107
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1
Kesimpulan. Berdasarkan kajian dan hasil analisa data pada penelitian yang berjudul
“Pengaruh
Motivasi Berprestasi Dan Prestasi Belajar
Terhadap Kesiapan
Berwirausaha (Survei terhadap proses pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK PGRI 1 Cimahi)”, ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan, diantaranya : 5.1.1 Terdapat
hubungan
positif
yang
signifikan
antara
motivasi
berprestasi dengan kesiapan berwirausaha. Persamaan regresi linear berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama yaitu Ŷ= 28,313 + 0,466 X1, hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu unit nilai motivasi berprestasi (X1) akan diikuti oleh peningkatan 0,466 unit nilai kesiapan berwirausaha. Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.508 sehingga koefisien determinasinya adalah 0.2582. Hal ini berarti bahwa 25,82 % variasi nilai kesiapan berwirausaha ditentukan oleh faktor motivasi berprestasi. 5.1.2 Terdapat hubungan positif yang signifikan antara prestasi dengan kesiapan berwirausaha. Persamaan regresi linear berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua yaitu Ŷ = 22,519 + 0,604 X2, hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu unit nilai prestasi belajar (X2) akan diikuti oleh peningkatan 0,604 unit nilai kesiapan berwirausaha. Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama diperoleh
108
koefisien korelasi sebesar 0,532 sehingga koefisien determinasinya adalah 0.2826. Hal ini berarti bahwa 28,26 % variasi nilai kesiapan berwirausaha ditentukan oleh faktor prestasi belajar . 5.1.3 antara
Terdapat hubungan positif yang signifikan secara bersama-sama motivasi
berprestasi
dan
prestasi
belajar dengan
kesiapan
berwirausaha. Persamaan regresi linear ganda berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis ketiga yaitu Ŷ = 28,415 + 0,032 X1 + 0,442 X2, hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu unit nilai motivasi berprestasi akan diikuti oleh penambahan 0,032 unit nilai kesiapan berwirausaha dan setiap penambahan satu unit nilai prestasi belajar
akan diikuti oleh peningkatan 0,442 unit nilai kesiapan
berwirausaha. Disamping itu berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis ketiga diperoleh
koefisien
korelasi
ganda
sebesar
0,619
sehingga
determinasinya adalah 0,3832. Hal ini berarti bahwa 38,32
koefisien
% variasi nilai
kesiapan berwirausaha ditentukan secara bersama-sama oleh faktor motivasi berprestasi dan prestasi belajar. 5.2
Implikasi.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi, prestasi belajar maupun secara bersama-sama antara motivasi berprestasi, prestasi belajar terhadap kesiapan berwirausaha. Hal ini menegaskan Penerapan kesempatan bekerja merupakan kebutuhan yang tetap mendesak. Oleh karenanya, diperlukan berbagai kebijaksanaan yang menyeluruh, seperti pendidikan keterampilan, pendidikan kegiatan kerja, pembangunan industri,
109 pembangunan prasarana, pemilihan teknologi, dan lain sebagainya. Di samping itu, usaha-usaha untuk memperluas kesempatan bekerja, perlu dituangkan dalam program-program kerja yang nyata sehingga mampu menghasilkan prestasi yang bermanfaat dan efisien. Program kewirausahaan dapat dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar dan pengembangan diri. Program kewirausahaan melalui kegiatan belajar mengajar berorientasi pada proses produksi, sedangkan proses manajemen usahanya dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan. Dalam kegiatan belajar mengajar ini yang dapat dilakukan adalah : 1) memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan dan disesuaikan dengan kompetensi yang ada dalam mata pelajaran, 2) melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam bentuk praktikum atau produksi di sebuah laboratorium kewirausahaan, 3) mengupayakan agar produk yang dihasilkan oleh siswa memiliki kelayakan untuk dipasarkan dan 4) membantu siswa dalam mengembangkan kemampuannya dalam berproduksi, baik dalam hal kreativitas maupun inovasi produk. Sedangkan pada pengembangan diri siswa akan mendapatkan kewirausahaan.
pilihan Dalam
alternatif
dalam
ekstra
kurikuler
kegiatan
ekstra
kewirausahaan
kurikuler ini
siswa
yaitu akan
mendapatkan beberapa materi diantaranya : 1) Manajemen Usaha, 2) Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan/ Pengevaluasian Usaha, dan 3) Pembinaan Kemampuan dan Pelatihan Wirausaha. 5.3
Saran
110 Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti diuraikan di atas, di bawah ini diajukan beberapa saran sebagai berikut : 5.3.1 Kesiapan
berwirausaha
masih
rendah
mengisyaratkan
perlunya
diupayakan peranan sekolah untuk memotivasi siswa agar setelah lulus mampu menjadi seorang wirausaha muda yang berkualitas. Oleh karena itu sekolah berperan menyediakan wadah yang memberikan kesempatan untuk memulai usaha sejak bersekolah hingga lulus, baik melalui pemberian wawasan serta gambaran secara jelas tentang manfaat berwirausaha. 5.3.2 Peningkatan kesiapan berwirausaha dapat dilakukan dengan peningkatan motivasi berprestasi, melalui peningkatan kemampuan dan usaha, sehingga seorang siswa harus memiliki kapasitas yang memadai sehingga mampu menimbulkan rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri siswa untuk belajar dan berupaya mencapai prestai belajar yang baik. Oleh karena itu diperlukan perubahan pola pikir dari masing-masing siswa untuk memotivasi dirinya merubah orientasi pemikiran dari yang semula hanya menjadi pekerja ke arah wirausaha. 5.3.3 Peningkatan kesiapan berwirausaha dapat pula dilakukan melalui peningkatan prestasi belajar para siswa melalui tindakan kreatif. Karena inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup karena jiwa wirausaha bukanlah merupakan faktor keturunan, namun dapat
111 dipelajari secara ilmiah dan ditumbuhkan bagi siapapun juga. Dan yang penting adalah semangat untuk terus mencoba dan belajar dari pengalaman. Dengan terujinya hubungan signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat,
maka
kesiapan
berwirausaha
dapat
ditingkatkan
dengan
jalan
meningkatkan motivasi berprestasi dan prestasi belajar. Peningkatan motivasi berprestasi dapat dilakukan melalui : (1).
Paksaan atau perintah. Pada awalnya, subyek akan melakukan tugas lebih didasarkan pada rasa takut apabila menolak tugas tetapi lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan.
(2).
Dengan persuasi melalui cerita yang menarik, sehingga subyek terpikat dan atas kemauan sendiri dapat meniru gambaran tentang keberhasilan orang lain.
(3).
Dengan stimulasi melalui gambaran dan petunjuk, sehingga siswa tertarik dan timbul inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Peningkatan prestasi belajar dapat dilakukan melalui :
(1).
Peningkatan minat dan motivasi dalam diri siswa. Minat siswa terhadap suatu pelajaran bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan prestasi belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian penuh ke siswa.
(2).
Membentuk kebiasaan belajar yang baik dan membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
112 (3).
Strategi belajar mengajar heuristik merupakan strategi belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan mental dan sosial siswa. Dengan strategi heuristik siswa sebagai pencari pesan dan pengolah pesan ( materi pelajaran ). Guru berperan sebagai pembimbing kegiatan belajar siswa. Jadi aktifitas pembelajaran lebih ditekankan pada siswa daripada guru..
(4).
Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah. Sarana dan prasarana mempunyai arti penting dalam pendidikan dan sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah harus mempunyai ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, halaman sekolah dan ruang kepala sekolah. Sedangkan di rumah diperlukan tempat belajar dan bermain, agar siswa dapat berkreasi sesuai apa yang diinginkan. Semuanya bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik. Peningkatan kesiapan berwirausaha dapat dilakukan melalui :
(1).
Metode pembelajaran hendaknya disajikan dalam bentuk yang dapat dipahami dan dihayati siswa. Merubah konsep pembelajaran dari konsep materi ke dalam bentuk penerapan dalam kehidupan nyata yakni mengajak siswa mempraktekkan nilai-nilai kewirausahaan.
(2).
Penanaman sikap melalui pembiasaan dan keberanian melakukan sesuatu.
(3).
Pemberian wawasan melalui pengalaman keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami dalam berwirausaha.