BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi KMS Klub Sepakbola Pada bab ini akan dibahas mengenai konfigurasi minimal implementasi KMS Klub Sepakbola berdasarkan Knowledge Management System Framework Fokus pada Manusia pada Organisasi Pembelajar.
Penerapan KMS pada suatu organisasi atau perusahaan sebaiknya dilakukan bertahap dengan mengambil salah satu bidang/divisi dari perusahaan sebagai uji coba penerapan. Hasil uji coba penerapan pada suatu bidang/divisi tersebut kemudian dapat menjadi masukan bagi penerapan KMS lanjutan yang bersifat menyeluruh. Begitu pula dengan penerapan KMS Klub Sepakbola. Penerapan KMS dapat dilakukan bertahap dimulai dengan salah satu bidang/divisi untuk kemudian dilakukan implementasi secara keseluruhan. Sebagai permulaan, KMS dapat diimplementasikan pada bidang kompetisi untuk pengelolaan pengetahuan non-persepakbolaan, atau di antara pemain, pelatih dan official tim untuk implementasi pengetahuan persepakbolaan.
Implementasi KMS akan dibahas berdasarkan komponen-komponen Knowledge Management System Framework Fokus pada Manusia pada Organisasi Pembelajar, baik konfigurasi minimal maupun mendekati ideal, satu per satu untuk tiap-tiap komponen. Model konfigurasi minimal dan ideal implementasi KMS Klub Sepakbola dapat dilihat pada gambar V-1.
V-1
V-2
Gambar V-1 Model Konfigurasi Implementasi KMS Klub Sepakbola
5.1.1
Implementasi Komponen Manusia
Implementasi pada komponen manusia terkait erat dengan keberadaan tim KM. Implementasi KMS tidak dapat dilakukan tanpa adanya tim KM sebagai mesin penggerak. Minimal dibutuhkan seorang CKO dan seorang KO untuk memastikan berjalannya proses pengelolaan pengetahuan di klub sepakbola, walaupun pengelolaan pengetahuan hanya dilakukan pada satu bidang saja.
Seorang CKO bertugas untuk menentukan arah pengelolaan pengetahuan dalam sebuah klub sesuai dengan tujuan dan visi misi klub dan melakukan evaluasi terhadap implementasi yang telah berjalan. CKO butuh didampingi minimal oleh seorang KO, baik sebagai rekan untuk bertukar ide mengenai penerapan KMS, maupun sebagai utusan yang melakukan implementasi langsung pengelolaan pengetahuan pada suatu bidang. Tim kecil KM yang terdiri dari seorang CKO dan seorang KO ini adalah konfigurasi minimal yang dibutuhkan pada komponen
V-3
manusia. Tim ini yang kemudian akan mengawasi berlangsungnya pengelolaan pengetahuan di salah satu bidang dan memastikan partisipan-partisipan pada bidang tersebut ikut ambil bagian dalam komponen manusia, sebagai awal mula penerapan KMS Klub Sepakbola.
Idealnya, untuk penerapan pada satu bidang/divisi, tim KM sebaiknya terdiri dari seorang CKO dan lebih dari seorang KO. Seorang KO utama bertanggung jawab penuh atas implementasi KMS divisi tersebut, sedangkan KO lainnya menjadi evaluator penerapan KMS yang kemudian berfungsi sebagai saluran untuk menyampaikan hasil evaluasi kepada CKO, sehingga KO utama tidak terpecah fokusnya dalam mengawasi implementasi KMS di bidang/divisi yang dinaunginya. 5.1.2
Implementasi Komponen Teknologi
Konfigurasi minimal untuk komponen teknologi diawali dengan konfigurasi minimal arsitektur KMS yang telah dibahas pada sub bab 4.2.1. Setelah konfigurasi minimal arsitektur, berikutnya yang perlu diperhatikan adalah konfigurasi minimal kebutuhan umum aplikasi KMS Klub Sepakbola yang telah dibahas pada sub bab 3.4.2 dan spesifikasi kebutuhan minimal aplikasi KMS Klub Sepakbola sebagai turunan dari kebutuhan umum aplikasi, yang telah dibahas pada sub bab 4.1.2.
Untuk konfigurasi mendekati ideal implementasi komponen teknologi, arsitektur KMS sebaiknya menekankan pada perancangan collaorative filtering and intelligence layer sebagai peningkatan penggunaan teknologi manjadi berorientasi agent/computing. Perancangan dan implementasi terhadap layer ini akan memberikan fasilitas dan kemudahan untuk pengelolaan pengetahuan dalam tingkat yang lebih tinggi, khususnya terkait pemetaan pengetahuan dan pencarian pengetahuan menggunakan artificial intelligence.
V-4
Untuk fitur aplikasi, idealnya disediakan fasilitas pencarian pengetahuan dengan menggunakan Information Retrieval System (IRS) atau Knoweldge Retrieval System (KRS) yang dapat memudahkan pencarian pengetahuan dan memberikan hasil pencarian yang lebih baik. Selain itu aplikasi sebaiknya juga memungkinkan terjadinya audio-video streaming secara real-time, tanpa harus mendownload multimedia file terlebih dahulu. 5.1.3
Implementasi Komponen Proses Pengetahuan
Untuk implementasi komponen proses pengetahuan tidak terdefinisi konfigurasi minimal karena seluruh proses pengetahuan pada model pengetahuan SECI dan aliran pengetahuan GKM harus terlibat di dalamnya. Untuk bidang/divisi terkait dengan pengetahuan persepakbolaan implementasi komponen proses pengetahuan sebaiknya ditekankan kepada proses konversi pengetahuan tacit menjadi explicit melalui teknologi aplikasi KMS. Sedangkan untuk bidang/divisi terkait dengan pengetahuan non-persepakbolaan, implementasi komponen proses pengetahuan sebaiknya fokus pada proses knowledge sharing dalam bentuk tatap muka langsung di antara sesama partisipan. Hal tersebut dikarenakan untuk membangun budaya pengelolaan pengetahuan dan menciptakan suasana kondusif dalam lingkungan pembelajaran. 5.1.4
Implementasi Komponen Artefak
Komponen artefak sebagai hasil dari proses pengetahuan minimal berupa dokumen/laporan fisik (hardcopy) maupun dokumen/laporan digital (softcopy). Untuk pengetahuan non-persepakbolaan minimal tersedia artefak pengetahuan bersifat fisik, yang di dalamnya berasal dari laporan-laporan tertulis yang selama ini tersedia dalam bentuk hardcopy. Idealnya laporan fisik tersebut juga dapat tersedia dalam bentuk digital. Sedangkan untuk pengetahuan persepakbolaan dititikberatkan kepada tersedianya artefak pengetahuan dalam bentuk digital, sebagai hasil konversi pengetahuan tacit menjadi explicit melalui teknologi aplikasi KMS.
V-5
5.1.5
Implementasi Komponen Lingkungan Pembelajaran
Untuk implementasi komponen lingkungan pembelajaran, minimal tim KM harus melakukan sosialisasi arah implementasi KMS yang telah ditentukan dan didefinisikan sebelumnya kepada seluruh partisipan KMS, termasuk di dalamnya budaya KM yang ingin dicapai dalam klub sepakbola. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas dan kondisi lingkungan pembelajaran agar tetap kondusif untuk berlangsungnya proses pengelolaan pengetahuan..
5.2 Implementasi Aplikasi KMS Klub Sepakbola Bab ini membahas proses implementasi aplikasi FCKMS KMS Klub Sepakbola beserta pengujian yang dilakukan terhadapnya, yang masih merupakan bagian dari tahap Membangun KMS, tahap ke-7 dari 10 Tahap KM Roadmap. 5.2.1
Lingkungan Implementasi
Lingkungan implementasi yang digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah : 1. Sistem Operasi : Microsoft XP Professional SP2 2. DBMS : MySQL 5.1 3. Kakas Pengembangan a. Macromedia Dreamweaver 8 b. Microsoft Visio 2007 c. Microsoft Word 2003 d. Notepad++ 4. Bahasa Pemrograman a. PHP b. Javascript c. CSS 5. Web Server : Apache Web Server 6. Web Browser : Mozilla Firefox 3.5
V-6
7. Perangkat keras a. Processor Intel(R) Pentium(R) D CPU 2.66GHz b. Memory 512 MB c. Hardisk 80GB d. Monitor 15,4” 5.2.2
Batasan Implementasi
Implementasi aplikasi FCKMS memiliki beberapa batasan seperti berikut: 1. Aplikasi ini tidak melakukan validasi format atau tipe data yang dimasukkan pengguna. Pengguna dianggap sudah mengerti akan format atau tipe data apa saja yang akan dimasukkan. 2. Aplikasi ini dikembangkan pada web browser Mozilla Firefox 3 atau yang lebih tinggi yang mendukung cookie dan Javascript dengan ukuran resolusi minimal 1280x800 pixel. Penjalanan aplikasi di web browser lain dengan ukuran resolusi selain itu masih dapat dilakukan tetapi tidak persis sama, asalkan web browser tersebut mendukung cookie dan Javascript. 5.2.3 Optimasi Kerja Tahapan optimasi kerja disini adalah lanjutan dari rekayasa task/kerja yang sudah dilakukan di tahapan analisis dan tahapan perancangan. Berikut adalah klasifikasi rancangan task yang ada. 1. Generic Task 1.1. 2. Parametric Task 2.1. Mengelola, data pengguna Mengelola, fitur Mengelola, pengetahuan Mengelola, task Mengelola, berita
V-7
Mengelola, forum Mengelola, akun Mengelola, dokumen Mengelola, multimedia file Mengelola, link 3. Specific Task 3.1. Mencari, pengetahuan 3.2. Mengikuti, forum Tahapan selanjutnya dari optimasi kerja adalah pengelolaan kesalahan / Error management. Error management disini terdiri atas Fault, Error, Failure, dan Error Detection. Berikut adalah penjelasan dari keempat Error management itu. 1. Fault 1.1. Sistem tidak membatasi pengguna dalam memasukkan format datanya, sehingga memungkinkan terjadinya error dari pengguna. 2. Error 2.1. Pengguna tidak mengisi semua masukan data yang dianggap perlu oleh sistem. 2.2. Pengguna salah dalam memasukkan username dan password pada saat login. 3. Failure 3.1. Kegagalan saat melakukan koneksi ke Web server ataupun basis datanya. 4. Error detection 4.1. Fungsi untuk mengecek validasi login oleh pengguna. 4.2. Fungsi untuk mengecek masukan data yang dianggap perlu oleh sistem. 5.2.4
Implementasi Data
Basis data yang telah dirancang pada tahapan perancangan diimplementasikan secara physical ke dalam sebuah basis data yang diberi nama kms yang merupakan jenis basis data MySQL versi 5.1 dengan konfigurasi tabel MyISAM.
V-8
Pemetaan nama tabel dan field basis data pada proses perancangan dengan nama tabel dan field hasil implementasi tidak diperlukan, karena pada tahapan perancangan dan implementasi keduanya adalah sama, tidak ada yang berubah. 5.2.5
Implementasi Modul
Pada tahap ini dilakukan pemetaan struktur modul yang telah dijelaskan bada sub bab Perancangan Modul pada tahapan perancangan. Hasil perancangan modul ini diimplementasikan secara fisik dalam bentuk file dengan dengan bahasa PHP. Setiap modul yang ada diimplementasikan dalam satu atau lebih file dengan berekstensi .php. Secara ringkas pembagian implementasi modul pada sejumlah file adalah sebagai berikut: 1. Modul Login : login.html, cek.php 2. Modul Mengelola Data Pengguna : admin_account.php 3. Modul Mengelola Fitur : admin_feature.php 4. Modul Mengelola Task : ko_man_task.php 5. Modul Mengelola Pengetahuan : ko_man_knowledge.php 6. Modul Mengelola Berita : ko_man_news.php 7. Modul Mengelola Akun : pengguna_profil.php 8. Modul Mengelola Dokumen : pengguna_doc.php 9. Modul Mengelola Multimedia File : pengguna_vid.php 10. Modul Mengelola Link : pengguna_link.php 11. Modul Mencari Pengetahuan : search.php
Untuk lebih jelasnya pemetaan modul dan keterangan setiap modul implementasi dapat ditunjukan pada tabel Implementasi Modul pada lampiran E Implementasi dan Pengujian. 5.2.6
Implementasi Antarmuka Aplikasi
Implementasi antarmuka aplikasi FCKMS dilakukan berdasarkan perancangan antarmuka pada tahapan perancangan yang sudah dilakukan sebelumnya.
V-9
Perancangan antarmuka dapat dilihat pada Lampiran C. Sebagai contoh hasil implementasi antarmuka aplikasi dapat dilihat pada gambar. Untuk lebih lengkapnya implementasi antarmuka yang sudah dilakukan dapat dilihat pada Lampiran D mengenai screenshot antarmuka aplikasi.
Gambar V-2 Screenshot Halaman Login
5.3 Pengujian Aplikasi KMS Klub Sepakbola Sub bab pengujian ini terdiri dari rencana pengujian, lingkungan pengujian, pelaksanaan pengujian, dan kesimpulan pengujian. 5.3.1
Rencana Pengujian
Pengujian diterapkan untuk setiap modul yang berupa halaman yang telah didefinisikan pada implementasi modul. Metode pengujian yang dipakai adalah metode blackbox, dimana metode ini memfokuskan pada spesifikasi kebutuhan aplikasi, dengan tidak langsung pada task-task yang telah terdefinisikan pada tahapan analisis. Tahapan pengujian yang ada yaitu: 1. Memeriksa kebenaran dan kekonsistenan link antar halaman.
V-10
2. Memeriksa kesesuaian halaman tampilan dengan kebutuhan dan privilege masing-masing pengguna 3. Memeriksa operasi data pada basis data. 4. Memeriksa proses SECI yang telah terfasilitasi untuk seumlah modul yang terkait langsung dengan pengelolaan pengetahuan. Pengujian dilakukan dengan memberikan masukan pada aplikasi berupa format data yang valid sehingga aplikasi dapat memprosesnya dengan baik dan benar. 5.3.2
Lingkungan Pengujian
Pada tahapan pengujian kali ini dilakukan pada lingkungan yang sama dengan lingkungan yang digunakan pada saat implementasi yang terdiri dari lingkungan perangkat keras dan lunak, yaitu pada Bab Implementasi dan Pengujian, sub bab Lingkungan Implementasi. 5.3.3
Pelaksanaan Pengujian
Pengujian dilaksanakan dengan menggunakan data model (dummy). Pengujian dilakukan untuk semua kasus memungkinkan, baik kasus yang benar maupun yang salah atau yang menimbulkan error. Hal ini ditujukan agar semua kasus ditangani oleh aplikasi ini. Lalu kemudian diberikan status apakah hasil yang diharapkan benar-benar diberikan oleh aplikasi ketika terjadi interaksi dari pengguna. Berikut adalah salah satu contoh pengujian, yaitu untuk Modul Login, dapat dilihat pada Tabel V-1. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E Implementasi dan Pengujian.
V-11
Tabel V-1 Pengujian Modul Login No 1
Deskripsi
Hasil yang Diharapkan
Form login tidak diisi secara
Muncul notifikasi ketidaklengkapan
lengkap
form login
baik
isian
username
Status Uji Berhasil
maupun password 2
Pengguna memasukkan username
Kembali menampilkan halaman login
Berhasil
Pengguna memasukkan username
Menampilkan
Berhasil
dan password yang terdefinisi
pengguna sesuai dengan peran masing-
atau passoword yang salah 3
halaman
utama
masing 4
Pengguna memilih menu logout
Kembali menampilkan halaman login
Berhasil
Seluruh modul yang direncanakan diimplementasikan berhasil terimplementasi dengan baik sesuai dengan rencana pengujian yang telah dideskripsikan dan memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Keberhasilan implementasi modul ini membuktikan bahwa apilkasi yang dibangun telah memenuhi kebutuhan fungsional yang telah dispsesifikasikan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan fungsional secara tidak langsung memperlihatkan terfasilitasinya proses pengelolaan pengetahuan SECI yang sebelumnya telah dipetakan dalam kebutuhan fungsional tersebut. Berikut secara ringkas keterkaitan antara kebutuhan fungsional, keberhasilan implementasi modul serta keberhasilan terfasislitasinya proses SECI dapat dilihat pada tabel V-2 dan tabel V-3. Tabel V-2 Pemetaan Hasil Pengujian ID
Fitur
Layanan
FCKMS-F-01
Search Engine
Search Engine
FCKMS-F -02
Account management User Management
Login User Profile Customization User Classification User Categorization Define Classes Permission
FCKMS-F -03
Modul Terkait yang Berhasil Diimplementsi Mencari Pengetahuan Login Login Login Login Login
ID Proses IV-4-1 IV-4-2 -
V-12
Tabel V-3 Pemetaan Hasil Pengujian (lanjutan) ID FCKMS-F -04
Fitur Knowledge Management
Layanan Document Management Multimedia files Management Link Management
FCKMS-F -05
e-Learning
FCKMS-F -06
Personal Working Panel
Task Management News Management Knowledge Base Best Practice My Document
Alert (new berita, new posting, new document, new task)
Modul Terkait yang Berhasil Diimplementsi Mengelola Dokumen, Mengelola Pengetahuan Mengelola Multimedia File, Mengelola Pengetahuan Mengelola Link, Mengelola Pengetahuan Mengelola Task Mengelola Berita Mengelola Pengetahuan Mengelola Pengetahuan Mengelola Pengetahuan, Mengelola Dokumen, Mengelola Link, Mengelola Multimedia File Mengelola Pengetahuan, Mengelola Berita, Mengelola Task
ID Proses IV-4-1 IV-4-2 IV-4-4
IV-4-2 IV-4-1 IV-4-3 IV-4-4
Khusus untuk fungsionalitas FCKMS-F-02 dan FCKMS-F-03 karena sebelumnya memang tidak terpetakan dalam tabel IV-4, maka keberhasilan implementasi kedua fungsionalitas tersebut tidak mempengaruhi terfasilitasinya seluruh proses pengetahuan. Sedangkan berdasarkan analisis dan perancangan modul yang dilakukan, untuk fungsionalitas FCKMS-F-02 memang tidak terdapat modul terkait yang telah direncanakan untuk diimplementasikan. Oleh karena itu tidak terdapat modul yang berhasil diimplementasi maupun proses pengetahuan terkait yang berhasil diimplementasi. 5.3.4
Kesimpulan Pengujian
Beberapa kesimpulan dari hasil pengujian terhadap aplikasi FCKMS ini adalah: 1. Setiap link berjalan dengan baik dan konsisten. 2. Penanganan hak akses masing-masing pengguna berjalan baik dan benar. 3. Proses operasi basis data seperti penambahan, penghapusan, pengubahan data pada basis data telah berjalan baik dan benar.
V-13
4. Seluruh proses pengetahuan baik Proses model GKM, Proses KM BecceraFernandez, maupun proses model SECI telah terfasilitasi.
5.4 Perbandingan FCKMS dengan KM Tools Lain Dari pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa FCKMS telah berhasil terimplementasi sesuai dengan analisis dan perancangan aplikasi yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap berikutnya adalah melakukan perbandingan antara FCKMS dengan KM Tools lain yang telah ada. Ada 3 buah KM Tools yang digunakan sebagai pembanding, yaitu OpenKM yang merupakan Open Source Document Management System, Wikipedia sebagai contoh aplikasi knowledge sharing berbasis web dan Facebook, situs jejaring sosial yang dapat digunakan sebagai alternatif aplikasi KMS.
Perbandingan dilakukan terhadap beberapa komponen, yaitu proses pengetahuan model SECI yang dapat terfasilitasi oleh KM Tools, jenis pengetahuan yang dikelola, fitur yang tersedia, serta hal-hal terkait penciptaan dan publikasi pengetahuan. Secara ringkas hasil perbandingan FCKMS dan KM Tools lainnya dapat dilihat pada tabel V-4 dan table V-5. Tabel V-4 Perbandingan FCKMS dengan KM Tools lain No
Jenis
Pembanding
FCKMS
OpenKM
Wikipedia
Facebook
Proses
Socialization
v
v
V
v
pengetahuan
Externalization
v
v
V
v
terfasilitasi
Combination
v
v
V
v
Internalization
v
v
V
v
Tipe
Dokumen
v
v
V
-
pengetahuan
Artikel/Note
v
-
V
v
yang dikelola
Multimedia Files
v
v
-
v
Link
v
-
V
v
Pembanding 1
2
Legenda: v → pembanding tersedia/terfasilitasi dalam KM Tools - → pembanding tidak tersedia/terfasilitasi dalam KM Tools
V-14
Tabel V-5 Perbandingan FCKMS dengan KM Tools lain (lanjutan) No
Komponen
Pembanding
FCKMS
OpenKM
Wikipedia
Facebook
v
v
V
v
Forum/discussion board
v
v
-
v
Personal Working Panel
v
v
-
v
Powerful Search Engine
-
v
V
-
Versioning
-
v
-
-
Document templates
-
v
-
-
Workflow
-
v
-
-
Indexing
-
v
V
-
Mail support
-
v
-
v
Pengawasan
Autentikasi pengguna
v
v
V
v
penciptaan
Pendefinisian task
v
-
-
-
dan publikasi
Penyaringan
v
-
-
-
pengetahuan
pengetahuan
Pembanding 3
Fitur
Create-UploadDownload Knowledge
4
Legenda: v → pembanding tersedia/terfasilitasi dalam KM Tools - → pembanding tidak tersedia/terfasilitasi dalam KM Tools
Data dasar perbandingan KM Tools terkait komponen pembanding proses pengetahuan yang terfasilitasi, tipe pengetahuan yang dikelola, dan pengawasan penciptaan dan publikasi pengetahuan, selengkapnya dapat dilihat pada poin about pada lampiran H. Sedangkan data dasar perbandingan untuk komponen fitur dapat dilihat pada poin features, pada lampiran yang sama.
Berikut pembahasan hasil perbandingan untuk tiap-tiap komponen pembanding: 1. Proses pengetahuan yang terfasilitasi Baik FCKMS maupun 3 buah KM Tools lain seluruhnya memfasilitasi berlangsungnya proses pengetahuan model SECI, baik socialization, externalization, combination dan internalization. 2. Tipe pengetahuan yang dikelola FCKMS menjadi satu-satunya KM Tools yang memfasilitasi seluruh tipe pengetahuan baik dokumen, artikel/note, multimedia files, dan link. OpenKM tidak memfasilitasi pengelolaan pengetahuan dalam bentuk link,
V-15
sementara Wikipedia tidak memfasilitasi pengelolaan multimedia files, sedangkan Facebook tidak memfasilitasi pengelolaan pengetahuan dalam bentuk dokumen. 3. Fitur terkait pengelolaan pengetahuan OpenKM menyediakan fitur terlengkap dibandingkan aplikasi lainnya. Fitur-fitur yang disediakan oleh OpenKM sebagai Document Management System mengutamakan kemudahan dalam pengelolaan pengetahuan bertipe dokumen, dengan indexing dan powerful search engine sebagai salah satu fitur unggulan, yang juga dimiliki oleh Wikipedia. Kedua fitur tersebut memudahkan
pengelolaan
dan
pencarian
pengetahuan
berdasarkan
taksonomi pengetahuan yang telah didefinisikan sebelumnya. Fitur yang tersedia pada FCKMS tidak selengkap yang disediakan openKM mengingat implementasi FCKMS mengacu pada konfigurasi minimal impementasi KMS Klub Sepakbola komponen teknologi. Sedangkan kurang lengkapnya fitur
yang
tersedia
pada
Facebook
dikarenakan
aplikasi
tersebut
dititikberatkan pada interaksi antar pengguna, terkait fungsi utama Facebook sebagai situs jejaring sosial. 4. Pengawasan terhadap penciptaan dan publikasi pengetahuan FCKMS memiliki kelebihan dibandngkan ketiga KM Tools lainnya. Hal ini dikarenakan analisis dan perancangan aplikasi FCKMS dibuat berdasarkan kebutuhan akan adanya tim KM sebagai mesin penggerak dan pengawas keberlangsungan pengelolaan pengetahuan. Meskipun seluruh KM Tools memiliki
fungsionalitas
autentikasi
pengguna
sebagai
kontributor
pengetahuan, namun hanya FCKMS yang memiliki fungsionalitas untuk mendefinisikan task bagi partisipan dalam rangka penciptaan pengetahuan. Fungsionalitas pendefinisian task yang hanya dimiliki oleh FCKMS menjadikan FCKMS satu-satunya aplikasi KMS yang memastikan berlangsungnya
penciptaan
pengetahuan
baru
maupun
kombinasi
pengetahuan yang ada. Hal ini dikarenakan penciptaan pengetahuan baru maupun kombinasi pengetahuan yang ada pada KM Tools lain hanya bergantung kepada insiatif penggunanya.
V-16
Terkait dengan penyaringan pengetahuan, Wikipedia memiliki sifat keterbukaan yang tinggi terhadap pengetahuan yang dikelola. Pada Wikipedia pengetahuan dapat disumbangkan dan diedit oleh siapapun dan kapanpun selama kontributor pengetahuan memiliki akun Wikipedia, tanpa dilakukan saringan terlebih dahulu terhadap pengetahuan baru maupun pengetahuan yang teredit, di mana tidak ada syarat tertentu bagi seseorang untuk memiliki akun Wikipedia. Hal yang sama juga terjadi pada OpenKM dan Facebook, pengetahuan yang masuk dapat terpublikasi langsung tanpa dilakukan saringan terhadap pengetahuan yang akan dipublikasikan. Perbedaan antara Wikipedia dan OpenKM serta Facebook adalah bahwa pemilik akun pada OpenKM dan Facebook dibatasi dengan syarat dan ketentuan tertentu yang telah didefinisikan sebelumnya oleh administrator dari perusahaan/organisasi pengguna OpenKM dan Facebook. Sedangkan fungsionalitas penyaringan pengetahuan yang tersedia pada FCKMS membuat FCKMS dan pengetahuan yang dikelola di dalamnya bersifat tertutup dan terbatas. Pengetahuan yang dikelola pada FCKMS hanya pengetahuan yang memang telah layak untuk dipublikasikan berdasarkan definisi KO.
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, kseimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. FCKMS bukanlah aplikasi KMS terbaik di antara keempat KM Tools yang dibandingkan Masih terdapat banyak kekurangan dari FCKMS khususnya terkait dengan fitur-fitur pengelolaan pengetahuan yang bersifat minimal, meskipun seluruh proses pengetahuan model SECI telah terfasilitasi. 2. FCKMS memiliki keunggulan sehubungan dengan pengawasan penciptaan dan publikasi pengetahuan, yang merupakan fokus utama pada implementasi FCKMS
V-17
Ketertutupan terhadap kontributor pengetahuan yang menjamin kelayakan pengetahuan yang dikelola, serta sarana pendefinisian task yang memastikan keberlangsungan pengelolaan pengetahuan, memberikan nilai tambah tersendiri bagi FCKMS sebagai sebuah aplikasi pendukung KMS.