147
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Populasi target penelitian adalah mahasiswa yang mengikuti Skripsi pada semester genap 2010-2011 sejumlah 185 mahasiswa dari angkatan 2004-2008. Populasi terjangkau adalah 104 mahasiswa. Jumlah sampel yang diperoleh berdasarkan perhitungan besaran sampel dengan estimasi 15% yakni sebesar 16 subjek tiap kelompok. Berdasarkan pemilihan subjek penelitian secara acak (random sampling) dan cluster, dari 104 mahasiswa tersebut dilibatkan 37 mahasiswa sedangkan dosen pembimbing skripsi yang dilibatkan sebanyak 12 orang. Sementara itu alokasi subjek penelitian terbagi dalam dua kelompok yaitu 18 mahasiswa pada Kelompok Kontrol dan 19 mahasiswa pada Kelompok Perlakuan. Hal ini berarti jumlah sampel pada tiap kelompok sudah memenuhi standar minimal 32 mahasiswa. 5.2
Lingkungan Belajar Kondisi lingkungan di keempat ruang bimbingan Skripsi tersebut terkait
dengan suhu ruang (thermometer), kelembaban udara (hygrometer), tingkat pencahayaan (lux meter), serta kebisingan (soundlevel meter) dapat dicermati pada Tabel 5.11:
147
148
Tabel 5.1 Rincian Kondisi Ruang Bimbingan Skripsi secara berkelompok No.
Aspek Kondisi Ruang
1.
Suhu Ruang
2.
Kelembaban
3.
Pencahayaan
4.
Kebisingan
Ruang Bimbingan Skripsi Kelas A1 & A2 Kelas B1 & B2 Kelas A1 & A2 Kelas B1 & B2 Kelas A1 & A2 Kelas B1 & B2 Kelas A1 & A2 Kelas B1 & B2
Uji Normalitas 28,99° 0,64 0,255 28,90° 0,69 p > 0,05 34,84% 0,94 0,001 34,50% 1,21 p < 0,05 337,11 lux 76,08 0,026 349,50 lux 80,37 p < 0,05 65,04 db(A) 1,48 0,111 66,23 db(A) 4,38 p > 0,05 Rerata
SB
Keterangan: SB = simpangan baku (standard deviation) Berdasarkan hasil uji normalitas, distribusi data suhu ruang dan kebisingan termasuk normal (p > 0,05) sedangkan distribusi data kelembaban dan pencahayaan tergolong tidak normal (p < 0,05). Oleh karena itu teknik statistik yang digunakan adalah teknik non-parametrik Mann-Whitney dengan hasil analisis suhu ruang, kelembaban, pencahayaan dan kebisingan pada ruang bimbingan kelas A1 & A2 dan B1 & B2 tidak berbeda signifikan (p > 0,05). Berarti keempat aspek kondisi ruang pada keempat kelas tersebut tergolong sama sehingga tidak berpengaruh pada hasil penelitian (komparabel).
149
5.3 Uji Normalitas Data Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Data Kelelahan, Kebosanan dan StresAkademik Variabel
Kelompok
Kelelahan_prauji
Kontrol Perlakuan Kelelahan_pascauji Kontrol Perlakuan Kebosanan_prauji Kontrol Perlakuan Kebosanan_pascauji Kontrol Perlakuan Stres akademik_prauji Kontrol Perlakuan Stres akademik_pascauji Kontrol Perlakuan Selisih_kelelahan Kontrol Perlakuan Selisih_kebosanan Kontrol Perlakuan Selisih_stres akademik Kontrol Perlakuan
Kolmogorov-Smirnov db Signifikansi 18 0,200 19 0,200 18 0,200 19 0,200 18 0,200 19 0,106 18 0,200 19 0,200 18 0,154 19 0,200 18 0,114 19 0,200 18 0,020 19 0,024 18 0,071 19 0,200 18 0,071 19 0,042
Keterangan: db = derajat kebebasan (degree of freedom) Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 5.12 menunjukkan hampir semua variabel berdistribusi normal (p > 0,05) kecuali pada variabel nilai selisih kelelahan pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan, serta variabel nilai selisih stress akademik pada Kelompok Kontrol (p < 0,05). Tabel 5.3 Hasil Uji Normalitas Data Keterampilan Berpikir Kolmogorov-Smirnov db Signifikansi Inisiasi Kontrol 18 0,200 Perlakuan 19 0,142 Identifikasi Kontrol 18 0,200 Perlakuan 19 0,200 Interpretasi Kontrol 18 0,200 Perlakuan 19 0,089 Konklusi Kontrol 18 0,043 Perlakuan 19 0,200 Integrasi Kontrol 18 0,052 Perlakuan 19 0,200 Keterampilan Berpikir Kontrol 18 0,200 Perlakuan 19 0,200 Keterangan: db = derajat kebebasan (degree of freedom) Sub/Variabel
Kelompok
150
Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 5.13 menunjukkan semua data berdistribusi normal (p > 0,05), kecuali data subvariabel Konklusi (pada Kelompok Kontrol). Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas Data Luaran Proses Belajar Sub/Variabel
Kelompok
Kolmogorov-Smirnov db
Signifikansi
Materi penulisan
Kelompok Kontrol
16
0,196
19
0,200
Proses bimbingan
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
16
0,200
19
0,200
Kualitas pribadi
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
16
0,121
Kelompok Perlakuan Luaran proses belajar Kelompok Kontrol
19
0,200
16
0,127
Kelompok Perlakuan Keterangan: db = derajat kebebasan (degree of freedom)
19
0,200
Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 5.14 menunjukkan semua data berdistribusi normal (p > 0,05). 5.4 Uji Beda Kelelahan, Kebosanan, Stres Akademik, Keterampilan Berpikir, Luaran proses belajar Tabel 5.5 Hasil Uji Beda Rerata dan Selisih Nilai Kelelahan, Kebosanan dan Stres Akademik Prauji dan Pascauji pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan KELOMPOK KELOMPOK NILAI KONTROL PERLAKUAN VARIABEL t Rerata SB Rerata SB Kelelahan prauji 83,63 22,441 80,11 9,78 0,628 Kelelahan pascauji 88,95 22,895 82,11 9,574 1,202 Selisih nilai Kelelahan 5,32 1,6 2 1,563 6,46 Kebosanan prauji 51,53 10,298 47,47 4,325 1,582 Kebosanan pascauji 58,11 14,224 48,32 7,469 2,656 Selisih nilai Kebosanan 6,58 5,611 0,84 5,956 3,056 Stres akademik prauji 139,74 22,529 137,32 16,627 0,377 Stres akademik pascauji 149 23,034 143,74 16,852 0,804 Selisih nilai Stres akademik 9,26 2,207 6,42 2,589 3,642 Keterangan: SB = Simpangan Baku (Standar Deviasi)
NILAI p 0,534 0,237 0,000 0,122 0,012 0,004 0,708 0,427 0,001
151
Tampak pada Tabel 5.15
deskripsi nilai rerata variabel kelelahan,
kebosanan dan stres akademik pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan pada dasarnya menunjukkan peningkatan namun peningkatan variabel kelelahan, kebosanan dan stres akademik antara prauji dan pascauji
lebih tinggi pada
Kelompok Kontrol daripada Perlakuan. Hasil uji beda rerata pada nilai kelelahan, kebosanan dan stres akademik prauji tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05). Hal ini berarti kondisi awal sebelum Perlakuan tingkat kelelahan, kebosanan dan stres akademik tergolong sama. Sementara itu berdasarkan Tabel 5.15 hasil uji beda rerata pada nilai kelelahan, kebosanan dan stres akademik pascauji ternyata juga tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05), kecuali pada nilai kebosanan (p < 0,05). Hal ini berarti Perlakuan bimbingan Skripsi berbasis ergonomis pada pembelajaran berkelompok tidak berpengaruh terhadap penurunan tingkat kelelahan dan stres akademik kecuali kebosanan. Mengingat hasil uji beda rerata nilai kelelahan dan stres akademik tidak berbeda secara bermakna, selanjutnya diupayakan teknik analisis statistik dengan menguji hasil uji beda selisih rerata nilai kelelahan, kebosanan dan stres akademik prauji dan pascauji pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Tampak pada Tabel 5.15 bahwa selisih rerata nilai kelelahan, kebosanan dan stres akademik antara prauji dan pascauji pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan berbeda secara bermakna (p < 0,01). Hal ini berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok berpengaruh secara bermakna meningkatkan kualitas pembelajaran dilihat dari penurunan tingkat kelelahan, kebosanan dan stres akademik
152
dibandingkan dengan bimbingan Skripsi yang konvensional pada pembelajaran berkelompok. Berhubung hasil uji normalitas data variabel nilai selisih kelelahan dan stres akademik menunjukkan distribusi data tidak normal, maka dilakukan uji beda selisih nilai kelelahan dan stres akademik dengan teknik analisis statistik non-parametrik Mann-Whitney U Test seperti terpapar pada Tabel 5.16. Tabel 5.6 Hasil Uji Beda Selisih Nilai Kelelahan dan Stres Akademik Prauji dan Pascauji pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan (Analisis Non-Prametrik dengan Teknik Mann-Whitney U Test) VARIABEL Selisih Nilai Kelelahan Selisih Nilai Stres Akademik
KELOMPOK KONTROL Rerata Peringkat 27,58 25,55
KELOMPOK NILAI NILAI PERLAKUAN Z p Rerata Peringkat 11,42 -4,521 0,000 13,45 -3,385 0,001
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 5.16 selisih nilai kelelahan dan stres akademik antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan menunjukkan perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Hal ini berarti penurunan nilai kelelahan dan stres akademik pada Kelompok Perlakuan lebih kuat daripada Kelompok Perlakuan. Tabel 5.7 Hasil Uji Beda Rerata Nilai Keterampilan Berpikir pada Kelompok Kendali dan Perlakuan TINGKAT KETERAMPILAN BERPIKIR Inisiasi Identifikasi Interpretasi Konklusi Integrasi Keterampilan Berpikir
KELOMPOK KONTROL Skor SB 25,28 0,958 31,94 2,645 18,67 1,372 24,44 0,856 30,89 1,605 131,22 5,128
KELOMPOK PERLAKUAN Skor SB 26,42 1,216 35,32 3,163 20 1,453 26,16 2,814 32,42 2,341 140,32 6,888
NILAI t
NILAI p
-3,164 -3,507 -2,866 -2,476 -2,309 -4,534
0,003 0,001 0,007 0,018 0,027 0,000
153
Paparan deskripsi data pada Tabel 5.17 menunjukkan bahwa skor keterampilan berpikir secara total lebih tinggi pada Kelompok Perlakuan daripada Kelompok Kontrol. Hasil uji beda rerata skor keterampilan berpikir secara menyeluruh juga menunjukkan perbedaan yang bermakna (p < 0,01) antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Hal ini berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada keterampilan berpikir. Tabel 5.8 Hasil Uji Beda Rerata Nilai Luaran Proses Belajar (skala 1-4, rendah-tinggi) pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan LUARAN PROSES BELAJAR Luaran Proses Belajar
KELOMPOK KENDALI Skor SB 6,0588 0,29253
KELOMPOK PERLAKUAN Skor SB 6,2668 0,26984
NILAI t -2,187
NILAI p 0,036
Paparan deskripsi data pada Tabel 5.18 menunjukkan bahwa nilai luaran proses belajar pada Kelompok Perlakuan lebih tinggi daripada Kelompok Kontrol. Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 5.18 luaran proses belajar meningkat secara bermakna (p < 0,05) pada Kelompok Perlakuan dibandingkan Kelompok Kontrol. Hal ini berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok mampu meningkatkan luaran proses belajar secara bermakna.
154
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Subjek Penelitian Mahasiswa yang terpilih secara acak pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan menunjukkan karakteristik yang berimbang dari segi jumlah, angkatan, dan minat laboratorium. Selain itu dosen pembimbing Skripsi yang terpilih secara acak pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan juga
berimbang dari segi
kepangkatan dan jumlah mahasiswa yang dibimbing. Demikian pula jumlah mahasiswa yang mulai mengerjakan Skripsi dari Bab III, IV dan V juga berimbang. Hal ini berarti mahasiswa yang mengikuti Skripsi pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan dalam penelitian ini dengan beberapa karakteristik tersebut dapat dikontrol. Setelah melalui proses bimbingan Skripsi secara berkelompok seminggu sekali selama lima kali tatap muka baik pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan, paparan jumlah mahasiswa yang menyelesaikan Skripsi
lebih cepat pada
Kelompok Perlakuan daripada Kelompok Kontrol. Dilihat dari segi lama mulai dari penyusunan proposal penelitian (PPP) hingga siap ujian Skripsi pada Kelompok Perlakuan tercapai 11% (2 – 5 bulan), 42 % (6 – 10 bulan), dan 5% (11-15 bulan) mahasiswa yang telah mampu menyelesaikan Skripsi. Sementara itu pada Kelompok Kontrol terdapat 28% (6 – 10 bulan), 28% (11 – 15 bulan), dan 11% (16 -20 bulan) mahasiswa yang telah mampu menyelesaikan Skripsi. Hal ini 154
155
berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok memacu mahasiswa untuk menyelesaikan tugas penelitian dan penulisan Skripsi makin cepat tuntas. Dari 37 subjek penelitian masih tersisa enam mahasiswa (33%) masingmasing pada
Kelompok
Kontrol
dan
Perlakuan
yang belum
mampu
menyelesaikan Skripsi namun masih menyelesaikan Penulisan Skripsi Bab IV dan V. Dalam hal ini jumlah mahasiswa pada Kelompok Perlakuan lebih banyak yang sedang menulis Bab V (21%) daripada Kelompok Kontrol (11%). Sebaliknya jumlah mahasiswa pada Kelompok Kontrol lebih banyak yang sedang menulis Bab IV (22%) daripada Kelompok Perlakuan (11%). Hal ini menunjukkan bahwa Perlakuan bimbingan Skripsi secara berkelompok dengan pendekatan ergonomi ternyata dapat mendorong mahasiswa untuk lebih cepat menyelesaikan Skripsi. 6.2 Bimbingan Skripsi secara Berkelompok 6.2.1 Panduan Bimbingan Skripsi Sebagaimana telah dipaparkan pada Lampiran 7 tentang Panduan Bimbingan Skripsi peneliti meminta bantuan kepada salah seorang dosen pembimbing Skripsi yang tidak terlibat dalam penelitian dengan standar kompetensi keilmuan untuk memandu pengarahan dan menjelaskan panduan bimbingan Skripsi kepada para dosen pembimbing Skripsi pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan secara terpisah. Pada prinsipnya, setiap dosen pembimbing Skripsi diminta untuk melakukan proses bimbingan Skripsi sesuai dengan standar pelaksanaan pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan.
156
Bimbingan Skripsi pada Kelompok Kontrol sebatas formalistik (tujuh pokok kegiatan) dan konvensional guna meningkatkan kualitas bimbingan Skripsi. Sementara itu bimbingan Skripsi pada Kelompok Perlakuan lebih rinci dan lengkap serta memerlukan perhatian khusus dengan melakukan pendekatan secara personal kepada setiap mahasiswa untuk membantu meningkatkan kualitas materi Skripsi sekaligus kualitas manajemen diri mahasiswa melalui hubungan personal dan afektif yang intensif (18 pokok kegiatan). Oleh karena itu durasi bimbingan Skripsi pada Kelompok Perlakuan lebih lama daripada Kelompok Kontrol. Berdasarkan hasil pantauan diri tentang pelaksanaan panduan bimbingan Skripsi pada prinsipnya semua dosen pembimbing Skripsi pada Kelompok Kontrol sudah melaksanakan ketujuh pokok kegiatan. Sementara itu pada Kelompok Perlakuan rata-rata tiap dosen pembimbing Skripsi melakukan 18 pokok kegiatan sesuai panduan bimbingan Skripsi sementara hanya dua atau tiga pokok kegiatan yang tidak dilakukan oleh beberapa dosen pembimbing Skripsi. Pada hakikatnya panduan bimbingan Skripsi yang berbasis ergonomi pada pembelajaran berkelompok secara menyeluruh berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas pembelajaran khususnya pada penurunan tingkat kelelahan (62,3%), kebosanan (87,1%) dan stres akademik (30,7%) serta pada peningkatan keterampilan berpikir (6,9%) dan luaran proses belajar (2,3%). Hal ini berarti bimbingan Skripsi secara berkelompok ternyata memang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Faktor utama yang menyebabkan adalah bimbingan Skripsi secara berkelompok meringankan beban belajar mahasiswa untuk menyelesaikan tugas Skripsi secara individual dengan dukungan
157
sosial yang kuat dari rekan mahasiswa sekelompok dan dosen pembimbing Skripsi. Situasi pembelajaran berbasis ergonomi secara berkelompok yang kondusif mampu menurunkan tingkat kelelahan, kebosanan dan stres akademik mahasiswa dalam menyelesaikan Skripsi. Hal serupa juga dilaporkan oleh Wiwara (2006) dan Setioso (2007). Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok ternyata memang dapat menurunkan tingkat kelelahan, kebosanan dan stres akademik yang memadai. Pada awal mula bimbingan Skripsi yang terjadwal memang terasa memberikan beban tambahan bagi subjek karena belum lazim. Namun setelah dibiasakan selama lima kali pertemuan bimbingan Skripsi berturut-turut subjek makin merasakan manfaatnya karena pembelajaran lebih terstruktur dan subjek merasa terbantu serta difasilitasi. Khususnya pada Kelompok Perlakuan beban belajar subjek lebih ringan karena lebih terprogram dan dijamin pasti kemajuan dalam Penulisan Skripsi secara bertahap pada tiap minggu. Kondisi tersebut mengakibatkan tingkat kelelahan subjek menurun dalam bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok. Selain itu situasi pembelajaran Skripsi yang bersifat koperatif bersama teman dalam kelompok bimbingan Skripsi yang terbatas dan intensif bersama dosen pembimbing Skripsi tampak lebih dinamis, variatif dan kreatif. Hal ini berakibat pula terhadap penurunan tingkat kebosanan subjek dalam bimbingan Skripsi berbasis ergonomi dalam pembelajaran berkelompok. Hal ini juga didukung pada penelitian Sutajaya (2005) dan Wijana et al. (2009).
158
Sementara itu beban Skripsi sudah dirasakan berat bagi subjek, belum lagi ditambah dengan beban masalah pribadi yang secara tidak langsung mempengaruhi kinerja belajar mahasiswa. Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok selain diarahkan untuk memfasilitasi subjek dalam penguasaan materi dan Penulisan Skripsi, subjek diberi kebebasan juga untuk mengungkapkan kendala pribadi secara terbuka kepada dosen pembimbing Skripsi minimal untuk didengarkan, lebih baik lagi kalau bisa diatasi. Dinamika interaksi antara subjek dan dosen pembimbing Skripsi ternyata dapat membantu meringankan beban pribadi mahasiswa sehingga bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok dapat menurunkan tingkat stres akademik yang memadai. Lebih jauh daripada itu bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok juga dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan berpikir bagi subjek. Teristimewa keterampilan berpikir subjek dalam inisiasi, identifikasi dan interpretasi untuk melakukan penelitian dan Penulisan Skripsi tampak meningkat secara memadai. Demikian pula peningkatan keterampilan berpikir subjek dalam konklusi dan integrasi juga cukup memadai. Hal ini berarti pendekatan pembelajaran berkelompok secara koperatif dalam bimbingan Skripsi berbasis ergonomi ini juga efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir secara komprehensif dan integratif. Melalui bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok mampu meningkatkan keterampilan berpikir mahasiswa mulai dari kompleksitas berpikir yang paling rendah (inisiasi) hingga tinggi (integrasi). Data selengkapnya dapat diperiksa pada Tabel 5.17. Dengan demikian cooperative learning dalam proses
159
bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok mampu menginspirasi pebelajar dan mengoptimalkan beban kognitif. Hal ini ditunjang dengan proses pendampingan dosen pembimbing skripsi yang berusaha untuk mengajak mahasiswa mempersepsi tugas skripsi itu mudah dan menyenangkan. Selanjutnya transfer pengetahuan dan keterampilan berpikir antar mahasiswa dan dosen pembimbing skripsi dipermudah dengan penjelasan yang menarik dan masuk akal. Situasi pembelajaran Skripsi yang kondusif ini makin meneguhkan dan memacu mahasiswa untuk mengintegrasikan semua pengetahuan yang sudah dikuasai guna menunjang penelitian dan penulisan Skripsi. Hal ini didukung pada penelitian Sutajaya dan Citrawathi (2007). Alhasil, bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok ternyata juga dapat mempengaruhi peningkatan luaran proses belajar yang memadai khususnya pada materi Penulisan Skripsi dan kualitas pribadi. Subjek menjadi mudah mengerti sehingga cepat dan tepat dalam melakukan Penulisan Skripsi secara intensif. Subjek juga lebih terlatih untuk mengasah peningkatan kualitas pribadi seperti cepat menyelesaikan revisi, hubungan interpersonal matang, disiplin sesuai janji, kreatif dan mampu bekerjasama dengan baik. Namun demikian kualitas dalam proses bimbingan Skripsi tidak meningkat akibat pengaruh bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok. Mengingat aspek kemandirian dan daya juang lebih bersifat subjektif sehingga kurang dapat dikontrol pengaruhnya. Selain itu proses dalam pengumpulan data penelitian Skripsi pada umumnya kurang terpantau dan terdampingi karena lebih diutamakan pada kegiatan mandiri. Sementara itu sikap ilmiah subjek sebetulnya dapat diKontrolkan pengaruhnya melalui diskusi terbuka
160
dalam kelompok antara mahasiswa dan dosen pembimbing Skripsi namun rupanya belum tersentuh secara intensif melalui Perlakuan dalam penelitian ini. Akibatnya luaran proses belajar secara menyeluruh tidak meningkat karena pengaruh bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok. 6.2.2 Dukungan sosial Salah-satu nilai tambah yang diutamakan dalam proses bimbingan Skripsi yang berbasis ergonomi pada pembelajaran berkelompok adalah menciptakan suasana hubungan saling mendukung antara mahasiswa dan dosen pembimbing Skripsi. Diharapkan dengan dukungan sosial dalam proses bimbingan Skripsi baik mahasiswa maupun dosen pembimbing merasa nyaman karena suasana belajar kondusif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal. Sebagaimana dikemukakan oleh Brown & Ciuffetelli (2009) tentang lima prinsip dasar pada penerapan metode cooperative learning, yaitu: (1) positive interdependence,
(2)
promotive
interaction,
accountability, (4) interpersonal & social
(3)
individual
&
group
(teamwork) skills, dan (5) group
processing. Dalam proses bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok tercipta suasana kooperatif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil diskusi mahasiswa melalui focus group discussion (FGD), mahasiswa tampak terlibat penuh dan bersemangat dalam kelompok serta saling mendukung satu sama lain. Tiap mahasiswa dalam kelompok saling menyampaikan perkembangan Penulisan Skripsi dan membagikan pengetahuan serta pengalaman kepada rekan mahasiswa yang membutuhkan wawasan baru dan alternatif solusi yang paling tepat. Meski berkelompok tiap mahasiswa tetap menunjukkan sikap
161
mandiri dan bertanggungjawab terhadap hasil Penulisan Skripsinya sendiri sehingga tidak membebani rekan mahasiswa dalam kelompok. Berdasarkan hasil observasi
dan
interviu
dengan
dosen
mahasiswa
terlatih
pula
untuk
mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi efektif, hubungan interpersonal dan kerjasama dalam kelompok. Selain itu tiap mahasiswa dan kelompok lain saling koreksi dan terpacu baik secara individual maupun antar kelompok sehingga makin mampu memperbaiki kualitas Penulisan Skripsi berdasarkan umpan balik dan mempercepat proses penyelesaian Skripsi. Hal ini didukung pada penelitian oleh Ghaith (2002). 6.2.3 Kendala Penulisan Skripsi Berdasarkan temuan pada catatan kendala pribadi mahasiswa pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan (Lampiran 9), secara keseluruhan pada Kelompok Kontrol lingkup kendala terkait materi Penulisan Skripsi (68%) lebih dominan daripada kualitas manajemen diri (32%). Sementara itu pada Kelompok Perlakuan tampak berimbang antara lingkup kendala terkait materi Penulisan Skripsi (42%) dan kualitas manajemen diri (58%). Hal ini berarti pada Kelompok Kontrol cenderung lebih terfokus untuk mengatasi kendala seputar materi Penulisan Skripsi sedangkan pada Kelompok Perlakuan lebih cenderung mengatasi kendala materi Penulisan Skripsi, proses bimbingan Skripsi dan kualitas pribadi secara berimbang. Hal serupa juga dilaporkan oleh Kingofong (2004), Yustyowati (2006) dan Hariyanti (2008) Secara lebih rinci ditemukan bahwa dalam lingkup materi Skripsi tampak dominan kendala materi Penulisan Skripsi mulai Bab I hingga V (30%) pada
162
Kelompok Kontrol sehingga cenderung lamban sedangkan pada Kelompok Perlakuan fokus bahasan tentang materi Penulisan Skripsi Bab IV dan V (13%) sehingga lebih cepat. Sebaliknya pada Kelompok Perlakuan bahasan tentang metode penelitian Skripsi tampak dominan (67%) menjadi kendala untuk diatasi sehingga memperlancar dan mempercepat mahasiswa dalam pelaksanaan dan penyelesaian penelitian. Selain itu pada Kelompok Kontrol cenderung masih berkutat pada kendala bahasan tentang revisi Skripsi (13%) dan teknik penulisan (13%) dibandingkan dengan Kelompok Perlakuan kendala bahasan tentang revisi Skripsi sedikit (3%). Sementara itu kendala dalam lingkup kualitas manajemen diri pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan secara rinci dapat dibandingkan, kendala terkait suasana hati (27%) dan sikap pribadi (18%) pada Kelompok Kontrol
lebih
dominan daripada kendala terkait suasana hati (17%) dan sikap pribadi (5%) pada Kelompok Perlakuan. Hal ini berarti kendala suasana hati dan sikap pribadi pada Kelompok Kontrol sedikit banyak menghambat kelancaran dalam proses penyelesaian Skripsi, apalagi bila tidak difasilitasi dan diatasi melalui bimbingan Skripsi secara berkelompok. Kendati demikian kendala dukungan sosial pada Kelompok Kontrol (18%) cukup berimbang dengan Kelompok Perlakuan (15%). Artinya, kebutuhan mahasiswa untuk mendapatkan dukungan sosial baik dari rekan mahasiswa, dosen dan keluarga dalam proses penyelesaian Skripsi cukup tinggi. Dengan sendirinya bimbingan Skripsi dengan pembelajaran berkelompok memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan dukungan sosial untuk memperlancar dan mempercepat proses penyelesaian Skripsi terlebih bila tercipta suasana
163
pembelajaran berkelompok yang kondusif dan konstruktif. Hal serupa juga dilaporkan oleh Purwiyatie (2004). Lebih jauh daripada itu kendala manajemen waktu dan beban belajar pada Kelompok Perlakuan (29%) cenderung lebih dominan daripada Kelompok Kontrol (18%). Selain itu kendala motivasi belajar pada Kelompok Kontrol (9%) cukup berimbang dengan Kelompok Perlakuan (12%). Dengan demikian bimbingan Skripsi secara berkelompok yang ergonomis makin mendorong mahasiswa untuk merencanakan dan mengatur waktu penyelesaian Skripsi secara lebih tepat dengan menetapkan skala prioritas belajar berdasarkan tingkat kepentingan dan kemendesakan waktu. Selain itu kendala pola pikir mahasiswa (10%) khususnya dalam menunjang keterampilan berpikir (logika) Penulisan Skripsi pada Kelompok Perlakuan dapat terbantu melalui bimbingan Skripsi secara berkelompok yang ergonomis. 6.2.4 Target Penulisan Skripsi Berdasarkan temuan kualitatif (Lampiran 9) pada kendala Penulisan Skripsi dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang menyebabkan proses akselerasi (pencapaian target Penulisan Skripsi dan percepatan penyelesaian Skripsi) pada Kelompok Perlakuan adalah bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok mempermudah dan mempercepat mengatasi kendala materi Penulisan Skripsi dan kualitas manajemen diri. Temuan kualitatif terkait dengan bimbingan Skripsi berbasis ergonomi pada pembelajaran kelompok juga didukung berdasarkan hasil FGD (focus group
164
discussion) kepada mahasiswa partisipan penelitian yang menunjukkan temuantemuan pokok berikut ini: a. Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok lebih terstruktur dari segi pengelolaan waktu yang teratur (pertemuan minimal seminggu sekali), pembahasan materi Skripsi sistematik, dan sentuhan personal lebih intensif antara dosen pembimbing dan mahasiswa. b. Interaksi pembelajaran antara dosen pembimbing dan mahasiswa lebih dinamik sehingga memacu semangat mahasiswa untuk menyelesaikan Skripsi dengan hasil yang optimal dan efisien waktu. c. Beban bimbingan dosen dan beban belajar mahasiswa lebih ringan terutama karena manajemen kelas yang lebih terstruktur serta dukungan sosial yang lebih intensif antara dosen pembimbing dan mahasiswa. Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok ini tepat diterapkan seiring dengan penerapan rancangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang lebih mengandalkan pendampingan intensif pada kelompok pembelajaran dan tinjauan lintas bidang peminatan studi (lintas perspektif atau disiplin ilmu). Dengan demikian bimbingan proposal Skripsi dan Skripsi berbasis ergonomi pada pembelajaran berkelompok makin mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus proses akselerasi penyelesaian Skripsi.
165
Keunggulan
dari
bimbingan
Skripsi
berbasis
ergonomi
secara
berkelompok khususnya pada perbedaan intervensi antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol terutama terdapat pada pendekatannya. Bimbingan Skripsi pada Kelompok Kontrol lebih menekankan pada pendekatan formalistik terkait materi Skripsi, sedangkan pada Kelompok Perlakuan selain pendekatan formalistik pada materi Skripsi juga lebih diutamakan dan diimbangi dengan pendekatan personal serta
dinamika
kelompok.
Kondisi
pembelajaran
ini
berdampak
pada
pengembangan pribadi yang ditunjang dengan pengembangan interaksi antar pribadi secara utuh dan menyeluruh dalam dinamika kelompok. Konsekuensinya, pembelajaran berkelompok bukan sekadar himpunan pebelajar individual formalistik belaka, lebih jauh daripada itu merupakan interaksi antar pribadi pebelajar yang mandiri individual namun sekaligus mengembangkan kematangan sosial pebelajar. Dampak dari bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok antara lain mahasiswa dapat memantapkan dan menyelesaikan penulisan bab Skripsi secara lebih cepat dan tepat, keluhan dan kendala pribadi mahasiswa segera teratasi dan mendapatkan alternatif solusi penyelesaian. Selain itu keterampilan mahasiswa dalam berkomunikasi sebagai andalan kompetensi utama dalam proses pembelajaran Skripsi makin terasah dan terlatih dengan baik sehingga
mahasiswa
makin
merasa
percaya
diri
dan
mampu
mempertanggungjawabkan penelitian Skripsi dengan argumentasi ilmiah yang terarah dan meyakinkan khususnya dalam proses ujian Skripsi.
166
6.3 Lingkungan Belajar Bimbingan Skripsi secara berkelompok dilakukan di ruang kelas kecil dengan kapasitas kurang lebih 5-10 orang sehingga ruang cukup memadai dan menunjang konsentrasi seperti pada kelas klasikal kuliah pada umumnya. Selain itu ruang bimbingan Skripsi dilengkapi dengan iluminasi penerangan yang memenuhi standar minimal (500 lux) ditunjang dengan pengaturan udara yang memadai. Tingkat kelembaban di dalam ruang bimbingan Skripsi juga masih dalam ambang batas normal di dalam ruangan (35%) (Sutjana, 2000). Tata letak meja dan kursi diatur setengah melingkar atau bentuk U sehingga antara mahasiswa dan dosen pembimbing Skripsi bisa saling bertatapmuka dan mampu meningkatkan interaksi pembelajaran yang lebih intensif. Selain itu tersedia pula papan tulis dengan spidol white board apabila diperlukan. Tingkat kebisingan di dalam dan di luar kelas juga cukup terkontrol dalam ambang batas toleransi minimal dan menunjang konsentrasi belajar dengan intensitas kebisingan suara sebesar 66 db(A) (Sutjana, 2000). Dengan demikian ruang kelas yang dirancang sebagai lingkungan belajar untuk bimbingan Skripsi secara berkelompok juga sudah memenuhi standar kriteria ergonomi sehingga dapat menunjang dan meningkatkan kualitas pembelajaran Skripsi. Hal ini berarti rancang ruang bimbingan Skripsi secara berkelompok juga sudah memenuhi standar minimal teknologi tepat guna (TTG) sebagai salah-satu pendekatan ergonomi total (Manuaba, 2005c, 2007). Pendekatan TTG yang diterapkan dalam bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok sebagai berikut: (a) pengaturan jadwal bimbingan
167
Skripsi secara teratur seminggu sekali 120 menit laik dan dapat dilakukan secara operasional, (b) dalam pelaksanaannya efisien dan tidak memerlukan biaya tinggi serta terjangkau, hanya membutuhkan ruang khusus bimbingan Skripsi, (c) fasilitasi bimbingan secara berkelompok meringankan beban fisik dan kognitif karena saling mendukung antara mahasiswa dan dosen pembimbing Skripsi dengan ditunjang sarana dan prasarana yang memadai, (d) bimbingan secara berkelompok dapat dimanfaatkan sebagai ajang melatih keterampilan komunikasi dan sosial guna menciptakan iklim budaya akademik yang kondusif dan menyenangkan, (e) mahasiswa dan dosen pembimbing Skripsi cukup meluangkan pertemuan bimbingan seminggu sekali secara bersama, minimal dua atau tiga mahasiswa sekaligus, (f) ruang khusus bimbingan Skripsi disediakan dan diatur seperti pada kelas kuliah reguler sehingga mahasiswa dan dosen pembimbing Skripsi dapat lebih fokus dan konsentrasi daripada di ruang dosen yang terlalu padat dan bising. Selain itu bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok juga mengandalkan pengaturan jadwal bimbingan Skripsi secara berkala minimal seminggu sekali. Waktu bimbingan Skripsi ditentukan bersama antara dosen pembimbing Skripsi dan mahasiswa, rentang waktu antara pukul 08.00 – 18.00 WIB. Durasi bimbingan Skripsi berkisar antara 90 – 120 menit, bervariasi menurut jumlah mahasiswa bimbingan Skripsi serta tahapan intervensi panduan bimbingan Skripsi yang ditetapkan pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol. Pada setiap kali bimbingan Skripsi minimal disediakan minuman air putih bagi dosen pembimbing Skripsi dan mahasiswa.
168
Bimbingan
Skripsi
yang
terstruktur
dan
berkelompok
tersebut
dimaksudkan untuk menerapkan paduan pendekatan pembelajaran PAKEM (Suparlan dkk, 2008) dan student active learning serta cooperative learning. Proses pembelajaran Skripsi bisa mendorong mahasiswa makin aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Situasi pembelajaran Skripsi yang diciptakan tampak lebih dekat dan bersahabat sehingga mahasiswa lebih merasa leluasa dan bebas serta terbuka untuk mengungkapkan dan mendiskusikan dengan sesama mahasiswa dalam kelompok serta dengan dosen pembimbing Skripsi. Mahasiswa tidak merasa canggung lagi dan makin bersemangat untuk melakukan penelitian dan menyelesaikan Penulisan Skripsi dengan senang hati karena makin memahami, memperkaya wawasan dan menyukai Skripsi dengan dukungan sosial yang kuat. Dalam penelitian eksperimental ini bimbingan Skripsi dilakukan sebanyak lima kali pertemuan. Dipantau perkembangan atau kemajuan Penulisan Skripsi pada mahasiswa mulai dari pertemuan pertama hingga kelima. Pada umumnya mahasiswa sudah mulai menyusun alat ukur dan mengumpulkan data lalu dilanjutkan dengan menulis Bab IV dan Bab V namun ada pula mahasiswa yang masih meninjau ulang Penulisan Skripsi Bab I – III. Kendati demikian sampai pada pantauan pertemuan kelima baik pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan 68% mahasiswa telah mampu menyelesaikan Penulisan Skripsi hingga siap uji. Sementara itu 32% mahasiswa masih menuntaskan Penulisan Skripsi Bab IV & V. Hasil akhir menunjukkan mahasiswa pada Kelompok Perlakuan lebih cepat dalam penyelesaian dan Penulisan Skripsi dibandingkan mahasiswa pada Kelompok Kontrol. Hal ini berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok
169
mampu mendorong mahasiswa untuk menyelesaikan Skripsi lebih cepat dengan kualitas pembelajaran yang meningkat. Dari segi suhu ruang pada musim kemarau di Surabaya masih tergolong wajar rerata berkisar 28,9° celcius meski agak panas melebihi standar minimal (23° - 26° celcius) (Sutjana, 2000) namun sudah dinetralisir dengan AC 24° – 26° celcius sehingga suhu udara dalam ruangan masih terasa nyaman. Selanjutnya tingkat kelembaban udara dalam ruangan pada musim kemarau masih kurang dari standar minimum (40% – 60%) (Sutjana, 2000) namun masih dapat ditolerir dan terasa nyaman di dalam ruangan (34,5%). Selain itu tingkat pencahayaan dalam ruangan untuk kegiatan membaca dan menulis masih kurang dari standar minimal (500 – 700 lux) (Sutjana, 2000) karena rata-rata masih berkisar antara 337,11 – 349,5 lux namun masih dibantu dengan pencahayaan lampu TL 40 watt, jendela kaca dan korden sehingga pencahayaan dalam ruangan masih dapat dikatakan cukup memadai. Sementara itu tingkat kebisingan dalam ruangan tergolong sedikit melebihi standar minimum yakni > 50 – 60 dB(A) (Sutjana, 2000) yaitu rata-rata berkisar antara 65,04 – 66,23 dB(A) agar dapat tenang sehingga tidak mengganggu proses percakapan dan konsentrasi dalam diskusi atau bimbingan Skripsi secara berkelompok. Namun demikian kondisi di luar ruangan
tidak terlalu bising
karena jarang hilir mudik mahasiswa dan ruangan tertutup dengan kedap suara yang cukup memadai sehingga dapat dikatakan cukup tenang. Kondisi lingkungan belajar yang memenuhi standar minimum kenyamanan dalam ruang kelas sehingga mempengaruhi kinerja belajar didukung oleh penelitian Ardana (2011).
170
6.4 Kelelahan dalam Proses Bimbingan Skripsi Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.15 ditemukan tingkat kelelahan prauji antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan tidak berbeda bermakna (p > 0,05). Hal ini berarti dari hasil analisis data kelelahan prauji komparabel sehingga selanjutnya bisa dilakukan analisis uji beda rerata nilai kelelahan pascauji antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Hasil uji beda menunjukkan tidak berbeda bermakna (p > 0,05) kelelahan pascauji pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Hal ini berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok tidak berdampak menurunkan tingkat kelelahan secara bermakna dibandingkan dengan kelompok Kontrol. Berhubung hasil uji beda rerata nilai kelelahan pascauji antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan tidak komparabel maka dilakukan analisis uji beda selisih nilai kelelahan prauji dan pascauji pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan nilai selisih kelelahan prauji dan pascauji antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan berbeda bermakna (p < 0,01). Hal ini berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok efektif menurunkan kelelahan pada mahasiswa. Hal serupa juga dilaporkan oleh Sutajaya (2005), Palilingan et al. (2009) dan Wijana et al. (2009). Kelelahan prauji dan pascauji pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan menunjukkan peningkatan. Hal ini wajar karena bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok memang hal baru dan tidak lazim bagi mahasiswa sehingga perlu proses adaptasi. Seiring dengan waktu pertemuan bimbingan
171
Skripsi seminggu sekali 120 menit selama lima minggu berturu-turut, mahasiswa makin terbiasa dan mulai merasakan manfaatnya. Justeru dengan bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok semacam ini mahasiswa lebih diringankan beban belajar karena dibimbing secara terstruktur dan terjadwal dibandingkan mahasiswa bebas melakukan bimbingan Skripsi individual secara mandiri. Dengan demikian peningkatan kelelahan mahasiswa dalam proses bimbingan Skripsi pada Kelompok Perlakuan tidak melonjak setinggi kelelahan mahasiswa pada Kelompok Kontrol. Hal ini berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok efektif menurunkan kelelahan dalam proses bimbingan Skripsi sehingga beban belajar mahasiswa makin ringan dan masih dalam batas kapasitas belajar. Dengan penurunan kelelahan dan beban belajar mahasiswa yang ringan, hasil belajar khususnya dalam Penulisan Skripsi dapat lebih optimal lagi. Asumsinya, beban belajar yang tidak melebihi kapasitas belajar memungkinkan mahasiswa makin optimal untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. 6.5 Kebosanan dalam Proses Bimbingan Skripsi Mengacu hasil penelitian pada Tabel 5.15 ditemukan tingkat kebosanan prauji antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan tidak berbeda bermakna (p > 0,05). Hal ini berarti dari hasil analisis data kebosanan kelelahan prauji komparabel sehingga selanjutnya bisa dilakukan analisis uji beda rerata nilai kebosanan pascauji antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Hasil uji beda menunjukkan berbeda bermakna (p < 0,05) kebosanan pascauji pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Terlebih dengan hasil analisis uji beda selisih nilai
172
kebosanan prauji dan pascauji pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan menunjukkan berbeda bermakna. Hal ini berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok efektif menurunkan kebosanan pada mahasiswa. Hal serupa juga dilaporkan oleh Sutajaya (2005) bahwa pendekatan ergonomi dengan prinsip SHIP dalam proses pembelajaran mampu menurunkan kebosanan belajaran sebesar 19,5%. Selain itu Wijana et al. (2009) juga melaporkan bahwa pendekatan ergonomi total dalam proses pembelajaran dapat menurunkan kebosanan belajar sebesar 26,40%. Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok semacam ini merupakan terobosan baru dan pembaharuan yang menyegarkan. Minimal dengan variasi bimbingan Skripsi semacam ini mahasiswa merasa teratasi rasa kekhawatiran dan kejenuhan untuk menghadapi tugas penelitian dan Penulisan Skripsi yang dianggap memberatkan dan menyulitkan mahasiswa. Spontan mahasiswa merespon positif dan antusias untuk mengikuti proses bimbingan Skripsi yang baru ini meski semula merasa ragu dan cemas apakah cara bimbingan Skripsi ini dapat memperlancar penyelesaian Skripsi secara cepat dan tepat. Seiring dengan pengalaman praktik dalam bimbingan Skripsi ini mahasiswa mulai merasa nyaman dan menikmati sehingga makin termotivasi untuk menyelesaikan tugas Skripsi secepat mungkin dengan kualitas Penulisan Skripsi yang memenuhi atau melampaui standar minimal. Mahasiswa makin giat untuk berproses dalam bimbingan Skripsi karena mahasiswa dan dosen pembimbing Skripsi saling menyemangati satu sama lain dengan menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, meringankan dan memudahkan.
173
Ada kalanya materi bimbingan Skripsi yang diterima terlalu sulit untuk dipahami sehingga menimbulkan beban kognitif intrinsik yang berat. Ditambah lagi dengan gaya dan cara dosen membimbing Skripsi yang kurang simpatik dan empatik sehingga menambah kebosanan dan keengganan mahasiswa untuk terlibat lebih aktif lagi. Belum lagi apabila harus menunggu giliran setelah rekan dalam kelompok bimbingan Skripsi selesai mendapatkan arahan dari dosen pembimbing
Skripsi.
Situasi-situasi
semacam
ini
sedikit
banyak
akan
mempengaruhi antusiasme mahasiswa dalam mengikuti proses bimbingan Skripsi secara lebih intensif. Fenomena penurunan kebosanan ini dapat dijelaskan karena bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok cenderung lebih bervariasi dengan pendekatan bimbingan Skripsi yang tidak melulu bersifat formalistik terkait materi ilmiah Skripsi namun diimbangi juga dengan pendekatan personal dan sosial dalam dinamika kelompok. Dalam suasana bimbingan Skripsi yang akrab dan menyenangkan mahasiswa secara tidak disadari terbawa pada semangat belajar yang tinggi karena merasa diperhatikan secara lebih pribadi dan sosial dalam rangka penyelesaian Penulisan Skripsi. Hal ini didukung oleh pendapat Eastwood et al. (2012) terkait dengan pikiran yang kurang fokus pada penyelesaian tugas akibat kebosanan pengaruh dari perhatian. 6.6 Stres Akademik dalam Proses Bimbingan Skripsi Seperti halnya pada kelelahan, stres akademik mahasiswa pada prauji antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan menunjukkan tidak berbeda bermakna (p > 0,05). Selanjutnya dapat dilakukan analisis uji beda nilai stres akademik pada
174
pascauji antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Hasilnya ternyata juga tidak berbeda bermakna (p > 0,05). Oleh karena itu perlu dilakukan analisis uji beda selisih nilai stres akademik pada prauji dan pascauji antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Hasil penelitian ternyata menunjukkan berbeda secara bermakna (p < 0,01) selisih nilai stres akademik prauji dan pascauji antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok efektif menurunkan stres akademik mahasiswa dalam proses bimbingan Skripsi. Tidak dapat dipungkiri tugas Skripsi sebagai beban belajar dapat mengakibatkan mahasiswa frustrasi, mengalami konflik batin, merasa tertekan, sulit adaptasi terhadap perubahan, pupus harapan jika tidak dapat menyelesaikan dengan cepat dan tepat. Selain itu tidak terhindarkan pula mahasiswa bisa mengalami gangguan kesehatan jasmani, emosi, penyimpangan perilaku, sesat pola pikir akibat beban tugas Skripsi. Hal serupa juga dilaporkan oleh Macan et al. (1990) dan Misra & McKean (2000) bahwa keterampilan mengelola waktu yang baik pada mahasiswa akan menurunkan stres akademik. Oleh karena itu dengan beban tugas Skripsi yang mengakibatkan stres akademik bagi mahasiswa, bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok rupanya dapat mengatasi sekaligus meringankan stres akademik sehingga mahasiswa bisa lebih optimal untuk menyelesaikan tugas Skripsinya. Kadar stres akademik mahasiswa meningkat terutama karena beban tugas Skripsi yang melingkupi beban koginitif dalam proses pembelajaran. Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab II tinjauan teori khususnya tentang beban kognitif pembelajaran (Cooper, 1998) terkait dengan beban tugas Skripsi, dapat diartikan
175
beban kognitif intrinsik (tingkat kesulitan Skripsi) yang tinggi diimbangi dengan beban kognitif instruksional (metode bimbingan Skripsi) yang menunjang dan tidak melebihi kapasitas mental mahasiswa dapat menurunkan kadar stres akademik. Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok memang dimaksudkan untuk menunjang proses pembelajaran Skripsi agar mahasiswa dapat mengatasi kesulitan baik secara akademik terkait materi penelitian dan penulisan ilmiah Skripsi maupun kemungkinan faktor personal serta dukungan sosial yang menghambat. Melalui intervensi ergonomi dalam bimbingan Skripsi secara berkelompok ini dapat makin meringankan beban kognitif intrinsik dalam mengerjakan tugas Skripsi dengan cara melakukan proses bimbingan Skripsi yang menganut azas pembelajaran koperatif (Brown & Ciuffetelli, 2009) dengan metode Pakem (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) (Suparlan dkk, 2008). Tampak mahasiswa yang terlibat dalam kelompok bimbingan Skripsi merasa menikmati dan menyenangi serta bersemangat untuk menyelesaikan tugas Skripsi hingga tuntas meski terasa berat. Situasi pembelajaran menyenangkan dan hubungan antara dosen pembimbing Skripsi dan mahasiswa tampak hangat dan akrab. Terlebih pada Kelompok Perlakuan mahasiwa merasa makin terbantu untuk mendalami dan memperkaya wawasan dalam Penulisan Skripsi berdasarkan masukan dan saran serta umpan balik dari dosen pembimbing Skripsi maupun sesama mahasiswa dalam kelompok bimbingan Skripsi. Baik mahasiswa maupun dosen pembimbing Skripsi merasa makin ringan beban tugas Skripsi dan beban bimbingan Skripsi karena dikondisikan seperti kelas perkuliahan regular dengan
176
kelompok kecil sehingga lebih terstruktur dan terarah untuk mencapai target penyelesaian Skripsi yang telah disepakati bersama. Bimbingan Skripsi secara berkelompok yang ergonomis dapat dikatakan efisien dari segi waktu dan efektif dalam hal pencapaian target kuantitas dan kualitas Penulisan Skripsi serta memuaskan semua pihak yang berkepentingan. 6.7 Keterampilan Berpikir dalam Proses Bimbingan Skripsi Sasaran utama Penulisan Skripsi lebih ditekankan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir mahasiswa. Ada lima ranah keterampilan berpikir yang diukur berdasarkan perspektif tingkat kompleksitas berpikir mulai dari yang sederhana yakni inisiasi, identifikasi, interpretasi, konklusi hingga integrasi. Selaras dengan beban kognitif yang merupakan beban belajar sebagaimana digagas oleh Cooper (1998) bahwasanya selain beban kognitif intrinsik dan instruksional, dikenal pula beban kognitif integratif sebagai kemampuan kognitif yang tergolong tinggi setara ahli atau pakar. Kunci keahlian atau kepakaran seorang ilmuwan atau profesional terutama terletak pada skema berpikir dan otomasi tindakan (Cooper & Sweller, 1987; Cooper, 1990; Kirschner et al. , 2006). Hasil penelitian ternyata menunjukkan perbedaan yang signifikan antara keterampilan berpikir pada mahasiswa Kelompok Kontrol dan Perlakuan (p < 0,05). Keterampilan berpikir pada Kelompok Perlakuan lebih tinggi daripada Kelompok Kontrol (6,9%). Dengan kata lain bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok ternyata lebih mampu meningkatkan keterampilan berpikir dalam Penulisan Skripsi mulai dari keterampilan mengemukakan
177
gagasan, menemukan dan merinci masalah, menafsirkan dan menduga faktor penyebab serta kemungkinan dampaknya, memastikan temuan dan memprediksi alternatif solusi, merangkai hubungan sebab-akibat dan merangkum dalam rumusan dan temuan inovatif. Sebetulnya sudah sejak mengikuti Mata kuliah PPP (Penyusunan Proposal Penelitian) mahasiswa sudah dilatih untuk berpikir logik dan sistematik mulai dari mengemukakan gagasan awal, menemukan dan merumuskan masalah, telaah teoretik dan metodologik penelitian khususnya mulai pada penulisan Bab I (Pendahuluan), Bab II (Kajian Teori) hingga Bab III (Metode Penelitian) (Ubaya, 2004, 2007). Namun berhubung bimbingan pada Mata kuliah PPP kurang intensif sehingga pada bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok bahasan tentang hasil penulisan proposal penelitian Skripsi perlu ditinjau kembali sekilas. Bahkan bila diperlukan terpaksa proposal penelitian Skripsi diubah dan diselaraskan sehingga laik (feasible) untuk diteliti. Menurut hasil FGD mahasiswa partisipan penelitian pada umumnya proposal penelitian Skripsi yang sudah merupakan hasil perkuliahan PPP tidak banyak berubah secara mendasar terkait topik penelitian. Selanjutnya proses bimbingan Skripsi secara berkelompok dengan pendekatan ergonomi, terutama lebih ditekankan pada pola pembelajaran yang dapat meringankan proses berpikir mahasiswa. Mata kuliah Skripsi dengan beban 6 (enam) SKS (satuan kredit semester) memang dapat dikatakan paling berat dibandingkan Mata kuliah regular lainnya. Mahasiswa dituntut berbagai keterampilan dasar seperti teknik penulisan ilmiah, daya kritis, penguasaan teori dan metodologi penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data (kuantitatif
178
dan atau kualitatif), dan terakhir merangkum dan menyimpulkan hasil penelitian hingga rekomendasi untuk penelitian lanjutan. Hal ini berarti mahasiswa dituntut untuk memadukan seluruh hasil belajar sesuai dengan disiplin secara menyeluruh dan terintegrasi (Ubaya, 2004). Temuan tersebut diperoleh dan terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok dapat meningkatkan keterampilan berpikir khususnya pada kemampuan integrasi (5%). Dengan demikian mahasiswa makin terlatih untuk memadukan kemampuan akademik yang telah dikuasai secara parsial khususnya dalam identifikasi masalah, kajian teori dan metode penelitian Skripsi. Dalam Penulisan Skripsi mahasiswa memang tidak dituntut terlalu tinggi hingga mencapai taraf kepakaran atau keahlian, namun sebatas pada latihan menulis dan meneliti secara ilmiah. Kendati demikian proses pembelajaran Skripsi tetap harus dipantau dan dibimbing secara intensif sesuai kaidah ilmiah agar mahasiswa mampu menuntaskan Penulisan Skripsi secara optimal. Oleh karena itu mahasiswa perlu dituntun dan diarahkan untuk mengasah keterampilan berpikir mulai dari taraf kompleksitas yang sederhana dalam tahapan keterampilan inisiasi seperti kemampuan berhitung (aritmatik dan statistik), membuat definisi, merinci dan menguraikan. Selain itu mahasiswa juga diarahkan untuk melatih keterampilan berpikir yang setaraf lebih tinggi kompleksitasnya yakni keterampilan identifikasi seperti menemukan dan merumuskan masalah dan tujuan penelitian, mengumpulkan informasi penunjang, menelusuri referensi (acuan pustaka) teori yang menunjang
179
penelitian, dan memperluas wawasan masalah penelitian. Lebih jauh daripada itu mahasiswa juga dilatih untuk terampil berpikir dalam interpretasi seperti menjelaskan asumsi teori dan dasar penelitian serta melakukan analisis bukti pendukung. Melalui bimbingan Skripsi yang mengarahkan keterampilan berpikir mahasiswa secara sistematik dan bertahap ini mahasiswa diharapkan kompeten dalam melakukan penelitian Skripsi sebagai peneliti pemula. Pada tahapan kompleksitas kognitif yang lebih tinggi lagi, mahasiswa diarahkan untuk mengembangkan keterampilan berpikir untuk membuat konklusi dan publikasi ilmiah seperti mengidentifikasi gagasan utama (alur pokok penelitian Skripsi), menyimpulkan dari hasil olah data kuantitatif dengan teknik statistik dan atau data kulitatif dengan berbagai metode analisis, mengemukakan argumentasi terhadap hasil uji hipotesis penelitian Skripsi yang diterima atau ditolak, mengkritisi temuan dengan kajian teori, dan mempertanggungjawabkan temuan penelitian Skripsi di hadapan tim penguji dan sivitas akademika baik dengan presentasi lisan maupun melalui publikasi pada jurnal ilmiah penelitian. Pada taraf keterampilan berpikir konklusi ini mahasiswa diharapkan mampu merefleksikan proses penelitian Skripsi yang telah dilakukan hingga memperoleh hasil penelitian sebagai temuan afirmatif hipotesis dan atau temuan inovatif berupa karya ilmiah yang original. Hal yang sama juga telah diteliti dan dilaporkan oleh Sutajaya dan Citrawathi (2007). Taraf kompleksitas kognitif paling tinggi yang dituntut pada mahasiswa dalam penelitian Skripsi yakni keterampilan berpikir integrasi. Mahasiswa diharapkan mampu dan terampil untuk melakukan prediksi hasil penelitian dengan analisis ilmiah, mengembangkan gagasan penelitian untuk diusulkan pada
180
penelitian lanjutan, merangkum tidak hanya sekadar meringkas namun memadukan unsur-unsur terkait dalam penelitian mulai dari rumusan masalah, kajian teori, metode penelitian, hasil penelitian hingga analisis-sintesis kajian penelitian. Selain itu mahasiswa diharapkan mampu mengemukakan keunggulan sekaligus keterbatasan dalam penelitian Skripsi yang dilakukan sehingga dapat dijadikan pembelajaran dan perbaikan pada penelitian lanjutan. Berdasarkan kajian dan rangkuman hasil penelitian Skripsi mahasiswa hendaknya dapat menjamin hasil penelitian Skripsi berdasarkan tingkat validitas, reliabilitas dan originalitas sehingga dapat menjadi tolok ukur sejauh mana hasil penelitian dapat ditindaklanjuti secara empirik. Panduan bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok yang diterapkan dalam penelitian ini mengarahkan mahasiswa pada proses peningkatan keterampilan berpikir dari segi lima dimensi kognisi tersebut. Ternyata mahasiswa pada
Kelompok
Perlakuan
dapat
meningkatkan
keterampilan
berpikir
dibandingkan Kelompok Kontrol (6,9%). Temuan ini terutama disebabkan oleh pola bimbingan dan pembelajaran yang interaktif dan kooperatif antar mahasiswa dan dosen pembimbing Skripsi sehingga secara tidak disadari beban kognitif intrinsik telah diimbangi dengan beban kognitif instruksional yang kondusif dan konstruktif. Alhasil, kondisi pembelajaran tersebut memungkinkan beban kognitif integratif teratasi dan menunjukkan kinerja berpikir yang lebih optimal. Hal serupa juga dilaporkan oleh Gokhale (1995) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran secara berkelompok dengan metode cooperative learning lebih bermakna dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis daripada proses pembelajaran secara individual.
181
Secara keseluruhan dari lima dimensi keterampilan berpikir, bimbingan Skripsi berbasis ergonomi pada pembelajaran terbukti mampu meningkatkan keterampilan berpikir dalam proses belajar mahasiswa. Hal ini berarti menunjukkan bahwa kemampuan inisiasi, identifikasi, interpretasi, konklusi dan integrasi pada meningkat akibat pengaruh dari bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok. 6.8 Luaran Proses Belajar dalam Proses Bimbingan Skripsi Dalam proses penelitian dan Penulisan Skripsi, mahasiswa menghasilkan karya ilmiah sebagai luaran proses belajar yang dapat dinilai dari aspek materi penulisan seperti teknik penulisan, perumusan masalah, kerangka teori, ketepatan metodologi, kedalaman/ketajaman analisis, dan hasil guna. Aspek penilaian ini selaras dengan alur dan sistematika Penulisan Skripsi mulai dari Bab I hingga Bab V, ditunjang dengan keterampilan berpikir dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan pada aspek materi penulisan antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan (3,8%). Dalam arti, materi Penulisan Skripsi pada Kelompok Perlakuan lebih baik daripada Kelompok Kontrol. Hal ini disebabkan bimbingan yang intensif dan rinci pada tiap Bab Penulisan Skripsi sehingga mahasiswa lebih cermat dan tepat dalam menyelesaikan Penulisan Skripsi hingga tuntas dan berkualitas. Hal ini juga didukung pada penelitian Sutajaya & Citrawathi (2007). Selain itu luaran proses belajar Skripsi dapat dinilai pula dari aspek proses bimbingan Skripsi seperti tingkat kemandirian, daya juang, kualitas pengumpulan data dan sikap ilmiah. Pada penilaian aspek proses bimbingan hasil penelitian
182
menunjukkan tidak berbeda bermakna antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Dengan kata lain bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok belum mampu untuk mengarahkan mahasiswa lebih intensif dalam proses bimbingan Skripsi yang lebih andal dan optimal. Faktor utama yang kemungkinan menyebabkan proses bimbingan Skripsi tidak berbeda signifikan antara lain adalah sifat ketergantungan mahasiswa masih cukup tinggi, peran dosen masih cenderung lebih dominan daripada peran mahasiswa, hambatan dalam proses penelitian ditengarai ada namun pendampingan untuk tindak lanjut penanganan kurang dipantau perkembangannya dalam praktik di lapangan, usaha dalam pengumpulan data cenderung bebas dan kurang diarahkan, mahasiswa menerima masukan dari dosen namun kurang dicerna dengan baik. Oleh karena itu bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok seyogyanya selain pendampingan mahasiswa dalam kelas terstruktur juga dapat dilakukan dengan studi lapangan. Luaran proses belajar dalam penyusunan Skripsi juga dapat dinilai dari aspek kualitas pribadi seperti kecepatan revisi, hubungan antar pribadi, disiplin janji, daya kreativitas dan kerjasama. Pada tataran aspek kualitas pribadi ini, hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Kualitas pribadi mahasiswa pada Kelompok Perlakuan jauh lebih baik daripada Kelompok Kontrol. Hal ini dapat dijelaskan karena bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok sengaja menciptakan situasi pembelajaran yang terarah dan terpantau secara intensif perkembangannya terutama dalam interaksi bimbingan Skripsi. Umpan balik dari dosen segera disampaikan dan didiskusikan dalam kelompok sehingga memacu mahasiswa untuk melakukan
183
revisi secepatnya dalam waktu seminggu. Hubungan pribadi antara mahasiswa dan dosen juga terjalin secara intensif pada setiap pertemuan bimbingan Skripsi secara berkala seminggu sekali. Dengan sendirinya disiplin dalam menepati janji waktu dan penyelesaian Penulisan Skripsi juga terjaga karena dipantau perkembangannya pada setiap pertemuan bimbingan Skripsi. Hal ini selaras dengan konsep yang dikemukakan oleh Sutajaya (2006). Daya kreativitas mahasiswa juga muncul dan terpicu dari hasil diskusi yang makin menginspirasi pemerkayaan gagasan penelitian sehingga lebih dinamis dan inovatif. Hubungan kerjasama antar mahasiswa dan juga dengan dosen dapat dikatakan lebih solid dan saling mendukung satu sama lain sehingga tercipta sinergi yang memacu kecepatan dan ketepatan mahasiswa dalam menuntaskan Penulisan Skripsi. Oleh karena itu sudah semestinya kualitas pribadi mahasiswa pada Kelompok Perlakuan akibat bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok meningkat signifikan (2,2%) dibandingkan Kelompok Kontrol. Hal ini berarti bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok mampu meningkatkan luaran belajar secara menyeluruh (materi penulisan, proses bimbingan dan kualitas pribadi). Berdasarkan hasil penelitian Antil et al. (1998) dan Prince et al. (2004) mengemukakan bahwa proses pembelajaran secara berkelompok dengan metode cooperative learning dapat mengembangkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh. Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan Brown (1986), Heuvelen (1995) dan Zakharia (2007) implementasi
proses
pembelajaran
secara
berkelompok
juga mendukung dengan
metode
cooperative learning yang dapat diterapkan pada bidang studi baik pada ilmu
184
pasti, ilmu budaya maupun ilmu sosial. Fantuzzo (1989) & Brush (1997) secara lebih spesifik menemukan pula bahwa proses pembelajaran secara berkelompok dengan saling mendukung antar pebelajar dapat memacu peningkatan prestasi akademik pebelajar. Secara keseluruhan dari tiga dimensi luaran proses belajar, bimbingan Skripsi berbasis ergonomi pada pembelajaran terbukti mampu meningkatkan luaran proses belajar mahasiswa. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Pungus et al. (2010), Pungus et al. (2011) dan Suprapta (2011) yang menunjukkan bahwa intervensi ergonomi menurunkan beban belajar dan meningkatkan kinerja/prestasi akademik. Dengan demikian hasil penelitian ini berarti menunjukkan bahwa materi teknik penulisan dan kualitas pribadi meningkat akibat pengaruh dari bimbingan Skripsi berbasis ergonomi secara berkelompok. 6.9 Kebaruan Penelitian (Novelty) Kebaruan dalam penelitian ini terutama terletak pada perpaduan berbagai pendekatan dalam perekayasaan bimbingan Skripsi berbasis ergonomi dalam pembelajaran berkelompok. Secara lebih rinci dan konkrit kebaruan dalam penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Intervensi ergonomi dalam bimbingan Skripsi secara berkelompok mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang dinilai dari penurunan kelelahan, kebosanan, stres akademik, dan peningkatan keterampilan berpikir dan luaran proses belajar sehingga mempercepat penyelesaian Skripsi dan menjamin kualitas penulisan Skripsi.
185
2. Pendekatan ergonomi total yang menerapkan TTG (Teknologi Tepat Guna) dengan pendekatan SHIP (sistemik, holistik, interdisipliner, partisipatori) dalam bimbingan skripsi secara berkelompok khususnya melalui pengaturan jadwal bimbingan skripsi berkala, desain ruang bimbingan skripsi yang ergonomis, metode pembelajaran kooperatif, panduan bimbingan skripsi untuk mengatasi masalah akademik dan personal serta mengoptimalkan beban kognitif (intrinsik, instruksional, integratif) sungguh berdaya guna dan berhasil guna secara optimal. 3. Panduan bimbingan Skripsi secara berkelompok berbasis ergonomi potensial untuk dikembangkan sebagai pedoman bimbingan Skripsi terpadu.
6.10
Keterbatasan Penelitian Kendala utama sebelum penelitian dilakukan adalah menghimpun
mahasiswa bimbingan skripsi dari berbagai angkatan terutama yang kurang aktif melaksanakan bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing secara kontinyu dan konsisten. Hal ini berakibat pada kesulitan menjaring jumlah target populasi mahasiswa yang menempuh skripsi yang maksimal. Selain itu kendala utama pada saat melakukan penelitian adalah melakukan pengelompokan (cluster) dan koordinasi
dengan mahasiswa
bimbingan skripsi beserta dosen pembimbing skripsi. Hal ini berakibat pada ketidakasamaan jumlah sampel pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Kendati demikian kedua kendala tersebut sudah dapat diatasi dan tidak menghambat proses penelitian.
186
BAB VII SIMPULAN dan SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi meningkatkan kualitas pembelajaran berkelompok dilihat dari penurunan kelelahan mahasiswa sebesar 62,4%. 2. Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi meningkatkan kualitas pembelajaran berkelompok dilihat dari penurunan kebosanan mahasiswa sebesar 87,2%. 3. Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi meningkatkan kualitas pembelajaran berkelompok dilihat dari penurunan stres akademik mahasiswa sebesar 30,7%. 4. Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi meningkatkan kualitas pembelajaran berkelompok dilihat dari peningkatan keterampilan berpikir mahasiswa sebesar 6,7%. 5. Bimbingan Skripsi berbasis ergonomi meningkatkan kualitas pembelajaran berkelompok dilihat dari peningkatan luaran proses belajar mahasiswa sebesar 3,4%.
186
187
7.2 Saran Berdasarkan temuan penelitian dan masukan serta saran dari hasil diskusi kelompok mahasiswa dan dosen diajukan beberapa usulan dan rekomendasi sebagai berikut: 1. Proses pendampingan dan bimbingan Skripsi secara berkelompok berbasis ergonomi seyogyanya dilakukan secara bersinambungan mulai dari mata kuliah Penyusunan Proposal Penelitian (PPP) hingga Mata kuliah Skripsi sesuai dengan payung penelitian sehingga menguntungkan bagi mahasiswa dan dosen pembimbing Skripsi. 2. Bimbingan Skripsi secara berkelompok seyogyanya dipandu oleh dua dosen pembimbing sehingga makin memperkaya dan memperdalam materi bahasan Skripsi. Seyogyanya dibuat buku panduan dan pedoman bimbingan skripsi (termasuk proposal skripsi) bagi mahasiswa sebagai kebijakan institusional. 3. Penelitian lanjutan tentang pengembangan dan pengukuran kognitif tim, kerjasama tim dan kinerja tim dalam proses pembelajaran kooperatif yang multikompleks situasional dan multikultural potensial untuk dikembangkan guna meningkatkan efektivitas tim pembelajaran.