BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari serangkaian data yang diperoleh di lapangan baik melalui wawancara terhadap narasumber maupun hasil penelitian selama penelitian, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses atau tahapan-tahapan yang terjadi pada pendifusian dan pengadopsian program Pemicuan Stop Jentik oleh masyarakat RW 14 dan RW 33 sesuai dengan teori Rogers, yakni pengetahuan, bujukan, putusan, implementasi, dan pemastian. Proses difusi inovasi dan adopsi program Pemicuan Stop Jentik yang terjadi di wilayah Kelurahan Kadipiro RW 14 berjalan namun dengan hasil yang kurang maksimal dan banyak hambatan. Mayoritas dari mereka masih belum mengerti esensi dan penerapan program Pemicuan Stop Jentik, sehingga pendifusian program Pemicuan Stop Jentik di RW 14 masih belum mampu memberikan kesadaran bagi warga RW 14, karena sedikitnya warga yang paham dan melakukan program Pemicuan Stop Jentik. Sedangkan untuk proses difusi inovasi program Pemicuan Stop Jentik di wilayah RW 33 berjalan cukup lancar, menghasilkan sikap sadar kebersihan demi terhindarnya demam berdarah dengan
melakukan
seluruh
kesepakatan-kesepakatan
pengadopsian pun dilaksanakan hampir seluruh warga RW 33.
195
program,
196
2. Dalam keberjalanan proses difusi dan adopsi program Pemicuan Stop Jentik, banyak faktor pendukung dan pengambat yang mengiringi. Faktor pendukung keberhasilan program Pemicuan Stop Jentik adalah: a. Bahasa yang digunakan oleh petugas dalam menjelaskan materi mudah untuk dimengerti. b. Adanya dukungan dari Kepala Dinas Kesehatan, pihak kelurahan, serta dari Puskesmas dan kader. c. Keingintahuan masyarakat menganai program baru tentang Demam Berdarah karena merasa daerahnya endemis DB. d. Peran tokoh masyarakat dan kader yang mampu mempengaruhi sikap dan perilaku warga. Sedangkan faktor penghambatnya adalah sebagai berikut: a. Fasilitator yang kurang berkompeten untuk memicu masyarakat. b. Belum kompaknya antara pihak-pihak internal dari innovator untuk mendifusikan program Pemicuan Stop Jentik. c. Waktu yang kurang sinkron antara waktu yang dimiliki oleh petugas dengan waktu yang dimiliki oleh warga sehingga sulit bertemu saat sosialisasi atau pertemuan. d. Kesibukan warga yang membuat mereka kesulitan untuk menjalankan kesepakatan yang mereka buat. e. Masih kurang sadarnya masyarakat akan arti penting kebersihan. f. Faktor keterbatasan daya ingat bagi warga.
197
g. Beberapa warga yang sulit untuk diajak bekerja sama dalam menjalankan kesepakatan. h. Kurangnya sumber daya manusia untuk menjadi petugas PSN. 3. Selain itu Program Pemicuan Stop Jentik juga memenuhi lima karakteristik suatu inovasi seperti yang diungkapkan oleh Rogers, sehingga mudah diadopsi. Jika dilihat dari karakteristik inovasinya, yaitu keuntungan relatif, program ini merupakan program yang menguntungkan dalam hal ekonomi dan sosial. Dari segi kompatibilitas, Program Pemicuan Stop Jentik sesuai dengan norma-norma dan struktur sosial yang ada di dalam sistem sosial masyarakat Kadipiro. Dari segi kompleksitas, program ini tidaklah sulit untuk diterapkan meski dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala. Dari segi observabilitas, hasil dari pemakaian ini hanya bisa dilihat dan dirasakan oleh adopter saja dan juga bisa dirasakan oleh masyarakat lain. Namun untuk karakteristik observabilitas ini, antara RW 14 dan RW 33 memiliki perbedaan. Hanya RW 33 saja yang hasilnya bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat yang lainnya juga. B. Saran : 1. Dinas Kesehatan Surakarta bersama aparatnya
yakni Puskesmas
Gambirsari, perlu untuk memperbanyak intensitas pertemuan evaluasi. Selain bermanfaat untuk mengetahui apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki, juga untuk mengingatkan opinion leader untuk selalu melaksanakan program yang telah mereka sepakati sejak awal pertemuan.
198
2. Perlu keaktifan dan partisipasi yang lebih bagi para kader kesehatan (change agent) untuk selalu mengingatkan para warganya mengenai program dan informasi apa saja yang disampaikan dari Dinas Kesehatan. Juga perlu membuat catatan khusus bagi kader kesehatan agar tidak lupa menangkap informasi penting yang baru dari Dinas Kesehatan Surakarta. 3. Perlu adanya sosialisasi lebih lanjut mengenai BHT yang merupakan bagian dari Pemicuan Stop Jentik, karena masih banyak warga yang belum mengenal BHT, bahkan yang pernah mendengar informasi BHT pun sudah tidak mengingat dengan jelas. 4. Pihak Dinas Kesehatan Surakarta perlu untuk menyamakan visi dan misi untuk pelaksanaan program Pemicuan Stop Jentik, mengingat masih belum tercapainya keserasian tujuan antara pihak-pihak internal Dinas Kesehatan itu sendiri. Karena belum serasinya visi dan misi dalam pihak internal itu sendiri berpengaruh pada output yang dihasilkan. Jika setiap bagian internal Dinas Kesehatan saling bekerjasama, maka akan tercapai hasil yang besar karena saling melengkapi dan memberikan dukungan. 5. Perlu diadakan pelatihan yang lebih untuk para fasilitator agar dapat menyampaikan materi yang mudah diingat dan mampu memberikan motivasi kepada warga agar mau melaksanakan program Pemicuan Stop Jentik. 6. Lebih diperbanyak koordinasi antara petugas dengan warga, agar dapat tercapai waktu yang tepat, sehingga banyak warga yang hadir dalam acara Pemicuan.
199
7. Perlu penambahan jumlah petugas PSN agar dalam pelaksanakan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) bisa saling menggantikan jika salah satu atau beberapa petugas PSN berhalangan. 8. Dinas Kesehatan Surakarta diharapkan mampu membuat inovasi untuk memotivasi kesadaran warga untuk membantu keberhasilan program Pemicuan Stop Jentik. Lomba-lomba kebersihan antar RW yang pernah dilakukan ternyata cukup memancing antusias warga. Inovasi-inovasi kegiatan seperti itu perlu untuk dilakukan lebih sering agar warga memiliki motivasi lain untuk selalu menjaga kebersihan. 9. Diharapkan adanya penelitian lanjutan yang meneliti keberlanjutan Program Pemicuan Stop Jentik di kedua daerah tersebut, RW 14 dan RW 33, atau meneliti keberjalanan Difusi program Pemicuan Stop Jentik di wilayah Surakarta yang lain, karena menurut hasil wawancara dengan pihak P2PL Dinas Kesehatan Surakarta, akan dilaksanakan program Pemicuan Stop Jentik di seluruh Kelurahan di Surakarta dengan perwakilan beberapa RW dari yang endemis. Atau perlu juga meneliti studi evaluasi efektivitas Program Pemicuan Stop Jentik di kalangan masyarakat Kelurahan Kadipiro.