BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio M elihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan informasi reksa dana mana yang memiliki kinerja paling baik diantara reksa dana sejenisnya. Informasi mengenai kinerja reksa dana syariah masih jarang ditemukan. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat sepanjang tahun 2009 ada peningkatan NAB sebesar 161%. M elalui reksa dana syariah, investor berarti sudah meminimalkan risiko, karena untuk masuk dalam kategori syariah perlu melewati proses screening yang ketat. Keputusan investasi tidak hanya dapat dilihat dengan kenaikan NAB-nya saja, tetapi perlu mempertimbangkan faktor risiko. Kinerja portofolio dapat dilihat dari : a. Tingkat pengembalian / return b. Tingkat risiko c. Risk adjusted return yang ditunjukkan dengan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen Tahun 2009 dipilih karena pada periode ini merupakan kebangkitan dari reksa dana setelah tahun sebelumnya sempat terpuruk akibat krisis finansial global. Dengan melihat kinerja historis yang dihasilkan pada tahun 2009, diharapkan investor yang ingin 44
melakukan investasi di reksa dana saham syariah pada tahun 2010 tidak salah dalam memilih reksa dananya. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan atas kinerja reksa dana saham syariah periode Januari 2009 – Desember 2009 berdasarkan teori dalam bab II dan analisis sesuai dengan tahapan yang diurutkan dalam bab III. Terdapat 11 reksa dana saham syariah yang dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK, namun 2 reksa dana tidak diiukutsertakan dalam pengukuran ini karena tidak sesuai dengan ruang lingkup yang ditetapkan. Reksa dana M anulife Syariah Sektoral Amanah tidak memiliki data yang lengkap selama periode penelitian karena baru diluncurkan pada awal 2009, sedangkan BNIS Saham Syariah tidak secara aktif dikelola oleh manajer investasinya. Nilai Aktiva Bersih reksa dana saham syariah pada tahun 2009, secara umum menunjukkan kenaikan. Perubahan NAB masing-masing reksa dana dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Perubahan Nilai Aktiva Bersih Tahun 2009
Produk Si Dana Saham Syariah Fortis Pesona Amanah Batasa Equity Syariah Cipta Syariah Equity PNM Ekuitas Syariah CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah Mandiri Investa Atraktif Syariah Trim Syariah Saham Mega Dana Saham Syariah Rata-rata
Perubahan NAB 103,08% 91,65% 87,98% 85,05% 81,08% 76,79% 75,46% 68,90% 61,99% 81,33%
Sumber : data yang diolah 45
Hasil yang disajikan dalam tabel secara keseluruhan menunjukkan kenaikan NAB yang positif. Artinya, nilai aktiva bersih pada akhir periode lebih tinggi dari awal periode. Kenaikan ini bisa dipengaruhi dari naiknya nilai aset yang dikelola ataupun dari pertumbuhan unit penyertaan. M embaiknya perekonomian di tahun 2009 yang berdampak pada naiknya harga-harga saham di bursa. Naiknya harga saham di bursa tentunya akan mempengaruhi nilai aset yang dikelola reksa dana sehingga nilai aktiva bersih per unitnya menjadi meningkat. Sebagai contoh, Si Dana Saham Syariah pada awal tahun 2009 tercatat NAB sebesar Rp. 593,94 dan pada akhir tahun Rp. 1.206,15. M aka perubahan NAB-nya mencapai 1,0308 atau 103,08%. Selain melihat perubahan NAB dari reksa dana agar dapat dibandingkan, maka diperlukan pengukuran terhadap benchmark atau tolak ukur pada periode yang sama. Reksa dana saham syariah sebagai objek penelitian, maka Jakarta Islamic Index digunakan sebagai tolak ukurnya. Tabel 4.2 menggambarkan perubahan JII pada awal dan akhir periode. Tabel 4.2 Perubahan Jakarta Islamic Index Tahun 2009
Produk Jakarta Islamic Index Sumber: data yang diolah
Perubahan NAB 78,38%
Jika perubahan NAB reksa dana dibandingkan dengan perubahan JII, ternyata perubahan JII lebih rendah daripada perubahan NAB 5 reksa dana. JII pada awal tahun 2009 berada pada level 233,874 dan meningkat 0,7838 atau 78,38% ke level 417,1820. 46
IV.1.1 Analisis Kinerja berdasarkan Tingkat Pengembalian atau Return Return total yang dihasilkan masing-masing reksa dana dan return pasar untuk periode 1 tahun
dapat dilihat pada tabel 4.3. Hasil return telah diperingkat sesuai
dengan reksa dana yang menghasilkan return total dan return hariannya terbesar hingga terkecil, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Sebagai contoh, untuk periode 1 tahun (5 Januari 2009-31 Desember 2009) return total dari Si Dana Saham Syariah sebesar 76,13% dengan rata-rata harian sebesar 0,00317. Hal ini dapat diartikan, apabila seorang investor melakukan investasi selama 1 tahun selama 2009, maka investor tersebut dapat memperoleh keuntungan hingga 76,13%. Tabel 4.3 Return Total dan Return Rata-rata Reksa Dana Tahun 2009 Return Produk Si Dana Saham Syariah
1 Tahun 76,13%
Rata-rata harian 0,00317
Batasa Equity Syariah
72,83%
0,00303
Fortis Pesona Amanah
69,25%
0,00289
Cipta Syariah Equity
66,51%
0,00277
PNM Ekuitas Syariah
65,24%
0,00272
Jakarta Islamic Index
61,57%
0,00257
CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah
61,18%
0,00255
Mandiri Investa Atraktif Syariah
59,04%
0,00246
Trim Syariah Saham
57,96%
0,00241
Mega Dana Saham Syariah
52,19%
0,00217
Sumber : data yang diolah
Pada tabel 4.3. terdapat 5 (enam) reksa dana yang mampu menghasilkan return di atas return pasar (outperformed). Jakarta Islamic Index pada tahun 2009 hanya 47
mampu menghasilkan return total sebesar 0,61566 atau 61,57%. Lima reksa dana yang menghasilkan return di atas return pasar diantaranya: Si Dana Saham Syariah (76,13%), Batasa Equity Syariah (72,83%), Fortis Pesona Amanah (69,25%), Cipta Syariah Equity (66,51%), PNM Ekuitas Syariah (65,24%). Sedangkan return 4 reksa dana lainnya masih kalah dengan return pasar atau, yaitu : CIM B-Principal Islamic Equity Growth Syariah (61,18%), M andiri Investa Atraktif Syariah (59,04%), Trim Syariah Saham (57,96%), M ega Dana Saham Syariah (52,19%). Gambar 4.1 di bawah ini menggambarkan return yang dapat dihasilkan masingmasing reksa dana dibandingkan dengan return pasar (JII) dan tingkat bunga investasi bebas risiko (risk-free asset) selama 2009. Grafik perbandingan ini, akan memudahkan untuk melihat waktu dimana reksa dana menghasilkan return lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan return pasar dan investasi bebas risiko.
Gambar 4.1 Grafik Return Total Reksa Dana terhadap Return JII dan Risk-free
48
49
Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa sebagian besar reksa dana mengalami kenaikan return yang mulai terjadi pada dari bulan Januari terjadi dan melonjak hingga mencapai return tertinggi sekitar bulan M aret-April. Pada periode ini reksa dana mampu menghasilkan return yang jauh lebih tinggi dari return pasar maupun return investasi bebas risiko. Triwulan pertama kenaikan pasar dipengaruhi oleh laporan tahunan emiten yang memberikan optimisme bahwa tahun 2009 emiten akan mengahasilkan kinerja yang baik sehingga mendorong masuknya kembali investor asing di lantai bursa. Return JII sebenarnya juga mengalami kenaikan namun masih berada di bawah return beberapa reksa dana. Hal ini mengindikasikan bahwa keadaan pasar pada saat itu sedang berada pada kondisi bullish, sehingga reksa dana dengan komposisi saham mengalami kinerja yang lebih baik. Setelah mencapai titik tertinggi, return reksa dana perlahan turun hingga berada di bawah return investasi bebas risiko. Padahal diketahui bahwa return investasi bebas risiko yang diasumsikan dengan tingkat suku bunga BI semakin menurun. Fluktuasi perubahan JII setelah bulan Juli memang agak sedikit lambat dibandingkan semester pertama tahun 2009. Artinya, saham-saham yang membentuk JII pada periode ini belum 50
mampu menghasilkan return yang lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya. M enurunnya return reksa dana dipengaruhi oleh semakin menurunnya unit penyertaan pada reksa dana saham. Banyak investor yang melakukan penarikan unit penyertaannya (redemption) karena kekhawatiran investasi di pasar modal dikarenakan kasus Century pada saat itu. Hasil return total yang disajikan di atas belum mempertimbangkan faktor risiko yang terdiri dari risiko pasar dan risiko sistematis. IV.1.2 Analisis Kinerja berdasarkan Tingkat Risiko Dalam setiap instrumen investasi pasti ada faktor risiko yang melekat. Ukuran risiko yang digunakan dalam suatu instrumen investasi yaitu risiko nonsistematis (unsystematic risk) dan risiko sistematis (systematic risk). Risiko nonsistematis atau risiko total merupakan risiko dapat hilang dengan cara melakukan diversifikasi dan ditunjukkan dengan standar deviasi. Sementara itu, risiko sistematis ditunjukkan dengan beta. Beta digunakan untuk mengukur sensitivitas sekuritas terhadap pasar. Tabel 4.4. menyajikan standar deviasi dan beta dari masing-masing reksa dana dan juga JII sebagai tolak ukur.
51
Tabel 4.4 S tandar Deviasi dan Beta Reksa Dana - JII Tahun 2009
Produk Batasa Equity Syariah CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah Cipta Syariah Equity Fortis Pesona Amanah Mandiri Investa Atrakti f Syariah Mega Dana Saham Syariah PNM Ekuitas Syariah Si Dana Saham Syariah Trim Syariah Saham Jakarta Islamic Index
Standar Deviasi 0,02848 0,01864 0,02025 0,01859 0,01522 0,01813 0,02201 0,02089 0,02144 0,01745
Beta 1,33018 1,02074 1,08246 1,01393 0,81577 0,89554 0,94915 1,09169 1,08505 1,00000
Sumber: data yang diolah
Standar deviasi menggambarkan penyimpangan yang mungkin terjadi dari ratarata kinerja yang dihasilkan. Dari hasil perhitungan, risiko penyimpangan terbesar terdapat pada reksa dana Batasa Equity Syariah (0,02848). Hal ini sesuai dengan prinsip investasi, semakin besar pengembalian maka akan semakin besar pula risiko (higher return,higher risk). Reksa dana tersebut mampu menghasilkan return yang besar, maka risiko untuk menyimpang pun akan lebih luas range-nya. Untuk risiko penyimpangan terkecil dimiliki oleh reksa dana M andiri Investa Atraktif Syariah (0,01522) Sementara itu, beberapa reksa dana memiliki beta lebih besar dari 1. Jika fluktuasi perubahan reksa dana dan JII tepat sama, maka beta akan sama dengan 1. Jika ternyata reksa dana mengalami perubahan tingkat pengembalian yang lebih besar dibandingkan tingkat tingkat pengembalian pasar, beta akan lebih besar daripada 1, dan begitu pula sebaliknya. Pada tabel 4.4. terdapat enam reksa dana yang memiliki beta lebih besar dari 1. Beta tertinggi dihasilkan oleh reksa dana Batasa Equity Syariah 52
(1,33018) sedangkan yang terkecil pada reksa dana M andiri Investa Atraktif Syariah (0,81577). Analisis tingkat risiko untuk masing-masing reksa dana adalah sebagai berikut: a. Batasa Equity Syariah M enghasilkan return satu tahun sebesar 0,72827 atau 72,83% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0,02848. Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,75675 (0,72827 + 0,02848) ataupun turun menjadi 0,69979 (0,72827 – 0,02848). Sementara itu, beta reksa dana ini sebesar 1,33018 lebih besar dari beta pasar yang sama dengan 1. Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini cenderung lebih besar dan lebih fluktuatif dibandingkan dengan JII. Komposisi portofolio reksa dana ini kemungkinan terdiri dari saham-saham yang bergerak mengikuti indeks atau saham-saham dalam JII. b. CIM B-Principal Islamic Equity Growth Syariah M enghasilkan return satu tahun sebesar 0,61177 atau 61,18% dengan tingkat penyimpangan (standar deviasi) sebesar 0,01864 Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,63041 (0,61177 + 0,01864) ataupun turun menjadi 0,59313 (0,61177 - 0,01864). Sementara itu beta reksa dana ini sebesar 1,02074, lebih besar dari beta pasar yang sama dengan 1. Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini cenderung lebih besar dan lebih fluktuatif
53
dibandingkan dengan JII. Komposisi portofolio kemungkinan diletakkan pada saham-saham yang membangun indeks JII. c. Cipta Syariah Equity M enghasilkan return satu tahun sebesar 0,66508 atau 66,51% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0,02025. Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,68533 (0,66508 + 0,02025)
ataupun turun menjadi 0,64483
(0,66508 – 0,02025). Sementara itu, beta reksa dana ini sebesar 1,08246 lebih besar dari beta pasar yang sama dengan 1. Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini cenderung lebih besar dan lebih fluktuatif dibandingkan dengan JII. Komposisi portofolio diletakkan pada saham-saham yang menggerakkan indeks JII. d. Fortis Pesona Amanah M enghasilkan return satu tahun sebesar 0,69249 atau 69,25% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0,01859. Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,71108 (0,69249 + 0,01859) ataupun turun menjadi 0,67390 (0,6925 – 0,01859). Beta reksa dana ini sebesar 1,01393 atau lebih besar daripada pasar (beta > 1). Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini lebih besar dan fluktuatif dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Reksa dana ini kemungkinan tediri saham-saham yang berada dalam JII, sehingga pergerakannya cukup sensitif dengan pergerakan pasar.
54
e. M andiri Investa Atraktif Syariah M enghasilkan return satu tahun sebesar 0,59044 atau 59,04% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0,01522. Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,60566 (0,59044 + 0,01522) ataupun turun menjadi 0,57522 (0,59044 – 0,01522). Beta reksa dana ini sebesar 0,81577 atau lebih kecil daripada pasar (beta < 1). Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini lebih kecil dan kurang fluktuatif dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Komposisi portofolio dari reksa dana ini kemungkinan terdiri atas saham yang
bergerak lebih lambat dibandingkan pasar, hal ini manajer investasi
dilakukan untuk memperkecil risiko. f. M ega Dana Saham Syariah M enghasilkan return satu tahun sebesar 0,52187 atau 52,19% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0,01813. Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,54000 (0,52187 + 0,01813) ataupun turun menjadi 0,50374 (0,52187 – 0,01813). Beta reksa dana ini tercatat sebesar 0,89554 lebih kecil daripada pasar (beta < 1). Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini lebih kecil dan kurang fluktuatif dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Komposisinya portofolionya kemungkinan mengkombinasikan saham yang ada pada JII namun diimbangi dengan saham yang tidak terlalu sensitif dengan pasar.
55
g. PNM Ekuitas Syariah M enghasilkan return satu tahun sebesar 0,65239 atau 65,24% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0,02201. Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,67440 (0,65239 + 0,02201) ataupun turun menjadi 0,63038 (0,65239 – 0,02201). Beta reksa dana ini sebesar 0,94915 atau lebih kecil daripada pasar (beta < 1). Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini lebih kecil dan kurang fluktuatif dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Beta reksa dana yang hampir mendekati 1, kemungkinan komposisi portofolionya sebagian besar terletak pada saham-saham yang berada dalam JII, namun untuk sedikit menekan risiko, manajer investasi juga memilih saham yang tidak terlalu sensitif dengan pergerakan pasar. h. Si Dana Saham Syariah M enghasilkan return satu tahun sebesar 0,76129 atau 76,13% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0,02089. Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,78218 (0,76129 + 0,02089) ataupun turun menjadi 0,74040 (0,76129 – 0,02089). Sementara itu, beta reksa dana ini sebesar 1,09169 lebih besar dari beta pasar yang sama dengan 1. Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini cenderung lebih besar dan lebih fluktuatif dibandingkan dengan JII. Komposisi portofolio dalam reksa dana ini kemungkinan diletakkan pada saham-saham yang ada dalam JII.
56
i. Trim Syariah Saham M enghasilkan return satu tahun sebesar 0,57957 atau 57,96% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0,02144. Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,60101 (0,57957 + 0,02144) ataupun turun menjadi 0,55813 (0,57957 – 0,02144). Beta reksa dana ini tercatat sebesar 1,0805 lebih besar dari beta pasar yang sama dengan 1. Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini cenderung lebih besar dan lebih fluktuatif dibandingkan dengan JII. Komposisi portofolio dalam reksa dana ini kemungkinan diletakkan pada sahamsaham yang ada dalam JII.
IV.2 Analisis Kinerja berdasarkan Metode Risk Adjusted Return Analisis dengan memasukkan unsur risiko dilakukan dengan 3 metode pengukuran, yaitu : metode Sharpe, Treynor, dan Jansen. Untuk menghitung tiga metode ini diperlukan data risk free rate atau investasi dengan bebas risiko, dalam hal diasumsikan dengan tingkat bunga Bank Indonesia yang mejadi acuan dalam menetukan tingkat bunga SBI. Investasi pada SBI tidak mengandung risiko dengan kinerja investasi tertentu, sementara itu investasi pada reksa dana mengandung risiko sehingga diharapkan memberikan hasil investasi yang yang lebih besar. Sepanjang tahun 2009, terjadi penurunan terhadap suku bunga acuan yang ditetapkan pemerintah (lampiran 4). Untuk itu, perhitungan ini menggunakan rata-rata investasi bebas risiko (risk free) harian, yaitu sebesar 0,00238.
57
Return rata-rata harian reksa dana yang lebih besar atau kecil dibandingkan ratarata risk free-rate akan mempengaruhi lambang positif atau negatif pada rasio Sharpe dan Treynor. Dalam tabel 4.3, menunjukkan hampir seluruh reksa dana yang mampu menghasilkan rata-rata return harian melebihi rata-rata investasi bebas risiko (risk free) harian. IV.2.1 Analisis Kinerja berdasarkan Metode Sharpe Rasio Sharpe diperoleh dengan mengurangi return rata-rata reksa dana dengan return investasi bebas risiko yang akan menghasilkan risk premium. Risk premium kemudian dibagi dengan standar deviasi dari portofolio selama periode pengukuran. Perhitungan kinerja reksa dana saham dengan metode Sharpe dapat dilihat pada tabel 4.5. Sharpe ratio mengukur penambahan hasil investasi (risk premium) yang diperoleh untuk setiap risiko yang diambil. Sehingga dapat diartikan, untuk setiap satu penambahan risiko yang diambil maka risk premium reksa dana Batasa Equity Syariah akan bertambah 0,02282.
58
Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Sharpe Reksa Dana Tahun 2009 Average Ri
Average Rf
S tandar Deviasi
Rasio Sharpe
Batasa Equity Syariah
0,00303
0,00238
0,02848
0,02282
CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah
0,00255
0,00238
0,01864
0,00912
Cipta Syariah Equity
0,00277
0,00238
0,02025
0,01926
Fortis Pesona Amanah
0,00289
0,00238
0,01859
0,02743
Mandiri Investa Atrakti f Syariah
0,00246
0,00238
0,01522
0,00526
Mega Dana Saham Syariah
0,00217
0,00238
0,01813
-0,01158
PNM Ekuitas Syariah
0,00272
0,00238
0,02201
0,01545
Si Dana Saham Syariah
0,00317
0,00238
0,02089
0,03782
Trim Syariah Saham
0,00241
0,00238
0,02144
0,00140
Jakarta Islamic Index
0,00257
0,00238
0,01745
0,01089
Produk
Sumber : data yang diolah
Setelah Sharpe ratio dari masing-masing diketahui, maka hasilnya diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil. Semakin besar nilai Sharpe ratio suatu reksa dana, menunjukkan bahwa kinerjanya semakin baik. Peringkat Sharpe ratio dapat dilihat pada tabel 4.6
59
Tabel 4.6 Peringkat Kinerja Reksa Dana Tahun 2009 (Rasio S harpe)
Peringkat
Produk
Rasio Sharpe
1
Si Dana Saham Syariah
0,03782
2
Fortis Pesona Amanah
0,02743
3
Batasa Equity Syariah
0,02282
4
Cipta Syariah Equity
0,01926
5
PNM Ekuitas Syariah
0,01545
6
Jakarta Islamic Index
0,01089
7
CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah
0,00912
8
Mandiri Investa Atrakti f Syariah
0,00526
9
Trim Syariah Saham
0,00140
10
Mega Dana Saham Syariah
-0,01158
Sumber : data yang diolah
Rasio Sharpe untuk JII diketahui sebesar 0,01089, sehingga terdapat lima reksa dana yang kinerjanya lebih unggul dibandingkan JII (outperformed) dan empat reksa dana lainnya memiliki kinerja yang masih kalah unggul dibandingkan dengan JII (underperformed). Diantara sembilan reksa dana saham syariah yang dibandingkan, kinerja reksa dana Si Dana Saham Syariah memperoleh rasio Sharpe tertinggi, yaitu sebesar 0,03782. Artinya, reksa dana ini merupakan reksa dana yang memiliki profil return terhadap total risiko terbaik selama periode ini. Rasio Sharpe positif dihasilkan hampir semua reksa dana, kecuali M ega Dana Saham Syariah yang memiliki rasio Sharpe terkecil dan negatif, yaitu sebesar -0,01158. Artinya, reksa dana ini memiliki profil return terhadap total risiko paling buruk selama periode ini.
60
IV.2.2 Analisis Kinerja berdasarkan Metode Treynor Rasio Treynor diperoleh dengan mengurangi return rata-rata reksa dana dengan return investasi bebas risiko yang akan menghasilkan risk premium, kemudian dibagi dengan beta reksa dana tersebut. Perhitungan kinerja reksa dana saham dengan metode Treynor dapat dilihat pada tabel 4.7. Sama halnya dengan rasio Sharpe, semakin tinggi nilai yang dihasilkan rasio ini maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut. Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Treynor Reksa Dana Tahun 2009 Average Ri
Average Rf
Beta
Rasio Treynor
Batasa Equity Syariah
0,00303
0,00238
1,33018
0,00049
CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah
0,00255
0,00238
1,02074
0,00017
Cipta Syariah Equity
0,00277
0,00238
1,08246
0,00036
Fortis Pesona Amanah Mandiri Investa Atrakti f Syariah
0,00289 0,00246
0,00238 0,00238
1,01393 0,81577
0,00051 0,00010
Mega Dana Saham Syariah
0,00217
0,00238
0,89554
-0,00023
PNM Ekuitas Syariah
0,00272
0,00238
0,94915
0,00036
Si Dana Saham Syariah Trim Syariah Saham
0,00317 0,00241
0,00238 0,00238
1,09169 1,08505
0,00072 0,00003
Jakarta Islamic Index
0,00257
0,00238
1,00000
0,00019
Produk
Sumber : data yang diolah
Pada pengukuran kinerja dengan metode Treynor hampir seluruh reksa dana menghasilkan nilai yang postif dan kinerja yang paling baik dihasilkan oleh Si Dana Saham Syariah sebesar 0,00072. Untuk kinerja reksa dana paling rendah dan negatif dihasilkan M ega Dana Saham Syariah sebesar -0,00019. Peringkat keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.8.
61
Tabel 4.8 Peringkat Kinerja Reksa Dana Tahun 2009 (Rasio Treynor)
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Produk Si Dana Saham Syariah Fortis Pesona Amanah Batasa Equity Syariah Cipta Syariah Equity PNM Ekuitas Syariah Jakarta Islamic Index CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah Mandiri Investa Atrakti f Syariah Trim Syariah Saham Mega Dana Saham Syariah
Rasio Treynor 0,00072 0,00051 0,00049 0,00036 0,00036 0,00019 0,00017 0,00010 0,00003 -0,00023
Sumber : data yang diolah
Jika dibandingkan dengan hasil rasio Sharpe pada tabel 4.5, tampak bahwa peringkat reksa dana seluruh reksa dana tidak mengalami perubahan. Peringkat yang tidak berubah pada pengukuran Sharpe dan Treynor menunjukkan bahwa seluruh reksa dana saham syariah telah terdiversifikasi dengan baik. Apabila terdapat reksa dana yang memiliki peringkat berbeda untuk dua pengukuran ini, berarti reksa dana tersebut tidak dapat meminimalkan risiko non sistematisnya. Diversifikasi dapat dilakukan dengan menyusun portofolio yang terdiri dari saham-saham yang berbeda sektor. Sehingga ketika salah satu sektor memiliki kinerja yang buruk, maka sektor lain yang memiliki kinerja baik diharapkan dapat mengecilkan risiko. Pengukuran kinerja dengan metode Sharpe dan Treynor merupakan komplemen (pelengkap) satu sama lainnya karena memberikan informasi yang berbeda. Portofolio reksa dana yang tidak terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk 62
Treynor namun peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe. Portofolio reksa dana yang terdiversifikasi dengan baik akan mempunyai ranking yang sama untuk kedua jenis pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran di atas menunjukkan perbedaan baik buruknya diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis. (Pratomo: h.205-206) IV.2.3 Analisis Kinerja berdasarkan Metode Jensen Pengukuran dengan metode Jensen menilai kinerja manajer investasi didasarkan atas seberapa besar manajer investasi tersebut mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya Dalam pengukuran ini jika alpha positif, berarti kinerja reksa dana tersebut lebih baik dibandingkan kinerja pasarnya. Begitu pula sebaliknya, jika alpha negatif artinya kinerja reksa dana masih kalah dengan kinerja pasar. Sehingga, semakin tinggi nilai alpha positif semakin baik kinerja reksa dana tersebut. Perhitungan kinerja berdasarkan metode ini dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Perhitungan Rasio Jensen (Alpha) Reksa Dana Tahun 2009
Produk Batasa Equity Syariah CIMB-P rincipal Islamic Equity Growth Syariah Cipta Syariah Equity Fortis P esona Amanah Mandiri Investa Atraktif Syariah Mega Dana Saham Syariah P NM Ekuitas Syariah Si Dana Saham Syariah Trim Syariah Saham
Average Average Ri Rf 0,00303 0,00255 0,00277 0,00289 0,00246 0,00217 0,00272 0,00317 0,00241
0,00238 0,00238 0,00238 0,00238 0,00238 0,00238 0,00238 0,00238 0,00238
Beta
Average Rm
Alpha
1,33018 1,02074 1,08246 1,01393 0,81577 0,89554 0,94915 1,09169 1,08505
0,00257 0,00257 0,00257 0,00257 0,00257 0,00257 0,00257 0,00257 0,00257
0,00040 -0,00002 0,00018 0,00032 -0,00007 -0,00038 0,00016 0,00058 -0,00018
Sumber : data yang diolah 63
Alpha menggambarkan rata-rata peningkatan return portofolio per waktu yang berasal dari kemampuan manajer investasi dalm memprediksi harga sekuritas.. M etode Jensen mengukur nilai alpha reksa dana terhadap return pasarnya (JII), maka nilai Jensen untuk JII sama dengan nol. Hasil pengukuran alpha Jensen dari yang tertinggi hingga terendah dapat dilihat pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Peringkat Kinerja Reksa Dana Tahun 2009 (Alpha Jensen) Alfa Peringkat
Produk
Jensen
1
Si Dana Saham Syariah
0,00058
2
Batasa Equity Syariah
0,00040
3
Fortis Pesona Amanah
0,00032
4
Cipta Syariah Equity
0,00018
5
PNM Ekuitas Syariah
0,00016
6
CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah
-0,00002
7
Mandiri Investa Atrakti f Syariah
-0,00007
8
Trim Syariah Saham
-0,00018
9
Mega Dana Saham Syariah
-0,00038
Sumber : data yang diolah
Dari perhitungan tampak bahwa lima reksa dana menghasilkan alpha positif (outperformed) sedangkan empat reksa dana lainnya menghasilkan alpha negatif (underperformed). Empat reksa dana yang menghasilkan alpha negatif adalah CIM BPrincipal Islamic Equity Growth, M andiri Investa Atraktif Syariah, Trim Syariah Saham, dan M ega Dana Saham Syariah. M anajer investasi empat reksa dana ini masih kurang menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam pengelolaan portofolio untuk memberikan tingkat return yang lebih tinggi dari return pasarnya. 64
Si Dana Saham Syariah berada di peringkat pertama dengan nilai alpha positif sebesar 0,00058, artinya manajer investasinya telah menggunakan kemampuan yang lebih yang dimiliki dalam mengelola portofolionya dibandingkan manajer investasi lain. Sementara itu, alpha terendah dihasilkan oleh reksa dana M ega Dana Saham Syariah dengan alpha -0,00038.
IV.3 Peringkat Kinerja Reksa Dana Terbaik Setelah mengetahui besar return yang dihasilkan, tingkat risiko yang dimiliki, dan kinerja berdasarkan metode Sharpe,Treynor, dan Jensen masing-masing, maka reksa dana saham syariah terbaik pada periode ini sudah dapat ditentukan. Tabel 4.11 di bawah ini, merupakan ringkasan reksa dana yang menghasilkan return dan risiko terbesar. Tabel 4.12 menampilkan kinerja reksa dana yang baik berdasarkan risk adjusted return.
Tabel 4.11 Reksa Dana dengan Return dan Risiko Terbesar Risiko Return
Standar deviasi
Beta
Si Dana Saham Syariah
Batasa Equity Syariah
Batasa Equity Syariah
Batasa Equity Syariah
PNM Ekuitas Syariah
Si Dana Saham Syariah
Fortis Pesona Amanah
Trim Syariah Saham
Trim Syariah Saham
Cipta Syariah Equity
Si Dana Saham Syariah
Cipta Syariah Equity
PNM Ekuitas Syariah
Cipta Syariah Equity
CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah
65
Tabel 4.12 Reksa Dana dengan Kinerja Terbaik berdasarkan Risk Adjusted Return Risk Adjusted Performace Sharpe
Treynor
Jensen
Si Dana Saham Syariah
Si Dana Saham Syariah
Si Dana Saham Syariah
Fortis Pesona Amanah
Fortis Pesona Amanah
Batasa Equity Syariah
Batasa Equity Syariah
Batasa Equity Syariah
Fortis Pesona Amanah
Cipta Syariah Equity
Cipta Syariah Equity
Cipta Syariah Equity
PNM Ekuitas Syariah
PNM Ekuitas Syariah
PNM Ekuitas Syariah
Dengan melihat ringkasan dari perhitungan kinerja, maka kinerja terbaik dihasilkan oleh Si Dana Saham Syariah. Si Dana Saham Syariah menghasilkan return tertinggi dibandingkan dengan reksa dana lainnya, yaitu sebesar 76,13% dan mengalami kenaikan NAB selama 2009 sebesar 103,08%. Reksa dana ini memiliki tingkat penyimpangannya yang masih lebih rendah dibandingkan tiga reksa dana lainnya, sebesar 0,02089 dan risiko beta masih lebih rendah dari Batasa Equity Syariah. Kemampuan manajer investasi dalam menyusun komposisi portofolio efek dan alokasi dana untuk meminimalkan return dengan tingkat risiko yang dimiliki merupakan penggerak dalam kinerja reksa dana ini. Lima komposisi portofolio efek terbesar yang membentuk Si Dana Saham Syariah terdiri dari: Telekomunikasi Indonesia (10,87%), Unilever Indonesia (10,48%), Indo Tambaraya M egah (10,12%), Astra Agro lestari (9,56%), Bumi Resources (9,22%). Net asset value pada awal 2009 tercatat sebesar Rp 3,03 triliun dan meningkat pada akhir 2009 menjadi Rp. 5,28 triliun. Si Dana Saham Syariah juga menempati peringkat pertama untuk rasio Sharpe,Treynor, dan Jensen.
66
Untuk Fortis Pesona Amanah, memiliki return yang masih cukup baik diantara reksa dana saham syariah lainnya namun risikonya tergolong kecil. M eskipun manajer investasi memilih untuk menyusun portofolio dengan saham-saham yang cukup sensitif dengan pergerakan pasar, namun risiko non-sistematis sudah dapat dikurangi melalui diversifikasi yang dilakukan dengan baik. Sehingga risiko yang lebih besar muncul hanya dari risiko sistematis. Reksa dana ini menempati peringkat kedua untuk rasio Sharpe,Treynor, dan peringkat ketiga untuk rasio Jensen. Batasa Equity
Syariah yang menempati peringkat ketiga untuk rasio
Sharpe,Treynor, dan peringkat kedua untuk rasio Jensen. Reksa dana ini memiliki risiko paling besar diantara seluruh reksa dana, baik risiko total maupun sistematis. Strategi diversifikasi masih perlu dievaluasi agar risiko total dapat lebih rendah. Alternatif lainnya, investor dapat memilih Cipta Syariah Equity dan PNM Ekuitas Syariah. Namun dari sisi kinerja secara keseluruhan, kedua reksa dana ini tidak lebih baik dari Si Dana Saham Syariah, Fortis Pesona Amanah, dan Batasa Equity Syariah.
67