BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1.
Kesimpulan Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil
penelitian Remus Ilies, et al (2009), yang menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi hubungan antara personality terhadap perilaku kerwargaan organisasi. Melalui beberapa penyesuain terkait dengan tujuan penelitian, subjek penelitian, dan berbagai referensi yang digunakan maka penelitian ini secara khusus membuktikan pengaruh antara dimensi kepribadian yang diwakili oleh agreeableness dan conscientiousness terhadap perilaku kewargaan organisasi dengan menempatkan
kepuasan kerja sebagai variabel mediasi. Adapun
kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah: 1.
Hipotesis 1 didukung oleh hasil penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa dimensi kepribadian agreeableness berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku PKO karyawan Wisma MM UGM.
2.
Hipotesis 2 didukung oleh hasil penelitian sehingga dapat disimpulkan
bahwa
dimensi
kepribadian
conscientiousness
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku PKO karyawan Wisma MM UGM.
89
3.
Hipotesis 3 didukung oleh hasil penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja memediasi pengaruh agreeablenes terhadap PKO karyawan Wisma MM UGM sehingga hubungan agreeableness terhadap PKO dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan kerja sebagai mediatornya.
4.
Hipotesis 4 tidak didukung oleh hasil penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja tidak memediasi pengaruh conscientiousness terhadap PKO karyawan Wisma MM UGM. Hubungan conscientiousness hanya terjadi secara langsung tanpa melalui kepuasan kerja sebagai mediator.
5.2.
Implikasi Manajerial Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa kepribadian dapat
berpengaruh positif terhadap perilaku kewargaan organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan kerja yang artinya bahwa semakin baik karakteristik kepribadian seorang karyawan maka semakin tinggi pula perilaku kewargaan organisasi dan sebaliknya. Dalam hubunganya dengan PKO, selain kepribadian juga harus memperhatikan aspek kepuasan kerja, kepribadian khusunya agreeableness bepengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan kepusn kerja berpengaruh positif terhadap PKO. Sebaik-baiknya kepribadian seseorang jika tidak mencapai kepuasan kerja maka cenderung tidak akan mengerjakan PKO dan seburuk-buruknnya kepribadian seseorang jika mencapai kepuasan kerja
90
maka akan semakin cinta dan royal dengan pekerjaannya yang selanjutnya muncul perilaku kewargaan organisasional. Temuan penelitian ini memberikan implikasi terhadap pengembangan strategi pengembangan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan untuk lebih memperhatikan dimensi-dimensi kepribadian individu dan ketercapaian kepuasan kerja para karyawan. Dengan adanya penelitian ini, harapannya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan para pengambil kebijakan perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan melalui perilaku kewargaan organisasi. Secara teoritis, hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa dimensi kepribadian agreeableness dapat mempengaruhi PKO baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan tidak langsung bisa terjadi melalui mediasi kepuasan kerja dimana seseorang akan melakukan PKO jika terlebih dahulu ia merasa puas terhadap pekerjaannya karena seseorang yang tidak puas cenderung malas untuk melakukan PKO. Sedangkaan dimensi kepribadian conscientiousness lebih dominan dalam mempengaru PKO secara langsung tanpa melalui mediator.
5.3.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:
1. Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait dengan penggunaan alat ukur dan pengambilan data dimana saat dilakukan penelitian, peneliti hanya mengumpulkan data melalui angket. Peneliti tidak mengamati secara langsung atau wawancara secara langsung kepada subjek penelitian sehingga data yang
91
diperoleh hanya sebatas persepsi dan pengakuan
para responden tanpa
dibuktikan langsung sesuai dengan perilaku dan kinerja karyawan secara riil. 2. Subjek penelitian yang digunakan hanya terbatas pada 80 responden dan hanya terbatas pada dua variabel dimensi personality saja. 3. Kepuasan kerja masing-masing orang pada kenyataannya dapat dipengaruhi oleh level jabatan dan jenis pekerjaannya, namun demikian dalam penelitian ini, kepuasan kerja tidak mempertimbangkan hal itu. lingkungn, posisi jabatan, dan jenis pekerjaan oleh karyawan dalam wisma MM UGM dianggap akan memberikan tingkat kepuasan yang sama.
5.4.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas,
maka peneliti perlu memberikan saran-saran, antara lain: 1. Kepuasan kerja terbukti dapat memdiasi hubungan antara personality terhadap PKO, sehingga bagi tim managerial Wisma MM UGM disarankan untuk lebih memperhatikan aspek kepuasan kerja karyawan. Dengan memberikan semangat, dorongan, dan motivasi yang lebih, akan menambah kepuasan kerja yang terus tercapai, sehingga karyawan menjadi lebih berkomitmen dengan rasa tanggung jawab secara sukarela terhadap pekerjaannya yang timbul dari dalam diri masing-masing karyawan. 2. Untuk memperdalam kajian tentang PKO maka untuk penelitian selanjutnya disarankan pula untuk mengkaji masing-masing dimensi PKO
92
secara parsial melalui pembedaan PKO kedalam dua hal yaitu PKO-O dan PKO-I seperti pada penelitian Ilies, Spitzmuller, Fulmer, Johnson (2009). 3. Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan lebih representative, pada penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian pada subjek yang lebih luas pada perusahaan skala besar dan tidak hanya melibatkan dua dimensi personality saja, namun akan lebih baik jika melibatkan lima trait kepibadian (big five personality) yang mana selain agreeableness
dan
conscientiousness
juga
melibatkan
dimensi
extraversion, neuroticism, openness to experience.
93