultan berpengaruh terhadap variable Y (pelaksanaan pemungutan bea keluar) sebesar 75,6% dan pengaruh variable lainnya sebesar 24,4%. Pengaruh ini tergolong baik karena nilai yang diperoleh lebih dari 50%. Hasil penelitian yang diperoleh dengan tingkat signifikan yang sangat baik, karena (Pvalue) = 0,000 (sangat jauh dibawah nilai kritis pengujian α = 0,05). Dari perhitungan tersebut juga terlihat bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap pelaksanaan pemungutan bea keluar pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tipe Madya Makassar adalah variabel responsibility (X3), karena nlai uji t-nya lebih besar dibanding dengan variabel lainnya yaitu sebesar 3,191 dengan tingkat signifikan 0,004 (sig<0,05).
.000