perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta sebanyak 119 orang yang semua berjenis kelamin perempuan dan jumlah yang dijadikan sampel sebanyak 104 orang yang sudah di inklusi terlebih dahulu (PT. Djitoe, 2015). Sikap serta posisi kerja yang kurang benar pada saat kerja yang berlangsung pukul 07.00 sampai 17.00 dan didukung dengan masa kerja yang cukup lama pada pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta, umumnya pekerja mengeluh nyeri punggung bawah. Sebaiknya para pekerja pelintingan rokok di berikan jeda waktu istirahat 2 jam pada pukul 12.00- 14.00 atau setiap kerja 2 jam istirahat 30 menit. Berdasarkan gambaran tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui adakah hubungan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta.
B. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi: 1. Jenis Kelamin Dalam penelitian ini semuanya berjenis kelamin perempuan, hal ini sesuai dengan pendapat Fatoni (2009), bahwa pada kenyataannya jenis
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya punggung,
karena
pada
misalnya pada saat
wanita
keluhan ini
lebih
keluhan
nyeri
sering terjadi
mengalami siklus menstruasi, selain itu proses
menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri punggung. 2. Umur Pada karekteristik umum berdasarkan umur, rata-rata umur sampel adalah 43,58 tahun. Umur terendah pekerja pelintingan rokok 16 tahun dan umur tertinggi 53 tahun. Dalam penelitian ini peneliti membatasi umur1554 tahun sebagai inklusi. Pembatasan ini dimaksudkan karena kebanyakan kinerja fisik mencapai puncaknya mulai usia 15 tahun, kemudian akan menurun dengan bertambahnya usia. Dengan bertambahnya umur maka kemampuan fisik atau mental akan menurun secara perlahan-lahan. Pada usia lanjut jaringan otot akan mengerut dan digantikan oleh jaringan ikat. Pengerutan otot menyebabkan daya elastisitas otot berkurang (Depkes, 2003). 3. Indeks masa tubuh Dalam penelitian ini rata-rata indeks massa tubuh sampel adalah 22.16 kg/m2. Indeks massa tubuh terendah sampel adalah 18.93 kg/m2 dan indeks massa tubuh tertinggi responden adalah 24.40 kg/m2. Peneliti membatasi indeks massa tubuh 18.5
25 kg/m2 sebagai kriteria inklusi
dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat I Dewa Nyoman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Sapariasa (2002), bahwa indeks massa tubuh 18.5
25 kg/m2 masuk dalam
obesitas terjadi karena kurangnya olahraga dan kalori dalam tubuh tidak seimbang, hal ini dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diabetes, darah tinggi, jantung koroner, stroke sehingga produktivitas para pekerja menurun. Tingkat pendidikan para pekerja yang rendah cenderung mengabaikan pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh. Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri punggung lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri punggang bawah. Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh (Mubarak, 2008). 4. Masa Kerja Sampel yang memiliki masa kerja dibawah 6 tahun sejumlah 40 orang (38.4%) sedangkan sampel yang memiliki masa kerja antara 6-10 tahun sejumlah 32 orang (30.8%) dan masa kerja diatas 10 tahun sejumlah 32 orang (30,8%). Rata-rata masa kerja sampel adalah 11.26 tahun. Masa kerja terendah responden adalah 1 tahun sedangkan masa kerja tertinggi responden adalah 35 tahun. Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Apabila aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan gangguan pada tubuh. Tekanan fisik pada suatu kurun waktu tertentu mengakibatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
berkurangnya kinerja otot, dengan gejala makin rendahnya gerakan. Tekanan-tekanan akan terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang, sehingga mengakibatkan memburuknya kesehatan yang disebut juga kelelahan klinis atau kronis kronis (Koesyanto, 2013). Serta pendapat dari Wulan Sumekar (2010), bahwa nyeri punggung tersebut dapat terjadi pada berbagai situasi kerja, tetapi resikonya lebih besar apabila duduk lama dalam posisi statis, karena akan menyebabkan kontraksi otot yang terus menerus serta pembuluh darah terjepit. 5. Lingkar Perut Pada karekteristik berdasarkan lingkar perut rata-rata lingkar perut sampel adalah 74.85 cm. Lingkar perut terendah pekerja pelintingan rokok 57cm dan lingkar perut tertinggi 79 cm. Dalam penelitian ini peneliti membatasi lingkar perut
sebagai inklusi. Pembatasan ini sesuai
pendapat dari (Hartono, 2006), bahwa pasien dengan obesitas abdominal yang merupakan faktor resiko untuk berbagai penyakit metabolik, vaskuler, dan degeneratif memiliki lingkaran perut yang lebih besar dari normal. Untuk diagnosis obesitas abdominal, lingkaran perut bagi wanita Asia
6. Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada penelitian ini jumlah pekerja pelintingan rokok yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah berjumlah 70 orang (67.3%) dan pekerja yang tidak mengalami keluhan nyeri punggung bawah berjumlah 34 orang (32.7%). Dari data tersebut terlihat bahwa mayoritas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
responden mengalami keluhan nyeri punggung bawah karena sikap dan posisi kerja, serta beban kerja yang mempengaruhinya.
C. Analisis Bivariat Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggang bawah maka diperlukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square. Dengan pertimbangan bahwa uji statistik ini merupakan indeks atau angka yang digunakan untuk mengukur ada tidaknya hubungan antara dua variabel. Dari hasil uji yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggang bawah pada pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta karna nilai p < 0.05 yaitu 0.008 yang memiliki odd ratio 2.05 yang berarti pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta mempunyai resiko 2.05 kali lebih besar mengalami keluhan nyeri punggung bawah. Hasil ini sesuai dengan penelitan Fatoni (2009) yang menyebutkan p < 0.05 yaitu 0.02 adanya hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah serta penelitian Umami R.A (2014) menyebutkan juga 0.00 < 0.05 berati p < 0.05 menunjukan adanya hubungan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batik tulis.
commit to user